78
KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI SMK N 1 DEPOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1) Oleh JUNAEDI NIM: 106011000109 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H /2011 M

KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP

MUTU LAYANAN PENDIDIKAN

DI SMK N 1 DEPOK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk

Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh

JUNAEDI

NIM: 106011000109

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H /2011 M

Page 2: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 3: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 4: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 5: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

ABSTRAK

Nama : Junaedi.

NIM : 106011000109.

Jurusan/Fakultas : PAI/ Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Kotribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Mutu

Layanan Pendidikan di SMKN 1 Depok.

Judul tersebut dilatar belakangi oleh perlunya mendorong perhatian dan

komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, serta

mendorong orngtua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui sejauhmana perhatian Komite Sekolah terhadap

peningkatan mutu layanan pendidikan dan sejauhmana kontribusi peran Komite

Sekolah terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan di SMKN 1 Depok.

Adapun fokus masalah penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran

secara empiris mengenai kontribusi Peran Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu

layanan pendidikan di SMKN 1 Depok. Untuk memecahkan permasalahan di atas

digunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 44 guru, dari semua guru

tetap yang ada. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tertutup.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien korelasi 0,536 jika

dikonsultasikan angka indeks korelasi “r” 0,536 yang berada antara 0,40-0,70

termasuk dalam kategori adanya korelasi yang sedang atau cukup. Dengan demikian,

secara sederhana dapat diberikan interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa

terdapat korelasi positif antara variable X dan variable Y (hubungan di antara kedua

variable itu sedang dan cukup). Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar

28,73% maka diketahui bahwa kontribusi yang diberikan peran komite sekolah

terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMK N 1 Depok sebesar (28,73%) ini

berarti sebagian besarnya (71,27%) dipengaruhi oleh faktor lain selain Peran Komite

Sekolah.

Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa Peran Komite

Sekolah di SMKN 1 Depok belum diartikan secara menyeluruh oleh stakeholder

pendidikan terutama oleh anggota Komite Sekolah itu sendiri, sehingga Mutu

Layanan Pendidikan di sekolah itu belum dirasakan oleh pengguna pendidikan.

Dengan demikian perlunya perbaikan yang menyeluruh pada komponen-komponen

yang dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan, khususnya perbaikan pada Peran

Komite Sekolah dimana masih banyak kekurangan yang sangat menonjol dan

perlunya perbaikan secara berkelanjutan supaya penngkatan mutu layanan pendidikan

dapat dirasakan oleh seluruh stakeholder pendidikan.

Page 6: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam saya sanjungkan

kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Tidaklah terlepas ucapan terima kasih syukur bahagia yang tiada terhingga

sampai kapan pun untuk kedua orang tua keluargaku tercinta Ayahanda H. Nendi

Ibunda Hj. Ecih yang selalu mendo’akanku, mendidikku dengan penuh

keikhlasan, keridhoan dan kesabaran serta kasih sayangnya hingga saat ini,

kepada kakak-kakakku Nina, Suryati, Sumiyati yang selalu memberikan

semangat arti penuh makna dalam menuju hidup yang kaya amanah akan

keberkahan dan semoga Allah SWT senantiasa menuntun dan menjaga mereka

dalam menuju kerihoan-Nya.

Selain itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak yang secara tulus ikhlas memberikan bantuannya

baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bahrisalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Dra. Hj. Eri Rosatria, M.Ag., Dosen penasehat akademik dan para dosen yang

telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga

selesainya skripsi ini.

4. Drs. Nurrochim, M.M., Dosen pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas

telah memberikan bimbingan, bantuan serta motivasinya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Ocim Wijaya, S.Pd. M.M., Kepala SMK N 1 Depok, yang telah sudi

kiranya menerima penulis dengan baik dan terbuka dalam melakukan

penelitian di Sekolahnya, sehingga penulis dapat dengan mudah memperoleh

data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini.

Page 7: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

vi

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pemimpin

dan Staf Perpustakaan UNJ, yang telah membantu penulis dalam

mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam peneyelesaian skripsi ini.

7. Muhammad Irfan Arofah (Bang. Irfan) Insan Nursuryansyah (icank), Deden

Fatih (Dewan), Hamdillah (Thile), Fahrurrozi (Booy), Jurahman Namar

(Ncunk) Rifki (Rifki), Ali Mudasir (Dasir), Ghozali (Ali), Andika (Dika),

(Kawan-kawan yang memberikan keceriaan dalam kehidupan dengan tawa

dan canda), para mahasiswa PAI khususnya PAI C Angkatan 2006, segenap

kawan-kawan yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut serta

membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Kawan-kawan IKMD (Ikatan Keluarga Mahasiswa Depok) Abdul Rohim,

Ahmad Fadilah, Deden Supriadi, Andi Basyuni, Alfian Haikal, Mubin

Nurdiansyah dan semua anggota IKMD yang selalu memberikan dukungan

penuh kepada penulis.

Dengan menengadah tangan dan mengucap syukur Alhamdulillah, karena

hanya kepada Allah SWT, jualah penulis mohonkan semoga amal baik yang telah

diberikan menjadi amal sholeh dan diterima disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain

yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 28 Juni 2011

Penulis

Junaedi

Page 8: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ........................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

BAB II : KAJIAN TEORITIS .......................................................................... 10

A. Mutu Pendidikan ............................................................................ 10

1. Pengertian Mutu Pendidikan .................................................... 10

Page 9: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

viii

2. Mutu Pendidikan dan Faktor yang Mempengaruhinya ............. 13

3. Mutu Pendidikan berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional ... 17

4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan di Indonesia .. 18

5. Kotribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Peningkatan Mutu

Layanan Pendidikan ................................................................ 20

B. Komite Sekolah .............................................................................. 23

1. Pengertian Komite Sekolah ....................................................... 23

2. Konsep Dasar Komite Sekolah ................................................ 24

a. Nama dan Unsur-unsur ........................................................ 24

b. Kedudukan dan Sifat .......................................................... 25

c. Tujuan ................................................................................. 26

d. Fungsi ................................................................................. 26

e. Keanggotaan ....................................................................... 27

f. Prinsip Pembentukan .......................................................... 28

3. Pemberdayaan Komite Sekolah ............................................... 28

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 30

D. Hipotesis ......................................................................................... 31

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 32

B. Variabel Penelitian ......................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 33

D. Intrumen Penelitian ......................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 38

Page 10: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

ix

BAB IV : HASIL PENELITIAN ....................................................................... 40

A. Gambaran Umum Penelitian .......................................................... 40

1. Sejarah Singkat SMK N 1 Depok ............................................. 40

2. Visi dan Misi ............................................................................ 41

3. Struktur Organisasi Sekolah ..................................................... 42

4. Kondisi Tenaga Kependidikan dan Sarana Prasarana ............... 42

5. Keadaan Siswa-siswi ................................................................ 44

6. Komite Sekolah ........................................................................ 44

7. Program Kerja Komite Sekolah ............................................... 45

B. Deskripsi Data ................................................................................ 46

C. Uji Hipotesis .................................................................................. 52

D. Interpretasi Data ............................................................................. 56

BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 57

A. Kesimpulan .................................................................................... 57

B. Saran ............................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 59

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

x

DAFTAR TABEL

2.1 Konsepsi Mutu Pendidikan ........................................................................... 12

3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian Kuesioner Peran Komite Sekolah Peningkatan

Mutu Pendidikan ........................................................................................... 34

4.1 Struktur Organisasi Sekolah .......................................................................... 42

4.2 Kondisi tenaga Kependidikan SMK N 1 Depok ........................................... 43

4.3 Sarana dan Prasarana .................................................................................... 43

4.4 Keadaan Siswa-siswi SMK N 1 Depok ........................................................ 44

4.5 Struktur Organisasi Komite Sekolah SMK N 1 Depok ................................ 45

4.6 Kategori Penilaian Peran Komite Sekolah .................................................... 49

4.7 Kategori Penilaian Mutu Pendidikan ............................................................ 52

4.8 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan .............................................................. 53

4.9 Angka Indeks Korelasi .................................................................................. 55

Page 12: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Referensi

Lampiran 2 Surat Pengajuan Profosal Skripsi

Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 6 Surat Angket Penelitian

Lampiran 7 Tabel Hasil Jawaban Angket

Lampiran 8 Profil Sekolah

Lampiran 9 Profil Komite Sekolah

Page 13: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999

telah diperbaharui dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, memposisikan

kabupaten/kota sebagai pemegang kewenangan dalam tanggungjawab

pembangunan berbagai sektor, termasuk penyelenggaraan bidang pendidikan.

Pelaksanaan pendidikan di daerah tidak hanya diserahkan kepada kabupaten/kota,

melainkan juga diberikan kepada satuan pendidikan, baik jalur pendidikan sekolah

maupun luar sekolah. Dengan demikian, keberhasilan penyelenggaraan

pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan

juga pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pihak sekolah, dan masyarakat atau

stakeholder pendidikan. Hal ini relevan dengan konsep partisipasi berbasis

masyarakat dan manajemen berbasis sekolah.

Salah satu masalah mendasar dalam bidang pendidikan Indonesia adalah

rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

pendidikan dasar dan menengah. Mutu pendidikan di Indonesia selama ini masih

belum mengalami peningkatan yang signifikan dan merata. Sebagian sekolah,

Page 14: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

2

terutama di kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup

mengembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu

pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan

pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih

bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah terpenuhi,

maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan

output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan.

Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur

oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang

diproyeksikan di tingkat mikro (sekolah).1

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat

sedikitnya tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami

peningkatan secara merata, yaitu:

1. Pendekatan education production function atau input & output analisi yang

digunakan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia tidak dilakukan secara

konsekuen.

2. Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara

birokratiksentralistik.

3. Peranserta masyarakat, khususnya orangtua siswa dlam penyelenggaraan

pendidikan selama ini sangat minim.2

Hal tersebut banyak terjadi akhir-akhir ini di lembaga pendidikan atau satuan

pendidikan (sekolah). Karena tidak jarang yang sampai saat ini sekolah belum

bisa mengartikan secara keseluruhan dari kebijakan yang telah pemerintah pusat

keluarkan. Hal ini pula yang dialami di satuan pendidikan (sekolah) yang ada di

Depok, khususnya SMK N 1 Depok.

Ada beberapa poin paradigma untuk mendasari mutu pendidikan Indonesia

yaitu, Pembahasan kurikulum, pembaruan dalam proses pembelajaran,

pembenahan manajemen pendidikan nasional, pembenahan pengelolaan guru dan

mencari serta mengembangkan berbagai sumber alternatif pembiayaan

pendidikan.

1 Forum Wartawan Peduli Pendidikan, Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006. h.

2 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2001

Page 15: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

3

Guna peningkatan mutu pendidikan maka sekolah harus dinamis dan kreatif

dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu

pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai

keragamannya, diberikan kepercayaan untuk mengatur dab mengurus dirinya

sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan partisipasi masyarakat

sangat diperlukan. Partisipasi masyarakat yang selama ini umumnya lebih banyak

bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengembalian

keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan

akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan

hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orangtua siswa,

sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan.

Untuk menampung dan menyalurkan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan, maka dibentuklah suatu wadah yang diberi nama

Komite Sekolah. Komite sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadahi

peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, penertaan, dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra satuan

pendidikan, jalur pendidikan satuan pendidikan maupun jalur pendidikan luar

satuan pendidikan. Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non

profit dan non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh

para stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi

dan berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas proses

dari hasil pendidikan.3

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002, tanggal

2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dikatakan bahwa

Komite Sekolah merupakan dampak wujud dari otonomi pendidikan, melalui

demokratisasi pendidikan. Wujud dari kebijaksanaan ini adalah kesempatan

masyarakat untuk berperan aktif dalam menumbuhkembangkan pendidikan. Hal

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2006), h. 37

Page 16: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

4

ini, sejalan dengan apa yang disebut dengan community based education, dan

secara tidak langsung imbas dari school based management.

Dibetuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar suatu organisasi masyarakat di

satuan pendidikan mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap

peningkatan kualitas satuan pendidikan. Adapun tujuan dibentuknya KOmite

Sekolah sebagai organisasi masyarakat di satuan pendidikan sebagai berikut:

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan dan program pendidikan di satuan pendidikan.

2. Meningkatkan tanggungjawab peranserta aktif dari seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel, dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu

di satuan pendidikan.4

Namun demikian kehadiran Komite Sekolah yang fakta di lapangan masih

menunjukkan justru keberadaannya dianggap sebagai masalah baru bagi orangtua

siswa karena menjadi actor utama di balik mahalnya biaya sekolah.

Keberadaannya sekadar menstempel setiap kebijakan yang dibuat oleh kepala

sekolah, terutama untuk menarik dana dari orangtua siswa. Hal ini pula yang

terjadi di berbagai sekolah di kota Depok, salah satunya adalah SMK N 1 Depok

yang masih menganggap Komite Sekolah adalah suatu lembaga yang sama

dengan lembaga sebelumnya.

Kalau dihitung mulai dari terbitnya Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, maka Dewan Pendidikan dan Komite

Sekolah telah berusia kurang lebih sembilan tahunan. Melalui program sosialisasi,

pengembangan, dan kemudian pembinaan yang telah dan sedang dilaksanakan

oleh pemerintah, dalam hal ini Ditjen Mandikdasmen, hasilnya dapat kita ketahui

sebagai berikut:

1. hampir semua kabupaten/kota di Indonesia telah terbentuk Dewan

Pendidikan Kabupaten/Kota.

2. Separuh provinsi di Indonesia secara mandiri telah membentuk Dewan

Pendidikan Provinsi.

4 Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan Sekolah di

Era Otonomi Daerah, (Jakarta: CV Sagung Seto, 2007), Cet. I, h. 62.

Page 17: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

5

3. Hampir semua satuan pendidikan telah membentuk Komite Sekolah

4. bagaimana pun juga Dewan Pendidikan Nasional sampai saat ini memang

belum terbentuk. Hal ini terkait dengan soal jumlah atau kuantitatif. Jika

secara kuantitatif kondisinya cukup membanggakan, namun secara kualitatif

memang masih sangat memprihatinkan.5

Dalam keterangan di atas telah dijelaskan bahwa hampir semua satuan

pendidikan telah terbentuk Komite Sekolah. Itu memang benar sekali. Namun

kondisi itu sama sekali tidak melegakan hati kita. Pada awalnya proses

pembentukan Komite Sekolah dilakukan secara instan. Kalau ada Komite Sekolah

yang dibentuk dengan model pemilihan formatur, maka itu masih lumayan. Yang

sering terjadi adalah justru Komite Sekolah yang dibentuk dengan cara

penunjukan oleh kepala sekolahnya. Akibatnya, sampai saat ini Komite Sekolah

masih tetap menyandang stigma seperti BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara

Pendidikan) atau pun POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru). Inilah

kondisi Komite Sekolah yang ada dan kita kenal sampai saat ini, yakni sebagai

Komite Sekolah stempel.

Ade Irawan, Sekretaris Koalisi Pendidikan melihat ada beberapa faktor yang

menjadi penyebab komite tidak mampu menjalankan fungsi sebenarnya, yaitu:

”Pertama, buruknya sosialisasi. Kedua, minimnya pemahaman guru dan orangtua

siswa. Ketiga, komite dibentuk kepala sekolah”.6

Untuk melihat lebih jauh kondisi di lapangan penulis mengadakan studi

pendahuluan di sekolah menengah dan atas kota Depok. Dari hasil studi

pendahuluan penulis menemukan terdapat SMK N 1 Depok di Kecamatan Tapos

Kota Depok. Permasalahan yang masih ditemukan menyangkut komite sekolah

yaitu komite sekolah tidak mempunyai program kerja sendiri, sehingga komite

sekolah tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan.

Hal ini dikarenakan tidak ada program kerja yang harus mereka laksanakan.

Komite sekolah akan melaksankan program yang telah dibuat oleh kepala sekolah

sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja komite sekolah dalam

5 Suparlan, “Komite Sekolah: Kondisi, Masalah dan Tantangan di Masa Depan”, dari

http://www.suparlan.com/pages/posts/komite-sekolah-kondisi-masalah-dan-tantangan-di-masa-

depan237.php tanggal 20 Nopember 2010. 6 Forum Wartawan Peduli Pendidikan, Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006. h. 109-110.

Page 18: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

6

memerankan peran dan fungsinya, karena program kerja komite sekolah masih

ikut dalam program kerja sekolah hal ini akan menyebabkan tidak berdayanya

peran komite sekolah sebagai organisasi yang mewadahi peran serta masyarakat

dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

Komitmen UU yang telah diamatkan terhadap pemerintah tersebut tentunya

perlu didukung. Hanya perlu diingat, untuk memajukan mutu pendidikan tidak

cukup diandalkan dengan alokasi dana yang besar saja. Kalau tidak dibarengi

dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang benar, serta dikelola

orang-orang yang benar, maka jelas akan tidak efektif dan efisien.

Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah bersama-sama dengan masyarakat

bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan karena,

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Tentang Standar Nasional

Pendidikan yang berkenaan dengan; “pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala

sekolah satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite

sekolah/madrasah”.7 Hal itu dimaksudkan agar kualitas mutu pendidikan di

Indonesia terus mengalami peningkatan dan tujuan pendidikan nasional dapat

tercapai sesuai dengan harapan.

Di era otonomi ini, partisipasi masyarakat sebagai kekuatan control dalam

pelaksanaan berbagai program pemerintah menjadi sangat penting. Di bidang

pendidikan partisipasi ini lebih strategis lagi. Karena partisipasi tersebut bisa

menjadi semacam kekuatan control bagi pelaksanaan dan kualitas pendidikan di

sekolah-sekolah. Apalagi saat ini Kemendiknas mulai menerapkan konsep

manajemen berbasis sekolah (school-based management). Karena itulah gagasan

tentang perlunya sebuah Komite Sekolah yang berperan sebagai semacam

lembaga yang menjadi mitra sekolah yang menyalurkan partisipasi masyarakat

(semacam lembaga legislatif) menjadi kebutuhan yang sangat nyata dan tak

terhindarkan. Dengan adanya Komite Sekolah, kepala sekolah dan para

penyelenggara serta pelaksana pendidikan di sekolah secara substansial akan

bertanggungjawab kepada komite tersebut.

7Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 43.

Page 19: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

7

Kalau selama ini garis pertanggungjawaban kepala sekolah dan para

penyelenggara pendidikan di sekolah bertanggungjawab kepada pemerintah,

dalam hal ini kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen

Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Nasional, maka dengan konsep manajemen

berbasis sekolah pertanggungjawaban itu kepada Komite Sekolah. Pemerintah

dalam hal ini hanya memberikan legalitas saja. Selama ini Komite Sekolah

memang telah dibentuk oleh pemerintah, tapi perannya terbatas hanya untuk

mengawasi dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) atau yang lebih dikenal saat ini

Bantuan Oprasional Sekolah (BOS). Komite Sekolah yang baru ini tentu tidak

terbatas hanya untuk mengawasi dana JPS/BOS saja, melainkan juga berperan

bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, berfungsi untuk terus

menjaga transparansi dan akuntabilitas sekolah, serta menyalurkan partisipasi

masyarakat pada sekolah.

Tentu saja Komite Sekolah ini mesti diawali dengan melakukan upaya

optimalisasi orang tua siswa di sekolah. Upaya ini menjadi sangat penting lagi di

saat keadaan budaya dan gaya hidup generasi kita sudah mulai tidak jelas

sekarang ini. Dengan adanya upaya ini jalinan antara satu sisi, orang tua, dan sisi

lain sekolah, bisa bersama-sama mengantisipasi dan mengarahkan serta bersama-

sama meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak di usia sekolah. Dengan

demikian, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama mulai dari keluarga,

masyarakat dan pemerintah.

Melihat realitas tersebut penulis merasa perlu mengkaji permasalahan tersebut

secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan

tersebut ke dalam skripsi dengan judul “KONTRIBUSI PERAN KOMITE

SEKOLAH TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DI SMKN 1

DEPOK”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi

beberapa permasalahan, antara lain:

Page 20: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

8

1. Ketidakkompakan pihak sekolah dengan komite sekolah dalam menjalankan

program-programnya.

2. Komite sekolah sering dianggap tidak memberikan kontribusi yang besar

terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan.

3. Adanya Ketidaktahuan bahwa masyarakat terlibat dalam dunia pendidikan

untuk mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih maju.

4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia anggota komite sekolah yang ada

di sekolah.

5. Banyaknya hambatan yang dihadapi komite sekolah untuk berperan aktif

dalam proses peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

6. Kurangnya perhatian satuan pendidikan dan komite sekolah terhadap

pengembangan mutu pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan yang tercantum pada identifikasi masalah,

penulis melihat perlu melakukan pembatasan masalah. Hal itu dilakukan agar

permasalahan tidak menimbulkan kerancuan, maka masalah penelitian menjadi

sebagai berikut:

1. Komite sekolah sering dianggap tidak memberikan kontribusi yang besar

terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan.

2. Kurangnya perhatian Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu

pendidikan di sekolah.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah pada poin sebelumnya dapat dirumuskan menjadi

pertanyaan berikut:

1. Bagaimana gambaran kontribusi peran Komite Sekolah terhadap

peningkatan mutu layanan pendidikan?

2. Bagaimana perhatian Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu layanan

pendidikan di sekolah?

Page 21: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi peran Komite Sekolah terhadap

peningkatan mutu layanan pendidikan, dan

2. Untuk mengetahui sejauh mana perhatian Komite Sekolah terhadap

peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat dalam penulisan skripsi ini penulis akan memaparkan

beberapa manfaat, diantaranya adalah:

1. Bagi Sekolah : sebagai informasi mengenai upaya yang telah dilakukan

Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan,

2. Bagi Komite Sekolah : sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan upaya

meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagi Praktisi Pendidikan : Menjadi tambahan dalam khazanah ilmu

pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4. Bagi Masyarakat : sebagai media informasi atas keberadaan komite sekolah

di sebuah lembaga pendidikan.

Page 22: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional yang

sedang dihadapi dan dapat perhatian sungguh-sungguh dalam sistem

pendidikan nasional Indonesia dewasa ini. Sebelum mutu pendidikan ada

baiknya mengetahui apa itu mutu dan apa itu pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “mutu adalah ukuran baik buruk

suatu benda; kadar; taraf; atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb); kualitas”.1

Secara substantif, istilah mutu itu sendiri mengandung dua hal yaitu: “pertama

sifat dan kedua taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan keadaan benda

sedangkan taraf menunjukan kedudukan dalam suatu benda”.2

Menurut Aan Komariah dalam pengertian mutu dapat dilihat dari dua segi,

yaitu mutlak/absolut dan relatif. “Dalam pengerian mutlak Mutu adalah suatu

jasa yang memiliki nilai tertinggi, bersifat unik dan sangat berkaitan dengan

ungkapan kebaikan (goodness), keindahan (beauty), kebenaran (truth), dan

1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.

677 2 Sanusi Uwes, Manajemen Pengebangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)

Cet. I hal. 27

Page 23: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

11

idealitas. Sedangkan dalam arti relatif mutu berdasarkan pada kebutuhan

pelanggan”.3

Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk menyatakan esensi

suatu benda atau hal berupa standar ideal yang ingin dicapai oleh suatu proses.

