17
El-Faqih: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Volume 7, Nomor 1, April 2021 e-ISSN: 2503-314X ; p-ISSN: 2443-3950 https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap Distributor Mini Gold) Iis Muala Wati Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Abstract This article aims to analyze the online gold buying and selling carried out by mini gold distributors. This research is important to study because now gold can be purchased online starting from 0.05 grams, gold has a good hedge against inflation, and there is a lack of public awareness about the practice of usury in buying and selling gold. Therefore, this legal have incident should be examined. This research is a type of qualitative research with a descriptive analysis method and a juridical-empirical approach. The data used in the form of theories related to this research, as well as interviews with national mini gold distributors. In addition, there are secondary data covering several previous studies. The results of this study indicate that the mini gold distributors are divided into three groups. First, absolutely no buying and selling of gold online. Second, buying and selling gold online with a wakalah contract, or assisted by a courier. Third, buy and sell gold online as usual. In buying and selling gold with gold, there are three conditions that must be met, namely: cash. In that instant, without delaying a moment; mutual handover at the place of sale and purchase; the size is the same, that is, it must match the same scales. However, if gold is with money, there are only two conditions, namely: cash and direct handover. Keywords: Usury; buying and selling gold; mini gold distributor; online; Accepted: Februari 2020 Revised: Maret 2021 Published: April 2021

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

El-Faqih: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam

Volume 7, Nomor 1, April 2021

e-ISSN: 2503-314X ; p-ISSN: 2443-3950

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online

(Studi Terhadap Distributor Mini Gold)

Iis Muala Wati

Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Abstract

This article aims to analyze the online gold buying and selling carried out by

mini gold distributors. This research is important to study because now gold can be purchased online starting from 0.05 grams, gold has a good hedge

against inflation, and there is a lack of public awareness about the practice of

usury in buying and selling gold. Therefore, this legal have incident should be

examined. This research is a type of qualitative research with a descriptive

analysis method and a juridical-empirical approach. The data used in the form

of theories related to this research, as well as interviews with national mini

gold distributors. In addition, there are secondary data covering several

previous studies. The results of this study indicate that the mini gold

distributors are divided into three groups. First, absolutely no buying and

selling of gold online. Second, buying and selling gold online with a wakalah

contract, or assisted by a courier. Third, buy and sell gold online as usual. In

buying and selling gold with gold, there are three conditions that must be met,

namely: cash. In that instant, without delaying a moment; mutual handover at

the place of sale and purchase; the size is the same, that is, it must match the

same scales. However, if gold is with money, there are only two conditions,

namely: cash and direct handover.

Keywords: Usury; buying and selling gold; mini gold distributor; online;

Accepted:

Februari 2020

Revised:

Maret 2021

Published:

April 2021

Page 2: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

60 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis jual beli emas online yang dilakukan

distributor mini gold. Penelitian ini penting dikaji karena kini emas bisa dibeli

secara online mulai dari 0,05 gram, emas mempunyai nilai lindung yang baik

terhadap inflasi, dan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai praktik riba

dalam jual beli emas. Oleh karena itu, sudah semestinya peristiwa hukum ini

diteliti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif analisis dan pendekatan yuridis-empiris. Data yang digunakan

berupa teori-teori terkait dengan penelitian ini, serta wawancara dengan

distributor mini gold nasional. Selain itu, terdapat data sekunder yang meliputi

beberapa penelitian terdahulu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

ditributor mini gold terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, sama sekali tidak

melakukan jual beli emas secara online. Kedua, melakukan jual beli emas

secara online dengan akad wakalah, atau dibantu kurir. Ketiga, melakukan jual

beli emas online seperti biasanya. Dalam jual beli emas dengan emas ada tiga

syarat yang harus dipenuhi, yaitu: kontan. Pada saat itu juga, tanpa menunda

walau sebentar; saling serah terima di tempat terjadinya jual beli; ukurannya

sama yaitu harus sesuai dengan timbangan yang sama. Namun, apabila emas

dengan uang maka hanya ada dua syarat yaitu: kontan dan saling serah terima

secara langsung.

Kata Kunci: Riba; jual beli emas; distributor mini gold; online;

Pendahuluan

Emas merupakan logam mulia yang dapat dijadikan pelindung kekayaan

di saat krisis melanda. Hal ini dikarenakan emas mengalami penyesuaian

terhadap kenaikan harga barang (inflasi)1. Apabila harga barang-barang

kebutuhan naik, harga emas pun ikut naik. Sebaliknya, apabila biaya hidup

mengalami penurunan, maka harga emas pun ikut turun. Selain itu, apabila

sewaktu-waktu membutuhkan uang, emas dapat lebih mudah terjual

dibandingkan dengan menjual tanah. Meski tidak dapat dipungkiri, semakin

lama harga tanah semakin mahal.

