40
KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Filsafat Agama Oleh: Iksan 11510045 JURUSAN FILSAFAT AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

  • Upload
    vohuong

  • View
    250

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Filsafat Agama

Oleh:

Iksan

11510045

JURUSAN FILSAFAT AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI
Page 3: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI
Page 4: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI
Page 5: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

v

MOTTO

Lebih baik bertindak walaupun sedikit daripada terdiam dalam angan-

angan

Page 6: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya Mempersembahkan Skripsi Ini Untuk:

Kedua orang tua saya (Ibu dan Bapak) tercinta yang selalu

menyayangi dan memberikan semangat hidup dalam perjalanan

mencari ilmu di tanah rantau

Saudara-saudara saya yang sama-sama masih menempuh pendidikan

dan yang sudah berkeluarga

Dan orang-orang tercinta yang ada disekeliling saya

Page 7: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

ا

ة

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ز

ش

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

Alif

Bā‟

Tā‟

Ṡ ā‟

Jīm

Ḥā‟

Khā‟

Dāl

Żāl

Rā‟

Zāi

Sīn

Sy n

Ṣ ād

Ḍād

Ṭ ā‟

Ẓ ā‟

„Ain

Gain

Fā‟

Tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

ż

r

z

s

sy

g

f

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

Page 8: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

viii

ق

ك

ل

و

و

هـ

ء

Qāf

Kāf

Lām

Mīm

Nūn

Wāw

Hā‟

Hamzah

Yā‟

q

k

l

m

n

w

h

'

Y

qi

ka

„el

„em

„en

w

ha

apostrof

Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

يـتعددة

عدة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Tā’marbūṭ ah di akhir kata

Semua tā’ marbūṭ ah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal

ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang

“al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam

bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata

aslinya.

حكة

عهـة

األونيبء كساية

ditulis

ditulis

ditulis

Ḥ ikmah

‘illah

karāmah al-auliyā’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

Page 9: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

ix

-------

-------

-------

Fatḥ ah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

A

i

u

فعم

ذكس

يرهت

Fatḥ ah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

żukira

yażhabu

E. Vokal Panjang

1. fatḥ ah + alif

جبههـية

2. fatḥ ah + yā‟ mati

تـسي

3. Kasrah + yā‟ mati

كسيـى

4. Ḍammah + wāwu mati

فسوض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā : jāhiliyyah

ā : tansā

ī : karīm

ū : furūḍ

F. Vokal Rangkap

1. fatḥ ah + yā‟ mati

ثـيكى

2. fatḥ ah + wāwu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

Bainakum

au

qaul

Page 10: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

x

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

ـتى أ أ

اعدت

شكستـى نئ

ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal

“al”

انقسأ

انقيبس

ditulis

ditulis

al-Qur’ān

al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah

tersebut

انسبء

انشس

ditulis

ditulis

as-Samā’

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

انفسوض ذوى

انسـة أهم

ditulis

ditulis

Żawi al-furūḍ

ahl as-sunnah

Page 11: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

xi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.

Segala puji syukur hanya bagi Allah atas segala rahmat, taufiq serta hidayahnya.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan keharibaan Rasulullah SAW dan

para sahabatnya. Amin

Akhirnya setelah melewati proses panjang, penyusunan dapat menyelesaikan

skripsi ini berktat bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu, pada kesempatan kali

ini penyusun ingin menyampaikan ungkapan terimakasih khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A, ph.D. selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam.

3. Bapak Dr. Robby H. Abror, M.Ag., M.Hum selalu Ketua Jurusan Filsafat

Agama

4. Bapak Drs. Abdul Basir Solissa, M.Ag selaku Pembimbing Skripsi yang

selalu memberi arahan serta bimbingan dalam penyusunan skripsi ini dari

awal hingga akhir.

5. Bapak Imam Iqbal, S.fil.I.,M.S selaku pembimbing akademik (PA) yang

sejak awal masuk kuliah selalu memberi bimbingan dan nasehat dalam

proses menyelesaikan kulian maupun dalam menyelesaikan skripsi.

6. Kedua orang tercinta bapak Hasyim dan ibu Sitti yang tidak pernah berhenti

mendoakan dan memberi dukungan kepada penyusun sehingga dapat

menyelesaikan kulian di UIN Sunan Kalijaga.

Page 12: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

xii

7. Saudara-saudaraku tercinta Mas Jun, Mbak Farihah, Halimur Rasyid.

8. Teman-teman seperjuangan hidup dan di Filsafat Agama (Lampita Miftahul

Jannah, Nia, Dian, Wiwik, Olif, Rifka, Prabu Alim, Fadil, Wahedi, Rasyidi,

Su’di, Darsono, Aziz, Maul, Wahyudi, Mas Edi, dan sederan yang lain yang

penulis tidak sebutkan di sini).

9. Shabat-sahabat seperjuangan (Jhon, Sauqi, Agus, Ara, Jaki, fiyat, Isto dll)

dan sahabat-sahabat penyusun (Sanusi, Yusri, Lufti, O2nk MD, O2nk Habul,

Imam Nawi, Om Fathol, Ali Fakih, Mas Lukman, Nufil Istikhori dll).

10. Sahabat-sahabat penyusun di Kos Kenzi diantaranya Faisol, Zahid, Bang

Fahrul, O2nk dan teman-teman Interpreoner Abarori Alsael, R.Hendri

Nasution, Imam budidaya, Taufikur Rahman al-bisnisi, Samsul phetthie dan

Aziz shamsam.

Sebagai insan biasa, penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini

masih banyak kekhilafan dan kekurangan yang mewarnai skripsi ini dan karya ini

masih jauh dari harapan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengaharapkan kritikan

dan saran yang bersifat konstruktif utnuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhrinya

penulis sangat berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun sendiri dan

orang lain yang membaca isi dalam skripsi ini. Amin.

