Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KORELASI PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH DENGAN
KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT SISWA KELAS VII
DI MTS TARQIYYATUL HIMMAH KAUMAN LOR
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Disusun Oleh :
AMRUL HUSAIN
NIM.111-14-227
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2019
ii
iii
KORELASI PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH DENGAN
KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT SISWA KELAS VII
DI MTS TARQIYYATUL HIMMAH KAUMAN LOR
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Disusun Oleh :
AMRUL HUSAIN
NIM.111-14-227
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan
munkar.” (QS. Al-Ankabut:45)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku bapak (H. Sukron Adi Purnomo) dan mamah (Hj. Asih Puji
Astuti) dana dikku (Bustanul Alwi Farhani) tercinta yang telah memberikan cinta
kasihnya, dukungan, perjuangan serta doa.
2. Eyang kakung (H. Suhro) dan eyang putri (Hj. Salbini) yang selalu memberikan
dukungan, doa, serta motivasi.
3. Keluarga besar H. Suhrod an H. Samsudin yang selalu menyayangi dan
mendoakanku.
4. Tunanganku Dwi Jayanti yang selalu memberikan semangat, dukungan, cinta, serta
doa.
5. Bapak Dr. Wahyudiana, M.M.Pd selaku pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd.
7. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2014
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.Sholawat serta
salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah
menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi yang berjudul “Korelasi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah
denganKemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman
Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019” ini, diajukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN)
Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang
telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya
penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. AgselakuKetua Program Pendidikan Agama Islam
(PAI)
4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M. Pd selaku dosen pebimbing akademik
x
5. Dr. Wahyudiana, M. M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama
kuliah hingga menyelesaikan skripsi
7. Ayah dan Ibu, H. Sukron Adi Purnomodan H. Asih Puji Astutiyang selalu dengan
sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk
penulis
8. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2014 yang telah menemani hari-hari saat kuliah
di IAIN Salatiga.
9. Eko Haryanto yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan
skripsi
10. MTs Tarqiyyatul Himmah
Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang akan
mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.ya rabbal ‘alamin.
Salatiga, 13 Maret 2019
Yang menyatakan
AMRUL HUSAIN
xi
ABSTRAK
AMRUL HUSAIN. 2019.Korelasi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah denganKemampuan
Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec.
Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata kunci: Fiqih Ibadah, Praktik Shalat
Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui bentuk Pemahaman Materi
Fiqih Ibadah Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab.
Semarang Tahun 2019. 2). Untuk mengetahui Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII
di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019. 3). Untuk
mengetahui hubungan antara Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan
Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab.
Semarang Tahun 2019.
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik dan guru Siswa Kelas VII di
MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019
sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan test tertulis, praktik, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman materi Fiqih Ibadah
siswa kelas VII MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang telah dipaparkan
dalam metode metode test dengan jumlah responden 28 siswa, sehingga hasil yang didapat
dari nilai rata-rata test adalah 73,21 dan kategori nilai baik, Kemampuan Praktik Shalat
siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang pada kelas VII bernilai
cukup baik karena rata-rata 74,29 yang diambil dari nilai responden sebanyak 28 siswa
dan pemahaman materi Fiqih Ibadah korelasi secara signifikan dengan Kemampuan
Praktik Shalat siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang, sehingga
hipotesis yang menyebutkan adanya korelasi antara variable X dan variable Y diterima
atau sesuai dengan hasil penelitian, yaitu rxy (hitung) dengan N 28adalah 0,861yang
diperoleh lebih tinggi dari r (tabel), sedangkan r (tabel) dengan N 28 diperoleh = 0,374%.
melihat hasil penyajian data di atas maka dapat dikatakan bahwa rxy (hitung) ternyata
lebih besar jika dibandingkan dengan rt (r tabel) baik pada tarafsignifikan 5%jika
digambarkan maka rt 0,361>0,862.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................... i
JUDUL ........................................................................................................ ii
LEMBAR BERLOGO ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi
MOTO DANPERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR................................................................................ x
ABSTRAKSI .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
D. Manfat Penelitian ........................................................................ 8
E. Definisi Operasional .................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ............................................................................ 12
1. Materi Fiqih .......................................................................... 12
xiii
2. Fiqih Ibadah .......................................................................... 15
3. Deskripsi Pemahaman Materi fiqih ...................................... 18
4. Tolok Ukur Dalam Mengetahui Pemahaman ....................... 22
5. Pengertian Shalat .................................................................. 23
6. Dasar Hukum Wajib Shalat ................................................. 24
7. Waktu Melaksanakan Shalat ................................................ 25
8. Syarat-syarat Shalat ............................................................. 26
9. Hal Yang Membatalkan Shalat ............................................ 28
10. Deaskripsi Kemampuan Praktik Shalat ................................ 29
11. Hikmah Shalat ..................................................................... 31
B. Kajian Pustaka ............................................................................. 32
C. Hipotesis ...................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 38
C. Populasi dan Sample .................................................................. 38
D. Variable Penelitian ..................................................................... 38
E. Jenis Data ................................................................................... 39
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 40
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 44
H. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 46
I. Analisis Data ............................................................................... 48
xiv
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi MTs Tarqiyyatul Himmah .......................................... 51
1. Sejarah Singkat ...................................................................... 51
2. Nama dan Alamat Madrasah ................................................. 51
3. Kepala Sekolah ...................................................................... 52
4. Perkembangan Jumlah Siswa ................................................ 53
B. Analisis Pendahuluan ................................................................. 53
C. Analisis Uji Hipotesis.................................................................. 61
D. Analisis Lanjut ........................................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 67
B. Saran
1. Bagi Siswa ............................................................................. 68
2. Bagi Mts Tarqiyyatul Himmah ............................................. 68
C. Penutup ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1. Instrumen Penelitian .................................................................. 45
Tabel. 3.2. Instrumen Kemampuan Praktik Shalat ` ................................ 47
Tabel. 4.1. Pergantian Kepala Sekolah ........................................................ 58
Tabel. 4.2. Perkembangan Peserta Didik ..................................................... 50
Tabel. 4.3. Hasil Test Tentang Pemahaman Materi Fiqih Ibadah ............... 60
Tabel. 4.4. Tabel Distribusi Frekuensi Pedagogik ....................................... 62
Tabel. 4.5. Nilai Rata-rata Hasil Test .......................................................... 63
Tabel. 4.6. Hasil Test Kemampuan Praktik Shalat ...................................... 64
Tabel. 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Praktik ........................ 65
Tabel. 4.8. Persiapan Untuk Menghitung Pengaruh Antara Hasil (X) Dengan
Hasil Test (Y) ............................................................................. 67
Tabel. 4.9. Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment ......................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata pendidikan sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
sekarang ini tetapi, Hakikat atau maknanya masih menimbulkan perdebatan.
Keragaman pemaknaan pendidikan tidak hanya terjadi dikalangan masyarakat umum
tetapi terjadi dikalangan para ahli pendidikan. masing-masing ahli memiliki definisi
pendidikan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Darmaningtyas (2004:1) misalnya mendefinisikan pendidikan sebagai usaha
sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Titik
tekan dari definisi ini terletak pada “usaha sadar dan sistematis”. Dengan demikian,
tidak semua usaha memberikan bekal pengetahuan kepada anak didik dapat disebut
pendidikan jika tidak memenuhi kriteria yang di lakukan secara sadar dan sistematis.
Seiring perkembangan di Era globalisasi sekarang manusia dalam kehidupan
sehari-hari syarat dengan berbagai kesibukan dan kebutuhan hidup semakin meningkat.
Hal ini mengakibatkan persaingan hidup semakin tajam yang pada gilirannya dapat
menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan. Namun yang perlu disadari bahwa
ketrampilan dalam penguasaan teknologi itu harus diimbangi dengan imtaq atau
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tanpa keimanan dan jiwa taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, pangkat, kedudukan dan kekayaan akan dapat
membahayakan, menyengsarakan dan mengganggu keamanan dan ketentraman
masyarakat (Daradjat, 2005:47).
2
Keimanan dan ketaqwaan tidak lepas dari ibadah shalat, karena ibadah
tersebut sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji dan
munkar, shalat meningkatkan disiplin hidup, shalat membuka hati pada kebenaran dan
masih banyak lagi manfaatnya bagi segi kejiwaan.Akan tetapi pada zaman sekarang
ini banyak orang yang mengaku Islam, tetapi melalaikan shalat dan meremehkannya.
Mereka tetap melakukan fahsya' (segala perbuatan yang jahat) dan munkar. Mereka
tak sadar bahwa siapa yang meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja, maka ia telah
ingkar (kafir) dengan nyata-nyata. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Ankabut:45).
Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah
perbuatan keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut:45) (Departemen Agama RI, 2004).
Dengan demikian shalat adalah azas yang fundamental yang menjadi ukuran
kualitas Islam dalam diri seseorang. Oleh karena itu shalat perlu dipelajari, diketahui
secara tepat dan dilaksanakan secara teratur, agar manfaatnya dapat dinikmati dan
dirasakan dengan sungguh-sungguh. Anak yang sejak kecil rajin mengerjakan shalat
sampai besar dalam keadaan bagaimanapun, mereka tidak akan lupa kepada Allah,
serta selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta melahirkan sikap
pribadi yang disiplin.
Dalam mengajarkan ibadah shalat terutama shalat wajib, salah satu pelajaran
di sekolah yang mengajarkan ibadah tersebut adalah pelajaran Fiqih materi Ibadah
Shalat. Pada tingkat Madrasah Tsanawiyah, pelajaran Fiqih telah memasukkan materi
bab ibadah shalat, baik tata cara pelaksanaan, bacaan-bacaan dalam shalat, dan jenis-
3
jenis shalat. Dengan arti lain bahwa pelajaran Fiqih merupakan pelajaran yang dapat
memberikan kontribusi untuk memberikan pondasi dasar anak dalam ibadah shalat.
Upaya untuk menanamkan pembiasaan ibadah shalat dengan baik tidak
terlepas pada pemahaman anak atas pemberian materi ataupun teori tentang ibadah
fiqih. Peran seorang guru dalam mentransformasi materi kepada siswanya perlu
memerlukan startegi yang tepat agar tercipta kenyamanan bagi anak. Diluar teori
seorang guru madrasah dituntut untuk memberikan bimbingan kepada siswa sejak dini
untuk tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap Allah
SWT dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu
di mulai dari orang tua dan pengasuh (guru) untuk mengajarkan teori disertai dengan
memberi contoh baik bacaan dan gerakannya (A.F. Jaelani, 2000:71).
Dengan penerapan pemberian materi dan demonstrasi tata cara ibadah shalat
yang baik, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan menanamkan sikap
cinta kepada Nabi dan Agama Nya. Siswa akan terlatih mentaati peraturan, ketaatan
dalam ketepatan waktu, dan tanggung jawab terhadap kewajiban dan tugasnya sebagai
siswa dan tentu sebagai muslim sejati.
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian, sentral utama dan pertama. Guru
memegang peranan utama dalam sistem pendidikan khususnya yang diselenggarakan
secara formal di sekolah. Guru merupakan komponen yang sangat berpengaruh
terhadap terciptanya proses dan hasil belajar yang berkualitas (E.Mulyasa, 2007:77).
Masalah mendidik adalah masalah setiap orang. karena setiap orang sejak
dahulu hingga sekarang berusaha mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain
4
yang diserahkan kepadanya untuk dididik Proses belajar dipengaruhi oleh banyak
sekali faktor-faktor. Perklidik harus mengatur faktor-faktor tersebut supaya
berpengaruh bagi belajarnya siswa (Suryabrata, 2008:233).
Keberhasilan dalam proses belajar tidak hanya ditentukan oleh guru. namun
ada faklor lain yang mempengaruhinya. secara global, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: (1) faktor
intermal atau faktor dan dalam siswa yakni kondisi keadaan Jasmani dan rohani siswa
(tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa. minat siswa dan motivasi siswa. (2)
faktor eksternal atau faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan sekitar siswa
(lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan (3) faktor pendekatan belajar yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari maten-materi pelajaran (Syah, 2003:144).
Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi, yakni
pengajaran dengan menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru kepada
siswa. Cara ini tidak memertimbangkan apakah bahan pelajaran yang dibedakan itu
sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat, dan tingkat kesanggupan
perkembangan serta remahaman siswa Tidak pula di perhatikan apakah bahan-bahan
yang diberikan itu didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada siswa.
Banyak aspek dari pribadi siswa yang perlu dikenal. diantara aspek-aspek tersebut
yaitu latar belakang masyarakat. latar belakang keluarga, tingkat intelegensi hasil
belajar, kesehatan badan, hubungan-hubungan antara pribadi, kebutuhan-kebutuhan
emosional, sifatsifat kepribadian, dan belajar (Hamalik, 2001:157).
5
Menurut Syah (2003:183) menyatakan bahwa, Setiap siswa pada prinsipnya
tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinera akademik yang memuaskan
Namun, dari kenyataan seharihari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan
dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga.
kebiasaan, pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara siswa satu
dengan siswa yang lain.
Siswa yang dalam belajar kurang semangat, sering mengeluh, tidak aktif
merupakan contoh masalah yang dihadapi oleh guru. Dalam hal ini guru harus
mengetahui dan memberikan dorongan atau motivasi terhadap siswa yang
mengalaminya agar para siswa tidak mengalaminya lagi.
Dalam hal belajar bahwa belajar memiliki pengertian bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial tejadi
sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandai tujuan untuk mencapai tujuan
bersama Motivasi belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi, motivasi
belajar karena faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Selain belajar tentunya juga harus mengetahui arti dari hasil belajar bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mampunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajamya melalui
kegiatan belajar, selanjutnya, dan informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu.
6
Setelah membahas motivasi belajar tentunya yang harus di kelahui yaitu
hakekat dari motivasi belajar ilu sendiri bahwa hakikat motivasi belajar adalah
doroesgon intemul dan eksternal pada siswa siswi yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau
unsur yang mendukung. Selain motivasi belajar, faktor lingkungan termasuk hal yang
penting dalam keberhasilan belajar, utamanya adalah lingkungan keluarga dalam hal
ini adalah orang tua. Siswa yang mempunyai orang tua dengan status sosial yang
mapan tentunya akan memiliki motivasi yang tinggi pula untuk belajar begitu pula
dengan sebaliknya.
Bardasarkan hasil waancara dengan Bapak Mahbub (guru mata pelajaran fiqih
kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah) pada tanggal 15 april 2019, menjelaskan
bahwa basis kompetensi mata pelajaran fiqh yang dikebangkan di mdrasah diarahkan
pada pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan
kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan
pertimbangan ini mka guru menyusun program pembelajaran fiqih yang mencermikan
kebutuhan keragaman peerta didik di madrasah.
Hasil observasi tanggal 23 Januari 2019 peneliti menemukan khususnya Siswa
Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, penulis melihat bahwa praktek
ibadah shalat waji (dzuhur) yang dilaksanakan secara berjamaah dengan bapak, ibu
guru setiap jam istirahat kedua dilokasi madrasah, hampir tidak ada siwa yang
mencoba melaksanakanya, meskipun kadang harus di suruh terlebih dahulu oleh guru.
Melihat asumsi di atas penulis bermaksut mengadakan penelitian secara ilmiah
mengenanai ketaatan para siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, pabelan
7
terkait dengan observasi tersebut. Selanjutnya penulis ingin membuktikan apakah
ketaatan sisa pada ibadah shalat wajib khususnya merupakan hasil dari proses
pemahaman mata pelajaran fiqih yang diajarkan oleh guru, dengan membuat judul “
Korelasi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan Praktik Shalat
Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi tingkat Pemahaman Materi Fiqih Ibadah Siswa Kelas VII di MTs
Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019?
2. Bagaimana variasi tingkat Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs
Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019?
3. Apakah ada hubungan antara Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan
Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan
Kab. Semarang Tahun 2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui variasi tingkat Pemahaman Materi Fiqih Ibadah Siswa Kelas VII
di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019.
2. Untuk mengetahui variasi tingkat Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di
MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019.
8
3. Untuk mengetahui hubungan antara Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan
Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman
Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif untuk menambah keilmuan tentang hubungan antara Pemahaman Materi
Fiqih Ibadah dengan Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs
Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor
Sumbangan pemikiran dan masukan guna meningkatkan kualitas
pelaksanaan pendidikan, terutama dalam hal peningkatan Kemampuan Praktik
Shalat para peserta didik di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, Pabelan Kab.
Semarang Tahun 2019.
b. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
umbangan keilmuan untuk memperkaya khazanah perpustakaan di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
c. Bagi peneliti lain
9
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melaksanakan
penelitian yang lebih mendalam, terutama tentang aspek lain dari upaya
meningkatkan pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan Praktik
Shalat Siswa.
E. Definisi Operasional
1. Korelasi
Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun
ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami sebatas
pengertian tersebut. Menurut Riduan (2005:81), Korelasi merupakan salah satu teknik
analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya
hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel
dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti
perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi
positif) atau berlawanan (korelasi negatif).
2. Pemahaman Materi Fiqih Ibadah
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri
& Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608). Secara umum emahaman bukan kegiatan
berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia
orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain
didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan
10
pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu
kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.
Sedangkan Materi Fiqih Ibadah adalah konsep belajar anak dengan
indikator-indikator masalah ibadah, fokus pada penelitian ini adalah materi shalat.
Jadi, pemahaman Materi Fiqih Ibadah adalah mengerti sesuatu hal tentang ibadah
sholat dengan benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara
memahami materi shalat tersebut.
3. Kemampuan Praktik Shalat Siswa
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha
dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34)
mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang
individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin
menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa
yang dapat dilakukan seseorang.
Sedangkan praktik merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada
peserta mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan
pengalaman mendorong peserta pelatihan untuk merefleksi atau melihat kembali
pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
praktik shalat adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan shalat dengan baik dan benar.
11
F. Sistematika penulisan
Dalam sistem pembahasan penulisan skripsi ini, penulis mengajukan
pembahasan dari beberapa bab yang berisi tentang keterkaitan tentang studi kasus yang
penulis teliti, penulis memberikan gambaran sebagai berikut:
BAB I berisi Pendahuluan, yang memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian (Manfaat Teoretis dan Manfaat
Praktis), Definisi Operasional dan Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori terdiri atas: Pertama Pemahaman Materi Fiqih Ibadah
berisi Pengertian secara umum dan Kedua Pemahaman Materi Fiqih Ibadah. Kedua
adalah Kajian pustaka (Kajian penelitian terdahulu) dan ketiga adalah Hipotesis
penelitian.
BAB III Metode Penelitian, Meliputi: Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian, Uji Coba
Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.
BAB IV Deskripsi dan Analisis Data, berisi : Deskripsi Data, Analisis Data
(Uji Coba Instrumen dan Analisis Data).
BAB V berisi Penutup yang mencakup: Kesimpulan dan Saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Materi Fiqih
a. Pengertian dan Ruang Lingkup fiqih MTs
Fiqih menurut bahasa berarti “paham”, seperti dalam firman Allah: “Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?” (QS. An-Nisa: 78). Dan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah
seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya.” (Muslim no. 1437, Ahmad no.
17598, Daarimi no. 1511).
Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:
1) Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan
dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari‟at
agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-
nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’
dan ijtihad.
2) Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi
tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui hukum-hukum
(Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau
sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada),
sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (yaitu
hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya
13
berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-
sunnahnya).
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MTs. adalah salah satu bagian
mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum
Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan
pembiasaan.
Mata pelajaran fiqih MTs. ini meliputi fiqih ibadah, fiqih muamalah,
fiqih jinayat dan fiqih siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih
mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk
lainnya, maupun lingkungannya (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI,
Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah (2005:46).
b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih di MTs.
Pembelajaran fiqih di MTs. bertujuan untuk membekali peserta didik
agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah
yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur
dalam fiqih muamalah . (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum
Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi
14
maupun sosial (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Standar
Kompetensi Madrasah Tsanawiyah (2005:49).
Sedangkan fungsi dari pembelajaran fiqih di MTs. adalah sebagai
berikut:
1) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah
SWT. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di
madrasah dan masyarakat.
3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan
masyarakat.
4) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlaq
mulia peserta didik seoptimal mungkin untuk melanjutkan yang telah
ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
5) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui ibadah dan muamalah.
6) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
7) Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih/hukum Islam pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
15
2. Fiqih Ibadah
a. Pengertian Fiqih ibadah
Ibadah berasal dari kata arab ‘ibadah jamaknya lafadz ‘ibadat yang
berarti pengabdian, penghambaan, ketundukan dan kepatuhan. Dari akar kata
yang sama kita kenal dengan istilah ‘abd (hamba, budak) yang menghimpin
makna kekurangan, kehinaan dan kerendahan (Yunasril Ali, 2012:15).
Ibadah juga bisa diartikan dengan taat yang artinya patuh, tunduk
dengan setunduk-tunduknya, artinya mengkuti semu perintah Allah SWT dan
menjauhi semua larangan yang dikehendaki oleh Allah Swt. Karena makna asli
ibadah adalah menghamba, dapat pula diartikan sebagai bentuk perbuatan yang
menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Konsep ibadah adalah konsep tentang seluruh perbuatan lahiriah
maupun batiniah, jasmani dan rohani yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah SWT.
Ibadah juga diartikan sebagai hubungan manusia dengan yang diyakini kebesaran
dan kekuasaannya. Artinya, jika yang diyakini kebesarannya adalah Allah, maka
menghambakan diri kepada Allah.
b. Ruang lingkup fiqih ibadah
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa semua kehidupan hamba
Allah yang dilaksanakan dengan niat mengharap keridhaan Allah Swt. bernilai
ibadah. Hanya saja ada ibadah yang sifatnya langsung berhubungan dengan Allah
tanpa ada perantara yang merupakan bagian dari ritual formal atau hablum
minallah dan ada ibadah yang secara tidak langsung, yakni semua yang berkaitan
16
dengan masalah muamalah, yang disebut dengan hablum minannas (hubungan
antar manusia).
Secara umum, bentuk ibadah kepada Allah dibagi menjadi dua yaitu
Ibadah mahdhah dan Ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah
yang perintah dan larangannya sudah jelas secara dzahir dan tidak memerlukan
penambahan atau pengurangan. Ibaah ini di tetapkan oleh dalil-dalil yang kuat
(qad’i ad-dilalah), misalnya perintah shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan bersuci
dari hadas kecil dan besar (Hasan Ridwan, 2009:70-71).
Ibadah ghairu mahdhoh adalah ibadah yang cara pelakanaannya dapat
direkayasa oleh manusia, artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi
dan kondisi, tetapi subtansi ibadahnya tetap terjaga. Misalnya, perintah
melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih, larangan
perdagangan yang gharar, mengandung unsur penipuan dan sebagainya.
Ibadah merupakan bentuk pengakuan ang hakiki dari hamba Allah
bahwa dirinya adalah alam yang akan binasa, dirinya tiada berarti, dirinya lemah,
dirinya kotor dan tidak berdaya upaya. Oleh karena itu, beribadah kepada Allah
merupakan upaya agar Allah memberikan kekuatan-Nya, melimpahkan rahmat,
melimpahkan kasih sayangnya serta membersihkan jiwa yang kotor.
c. Macam-Macam Fiqih Ibadah
Beberapa macam-macam ibadah dilihat dari berbagai tinjauan, antara
lain :
a. Dilihat dari segi umum dan khusus, ibadah dibagi menjadi dua :
1) Ibadah umum ialah ibadah yang mencakup semua aspek ialah kehidupan.
17
2) Ibadah khusus ialah ibadah yang macam dan cara melaksanakannya
ditentukan dalam syara’. Ibadah khusus inilah yang bersifat khusus dan
mutlak. Contohnya, bersuci untuk mengerjakan shalat di lakukan
menggunakan air (Azhar Basyir, 2003:15-16)
b. Dilihat dari tatacara melaksanakannya, ibadah dibagi menjadi lima :
1) Ibadah badaniyyah (dzatiyyah), seperti : shalat.
2) Ibadah maaliyah, seperti : zakat.
3) Ibadah ijtima’iyyah, seperti : haji, shalat berjamaah, shalat idul fitri, idul
adha dan shalat jum’ah.
4) Ibadah ijabiyah, seperti : tawaf.
