Kota Pangkal Pinang

Embed Size (px)

Citation preview

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAANATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2004 DI PANGKALPINANG

PERWAKILAN II BPK-RI DI PALEMBANG

Nomor Tanggal

: :

143/S/XIV.2/05/2005 31 MEI 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN II DI PALEMBANG

NOTA - DINAS No. 04/S/Tim/04/2005Palembang, 26 April 2005 Kepada : Yth. Kepala Perwakilan II melalui Kepala Sub Auditorat Sumsel Babel BPK-RI di Palembang : Pemimpin Tim Kota Pangkalpinang 2005 : Penyampaian Konsep Hasil Pemeriksaan dan Surat Keluar atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 di Pangkalpinang (tanggal 1 Maret s.d 4 April 2005).

Dari Perihal

Lampiran : 1 (satu) berkas

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Konsep Hasil Pemeriksaan dan Surat Keluar atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 di Pangkalpinang (tanggal 1Maret s.d. 4 April 2005) yang telah disesuaikan dengan koreksi yang dilakukan oleh Kepala Seksi Bangka Belitung dan hasil rapat diskusi temuan dengan Pejabat Struktural dan para Pemimpin Tim.

Atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

Pemimpin Tim,

Najmatuzzahrah, SE. Ak NIP. 240003484

DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen..... Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 yang Diberi Opini oleh Auditor Bab I. Gambaran Umum Pemeriksaan I.1. Gambaran Umum.. 1. 2. 3. 4. 5. 6. I.2. Bab II. Dasar Hukum Pemeriksaan.. Tujuan Pemeriksaan..... Lingkup Pemeriksaaan..... Cakupan Pemeriksaan.. Standar Pemeriksaan.... Batasan dan Kendala Pemeriksaan...

Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 yang Diperiksa BPK.

Laporan Pemeriksaan II.1. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Perhitungan APBD. II.2. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Perhitungan APBD Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2004 1. 2. 3. II.3. Koreksi Atas Perhitungan Pendapatan Daerah. Koreksi Atas Perhitungan Belanja Daerah... Koreksi Atas Sisa Perhitunga n Anggaran Tahun Berjalan..

Catatan Pemeriksaan.. 1. Penerimaan Atas Pajak Penerangan Jalan Kurang

Dibukukan Sebesar Rp125.146.867,00... 2. Terdapat Hak Atas Pendapatan Sebesar Rp4.317.318.239,00 yang Belum Diterima Pada Tahun Anggaran 2003 dan Tidak Dicatat Sebagai Piutang........................................................... 3. Retribusi Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kurang Dibukukan Sebesar Rp68.744.530,00...................................... 4. SPJ Pengeluaran Daerah Belum Disampaikan Kepada Sub

Bidang

Akuntansi

dan

Pelaporan

Sampai

Dengan

Berakhirnya Pemeriksaan Tetapi Telah Diperhitungkan Secara Definitif Sebesar Rp1.033.781.858,00......................... 5. Pembayaran Penghasilan Pimp inan dan Anggota DPRD Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar

Rp13.062.710,00...................................................................... 6. Pembayaran Tunjangan Kesehatan, Honor Operasional, d an Honor Kepanitiaan Pos Sekretariat DPRD Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp131.961.525,00...... 7. Pembayaran Bia ya Bahan Bakar Kendaraan Dinas dan Uang Sewa Rumah Dinas Pos Sekretariat DPRD Tidak Dilengkapi Bukti Pendukung Sebesar Rp175.375.000,00.......................... 8. Belanja Perjalanan Dinas Pada Pos Sekretariat Daerah Kota Tidak Didukung Dengan Bukti Lengkap Sebesar

Rp50.400.000,00.. 9. Realisasi Bantuan Kepada Organisasi Partai Politik Sebesar Rp189.500.000,00 Tidak Ada Dasar Hukumnya..................... 10. Realisasi Belanja Tidak Tersangka Tidak Sesuai

Peruntukkannya Sebesar Rp440.601.400,00 11. Biaya Honorarium Kepanitiaan Pelaksanaan Kegiatan Non Fisik Pos Belanja Operasional dan Pemeliharaan Badan Keuangan Daerah Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp40.349. 250,00......................................................... 12. Biaya Honorarium Kepanitiaan Pelaksanaan Kegiatan Non Fisik Pos Belanja Operasional dan Pemeliharaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp145.518.500,00...... 13. Pengeluaran Belanja Pos Dinas Pendidikan yang Menjadi Beban Tahun Anggaran 2004 Dilaksanakan Pada Tahun Anggaran 2005 Sebesar Rp207.000.000,00.............................

14. Pengeluaran

Biaya

Jasa

Medik

Pada

RSUD

Kota

Pangkalpinang Berindikasi Merugikan Daerah Sebesar Rp39.619.058,00.. 15. Dana Blokir Berupa Dana Rutin dan Biaya Administrasi Kegiatan Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp1.258.915.228,00................................................................. 16. Belanja Operasional yang Dipakai Sebagai Uang Insentif Berindikasi Merugikan Daerah Sebesar Rp397.819.109,41 17. Pembayaran Biaya Administrasi Kegiatan Salah Peruntukkan Sebesar Rp822.085.135,00....................................................... 18. Sisa Pengisian Kas Tahun Anggaran 2004 Terlambat Disetor Oleh Pemegang Kas Sebesar Rp66.372.865,00.. 19. Investasi Saham Di PT Bank Sumsel Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Sebesar Rp207.932.000,00......................... 20. Pembuatan Rolling Door Sebesar Rp10.807.500,00

Berindikasi Fiktif...................................................................... II.4. II.5 Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 Setelah Diperiksa BPK Lampiran-lampiran

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIAJl. Demang Lebar Daun No. 2 Palembang 30137, Telp. (0711) 410549, Fax. (0711) 358948

Palembang, No Sifat Lampiran Perihal : /S/XIV.2/05/2005 : Rahasia : 1 (satu) berkas : Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004

Mei 2005

Kepada Yth : 1. Walikota Pangkalpinang 2. Ketua DPRD Kota Pangkalpinang di Pangkalpinang Sesuai dengan Ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga UUD 1945 jo Pasal 2 ayat (4) UU No.5 Th. 1973 tentang BPK jo Pasal 32 ayat (1) UU No. 17 Th. 2003 tentang Keuangan Negara dengan hormat kami sampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004. Atas perhatian dan tindak lanjutnya, diucapkan terima kasih.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPALA PERWAKILAN II DI PALEMBANG

DRS. SYAFRUDDIN TASMAN NIP. 240000747Tembusan : 1. Yth. Menteri Dalam Negeri, di Jakarta; 2. 3. 4. Yth. Auditor Utama Keuangan Negara IV BPK-RI, di Jakarta; Yth. Inspektur Jenderal Departemen Da lam Negeri, di Jakarta; Yth. Kepala Bawasda Kota Pangkalpinang, di Pangkalpinang.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIAJl. Demang Lebar Daun No.2 Palembang 30137 Telp. 0711-410549, Faks. 0711-358948

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 Undang-Undang No. 17 Tahun 2004, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Pangkalpinang. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup, dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.

2 Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang menemukan halhal material sebagai berikut: 1. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2004 Belum Disahkan Namun Nilainya Telah Tercatat Secara Definitif Dalam Draft Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 Sebesar Rp1.033.781.858,00. 2. Dana Blokir Belanja Administrasi Umum (BAU/Rutin) dan Biaya Administrasi Kegiatan Sebesar Rp1.258.915.228,00 Belum Dipertanggungjawabkan. 3. Pembayaran Biaya Operasional yang Dipakai Seba gai Uang Insentif, Biaya Jasa Medik pada RSUD Kota Pangkalpinang, dan Biaya Administrasi Kegiatan dibayarkan Kepada yang Tidak Berhak Sebesar Rp1.259.523.302,41. Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota

Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004, kecuali atas akibat yang dimuat dalam paragraf sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Di d alam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Kota dan DPRD Kota Pangkalpinang dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Palembang, 2 April 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan II di Palembang Ketua Tim, Najmatuzzahrah, SE. Ak. Akuntan REG-NEG D-24094

LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2004 YANG DIBERI OPINI OLEH AUDITOR

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2004dalam Rupiah

KODE REK 1. 1.1. 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4. 1.2. 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. 1.2.4. 1.3. 1.3.1. II. 2.1. 2.1.1. 2.1.1.1. 2.1.1.2. 2.1.1.3. 2.1.1.4. 2.1.2. 2.1.2.1 2.1.2.2. 2.1.2.3. 2.1.2.4. 2.1.3. 2.2. 2.2.1. 2.2.1.1. 2.2.1.2.

U

R

A

I

A

N

JUMLAH ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

REALISASI SETELAH AUDIT

PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain - lain Pendapatan Asli Daerah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan dari Provinsi LAIN - LAIN PENDAPATAN YANG SAH Lain - lain Pendapatan yang Sah BELANJA BELANJA APARATUR DAERAH Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal BELANJA PELAYANAN PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa

151.074.517.000,00 156.845.459.311,01 10.615.689.000,00 16.577.396.273,75 3.395.000.000,00 4.388.348.161,00 4.499.709.000,00 4.864.064.800,00 150.000.000,00 115.666.340,00 2.570.980.000,00 7.209.316.972,75 135.316.000.000,00 130.878.350.037,26 20.545.000.000,00 22.572.594.412,98 95.876.000.000,00 95.876.000.000,00 6.470.000.000,00 6.470.000.000,00 12.425.000.000,00 5.959.755.624,28 5.142.828.000,00 9.389.713.000,00 5.142.828.000,00 9.389.713.000,00 181.478.447.000,00 150.842.519.378,54 66.430.388.200,00 51.507.873.814,90 45.181.463.000,00 34.263.455.476,03 33.770.400.000,00 24.405.094.208,00 7.165.768.000,00 6.634.392.326,03 2.437.560.000,00 1.783.590.000,00 1.807.735.000,00 1.440.378.942,00 9.855.876.200,00 8.503.937.288,87 2.766.329.000,00 2.457.298.388,87 6.262.118.200,00 5.724.473.900,00 393.755.000,00 316.185.000,00 433.674.000,00 5.980.000,00 11.393.049.000,00 8.740.481.050,00 97.766.608.800,00 41.652.945.000,00 38.503.300.000,00 2.349.780.000,00 87.106.433.489,00 33.982.436.175,00 30.985.978.487,00 2.203.580.188,00

KODE REK 2.2.1.3. 2.2.1.4. 2.2.2. 2.2.2.1. 2.2.2.2. 2.2.2.3. 2.2.2.4. 2.2.3. 2.3. 2.4.

