28

Konsolidasi 2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsolidasi 2011
Page 2: Konsolidasi 2011

KATA PENGANTAR ___________________________________________________________________________ I

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011______ 1

I. LATAR BELAKANG ______________________________________________________________________ 1

II. LINGKUP DAN TUJUAN ______________________________________________________________ 1

III. SUMBER DATA ________________________________________________________________________ 2

IV. DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASIAN _____________________________ 2

V. PROSES KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN _______________________ 3 5.a. Penyesuaian pada LRA-LKTD ____________________________________________________________ 3 5.b. Konversi LKPD ________________________________________________________________________ 3 5.c. Konsolidasi pada tingkat provinsi ________________________________________________________ 4 5.d. Konsolidasi pada tingkat Nasional________________________________________________________ 4

VI. PENYAJIAN _____________________________________________________________________________ 4

VII. GAMBARAN UMUM HASIL KONSOLIDASI REALISASI ANGGARAN ___________ 5 1. Gambaran Umum ____________________________________________________________________ 5 2. Gambaran Per Wilayah _______________________________________________________________ 5

a. Wilayah Sumatera _________________________________________________________________ 6 b. Wilayah Jawa-Bali _________________________________________________________________ 6 c. Wilayah Kalimantan ________________________________________________________________ 7 d. Wilayah Sulawesi __________________________________________________________________ 7 e. Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua ____________________________________________ 7

3. Perkembanga 2008-2011 ______________________________________________________________ 8

VIII. GAMBARAN UMUM HASIL KONSOLIDASI NERACA __________________________10

Daftar Isi

Page 3: Konsolidasi 2011

KONSOLIDASI LRA LKPD DENGAN LKTD 2011 ___________________________ lampiran 1

KONSOLIDASI LRA WILAYAH SUMATERA _________________________________ lampiran 2a

KONSOLIDASI LRA WILAYAH JAWA DAN BALI ___________________________ lampiran 2b

KONSOLIDASI LRA WILAYAH KALIMANTAN ______________________________ lampiran 2c

KONSOLIDASI LRA WILAYAH SULAWESI __________________________________ lampiran 2d

KONSOLIDASI LRA WILAYAH NUSRA, AMBON & PAPUA ________________ lampiran 2e

KONSOLIDASI NERACA LKPD DENGAN LKTD 2011 _____________________ lampiran 3

KONSOLIDASI NERACA PER PROVINSI _______________________________________ lampiran 4

Daftar Lampiran

Page 4: Konsolidasi 2011

KATA PENGANTAR

Penyajian laporan konsolidasi antara Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

dengan Laporan Keuangan Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2011 ini

dilaksanakan dalam rangka memenuhi kewajiban transparansi fiskal oleh Menteri

Keuangan selaku pengelola fiskal nasional. Proses penyusunanan laporan ini

merupakan bagian dari tahapan penyusunan konsolidasi antara LKPD dengan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Lingkup penyajian laporan ini mencakup konsolidasi realisasi antara anggaran

transfer ke daerah dengan realisasi pendapatan dan belanja pada APBD.

Pendapatan dan belanja negara, baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah, merupakan komponen utama yang mencerminkan kondisi fiskal nasional

dari sektor pemerintahan. Pada laporan ini juga disajikan gabungan neraca

pemerintah daerah.

Laporan ini disajikan secara kewilayahan. Hal itu dilakukan lebih didasarkan

pada pertimbangan kemudahan dalam penyajian. Pengelompokan wilayah

dimaksud terdiri dari wilayah Sumatera, Jawa & Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan

Nusa Tenggara, Maluku & Papua.

Masih banyak kekurangan dalam penyajian laporan konsolidasi ini. Walau

demikian, penyajian laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pihak yang

berkepentingan serta dapat memberi gambaran kondisi fiskal dan aset yang dikelola

oleh pemerintah daerah secara kewilayahan.

Sangat diharapkan tanggapan dari para pengguna laporan ini untuk

penyempurnaan pada laporan selanjutnya.

Page 5: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 1

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

DENGAN LAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH TAHUN

ANGGARAN 2011

I. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan keuangan konsolidasi antara Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) dengan Laporan Keuangan Transfer ke Daerah (LKTD)

merupakan inisiasi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

dan pertanggungjawaban keuangan negara. Hal ini merupakan salah satu tugas

Kementerian Keuangan sebagai penanggung jawab fiskal nasional yang terkait

dengan transparansi fiskal.

