21
Konvensi Ramsar A. Latar Belakang Masalah Ekosistem lahan basah sangat penting bagi proses keseimbangan alam khususnya di bumi. Fungsi ekologis serta fungsi-fungsi lainnya menunjukkan adanya hubungan ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Dari fungsi dan peran yang berarti dari lahan basah tersebut maka perlu adanya pengaturan secara global. Keberadaan pengaturan internasional yang berkaitan dengan lahan basah dimaksudkan agar perlindungan terhadap kawasan ini dapat terjamin secara hukum. Artinya penghilangan kawasan lahan basah yang telah dilindungi tidak dilakukan begitu saja tanpa ada pihak yang bertanggungjawab mengingat telah banyak kawasan lahan basah di dunia ini telah berkurang. Di Amerika Serikat lebih dari 50 % lahan basah yang ada pada jaman kolonial sekarang telah hilang. Di negara-negara berkembang telah terjadi perubahan lahan basah akibat penggunaan waduk dan saluran irigasi. (Elsworth, 1990:478- 479). Mengenai berkurangnya lahan basah contoh yang sedang terjadi adalah di daerah Pantanal di Brazil mempunyai rawa- rawa seluas 110.000 km 2 , yang mungkin terluas dan paling beragam di Amerika Selatan. Kawasan tersebut telah diklasifikasikan oleh UNESCO sebagai kawasan penting internasional. Sayangnya kawasan ini menderita akibat semakin meluasnya pertanian, pembuatan bendungan dan berbagai bentuk pembangunan lainnya (WCED,1987:203).

Konvensi Ramsar.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konvensi Ramsar.docx

Konvensi Ramsar

A. Latar Belakang Masalah

Ekosistem lahan basah sangat penting bagi proses keseimbangan alam khususnya di

bumi. Fungsi ekologis serta fungsi-fungsi lainnya menunjukkan adanya hubungan

ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.

Dari fungsi dan peran yang berarti dari lahan basah tersebut maka perlu adanya

pengaturan secara global. Keberadaan pengaturan internasional yang berkaitan dengan

lahan basah dimaksudkan agar perlindungan terhadap kawasan ini dapat terjamin secara

hukum. Artinya penghilangan kawasan lahan basah yang telah dilindungi tidak dilakukan

begitu saja tanpa ada pihak yang bertanggungjawab mengingat telah banyak kawasan

lahan basah di dunia ini telah berkurang.

Di Amerika Serikat lebih dari 50 % lahan basah yang ada pada jaman kolonial

sekarang telah hilang. Di negara-negara berkembang telah terjadi perubahan lahan basah

akibat penggunaan waduk dan saluran irigasi. (Elsworth, 1990:478-479). Mengenai

berkurangnya lahan basah contoh yang sedang terjadi adalah di daerah Pantanal di Brazil

mempunyai rawa-rawa seluas 110.000 km 2, yang mungkin terluas dan paling beragam di

Amerika Selatan. Kawasan tersebut telah diklasifikasikan oleh UNESCO sebagai kawasan

penting internasional. Sayangnya kawasan ini menderita akibat semakin meluasnya

pertanian, pembuatan bendungan dan berbagai bentuk pembangunan lainnya

(WCED,1987:203).

Semakin berkurangnya wilayah lahan basah dan punahnya beberapa jenis burung

unggas di dunia maka masyarakat internasional dengan dipelopori oleh IUCN dan

organisasi internasional lainnya serta beberapa negara telah berhasil membentuk suatu

pengaturan secara global mengenai masalah ini. Konvensi Ramsar 1971 sebagai salah satu

produk hukum lingkungan internasional memiliki tujuan untuk melindungi lahan basah

serta habitat yang ada khususnya burung unggas sebagai spesies migran.

Adanya pengaturan ini diharapkan beberapa lahan basah yang masih ada di dunia

dapat dilindungi serta pengembalian kembali kawasan yang rusak untuk dikonservasi jika

masih memungkinkan.