U

R

A

I

A

N

JUMLAH ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 6.600.000,00 793.265.000,00 15.835.554.900,00 3.801.326.725,00 9.587.099.175,00 499.319.000,00 1.947.810.000,00 40.278.108.900,00 14.648.450.000,00 2.633.000.000,00 (30.403.930.000,00) 30.403.930.000,00 32.245.714.000,00 32.245.714.000,00 666.784.000,00 350.000.000,00 50.000.000,00 525.000.000,00 250.000.000,00 1.841.784.000,00

REALISASI SETELAH AUDIT 6.600.000,00 786.277.500,00 15.385.798.241,00 3.578.209.827,00 9.429.113.069,00 439.339.000,00 1.939.136.345,00 37.738.199.073,00 10.965.704.160,00 1.262.507.914,64 6.002.939.932,47 (6.002.939.932,47) 32.245.714.105,94 29.403.310,40 3.237.676.461,37 122.663.933,70 35.635.457.811,41 458.852.000,00 300.000.000,00 21.403.959,00 522.625.605,00 250.000.000,00 40.085.516.179,88 41.638.397.743,88

Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Surplus / ( Defisit ) PEMBIAYAAN Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Pelepasan/Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan Penerimaan PFK Penerimaan Piutang Pajak Daerah Penerimaan Piutang Pajak/Bagi Hasil Pajak Penerimaan Piutang Angsuran Jumlah Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Daerah Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal a. Penyertaan Modal Saham pada Bank Sumsel b. Penyertaan Modal Saham pada BPR Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo Pembayaran Biaya Operasional PDAM Pembiayaan Pembelian Bahan Kimia PDAM Pengeluaran PFK Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan Jumlah Pembiayaan Pengeluaran

3. 3.1. 3.1.1. 3.1.2. 3.1.3. 3.1.4. 3.1.5. 3.1.6. 3.1.7. 3.1.8. 3.2. 3.2.1. 3.2.2.

3.2.3. 3.2.4. 3.2.5. 3.2.6. 3.2.7.

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG NERACA PER 31 DESEMBER 2004dalam Rupiah

Uraian AKTIVA LANCAR Kas - Bank Kas - Bendaharawan/Pemegang Kas Deposito Piutang Pajak Daerah Piutang Retribusi Piutang Dana Perimbangan Piutang Lain-lain Persediaan Jumlah Aktiva Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi dalam saham-BPDSS Investasi non saham-BPDSS Investasi di BPR Investasi di PDAM Jumlah Investasi Jangka Panjang AKTIVA TETAP Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air (Irigasi) Instalasi dan Jaringan Gedung Mesin dan Peralatan Kendaraan Meubelair dan Perlengkapan Buku Perpustakaan Hewan dan Tanaman Jumlah Aktiva Tetap AKTIVA LAIN-LAIN Piutang Angsuran Bangunan dalam Pengerjaan Jumlah Aktiva Lain-Lain TOTAL AKTIVA

31 Desember 2004 (Setelah Audit) 36.850.245.423,88 1.235.270.756,00 2.000.000.000,00 93.944.371,60 389.500.000,00 4.889.987.549,02 1.813.937.780,82 47.272.885.881,32 1.791.000.000,00 1.068.278,65 300.000.000,00 8.005.540.336,71 10.097.608.615,36 47.774.049.000,00 429.766.781.817,00 17.640.148.300,00 8.566.978.550,00 264.140.918.040,00 10.774.564.585,00 10.103.216.600,00 55.413.067.700,00 2.073.994.700,00 846.253.719.292,00 222.574.226,30 2.349.730.000,00 2.572.304.226,30 906.196.518.014,98

Uraian

31 Desember 2004 (Setelah Audit)

UTANG JANGKA PENDEK Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Belanja Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Pendapatan Diterima di Muka Utang Lain-lain Jumlah Utang Jangka Pendek UTANG JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri (kepada Pemerintah Pusat) Utang Luar Negeri Jumlah Utang Jangka Panjang EKUITAS Dana Donasi Dana Umum Jumlah Ekuitas TOTAL UTANG DAN EKUITAS

21.403.960,00 117.758.800,00 2.197.172,00 141.359.932,00 128.423.750,00 128.423.750,00 905.926.734.332,98 905.926.734.332,98 906.196.518.014,98

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG LAPORAN ALIRAN KAS TAHUN ANGGARAN 2004dalam Rupiah

U R A I A N ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk : Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Pendapatan dari Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan dari Propinsi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Jumlah Arus Kas Masuk Aliran Kas Keluar : Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai/Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Jumlah Arus Kas Keluar

Realisasi Setelah Audit

16.577.396.273,75 4.388.348.161,00 4.864.064.800,00 115.666.340,00 7.209.316.972,75 130.878.350.037,26 22.572.594.412,98 95.876.000.000,00 6.470.000.000,00 5.959.755.624,28 9.389.713.000,00 156.845.459.311,01 68.245.891.651,03 55.391.072.695,00 8.837.972.514,03 1.790.190.000,00 2.226.656.442,00 23.889.735.529,87 6.035.508.215,87 15.153.586.969,00 755.524.000,00 1.945.116.345,00 10.965.704.160,00 1.262.507.914,64 104.363.839.255,54

U R A I A N Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aliran Kas Masuk : Penjualan Investasi Jangka Panjang Penjualan Aktiva Tetap Jumlah Arus Kas Masuk Aliran Kas Keluar : Belanja Modal Pembangunan Pembelian Investasi Jangka Panjang Jumlah Arus Kas Keluar Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Aliran Kas Masuk :Penerimaan Piutang Pajak Daerah Penerimaan Piutang Pajak/Bagi Hasil Pajak Penerimaan Piutang Angsuran Penerimaan PFK

Realisasi Setelah Audit 52.481.620.055,47

46.478.680.123,00 46.478.680.123,00 (46.478.680.123,00)

Jumlah Arus Kas Masuk Aliran Kas Keluar : Penyertaan Modal Saham pada Bank Sumsel Penyertaan Modal Saham pada BPR Pembayaran Pokok Hutang Jangka Panjang Pembayaran Biaya Operasional PDAM Pembelian Bahan Kimia PDAM Pengeluaran PFK Jumlah Arus Kas Keluar Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan KENAIKAN BERSIH KAS SELAMA PERIODE Saldo Awal Kas

29.403.310,40 3.237.676.461,37 122.663.933,70 3.389.743.705,47 458.852.000,00 300.000.000,00 21.403.959,00 522.625.605,00 250.000.000,00 1.552.881.564,00 1.836.862.141,47 7.839.802.073,94 32.245.714.105,94

U R A I A N Saldo Akhir Kas

Realisasi Setelah Audit 40.085.516.179,88

RINCIAN PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2004BIDANG PEMERINTAHAN UNIT ORGANISASI : UMUM :

KODE REKENING

URAIAN KELOMPOK, JENIS DAN OBYEK

JUMLAH ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

JUMLAH REALISASI ( Rp )

BERTAMBAH / (BERKURANG) KETERANGAN RUPIAH %

1. 1.01.03.1. 1.01.03.1.2. 1.01.03.1.2.13. 1.01.03.1.2.28. 1.01.03.1.2.38. 1.01.03.1.4. 1.01.03.1.4.01. 1.01.03.1.4.01.01. 1.01.03.1.4.01.02. 1.01.03.1.4.01.03.

PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH RETRIBUSI DAERAH Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Izin Gangguan ( SIG ) Retribusi Surat Izin Tempat Usaha ( SITU ) LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

790.980.000,00 790.980.000,00 510.000.000,00 150.000.000,00 130.000.000,00 230.000.000,00 280.980.000,00 280.980.000,00 119.850.000,00 155.830.000,00 5.300.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

1.003.894.433,70 1.003.894.433,70 793.780.500,00 312.840.500,00 193.668.000,00 287.272.000,00 210.113.933,70 210.113.933,70 104.810.000,00 92.900.000,00 12.403.933,70

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

212.914.433,70 212.914.433,70 283.780.500,00 162.840.500,00 63.668.000,00 57.272.000,00 (70.866.066,30) (70.866.066,30) (15.040.000,00) (62.930.000,00) 7.103.933,70

126,92% 126,92% 155,64% 208,56% 148,98% 124,90% 74,78% 74,78% 87,45% 59,62% 234,04%

Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan Rp Pelunasan Cicilan Kendaraan Roda Empat Rp Angsuran Cicilan Kendaraan Roda Dua Rp Angsuran Cicilan Rumah Dinas Rp

2.01.03. 2.01.03. 1. 2.01.03.1. 1. 2.01.03.1.1. 1.

BELANJA BELANJA APARATUR DAERAH BELANJA ADMINISTRASI UMUM BELANJA PEGAWAI

Rp 32.809.431.000,00 Rp 14.021.699.000,00 Rp 7.147.952.000,00 Rp 2.774.434.000,00 Rp 2.774.434.000,00

Rp 21.722.553.721,64 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 8.135.902.227,00 4.400.432.727,00 1.254.897.079,00 1.254.897.079,00 1.870.044.898,00 269.813.125,00 664.932.520,00 89.505.200,00 14.886.500,00 268.542.553,00 562.365.000,00 949.660.000,00 949.660.000,00 325.830.750,00 90.950.000,00

Rp (11.086.877.278,36) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp (5.885.796.773,00) (2.747.519.273,00) (1.519.536.921,00) (1.519.536.921,00) (501.973.102,00) (1.586.875,00) (145.445.480,00) (16.494.800,00) (49.113.500,00) (275.457.447,00) (13.875.000,00) (650.340.000,00) (650.340.000,00) (75.669.250,00) (19.050.000,00)

66,21% 58,02% 61,56% 45,23% 45,23% 78,84% 99,42% 82,05% 84,44% 23,26% 49,36% 97,59% 59,35% 59,35% 81,15% 82,68%

2.01.03.1.1.03. 1. Gaji dan Tunjangan Pegawai 2.01.03.1.2. 1. 2.01.03.1.2.01. 2.01.03.1.2.02. 2.01.03.1.2.03. 2.01.03.1.2.04. 2.01.03.1.2.05. 2.01.03.1.2.06. 1. 1. 1. 1. 1. 1. BELANJA BARANG DAN JASA Biaya Bahan Pakai Habis Kantor Biaya Jasa Kantor Biaya Cetak dan Penggandaan Keperluan Kantor Biaya Sewa Biaya Makanan dan Minuman Biaya Pakaian Dinas

Rp 2.372.018.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 271.400.000,00 810.378.000,00 106.000.000,00 64.000.000,00 544.000.000,00 576.240.000,00

