34
MAKALAH TEORI AKUNTANSI ‘’ AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN IFRS DISUSUN OLEH : FADHILLAH ASRI FADHLI IRSYADI HAYATUL KHAIRAT REBI JUNENDRA RISKI SAPUTRA JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU 1

Konvergensi PSAK dan IFRS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEORI AKUNTANSI

Citation preview

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

‘’ AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN IFRS ”

DISUSUN OLEH :

FADHILLAH ASRI

FADHLI IRSYADI

HAYATUL KHAIRAT

REBI JUNENDRA

RISKI SAPUTRA

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS RIAU

2013

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi pada dasarnya seperti pedang bermata dua, di satu sisi bisa menjadi

bahasa yang menyampaikan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para stakeholder,

namun di sisi lain bisa menjadi racun ketika informasi yang disajikannya ternyata tidak

benar. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk

menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin

baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin

baik kita dalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut,

maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan.

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International

Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang

memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang

jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai

kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para

pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan

suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses

rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di

Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva

menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.

2

Maka pada tugas makalah Teori Akuntansi, penulis akan membahas tentang “IFRS ,

konvergensi IFRS dan PSAK

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa dan mengapa diperlukan IFRS?

2. Apa produk dari IFRS?

3. Bagaimana Konvergensi IFRS dan PSAK?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui sejarah IFRS.

2. Untuk mengetahui mengapa IFRS diperlukan.

3. Untuk mengetahui produk dari IFRS.

4. Untuk mengetahui Konvergensi IFRS dan PSAK.

3

BAB 2

PEMBAHASAN

PENGERTIAN IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International

Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International

Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar

Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional

Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar

Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar

akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan

standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan

(Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

SEJARAH IFRS

Tahun 1966

Sejarah International Accounting Standards (IAS) dimulai pada tahun ini

dengan pengajuan proposal pembentukan kelompok studi yang beranggotakan the

Institute of Chartered Accountants of England & Wales (ICAEW), American

Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of

Chartered Accountants (CICA). Proposal ini pada tahun 1967 disetujui dengan

dibentuknya Accountants International Study Group (AISG).

4

Tahun 1973

International Accounting Standard Committee (IASC) dibentuk secara resmi,

dengan maksud dan pesan sponsor yang jelas, bahwa semua standard akuntansi

internasional yang akan diterbitkan oleh badan ini harus memenuhi syarat yaitu “be

capable of rapid acceptance and implementation world-wide”.

Dalam 27 tahun umurnya, IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan IAS.

Tahun 1997

Dibentuk suatu badan interpretasi yang disebut dengan Standing

Interpretation Committee (SIC), yang memiliki tugas mempertimbangkan perdebatan

atas isu yang timbul menyangkut suatu standard, dan menyusun suatu panduan untuk

menyelesaikan perdebatan tersebut. Interpretasi yang diterbitkan oleh badan ini

berjumlah 33 SIC sepanjang umur hidupnya.

Tahun 2000

Pada bulan Mei tahun ini, IOSCO (International Organisation of Securities

Commissions) menyetujui penggunaan IAS untuk penerbitan saham antar Negara

(cross border listing) dengan press release 17 May 2000.

Tahun 2001

5

Pada bulan April tahun ini, IASC melakukan restrukturisasi dengan

membentuk IASB (International Accounting Standard Board) yang akan menjadi

pengganti IASC sebagai standard setter, sementara IASC menjadi foundation. Pada

saat ini juga diputuskan bahwa IASB akan melanjutkan pengembangan IAS yang

telah diterbitkan sebelumnya, dan memberi nama standard baru yang diterbitkannya

dengan nama IFRS (International Financial Reporting Standards). IAS yang

belum digantikan dengan IFRS tetap berlaku. Standar pertama yang merupakan

produk IASB adalah IFRS 1 : First Time Adoption of IFRS tahun 2003.

Sedangkan komite penerbit interpretasi berganti nama dari SIC menjadi

IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee) pada bulan Juli

dan sejak itu menerbitkan IFRIC interpretation. Pada tahun 2010 komite ini berganti

nama lagi menjadi IFRS Interpretation Committee.