Sedangkan Pendidikan dalam Undang-undang Pendidikan No. 20 tahun

2003, bahwa “Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi

perannya dimasa yang akan datang”.4

Amier Daien Indrakusuma mengartikan “pendidikan sebagai bantuan yang

diberikan secara sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani dan

rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan”.5

Menurut Lengeveld dalam bukunya Alisuf Sabri pendidikan adalah:

pemberian bimbingan atau bantuan rohani bagi yang masih memerlukan.

Pendidikan itu terjadi melalui pengaruh dari seseorang yang telah dewasa

kepada orang yang belum dewasa. Dalam hal ini Lengeveld menegaskan

pendidikan ialah semua usaha, pengaruh, perlindungan, serta bantuan yang

diberikan harus tertuju kepada anak didiknya atau dengan kata lain

membantu anak didik agar cukup cakap dalam melaksanakan tugas

hidupnya sendiri.6

Demikian beberapa pengertian menurut pandangan dari beberapa tokoh,

yang pada dasarnya menjelaskan bahwa pendidikan itu merupakan pemberian

bimbingan atau bantuan kepada mereka yang memerlukan dalam pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani, menuju kesempurnaan kesejahteraan

dan kebahagiaan hidup masa kini dan masa yang akan datang.

Sebelum penulis menarik kesimpulan tentang mutu pendidikan. Ada yang

perlu dijelaskan terlebih dahulu yaitu bahwa pengertian mutu pendidikan,

merupakan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntunan

kebutuhan hasil pendidikan, yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan

3 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2005), Cet. I hal. 9 4 UU Sisdiknas dan peraturan pelaksanaannya, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992), Cet. II, hal. 2

5 Amier Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973),

Cet. I hal. 27 6 H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet.I,

hal.8

Page 24: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

12

teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya

manusia.

Mutu pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan lembaga

pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk

meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Dalam konteks

pendidikan, menurut Departemen Pendidikan Nasional, sebagaimana dikutip

Mulyasa, “pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan”.7

Jadi dalam memandang konsepsi input output pendidikan sebagaimana

digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Konsepsi Mutu Pendidikan

Konsepsi input dan output pendidikan sejauh ini merupakan gambaran mutu

pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau

jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan atau yang tersirat.

Dengan kata lain mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan

sekolah dalam dua dimensi yaitu “kemampuan teknis dan pengelolaan”.8

Mutu pendidikan tidak terlepas dari seperangkat pelaksana pendidikan,

karena perangkat pelaksana pendidikan memiliki lingkup kegiatan langsung

berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

7 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam; Strategi Baru Pengelolaan Lembaga

Pendidikan Jslam, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 206 8 Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan; Isu, Teori dan Aplikasi,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. I. hal. 299

Proses Input Output

Page 25: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

13

Dengan demikian, pengertian tentang mutu pendidikan adalah tingkat/ taraf/

derajat kemampuan dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap

komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan

nilai tambah terhadap komponen-komponen tersebut menurut norma/ standar

yang berlaku.

2. Mutu Pendidikan dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi

guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana

pendidikan dan meningkatkan mutu manajemen sekolah. Namun demikian

berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang

berarti. Sedangkan sekolah, terutama dikota-kota, menunjukan peningkatan

mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya

masih memprihatinkan.

Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi agenda

utama semua birokrasi pendidikan, semua komponen persekolahan, semua

orang tua dan wali murid, serta pihak-pihak lainnya yang memiliki jaringan

langsung atau tidak terhadap dunia pendidikan. Mutu pendidikan sangat

ditentukan oleh banyak pihak, apakah pemerintah, masyarakat, sekolah,

orangtua dan siswa itu sendiri.

Sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak

mengalami peningkatan secara merata.

Pertama, fungsi dan tujuan pendidikan kurang melekat pada pelaksana dan

pelaksanaan pendidikan.

Kedua, prinsip penyelenggaraan pendidikan yang demokratis, berkeadilan

dan tidak diskriminatif tidak dijadikan sebagai prinsip yang harus

dijunjung tinggi.

Ketiga, masyarakat seringkali diberlakukan sebagai komunitas untuk

melegalkan sebuah kebijakan pelaksana pendidikan, dan bukan sebagai

pelaku untuk memberdayakan sekolahnya.

Page 26: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

14

Keempat, evaluasi pendidikan seringkali dibelokkan dengan kepentingan

tertentu.9

Pembangunan pendidikan hendaknya diarahkan kepada beberapa sektor

yang merupakan kebutuhan mendasar, karena langsung memberikan dampak

terhadap peningkatan mutu pendidikan diantaranya yaitu:

Pertama, sarana dan prasarana pendidikan, meliputi pembangunan ruang

belajar, renovasi dan rehabilitasi ruang belajar beserta perangkat

pendukungnya, ruang laboratorium, perpustakaan, komputer, pusat sumber

belajar, dan termasuk rumah guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, WC

guru dan murid. Kedua, sarana dan prasarana pembelajaran, berkaitan

dengan pengadaan alat dan media pembelajaran, untuk bidang IPA, IPS,

Bahasa, dan bidang lainnya, seperangkat alat praktek laboratorium,

pengadaan buku-buku perpustakaan, dan sebagainya. Ketiga,

Pembangunan SDM. Kualifikasi pendidikan guru. Keempat, Pembangunan

sektor Pendidikan Luar Sekolah. Kelima, pembangunan life skill.10

Haryono Suyono, seorang Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan,

mengemukakan bahwa:

Gerakan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sangat

rendah setidak-tidaknya harus diarahkan untuk lima sasaran utama dengan

komitmen dan dukungan program dan anggaran yang kuat, terpadu dan

dinamik dari pemerintah dan aparatnya di seluruh pelosok tanah air.

Sasaran pertama, peningkatan pemberdayaan siswa secara konsisten dan

berkelanjutan. Kedua, peningkatan mutu, kemampuan dan kesejahteraan

guru. Ketiga, penyempurnaan kemampuan dan kesiapan sekolah untuk

memberikan dukungan terhadap aktivitas kependidikan dan pengajaran

yang dinamik, padat dan relevan dengan perkembangan masyarakatnya.

Keempat, pengembangan kesadaran orang tua untuk mengirim dan

memberikan dukungan kepada anak-anaknya untuk belajar sampai ke

tingkat yang setinggi-tingginya. Kelima, pengembangan budaya

masyarakat yang kondusif serta mendukung upaya belajar dalam suasana

nyaman, menggairahkan dan dinamik.11

Untuk mengukur sejauh mana mutu pendidikan telah dicapai, perlu

diketahui tanda-tanda operasionalnya, tanda-tanda opreasional yang

9 Maslikhah, Quo Vadis, Pendidikan Multikultur; Rekonstruksi Sistem Pendidikan Berbasis

Kebangsaan, (Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2007), Cet. Ke-1 hal. 88-89 10 Isjoni, Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),

h. 22-23 11

Haryono Suyono, Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan, Yayasan Damandiri, h.1.

www.Damandiri.co.id , 10 Mei 2011

Page 27: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

15

dimaksudkan itu dijelaskan oleh Djauzak Ahmad dalam bukunya Petunjuk

Peningkatan Mutu Sekolah Dasar sebagai berikut:

a. Siswa, meliputi:

1) Kemampuan siswa dalam mengikuti belajar mengajar

2) Lingkungan siswa seperti lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

dalam lingkungan dan masyarakat

b. Guru, meliputi:

1) Kemampuan guru dalam kegiatan mengajar

2) Latar belakang pendidikan

3) Pengalaman kerja

4) Beban belajar

5) Kondisi sosial ekonomi

6) Motivasi kerja

7) Komitmen

8) Disiplin dan kreativitas

c. Kurikulum

d. Sarana dan prasarana, meliputi:

1) Alat peraga

2) Alat praktek

3) Laboratorium

4) Perpustakaan

5) Ruang keterampilan

6) Ruang UKS

7) Ruang kantor, gedung dan perabot

e. Pengelolaan kelas, meliputi:

1) Pengelolaan kelas

2) Pengelolaan guru

3) Pengelolaan siswa

4) Pengelolaan sarana dan prasarana

5) Peningkatan tata tertib

f. Proses belajar mengajar, meliputi:

1) Penguasaan materi

2) Penggunaan metode mengajar

3) Penampilan guru

4) Pendayagunaan alat dan fasilitas

g. Pengelolaan dana, meliputi:

1) Perencanaan anggaran

2) Penggunaan dana

3) Laporan

4) Pengawasan

h. Supervisi dan monitoring

1) Hubungan sekolah dengan orang tua

2) Hubungan sekolah dengan instansi pemerintah

3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha

Page 28: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

16

4) Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya.12

Selain itu Sidi menyebutkan ada lima langkah yang perlu dilakukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:

a. pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan

dan keterampilan dasar minimal.

b. peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga

kependidikan sesuai dengan kebutuhan.

c. penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana

pendidikan.

d. pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah.

e. penciptaan iklim dan suasana kompetitif dan koperatif antar sekolah.13

Sedangkan Isjoni menjelaskan dalam bukunya “Pendidikan sebagai

Investasi Masa Depan” ada tujuh aspek yang dijadikan pertimbangan dalam

pembangunan pendidikan, yakni:

a. Pengadaan guru

b. Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

c. Pengembangan kurikulum

d. Peningkatan kualitas pendidikan

e. Peningkatan profesionalisme dan tanggung jawab terhadap profesi

f. Peningkatan kesejahteraan guru

g. Pemberdayaan masyarakat.14

Dari semua pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas dapat penulis

simpulkan bahwa peningkatan mutu pendidikan menitikberatkan kepada

pengembangan komponen-komponen yang ada dalam satuan pendidikan dan

pembangunan mutu secara keseluruhan mulai dari pemerintah, sekolah dan

masyarakat atau stakeholder pendidikan, agar dalam proses peningkatan mutu

pendidikan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan baik dari aparatur

pemerintah maupun satuan pendidikan itu sendiri.

Faktor penentu atas keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan

juga ditentukan atas kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran,

bagaimana guru akan mengajar lebih efektif, dan hasil belajar anak didiknya

12

Djauzak Ahmad, Petunjuk Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Rhinaka Cipta,

1995), h. 9 13

Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru Pendidikan,

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 74-75 14

Isjoni, Pendidikan sebagai Investasi,... h. 25

Page 29: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

17

baik, kalau sarana pembelajaran dalam kelas tidak tersedia. Ini jelas akan

menjadi kebijakan pemerintah, karena itu tugas pemerintahlah untuk

menyediakan sarana pembelajaran di kelas yang diperlukan guru. Seperangkat

pembelajaran tersebut sangat menentukan dalam mewujudkan mutu

pendidikan.

3. Mutu Pendidikan Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional

Mutu pendidikan menurut berbagai kamus, “kata inggris academy berasal

dari kata latin academia. Kata ini mempunyai beberapa makna, yang salah

satunya adalah (a lerned sociery for the advancement of arts and scient) suatu

masyarakat atau perkumpulan orang-orang yang didirikan untuk memajukan

ilmu pengetahuan dan kemanusiaan”.15

Persoalan mutu pendidikan adalah suatu masalah yang kontroversial, pada

satu pihak terkadang dikatakan bahwa mutu pendidikan di indonesia sudah

cukup baik; sistem pendidikan di indonesia sudah dapat memenuhi sebagian

tuntunan dan kebutuhan bangsa kita, misalnya berkaitan dengan tenaga kerja

yang terdidik. Perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar terjadi, karena

belum adanya standarisasi mutu pendidikan yang diterima oleh seluruh praktisi

pendidikan di indonesia. Banyak sekolah-sekolah dinilai sebagai sekolah yang

terbaik oleh masyarakat, masing-masing lembaga tersebut memiliki misi yang

berbeda merupakan bukti bahwa belum ada kriteria yang pasti tentang mutu

pendidikan itu sendiri.

