92
KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN MAKROZOOBENTHOS DENGAN KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT RAHADATUL ‘AISY JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN

MAKROZOOBENTHOS DENGAN

KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT

RAHADATUL ‘AISY

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN

MAKROZOOBENTHOS DENGAN

KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT

RAHADATUL ‘AISY

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 3: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,
Page 4: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

ABSTRAK

‘AISY, RAHADATUL. Korelasi Kelimpahan Plankton dan Makrozoobenthos

dengan Kandungan Nitrat dan Fosfat. Tanjungpinang. Jurusan Ilmu Kelautan,

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pembimbing oleh Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA., dan Chandra Joei Koenawan,

S.Pi., M.Si.

Penelitian ini mengenai korelasi kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

dengan kandungan nitrat dan fosfat telah dilakukan di perairan Sei Payung dan Sei

Terusan Kota Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

kandungan nitrat dan fosfat dan struktur komunitas plankton dan

makrozoobenthos pada dua stasiun, dan untuk mengetahui korelasi antara

kelimpahan plankton dan makrozoobenthos dengan nitrat dan fosfat. Penelitian ini

dilakukan dengan metode purposive sample sebanyak 10 titik. Hasil penelitian

ditemukan 27 jenis plankton dan 4 jenis makrozoobenthos. Rentang konsentrasi

nitrat pada dua lokasi penelitian berkisar 0,5-18,8 mg/L. Rentang konsentrasi

fosfat pada dua lokasi berkisar 0,039-17,173 mg/L. Kelimpahan fitoplankton pada

dua lokasi berada pada kategori sedang. Kelimpahan zooplankton pada dua lokasi

penelitian berada pada kategori tinggi. Indeks keanekaragaman (H’) plankton dan

makrozoobenthos berada pada kategori sedang, kecuali keanekaragaman

fitoplankton yang tinggi pada Sei Terusan. Indeks keseragaman (E) dan

dominansi (C) biota pada dua lokasi penelitian berada pada kategori seragaman

tinggi dan tidak ada yang mendominasi. Kandungan nitrat dan fosfat dengan

kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, yang

berarti terima Ho. Pengujian hipotesis terhadap hubungan kandungan nitrat dan

fosfat dengan kelimpahan biota menunjukkan adanya hubungan, namun tidak

secara signifikan yang berarti terima Ho.

Kata kunci : nitrat, fosfat, plankton, makrozoobenthos

Page 5: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

ABSTRACT

‘AISY, RAHADATUL . The correlation between the abundance of plankton and

macrozoobenthos to nitrate and phosphate. Tanjungpinang. Marine Science,

Faculty of Marine Sciences and Fisheries, Raja Ali Haji Maritime University.

Supervisor Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA., and Chandra Joei Koenawan, S.Pi.,

M.Si.

Research on the correlation between the abundance of plankton and

macrozoobenthos to nitrate and phosphate has been carried out in the waters of

Sei Payung and Sei Terusan Kota Tanjungpinang. The purpose of this study were

to investigate concentration of nitrate and phosphate and the community structure

of plankton dan macrozoobenthos in every station, and to know the correlation

between the abundance of plankton and macrozoobenthos to nitrate and

phosphate. This research was conducted by the method of purposive sample of 10

points. The research found that 27 species of plankton and 4 species of

macrozoobenthos. The concentration range of nitrate in two study sites were 0,5-

18,8 mg/L. The concentration range of phosphate in two study sites were 0,039-

17,173 mg/L. The abundance of phytoplankton on two study sites were in medium

category. The abundance of zooplankton on two study sites were in the high

category. Plankton and macrozoobenthos diversity index (H’) were in the medium

category, except the high phytoplankton diversity on Sei Terusan. The uniformity

index (E) and dominance (C) of biota on two study sites were in uniform category

and no one dominates. The content of nitrate and phosphate with abundance of

biota showed no significant difference between stations, which means accept Ho.

The hypothesis testing the relationship between the nitrate and phosphate content

in abundance of biota shows the relationship, but not significantly which means

accept Ho.

Keyword : nitrate, phosphate, plankton, macrozoobenthos

Page 6: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

© Hak cipta milik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tahun 2017

Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Universitas Maritim Raja Ali Haji, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apa pun, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

Page 7: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN

MAKROZOOBENTHOS DENGAN

KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT

RAHADATUL ‘AISY

NIM. 130254241023

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Program Studi Ilmu Kelautan

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2017

Page 8: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,
Page 9: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi dengan judul “Korelasi

Kelimpahan Plankton dan Makrozoobenthos dengan Kandungan Nitrat dan

Fosfat” ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Perikanan di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini, Dr. Agung

Dhamar Syakti, DEA. selaku pembimbing utama. Chandra Joei Koenawan, S.Pi.,

M.Si. selaku pembimbing pendamping, Ita Karlina, S.Pi., M.Si. selaku ketua

penguji dan Arief Pratomo, S.T., M.Si. selaku anggota penguji.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca sangat diperlukan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Tanjungpinang, Agustus 2017

Rahadatul ‘Aisy

Page 10: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjungpinang pada tanggal 8 Januari 1996 dari ayah

Sony Widjaja dan Ibu Rosi Fitriana. Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara.

Tahun 2001 penulis menamatkan pendidikan TK Masjid Raya al-Hikmah

Tanjungpinang, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 011 Tanjungpinang dan

lulus tahun 2007, kemudian melanjutkan ke MTs Negeri Tanjungpinang dan lulus

pada tahun 2010, pada tahun 2013 menamatkan pendidikan MA Negeri

Tanjungpinang.

Pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH) melalui jalur SBMPTN. Penulis diterima pada Jurusan Ilmu Kelautan,

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Martim Raja Ali Haji

(UMRAH).

Penulis pernah melaksanakan magang di Balai Perikanan Budidaya Laut

(BPBL) Batam, Kota Batam sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

pada program studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Penulis menyusun dan

menyelesaikan skripsi dengan judul “Korelasi Kelimpahan Plankton dan

Makrozoobenthos dengan Kandungan Nitrat dan Fosfat”.

Page 11: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL .................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3. Tujuan ............................................................................................... 2

1.4. Manfaat ............................................................................................. 3

1.5. Hipotesis ........................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4

2.1. Nitrat dan Fosfat ............................................................................... 4

2.2. Plankton ............................................................................................ 4

2.3. Makrozoobenthos ............................................................................. 5

2.4. Sumber dan Perubahan Bentuk Nitrogen

dan Fosfor dalam Sistem Perairan .................................................... 6

2.5. Kegunaan Nitrat dan Fosfat Bagi Lingkungan ................................. 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 11

3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................. 11

3.2. Alat dan Bahan ................................................................................. 11

3.3. Metode .............................................................................................. 12

3.4. Analisis Data ..................................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 22

4.1. Hasil .................................................................................................. 22

4.2. Pembahasan ...................................................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 48

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 48

5.2. Saran ................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 49

LAMPIRAN .............................................................................................. 53

Page 12: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

DAFTAR TABEL

1. Alat dan bahan yang digunakan penelitian ....................................... 12

2. Jenis, aspek dan sumber data yang dikumpulkan ............................. 13

3. Jenis dan kelimpahan fitoplankton (ind/L) ....................................... 26

4. Jenis dan kelimpahan zooplankton (ind/L) ....................................... 28

5. Jenis dan kelimpahan makrozoobenthos .......................................... 29 6. Indeks Keanekaragaman (H`), Indeks Domansi (C) dan Indeks

Keseragaman (E) .............................................................................. 30 7. Nilai parameter fisika-kimia ............................................................. 35 8. Uji beda nyata antar stasiun .............................................................. 38 9. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan

fitoplankton dengan kimia air ........................................................... 39 10. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan

zoooplankton dengan kimia air ......................................................... 41 11. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan

makrozoobenthos dengan kimia air .................................................. 42

Page 13: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

DAFTAR GAMBAR

1. Bagan Siklus Nitrogen ...................................................................... 7

2. Bagan Siklus Fosfor .......................................................................... 9

3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 11

4. Korelasi Ganda Dua Variabel Indepeden

dan Satu Dependen ........................................................................... 20

5. Kandungan nitrat air (mg/L) ............................................................. 22

6. Kandungan nitrat pada sedimen (mg/L) ........................................... 23

7. Kandungan fosfat air (mg/L) ............................................................ 24

8. Kandungan fosfat pada sedimen (mg/L) ........................................... 25

9. Grafik Indeks Keanekaragaman (H’) ................................................ 32

10. Grafik Indeks Keseragaman (E) ....................................................... 33

11. Grafik Indeks Dominansi (C) ........................................................... 34

12. Grafik Normalitas Fitoplankton pada

Perairan Sei Payung .......................................................................... 40

13. Grafik Normalitas Fitoplankton

pada Perairan Sei Terusan ................................................................ 41

14. Grafik Normalitas Zooplankton

pada Perairan Sei Payung ................................................................. 42

15. Grafik Normalitas Zooplankton

pada Perairan Sei Terusan ................................................................ 42

16. Grafik Normalitas Makrozoobenthos

pada Perairan Sei Payung ................................................................. 43

17. Grafik Normalitas Makrozoobenthos

pada Perairan Sei Terusan ................................................................ 44

Page 14: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta dan titik koordinat sampling ...................................................... 55

2. Kerangka Konsep .............................................................................. 56

3. Data Kelimpahan Fitoplankton ......................................................... 57

4. Data Kelimpahan Zooplankton ......................................................... 58

5. Data Kelimpahan Makrozoobenthos ................................................ 59

6. Data Uji ANOVA Kelimpahan Fitoplankton

antar Stasiun....................................................................................... 60

7. Data Uji ANOVA Kelimpahan Zooplankton

antar Stasiun....................................................................................... 60

8. Data Uji ANOVA Kelimpahan Makrozoobenthos

antar Stasiun....................................................................................... 61

9. Data Uji ANOVA Nitrat Air antar Stasiun ........................................ 61

10. Data Uji ANOVA Nitrat Sedimen antar Stasiun ............................... 62

11. Data Uji ANOVA Fosfat Air antar Stasiun ....................................... 62

12. Data Uji ANOVA Fosfat Sedimen antar Stasiun ............................. 63

13. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Fitoplankton Tertinggi ................... 63

14. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Zooplankton Tertinggi ................... 65

15. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Makrozoobenthos Tertinggi .......... 67

16. Data Uji Korelasi Antara Kelimpahan

Fitoplankton dan Zooplankton .......................................................... 70

17. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara

Kelimpahan Fitoplankton dan Nitrat-Fosfat Air ............................... 73

18. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara

Kelimpahan Zooplankton dan Nitrat-Fosfat Air ............................... 74

19. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara

Kelimpahan Makrozoobenthos dan Nitrat-Fosfat Sedimen ............. 75

Page 15: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Efiyandi. (2015), perairan pesisir merupakan daerah yang memiliki

sumberdaya hayati yang tinggi disebabkan adanya akumulasi zat hara yang

berasal dari sungai dan muara di perairan pantai. Zat hara seperti nitrat dan fosfat

memberi pengaruh terhadap kelimpahan produktivitas perairan (Iswanto et al.,

2015) dan makrozoobenthos sebagai pendaur bahan organik dan proses

mineralisasi (Lind. 1979). Di sisi lain, penumpukan zat hara secara berlebih

dikarenakan kegiatan manusia pada daerah atas (up land) akibat peningkatan

buangan limbah pada lingkungan pesisir dapat mengganggu ekologi (Dahuri et

al,. 2001).

Meningkatnya aktivitas manusia pada perairan berarti juga meningkatnya

jumlah limbah yang dihasilkan (Darmawan et al., 2014). Limbah yang dihasilkan

tersebut salah satunya merupakan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan

biasanya mengandung beberapa parameter kimiawi yang beberapa di antaranya

merupakan nitrat dan deterjen. Detergen yang berasal dari limbah domestik selain

feses dan urin juga merupakan penyebab masuknya fosfat ke perairan (Widyastuti

et a.l, 2015). Tingginya parameter kimiawi ini dapat menyebabkan berbagai

dampak seperti perubahan struktur jaringan makanan, perubahan struktur

komunitas perairan, efek fisiologi, tingkah laku, genetik, dan resistensi pada

perairan (Meittinen. 1977).

Menurut Mustofa. (2015), jika nutrien tersebut berlebihan di perairan maka

dapat menyebabkan terjadinya blooming plankton, yang dapat memicu

kelimpahan makrozoobenthos. Hal ini dikarenakan fitoplankton membutuhkan

nutrien yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik dan menurut Amelia et

al., (2014), makrozoobenthos juga memegang peranan penting dalam proses

mendaur ulang bahan organik dan proses mineralisasi serta menduduki beberapa

posisi penting dalam rantai makanan. Maka dari itu jika jumlah plankton dan

makrozoobenthos berlebihan pada suatu perairan hal ini akan menyebabkan

terganggunya keseimbangan ekosistem.

Page 16: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

2

Perairan Sei Payung dan Sei Terusan merupakan perairan yang terdapat di

Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Perairan Sei Payung dan Sei

Terusan dihubungkan dengan perairan Teluk Riau yang merupakan jalur

transportasi bagi masyarakat Kota Tanjungpinang. Terdapat perbedaan

pengamatan visual pada kedua perairan ini, dimana perairan Sei Terusan

merupakan kawasan perairan ekosistem mangrove dan lamun, sedangkan perairan

Sei Payung dipenuhi oleh aktivitas manusia seperti jalur transportasi laut (gudang

minyak, pelabuhan A.L., pemukiman, bongkar muat kapal, dan docking kapal)

yang dimungkinkan menyebabkan perubahan pada lingkungan perairan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Korelasi Kelimpahan Plankton dan Makrozoobenthos dengan Kandungan Nitrat

dan Fosfat”, berdasarkan kawasan hidup biota yang berbeda.

1.2. Perumusan Masalah

Perairan Sei Payung yang terdapat banyak aktivitas manusia dan Sei Terusan

yang merupakan kawasan ekosistem mangrove dan lamun, hal ini diduga adanya

parameter kimia yang berbeda yang dapat berpengaruh kepada struktur komunitas

plankton dan makrozoobenthos di perairan. Maka dapat ditarik rumusan masalah

bagaimana kandungan parameter perairan pada perairan Sei Payung dan Sei

Terusan tersebut, bagaimana keadaan struktur komunitas biota pada Sei Payung

dan Sei Terusan, dan apakah terdapat hubungan antara kandungan nitrat dan fosfat

terhadap kelimpahan biota pada Sei Payung dan Sei Terusan.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui kandungan nitrat dan fosfat pada dua stasiun yang diduga berbeda

kondisi perairannya.

b. Mengetahui struktur komunitas (kelimpahan dan indeks keanekaragaman,

keseragaman dan dominansi) plankton dan makrozoobenthos pada dua stasiun

yang berbeda kondisi perairannya.

c. Mengetahui hubungan antara kandungan zat hara dan kelimpahan biota pada

dua lokasi yang berbeda keadaan.

Page 17: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

3

1.4. Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan berupa:

a. Informasi bagi pihak yang membutuhkan dan memberikan gambaran bagi

akademisi untuk penelitian lanjutan.

b. Informasi kandungan hara yang terdapat di perairan Sei Payung dan Sei

Terusan.

c. Informasi berupa struktur komunitas plankton dan makrozoobenthos di

perairan Sei Payung dan Sei Terusan

1.5. Hipotesis

Mengacu pada rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang dilakukan,

maka muncul hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Adanya perbedaan kelimpahan plankton dan makrozoobenthos dengan

kandungan nitrat dan fosfat antara dua stasiun.

H0 = tidak ada perbedaan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

dengan kandungan nitrat dan fosfat antar stasiun.

H1 = ada perbedaan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

dengan kandungan nitrat dan fosfat antar stasiun.

b. Adanya hubungan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos dengan

kandungan nitrat dan fosfat.

H0 = tidak ada hubungan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

dengan kandungan nitrat dan fosfat.

H1 = ada hubungan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

dengan kandungan nitrat dan fosfat.

Page 18: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nitrat dan Fosfat

Senyawa nitrat dan fosfat secara alamiah berasal dari perairan itu sendiri

melalui proses-proses penguraian pelapukan ataupun dekomposisi tumbuh-

tumbuhan, sisa-sisa organisme mati dan buangan limbah baik limbah daratan

seperti domestik, industri, pertanian, dan limbah perikanan ataupun sisa pakan

yang dengan adanya bakteri terurai menjadi zat hara (Wattayakorn. 1988;

Mustofa. 2015).