LKPD merupakan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas-entitas

pelaporan yang independen satu terhadap yang lainnya.Kondisi independen

tersebut juga berlaku dalam hubungan antara LKPD dengan laporan keuangan

yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, LKPP maupun LKTD, walau dalam

hubungan keuangan melalui mekanisme desentralisasi fiskal, peran pemerintah

pusat masih sangat dominan atas pendapatan daerah dalam bentuk

transfer.Kondisi independen dalam pertanggungjawaban tersebut telah sesuai

dengan UU 17/2003 tentang Keuangan Negara.Pasal 3 undang-undang dimaksud

menyatakan presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara

menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah

untuk mengelola keuangan daerah.

II. LINGKUP DAN TUJUAN Lingkup penyajian laporan keuangan konsolidasi antara LKPD dengan LKTD

ini dibatasi pada penggabungan Laporan Realisasi Anggaran/LRA pada LKPD dan

LKTD dengan unsur-unsur pendapatan dan belanja serta penggabungan neraca

pemerintah daerah. Pendapatan dan belanja negara, baik pada pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah, merupakan komponen utama yang mencerminkan

kondisi fiskal nasional dari sektor pemerintahan.Penggabungan neraca dapat

memberikan gambaran mengenai nilai aset yang dikelola oleh pemeritah daerah

dalam rangka pelayanan masyarakat.

Selanjutnya tujuan utama dalam penyajian laporan konsolidasi adalah dalam

rangka memenuhi kewajiban transparansi fiskal oleh Menteri Keuangan selaku

pengelola fiskal nasional.Guna mencapai tujuan tersebut, laporan konsolidasian ini

Page 6: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 2

dibuat dengan model menyajikan pendapatan dan pendapatan serta neraca pada

tingkat provinsi, kewilayahan, dannasional.Penyajian laporan keuangan

konsolidasian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari transparansi fiskal pada

tingkat nasional.

III. SUMBER DATA Sumber data dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini antara lain:

1. Laporan Keuangan Transfer Daerah (LKTD)

2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dalam hal ini adalah Laporan

Realisasi Anggaran/LRA dan neraca pada pemerintah provinsi, kabupaten

maupun kota.

Dalam penyajian laporan konsolidasi ini, belum seluruh LKPD yang digunakan

berstatus terperiksa.Walaupun demikian dari penelitian yang dilakukan, tidak

terdapat perbedaan yang berarti antara LKPD yang belum diperiksa dengan yang

sudah pada pos-pos laporan keuangan.

IV. DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KONSOLIDASIAN PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian (PP 71 tahun

2010 tentang SAP Lampiran II) menyatakan laporan konsolidasian adalah suatu

laporan keuangan yang merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan

entitas pelaporan sehingga tersaji sebagai satu laporan tunggal. Pernyataan ini

selanjutnya akan menjadi dasar proses penyusunan laporan konsolidasian. Namun

demikian, hasil akhir dari laporan konsolidasian tidak dimaksudkan untuk tujuan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, tetapi lebih pada tujuan transparansi

fiskal.Tanggung jawab atas nilai dari masing-masing unsur laporan keuangan yang

dikonsolidasikan tetap berada pada masing-masing entitas pelaporan.

Sesuai dengan PSAP nomor 11 dimaksud, konsolidasi dilaksanakan dengan

cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas

pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi

akun timbal balik. Entitas pelaporan menyusun laporan keuangan dengan

menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara

organisatoris berada di bawahnya. Konsolidasi dilaksanakan dengan mengeliminasi

akun-akun yang timbal balik (reciprocal).

Pelaksanaan desentralisasi fiskal yang telah berjalan hampir satu dasawarsa

dilaksanakan dengan peningkatan peran daerah dalam pengelolaan keuangan

dalam bentuk penyerahaan sebagian dana dari pemerintah pusat ke daerah. Hal itu

diwujudkan dalam bentuk transfer ke daerah. Dengan kondisi bahwa sumber utama

pendapatan pada LKPD adalah transfer dari pemerintah pusat, maka penyusunan

Page 7: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 3

laporan konsolidasi LKPD menjadi lebih mudah dan bermanfaat jika sekaligus

diintegrasikan dengan LKTD.