Yogyakarta, 9 Juni 2015

Penulis

Iksan

NIM. 11510045

Page 13: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

xiii

ABSTRAK

Perubahan demi perubahan tidak dapat dihindari mengiringi perkembangan

zaman. Dari perkembangan ini ada yang lebih mengarah pada sisi yang positif seperti

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pesatnya perkembangan teknologi,

tetapi di sisi yang lain juga dari perkembangan tersebut membawa dampak negatif

terhadap kehidupan umat manusia seperti yang terjadi sekarang ini yaitu terjadi krisis

moral dan lemahnya iman seorang muslim terhadap Tuhannya.

Akibatnya, manusia menghamba pada materi dan senantiasa mengejar

kenikmatan dunia yang sifatnya fana. Semua ini terjadi menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah disebabkan karena lemahnya iman seseorang. Akhirnya perbuatan dosa bisa

dilakukan untuk mengejar materi tersebut baik yang sifatnya pelanggaran terhadap

Tuhan atau yang sifatnya pelanggaran yang dapat merugikan antar sesama, seperti

dehumanisasi, membunuh, berzina, korupsi, makan harta anak yatim dan bahkan

menyekutukan Tuhan (Allah).

Sehubungan dengan itu, penelitin tentang konsep taubat menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah salah satunya bertujuan untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan

yang tengah dihadapi masyarakat modern tersebut. Selain untuk mengetahui konsep

taubatnya Ibn Qayyim al-Jauziyah secara jelas, juga agar dapat memberikan solusi

terhadap permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

penelitian studi pustaka (library research) dengan mencari data-data mengenai taubat

dan pemikiran Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang taubat dalam menjawab problem

manusia modern. Kemudian sumber data-data tersebut dikumpulkan dan dianalisis

secara kritis sebelum dituangkan dalam sebuah pemaparan.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep taubat Ibn Qayyim al-

Jauziyah tidak sekedar untuk menebus dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seorang

manusia tetapi taubat yang ditawarkan oleh beliau lebih kepada kehendak atau tekad

yang kuat dari seorang manusia itu sendiri untuk tidak mengulangi dosa lagi dan

memperbaikinya di masa yang akan datang. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah bahwa

sebelum seseorang melakukan taubat terlebih dahulu harus melakukan muhasabah

sebab muhasabah ini yang akan menyadarkan manusia. Setelah itu taubat harus

dilaksanakan dengan sunguh-sunguh (taubatan naṣ ủḥ a) ingin kembali ke jalan Allah

yaitu kembali kepada Allah dari kedurhakaan kepada ketaatan kepada-Nya dengan

melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi laranganNya. Konsep taubat Ibn

Qayyim al-Jauziyah sangat relevan dengan kondisi sekarang sebab ia berorientasi

kepada kebaikan bagi masa depan manusia agar lebih memperkuat ibadahnya kepada

Allah dan untuk perbaikan hubungan dengan sesamanya.

Page 14: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .... ................................................................................... i

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..... ................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

ABSTRAK……..…................ ......................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................... ................................................................................ xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 10

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11

E. Metode Penelitian ....................................................................... 14

F. Sistematika Pembahasan ............................................................. 15

BAB II : BIOGRAFI IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH

A. Riwayat Hidup Ibn Qayyim Al-Jauziyah....... .............................. 17

B. Kondisi sosial dan Perjalanan Karir Keilmuannya ..................... 19

C. Pemikiran Ibn Qayyim Al-Jauziyah dan Karya-Karyanya ......... 29

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP TAUBAT MENURUT

IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH

A. Pengertian Taubat......................................................................... 39

Page 15: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

xv

B. Macam-Macam Taubat dan Hukumnya ...................................... 40

C. Syarat-Syarat Terpenuhinya Taubat ............................................ 42

D. Hal-Hal yang Menyebabkan Orang Bertaubat ............................ 46

BAB IV : ANALISIS TERHADAP KONSEP TAUBAT IBN QAYYIM

AL-JAUZIYAH DALAM MENJAWAB PROBLEM

MANUSIA MODERN

A. Problem-Problem Manusia Modern ............................................ 55

B. Taubat Sebagai Jalan Alternatif .................................................. 69

C. Implementasi Taubat Dalam Kehidupan Nyata .......................... 67

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .... ........................................................................... 69

B. Saran ...... .................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74

Page 16: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bukanlah hal yang mudah untuk melaksanakan amanah dan tanggung jawab

di muka bumi ini, sebab selain diberi kesempurnaan dan kemampuan tinggi,1 manusia

juga memiliki sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum, seks,

keamanan, kebahagiaan dan lain sebagainya2 yang nantinya akan terus melekat dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Kelebihan dan kekurangan ini yang sejatinya tak boleh

disepelekan dalam hidup agar manusia bisa berhati-hati dalam menjalankan tanggung

jawab karena jika tidak bisa mengendalikan keduanya, bisa jadi manusia akan

menjadi mahluk yang serakah dan sombong.

Sedangkan kesombongan dan kecenderungan untuk berbuat zalim terhadap

dirinya dan sesemanya itu akan bermuara pada suatu penyesatan dan akan menjadi

bumerang dalam hidup. Nafsu dan cinta terhadap kenikmatan dunia akhirnya akan

manjadi prioritas utama di atas segala-galanya, bahkan bisa membawa mereka lupa

terhadap akhiratnya sebagai tujuan akhir dari hidup ini. Dalam kondisi demikian

manusia tidak lagi sempurna atau sulit untuk mencapai kesempurnaan, jurstru pada

1 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 82.

2 Al-Rasyidin, H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hlm. 1-2.

Page 17: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

2

taraf ini menurut al-Ghazali posisinya sama dengan binatang, bahkan bisa lebih

rendah dari binatang.3

Mereka tidak lagi mendahulukan tanggung jawabnya untuk melaksanakan

amanah –yang sejatinya selalu dituntut untuk berbuat kebaikan, tolong-menolong

antar sesama dan menegakkan keimanan terhadap yang Maha Kuasa (Allah). Islam

sangat mengharapakan agar seluruh aktivitas seorang hamba dapat diniatkan ibadah

semata-mata untuk mencari ridha Allah. Karena bila semua dimensi kehidupan itu

benar-benar diniatkan untuk mencari ridha Allah, maka semua itu adalah ibadah. 4

Inilah tujuan hidup manusia di muka bumi ini menurut para kaum sufi, yaitu

semata-mata untuk ibadah dan mengesakan Allah. Dalam firman-Nya Allah

menegaskan: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S. Adz-dzariat: 56). Kehidupan yang penuh dengan

tuntunan spiritual ini yang ditawakan oleh kaum sufi di tengah kegersanagan spirit

keagamaan yang melanda kehidupam umat manusia modern dan ketika logika tidak

mampu merubah jalan hidup manusia lebih baik.