Nitrat (NO3) adalah bentuk nitrogen utama di perairan alami. Nitrat berasal dari

ammonium yang masuk ke dalam badan sungai terutama melalui limbah domestik

dan konsentrasinya di dalam sungai akan semakin berkurang bila semakin jauh

dari titik pembuangan yang disebabkan adanya aktiftitas mikroorganisme di

dalam air contohnya bakteri nitrosomonas (Mustofa. 2015). Sedangkan sumber

alami fosfor adalah dari pelapukan bahan mineral dan berasal dari dekomposisi

bahan organik. Fosfat dalam perairan yang dalam bentuk-bentuk orthofosfat (PO4)

adalah bentuk fosfor yang dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik,

yang menurut Mustofa. (2015), fosfat merupakan karakteristik kesuburan

perairan.

Di dalam sedimen disebutkan oleh Amelia et al., (2014), nitrat diproduksi dari

biodegradasi bahan-bahan organik menjadi ammonia yang selanjutnya dioksidasi

menjadi nitrat. Pada sedimen sumber utama fosfor adalah dari endapan terestrial

yang mengalami erosi dan pupuk pertanian yang dibawa oleh aliran sungai (Saleh.

2003 ; Amelia et al., 2014). Amelia et al., (2014), juga menambahkan fraksi lain

dari fosfat yang terlarut yang sebagian berbentuk koloid berasal dari ekskresi

organisme dan juga terbentuk dari hasil autolisis organisme yang mati.

2.2 Plankton

Plankton dimaksudkan sebagai makhluk hidup berupa jasad renik yang

melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit, dan selalu mengikuti

arus air. Plankton dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu fitoplankton

(plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani) (Mulyanto. 1992).

Page 19: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

5

Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tergantung pada

kandungan zat hara di perairan antara lain nitrat dan fosfat. Fitoplankton selain

berperan sebagai makanan bagi konsumen primer (zooplankton) juga mendukung

dalam kehidupan makrozoobentos yang akan dimanfaatkan sebagai salah satu

sumber makanan organisme di laut (Nybakken. 1998).

Menurut Nybakken. (1992), bahwa zooplankton merupakan anggota plankton

yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan

bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan.

2.3 Makrozoobenthos

Makrozoobentos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di

permukaan sedimen dasar perairan serta memiliki ukuran panjang lebih dari 1 mm

(Nybakken. 1998). Komunitas makrozoobentik laut umumnya terdiri atas empat

kelompok utama yakni Mollusca, Annelida (Polychaeta), Crustacea dan

Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri atas berbagai filum kecil lainnya

seperti Sipunculida, Cnidaria dan Nemertea (Lumingas et al., 2011).

Padatnya aktivitas manusia di muara sungai dapat memberikan sumbangan

pencemaran di muara dan pesisir pantai. Kondisi ekologis ini dikhawatirkan akan

semakin menurun, akibatnya keseimbangan dinamika muara, seperti kehidupan

biota dasar perairan misalnya makrozoobenthos yang memegang peranan penting

dalam proses mendaur ulang bahan organik dan proses mineralisasi serta

menduduki beberapa posisi penting dalam rantai makanan akan terganggu

(Amelia et al., 2014).

Keterbatasan mobilitas untuk menghindari kondisi yang kurang

menguntungkan mengakibatkan bentos sering terekspos pada kontaminan yang

terakumulasi dalam sedimen dan konsentrasi oksigen yang rendah dalam perairan

bentik, sehingga komunitas bentik dapat menggambarkan kondisi lingkungan

lokal (Smith et al., 2001). Dengan demikian perubahan kondisi lingkungan

perairan dapat tergambar atau terekam lewat perubahan struktur komunitas

makrozoobentiknya atau berfungsi sebagai 'pita rekaman' perubahan lingkungan

di sekitarnya. (Lumingas et al., 2011).

Page 20: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

6

2.4 Sumber dan Perubahan Bentuk Nitrogen dan Fosfor dalam Sistem

Perairan

Nitrogen terdapat di lingkungan perairan dalam beragam bentuk dan gabungan

kimiawi yang luas meliputi keadaan oksidasi yang berbeda. Nitrogen organik

terikan pada unsur pokok sel dari makhluk hidup yang masih hidup, sebagai

contoh, purin, peptida, dan asam amino, sedangkan nitrogen anorganik, sebagai

contoh, amonia, nitrit, nitrat, dan gas nitrogen, terlarut dalam massa air (Connell,

Miller. 2006).

Fosfor terdapat dalam suatu keadaan oksidasi tunggal sebagai fosfor anorganik

atau fosfor organik. Bentuk anorganik terutama adalah ortofosfat

(PO43-

) dan polifosfat. Bentuk organik selalu digabungkan dengan senyawaan zat

selular dan sebagian besar fosfor dalam air alamiah adalah dalam bentuk organik.

Bentuk anorganik, khususnya ortofosfat, siap diasimilasi selama fotosintesis

(Connell, Miller. 2006).

1.5.1. Siklus Nitrogen

Proses penting yang terjadi pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen,

asimilasi, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi dan oksidasi amonia anaerobik.

Nitrogen dalam atmosfer dapat difiksasi secara biologi oleh bermacam-macam

makhluk hidup seperti bakteri azetobacter (Clostiridium sp.) dan simbiosis alga

biru dan bakteri (Rhizobium sp.), fiksasi dapat juga terjadi pada saat terjadinya

kilat petir dengan oksigen yang berikatan dengan nitrogen. Fiksasi nitrogen yang

terjadi secara fisika (kilat petir) terjadi dalam beberapa tahapan, proses ini diawali

dengan N2 dan O2 yang dilecutkan oleh kilat dan petir dengan air hujan yang

kemudian menuju tanah, proses ini menghasilkan nitrit dan nitrat larut dalam air

(Indriaty, 2007). Selanjutnya nitrat diasimilasi melalui absorpsi akar yang

kemudian masuk ke dalam tumbuhan dan diteruskan ke dalam jaringan makanan.

Biota yang mengeluarkan zat eksresi dan mati akan mengalami proses penguraian

oleh dekomposer yang disebut dengan proses amonifikasi. Setiapermana. (2006),

menyebutkan proses amonifikasi merupakan pemecahan dari ikatan nitrogen-

karbon yang melepaskan amonia (NH3) yang cenderung bereaksi dengan H+ atau

H2O membentuk ammonium (NH4). Menurut Setiapermana. (2006), dalam air

Page 21: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

7

Denitrifikasi

N dalam

hewan

mati

Dekomposisi oleh dekomposer

Nitrosomonas

Nitrobacter

Nitrifi-

kasi

oleh

bakteri

Asimilasi

dengan kandungan oksigen yang cukup, ammonium mudah teroksidasi menjadi

nitrit dan kemudian menjadi nitrat berturut-turut oleh bakteri Nitrosomonas dan

Nitrobacter. Proses ini disebut 'nitrifikasi' yang terjadi secara bertahap. Hal ini

dilanjutkan dengan proses denitrifikasi yang merupakan proses reduksi nitrat

untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), proses ini dilakukan oleh bakteri

Pseudomonas sp. dan Clostiridium sp. dalam kondisi anaerobik. Bakteri heretrofik

tersebut merespirasi bahan organik menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron

dalam kondisi air laut yang tak jenuh dengan oksigen (Setiapermana. 2006). Hasil

akhir proses denitrifikasi ini yang berupa nitrogen di laut terbentuk dari proses

oksidasi amonia anaerobik yang merupakan bagian dari denitrifikasi. Nitrogen

yang terbentuk kemudian dilepaskan kembali ke atmosfer, dan kembali difiksasi

kembali secara fisika maupun biologi.

Gambar 1. Bagan Siklus Nitrogen (Krisnadwi., 2013)

2.4.1 Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada

tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat

organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer

(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah

atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut (Tampoebolon et al.,

N dalam atmosfer

N dalam tumbuhan dan mikroba

Bahan organik + eksresi hewan

Senyawa amoniak dan amonium

Nitrit

Nitrat

Denitrifikasi Fiksasi N

Absorpsi

oleh akar

Page 22: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

8

2014). Burung laut yang mencari makanan di laut mengeksresikan fosfor organik

padat dengan kotorannya yang langsung masuk ke kolom perairan. Tampoebolon

et al., (2014), menambahkan daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan

akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai

sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan. Pengikisan dan

pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut

sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena

adanya pergerakan dasar bumi (Tampoebolon et al., 2014). Sungai membawa

hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat

di muara sungai lebih besar dari sekitarnya. Fosfat yang berada pada kolom

sungai akan mengalir menuju laut. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai

menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-

, HPO42-

, PO43-

.

Fosfor padat ini didekomposisi oleh aktifitas bakteri yang akan menjadi ortofosfat

terlarut dalam laut. Ortofosfat tersebut diabsorpsi oleh fitoplankton melalui proses

fotosintesis dan seterusnya masuk ke dalam rantai makanan, dan kemudian

beberapa hewan melepaskan sejumlah fosfor padat kembali melaui kotoran

mereka ke dalam kolom perairan. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang

mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat

anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di

sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.

Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air

tanah dan laut (Effendi, 2003; Tampoebolon et al., 2014). Fosfat anorganik ini

kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi dan siklus ini akan berulang terus

menerus.

Page 23: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

9

fotosintesis

pemangsaan mati

Mati / eksresi

Sedimentasi heterotropis

Makanan hewan

Pelapukan

Transpor sungai

uptake

uptake

Eksresi

metabolit

heterotropis

autolisis

Gambar 2. Bagan Siklus Fosfor (Veanti., 2011)

2.5 Kegunaan Nitrat dan Fosfat Bagi Lingkungan

Kegunaan nitrat dan fosfat sangatlah banyak pada kehidupan. Nitrat dan fosfat

tidak hanya berguna pada kehidupan yang ada di daratan, namun nitrat dan fosfat

juga memiliki kegunaan yang sangat penting di dalam perairan. Nitrat dan fosfat

memiliki banyak kegunaan pada kolom perairan itu sendiri, rantai dan jejaring

makanan, serta bagi biota perairan.

2.5.1 Perairan

Unsur N dan P berguna sebagai faktor pembatas di dalam suatu perairan.

Menurut Basmi. (1995), unsur N dan P sering dijadikan sebagai faktor pembatas

dikarenakan kedua unsur ini dibutuhkan oleh fitoplankton dalam jumlah yang

besar, namun bila kedua unsur tersebut ketersediaannya di habitat bersangkutan di

bawah kebutuhan minimum, akibatnya pertumbuhan fitoplankton akan terganggu

atau populasinya akan menurun. Hal ini juga bersangkutan dengan kehidupan

makrozoobenthos yang memanfaatkan zooplankton yang memakan fitoplankton

sebagai sumber makanan.

Menurut Amelia et al., (2014), nitrat di perairan merupakan makro nutrien

yang mengontrol produktivitas primer di daerah eufotik. Orthofosfat merupakan

fraksi senyawa fosfor terkecil yang utama di perairan untuk aktivitas fotosintesis

(Harris. 1978 ; Suprapto et al., 2014).

Ortofosfat terlarut

Tanaman Hewan

Bahan partikel

Sedimen batuan Bakteri

Fosfor oganik

terlarut

Buangan domestik

Page 24: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

10

2.5.2 Rantai dan Jejaring Makanan

Menurut Nybakken. (1998), zat hara nitrat dan fosfat berperan penting terhadap

sel jaringan jasad hidup organisme serta dalam proses fotosintesis. Namun

berdasarkan rantai dan jejaring makanan dalam tingkatan trofik, yang menyerap

atau absorpsi zat hara hanyalah produsen, sedangkan konsumen tidak dapat

menyerap secara langsung zat hara. Nitrogen dan fosfor keduanya diperlukan bagi

semua organisme. Organisme yang menempati tingkatan trofik sebagai konsumen,

secara tidak langsung memanfaatkan N dan P dari produsen yang dimakan. N dan

P yang ada pada tubuh fitoplankton juga masuk ke dalam tubuh zooplankton yang

memakannya. Hal ini dilanjutkan oleh makrozoobenthos yang memakan

zooplankton, makrozoobenthos dimakan ikan dan seterusnya hingga konsumen

tertinggi.

2.5.3. Biota Perairan

Zat hara nitrat dan fosfat termasuk zat yang diperlukan dan mempunyai

pengaruh terhadap proses dan perkembangan hidup organisme seperti

fitoplankton. Kedua zat hara ini berperan penting terhadap sel jaringan jasad

hidup organisme serta dalam proses fotosintesis. Menurut Basmi. (1995),

fitoplankton membutuhkan unsur N dan P dalam pembuatan lemak dan protein

tubuh. Unsur N dan P sering menjadi faktor pembatas dalam produktifitas primer

fitoplankton.

Menurut Iswanto et al., (2015), nitrat (NO3-) adalah nutrien utama bagi

pertumbuhan fitoplankton. Nitrogen juga berfungsi untuk membangun dan

memperbaiki jaringan tubuh serta memberikan energi bagi organisme, seperti

misalnya pada makrozoobenthos zat ini memberikan manfaat dalam pembentukan

cangkang. Amelia et al., (2014), menyebutkan bahwa fosfat merupakan nutrisi

yang esensial bagi pertumbuhan suatu organisme perairan. Lebih tepatnya fosfor

berperan dalam transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP

(Adenosine Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate). Fosfat juga

merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses

metabolisme sel suatu organisme.

Page 25: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai awal April 2017 sampai akhir

Juni 2016, dengan melakukan pengamatan dan pengukuran di perairan Sei Payung

Tanjung Unggat dan Sei Terusan Tanjung Lanjut, Kota Tanjungpinang.

Sedangkan analisis laboratorium dilakukan pada laboratorium Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji dan laboratorium

Penguji BPBL Batam.

Gambar 3. Lokasi Penelitian

3.2 Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 26: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

12

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian

No Alat/Bahan Fungsi dan Kegunaan

Alat

Parameter Kimia

1 Botol sampel. Untuk sampel nitrat dan fosfat

2

Spektrofotometer, gelas ukur, pipet

tetes, erlenmeyer, pipet ukur,

cuvette, tabung reaksi.

Untuk pengujian kadar fosfat

3 Colorimeter, tabung reaksi. Untuk pengujian kadar nitrat

4

Timbangan, sendok, penyaring,

corong, erlenmeyer, tabung reaksi,

pengocok tabung.

Untuk penyaringan sedimen

Parameter Biologi

5 Plankton Net Menyaring plankton

6 Botol sampel Untuk sampel plankton

7 SRC (Sedgwick Rafter Counting

Chamber) Menghitung jumlah plankton

8 Mikroskop Mengamati organisme plankton

9 Eckman grab Pengambilan sampel makrozoobenthos

10 Kantong plastik Memisahkan sampel makrozoobenthos

Lain-lain

11 Ice box Menyimpan sampel

12 GPS (Global Position System) Menentukan posisi geografis stasiun sampling

13 Buku identifikasi plankton dan

makrozoobenthos Pedoman

14 Kertas label Menandai sampel

15 Kamera Dokumentasi

16 Alat tulis Mencatat data di lapangan

Bahan

17 Formalin 4% Pengawetan sampel untuk makrozoobenthos

18 Lugol 4% Pengawetan sampel untuk plankton

19 Aquades Membilas alat

20 Tissue Mengeringkan alat

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive

sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan terwakilinya variabel yang akan

diteliti, dimana data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh langsung dari lapangan meliputi data kualitas air,

kandungan nitrat dan fosfat dan identifikasi plankton dan makrozoobenthos. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur-literatur

yang terkait dengan penelitian dan Google Earth berupa data lokasi peta. Adapun

Page 27: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

13

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 2 dan lokasi

pengamatan langsung dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 2 Jenis, aspek dan sumber data yang dikumpulkan

No Jenis Data Aspek-aspek Sumber Data

1. Parameter Kimia Nitrat

Fosfat

Pengambilan sampel

2. Parameter Biologi Struktur komunitas – plankton

dan makrozoobenthos

Pengambilan sampel

3. Data parameter perairan DO – perairan

pH – perairan dan sedimen

Kecerahan – perairan

Salinitas – perairan

Suhu – perairan

Pengamatan langsung

4. Peta lokasi Google earth

3.3.1 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel

Titik sampling ditentukan sebanyak lima titik per stasiun, yakni Sei Payung

sebanyak 5 titik sampel, dan Sei Terusan sebanyak 5 titik sampel. Kode sampel

air untuk Sei Payung A1, A2, A3, A4, dan A5, sedangkan kode sampel air untuk

Sei Terusan yaitu B1, B2, B3, B4, dan B5. Lokasi pengambilan sampel mulai dari

titik 1 menuju titik 5 yaitu perairan laut menuju muara dengan jarak per titik mulai

dari 230 m – 778 m.