Seiring perkembangan zaman, praktik jual beli emas mengalami

kemajuan dan perubahan yang signifikan, yakni calon pembeli tidak perlu lagi

repot-repot mendatangi toko emas, karena telah ada penjual yang menerapkan

sistem jual beli emas online maupun aplikasi-aplikasi tertentu yang

1 https://minigold.co.id/emas-adalah-sebagai-aset-pelindung-kekayaan-saat-krisis/ diakses pada

tanggal 27 Oktober 2020 12:27

Page 3: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

61

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

memfasilitasi transaksi emas secara online. Seperti halnya penjualan mini gold

dengan menggunakan sosial media sebagai salah satu alat promosi.

Mini gold sendiri dengan slogannya “semua bisa punya emas” telah

memiliki kurang lebih 2.481 distributor resmi dan 4.961 reseller resmi yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Emas yang dijual merupakan logam

mulia bersertifikat resmi 24 karat dan telah melewati proses uji di Sucofindo

serta G-Lab pegadaian. Selain itu, mini gold menawarkan variasi emas mini

mulai dari 0.05 gram, 0.1 gram, 0.25 gram, dan 0.5 gram. Adapula berbagai

variasi antam.2

Ribuan jaringan yang dimiliki perusahaan minigold tersebut sangat

menarik untuk diteliti. Karena masing-masing distributor diberikan

kewenangan dalam menjual emas secara online. Oleh karena itu, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis praktik riba dalam jual beli emas secara online,

serta mengidentifikasi sistem jual beli emas online yang dilakukan oleh

distributor-distributor mini gold.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "jual beli emas dengan emas adalah riba, kecuali

begini-begini (maksudnya secara kontan), beras dengan beras adalah riba,

kecuali begini-begini (maksudnya secara kontan), kurma dengan kurma adalah

riba, kecuali begini-begini (maksudnya secara kontan), gandum dengan gandum

adalah riba, kecuali begini-begini (maksudnya secara kontan).3" Ada pula

beberapa hadits lainnya yang menjelaskan tentang jual beli emas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dalam jual beli emas harus memperhatikan

hal-hal tertentu.

Apabila akad jual beli emas dilakukan secara tidak tunai dan emas

tersebut dijadikan layaknya mata uang, maka hukum jual beli seperti itu

dilarang karena mengandung unsur riba. Namun, jika emas tersebut dalam

bentuk perhiasan (emas tidak menjadi alat tukar yang resmi), maka emas

tersebut boleh dijualbelikan dengan batas dan ketentuan tertentu, sebagaimana

fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 77/DSN-MUI/V/2010. Pernyataan

2 https://minigold.co.id/ diakses pada tanggal 27 Oktober 2020 12:57

3 Shahih Bukhori No. 1990, Fathul Bari No: 2134

Page 4: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

62 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

tersebut terdapat dalam jurnal yang ditulis oleh Susilawati 4 dan Ahmad Zaki

Zamani 5.

Namun, belum ada jurnal yang secara spesifik meneliti tentang

kontekstualisasi riba dalam jual beli emas online. Khususnya penelitian tentang

sistem jual beli yang dilakukan oleh distributor minigold. Meski demikian,

dalam kajian terdahulu terdapat penelitian berupa skripsi oleh Gustina Mulya6

dan Sakinah Maulida7. Mereka meneliti sistem jual beli emas pada aplikasi

yang berbeda. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa pembeli

harus memenuhi syarat dan ketentuan maupun sistem pada perusahaan yang

menyediakan aplikasi jual beli emas itu. Berbeda dengan mini gold yang

membebaskan distributornya dalam melakukan transaksi.

Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi. Bisa jadi para distributor mini

gold secara sadar maupun tidak sadar melakukan praktik riba dalam jual beli

emas online. Atau malah mereka sudah mengedukasi pelanggannya supaya

melakukan transaksi sesuai hukum Islam

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Tulisan ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif

analisis dan pendekatan yuridis-empiris. Penelitian kualitatif merupakan

metode-metode untuk memahami dan mengeksplorasi makna oleh sekelompok

orang atau sejumlah individu yang dianggap berasal dari masalah sosial atau

kemanusiaan. Penelitian ini menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya

induktif, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan kompleksitafitas

suatu persoalan.8

4 Nilda Susilawati, ‘Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai’, Jurnal Baabu Al-Ilmi: Ekonomi Dan

Perbankan Syariah, II.2 (2017) <https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29300/ba.v2i2.1055>. 5 Ahmad Zakki Zamani, ‘Istidlal Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Jual Beli Emas Tidak

Tunai’, Al-Banjari:Jurnal Imliah Dan Ilmu-Ilmu Keislaman, XV.1 (2016), 83–98

<https://doi.org/10.18592/al-banjari.v15i1.814>. 6 Gustina Mulya, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Emas Online Melalui Media

Bukaemas Di Bukalapak’, in Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018). 7 Sakinah Maulida, ‘Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam Melalui Aplikasi

Online Pada PT. Tamasia Global Sharia’, in Skripsi (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

2018). 8 John W Creswell, Researsch Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, Dan

Campuran, IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018).