Kehadiran para sufi sejatinya ingin memberikan jalan alternatif (altenatif

solution) ketika para filosof dan aliran rasional tidak mampu memberikan “obat

mujarab” bagi jiwa yang gelisah untuk mengatasi problema hidup dan tantangan

3 Muhammad Yasir Nasution, Manusia menurut al Ghazali (Jakarta: Rajawali Pers,

1988),hlm.132. 4 Al-Rasyidin, H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hlm. 20.

Page 18: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

3

zaman yang semakin berkembang lewat modernitas-nya.5 Pada kondisi ini dimensi

sufismelah solusi yang tepat untuk mengatasi krisis spiritualitas manusia modern ini.6

Tujuannya jelas, yaitu agar manusia bisa merubah dirinya lebih baik dengan menitik-

beratkan pada jalan spiritual, pembersihan hati dari sifat sombong, congkak, berbuat

zalim dan perbutan-perbutan dosa yang dapat menghapus keimananan seseorang.

Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa orang yang tidak beriman dan

mentalnya rusak ia tidak akan percaya terhadap kehidupan yang lebih mulia dan

kekal, namun ia lebih cinta terhadap kehidupan dunia, tamak dan lebih

mengutamakan akalnya dalam perbutannya.7 Kondisi ini yang menyebabkan manusia

sulit mencapai kesempurnaan, apalagi ingin mendekati Allah. Justru pada tahap

tertentu mereka akan lalai dalam mengerjajakan perintah-perintah Allah yang

sejatinya wajib hukumnya untuk dilakukan dan lagi-lagi pekerjaan-pekerjaan yang

orientasinya materi bersifat dunia yang senantiasa akan diperjuankan.

Padahal jika mau sadar bahwa cinta terhadap dunia yang berlebihan akan

mengikis keimanan seseorang yang nantinya bermuara pada suatu tindakan yang

dapat menghambat diri seseorang menuju Sang Ilahi (ma‟rifatullah) sebagai inti dari

5 Kehadiran modernitas sejatinya membawa dampak perubahan yang signifikan dalam

kehidupan umat manusia, disatu sisi mempu memberikan gebrakan positif bagi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sedangkan disisi yang lain menyebabkan rapuhnya moral manusia, berupa

kekeringan jiwa atau dalam bahasanya Haidar Nashir kesengsaraan rohaniah (Haidar Nashir, Agama

dan Krisis Manusia Modern), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997). hlm. 138. 6 Harun Nasution, filsafat dan Mistisisme, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973). hlm. 56

7 Ibn Qayyim Al-Jauziah, Alfawaid: Menuju Pribadi Takwa, ter. Kathur Suhardi. cet.

1(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), hlm.100-101.

Page 19: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

4

ajaran tasawuf.8 Tasawuf sejatinya inging membimbing seseorang agar lebih dekat

dengan Allah melalui jalan kesufian (thariqah), yaitu jalan penyucian jiwa untuk

mendekatkan diri pada Sang Maha Suci (Allah),9 sedangkan taubat diakui secara

umum sebagai maqam pertama yang harus dilalui seorang salik (orang yang

menjalani tasawuf) untuk menuju kepada Allah. Maqam adalah latihan dan

perjuangan menuju Allah “Azza Wa jalla”.10

Dan Allah tak dapat didekati sebelum

bertaubat. Karena dengan bertaubat jiwa salik bersih dari dosa sementara Allah Swt

hanya dapat didekati dengan jiwa yang suci atau tak berdosa.11

Sebagai tangga pertama, taubat adalah suatu kewajiban yang harus dilalui oleh

seorang hamba agar dirinya bisa dekat dengan Allah sebelum maqam-maqam yang

lain. Jika seseorang belum memenuhi kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam

berbagai maqam, maka ia tidak boleh naik kejenjang lebih tinggi.12

Lebih jelasnya

Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Madarijus Salikin mengatakan bahwa taubat

merupakan media permulaan, pertengahan dan akhir bagi seorang hamba yang sedang

melakukan perjalanan kepada Allah.13

8 Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam., cet. II (Jakarta: PT Raja Brafindo

Persada, 2002), hlm.39. 9 Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat; Study Pemikiranan dan Pengalam Sufi, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada), hlm. 45. 10

Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat; study Pemikiran dan Pengalam Suf, hlm. 54 11

Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm.

66. 12

Abd Al-Razzag Al-Kasyani, Kitab Istilahat al-Sufiah, (London: The Octagon Press LTD,

1991), hlm. 66. 13

Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Majaridus Salikin (Pendakian Menuju Allah) Penjabaran

Kongkret “Iyyaka Na‟budu Wa Iyyaka Nasta‟in, ter. Kathur Suhardi. cet. I (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsat, 1998), hlm. 38.

Page 20: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

5

Taubat sejatinya merupakan pintu masuk bagi seorang hamba untuk

mendekatkan diri kepada Allah sebab dalam taubat ada penyesalan terhadap

perbuatan tercela yang telah dilakukan di masa silam sekaligus terdapat daya tarik

(ikhtiar) kebangkitan jiwa dari seorang hamba untuk berbeburat kebaikan di masa

yang akan datang. Salah satu alasan inilah mengapa kemudian konsep taubat Ibn

Qayyim al-Jauziyah sangat penting untuk diteliti.