5) Ibadah salbiyah, seperti : meninggalkan segala sesuatu ang diharamkan
ketika sedang berikhram.
c. Dilihat dari niat melaksanakannya, ibadah dapat di bagi menjadi dua :
1) Ibadah hakiki, yakni ibadah yang dilakukan sepenuh-penuhnya untuk
ibadah semata. Misalnya, berdo’a kepada Allah Swt. ibadah hakiki bersifat
ghair ma’qulatil-ma’na, artinya maknanya tidak fahami secara ma’qul,
tidak jelas maksud dan hikmahnya. Semua perbuatan dimaksudkan hanya
semata-mata ta’abudi, sebagai bentuk memperbudak diri hanya kepada
Allah.
2) Ibadah sifati artinya yang memperbuatannya memiliki nilai-nilai ibadah.
Ibadah seperti ini jelas sifat-sifatnya atau ma’qulatul ma’na. Semua urusan
ibadah sosial atau bernilai duniawi yang mengandung unsur ukrawi, dalam
18
pelaksanaannya, memiliki hukum asal mubah dan tidak mutlak harus
dilaksanakan.
Dengan dua macam ibadah tersebut, ibadah itu berhubungan
secara langsung dengan Allah, artinya, tidak ada satupun ibadah yang
keluar dari komunikasi hamba dengan Allah.
3. Deskripsi pemahaman Materi Shalat
a. Pengertian Pemahaman Shalat
Pemahaman didefinisikan sebagai proses berfikir dan belajar. Dikatakan
demikian, karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar
dan berfikir, Pemahaman merupakan proses perbuatan dan cara memahami. Jadi,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,
tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk memahami.
perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
Pemahaman suatu konsep dengan baik sangatlah penting bagi siswa.
Karena, dalam memecahkan masalah siswa harus mengetahui aturan-aturannya
yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep konsep yang
diperolehnya dari pemahaman, tingkat kemampuan yang diharapkan agar siswa
mampu memahami arti atau konsep, situasi, scrta fakta yang diketahuinya
(Purwanto, 2012:44).
Indikator pemahaman pada dasarnya sama, yaitu dengan memahami
sesuatu, berarti seseorang dapat mempertahankan, membedakan, menduga,
menerangkan menafsirkan, memperkirakan, menentukan, memperluas,
menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh, menuliskan kembali
19
mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan Indikator tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dan pengetahuan
dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami.
b. Tingkatan atau indikator pemahaman
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan itu
bertahap dan berjenjang, mulai yang sangat operasional dan konkrit yakni tujuan
pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan
nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal. Persepsi guru atau persepsi
anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan memengaruhi
persepsi mereka terhadap sasaran antara sasaran kegiatan (Arikunto, 1996:83).
Sasaran itu harus diterjemahkan kedalam ciri-ciri perilaku kepribadian
yang didambakan secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan
sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat,
administrator dan lain-lain. Untuk itu wajar bila guru memahami dengan segenap
aspek pribadi siswa seperti Kecerdasan bakat khusus, Prestasi sejak permulaan
sekolah, Perkembangan jasmani dan kesehatan, Kecenderungan emosi dan
karakternya, Sikap dan minat belajar, Cita-cita, Kebiasaan belajar, Hoby dan
penggunaan waktu senggang dan sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak
didik
c. Faktor-faktor yang memengaruhi penahaman
Arikunto (1996:86) mengungkapkan bahwa, tingkah laku individu
merupakan perwujudan dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhannya.
Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia. Dengan demikian,
20
dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan
manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab itu,
seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya,
sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui
berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Disamping itu
dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, guru dapat memberikan pelajaran
setepat mungkin, sesuai kebutuhan peserta didiknya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah sebagai
benkut:
1) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar, sedikit banyaknya perumusan juga turut akan
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, sekaligus akan
mempengaruhi kegiatan belajar anak didik (Arikunto (1996:89).
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada siswa di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman
dalam bidang profesionalnya. dalam satu kelas siswa satu dengan yang lainnya
akan mempengaruhi pula dalam keberhasilan belajar. Dalam keadaan yang
demikian ini seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan
belajar yang sesuai keadaan siswa sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
21
3) Siswa atau peserta didik
Siswa adalah orang yang sengaja datang kesekolah (Arifin, 2000:67),
Maksudnya adalah siswa merupakan mereka yang secara khusus diserahkan
oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan
disekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,
berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.
Serta usia siswa yang kumpul disekolah mempunyai bermacam-macam
karakteristik kepribadian, sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang
didapat juga berbeda-beda dalam setiap bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru, karena itu dikenalah adanya tingkat keberhasilan atau tingkat maksimal,
optimal, minimal atau kurang untuk setiap bahan dengan di kuasai anak didik.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa adalah unsur manusiawi yang
mempengaruhi kegiatan mengajar sekaligus hasil belajar yaitu pemahaman
siswa.
4) Kegiatan pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru
dengan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar, Kegiatan belajar meliputi
bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang sehat. strategi belajar
yang digunakan pendekatan-pendekatan, metode dan media pembelajaran
serta evaluasi pengajaran. Dimana hal-hal tersebut Jika dipilih dan digunakan
secara tepat, maka akan memengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
22
5) Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum
hal yang sudah dipelajari siswa dalam rangka ulangan (evaluasi). Alat evaluasi
meliputi cara cara dalam menyajikan bahan evaluasi diantaranya adalah: benar
salah (true fals), pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan
(matchmaking), melengkapi (completion), dan essay.
6) Suasana evaluasi (suasana belajar)
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin termasuk berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman materi (soal) dan berarti pula mempengaruhi
terhadap jawaban yang diberikan siswa. jadi tingkat pemahaman siswa tinggi,
maka keberhasilan proses belajar mengajarpun akan tercapai.
4. Tolok ukur dalam mengetahui pemahaman
Setiap proses pembelajaran guru harus menunjukkan kemampuan secara
maksimal dan penuh percaya diri dihadapan siswanya. Secara terus menerus guru
harus mengembangkan konsep diri siswa positif, menyadarkan akan kelebihan dan
yang siswa kekurangan yang dimilikinya.
Tolok ukur pemahaman siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan
intelektualnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Syamsu dan Sugandhi
Nani (2010:84) mengemukakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan
intelektual atau ketrampilan berfikir siswa, yaitu sebagai berikut:
a. Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan informasi dari luar
b. Mengarahkan persepsi dan perhatian
c. Mengevaluasi, melakukan penilaian
23
d. Mengabtraksi, restrukturasi, membuat ringkasan
e. Menyimpulkan, menduga, elaborasi
f. Mengidentifikasi ciri penting
g. Mengurutkan membedakan, mengelompokkan
h. Mengingat
5. Pengertian Shalat
Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang
sangat ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat (Syaikh Muhammad Fadh
& Syaikh Abdul Aziz bin Baz, 2011:75). Telah disyari’atkan sebagai sesempurna
dan sebaik-baiknya ibadah (Haryanto, 2007:59). Shalat ini mencakup berbagai
macam ibadah: zikir kepada Allah, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap Allah,
ruku’, sujud, do’a, tasbih, dan takbir (Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim,
2007:277).
Shalat berati suatu sistem ibadah yang tersusun dan beberapa perkataan
dan perbuatan yang dimulai takbir dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas
syarat-syarat dan rukun tertentu (Hami, 2009:191). Asal makna Shalat menurut
bahasa Arab adalah do'a. Dalam istilah Ilmu fiqih. shalat adalah salah satu macam
atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu disertai dengan dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat
tertentu pula.
Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
24
kebesaranNya atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita
sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau kedua-duanya (Rasjid, 1998:53).
Secara lahiriah, shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimula dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah SWT menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara
hakikinya ialah berhadapan hati kepada Allah SWT, secara yang mendatangkan
takut kepada- Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya dan
kesempumaan, kekuasaanNya atau menghadirkan hajat dan keperluan kita kepada
Allah SWT yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-
duanya.
Shalat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah SWT yang
mendatangkan rasa takut menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dengan sepenuh hati
khusuk dan ikhlas didalam beberapa perkataan dan perbuatan yang dumulai dengan
takbir dan disudahi dengan salam (Habsi Ash Shiddiqiey, 1976:436).
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa merupakan
pancaran dari perbualan-perbuatanlahir dan batin, dilengkapi dengan ucapan
(bacaan) berupa permohonan kepada Allah SWT yang telah ditentukan dimulai
dengan lakbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada
Allah SWT menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
6. Dasar Hukum Diwajibkan Shalat
Dalil atau hukum diwajibkan shalat, tercantum dalam QS. Al Ankabut
ayat 45, yang berbunyi:
25
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS. Al Ankabut ayat 45) (Departemen Agama RI, 2004).
7. Waktu Melaksanakan Shalat
Ibadah Shalat tidak boleh dilaksanakan disembarang waktu, Allah SWT
dan Rasulullah SAW telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar
menurut syariat Islam (Saebani, 2009:191). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an
surat An-Nisa ayat 103 sebagai berikut:
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila
kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman (Q.S. An-Nisa ayat 103)” (Departemen Agama RI, 96).
Agar lebih sistematis, waktu-waktu shalat wajib adalah sebagai berikut:
a. Waktu shalat dhuhur: waktu shalat dhuhur dimulai dari tergelincirnya matahari
ditengah-tengah langit yang berlangsung sampai dengan bayangan sesuatu sama
panjang dengan bayangan saat tergelincimya matahari.
b. Waktu shalat 'ashar: bermula dari bayangan sesuatu benda telah sama panjang
dengan benda itu sendiri. yaitu setelah matahari tergelincir yang berlangsung
sampai dengan terbenamnya matahari.
26
c. Waktu shalat maghrib: shalat maghrib dimulai bila matahari telah terbenam dan
tersembunyi dibalik tirai dan berlangsung sampai terbenam syafak atau awan
merah.
d. Waktu shalat isya’: waktu shalat isya' dimulai ketika warna merah di ufuk barat
telah hilang sampai seperdua malam. Waktu shalat isya’ cukup panjang, tetapi
sebaiknya sebelum menunaikan shalat isya’ jangan tidur, karena apabila
kelelapan, waktu pun berganti dengan subuh.
e. Waktu shalat subuh: waktu shalat subuh dimulai saat terbitnya fajar shadiq dan
berlangsung hingga terbit matahari pagi.
8. Syarat-syarat shalat
a. Syarat Wajib
1) Islam
Syarat Wajib Mengerjakan Shalat Fardhu yang pertama ialah
Beragama Islam atau Muslim (Abu Bakr Jabir al-Jazairi, 2000:301-302), atau
telah memeluk Agama Islam. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir,
karena didahulukannya dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah
shalat karena telah dijelaskan didalam Al Qur’an bahwa setiap Muslim-
Muslimah itu telah diwajibkan untuk mengerjakan Sholat, sehingga jika
Seorang Non Muslim maka tidak diwajibkan untuk mengerjakan Shalat Wajib
Lima Waktu.
2) Baligh (Dewasa)
Untuk Syarat Wajib Melaksanakan Shalat Fardhu kedua ialah sudah
Baligh atau sudah Dewasa (Nashiruddin al Albani, 2007:20). Konteks Baligh
27
(Dewasa) didalam Ajaran Islam sendiri telah dijelaskan bahwa Ciri-Ciri
Seseorang telah Dewasa (Baligh) antara lain sudah menginjak Umur kurang
lebih 12 tahun-15 tahun, sudah mengalami Mimpi Basah bagi Muslim Laki-
Laki, dan sudah mulai keluar Darah Haid atau sering disebut dengan Datang
Bulan untuk Muslimah Perempuan.
3) Berakal
Syarat Wajib Shalat Wajib Yang Ketiga ialah Berakal (Tidak Gila),
karena Shalat merupakan Hubungan Manusia dengan Allah maka Manusia
yang sehat Akalnya (Berakal) yang diwajibkan untuk mengerjakan Shalat
Wajib Lima Waktu. Oleh karena itu bagi Seseorang Muslim – Muslimah yang
mengalami kelainan akal atau tidak sehat akalnya (Gila) maka tidak
diwajibkan untuk mengerjakan Shalat Wajib Lima Waktu.
b. Syarat-syarat sah shalat
1) Suci Badan dari Hadats dan Najis
2) Menutup Aurat dengan Pakaian yang Suci
3) Berada ditempat yang Suci
4) Mengetahui Masuk Waktu Shalat
5) Menghadap Kiblat
c. Rukun shalat
Rukun atau fardhu shalat adalah segala perbuatan dan perkataan dalam
shalat yang apabila di tiadakan, maka shalat tidak sah (Hasibuan, 2008:84-85).