3.3.2 Pengambilan Sampel

3.3.2.1 Nitrat dan Fosfat

Pengambilan sampel dilakukan pada setiap titik sampling yang telah

ditentukan. Pengambilan sampel air menggunakan botol kaca gelap dengan

ukuran 110 mL dan dicelupkan ke dalam perairan dengan kedalaman 20 cm dari

permukaan air. Hal ini diasumsikan untuk mendapatkan perwakilan sampel pada

permukaan air yang sesungguhnya. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan

melawan pola arus, hal ini dilakukan agar kandungan hara yang terbawa oleh arus

juga akan terambil dan masuk ke dalam botol sampel. Sedangkan pengambilan

sampel sedimen digunakan eckman grab.

Page 28: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

14

3.3.2.2 Plankton

Pengambilan sampel dilakukan setiap pada satu titik. Pengambilan sampel

menggunakan ember 100 L, kemudian mengambil air permukaan dan selanjutnya

menuangkan air yang ada pada ember ke planktonet, air yang telah tersaring akan

masuk ke dalam botol planktonet yang selanjutnya diawetkan dengan

menggunakan pengawet lugol 4%. Pengambilan sampel plankton dilakukan

dengan metode penyaringan (filtration method).

3.3.2.3 Makrozoobenthos

Pengambilan sampel makrozoobentos ini dilakukan dengan menggunakan

alat eckman Grabb, kemudian sampel makrozoobentos yang bercampur dengan

sedimen dipisahkan dari lumpur maupun sampah organik dan anorganik dengan

menggunakan Sieve net nomor 32 (1x1 mm). Sampel yang tersaring (sampel

sedimen untuk nitrat fosfat) dimasukkan ke dalam plastik sampel yang telah diberi

tanda atau kode stasiun. Sedangkan sampel yang tidak tersaring diamati secara

visual untuk pengambilan sampel makrozoobenthos.

Pengambilan data makrozoobenthos dilakukan dengan menghitung jumlah

dan jenis, pada masing-masing sampel yang diambil berdasarkan titik stasiun.

Jenis makrozoobenthos untuk setiap jenis diambil untuk keperluan identifikasi.

Data Sekunder yang diperlukan adalah data umum yang mendukung penelitian

meliput referensi-referensi terkait, perbandingan dengan penelitian sebelumnya

dan lain-lain.

3.3.3 Analisis Laboratorium

3.3.3.1 Plankton

Analisis sampel plankton dilakukan pada laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Analisis yang dilakukan yaitu

menghitung kelimpahan, indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi

serta mengidentifikasi sampel plankton hingga tingkat genus.

Page 29: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

15

Pengamatan plankton menggunakan mikroskop. Sampel yang terdapat di botol

sampel diambil menggunakan pipet tetes. Selanjutnya sampel tersebut dituang ke

atas SRC (Sedgwick Rafter Counting Chamber) sebanyak 1 ml. Kemudian tutup

sampel yang berada di atas SRC tersebut dengan glass obyek. Letakkan SRCC di

atas meja preparat mikroskop. Atur fokus mikroskop agar gambar spesies yang

ditemukan terlihat dengan jelas. Spesies yang ditemukan kemudian dipadukan

dengan buku identifikasi plankton. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan

menghitung kelimpahan, indeks keanekaragamn, keseragaman dan indeks

dominansi.

3.3.3.2 Makrozoobenthos

Analisis sampel makrozoobenthos dilakukan di laboratorium Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Analisis yang

dilakukan yaitu mengidentifikasi sampel makrozoobenthos hingga tingkat genus.

Identifikasi digunakan dengan menggunakan mikroskop dengan tujuan didapatkan

detail lebih akurat terhadap jenis makrozoobenthos.

Analisa data dilakukan dengan menghitung kelimpahan, indeks

keanekaragaman dan keseragaman dan indeks dominansi.

3.3.3.3 Pengenceran dan Penyaringan Sedimen

Pengenceran dan penyaringan sampel sedimen dilakukan di laboratorium Uji

Kesehatan Lingkungan Balai Perikanan Budidaya Laut Batam. Pengenceran

sedimen dilakukan dengan sedimen yang masih basah ditambah aquades sebanyak

80 ml kemudian sampel tersebut dikocok selama 30 menit. Kemudian sampel

disaring menggunakan screen net berukuran 20 𝜇𝑚. Penyaringan dengan

menggunakan screen net dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Hasil saringan

dimasukkan dalam erlenmeyer sebanyak 100 ml dan diendapkan selama 24 jam.

Hasil saringan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

3.3.3.4 Instrumentasi Alat

Pengecekan kandungan nitrat dan fosfat yang ada pada air sample laut dan air

ekstrak sedimen dilakukan dengan memakai alat colorimeter dan

Page 30: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

16

spektrofotometer. Pengecekan nitrat air dan air saringan sedimen menggunakan

colorimeter, sedangkan pengecekan fosfat menggunakan spektrofotometer.

3.3.3.4.1 Colorimeter

Colorimeter merupakan instrument yang digunakan untuk analisis dengan

metode kolorimetri. Prinsip dasar dari metode kolorimetri visual adalah

tercapainya kesamaan warna antara sampel dan standar apabila jumlah molekul

penyerap yang dilewati sinar pada ke dua sisi larutan persis sama.

Colorimeter memiliki prinsip kerja yang sama dengan spektrofotometer, yakni

bekerja atas dasar hukum Beer-Lambert, yang menyatakan bahwa penyerapan

cahaya yang ditransmisikan melalui medium berbanding lurus dengna konsentrasi

medium. Colorimeter memiliki ketelitian konsentrasi sebesar 0,01 mg/L.

3.3.3.4.2 Spektrofotometer

Spektrofotometer UV-VIS merupakan salah satu metode sederhana untuk

menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam

contoh air laut. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi

radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap

memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam secara kuantitatif (Pecsok

et al., 1976; Skoog, West. 1971; Triyati. 1985).

Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur

energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Prinsip kerja alat

spektrofotometer uv-vis adalah berasal dari suatu cahaya yang dipancarkan oleh

monokromator. Monokromator menguraikan sinar yang masuk dari sumber

cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk

pengukuran suatu zat tertentu, yang menunjukkan bahwa setiap gugus kromofor

mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda. Kemudian

cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan

diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan

menghasilkan signal elektrik pada detektor, yang mana signal elektrik ini

Page 31: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

17

sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya signal

elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (Triyati. 1985).

Spektrofotometer UV-VIS memiliki spesifikasi dengan panjang gelombang

berkisar 190 nm – 1100 nm. Kalibrasi pada spektrofotometer dapat secara

otomatis maupun manual. Spektrofotometer memiliki tingkat akurasi sebesar ± 2

nm, dan tingkat keberhasilan ± 1 nm. Spektrofotometer UV-VIS memiliki tingkat

ketelitian sebesar 0,001.

3.4 Analisis Data

3.4.1.1 Kelimpahan Plankton

Menghitung kelimpahan fitoplankton per liter menggunakan rumus yaitu:

Keterangan:

N = jumlah plankton per liter (sel/liter)

n = jumlah plankton yang tercacah

a = jumlah petak counting sel (1000 sel)

b = jumlah petak counting yang diamati

c = volume sampel plankton yang tersaring (ml)

d = volume sampel di counting sel (ml)

e = volume sampel air plankton yang disaring (100 L)

3.4.1.2 Kelimpahan Makrozoobenthos

Melihat kelimpahan makrozoobenthos dihitung berdasarkan jumlah individu

per satuan luas (ind/m2) dengan perhitungan Odum. (1971), sebagai berikut:

𝐾 = 10.000 × 𝑁

𝐴

Keterangan:

K = Indeks kelimpahan jenis (ind/m2)

A = Luas tangkapan grab atau luas bukaan mulut Aeckman grab (240,25 cm2)

N = Jumlah total individu makrozoobenthos yang tertangkap dalam A (ind)

N = 𝑛 × 𝑎

𝑏 ×

𝑐

𝑑 ×

1

𝑒

Page 32: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

18

3.4.1.3 Indeks Keanekaragaman (H’)

Indeks keanekaragaman plankton dan makrozoobenthos dihitung berdasarkan

rumus Shannon-Wiener (H’) dalam Odum. (1971), sebagai berikut ini:

H’ = - ∑ 𝑃𝑖 𝑙𝑜𝑔 2𝑆𝑖=1 𝑃𝑖

Keterangan:

H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (nits/individu)

Pi = ni/N (proporsi jenis ke-i)

ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah total individu

Log 2 = 3,321928

Kriteria penilaian:

H’ < 1 = keanekaragaman rendah dengan jumlah tidak seragam dan

salah satu spesies ada yang dominan

1 < H’ < 3 = keanekaragaman sedang dengan jumlah individu tiap spesies

tidak seragam tetapi tidak ada yang dominan

H’ > 3 = keanekaragaman tinggi dengan jumlah individu tiap spesies

seragam dan tidak ada yang dominan.

Menurut Stirn. (1981), dalam Iswanto. (2015), apabila H’ < 1, maka komunitas

biota dinyatakan tidak stabil, apabila H’ berkisar 1 – 3 maka stabilitas komunitas

biota tersebut adalah moderat (sedang) dan apabila H’ > 3 berarti stabilitas

komunitas biota berada dalam kondisi prima (stabil).

3.4.1.4 Indeks Keseragaman (E)

Indeks keseragaman ini dihitung menggunakan rumus “Evenness Shannon”

(Soegiant., 1994) yaitu:

E = 𝐻′

𝑙𝑜𝑔 𝑆

Keterangan:

E = Indeks keseragaman

H’ = indeks keragaman

H’maks = Log2 S (3,322 log S)

S = Jumlah spesies.

Page 33: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

19

Michael. (1994), menyatakan bahwa kriteria keseragaman yaitu 0 < E < 0,4

menunjukkan keseragaman rendah, 0,4 < E < 0,6 menunjukkan keseragaman

sedang dan 1 > E > 0,6 menunjukkan keseragaman tinggi.

Indeks keseragaman yang mempunyai nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1.

Semakin mendekati nilai 1, maka penyebaran cenderung merata dan tidak ada

yang mendominasi. Sebaliknya, semakin mendekati nilai 0, semakin kecil

keseragaman populasi yang artinya penyebaran jumlah individu setiap jenis tidak

sama dan ada kecenderungan satu jenis mendominasi.

3.4.1.5 Indeks Dominansi (C)

Nilai indeks dominansi Simpson memberikan deskriptif tentang dominansi

organisme dalam suatu komunitas lingkungan. Indeks ini menerangkan bilamana

suatu jenis lebih banyak terdapat selama pengambilan data (Rappe. 2010, dalam

Utami. 2014). Rumus indeks dominansi Simpson (C) menurut Utami. (2014),

yaitu:

C = ∑ [𝑛𝑖

𝑛]𝑛

𝑙=𝑐2

Keterangan:

C = indeks dominansi Simpson

ni = jumlah individu ke-i

N = jumlah total individu

Odum (1973), menyatakan bahwa dominansi hasil perhitungan adalah sebagai

berikut: C mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominasi dan C mendekati 1

terdapat jenis yang mendominasi.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik

tersebut dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama menggunakan analysis of

varians (ANOVA) satu arah untuk mengetahui kelimpahan plankton dan

makrozoobenthos dan kandungan nitrat dan fosfat. Tahap kedua menggunakan

Page 34: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

20

analisis korelasi ganda dua variabel independen dan satu dependen untuk

mengetahui hubungan antara kelimpahan plankton dan makrozoobenthos dengan

kandungan zat hara. Analisis korelasi ganda dilambangkan dengan R.

Gambar 4. Korelasi Ganda Dua Variabel Indepeden dan Satu Dependen

Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dan X2

dengan Y. Untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih

dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product Moment dari Pearson.

Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excell. Rumus korelasi ganda

dua variabel ditunjukkan pada rumus berikut:

Keterangan:

Ry.x1x2 = korelasi ganda antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y

ryx1 = korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2 = korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan

rumus berikut, yaitu dengan uji F.

𝑅𝑦.𝑥1𝑥2= √

𝑟 𝑦.𝑥1 2 + 𝑟 𝑦.𝑥2

2 − 2𝑟𝑦.𝑥1 𝑟𝑦.𝑥2 𝑟𝑥1𝑥2

1 − 𝑟 𝑥1𝑥22

Fh = 𝑅2

𝑘⁄

(1−𝑅2)(𝑛−𝑘−1)⁄

Page 35: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

21

Keterangan:

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk

pembilang = k dan dk penyebut = (n - k – 1), dengan taraf kesalahan 5%. Jika F

hitung lebih besar dari F tabel maka koefisien korelasi ganda yang ditemukan

adalah signifikan (H1 diterima), atau jika p-value (Significance f) < 𝛼 maka Ho

ditolak atau H1 diterima.

Page 36: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Kandungan Nitrat dan Fosfat

4.1.1.1. Kandungan Nitrat pada Air

Penelitian menunjukkan hasil kandungan nitrat air tertinggi terjadi pada

perairan Sei Payung yakni 1,3 mg/L pada titik sampling ke-5. Sedangkan

kandungan nitrat terendah pada perairan Sei Terusan yakni 0,5 mg/L pada titik

sampling ke-5 (Gambar 5).

Gambar 5. Kandungan nitrat air (mg/L)

Hasil penelitian menunjukkan tingginya kandungan nitrat pada perairan Sei

Payung diduga dikarenakan mendapat pengaruh anthropogenik sehingga

menyebabkan terjadinya peningkatan nitrat. Pengaruh anthropogenik yang diduga

mempengaruhi kandungan nitrat pada air adalah adanya kawasan pemukiman,

saluran pembuangan limbah yang besar dari daratan, pelabuhan dan gelanggang

kapal seperti yang ditemukan pada titik sampling ke lima pada perairan Sei

Payung. Sedangkan pada perairan Sei Terusan pada titik sampling ke lima

memiliki kandungan nitrat terendah. Rendahnya kandungan nitrat pada titik

sampling ke lima pada perairan Sei Terusan dikarenakan pada kawasan tersebut

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

Kad

ar n

itra

t (m

g/L)

Sei Payung

Sei Terusan

Baku mutu

Page 37: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

23

perairan tidak terganggu oleh efek anthropogenik yang dapat menyebabkan

tingginya kandungan hara. Namun kandungan nitrat pada perairan Sei Terusan

masih tergolong tinggi dibandingkan baku mutu KepMen. LH. No.51 tahun 2004

dikarenakan perairan Sei Terusan termasuk kategori perairan dengan produktivitas

tinggi dimana terdapat ekosistem mangrove.

4.1.1.2. Kandungan Nitrat pada Sedimen

Penelitian menunjukkan hasil kandungan nitrat pada sedimen tertinggi terjadi

pada perairan Sei Terusan yakni 18,8 mg/L pada titik sampling ke-4. Sedangkan

kandungan nitrat terendah pada perairan Sei Payung yakni 2,9 mg/L pada titik

sampling ke-2 (Gambar 6).

Gambar 6. Kandungan nitrat pada sedimen (mg/L)

Berdasarkan Gambar 6, terdapat perbedaan yang mencolok pada titik sampling

ke empat pada perairan Sei Terusan dibanding kandungan nitrat pada titik

sampling lainnya. Hal ini diduga dikarenakan kandungan nitrat pada air

permukaan yang mengendap ke perairan dasar atau sedimen dan kandungan nitrat

yang ada pada sedimen yang tidak langsung dimanfaatkan oleh biota pada

sedimen.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

Kad

ar n

itra

t (m

g/L)

Sei Payung

Sei Terusan

Baku mutu

Page 38: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

24

4.1.1.3. Kandungan Fosfat pada Air

Penelitian menunjukkan hasil kandungan fosfat air tertinggi terjadi pada

perairan Sei Payung yakni 0,576 mg/L pada titik sampling ke-5. Sedangkan

kandungan fosfat terendah pada perairan Sei Terusan yakni 0,039 mg/L pada titik

sampling ke-4 (Gambar 7).

Gambar 7. Kandungan fosfat air (mg/L)

Berdasarkan hasil penelitian, tingginya kandungan fosfat pada perairan Sei

Payung pada titik 5 diduga dikarenakan terdapat ekosistem mangrova di perairan

tersebut. Adanya ekosistem mangrove akan membuat kandungan hara yang ada

tinggi, namun dikarenakan mendapat pengaruh anthropogenik dari manusia maka

kandungan hara menjadi semakin tinggi. Tingginya nutrien pada perairan Sei

Payung dikarenakan banyaknya aktifitas anthropogenik seperti mendapat

pengaruh dari kegiatan lalu lalang kapal yang memicu tingginya fosfat.