2.01.03.1.3. 1. BELANJA PERJALANAN DINAS 2.01.03.1.3.01. 1. Biaya Perjalanan Dinas 2.01.03.1.4. 1. BELANJA PEMELIHARAAN 2.01.03.1.4.01. 1. Biaya Pemeliharaan Bangunan Gedung

Rp 1.600.000.000,00 Rp 1.600.000.000,00 Rp Rp 401.500.000,00 110.000.000,00

2.01.03.1.4.02. 1. Biaya Pemeliharaan Alat - alat Angkutan 2.01.03.1.4.03. 1. Biaya Pemeliharaan Alat-alat Kantor & Rumah Tangga

Rp Rp

127.500.000,00 159.000.000,00

Rp Rp

125.151.000,00 104.729.750,00

Rp Rp

(2.349.000,00) (54.270.250,00)

98,16% 65,87%

2.01.03.1.4.05. 1. Biaya Pemeliharaan Buku Perpustakaan 2.01.03.2. 1. BELANJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

5.000.000,00 426.698.000,00 184.500.000,00 154.000.000,00 30.500.000,00 231.898.000,00 18.677.500,00 43.825.000,00 101.259.500,00 2.000.000,00 66.136.000,00 10.300.000,00 10.300.000,00 6.447.049.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 48.225.000,00 10.000.000,00 38.225.000,00 33.110.000,00 33.110.000,00 279.450.000,00 279.450.000,00 2.614.500.000,00 2.614.500.000,00 461.764.000,00 216.400.000,00 109.064.000,00 25.000.000,00 111.300.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

5.000.000,00 292.248.000,00 124.650.000,00 99.473.400,00 25.176.600,00 157.298.000,00 16.157.500,00 31.775.000,00 76.154.500,00 33.211.000,00 10.300.000,00 10.300.000,00 3.443.221.500,00 47.200.000,00 9.475.000,00 37.725.000,00 33.110.000,00 33.110.000,00 278.122.500,00 278.122.500,00 2.613.725.000,00 2.613.725.000,00 461.064.000,00 215.700.000,00 109.064.000,00 25.000.000,00 111.300.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00 1.358.439.420,00 942.157.420,00 942.157.420,00 942.157.420,00 416.282.000,00 57.830.000,00 57.830.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

(134.450.000,00) (59.850.000,00) (54.526.600,00) (5.323.400,00) (74.600.000,00) (2.520.000,00) (12.050.000,00) (25.105.000,00) (2.000.000,00) (32.925.000,00) (3.003.827.500,00) (3.000.000.000,00) (3.000.000.000,00) (1.025.000,00) (525.000,00) (500.000,00) (1.327.500,00) (1.327.500,00) (775.000,00) (775.000,00) (700.000,00) (700.000,00) (147.842.580,00) (147.842.580,00) (147.842.580,00) (147.842.580,00) -

100,00% 68,49% 67,56% 64,59% 82,55% 67,83% 86,51% 72,50% 75,21% 0,00% 50,22% 100,00% 100,00% 53,41% 0,00% 0,00% 97,87% 94,75% 98,69% 100,00% 100,00% 99,52% 99,52% 99,97% 99,97% 99,85% 99,68% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 90,18% 86,44% 86,44% 86,44% 100,00% 100,00% 100,00%

2.01.03.2.1. 1. BELANJA PEGAWAI 2.01.03.2.1.01. 1. Honorarium / Upah 2.01.03.2.1.03. 1. Uang Insentif 2.01.03.2.2. 2.01.03.2.2.01. 2.01.03.2.2.02. 2.01.03.2.2.03. 2.01.03.2.2.04. 2.01.03.2.2.05. 1. 1. 1. 1. 1. 1. BELANJA BARANG DAN JASA Biaya Bahan / Material Biaya Jasa Pihak Ketiga Biaya Cetak dan Penggandaan Biaya Sewa Biaya Makanan dan Minuman

2.01.03.2.3. 1. BELANJA PERJALANAN DINAS 2.01.03.2.3.01. 1. Belanja Perjalanan Dinas 2.01.03.3. 2.01.03.3.1. 2.01.03.3.1.11. 2.01.03.3.4. 2.01.03.3.4.01. 2.01.03.3.4.03. 2.01.03.3.5. 2.01.03.3.5.02. 2.01.03.3.6. 2.01.03.3.6.01. 2.01.03.3.9. 2.01.03.3.9.01. 2.01.03.3.12. 2.01.03.3.12.01. 2.01.03.3.12.02. 2.01.03.3.12.03. 2.01.03.3.12.04. 2.01.03.3.16. 2.01.03.3.16.01. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1.

BELANJA MODAL Rp Belanja Modal Tanah Rp Belanja Modal Tanah untuk Bangunan Gedung Rp Belanja Modal Instalasi Rp Belanja Modal Instalasi Air Minum / Bersih Rp Belanja Modal Instalasi Listrik Rp Belanja Modal Jaringan Rp Belanja Modal Jaringan Listrik Rp Belanja Modal Bangunan Gedung Rp Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp Belanja Modal Alat - alat Angkutan Rp Belanja Modal Alat Angkutan Darat Bermotor Rp Belanja Modal Alat - alat Kantor dan Rumah Tangga Rp Belanja Modal Alat - alat Kantor Rp Belanja Modal Alat - alat Rumah Tangga Rp Belanja Modal Komputer Rp Belanja Modal Meja dan Kursi Rp Belanja Modal Buku Perpustakaan Rp Belanja Modal Buku Rp BELANJA PELAYANAN PUBLIK BELANJA ADMINISTRASI UMUM

2.01.03. 2. 2.01.03.1. 2.

Rp 1.506.282.000,00 Rp 1.090.000.000,00 Rp 1.090.000.000,00 Rp 1.090.000.000,00 Rp Rp Rp 416.282.000,00 57.830.000,00 57.830.000,00

2.01.03.1.2. 2. BELANJA BARANG DAN JASA 2.01.03.1.2.02. 2. Biaya Jasa Kantor 2.01.03.2. 2. BELANJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

2.01.03.2.1. 2. BELANJA PEGAWAI 2.01.03.2.1.01. 2. Honorarium / Upah

3.1. 3.1.1.

Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Rp Rp Rp -

KODE REKENING

URAIAN KELOMPOK, JENIS DAN OBYEK

JUMLAH ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN

JUMLAH REALISASI ( Rp )

BERTAMBAH / (BERKURANG) KETERANGAN RUPIAH %

2.01.03.2.2. 2.01.03.2.2.01. 2.01.03.2.2.02. 2.01.03.2.2.03. 2.01.03.2.2.04. 2.01.03.2.2.05. 2.01.03.2.2.07.

2. 2. 2. 2. 2. 2. 2.

BELANJA BARANG DAN JASA Biaya Bahan / Material Biaya Jasa Pihak Ketiga Biaya Cetak dan Penggandaan Biaya Sewa Biaya Makanan dan Minuman Biaya Pakaian Kerja BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN KEUANGAN

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

358.452.000,00 50.755.000,00 214.117.000,00 5.144.100,00 17.440.000,00 64.995.900,00 6.000.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

358.452.000,00 50.755.000,00 214.117.000,00 5.144.100,00 17.440.000,00 64.995.900,00 6.000.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

(3.682.745.840,00)

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 74,86%

2.01.03.4. 2. 2.01.03.4.4. 2.01.03.4.4.01. 2.01.03.4.4.02. 2.01.03.4.4.03. 2.01.03.4.4.04. 2.01.03.4.4.05. 2.01.03.4.5. 2.01.03.4.5.01. 2.01.03.4.5.02. 2.01.03.4.5.03. 2.01.03.4.5.04. 2.01.03.4.5.05. 2.01.03.4.5.07. 2.01.03.4.6. 2.01.03.4.6.01. 2.01.03.4.7. 2.01.03.4.7.01. 2.01.03.4.8. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2.

Rp 14.648.450.000,00 4.547.000.000,00 94.500.000,00 240.000.000,00 1.262.500.000,00 500.000.000,00 2.450.000.000,00 8.002.000.000,00 1.250.000.000,00 1.904.000.000,00 600.000.000,00 700.000.000,00 885.000.000,00 2.663.000.000,00 665.000.000,00 665.000.000,00 300.000.000,00 300.000.000,00 1.134.450.000,00 1.134.450.000,00

Rp 10.965.704.160,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 4.471.205.000,00 94.500.000,00 196.050.000,00 1.230.655.000,00 500.000.000,00 2.450.000.000,00 4.887.450.960,00 572.504.050,00 1.799.017.250,00 354.620.000,00 404.558.710,00 288.122.500,00 1.468.628.450,00 628.126.000,00 628.126.000,00 189.500.000,00 189.500.000,00 789.422.200,00 789.422.200,00 1.262.507.914,64 1.262.507.914,64

2.01.03.4.8.01. 2.

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Daerah Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Rukun Warga Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Rukun Tetangga Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada RT / RW Lainnya Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kecamatan Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kelurahan Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Rp Kemasyarakatan Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Sosial / Yayasan Rp Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Keagamaan Rp Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Seni & Budaya Rp Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Keolahragaan Rp Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Kepemudaan, Rp Pramuka dan Kewanitaan Bantuan Kepada Organisasi Kemasyarakatan Lainnya Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Profesi Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Profesi Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Rp Belanja Bantuan Keuangan Kepada Instansi Vertikal Rp Lainnya Bantuan Keuangan Kepada Instansi Vertikal Lainnya Rp

(75.795.000,00) 98,33% 100,00% (43.950.000,00) 81,69% (31.845.000,00) 97,48% 100,00% 100,00% (3.114.549.040,00) 61,08% (677.495.950,00) (104.982.750,00) (245.380.000,00) (295.441.290,00) (596.877.500,00) (1.194.371.550,00) (36.874.000,00) (36.874.000,00) (110.500.000,00) (110.500.000,00) (345.027.800,00) (345.027.800,00) (1.370.492.085,36) (1.370.492.085,36) 45,80% 94,49% 59,10% 57,79% 32,56% 55,15% 94,46% 94,46% 63,17% 63,17% 69,59% 69,59% 47,95% 47,95%

2.01.03.5. 2. BELANJA TIDAK TERSANGKA 2.01.03.5.01. 2. Belanja Tidak Tersangka

Rp 2.633.000.000,00 Rp 2.633.000.000,00

Surplus / ( Defisit )

Rp (32.018.451.000,00) Rp (20.718.659.287,94) Rp

11.299.791.712,06

64,71%

3.

