Upload
erland-a-rukka
View
154
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
KOPI
Oleh Erland Arfandi Rukka
Gambaran Umum
Kopi lebih banyak dimanfaatkan sebagai minuman penyegar baik di negara – negara
pengekspor maupun pengimor diseluruh dunia. Kopi diminum setiap saat, tempat dan pada
acara – acara tertentu (seperti coffe break, kendurian dan lain sebaginya) oleh masyarakat
perkotaan maupun pedesaan, dengan kata lain minuman kopi merupakan minuman
masyarakat umum. Lebih dari 4 triliun cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya. Bahkan
kopi telah menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua setelah minyak. Konsumsi kopi di
negara – negara eksportir dari tahun ke tahun memiliki rata - rata 24.630 ribu bag (1 bag
setara dengan 60 kg), sedangkan di Indonesia sendiri mengkonsumsi rata – rata tiap
tahunnya 2.045 ribu bag dan didominasi oleh kopi robusta. Tingginya tingkat permintaan
terhadap produk kopi yang menjadi dasar untuk memilih kopi sebagai produk agroindustri
dan merupakan peluang bisnis yang baik di masa mendatang di Indonesia yang memiliki
potensi alam yang memadai untuk memproduksi kopi.
Tanaman kopi merupakan salah satu genus dari Famili Rubiaceae. Genus kopi ini
memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya 2 jenis yang memiliki nilai
ekonomis, yaitu Robusta dan Arabika.
1. Kopi Arabika (Coffea arabica)
Daerah dengan ketinggian 700-1700 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan suhu
16-20 °C, beriklim kering 3 bulan per tahun secara berturut-turut. Kopi arabika peka
terhadap penyakit HIV, terutama bila ditanam di daerah kurang dari 500 dpl.
2. Kopi Robusta
Merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama coffea canephora. Tumbuh
baik di ketinggian 400-700 m dpl, temperatur 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan
secara berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah lebih rendah dari Arabika
dan Liberika.
Budidaya Kopi
1. Pembibitan tanaman
Lubang untuk tanaman kopi dapat dibuat dengan ukuran 60x60x60 cm dengan jarak
tanam 2,5x2,5 m tergantuk letak dan keadaan kebun. Kebutuhan bibit yaitu berkisar
antara 1600-2.00 ton/ha dengan pembukaan atau persiapan lahan minimal 8 bulan.
Pohon-pohon peneduh seperti dadap, lamtoro, perlu disiapkan sebelum penanaman kopi
dan sangat dianjurkan ditanam sekurangnya setahu sebelum penanaman kopi.
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan setelah 6-8 bulan umur bibit tanaman dan
dianjurkan pada awal musim hujan, agar terjamin tanaman tidak akan dihadapkan pada
kekeringan.
2. Penanaman dan Pemeliharan tanaman
Dalam memilih penanaman bibit kopi ada tiga kriteria yang perlu diperhatikan antara
lain produktivitas, kualitas (aroma dan rasa amat berpengaruh terutama pada jenis
Arabika) dan ketahanan terhadap gangguan hama/penyakit
Pupuk yang digunakan pada umumnya harus mengandung unsur-unsur Nitrogen,
Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya
yang diberikan dalam jumlah kecil. Ketiga jenis tersebut di pasaran dijual sebagai pupuk
Urea atau Za (Sumber N), Triple Super Phospat (TSP) dan KCl. Selain penggunaan pupuk
tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk. Pupuk tersebut berbentuk
tablet atau briket di dalamnya, selain mengandung unsur NPK, juga unsur-unsur mikro.
Selain pupuk an organik tersebut, tanaman kopi sebaiknya juga dipupuk dengan pupuk
organik seperti pupuk kandang atau kompos.
Pemberian pupuk buatan dilakukan 2 kali per tahun yaitu pada awal dan akhir musim
hujan, dengan meletakkan pupuk tersebut di dalam tanah (sekitar 10 - 20 cm dari
permukaan tanah) dan disebarkan di sekeliling tanaman. Adapun pemberian pupuk
kandang hanya dilakukan Tahun 0 (penanaman pertama).
Pola Produksi Kopi
1. Periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Selama 3 tahun pertama, tanaman kopi biasanya belum menghasilkan atau dikenal
sebagai periode TBM. Tanaman baru menghasilkan biasanya pada tahun ke empat dan
diperkirakan dapat berumur sampai 30 tahun apabila dirawat dengan baik.
2. Periode Tanaman Menghasilkan (TM)
Tanaman kopi termasuk apa yang dinamakan "tanaman hari pendek" (short day
plant), yaitu tanaman yang membentuk bakal bunga dalam periode hari pendek (yang
dimaksud dengan hari pendek adalah siang hari yang panjangnya kurang dari 12 jam).
Pola panen tanaman ini di Indonesia dapat dilihat pada masa panen.
3. Pola Panen
Pola panen tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cuaca, musim
dan terutama curah hujan. Masa panen di daerah basah dimana hujan turun sepanjang
tahun biasanya lebih lama, dibandingkan masa panen di daerah kering yang produksi
tertinggi pada masa puncak panen.
4. Fluktuasi Panen
Tanaman kopi termasuk tanaman yang mengalami satu kali masa panen selama dua
tahun. Penurunan produksi tanaman ini yang merupakan konsekuensi sifat alaminya dapat
mencapai 20 hingga 60 %, tergantung pada kondisi kesehatan tanaman tersebut. Dengan
fenomena seperti ini, jika kita ingin membandingkan produktifitasnya dari satu masa
panen ke masa panen yang lain, maka harus diambil tiap 2 tahun, sebagai contoh,
membandingkan produksi panen pada tahun ke-4 dengan tahun ke-6, dan bukan
membandingkannya dengan tahun ke-5. Dengan metode ini kita mendapatkan produksi
rata-rata per dua tahun, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesimpulan yang
menyesatkan.
Proses Produksi
Pada tanaman kopi Arabika dan Robusta dikenal dua macam proses, antara lain:
1. Proses kering
Proses kering amat sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus. Setelah
dipetik, kopi biasanya dikeringkan dengan cara dijemur selama 10 sampai 15 hari. Baru
setelah itu kopi tersebut dikupas. Hampir semua kopi Arabika dari Brazil melalui proses
kering, dan kualitasnya tetap bagus karena kopi yang dipetik biasanya yang telah betul-
betul matang (berwarna merah).
2. Proses basah
Pada proses basah diperlukan peralatan khusus dan hanya bisa memproses biji kopi
yang telah benar-benar matang. Proses jenis ini biasanya dilakukan oleh perkebunan besar
dengan peralatan yang memadai termasuk mekanik yang cakap sehingga mereka tidak
tergantung pada cahaya matahari untuk mengeringkan kopi tersebut.
Rendemen dan Faktor Kritis
1. Rendemen biji kopi.
Rendemen biji kopi menurut jenisnya adalah Arabika: 16-18 % dan Robusta: 20-30
%. Ini berarti bahwa setiap 100 kg biji kopi segar, untuk kopi Arabika akan menghasilkan
16-18 kilogram kopi (dengan kandungan air 12%), sedangkan untuk kopi Robusta, akan
menghasilkan sekitar 20-30 kilogram kopi.
2. Faktor Kritis.
Ukuran biji kopi merupakan salah satu elemen penting dari kualitasnya yang
berpengaruh pada harga jual kopi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran
biji tersebut antara lain varietas tanaman yang ditanam, cuaca, ketinggian daerah tanam,
kesuburan tanah, dan sistem pemotongan saat panen.