Dalam mazhab Imam Syafi'i shalat dirumuskan menjadi 12 rukun. Perumusan ini
28
bersifat ilmiah dan memudahkan bagi kaum muslimin untuk mempelajari dan
mengamalkannya.
1) Niat
2) Berdiri bagi yang berkuasa
3) Takbiratul ihram (membaca "Allahu Akbar)
4) Membaca surat Al-Fatihah
5) Ruku' serta tumakninah (diam sebentar)
6) I’tidal serta tumakninah
7) Sujud dua kali serta tumakninah
8) Duduk di antara dua sujud serta tumakninah
9) Duduk akhir
10) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
11) Memberi salam yang pertama (ke kanan)
12) Menertibkan rukun (Zainuddin,1997:103).
9. Hal yang membatalkan shalat
Hal-hal yang dapat mengakibatkan shalat seseorang itu menjadi batal
antara lain:
a. Hadats, baik disengaja maupun tidak, kecuali bagi orang-orang yang selalu
mengeluarkan hadats.
b. Terkena najis yang tidak dimana fu, kecuali apabila najis tersebut dibuang
seketika dengan praktik-praktik yang tidak dianggap membawa najis.
c. Terbukanya aurat, apabila auratnya terbuka karena hembusan angin, maka dapat
membatalkan shalat apabila tidak ditutup dengan seketika, atau ditutup dengan
29
seketika namun kejadian tersebut terjadi berulang kali. sehingga untuk
menutupnya memerlukan gerakan-gerakan yang banyak, sedangkan apabila
terbukanya bukan karena angin, semisil disingkap oleh anak kecil, maka
shalatnya dihukumi batal.
d. Mengucap kata-kata yang terdiri dari satu huruf yang dapat dimengerti atau dua
huruf meskipun tidak dapat dimengerti dan dilakukan secara sengaja. padahal ia
tahu bahwa hal tersebut diharamkan di dalam shalat, kecuali apabila berupa dzikir
atau do'a.
e. Segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa dan dilakukan secara sengaja,
seperti memasukkan jari ke dalam mulut hingga masuk ke bagian dalam.
f. Makan atau minun yang dilakukan dengan disengaja apabila dilakukan karena
lupa atau tidak mengetahui bahwa hal tersebut dilarang, maka tidak membatalkan
shala tbila makanan yang dikonsumsi banyak.
g. Melakukan gerakan-gerakan yang bukan merupakan gerakangerakan shalat yang
menurut pandangan umum dianggap banyak dan berurutan, seperti melangkah
tiga kali secara bersambung, atau satu kali namung dianggap keterlaluan, seperti
meloncat, memukul dengan keras.
10. Deskripsi Kemampuan Praktik Shalat
a. Pengertian Kemampuan Praktik
Menurut Djamarah (2006: 18) Praktik adalah cara belajar dengan cara
memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu di hadapan murid, dengan
menggunakan alat atau media tertentu yang laksanakan didalam kelas maupun di
luar kelas. Istilah Praktik dalam pengajaran dipakai untuk mengambarkan suatu
30
cara mengajar dengan penjelasan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan
barang atau benda, sehingga dengan demikian bisa memberikan pemahaman
belajar siswa pada pelajaran yang dipelajari.
a. Tujuan Praktik
1) Memberikan ketrampilan tertentu,
2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas,
3) Menghindari verbalisme, membantu peserta didik dalam memahami dengan
jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.
b. Kelebihan dan Kekurangan Praktik Shalat dalam Proses Belajar Mengajar
1) Kelebihan Praktik Shalat
a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit,
sehingga menghindari verbalisme.
b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c) Proses pengajaran lebih menarik.
d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencobanya melakukannya sendiri.
2) Kekurangan Praktik Shalat
a) Praktik shalat ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan Praktik akan tidak efektif.
b) Fasilitas seperti peralatan dan tempat tidak selalu tersedia dengan baik.
c) Praktik memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
31
11. Hikmah shalat
Ibadah shalat mengandung hikmah yang banyak sekali. Ia disamping
merupakan perwujudan nyata dari pelaksanaan perintah Allah SWT. Didalamnya
terkandung hikmah yang majemuk, yang besar sekali manfaatnya bagi
pengembangan pribadi yang sempuma. Dengan shalat yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan yang dilakukan Rasulullah SAW, akan membentuk
pribadi yangmampu menduduki martabat selaku makhluk Allah yang paling luhur.
Hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat dapat ditunjukkan antara
lain sebagai berikut:
a. Dengan ibadah shalat akan menjadiakan pribadi seseorang mampu dan tanggung,
menjauhkan diri dari segala perbuatan munkar dan keji.
b. Dengan ibadah shalat akan dapat membentuk akhlak yang tangguh dan teguh
Pribadi yang teguh menghadapi berbagai percobaan atau tantangan hidup.
c. Dengan ibadah shalat akan menjadikan dirinya senantiasa ingat kepada Allah
SWT. dzat Maha Pengatur dan Penentu segala kehidupan, dan oleh karena itu ia
senantiasa menyadari bahwa hidup dan kehidupannya tetap dibatasi oleh
kekuasaan dan ketentuan Allah SWT.
d. Dengan ibadah shalat mendidik seseorang menjadi manusia yang disiplin
terhadap waktu. disiplin terhadap tugas kewajiban dan tanggung jawab, ibadah
shalat akan membuahkan manusia yang dapat menghayati dan menghargai makna
waktu dalam kehidupannya serta dapat memahami apa yang dimaksudkan waktu
adalah uang atau waktu itu semisal pedang.
32
e. Dalam ibadah shalat seseorang menyadari bahwa selaku hamba Allah yang
memiliki sifat-sifat lupa, lemah, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar,
yang menyesatkan maka senantiasa memohon maghfiroh. taufiq. Hidayah dan ma
unah Allah SWT. Diselamatkan dari liku-liku hidup yang penuh godaan dan ujian
dunia.
f. Manusia berada pada posisi terdekat kepada Allah SW pada saat ia sujud di dalam
sujud.
g. Perintah Allah diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan peristiwa yang
sangat khusus dan istimewa, yaitu peristiwa isro’ mi’raj.
h. Sholat dapat meningkatkan jasmani secara optimal
B. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu)
Kajian dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh Pemahaman Materi
Fiqih Ibadah terhadap Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul
Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019. Untuk mencari data
pendukung dalam rangka mengetahui secara luas tentang tema tersebut, penulis
berusaha mengumpulkan buku-buku, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Sebelum penlitian dilakukan, penulis mencari rujukan berupa buku atau
beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain:
1. Skripsi oleh Khoirudin Zuhri. 2017. Judul penelitian adalah korelasi antara prestasi
belajar akidah akhlak dengan perilaku keagamaan di MA Sunan Gunung Jati Gurah
Kediri. Di dalam penelitian ini proses pengumpulan datanya diperoleh dengan cara
angket, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan mengggunakan pendekatan rumus
33
statistik product moment. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar
akidah akhlak siswa MA Sunan Gunung Jati secara umum cukup baik, ini dilihat
dari nilai yang terdapat dalam rapot siswa menunjukkan bahwa hasil belajar akidah
akhlak siswa dengan kategori sangat baik ada 1 siswa, 12 siswa dengan kategori
baik, 41 siswa dengan kategori cukup, 32 siswa dengan kategori kurang dan 2 siswa
dengan kategori sangat kurang. (2) perilaku keagamaan siswa di MA Sunan Gunung
Jati cukup baik, perilaku yang ditunjukkan oleh anak seperti berdoa setiap
melaksanakan segala sesuatu, berbakti kepada orang tua dan perbuatan-perbuatan
yang sesuai dengan ajaran yang telah diterima dalam pembelajaran akidah akhlak.
Data menunjukkan 3 siswa kategori perilaku keagamaannya sangat baik, 20
siswa dengan kategori baik, dan 29 siswa dengan kategori cukup baik dan 21 siswa
dinyatakan kurang dan 14 siswa dengan katagori sangat kurang. (3) adanya korelasi
yang sangat rendah antara prestasi belajar akidah akhlak dengan perilaku keagamaan
siswa. Ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang meyatakan rxy = 0,148 yaitu
korelasi positif. sehingga semakin tinggi prestasi belajar akidah akhlak siswa
semakin baik perilaku keagamaan siswa.
2. Skripsi Oleh Nuraini Muslihatun. 2016. Judul penelitian adalah Korelasi antara
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Aktifitas Shalat Fardhu Terhadap
Akhlakul Karimah Siswa SDN 01 Gemantar Jumantono Karanganyar. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) prestasi belajar pendidikan agama islam
mempunyai korelasi positif dan signifikan dengan aktifitas shalat siswa SDN 01
Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganyar yang dibuktikan r hitung sebesar
0,354 lebih besar dibandingkan dengan r tabel untuk n 50 adalah 0,279 (2) aktifitas
34
shalat siswa terdapat korelasi positif dan signifikan dengan akhlakul karimah siswa
SDN 01 GemantarJumantono Kabupaten Karanganyar, yang dibuktikan dengan
rhitung sebesar 0,567 lebih besar dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,279. (3)
prestasi belajar pendidikan agama islam dan aktifitas shalat secara bersama-sama
mempunyai korelasi yang positif dan signifikan terhadap akhlakul karimah siswa di
SDN 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dengan
besarnya rhitung sebesar 0,626 lebih besar dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,279
dengan persamaan regresi ŷ=26,225 + 0,247X1 + 0,449 X2
3. Skripsi oleh Yuli Puspita Sari. 2018. Judul penelitian adalah Korelasi Hasil Belajar
Mata Pelajaran Fiqih dengan Pengamalan Ibadah Shalat Siswa Kelas VII di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lampung Utara. Penelitian ini bertujuan ingin
mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqih (X) dengan
pengamalan ibadah shalat siswa (Y) kelas VII MTs. N 1 Lampung Utara. Jenis
penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah 228 siswa, dan sampelnya adalah 35 siswa yang diambil
dengan tekhnik purposive sample. Tekhnik pengumpulan data menggunakan metode
kuesioner dan metode tes. Tekhnik angket untuk pengamalan ibadah shalat
dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan uji coba pada populasi di luar sampel
sebanyak 30 siswa dan di dapat hasil reliabilitas sebesar (ri = 0,821), dan hasil belajar
fiqih menggunakan instrumen tes yang di dapat reliabilitas sebesar (ri = 0,827).
Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors dan
kemudian uji hipotesis dengan uji korelasi serta uji linieritas regresi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar mata
35
pelajaran fiqih dengan pengamalan ibadah shalat dengan koefisien korelasi rxy =
0,610, dibuktikan juga dengan koefisien determinasi sebesar 37,2% sisanya ikut
ditentukan oleh faktor lain yang penulis tidak bahas di skripsi ini.
Persamaan dari ketiga penelitian di atas adalah ketiga penelitian di atas
terdapat hubungan yang signifikan prestasi belajar dengan perilaku keagamaan,
aktifitas shalat dan akhlaqul karimah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi atau kuat
perilaku keagamaan, aktifitas shalat dan akhlaqul karimah akan baik juga hasil
belajar atau prestasinya. Perbedaan dari kedua penelitian di atas adalah lokasi, objek
penelitian dan jumlah responden.
Persamaan antara ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang akan
penulis lakukan adalah dalam penelitian ini penulis akan mengamati hubungan
Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan Praktik Shalat Siswa.
Sedangkan perbedaan antara kedua penelitian di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis adalah lokasi, objek penelitian dan jumlah responden.
C. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (W. Gulo,
2002:56). Menurut Vardiansyah, Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban
sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua
gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya
pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala (Vardiansyah, 2008:10). Kesengajaan ini disebut percobaan
atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
36
Jadi hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam
penelitian dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ada Korelasi positif antara
Pemahaman Materi Fiqih Ibadah terhadap Kemampuan Praktik Shalat Siswa. Dengan
kata lain semakin tinggi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah semakin tinggi pula
Kemampuan Praktik Shalat.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis yang dikemukakan
adalah:
Ha : Ada Korelasi yang signifikan antara Pemahaman Materi Fiqih Ibadah
terhadap Kemampuan Praktik Shalat Siswa di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor
Kec. Pabelan Kab. Semarang.