Page 5: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

63

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Target dan Subyek Penelitian

Target/subjek dalam penelitian ini adalah distributor minigold yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, karena tidak dimungkinkan

memaksa distributor tersbut mengisi google form, maka sampel subjek

penelitian ini adalah lima belas partisipan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, dan Sulawesi Selatan.

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data primer meliputi perundang-undangan,

teori, dan pandangan ahli terkait dalam penelitian, serta wawancara dengan

distributor resmi mini gold nasional melalui pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

oleh peneliti dengan google form. Bahkan peneliti melakukan observasi dengan

cara terjun langsung menjadi reseller minigold. Selain itu, terdapat data

sekunder yang meliputi beberapa penelitian terdahulu dan sumber-sumber dari

internet.

Teknik Analisis Data

Hasil wawancara dengan distributor minigold, akan dianalisis dengan

perundang-undangan terkait jual beli online dan teori-teori mengenai riba pada

jual beli emas. Selanjutnya hasil deskripsi tersebut dipadupadankan dengan

pendapat Dr. Oni Sahroni, selaku anggota Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia dalam menghukumi jual beli emas secara online.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Jual Beli Online

Suatu perjanjian termasuk jual beli, dinyatakan sah menurut hukum

positif yang ada di Indonesia apabila memenuhi syarat-syarat tertentu

diantaranya yaitu kesepakatan para pihak, kecakapan untuk membuat

perjanjian, suatu hal tertentu, dan sesuatu sebab yang halal. Sesuai yang

tercantum dalam pasal 1320 KUH Perdata. Apabila unsur pertama

(kesepakatan) dan unsur kedua (kecakapan) tidak terpenuhi, maka kontrak

tersebut dapat dibatalkan. Namun, apabila dua syarat terakhir tidak dipenuhi,

maka perjanjian batal demi hukum.

Page 6: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

64 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Selain memperhatikan konsep jual beli menurut hukum positif yang ada

di Indonesia, sebaiknya penjual maupun pembeli menggunakan prinsip-prinsip

etika bisnis Islam yang pernah dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para

sahabatnya, antara lain: prinsip kesatuan/tauhid/keesaan, prinsip keadilan atau

keseimbangan, prinsip kebenaran (kebajikan dan kejujuran), prinsip kehendak

bebas atau kebebasan, dan prinsip tanggung jawab.9

Adapun jual beli online tercantum dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 11 Tahun

2008 tentang ITE. Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang

dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media

elektronik lainnya (UU). Selanjutnya pada pasal 28 ayat 1 UU No. 11 tahun

2008 tentang ITE menjelaskan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa

hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan

kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

Jual beli online dalam hukum Islam diperbolehkan selama tidak terdapat

unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan penipuan. Adapun syarat-syarat

mendasar diperbolehkannya jual beli secara online antara lain: tidak melanggar

ketentuan syari’at agama, adanya kesepakatan perjanjian di antara dua belah

pihak (penjual dan pembeli), adanya kontrol, sanksi serta aturan hukum yang

tegas dan jelas dari lembaga yang berkompeten untuk menjamin bolehnya

berbisnis secara online bagi masyarakat.10

Hukum Islam memiliki persyaratan terhadap subyek atau pelaku jual beli,

sesuai QS. An-Nisaa’: 29, kedua belah pihak hendaknya melakukan jual beli

dengan ridha dan sukarela, tanpa ada paksaan. Penjual maupun pembeli

berkompeten dalam melakukan praktik jual beli, yakni mereka merupakan

mukallaf dan rasyid (memiliki kemampuan dalam mengatur uang), karena

transaksi yang dilakukan oleh anak kecil yang tidak cakap, orang gila atau

orang yang dipaksa, hukumnya tidak sah.

Selain itu, dalam hukum Islam juga terdapat persyaratan pada objek atau

barang yang diperjualbelikan, antara lain: objek jual beli adalah barang yang

suci dan bermanfaat; objek jual beli merupakan hak milik penuh, seseorang bisa

9 Syafiq, Ahmad, “Penerapan Etika Bisnis Terhadap Kepuasan Konsumen dalam Pandangan

Islam,” Jurnal El-Faqih V, no. 1 (2019) : 97-113,

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih. 10

Tira Nur Fitria, ‘Bisnis Jual Beli Online (Online Shop ) Dalam Hukum Islam Dan Hukum

Negara’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, III.01 (2019), 52–62

<https://doi.org/10.29040/jiei.v3i01.99>.