Sedangkan kandungan fosfat perairan Sei Terusan yang lebih rendah daripada

yang ada pada Sei Payung, namun tetap lebih tinggi dari ambang batas Baku Mutu

KepMen LH No. 51 tahun 2004 yaitu 0,015 mg/L, dikarenakan perairan Sei

Terusan termasuk kategori perairan dengan produktivitas tinggi dimana terdapat

ekosistem mangrove.

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

Kad

ar f

osf

at (

mg/

L)

Sei Payung

Sei Terusan

Baku mutu

Page 39: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

25

4.1.1.4. Kandungan Fosfat pada Sedimen

Penelitian menunjukkan hasil kandungan fosfat pada sedimen tertinggi terjadi

pada perairan Sei Terusan yakni 17,173 mg/L pada titik sampling ke-2.

Sedangkan kandungan fosfat terendah pada sedimen Sei Terusan yakni 0,916

mg/L pada titik sampling ke-5 (Gambar 8).

Gambar 8. Kandungan fosfat pada sedimen (mg/L)

Berdasarkan hasil penelitian, tingginya kandungan fosfat pada sedimen Sei

Payung dan Sei Terusan dikarenakan kandungan fosfat pada air akan mengendap

di perairan dasar dan sedimen. Begitu juga kandungan fosfat yang terikat dengan

senyawa pada sedimen perairan dapat kembali terlarut menjadi PO43-

yang terlarut

di air. tingginya kandungan fosfat sedimen pada titik 2 di Sei Terusan dikarenakan

pada lokasi terdapat pepohonan mangrove yang ditebang sehingga rembesan

fosfat dari tanah dan batuan daratan turun ke perairan dikarenakan tidak adanya

mangrove sebagai perangkap hara. Khalil et al., (2016), menyebutkan jika kadar

fosfat tinggi, yakni lebih besar dari 0,1 mg/L maka tingkat produktivitas perairan

juga akan meningkat yang mengakibatkan blooming algae sehingga

membutuhkan oksigen terlarut yang tinggi untuk mengoksidasinya. Rendahnya

fosfat sedimen pada titik 1 di Sei Terusan dikarenakan pada titik tersebut diduga

adanya proses asimilasi yang tinggi pada perairan tersebut sehingga fosfat pada

saat itu rendah.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5

Kad

ar f

osf

at (

mg/

L)

Sei Payung

Sei Terusan

Baku mutu

Page 40: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

26

4.1.2 Struktur Komunitas Plankton dan Makrozoobenthos

4.1.2.1 Kelimpahan Plankton

4.1.2.1.1 Kelimpahan Fitoplankton

Kelimpahan fitoplankton didefinisikan sebagai jumlah unit individu persatuan

volume air dan dinyatakan dalam jumlah individu per liter air (Raymont. 1983).

Hasil analisis fitoplankton di perairan Sei Payung dan Sei Terusan dijelaskan pada

Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan kelimpahan fitoplankton (ind/L) di Sei Payung dan Sei Terusan

No Jenis Stasiun Pengamatan

Sei Payung Sei Terusan

1 Bacteriastrum elongatum 150 600

2 Biddulphia urita 75 150

3 Cerataulina bergonii 675 600

4 Chaetoceros decipiens 4950 375

5 Cocconeis costata 150 0

6 Corethron hystrix 0 675

7 Coscinodiscus rothu 0 75

8 Fragilaria crotonensis 675 75

9 Gonatozygon kinahani 150 0

10 Hyalotheca dissiliens 0 150

11 Karenia brefish 0 375

12 Melosira sp. 75 0

13 Pachycladon umbrinus 300 225

14 Rhizosolenia 75 450

15 Stephanodiscus niagarae 75 75

16 Synedra sp. 3450 1050

17 Tabellaria sp. 0 225

18 Uroglena sp. 0 825

Total 10800 5925

Dari Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa total kelimpahan fitoplankton di

lokasi penelitian berbeda-beda setiap stasiun pengamatannya. Total kelimpahan

fitoplankton berkisar antara 5925 – 10800 ind/L. Kelimpahan fitoplankton pada

perairan Sei Payung sebanyak 10800 ind/L, dan pada Sei Terusan sebanyak 5925

ind/L.

Kelimpahan jenis fitoplankton terbanyak pada Sei Payung adalah jenis C.

decipiens dengan kelimpahan sebesar 4950 ind/L. Hal ini sesuai dengan penelitian

Page 41: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

27

Raza’i. (2017a), bahwa C. decipiens yang termasuk klas Bacillariophyceae

ditemukan memiliki kelimpahan terbanyak berbanding klas fitoplankton lainnya,

dan kandungan nitrat dengan rentang 0,91 – 1,12 mg/L dan fosfat berkisar 0,04 –

0,7 mg/L.

Kelimpahan jenis fitoplankton terbanyak pada Sei Terusan adalah jenis

Synedra sp. Dengan kelimpahan sebesar 1050 ind/L. Kelimpahan Synedra sp.

(klas Fragilariaphyceae) tidak lebih tinggi daripada kelimpahan C. decipiens (klas

Bacillariophyceae) pada Sei Payung dikarenakan C. decipiens memiliki

kemampuan adaptasi lebih tinggi terhadap kandungan hara yang tinggi pada

perairan. Hal ini sesuai dengan penelitian Raza’i. (2017a,) dan Dewiyanti et al.,

(2014), bahwa kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi lebih banyak dijumpai klas

Bacillariophyceae dibanding klas Fragilariophyceae.

Pada perairan Sei Payung ditemukan kelimpahan fitoplankton terbanyak dari

pada Sei Terusan, hal ini dikarenakan pengambilan sampel berada pada perairan

yang banyak aktifitas manusia seperti limbah domestik. Hal ini diperkuat oleh

pernyataan Wahyudi. (2015), bahwa perairan yang banyak terdapat limbah

domestik, KJA, dan adanya dekomposisi daun mangrove menjadi penunjang

utama bagi kehidupan fitoplankton, sehingga fitoplankton lebih banyak

dikarenakan nutrien yang dihasilkan dari limbah tersebut.

Kelimpahan fitoplankton pada perairan Sei Terusan lebih rendah dibanding Sei

Payung, namun jenis fitoplankton pada Sei Terusan lebih banyak dibanding jenis

fitoplankton di Sei Payung yaitu sebanyak 15 jenis. Adanya perbedaan

kelimpahan fitoplankton hal ini diduga karena karakteristik setiap lokasinya

berbeda. Nybakken. (1992), menyatakan bahwa jumlah fitoplankton selalu

berubah-ubah sesuai dengan keadaan perairan hidupnya karena masing-masing

spesies fitoplankton memiliki kepekaan yang berbeda. Berdasarkan kategori

kelimpahan fitoplankton, kelimpahan fitoplankton dapat dikategorikan tinggi

apabila jumlah individu lebih dari 106 per liter, sedang apabila jumlah individu

antara 103 – 10

6 per liter, dan rendah apabila jumlah individu antara 10

3 per liter

(Majidek. 2016).

Page 42: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

28

4.1.2.1.2 Kelimpahan Zooplankton

Steeman-Nielsen. (1971), menyatakan bahwa pertumbuhan zooplankton

tergantung pada fitoplankton tetapi karena pertumbuhannya lebih lambat dari

fitoplankton maka populasi maksimum zooplankton akan tercapai beberapa waktu

setelah populasi maksimum fitoplankton berlalu. Hasil analisis di laboratorium

diperoleh kelimpahan plankton di perairan Sei Payung dan Sei Terusan akan

dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis dan kelimpahan zooplankton (ind/L) di Sei Payung dan Sei Terusan

No. Jenis Stasiun Pengamatan

Sei Payung Sei Terusan

1 Cestum amphithrites 150 0

2 Acartia tranteri 375 0

3 Creseis conica 75 300

4 Acartia clausi 75 75

5 Porodon teres 75 0

6 Tigriopus japonicas 75 0

7 Tintinnopsis radix 75 75

8 Leprottintinnus simplex 0 225

9 Leprottintinnus bottnicus 0 150

Total 900 825

Dari Tabel 4 di atas, jenis dan kelimpahan zooplankton tertinggi adalah A.

Tranteri. Menurut Redjeki. (2007), dalam Raza’i. (2017b), Acartia sp. dan

Tigriopus sp. termasuk ke dalam pakan alami terbaik di dalam perairan dengan

sebutan “copepoda mix”. Raza’i. (2017b), juga menambahkan klas Copepod

mampu menunjang kehidupan alami di ekosistem perairan.

Dari Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa total kelimpahan zooplankton di

lokasi penelitian berbeda setiap stasiun pengamatannya. Total kelimpahan

zooplankton berkisar antara 825– 900 ind/L. Kelimpahan zooplankton pada

perairan Sei Payung sebanyak 900 ind/L, dan pada Sei Terusan sebanyak 825

ind/L.

Pada perairan Sei Payung ini ditemukan jenis zooplankton terbanyak dari pada

Sei Terusan dan memiliki total kelimpahan sebesar 900 ind/L, hal ini dikarenakan

kelimpahan fitoplankton pada Sei Payung juga lebih banyak dibanding pada Sei

Terusan.

Page 43: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

29

Hasil analisis kelimpahan zooplankton pada perairan Sei Terusan, diketahui

bahwa total kelimpahan zooplankton pada Sei Terusan sebesar 825 ind/L dan

ditemukan 5 jenis zooplankton. Berdasarkan kategori kelimpahan zooplankton,

kelimpahan zooplankton pada Sei Payung dan Sei Terusan termasuk kategori

tinggi dengan jumlah individu lebih dari 500 ind/L, sedang apabila jumlah

individu antara 50 – 500 ind/L, dan rendah apabila jumlah individu kurang dari 50

ind/L (Majidek. 2016).

4.1.2.2 Kelimpahan Makrozoobenthos

Pada penelitian ini kelimpahan makrozoobenthos tertinggi terdapat pada Sei

Payung dengan jumlah 249,74 ind/m2 dan kelimpahan makrozoobenthos terendah

terdapat pada Sei Terusan dengan jumlah 166,49 ind/m2 Hasil pengamatan

kelimpahan makrozoobenthos yang ditemukan di perairan Sei Payung dan Sei

Terusan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan kelimpahan makrozoobenthos di Perairan Sei Payung dan Sei

Terusan

No Jenis Stasiun Pengamatan

Sei Payung Sei Terusan

1 Scylla sp. 41,62 0,00

2 Cerithium obtusa 124,87 41,62

3 Terebralia sulcata 41,62 41,62

4 Pyrene sp. 41,62 83,25

Total 249,74 166,49

Hasil analisis kelimpahan makrozoobenthos pada Sei Payung dan Sei Terusan

berbeda-beda, hal ini diduga karena karakteristik setiap lokasi berbeda.

Kelimpahan makrozoobenthos pada Sei Payung ditemukan sebanyak 4 jenis dan

Sei Terusan sebanyak 3 jenis.

Tingginya kelimpahan pada Sei Payung dibanding Sei Terusan diduga

dikarenakan adanya perbedaan parameter pendukung dan perbedaan keadaan

lingkungan seperti substrat yang berbeda dan kecepatan arus. Berdasarkan

pengamatan visual Sei Terusan memiliki substrat lumpur berpasir dengan

kecepatan arus yang tinggi sehingga membuat kelimpahan makrozoobenthos yang

Page 44: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

30

hidup pada daerah ini lebih sedikit dibanding dengan perairan dengan kecepatan

arus rendah/tenang.

4.1.2.3 Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Indeks

Dominansi (C)

Kestabilan komunitas suatu perairan dapat digambarkan dari nilai indeks

keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E), dan indeks dominansi (C). Nilai

keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi fitoplankton di perairan Sei

Payung dan Sei Terusan selama pengamatan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks Keanekaragaman (H`), Indeks Domansi (C) dan Indeks

Keseragaman (E) pada Sei Payung dan Sei Terusan

Stasiun (H’) keterangan (C) keterangan (E) Keterangan

Fitoplankton

I 2,14 Sedang 0,32 Tidak ada yang

mendominasi 0,6

Keseragaman

tinggi

II 3,52 Tinggi 0,10 Tidak ada yang

mendominasi 0,90

Keseragaman

tinggi

Zooplankton

I 2,45 Sedang 0,24 Tidak ada yang

mendominasi 0,87

Keseragaman

tinggi

II 2,12 Sedang 0,26 Tidak ada yang

mendominasi 0,91

Keseragaman

tinggi

Makrozoobenthos

I 1,79 Sedang 0,33 Tidak ada yang

mendominasi 0,90

Keseragaman

tinggi

II 1,50 sedang 0,38 Tidak ada yang

mendominasi 0,95

Keseragaman

tinggi

Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman

biota pada Sei Payung dan Sei Terusan berada pada kategori sedang kecuali

indeks keanekaragaman fitoplankton pada Sei Terusan. Hal ini sesuai dengan

kandungan hara pada Sei Terusan yang lebih rendah dibanding Sei Payung dan

lebih mendekati baku mutu kesesuaian biota sehingga lebih bervariasi jenis

fitoplankton. Indeks keseragaman biota pada Sei Payung dan Sei Terusan berada

Page 45: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

31

pada tingkat keseragaman tinggi, diikuti indeks dominansi biota yang menyatakan

tidak ada biota yang mendominasi pada Sei Payung dan Sei Terusan pada masing-

masing jenis fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kedua lokasi memiliki jenis biota yang seragam dan tidak ada

yang mendominasi, yang menandakan jika ada jenis yang mendominasi maka

dapat menimbulkan blooming suatu jenis tertentu sehingga berakibat kepada

indeks keanekaragaman dan keseragaman jenis lainnya (Raza’i. 2017b).

4.1.2.3.1 Indeks Keanekaragaman (H’)

Indeks Keanekaragaman (H’) merupakan gambaran dari keanekaragaman jenis

biota yang terdapat pada suatu ekosistem perairan, indeks keanekaragaman ini

berkaitan dengan banyaknya spesies yang mendiami ekosistem perairan. Indeks

Keanekaragaman pada umumnya digunakan dalam menilai keanekaragaman

hayati ke lokasi tertentu yang telah banyak digunakan untuk menggambarkan

komposisi dan struktur suatu biota atau untuk menetapkan suatu kebijakan

konservasi. Indeks keanekaragaman akan mempermudah dalam menganalisis

informasi-informasi mengenai jumlah individu dan jumlah spesies atau organisme

dalam populasi (Efiyandi. 2015). Untuk mengetahui tentang Indeks

Keanekaragaman (H’) fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos di

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Indeks Keanekaragaman (H’) di Sei Payung dan Sei Terusan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Sei Payung Sei Terusan

Fitoplankton

Zooplankton

Makrozoobenthos

H' Tinggi

H' Rendah

H' Sedang

Page 46: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

32

Kisaran indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton berada pada kisaran antara

2,14 – 3,52. Dapat dilihat dari Gambar 9 bahwa fitoplankton pada Sei Terusan

lebih bervariasi dibanding pada Sei Payung. Hal ini dapat diartikan penyebaran

jumlah individu fitoplankton dalam perairan Sei Terusan dalam keaadaan tinggi

dan kestabilan komunitas fitoplankton dalam keadaan tinggi. Sedangkan

penyebaran jumlah individu fitoplankton dalam perairan Sei Payung dalam

keadaan sedang dan kestabilan komunitas fitoplankton dalam keadaan sedang.

Kisaran indeks keanekaragaman (H’) zooplankton berada pada kisaran antara

2,12 – 2,45. Berdasarkan Gambar 9, dapat dilihat bahwa Indeks Keanekaragaman

(H’) pada perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat keanekaragaman

sedang dapat diartikan bahwa penyebaran jumlah individu zooplankton dalam

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam keadaan sedang dan kestabilan

komunitas zooplankton dalam keadaan sedang.

Kisaran indeks keanekaragaman (H’) makrozoobenthos berada pada kisaran

antara 1,5 – 1,79. Berdasarkan Gambar 9, dapat dilihat bahwa Indeks

Keanekaragaman (H’) pada perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat

keanekaragaman sedang dapat diartikan bahwa penyebaran jumlah individu

makrozoobenthos dalam perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam keadaan

sedang dan kestabilan komunitas makrozoobenthos dalam keadaan sedang.

Berdasarkan hasil analisis Indeks Keanekaragaman (H’) di Sei Payung dan Sei

Terusan, dapat diketahui bahwa Indeks Keanekaragaman (H’) berada dalam

kategori sedang, kecuali Indeks Keanekaragaman (H’) fitoplankton pada perairan

Sei Terusan yang berada dalam kategori tinggi.