Page 2: Konvensi Ramsar.docx

B. Konvensi Lahan Basah

Sebenarnya usaha untuk mengatur masalah lahan basah telah mulai dilakukan sekitar

53 tahun yang lalu. Di tahun 1961 atas inisiatif AQUA Project telah dibentuk suatu

Masyarakat Internasional mengenai masalah Danau (Societas Internationalis

Limnologiae). UNESCO juga menyebutkan bahwa danau dan sungai besar merupakan

wilayah konservasi yang penting. Di tahun 1962 Konferensi MAR yang diadakan oleh

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) yang

sekarang dikenal dengan nama the World Conservation Union , the International

Waterfowl Research Bureau (IWRB) dan International Council for Birds Preservation

(ICBP) menyatakan untuk memfokuskan perhatian dan mengkoordinasi tindakan-tindakan

mengenai konservasi lahan basah Palearctic.

Hasil kerjasama selanjutnya adalah mengembangkan The Convention on Wetlands of

International Importance Especially as Waterfowl Habitat. Selanjutnya Konvensi ini

diadopsi di Ramsar, Iran tahun 1971 dan berlaku pada bulan Desember 1975 setelah

deposit terakhir dilaksanakan oleh pemerintah Yunani (Dugan J.P,1987:6). Konvensi ini

berada dalam daftar perjanjian internasional UNESCO yang mewakili organisasi

internasional di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa. Kedudukan Sekretariat Jenderal

Konvensi ini berada di kota Gland, Swiss dan memiliki kantor cabang di kota Slambridge,

Inggris.

C. Konvensi Ramsar

Pengaturan mengenai ekosistem lahan basah secara global terdapat dalam suatu

Konvensi Internasional yang disponsori oleh IUCN (International Union for Conservation

of Nature and Natural Resources, sekarang: The World Conservation Union). Konvensi ini

bernama Conventions on Wetlands of International Importance, Especially as Waterfowl

Habitat. Konvensi ini pertama kali diadakan di Kota Ramsar, kota yg terletak di pantai

Laut Kaspia di Iran pada 2 Februari 1971 sehingga selanjutnya konvensi ini lebih dikenal

sebagai Konvensi Ramsar.

Adapun isi dari konvensi Ramsar adalah sebagai berikut:

Para Anggota,

1. Mengingat adanya saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya;

2. Menimbang fungsi ekologis lahan basah yang sangat penting sebagai pengendali tata

air dan habitat bagi flora dan fauna yang khas, terutama burung air;

1

Page 3: Konvensi Ramsar.docx

3. Menyadari bahwa lahan basah memiliki nilai ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, dan

rekreasi yang besar, serta dapat diperbaharui;

4. Berkeinginan untuk mencegah alih fungsi lahan dan hilangnya lahan basah baik saat

ini maupun di masa mendatang;

5. Mengakui bahwa dalam migrasi musiman burung air mungkin melampaui batas

negara sehingga harus dianggap sebagai sumber daya internasional;

6. Percaya bahwa konservasi lahan basah beserta flora dan fauna yang hidup di

dalamnya dapat terjaga melalui kebijakan lintas negara yang terkoordinasi secara

internasional;

Menyepakati hal-hal berikut ini :

Pasal 1

1. Konvensi lahan basah mencakup wilayah payau, rawa, gambut, atau perairan, baik

alami maupun buatan, permanen atau temporer (sementara), dengan air yang mengalir

atau diam, tawar, payau, atau asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yang

kedalamannya di saat pasang rendah (surut) tidak melebihi 6 meter.

2. Konvensi burung air adalah burung yang secara ekologis bergantung pada lahan

basah.