Page 7: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

65

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

menjual barang yang bukan miliknya apabila mendapat izin dari pemilik

barang; objek jual beli dapat diserahterimakan; objek jual beli dan jumlah

pembayarannya diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak, sehingga

terhindar dari gharar.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa barang yang diperjualbelikan

bukan barang najis atau barang yang haram, karena barang yang secara dzatnya

haram, tidak boleh menjadi objek jual beli. Selanjutnya, transaksi terhadap

barang yang bukan miliknya diperbolehkan, dengan syarat pemilik memberi

izin, karena yang menjadi tolok ukur dalam perkara muamalah adalah rida

pemilik.

Sementara, transaksi yang sifatnya spekulasi (gharar) diharamkan.

Begitupula dengan jual beli barang yang tidak dapat diserahkan. Seperti halnya

menjual burung yang terbang di udara, menjual sapi yang kabur dari kandang

dan lain sebagainya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang praktik jual beli dengan sistem

hashah (barang yang terkena lemparan kerikil harus dibeli) dan gharar (penuh

tipu muslihat).11

"

Selain itu, seseorang tidak diperkenankan menyembunyikan cacat atau

aib suatu barang ketika melakukan jual beli. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Seorang

muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak halal bagi seorang muslim

menjual barang dagangan yang memiliki cacat kepada saudaranya sesama

muslim, melainkan ia harus menjelaskan cacat itu kepadanya.12

Adapun terhadap transaksi yang disyaratkan tunai dalam serah terima

barang dan uang, seperti jual beli emas dan perak, tidak dibenarkan untuk

dilakukan secara telepon atau internet (online). Karena hal tersebut termasuk

riba nasi’ah. Kecuali objek yang diperjualbelikan dapat diserahterimakan pada

saat itu juga, seperti penukaran uang asing melalui ATM. Hal demikian

hukumnya boleh, karena penukaran uang rupiah dengan dollar harganya sesuai

dengan kurs pada hari itu. Sementara terhadap barang yang tidak disyaratkan

serah terima tunai dalam jual belinya (seluruh jenis barang, kecuali emas, perak

dan mata uang), maka jual beli secara online tersebut, dapat di-takhrij dengan

jual beli melalui surat menyurat.

11

HR Ahmad 9255 12

HR. Ibnu Majah 2246, Ahmad IV/158, Hakim II/8, Baihaqi V/320

Page 8: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

66 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Jual beli melalui telepon dan internet merupakan jual beli langsung dalam

akad ijab dan qabul, sebagaimana diputuskan oleh Majma’ al Fiqh al Islami

(Divisi Fiqih OKI) keputusan no. 52 (3/6) tahun 1990 yang berbunyi, “Apabila

akad terjadi antara dua orang yang berjauhan tidak berada dalam satu majelis

dan pelaku transaksi satu dengan lainnya tidak saling melihat, tidak saling

mendengar rekan transaksinya, dan media antara mereka adalah tulisan/surat

atau orang suruhan, hal ini dapat diterapkan pada faksimili, teleks dan layar

komputer. Maka akad berlangsung dengan sampainya ijab dan qabul kepada

masing-masing pihak yang bertransaksi. Apabila transaksi berlangsung dalam

satu waktu, tapi kedua belah pihak berada di tempat yang berjauhan, hal ini

dapat diterapkan pada transaksi melalui telepon, maka ijab dan qabul yang

terjadi adalah langsung seolah-olah keduanya berada dalam satu tempat.13

Riba dalam jual beli emas

Riba dalam bahasa Arab artinya adalah tambahan. Sesuatu itu menjadi

riba apabila bertambah sesuatu darinya. Adapun jual beli tidak sama dengan

riba. Seluruh ulama’ sepakat jika jual beli dihalalkan dan riba haram hukumnya.

Asal diharamkannya riba terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275,

An-Nisa ayat 161, Al-baqoroh ayat 278- 279. Selain itu, terdapat juga hadits-

hadits yang membahas tentang riba.

Ada empat pembagian riba, antara lain: riba fadl yaitu melakukan jual

beli ribawi atau penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi

lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan

demikian; riba yad yaitu menjual sesuatu barang ribawi yang berbeda jenis

barangnya, tapi kedua barang tersebut atau salah satunya tidak langsung

diterima; riba nasa yaitu menjual barang ribawi untuk waktu tertentu walau

sebentar; riba qord yaitu setiap barang gadaian yang memberi manfaat pada

yang menerima gadaian. Seperti seseorang yang menggadaikan barang untuk

satu tahun, kemudian barang itu dimanfaatkan oleh penerima gadai, seandainya

diwaktu yang sudah ditentukan apabila dibayarkan maka barang gadai tersebut

13

Munir Salim, ‘Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam’, AL-Daulah, VI.2

(2017), 371–86.