Seperti disebutkan di depan, komponen laporan keuangan yang akan

dilakukan konsolidasi adalah LRA. Sesuai dengan standar yang berlaku, LRA

disusun berdasarkan basis kas, maka penyusunan laporan konsolidasi LKPD

dengan LKTD didasarkan pada basis kas.

V. PROSES KONSOLIDASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN Proses konsolidasi dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

A. Penyesuaian pada LRA-LKTD; B. Konversi LRA-LKPD; C. Konsolidasi pada tingkat provinsi; dan D. Konsolidasi pada tingkat wilayah dan nasional.

5.a. Penyesuaian pada LRA-LKTD Disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa basis akuntansi yang

dijadikan dalam konsolidasian adalah basis kas. Dalam kaitan antara belanja

transfer dengan pendapatan transfer, penggunaan basis kas dapat

menyebabkan perbedaan pengakuan. Pencatatan belanja transfer pada entitas

yang menyalurkan bisa terjadi belum dapat diakui sebagai pendapatan transfer

pada periode yang sama. Dengan kata lain, belum dan tidak seluruh

penyaluran transfer yang dilaporkan pada LRA-LKTD (sudah keluar dari RKUN)

dilaporkan sebagai pendapatan pada LKPD karena pada tahun anggaran yang

sama belum masuk ke kas daerah. Berkenaan dengan hal itu dilakukan

penyesuaian terhadap LRA-LKTD yang akan dikonsolidasikan dengan LRA-

LKPD.

Dengan keadaan tersebut, transfer ke daerah yang diperhitungkan dalam

laporan ini terbatas pada transfer kas dari BUN yang masuk ke RKUD pada

tahun anggaran berkenaan. Hal ini dilatar-belakangi bahwa belum seluruh

belanja transfer pemerintah pusat menjadi bagian dari kapasitas fiskal daerah

karena dana belum diterima oleh Pemda.

5.b. Konversi LKPD Berdasarkan data yang dihimpun, laporan keuangan pemerintah daerah

disajikan dalam dua format, yaitu format sesuai dengan PP Nomor 71 tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II dan format

sesuai dengan Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah. Sehubungan dengan perbedaan format tersebut, dalam

rangka proses konsolidasi dilakukan konversi. Konversi dilakukan dengan

menyesuaikan LKPD yang disusun dengan Permendagri 13/2006 menjadi

Page 8: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 4

format sesuai SAP dengan mengacu pada Buletin Teknis Nomor 3 tahun 2005

yang diterbitkan oleh KSAP.

5.c. Konsolidasi pada tingkat provinsi Proses konsolidasi antara LKPD dengan LKTD berpusat pada proses

konsolidasi antara LKPD provinsi dengan LKPD kabupaten/kota. Konsolidasi

dilakukan sebagai berikut:

- Eliminasi pendapatan transfer pada LKPD Provinsi, Kabupaten dan kota untuk

diganti dengan pendapatan transfer dari LKTD.

- Eliminasi belanja transfer pada LKPD Provinsi. Belanja transfer dari provinsi

berasal dari PAD provinsi. Pos tersebut pada umumnya berupa bagi hasil,

bantuan keuangan.

- Belanja transfer dari kabupaten ke desa tetap disajikan karena tidak ada

laporan keuangan pada tingkat desa yang dikonsolidasikan.

5.d. Konsolidasi pada tingkat Nasional Proses konsolidasi tingkat nasional ini dilakukan dengan menjumlahkan

hasil konsolidasi pada tingkat provinsi. Sejauh ini belum ada transfer antar

pemda dari wilayah provinsi yang berbeda. Dengan demikian, tidak ada akun

timbal balik/reciprocal yang harus dieliminasi atau disesuaikan.

