18
SISTEM KONTROL PNEUMATIK (PENGONTROLAN PANCI TUANG) I. TUJUAN PERCOBAAN - Melatih mahasiswa memahami penggunaan pneumatik untuk suatu keperluan produksi. - Membantu mahasiswa dalam merangkai kontrol peneumatik sesuai yang diinginkan. - Mahasiswa dapat merencanakan penggunaan peralatan peneumatik yang tepat. - Meningkatkan penggunaan peralatan pneumatik sebagai alat pemindah cairan kimia yang berbahaya. - Mempercepat proses pemindahan bahan cairan kimia untuk keperluan produksi. - Mengurangi resiko kecelakaan kerja. - Melatih mahasiswa untuk merawat dan memperbaiki sistem yang mengalami kerusakan. II. TEORI DASAR Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara

Kontrol Pneumatik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kontrol

Citation preview

Page 1: Kontrol Pneumatik

SISTEM KONTROL PNEUMATIK(PENGONTROLAN PANCI TUANG)

I. TUJUAN PERCOBAAN

- Melatih mahasiswa memahami penggunaan pneumatik untuk suatu keperluan

produksi.

- Membantu mahasiswa dalam merangkai kontrol peneumatik sesuai yang

diinginkan.

- Mahasiswa dapat merencanakan penggunaan peralatan peneumatik yang tepat.

- Meningkatkan penggunaan peralatan pneumatik sebagai alat pemindah cairan

kimia yang berbahaya.

- Mempercepat proses pemindahan bahan cairan kimia untuk keperluan produksi.

- Mengurangi resiko kecelakaan kerja.

- Melatih mahasiswa untuk merawat dan memperbaiki sistem yang mengalami

kerusakan.

II. TEORI DASAR

Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak,

keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Perkataan

pneumatik itu berasal dari kata yunani pneuma yang berarti nafas atau udara. Jadi

pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat.

Peneumatik merupakan cabang teoritis dari aliran auto mekanika fluida dan

tidak hanya meliputi penelitian-penelitian aliran-aliran udara melalui sistem saluran,

yang terdiri dari pipa-pipa, selang-selang , gawai (senar) dan sebagainya, tetapi juga

aksi dan penggunaan udara mampat.

Page 2: Kontrol Pneumatik

Dalam pengertian teknik pneumatik meliputi alat-alat pengerak, pengukuran,

pengaturan, pengendalian, perhubungan dan perentangan yang meminjam (mengambil)

gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Pada mulanya pemakaian udara mampat

terbatas untuk alat-alat kerja dengan peralatan tumbuk atau putar. Setelah itu, peralatan

udara mampat sudah ditinggalkan dan mulailah digunakan teknik mekanis dan otomatis

sebagai alat bantu yang cocok sekali pada pelaksanaan produksi. Jadi peralatan udara

mampat dalam semua cabang produksi sudah menjadi keharusan dibidang-bidang

mekanis dan otomatisasi.

Prinsip dasar peneumatik dalam industri diseluruh dunia sebenarnya dimulai

ketika industri-industri itu membutuhkan otomatisasi dan resionalisasi rangkaian

operasional secara kontinyu. Untuk mempertinggi angka produktifitas dengan biaya

relatif murah.

2.1 Keuntungan pneumatik

Fluida kerjanya mudah didapat tanpa biaya,

Bersih dan kering,

Tidak diperlukan pendinginan (penyegaran) fluida kerja,

Biaya pemasangan murah,

Dapat disimpan dengan baik (kemampuan udara mampat menyimpan energi),

Tidak peka terhadap suhu,

Aman terhadap kebakaran dan ledakan,

Jaminan kerja besar,

Rasional (menguntungkan),

Dapat dibebani lebih,

Page 3: Kontrol Pneumatik

Fluida kerjanya cepat,

Udara pembuangan dapat digunakan lagi,

Konstruksi kokoh.

2.2 Kerugian pneumatik

Ketermampatan (udara),

Kegerbakan (volatile),

Bahaya pembekuan,

Pelumasan udara mampat,

Ketakteraturan,

Biaya energi tinggi,

Gangguan suara (bising),

Kelembaban udara,

Kehilangan energi dalam bentuk kalor,

Gaya tekan terbatas,

Tidak ada sinkronisasi.