Page 9: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

67

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

kembali pada pemiliknya, tapi apabila tidak dibayarkan maka barang itu jadi

milik penerima gadai.14

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Janganlah kalian menjual emas dengan emas,

kecuali sama beratnya dan perak dengan perak, kecuali sama beratnya, sebagian

tidak dilebihkan atas sebagian yang lain. Dan janganlah kalian menjual dari

jenis tersebut antara yang belum ada dengan yang tunai (menjualnya secara

tempo)15

.”

Hadits tersebut menunjukan bahwa jual beli emas dengan emas dan perak

dengan perak diharamkan, kecuali dipenuhinya tiga syarat : barangnya sama,

saat itu juga, menerima di waktu itu juga. Demikian ini apabila sama jenisnya

(seperti beras merah dan beras putih). Namun, apabila berbeda jenisnya seperti

emas dengan perak, beras dengan gandum, maka boleh dilebihkan salah

satunya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Emas dengan emas, perak dengan perak,

gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma dan

garam dengan garam, tidak mengapa jika dengan takaran yang sama, dan sama

berat serta tunai. Jika jenisnya berbeda, maka juallah sesuka hatimu asalkan

dengan tunai dan langsung serah terimanya."16

Tidak disyaratkan jual beli dengan jenis berbeda, kecuali dengan dua

syarat yaitu: saat itu juga dan saling menerima. Adapun melebihkan itu

diperbolehkan apabila jenisnya berbeda dan alasan ribanya berbeda, seperti

beras dengan tembaga, maka tidak ada syaratnya. Jadi bisa menjual sekarang

juga, nanti, sama, atau dilebihkan. Kemudian sama itu diukur dari timbangan

dan beratnya.

Dalam Hadis, “Alloh melaknat orang yang memakan riba dan orang yang

mewakili riba17

, orang yang mencatatnya dan orang yang bersaksi hal riba18

perbuatannya termasuk dari dosa besar, tidak pernah dihalalkan dalam syariat

sebelumnya, Alloh tidak pernah menyuruh untuk berperang kecuali untuk

memerangi orang yang memakan riba, dan oleh karena itu riba termasuk dari

perkara yang menjadikan suul khotimah.

14

Ahmad Ali Asyura, AlFiqh Muyassar Fil Ibaadat Wal Mu’amalaat (Riyadh Saudi Arabia:

Darut Thilai’ lin Nasyri wat Tasdir, 2010). 15

HR Tirmidzi 1162 16

HR Muslim 2970 17

HR Bukhori 5962 18

HR Muslim 4277

Page 10: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

68 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Definisi Riba menurut istilah adalah jual beli atas sesuatu yang khusus

yang tidak diketahui yang tidak serupa dalam timbangan syariatnya pada waktu

akad, atau menunda penerimaan keduanya atau salah satunya. Dalam referensi

lainnya riba dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

Riba fadl yaitu menjual barang ribawi yang satu jenis serta ada tambahan

di salah satu barangnya. Contoh : “kubeli emasmu ini (emas baru) yang

beratnya 8 gram dengan emasku ini (emas lama) yang beratnya 10 gram, atau

seperti “aku beli beras merahmu yang 8 kg dengan beras putihku yang 10 kg”.

Riba yad yaitu menjual barang ribawi yang satu jenis atau dengan yang

lain jenisnya serta masih satu alasan ribanya serta berpisah (penjual dan

pembeli) sebelum keduanya menerima barang. Dinamakan riba yad karena

asalnya adalah penerimaan barang. Contoh : aku membeli emasmu (emas baru)

yang beratnya 10 gr dengan emasku ini (emas lama) yang beratnya 10 gr, dan

keduanya (penjual dan pembeli) tidak menentukan waktunya, tapi malah

berpisah sebelum menerima barangnya, atau barangnya belum disaling

serahterimakan

Riba nasiah yaitu menjual barang ribawi yang satu jenis atau dengan

yang lain jenisnya, sementara masih satu alasan ribanya serta menunda

penerimaan keduanya atau salah satunya. Contoh : pembeli yang sudah

membayar emas, kemudian pedagang menunda pengiriman barangnya dua hari

kemudian.

