8
Korupsi Itu dalam Pelaksanaan Anggaran, Bukan Pembahasan UU Jakarta - Pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey menolak datang saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rekan Tamsil, Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddik mengatakan korupsi terjadi saat pelaksanaan anggaran, bukan dalam pembahasan. "Korupsi itu nanti dalam pelaksanaan anggaran, tapi ini kan penyusunan pembahasan dan penyepakatan UU," ujar Mahfudz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/9/2011). Apa yang dipermasalahkan KPK, menurut Mahfudz, terkait dengan proses dan keputusan yang sudah dilakukan Banggar. Padahal, Banggar bekerja berdasarkan UU dan produk pekerjaannya menjadi UU. Karena itu KPK seharusnya tak bisa mempersoalkan kinerja Banggar. "Maka dia tidak bisa dipersoalkan KPK, karena kita bicara proses, ini bukan berbicara korupsi atau apa," jelas Mahfudz. Mahfudz menambahkan, bila ada dugaan kasus korupsi seperti kasus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang diindikasikan melibatkan anggota Banggar, sebaiknya diproses hukum secara individu, bukan membawa lembaga Banggar. "Kalau korup di Kemenakertrans ada terkait dengan orang-orang di Banggar, di luar Banggar silakan saja diproses hukum tapi sebagai individual. KPK sekarang kan KPK periksa seluruh pimpinan Banggar sebagi wakil institusi," jelas dia. Untuk itu Mahfudz berharap DPR dengan para aparat penegak hukum seperti KPK, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian membahas mekanisme penetapan anggaran di DPR. Untuk itu, DPR akan memanggil KPK, Kejaksaan Agung dan Polri untuk membahas hal itu. "Nggak usah cari-cari alasan tidak datang, duduk saja apa susahnya. Toh kalo perlu terbuka pembicaraannya. Sehingga nggak ada lagi

Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Artikel

Citation preview

Page 1: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Korupsi Itu dalam Pelaksanaan Anggaran, Bukan Pembahasan UU Jakarta - Pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey menolak datang saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rekan Tamsil, Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddik mengatakan korupsi terjadi saat pelaksanaan anggaran, bukan dalam pembahasan.

"Korupsi itu nanti dalam pelaksanaan anggaran, tapi ini kan penyusunan pembahasan dan penyepakatan UU," ujar Mahfudz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/9/2011).

Apa yang dipermasalahkan KPK, menurut Mahfudz, terkait dengan proses dan keputusan yang sudah dilakukan Banggar. Padahal, Banggar bekerja berdasarkan UU dan produk pekerjaannya menjadi UU. Karena itu KPK seharusnya tak bisa mempersoalkan kinerja Banggar.

"Maka dia tidak bisa dipersoalkan KPK, karena kita bicara proses, ini bukan berbicara korupsi atau apa," jelas Mahfudz.

Mahfudz menambahkan, bila ada dugaan kasus korupsi seperti kasus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang diindikasikan melibatkan anggota Banggar, sebaiknya diproses hukum secara individu, bukan membawa lembaga Banggar.

"Kalau korup di Kemenakertrans ada terkait dengan orang-orang di Banggar, di luar Banggar silakan saja diproses hukum tapi sebagai individual. KPK sekarang kan KPK periksa seluruh pimpinan Banggar sebagi wakil institusi," jelas dia.

Untuk itu Mahfudz berharap DPR dengan para aparat penegak hukum seperti KPK, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian membahas mekanisme penetapan anggaran di DPR. Untuk itu, DPR akan memanggil KPK, Kejaksaan Agung dan Polri untuk membahas hal itu.

"Nggak usah cari-cari alasan tidak datang, duduk saja apa susahnya. Toh kalo perlu terbuka pembicaraannya. Sehingga nggak ada lagi ganjalan-ganjalan persoalan, sehingga ketika Banggar bekerja mereka merasa sudah tidak punya ganjalan apa-apa," tutur Ketua Komisi I DPR ini.

Page 2: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Somasi Tak Ditanggapi, Gubernur Bali Adukan Bali Post ke Dewan Pers

Jakarta - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai somasinya tak mendapat tanggapan dari Bali Post. Pastika pun mengadukan Bali Post ke Dewan Pers atas tuduhan berita bohong.

Pengaduan itu telah disampaikan langsung kepada Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Selasa (27/8/2011).

Dewan Pers akan segera datang ke Bali melakukan investigasi. "Tim dari Dewan Pers akan tiba di Bali pada minggu ini," kata Ketua Tim Penasihat Gubernur Bali, Nyoman Sumantha kepada wartawan di Center Point, Jl Puputan Raya Renon, Denpasar, Rabu (28/9/2011).

Sumantha mengatakan materi pengaduan ke Dewan Pers sama dengan materi somasi Gubernur Bali atas pemberitaan bohong berjudul "Gubernur: Bubarkan Saja Desa Pakraman".

