7
  MACAM-MACAM KOROSI 1. Definisi Korosi Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin ”Corrodere” yang berarti  perusakan logam. Adapun definisi ko rosi sebagai berikut.  Korosi adalah proses degradasi atau deteorisasi perusakan material yang terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.  Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan mekanis.  Korosi adalah Kebalikan dari metalurgi ekstraktif.  Korosi adalah proses elektrokimia dalam mencapai kesetimbangan thermodinamika suatu sistem.  Korosi adalah reaksi ant ara logam dengan lingkungannya.  Korosi adalah suatu penyakit dalam dunia teknik, walaupun secara langsung bukan merupakan produk teknik. Adanya studi tentang korosi adalah usaha untuk mencegah dan mengendalikan kerusakan supaya serangannya serendah mungkin dan dapat melampaui nilai ekonomisnya, atau umur tahannya material lebih lama untuk bisa dimanfaatkan. Caranya dengan usaha prefentif  atau  pencegahan dini untuk menghambat korosi. Dan hal ini lebih baik dari pada harus mengeluarkan biaya perbaikan yang tidak sedikit akibat serangan korosi.  2. Macam-macam Korosi  a) Korosi dapat dibedakan ke dalam banyak kategori. Menurut lokasi korosinya : 1) Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh) Pada korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang terekspose dengan lingkungan, terkorosi secara merata. Jenis korosi ini mengakibatkan rusaknya konstruksi secara total.

Korosi

  • Upload
    trisna

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

chemical engineering

Citation preview

  • MACAM-MACAM KOROSI

    1. Definisi Korosi

    Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin Corrodere yang berarti

    perusakan logam. Adapun definisi korosi sebagai berikut.

    Korosi adalah proses degradasi atau deteorisasi perusakan material yang terjadi

    disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.

    Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan mekanis.

    Korosi adalah Kebalikan dari metalurgi ekstraktif.

    Korosi adalah proses elektrokimia dalam mencapai kesetimbangan

    thermodinamika suatu sistem.

    Korosi adalah reaksi antara logam dengan lingkungannya.

    Korosi adalah suatu penyakit dalam dunia teknik, walaupun secara

    langsung bukan merupakan produk teknik. Adanya studi tentang korosi adalah

    usaha untuk mencegah dan mengendalikan kerusakan supaya serangannya

    serendah mungkin dan dapat melampaui nilai ekonomisnya, atau umur tahannya

    material lebih lama untuk bisa dimanfaatkan. Caranya dengan usaha prefentif atau

    pencegahan dini untuk menghambat korosi. Dan hal ini lebih baik dari pada harus

    mengeluarkan biaya perbaikan yang tidak sedikit akibat serangan korosi.

    2. Macam-macam Korosi

    a) Korosi dapat dibedakan ke dalam banyak kategori. Menurut lokasi korosinya :

    1) Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh)

    Pada korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang

    terekspose dengan lingkungan, terkorosi secara merata. Jenis korosi ini

    mengakibatkan rusaknya konstruksi secara total.

  • Gambar 1. (General Corrosion)

    2) Localized Corrosion (Korosi Lokal/Setempat)

    Pada jenis korosi lokal, yang terkorosi hanya bagian tertentu saja dari logam

    yang terekspose lingkungan. Korosi jenis ini tidak sampai menghabiskan

    seluruh konstruksi logam, tetapi efeknya tetap merugikan. Kerugian bisa mulai

    dari kebocoran sampai pecahnya peralatan.

    b) Berdasarkan lingkungannya, korosi dapat dibedakan ke dalam 2 (dua) kategori:

    1) Korosi Lingkungan Gas (Dry Corrosion)

    Korosi lingkungan gas dapat terjadi pada lingkungan atmosfir maupun lingkungan

    gas yang lain.

    2) Korosi Lingkungan Cairan (Wet Corrosion)

    Korosi lingkungan cairan dapat terjadi pada lingkungan air maupun cairan yang

    lain.

    c) Korosi dapat dibedakan berdasarkan suhu korosif yang melingkungi konstruksi

    logam. Berdasarkan suhu korosif ini, korosi dibedakan menjadi 2 (dua) kategori,

    yaitu :

    1) Korosi Suhu Tinggi (High Temperature Corrosion)

    High Temperature Corrosion terjadi pada burner, boiler, reformer, reaktor, dsb.

    Korosi jenis ini banyak terjadi dalam suasana lingkungan gas.

    2) Korosi Biasa/ Suhu Kamar

    d) Di antara macam-macam penamaan / jenis-jenis korosi, yang sering dijumpai

    ialah :

    1) Galvanic atau Bimetalic Corrosion

    Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika

    dua macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.

    Logam yang memiliki potensial korosi lebih tinggi, akan terkorosi lebih hebat

    daripada kalau ia sendirian dan tidak dihubungkan langsung dengan logam yang

    memiliki potensial korosi yang lebih rendah. Logam yang memiliki potensial

  • korosi yang lebih rendah akan kurang terkorosi daripada kalau ia sendirian dan

    tidak dihubungkan langsung dengan logam yang memiliki potensial korosi yang

    lebih tinggi. Pada kasus ini terbentuk sebuah sel galvanik, dengan logam yang

    berpotensial korosi lebih tinggi sebagai anoda dan logam yang berpotensial korosi

    lebih rendah sebagai katoda.

    Gambar 2. (Galvanic Corrosion)

    2) Crevice Corrosion

    Crevice corrosion termasuk jenis korosi lokal. Jenis korosi ini terjadi pada

    celah-celah konstruksi, seperti kaki-kaki konstruksi, drum maupun tabung gas.