VI. PENYAJIAN Laporan Keuangan Konsolidasian antara LKPD dengan LKTD akan disajikan

dengan struktur sebagai berikut:

1. Laporan keuangan konsolidasian tiap-tiap provinsi disajikan dalam satu

kelompok wilayah yang sama. Dengan mengacu pada pulau-pulau besar yang

ada, kelompok wilayah dibagi dalam 5 (lima) wilayah, yaitu:

a. Sumatera;

b. Jawa& Bali;

c. Kalimantan;

d. Sulawesi; dan

e. Nusa Tenggara, Maluku & Papua.

2. Pada tingkat nasional, disajikan per kelompok wilayah untuk digabungkan

menjadi satu, laporan tingkat nasional.Laporan konsolidasian pada tingkat

provinsi secara lengkap disajikan pada lampiran.

Page 9: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 5

VII. GAMBARAN UMUM HASIL KONSOLIDASI REALISASI ANGGARAN

1. Gambaran Umum

Dari hasil konsolidasi tahun 2011 sebagaimana terlampir, transfer dari

pemerintah pusat menyumbang 78,61% dari seluruh pendapatan daerah dengan

jumlah nominal sebesar Rp408,43 triliun, sedangkan PAD menyumbang21,04%

dengan jumlah Rp109,33 triliun. Di sisi belanja, porsi terbesar digunakan untuk

belanja pegawai, yaitu mencapai 44,38% dari total pendapatan yaitu sebesar

Rp230,55triliun, sedangkan belanja modal dan belanja barang berimbang pada

20,83% yaitu sebesar Rp108,21 triliun dan 20,41% yaitu sebesar Rp106,06

triliun.

2. Gambaran Per Wilayah Pada tahun 2011, secara nasional PAD Jawa-Bali merupakan yang

tertinggi dibandingkan wilayah lainnya, yaitu mencapai 61,39%dari total PAD

seluruh daerah, dengan nominal sebesar Rp67,12 triliun. Wilayah ini juga

memperoleh alokasi transfer terbesar, yaitu32,42%dari total transfer ke daerah,

diikuti oleh wilayah Sumatera (28,77%), wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan

Papua (14,92%), Kalimantan (13,29%) dan Sulawesi (10,60%).

Sumatera

Jawa-Bali

Kalimantan

SulawesiNMP

PAD

Belanja Pegawa

i

Belanja Modal

Belanja Barang

Lain-lain

Surplus

Alokasi Pendapatan

PAD

Lain-lain

DAU

DBH Pajak

DBH SDA

DAKOtsus

Dana Penyesuaian

Transfer

Sumber Pendapatan

Sumatera

Jawa-BaliKalimant

an

Sulawesi

NMP

Transfer

Page 10: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 6

Di sisi belanja, Jawa-Bali menggunakan 43,40%dari keseluruhan belanja

pegawai daerah dengan nilai nominal sebesar Rp100,06triliun. Sedangkan dalam

belanja modal, Jawa-Bali dan Sumatera menghabiskan porsi yang sama, yaitu

masing-masing sebesar 29% dari keseluruhan belanja modal daerah.

a. Wilayah Sumatera Pada tahun 2011, total pendapatan wilayah Sumatera adalah Rp138,79

triliun, atau 26,71% dari pendapatan seluruh daerah di Indonesia. Dari jumlah

tersebut, Rp117,49 triliun atau 84,65%berasal dari transfer pemerintah pusat

dan Rp20,99triliun atau15,12%berasal dari PAD. Setelah DAU senilai

Rp59,98triliun yang merupakan43,22% dari total pendapatan, DBH SDA

senilai Rp23,86triliun merupakan penyumbang pendapatan terbesar kedua,

yaitu sebesar 17,19%,dan pajak daerah senilai Rp14,69 triliun merupakan

penyumbang pendapatan terbesar ketiga, yaitu sebesar 10,58%.