4.1.2.3.2 Indeks Keseragaman (E)

Indeks Keseragaman (E) merupakan suatu perhitungan untuk mengukur

kemerataan penyebaran biota di perairan Sei Payung dan Sei Terusan. Untuk

mengetahui tentang indeks keseragaman (E) pada perairan Sei Payung dan Sei

Terusan dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 47: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

33

Gambar 10. Grafik Indeks Keseragaman (E) di Sei Payung dan Sei Terusan

Kisaran indeks keseragaman (E) fitoplankton berada pada kisaran antara 0,6 –

0,9. Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bahwa Indeks Keseragaman (E) pada

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat keseragaman tinggi. Hal ini

dapat diartikan bahwa jenis fitoplankton tersebar secara merata di perairan Sei

Payung dan Sei Terusan.

Kisaran indeks keseragaman (E) zooplankton berada pada kisaran antara 0,87 –

0,91. Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bahwa Indeks Keseragaman (E) pada

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat keseragaman tinggi yang

dapat diartikan bahwa jenis zooplankton tersebar secara merata di perairan Sei

Payung dan Sei Terusan.

Kisaran indeks keseragaman (E) makrozoobenthos berada pada kisaran antara

0,9 – 0,95. Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bahwa Indeks Keseragaman (E)

pada perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat keseragaman tinggi yang

dapat diartikan bahwa jenis makrozoobenthos tersebar secara merata di perairan

Sei Payung dan Sei Terusan.

Berdasarkan hasil analisis Indeks Keseragaman (E) di Sei Payung dan Sei

Terusan, dapat diketahui bahwa Indeks Keseragaman (E) fitoplankton,

zooplankton dan makrozoobenthos berada dalam kategori tinggi.

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

Sei Payung Sei Terusan

Fitoplankton

Zooplankton

Makrozoobenthos

E Tinggi

E Rendah

E Sedang

Page 48: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

34

4.1.2.3.3 Indeks Dominansi (C)

Indeks Dominasi (C) merupakan suatu bentuk penguasaan dalam suatu

perairan untuk mendapatkan makanan maupun tempat tinggal yang layak serta

bertahan cukup lama. Untuk mengetahui tentang indeks dominansi (C) pada

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Indeks Dominansi (C) di Sei Payung dan Sei Terusan

Kisaran indeks dominasi fitoplankton berada pada kisaran antara 0,32 – 0,1.

Berdasarkan Gambar 11, dapat dilihat bahwa Indeks Dominasi (C) pada perairan

Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat dominansi rendah. Hal ini dapat

diartikan bahwa tidak ada spesies atau filum yang dominan pada komunitas.

Kisaran indeks dominansi (C) zooplankton berada pada kisaran antara 0,24 –

0,26. Berdasarkan Gambar 11, dapat dilihat bahwa Indeks Dominasnsi (C) pada

perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat dominansi rendah yang dapat

diartikan bahwa tidak ada spesies atau filum yang dominan pada komunitas.

Kisaran indeks dominansi (C) makrozoobenthos berada pada kisaran antara

0,33 – 0,38. Berdasarkan Gambar 11, dapat dilihat bahwa Indeks Dominansi (C)

pada perairan Sei Payung dan Sei Terusan dalam tingkat dominansi yang rendah

yang dapat diartikan bahwa tidak ada spesies atau filum yang dominan pada

komunitas.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Sei Payung Sei Terusan

Fitoplankton

Zooplankton

Makrozoobenthos

C Tinggi

C Rendah

Page 49: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

35

Berdasarkan hasil analisis Indeks Dominansi (C) di Sei Payung dan Sei

Terusan, dapat diketahui bahwa Indeks Dominansi (C) fitoplankton, zooplankton

dan makrozoobenthos berada dalam kategori rendah.

4.1.3 Parameter Fisika-Kimia Pendukung

Hasil pengukuran kualitas air sebagai data pendukung untuk mengetahui

variasi parameter pada masing-masing stasiun pengamatan dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Nilai parameter fisika-kimia di Sei Payung dan Sei Terusan

Parameter Satuan Rentang Nilai

Baku Mutu* Sei Payung Sei Terusan

Fisika

Suhu ℃ 28,17 – 29,27 30,9 – 33,9 Alamia

Kecerahan m 0,96 – 1,1 1,03 – 1,73 >3

Kimia

Salinitas ‰ 35,27 – 36,67 25 – 30 Alami

DO mg/L 7,3 – 8,27 6,8 – 7,6 >5

pH air 7,3 – 8,59 6,64 – 7,23 7 – 8,5

pH sedimen 6,6 – 6,9 7,45 – 7,81

*Kepmen LH. No. 51 Tahun 2004

Kualitas perairan menjadi baku mutu terhadap kehidupan biota laut. Kualitas

perairan tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan ekosistem perairan, namun juga

dipengaruhi oleh kandungan nutrien. Menurut Febrianty. (2011), nutrien yang

masuk ke perairan dapat mempengaruhi kualitas air di perairan tersebut. Kualitas

perairan akan turun jika terkena dampak dari kegiatan manusia. Berbagai kegiatan

baik jasa kelautan seperti pelabuhan untuk pelayaran dan perikanan, maupun

kegiatan-kegiatan lain di sekitar pantai seperti pemukiman, perindustrian,

pertambakan, dan sebagainya merupakan bagian dari faktor pendukung manusia

(Irawati et al., 2013).

Suhu pada kedua stasiun pengamatan berada pada ambang batas baku mutu

KepMen LH. No. 51 tahun 2004. Namun suhu tertinggi terdapat pada perairan Sei

Terusan dengan nilai 33,9 ℃ yang merupakan lebih dari ambang batas baku mutu

KepMen LH. No. 51 tahun 2004 yakni 28 – 32 ℃. Pada penelitian Gruner et al.,

(2017), menyatakan bahwa pemanasan global yang dapat meningkatkan suhu

Page 50: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

36

suatu perairan dapat menurunkan kekayaan suatu spesies. Hal ini berbeda dengan

penelitian Hiddink et al., (2008), dan Rosset et al., (2010), yang menyatakan

peningkatan suhu tidak menyebabkan penurunan kekayaan suatu spesies. Adanya

perbedaan penurunan kekayaan suatu spesies atau tidak adanya penurunan

kekayaan, hal ini bergantung pada letak lokasi geografis suatu spesies, dimana

spesies pada daerah belahan bumi utara atau selatan cenderung bergerak lebih

cepat dibandingkan yang berada pada khatulistiwa.

Kecerahan pada kedua stasiun pengamatan lebih rendah dari baku mutu

KepMen LH. No. 51 tahun 2004. Dalam KepMen LH. No. 51 tahun 2004 tentang

baku mutu air laut untuk biota perairan dengan kecerahan > 3 m sementara

kecerahan di stasiun pengamatan < 3 m. Rendahnya nilai kecerahan diduga karena

faktor pembauran cahaya di perairan yang terhalang oleh jumlah dan jenis unsur

terlarut di perairan seperti sedimen maupun senyawa organik seperti detritus dan

plankton (Hasnawati. 2014).

Salinitas di Sei Payung tergolong tinggi dan Sei Terusan tergolong rendah

berdasarkan baku mutu KepMen LH. No. 51 tahun 2004 salinitas untuk ekosistem

mangrove dan lamun berkisar 33 – 34 ‰ dengan syarat boleh <5‰ dari salinitas

rata-rata musiman. Pada perairan Sei Terusan salinitas masih dalam ambang batas

yang sesuai baku mutu air laut, salinitas terendah pada perairan Sei Terusan

adalah 25‰ dikarenakan adanya masukan dari air darat. Beberapa gastropoda dari

kelompok mollusca, hidupnya tidak terbatasi pada perairan yang salinitasnya

rendah (Järvekülg. 1979 ; Vuorinen et al., 2015). Berdasarkan hal ini maka

Vuorinen et al., (2015). meneliti tentang permodelan masa depan kandungan

salinitas dimana apabila terjadi perubahan salanitas, berdasarkan tingkatan

spesies, akan terjadi ekspansi mollusca beriring dengan menurunnya varietas

crustacea.

Oksigen terlarut di setiap stasiun pengamatan tergolong baik karena memiliki

kadar sesuai baku mutu untuk biota air laut > 5 mg/L. Kadar oksigen terlarut

dihasilkan dengan adanya fotosintestis fitoplankton. Pada perairan Sei Terusan

kadar oksigen terlarut rendah diduga karena kecerahan yang rendah. Kecerahan

memengaruhi penetrasi cahaya sehingga mengganggu proses fotosintesis dalam

menghasilkan oksigen terlarut.

Page 51: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

37

Nilai pH air pada Sei Payung memiliki nilai yang besar. Hal ini sesuai

pernyataan Susana. (2009), bahwa nilai pH dalam perairan bervariasi mulai dari

sungai maupun sampai ke laut, semakin ke laut nilainya tinggi. Nilai pH

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktifitas biologi, aktifitas fotosintesis,

suhu, kandungan oksigen, serta kation dan anion. Batas toleransi organisme

akuatik terhadap derajat keasaman bervariasi tergantung pada suhu air, oksigen

terlarut serta stadia organisme tersebut (Pescod. 1973, dalan Arifin. 2009).

Nilai pH sedimen pada Sei Payung memiliki nilai yang lebih kecil dibanding

Sei Terusan. Namun nilai pH sedimen di kedua stasiun masih dalam kondisi

normal sehingga mendukung kehidupan biota. Hal ini didukung oleh pernyataan

Odum. (1971), perairan dengan pH antara 6 – 9 merupakan perairan dengan

kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang

dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik yang ada dalam perairan

menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh fitoplankton.

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Menurut Venkatesh et al., (2013), suatu penelitian dapat menilai suatu

hubungan di antara dua variabel dengan membandingkan rata-rata variabel

dependen di antara dua atau lebih kelompok variabel independen. Pada pengujian

hipotesis dilakukan dua tahap. Tahap yang pertama adalah pengujian beda nyata

antara kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos, dan

kandungan nitrat dan fosfat terhadap dua lokasi penelitian, dan tahap yang kedua

adalah pengujian hubungan antara kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan

makrozoobenthos yang masing-masingnya dihubungkan dengan kandungan nitrat

dan fosfat.

4.1.4.1 Analisis Ragam (ANOVA)

Dalam pengujian hubungan antar variabel, penelitian dapat menggunakan t-test

atau ANOVA untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok terhadap

variabel dependen (Green, Salkind. 2010). Adapun hasil uji beda nyata pada

penelitian ini menggunakan ANOVA: single factor, dengan variabel independen

adalah Sei Payung dan Sei Terusan, sedangkan variabel dependen adalah

Page 52: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

38

kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos, dan kandungan

nitrat dan fosfat seperti yang tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji beda nyata antar stasiun (Sei Payung, Sei Terusan)

No Variabel Keterangan

1 Kelimpahan Fitoplankton TB

2 Kelimpahan Zooplankton TB

3 Kelimpahan Makrozoobenthos TB

4 NitratAir TB

5 Nitrat Sedimen TB

6 Fosfat Air TB

7 Fosfat Sedimen TB

Keterangan : Hasil penelitian (TB: tidak beda, BN: beda nyata)

Berdasarkan Tabel 8, diperoleh hasil tidak beda nyata antar stasiun terhadap

variabel kelimpahan fitoplankton, kelimpahan zooplankton, kelimpahan

makrozoobenthos, nitrat air dan sedimen, fosfat air dan sedimen. Berdasarkan

analisis ragam diperoleh Fhitung sebesar 3,84 dan Ftabel sebesar 5,32. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka terima Ho yang berarti

tidak terjadi perbedaan sebaran nitrat pada air antar stasiun. Analisis ragam

terhadap kadar nitrat pada sedimen antar stasiun diperoleh Fhitung sebesar 1,05 dan

Ftabel sebesar 5,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel

maka kembali terima Ho yang berarti tidak terjadi perbedaan terhadap kadar

nitrat pada sedimen antar stasiun.

Hasil uji beda nyata terhadap variabel fosfat pada air diperoleh Fhitung sebesar

1,39 dan Ftabel sebesar 5,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil

dari Ftabel maka terima Ho yang berarti tidak terjadi perbedaan sebaran nitrat pada

air antar stasiun. Analisis ragam terhadap variabel fosfat sedimen diperoleh Fhitung

sebesar 0,002 dan Ftabel sebesar 5,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Fhitung

lebih kecil dari Ftabel maka kembali terima Ho yang berarti tidak terjadi perbedaan

terhadap kadar fosfat sedimen antar stasiun.

Hasil uji beda nyata terhadap variabel kelimpahan fitoplankton diperoleh Fhitung

sebesar 2,57 dan Ftabel sebesar 5,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Fhitung

lebih kecil dari Ftabel maka terima Ho yang berarti tidak terjadi perbedaan

kelimpahan fitoplankton antar stasiun. Analisis ragam terhadap variabel

kelimpahan zooplankton diperoleh Fhitung sebesar 0,02 dan Ftabel sebesar 5,32.

Page 53: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

39

Hasil tersebut menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka kembali

terima Ho yang berarti tidak terjadi perbedaan terhadap sebaran kelimpahan

zooplankton antar stasiun. Hasil uji beda nyata terhadap variabel kelimpahan

makrozoobenthos diperoleh Fhitung sebesar 0,33 dan Ftabel sebesar 5,32. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka terima Ho yang

berarti tidak terjadi perbedaan kelimpahan makrozoobenthos antar stasiun.

4.1.4.2 Analisis Regresi dan Korelasi

Analisis regresi ganda bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

kelimpahan fitoplankton, kelimpahan zooplankton dan kelimpahan

makrozoobenthos dengan kandungan nitrat-fosfat pada tiap perairan yaitu Sei

Payung dan Sei Terusan.

4.1.4.2.1 Korelasi Kelimpahan Fitoplankton dan Nitrat-Fosfat

Analisis statistik dalam menentukan korelasi antara kelimpahan fitoplankton

dan kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

linear berganda pada Ms.. Excel. Hasil analisis data statistik tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan fitoplankton dengan

kimia air (X1 : Nitrat ; X2 : Fosfat)

Stasiun Persamaan Regresi Ganda r R

2

Sei Payung Y = 3780,54 – 1340,9x1 – 1398,08x2 0,39 0,16

Sei Terusan Y = 1457,79 – 414,74x1 + 355,36x2 0,50 0,25

Berdasarkan Tabel 9, diperoleh hasil analisis korelasi regresi berganda yang

menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton yang dipengaruhi oleh nitrat dan

fosfat.

Hasil regresi ganda terhadap kelimpahan fitoplankton, nitrat air, fosfat air pada

Sei Payung menunjukkan nilai koefisien korelasi 0,39 yang berarti memiliki

hubungan yang lemah antar variabel x dan y. Hasil analisis ganda pada Sei

Terusan menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,5 yang berarti

memiliki hubungan yang sedang antar kelimpahan fitoplankton dengan nitrat dan

fosfat pada air. Adapun hubungan antara interval koefisien dan tingkat hubungan

Page 54: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

40

yaitu 0,00 – 1,999 (sangat rendah), 0,20 – 0,399 (rendah), 0,40 – 0,599 (sedang),

0,60 – 0,799 (kuat), 0,80 – 1,000 (sangat kuat).

Analisis regresi ganda terhadap kelimpahan fitoplankton (y), nitrat air (x1), dan

fosfat air (x2) menghasilkan koefisien determinasi (R2) yang merupakan kuadrat

koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya ragam variabel y (tergantung)

yang dapat dijelaskan oleh variabel x (bebas). Koefisien determinasi (R2) pada Sei

Payung sebesar 0,16 yang berarti sebesar 16% variabel x mempengaruhi variabel

y. Koefisien determinasi (R2) pada ekosistem Sei Terusan 0,25 yang berarti

sebesar 25% variabel x mempengaruhi variabel y. Berdasarkan hasil perhitungan

statistik juga menunjukkan adanya grafik normalitas pada perairan Sei Payung

dan Sei Terusan.

Gambar 12. Grafik Normalitas pada Perairan Sei Payung

Gambar 13. Grafik Normalitas pada Perairan Sei Terusan

0

1000

2000

3000

4000

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

Fit

op

lan

kto

n

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

0

500

1000

1500

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

Fit

op

lan

kto

n

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

Page 55: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

41

4.1.4.2.2 Korelasi Kelimpahan Zooplankton dan Nitrat-Fosfat

Analisis statistik dalam menentukan korelasi antara kelimpahan zooplankton

dan kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

linear berganda pada Ms.. Excel. Hasil analisis data statistik tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan zoooplankton dengan

kimia air (X1 : Nitrat ; X2 : Fosfat)

Stasiun Persamaan Regresi Ganda r R

2

Sei Payung Y = 1174,59 – 1243,08x1 + 504,65x2 0,62 0,38

Sei Terusan Y = 68,8 + 143,17x1 + 96,15x2 0,17 0,03

Berdasarkan Tabel 10, diperoleh hasil analisis korelasi regresi berganda yang

menunjukkan bahwa kelimpahan zooplankton dipengaruhi oleh nitrat dan fosfat.