Bagi Ibn Qayyim al-Jauziyah ada tiga syarat yang harus terkumpul menjadi

satu ketika bertaubat. Syarat yang pertama adalah menyesali dosa-dosa yang telah

dilakukan di masa lampau. Kedua, membebaskan diri seketika itu pula dari dosa

tersebut, dan yang ketiga bertekad untuk tidak mengulanginya lagi di masa

mendatang. Tiga syarat ini ia sebut dengan hakikat taubat yang nantinya akan

menggerakkan hati seseorang untuk mencapai yang namnya taubatan naṣủḥa.14

Taubat naṣủḥa adalah suatu pertaubatan yang dibarengi dengan keihlasan dan

kejujuran.15

Allah Berfiman:

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah

dengan taubatan naṣủḥa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan

Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkkanmu ke

dalam surge yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika

Allah tidak mengecawakan Nabi dan orang-orang Mukmin yang bersama dia;

sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan disebelah kanan mereka,

14

Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Majaridus Salikin (Pendakian Menuju Allah) Penjabaran

Kongkret “Iyyaka Na‟budu Wa Iyyaka Nasta‟in, ter. Kathur Suhardi. cet. I (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsat, 1998), hlm. 40. 15

Yusuf Qadhawi, Al-Taubat Ila Allah, ter. Irfan Maulana Hakiim, cet. I (PT Misan Pustaka,

2008), hlm. 20.

Page 21: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

6

sambail mereka berakta, “ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya

kami dan ampunailah kami. Sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala

sesuatu” (QS Al-Tahrim: 8).

Lebih rinci Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya At-Taubah Wal Inabah

membedakan taubat menjadi tiga macam yaitu taubatnya kaum awam, kaum

pertengahan dan taubatnya kaum khawaṣ.

Pertama taubatnya kaum awan adalah memandang banyak kebaikan dan

ketaatan yang telah ia lakukan selama hidup. Mereka lengah dan tidak

memperhatikan aib kebaikan-kebaikannya sehingga mereka mengingkari karunia

Allah yang telah menutupi kebaikan-kebaikan mereka dan memberi mereka

kesempatan memperbaiki kesalahannya dengan bertaubat.16

Kedua taubat kaum pertentengan. Yaitu mereka yang memandang sedikit

maksiatnya. Sedangkan memandang sedikit maksiatnya adalah dosa sebagaimana

memandang ketaatannya banyak merupakan dosa.17

Dan yang ketiga adalah

taubatnya kaum khawaṣ yaitu bertaubat dari menyia-nyiakan waktu (lalai dan

lengah) meleburkan diri bersama Allah.18

Taubatnya orang khawaṣ ini menurut Al

Ghazali adalah taubatnya orang yang berusaha untuk menolak segala sesuatu yang

dapat memalingkan diri dari jalan Allah.19

16

Ibn Qayyim Al-Jauziah, At-Taubah wal Inabah, ter. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta:

Gema Insani, 2006), hlm 141-142. 17

Ibn Qayyim Al-Jauziah, At-Taubah wal Inabah, hlm 152. 18

Ibn Qayyim Al-Jauziah, At-Taubah wal Inabah, hlm. 154-155. 19

Imam Ghazali, Rahasia Taubat, ter. Muhammad al-Baqir, (Bandung: Karisma, 2003), hlm

10-11.

Page 22: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

7

Sejatinya konsep taubat yang ditawarkan oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah

bermuara pada suatu upaya sungguh-sungguh dalam hati yang disertai dengan tekad

penyesalan ingin meninggalkan segala perbuatan yang dapat menimbulkan perbuatan

dosa itu kembali, karena ia merupakan gerbang pembuka hati yang telah terbelenggu

oleh kerikil dosa yang telah telah mendebu dalam hati penghambat untuk

mendekatkan diri kepada Allah. Sebab dengan usaha ini pertolongan Allah juga akan

terbuka dan Allah akan mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Dalam Al-Qur’an Allah berfiman:

“Dan taubatlah kamu sekalian kepda Allah, hai orang-orang yang

beriman supaya kamu beruntung” (Q.S. Al-Nur: 31).

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim Rasulullah SAW bersada:

“Wahai orang-orang, bertaubatlah kalian kepada Allah, karena aku

pun bertaubat kepda-Nya sebanyak sertus kali dalam sehari”(HR Muslim).

Dalam hadits yang lain Rasullah Saw bersabda:

“sesungguhnya Allah „Azza wa Jalla senantiasa membukakan pintu-

Nya setiap malam untuk taubatnya orang yang berbuat kesalahan pada waktu

siang. Allah juga senantiasa membukakan pintu-Nya pda siang hari untuk

menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan pada waktu malam,

sehingga matahari itu terbit dari Barat (HR An-Nasa’i).

Dua hadits Nabi di atas sejatinya ingin menunjukkan bahwa betapa

pentingnya pertaubatan itu dilakukan oleh seorang hamba Allah guna menjauh dari

perbutan-perbutan yang tercela dan dorongan hawa nafsu. Allah sangat menghendaki

taubat harus segera dilakukan, memohon ampun dan kasih sayang-Nya. Agar

Page 23: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

8

manusia tidak terbentuk oleh karakter maksiat dan tidak jauh dari posisi naungan-

Nya.20

Bertaubat dengan segera adalah tuntutan bagi seorang mukmin sejati. Tidak

boleh menunda-nunda taubat (ta‟khỉr) atau menangguhkan (taswit) taubat, karena

menurut Yusus Qardhawi hal itu dapat mengganggu hati orang yang beragama.21

Sehingga apabila ia tidak segera menyucikannya dengan bertaubat maka sedikit demi

sediki pengaruh dari perbuatan dosa itu bisa menjadi membengkak.22

Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan bahwa bersegera untuk melakukan

taubat adalah kewajiban. Taubat harus dilakukan secepatnya, tidak boleh ditunda-

tunda kerena kalau seorang menunda taubat, dia telah berdosa dan ia harus bertaubat

atas penundaan taubat yang telah ia lakukan.23

Pelaksanaan taubat yang demikian yang sangat diharapakan oleh Ibn Qayyim

al-Jauziyah dalam menghidupkan ruh keimanan umat islam yang nyaris pudar.