Sumantha menambahkan, pihaknya mengadukan Bali Post ke Dewan Pers karena somasinya tak mendapat tanggapan serius dari Bali Post. Pastika mensomasi Bali Post dengan tuntutan Rp 100 miliar dan permintaan maaf selama tujuh hari berturut-turut pada Sabtu (25/9/2011).

"Kami merasa Bali Post belum melakukan koreksi dan mengakui kesalahan," kata anggota tim pengacara Robert Khuana.

Bali Post menyambut baik langkah Pastika mengadukan permasalahan tersebut ke Dewan Pers. "Kami juga telah menyerahkan masalah ini ke Dewan Pers," kata Pemimpin Redaksi Bali Post Nyoman Wiratha kepada detikcom melalui telepon.

Page 3: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Pengusaha Nasional Motor Kemandirian Ekonomi Medan - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengajak seluruh pengusaha bersatu padu dengan pemerintah guna menghadapi situasi perekonomian global yang semakin memburuk. Menurutnya, pemerintah tidak akan berhasil sendirian membangun ekonomi tanpa adanya dukungan dari para pelaku usaha dan seluruh bangsa Indonesia.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mencontohkan, Indonesia telah berhasil menyelamatkan perekonomian dari krisis 2008 karena kebersamaan dalam menjaga kondisi perekonomian Indonesia.

"Memang Indonesia sudah mulai merasakan dampak dari krisis ekonomi global saat ini. Seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terkoreksi 8,9% beberapa waktu lalu, juga diikuti nilai kurs rupiah yang menyentuh Rp 8890," ujar Hatta ketika membuka Rakerkonas Apindo di Medan, Senin 26/9).

Namun, dia berharap para pengusaha tetap tenang serta tidak panik meski krisis Eropa semakin memburuk. Sebab dia yakin fundamental ekonomi Indonesia memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan 2008. Pasalnya, menurut Hatta dengan daya beli masyarakat Indonesia yang cukup tinggi yaitu 5,51%, pertumbuhan sebesar 6,5% pada tahun ini bisa tercapai di tengah perlambatan ekonomi dunia menjadi 4% di September.

Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi menyambut baik ajakan Hatta untuk bersatu padu menghadapi krisis. Menurutnya, kondisi perekonomian global saat ini, terutama krisis yang dialami beberapa negara di Eropa, kemungkinan bisa lebih buruk dari krisis 2008.

"Kami selaku pengusaha, merasa khawatir dengan krisis global kali ini akan lebih buruk dari 2008. Harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan para pengusaha guna mempersiapkan perekonomian Indonesia yang kuat dalam kondisi global yang lebih buruk lagi," ujarnya.

Sofjan menjelaskan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ketidakpastian perekonomian global sudah dirasakan banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Seperti penurunan harga saham baru-baru ini. Menurutnya, dengan kondisi global tersebut penjualan dan harga komoditas akan mengalami beberapa kendala ke depan.

" Tahun ini kontrak beberapa komoditas kita seperti kelapa sawit dan batu bara sangat baik. Tapi kita belum tahu keadaannya apakah akan sama di tahun depan," ujarnya.

Maka dari itu, Sofjan mengusulkan agar pemerintah dan para pengusaha di Indonesia bisa duduk bersama membicarakan memburuknya perekonomian Eropa saat ini. Dengan hal tersebut, Sofjan mengaharapkan munculnya terobosan-terobosan baru guna menghadapi dan mengantisipasi keadaan perekonomian paling buruk yang akan terjadi di beberapa tahun ke depan.

Page 4: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Kenaikan TDL 2012 untuk pelanggan kaya Jakarta - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum sepakat soal besaran subsidi listrik dalam RAPBN 2011. Pemerintah yang diwakili Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Menteri ESDM Ad Interim Hatta Rajasa dan Komisi VII DPR memutuskan menunda pembahasan hingga Senin (26/9) pekan depan.

Topik yang menjadi perdebatan panjang dalam rapat kerja di Komisi VII kemarin (21/9) adalah rencana pemerintah menaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 10 persen pada 1 April 2011. Kenaikan tarif listrik itu tidak berlaku bagi golongan pelanggan tidak mampu berdaya 450 volt ampere (VA). "Kami siap membahasnya secara mendalam bersama DPR," kata Hatta menanggapi protes politisi Senayan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, Subsidi harus dikendalikan demi menjaga kesinambungan dan kredibilitas fiskal. Saat ini total anggaran subsidi mencapai 20 persen dari APBN. Selama beberapa tahun terakhir subsidi listrik selalu mengalami peningkatan signifikan.

Rencana kenaikan tarif listrik ini berkaitan pula dengan upaya pemerintah meningkatkan eletrifikasi. Menurut Hatta, baru 60 persen rakyat Indonesia yang menikmati listrik. Masyarakat yang belum teraliri listrik tidak hanya berada di luar Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Jawa yang infrastrukturnya sudah memadai.