Hasil regresi ganda terhadap kelimpahan zooplankton, nitrat air, fosfat air pada

Sei Payung menunjukkan nilai koefisien korelasi 0,62 yang berarti memiliki

hubungan yang kuat antar variabel x dan y. Hasil analisis ganda pada Sei Terusan

menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,17 yang berarti memiliki

hubungan yang sangat rendah antar kelimpahan zooplankton dengan nitrat dan

fosfat pada air. Pada kelimpahan zooplankton, faktor yang lebih mempengaruhi

zooplankton adalah ketersediaan fitoplankton sebagai bahan makanan, arus, suhu,

salinitas, DO dan pH. Nitrat dan fosfat dimanfaatkan zooplankton secara tidak

langsung dari N dan P organik yang berada pada tubuh fitoplankton yang

dikonsumsi.

Analisis regresi ganda terhadap kelimpahan zooplankton (y), nitrat air (x1), dan

fosfat air (x2) menghasilkan koefisien determinasi (R2) yang merupakan kuadrat

koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya ragam variabel y (tergantung)

yang dapat dijelaskan oleh variabel x (bebas). Koefisien determinasi (R2) pada Sei

Payung sebesar 0,38 yang berarti sebesar 38% variabel x mempengaruhi variabel

y. Koefisien determinasi (R2) pada ekosistem Sei Terusan 0,03 yang berarti

sebesar 3% variabel x mempengaruhi variabel y. Berdasarkan hasil perhitungan

statistik juga menunjukkan adanya grafik normalitas pada perairan Sei Payung

dan Sei Terusan.

Page 56: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

42

Gambar 14. Grafik Normalitas pada Perairan Sei Payung

Gambar 15. Grafik Normalitas pada Perairan Sei Terusan

4.1.4.2.3 Korelasi Kelimpahan Makrozoobenthos dan Nitrat-Fosfat

Analisis statistik dalam menentukan korelasi antara kelimpahan

makrozoobenthos dan kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda pada Ms. Excel. Hasil analisis data

statistik tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil analisis korelasi regresi ganda kelimpahan makrozoobenthos

dengan kimia air (X1 : Nitrat ; X2 : Fosfat)

Stasiun Persamaan Regresi Ganda r R

2

Sei Payung Y = -62,35 + 10,34x1 + 8,41x2 0,87 0,76

Sei Terusan Y = 31,44 -1,39x1 + 2,06x2 0,51 0,26

Berdasarkan Tabel 11, diperoleh hasil analisis korelasi regresi berganda yang

menunjukkan bahwa kelimpahan makrozoobenthos dipengaruhi oleh nitrat dan

fosfat.

-200

0

200

400

600

800

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

zo

op

lan

kto

n

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

-100

0

100

200

300

400

500

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

zo

op

lan

kto

n

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

Page 57: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

43

Hasil regresi ganda terhadap kelimpahan makrozoobentos, nitrat sedimen,

fosfat sedimen pada Sei Payung menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar

0,87 yang berarti memiliki hubungan yang sangat kuat antar variabel x dan y.

Hasil analisis ganda pada Sei Terusan menunjukkan nilai koefisien korelasi (r)

sebesar 0,51 yang berarti memiliki hubungan yang sedang antar kelimpahan

makrozoobenthos dengan nitrat dan fosfat pada sedimen.

Analisis regresi ganda terhadap kelimpahan makrozoobenthos (y), nitrat

sedimen (x1), dan fosfat sedimen (x2) menghasilkan koefisien determinasi (R2)

yang merupakan kuadrat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya ragam

variabel y (tergantung) yang dapat dijelaskan oleh variabel x (bebas). Koefisien

determinasi (R2) pada Sei Payung sebesar 0,76 yang berarti sebesar 76% variabel

x mempengaruhi variabel y. Koefisien determinasi (R2) pada ekosistem Sei

Terusan 0,26 yang berarti sebesar 26% variabel x mempengaruhi variabel y.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik juga menunjukkan adanya grafik

normalitas pada perairan Sei Payung dan Sei Terusan.

Gambar 16. Grafik Normalitas pada Sedimen Sei Payung

Gambar 17. Grafik Normalitas pada Sedimen Sei Terusan

-50

0

50

100

150

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

M

akro

zoo

be

nth

os

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

-50

0

50

100

0 20 40 60 80 100

Ke

limp

ahan

m

akro

zoo

be

nth

os

Nitrat-Fosfat (mg/L)

Normal Probability Plot

Page 58: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

44

4.1.4.2.4 Korelasi Tertinggi Antara Kelimpahan Spesies dan Nitrat-Fosfat

Hasil perhitungan regresi linear berganda terkait kandungan nitrat dan fosfat

pada air dan sedimen dengan kelimpahan plankton dan makrozoobenthos

menunjukkan bahwa terdapat jenis biota yang memiliki hubungan. Hal ini

diartikan kandungan nitrat dan fosfat dapat mempengaruhi kelimpahan plankton

dan makrozoobenthos berdasarkan spesiesnya.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan jenis fitoplankton yang tertinggi di Sei Payung

terdapat pada spesies Chaetoceros decipiens yang memiliki hubungan sangat kuat

dan memberikan pengaruh sebesar 93%, diikuti oleh spesies Cerataulina bergonii

yang memiliki hubungan sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 82%, dan

kemudian diikuti oleh spesies Pachycladon umbrinus yang memiliki hubungan

sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 68% kandungan hara terhadap

kelimpahan spesies. Hal ini sesuai dengan kelimpahan jenis yang ditemukan

bahwa C. decipiens memiliki kelimpahan tertinggi dengan kandungan nitrat dan

fosfat yang tinggi di perairan.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan jenis fitoplankton yang tertinggi di Sei Terusan

terdapat pada Tabellaria sp. yang memiliki hubungan sangat kuat dan

memberikan pengaruh sebesar 88%, diikuti oleh spesies Bacteriastrum elongatum

yang memiliki hubungan sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 85%, dan

kemudian diikuti oleh spesies Chaetoceros decipiens yang memiliki hubungan

sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 71% kandungan hara terhadap

kelimpahan spesies. Hal ini sesuai dengan penelitian Raza’i. (2017a), bahwa

Tabellaria sp. yang termasuk dalam klas Bacillariophyceae memiliki kelimpahan

yang tinggi pada kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi di perairan, sehingga ini

menandakan tingginya kandungan nitrat dan fosfat mempengaruhi juga tingginya

kelimpahan fitoplankton pada klas Bacillariophyceae.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan jenis zooplankton yang tertinggi di Sei Payung

terdapat pada spesies Tigriopus japonicus yang memiliki hubungan sangat kuat

dan memberikan pengaruh sebesar 99%, diikuti oleh spesies Porodon teres yang

Page 59: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

45

memiliki hubungan kuat dan memberikan pengaruh sebesar 49%, dan kemudian

diikuti oleh spesies Acartia clausi yang memiliki hubungan kuat dan memberikan

pengaruh sebesar 45% kandungan hara terhadap kelimpahan spesies. Zooplankton

tidak memanfaatkan hara secara langsung, melainkan zooplankton memanfaatkan

fitoplankton demi keberlangsungan hidupnya. Tingginya hubungan antara hara

dan masing-masing spesies zooplankton berkaitan dengan tingginya hubungan

antara spesies fitoplankton dan spesies zooplankton. Hal ini sesuai dengan hasil

korelasi yang didapatkan yaitu spesies fitoplankton yang tertinggi mendapatkan

pengaruh zat hara juga berhubungan secara kuat dengan spesies zooplankton yang

tinggi hubungannya.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan jenis zooplankton yang tertinggi di Sei Terusan

terdapat pada spesies Tintinnopsis radix, Leprottintinnus simplex dan

Leprottintinnus bottnicus yang sama-sama memiliki hubungan sangat kuat dan

memberikan pengaruh sebesar 93% kandungan hara terhadap kelimpahan spesies.

Zooplankton tidak memanfaatkan hara secara langsung, melainkan zooplankton

memanfaatkan fitoplankton demi keberlangsungan hidupnya. Tingginya

hubungan antara hara dan masing-masing spesies zooplankton berkaitan dengan

tingginya hubungan antara spesies fitoplankton dan spesies zooplankton. Hal ini

sesuai dengan hasil korelasi yang didapatkan yaitu spesies fitoplankton yang

tertinggi mendapatkan pengaruh zat hara juga berhubungan secara kuat dengan

spesies zooplankton yang tinggi hubungannya.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada sedimen terhadap kelimpahan jenis makrozoobenthos yang tertinggi di Sei

Payung terdapat pada Pyrene sp. yang memiliki hubungan sangat kuat dan

memberikan pengaruh sebesar 99%, diikuti oleh spesies Cerithium obtusa yang

memiliki hubungan sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 90%, dan

kemudian diikuti oleh spesies Terebralia sulcata yang memiliki hubungan sangat

kuat dan memberikan pengaruh sebesar 88% kandungan hara terhadap

kelimpahan spesies.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada sedimen terhadap kelimpahan jenis makrozoobenthos yang tertinggi di Sei

Page 60: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

46

Terusan terdapat pada T. sulcata yang memiliki hubungan sangat kuat dan

memberikan pengaruh sebesar 86%, diikuti oleh spesies Cerithidae obtusa yang

memiliki hubungan kuat dan memberikan pengaruh sebesar 45%, dan kemudian

diikuti oleh spesies Pyrene sp. yang memiliki hubungan sangat rendah dan

memberikan pengaruh sebesar 4% kandungan hara terhadap kelimpahan spesies.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Signifikansi Lingkungan

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda, maka dapat dikaitkan

hubungan antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan plankton dan

makrozoobenthos. Namun untuk melihat nilai signifikansi dapat dilihat dari nilai

sig-F pada hasil output Ms. Excel. Apabila p-value (sig-F) < 𝛼 (0,05) maka

terdapat korelasi antara variabel independen dan dependen tersebut signifikan (H1

diterima). Perhitungan regresi linear berganda dilakukan berdasarkan setiap

sampel yang dianalisis dan setiap titik sampling pengamatan.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan fitoplankton memiliki hubungan yang rendah dan

memberikan pengaruh sebesar 16% pada perairan Sei Payung dengan nilai

signifikansi sebesar 0,841. Hal ini dapat disimpulkan bahwa walaupun

fitoplankton memiliki korelasi dengan nitrat dan fosfat, namun tetap tidak dapat

dikuatkan dengan nilai signifikansi (Ho diterima). Hal ini sama dengan yang

terjadi antara korelasi kandungan nitrat dan fosfat pada air terhadap kelimpahan

fitoplankton di perairan Sei Terusan yang memiliki hubungan sedang,

mempengaruhi sebesar 25% kelimpahan fitoplankton dan signifikansi sebesar

0,745. Hal ini dapat disimpulkan korelasi antara fitoplankton dan nitrat fosfat di

Sei Terusan tidak signifikan (Ho diterima).

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan zooplankton memliki hubungan yang kuat dan

memberikan pengaruh sebesar 38% dengan nilai signifikansi sebesar 0,617 pada

perairan Sei Payung. Hal ini berbeda dengan korelasi kandungan nitrat dan fosfat

pada air terhadap kelimpahan zooplankton di perairan Sei Terusan yang memiliki

hubungan sangat rendah dan mempengaruhi sebesar 3% kelimpahan zooplankton

Page 61: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

47

dengan nilai signifikansi sebesar 0,97. Sementara itu terjadinya variasi tingkat

keterkaitan (R2) antar stasiun menunjukkan adanya perbedaan tingkat efisiensi

pemanfaatan hara untuk pertumbuhan zooplankton, disebabkan zooplankton

memanfaatkan hara secara tidak langsung melalui fitoplankton yang

dikonsumsinya.

Perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kandungan nitrat dan fosfat

pada sedimen terhadap kelimpahan makrozoobenthos memiliki hubungan yang

sangat kuat dan memberikan pengaruh sebesar 76% dengan nilai signifikansi

sebesar 0,236 pada perairan Sei Payung. Sedangkan korelasi kandungan nitrat dan

fosfat pada sedimen terhadap kelimpahan makrozoobenthos di perairan Sei

Terusan yang memiliki hubungan sedang dan mempengaruhi sebesar 26%

kelimpahan makrozoobenthos dengan nilai signifikansi sebesar 0,742. Sementara

itu terjadinya variasi tingkat keterkaitan (R2) antar stasiun menunjukkan adanya

perbedaan tingkat efisiensi pemanfaatan hara untuk pertumbuhan

makrozoobenthos, hal ini diduga rata-rata kandungan hara sedimen pada Sei

Terusan dibanding rata-rata kandungan hara sedimen pada Sei Payung lebih tinggi

sedangkan kelimpahan makrozoobenthos Sei Terusan lebih sedikit daripada

kelimpahan makrozoobenthos pada Sei Payung. Adanya nilai signifikansi pada

dua stasiun yang lebih besar dari 𝛼 (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada nilai signifikan antara makrozoobenthos dengan kandungan nitrat-fosfat (Ho

diterima.

Page 62: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah ditemukan bahwa kandungan nitrat dan

fosfat pada perairan Sei Payung diketahui bahwa nitrat dan fosfat melebihi baku

mutu kesesuaian hidup biota laut, namun plankton dan makrozoobenthos masih

dapat beradaptasi pada perairan.

Kelimpahan fitoplankton pada Sei Payung berada pada kategori sedang dan Sei

Terusan kategori sedang. Kelimpahan zooplankton pada Sei Payung dan Sei

Terusan berada pada kategori tinggi. Indeks keanekaragaman plankton dan

makrozoobenthos berada pada kategori sedang, kecuali keanekaragaman

fitoplankton pada Sei Terusan yang tinggi. Indeks keseragaman dan dominansi

biota pada Sei Payung dan Sei Terusan secara bersama-sama dalam kategori

seragam dan tidak ada yang mendominansi.

Kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan biota menunjukkan tidak

terjadi perbedaan secara nyata antar stasiun, diperoleh Fhitung lebih kecil dari Ftabel

yang berarti terima Ho. Sedangkan hipotesis yang menguji hubungan antara

kandungan nitrat dan fosfat pada kelimpahan biota menunjukkan adanya

hubungan, namun tidak secara signifikan yang diperoleh nilai p-value (sig-F) > 𝛼

(0,05) yang berarti Ho diterima.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat pencemaran di

perairan Sei Payung Tanjung Unggat dan Sei Terusan Tanjung Lanjut dengan

jumlah parameter yang lebih banyak (penambahan variabel) dan pengambilan

sampel dilakukan berdasarkan tiap bulan. Selain itu, dalam pengamatan

fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos pada penelitian selanjutnya,

hendaknya memperhitungkan pengaruh kadar nitrat dan fosfat yang berasal dari

limbah anthoropogenik dan secara alami dan parameter perairan.

Page 63: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Y., Muskananfola, M.R., Purnomo, P.W., 2014, Sebaran Struktur

Sedimen, Bahan Organik, Nitrat dan Fosfat di Perairan Dasar Muara

Morodemak, Diponegoro Journal of Management of Aquatic Resources, 3(4):

208 – 215.

Arifin, R, 2009, Distribusi Spasial dan Temporal Biomassa Fitoplankton

(Klorofil-a) dan Keterkaitannya dengan Kesubran Perairan Estuari Sungai

Brantas, Jawa Timur, [Skripsi], Institut Pertanian Bogor.

Basmi, J., 1995, Planktonologi : Produksi Primer, Institut Pertanian Bogor, 35

hlm.

Connell, D.W., Miller, G.J., 2006, Chemistry and Ecotoxicology of Pollution -

Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, University Indonesia Press, 520 hlm.

Dahuri, R., Rais, Y., Putra, S.G., Sitepu, M.J., 2001, Pengelolaan Sumberdaya

Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu, PT. Pradnya Paramita.

Darmawan, H., Masduqi, A., 2014, Indeks Pencemaran Air Laut Pantai Utara

Tuban dengan Parameter TSS dan Kimia Non-Logam, Teknik Pomits, 3(1): 16

– 20.

Dewiyanti, G.A.D., Irawan, B., Moehammadi, N., 2014, Kepadatan dan

Keanekaragaman Plankton di Perairan Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo

Provinsi Jawa Timur Daerah Hulu, Daerah Tengah dan Daerah Hilir Bulan

Maret 2014, Universitas Airlangga.

Efiyandi, 2015, Struktur Komunitas Zooplankton pada Malam Hari di Perairan

Teluk Riau Kelurahan Senggarang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan

Riau, [Skripsi], Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Febrianty, E., 2011, Produktivitas Alga (Hydrodictyon) pada Sistem Perairan

Tertutup (Closed System), [Skripsi], Institut Pertanian Bogor.