Kehidupan yang ditopang dengan amal kebaikan, mengikuti sunnah Rasul dan

menjalankan tuntunan syari’at islam yang semua itu tujuannya adalah untuk

nenegakkan dan mengamalkan ajaran agama. Islam agama yang rahmatan lil „alamin

20

Mohammad As’ad, Filsafat Taubat, (Solo: Studia, 1988), hlm. 27. 21

Yusus Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat Kembali ke Cahaya Allah, cet 1 (Bandung: PT

Misan Pustaka, 2008), hlm. 56-57. 22

Yusus Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat Kembali ke Cahaya Allah, hlm. 57. 23

Ibn Qayyim Al-Jauziah, At-Taubah wal Inabah, Ter. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta:

Gema Insani, 2006), hlm. 163.

Page 24: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

9

sehingga ajaran pun tidak hanya bersifat untuk kemamfaatan pribadi melainkan

mengajarkan nilai-nilai yang memberikan kemamfaatan bagi seluruh umat.

Begitu pula harapannya dari konsep taubat dalam tasawuf sebagai maqam

pertama dalam pendakian menuju Allah selain untuk meberikan pencerahan yang

dapat melahirkan kemanfaatan baik untuk pribadinya hubungan manusia dengan

Allah (dalam usaha pendakiannya) juga untuk hubungannya antar sesama manusia

agar senantiasa terjalin keharmonsian yang bermuara pada bangunan kehidupan yang

mengandung nilai-nilai ibadah.

Berdasarkan beberapa uraian tentang taubat tersebut, maka penelitian tentang

konsep taubat Ibn Qayyim al-Jauziyah sangat penting untuk diteliti selain sebagai

bentuk tuntunan pengampuanan dosa, penyesalan dan harapan bagi jiwa-jiwa yang

ingin berubah lebih baik dalam hidupnya khususnya bagi mereka yang ingin

melakukan pendakian untuk menuju maqam-maqam berikutnya seperti yang

diajarkan oleh para kaum sufi.

B. Rumusan Masalah

Agar dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan sistematis pada

pembahasan berikutnya, maka penulis hanya mengambil dua rumusan masalah yang

menjadi inti pembahasan, yaitu:

1. Bagaimana konsep taubat menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah?

Page 25: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

10

2. Bagaimana konsep taubat Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam menjawab problem

manusia modern.

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

Disamping sebagai sarat unuk mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang

Filsafta Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, penulisan skripsi ini

memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengenal dan memahami konsep taubat menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah.

2. Untuk memahmi lebih jelas apa yang menjadi syarat dan rukun diterimanya

taubat, serta apa yang menjadi penyebab tertolaknya taubat seorang hamba

Allah dalam pemikiran Ibn Qayyim al-Jauziyah.

3. Untuk memahami konsep taubatnya Ibn Qayyim al-Jauziyah dalam

menjawab problem manusia modern.

Sedangkan gunanya dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk menambah khazanah keilmuan dalam bidang filsafat, khususnya

dalam konteks tasawuf.

2. Agar mengetahui lebih mendalam sisi lain dari pemikiran Ibn Qayyim al-

Jauziyah tentang taubat yang sejauh ini belum ada sama sekali penelitian

yang mengupas tentang konsep taubatnya –yang menurut peneliti sangat

penting bagi perbaikan spritualitas hidup dalam konteks saat ini untuk

kembali pada jalan yang benar, yaitu ibadah kepada Allah.

Page 26: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

11

3. Sebagai media tambahan referensi bagi mereka yang mau bertaubat

maupun bagi penelitian berikutnya.

D. Tinjauan Pustaka

Ibn Qayyim al-Jauziyah merupakan salah satu tokoh ulama sufi yang

konsisten dan tekun menulis dalam berbagai ilmu pengetauhuan. Beberapa tulisannya

dalam bentuk kitab juga membahas tentan tasawuf khususnya thariqah ilallah

(perjalanan kepada Allah). Tatapi yang menjadi sorotan dalam tinjauan pustaka ini

adalah sebagian dari kitab Ibn Qayyim al-Jauziyah yang berhubungan dengan

pembahasan tentang taubat serta yang berkaitan dengannya.

Kitab Madarijus Salikin misalnya, dalam kitabnya yang berjumlah tiga jilid

ini, Ibn Qayyim al-Jauziyah secara garis besar mempunyai dua tujuan. Pertama

mengulas tentang pemikiranya beliau sendiri tentang jalan kesufian, sedangkang yang

kedua ingin mengkritik kandungan tulisan Abu Ismail al-Harawy dalam kita

manazilus-Sa‟irin sebuah kitab yang membahas perjalanan kepada Allah (thariqah).

Pada bagian awal dalam kitab Madarijus-Salikin yang telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia ini. Membahas Al-Fatihah yang merupakan induk dari Al-

Qur’an dan yang mengintisari semua kandungan di dalam Al-Qur’an. Kemudian

pembahasan tentang makna iyyaka na‟budu wa iyyaka nasta‟in yang menjadi ruh

dalam pembahasan kitab ini. Sedangkan bagian yang lain Ibn Qayyim al-Jauziyah

membahas masalah perjalanan kepada Allah dengan manzilah, etape, tempat

Page 27: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

12

persinggahan, keadaan dan kedudukannnya. Sementara pembahasan taubat yang

menjadi penelitian dalam skripsi ini terletak pada bagian pertengahan dalam kitab ini.

Sedangkan kitab Ibn Qayyim al-Jauziyah yang membahas tentang taubat

adalah kitab At-Taubah wal Inabah. Kitab ini merupakan salah satu sumber primer

dalam penulisan skripsi ini. Secara keseluruhan isi dalam kitab membahasan tentang

hal-hal yang menyangkut dengan taubat, mulai dari hakikat taubat, syarat-sayat taubat

yang harus dilalui seorang hamba, klasifikasi dan jenis dosa mulai dari dosa kecil

sampai dosa besar, dan diakhiri dengan ulasan tentang manjilah inabah. Dari kitab ini,

Ibn Qayyim al-Jauziyah sebenarnya ingin mendorong semangat taubat serta kembali

kejalan Allah ketika manusia mengalami yang namanya krisis moral dan keimanan.