Dari total pendapatan daerah yang digunakan untuk belanja,

pengeluaran terbesar adalah belanja pegawai yang mencapai 43,84% dengan

nominal sebesar Rp60,85 triliun, diikuti belanja modal 22,55% senilai Rp31,29

triliun dan Belanja Barang 20,23% senilai Rp28,07 triliun. Dengan total

Belanja sebesar Rp128,30triliun, terdapat surplus sebesar Rp7,83 triliun atau

5,64%.

b. Wilayah Jawa-Bali Total pendapatan wilayah Jawa-Bali pada tahun 2011 adalah Rp200,04

triliun, yang merupakan 38,50% dari pendapatan seluruh daerah. Dari jumlah

tersebut, Rp132,39triliun atau 66,18%merupakan transfer dari pemerintah

pusat dan Rp67,12 triliun atau 33,56% merupakan PAD. Lebih jauh, sumber

pendapatan transfer terutama berasal dari DAU sebesar Rp78,24triliun

(39,11% dari total pendapatan), Dana Penyesuaian sebesar Rp23,51 triliun

(11,75% dari total pendapatan), dan DBH Pajak sebesar Rp 21,37 triliun

(10,68% dari total pendapatan). Ketiga jenis transfer ini juga merupakan

pendapatan transfer terbesar untuk masing-masing jenis transfer di antara

wilayah-wilayah lainnya.

Di sisi belanja, Belanja Pegawai mencapai Rp100,06 triliun atau

sebesar50,02% dari total pendapatan, Belanja Barang senilai Rp42,29 triliun

atau 21,14%, dan Belanja Modal senilai Rp31,33 triliun atau 15,66%

merupakan pengeluaran terbesar. Dengan total Belanja senilai

Page 11: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 7

Rp186,48triliun, terdapat surplus sebesar Rp8,52 triliun atau 4,26% dari total

pendapatan.

c. Wilayah Kalimantan Di wilayah Kalimantan, kontribusi PAD pada 2011 adalah senilai

Rp11,22 triliun atau 17,04% dari total pendapatan yang nilainya Rp65,86

triliun. Sementara itu, pendapatan Transfer menyumbang Rp54,30triliun atau

82,45% dari total pendapatan. Dana Transfer terbesar berasal dari DBH SDA,

yaitu senilai Rp22,38 atau 33,99% dari total pendapatan, disusul DAU senilai

Rp21,40 triliun atau 32,50% dari total pendapatan.

Dari total pendapatan daerah yang digunakan untuk belanja,

pengeluaran terbesar adalah untuk Belanja Pegawai, yaitu senilai Rp21,63

triliun atau 32,84% dari total pendapatan, diikuti oleh Belanja Modal senilai

Rp17,10 triliun atau25,97%. Dengan total belanja sebesar Rp54,34triliun,

terdapat surplus sebesar Rp10,08 triliun atau 15,31%.

d. Wilayah Sulawesi Pada tahun 2011, total pendapatan wilayah Sulawesi mencapai

Rp49,42triliun. Dari jumlah tersebut, Transfer pemerintah pusat menyumbang

Rp43,31 triliun atau 87,63%, sedangkan sisanya sebesar Rp5,79

triliunatau11,71% berasal dari PAD. Sumber pendapatan terbesar berasal dari

DAU senilai Rp28,96 triliun atau 58,61% dan Dana Penyesuaian senilai

Rp7,83 triliun atau 15,85%, didukung oleh Pajak Daerah, DAK, dan DBH

Pajak yang nilainya berkisar antara 5,15-8% dari total pendapatan.

Belanja Pegawai merupakan porsi belanja terbesar, yaitu senilai

Rp24,60 triliun atau 49,77% dari total pendapatan, diikuti Belanja Modal

senilai Rp10,89 triliun atau 22,04% dan Belanja Barang senilai Rp9,14 triliun

atau 18,50%. Dengan total belanja sebesar Rp46,21triliun masih terdapat

surplus sebesar Rp2,26 triliun atau 4,57% dari total pendapatan.

e. Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Di wilayah ini, total pendapatan tahun 2011 mencapai Rp65,43triliun.

Dari jumlah tersebut, Rp60,94triliun atau 93,13% berasal dari Transfer

pemerintah pusat dan Rp4,21 triliun atau 6,43% berasal dari PAD. DAU

merupakan sumber pendapatan terbesar, yaitu senilai Rp36,77 triliun atau

56,20%, diikuti Dana Penyesuaian dan Dana Otsus masing-masing sebesar

Rp6,09 triliun atau 9,31% dan Rp5,91 triliun atau 9,03%.

Di sisi belanja, Belanja Pegawai menghabiskan Rp23,42 triliun atau

35,79% dari total pendapatan, diikuti Belanja Modal sebesar Rp17,59 triliun

atau 26,88% dan Belanja Barang sebesar Rp14,33 triliun atau

Page 12: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 8

21,90%.Dengan Total Belanja mencapai Rp60,01triliun, masih terdapat

surplus sebesar Rp4,15 triliun atau 6,34%.