PEMBIAYAAN

Rp (2.766.784.000,00) Rp

(2.682.896.194,06) Rp

83.887.805,94

3.1.2. 3.1.3. 3.1.4.

Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan Jumlah Penerimaan Daerah

Rp Rp Rp Rp

-

Rp Rp Rp Rp

-

Rp Rp Rp Rp

-

3.2. 3.2.1. 3.2.2. 3.2.3. 3.2.5. 3.2.6. 3.2.7.

Pengeluaran Daerah Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo Pembayaran Biaya Operasional PDAM Pembiayaan Pembelian Bahan Kimia PDAM Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan Jumlah Pengeluaran Daerah Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.841.784.000,00 350.000.000,00 50.000.000,00 525.000.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.799.840.097,03 322.000.000,00 38.430.492,03 522.625.605,00 2.682.896.194,06 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp (41.943.902,97) (28.000.000,00) (11.569.507,97) (2.374.395,00) (83.887.805,94)

Rp 2.766.784.000,00

BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

I.1 Gambaran Umum 1. Dasar Hukum Pemeriksaan a. Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 2001; b. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; c. Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; e. Pasal 184 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; f. Pasal 81 ayat (1) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; g. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

2. Tujuan Pemeriksaan Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

3. Lingkup Pemeriksaan Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004, meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004 b. Neraca Per Tanggal 31 Desember Tahun 2004 c. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 d. Catatan atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004

18 4. Cakupan Pemeriksaan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Aliran Kas serta pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan Daerah tidak termasuk lampiran laporan keuangan daerah yang meliputi semua transaksi material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo-saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut. Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran/saldo akun yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran saldo akun (sebelum koreksi) Tahun Anggaran 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004No. Uraian Bagian/Pos 1 2 3 Pendapatan Belanja Pembiayaan - Penerimaan - Pengeluaran Jumlah 4 5 6 Aktiva Utang Ekuitas Jumlah Anggaran (Rp) 151,074,517,000.00 181,478,447,000.00 Realisasi (Rp) 160,017,759,464.48 150,328,002,118.51 105.92 82.84 % Nilai yang diaudit (Rp) 160,017,759,464.48 85,183,548,581.51 ACR % 100 56,66

32,245,714,000.00 1,841,784,000.00 397,044,392,000.00

37,465,262,110.94 47,155,019,456.91 404,655,800,496.81 903,498,968,650.00 267,586,510.00 903,231,382,140.00 1,806,997,937,300.00

116.19 2,560.29

37,465,262,110.94 47,155,019,456.91 329,821,589,613.84 903,498,968,650.00 267,586,510.00 903,231,382,140.00 1,806,997,937,300.00

100 100

100 100 100

5. Standar Pemeriksaan

19 Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan, dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.

6. Batasan dan Kendala Pemeriksaan Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Kota Pangkalpinang belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar pencatatan akrual.

BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN

II.1. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang

Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Kota Pangkalpinang berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Aliran Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah. Pemerintah Kota Pangkalpinang telah menyusun Peraturan Daerah Pemerintah Kota Pangkalpinang Nomor 05 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD), namun pelaksanaan pembukuan dan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD) tidak sepenuhnya mempedomani Perda PPKD, sehingga dilakukan berdasarkan pengala man masa lalu. Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pangkalpinang dilaksanakan oleh Badan Keuangan Daerah (Bakuda ). Untuk Tahun Anggaran 2004, Badan Keuangan Daerah telah menyusun Draft Perhitungan APBD, Draft Neraca dan Draft Laporan Aliran Kas sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan daerah Kota

Pangkalpinang. Draft Perhitungan APBD disusun dengan menggunakan sistem pembukuan tunggal (single entry) dengan dasar kas dan Draft Neraca disusun secara manual berdasarkan inventarisasi atas piutang dan persediaan yang masih tersedia ditambah dengan aktiva tetap yang dibeli dalam Tahun Anggaran 2004, tanpa adanya proses penyesuaian pada akhir tahun anggaran. Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang yang telah diuji ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

27

1. Kurang optimalnya koordinasi dari masing-masing bidang di dalam Bakuda yang terdiri dari tiga Bidang, yaitu Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi, dan Bidang Pendapatan. Hal ini terlihat dari pembentukan kode rekening anggaran dalam APBD dilakukan Bidang Anggaran tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi, sehingga terjadi pengeluaran yang tidak memiliki kode rekening pada APBD , seperti Biaya Bunga dan Denda Bank, Biaya Transfer Bank, Biaya Upah Pungut Penerangan Ja lan (PPJ), Biaya Investasi Penye rtaan, dan Pembiayaan Penerimaan Piutang. 2. Tidak ada pemisahan tugas antara pembukuan dan verifikasi, kedua tugas tersebut dikerjakan oleh Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Hal ini berakibat tidak adanya pengendalian intern terhadap kebenaran angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan. 3. Kuantitas dan kualitas staf Bakuda masih kurang memadai. Hal ini terlihat dari kuantitas personil dengan jumlah terbatas di Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan yang bertugas membuat pelaporan keuangan daerah dan sekaligus melakukan verifikasi terhadap Surat Pertanggungjawaban (SPJ) da ri seluruh Satuan Kerja, sehingga berakibat kurang optimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dari segi kualitas, masih kurang memadainya jumlah pegawai yang memiliki latar belakang akuntansi dan masih kurangnya jumlah pelatihan di bidang keuangan daerah. Pelatihan di bidang akuntansi yang telah dilaksanakan adalah pelatihan dasar-dasar akuntansi, bukan materi akuntansi keuangan daerah. Pelatihan Tata Usaha Keuangan Daerah kepada para Pemegang Kas dan tata cara menjurnal, membukukan, dan menyusun Laporan Keuangan kepada para staf Bakuda belum diberikan. 4. Laporan yang disajikan oleh Pemerintah Kota Pangkalpina ng berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Aliran Kas adalah ber dasarkan angka rekapan dari masing-masing akun tanpa adanya penyesuaian (adjustment) antara ketiga laporan tersebut pada akhir tahun anggaran. Hal ini terjadi karena tidak berjalannya proses pembukuan berpasangan (double entry) di Bakuda. Sehingga isi dari Laporan

Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002.

28

5. Tidak pernah dilakukan rekonsiliasi antara rekening koran dengan pembukuan di Bakuda, sehingga sisa anggaran yang berada di Kas Daerah (Bank Sumsel) tidak diketahui pasti. Hal ini terjadi karena Bank Sumsel tidak pernah memberikan rekening koran dan Bakuda tidak berupaya keras memperoleh Rekening Koran yang menjadi hak nasabah (Pemerintah Kota Pangkalpinang). 6. Masing-masing satuan kerja tidak menggunakan Format Laporan yang baku dan sama. Hal ini terlihat dari buku-buku dan laporan yang digunakan oleh Para Pemegang Kas berisikan format buku Bendaharawan (bend) dari Manual Adminstrasi Keuangan Daerah (Makuda) yang lama dipadu dengan for mat baru, sehingga menyulitkan integrasi laporan antar laporan dari satuan kerja. 7. Tidak ada review dan persetujuan yang memadai untuk transaksi pencatatan akuntansi; a. Sistem pembukuan yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun Perhitungan APBD khususnya be lanja sebagian masih ber dasarkan realisasi Surat Perintah Membayar (SPM). Hal ini disebabkan sebagian besar Pemegang Kas belum menyampaikan SPJ. Dalam rangka percepatan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (Perhitungan APBD), Sub Bidang Pembukuan mengambil inisiatif menggunakan angka realisasi SPM terhadap SPJ Pemegang Kas yang belum disampaikan dan disahkan tersebut sebagai realisasi pengeluaran yang definitif. b. Dalam proses pengeluaran dan penerbitan SPM khususnya SPM -BT (Beban Tetap) belum sepenuhnya didasarkan atas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang didukung dengan bukti-bukti yang lengkap. c. Realisasi Belanja Tidak Tersangka tidak didukung dengan Surat Keputusan Walikota sebagaimana diatur dalam Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. 8. Tidak memadainya berba gai persyaratan untuk pengamanan aktiva. Investasi pada PDAM Tirta Dharma Pangkalpinang sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp8.005.540.336,71 tidak didukung bukti kepemilikan yang sah. 9. Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan pengendalian intern yang dapat mengakibatkan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material atas Laporan Keuangan;

29

a. Pengeluaran SPM pada tanggal 31 Desember 2004 dan pemblokiran dana sebesar Rp5.973.770.300,00 menghindari (setelah dikoreksi menjadi ke Rp4.946.788.130,00) Tahun Anggaran untuk 2005,

terjadinya

peluncuran

kegiatan

mengakibatkan tidak ada pengendalian terhadap pengeluaran tersebut. Pelaksanaan kegiatan atas pencairan SPM tersebut dilakukan pada tahun berikutnya, sehingga pertanggungjawaban (SPJ) dari para pemegang kas atas penggunaan dana pun dilakukan pada tahun berikutnya (Tahun 2005) . Di sisi lain, Pemerintah Kota Pangkalpinang telah melakukan pembayaran untuk kegiatan-kegiatan yang belum dilakukan dan melegalkan kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan pada Tahun Anggaran 2004 untuk dilakukan pada Tahun Anggaran 2005, serta mengakibatkan pembukuan di Bakuda tidak berjalan sesuai prosedur dan draft Perhitungan APBD, Neraca, dan Laporan Aliran Kas sebagai pertanggungjawaban Walikota

Pangkalpinang menjadi terlambat diselesaikan. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, terdapat kegiatan yang belum dipertanggungjawabkan namun telah definitif diakui di dalam Laporan Realisasi Anggaran per tanggal 31 Desember 2004. b. Pemblokiran dana seperti diuraikan di atas membahayakan keamanan aktiva daerah berupa kas, selama dana tersebut diblokir, Pemerintah Kota Pangkalpinang tidak dapat mengklaim kas tersebut adalah miliknya karena telah dipindahbukukan oleh Bank Sumsel dari rekening Kas Daerah ke Rekening Penampungan milik Bank Sumsel. Selain itu, jumlah jasa giro yang diterima menjadi berkurang.

Atas kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kota Pangkalpinang melakukan review atas sistem pengendalian intern atas proses pembukuan dan penyusunan laporan keuangannya.