Page 4: Kontrol Pneumatik

Secara umum kerja pneumatik dapat dibedakan menjadi beberapa bagian antara

lain :

Unit kerja kompressor

Udara isap

Udara Simpan

Udara Dimampatkan

Udara dialirkan

Unit penyaringan

Unit sistem

Unit pelayangan udara (Air Service Unit . ASU)

Terminal distributor

katup-katup

Alat-alat bantu kontrol

Silinder kerja ganda

III. ALAT DAN PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

Meja kerja (flug in board)

Selang plastik

Silinder kerja ganda

Katup 5/2 bistabil

Katup 3/2 normali close jenis tombol

Katup 3/2 normali close jenis pedal

Katup pengatur kecepatan

Page 5: Kontrol Pneumatik

3.2 Deskripsi alat2 yang digunakan pada kontrol pneumatik

Aktuator

a. Silinder Kerja Tunggal :

b. Silinder Kerja Ganda :

Elemen-elemen Kontrol

a. Katup pengatur kecepatan :

b. Katup Kontrol 3/2

3/2 Normal Tertutup :

Page 6: Kontrol Pneumatik

3/2 Normal Terbuka :

c. Katup Kontrol 5/2

5/2 Monostabil :

5/2 Bistabil :

Sumber Energi / Suplai Energi

a. Katup ON/OFF 2/2 :

b. Unit pelayanan udara / Air service unit (ASU) :

Page 7: Kontrol Pneumatik

c. Distributor :

Keterangan : 5/2 maksudnya : 5 = jumlah saluran

2 = jumlah posisi kontrol

dimana : A, B : Saluran kerja

R, S : Saluran buang

P : Sumber udara bertekanan

3.3 Prosedur percobaan

Menyiapkan peralatan yang digunakan,

Memasang semua katup pada meja percobaan,

Memasang silinder kerja ganda pada meja percobaan,

Merangkai selang (kapiler) pada katup-katup dan pada silinder kerja ganda,

Pastikan semua selang rapat pada posisinya,

Mulailah mengamati proses kerja dari rangkaian pneumatik dengan menekan

tombol.

Mengulangi percobaan beberapa kali sampai betul-betul dipahami.

Page 8: Kontrol Pneumatik

IV. PERMASALAHAN

Gerakan keluar dan masuk silinder harus dengan dua tombol (jenis tombol dan

pedal). Kecepatan maju dan mundur dapat diatur sendiri. Bila dalam perancangan

diameter silinder yang digunakan 150 mm dan panjang langkah 500 mm, maka

buatlah diagram rangkaian kontrol pneumatik untuk masalah ini.

Gambar.1 Sistem pneumatik pada penuangan cairan kimia.

Page 9: Kontrol Pneumatik

Gambar.2 Skema rangkaian selang kontrol

Page 10: Kontrol Pneumatik

Gambar.3 Skema rangkaian selang kontrol saat torak bergerak menuju TML.

Page 11: Kontrol Pneumatik

Gambar.4 Skema rangkaian selang kontrol saat torak bergerak menuju TMD.

Page 12: Kontrol Pneumatik

V. ANALISA RANGKAIAN

Gerakan torak keluar (menuju TML),

Pada saat katup on/of diaktifkan maka udara siap berada di ASU untuk

disuplai masuk kedalam rangkaian. Pada saat katup kontrol 3/2 jenis manual

ditekan maka titik “P” akan berhubungan langsung dengan titik “A”, kemudian

memberikan sinyal tekanan menuju katup 5/2 dimana melalui saluran Z. Pada

katup 5/2, titik “P” akan terhubung langsung dengan titik “A”. Sebelum masuk

kesilinder udara akan diatur kecepatannya dengan katup kontrol aliran searah

sehingga torak akan bergerak menuju titik mati luar. Udara dari sisi torak satu

akan terbuang melalui selang yang satu lagi dan menuju titik “B” dan langsung

dikeluarkan pada titik “S”.

Gerakan torak kedalam (menuju TMD),

Pada saat katup on/of diaktifkan maka udara siap berada di ASU untuk

disuplai masuk kedalam rangkaian. Pada saat katup kontrol 3/2 jenis tombol

ditekan maka titik “P” akan berhubungan langsung dengan titik “A”, kemudian

memberikan sinyal tekanan menuju katup 5/2 dimana melalui saluran Y. Pada

katup 5/2, titik “P” akan terhubung langsung dengan titik “B”. Sebelum masuk

kesilinder udara akan diatur kecepatannya dengan katup kontrol aliran searah

sehingga torak akan bergerak menuju titik mati dalam. Udara dari sisi torak satu

akan terbuang melalui selang yang satu lagi dan menuju titik “A” dan langsung

dikeluarkan pada titik “R”.

Page 13: Kontrol Pneumatik

VI. KESIMPULAN

Dengan sebuah torak pada selinder kerja ganda beserta rangkaian kontrolnya

dapat digunakan sebagai alat pemindah cairan kimia.

Kecepatan gerakan torak dapat diatur dengan bukaan katup kontrol aliran searah

(one-way restrictor).

Prinsip kerja katup kontrol 5/2 bistabil yaitu dimana bila salah satu sisinya

aktif yang satunya pasti tidak aktif.

Page 14: Kontrol Pneumatik

VII. DAFTAR PUSTAKA

Kriist, Thomas. 1993. Dasar-Dasar

Pneumatik. Erlangga: Jakarta.

Supratman, dkk. 1999. Laporan Praktikum Sistem Kontrol Pneumatik. Politeknik Negeri Ujung Pandang: Makassar.