Green, S., B., Salkind, N., J., 2010, Using SPSS for Windows and Macintosh:

Analyzing and Understanding Data, 5th

ed, Upper Saddle River, NJ: Pearson

Education, Inc, 480 pages.

Gruner, D., S., Bracken, M., E., S., Berger, S., A., Klemens, B., E., Gamfeldt, L.,

Matthiessen, B., Moorthi, S., Sommer., U., Hillebrand, H, 2017, Effects of

Experimental Warming on Biodiversity Depend on Ecosystem Type and Local

Species Composition, Oikos, 126: 8 – 17.

Hasnawati, 2014, Bahan Ajar Pengelolaan Kualitas Air, Sekolah Usaha Perikanan

Menengah Pontianak.

Page 64: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

50

Hiddink, J., G., Hofstede, R., 2008, Climate Induced Increases in Species

Richness of Marine Fishes, Global Change Biology, 14: 453–460.

Indriaty, 2007, Metabolisme Nitrogen, [Makalah], Universitas Negeri Malang.

Irawati, E., E.M., Adiwilaga, N., T., M., Pratiwi, 2013, Hubungan Produktivitas

Primer Fitoplankton dengan Ketersediaan Unsur Hara dan Intensitas Cahaya di

Perairan Teluk Kendari Sulawesi Tenggara, Biologi Tropis, 13(2): 195 – 206.

Irmawan, R., N., Zulkifi, H., Hendri, M., 2010, Struktur Komunitas

Makrozoobenthos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatera Selatan,

Maspari Journal, 1(01): 53-58.

Iswanto, C.Y., Hutabarat, S., dan Purnomo, P.W., 2015, Analisis Kesuburan

Perairan Berdasarkan Keanekaragaman Plankton, Nitrat dan Fosfat di Sungai

Jali dan Sungai Lereng Desa Keburuhan, Purworejo. Diponegoro Management

of Aquatic Resource, 4(3): 84 – 90.

Khalil, M., Ezraneti, R., Jannatiah, Hajar, S., 2016, Penggunaan Keong Bakau

Telescopium sp (Gastropoda: Potamididae) dan Siput Bakau Ceritihidea sp.

(Gastropoda: Potamididae) Sebagai Biofilter terhadap Limbah Budidaya Ikan

Bandeng (Chanos chanos), Omni-Akuatika, 12(3): 88 – 97.

KepMen. LH., 2004, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51

tahun 2004 Tentang Baku Mutu Hidup untuk Biota Laut.

Krisnadwi, 2013, Siklus Fosfat di Laut, [internet], [diacu 2017 Agustus 10],

Tersedia dari: https://bisakimia.com/2013/07/22/mengenal-siklus-fosfor/.

Lind, O.T., 1979, Handbook of Common Method in Limnology, The C.V. Mosby

Company.

Lumingas, L.J.L., Moningkey, R.D., Kambey, A.D, 2011, Efek Stres

Antrhopogenik Terhadap Struktur Komunitas Makrozoobentik Substrat Lunak

Perairan Laut Dangkal di Teluk Buyat, Teluk Totok dan Selat Likupang

(Semenanjung Minahasa, Sulawesi Utara), Matematika dan Sains., 16(2): 95-

105.

Majidek, A., 2016, Pengamatan Kelimpahan Plankton di Perairan BPBL Batam,

[Laporan Magang], Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Meittinen, J.K., 1977, Inorganic Trace Element as Water Pollutant to Healt and

Aquatic Biota, Academy Press, Teknik POMITS, 3(1) : 2337-3539.

Michael, 1994, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium,

Universitas Indonesia Press, 195 hlm.

Page 65: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

51

Mulyanto, 1992, Lingkungan Hidup Untuk Ikan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta, 94 hlm.

Mustofa, A., 2015, Kandungan Nitrat dan Pospat sebagai Faktor Tingkat

Kesuburan Perairan Pantai, Disprotek, 6(1): 13 – 19.

Nybakken, J.W., 1992, Biologi laut, Suatu Pendekatan Ekologis, PT. Gramedia

Pustaka Utama, 496 hlm.

Nybakken, J.W., 1998, Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologi, Penerjemah: M.

Eidman, Koesobiono, D.G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukarjo, PT. Gramedia,

459 hlm.

Odum, E.P., 1971, Fundamentals of Ecology, 3rd

Ed., W.B. Saunders Company,

125 pages.

Raymont, J.E.E., 1983, Plankton and Productivity in the Ocean, 2nd

Ed.,

Pergamon Press, 40 pages.

Raza’i, T.S., 2017a, Analisis Kesesuaian Ekologi untuk Kegiatan Budidaya

Perairan di Pulau Abang Kota Batam, Intek Akuakultur, 1(1): 87 – 96.

Raza’i, T.S., 2017b, Identifikasi dan Kelimpahan Zooplankton sebagai Sumber

Pakan Alami Ikan Budidaya di Perairan Kampung Gisi Desa Tembeling

Kabupaten Bintan, Intek Akuakultur, 1(1): 27 – 36.

Rosset, V.A., Lehmann, Oertli, B., 2010, Warmer and Richer? Predicting the

Impact of Climate Warming on Species Richness in Small Temperate

Waterbodies, Global Change Biology, 16: 2376–2387.

Setiapermana, D., 2006, Siklus Nitrogen di Laut. Oseana, 31(2): 19-31.

Soegianto, A., 1994, Ekologi Kuantitatif, Usaha Nasional, 190 hlm.

Steeman-Nielsen, E, 1971, Marine Photosinthesis with Emphasis on the

Ecological Aspect, Elseiver Oceanography Series 13, Elseiver Science

Publisher Coorperation.

Suprapto, D., Purnomo, P.W., Sulardiono, B., 2014, Analisis Kesuburan Perairan

Berdasarkan Hubungan Fisika Kimia Sedimen Dasar dengan NO3-N dan PO4-P

di Muara Sungai Tuntang Demak, Saintek Perikanan, 10(1): 56 – 61.

Susana, T., 2009, Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut sebagai Indikator

Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane, Teknologi Lingkungan,

16(3): 33 – 39.

Tampoebolon, A.D., Sibuea, M., Mutia., Filipus, R.A., 2014, Siklus Fosfor,

[Makalah], Universitas Sriwijaya.

Page 66: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

52

Triyati, E., 1985, Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta

Aplikasinya dalam Oseanologi, Oseana, 10(1): 39 – 47.

Utami, M., 2014, Struktur Komunitas Biota Makrozoobenthos Infauna

Berdasarkan Bentuk Mulut Liang di Kawasan Perairan Teluk Dalam Desa

Malang Rapat Kecamatan Gunung Kijang, [Skripsi], Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Veanti, O., 2011, Daur/Siklus Nitrogen, [internet], [diacu 2017 Agustus 10],

Tersedia dari: kamuspengetahuan.blogspot.co.id/2011/08/daur-siklus-

nitrogen.html?m=1.

Venkatesh, V., Brown, S., Bala, H., 2013, Bridging the qualitative-quantitative

divide: Guidelines for conducting mixed methods research in information

systems, MIS Quarterly, 37: 21-54.

Vuorinen, I., Hänninen, J., Rajasilta, M., Laine, P., Eklund, J., Montensino-

Pouzols, F., Corona, F., Junker, K., Meier, H., E., M., Dippner, J., W., 2015,

Scenario Simulations of Future Salinity and Ecological Consequences in The

Baltic Sea and Adjacent North Sea Areas–Implications for Environmental

Monitoring, Ecological Indicators, 50: 196 – 205.

Wahyudi, R., 2015, Korelasi Parameter Fisika Kimia Air terhadap Kepadatan

Fitoplankton di Perairan Kampung Batu Licin, Bintan, [Skripsi], Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Widyastuti, E., Sukanto, Setyaningrum, N., 2015, Pengaruh Limbah Organik

terhadap Status Tropik, Rasio N/P serta Kelimpahan Fitoplankton di Waduk

Panglima Besar Soedirman Kabupaten Banjarnegara, Biosfera, 32(1): 35 – 41.

Page 67: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

LAMPIRAN

Page 68: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

54

Lampiran 1. Peta dan titik koordinat sampling

No Stasiun Titik Sampel Koordinat

N E

1

I

1 0°55′53.49" 104°28′05.15"

2 2 0°55′42.62" 104°28′06.24"

3 3 0°55′35.06" 104°28′07.05"

4 4 0°55′27.08" 104°28′05.65"

5 5 0°55′27.14" 104°28′12.49"

6

II

1 0°56′34.56" 104°28′24.33"

7 2 0°56′42.43" 104°28′25.57"

8 3 0°56′52.16" 104°28′47.12"

9 4 0°56′04.23" 104°28′59.41"

10 5 0°57′17.63" 104°28′47.27"

Stasiun I. Sei Payung Tanjung Unggat

Stasiun II. Sei Terusan Tanjung Lanjut

Page 69: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

55

Lampiran 2. Kerangka Konsep

Tinggi Rendah

Aktifitas di Perairan Sei

Payung Aktifitas di Perairan

Sei Terusan

Kawasan dampak

anthropogenik

Indikasikan

perairan laut

Baik Kurang baik

Analisis parameter

Kimia perairan Biologi perairan

Nitrat dan Fosfat Struktur Komunitas:

Plankton dan

Makrozoobenthos

Sumber nitrat dan

fosfat

Pemukiman, dermaga kapal,

bongkar muat kapal, jalur

transportasi, gudang minyak

Ekosistem mangrove dan

penangkapan ikan

Survei Hipotesis

Page 70: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

56

Lampiran 3. Data Kelimpahan Fitoplankton

Sei Payung ; Tanjung Unggat

No JENIS STASIUN

ST 1 A ST 2 A ST 3 A ST 4 A ST 5 A

1 Bacteriastrum elongatum 1 1 0 0 0

2 Biddulphia Aurita 1 0 0 0 0

3 Cerataulina Bergonii 1 3 0 0 5

4 Chaetoceros decipiens 14 13 16 16 7

5 Cocconeis costata 2 0 0 0 0

6 Corethron hystrix 0 0 0 0 0

7 Coscinodiscus Rothu 0 0 0 0 0

8 Fragilaria Crotonensis 0 9 0 0 0

9 Gonatozygon kinahani 1 0 1 0 0

10 Hyalotheca dissiliens 0 0 0 0 0

11 Karenia Brefish 0 0 0 0 0

12 Melosira 0 1 0 0 0

13 Pachycladon umbrinus 0 2 0 0 2

14 Rhizosolenia 0 1 0 0 0

15 Stephanodiscus Niagarae 0 1 0 0 0

16 Synedra 30 16 0 0 0

17 Tabellaria 0 0 0 0 0

18 Uroglena 0 0 0 0 0

N 50 47 17 16 14

a/b 25 25 25 25 25

c/d 300 300 300 300 300

1/e 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Kel. tiap stasiun 3750 3525 1275 1200 1050

Jumlah kelimpahan 10800

Sei Terusan ; Tanjung Lanjut

No JENIS STASIUN

ST 1 A ST 2 A ST 3 A ST 4 A ST 5 A

1 Bacteriastrum elongatum 2 1 4 1 0

2 Biddulphia Aurita 0 0 1 1 0

3 Cerataulina Bergonii 1 5 0 0 2

4 Chaetoceros decipiens 1 2 0 2 0

5 Cocconeis costata 0 0 0 0 0

6 Corethron hystrix 6 0 0 1 2

7 Coscinodiscus Rothu 0 1 0 0 0

8 Fragilaria Crotonensis 0 1 0 0 0

9 Gonatozygon kinahani 0 0 0 0 0

10 Hyalotheca dissiliens 0 0 0 2 0

11 Karenia Brefish 0 3 2 0 0

12 Melosira 0 0 0 0 0

13 Pachycladon umbrinus 1 0 1 1 0

14 Rhizosolenia 0 0 1 0 5

15 Stephanodiscus Niagarae 1 0 0 0 0

16 Synedra 0 2 3 7 2

17 Tabellaria 1 0 2 0 0

18 Uroglena 0 2 2 0 7

N 13 17 16 15 18

a/b 25 25 25 25 25

c/d 300 300 300 300 300

1/e 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Kel. tiap stasiun 975 1275 1200 1125 1350

Jumlah kelimpahan fitoplankton 5925

Page 71: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

57

Lampiran 4. Data Kelimpahan Zooplankton

Sei Payung ; Tanjung Unggat

Jenis ST1 A ST2 A ST3 A ST4 A ST5 A

Cestum amphithrites 0 0 0 0 2

Acartia tranteri 2 2 1 0 0

Creseis conica 1 0 0 0 0

Parafavella pasifica 1 0 0 0 0

Tintinnidium muscicola 2 0 0 0 0

Acartia clausi 0 1 0 0 0

Porodon teres 0 0 0 1 0

Tigriopus japonicus 0 0 0 0 1

Tintinnopsis radix 0 0 1 0 0

N 6 3 2 1 3

a/b 25 25 25 25 25

c/d 300 300 300 300 300

1/e 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Kelimpahan tiap stasiun 450 225 150 75 225

Jumlah kelimpahan zooplankton 900

Sei Terusan ; Tanjung Lanjut

JENIS ST1 B ST2 B ST3 B ST4 B ST5 B

Creseis conica 0 1 2 1 0

Acartia clausi 1 0 0 0 0

Tinntinnopsis radix 0 0 1 0 0

Leprottintinnus simplex 0 0 3 0 0

Leprottintinnus bottnicus 0 0 2 0 0

N 1 1 8 1 0

a/b 25 25 25 25 25

c/d 300 300 300 300 300

1/e 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Kelimpahan tiap stasiun 75 75 600 75 0

Jumlah kelimpahan 825

Page 72: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

58

Lampiran 5. Data Kelimpahan Makrozoobenthos

Sei Payung ; Tanjung Unggat

Jenis Stasiun Uji

Jumlah Luas Penampang Eikman Grab

(cm2)

Kelimpahan

(ind/m2) ST1 A ST2 A ST13 A ST4 A ST5 A

Scylla sp 0 0 0 0 1 1 240,25 41,62

Cerithium obtusa 0 0 2 1 0 3 240,25 124,87

Terebralia sulcata 0 0 1 0 0 1 240,25 41,62

Pyrene sp 0 0 0 1 0 1 240,25 41,62

Jumlah 0 0 3 2 1 6 961 249,74

KEL. TIAP ST. 0 0 124,8699 83,24662 41,62331

Sei Terusan ; Tanjung Lanjut

Jenis Stasiun Uji

Jumlah Luas Penampang Eikman Grab

(cm2)

Kelimpahan

(ind/m2) ST1 B ST2 B ST13 B ST4 B ST5 B

Scylla sp 0 0 0 0 0 0 240,25 0,00

Cerithidae obtusa 1 0 0 0 0 1 240,25 41,62

Terebralia sulcata 0 1 0 0 0 1 240,25 41,62

Pyrene sp 0 0 2 0 0 2 240,25 83,25

Jumlah 1 1 2 0 0 4 961 166,49

KEL. TIAP ST. 41,6233 41,6233 83,2466 0 0

Page 73: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

59

Lampiran 6. Data Uji ANOVA Fitoplankton antar Stasiun

Anova:

Single Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 10800 2160 1832062,5

ST2 5 5925 1185 20812,5

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 2376562,5 1 2376562,5 2,565270188 0,14790153 5,317655072

Within

Groups 7411500 8 926437,5

Total 9788062,5 9

Fhit<Ftab = Ho diterima

Lampiran 7. Data Uji ANOVA Zooplankton antar Stasiun

Anova:

Single Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 825 165 60187,5

ST2 5 925 185 27687,5

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 1000 1 1000 0,022759602 0,883818545 5,317655072

Within

Groups 351500 8 43937,5

Total 352500 9

Fhit < Ftab = Ho diterima

Page 74: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

60

Lampiran 8. Data Uji ANOVA Makrozoobenthos antar Stasiun

Anova:

Single

Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 249,74 49,948 2945,32257

ST2 5 166,49 33,298 1212,80682

ANOVA

Source of

Variation SS Df MS F P-value F crit

Between

Groups 693,05625 1 693,05625 0,333350016 0,579574701 5,317655

Within

Groups 16632,51756 8 2079,064695

Total 17325,57381 9

Fhit < Ftab = Ho diterima

Lampiran 9. Data Uji ANOVA Nitrat Air antar Stasiun

Anova:

Single

Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 4,9 0,98 0,042

ST2 5 3,7 0,74 0,033

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 0,144 1 0,144 3,84 0,085712125 5,317655072

Within

Groups 0,3 8 0,0375

Total 0,444 9

Fhit< Ftab = Ho diterima

Page 75: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

61

Lampiran 10. Data uji ANOVA Nitrat Sedimen antar Stasiun

Anova:

Single

Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 28,1 5,62 9,682

ST2 5 44,1 8,82 39,062

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 25,6 1 25,6 1,050385688 0,335406928 5,317655072

Within

Groups 194,976 8 24,372

Total 220,576 9

Fhit < Ftab = Ho diterima

Lampiran 11. Data Uji ANOVA Fosfat Air antar Stasiun

Anova:

Single

Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 1,096 0,2192 0,0400797

ST2 5 0,532 0,1064 0,0057203

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 0,0318096 1 0,0318096 1,389065502 0,272427519 5,317655072

Within

Groups 0,1832 8 0,0229

Total 0,2150096 9

Fhit < Ftab = Ho diterima

Page 76: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

62

Lampiran 12. Data Uji ANOVA Fosfat Sedimen antar Stasiun

Anova:

Single

Factor

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

ST1 5 32,21 6,442 9,0852255

ST2 5 34,23 6,846 39,7996515

ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 0,40804 1 0,40804 0,016693915 0,900384864 5,317655072

Within

Groups 195,539508 8 24,4424385

Total 195,947548 9

Fhit < Ftab = Ho diterima

Lampiran 13. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Fitoplankton Tertinggi

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

a. Chaetoceros decipiens

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 1050 1 0,153

2 975 0,8 0,138

3 1200 0,8 0,107

4 1200 1 0,122

5 525 1,3 0,576

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,966895423

R Square 0,934886759

Adjusted R Square 0,869773519

Standard Error 100,1777331

Observations 5

b. Cerataulina bergonii

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 75 1 0,153

2 225 0,8 0,138

3 0 0,8 0,107

4 0 1 0,122

5 375 1,3 0,576

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,906737808

R Square 0,822173453

Adjusted R Square 0,644346906

Standard Error 96,96689475

Page 77: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

63

Observations 5

c. Pachyladon umbrinus

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 75 1 0,153

2 225 0,8 0,138

3 0 0,8 0,107

4 0 1 0,122

5 375 1,3 0,576

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,825263481

R Square 0,681059814

Adjusted R Square 0,362119628

Standard Error 65,61777589

Observations 5

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

a. Tabellaria sp.