Maka dari itu penulis ingin mengembalikan persoalan mutu pendidikan

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, karena tujuan pendidikan nasional

yang telah diterapkan merupakan cermin dari orientasi pendidikan sesuai

dengan kebutuhan dan cita-cita bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, “yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

15

Mochtar Buchori, Pendidikan dalam Pengembangan, (Jakarta: PT. Tiara Wacana, 1994),

Cet. I, h. 34

Page 30: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

18

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

berkepribadian yang mantap dan mandiri serta sara tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”.16

Sementara dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:

pendidikan harus berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yans bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.17

Dari pemaparan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu

pendidikan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan nasional adalah

pendidikan yang dapat menghasilkan peserta didik yang memilki kapabilitas

sebagai berikut: beriman, bertakwa terhadap tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, berkepribadian, berbudi luhur, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

terampil, bertanggung jawab, produktif dan sehat jasmani dan rohani.

Selain itu mutu pendidikan juga harus bisa mewujudkan tujuan bersama

yakni mencerdaskan kehidupan manusia Indonesia. Karena mutu pendidikan

Indonesia sangat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

sebagai modal pembangunan bangsa di masa yang akan datang.

4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan di Indonesia

Mutu pendidikan yang diupayakan melalui penerapan konsep MBS

sebagaimana telah diuraikan pada subunit 1 di atas, dapat diukur menggunakan

parameter yang berlaku secara nasional. Parameter yang dimaksudkan adalah

Standar Nasional Pendidikan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

pendidikan, sebagai persyaratan minimum layanan pendidikan. Pada tingkat

sekolah, SPM pendidikan mencerminkan spesifikasi teknis layanan pendidikan

dan merupakan bagian standar nasional.

16

UU Sisdiknas, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993), Cet IV, h. 4 17

M. Sukardjo, Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 82

Page 31: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

19

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal menetapkan bahwa Standar Pelayanan

Minimal pendidikan adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar

bidang pendidikan yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh

setiap warga secara minimal. Indikator pencapaian SPM pendidikan adalah

prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan

besaran sasaran yang hendak dipenuhi, yaitu berupa masukan, proses, hasil

dan/atau manfaat pelayanan pendidikan di sekolah. Sedangkan pengertian

pelayanan dasar adalah pelayanan pendidikan bagi siswa yang mutlak untuk

dipenuhi.

SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan

dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian.SPM

disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan

keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaan dan personil

daerah dalam bidang yang bersangkutan. Penyusunan rencana pencapaian SPM

dan anggaran kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM dilakukan

berdasarkan analisis kemampuan dan potensi daerah dengan mengacu pada

pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pemerintah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM

oleh Pemerintahan Daerah dalam rangka menjamin akses dan mutu pelayanan

dasar kepada masyarakat. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh : a).

Pemerintah untuk pemerintahan daerah Provinsi; dan b). Gubernur sebagai

representasi pemerintah di daerah untuk Kabupaten/Kota. Pemerintah wajib

mendukung pengembangan kapasitas pemerintahan daerah yang belum mampu

mencapai SPM. Pemerintah dapat melimpahkan tanggungjawab

pengembangan kapasitas pemerintahan daerah Kabupaten/ Kota yang belum

mampu mencapai SPM kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah.

Dukungan pengembangan kapasitas pemerintahan daerah dapat berupa

fasilitas, pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis,

pendidikan dan pelatihan atau bantuan teknis lainnya. Berdasar hasil monev,

pemerintah wajib memberikan penghargaan bagi pemerintahan daerah yang

Page 32: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

20

berhasil mencapai SPM dengan baik dalam batas waktu yang ditetapkan, dan

memberikan sanksi kepada pemerintahan daerah yang tidak berhasil mencapai

SPM dengan baik.

Berdasarkan mekanisme pemenuhan SPM pendidikan seperti tersebut di

atas, pemerintah daerah Propinsi dan Kabupeten/Kota menyusun SPM

pendidikan sesuai dengan kapasitas daerahnya masing-masing. Acuan utama

yang digunakan untuk menyusun SPM pendidikan adalah Peraturan

Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berkenaan dengan standar pendidikan, pemerintah menetapkan 8 (delapan)

standar pendidikan, yaitu: a). standar isi; b). standar proses; c). standar

kompetensi lulusan; d). standar pendidik dan tenaga kependidikan; e). standar

sarana dan prasarana; f). standar pengelolaan; g). standar pembiayaan; dan h).

standar penilaian pendidikan.

5. Kontribusi Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu

Layanan Pendidikan

Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi

masyarakat dalam mengingkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan

sekolah. Oleh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian

peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun peran yang harus dijalankan

Komite Sekolah adalah sebagai berikut:

a. Pemberi pertimbangan (advisor agency) dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Pendukung (supporting) baik yang berwujud finansial, pemikiran

maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Pengontrol (controling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan.

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan dewan Perwakilan rakyat

daerah (legislatif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.18

18

UU RI Sisdiknas, ….h. 111

Page 33: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

21

Dari empat peran Komite Sekolah ini berarti lembaga ini mempunyai

tanggung jawab yang sama besarnya dengan komponen-komponen yang ada di

satuan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu Komite Sekolah dituntut dapat

berjalan bersama dengan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan

sebagaimana fungsi dan tujuan Komite Sekolah.

Peran komite sekolah sebagai mediator sekolah dengan masyarakat sangat

memungkinkan untuk mencari dan merangkul dunia industri atau dunia usaha,

bahkan tidak menuntup kemungkinan perseorangan atau individu sebagai

mitra. Pihak yang disebutkan tadi adalah sebagai mata rantai dalam

keberlangsung kehidupan sekolah, baik kini maupun yang akan datang.

Sekolah masa depan, sekolah berwawasan keunggulan, sekolah berwawasan

teknologi, merupakan cita-cita yang akan dicapai oleh suatu sekolah. Untuk

mencapai tersebut, tidak mungkin dilakukan oleh semata-mata aparat sekolah

yang ada, karena kemampuan personil sangat terbatas. Oleh sebab itu, perlu

kerja sama dan kemitraan dengan pihak-pihak lain, sehingga pengembangan

sekolah ke depan dapat dipikirkan secara bersama-sama. Sebab, pembangunan

pendidikan adalah tanggung jawab banyak pihak.

Program link and match merupakan salah satu tali pengikat dunia

pendidikan dengan dunia usaha. Melalui program ini terjalin kemitraan, dunia

pendidikan sebagai penghasil tenaga kerja dan dunia industri sebagai penerima

tenaga kerja, dan tentunya melalui proses pendidikan. Tentunya tenaga kerja

yang dihasilkan melalui dunia pendidikan sejalan san sesuai dengan kebutuhan

dunia usaha.

Sedangkan menurut Dede Rosyada dalam bukunya menjelaskan beberapa

tugas Komite Sekolah antara lain:

a. Mengembangkan akses sekolah pada dana, sehingga sekolah mampu

membangkitkan berbagai sumber dana potensial untuk mendukung

proses pembelajaran siswa.

b. Mengembangkan budgeting sekolah dalam konteks pengembangan

kemampuan pembiayaan untuk mendanai berbagai program sekolah.

c. Memutuskan struktur anggaran sekolah.

d. berpartisipasi dalam pemilihan kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah.

e. Ikut serta dalam curah pendapat tentang kurikulum dalam konteks

peningkatan kualitas hasil pembelajaran, dan memberi masukan-masukan

Page 34: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

22

pada sekolah tentang kualifikasi kompetensi siswa yang akan dihasilkan

sekolah.19

Sekolah yang memiliki visi dan misi serta strategi tentunya punya

perencanaan menjalin kemitraan dengan dunia usaha yang ada. Apalagi dengan

keberadaan komite sekolah sebagai mitra sekolah sudah menjadi bagian yang

tidak terpisahkan. Keberadaan komite sekolah sebagai lembaga yang memiliki

legalitas dan bersama-sama dengan sekolah mencari peluang, bagaimana dapat

membesarkan dan menjadikan sekolah sebagai sesuatu kebutuhan mendasar

bagi stakeholder.

Adapun dalam kaitan itu maka komponen-komponen fokus kegiatan

pendidikan yang mengitari dan membantu terwujudnya kualitas pendidikan

menurut Sixtus Tanje sangat tergantung bagaimana para aktor pendidikan bisa

mengelola delapan kunci keberhasilan pendidikan, diantaranya:

a. Kesiswaan

b. Kurikulum

c. Human Resources (SDM)

d. Public Relation (kehumasan)

e. Finance (keuangan)

f. Manajemen

g. Sarana & Prasarana

h. Supervisi & Evaluasi.20

Apabila sekolah dapat mengelola dengan baik delapan kunci keberhasilan

ini, maka kualitas/mutu sekolah dengan sendirinya akan mengalami

peningkatan yang signifikan.

Hal ini tidak terlepas dari kerjasama antar komponen-komponen yang ada

di satuan pendidikan itu sendiri, salah satunya adalah peranserta masyarakat

yang tergabung dalam satu wadah yakni Komite Sekolah.

19

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi; Sebuah Model Pelibatan Masyarakat

Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. I. hal. 276-277 20

Sixtus Tanje, “Membangun Budaya Mutu Sekolah: Mengelola 8 Faktor Kunci

Keberhasilan”, dalam Educare, No. 12 Tahun III, Maret 2007, h. 44

Page 35: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

23

B. Komite Sekolah

1. Pengertian Komite Sekolah

Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, disebutkan

bahwa komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra

sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.21

Nanang Fatah memberikan pengertian tentang komite sekolah dalam

bukunya, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah, “Komite

sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis,

dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokrasi oleh para stakeholder

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai

unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil

pendidikan”.22

Komite Sekolah merupakan penyempurnaan dan perluasan badan kemitraan

dan komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Sampai tahun 1994 mitra

sekolah hanya terbatas dengan orang tua peserta didik dalam wadah yang

disebut dengan POMG (Persatuan Orang Tua dan Guru), “Peran Komite

Sekolah secara legal mulai digulirkan sejak 2 April 2002 meski sesungguhnya

peran sejenis sudah berjalan dalam bentuk kemitraan antara guru dan orangtua

murid yakni melalui lembaga Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan

(BP3)”.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa komite sekolah adalah badan atau lembaga

yang terdiri dari beberapa orang anggota yang dipilih secara musyawarah untuk

mewadahi peran serta masyarakat pada satu satuan pendidikan, dan

mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan.

21

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Thn 2003 tentang Sisdiknas, (Jakarta: CV. Mini

Jaya Abadi, 2003), Cet. I, h. 156 22

Nanang Fatah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Pendidikan, (Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 118 23

Forum Wartawan Peduli Pendidikan, Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006. h. 107

Page 36: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

24

2. Konsep Dasar Komite Sekolah

a. Nama dan Unsur-unsur

Ditinjau dari prespektif sejarah persekolahan pada tingkat SD, SLTP, dan

SMU/SMK di Indonesia, masyarakat sekolah khususnya orang tua siswa,

telah menerapkan sebagian fungsi dalam membantu penyelenggaraan

pendidikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dachnel dalam bukunya,

bahwa “Sebelum tahun 1980 di Indonesia cukup banyak nama badan yang

bertujuan membantu atau menunjang penyelenggaraan pendidikan. Pada

jenjang SD, SMTP dan SMTA adalah Persatuan Orang Tua Murid dan Guru

(POMG) yang kemudian berubah nama menjadi BP3 (Badan Pembantu

Penyelenggaraan Pendidikan)”.24

Sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kualitas

pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan

mutu, pemerataan dan efisiensi penyelenggaran pendidikan, dan tercapainya

demokrasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peran serta masyarakat

untuk bersinergi dalam suatu wadah yang lebih dari sekedar lembaga

pengumpul dana pendidikan dan orang tua siswa.