Sedangkan skripsi yang berkaitan langsung dengan pemikiran Ibn Qayyim al-

Jauziyah di antranya adalan Konsepsi Ibn Qayyim al-Jauziyah Tentang Muhasabah

yang ditulis oleh Khayrul Anam, mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.24

Penelitian ini mengupas urgensi

gagasan muhasabah Ibn Qayyim al-Jauziyah sebagai terapi kesehatan jiwa. Bahwa

munculnya gangguan jiwa atat gangguan mental pada manusia disebabkan karena

kosongnya harti atau jiwanya mengenal dan merindukan Allah. Olebabnya

muhasabahlah obanya untuk mengetahu kekososngan diri (kesalahan) hak Allah

terhadap dirinya.

24

Khayrul Anam, Konsepsi Ibn Qayyim Al-Jauziyah Tentang Muhasabah, Skripsi Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2008.

Page 28: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

13

Kedua skripsi yang berjudul Konsep Terapi Hati Menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah dalam Kitab Tazkiyatun Nufus yang ditulis oleh Mukhozin, Mahasiswa

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakuttas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.25

Dalam skripsi ini dijelaskan apa yang dimakasud dengan hati oleh Ibn

Qayyim al-Jauziyah dan cara pengobatnnya (bila hati itu sakit atau keruh karena

godan setan) yaitu dengan secara biasa-bisasa seperti pengobatan alakadarnya.

Sedangkan yang kedua dengan syar’i (penyembuhan penyakit melaui iman kepada

Allah) sebab penyakit hati yang dimaksudkan tersebut adalah penyakit hati yang

menghendaki kecelakaan dan siksaan jangka panjang bagi pelakunya.

Ketiga skripsi yang berjudul Penafsirfan Qalb Menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah (Dalam Kitab At-Tatsir al-Qayyim)26

yang ditulis oleh Amin Mastaqi

mahasiswa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Sunana Kalijaga

Yogyakarta. Dalam skripsi sini disinggung bahwa hamper semua ayat-ayat qalb

dimaknai sebagai suatu alat untuk menghubungkan diri seseorang dengan Tuhannya

(Allah) sedangkan qalbun marỉd menurut Ibn Qayyimh al-Jauziyah ditafsiri sebagai

hati yang mengandung penyakit dimana di dalamnya terdapat kecintaan terhadap

hawa nafsu sehwat dan lebih memetingkan selain dari padanya.

Berangkat dari beberapa ulasan di atas, penulis belum menemukan kajian

yang spesifik membahan tentang konsep taubat menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah,

25

Mukhozin, Konsep Terapi Hati Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziah dalam Kitab Tazkiyatun

Nufus, Skripsi Fakuttas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. 26

Amin Mastaqi, Penafsirfan Qalb Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyah (Dalam Kitab At-Tatsir

al-Qayyim), Skripsi Ushuluddin UIN Sunana Kalijaga Yogyakarta,2010.

Page 29: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

14

baik dalam benuk penelitin skripisi maupun tesis. Untuk itu penulis bisa menarik

kesimpulan bahwa penelitan tentang konsep taubat Ibn Qayyim adalah sangat penting

untuk dilakukan.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah studi kepustakaan (library reseach), yaitu

penelitian yang menekankan pada mengumpulkan data dari kepustakaan baik yang

berupa buku, jurnal, majalah maupun sumber data lain yang berhubungan dengan

topik yang menjadi sasaran penelitian.27

Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan dapat

dipertanggung jawabkan sebagai khazanah keilmuan, maka dalam mencari sumber

data, mengolah dan menjelaskan objek penelitianm, penulis mengambil langkah-

lankah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer yang

bersifat literer28

, yaitu dengan membaca dan menelaah sumber dari

kepustakaan, kkususnya tentang karya-karya Ibn Qayyim al-Jauziyah yang

membahasan tentang taubat serta karya-karya lain yang berkaitan dengan

pembahasan tersebut.

2. Sumber data

27

Anton Bakker dan Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius,

1990), hlm. 63. 28

Setiawan Santana: Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan Obor, 2007), hlm. 83.

Page 30: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

15

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang

dimaksudkan di sini adalah buku-buku yang dikarang langsung oleh Ibn

Qayyim al-Jauziyah. Sedangkan sumber data sekunder adalah pendukung

yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, artikel maupun tulisan di

ienternet yang ada katitannya dengan pemikiran Ibn Qayyim al-Jauziyah.

3. Analisis data

Setelah data-data tersebut terkumpul kemudian dilakukan analisis

data dengan metode yang bersifat deskriptis-analitis,29

yaitu metode yang

digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan mendekripsikan segala

hasil yang berkaitan dengan pokok masalah kemudian dilakukan analisis.30

Tujuanya agar dapat memperoleh gembaran secara jelas mengenai

pemikiran seorang tokoh dan pokok permasalahan yang menjadi obyek

penelitian.

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan diuraikan secara sistematis dan logis dalam lima bab yang

di dalamnya terdiri dari beberap sub bab pembahasan. Dimana dalam perbab dan sub

bab tersebut saling ada keterkatian satu sama lain sehingga pada bab terakhir akan

ditarik sebuah kesimpulan yang menjadi ujung dari obyek penelitian ini.

29

Metode deskriptis-analitis ini dilakukan untuk mendiskripsikan segala sumber data dalam

penelitian skripsi ini, kemudian dari data-data tersebut dianalisis secara konprehensip sesuai dengan

pokok permasalahan agar nantinya dapat diperoleh suatu pengertian dan pemahaman yang mendalam

dari hasil penelitian yang dilakukan . 30

Anton Bakker dan Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat,hlm 54.

Page 31: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

16

Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian dan sistematikan pembahasan.

Bab kedua membahas mengenai biorafi Ibn Qayyim al-Jauziyah yang

bertujuan untuk mengetahui kepribadiannya, meliputi riwayat hidup, kondisi sosial

dan perjalanan karirnya dan pemikiranan berserta karya-karya yang telah dihasilkan

oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah.