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 75 0,9 0,098

2 0 0,9 0,076

3 150 0,8 0,236

4 0 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,940214661

R Square 0,884003609

Adjusted R Square 0,768007218

Standard Error 32,31048618

Observations 5

b. Bacteriastrum elongatum

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 150 0,9 0,098

2 75 0,9 0,076

3 300 0,8 0,236

4 75 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,921453044

R Square 0,849075711

Adjusted R Square 0,698151423

Standard Error 62,49132714

Observations 5

Page 78: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

64

a. Chaetoceros decipiens

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 75 0,9 0,098

2 150 0,9 0,076

3 0 0,8 0,236

4 150 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,841074192

R Square 0,707405796

Adjusted R Square 0,414811592

Standard Error 57,37320626

Observations 5

Lampiran 14. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Zooplankton Tertinggi

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

a. Tigriopus japonicus

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 1 0,153

2 0 0,8 0,138

3 0 0,8 0,107

4 0 1 0,122

5 75 1,3 0,576

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,996622

R Square 0,993255

Adjusted R Square 0,98651

Standard Error 3,895601

Observations 5

b. Porodon teres

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 1 0,153

2 0 0,8 0,138

3 0 0,8 0,107

4 75 1 0,122

5 0 1,3 0,576

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,697461

R Square 0,486452

Adjusted R Square -0,0271

Standard Error 33,99241

Observations 5

Page 79: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

65

c. Acartia clausi

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 1 0,153

2 75 0,8 0,138

3 0 0,8 0,107

4 0 1 0,122

5 0 1,3 0,576

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,669284

R Square 0,447941

Adjusted R Square -0,10412

Standard Error 35,24389

Observations 5

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

a. Tintinnopsis radix

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 0,9 0,098

2 0 0,9 0,076

3 75 0,8 0,236

4 0 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,96422

R Square 0,92972

Adjusted R Square 0,85944

Standard Error 12,57498

Observations 5

b. Leprottintinnus simplex

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 0,9 0,098

2 0 0,9 0,076

3 225 0,8 0,236

4 0 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,96422

R Square 0,92972

Adjusted R Square 0,85944

Standard Error 12,57498

Page 80: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

66

Observations 5

c. Leprottintinnus bottnicus

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 0,9 0,098

2 0 0,9 0,076

3 150 0,8 0,236

4 0 0,6 0,039

5 0 0,5 0,083

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,96422

R Square 0,92972

Adjusted R Square 0,85944

Standard Error 12,57498

Observations 5

Lampiran 15. Data Uji Regresi Linear 3 Jenis Makrozoobenthos Tertinggi

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

a. Pyrene sp.

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 5,8 5,035

2 0 2,9 4,256

3 0 10,8 7,558

4 41,62330905 5 11,236

5 0 3,8 4,127

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,997014

R Square 0,994037

Adjusted R Square 0,988073

Standard Error 2,03902

Observations 5

b. Cerithium obtusa

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 5,8 5,035

2 0 2,9 4,256

3 83,24661811 10,8 7,558

4 41,62330905 5 11,236

5 0 3,8 4,127

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,950159

R Square 0,902802

Adjusted R Square 0,805604

Standard Error 16,41442

Observations 5

Page 81: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

67

c. Terebralia sulcata

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 5,8 5,035

2 0 2,9 4,256

3 41,62330905 10,8 7,558

4 0 5 11,236

5 0 3,8 4,127

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,940473

R Square 0,884489

Adjusted R Square 0,768979

Standard Error 8,946998

Observations 5

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

a. T. sulcata

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 3,3 3,618

2 41,62330905 4 17,173

3 0 10,2 8,034

4 0 18,8 4,489

5 0 7,8 0,916

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,929208

R Square 0,863427

Adjusted R Square 0,726854

Standard Error 9,728574

Observations 5

b. C. obtusa

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 41,62330905 3,3 3,618

2 0 4 17,173

3 0 10,2 8,034

4 0 18,8 4,489

5 0 7,8 0,916

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,672863

R Square 0,452745

Adjusted R Square -0,09451

Standard Error 19,47429

Observations 5

Page 82: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

68

a. Pyrene sp.

Titik Kelimpahan Nitrat Fosfat

1 0 3,3 3,618

2 0 4 17,173

3 83,24661811 10,2 8,034

4 0 18,8 4,489

5 0 7,8 0,916

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,194033

R Square 0,037649

Adjusted R Square -0,9247

Standard Error 51,64917

Observations 5

Page 83: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

69

Lampiran 16. Data Uji Korelasi Antara Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

Fito

Zoo

B.

elongatu

m

Biddulphi

a aurita

C.

bergon

ii

Chaetocer

os

decipiens

Cocconei

s costata

F.

crotonens

is

G.

kinaha

ni

Melosir

a sp.

P.

umbrinu

s

Rhizosoleni

a sp.

S.

niagara

e

Synedr

a sp.

C.

conica 0,612372 1 -0,2063

0,1208244

2 1 -0,25 0,61237 -0,25 -0,40824 -0,25 -0,25

0,8590

6

A. clausi 0,612372 -0,25 0,3094

3 -0,0302061 -0,25 1 -0,4082 1

0,61237

2 1 1

0,2808

5

P. teres -

0,408248 -0,25 -0,4641

0,4228854

7 -0,25 -0,25 -0,4082 -0,25 -0,40824 -0,25 -0,25 -0,3799

T.

japonicu

s

-

0,408248 -0,25

0,8251

4 -0,9363893 -0,25 -0,25 -0,4082 -0,25

0,61237

2 -0,25 -0,25 -0,3799

T.

bottnicu

s

-

0,408248 -0,25 -0,4641

0,4228854

7 -0,25 -0,25 0,61237 -0,25 -0,40824 -0,25 -0,25 -0,3799

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

B.

elongatuBiddulph C. Chaetocer

os

Corethr

on Coscinodisc

F.

crotonens

H.

dissilieK.

P.

umbrinRhizosolen

S.

niagar

Page 84: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

70

Fito

Zoo

m ia aurita bergon

ii

decipiens hystrix us rothu is ns brefish us ia sp. ae

C.

conica

0,70929

9 0,763763

-

0,2017 0

-

0,74402

4

0,13363062

1

0,133630

6

0,13363

1

0,63386

6

0,32732

7

-

0,3859224

9

-

0,5345

2

A.

clausi

0,14744

2 -0,40825

-

0,1618 0

0,94292

8 -0,404112 -0,25 -0,25

-

0,39528

0,40824

8

-

0,3094263

7

1

T. radix 0,88465

2 0,612372

-

0,4313

-

0,5590170

-

0,40411

2

-0,25 -0,25 -0,25 0,39528 0,40824

8

-

0,0515710

6

-0,25

L.

simplex

0,88465

2 0,612372

-

0,4313

-

0,5590170

-

0,40411

2

-0,25 -0,25 -0,25 0,39528 0,40824

8

-

0,0515710

6

-0,25

L.

bottnic

us

0,88465

2 0,612372

-

0,4313

-

0,5590170

-

0,40411

2

-0,25 -0,25 -0,25 0,39528 0,40824

8

-

0,0515710

6

-0,25

Page 85: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

71

Lanjutan Korelasi Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton pada Sei Terusan, Tanjung Lanjut.

Fitoplankton

Zooplankton Synedra sp. Tabellaria sp. Uroglena sp.

C. conica 0,438669 0,534522 -0,29217

A. clausi -0,60471 0,25 -0,42948

T. radix 0,043193 0,875 -0,03904

L. simplex 0,043193 0,875 -0,03904

L. bottnicus 0,043193 0,875 -0,03904

Page 86: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

72

Lampiran 17. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara Kelimpahan Fitoplankton

dan Nitrat-Fosfat Air

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,398165742

R Square 0,158535958

Adjusted R Square -0,682928084

Standard Error 1755,912706

Observations 5

ANOV

A

df SS MS F

Significa

nce F

Regres

sion 2

1161791

,134

58089

5,6

0,188

405

0,84146

4042

Residu

al 2

6166458

,866

30832

29

Total 4 7328250

Coefficie

nts

Standard

Error t Stat

P-

value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Interce

pt

3780,54

3809

7376,35

9986

0,512

522

0,659

278

-

27957,3

7162

35518,4

5924

-

27957,3

7162

35518,4

5924

x1

nitrat

air

-

1340,90

2471

9312,93

7221

-

0,143

98

0,898

712

-

41411,2

3723

38729,4

3229

-

41411,2

3723

38729,4

3229

x2

fosfat

air

-

1398,08

1148

9533,42

7968

-

0,146

65

0,896

856

-

42417,1

1102

39620,9

4872

-

42417,1

1102

39620,9

4872

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,504487318

R Square 0,254507454

Adjusted R Square -0,490985091

Standard Error 176,1565418

Observations 5

Page 87: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

73

ANOV

A

df SS MS F

Signific

ance F

Regres

sion 2

21187,7

4557

10593

,87

0,34139

5086

0,74549

254

Residu

al 2

62062,2

544

31031

,13

Total 4 83250

Coefficie

nts

Standard

Error t Stat P-value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Interce

pt

1457,79

9514

367,694

914

3,964

699

0,05812

6462

-

124,2640

149 3039,86

3043

-

124,264

0149 3039,86

3043

x1

nitrat

air

-

419,743

4563

508,672

995

-

0,825

178

0,49603

0755

-

2608,386

709 1768,89

9796

-

2608,38

6709 1768,89

9796

x2

fosfat

air

355,363

1909

1221,76

097

0,290

861

0,79854

6515

-

4901,450

008 5612,17

639

-

4901,45

0008

5612,17

639

Lampiran 18. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara Kelimpahan Zooplankton

dan Nitrat-Fosfat Air

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

SUMMARY

OUTPUT

Regression

Statistics

Multiple

R

0,61892

6766

R

Square

0,38307

0341

Adjuste

d R

Square

-

0,23385

9317

Standar

d Error

272,512

2156

Observa

tions 5

ANOVA

df SS MS F

Signific

ance F

Regressi

on 2

92224,1

8472

46112

,09

0,62093

0338

0,61692

9659

Residual 2

148525,

8153

74262

,91

Total 4 240750

Coeffici

ents

Standar

d Error t Stat P-value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Intercep

t

1174,59

7666

1144,78

8232

1,026

039

0,41275

6943

-

3751,02

8546

6100,22

3877

-

3751,02

8546

6100,22

3877

x1 nitrat - 1445,33 - 0,51190 - 5075,71 - 5075,71

Page 88: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

74

1143,07

7674

9023 0,790

87

785 7361,86

9566

4219 7361,86

9566

4219

x2 fosfat

504,646

2335

1479,55

8504

0,341

079

0,76554

327

-

5861,38

0204

6870,67

2671

-

5861,38

0204

6870,67

2671

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

SUMMARY

OUTPUT

Regression

Statistics

Multiple

R

0,17459

1604

R

Square

0,03048

2228

Adjuste

d R

Square

-

0,93903

5544

Standar

d Error

231,704

6539

Observa

tions 5

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regressi

on 2

3375,90

6766

1687,

953

0,03144

0608

0,96951

7772

Residual 2

107374,

0932

53687

,05

Total 4 110750

Coeffici

ents

Standar

d Error t Stat P-value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Intercep

t

68,8039

2946

483,641

5503

0,142

262

0,89991

0548

-

2012,13

7707

2149,74

5566

-

2012,13

7707

2149,74

5566

x1 nitrat

143,196

6252

669,074

7851

0,214

022

0,85036

7489

-

2735,59

9826

3021,99

3076

-

2735,59

9826

3021,99

3076

x2 fosfat

96,1519

5398

1607,02

351

0,059

832

0,95772

9971

-

6818,31

2138

7010,61

6046

-

6818,31

2138

7010,61

6046

Lampiran 19. Data Uji Regresi Linier Berganda Antara Kelimpahan

Makrozoobenthos dan Nitrat-Fosfat Sedimen

A. Sei Payung, Tanjung Unggat

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple

R

0,87409

457

R

Square

0,76404

1318

Page 89: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

75

Adjusted

R

Square

0,52808

2635

Standard

Error

37,2820

1799

Observat

ions 5

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regressi

on 2

9001,39

2549

4500,

696

3,238

03

0,23595

8682

Residual 2

2779,89

7731

1389,

949

Total 4

11781,2

9028

Coefficie

nts

Standar

d Error t Stat

P-

value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Intercept

-

62,3470

2849

48,0332

2743 -1,298

0,323

813

-

269,017

3256

144,323

2686

-

269,017

3256

144,323

2686

x nitrat

10,3378

4159

6,39784

1431

1,615

833

0,247

506

-

17,1898

4831

37,8655

3149

-

17,1898

4831

37,8655

3149

x2 fosfat

8,41297

0933

6,60462

487

1,273

8

0,330

743

-

20,0044

3629

36,8303

7816

-

20,0044

3629

36,8303

7816

B. Sei Terusan, Tanjung Lanjut

SUMMARY

OUTPUT

Regression Statistics

Multiple

R

0,50773

1592

R

Square

0,25779

1369

Adjusted

R

Square

-

0,48441

7261

Standard

Error

42,4300

7634

Observat

ions 5

ANOVA

df SS MS F Significance F

Regressi

on 2

1250,60

4523

625,3

023

0,347

33

0,74220

8631

Residual 2

3600,62

2757

1800,

311

Total 4

4851,22

728

Coefficie

nts

Standar

d Error t Stat

P-

value

Lower

95%

Upper

95%

Lower

95,0%

Upper

95,0%

Page 90: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

76

Intercept

31,4431

8074

48,8935

7263

0,643

094

0,586

053

-

178,928

883

241,815

2445

-

178,928

883

241,815

2445

Nitrat

-

1,38883

3656

3,56190

1954

-

0,389

91

0,734

207

-

16,7144

6082

13,9367

9351

-

16,7144

6082

13,9367

9351

Fosfat

2,06022

9638

3,52873

9217

0,583

843

0,618

401

-

13,1227

0979

17,2431

6906

-

13,1227

0979

17,2431

6906

Lampiran 20. Dokumentasi

Sampel sedimen Persiapan Homogen

Sampel air Colorimeter Spektrofotometer

Sampel sedimen ekstrak Penuangan sampel Sampel plankton

Page 91: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

77

Lampiran 21. KepMen. LH. No. 51 tahun 2004

Page 92: KORELASI KELIMPAHAN PLANKTON DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · kelimpahan biota menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan,

78

Lanjutan