Ho : Tidak ada Korelasi antara Pemahaman Materi Fiqih Ibadah terhadap
Kemampuan Praktik Shalat Siswa di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec.
Pabelan Kab. Semarang.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada “Korelasi Pemahaman
Materi Fiqih Ibadah terhadap Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs
Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019”, dengan
menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Dengan demikian, “pendekatan kuantitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara-cara lain
dari kualifikasi (pengukuran) (Haditoo, 2002:44).
Untuk memperoleh data tentang “ Korelasi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah
terhadap Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah
Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019 ” diperlukan pengamatan yang
mendalam. Oleh karena itu, kegiatan tersebut melalui pendekatan kuantitatif. Adapun
jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif. Menurut Suryabrata
(1998:19), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan (uraian, paparan) mengenai situasi kejadian-kejadian. Sedangkan tujuan
penelitian deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat researh dilakukan dan untuk memeriksa
sebab-sebab dari sesuatu gejala tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas, pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk
menjelaskan peristiwa atau kejadian yang ada pada saat penelitian berlangsung, yaitu
38
tentang ” Korelasi Pemahaman Materi Fiqih Ibadah terhadap Kemampuan Praktik
Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Ds.Kauman Lor Kec. Pabelan
Kab. Semarang Tahun 2019 ”.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec.
Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019 dimulai tanggal 01 Februari – 01 Maret 2019.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian yang berada
dilapangan (Budiono, 2004:12). Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah seluruh siswa MTs
Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 28
orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Haditono
2002:72). Teknik Sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
random sampling, dimana peneliti akan mengambil wakil terhadap sampel
penelitian. Di dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil 28 sampel siswa seluruh
kelas VII MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam
penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel pengaruh dan variabel
terpengaruh.
39
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Pemahaman Materi Fiqih Ibadah yang disebut variabel (X)
diambil dari nilai hasil isian observasi rating scale penelusuran Pemahaman Materi
Fiqih Ibadah.
b. Variabel terikat
Variabel terikat atau dependen atau disebut variabel output, kriteria,
konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Sebagai variabel terikat disebut variabel (Y) dalam penelitian
ini adalah Kemampuan Praktik Shalat Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah
Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun 2019.
E. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, baik
dari perorangan atau individu dari hasil pengukuran kuesioner (Sugiyono, 2010:32).
Data primer dalam penelitian ini berupa hasil test tertulis untuk tiap-tiap variabel,
yaitu variabel pemahaman materi fiqih ibadah (X) dan kemampuan praktik shalat
(Y).
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti di lapangan, melainkan dari sumber lain yang telah mengumpulkannya
terlebih dahulu (Sugiyono, 2010:35). Di dalam melengkapi dan memperkuat
40
penelitian ini, maka data sekunder yang digunakan diperoleh dari dokumentasi, buku
pustaka, referensi internet, catatan lapangan, dan arsip orangtua peserta didik yang
dijadikan respoden.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam Penelitian ini adalah nilai soal test atau hasil ulangan dengan
indikator sebagai berikut:
1. Instrumen Pemahaman Materi Fiqih Ibadah (X)
Tabel. 3.1 Instrument Penelitian Pemahaman Materi Fiqih Ibadah (X)
Variabel Kompetensi
Dasar Indikator Pengumpulan Data
Pemahaman
Materi Fiqih
Ibadah (X)
Melaksanakan
tata cara salat
fardu
1. Menjelaskan pengertian
shalat
2. Menjelaskan pengertian
shalat fardhu
3. Menyebutkan tujuan shalat
yang tepat
4. Menyebutkan nama-nama
shalat fardhu
5. Menjelaskan hukum sholat
fardhu
6. Menyebutkan Syarat shalat
fardhu
7. Menjelaskan syarat sah
pelaksanaan shalat
8. Menyebutkan rukun shalat
fardhu
Test Tertulis (30 soal pilihan
ganda dan 10 soal essay)
41
9. Mengetahui bunyi Q.S. Al-
Ankabut:45
10. Menyebutkan bilangan
Sholat
11. Membedakan antara imam
dan makmum
12. Menyebutkan ketentuan
menjadi imam sholat
13. Menyebutkan hal-hal yang
membatalkan shalat
14. Menyebutkan bacaan niat
shalat
15. Menjelaskan ketentuan
menjadi makmum
16. Menyebutkan ketentuan
pelaksanaan Shalat Fardhu
17. Menjelaskan pengertian
makmum masbuk
18. Menjelaskan tata cara
mengingatkan imam yang
lupa dengan bacaan
19. Menjelaskan hukum
mengumandangkan Adzan
20. Menyebutkan pahala shalat
dengan berjamaah
21. Menyebutkan ketentuan
Saf shalat berjamaah paling
depan
22. Menjelaskan gerakan imam
yang wajib ditirukan
42
23. Menjelaskan Hukum shalat
berjamaah adalah ...
24. Menjelaskan ketentuan
Posisi antara imam dan
makmum dalam shalat
berjamaah
25. Menyebutkan Syarat sah
menjadi makmum
26. Menjelaskan bacaan
seorang makmum dalam
membaca surah Al-Fatihah
27. Menjelaskan seseorang
yang makruh menjadi
imam
28. Menjelaskan sikap saat
imam membaca Surah Al-
Fatihah
29. Menjelaskan tugas seorang
imam sebelum memulai
shalat berjamaah
30. Menyebutkan Hikmah
shalat berjamaah
2. Instrumen Kemampuan Praktik Shalat Siswa (Y)
Tabel. 3.2 Instrument Kemampuan Praktik Shalat Siswa (Y)
No Aspek-aspek yang diobservasi Skala Nilai
Keterangan A B C D E
1. Gerakan-gerakan Sholat
(Ketrampilan):
a. Takbiratul Ihram
43
b. Rukuk
c. Sujud
d. Tahiyat Awal
e. Tahiyat Akhir
f. Salam
2. Bacaan Sholat (Kognitif):
a. Niat Shalat
b. Takbiratul Ihram
c. Bacaan i’tidal
d. Surat al-Fatihah
e. Surat-surat Pendek
f. Bacaan rukuk
g. Bacaan sujud
h. Bacaan Tahiyat
i. Bacaan Salam
3. Sikap (Afektif)
a. Berpakaian rapi (suci)
b. Menghadap Kiblat
c. Berzikir dan berdoa’a sesudah
sholat
d. Memfosukan niat shalat hanya
untuk Allah
e. Khusu’ dan tuma’ninah (tidak
bergurau)
Jumlah Nilai
44
Total Nilai
Keteranga Skala Nilai:
A (Skor 5) : Menguasai Dengan Baik
B (Skor 4) : Menguasai
C (Skor 3) : Cukup Menguasai
D (Skor 2) : Kurang Menguasai
E (Skor 1) : Tdak Menguasai
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen pada dasarnya untuk mengetahui tingkat kesahihan
(validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrumen sebelum digunakan untuk
penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau yang sahih mempunyai validitas tinggi
dan instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Untuk menguji
kesahihan dan keandalan soal digunakan teknik Korelasi Product Moment dengan
bantuan SPSS. Rumus yang kita pergunakan adalah:
Rxy = N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y
√(N ∑ X2 − (∑ X)2)(N ∑ Y2 − (∑ Y)2)
45
Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah subyek yang diteliti
ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
Kriteria keputusan:
r hitung ≥ r tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan valid.
r hitung ≤ r tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Apabila instrumen dinyatakan sudah valid, maka tahap berikutnya adalah
menguji reliabilitas instrument untuk menunjukkan kestabilan dalam mengukur.
Rumus yang digunakan adalah rumus alpha. Rumus alpha adalah sebagai berikut:
𝐶𝐴 = [𝐾
𝐾 − 1] [1 −
𝜎𝑏2
𝜎𝑡2]
Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas instrument ( croncbach alfa)
k : banyaknya butir pertanyaan atau soal
𝜎𝑏2 : total varians butir
𝜎𝑡2 : total varians
Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal untuk uraian.
46
3. Uji Prasyarat Analisis
Teknik pengujian normalitas data menggunakan program spss 17.0 for
windows. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari dua
variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan
rumus Chi Quadrat. Menurut Sugiyono (2010:107), Rumus Chi Quadrat adalah
seperti rumus berikut:
𝑋2 = [∑(𝑓0 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒]
Keterangan :
X2 : Chi Quadrat
𝑓0 : frekuensi yang diperoleh dari sampel
𝑓ℎ : frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai cerminan dari
frekuensi yang diharapkan dari populasi.
Harga chi kuadrat hasil perhitungan data kemudian dikonsultasikan dengan
tabel nilai chi kuadrat dengan taraf signifikansi 5%. Apabila harga chi kuadrat hitung
lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel, berarti data tersebut berdistribusi normal.
H. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Subagyo.2012:92). Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik dan guru
Siswa Kelas VII di MTs Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab.
Semarang Tahun 2019 sebagai responden dalam mempersepsi hubungan Pemahaman
Materi Fiqih Ibadah dengan Kemampuan Praktik Shalat.
47
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
a. Test
Tes ialah alat yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang
telah diberikan oleh guru kepada peserta didk, atau oleh dosen kepada mahapeserta
didiknya, dalam jangka waktu tertentu (Margono, 1997:82). Untuk mengukur
tingkat keberhasilan peserta didik dalam pemahaman Materi Fiqih Ibadah Terhadap
Kemampuan Praktik Shalat Siswa. Dengan metode tes ini dapat diketahui seberapa
jauh penguasaan peserta didik mengenai Kemampuan Praktik Shalat Siswa.
b. Wawancara
Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung,
lisan maupun tertulis kepada narasumber (Margono, 1997:102), wawancara dalam
penelitian ini dugunakan untuk mengetahui profil sekolah, kondisi sekolah maupun
perkembangan kegiatan belajar mengajar disekolah.
c. Dokumentasi
Tehnik ini adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis,
terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,
dalil/hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Margono,
1997:106). Dokumentasi digunakan untuk merekam atau mendokumentasikan
kegiatan selama penelitian berlangsung.
48
d. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data atau keterangan yang harus dijalankan
dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsng ketempat yang harus
diteliti (Arikunto, 2006:124).
I. Analisis Data
Untuk dapat mengukur setiap variabel yang telah dijabarkan dalam indikator-
indikator dan untuk mendukung dalam penganalisaan data, maka penulis akan
menghitungnya dari hasil test ataupun dari hasil ulangan siswa.
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing variabel.
Penelitian ini meliputi dua variabel, Pemahaman Materi Fiqih Ibadah (X) dan
Kemampuan Praktik Shalat Siswa (Y). Untuk analisis hipotesis deskriptif dalam
menjawab rumusan masalah peneliti menggunakan rumus mean.
2. Analisis Lanjutan
Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang
pembahasannya melalui penghitungan statistik. Hasil penghitungan dari skor atau
nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik yang dilakukan dengan rumus
product moment untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antara variabel-
variabel penelitian, dengan melakukan uji data.
a. Memasukkan angka-angka statistik dan membuat persamaan regresi.
1) Menghitung rumus a :
𝑎 =∑ Y. ∑ X2 − ∑ X. ∑ XY
N ∑ X2 − (∑ X)2
49
2) Menghitung rumus b :
𝑏 =N ∑ XY − (∑ X) (∑ Y)
N ∑ X2 − (∑ X)2
3) Menulis persamaan regresi dengan rumus :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏X
b. Menguji signifikansinya dengan rumus dan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung Jumlah Kuadrat XY dengan rumus :
𝐽𝐾 𝑋𝑌 = ∑ XY −∑ X. ∑ Y
N
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus :
𝐽𝐾 𝑌 = ∑ Y2 −(∑ Y)2
N
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus :
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔 = 𝑏 (JK XY)
4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑠 = 𝐽𝐾 𝑌 − 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
5) Mencari Fhitung dengan rumus :
Fhitung =𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔 /𝑘
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑠 /(𝑁 − 𝑘 − 1)
6) Analisis korelasi
Analisis Korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya
hubungan antar variabel yang dianalisis. Untuk mengetahui apakah
Pemahaman Materi Fiqih Ibadah dan Kemampuan Praktik Shalat tersebut
memiliki hubungan positif yang signifikan, maka dilakukan penghitungan
statistik dengan menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut:
50
Rxy = N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y
√(N ∑ X2 − (∑ X)2)(N ∑ Y2 − (∑ Y)2)
Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah subyek yang diteliti
ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX : Jumlah seluruh skor X
ΣY : Jumlah seluruh skor Y
51
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi MTs Tarqiyatul Himmah
1. Sejarah Singkat
MTs Tarqiyatul Himmah merupakan sekolah berbasic Islam dimana
terbentuk atas latar belakang sebuah fondasi wadah pendidikan Islam yang kuat.