"Kita ingin meningkatkan elektrifikasi. Tapi di sisi lain, setiap kilowatt-hour (KwH) elektrifikasi yang kita tingkatkan, subsidi harus bertambah. Di sinilah pentingnya kita menaikan tarif listrik," ujar Hatta.

Calon besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini memaparkan, alokasi anggaran subsidi lsitrik dalam RAPBN tahun 2012 direncakan sebesar Rp 45 triliun. Rinciannya, subsidi tahun berjalan Rp 40,5 triliun ditambah carry over subsidi 2011 sebesar Rp 4,5 triliun, sehingga totalnya Rp 45 triliun.

Angkat itu setara 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jumlah subsidi listrik 2012 lebih rendah Rp 20,5 triliun atau 31,4 persen dari alokasi subsidi listrik pada APBN-P 2011 sebesar 65,5 triliun, atau 0,9 persen dari PDB Indonesia. Perhitungan subsidi listrik tahun 2012 didasarkan pada asumsi Indonesian crude price (ICP) US$ 90 per barel, nilai tukar rupiah 8800 per US$, margin usaha PT PLN 7 persen, perkiraan peningkatan penjualan tenaga listrik berkisar 10,4 persen dari penjualan tahun 2011, dan susut jaringan sekitar 8,5 persen.

Selain berencana menaikan tarif listrik, pemerintah juga melakukan berbagai upaya lain guna menekan angka subsidi. Mialnya, pemerintah bersama PLN secara bertahap terus menurunkan besaran biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik. Mulai dari penurunan susut jaringan (loses), optimalisasi bauran energi (energy mix) untuk bahan bakar pembangkit terutama dengan cara menurunkan penggunaan BBM menjadi 3,7 juta kiloliter, serta menjamin dan menjaga ketersediaan pasokan gas bumi dan batu bara. Selain itu, mengupayakan pembenahan di tubuh PLN dan mendorong efesiensi biaya operasi.

Page 5: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

Tingkatkan Produksi Migas dengan paradigma baru cost recovery

Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, ongkos ekplorasi dan eksploitasi kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) atau cost recovery minyak dan gas merupakan investasi. Karenanya tidak boleh dianggap sebagai beban. Sebab cost recovery itu berperan meningkatkan produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi.

"Cost recovery adalah sebuah elemen investment yang harus dipegang. Sangat tidak relevan sebuah pertanyaan kenapa cost of recovery-nya meningkat tapi produksinya menurun," ujar Hatta saat membuka Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa (20/9).

Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, tidak berarti kalau produksi menurun cost recovery juga menurun. Penggelontoran dana untuk cost recovery tidak perlu disayangkan, asalkan diterapkan secara tepat . Sebagai contoh, jika ada sumur produksinya bisa mencapai 2.000 barel. Namun, 1.900 barel berisi air sedangkan minyaknya hanya 100 barel. "Airnya di-treatment sehingga cost recovery-nya menjadi tinggi," ujar Hatta.

Dia menjelaskan, seiring makin terbatasnya energi fosil serta gaya hidup manusia modern yang tidak bisa lepas dari kebutuhan energi, dipastikan suplai energi menjadi tantangan terbesar ke depan. Pertumbuhan ekonomi juga membutuhkan suplai energi seperti minyak, gas, dan listrik yang cukup.

Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Hatta, paling tidak dibutuhkan 1,25 persen pertumbuhan di sektor energi. Apabila pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen, dipastikan pertumbuhan energi harus sekitar 10 persen. Sebuah tantangan besar bagi komunitas migas di tanah air.

Tahun ini ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,5 persen, meningkat menjadi 6,7 hingga 6,9 persen pada 2012. Pada 2014 ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh di atas 7 persen jika tidak terjadi krisis global. Ketika itu pendapatan per kapita sudah mendekati US$ 5.000 dengan GDP US$ 1,2 triliun. "Ini membutuhkan suplai energi cukup," kata Hatta.

Dia memperkirakan, pada tahun 2025 permintaan Indonesia terhadap suplai minyak dan gas akan tumbuh lebih dari 8 juta barel oil equivalen per hari. Saat ini permintaan masih berada pada kisaran 2,5 juta barel oil equivalen per hari. "Agar suplai energi tetap aman, kita harus meningkatkan produksi minyak dan gas bumi dengan cara meningkatkan investasi, eksplorasi, dan temuan ladang baru," jelas Hatta.

Itu sebabnya hambatan-hambatan investasi harus disingkirkan. Misalnya, harus ada kepastian dalam pembebasan lahan, birokrasi yang efesien sehingga pengurusan izin tidak menghabiskan banyak waktu serta tidak ada pungutan liar. Keluhan soal banyaknya pemerintah daerah yang sering

Page 6: Korupsi Itu Dalam Pelaksanaan Anggaran

mengeluarkan peraturan yang menghambat harus diselesaikan.

"Kita butuh investasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Supaya ketersediaan energi tetap terjadi. Pertumbuhan ekonomi pun bisa terus digenjot demi kesejahteraan rakyat," kata calon besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.