Pasal 2

1. Masing-masing Anggota harus menunjuk lahan basah yang cocok dalam wilayahnya

untuk dimasukkan dalam Daftar Lahan Basah Penting Internasional, selanjutnya

disebut “List” yang dikelola oleh biro yang ditetapkan berdasarkan Pasal 8. Batas-

batas lahan basah ditunjukkan oleh peta, termasuk di dalamnya zona riparian (tepian

sungai) dan pesisir yang berdekatan dengan suatu lahan basah tertentu, pulau-pulau,

atau bagian laut yang dalamnya lebih dari 6 meter yang tertutupi air pada saat air

surut, apabila daerah tersebut memiliki nilai penting sebagai habitat burung air.

2. Lahan basah didaftarkan pada “List” apabila memiliki nilai penting secara

internasional dalam hal ekologi, botani, zoologi, limnologi atau hidrologi. Termasuk

lahan basah penting bagi burung air pada setiap musimnya.

3. Negara yang memiliki lahan basah di dalam “List” tidak terganggu hak kedaulatan

eksklusifnya

4. Setiap Anggota wajib menunjuk setidaknya satu lahan basah untuk dimasukkan dalam

“List” saat penandatanganan Konvensi ini atau ketika menyerahkan instrumen

ratifikasi atau aksesi, sebagaimana diatur dalam Pasal 9.

2

Page 4: Konvensi Ramsar.docx

5. Setiap Anggota berhak untuk menambah area lahan basah yang telah ditetapkan pada

“List” yang berada di dalam wilayahnya, memperpanjang batas-batas perlindungan

lahan basah, atau, karena kepentingan nasional yang mendesak, menghapus atau

membatasi areal perlindungan lahan basah, maka diharuskan untuk menginformasikan

dengan sesegera mungkin kepada organisasi atau pemerintah yang bertanggung jawab

untuk diteruskan kepada biro yang telah ditunjuk sesuai Pasal 8.

6. Setiap Anggota harus turut bertanggung jawab secara internasional untuk melakukan

upaya konservasi, manajemen dan pemanfaatan secara bijaksana terhadap spesies

burung air migran, baik ketika menunjuk suatu situs untuk dimasukkan ke dalam

“List” maupun ketika menggunakan haknya untuk melakukan perubahan lahan basah

di dalam “List” wilayahnya.

Pasal 3

1. Para Anggota wajib merumuskan dan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat

untuk mengkampanyekan konservasi lahan basah yang telah masuk dalam “List”, dan

sejauh mungkin melakukan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana di wilayah

mereka.

2. Setiap Anggota harus menginformasikan sedini mungkin jika terjadi perubahan

karakter ekologis lahan basah di wilayahnya, termasuk di dalamnya perubahan

terhadap lahan basah yang dimasukkan pada “List”, baik sedang dalam proses

perubahan atau ada tanda-tanda berubah sebagai hasil dari perkembangan teknologi,

polusi atau gangguan manusia lainnya. Informasi tentang perubahan tersebut harus

disampaikan sesegera mungkin pada organisasi atau pemerintah yang bertanggung

jawab, lalu diteruskan kembali pada biro yang telah ditunjuk sesuai Pasal 8.

Pasal 4

1. Setiap Anggota wajib mempromosikan konservasi lahan basah dan burung air dengan

mendirikan cagar alam pada lahan basah, baik mereka termasuk dalam “List” atau

tidak, dan melakukan pengamanan yang memadai.

2. Apabila suatu Anggota dalam kepentingan nasional yang mendesak, menghapus atau

mengurangi luasan lahan basah yang termasuk dalam “List”, harus sejauh mungkin

mengkompensasi hilangnya sumber daya lahan basah, dan membuat cagar alam

tambahan untuk burung air dan perlindungannya, baik di daerah yang sama atau di

tempat lain, di area habitat aslinya.

3. Para Anggota wajib mendorong penelitian dan pertukaran data dan publikasi

mengenai lahan basah beserta flora dan fauna yang bergantung hidup terhadapnya.