Sejak tahun 1943 sekolah tersebut berada tepat di daerah Kauman Lor dengan Nama
Madrasah Ma’had. Dengan adannya perkembangan pada tahun 1967 diubah menjadi
nama PGALNU atau Mu’alimin dengan Kurikulum sesuai dengan Kurikulum
Nasional.
Kemajuan dan perkembangan sekolah ini terus berlanjut hingga pada tahun
1977 / 1978 dengan perubahan peraturan kependidikan, maka pada tahun tersebut
terdapat tiga jenjang pendidikan yaitu MTs. PGA (4 th) dan PGA 6 th. Pada tahun
1978/1979 untuk kelas ( 1,2 dan 3 ) menjadi MTs. Madrasah Aliyah Kelas I dan
PGA Kelas 6 dalam rangka untuk menuntaskan pendidikan PGAA (6 th).
2. Nama Dan Alamat Madrasah
a. Nama sekolah : MTs Tarqiyatul Himmah
Desa : Kauman Lor
Kecamatan : Pabelan
Kabupaten : Semarang
b. Yayasan / Penyelenggara : Tarqiyatul Himmah
52
NSS/NSM : 21.2.33.22.04.009
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A
Tahun didirikan : 1965
Tahun Beroperasi : 1978
Status Tanah : Milik sendiri
Surat kepemilikan tanah : Sertifikat / Akte /11.07.04.12.1.01155
Luas tanah : 2.755 m2
c. Status Bangunan : Milik sendiri
Surat ijin bangunan :
Luas bangunan : 1.229 m2
d. Data Ruang Kelas :
Kelas VII : 4 ruang Kondisi baik
Kelas VIII : 4 ruang Kondisi tidak baik
Kelas IX : 4 ruang Kondisi baik
e. Jumlah Rombongan Belajar
Kelas VII : 4 Rombongan belajar
Kelas VIII : 4 Rombongan belajar
Kelas IX : 4 Rombongan belajar
3. Kepala Madrasah
Pada proses perkembangannya, MTs Tarqiyatul Himmah telah mengalami
beberapa pergantian Kepala Madrasah, yaitu:
53
Tabel. 4.1.
PERGANTIAN KEPALA SEKOLAH
No Nama kepala
madrasah
Periode jabatan Jumlah tahun
1 Abdul Kholil 1980-1993 13 Tahun
2 Suyitna, Ama 1995-2007 12 Tahun
3 Drs. Hisyam 2007-2016 9 Tahun
4 M. Abdul Haris, S.S 2016- 2017 1 Tahun
5 Solichin, S. Pd. I 2017- sekarang
4. Perkembangan Jumlah Siswa
Semenjak mulai beroperasi pada tahun ajaran 1979/1980, perkembangan
jumlah siswa MTs Tarqiyatul Himmah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
Tabel. 4.2.
PERKEMBANGAN JUMLAH SISWA
PERKEMBANGAN JUMLAH SISWA 6 TAHUN TERAKHIR
TAHUN 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019
SISWA 209 223 230 240 265 325
B. Analisis Pendahuluan
Dalam analisis ini akan didiskripsikan tentang hubungan pemahaman materi
Fiqih Ibadah dan Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII MTs Tarqiyatul Himmah
Kab. Semarang tahun pelajaran 2018/2019, melalui data yang diperoleh dari responden
melalui daftar test. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk
54
mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman materi Fiqih Ibadah kelas VII MTs Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang.
Penentuan nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh itu,
kemudian diklasifikasikan sekaligus memberi kriteria pada tingkat pemahaman
materi Fiqih Ibadah. Dalam hal ini digunakan rumus :
R = H – L + 1
Dimana : R = Total Range
H = Highest Score (nilai tertinggi)
L = Lower Score (nilai terendah)
1 = Bilangan Konstan.
Maka total range sebagai berikut :
R = H – L + 1
= 79 – 60 + 1
= 20
Selanjutnya dicari nilai interval, dengan rumus sebagai berikut :
( R ) + 1
i =
K
Keterangan : 1 = Nilai interval
R = Range (batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah)
K = Jumlah kelas yang dikehendaki
55
Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut :
i = 4
1(R) +
=
=
= = 5
Atas dasar nilai range tersebut kategori nilai pemahaman materi Fiqih
Ibadah adalah sebagai berikut :
a. Nilai 75 – 79 kategori (A) baik sekali
b. Nilai 70 – 74 kategori (B) baik
c. Nilai 65 – 69 kategori (C) cukup
d. Nilai 60 – 64 kategori (D) kurang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel. 4.3.
HASIL TEST TENTANG PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH
MTS TARQIYATUL HIMMAH KAB. SEMARANG
No. Nama Nilai Kategori
1 M. Misbah 75 A
2 M. Khoiron 68 C
3 Arif Ariyanto 77 A
4 M. Arif Mislakhuddin 71 B
5 Budi Santoso 60 D
(79 – 60) + 1
4
19 + 1
4
20
4
56
6 Ida Rahmawati 75 A
7 Nikmatul Wafiroh 77 A
8 Ruliati Mustamiah 70 B
9 Roro Idussaniyah 72 B
10 Ika Ariyanti 79 A
11 Nina Sukarno 71 B
12 Wahid Abdullah Zain 70 B
13 Rita Trisnawati 77 A
14 Mustaqim 76 A
15 Anita Sari 71 B
16 Hasan Muslih 74 B
17 Lilawati Rosita Dewi 65 C
18 Supriyono 75 A
19 Ustadziah 76 A
20 Noor Saidah 77 A
21 Laila faizaturrohman 75 A
22 Moh. Syafiq 75 A
23 Ely Rosidah 72 B
24 Ahlis N. Kholili 79 A
25 Eni Andriyani 77 A
26 Maslianah 70 B
27 Samsudin 72 B
28 Nor Idayanti 74 B
Setelah diketahui nilai dan ditentukan lebar intervalnya, selanjutnya penulis
sajikan tabel frekuensi mengenai pemahaman materi Fiqih Ibadah kelas VII MTs
Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang adalah sebagai berikut:
57
Tabel. 4.4.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KOMPETENSI
PEDAGOGIK GURU BAHASA ARAB
Kategori Kriteria Interval Frekuensi Prosentase
A Baik Sekali 75 – 79 14 50%
B Baik 70 – 74 11 39,28%
C Cukup 65 – 69 2 7,14%
D Kurang 60 – 64 1 3,58%
JUMLAH 28 100%
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman materi
Fiqih Ibadah sebagai berikut :
a. Kategori (A) baik sekali sebanyak 14 orang atau 50%
b. Kategori (B) baik sebanyak 11 orang atau 39,28%
c. Kategori (C) cukup sebanyak 2 orang atau 7,14%
d. Kategori (D) kurang sebanyak 1 orang atau 3,58%
Maka hal ini menunjukkan bahwa pemahaman materi Fiqih Ibadah di MTs
Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang tergolong pada kriteria baik sekali pada interval
75 – 79 yaitu 14 responden atau 50%.
Selanjutnya untuk mengetahui nilai rata-rata tengah efektifitas variabel X
(pemahaman materi Fiqih Ibadah) ditempuh dengan menggunakan langkah sebagai
berikut :
58
Tabel . 4.5.
NILAI RATA-RATA HASIL TEST
PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH
No X f fX Prosentase
1 60 1 60 3,6%
2 65 1 65 3,6%
3 68 1 68 3,6%
4 70 3 210 10,7%
5 71 3 213 10,7%
6 72 3 216 10,7%
7 74 2 148 7,1%
8 75 5 375 17,9%
9 76 2 152 7,1%
10 77 3 385 17,9%
11 79 2 158 7,1%
∑f = 28 ∑fX = 2050 100%
Dari tabel di atas dapat di mengerti bahwa nilai rata-rata pemahaman materi
Fiqih Ibadah adalah :
∑fX 2050
M = = = 73,2143
N 28
Berhubungan dengan hasil hitungan di atas, maka untuk variabel X adalah
73,2143. Dengan demikian, maka variabel X menduduki interval antara 70 – 74,
maka variabel X (pemahaman materi Fiqih Ibadah) dikategorikan baik.
2. Tentang Hasil Nilai Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII MTs Tarqiyatul
Himmah Kab. Semarang.
59
Pengambilan hasil nilai Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII MTs
Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang tahun pelajaran 2018/2019 adalah diambil dari
Nilai Test, sebagaimana tabel berikut :
Tabel. 4.6.
HASIL NILAI TEST KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT
SISWA KELAS VII MTS TARQIYATUL HIMMAH
KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
No. Nama Nilai
1 M. Misbah 70
2 M. Khoiron 60
3 Arif Ariyanto 80
4 M. Arif Mislakhuddin 70
5 Budi Santoso 60
6 Ida Rahmawati 80
7 Nikmatul Wafiroh 80
8 Ruliati Mustamiah 70
9 Roro Idussaniyah 80
10 Ika Ariyanti 80
11 Nina Sukarno 70
12 Wahid Abdullah Zain 70
13 Rita Trisnawati 80
14 Mustaqim 80
15 Anita Sari 70
16 Hasan Muslih 80
17 Lilawati Rosita Dewi 60
18 Supriyono 70
19 Ustadziah 80
60
20 Noor Saidah 80
21 Laila faizaturrohman 80
22 Moh. Syafiq 80
23 Ely Rosidah 70
24 Ahlis N. Kholili 80
25 Eni Andriyani 80
26 Maslianah 70
27 Samsudin 70
28 Nor Idayanti 80
Setelah diketahui data hasil Kemampuan Praktik Shalat siswa, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan untuk mengetahui rata-rata
(mean) dari nilai Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII MTs Tarqiyatul
Himmah Kab. Semarang. Tabel distribusi frekuensi dapat dilihat sebagaimana
berikut :
Tabel. 4.7.
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI
KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT SISWA
No Y f fY Prosentase
1 60 3 180 10,7%
2 70 10 700 35,7%
3 80 15 1200 53,6%
∑f = 28 ∑fY = 2080 100%
61
Dari tabel di atas dapat di mengerti bahwa nilai rata-rata Kemampuan
Praktik Shalat siswa adalah :
∑fY 2080
M = = = 74,2857
N 28
Selanjutnya menentukan predikat dari nilai Kemampuan Praktik Shalat
sebagaimana berikut :
a. Nilai 100 berpredikat istimewa
b. Nilai 90 berpredikat sangat baik
c. Nilai 80 berpredikat baik
d. Nilai 70 berpredikat cukup
e. Nilai 60 berpredikat sedang
f. Nilai 50 berpredikat kurang.
Dari predikat di atas, maka bila Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII
MTs Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang dikaitkan dengan predikat di atas, maka
terdapat nilai cukup baik dimana nilai mean sebesar 74,2857.
C. Analisis Uji Hipotesis
Pengolahan data hasil penelitian selanjutnya adalah mencari koefisien korelasi
antara variabel X dan variabel Y. Dari pertanyaan test yang diklasifikasikan dalam
kategori variabel bebas dan selanjutnya dinyatakan dengan X yakni pemahaman materi
Fiqih Ibadah, diperoleh hasil test dari masing-masing responden. Nilai yang diperoleh
dari test ini kemudian dikorelasikan dengan pengambilan Nilai Test, yang mana nilai
tersebut merupakan representasi dari variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan
62
dengan Y, yakni nilai prestasi hasil belajar Bahasa Arab siswa. Adapun tabel dan
perhitungan selengkapnya sebagai berikut:
Tabel. 4. 8.
PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG PENGARUH ANTARA
HASIL TEST (X) DENGAN HASIL TEST (Y)
No. Resp. X Y X2 Y2 XY
1 75 70 5625 4900 5250
2 68 60 4624 3600 4080
3 77 80 5929 6400 6160
4 71 70 5041 4900 4970
5 60 60 3600 3600 3600
6 75 80 5625 6400 6000
7 77 80 5929 6400 6160
8 70 70 4900 4900 4900
9 72 80 5184 6400 5760
10 79 80 6241 6400 6320
11 71 70 5041 4900 4970
12 70 70 4900 4900 4900
13 77 80 5929 6400 6160
14 76 80 5776 6400 1080
15 71 70 5041 4900 4970
16 74 80 5476 6400 5920
17 65 60 4225 3600 3900
18 75 70 5625 4900 5250
19 76 80 5776 6400 6080
20 77 80 5929 6400 6160
21 75 80 5625 6400 6000
22 75 80 5625 6400 6000
63
23 72 70 5184 4900 5040
24 79 80 6241 6400 6320
25 77 80 5929 6400 6160
26 70 70 4900 4900 4900
27 72 70 5184 4900 5040
28 74 80 5476 6400 5920
N=28 ∑X=2050 ∑Y=2080 ∑X2=150580 ∑Y2=155800 ∑XY=152970
Berangkat dari tabel persiapan di atas, kemudian dilakukan penghitungan
untuk mengetahui koefisien korelasi/indek korelasi antara variabel X dan Y
(pemahaman materi Fiqih Ibadah terhadap nilai Kemampuan Praktik Shalat siswa).
Diketahui :
∑N = 28
∑X = 2050
∑Y = 2080
∑X2 = 150580
∑Y2 = 155800
∑XY = 152970
( )( )
( ) ( ) − −
−=
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
28 x 152970 – (2050) (2080)
=
( 28 x 150580 – 4202500) (28 x 155800 – 4326400)
4283160 – 4264000
=
( 4216240 – 4202500) (4362400 – 4326400)
64
19160
=
13740 x 36000
19160
=
494640000
191160
=
22240,50359
= 0,861
D. Analisis Lanjut
Sebagai langkah terakhir dalam menganalisa data dari penelitian ini adalah
dengan menguji kebenaran hipotesis yang penulis ajukan. Adapun hipotesis yang
penulis ajukan dalam penelitian ini adalah belajar siswa VII MTs Tarqiyatul Himmah
Kab. Semarang, sedangkan analisis untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan
dengan data-data yang penulis dapatkan dari data lapangan membuktikan kebenaran
hipotesis, maka penelitian dianggap signifikan atau jipotesis yang telah diajukan
terbukti dan diterima.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan atau membandingkan antara nilai dalam koefisien korelasi (r
observasi) dengan nilai tabel (r tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1%.
65
Tabel. 4.9.
NILAI KOEFISIEN KORELASI “r” PRODUCT MOMENT
db Taraf Signifikan
5% 1%
26 0,388 0,496
28 0,374 0,479
30 0,361 0,463
1. Pemahaman materi Fiqih Ibadah dan Kemampuan Praktik Shalat siswa kelas VII
MTs Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang pada taraf signifikansi 5% dengan db (N)
= 28 diperoleh:
r observasi : 0,861
maka ro > rt berarti signifikan
r tabel = 0,374
Dengan demikian ro (observasi) lebih besar dari pada rt (r dalam tabel). Ini
berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada pengaruh yang positif) antara
kedua variabel tersebut.
2. Hubungan pemahaman materi Fiqih Ibadah dan prestasi belajar siswa kelas VII MTs
Tarqiyatul Himmah Kab. Semarang pada taraf signifikansi 1% dengan db (N) = 28
diperoleh:
ro observasi = 0,861
maka ro > rt berarti signifikan
r dalam tabel = 0,478
66
Dengan demikian ro (observasi) lebih besar daripada rt (r dalam tabel), ini
berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada pengaruh yang positif) antara
kedua variabel tersebut.
Dari kedua pengujian hjipotesis dengan taraf signifikansi 5% dan 1%, maka
hasil yang diperoleh adalah r observasi (hasil penelitian) lebih besar hasilnya
daripada r dalam table.
Selanjutnya untuk mengetahi nilai koefisien determinasi (variabel penentu)
variabel X terhadap Y, maka dilakukan proses perhitungan dengan rumus :
( r )2 x 100% = (0,861)2 x 100%
= 0,742 x 100%
= 74,2%
Jadi diketahui variabel penentu antara variabel X dan variabel Y sebesar
74,2%, sedangkan sisanya sebesar 25,8% merupakan variabel lain yang belum
diteliti oleh penulis.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan menganalisis data yang telah terkumpul,
maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berasarkan perhitungan dari analisis tingkat pemahaman materi Fiqih Ibadah siswa
kelas VII MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang telah dipaparkan
dalam metode test dengan jumlah responden 28 siswa, nilai tertinggi yang diperoleh
siswa adalah 79 dan nilai terendah siswa sebesar 64. Sehingga nilai rata-rata
pemahaman materi fiqih ibadah adalah 73,21 dan kategori nilai baik.
2. Dari analsis nilai Praktik Shalat siswa siswa kelas VII MTs Tarqiyatul Himmah Kec.
Pabelan Kab. Semarang diproleh nilai tertinggi siswa adalah 80 dan nilai praktik
shalat terendah siswa sebesar 60. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai praktik
ibadah shalat, terlihat bahwa kelompok skor yang mempunyai skor terbanyak dari
28 siswa adalah pada interval nilai 80 dengan frekuensi absolut 53,6%, sedangkan
pada interval nilai 60 dengan nilai frekuensi absolut 10,7%. Dengan demikian
praktik shalat siswa kelas VII di MTs Tarqiyyatul himmah bernilai cukup baik
dengan nilai rata-rata 74,28%.
3. Haisl dari perhitungan korelasi product moment rxy = 0,862. Setelah dikonsultasikan
dengan rtabel product moment paa taraf signifikan 5% dengan N 28 diperoleh rtabel
= 0,374% melihat hasil penyajian data di atas maka dapat dikatakan bahwa rxy
68
(hitung) ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan rt (r tabel) baik pada
tarafsignifikan 5% jika digambarkan maka rt 0,361>0,862.
Dengan demikian maka hiotesis yang bberbunyi ada hubungan anatara
pemahaman materi fiqih ibadah dengan kemampuan praktik shalat siswa kelas VII
di MTs Tarqiyyatul himmah kauman lor, kec. Pabelan, kab. Semarang, dapat
diterima. Dengan demikian hipotesa kerja yang diajukan dalam penelitian ini
terbukti, karena hasilpenelitian membuktikan baha ada korelasi yang signifikan
antara pemahaman materi fiqih ibadah dengan kemampuan praktek shalat siswa
kelas VII di Mts Tarqiyyatul Himmah Kauman Lor, kec. Pabelan, kab. Semarang
Tahun pelajajaran 2018/2019.
B. Saran-saran
1. Untuk siswa
Bagi siswa dan siswi MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab.
Semarang agar lebih meningkatkan prestasi belajar dan perlu diketahui pula bahwa
ilmu itu tidak sekedar untuk diketahui tapi harus diterapkan dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang
Bagi MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan Kab. Semarang, hendaknya
sekolah menyediakan buku-buku tentang praktik shalat yang lebih memadai,
69
menciptakan lingkungan yang lebih nyaman memberikan dorongan kepada anak
didik untuk belajar lebih giat.
C. Kata Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Karena kemampuan manusia hanyalah sebagian kecil dari apa yang menjadi
kemampuan Allah, maka tanpa ridlo dan taufik-Nya, semua yang dilakukan manusia
tidak akan ada apa-apanya. Begitu juga dengan penulis, tidak akan terwujud skripsi ini
tanpa bimbingan dan hidayah dari Allah.
Penulis menyadari, bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri,
umumnya bagi para pembaca dan semoga Allah SWT menyertai setiap langkah-
langkah kita menuju kesuksesan, amien ya robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim (Minhajul Muslim), (Jakarta : PT.
DarulFalah, 2000)
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah, KhairulAmru
Harahap dan Faisal Saleh, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), cet. ke-1.
A.F. Jaelani,2000.Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental (Tazkiyat An-Nafs, Anjah).
Ahmad Azhar Basyir, 2003. Falsafah Ibadah dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press,).
Arikunto, suharsimi. 2006. Penelitian Kualitatif .Bandung: PT.Mandar Maju.
Arikunto.1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.(Jakarta: Bumi Aksara).
Beni Ahmad Saebani. 2009. Fiiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia).
Darmanigtyas. 2004. Pendidikan yang memiskinka,n (Yogyakarta: Galang Press).
Departemen Agama RI,2004.Rukun Islam, Jakarta.
EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi
Revisi, Cet. 3, Semarang: Difa Publishers.
Ghani, Djunaidi. 1997. Dasar-dasar Pendidikan dan Kualitatif:prosedur. Surabaya:
PT.Bila Ilmu.
Habsi Ash Shiddiqiey, Pedoman Sholat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976).
Hasan Ridwan, FIQH IBADAH, (Bandung : Pustaka Setia, 2009).
Imran Efendy Hasibuan, Shalat Dalam Perspektif Fikih dan Tasawuf, (Pekanbaru:
CV.Gema Syukran Press, 2008), cet. ke-2.
Muhammad Nashiruddin al Albani, Shahih Sunan Abu Daud, (Jakarta: Pustaka
Azzam,2007), cet. ke-1.
Nawawi, Hadari. 1990. ”Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung PT.
RemajaRosdakarya, 2012.
Riduan, Dasar-dasar Statistika, Penerbit ALFABETA, Bandung, 2005
Robbins, S. 2007. “Manajemen”, Edisi Kedelapan, Jakarta: Penerbit PT Indeks
Sentot Haryanto, Psikologi Shalat (Kajian Aspek-aspek Psikologi Ibadah Shalat
oleholehIsra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW), (Yogyakarta: 2007), cet. ke-5.
Sugiyono, 2010.Statisik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 1998. ”Metodologi Penelitian”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syaikh Muhammad Fadh & Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Sifat Wudhu & Shalat NabiSAW,
Penerjemah: Geis Umar Bawazier, (Jakarta: al-Kautsar, 2011), cet. ke-1.
Umar, Husain. 1999. Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008.
Yunasril Ali, Buku Induk Rahasia dan Makna Ibadah, (Jakarta : Zaman, 2012).
Yusuf Syamsu dan Sugandi Nani, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,
2005)
INSTRUMEN PENELITIAN
PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH (VARIABEL X)
Nama : .......
Kelas : .......
I. Berilahtandasilang(X) padahuruf a, b, c, atau d untukjawaban yang benar !
1. Menurut bahasa shalat artinya adalah ...
a. Berdo’a
b. Berdiri tegak
c. Bersedekah
d. Memohon
2. Shalatfardhuadalah ..
a. Suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.
b. Suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
surat pendek sesuai dengan persyaratkan yang ada.
c. Suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan niat dan diakhiri dengan
salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.
d. Suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan al-fatihah dan diakhiri
dengan tahiyyat sesuai dengan persyaratkan yang ada.