II.2. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Pangkalpinang Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Aliran Kas. Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan (sebelum disampaikan ke DPRD) Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang diketahui bahwa laporan keuangan tersebut merupakan hasil dari proses pembukuan dengan menggunakan sistem pembukuan tunggal (single entry), sehingga koreksi-koreksi yang diusulkan oleh BPK-RI juga dilakukan secara single entry. Koreksikoreksi tersebut didasarkan atas kebenaran formal dari bukti akuntansi dan asersi manajemen. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Koreksi atas Perhitungan Pendapatan Daerah a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1) Pajak Daerah Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

4.292.604.604,40 95.743.556,60 4.388.348.161,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp95.743.556,60. 2) Retribusi Daerah Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

4.795.320.270,00 68.744.530,00 4.864.064.800,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Retribusi Daerah sebesar Rp68.744.530,00. 3) Lain-lain PAD Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

4.309.148.751,45 2.900.168.221,30 7.209.316.972,75

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Lain-lain PAD sebesar Rp2.900.168.221,30. b. Dana Perimbangan 1) Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

22.759.998.758,98 (187.404.346,00) 22.572.594.412,98

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah lebih membukukan penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak sebesar Rp187.404.346,00. 2) Dana Alokasi Umum Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi Rp Rp Rp 95.875.500.000,00 500.000,00 95.876.000.000,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Dana Alokasi Umum sebesar Rp500.000,00. 3) Dana Alokasi Khusus Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp50.000,00. Rp Rp Rp 6.469.950.000,00 50.000,00 6.470.000.000,00

4) Dana Perimbangan dari Provinsi Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi Penjelasan Koreksi: Koreksi kurang tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan penerimaan Dana Bantuan dari Provinsi sebesar Rp4.000.000.000,00, Dana Pelepasan Aset sebesar Rp3.000.000.000,00, dan membukukan Penerimaan Piutang Bagi Hasil Provinsi tahun yang lalu sebesar Rp3.109.051.115,37. Rp Rp Rp 16.068.806.739,65 (10.109.051.115,37) 5.959.755.624,28

c. Lain-lain Pendapatan yang Sah Dana Perimbangan dari Provinsi Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi Rp Rp Rp 5.330.764.000,00 4.058.949.000,00 9.389.713.000,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar

Rp58.949.000,00 dan Dana Bantuan dari Provinsi sebesar Rp4.000.000.000,00.

2. Koreksi Atas Perhitungan Belanja Daerah a. Belanja Aparatur Daerah 1) Belanja Administrasi Umum a) Belanja Pegawai / Personalia Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi b) Belanja Barang dan Jasa Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi c) Belanja Perjalanan Dinas Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi 2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan a) Belanja Pegawai / Personalia Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi b) Belanja Barang dan Jasa Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi c) Belanja Perjalanan Dinas Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi b. Belanja Publik 1) Belanja Administrasi Umum a) Belanja Barang dan Jasa Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

24.376.414.508,00 28.679.700,00 24.405.094.208,00

Rp Rp Rp

6.174.267.301,00 460.125.025,03 6.634.392.326,03

Rp Rp Rp

1.782.570.000,00 1.020.000,00 1.783.590.000,00

Rp Rp Rp

2.500.016.588,87 (42.718.200,00) 2.457.298.388,87

Rp Rp Rp

5.741.396.300,00 (16.922.400,00) 5.724.473.900,00

Rp Rp Rp

317.805.000,00 (1.620.000,00) 316.185.000,00

Rp Rp Rp

2.122.877.053,00 80.703.135,00 2.203.580.188,00

b) Belanja Pemeliharaan Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi 2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan a) Belanja Barang dan Jasa Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi b) Belanja Pemeliharaan Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

782.777.500,00 3.500.000,00 786.277.500,00

Rp Rp Rp

9.427.463.069,00 1.650.000,00 9.429.113.069,00

Rp Rp Rp

1.939.036.345,00 100.000,00 1.939.136.345,00

Penjelasan Koreksi: a) Koreksi tambah realisasi pengeluaran disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan pengeluaran tersebut lebih rendah dari realisasi yang dipertanggungjawabkan. b) Koreksi kurang realisasi pengeluaran disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan pengeluaran tersebut lebih tinggi dari realisasi yang dipertanggungjawabkan.

3. Koreksi Atas Pembiayaan a. Penerimaan Daerah 1) Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

5.219.548.005,00 (5.219.548.005,00) -

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan penerimaan Iuran Wajib Pegawai (IWP), Pajak Penghasilan (PPh) dan Taperum pada Pembiayaan Penerimaan yang sudah dianggarkan dalam Belanja Pegawai.

2) Penerimaan Piutang Pajak Daerah Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

29.403.310,40 29.403.310,40

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Penerimaan Piutang Pajak Daerah sebesar Rp29.403.310,40 disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak membukukan penerimaan piutang tersebut sebagai penerimaan pembiayaan. 3) Penerimaan Piutang Pajak / Bagi Hasil Pajak Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

3.237.676.461,37 3.237.676.461,37

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Penerimaan Piutang Pajak/Bagi Hasil Pajak sebesar Rp3.237.676.461,37 disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak membukukan penerimaan tersebut sebagai Penerimaan Piutang. 4) Penerimaan Piutang Angsuran Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

122.663.933,70 122.663.933,70

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Penerimaan Piutang Pajak/Bagi Hasil Pajak sebesar Rp122.663.933,70 disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak membukukan penerimaan tersebut sebagai penerimaan pembiayaan.

b. Pengeluaran Daerah 1) Penyertaan Modal ke PT Bank Sumsel Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi 2) Penyertaan Modal Saham pada BPR Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

666.784.000,00 (207.932.000,00) 458.852.000,00

Rp Rp Rp

322.000.000,00 (22.000.000,00) 300.000.000,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak tepat membukukan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp207.932.000,00 dan Rp22.000.000,00 sebagai penyertaan saham, seharusnya sebagai biaya perolehan yang dibukukan pada Bagian Aparatur Kelompok Belanja Administrasi Umum Jenis Belanja Barang dan Jasa. 3) Pembayaran Pokok Utang Jangka Panjang Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

38.430.492,03 (17.026.533,03) 21.403.959,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tersebut disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak memisahkan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp38.430.492,03 sebagai pembayaran pokok utang jangka panjang sebesar Rp21.403.959,00 dan pembayaran bunga dan denda utang jangka panjang sebesar Rp17.026.533,03. 4) Pengeluaran PFK Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

4.652.963.931,00 (4.652.963.931,00) -

Penjelasan Koreksi: Koreksi kurang Pengeluaran PFK sebesar Rp4.652.963.931,00,00 disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan pengeluaran IWP, PPh Psl.21, dan Taperum tersebut sebagai pengeluaran pembiayaan. 5) Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan

Realisasi menurut Draft Perhitungan APBD Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

40.702.215.428,88 (616.699.249,00) 40.085.516.179,88

Penjelasan Koreksi: Koreksi kurang Sisa Lebih Tahun Berjalan disebabkan Badan Keuangan Daerah lebih membukukan sebesar Rp616.699.249,00.

4. Koreksi atas Neraca Kota Pangkalpinang per 31 Desember 2004 Koreksi-koreksi atas Neraca yang dilakukan untuk penyesuaian atas perubahan-perubahan yang terjadi pada Perhitungan APBD. a. Koreksi atas Aktiva 1) Aktiva Lancar Saldo menurut Draft Neraca Koreksi tambah Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp Rp

42.770.155.708,00 7.749.115.419,44 (3.246.385.246,12) 47.272.885.881,32

Penjelasan Koreksi: a Koreksi tambah Aktiva Lancar disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Piutang Dana Perimbangan sebesar Rp4.317.318.239,02, Piutang Pajak Daerah sebesar Rp16.322.801,60, Kas pada Bendaharawan/Pemegang Kas sebesar Rp1.080.174.128,00, Deposito sebesar Rp2.000.000.000,00 dan Rp335.300.250,82. b Koreksi kurang Aktiva Lancar disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan terlalu tinggi kas daerah di Bank sebesar Rp3.026.977.186,12, Persediaan sebesar Rp35.597.749,18, Piutang Retribusi sebesar Rp12.400.000,00 dan kesalahan pembukuan Piutang Lain-lain sebesar Rp207.008.060,00 yang seharusnya dibukukan di Aktiva Lainlain pada akun Piutang Angsuran. 2) Investasi Jangka Panjang Saldo menurut Draft Neraca Koreksi tambah Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp Rp

10.327.324.620,00 458.000.000,00 (687.716.004,64) 10.097.608.615,36

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Investasi Jangka Panjang disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak membukukan investasi saham pada Bank Sumsel sebesar Rp458.000.000,00. Koreksi kurang Investasi Jangka Panjang disebabkan Badan Keuangan Daerah membukukan investasi non saham pada Bank Sumsel sebesar Rp665.716.001,35, biaya investasi di BPR sebesar Rp22.000.000,00 dan pembulatan sebesar Rp3,29. 3) Aktiva Tetap Saldo menurut Draft Neraca Koreksi tambah Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp Rp

850.401.488.320,00 9.401.982.180,00 (13.549.751.208,00) 846.253.719.292,00

Penjelasan Koreksi: a Koreksi tambah Aktiva Tetap disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukuan aktiva tetap sebesar Rp9.401.982.180,00. b Koreksi kurang Aktiva Tetap disebabkan kesalahan Badan Keuangan Daerah dalam pengklasifikasian aktiva tetap. b. Koreksi atas Utang dan Ekuitas 1) Utang Jangka Pendek Saldo menurut Draft Neraca Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

139.162.760,00 2.197.172,00 141.359.932,00

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Utang Jangka Pendek disebabkan Badan Keuangan Daerah tidak membukukan Utang PFK sebesar Rp2.197.172,00. 2) Ekuitas Saldo menurut Draft Neraca Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

903.498.968.648,00 2.697.549.366,98 906.196.518.014,98

Penjelasan Koreksi: Koreksi tambah Ekuitas disebabkan Badan Keuangan Daerah kurang membukukan kenaikan ekuitas sebesar Rp2.697.549.366,98.

5. Koreksi atas Laporan Aliran Kas a. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Saldo menurut Draft Aliran Kas Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi b. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Saldo menurut Draft Aliran Kas Koreksi kurang Jumlah setelah koreksi c. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Saldo menurut Draft Aliran Kas Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi

Rp Rp Rp

55.958.323.535,27 (3.476.703.479,80) 52.481.620.055,47

Rp Rp Rp

46.688.794.056,70 (210.113.933,70) 46.478.680.123,00

Rp Rp Rp

566.584.074,00 1.270.278.067,47 1.836.862.141,47

Penjelasan Koreksi: Koreksi Laporan Aliran Kas Bersih disebabkan adanya koreksi atas Perhitungan APBD, karena laporan tersebut disusun berdasarkan data Perhitungan APBD.

Atas semua koreksi tersebut di atas, Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam hal ini Badan Keuangan Daerah bersedia melakukan koreksi-koreksi dimaksud.