3

Page 5: Konvensi Ramsar.docx

4. Para Anggota berusaha untuk meningkatkan populasi burung air yang hidup di lahan

basah bersangkutan.

5. Para Anggota wajib mempromosikan pelatihan personil untuk meningkatkan

kompetensi di bidang penelitian lahan basah, manajemen dan pengamanan.

Pasal 5

Para Anggota akan saling berkonsultasi tentang pelaksanaan kewajiban yang timbul

dari Konvensi terutama pada lahan basah yang membentang melalui lebih dari satu

negara anggota atau pada sistem air lintas negara. Negara anggota akan berusaha

untuk mengkoordinasikan dan mendukung kebijakan mengenai konservasi lahan

basah, serta flora dan fauna yang ada di dalamnya, saat ini maupun di masa-masa

mendatang.

Pasal 6

1. Harus dilakukan pertemuan Para Anggota untuk meninjau dan mempromosikan

pelaksanaan Konvensi ini. Biro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, ayat 1, wajib

menyelenggarakan sidang biasa Para Anggota pada selang waktu tidak lebih dari tiga

tahun, kecuali Konferensi memutuskan lain, dan dan menyelenggarakan pertemuan

luar biasa apabila ada permintaan tertulis sekurang-kurangnya sepertiga dari Anggota.

Pada pelaksanaan pertemuan biasa anggota, para anggota menentukan waktu dan

tempat pertemuan berikutnya.

2. Konferensi Para Anggota harus membahas :

Pelaksanaan Konvensi ini;

Penambahan dan perubahan pada “List”;

Informasi mengenai perubahan karakter ekologis dari lahan basah yang terdaftar

dalam “List” sesuai dengan ayat 2 dari Pasal 3;

Pembuatan rekomendasi umum atau khusus mengenai pelaksanaan konservasi,

manajemen dan pemanfaatan bijaksana lahan basah beserta flora dan fauna yang

bergantung hidup terhadapnya;

Permintaan pada badan-badan internasional yang relevan untuk menyiapkan

laporan dan statistik mengenai hal-hal penting bagi dunia internasional yang

terkait/berdampak pada lahan basah;

Adopsi rekomendasi atau resolusi lain, untuk mempromosikan fungsi Konvensi ini.

3. 3. Para Anggota harus memastikan bahwa di setiap tingkatan manajemen lahan basah

harus diinformasikan mengenai   hasil rekomendasi Konferensi lahan basah,

4

Page 6: Konvensi Ramsar.docx

khususnya mengenai pelaksanaan konservasi, manajemen dan pemanfaatan bijaksana

lahan basah beserta flora dan fauna yang bergantung hidup terhadapnya.

4. Konferensi Para Anggota harus mengikuti ketentuan pada masing-masing pertemuan

yang diselenggarakan tersebut.

5. Konferensi Para Anggota menetapkan dan meninjau peraturan keuangan Konvensi ini.

Pada setiap pertemuan rutin yang dihadiri setidaknya dua pertiga anggota yang

memberikan suara, dilakukan penetapan anggaran untuk periode keuangan berikutnya.

6. Setiap Anggota wajib memberikan kontribusi anggaran yang nilainya sesuai dengan

kesepakatan pertemuan rutin para anggotanya.

Pasal 7

1. Para wakil anggota yang hadir pada Konferensi tersebut dipersyaratkan memiliki

keahlian tentang lahan basah atau burung air baik pengetahuan dan pengalaman yang

diperoleh melalui penelitian, administratif atau lainnya.

2. Setiap wakil negara dalam konferensi memiliki satu suara, rekomendasi, resolusi dan

keputusan yang diakui Anggota yang hadir dan memberikan suara, kecuali ada

ketentuan lain dalam Konvensi ini.

Pasal 8

1. Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam akan melakukan

tugas biro di bawah Konvensi ini sampai ada organisasi lain atau pemerintah tertentu

ditunjuk oleh setidaknya dua pertiga anggota.