Bab ketiga tinjauan umum tentang konsep taubat menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah yang di dalamnya berisi pengertian, macam-macam taubat dan hukumnya,

syarat-syarat tepenuhinya taubat, dan hal-hal yang menyebabkan bertaubat

(klasifikasi dosa/kecil, dosa besar dan faktornya).

Bab keempat akan menjelaska analisis terhadap konsep taubat Ibn Qayyim al-

Jauziyah dalam menjawab problem manusia modern. Yang didalamnya berisi tentang

problem-problem manusia modern, taubat sebagai jalan alternatifnya dan

implementasi taubat dalam kehidupan.

Bab kelima merupakan penutup dari skripsi ini yang di dalamnya berisi

kesimpulan darn saran-sarab dari penulis.

Page 32: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian tentang konsep taubat menurut Ibn Qayyim al-

Jauziyah yang telah penulis paparkan dalam bab sebelumnya setidaknya dapat

ditarik kesimpulan bahwa zaman modern tidak selalu meberikan dampak posistif

bagi perkembangan hidup manusia tetapi di sisi yang lain terkadang menimbulkan

problem bagi keberlangsungan hidup manusia. Masalah yang terjadi pada manusia

modern misalnya semakin menguatknya penghambaan terhadap materi, hidup

hedonenis dan individualistik, serta semakin lemah moralitas manusia.

Bila terjadi masalah demikian, maka penanaman nilai-nilai tasawuf

setidaknya sangat urgen untuk dilakukan. Tasawuf mestinya menjadi media untuk

meluruskannya jalan hidup manusia demi mengurangi beban masalah serta untuk

mendapatkan solusi hidup yang baik dengan pertolongan dariNya. Dalam konteks

ini taubat sebagai maqam utama untuk memperoleh ridha dan pentunjuk dari

Allah adalah sangat urgen untuk dilakukan.

Taubat merupakan kewajiban bagi seorang hamba yang telah melakukan

kesalahahan-kesalahan (dosa-dosa) yang diharamkan dan meninggalkan

kewajiban-kewajiban yang telah difardhukan. Sehingga bersegera bersegera

bertaubat dari kesalahan-kesalahan tersebut menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah

adalah wajib hukumnya, seketika itu pula dan tidak boleh ditunda-tunda. Sebab

Page 33: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

70

barang siapa yang menundanya, berarti ia telah melakukan kesalahan dan harus

bertaubat kembali atas dosa penundaan bertaubatnya.

Konsep taubat Ibn Qayyim al-Jauziyah sangat urgen dalam berkontribusi

mengatasi problem-problem yang dihadapi manusia modern sekarang ini. Sebab

menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah hanya orang yang bertaubatlah yang memiliki

harapan di masa depan, hidupnya akan mendapatkan pertolongan dari Allah dan

secara tidak langsung akan mengurangi beban dan masalah yang sedang dihadapi.

Tetapi pelaksanaan taubat harus sungguh-sunguh, sesuai melalu tahapan-tahapan

menuju kesempurnaannya.

Orang yang benar-benar betekad bertaubat pertama, ia harus

bermuhasabah sebelum taubat. Upaya ini dilakukan untuk menjernihkan hati hal-

hal buruk menuju di jalanNy dengan menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan di

masa lampau sebab taubat sejatinya tidak akan terwud tanpa kesadaran dan

penyesalan.

Kedua, meninggalkan perbuatan dosanya pada saat itu juga sebab Allah

menyaksikan terus dan melihatnya terang benderang atas perbuatan hamba-Nya

yang benar-benar punya niatan tulus memohon ampunan atas segala dosa yang ia

telah perbuat.

Ketiga, bertekad untuk tidak mengulangi perubuatan itu di masa

mendatang. Keyakian dari hati yang paling dalam untuk tidak mengulangi

perbuatan dosa kembali serta segera ingin meninggalkan dosa-dosanya adalah

Page 34: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

71

prasayat yang harus tertanama dalam hati diri seseorang yang terwujudkan dalam

bentuk perubatan.

Bagi Ibn Qayyim al-Jauziyah sejatinya taubat memang tidak sekedar untuk

menebus dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seorang manusia tetapi taubat yang

ditawarkan oleh beliau lebih kepada kehendak atau tekad yang kuat dari seorang

manusia itu sendiri untuk tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan yang pernah

dilakukan dan memperbaikanya di masa yang akan datang. Tujuannya agar dapat

segera keluar dari masalah yang melilit dirinya dan mendapatkan harapan

kebaikan dengan pertolongan Allah melalui taubatnya tersebut.

Jadi, seseorang yang benar-benar bertaubat bukan hanya dengan

meninggalkan maksiat, menyesali, lalu berkemauan kuat untuk tidak

mengulanginya lagi, melainkan dia harus memiliki kehendak kuat untuk

melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya yang bisa

melahirkan masalah dalam dirinya.

Maka dari itu bila terjadi krisis kemanusiaan dan degradasi moral yang

terjadi pada manusia modern taubatlah jalannya dan harus dilaksankan dengan

sunggugh sungguh (taubatan nasuha) agar diterima oleh Allah dengan harapan

dapat membuahkan hasil positif positif bagi bangunan hidup manusia modern di

masa yang akan datang, baik relasi manusia dengan tuhannya (sebagai jalan

kesufian) maupun terjalinnya hubungan yang lebih baik dengan antar sesama

manusia.

Page 35: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

72

Ikhtiar kebaikan ini yang terpotret dalam narasi konsep taubat Ibn Qayyim

al-Jauziyah dalam memberikan petunjuk kehidupan bagi setiap manusia menuju

jalan yang benar yaitu jalan yang sesuai yang diperintahkan oleh Allah dan yang

dianjurkan oleh Rasul-Nya.