3. Perkembanga 2008-2011

Konsolidasi Realisasi APBD dan Transfer ke Daerah Tahun 2008-2011

(dalam triliun Rupiah)

Jenis Pendapatan/ Belanja 2008 2009 2010 2011

PENDAPATAN 353,39 371,47 425,08 519,54 PAD 64,75 67,53 81,14 109,33

Pajak Daerah 44,69 45,13 56,17 79,33 Retribusi Daerah 8,00 7,66 7,70 8,05 HPKDYD 3,05 3,45 3,95 4,98 Lain2 PAD 9,00 11,32 13,32 16,97

TRANSFER 288,65 303,94 343,94 408,43 DBH Pajak 37,68 41,38 47,00 42,87 DBH SDA 36,95 30,10 44,39 51,27 DAU 179,51 186,41 203,57 225,37 DAK 20,79 24,71 20,96 24,80 Transfer Lainnya1) 13,72 21,33 28,02 64,13

BELANJA 347,92 390,49 415,34 486,70 Belanja Pegawai 148,52 168,19 200,89 230,55 Belanja Barang 66,58 75,23 80,73 106,06 Belanja Modal 97,30 102,53 94,00 108,21 Belanja Lainnya 31,07 40,64 37,31 30,56 Transfer2) 4,45 3,91 2,41 11,37

Keterangan:

1) Transfer Lainnya terdiri dari Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. 2) Transfer pada kelompok belanja merupakan transfer ke Prov/Kab/Kota dan desa.

Dari tabel perbandingan hasil konsolidasi 2008-2011 dapat dilihat bahwa

total pendapatan daerah mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jika pada

2009 kenaikan pendapatan hanya sebesar 5,11%, dan pada 2010 naik

menjadi 14,43%, pada 2011 pendapatan daerah mengalami kenaikan sebesar

22,22% dari Rp425,08 triliun pada 2010 menjadi Rp519,54 triliun pada 2011.

Kenaikan ini terutama berasal dari kenaikan PAD, dimana hampir seluruh

unsurnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.Pajak Daerah

mengalami peningkatan tertinggi, yaitu sebesar 41,24% dari Rp56,17 triliun

pada 2010 menjadi Rp79,33 triliun atau mengalami peningkatan senilai

Rp23,16 triliun. Disamping itu, Lain-Lain PAD yang sah dan Hasil Pengelolaan

Page 13: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 9

Kekayaan Daerah yang dipisahkan/HPKDYD juga mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 27,40% dan 26,18%.

Dari sisi transfer pemerintah pusat, kenaikan yang signifikan terjadi pada

Transfer Lainnya, yang terdiri dari Dana Otonomi Khusus dan Dana

Penyesuaian. Transfer ini melonjak 128,90% atau senilai Rp36,11triliun, dari

Rp28,02 triliun pada 2010 menjadi Rp64,13 triliun pada 2011. Di sisi lain,

terjadi penurunan yang merata di semua wilayah pada pendapatan DBH

Pajak, dengan rata-rata penurunan sebesar 8,80%.

Di sisi belanja, Belanja Pegawai yang merupakan komponen terbesar

pengeluaran daerah terus mengalami kenaikan, meskipun terjadi penurunan

tingkat kenaikan, dari 13,25% pada 2009 menjadi 19,44% pada 2010 dan

14,76% pada 2011. Kenaikan yang signifikan dan merata terjadi pada Belanja

Barang, yang naik 31,38% dari Rp80,73 triliun pada 2010 mejadi Rp106,06

triliun pada 2011. Di samping itu, terjadi lonjakan yang cukup tajam pada

Transfer (ke kabupaten/kota atau desa) yang rata-rata mencapai

370,78%,meskipun secara nominal peningkatan ini tidak terlalu signifikan,

yaitu dari Rp2,41 triliun menjadi Rp11,37 triliun. Sedangkan penurunan

belanja terjadi pada Belanja Lainnya (terdiri dari Belanja Bunga, Belanja

Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Sosial, dan Belanja Tak Terduga) yang turun

18,11% atau senilai Rp6,76 triliun dari Rp2,41 triliun pada tahun 2010 menjadi

Rp11,37 triliun pada tahun 2011.