    Korosi jenis ini juga dapat dilihat pada celah antara tube dari Heat

    Exchanger dengan tubesheet-nya. Adanya korosi bisa ditandai dengan warna

    coklat di sekitar celah. Tipe korosi ini terjadi akibat terjebaknya elektrolit sebagai

    lingkungan korosif di celah-celah yang terbentuk diantara peralatan konstruksi.

    Gambar 3. (Crevice Corrosion)

    3) Pitting Corrosion

    Pitting corrosion juga termasuk korosi lokal. Jenis korosi ini mempunyai

    bentuk khas yaitu seperti sumur, sehingga disebut korosi sumuran. Arah

    perkembangan korosi tidak menyebar ke seluruh permukaaan logam melainkan

    menusuk ke arah ketebalan logam dan mengakibatkan konstruksi mengalami

  • kebocoran. Walaupun tidak sampai habis terkorosi, konstruksi tidak dapat

    beroperasi optimal, bahkan mungkin tidak dapat dipergunakan lagi karena

    kebocoran yang timbul. Pitting corrosion sering terjadi pada stainless-steel,

    terutama pada lingkungan yang tidak bergerak (stasioner) dan non-oksidator

    (tidak mengandung oksigen).

    Gambar 4. (Pitting Corrosion)

    4) Intergranular Corrosion

    5) Selective Leaching Corrosion

    6) Erosion/Abrassion Corrosion

    Erosion / abrassion corrosion adalah proses korosi yang bersamaan

    dengan erosi/abrasi. Korosi jenis ini biasanya menyerang peralatan yang

    lingkungannya adalah fluida yang bergerak, seperti aliran dalam pipa ataupun

    hantaman dan gerusan ombak ke kaki-kaki jetty. Keganasan fluida korosif yang

    bergerak diperhebat oleh adanya dua fase atau lebih dalam fluida tersebut,

    misalnya adanya fase liquid dan gas secara bersamaan, adanya fase liquid dan

    solid secara bersamaan ataupun adanya fase liquid, gas dan solid secara

    bersamaan. Kavitasi adalah contoh erosion corrosion pada peralatan yang

    berputar di lingkungan fluida yang bergerak, seperti impeller pompa dan sudu-

    sudu turbin. Erosion / abrassion corrosion juga terjadi di saluran gas-gas hasil

    pembakaran.

  • Gambar 5. (Erossion / Abrassion Corrosion)

    7) Stress Corrosion Cracking (SCC)

    Stress corrosion cracking adalah cracking akibat adanya stress dan

    terjadinya korosi secara bersamaan. Korosi jenis ini hanya terjadi jika kedua unsur

    penyebabnya (yaitu stress dan lingkungan korosif) berada secara bersama-sama.

    Stress corrosion cracking tidak akan ada kalau hanya ada stress atau hanya ada

    lingkungan korosif saja. Tipe korosi model SCC ini biasanya terjadi pada stainless

    steel. Hal ini disebabkan karena ketika terjadi korosi, pada permukaan logam

    terbentuk lapisan corrosion product berupa Cr2O3 yang merupakan bahan

    keramik. Ketika ada stress, maka lapis keramik tersebut tidak tahan sehingga

    pecah. Akibatnya, permukaan logam tidak lagi terlapisi oleh keramik dan

    terekspos kembali pada lingkungan yang korosif, sehingga kembali terkorosi dan

    membentuk lapisan oksida baru, yang selanjutnya pecah lagi oleh stress.

    Demikian seterusnya, sehingga terjadilah crack atau SCC yang dapat

    mengakibatkan pecahnya peralatan. Kegagalan peralatan begitu cepat dari sejak

    proses awal terjadinya SCC. Kecepatan perengkahan atau crack bisa mencapai

    kecepatan suara.

    Gambar 6. (Stress Corrosion Cracking)

    8) Differential Aeration Corrosion

    9) Fretting Corrosion

    Fretting corrosion adalah korosi yang terjadi pada konstruksi yang

    bergerak dengan mengalami gesekan. Jenis korosi ini biasa terjadi pada sumbu

    yang berputar dan bergesekan. Material logam yang berputar dan tergesek tersebut

    mengalami keausan akibat gesekan dan mengalami korosi secara bersamaan.

    Karena sempitnya clearance maka corrosion product ikut berputar bersama logam

  • yang terkorosi. Korosi jenis ini mengakibatkan konstruksi menjadi longgar,

    menambah clearance ataupun mengurangi tingkat kedapnya packing atau sealing.

    Gambar 7. (Fretting Corrosion)

    10) Filiform Corrosion

    Filiform corrosion adalah korosi yang berbentuk seperti cabang-cabang di

    permukaan logam yang tertutupi cat. Karateristik korosi jenis ini ialah bentuknya

    yang menyebar di permukaan logam dengan arah perkembangan korosi horizontal

    sepanjang permukaan logam dan tidak mengarah ke kedalaman logam.

    Gambar 8. (Filiform Corrosion)

    11) Corrosion Fatique

    12) Hydrogen Attack

    Hydrogen attack mengakibatkan logam menjadi rapuh akibat penetrasi

    hidrogen ke kedalaman logam. Peristiwa perapuhan ini biasa disebut dengan

    Hydrogen Embrittlement. Logam juga bisa retak oleh invasi hidrogen. Belum

    diketahui bagaimana hidrogen bisa merusak logam secara kimiawi ataupun secara

    elektrokimia, tetapi efek pengrusakannya terhadap logam sebagai bahan

    konstruksi sudah jelas. Boleh jadi hidrogen hanya mendifusio secara fisika saja ke

    dalam logam akibat kecilnya ukuran atom hidrogen.

  • Gambar 9. (Hydrogen Attack)

    13) Microbial Corrosion

    14) Dew Point Corrosion