9

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANI. Penjelasan Umum 1. Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan : a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran; b. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan perundang-undangan; c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya yang digunakan dalam kegiatan entitas serta hasil-hasil yang telah dicapai; d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai seluruh

kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pemerintah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi ke uangan entitas, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode Pelaporan. Neraca Pemerintah Kota Pangkalpinang merupakan awal dari penyusunan Neraca Daerah Pemerintah Kota Pangkalpinang. Neraca ini sebagai interpretasi dari otonomi daerah yang berlaku pada tahun 2001, yang berisikan inventaris milik daerah. 2. Data yang disusun Neraca yang disusun, datanya berasal dari Dinas, Badan dan UPT dan pelimpahan aset dari Pemerintah Provinsi Sumsel ke Pemerintah Kota Pangkalpinang. Data tersebut disusun dan diproses menjadi perkiraan-perkiraan yang ada di Neraca. Neraca yang disusun adalah Neraca Daerah yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta tata cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

10 Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. II. Klasifikasi Setiap entitas harus mengklasifikasikan aset dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Setiap entitas harus mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal Pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima dan dibayar dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi. Apabila suatu entitas menyediakan barang-barang yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan, perlu adanya klasifikasi terpisah antara aset lancar dan non lancar dalam neraca untuk memberikan informasi mengenai barang-barang yang akan digunakan dalam periode akuntansi berikutnya dan yang akan digunaka n untuk keperluan operasi jangka panjang. Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan bermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas. Informasi tentang tanggal penyelesaian aset non keuangan dan kewajiban seperti persediaan dan cadangan juga bermanfaat untuk mengetahui apakah aset dan kewajiban diklasifikasikan sebagai aset lancar dan non lancar. Laporan Keuangan Pokok terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan III.Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Tujuan Kebijakan Akuntansi adalah mengatur Perlakuan Akuntansi Aktiva, Hutang dan Ekuitas Dana. 1. Aktiva Tetap yang ada dalam Neraca, penyusunannya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pemerintahan di mana Aktiva Tetap tidak disusutkan.

11 2. Nilai Perolehan Aktiva Tetap tersebut berdasarkan harga perolehan di mana harga perolehan tersebut merupakan harga pada saat pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran aktiva tetap lainnya. Aktiva Tetap tersebut terdiri dari tanah, jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, meubelair dan perlengkapan. IV.Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan Pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah: 1. Basis Akuntansi 2. Prinsip Nilai Perolehan 3. Prinsip Realisasi 4. Prinsip Substansi mengungguli Formalitas 5. Prinsip Periodisitas 6. Prinsip Konsistensi 7. Prinsip Penyajian Wajar Prinsip Nilai Perolehan (Historical Cost Principle) Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Prinsip Realisasi (Realization Principle) Bagi Pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama satu tahun fis kal akan digunakan untuk membiayai belanja yang terjadi dalam periode tersebut.

12 Prinsip layak emu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle) dalam t akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktikkan dalam akuntansi komersial. Prinsip Periodisitas (Periodicity Principle) Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi menjadi periode-periode p elaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan dan semesteran juga dianjurkan. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini harus diungkapkan dalam laporan keuangan. V. Tujuan Umum Pelaporan Keuangan Pemerintah 1. Laporan keuangan pemerintah diterbitkan tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakainya, namun ditujukan untuk memenuhi tujuan umum Pelaporan keuangan. Istilah Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengikuti laporan tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan. 2. Strategi peningkatan kuantitas laporan keuangan Pemerintah dilakukan dengan proses transisi menuju akrual. Saat ini, pendapatan belanja dan Pembiayaan dicatat berbasis kas, aset, utang dan ekuitas dana dicatat berbasis akrual. Sementara itu, praktik pencatatan pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, utang dan ekuitas dana berbasis akrual dapat diterima umum. Sebagai tambahan penyusunan Pelaporan keuangan diterima umum, entitas Pemerintah dimungkinkan untuk menghasilkan laporan yang disusun untuk kebutuhan lembaga tertentu.

13 VI. Kas Merupakan saldo uang tunai yang ada di Bank pad Rekening Koran (Giro), Deposito a dan Pemegang Kas pada Satuan-satuan Kerja per 31 Desember 2004 sebesar Rp40.085.516.179,88 dengan rincian sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bank BPDSS BPDSS BPDSS BPDSS BPDSS Deposito Pemegang Kas Total VII. Piutang 1. Saldo Piutang Pajak Pemerintah Kota Pangkalpinang kepada wajib Pajak sebesar merupakan saldo Piutang Pajak Daerah Tahun 2003 dan tambahan Piutang Pajak Tahun 2004 sejumlah Rp93.944.371,60, yang terdiri dari: Piutang Tahun 2003 Piutang Pajak Restoran Piutang Hiburan Piutang Pajak Reklame Jumlah Piutang Tahun 2004 Piutang Pajak Hotel Piutang Pajak Restoran Piutang Pajak Reklame Piutang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Jumlah Rp Rp 2.379.590,00 45.726.115,00 Rp Rp Rp 40.542.800,00 398.250,00 2.405.475,00 Rp Rp Rp Rp 26.084.840,60 3.591.291,00 18.542.125,00 48.218. 256,60 No. Rekening 3000. 001 3000. 004 3000. 006 3000. 007 3000. 008 144-4000-950 Saldo (Rp) 25.965.295.576,88 10.608.271.018,00 276.588.018,00 60.379,00 30.432,00 2.000.000.000,00 1.235.270.756,00 40.085.516.179,88

14

2. Tidak terdapat penambahan jumlah Piutang retribusi pada Tahun 2004. Saldo Piutang Retribusi Pemerintah Kota Pangkalp inang merupakan saldo Piutang Retribusi Tahun 2003 sebesar Rp389.500.000,00, yang terdiri dari: a. b. Piutang Ret. Pe makaian Kekayaan Daerah Piutang Kontrak Retribusi Parkir TA 2002 Jumlah Rp Rp Rp 299.875.000,00 89.625.000,00 389.500.000,00

3.

Saldo Piutang Dana Perimbangan sebesar Rp4.889.987.549,00, yang terdiri dari: - Piutang Bagi Hasil Pajak TA 2003 - Piutang Bagi Hasil Pajak TA 2004 - Piutang Bagi hasil Bukan Pajak - Piutang Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Rp Rp Rp Rp Rp 572.669.310,00 55.637.503,00 1.700.351.763,02 2.561.328.973,00 4.889.987.549,02

VIII.

Persediaan Persediaan senilai Rp1.813.937.780,82 yang terdiri dari : 1. Obat-obatan sebesar Rp1.320.289.780,82 merupakan Jumlah Nilai Persediaan (Stock Akhir) Per 31 Desember 2004 yang ada di : a. b. Dinas Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Jumlah Rp Rp 1.281.646.251,82 38.643.529,00

Rp 1.320.289. 780,82

2. Tanaman (Bibit Tanaman) dan Hewan Ternak sebesar Rp493.648.000,00. IX. Investasi Jangka Panjang Nilai Penyertaan Modal Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Badan Usaha Milik Daerah yaitu Bank Sumatera Selatan sebesar Rp1.791.000.000,00, Penyertaan Modal Non Saham di Bank Sumsel sebesar Rp1.068.278,65, Penyertaan di BPR sebesar Rp300. 000.000,00, dan Penyertaan Modal di PDAM sebesar

Rp8.005.540.336,71.

15 X. Tanah Nilai Tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang terdiri dari nilai tanah pelimpahan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan nilai tanah pembelian oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang N ilai tanah tersebut secara keseluruhan berjumlah Rp47.774.049.000,00. XI. Jalan dan Jembatan Nilai jalan dan jembatan yang ada di Pemerintah Kota Pangkalpinang sejumlah Rp429.766.781.817,00. XII. Bangunan Air dan Irigasi Nilai Bangunan Air (Irigasi) seju mlah Rp17.640. 148.300,00. XIII. Instalasi dan Jaringan Nilai Instalasi dan jaringan sejumlah Rp8.566.978.550,00. XIV. Gedung Nilai Gedung yang ada pada Pemerintah Kota Pangkalpinang sebesar

Rp264.140.918.040,00. XV. Mesin dan Peralatan Nilai Mesin dan Peralatan sejumlah Rp10.774.564.585,00. XVI. Kendaraan Nilai Kendaraan sejumlah Rp10.103.216.600,00. XVII. Meubelair dan Perlengkapan Nilai Meubelair dan Perlengkapan sejumlah Rp55.413.067.700,00. XVIII. Buku Perpustakaan Nilai Buku Perpustakaan sejumlah Rp2.073.994.700,00. XIX. Piutang Angsuran Nilai Piutang Angsuran sejumlah Rp222.574.226,30. XX. Bangunan Dalam Pengerjaan Nilai Bangunan Dalam Pengerjaan sejumlah Rp2.349.730.000,00.

16 XXI. Utang Jangka Pendek Nilai Utang Jangka Pendek sejumlah Rp141.359.932,00, terdiri dari Bagian Lancar Utang Jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat sebesar Rp21.403.960,00, Utang Belanja RSUD sebesar Rp117.758.800,00, dan Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yang belum disetor ke kas negara per 31 Desember 2003 sebesar Rp2.197.172,00.

XXII. Utang Jangka Panjang Utang kepada Pemerintah Pusat merupakan saldo Pokok Pinjaman Pemerintah Kota Pangkalpinang kepada Pemerintah Pusat/Departemen Keuangan Per 31 Desember 2004 sebesar Rp128.423.750,00. XXIII. Ekuitas Saldo Ekuitas per 31 Desember 2004 adalah saldo Ekuitas Dana Umum sebesar Rp905.926.734.332,98.