2008 2009 2010 2011

PAD

pajak daerah

lain2 PAD

retribusidaerah

HPKDYD

2008 2009 2010 2011

Transfer

transfer lain

DBH SDA

DBH Pajak

DAK

DAU

Page 14: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 10

VIII. GAMBARAN UMUM HASIL KONSOLIDASI NERACA Pada laporan konsolidasi tahun 2011 ini, untuk pertama kalinya

dilakukan penyusunan konsolidasi neraca. Mengingat hampir tidak ada

hubungan pos-pos neraca pada LKPD dengan LKTD, proses konsolidasi lebih

sebagai penggabungan. Pada necara di LKPD tidak ditemukan pos utang-

piutang transfer pemerintah pusat.

Neraca konsolidasi pemerintah daerah disusun berdasarkan data

neraca pemerintah kabupaten, kota dan provinsi. Data yg disajikan dalam

neraca daerah disajikan bukan dalam rangka pertanggungjawaban, baik dari

Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, namun dipergunakan dalam

ranga penyajian data untuk tujuan statistik.Angka yang disajikan dalam neraca

gabungan pemerintah daerah pada tahun 2011 masih bersifat sementara.

Neraca gabungan disusun melalui penggabungan akun neraca pemerintah

daerah yang sejenis untuk kemudian disajikan dalam lingkup provinsi,

kewilayahan dan nasional

Pada tahun 2011, neraca disusun berasal dari data yang disampaikan

oleh 516 pemerintah daerah dari 524 daerah.Sementara itu, dari 516 neraca

daerah yang dipergunakan untuk menyusun neraca gabungan, sebanyak 23

mempergunakan data tahun 2010.

Berdasarkan data neraca gabungan pemerintah daerah sebagaimana

terlampir, diperoleh informasi bahwa posisi aset pemerintah daerah secara

keseluruhan adalah sebesar Rp1.636.660 miliar rupiah. Dari jumlah tersebut,

kontribusi terbesar adalah Aset Tetap, yaitu sebanyak 87,63% atau sebesar

Rp1.434.156 , kemudian disusul oleh Aset Lancar sebesar Rp97.644 miliar

atau 5,97%, Investasi Jangka Panjang sebesar 3,13% atau dengan

nominal Rp51.250 miliar, Aset Lainnya sebesar 3,02% atau dengan nominal

Rp49.405 miliar, dana cadangan merupakan porsi terkecil sebesar 0,26%

atau Rp4.204 miliar (gambar 2). Pada tahun 2011, sebanyak 30 pemerintah

daerah telah melakukan penyesuaian nilai (penyusutan) Aktiva Tetap

sebagaimana dilaporkan dalam akun Akumulasi Penyusutan.

Page 15: Konsolidasi 2011

Laporan Konsolidasi LKPD dan LKTD Tahun 2011 | hal 11

Gambar 2 | Komposisi Aset Pemerintah Daerah Tahun 2011

Sementara itu dari nilai Ekuitas dan Kewajiban sebesar Rp1.636.660,

nilai Kewajiban pemerintah daerah sebesar Rp12.408 miliar rupiah atau

sebesar 0,76% dari nilai Aset pemerintah daerah. Dari angka tersebut,

sebesar 88,99% dalam bentuk Kewajiban Jangka Pendek (Rp11.041 miliar),

sisanya 11,01% atau dengan nominal Rp1.367 miliar dalam bentuk Kewajiban

Jangka Panjang.Sedangkan posisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

pada tahun 2011 sebesar Rp77.258 miliar.

Page 16: Konsolidasi 2011
Page 17: Konsolidasi 2011
Page 18: Konsolidasi 2011
Page 19: Konsolidasi 2011
Page 20: Konsolidasi 2011
Page 21: Konsolidasi 2011
Page 22: Konsolidasi 2011
Page 23: Konsolidasi 2011
Page 24: Konsolidasi 2011
Page 25: Konsolidasi 2011
Page 26: Konsolidasi 2011
Page 27: Konsolidasi 2011
Page 28: Konsolidasi 2011