Pada saat ini selain adanya BP3 dibentuk pula Komite Sekolah

(dibeberapa sekolah yang memperoleh program khusus), beranggotakan

kepala sekolah sebagai ketua dan salah seorang guru, ketua BP3, ketua

LKMI dan tokoh masyarakat sebagai anggota. Pembentukan komite

dimaksudkan untuk menangani pelaksanaan rehabilitasi bangunan sekolah

(SD dan MI), dan pembangunan unit sekolah baru (SLTP dan MTs)

sedangkan di SMK, selain terdapat BP3 dibentuk juga Majelis Sekolah yang

mempunyai peran menjembatani sekolah dengan industri dalam pelaksanaan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dan Bursa Kerja Khusus (BKK) yang

merupakan kerja sama sekolah dengan Depnaker dan pemasaran Jurusan.

24

H.M. Dachnel Kamars, Sistem Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Suatu Studi

Perbandingan Antar Beberapa Negara, (Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, 1989),

hal. 135

Page 37: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

25

Kondisi nyata tersebut dalam memasuki era Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang

dilandasi kesepakatan, komitmen kesadaran dan kesiapan membangun

budaya baru dan profesionalisme dalam mewujudkan Masyarakat Sekolah

yang memiliki loyalitas pada peningkatan mutu sekolah. Untuk terciptanya

suatu sekolah merupakan bentuk atau wujud kebersamaan yang dibangun

melalui kesepakatan.

Komite Sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu

satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun luar sekolah, atau

beberapa satuan pendidikan yang sama di satu kompleks yang sama,

bahwa nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-

masing satuan pendidikan seperti Komite Sekolah, Komite pendidikan

Luar Sekolah, Dewan Sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah

Komite TK, atau nama lainnya yang disepakati.25

Dengan demikian, organ yang ada tersebut dapat memperluas fungsi,

peran dan keanggotaannya sesuai panduan ini atau melebur menjadi

organisasi baru yang bernama Komite Sekolah peleburan BP3 atau bentuk-

bentuk organisasi yang ada di sekolah, kewenangannya akan berkembang

sesuai dengan kebutuhan dalam wadah Komite Sekolah.

b. Kedudukan dan Sifat

1) Kedudukan

Komite Sekolah bekedudukan di satuan pendidikan, baik sekolah

maupun luar sekolah. Satuan pendidikan dalam berbagai jenjang, jenis

dan jalur pendidikan, mempunyai penyebaran lokasi yang amat beragam,

ada sekolah negeri dan ada sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan

penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu, maka Komite Sekolah dapat

dibentuk dengan alternatif sebagai berikut:

Pertama. Komite Sekolah yang dibentuk di satu satuan pendidikan.

Kedua. Komite Sekolah yang dibentuk untuk beberapa satuan

pendidikan sekolah yang sejenis. Ketiga. Komite Sekolah yang

dibentuk untuk beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenis dan

jenjang pendidikan dan terletak di dalam satu kompleks atau

25

UU RI Sisdiknas, … h. 156

Page 38: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

26

kawasan yang berdekatan. Keempat. Komite Sekolah yang dibentuk

dengan pertimbangan lain.26

2) Sifat

Komite Sekolah merupakan badan yang besifat mandiri, tidak

mempunyai hubungan hirarkis dengan sekolah maupun lembaga

pemerintahan lainnya. Komite Sekolah dan sekolah memiliki

kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling

bekerja sama sejalan dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS)

c. Tujuan

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar adanya strata organisasi

masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta

kepedulian terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang

dibentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar budaya, demokratis,

ekologis nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi

masyarakat setempat. Oleh karena itu, Komite Sekolah yang dibangun harus

merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif.

Artinya Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada

pengguna (client model) berbagai kewenangan (power sharing and

advocacy model) dan kemitraan (partnership model) yang berfokuskan pada

peningkatan mutu pelayanan pendidikan di daerah.

Adapun tujuan dibentuknya Komite Sekolah sebagai suatu organisasi

masyarakat sekolah adalah sebagai berikut:

1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan si satuan

pendidikan.

2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan da satuan pendidikan.

3) Meningkatkan suasana dan kondisi transparan akuntabel, dan demokratis

dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di

satuan pendidikan.27

d. Fungsi

26

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah; Model Pengelolaan Sekolah Di

Era Otonomi Daerah, (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007), Cet. I, h. 62 27

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, … h. 62

Page 39: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

27

Untuk menjalankan tugasnya, komite sekolah memiliki fungsi sebagai

berikut:

1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/

dunia usaha/dunia industri), dan pemerintahan berkenaan dengan

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntunan dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai:

a) Kebijakan dan program pendididkan

b) Rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS)

c) Kriteria kinerja satuan pendidikan

d) Kriteria fasilitas pendidikan

5) Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan

guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

6) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kibijakan, program,

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.28

Komite Sekolah sesuai dengan fungsinya, melakukan akuntabilitas

sebagai berikut:

1) Komite Sekolah menyampaikan hasil kajian pelaksanaan program

sekolah kepada stakeholder secara periode, baik yang berupa

keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran

program sekolah.

2) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan masyarakat,

baik berupa materi (dana, barang tak bergerak maupun bergerak),

maupun non materi (tenaga, pikiran) kepada masyarakat dan

pemerintahan setempat.

e. Keanggotaan Komite Sekolah

Komite Sekolah setidaknya memiliki beberapa unsur keanggotaan

sebagai berikut:

1) Unsur Masyarakat: Orangtua/wali peserta didik, tokoh

masyarakat,tokoh pendidikan, DUDI (Dunia Usaha dan Dunia

Industri), organisasi profesi tenaga kependidikan, wakil alumni, wakil

peserta didik.

28

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ….h. 63

Page 40: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

28

2) Unsur dewan guru, yayasan penyelenggara pendidikan, badan

pertimbangan desa dapat dilibatkan sebagai anggota komite sekolah

maksimal 3 (tiga) orang

3) Jumlah anggota minimal 9 (sembilan) orang dan gasal

4) Syarat-syarat, hak dan kewajiban, serta masa bakti keanggotaan

ditetapkan di dalam AD/ART.29

f. Prinsip Pembentukan Komite Sekolah

Prinsip-prinsip pembentukan komite sekolah antara lain:

1) Transparan (terbuka)

2) Akuntabel (dipertanggungjawabkan kepada masyarakat)

3) Demokratis (dipilih dari dan oleh masyarakat pendidikan)

4) Merupakan mitra satuan pendidikan.30

3. Pemberdayaan Komite Sekolah

Berdasarkan UU No. 25 tahun 2002 tentang program nasional (propenas)

2002-2004, dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta

masyarakat perlu dibentuknya Dewan Pendidikan ditingkat kabupaten atau

kota, dan Komite Sekolah ditingkat satua pendidikan. Amanat rakyat ini

sejalan dengan konsepsi desentralisasi pendidikan, baik ditingkat kabupaten

maupun ditingkat sekolah. Amanat rakyat dalam UU tersebut telah ditindak

lanjut dengan keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/U/2002

tanggal 2 April 2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah. Dalam

kepmendiknas tersebut disebutkan bahwa, peran yang harus diemban oleh

dewan pendidikan dan komite sekolah adalah:

a. Advisory Agency (pemberi pertimbangan)

b. Supporting Agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan)

c. Mediator atau pengumpul atau pengait tali komunikasi antara masyarakat

dan pemerintahan.

Peran serta masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan berarti pula

pemberdayaan masyarakat itu sendiri ikut serta dalam menentukan arah dan isi

pendidikan. “Dalam kaitan ini gerakan desentralisasi pendidikan yang sesuai

29

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,…, h. 63-64 30

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ….h. 65

Page 41: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

29

dengan UU No. 25 tahun 2002 berarti mengikutsertakan masyarakat didalam

menentukan akuntabilitas pendidikannya”.31

Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah

harus dapat membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat,

menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan

warga sekolah, prinsip kemandirian dalam MBS adalah kemandirian dalam

nuansa keberhasilan, dalam hal ini merupakan aplikasi dan prinsip-prinsip yang

disebut dengan Total Quality Management, melalui suatu mekanisme yang

menekankan pada mobilisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada

satu tujuan, yaitu peningkatan mutu dan kesesuaian pendidikan dengan

pengembangan masyarakat.

Pada dasarnya pemberdayaan terjadi melalui beberapa tahap, antara lain:

masyarakat mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat

melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh

seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Kemudian mereka

akan mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami

peningkatan kepercayaan diri. Kemudian seiring dengan tumbuhnya

kepercayaan diri, masyarakat bekerjasama untuk berlatih lebih banyak

mengambil keputusan dan memilih sumber-sumber daya yang akan berdampak

pada kesejahteraan mereka.

Pemahaman tentang memberdayakan masyarakat ini adalah dengan

memberikan pendidikan praktis, latihan kepemimpinan dan akses ke sumber-

sumber daya dan dilaksanakan oleh dan dengan masyarakat.

Pentingnya ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat adalah

merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian

salah tentang kebijakan sekolah dan para petugas, kemudian dapat memberikan

informasi tentang program dan kebijakan sekolah serta menghilangkan atau

mengurangi kritik-kritik tajam atau negatif terhadap sekolah.

31

H.QA.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2000), h.

58.

Page 42: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

30

C. Kerangka Berpikir

Partisipasi yang belaku pada masyarakat kita masih belum diartikan secara

universal. Para perencana pembangunan mengartikan partisipasi sebagai

dukungan terhadap rencana atau proyek pembangunan yang direncanakan dan

ditentukan oleh pemerintah. Ukuran partisipasi masyarakat diukir oleh berapa

besar sumbangan yang diberikan masyarakat untuk menanggung biaya

pemerintah, baik berupa uang maupun barang yang diberikan kepada pemerintah.

Partisipasi yang berlaku secara universal adalah kerjasama yang erat antara

perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai.

Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berarti pula

memberdayakan masyarakat itu sendiri di dalam keikutsertaan dalam menentukan

arah dan isi pendidikannya. Di dalam kaitannya, gerakan desentralisasi pendidikan

yang sesuai dengan UU No. 25 tahun 2002, berarti mengikutsertakan masyarakat

di dalam menentukan akuntabilitas pendidikannya.

Sebagai konsekuensi perluasan makna partisipasi masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, maka perlu

dibentuk suatu wadah untuk menampung dan menyalurkannya yang diberi nama

komite sekolah. Komite Sekolah merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan

musyawarah oleh para stakeholder pendidikan di tingkat sekolah yang

bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Berdirinya sebuah lembaga pendidikan tergantung dari dinamisasi masyarakat

dan sebaliknya, perkembangan masyarakat juga dipengaruhi oleh kian

berkembangnya ilmu pengetahuan yang sebagiannya disampaikan melalui

pendidikan untuk menjaga kestabilannya, dibutuhkan kerja sama yang baik antara

sekolah dan masyarakat yang dapat mengawasi dan membantu segala sesuatu

yang berkaitan dengan kegiatan kependidikan.

Untuk mengingkatkan mutu layanan pendidikan melalui program komite

sekolah, dibutuhkan kerja sama antara sekolah dan masyarakat. Semua ini

dilakukan dalam upaya peningkatn mutu lembaga pendidikan dan mutu layanan

pendidikan dapat tercapai dengan baik. Sehingga dari dugaan tersebut dapat di

Page 43: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

31

simpulkan bahwa: apabila semakin besar kontribusi peran komite sekolah maka

akan semakin besar peningkatan mutu layanan pendidikan di sekolah tersebut.

Namun sebaliknya apabila semakin rendah kontribusi peran komite sekolah maka

akan semakin rendah peningkatan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan

itu sendiri.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ho :Tidak terdapat hubungan positif antara Peran Komite Sekolah dengan

Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan.

Ha :Terdapat hubungan positif antara Peran Komite Sekolah dengan

Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan.