B. Saran-Saran

Penelitian ini berangkat dari kegelisahan penulis melihat berbagai prolem

dan penyakit yang melanda pada manusia modern sehingga penelitian tentang

taubat dirasa sangat penting untuk dilakukan untuk memberikan kontribusi

penting bagi tujuan hidup manusia yang mulai melenceng dan mengalami krisi

moral. Tetapi penulis menyadari bahwa penelitian yang begitu singkat ini masih

jauh dari kesempurnaan dan perlu dilakukan penelitian mendalam lagi tentang

masalah ini, terutama pemikiran Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang taubat

relevansinya dengan kehidupan manusia sekarang.

Maka dari itu penulis sangat berharap ada pengembangan dari penelitian

ini dan ada penelitian yang leibh intensif legi mengenahi konsep taubat sebab hal

tersebut merupakan persolan penting bagi kehidupan umat muslim khususnya

yang hidup di zaman modern ini, sehingga hasilnya nanti dapat diaplikasikan

dalam kehidupan nyata dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh umat

manusia.

Akhirnya, penelitian yang sangat sederhana dan jauh dari kesempurnanan

ini semoga bermanfaat meskipun perlu terus dikembangkan dan diperbaiki ulang,

baik dari segi penulisan maupn analisis yang belum lengkap selama penelitian.

Page 36: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

73

Inilah yang menjadi harapan penulis sekaligus pekerjaan rumah bersama (PR)

untuk selanjutnya.

Page 37: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

74

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. Majaridus Salikin (Pendakian Menuju Allah)

Penjabaran Kongkret “Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in, ter. Kathur

Suhardi. cet. I Jakarta: Pustaka Al-Kautsat, 1998.

Al-Jauziah, Ibn Qayyim. Alfawaid: Menuju Pribadi Takwa, ter. Kathur Suhardi.

Cet I Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim dan Ibnu Taimiyyah, Pesona Keindahan, terj. Hadi

Mulyo, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Azzam, 1999.

Al-Jauziah, Ibn Qayyim. Kalimat Tayyib,,ter. Kathur Suhardi, cet. Ke-3, Jakarta:

Pustaka al-Kausar, 1999.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. Kunci Kebahagiaan, terj. Abdul Hayyie al-Katani, dkk,

Jakarta: Akbar Media, 2004.

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. Manajemen Qalbu, terj. Ainul Haris Umar Arifin, cet:

VI, Jakarta: Darul Falah, 2005.

Al-Jauziah, Ibn Qayyim. Ighatsatul Lahfan, terj. Hawin Murtadho dkk, cet. V

Surakarta, 2012.

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. 13 Pengaruh Maksiat, terj. Junaidi Sofandi, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2000.

Al-Jauziah, Ibn Qayyim At-Taubah Wal Inabah, ter. Abdul Hayyie al-Kattani,

Jakart: Gema Insani, 2006.

Al-Darini, Abdul Al-’Aziz. Terapi Menyucikan Hati: Kunci-Kunci Mendekatkan

Diri Kepada Ilahi, Bandung: Al-Bayan, 2003.

Page 38: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

75

Al-Kasyani, Abd Al-Razzag. Kitab Istilahat al-Sufiah, London: The Octagon

Press LTD, 1991.

Al-Rasyidin, H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,

Teoritis dan Praktis, Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005.

Al-Hijazy, Hasan bin Ali. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Terj. Muzaidi

Hasbullah, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2001.

Al-Jijazy, Hasan bin Ali. Al-Fikrut Tarbiyah ‘Inda Ibni Qayyim, terj. Muzaidi

Hasbullah, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2001.

As’ad, Mohammad Filsafat Taubat, Solo: Studia, 1988.

Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat,Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Bin Ibrahim Al-Hamd, Syikh Muhammad Cara Bertaubat Menurut Al-Quran dan

as-Sunnah, Jakarta: Pustaka Imam Ssy-Syafi’e, 2007.

Darmawan, Hendro dkk, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2011.

Depak RI, Ensiklopedi Islam, Jakarta: CV Anda Utama, 1993.

Dahlan, Abdul Aziz. “Ibnu Qayyim” dalam Ensiklopedi Hukum Islam, cet ke 5 jil

4 Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.

Daradjat, Zakiah. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Haji

Masagung, 1993.

Djaya, Ashad Kusuma. Kembali Kepada Tuhan,cet I, Yogyakarta: Pustaka Mitra,

1999.

Ensiklopedi Islam, Vol II, cet II, Jakarta : PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 1994

Page 39: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

76

Ghazali, Imam. Rahasia Taubat, terj, Muhammad al-Baqir, Bandung: Karisma,

2003.

Hasan, Hasan Ibrahim. Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Djahdan

Human,Yogyakarta: Kota Kembang, 1968.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, cet ke 25,

Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.

Madaris, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,

1995.

Nashr, Sayyed Hossein. Man and Nature: Spiritual Crisis of Modern Man,

Chicago: Kazi Publication, 1998.

Nashr, Sayyed Hossein. Ideals and Realities of Islam, London: George Allen &

Unwim Ltd, 1966.

Nashir, Haidar. Agama dan Krisis Manusia Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1997.

Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Nashir, Haedar Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1997.

Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang,

1992.

Nasution, Muhammad Yasir Manusia menurut al Ghazali, Jakarta: Rajawali Pers,

1988.

Qadhawi, Yusuf. Al-Taubat Ila Allah, ter. Irfan Maulana Hakiim, cet. I PT Misan

Pustaka, 2008..

Page 40: KONSEP TAUBAT MENURUT IBN QAYYIM AL-JAUZIYAH SKRIPSI

77

Qardhawi, Yusus. Kitab Petunjuk Taubat Kembali ke Cahaya Allah, cet. I

Bandung: PT Misan Pustaka, 2008.

Ritzer, George. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Terakhir Postmodern, cet ke-8, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Rusli, Rusli, H. Ris’an. Tasawuf dan Tarekat; study Pemikiran dn Pengalam Sufi,

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013.

Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam, cet. II Jakarta: PT Raja

Brafindo Persada, 2002.

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat Jakarta: PT Granfindo Persada, 1997.

Tim penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008.

Uwaydhah, Kamil Muhammad. Al-Imam Al-Hafidh Syamsuddin Ibnu Qayyim,

Beirut Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.