2. Tugas Biro antara lain:

Untuk membantu penyelenggaraan dan pengorganisasian Konferensi sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 6;

Untuk menyimpan “List” Lahan Basah Penting Internasional dan apabila ada

penambahan, ekstensi, penghapusan atau pembatasan dari anggota mengenai lahan

basah yang masuk dalam “List” untuk segera menginformasikan sesuai dengan ayat

5 Pasal 2;

Untuk menampung informasi dari para anggota tentang adanya perubahan karakter

ekologis lahan basah dalam “List” sesuai dengan ayat 2 dari Pasal 3;

Untuk meneruskan informasi adanya perubahan “List” kepada semua anggota,

termasuk di dalamnya perubahan karakter lahan basah, serta menetapkan hal-hal

yang akan dibahas pada Konferensi berikutnya;

5

Page 7: Konvensi Ramsar.docx

Untuk menginformasikan kepada setiap anggota tentang hasil rekomendasi

Konferensi terkait adanya perubahan “List” termasuk perubahan karakter lahan

basah.

Pasal 9

1. Konvensi ini akan tetap terbuka untuk penandatanganan selanjutnya.

2. Setiap anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa atau salah satu Badan Khususnya atau

Badan Energi Atom Internasional atau Anggota pada Statuta Mahkamah Internasional

dapat menjadi anggota pada Konvensi ini dengan:

Menandatangani tanpa reservasi untuk ratifikasi;

Menandatangani hal tertentu untuk proses ratifikasi, kemudian diikuti ratifikasi;

Aksesi

3. Ratifikasi atau aksesi akan berlaku efektif dengan disimpannya instrumen ratifikasi

atau aksesi pada Direktur Jenderal dari Organisasi PBB bidang Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan dan Budaya (selanjutnya disebut sebagai “Penyimpan”).

Pasal 10

1. Konvensi ini akan berlaku empat bulan setelah tujuh negara menjadi Anggota pada

Konvensi ini sesuai ayat 2 dari Pasal 9.

2. Selanjutnya Konvensi ini akan mulai berlaku untuk setiap Anggota empat bulan

setelah hari penandatanganan tanpa reservasi untuk ratifikasi, atau ini disimpan

sebagai instrumen ratifikasi atau aksesi.

Pasal 10 bis

1. Konvensi ini dapat diubah pada pertemuan Para Anggota yang diselenggarakan untuk

tujuan pengubahan sesuai pasal ini.

2. Proposal untuk amandemen dapat dibuat oleh beberapa Anggota.

3. Teks setiap amandemen yang diusulkan beserta alasan perubahannya disampaikan

kepada biro di bawah Konvensi (selanjutnya disebut sebagai “Biro”) dan segera

diteruskan Biro pada semua Anggota. Setiap komentar pada teks harus

dikomunikasikan kepada Biro dalam waktu tiga bulan sejak tanggal biro

menyampaikan informasi pada anggota. Biro lalu menyampaikan kembali semua

komentar yang diterima kepada anggota setelah hari terakhir pengajuan komentar.

4. Pertemuan Para Anggota untuk membahas amandemen dilakukan sesuai dengan ayat

3, diselenggarakan oleh Biro atas permintaan tertulis dari sepertiga Anggota. Biro

harus berkonsultasi dengan Anggota mengenai waktu dan tempat rapat.

6

Page 8: Konvensi Ramsar.docx

5. Amandemen harus diikuti oleh setidaknya dua pertiga dari Para Anggota yang hadir

dan memberikan suara.

6. Suatu amendemen yang diadopsi akan mulai berlaku untuk Para Anggota pada hari

pertama bulan keempat setelah tanggal penerimaan dokumen oleh dua pertiga

Anggota. Anggota yang menerima dokumen setelah tanggal tersebut, memberlakukan

amandemen pada hari pertama bulan keempat setelah tanggal penerimaan dokumen.