Page 44: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan diteliti adalah SMKN 1 Depok yang

beralamatkan: Jl. Bhakti Suci Tapos RT 01/01 Kelurahan Cimpaeun Kecamatan

Tapos Kota Depok.

Adapun waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terhitung dari

awal bulan Maret sampai dengan April 2011.

B. Variabel Penelitian

”Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian”.1 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai

acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris

mengenai peran Komite Sekolah terhadap mutu layanan pendidikan. Variabelnya

antara lain yaitu:

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, h. 118.

Page 45: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

33

1. Variabel bebas atau variabel X adalah variabel yang mempengaruhi, maka

variabel bebas dalam penelitian ini adalah Peran Komite Sekolah.

2. Variabel Terikat atau variabel Y adalah variabel yang dipengaruhi, dalam

penelitian ini adalah Mutu Pendidikan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek, yaitu semua individu yang menjadi

perhatian yang akan dikenai regenerasi penelitian.2 Sedangkan populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh guru tetap di SMKN 1 Depok yang berjumlah 44

orang.

Sampel adalah contoh, monster, represtan atau wakil dari suatu populasi yang

cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan

resresentatif sifatnya. Berdasarkan pertimbangan jumlah populasi yang terbatas

(kurang dari 100 orang), maka populasi yang ada seluruhnya dijadikan sampel.

Dalam menentukan banyaknya sampel penelitian, Suharsimi arikunto

mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi/selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat daiambil 10-

15% atau 20-25% atau lebih..3 Jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan

semua populasi yang ada berjumlah 44 orang. Dengan demikian penelitian ini

termasuk ke dalam penelitian populasi.

D. Instrumen penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data

penelitian. Berdasarkan fokus penelitian, maka instrumen penelitian ini diuraikan

sebagai berikut:

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 117. 3 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), Cet. XII, h. 112.

Page 46: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

34

1. Peran Komite Sekolah

a) Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini, Komite Sekolah merupakan kemampuan yang

dimiliki komite sekolah sebagai mitra kepala sekolah dan guru untuk

mengembangkan sekolah yang diaplikasikan dalam pekerjaannya,

sehingga ia dapat memberikan masukan dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan.

b) Definisi Operasional

Yang dimaksud peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan adalah pemahaman dan kualitas komite sekolah serta

kemampuan memberikan pertimbangan, kemampuan sebagai pendukung,

kemampuan sebagai pendorong, dan kemampuan sebagai mediator antara

pemerintah dengan masyarakat.

c) Kisi-kisi Instrumen

Konsep akhir dari instrumen yang akan diuji coba untuk variabel peran

komite sekolah dengan rincian seperti yang tertera pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Materi Kuesioner Peran Komite Sekolah

Dimensi Indikator No. Butir Jml

1. Badan Pertimbangan - Memberikan masukan dalam

program

- Memberikan masukan dalam

evaluasi akhir tahun

- Melakukan kejasama dalam

memenuhi saran dan prasarana

- Memberikan masukan dalam

penerimaan tenaga pendidik

1

2

3

4

4

2. Badan Pendukung - Mendorong orang tua dan

masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pendidikan

- Mendorong tumbuhnya

perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap

6

Page 47: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

35

penyelenggaraan pendidikan

yang bermutu

- Menggalang dana masyarakat

dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan

5,6,7,8,9, 10

3. Badan Pengontrol - Melakukan evaluasi dan

pengawasan terhadap kebijakan

program, penyelenggaraan dan

keluaran pendidikan

11,12,13,14 4

4. Badan Penghubung - Melakukan kerjasama dengan

masyarakat

- Menampung aspirasi, ide, dan

tuntutan mengenai pendidikan

yang diajukan oleh masyarakat

15,16,17,18,

19,20 6

Jumlah 20

Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian penulis memberikan lima

alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert dengan ketetapan responden

yang menjawab item positif diberi bobot nilai:

a. Alternatif jawaban Selalu diberi skor 4

b. Alternatif jawaban Sering diberi skor 3

c. Alternatif jawaban Kadang-kadang diberi skor 2

d. Alternatif jawaban Tidak Pernah diberi skor 1

2. Mutu Pendidikan

a) Definisi Konseptual

Mutu Pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam mengolah secara

operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan

dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah. Seperti guru,

siswa, kepala sekolah dan yang lainnya.

b) Definisi Operasional

Yang dimaksud mutu pendidikan dalam penelitian ini adalah skor yang

diperolah dari kuesioner mengenai apa saja yang menjadi faktor dalam

Page 48: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

36

meningkatkan mutu pendidikan yang mencakup: siswa, guru, kurikulum,

sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, proses pembelajaran,

supervisi dan monitoring serta hubungan sekolah dengan masyarakat

c) Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Konsep akhir dari instrumen yang akan diuji coba untuk variabel dalam

meningkatkan mutu pendidikan dengan rincian seperti yang tertera pada

tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Mutu Pendidikan

Dimensi Indikator No. Butir Jml

1. Siswa

- Menetapkan standar nilai akhir

bagi siswa baru

- Memberikan standar nilai pada

semua mata pelajaran bagi siswa

baru

- Menetapkan standar nilai PAI

bagi siswa baru

1, 2, 3 3

2. Mutu Guru

- Memberikan standar pendidikan

akhir bagi semua guru

- Menetapkan kesesuaian guru

dengan bidang keahliannya

- Memberikan standar keahlian

guru pengajar

4,5,6

3

3. Mutu Kurikulum

- Menetapkan standar kurikulum

nasional

- Menetapkan KKM untuk semua

mata pelajaran

- Menetapkan KKM untuk mata

pelajaran PAI

- Melakukan pengembangan

kurikulum berbasis sekolah

7,8,9,10 4

4. Mutu Sarana dan

Prasarana

- Memberikan standar kelayakan

gedung

- Menyediakan fasilitas penunjang

dalam pembelajaran

- Menyediakan fasilitas

perpustakaan

11,12,13

3

5. Mutu

Pengelolaan

- Menetapkan tata tertib untuk

sekolah

- Melakukan pengelolaan guru dan

siswa

4

Page 49: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

37

- Memberikan standar pengelolaan

sarana prasarana

- Melakukan pengelolaan dan

pengawasan dana

14, 15, 16,

17

6. Mutu Belajar

Siswa

- Memberikaan standar kelulusan

- Melakukan evaluasi kelulusan

- Memberikan standar lulusan

untuk dunia kerja

18,19,20 3

Jumlah 20

Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian penulis memberikan lima

alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert. Dengan ketetapan responden

yang menjawab item positif diberi bobot nilai:

a. Alternatif jawaban Sangat Tinggi diberi skor 4

b. Alternatif jawaban Tinggi diberi skor 3

c. Alternatif jawaban Sedang diberi skor 2

d. Alternatif jawaban Rendah diberi skor 1

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan

data, yaitu sebagai berikut:

1. Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai peran Komite Sekolah terhadap mutu layanan pendidikan. Jenis

angket yang digunakan bersifat tertutup yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket

disebarkan berkaitan pelaksanaan peran dan fungsi Komite Sekolah di SMK N

1 Depok.

2. Wawancara

Untuk mendalami data tentang hasil-hasil jawaban yang diperoleh melalui

angket dan observasi maka diperlukan wawancara. Wawancara ini dilakukan

dalam rangka mengumpulkan data mengenai peran Komite Sekolah terhadap

mutu layanan pendidikan.

Page 50: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

38

3. Observasi

Observasi ini digunakan untuk melakukan pengamatan dan pencatatan

terhadap fakta-fakta yang berkaitan dengan peran Komite Sekolah terhadap

mutu layanan pendidikan di SMK N 1 Depok.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu menyelidiki dokumen-dokumen tertulis untuk

memperoleh data mengenai jalannya program Komite Sekolah di sekolah

tersebut.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Sebelum data yang sudah terkumpul dianalisa secara cermat penulis

mengadakan dua tahap penganalisaan , pertama data yang telah terkumpul dalam

penelitian ini diolah terlebih dahulu, kedua dianalisa untuk mengungkapkan

pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh sebuah kesimpulan.

1. Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:

a. Editing atau Verifikasi

Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,

penulis segera meneliti satu persatu angket yang dikembalikan dan

nomor satu sampai nomor terakhir. Bila ada jawaban yang diragukan atau

tidak dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk

disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.

b. Tabulating

Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban

yang terdapat dalam angket kedalam tabulasi

c. Analiting & Interpretasi

Langkah ketiga yang dilakukan peneliti yaitu menganalisa data yang

telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.

Page 51: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

39

d. Concluding

Langkah selanjutnya adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa

dan interpretasi data yang sudah ada.

2. Setelah data-data diperoleh, maka tahap selanjutnya data tersebut dianalisis

dengan analisa kuantitatif secara deskriptif.

Untuk mengetahui tingkat korelasi antara hubungan Peran Komite Sekolah

dengan mutu pendidikan, akan menggunakan rumus korelasi Product moment,

yaitu salah satu teknik mencari korelasi antara dua variable dengan rumus:

Keterangan :

rxy : Angka Indeks Korelasi

N : Number of Cases

Σxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

Σx : Jumlah skor x

Σy : Jumlah skor y

a. Uji Signifikansi

Setelah memperoleh nilai “r” kemudian untuk mengetahui

signifikansi korelasi yang telah ditetapkan, maka dilakukan pengujian

signifikansi dengan menggunakan rumus “df”.

df = N – nr

b. Koefisien determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y

dilakukan dengan cara menentukan koefisien determinasi dengan rumus :

KD = r2

x 100%

Keterangan:

KD = Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y

R2 = Koefisien Korelasi antara variabel X terhadap Variabel Y

Page 52: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab IV ini akan dijelaskan tentang gambaran objek penelitian, deskripsi

dan analisis data, uji hipotesis dan interpretasi data.

A. Gambaran Umum Penelitian

Pada bagian ini akan dikemukakan gambaran secara umum keadaan sekolah,

komite sekolah, dan segala hal yang berkaitan dengan objek penelitian.

1. Sejarah singkat SMKN 1 Depok

SMKN 1 Depok adalah sekolah kejuruan yang berdiri sejak tahun 2003,

tepatnya pada tanggal 10 Juni 2003 dengan SK pendirian yang dikeluarkan

oleh Walikota Depok.

SMKN 1 Depok beralamatkan di Jl. Raya Tapos Gg. Bhakti Suci No.100

Cimpaeun Tapos Kota Depok Jawa Barat 16956, yang di kepalai oleh Ocim

Wijaya, S.Pd. MM. Hingga saat ini SMKN 1 Depok membuka 4 program studi

keahlian antara lain: Teknik Kendaraan Ringan, Akomodasi Perhotelan,

Rekayasa Perangkat Lunak, dan Akutansi, yang kesemuanya telah terakreditasi

A (sangat baik).

Sebagai sekolah kejuruan unggulan di kota Depok SMKN 1 Depok telah

menetapkan standar-standar yang akan menjadi tolak ukur atas prestasi

akademik maupun non akademik. Standar tersebut melingkupi standar mata

pelajaran yang diujikan seperti: Matematika : 8.24, Bhs.Indonesia : 6.36,

Bhs.Inggris : 7.96 dan MP Produktif : 8.58, ini semua telah mencapai hasil

yang memuaskan.

Page 53: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

41

Selain itu SMKN 1 Depok juga telah membuktikan prestasi non

akademiknya antara lain: Juara lomba akuntansi tingkat SMA/SMK 2009-

2010, PASKIBRAKA 2009-2010, Juara lomba volley, Juara olimpiade

olahraga cabang sepak bola mini, Juara lomba motivasi belajar mandiri

(Lomojari), Juara LKS IT sofware application, Juara lomba taekwondo 2009-

2010 dan masih banyak prestasi-prestasi non akademik lain yang telah diraih

oleh sekolah ini.