41

II.3. Catatan Pemeriksaan

1. Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Dan Retribusi Pelayanan Kesehatan Kurang Dibukukan Sebesar Rp193.891.397,00 Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah

menganggarkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp2.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp2.377.790.460,00 atau (118,89%) dan penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas sebesar Rp108.106.000,00 dengan realisasi sebesar Rp120.302.170,00 atau (111,28%). Dari hasil pemeriksaan terhadap obyek penerimaan tersebut diketahui bahwa jumlah penerimaan kurang dibukukan sebesar Rp193.891.397,00 dengan rincian sebagai berikut: a. Hasil konfirmasi dengan PLN Cabang Bangka diketahui bahwa realisasi penerimaan PPJ Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp2.502.937.327,00. Sedangkan jumlah penerimaan yang disetorkan PLN Cabang Bangka ke Kas Daerah hanya sebesar Rp2.377.790.460,00, yaitu jumlah penerimaan setelah dipotong upah pungut sebesar 5% dari penerimaan bruto. Besarnya upah pungut yang dipotong langsung tersebut adalah sebesar Rp125.146.867,00 (5% x Rp2.502.937.327,00). Dengan demikian Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan PPJ sebesar

Rp125.146.867,00. b. Hasil konfirmasi dengan Pemegang Kas Dinas Kesehatan diketahui bahwa realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp189.046.700,00. Sedangkan jumlah penerimaan yang disetorkan ke Kas Daerah hanya sebesar Rp120.302.170,00 yaitu jumlah penerimaan bersih (netto) setelah dipotong langsung untuk biaya operasional Puskesmas sebesar

Rp68.744.530,00 (Rp189.046.700,00 - Rp120.302.170,00). Dengan demikian Badan Keuangan Daerah kurang membukukan penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas sebesar Rp68.744.530,00.

42

Menurut penjelasan Pemegang Kas Dinas Kesehatan, Penggunaan dana yang dipotong langsung tersebut berdasarkan Perda Nomor 01 Tahun 2000 tentang Retribusi Kesehatan Pasal 16 yang menyatakan bahwa penghasilan sebagaimana tersebut pada pasal 11 ayat (2) (Retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas) diperhitungkan sebagai berikut : 1) 50% untuk disetorkan ke Kas Daerah oleh bendaharawan khusus penerima Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang. 2) 50% digunakan langsung oleh Puskesmas untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan yang meliputi kegiatan operasional Puskesmas, pengadaan bahan penunjang pelayanan, pembinaan sumber daya manusia dan pemeliharaan gedung serta lingkungan. Hal serupa telah menjadi Catatan Pemeriksaan pada Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tim Pemeriksa BPK-RI pada Tahun 2003, sehingga merupakan kesalahan berulang. Hal ini tidak sesuai dengan: a. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 11 yang menyatakan bahwa semua transaksi keuangan daerah baik penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah dilaksanakan melalui kas daerah. b. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pasal 4 yang menyatakan bahwa semua pendapatan, belanja, dan pembiayaan dianggarkan secara bruto dalam APBD. c. MoU antara Pemerintah Kota Pangkalpinang dengan PT PLN Wilayah Bangka Belitung Cabang Bangka No. 005.PJ/060/BGK/2004 pasal 5 ayat (4) yang menyatakan bahwa PLN wajib menyetor hasil pemungutan PPJ sejumlah bruto yang merupakan hak Pemerintah Kota Pangkalpinang ke kas daerah.

43

Hal tersebut mengakibatkan angka penerimaan yang tercantum dalam draft Perhitungan APBD lebih rendah sebesar Rp193.891.397,00 dari realisasi yang senyatanya. Keadaan ini terjadi karena: a. Kepala Badan Keuangan Daerah lalai dalam memonitor penerimaan daerah. b. Pemegang Kas mengartikan Perda Nomor 01 Tahun 2000 Tentang Retribusi Kesehatan dengan memotong langsung penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan untuk digunakan langsung oleh Puskesmas dan tidak melaporkan Retribusi yang dipungutnya pada akhir tahun anggaran pada Badan Keuangan Daerah. Pemegang Kas seharusnya melaporkan jumlah retribusi Puskesmas dengan jumlah bruto. Atas permasalahan tersebut, Kepala Bakuda menyatakan bahwa Pemerintah Kota Pangkalpinang telah mengirimkan Surat Walikota Nomor 974/189/Bakuda/2004 kepada Direktur PT PLN Wilayah Bangka Belitung tanggal 5 April 2004 agar hasil pungutan Pajak Penerangan Jalan secara bruto, dan akan tetap melakukan koordinasi dengan PT PLN Wilayah Bangka Belitung di masa yang akan datang. Sedangkan untuk retribusi pelayanan kesehatan telah dibuat draft rancangan usulan Perda tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan agar disetor secara bruto pada tahun 2005. BPK-RI menyarankan kepada Walikota Pangkalpinang agar: a. Menginstruksikan Kepala Bakuda mencatat dan membukukan semua penerimaan daerah secara bruto dan tetap berkoordinasi dengan PT PLN Wilayah Bangka Belitung agar penyetoran Pajak Penerangan Jalan dilakukan secara bruto. b. Memberikan teguran kepada Kepala Dinas Kesehatan atas kelalaiannya tidak melaporkan langsung penggunaan retribusi pelayanan kesehatan yang dipungutnya dan dikenakan sanksi sesuai dengan PP Nomor 30 Tahun 1980 karena merupakan kesalahan yang berulang.

44

2. Penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang Diterima Tahun 2004 Sebesar Rp4.317.318.239,00 Tidak Dicatat Sebagai Piutang Daerah

Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah menganggarkan penerimaan Dana Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi/Iuran Eksploitasi/Royalti, BPHTB, PBB, PBBKB, BBNKB, PKB, ABT/APT sebagai berikut:(dalam Rupiah)

No. 1 2 3 4 5 6 7

Uraian Iuran Eksporasi/Eksploitasi/Royalti BPHTB PBB PBBKB BBNKB PKB ABT/APT Jumlah

Anggaran Realisasi 7.500.000.000,00 3.548.776.441,98 2.280.000.000,00 2.335.756.399,00 6.500.000.000,00 10.742.457.690,00 2.000.000.000,00 3.958.474.638,00 1.500.000.000,00 2.471.465.886,19 1.750.000.000,00 2.504.399.368,48 175.000.000,00 134.466.846,46 21.705.000.000,00 25.695.797.270,11

Prosentase 47,32% 102,45% 165,27% 197,92% 164,76% 143,11% 76,84%

Hasil konfirmasi dengan KPPN Perwakilan Provinsi Bangka Belitung dan pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diketahui bahwa terdapat pendapatan bagi hasil dari Pemerintah Pusat dan Provinsi yang menjadi hak Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam Tahun Anggaran 2004 tetapi belum diterima sebagai berikut:(dalam Rupiah)

No 1 2 3 4 5 6

Uraian Iuran Eksplorasi/Iuran Eksploitasi/Royalti BPHTB PBB PBBKB PKB & BBNKB ABT/APT Jumlah

Jumlah 1.700.351.763,00 2.134.292,00 53.503.211,00 884.569.944,00 1.648.587.975,00 28.171.054,00 4.317.318.239,00

Pendapatan bagi hasil tersebut oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang belum dicatat dan diakui sebagai piutang. Pendapatan bagi hasil tersebut yang telah diterima setelah tanggal 31 Desember sampai dengan saat pelaksanaan pemeriksaan tanggal 10 Maret 2005 adalah sebagai berikut:

45

(dalam Rupiah)

No 1 2 3 4 5 6

Uraian Iuran Eksplorasi/Iuran Eksploitasi/Royalti BPHTB PBB PBBKB PKB & BBNKB ABT/APT Jumlah

Jumlah 1.700.351.763,00 2.134.292,00 53.503.211,00 884.569.944,00 1.648.587.975,00 28.171.054,00 4.317.318.239,00

Penerimaan 1/1 s/d 10/3/2005 1.700.351.763,00 2.134.292,00

1.702.486.055,00

Pendapatan yang Belum Diterima 0,00 0,00 53.503.211,00 884.569.944,00 1.648.587.975,00 28.171.054,00 2.614.832.184,00

Sehingga sisa pendapatan bagi hasil yang belum diterima sampai dengan saat pelaksanaan pemeriksaan tanggal 10 Maret 2005 sebesar Rp3.187.531.494,00 yang terdiri dari piutang bagi hasil TA 2003 sebesar Rp572.699.310,00 dan piutang TA 2004 sebesar Rp2.614.832.184,00.

Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah: a. Pasal 2 ayat (2) yang menyatakan pendapatan adalah semua penerimaan yang merupakan hak daerah dalam satu Tahun Anggaran yang akan menjadi penerimaan Kas Daerah. b. Pasal 87 ayat (1) yang menyatakan agar laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan yang benar dan wajar, maka pada rekening tertentu dalam kelompok pendapatan dilakukan penyesuaian sebagai akibat timbulnya hak dan kewajiban yang diperhitungkan pada Tahun Anggaran berkenaan.

Hal tersebut mengakibatkan: a. Realisasi penerimaan dalam Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 belum menggambarkan jumlah yang senyatanya.

46

b. Perencanaan Anggaran Tahun Anggaran 2005 dibuat tidak berdasarkan data yang jelas mengenai hak penerimaan bagi hasil untuk Pemerintah Kota Pangkalpinang. c. Neraca daerah Tahun Anggaran 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. d. Pemanfaatan dana yang bersumber dari penerimaan bagi hasil pajak/bukan pajak oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang terlambat.

Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi Pemerintah Kota Pangkalpinang dengan KPPN Perwakilan Provinsi Bangka Belitung dan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, serta kelalaian Kepala Badan Keuangan Daerah dalam memonitor penerimaan daerah. Atas permasalahan tersebut, Kepala Bakuda menyatakan bahwa memang benar terdapat hak penerimaan bagi hasil yang belum diterima karena informasi dan data akurat dari instansi terkait belum diperoleh Pemerintah Kota Pangkalpinang. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan KPPN Wilayah Kepulauan Bangka Belitung akan ditingkatkan pada masa yang akan datang. BPK-RI menyarankan kepada Walikota Pangkalpinang agar menginstruksikan Kepala Bakuda mencatat Penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang diterima Tahun 2004 sebesar Rp4.317.318.239,00 sebagai piutang daerah.