Pasal 11

1. Konvensi ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu tak terbatas.

2. Setiap Anggota dapat membatalkan Konvensi ini setelah jangka waktu lima tahun

sejak tanggal masuk anggota dengan cara memberikan pemberitahuan tertulis kepada

Depositary. Pembatalan akan berlaku empat bulan setelah tanggal penerimaan oleh

Depositary.

Pasal 12

1. Penyimpan wajib memberitahukan kepada semua Negara yang telah menandatangani

dan mengaksesi Konvensi ini secepat mungkin:

penandatangan Konvensi;

a) Pemegang bukti ratifikasi Konvensi ini;

b) Pemegang bukti aksesi pada Konvensi ini;

c) Tanggal berlakunya Konvensi ini;

d) Pemberitahuan pemutusan dari Konvensi ini.

2. Ketika Konvensi ini telah mulai berlaku, Depositary harus telah terdaftar di

Sekretariat PBB sesuai dengan Pasal 102 Piagam PBB.

Sebagai bukti, yang bertandatangan di bawah ini, yang diberi kewenangan untuk

bertindak, telah menandatangani Konvensi ini.

Dibuat di Ramsar pada tanggal 2 Februari 1971 (Diterjemahkan dari “The Convention on

Wetlands text, as amended in 1982 and 1987″ pada situs http://www.ramsar.org)

Konvensi Ramsar menyediakan kerangka bagi negara anggota untuk menyusun

program dan rencana aksi, serta meningkatkan kerjasama internasional dalam

perlindungan dan pemanfaatan bijaksana ekosistem lahan basah dan sumberdaya alam

terkait lahan basah lainnya. Misi yang ingin dicapai adalah "perlindungan dan pemanfaatan

bijaksana (wise use) lahan basah melalui implementasi rencana aksi lokal dan nasional,

dan kerjasama internasional sebagai sebuah usaha mencapai pembangunan berkelanjutan

di dunia". Konsep pemanfaatan bijaksana (wise use) diartikan sebagai pemeliharaan

karakteristik ekologi lahan basah yang dicapai dengan pendekatan ekosistem yang

7

Page 9: Konvensi Ramsar.docx

menunjang pembangunan berkelanjutan. Manusia yang akan memperoleh manfaat terbesar

dari implementasi konsep pemanfaatan bijaksana ini.

Setelah diberlakukan konvensi ini ternyata banyak menimbulkan masalah khususnya

mengenai intrepretasi dan kewajiban yang dimiliki negara anggota peserta konvensi.

Sebagai contoh apakah para pihak memiliki suatu kewajiban untuk menunjukkan lokasi

yang didaftar di semua negara atau hanya di negaranya saja. Kelemahan lain yang penting

adalah penggunaan istilah “wise use” (penggunaan yang bijaksana).

Dalam pertemuan di Regina, Saskatchewan (Canada) pada tanggal 27- 5 Juni 1987

telah dicapai suatu kemajuan yang penting. Kriteria penggunaan istilah “wise use” telah

diperjelas dan disempurnakan sehingga dapat diterima oleh seluruh negara anggota.

Kriteria menetapkan pilihan lahan basah juga telah dibuat dan khusus pada lahan basah

yang memiliki makna internasional telah diidentifikasi dan dilampirkan dalam Annex

Rekomendasi Regina. Ditetapkan pula suatu petunjuk mengenai penggunaan secara bijak

dalam pengembangan lahan basah.

Kemudian para pihak peserta konvensi juga sepakat untuk mengadakan kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan konvensi. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan

diadakannya pertukaran informasi dan pengalaman di antara negara anggota. Kemudian

pengembangan kebijaksanaan serta peraturan yang berkaitan dengan konvensi. Diadakan

pula tukar menukar tenaga ahli dalam bidang yang kelak akan mampu menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Para pihak juga menyetujui

didirikannya suatu Sekretariat Jenderal yang terlepas namun tetap dibawah koordinasi

IUCN yang hal ini baru terlaksana setahun kemudian.