Berikut ini merupakan syarat sah menjual barang ribawi, apabila tidak

dipenuhi syaratnya maka menjadi haram dan riba :

Apabila satu alasan ribanya, tapi berbeda jenisnya, maka ada 2 syarat :

1. Kontan yaitu pada saat itu juga, tanpa menunda walau sebentar.

2. Saling serah terima di tempat terjadinya jual beli.

Apabila satu alasan ribanya dan satu jenisnya, maka ada 3 syarat :

1. Kontan yaitu pada saat itu juga, tanpa menunda walau sebentar.

2. Saling serah terima di tempat terjadinya jual beli.

3. Ukurannya sama yaitu harus sesuai dengan timbangan yang sama.

Apabila berbeda alasan ribanya, maka diperbolehkan jual beli tanpa

syarat di atas seperti menjual emas dengan beras, tepung dengan uang. Apabila

berbeda macamnya, tapi masih satu jenis. Maka diperbolehkan dengan syarat

Page 11: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

69

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

seperti syarat yang kedua. Seperti menjual emas india dengan emas Indonesia,

atau kurma Saudi dengan kurma Mesir.19

Hukum Jual Beli Emas Online

Dr. Oni Sahroni20

, selaku anggota Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia menyatakan dalam konsultasi syariah, bahwa jual beli emas

secara online itu diperkenankan, dengan ketentuan: emas yang dibeli jelas,

berapa kadar emas tersebut, kapan dan di mana terjadinya ijab qabul (barang

diserahterimakan). Ketentuan berikutnya adalah emasnya ada, jika dibeli tunai

atau bisa diserahterimakan, jika pembelian tidak tunai.

Pertama, emas yang dibeli harus ada, jika dibeli tunai atau bisa

diserahterimakan sesuai waktunya, jika pembelian tidak tunai. Baik fisiknya

ataupun bukti kepemilikannya (nonfisik), sebagaimana keputusan lembaga

Fikih OKI nomor 53 6/4. Serah terima nonfisik bisa dilakukan dalam pembelian

emas secara online, di antaranya ketika penjual menerima bukti atau notifikasi

pengiriman transfer uang sebagai harga dari pembeli. Begitu pula, emas

dikategorikan telah dimiliki pembeli saat bukti kepemilikan emas (yang legal)

diterima oleh pembeli.

Kedua, jelas kadar yang dibeli, kapan dan bagaimana diserahterimakan

(ijab qabul). Jika transaksi online telah memuat poin-poin tersebut dan

disepakati, maka telah terjadi ijab qabul yang sah.

Ketiga, jika emas yang dibeli dititipkan ke penjual, harus dijelaskan jenis

dan posisi emas yang menjadi milik pembeli. Jika satu lempengan emas

dimiliki oleh beberapa orang nasabah, harus diperjelas apakah setiap pemilik

memiliki bagian tertentu dari fisik emas atau kepemilikannya berdasarkan

porsi. Kedua-duanya diperkenankan sebagaimana Standar Syariah Internasional

AAOIFI No 57 tentang Emas.

Keempat, jika pembelian dilakukan secara tidak tunai, pembeli diberikan

hak untuk membatalkan atau melanjutkan transaksi saat emas yang diterimanya

tidak sesuai pesanan agar hak pembeli dan penjual bisa dipenuhi dan tidak

19

Husan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaff, Taqrirot As-Sadidah Fi Masailil Mufidah

(Riyadh Saudi Arabia: Darul Mirats An-Nabawi, 2013). 20

https://www.republika.id/posts/7225/beli-emas-online diakses pada 1 November 2020 14:44

Page 12: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

70 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

dirugikan. Dalam fikih dikenal dengan khiyar ru'yah yang melekat dan menjadi

hak pembeli karena barang yang dibeli tidak dilihat.

Standar Syariah Internasional AAOIFI Nomor 38 tentang at-Ta'amulat

al-Maliyah bil-Internet, Keputusan Lembaga Fikih OKI nomor 52 3/6 dan

keputusan Nadwah Baraka yang diselenggarakan 3 Desember tahun 2000, di

Makkah menjelaskan, transaksi secara online itu dikategorikan dalam satu

majelis (tempat akad) atau berbeda itu dibagi dalam dua kondisi:

(a) Jika media transaksi itu gambar atau suara, seperti video call, telepon,

dan media sejenis, maka dapat dikategorikan hadir dan bertemu dalam satu

tempat (baina hadhiraini). Karena, pembeli dan penjual hadir dan bertemu

online dalam satu waktu.

(b) Jika media yang digunakan adalah tulisan seperti melalui surat

elektronik dan sarana tulisan sejenis, dikategorikan beda majelis dan waktu

karena waktu bertransaksi itu tidak sama atau ada jeda waktu antara ijab dan

qabul.

Secara umum, pembelian emas secara online ini sesuai maqashid syariah

(hifzdul mal), yaitu memudahkan untuk memiliki emas dan berbisnis. Tidak ada

nash dan konsensus para ulama yang secara tegas melarang transaksi tersebut.

Oleh karena itu, transaksi jual beli emas ini diperkenankan dalam Islam. Sejalan

dengan konsep maslahah, yakni menarik kemanfaatan dan menghindarkan

kerugian, dalam artian melestarikan tujuan-tujuan syariat yang mencakup lima

hal, memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kekayaan.21

Praktik Jual Beli Emas Ditributor Mini Gold

Distributor adalah agen resmi perusahaan yang bersifat perorangan yang

terikat langsung secara hukum dan berhak mendistribusikan dalam skema

penjualan dan pembelian ulang produk minigold dengan ruang lingkup usaha

berdasarkan zonasi yaitu kelurahan atau desa.