Dengan adanya prestasi-prestasi yang sudah diraih oleh SMKN 1 Depok

telah menunjukan bahwa sekolah ini memang patut untuk dibanggakan dan

tidak heran lagi bahwa sekolah ini sudah menjadi salah satu sekolah favorit

yang ada di kota Depok. Oleh karena itu, pada tahun 2009/2010 sekolah ini

mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.

2. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi dari SMKN 1 Depok adalah sebagai berikut:

a. Visi:

“Menjadi SMK yang menghasilkan tamatan professional dan mampu

memanfaatkan peluang era globalisasi”

b. Misi:

1) Membekali siswa dengan iman dan taqwa

2) Menciptakan kondisi diklat yang kompetitif dan kondusif untuk

menghasilkan profesionalisme

3) Membekali siswa dengan keahlian dan kemandirian

4) Menghasilkan produk jasa yang mampu bersaing dipasar Regional,

Nasional, dan Internasional

5) Menghasilkan kesejahteraan warga sekolah.

Hal itu semua dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu sekolah

agar terus bisa mengembangkan pendidikan khususnya untuk jenjang

sekolah menengah kejuruan.

Page 54: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

42

3. Struktur Organisasi Sekolah

Tabel 4.1

Struktur Organisasi Sekolah SMKN 1 Depok

4. Kondisi tenaga kependidikan dan sarana prasarana

a. Kondisi tenaga kependidikan SMKN 1 Depok

Komite Sekolah

H. Asmat

Kepala Sekolah

Ocim Wijaya S.Pd, MM

Dunia Usaha/ Industri

KA. Program AP

Dra. TITIK Sri. M

KA. Program TKR

Syaikhi, S.Pd

KA. Program RPL

Nanang. S, S.T

KA. Program AK

Lusi. T,S.Pd, M.Pd

WAKASEK

Kesisw WAKASEK M.Mutu

WAKASEK

TU WAKASEK

SarPas WAKASEK

Infokom WAKASEK

Kurklm

Ka.

Inst

Ka.

Unit

Siswa

Wali Kelas

Dewan Guru

Ka.

Unit

Ka.

Inst

Ka.

KeSis

Ka.

Lab

Ka.

BK

Ka.

M&R

Ka.

KeSis

Ka.

Lab

Ka.

BK

Ka.

M&R

Ka.

Unit

Ka.

Inst

Ka.

KeSis

Ka.

Lab

Ka.

BK

Ka.

M&R

Ka.

Inst

Ka.

Unit

Ka.

KeSis

Ka.

Lab

Ka.

BK

Ka.

M&R

Page 55: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

43

Tabel 4.2

Gambaran tenaga kependidikan SMKN 1 Depok

Jenis Status Pendidikan Terakhir

PNS GTT KR SMU Diploma S1/S2 Jml

Guru 44 30 - - 6 68 74

Karyawan - 9 10 - 9 10 19

b. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3

Gambaran Sarana dan Prasarana SMKN1 Depok

No. Jenis Jumlah Kondisi

1. Ruang Kelas 21 Baik

2. Ruang Lab. Komputer 3 Baik

3. Perpustakaan 1 Baik

4. Ruang Praktek 4 Baik

5. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

6. Ruang Guru 1 Baik

7. Ruang TU 5 Baik

8. BP/BK 1 Baik

9. Ruang OSIS 1 Baik

10. Koperasi 1 Baik

11. Kantin 2 Baik

12. Toilet 5 Baik

13. Gudang 2 Baik

14. Ruang Unit Produksi 4 Baik

Page 56: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

44

5. Keadaan Siswa/siswi

Tabel 4.4

Gambaran Siswa SMKN 1 Depok

6. Komite Sekolah

Komite Sekolah SMKN 1 Depok adalah suatu lembaga yang dibentuk oleh

seluruh stakeholder pendidikan secara musyawarah pada tingkatan sekolah

yang beranggotakan tokoh masyarakat, perwakilan orangtua siswa, guru dan

pemerhati pendidikan.

Komite Sekolah SMKN 1 Depok berkedudukan sebagai mitra sekolah yang

setiap 1 tahun sekali melakukan pergantian kepengurusan tergantung dengan

persetujuan semua anggota Komite. Adapun kepengurusan Komite yang ada

pada saat ini sudah menjabat selama 2 periode, karena dianggap baik selama

masa jabatannya. Hal ini sesuai dengan surat keputusan yang ditanda tangani

oleh kepala sekolah untuk kepengurusan 2009/2010 tertanggal 20 Juli 2009 dan

menetapkan nama-nama yang terlampir sebagai pengurus Komite Sekolah di

SMKN 1 Depok.

No. Program Keahlian Kelas

Jumlah 10 11 12

1. Teknik Kendaraan

Ringan 120 113 102 335

2. Akomodasi

Perhotelan 74 66 78 218

3. Rekayasa

Perangkat Lunak 80 81 80 241

4. Akuntansi Terapan 81 79 79 239

Jumlah 355 339 339 1033

Page 57: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

45

a. Struktur Organisasi Komite Sekolah

Tabel 4.5

Struktur Organisasi Komite Sekolah SMKN 1 Depok

7. Program kerja Komite Sekolah

a. Program Tahunan

1) Rapat dengan orang tua siswa baru

2) Rapat rutin dengan orang tua siswa kelas XII

3) Rapat-rapat dengan Dewan Komite Kota Depok

b. Analisis Bendahara Komite

1) Menerima uang dari siswa (Bayaran/spp)

2) Memasukan data keuangan siswa ke computer

3) Mengecek data keuangan siswa

4) Membuat surat panggilan orang tua bagi siswa

5) Merekap data keuangan pemasukan dan pengeluaran keuangan komite

6) Membuat bukti penyetoran keuangan dari komite ke sekolah

7) Membuat laporan keuangan mingguan

8) Mengoperasikan data keuangan (BKM, Rawan DO dan Surat

panggilan orang tua)

Ketua Komite

H. Asmat

Sekretaris

Hidayatullah S.Ag

Bendahara

Mida S.Pd Wakil Ketua

Sarman

Anggota

Minun. K, A.Md

Orang Tua/

Masyarakat

Page 58: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

46

9) Melaporkan data keuangan tahunan

10) Membuat laporan BKU bersama bendahara sekolah

11) Membuat memo pengajuan barang

Dari data di atas dapat dilihat bahwa Komite Sekolah SMKN 1 Depok telah

melakukan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya. Akan tetapi jika

melihat tugas dan fungsi yang di amanatkan dalam buku panduan pembentukan

Komite Sekolah hal ini belum sepenuhnya terrealisasikan oleh Komite Sekolah

SMKN 1 Depok. Karena lembaga ini hanya berkecimpung dalam masalah

pendanaan atau pembiayaan sekolah saja dan tidak menjalankan fungsi yang

sebenarnya, seperti: Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, Memberikan

masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan,

Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kibijakan, program,

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.

B. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan

Instrumen tes Peran Komite Sekolah dan Mutu Pendidikan. Angket disebarkan

kepada semua populasi yang ada di SMKN 1 Depok yaitu 44 orang guru, yang

beralamat di Jl. Raya Tapos Gg. Bhakti Suci No.100 Cimpaeun Tapos Kota

Depok.

Data variabel X dan data variabel Y diperoleh melalui angket yang telah

disebarkan kepada 44 orang guru. Dan untuk masing-masing variable dihitung

berdasarkan skor aslinya, untuk variabel X diperoleh skor sebesar 2379 sedangkan

untuk variabel Y diperoleh skor 2267.

Sebelum menghitung angka korelasinya terlebih dahulu harus mencari nilai

Mean, Median dan Modus dari hasil angket yang telah diperoleh.

Page 59: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

47

1. Peran Komite Sekolah

a) Mean

Mean adalah nilai rata-rata hitung atau dapat diartikan pula sebagai jumlah

dari keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan banyaknya angka

(bilangan) tersebut. Untuk mendapatkan nilai mean dalam penelitian ini

penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Mean untuk variabel X

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata hitung atau mean dari

penelitian ini untuk variabel X = 54, 06.

b) Median

Median adalah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu distribusi

data ke dalam dua bagian yang sama besar. Adapun untuk mendapatkan nilai

median Penulis menggunakan rumus aebagai berikut:

Nilai median untuk variabel X

Page 60: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

48

c) Modus

Modus adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling

banyak; dengan kata lain, skor atau nilai yang memiliki frekuensi maksimal

dalam distribusi data.

Dari data di atas diketahui modus untuk variabel X 59 dengan jumlah

frekuensi 6.

Dari hasil penelitian, diperoleh skor data Peran Komite Sekolah dengan

jumlah sampel 44 guru diperoleh nilai dengan rentang antara 28-70, nilai rata-

rata sebesar 54,06, nilai median sebesar 22, nilai modus sebesar 59 dan. Tes

tersebut meliputi: Peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan, badan

pendukung, badan pengontrol, dan badan penghubung.

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungann Peran Komite Sekolah,

digunakan nilai rata-rata skor. Untuk mendapatkan nilai tersebut digunakan

cara sebagai berikut:

Rentang Kelas:

R = 1+ nilai terbesar . nilai terkecil

=1+70 -28

= 71-28

= 43

Kelas Interval:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+3,3. 1,64

= 6.41

=6

Panjang Kelas:

P= R = 43 = 7

K 6

Page 61: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

49

Kategori Penilaian:

Batas Kelompok bawah sedang: Mean-SD = 54 - 8,26 = 45,74

Batas Kelompok sedang atas : Mean + SD = 54 + 8,26 = 62,26

Batas Terrendah adalah nilai yang kurang dari kelompok bawah < 45,74

Adapun kecenderungan tersebut dibagi dalam tiga kategori (baik, sedang,

kurang), dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6

Kategori Penilaian

Peran Komite Sekolah

Skor Kategori Jumlah Presentase

>62,26 Baik 3 6,82%

45,74-62.26 Sedang 38 86,36%

<45,74 Kurang 3 6,82%

Dengan melihat tabel, dan dengan menggunakan kategori penilaian diatas,

maka kecendrungan Peran Komite Sekolah adalah sebagai berikut: kategori

baik 3 guru (6,82%), kategori sedang 38 guru (86,36%), kategori lurang 3

guru (6,82%),. Ini berarti sebagian besar Peran Komite Sekolah di SMKN 1

Depok dalam kategori Sedang.

2. Mutu Pendidikan

a) Mean

Mean adalah nilai rata-rata hitung atau dapat diartikan pula sebagai jumlah

dari keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan banyaknya angka

(bilangan) tersebut. Untuk mendapatkan nilai mean dalam penelitian ini

penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai Mean untuk variabel Y

Page 62: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

50

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai rata-rata hitung atau mean dari

penelitian ini adalah untuk variabel Y = 51,52

b) Median

Median adalah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu distribusi

data ke dalam dua bagian yang sama besar. Adapun untuk mendapatkan nilai

median Penulis menggunakan rumus aebagai berikut:

Nilai median untuk variabel Y

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai median dari penelitian ini

adalah: untuk variabel Y = 26

c) Modus

Modus adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling

banyak; dengan kata lain, skor atau nilai yang memiliki frekuensi maksimal

dalam distribusi data.

Dari data di atas diketahui modus untuk modus variabel Y 54 dengan

jumlah frekuensi 7.

Page 63: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

51

Dari hasil penelitian, diperoleh skor data Mutu Pendidikan dengan jumlah

sampel 44 guru diperoleh nilai dengan rentang antara 20-60, nilai rata-rata

sebesar 51,52, nilai median sebesar 26, nilai modus sebesar 54 dan. Tes

tersebut meliputi: Siswa, mutu guru,mutu kurikulum, mutu sarana dan

prasarana, mutu pengelolaan, dan mutu belajar siswa.