STRUKTUR IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:

* International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah

tahun 2001

* International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001

* Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations

Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001

* Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum

tahun 2001 (www.wikipedia.org)

6

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama

berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.

Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu

harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.

Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan

nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan

maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang

dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui

elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.

Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat

ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan

dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan

laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan

keuangan (Chariri, 2009).

KERANGKA KERJA

Kerangka kerja gunan Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan menyampaikan prinsip-

prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan

perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework

project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna

menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah

timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk.

7

Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa

mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional.

Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara

bersama.

PERANAN KERANGKA KERJA

Deloitte menyatakan:

In the absence of a Standard or an Interpretation that specifically applies to a transaction,

management must use its judgement in developing and applying an accounting policy that

results in information that is relevant and reliable. In making that judgement, IAS 8.11

requires management to consider the definitions, recognition criteria, and measurement

concepts for assets, liabilities, income, and expenses in the Framework. This elevation of the

importance of the Framework was added in the 2003 revisions to IAS 8.

OBJEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN

Sebuah laporan keuangan harus menggambarkan pandangan benar dan adil atas usaha

sebuah organisasi. Oleh karena laporan-laporan ini digunakan oleh berbagai pihak, laporan

tersebut harus menggambarkan pandangan sebenarnya akan keadaan keuangan sebuah

organisasi.

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang

terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting

Standard Boards - IASB melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional

khususnya International Financial Reporting Standards – IFRS yang dibuat oleh IASB dan

8

Financial Accounting Standard Boards (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika

Serikat).

TUJUAN IFRS

adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan

untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung

informasi berkualitas tinggi yang:

1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.

2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.

3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

RUANG LINGKUP STANDAR:

Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya

melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya

adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya

berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu )

menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat

dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.

SUSUNAN IFRS

meliputi :

1.Penyajian laporan keuangan

9

2.Pengakuan pendapatan

3.Biaya penggajian

4.Biaya pinjaman

5.Pajak penghasilan

6.Investasi pada perusahaan asosiasi

7.Persediaan

8.Aktiva tetap

9.Aktiva tidak berwujud

10.Sewa

11.Pensiun

12.Penggabungan usaha

13.Kurs valuta asing

14.Operasi segmen

15.Kejadian setelah tanggal neraca

10

APA DAN MENGAPA DIPERLUKAN IFRS

Apa itu IFRS?

IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman

penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Jika sebuah negara

menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan

keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti

tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.

Secara keseluruhan IFRS mencakup:

a. International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah

tahun 2001

b. International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun

2001

c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting

InterpretationsCommittee (IFRIC) – setelah tahun 2001.

d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) –

sebelum tahun 20011)

MENGAPA DIPERLUKAN IFRS?

Alasannya dianatara lain :

1. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang

berkualitas di pasar modal internasional

11

2. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan

dalamketentuan pelaporan keuangan.

3. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya

untuk analisis keuangan bagi para analis.

4. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Mengapa IFRS diperlukan? Jawabannya karena sebagian besar pelaku di bidang

perekonomian dunia setuju akan perlunya satu set standar akuntansi internasional.

Beberapa alasan mengapa sebagian besar setuju sebagai berikut :

Multinasional Corporation.

Saat ini perusahaan perusahaan raksasa melihat seluruh bagian dari dunia ini adalah

pasar mereka. Mulai dari kota kota besar, hingga pelosok pedalaman di India sana

adalah potensi pasar buat mereka. Merk merk terkenal seperti,Coca cola, Intel dan

McDonald, bahkan sabun Lifebuoy dan produksi Unilever lainnya menghasilkan

lebih dari 50% penjualan mereka diluar negara asalnya yaitu Amerika. Demikian

juga sebaliknya perusahaan perusahaan luar Amerika seperti produsen otomotif

Jepang, produksi barang kebutuhan sehari hari dari China menemukan pasar

terbesar mereka adalah Amerika.

Merger dan Akuisisi.

Merger antara perusahaan internasional saat ini sudah sering terjadi dan menjadi

raksasa seperti merger antara produsen mobil Daimler dan Chrysler menjadi Daimler

Chrysler. Produsen volvo dibeli perusahaan otomotif dari china. Merger tidak hanya

terjadi antar perusahaan satu negara namun juga antar perusahaan yang berbeda

12

negara. Bahkan diperkirakan dimasa depan akan lebih banyak lagi merger dan

akuisisi yang akan terjadi.

Information Technology.

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, semakin menghilangkan jarak

diantara kita. Hambatan hambatan komunikasi semakin hilang dengan kemajuan

teknologi. Perusahaan dan individual di berbagai negara juga semakin nyaman

membeli dan menjual barang dan jasa antara mereka. Dengan teknologi proses

transaksi dan komunikasi semakin mudah dilakukan. Kemudian secara biaya pun

dengan IT menjadi semakin efisien.

Pasar Uang.

Pasar uang adalah salah satu pasar internasional yang paling penting saat ini.

Perdagangan dan pertukaran, apakah itu mata uang, sekuritas modal, obligasi,

dan derivative sangat aktif dtransaksikan diseluruh dunia.Untuk itu informasi

keuangan yang relevan dan andal harus tersedia agar tercipta pasar uang yang dapat

dipercaya. Untuk beberapa alasan diatas standar pelaporan international

diperlukan. Karena bagaimanapun juga akuntansi adalah bahasa dalam bisnis,

maka dengan kesamaan bahasa, bisnis akan dimudahkan. Hasilnya tingkat

kepercayaan juga akan meningkat

13

2.5 Produk IFRS

14

IAS 1 Presentation of Financial SatementIAS 2 InventoriesIAS 7 Cash Flow StatementIAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors IAS 10 Events After the Balance Sheets DateIAS 11 Construction ContractsIAS 12 Income TaxesIAS 14 Segment ReportingIAS 16 Property, Plant, and EquipmentIAS 17 Accounting for LeasesIAS 18 Revenue IAS 19 Employee BenefitsIAS 20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government AssistanceIAS 21 The Effects of changes in Foreign Exchange RatesIAS 23 Borrowing CostsIAS 24 Related-Party DisclosuresIAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit PlansIAS 27 Consolidated and Separate Financial StatementIAS 28 Accounting for Investments in AssociatesIAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary EconomiesIAS 31 Financial Repporting of Interests in Joint VenturesIAS 32 Financial Instruments: PresentationIAS 33 Earnings Per ShareIAS 34 Interim Financial ReportingIAS 36 Impairments of AssetsIAS 37 Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent AssetsIAS 38 Intangible AssetsIAS 39 Financial Instruments: Recognition and MeasurementIAS 40 Investment Property IAS 41 Agriculture IFRS 1 First- Time Adoption of IFRSIFRS 2 Share-Based PaymentIFRS 3 Business CombinationsIFRS 4 Insurance ContractsIFRS 5 Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued OperationsIFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral ResourcesIFRS 7 Financial Instruments: DiclosuresIFRS 8 Operating segments

KONVERGENSI IFRS DAN PSAK

Konvergensi Di Indonesa

Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada Standar Pelaporan Keuangan

Internasional atau IFRS. Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar

Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini didapat dari

komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. Jurang pemisah terdalam

PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar

(fair value) dalam PSAK.

Mengapa harus mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS)?

Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya

kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas

batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Teknologi informasi yang

berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan. Kemajuan ini membawa

jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia.

Antusiasme para investor tidak akan terhalangi oleh batasan negara, misal: Investor dr

Amerika bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di

Indonesia. Bukan hanya investor & analis yang membutuhkan informasi seperti ini,

melainkan jg dibutuhkan oleh stakeholder lainnya. Upaya pemerintah Untuk meningkatkan

kualitas IFRS akan melindungi investor dalam negeri, karena dengan penerapan standar

internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia.

` Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh

IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Untuk

perkembangan konvergensi IFRS selama tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut :

15

Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009‐Juni 2010 berjumlah 15 buah,

semuanya berlaku 2011 kecuali PSAK 10 berlaku 2012 namun penerapan dini

diijinkan

Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka

jumlah PSAK yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.

Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni 2010

dan ISAK adalah 5 buah

Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah

Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010

adalah 9 PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn

bersamaan dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah 16

PSAK.

PSAK disahkan 23 Desember 2009

1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri

4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi

5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi

7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan

Kesalahan

16

8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset

9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

10. PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi

yang Dihentikan

Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:

1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas

Serupa

3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan

4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:

1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi

Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan

Tol

2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak

Piutang

3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang

bermasalah

17

4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42:

Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55

(1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing

PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:

1. PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud

2. PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web

3. PSAK 23 (2010): Pendapatan

4. PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi

5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)

6. PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010

7. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010

1. ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja

2. ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya

3. ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan

Interaksinya.

5. ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim

6. ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

18

Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010

1. ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

2. ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian

3. ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

4. ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham

Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010

1. ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan

2. ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

4. ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas

Operasi

5. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para

Pemegang Sahamnya

KENDALA DALAM HARMONISASI PSAK KE DALAM IFRS

Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi juga ada

kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya:

1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih

dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.

19

4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak

metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi

MANFAAT KONVERGENSI

Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari

sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu

perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam

laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan

menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem

teknologi informasi yang terpadu.

Tujuh manfaat sekaligus Penerapan IFRS :

1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)

2. Mengurangi biaya SAK,

3. meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. keuangan,

4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan

5. Meningkatkan transparansi keuangan,

6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui

pasar modal, dan terakhir

7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

20

STRATEGI DAN TARGET DSAK DALAM PROSES KONVERGENSI

Keputusan DSAK (Dewan Standard Akuntansi Keuangan) saat ini adalah mendekatkan

PSAK dengan IAS/IFRS dengan membuat dua strategi :

a) Strategi selektif, dilakukan dengan empat target yaitu; Target pertama,

mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya.

Target kedua, menentukan batas waktu penerapan standar yang diadopsi. Target

ketiga, melakukan adopsi standar selebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi

standar yang telah ada. Dan target terakhir adalah melakukan konvergensi proses

penyusunan standar dengan IASB.

Untuk strategi kedua,strategi dual standard yang menerjemahkan seluruh IFRS

sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed companies.

Penerapan kedua strategi tersebut harus mempertimbangkan lima hal, sebagai

berikut:

1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri.

2. Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar persediaan dana untuk

penerjemahan standar.

3. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.

4. Sosialisasi standar dan peluang "moral hazards" dalam penyusunan

laporan keuangan.

5. Ketersediaan sumber daya manusia.

21

Sasaran konvergensi PSAK ke IFRS yang direncanakan Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) IAI:

Tahap Adopsi

(2008 – 2010)

Tahap Persiapan Akhir

(2008 – 2010)

Tahap Implementasi

(2008 – 2010)

Adopsi seluruh IFRS ke

PSAK

Penyelesaian persiapan

infrastruktur yang diperlukan

Penerapan PSAK berbasis

IFRS secara bertahap

Persiapan infrastruktur yang

diperlukan

Penerapan secara bertahap

beberapa PSAK berbasis IFRS

Evaluasi dampak penerapan

PSAK secara komprehensif

Evaluasi dan kelola dampak

adopsi terhadap PSAK yang

berlaku

22

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Jadi intinya semua negara (termasuk Indonesia) mau tidak mau dan cepat atau

lambat harus segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut. Hal ini bertujuan agar

negara kita dapat memasuki perekonomian internasional yang lebih luas, serta laporan

keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan Indonesia dapat diakui secara internasional.

Dengan begitu, maka mempelajari standar akuntansi yang berstandar Internasional yaitu

IFRS wajib hukumnya. Agar kita sendiri dapat bersaing dengan negara-negara lain yang

sudah lebih dulu menggunakan IFRS.

SARAN

Diharapkan tulisan ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa, dalam mempersiapkan

diri menempuh masa depan kelak.

23

DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry I.;James L. Dodd; and Jhon J. Rozycki. Accounting Theory: Conceptual issues

in a political and Economic Environment.7thedition. California;age

publication, Inc b 2008.

Epstein, Barry J. and Eva K. Jermakowicz. IFRS Policies and Procedures. Chicago: Illinois,

2007.

24