Distributor berhak menjual produk minigold kepada konsumen langsung

dan berkewajiban untuk melakukan pembelian ulang (buyback) dari konsumen

sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku. Distributor berhak

menjalankan usahanya dengan cara masing-masing selama tidak melanggar

21

Sucipto, Muhammad Hadi & Khotib, “Perdebatan Maslahah Mursalah dalam Kitab-Kitab al-

Imam al-Ghazali,”El-Faqih: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam, VI no. 1 (2020): 1-17,

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih

Page 13: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

71

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

aturan perusahan dan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk

di dalamnya membentuk dan mengelola jaringan usaha sendiri (reseller).

Mini Gold sendiri adalah logam mulia dengan kadar 24 karat yang

tersedia dalam ukuran 0.05 gram, 0.1 gram, 0.25 gram dan 0.5 gram. Emas

batangan berbentuk mini ini mengandung kadar emas 24 karat bersertifikat

resmi dan telah diuji di Sucofindo & G-Lab Pegadaian. Mini Gold merupakan

produk dari PT. Sinergi Digital Global Mulia. Perusahaan resmi, berizin, dan

memiliki legalitas.

Minigold bukanlah perusahaan pialang yang memerlukan ijin bappeti.

Melainkan seperti toko emas biasa yang tidak menghimpun dana masyarakat.

Sehingga minigold tidak perlu mendapat ijin OJK, karena bukan lembaga

keuangan. Melalui website resmi minigold dapat diketahui bahwa Sebagai

konsumen, pengiriman Mini Gold disepakati antara konsumen dengan

distributor ataupun reseller. Sebagai reseller, pengiriman Mini Gold disepakati

antara reseller dengan distributor. Sebagai distributor, pengiriman Mini Gold

disepakati antara distributor dengan dealer atau kantor pusat.

Adapun cara jual beli yang dilakukan ditributor minigold bervariasi.

Mayoritas melakukan jual beli emas online. Diantaranya melakukan promosi

melalui sosial media, selanjutnya melakukan serah terima secara langsung. Ada

pula yang melalui aplikasi whatsapp untuk transaksi jarak jauh. Sisanya

melakukan jual beli secara luring.

Page 14: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

72 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Tabel 1. Jawaban partispan terhadap pertayaan

Apakah anda melakukan jual beli online?

Pengetahuan ditributor minigold mengenai riba dalam jual beli emas

cukup baik, meskipun ada di antaranya yang masih belum memahami secara

lebih mendalam. Partisipan ada yang memahami riba sekadar melebihkan

pembayaran pinjaman, mengambil uang yang bukan haknya, bertambahnya

uang atau berat timbangan yang tidak sesuai dengan hukum Islam. Namun, ada

juga partisipan yang benar-benar memahami konsep riba dalam jual beli emas.

Riba dalam transaksi emas yaitu, jika ada kesenjangan waktu, semisal ada

pembeli, tapi ternyata distributor tidak mempunyai stok. Jual beli emas harus

dilakukan secara kontan, tidak boleh dicicil dan wajib memenuhi prinsip yadan

bi yadin.

Apabila ada reseller menawarkan emas pada pembeli padahal ia tidak

memiliki emas. Hal tersebut tidak boleh dilakukan, karena termasuk dalam

kategori gharar. Namun, masih ada beberapa distributor minigold yang

membolehkannya. Hal ini mengindikasikan kurangnya edukasi terkait jual beli

emas. Begitupula tanggapan mengenai partisipan terhadap fasilitas COD dalam

marketplace untuk jual beli emas online. Bahkan mayoritas partisipan

menjawab boleh. Padahal kurir yang mengantarkan emas hanya berperan

sebagai pengantar barang. Berbeda lagi apabila kurir tersebut berperan sebagai

wakil dari penjual emas.

13%

53%

34%

Jual Beli Emas Online

Tidak

Ya

Kadang

Page 15: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

73

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Tabel 2. Jawaban partisipan terhadap pertanyaan

Apakah jual beli itu sama dengan riba?

Distributor Minigold dalam melakukan jual beli emas online

memperhatikan akad dan cara transaksinya. Adapula yang memakai sistem

wakalah. Apabila akan melakukan transaksi emas online, maka pembeli harus

membuat perjanjian atau format akad mewakilkan pembelian emas kepada

pihak ketiga, bukan langsung kepada pihak pertama (penjual emas).

Contoh format akad jual beli emas terhadap pihak ke-3

Akad Ijab Beli Emas

Nama : Cheni Puspita

Alamat Lengkap :

Perum Kencana Asri No.1 Kel. Pondok Petir, Bojongsari Depok Jawa

Barat

Total : 2.003.300

Dengan ini saya menyatakan mewakilkan pembelian emas/pembelian

paket distributor tersebut kepada Saudari Fransisca Anggun.