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungann Mutu Pendidikan,

digunakan nilai rata-rata skor. Untuk mendapatkan nilai tersebut digunakan

cara sebagai berikut:

Rentang Kelas:

R = 1+ nilai terbesar . nilai terkecil

=1+60-20

= 61-20

= 41

Kelas Interval:

K = 1+ 3,3 log n

= 1+3,3. 1,64

= 6.41

=6

Panjang Kelas:

P= R = 41 = 6,84

K 6

7 = pembulatan

Kategori Penilaian:

Batas Kelompok bawah sedang: Mean-SD = 52 – 6,29 = 45,71

Batas Kelompok sedang atas : Mean + SD = 52 + 6,29 = 56,29

Batas Terrendah adalah nilai yang kurang dari kelompok bawah < 45,71

Page 64: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

52

Adapun kecenderungan tersebut dibagi dalam tiga kategori (baik, sedang,

kurang), dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7

Kategori Penilaian

Mutu Pendidikan

Skor Kategori Jumlah Presentase

>56,29 Baik 6 13,63%

45,71-56,29 Sedang 34 77,27%

<45,71 Kurang 4 9,1%

Dengan melihat tabel, dan dengan menggunakan kategori penilaian diatas,

maka kecendrungan Mutu Pendidikan adalah sebagai berikut: kategori baik 6

guru (13,63%), kategori sedang 34 guru (77,27%), kategori lurang 4 guru

(9,1%),. Ini berarti sebagian besar Mutu Pendidikan di SMKN 1 Depok dalam

kategori Sedang.

C. Uji Hipotesis

Seperti yang telah penulis ungkapkan, bahwa penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X (Peran Komite Sekolah)

terhadap variabel Y (Mutu Layanan Pendidikan), sebelum mengetahui

kontribusinya maka untuk mengetahui apakah antara variabel X dan variabel Y

terdapat hubungan yang positif ?. Untuk ini digunakan rumus korelasional product

moment.

Adapun untuk mencari indeks korelasi “r” product moment tersebut, maka

langkah yang ditempuh adalah:

1. Data variabel X dan data variabel Y diperoleh melalui angket yang telah

disebarkan kepada 44 orang guru. Dan untuk masing-masing variable

dihitung berdasarkan skor aslinya, untuk variabel X diperoleh skor sebesar

2379 sedangkan untuk variabel Y diperoleh skor 2267.

Page 65: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

53

2. Skoring diteliti jumlahnya kemudian dimasukan ke dalam table kerja/table

perhitungan.

Tabel 4.8

Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan

N X Y X² Y² XY

1 63 59 3969 3481 3717

2 60 54 3600 2916 3240

3 46 57 2116 3249 2622

4 47 58 2209 3364 2726

5 63 49 3969 2401 3087

6 58 56 3364 3136 3248

7 59 46 3481 2116 2714

8 59 50 3481 2500 2950

9 61 46 3721 2116 2806

10 52 53 2704 2809 2756

11 54 54 2916 2916 2916

12 55 56 3025 3136 3080

13 51 57 2601 3249 2907

14 54 52 2916 2704 2808

15 49 55 2401 3025 2695

16 49 52 2401 2704 2548

17 56 53 3136 2809 2968

18 59 50 3481 2500 2950

19 62 51 3844 2601 3162

20 52 54 2704 2916 2808

21 54 52 2916 2704 2808

22 56 48 3136 2304 2688

23 46 45 2116 2025 2070

24 55 56 3025 3136 3080

25 59 57 3481 3249 3363

26 40 20 1600 400 800

27 28 60 784 3600 1680

28 56 42 3136 1764 2352

29 55 56 3025 3136 3080

30 49 55 2401 3025 2695

31 55 48 3025 2304 2640

32 59 54 3481 2916 3186

33 57 54 3249 2916 3078

Page 66: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

54

34 57 49 3249 2401 2793

35 57 45 3249 2025 2565

36 52 53 2704 2809 2756

37 49 54 2401 2916 2646

38 57 56 3249 3136 3192

39 70 48 4900 2304 3360

40 59 54 4381 2916 3186

41 44 47 1936 2209 2068

42 57 51 3249 2601 2907

43 49 52 2401 2704 2548

44 50 49 2500 2401 2450

X=2379 Y=2267 X²=131633 Y²=118546 XY=245398

Setelah diketahui N=44, X=2379, Y=2267, X²=131633, Y²=118546 dan

XY=245398, Maka dapatlah dicari indeks korelasinya dengan menggunakan

rumus korelasi Product moment, sebagai berikut:

Untuk menginterpretasikan secara sederhana nilai koefisien korelasi, maka

dapat dilihat pada table berikut ini:

Page 67: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

55

Tabel 4.9

Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r”

product

moment

(rxy)

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi tetapi korelasi itu

sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X

dan variabel Y

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah

atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat

atau tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat atau tinggi

Dari hasil penelitian di atas, didapatkan nilai koefisien korelasi 0,536 jika

dikonsultasikan angka indeks korelasi “r” 0,536 yang berada antara 0,40-0,70

termasuk dalam kategori adanya korelasi yang sedang atau cukup. Dengan

demikian, secara sederhana dapat diberikan interpretasi terhadap rxy tersebut,

yaitu bahwa terdapat korelasi positif antara variabel X dan variabel Y (hubungan

di antara kedua variabel itu sedang dan cukup). Dari data tersebut dapat diambil

kesimpulan semakin besar peran komite sekolah akan semakin besar pula

pengaruhnya terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan di SMKN 1 Depok.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan/tidak, maka “r”

hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum

membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat bebasnya atau df (degrees of

freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

df = N – nr

df (db) = 44 – 2

= 42

Page 68: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

56

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata dengan df sebesar

42, pada taraf signifikansi 5% diperoleh “r” tabel = 0,304 sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh nilai “r” tabel = 0,393. Dengan demikian, pada taraf

signifikansi 5% dan 1% nilai “r” table lebih kecil daripada “r” hitung (0,536),

maka hipotesa alternative (Ha) diterima sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak,

yang berarti ada korelasi positif yang signifikan antara Peran Komite Sekolah

dengan Mutu Layanan Pendidikan di SMKN 1 Depok.

Setelah diketahui adanya korelasi , maka akan dihitung seberapa besar

kontribusi peran komite sekolah terhadap mutu layanan pendidikan dengan

menggunakan rumus Koefisien Determinan (KD) sebagai berikut:

KD = r². 100%

KD = (0,536)² x 100%

= 0,287296 x 100%

= 28,73%

Dengan perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 28,73%, maka diketahui

bahwa kontribusi yang diberikan peran komite sekolah terhadap mutu layanan

pendidikan di SMKN 1 Depok sebesar (28,73%), ini berarti sebagian besarnya

(71,27%) dipengaruhi oleh faktor lain.

D. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil analisa di atas dapat diinterpretasikan bahwa antara Peran

Komite Sekolah dan Mutu Pendidikan terdapat hubungan positif yang signifikan,

dan korelasi tersebut adalah korelasi yang sedang atau cukup.

Kontribusi Peran Komite Sekolah Terhadap Mutu Layanan Pendidikan di

SMKN 1 Depok sebesar 28,73%. Faktor keterkaitan yang diberikan dalam

kategori sedang dan masih terdapat 71,27% faktor-faktor lain yang memiliki

keterkaitan mutu layanan pendidikan di SMKN 1 Depok. Diantara faktor-faktor

lain tersebut antara lain ialah manajemen sekolah, kepemimpinan kepala sekolah,

kelengkapan sarana dan prasarana, dan sebagainya.

Page 69: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memperhatikan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat korelasi yang positif antara Peran Komite Sekolah dengan Mutu

Layanan Pendidikan yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dari koefisien

korelasi (r) yaitu 0,536. Dengan kata lain semakin besar peran komite

sekolah maka semakin besar pula hubungan atau pengaruhnya terhadap

peningkatan mutu layanan pendidikan di SMKN 1 Depok.

2. Keberartian hubungan didapat dari uji signifikansi dengan nilai “r” product

moment ternyata dengan df sebesar 42, pada taraf signifikansi 5% diperoleh

“r” tabel = 0,304 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai “r”

tabel = 0,393. Dengan demikian, pada taraf signifikansi 5% dan 1% nilai “r”

tabel lebih rendah dari pada “r” hitung (0,536), maka hipotesa alternative

(Ha) diterima sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak, yang berarti ada

korelasi positif yang signifikan antara Peran Komite Sekolah terhadap Mutu

Layanan Pendidikan di SMK N 1 Depok.

3. Kontribusi Peran Komite Sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan

seperti ditunjukkan oleh hasil dari perhitungan koefisien determinan, dengan

perolehan nilai sebesar 28,73%, ini berarti cukup besar kontribusi peran

komite sekolah terhadap mutu layanan pendidikan dan sebagian besarnya

71,27% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Page 70: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

58

B. Saran

1. Untuk meningkatkan kontribusi peran komite sekolah, hendaknya lembaga

atau sekolah meningkatkan kerja sama dengan komite sekolah khususnya

pada proses peningkatan mutu layanan pendidikan agar tujuan program

yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

2. Menumbuh kembangkan peran komite sekolah dalam setiap program

pendidikan harus menjadi perhatian khusus dari seluruh warga sekolah atau

satuan pendidikan, karena telah diakui perannya dapat memberikan

kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan tugas dan

fungsinya dalam pendidikan.

3. Harus adanya kontroling dari pihak pemerintah yang berwenang atau

Dewan Pendidikan untuk mengontrol kinerja dari komite sekolah dan

lembaga itu sendiri supaya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan

baik.

Page 71: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

59

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djauzak, Petunjuk Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Rhinaka

Cipta, 1995

Alisuf Sabri, H.M, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Artikel Pendidikan, Komite Sekolah: Kondisi, Masalah dan Tantangan di Masa

Depan, www.Suparlan.com

Buchori, Mochtar Pendidikan dalam Pengembangan, Jakarta: PT. Tiara Wacana,

1994

Bumi Aksara, Redaksi UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pelaksanaannya, Jakarta; Sinar Grafika

Dachnel Kamars, H.M. Sistem Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi Suatu

Studi Perbandingan Antar Beberapa Negara, Jakarta: Departeman

Pendidikan dan Kebudayaan, 1989

Daien Indrakusuma, Amier Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional, 1973

Djati Sidi, Indra Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001

Educare, Wahana Komunitasi Pendidikan, Jakarta, Komisi Pendidikan KWI, 2006

Fatah, Nanang Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Pendidikan,

Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004

Forum Wartawan Peduli Pendidikan, Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006

Isjoni, Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2006

Komariah, Aan dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005

Maslikhah, Quo Vadis, Pendidikan Multikultur; Rekonstruksi Sistem Pendidikan

Berbasis Kebangsaan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2007

Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006

Page 72: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

60

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa

Indonesia

Qomar, Mujamil Manajemen Pendidikan Islam; Strategi Baru Pengelolaan

Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007

Rosyada, Dede Paradigma Pendidikan Demokrasi; Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2008

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002

Sujanto, Bedjo Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah; Model Pengelolaan

Sekolah Di Era Otonomi Daerah, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007

Suryadi, Ace Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan; Isu, Teori dan

Aplikasi, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Sukardjo, M. Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,

Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Tanje, Sixtus “Membangun Budaya Mutu Sekolah: Mengelola 8 Faktor Kunci

Keberhasilan”, dalam Educare, No. 12 Tahun III, Maret 2007

Tilaar, H.A.R. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rhineka Cipta,

2000

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Thn 2003 tentang Sisdiknas, Jakarta,

CV. Mini Jaya Abadi, 2003

UU Sisdiknas dan peraturan pelaksanaannya, Jakarta: Sinar Grafika, 1992

Uwes, Sanusi Manajemen Pengebangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999

Page 73: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 74: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 75: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 76: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 77: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
Page 78: KONTRIBUSI PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2880/1/JUNAEDI... · Sekolah. Melihat hasil penelitian di atas maka dapat diketahui