Tahun 1985 ada 300 lokasi yang luasnya 200 juta hektar are telah ditetapkan dalam

daftar internasional yang memiliki manfaat ekologi, pertanian, botani, zoologi, limnologi

atau hidrologi (MacKinnon et al,1990:293). Sampai tahun 1992 ada 549 kawasan lahan

basah di 65 negara (lebih dari 20 negara adalah negara berkembang sudah dimasukkan

dalam daftar Konvensi (Birnie & Boyle,1992:466). Pada tahun 2011, anggota Konvensi

Ramsar berjumlah 160 negara, dan telah dinyatakan sebanyak 1952 situs, dengan luas 190

137 363 hektar. Negara yang memiliki situs Ramsar terbanyak adalah Britania Raya (168

situs), sedangkan Kanada memiliki situs Ramsar terluas dengan sekitar 130.000 km² lahan

basah, termasuk Teluk Queen Maud yang luasnya 62.800 km².

8

Page 10: Konvensi Ramsar.docx

D. Indonesia Sebagai Anggota Konvensi Ramsar

Oleh pemerintah Indonesia konvensi ini telah diratifikasi berdasarkan Surat Keputusan

Presiden tanggal 19 Oktober 1991 dengan Nomer : R. 09.PRD/PU/X/1991. Dan melalui

Undang-undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya lahan basah dimasukkan kedalam wilayah perlindungan sistem penyangga

kehidupan. (Penjelasan pasal 8 UU No 5/1990). Demikian juga dalam Keputusan Presiden

No 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, tertanggal 25 Juli 1990

memasukkan beberapa jenis lahan basah sebagai bagian dari kawasan yang dilindungi.

(Pasal 4 dan pasal 6 Keppres No 32/1990). Dengan melihat ketentuan ini telah

menunjukkan bahwa kawasan lahan basah merupakan kawasan penyangga yang penting

bagi kehidupan manusia dan lingkungannya dan karena itu harus dilindungi.

Di Indonesia terdapat 6 situs Ramsar dengan luas total 964.690 hektar.

Taman Nasional Berbak (Jambi)

Taman Nasional Berbak merupakan kawasan pelestarian alam untuk konservasi hutan

rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia.

Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air

tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera.

Gambar 1. Taman Nasional Berbak (sumber: tourismjambi.com)

Ditetapkan: 8 April 1992

Luas: 162.700 ha

9

Page 11: Konvensi Ramsar.docx

Taman Nasional Sembilang (Sumatera Selatan)

Taman Nasional Sembilang merupakan perwakilan hutan rawa gambut, hutan rawa air

tawar, dan hutan riparian (tepi sungai) di Provinsi Sumatera Selatan.

Gambar 2. Taman Nasional Sembilang (sumber: indonesia.travel)

Ditetapkan: 6 Maret 2011

Luas: 202.896 ha

Suaka Margasatwa Pulau Rambut (DKI Jakarta)

Suaka Margasatwa Pulau Rambut memiliki iklim tropis dan terdiri dari beberapa tipe

habitat lahan basah, seperti terumbu karang, hutan mangrove, rawa air tawar laguna dan

musiman. Pulau Rambut merupakan salah satu rantai penting lahan basah di sepanjang

Asia-Australasia Flyway Timur. Situs ini merupakan tempat transit penting bagi burung air

yang migrasi dari bumi bagian utara menuju Australia.

Gambar 3. Suaka Margasatwa Pulau Rambut (sumber: brendes.multiply.com)

Ditetapkan: 11 November 2011

Luas: 90 ha

10

Page 12: Konvensi Ramsar.docx

Taman Nasional Danau Sentarum (Kalimantan Barat)

Taman Nasional Danau Sentarum merupakan perwakilan ekosistem lahan basah

danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan.