3. Tujuanshalatyang tepat adalahuntukmencegahperbuatan...
a. Baik dan buruk
b. Terlarang
c. kejidanmunkar
d. kebaikan
4. Nama-namashalatfardhuberikut ini yang benar adalah ...
a. Duhur, Jum’at, Ashar, Magrib dan isa’
b. Duhur, Ashar, Magrib, isa’ dan subuh.
c. Duhur, Sunnah, Ashar, Magribdanisa’
d. Duhur, Idul Fitri, Ashar, Magribdanisa’
5. Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah ...
a. Sunnah bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak
gila
b. Makruh bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak
gila
c. Mubah bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak
gila
d. Wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak
gila
6. Berikut Syaratshalatfardhu, Kecuali ...
a. Beragama Islam
b. Gila
c. Berusia cukup dewasa
d. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
7. Syarat sah pelaksanaan shalat adalah sebagai berikut ini adalah ...
a. Masuk waktu shalat, Menghadap ke utara, Suci dari najis baik hadas kecil
maupun besar dan Menutup aurat
b. Waktu shalat tidak tentu, Menghadap ke kiblat, Suci dari najis baik hadas kecil
maupun besar dan Menutup aurat
c. Masuk waktu shalat, Menghadap ke kiblat, Suci dari najis baik hadas kecil
maupun besar dan Menutup aurat
d. Masuk waktu shalat, Menghadap ke kiblat, Suci dari najis baik hadas kecil
maupun besar dan terlihat auratnya
8. Diantaranya rukunshalatfardhu, kecuali ...
a. Niat
b. Posisis berdiri bagi yang mampu
c. Takbiratul ihram
d. Membaca do’a dengan nyaring
9. Berikut bunyi Q.S. Al-Ankabut:45 :
Arti dari potongan surat di atas adalah ...
a. Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu sangat mudah
b. Kerjakanlahsholatsesungguhnyasholatituadalah tiang agama
c. Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa menyelesaikan masalahmu
d. Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan
munkar
10. SholatAsharyaitushalat yang dikerjakan...
a. 2 (dua) raka'at
b. 3 (tiga) raka'at
c. 4 (empat) raka'at
d. 5 (empat) raka'at
11. Shalat yang terdiriatas imam danmakmumdisebutshalat . . .
a. Wajib
b. Jamaah
c. Sunah
d. Fardu
12. Seoranglaki-lakisahmenjadimakmumkepada..
a. laki-laki
b. anak kecil
c. wanita
d. semua benar
13. Berikuthal-hal yang membatalkanshalat, Kecuali ...
a. Menjadihadas / najisbaikpadatubuh, pakaianmaupunlokasi
b. Berkata-kata kotor dan melakukanbanyakgerakan di luarsholatbukandarurat
c. Beragama Islam dan mampu menjalankan shalat
d. Gerakanshalattidaksesuairukunshalatdangerakan yang tidaktuma'ninah.
14. Perhatikan bacaan niat shalat berikut !
Bacaan di atas adalah niat shalat ...
a. Subuh
b. Isa’
c. Magrib
d. Duhur
15. Orang yang shalat di belakang imam disebut ..
a. Amil
b. Balig
c. Makmum
d. Masbuk
16. ShalatFardhulebihbaikdilaksanakan...
a. Berjamaah
b. Sendirian
c. Tersembunyi
d. Di depan Rumah
17. Makmum yang tertinggalshalatnyadisebut ...
a. Makmum
b. Imam
c. Masbuk
d. Mashur
18. Makmumlaki-lakimengingatkan imam yang lupadenganucapan ...
a. Subhanallah
b. Alhamdulillah
c. Allahu Akbar
d. Amiin
19. Adzandalamshalatberjamaahmerupakanhalyang ..
a. Mubah
b. Sunnah
c. Wajib
d. Makruh
20. Apabilaseseorangshalatdenganberjamaahmaka orang tersebutmendapatkanpahala
...
a. 24 derajat
b. 27 derajat
c. 26 derajat
d. 28 derajat
21. Safshalatberjamaah paling depansebaiknyadiisioleh . .
a. Orang dewasa
b. anak-anak
c. Remaja
d. semua salah
22. Apabila imam rukuk, makmumharus ...
a. Sujud
b. Rukuk
c. Berdiri
d. i’tidal
23. Hukumshalatberjamaahadalah ...
a. Sunahmuakkad
b. wajib
c. Makruh
d. Mubah
24. Posisiantara imam danmakmumdalamshalatberjamaahharuslah ...
a. depan dan belakang
b. membelakangi
c. menjauh
d. semua benar
25. Syaratsahmenjadimakmumadalahniatmengikuti . .
a. Imam
b. Makmum
c. Jamaah
d. Shalat
26. Makmummembaca Surah Al-Fatihahdengansuara . .
a. Lantang
b. Pelan
c. Teriakan
d. Keras
27. Seseorang yang makruhmenjadi imam adalah orang yang . .
a. sudahkhitan
b. belumbalig
c. bagusbacaan
d. semuasalah
28. Saat imam membaca Surah Al-Fatihah,makmumhendaknya ..
a. bercakap-cakap
b. Tertawa
c. Bergurau
d. mendengarkan
29. Sebelummemulaishalatberjamaah, imam harusmenertibkan .
a. Pakaian
b. saf/barisan
c. sarung dan peci
d. semua benar
30. Hikmahshalatberjamaahadalah ....
a. banyakpahala
b. pujian
c. Kesenangan
d. Semua jawaban salah
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Apakah yang dimaksud dengan shalat fardhu.......
2. Sebutkan syarat-syarat shalat fardhu .......
3. Sebutkan rukun-rukun dalam shalat fardhu ........
4. Sebutkan macam-macam shalat fardhu beserta jumlah rakaatnya......
5. Sebutkan hal-hal yang membatalkan shalat........
6. Sebutkan waktu untuk melaksanakan shalat ashar......
7. Sebutkan waktu untuk melaksanakan shalat subuh.......
8. Bagaimanakah bacaan niat shalat magrib........
9. Bagaimanakah bacaan niat shalat dhuhur.......
10. Arti bacaan niat shalat magrib adalah.......
INSTRUMEN PENELITIAN
KEMAMPUAN PRAKTIK SHALAT SISWA (VARIABEL Y)
Nama siswa : ..................................
Mata Pelajaran : Fiqih
Pokok Bahasan : Kemampuan Melaksanakan Shalat
Kelas/Semester : VII/I
Hari/Tanggal : ..................................
No Aspek-aspek yang diobservasi Skala Nilai
Keterangan A B C D E
1. Gerakan-gerakan Sholat
(Ketrampilan):
g. Takbiratul Ihram
h. Rukuk
i. Sujud
j. TahiyatAwal
k. TahiyatAkhir
l. Salam
2. Bacaan Sholat (Kognitif):
j. Niat Shalat
k. Takbiratul Ihram
l. Bacaan i’tidal
m. Surat al-Fatihah
n. Surat-suratPendek
o. Bacaanrukuk
p. Bacaansujud
q. BacaanTahiyat
r. Bacaan Salam
3. Sikap (Afektif)
f. Berpakaianrapi (suci)
g. Menghadap Kiblat
h. Berzikirdanberdoa’asesudahsholat
i. Memfosukanniatshalathanyauntuk
Allah
j. Khusu’ dantuma’ninah
(tidakbergurau)
Jumlah Nilai
Total Nilai
Kesimpulan : .........................................................
Catatan Guru : .........................................................
Saran : .........................................................
Keteranga Skala Nilai:
A (Skor 5) : Menguasai Dengan Baik
B (Skor 4) : Menguasai
C (Skor 3) : Cukup Menguasai
D (Skor 2) : Kurang Menguasai
E (Skor 1) : Tdak Menguasai
KISI-KISI KEMAMAPUAN SHALAT SISWA
(VARIABEL Y)
No. Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman
1. Mempraktekkan Takbirotul Ihrom Pr.1
2. Mempraktekkan Rukuk Pr.2
3. Mempraktekkan Sujud Pr.3
4. Mempraktekkan Tahiyat Awal Pr.4
5. Mempraktekkan Tahiyat Akhir Pr.5
6. Mempraktekkan Salam Pr.6
7. Menghafalkan bacaan Niat Shalat Pr.7
8. Menghafalkan bacaan Takbirotul
Ihrom
Pr.8
9. Menghafalkan bacaan I’tidal Pr.9
10. Menghafalkan bacaan Surat Al-
Fatihah
Pr.10
11. Menghafalkan bacaan Surat-surat
pendek
Pr.11
12. Menghafalkan bacaan Rukuk Pr.12
13. Menghafalkan bacaan Sujud Pr.13
14. Menghapal bacaan Tahiyat Pr.14
15. Menghafal bacaan Salam Pr.15
16. Mempraktekkan Berpakaian rapi
dan bersih (suci)
Pr.16
17. Mempraktekkan menghadap kiblat Pr.17
18. Mempraktekkan Khusu’ dan
Tuma’ninah (tidak bergurau)
Pr.18
19. Mempraktekkan mengfokuskan niat
Shalat hanya Untuk Allah SWT
Pr.19
20. Mempraktekkan Berdzikir dan
Berdoa setelah Shalat
Pr.20
KISI-KISI PEMAHAMANMATERI FIQIH IBADAH
(VARIABELX)
No. Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman
1. menjelaskan shalat menurut bahasa P.1, P.2
2. Mendefinisikan tujuan shalat secara
lengkap
P.3
3. Menyebutkan nama-nama shalat fardhu P.4
4. Menjelaskan hukum shalat fardhu P.5
5. Menyebutkan syarat-syarat shalat
fardhu
P.6, P.7
6. Menyebutkan rukun shalat fardhu P.8
7. Menyebutkan arti surat Al-ankabut ayat
45
P.9
8. Menyebutkan jumlah shalat fardhu
ashar
P.10
9. Mendefinisikan shalat jamaah P.11
10. Menyebutkan syarat sah imam dan
makmum
P.12
11. Menyebutkan hal-hal yang
membatalkan shalat
P.13
12. Menyebutkan bacaan shalat isya’ P.14
13. Mendifinisikan makmum P.15
14. Mendefinisikan shalat jamaah dan
shalat munfarid
P.16
15. Mendefinisikan makmum P.17, P.18
16. Menyebutkan hukum adza sebelum
shalar fardhu
P.19
17. Menyebutkan definisi shalat berjamaah P.20, P.21
18. Menyebutkan syarat makmum P.22
19. Menyebutkan hukum shalat jamaah P.23
20. Menyebutkan posisi imam dan
makmum
P.24
21. Menyebutkan syarat sah menjadi
makmum
P.25, P.26
22. Menyebutkan seseorang yang makruh
menjadi imam
P.27
23. Menyebutkan perilaku makmum saat
imam membaca Al-Fatiahh
P.28
24. Menyebutkan perilaku imam sebelum
mulai shalat berjamaah
P.29
25. Menyebutkah hikmah shalat P.30
26. Menjelaskan makna shalat fardhu Essay P.1
27. Menyebutkan syarat shalat fardhu Essay P.2
28. Menyebutkan rukun shalat fardhu Essay P.3
29. Menebutkan macam-macam shalat
fardhu beserta jumlah rakaat
Essay P.4
30. Menyebutkan hal-hal yang
membatalkan shalat
Essay P.5
31. Menyebutkan pelakanaan dan bacaan
shalat fardhu
Essay P.6, P.7, P,8. P,9. P,10
KORELASI PEMAHAMAN MATERI FIQIH IBADAH DENGAN KEMAMPUAN PRAKTIK
SHALAT SISWA KELAS VII
DI MTS TARQIYYATUL HIMMAH KAUMAN LOR
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
AMRUL HUSAIN
NIM.111-14-227
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2019
LATAR BELAKANGUpaya untuk menanamkan pembiasaan ibadah shalat dengan baik tidak terlepas pada pemahaman
anak atas pemberian materi ataupun teori tentang ibadah fiqih. Peran seorang guru dalam
mentransformasi materi kepada siswanya perlu memerlukan startegi yang tepat agar tercipta
kenyamanan bagi anak. Diluar teori seorang guru madrasah dituntut untuk memberikan bimbingan
kepada siswa sejak dini untuk tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap
Allah SWT dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu di mulai
dari orang tua dan pengasuh (guru) untuk mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik
bacaan dan gerakannya (A.F. Jaelani, 2000:71).
Masalah mendidik adalah masalah setiap orang. karena setiap orang sejak dahulu hingga sekarang
berusaha mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diserahkan kepadanya untuk dididik
Proses belajar dipengaruhi oleh banyak sekali faktor-faktor. Perklidik harus mengatur faktor-faktor
tersebut supaya berpengaruh bagi belajarnya siswa (Suryabrata, 2008:233).
Keberhasilan dalam proses belajar tidak hanya ditentukan oleh guru. namun ada faklor lain yang
mempengaruhinya. secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu: (1) faktor intermal atau faktor dan dalam siswa yakni kondisi keadaan
Jasmani dan rohani siswa (tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa. minat siswa dan motivasi
siswa. (2) faktor eksternal atau faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan sekitar siswa
(lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial) dan (3) faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari maten-materi pelajaran (Syah, 2003:144).
Ruang Lingkup Fiqih
Pembelajaran fiqih di MTs. bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan
Variabel Penelitian Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemahaman Materi Fiqih Ibadah yang disebut variabel (X) diambil dari nilai hasil isian observasi rating scale