47

3. Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2004 Belum Disahkan Namun Nilainya Telah Tercatat Secara Definitif dalam Draft Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 Sebesar Rp1.033.781.858,00

Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah menganggarkan Belanja Pos Bawasda atau sebesar 87,49%, Rp727.297.000,00 Dinas dan direalisasikan dianggarkan sebesar sebesar

Rp636.347.509,00

Pendidikan

Rp11.438.058.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp10.418.523.284,00 atau 91,09%, Belanja Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi dianggarkan sebesar

Rp2.569.568.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp2.357.397.862,00 atau 91,74%, dan Belanja Badan Kesbanglinmas dianggarkan sebesar Rp2.525.743.000,00 dan

direalisasikan sebesar Rp2.212.679.090,00 atau 87,60%. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui terdapat SPJ yang belum disahkan karena belum disampaikan oleh pemegang kas kepada Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan tetapi telah diperhitungkan secara definitif sebagai belanja daerah sebesar

Rp1.033.781.858,00 dengan rincian sebagai berikut:(dalam Rupiah)

No 1 2 3 4 Bawasda

Nama Satuan Kerja

Jumlah SPM PK yang Belum Diverifikasi 172.685.000,00 581.761.858,00 121.075.000,00 158.260.000,00 1.033.781.858,00

Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Badan Kesbanglinmas Jumlah

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 36 ayat (1) menyatakan Setiap akhir tahun anggaran Pemerintah Daerah wajib membuat perhitungan APBD yang memuat perbandingan antara realisasi pelaksanaan APBD dibandingkan dengan APBD. b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara

48

Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD Pasal 4 menyatakan dasar Perhitungan APBD adalah penerimaan dan pengeluaran yang telah dipertanggungjawabkan secara sah menurut ketentuan pengelolaan keuangan daerah yang berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Hal ini mengakibatkan: a. Terbukanya peluang penyelewengan penggunaan uang milik negara/daerah yang dapat dilakukan oleh para Kepala Satuan Kerja dan para Pemegang Kas. b. Perhitungan APBD yang disajikan oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang belum menggambarkan keadaan belanja yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan: a. Kepala Bawasda, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi, dan Kepala Dinas Kesbanglinmas selaku pengguna anggaran lalai dan tidak cermat dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan anggaran; b. Pemegang Kas Bawasda, Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan

Telekomunikasi, dan Dinas Kesbanglinmas dalam pelaksanaan tugas tidak mempedomani peraturan perundang-undangan yang berlaku. Atas permasalahan tersebut, Kepala Bakuda membenarkan dan untuk tahun-tahun mendatang akan dilakukan pengawasan dan pengendalian khusus agar pelaksanaan anggaran dapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BPK-RI

memerintahkan

kepada

Walikota

Pangkalpinang

untuk

menginstruksikan Kepala Bakuda yang dalam hal ini Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan untuk melakukan koordinasi dengan pemegang kas dalam hal kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian Surat Pertanggungjawaban. Jika terjadi kesalahan berulang dikenakan sanksi sesuai PP No. 30 Tahun 1980.

49

4. Pembayaran Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD Lebih dari Seharusnya dan Tidak Sesuai Ketentuan Seluruhnya Sebesar Rp145.255.260,00

Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah menganggarkan Belanja Pos DPRD Pangkalpinang sebesar Rp1.649.930.000,00 yang telah direalisasikan sebesar Rp1.560.717.845,00 atau 94,59% dan Belanja Pos Sekretariat DPRD sebesar Rp5.474.833.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp4.511.263.926,00 atau 82,40%. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui terdapat pembayaran penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Pangkalpinang lebih dari seharusnya dan tidak sesuai ketentuan seluruhnya sebesar Rp145.255.260,00 dengan rincian sebagai berikut: a. Pos DPRD Anggaran belanja Pos DPRD Kota Pangkalpinang disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD tertanggal 29 Desember 2003. Pada tanggal 28 Agustus 2004 Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang menyatakan bahwa semua peraturan yang berkaitan dengan kedudukan keuangan DPRD harus disesuaikan paling lambat tiga bulan sejak tanggal ditetapkan sehingga pengeluaran keuangan yang berkaitan dengan DPRD harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2004 paling lambat pada bulan Desember 2004. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui pemberian penghasilan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Pangkalpinang pada bulan Desember 2004 (tiga bulan dari tanggal ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004) belum mengalami penyesuaian sebesar Rp13.293.735,00. Pemberian penghasilan yang belum disesuaikan tersebut terdiri dari:(dalam Rupiah)

No Jenis Penghasilan 1 Uang Representasi 2 Tunjangan Jabatan 3 Uang Paket

Jumlah yang Diterima 42.840.000,00 5.103.000,00 4.284.000,00

Jumlah Seharusnya 40.110.000,00 4.872.000,00 4.011.000,00

Kelebihan Pembayaran 2.730.000,00 231.000,00* 273.000,00

50

No Jenis Penghasilan 4 Tunjangan Panitia Khusus 5 Tunjangan Khusus (Tunjangan PPh Pasal 21)

Jumlah yang Diterima 5.124.735,00 6.442.250,00

Jumlah Seharusnya 1.507.250,00 Tidak Diberikan

Kelebihan Pembayaran 3.617.485,00 6.442.250,00 13.293.735,00

Jumlah * Kelebihan pembayaran untuk 2 orang Wakil Ketua

b. Pos Sekretariat DPRD Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui terdapat pembayaran-pembayaran yang tidak sesuai dengan ketentuan sebesar Rp131.961.525,00 dengan rincian sebagai berikut: 1) Pembayaran Tunjangan Kesehatan kepada empat orang Anggota DPRD (atas nama Rusli Iskandar, M. Juridin Nurdin, Drs. Alfian, dan Ansyari Umar) tidak berupa premi asuransi kesehatan melainkan dibayarkan secara tunai selama tujuh bulan (Januari s.d. Juli 2004) sebesar Rp3.875.200,00. 2) Pembayaran honor operasional yang digunakan untuk membiayai kegiatan Alat Kelengkapan DPRD yang seharusnya dibayarkan hanya kepada Pimpinan DPRD (Ketua dan Wakil Ketua DPRD) tetapi dibayarkan juga kepada para Anggota DPRD sebesar Rp30.523.500,00 dengan rincian sebagai berikut:(dalam Rupiah)

No 1 2

Bulan Januari Nopember Jumlah

Jumlah yang Diterima 12.673.500,00 17.850.000,00 30.523.500,00

3) Pembayaran

Honor

Kepanitiaan/Tim

yang

sifatnya

sebagai

Tunjangan

Kepanitiaan yang melebihi batas tertinggi yang diperkenankan oleh Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD tertanggal 29 Desember 2003 sebesar Rp97.562.825,00 dengan rincian sebagai berikut:(dalam Rupiah)

No 1 2

Bulan Maret Mei

Honor Panitia Penganggaran dan Pembahasan APBD Tim Kunjungan dalam Rangka Nota Pertanggungjawaban Akhir TA 2003 Walikota Pangkalpinang

Kelebihan Pembayaran 28.612.525,00 34.656.850,00

51

No 3 4

Bulan Juli Nopember

Honor Tim/Panitia Revisi Perubahan APBD TA 2004 Tim/Panitia Anggaran 2005 untuk Kegiatan Pembahasan Belanja Tambahan APBD TA 2004 Jumlah

Kelebihan Pembayaran 15.522.525,00 18.770.925,00 97.562.825,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD 1) Pasal 10 menyatakan Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD terdiri dari uang representasi, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komisi, tunjangan panitia anggaran, tunjangan badan kehormatan, dan tunjangan alat kelengkapan lainnya. 2) Pasal 11 pada : a) ayat (2) menyatakan Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota setara dengan gaji pokok Bupati/Walikota yang ditetapkan Pemerintah. b) ayat (3) menyatakan Uang Representasi Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota sebesar 80% (delapan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota. c) ayat (4) menyatakan Uang Representasi Anggota DPRD Kabupaten/Kota sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota. 3) Pasal 12 ayat (2) menyatakan Uang Paket yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sebesar 10% dari Uang Representasi yang bersangkutan. 4) Pasal 13 ayat (2) menyatakan Tunjangan Jabatan yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sebesar 145% dari Uang Representasi yang bersangkutan. 5) Pasal 14 ayat (1) menyatakan Pimpinan atau Anggota DPRD yang duduk dalam Panitia Musyawarah atau Komisi atau Panitia Anggaran atau Badan Kehormatan atau Alat Kelengkapan Lainnya yang diperlukan diberikan tunjangan sebagai berikut:

52

a) Ketua sebesar 7,5% (tujuh setengah perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. b) Wakil Ketua sebesar 5% (lima perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. c) Sekretaris sebesar 4% (empat perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. d) Anggota sebesar 3% (tiga perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD. 6) Pasal 30 menyatakan semua peraturan yang berkaitan dengan kedudukan protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah ditetapkan, disesuaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini. b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tentang Pedoman Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD: 1) Bagian A angka 5 yang menyatakan Uang Paket Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Uang Representasi yang bersangkutan. 2) Bagian B angka 1 yang menyatakan Pimpinan dan Anggota DPRD beserta keluarganya yaitu suami atau istri pertama beserta dua orang anak diberikan Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan berupa pembayaran premi asuransi kesehatan kepada lembaga asuransi yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. 3) Bagian C angka 1 yang menyatakan untuk mendukung tugas Pimpinan DPRD atau membiayai kegiatan lainnya yang dilakukan oleh Pimpinan atas nama Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan sebagai Alat Kelengkapan DPRD dapat disediakan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya indikasi kerugian keuangan daerah sebesar Rp145.255.260,00 Rp97.562.825,00). (Rp13.293.735,00 + Rp3.875.200,00 + Rp30.523.500,00 +

53

Hal ini terjadi karena: a. Sekretaris DPRD selaku pengguna anggaran dan Pemegang Kas DPRD dalam pelaksanaan Anggaran Belanja Pos DPRD tidak berpedoman pada Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagai dasar hukum seluruh penggunaan keuangan yang berkaitan dengan DPRD Kota Pangkalpinang. b. Kesengajaan dari empat orang Anggota DPRD untuk mendapatkan uang tunai dalam pembayaran tunjangan kesehatan. c. DPRD Kota Pangkalpinang dalam melakukan fungsi pengawasan tidak optimal khususnya terhadap pengelolaan DPRD dan Sekretariat DPRD. Atas permasalahan tersebut, Kepala Bakuda menyatakan bahwa memang ada kelalaian dalam pelaksanaan Anggaran Belanja DPRD Tahun Anggaran 2005 dan PP Nomor 24 Tahun 2004 baru dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2005. Sedangkan pemberian jaminan peserta Asuransi Kesehatan ditolak oleh pihak yang bersangkutan dan pemberian honorarium telah menjadi kesepakatan Pimpinan dan Anggota DPRD. BPK-RI menyarankan kepada Walikota Pangkalpinang untuk menarik kembali pengeluaran atas Belanja DPRD Kota Pangkalpinang yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyetorkannya ke kas daerah sebesar Rp145.255.260,00.

54

5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran atas Belanja Daerah Tidak Dilengkapi Bukti Pendukung Sebesar Rp225.775.000,00 Pemerintah Kota Pangkalpinang pada Tahun Anggaran 2004 telah menganggarkan Belanja Pos Sekretariat DPRD sebesar Rp5.474.833.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp4.511.263.926,00 atau 82,40% dan Belanja Perjalanan Dinas Pos Sekretariat Daerah Kota sebesar Rp1.630.000