Gambar 4. Taman Nasional Danau Sentarum (sumber: syaifulmuazir.wordpress)

Ditetapkan: 30 Agustus 1994

Luas: 80.000 ha

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara)

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan

hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana, dan hutan rawa air tawar di

Sulawesi.

Gambar 5. Taman Nasional Rawa Aopa Watumahoi (sumber: blog.ahmadzamroni)

Ditetapkan: 6 Maret 2011

Luas: 105.194 ha

Taman Nasional Wasur (Papua)

Taman Nasional Wasur merupakan perwakilan dari lahan basah yang paling luas di

Papua dan sedikit mengalami gangguan oleh aktivitas manusia.

11

Page 13: Konvensi Ramsar.docx

Gambar 6. Taman Nasional Wasur (sumber: indahnesia.com)

Ditetapkan: 16 Maret 2006

Luas: 413.810 ha

Pada tanggal 14 November 2011, bertempat di Hotel Mercure, Jakarta, Indonesia

menjadi tuan rumah bagi Konvensi Ramsar. Pertemuan yang berlangsung selama 5 hari

tersebut, akan membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan aspek konservasi lahan

basah, konservasi biodiversitas di dalamnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

bergantung pada lahan basah serta kaitan konservasi lahan basah dengan isu ekonomi dan

dunia usaha, di lingkup Regional Asia.  Hasil-hasil pertemuan itu akan dibawa ke lingkup

Dunia pada pertemuan Conference of the Parties (COP) XI Konvensi Ramsar tahun 2012

di Rumania.

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Regional Meeting Konvensi Ramsar lingkup

Asia ini adalah (1) Mengupdate aktifitas negara-negara pihak lingkup Asia dan sekretariat

Konvensi Ramsar semenjak COP10 tahun 2008, (2) Menjelaskan latar belakang draft

resolusi yang akan dipresentasikan pada saat COP11 di Bucharest Romania tanggal 19-26

Juni 2012.  Dengan demikian negara-negara pihak lingkup Asia mendapatkan informasi

terbaru terkait draft resolusi, (3) Untuk mendiskusikan pengalaman dan keterampilan

dalam mengimplementasikan Konvensi Ramsar sejak COP10, (4) Menominasikan tiga

perwakilan negara untuk mewakili sebagai Ramsar Standing Committee selama tiga

periode 2013-2015

12

Page 14: Konvensi Ramsar.docx

Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Konvensi Ramsar dan Lahan Basah Kalimantan Selatan.

http://ndyamalia.blogspot.com (Diakses Tanggal 27 April 2014)

Anonim. 2012. Indonesia untuk Dunia: Ramsar Sites. http://itineraryku.blogspot.com

(Diakses Tanggal 27 April 2014)

Anshar, Gusti Z. 2011. Konvensi Ramsar-Selayang Pandang. http://gambut-

tropis.blogspot.com. (Diakses Tanggal 27 April 2014)

Masyud. 2011. Indonesia Sebagai Tuan Rumah Pertemuan Regional Asia Konvensi

Ramsar Tahun 2011. www.dephut.go.id (Diakses Tanggal 27 April 2014)

Pramudianto, Andreas. 2009. Kawasan Lahan Basah dalam Konsep Hukum Global dan

Keberadaannya di Indonesia. http://staff.blog.ui.ac.id

Raisa. 2009. Konvensi Ramsar dan Distribusi Lahan Basah di Kalimantan Selatan.

http://154-kd.blogspot.com (Diakses Tanggal 27 April 2014)

Sugiarto, Dwi Putro. 2012. Isi Konvensi Lahan Basah Internasional di Ramsar, Iran.

http://tnrawku.wordpress.com.

Wikipedia. 2014. Konvensi Ramsar. http:// id.wikipedia.org. (Diakses Tanggal 27 April

2014)

13