Sistem jual beli emas online yang dilakukan oleh beberapa distributor

minigold sudah cukup baik, meskipun masih ada penjual yang memerlukan

edukasi lebih lanjut tentang riba dalam jual beli emas. Mereka memiliki prinsip

masing-masing, ada yang sama sekali tidak melakukan transaksi secara online,

ada yang mengedukasi supaya pembeli melakukan akad wakalah dalam

pembelian jarak jauh, dan ada yang secara tidak sadar melakukan riba yad

86%

7% 7%

Jual Beli sama dengan Riba

Tidak

Ya

Tergantung carabertransaksinya

Page 16: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

74 Iis Muala Wati

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

ataupun riba nasiah. Padahal jual beli emas memerlukan cara yang istimewa.

Bukan hanya pesan, tulis, catat, pastikan, kemudian emas dikirim.

Penutup

Jual beli emas dewasa ini mengalami perkembangan yakni dengan adanya

praktik jual beli secara online. Apalagi adanya emas mini yang dapat dibeli

dengan harga terjangkau. Minigold salahsatunya. Ribuan distributor tersebar di

seluruh penjuru tanah air. Cara jual beli yang dilakukan sesuai kesepakatan

penjual, dalam artian perusahaan tidak memberikan ketentuan secara khusus

dalam praktik jual beli mini gold.

Namun, dari situlah masalah timbul. Pengetahuan terkait riba dalam jual

beli emas belum diketahui oleh khalayak. Sehingga ada beberapa distributor

yang secara tidak sadar melakukan praktik riba, yakni riba yad atau riba

nasi’ah.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap

distributor memiliki cara berbeda dalam melakukan jual beli emas. Ada yang

hanya melakukan secara offline dan ada juga yang melakukan jual beli secara

online. Sementara itu, distributor yang melakukan jual beli emas secara online

terbagi lagi menjadi tiga bagian. Pertama, menggunakan jasa kurir sebagai

wakil penjual. Kedua, menggunakan akad wakalah via aplikasi whatsapp.

Ketiga, melakukan jual beli emas online sama seperti barang lainnya.

Ada baiknya jika pemerintah, DSN MUI, lembaga tarjih Muhammadiyah

dan lain sebagainya mengeluarkan peraturan atau ketentuan terkait jual beli

emas secara online, supaya masyarakat tidak meraba-raba dalam melakukan

jual beli emas. Sehingga edukasi terhadap penjual maupun pembeli emas

semakin mudah dilakukan.

Daftar Pustaka

Al-Kaff, Husan bin Ahmad bin Muhammad, Taqrirot As-Sadidah Fi Masailil

Mufidah (Riyadh Saudi Arabia: Darul Mirats An-Nabawi, 2013)

Asyura, Ahmad Ali, AlFiqh Muyassar Fil Ibaadat Wal Mu’amalaat (Riyadh

Saudi Arabia: Darut Thilai’ lin Nasyri wat Tasdir, 2010)

Page 17: Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi

Kontekstualisasi Riba dalam Jual Beli Emas Online (Studi Terhadap

Distributor Mini Gold)

75

El-Faqih, Volume 7, Nomor 1, April 2021

Creswell, John W, Researsch Design: Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, Dan Campuran, IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018)

Fitria, Tira Nur, ‘Bisnis Jual Beli Online (Online Shop ) Dalam Hukum Islam

Dan Hukum Negara’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, III.01 (2019), 52–62

Maulida, Sakinah, ‘Aspek-Aspek Syariah Dalam Jual Beli Emas Antam

Melalui Aplikasi Online Pada PT. Tamasia Global Sharia’, in Skripsi

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2018)

Mulya, Gustina, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Emas Online

Melalui Media Bukaemas Di Bukalapak’, in Skripsi (Surabaya: UIN

Sunan Ampel, 2018)

Salim, Munir, ‘Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam’, AL-

Daulah, VI.2 (2017), 371–86

Susilawati, Nilda, ‘Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai’, Jurnal Baabu Al-Ilmi:

Ekonomi Dan Perbankan Syariah, II.2 (2017)

Zamani, Ahmad Zakki, ‘Istidlal Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Jual

Beli Emas Tidak Tunai’, Al-Banjari:Jurnal Imliah Dan Ilmu-Ilmu

Keislaman, XV.1 (2016), 83–98

Copyright © 2021 Journal El-Faqih: Vol.7, No. 1,April 2021, e-ISSN: 2503-314X ;

p-ISSN: 2443-3950

Copyright rests with the authors

Copyright of Journal El-Faqih is the property of Journal El-Faqih and its content may not be

copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express

written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use.

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih