36
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia K A P E T REGIONAL DEVELOPMENT KOORDINASI DUKUNGAN/ KOLABORASI USAHA NILAI TAMBAH/ INOVASI POTENSI/ KARAKTER DAERAH PENGANTAR RAPAT KOORDINASI TEKNIS KEBIJAKAN PENGUATAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU Jakarta, 30 Januari 2014

Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

  • Upload
    japandu

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengembangan KAPET harus tetap di jalankan untuk menghidupkan kembali peran pengembangan kawasan di wilayah Timur Indonesia. Saat ini yang diperlukan adalah revitalisasi kelembagaan KAPET, sehingga peran regulasi dan operasional tidak campur menjadi satu. Perlu ada penekanan kembali kepada Kementerian/Lembaga, SKPD, tentang arti pentingnya KAPET (KAPET campaign).

Citation preview

Page 1: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

K A P E TREGIONAL

DEVELOPMENT

KOORDINASI DUKUNGAN/

KOLABORASI USAHA

NILAI TAMBAH/ INOVASI

POTENSI/ KARAKTER DAERAH

PENGANTAR RAPAT KOORDINASI TEKNIS KEBIJAKAN PENGUATAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU

Jakarta, 30 Januari 2014

Page 2: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KERANGKA PAPARAN

DINAMIKA EKONOMI GLOBAL, POSISI EKONOMI NASIONAL TERKINI, DAN PEKERJAAN RUMAH

POLICY RESPONS TERHADAP DINAMIKA EKONOMI GLOBAL

PROGRAM PENGUATAN KAPET SEBAGAI PEMACU PELAKSANAAN MP3EI

1.

2.

3.

Page 3: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

DINAMIKA EKONOMI GLOBAL, POSISI EKONOMI NASIONAL TERKINI, DAN

PEKERJAAN RUMAH

EKSTERNAL

INTERNAL

Page 4: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

PERUBAHAN PUSAT PERTUMBUHAN DAN KELESUAN EKONOMI GLOBAL

Sumber: World Bank

EKSTERNAL

Slide 4

Page 5: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

UPAYA KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL DALAM PROSES INTEGRASI EKONOMI GLOBAL

Lembaga Kerjasama Swasta:1. ICC2. ITC3. CODEX

Sifat Kerjasama Ekonomi Internasional: 1. Perluasan Pasar/FTA2. Blok Pasar3. Pertukaran Potensi Ekonomi

Lembaga Pemerintah Pengatur:1. PBB 2. WTO3. WCO4. ISO

Lembaga Pemerintah Pendukung:1. Bank Dunia2. IMF

EKSTERNAL

Page 6: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

RINGKASAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DOMESTIK TERKINI

Indikator Kinerja

Nilai Tukar• Per 31 Des 2012: Rp9.670/USD depresiasi 6,6 % (ytd)• Per 31 Desember 2013 : Rp12.189/USD depresiasi 19,54%(ytd)• Per 15 Januari 2014 : Rp12.085/USD apresiasi 0,71% (ytd)

IHSG• Per 31 Des 2012: 4.316,7 menguat 12,9% (ytd)• Per 30 Desember 2013 : 4.274,18 melemah 0,98% (ytd)• Per 15 Januari 2014 : 4.441,59 menguat 3,92% (ytd)

Inflasi• Inflasi sepanjang tahun 2012 sebesar 4,30% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2012: 4,28%, lebih rendah

dibandingkan rata-rata 2011: 5,38%• Inflasi Desember 2013: 0,55% (mtm) atau 8,38% (ytd,yoy)

Harga Minyak Mentah Indonesia

• Rata-rata ICP sepanjang tahun 2012 sebesar US$112,7 per barel.• Per Desember 2013 ICP mencapai US$107,2 per barel.• Rata-rata tahun 2013 sebesar US$105,9 per barel

Arus Modal Masuk

• Total capital inflow Jan-27 Des 2013 sebesar Rp37,3T. • Saham = net outflow 20,7T; SUN net inflow 53,7; SBI (s.d Okt) = net inflow 5T. • Capital intflow per 15 Januari 2014 adalah sebesar Rp 1,08 Triliun. Sehingga akumulasi capital intflow pada

bulan Januari adalah sebesar 2,84 Triliun. Sementara di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 13 Januari 2014 adalah sebesarRp325,73 T, lebih tinggi dari posisi 31 Desember yang sebesar 323,65T.

Yield SUN

• Per 30 Des 2012: Yield SUN 10Y = 5,19%, sedangkan Yield SUN 5Y = 4,755%• Per 30 Des 2013: Yield SUN 10Y berada pada posisi 8,47%, sedangkan Yield SUN 5Y berada pada posisi

8,07%.• Per 15 Jan 2014 : Yiled SUN 10Y berada pada posisi 8,6 %, sedangkan Yield SUN 5Y berada pada posisi

8,03%.

Slide 6

POSISI

Page 7: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Indikator Kinerja

Pertumbuhan PDB

• Q3-2013 : 5,62% (yoy) atau 2,96 (qoq). Jan-Sept 2013 : 5,83% (yoy) • Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%

Investasi Langsung

• Realisasi investasi Triwulan III 2013 sebesar Rp100,5T atau naik 22,9% (yoy) PMA : Rp 67T naik 18,4% (yoy)

PMDN : Rp 33,5T naik 32,9%(yoy)• Realisasi investasi Jan-Sept 2013 mencapai Rp293,3T atau naik 27,6% (yoy)

PMA : Rp 199,2T naik 21,3% (yoy) PMDN : Rp 94,1T naik 43,2%(yoy)

Perdagangan Internasional

• November 2013 : Ekspor turun 2,4% (yoy) menjadi US$15,92 miliar impor turun 10,5% (yoy) menjadi US$15,15 miliar Surplus perdagangan sebesar US$776,8 juta

• Jan – Okt 2013 : Ekspor tumbuh -5.47% (ytd) Impor tumbuh -1,98% (ytd) Kumulatif defisit perdagangan hingga akhir Q3’13 USD6.4 miliar

Neraca Pembayaran

• Defisit transaksi berjalan sedikit menurun dari US$9,95 miliar (-4,4% dari PDB) pada Q2-2013 menjadi US$8,45 miliar di Q3-2013 (-4,0% PDB) .

• Transaksi modal dan finansial masih positif walau menurun dari US$8,4 miliar di Q2’13 menjadi US$4,9 miliar.

RINGKASAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DOMESTIK TERKINI (2)

POSISI

Slide 7

Page 8: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

TAHUN 2012 INDONESIA MENJADI PERINGKAT KE-16 BESAR DUNIA

(1) United States

(2) China

(3) Japan

(4) Germany

(5) France

(6) United Kingdom

(7) Brazil

(8) Italy

(9) Russia

(10) India

(11) Canada

(12) Australia

(13) Spain

(14) Mexico

(15) South Korea

(16) Indonesia

(17) Turkey

(18) Netherlands

(19) Saudi Arabia

(20) Switzerland

(21) Sweden

(22) Norway

(23) Iran

(24) Belgium

(25) Argentina

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000

Sumber: World Bank, CEIC, IMF

1990 1995 2000 2005 2010 2011 2012

97 6

2 2 2 2

2624

2826

1816 16

China Indonesia

Pada tahun 2005, Indonesia masih di peringkat 26. Keberhasilan pembangunan ekonomi indonesia telah membawa Indonesia ke dalam kelompok G20.

Survey terbaru dari JBIC menyatakan Indonesia adalah negara yang paling potensial Untuk Medium term bagi pelaku industri di Jepang

McKinsey & Company, dalam “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potentials,” menyebutkan Indonesia akan menduduki urutan ke-7 dunia pada tahun 2030. Syaratnya: 1) peningkatan pesat produktivitas tenaga kerja; 2) perlunya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; dan 3) negara perlu meningkatkan kemampuan pengelolaan terhadap peningkatan yang pesat dari konsumen penduduk kelas menengah (efisiensi sistem logistik dsb.).

Slide 8

POSISI

Page 9: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Basic Requirements

(45)

Efficiency Enhancers

(52)

Innovation & Sophistication

Factors(33)

4. Health & primary education(72)3. Macroeconomic environment (26)2. Infrastructure (61)1. Institutions (67)

10. Market size (15)9. Technological readiness (75)8. Financial market dev. (60)7. Labor market efficiency (103)6. Goods market efficiency (50)5. Higher education and training (64)

12. Innovation (33)11. Business sophistication (37)

Key forFactor -driven

Key forEfficiency-driven

Key forInnovation-

driven

Indonesia: dari urutan ke-50* (2012-2013) naik ke-38 (2013-14)

* Dari 148 Negara

Global Competitiveness Index (2013-2014)

Slide 9

POSISI

Page 10: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

BEBERAPA PEKERJAAN RUMAH KEDEPAN

57,5%

23,8%

9,3%

4,8%

2,5%

2,1%

Sumatera

Kalimantan

JawaBali-NT

Sulawesi

Papua-Maluku

DOMINASI P. JAWA DALAM PEMBENTUKAN PDB NASIONALPDB Nasional (BPS, Des 2012) ~ US$ 910 B

INTERNAL

Slide 10

Page 11: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

MASALAH INFRASTRUKTUR MASIH MENJADI BEBAN DAYA SAING EKONOMI NASIONAL

INTERNAL

42

52

42

57

85

75

59

Slide 11

Page 12: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

RASIO ELEKTRIFIKASI AKHIR TAHUN 2013

RENCANA

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Rasio Elektrif ikasi

63% 64,3% 65,1% 65,8% 67,2% 72,95% 76,56% 80,4% 81,5%

REALISASI (Tahun)

Category :

> 60 %

41 - 60 %

20 - 40 %

NAD91,06%

Sumut88,69

%

Sumbar

78,72%

Riau 86,10

%

Sumsel74,50

%

Bengkulu

79,88%

Babel94,77

%

Lampung

77,39%

Jakarta99,99

%

Banten80,20

%

Jabar77,36

%

Jateng83,98

%

Jambi75,30

%

DIY81,43

%

Jatim77,15

%

Bali77,35

%

NTB62,86

%

NTT60,78

%

Kalbar76,37

%

Kalsel77,71

%

Kaltim73,69

%

Sulut77,90

%

Sulteng

70,40%

Sulsel78,77

%

Malut79,74

%

Maluku

75,92% Papua50,20

%

Sulbar75,01

%

Kepri84,50

%

Sultra66,93

%

Papua Barat

71,49%

Kalteng

80,41%Gorontal

o66,03%

INTERNAL

Page 13: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

URJENSI MENINGKATKAN DAYA SAING SUMBER DAYA MANUSIA

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2013 masih di dominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah.!

Sumber: Berita Resmi Statistik No. 35/05/Th. XVI, 6 Mei 2013

INTERNAL

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

Slide 13

Page 14: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Miskin Rentan Menengah Atas

29 juta 70 juta 100 juta 50 juta

Penanggulangan

Kemiskinan

Perlindungan Sosial

Perlindungan Sosial, IklimUsaha & Akses Pasar

Iklim Usaha

12% 40% 80%

Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan Masyarakat

+Rp 250.000/kap/bl+Rp 370.000/kap/bl +Rp750.000/kap/bl

Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita,

2008-2012

&

Slide 29

INCOME DISTRIBUTION GAP

Sumber: BPS & TNP2K

INTERNAL

Slide 14

Page 15: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

POLICY RESPONS TERHADAP DINAMIKA EKONOMI GLOBAL

Page 16: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

STRATEGI NEGARA ASEAN: PROMOSI EKONOMI, BUKAN PROTEKSI

Progressive liberalization FDI liberalization process Enhancing FTA Learning from foreign best practices: Adopt Quality Standards for Goods and

Services and Convert Existing Malaysian Standards into International Standards

Promotion agencies . Enhancing Economic Development Zone – Export Processing Implementing FTA to reduce trade barriers

Developing Technology Economic Development Zone, removing barrier entry. Enhancing Services in all business cycles Triying to remove discriminatory pre-investment conditions in all sectors

Investment facilitation (more transparent, consistent and predictable investment rules, regulations, policies and procedures.)

Promote the growth and development of SMEs and MNEs . Introduce a new Customs and Tariff Modernization Act to comply with the

Revised Kyoto Convention (RKC) Reduce Regulatory Bottlenecks, Entry Barriers and Discriminatory Provisions to

Investment

Promote joint investment missions that focus on regional clusters and production networks.

FDI liberalization process Enhancing step up efforts to ease the way of doing business, to

comply with international business best practices and to increase investors’ confidence

ASEAN

Malaysia

Thailand

Singapura

Philipina

Vietnam

INDONESIA: Sedang dibahas Instruksi Presiden mengenai strategi masing-masing sektor dalam menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Namun demikian MP3EI merupakan strategi dalam menghadapi dinamika ekonomi global termasuk Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Oleh karena itu Program Enhanching Global Competitiveness untuk SDM, Wirausaha, dan Produk Barang dan Jasa ditujukan juga untuk menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015

Slide 16

Page 17: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

1. Perubahan mindset2. Pengembangan Mutu Modal

Manusia3. Pemanfaatan seluruh sumber

Pembiayaan Pembangunan 4. Pola pengelolaan Anggaran &

Kekayaan Negara yang lebih baik.

5. Konsistensi kebijakan yang mendorong transformasi sektoral

6. Keberlanjutan Jaminan Sosial & Penanggulangan Kemiskinan

7. Ketahanan Pangan & Air.8. Ketahanan Energi9. Reformasi Birokrasi

TUJUAN PRASYARAT Menuju negara

maju yang lebih sejahtera (High Growth dan National Competitiveness)

Percepatan dan perluasan pembangunan Ekonomi di seluruh wilayah Tanah Air (Memperkuat Integrasi Ekonomi Domestik)

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI MELALUI KORIDOR

EKONOMI Pengembangan (dan

revitalisasi) pusat-pusat pertumbuhan Luar Jawa

PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

Sinergi antar-pusat pertumbuhan dan

pemerataan infrastruktur dasar

PENGUATAN KEMAMPUAN SDM

DAN IPTEK NASIONAL Mendorong ke arah

innovation driven economy

3 PILAR STRATEGI

PEDOMAN MEMBANGUN KETAHANAN EKONOMI NASIONALMP3

EI

1

2

3

Slide 17

Page 18: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

PENGEMBANGAN KAWASAN-KAWASAN EKONOMI

KAPETKHATULISTIWA

KAPETKHATULISTIWA

KAPETSASAMBA

KAPETSASAMBA

KAPETPALAPAS

KAPETPALAPAS

KAPETMANADO -

BITUNG

KAPETMANADO -

BITUNG

KAPETSERAMKAPETSERAM KAPET

BIAKKAPETBIAK

KAPETBANDAR ACEH DARUSSALAM

KAPETBANDAR ACEH DARUSSALAM

KAPETDAS KAKAP

KAPETDAS KAKAP

KAPETBATU LICIN

KAPETBATU LICIN

KAPETBIMA

KAPETBIMA

KAPETMBAY

KAPETMBAY

KAPETPARE-PARE

KAPETPARE-PARE

KAPETBANK

SEJAHTERA

KAPETBANK

SEJAHTERA

KPBPB SABANGKPBPB

SABANG

KEKSEI

MANGKEI

KEKSEI

MANGKEI

KPBPBBATAM, BINTAN,

KARIMUN

KPBPBBATAM, BINTAN,

KARIMUN

KEKTANJUNG LESUNG

KEKTANJUNG LESUNG

: KEK

: KPBPB

: KAPET

KEKBITUNG

KEKBITUNG

KEKPALUKEK

PALU

MP3EI

Page 19: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)…

NO KORIDOR EKONOMI JUMLAH KPI KPI PRIORITAS

1 Sumatera 19 13

2 Jawa 34 28

3 Kalimantan 37 16

4 Sulawesi 31 15

5 Bali – Nusa Tenggara 24 8

6 Papua – Kep. Maluku 22 12

TOTAL 167 92

Gambar : Ilustrasi Kawasan Perhatian Investasi

MP3EI

Page 20: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

MODALITAS BANGSA

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Alam

Letak Geografis dan Maritim (Geo Strategis)

Negara Demokrasi Terbesar ke-3 di Dunia

1

2

3

4

Slide 20

Page 21: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

PROGRAM PENGUATAN KAPET SEBAGAI PEMACU PELAKSANAAN MP3EI

Page 22: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

PERTIMBANGAN PENGUATAN KAPET

Reformasi yang merubah tatanan kehidupan bernegara (Remodeling Statehood): desentralisasi, demokratisasi, reposisi peran Pemerintah/Corporate-state run economy.

Meningkatkan tertib pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang nasional.

Adanya MP3EI yang mendorong penguatan integrasi ekonomi domestik, pengembanatgan potensi ekonomi daerah, dan peningkatan SDM, IPTEK, Teknologi, dan Inovasi.Adanya perbedaan karakter dan potensi sumber daya ekonomi diberbagai daerah yang menjadi unggulan dan andalan kegiatan ekonomi masyarakat. Perlunya mendorong pengembangan investasi dan ekspor daerah yang manfaat ekonominya dinikmati oleh Pemerintah dan masyarakat setempat termasuk mempercepat penyerapan tenaga kerja lokal.

Perlunya mendorong produk-produk unggulan ekspor baru yang mampu bersaing di pasar global.

Perlunya memperluas kegiatan pengolahan SDA di luar pulau Jawa, khususnya wilayah bagian timur Indonesia.

Sebagai pelaksanaan kebijakan pengembangan Sistim Logistik Nasional yang menterhubungkan antar potensi kawasan/koridor ekonomi yang sekaligus memiliki jaringan ke pasar global.

Pengembangan digital government (e-gov) seperti INSW, E-Proc, E-Catalog, dsb untuk efisiensi pelayanan publik.

Mempercepat pembangunan infrastruktur, air, dan energi secara luas di berbagai wilayah timur, khususnya remote area yang memiliki keungulan komparatif, dsb.Adanya program-program K/L yang dikonsentrasikan di daerah, seperti Minapolitan, Terminal Agro, Agro-teknopolitan, Pengembangan daerah tertinggal, ekonomi masyarakat hutan, dsb.Mempermudah pelaksanaan dan pengawasan berbagai fasilitas pengembangan kawasan termasuk pengembangan fasilitas kawasan berikat, Inland-FTA, dsb.

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.

KAPET

Page 23: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

ISU-ISU PEMBANGUNAN EKONOMI FU

ND

AM

ENTA

L • Infrastruktur• Energi• Penguatan

Otonomi Daerah

• Tata Ruang• Sustainable

Production and Consumption

UR

GEN

T • Ketahanan Pangan

• Peningkatan Nilai Tambah Sektor

• Pemerataan Distribusi Pendapatan

• Daya Saing Global: SDM, Korporasi, dan Produk

CR

UC

IAL • Peningkatan

Ekspor• Perluasan

Investasi• Memperkecil

ketertinggalan dan keterisolasian daerah tertentu

KAPET

Page 24: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

POTENSI UNGULAN YANG MENJADI FOKUS DI 13 KAPET

KAPET KOMODITAS UNGGULAN KORIDOR EKONOMI TEMA PEMBANGUNAN KORIDOR

KAPET ACEH Padi, Sapi, Kelap,a, Kopi, Ikan, Kelapa Sawit, dan Perkayuan (Rotan), Sektor Industri

Koridor Ekonomi Sumatera

Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional

KAPET Khatulistiwa Padi, Jagung, Kelapa sawit, dan Karet Koridor Ekonomi Kalimantan

Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional

KAPET Sasamba Kelapa sawit dan Perkayuan

KAPET Das Kakab Padi, Karet, Sapi, Ikan, dan RotanKAPET Batu Licin Kelapa sawit dan Perkayuan

KAPET Manado Bitung Pariwisata (bahari, ekowisata, MICE), Kelapa, Ikan pelagis, dan Rumput laut

Koridor Ekonomi Sulawesi

Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel NasionalKAPET Palapas Kakao dan Rumput laut

KAPET Pare Pare Padi, Kopi, Kakao, Udang, dan Sapi

KAPET Bank Sejahtera Kakao, dan Padi sawah

KAPET Bima Sapi, Jagung, dan Rumput laut Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara

Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan NasionalKAPET Mbay Sapi, Garam, Rumput Laut, MICE dan

JagungKAPET Seram Perikanan tangkap, Kelapadalam, dan

CengkehKoridor Ekonomi Papua – Kep. Maluku

Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan NasionalKAPET Biak Jeruk manis, Rumput laut, Udang, Teripang

dan Pariwisata

Page 25: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KOMODITAS UNGGULAN

KORIDOR EKONOMI SUMATERAKAPE

T

Padi

Sapi

Kelapa

Kopi

Ikan

Kelapa Sawit dan Perkayuan (Rotan)

Sektor Industri

BANDA ACEH“Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan

Lumbung Energi Nasional”

Page 26: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KORIDOR EKONOMI KALIMANTANKAPE

TKALIMANTAN

“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil

Tambang & Lumbung Energi Nasional”

Padi

Jagung

Kelapa sawit

Karet

Kelapa sawit dan Perkayuan

Padi

Karet

Sapi

Ikan

Rotan

Kelapa sawit dan Perkayuan

A. KAPETKHATULISTIWA

B. KAPETDAS KAKAP

C. KAPETBATU LICIN

D. KAPETSASAMBA

A

D

B

C

Page 27: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KORIDOR EKONOMI SULAWESIKAPE

TSULAWESI

“Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel Nasional”

Padi

Kopi

Kakao

Udang

Sapi

Pariwisata (bahari, kowisata, MICE)

Kelapa

Ikanpelagis

Rumput laut

Kakao

Rumput laut

Kakao

Padi sawah

A. KAPETPALAPAS

C. KAPETBANK SEJAHTERA

D. KAPETKAPET PARE-PARE

B. KAPETMENADO BITUNG

B

A

D

C

Page 28: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KORIDOR EKONOMI BALI – NUSA TENGGARAKAPE

TBALI – NUSA TENGGARA

“Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung

Pangan Nasional”

Sapi

Jagung

Rumput laut

Sapi

Garam

Rumput Laut

MICE

Jagung

A. KAPETBIMA B. KAPET

MBAY

A B

Page 29: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KORIDOR EKONOMI PAPUA – KEP. MALUKUKAPE

TPAPUA – KEP. MALUKU

“Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan

Pertambangan Nasional”

Perikanan tangkap

Kelapa dalam

Cengkeh

Jeruk manis

Rumput laut

Udang

Teripang

Pariwisata

A. KAPETSERAM

B. KAPETBIAK

A

B

Page 30: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KUNCI REVITALISASI KAPETKAPE

T

Desentralisasi institusi pengelola KAPET

Legitimasi manajemen KAPET

Penguatan koordinasi dan sinergitas dukungan K/L, Pemda, Pelaku Usaha, dan Pemangku Kepentingan Lainnya dalam penyediaan lahan, infrastruktur (Hard dan Soft), Air, Listrik, Pelaksanaan program pengembangan sektor, dan komitmen pelaku usaha

Page 31: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

TINDAK LANJUTKAPE

T

• menetapkan unit kerja di tingkat nasional (Seknas) yang berfungsi koordinasi kebijakan dan sinkronisasi program, serta pengawasan pelaksanaan pengembangan KAPET. Sedangkan badan pengelola di Daerah membuat rencana kerja/program dan mendukung pelaksanaan kegiatan bisnis di masing-masing KAPET.

• Menegaskan penyusunan RTR KAPET sebagai acuan spasial selama 20 tahun;• Menyusun Roadmap/Masterplan KAPET untuk mengidentifikasi arah, strategi,

kebijakan, program/kegiatan KAPET.• K/L dan SKPD menyusun program/kegiatan yang dituangkan dalam RENSTRA dan

RENJA;

Revisi KEPPRES No. 150/2000 tentang KAPET dalam rangka Revitalisasi KAPET untuk:

Melakukan Sosialisasi dan branding KAPET;

Memulai pilot project pembangunan KAPET Parepare (Sebagai model) yang dimuat dalam development “Package” sebagai upaya perwujudan dari sinergitas program K/L.

Page 32: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

K/L Terkait

SEKNAS

A B C D E GF

BADANPENGELOLAA

KAPET

Kab/Kota Terkait

GUBERNUR

K K K

STRUKTUR ORGANISASIMEKANISME

KERJA

PMU

GUBERNUR

A’

Kab/Kota Terkait

K K K

SEKNASPUSAT

DAERAH

KETERANGANKebijakan Nasional berorientasi kawasan berbasis:• RPJP• RTR/RTRWN• Policy dituangkan dalam RPJMN 2015- 2019Peran Seknas :1. Penggerakan K/L dalam KSN KAPET2. Memberikanmasukan dalam penyusunan Renstra dan

Renja K/L (2015-2019) dalam mendukung program untuk KSN KAPET

3. Mengintegrasikan seluruh kebijakan sektor di Pusat-Daerah

4. Mengevaluasi dukungan K/L dalam pengembangan KSN5. Menciptakan ruang kondusif bagi iklim investasi

(pemerintah dan Swasta)6. Mensinergikan program pembangunan kawasan dalam

kerangka mendorong MP3EI dan KEK

Gubernur membentuk gugus tugas (c/ Badan Pengelolaa KAPET ) di daerah dalam rangka:

1. Mengonsolidasikan program di tingkat provinsi (antar SKPD dan integrasi antar kabupaten/kota)

2. Menetapkan alokasi ruang di KAPET

3. Kemudahan dan perijinan investasi

REVITALISASI INSTITUSI PENGELOLA KAPETKAPE

T

Page 33: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

PENYUSUNAN ROAD MAP KAPET 2015-2019

RKA K/L-SKPD

RENCANA AKSI NASIONAL-DAERAH TAHUNAN

ROAD MAP KAPET NASIONAL-DAERAH

Kebijakan, Strategi, Sasaran, Target Outcome, Agenda

Program, Rencana Kebutuhan Anggaran

RPJMN/D 2015-

2019

RKP/D TAHUNA

N

RPJP/D 2005-2025

GRAND DESIGN PENGELOLAAN

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

RTRWN

RTR KSN KAPET

Renstra K/L - SKPD 2015-2019

Renja K/L-SKPD

Jk panjang

Jk menengah

TahunanCATATAN: Road Map dan Masterplan sebagai instrumen keterpaduan secara menyeluruh

RPI2JM(KSN )

• MUSRENBANG DA/NAS• FORUM K/L (KONREG

PU)

KAPET

Page 34: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

GAMBARAN KOORDINASI DAN SINERGITAS PENGUATAN KAPET

Minapolitan

Agropolitan

34

KAWASAN PENGEMBAN

GAN EKONOMI TERPADU

RM

KSCT

KEM. PERTANIAN

KEM. KELAUTAN DAN

PERIKANANKEM. DALAM

NEGERI

KEM. PERINDUSTRIA

NKEM.

PERDAGANGAN

BKPM

KEM. PERHUBUNGAN

KEM. PEKERJAAN

UMUM

DINAS PERTANIAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

DINAS PERINDUSTRIAN

DINAS PERDAGANGAN

DINAS ESDM

BKPMD

DINAS PERHUBUNGAN

DINAS PEKERJAAN UMUM

KEM. PEMBANG DATING

KEM. ESDM

BAPPEDA

Kementerian / Lembaga SKPD

Kompetensi Inti

Industri Daerah

KI

KAPET

Page 35: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

Kluster pengembangan simpul distribusi Garongkong sebagai simpul distribusi hasil olahan industri turunan perkebunan, pertanian, dan perikanan

Kluster pengembangan kawasan minapolitan berbasis masyarakat kegiatan perikanan budi daya (udang, rumput laut)

Kluster pengembangan kawasan peruntukan agropolitan perkebunan

Kluster pengembangan kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan

Kluster pengembangan kawasan peruntukan peternakan berbasis agrobisnis dan breeding center

Kluster pengembangan sentra industri pengolahan pertanian tanaman pangan padi dan jagung, perkebunan kakao yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

Pusat Koridor

Pusat KAPET

Kawasan KSCT (Minapolitan)

RM Aksess

Rumput Laut dan Jagung

Minapolitan

Agropolitan

Kawasan KSCT (Agropolitan)

Koridor Ekonomi

Sinergitas Program Pengembangan Ekonomi Berbasis Kawasan

(KAPET Pare-pare – RM Aksess – KSCT KAB.Pare-pare)

KAPET

Page 36: Koordinasi Teknis Kebijakan Penguatan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

TERIMA KASIH...... bangunlah jiwanya, bangunlah badannya

untuk Indonesia Raya ............ (W.R. Supratman)

www.ekon.go.id