109
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP 414 Tahun 2013 TANGGAL : 17 April 2013

KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengganti KM 53 tahun 2002

Citation preview

Page 1: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KP 414 Tahun 2013

TANGGAL : 17 April 2013

Page 2: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Page 3: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Page 4: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Page 5: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KP 414 Tahun 2013

TANGGAL : 17 April 2013

Page 6: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

i

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL

Nomor : KP 414 Tahun 2013

Tanggal : 17 April 2013

DAFTAR ISI

BAB 1: PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

BAB 2: KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL ................................................................... 4

2.1 KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL ............................................................................ 5

2.2 STRATEGI IMPLEMENTASI ....................................................................................... 6

2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strategi Bisnis yang Komprehensif ........ 6

2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinerja ........................... 6

2.2.3 Pengaturan Tarif ............................................................................................................ 6

2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan ................................................................ 7

2.2.5 Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Pelabuhan ................................. 7

2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara Efektif . 7

2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektif .................................. 7

BAB 3: PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA ..................................... 9

3.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 9

3.2 PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN SKENARIO DASAR (BASE

CASE) ........................................................................................................... 10

3.3 PROYEKSI LALU LINTAS BERBASIS SKENARIO ALTERNATIF ................................................. 14

3.4 IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN .............................................. 16

BAB 4: HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN………………………….17

4.1 KRITERIA HIERARKI PELABUHAN .............................................................................. 17

4.2 KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN ........................................................................ 19

4.3 PEMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN PEMERINTAH ......... 22

4.3.1 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan .................................................................................. 22

4.3.2 Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah ......................................... 22

4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah ...................................................... 23

4.3.4 Strategi Pelaksanaan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabuhan ............ 26

BAB 5: RENCANA AKSI DI BIDANG PENGATURAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN……………29

5.1 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG PELAYARAN .................... 29

5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG

KEPELABUHANAN (PP NO. 61/2009) ...................................................................... 29

5.3 RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN .................................................................. 29

5.4 INISIATIF JANGKA PENDEK UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBIJAKAN ................................ 29

SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKASI PELABUHAN/TERMINAL ....................... 36

SUB LAMPIRAN B: ARUS PERDAGANGAN UTAMA PADA TAHUN 2009 ............................... 74

Page 7: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

ii

SUB LAMPIRAN C: PELABUHAN STRATEGIS DALAM KORIDOR EKONOMI ........................... 78

SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

PELABUHAN BERDASARKAN KORIDOR EKONOMI .................................................... 81

SUB LAMPIRAN E: RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN ........................................... 88

Page 8: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

1

BAB 1: PENDAHULUAN

Sebagai negara kepulauan yang pertumbuhan ekonominya sangat tergantung kepada

transportasi laut, beroperasinya pelabuhan secara efisien di Indonesia merupakan

prioritas utama. Selain untukmemberdayakan industri angkutan laut nasional, Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran lebih lanjut mengamanatkan

prioritas dalam hal peningkatan efisiensi dan kesinambungan pembangunan

pelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan

maritim. Arah kebijakan di bidang kepelabuhanan menekankan pada penataan

penyelenggaraan pelabuhan, reformasi kelembagaan, peningkatan persaingan,

penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara fungsi

regulator dan operator, pembagian peran pemerintah daerah dan swasta secara

proporsional dalam penyelenggaraan dan perencanaan pengembangan pelabuhan,

serta penyiapan sumber daya manusia yang profesional untuk memenuhi kebutuhan

sektor pemerintah maupun swasta.

Pendekatan multi-dimensi yang diamanatkan oleh Undang-Undang diharapkan dapat

mendukung dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan

mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya konektivitas dan pola

distribusi nasional yang mantap dan dinamis serta meningkatkan kesejahteraan rakyat

Indonesia. Visi pembangunan di bidang kepelabuhanan ditetapkan sebagai berikut:

“Sistem kepelabuhanan yang efisien, kompetitif dan responsif yang

mendukung perdagangan internasional dan domestik serta mendorong

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah”.

Undang-UndangNomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaranjuga mengamanatkan bahwa

Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) disusun sebagai kerangka kebijakan untuk

memfasilitasi tercapainya visi tersebut. RIPN akan menjadi acuan bagi pembangunan

bidang kepelabuhanan di Indonesia. Di dalam RIPN juga terdapat prediksi lalu-lintas

pelabuhan, kebutuhan pengembangan fisik pelabuhan, kebutuhan investasi dan

strategi pendanaan, program modernisasi pelabuhan dan integrasinya dengan

pembangunan ekonomi dalam kerangka sistem transportasi nasional.

RIPN disusun dengan mengintegrasikan rencana lintas sektor, mencakup keterkaitan

antara sistem transportasi nasional dan rencana pengembangan koridor ekonomi serta

sistem logistik nasional, rencana investasi dan implementasi kebijakan, peran serta

pemerintah dan swasta, serta pembagian wewenang pemerintah pusat dan daerah.

Integrasi tersebut menjadi landasan utama untuk perencanaan dan investasi jangka

panjang dimana bentuknya tidak hanya berupa pembangunan fisik namun juga

menyangkut peningkatan efisiensi dan upaya memaksimalkan pemanfaatan kapasitas

pelabuhan yang ada serta berbagai langkah terkait dengan aspek pengaturan,

kelembagaan, dan operasional pelabuhan.

Page 9: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

2

Gambar 1-1 Kedudukan RIPN dalam Kerangka Kerja MP3EI

Page 10: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

3

Gambar 1-2 Kerangka Kerja RIPN

Page 11: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

4

BAB 2: KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL

Kebijakan pelabuhan nasional merupakan bagian dalam proses integrasi multimoda

dan lintas sektoral. Peran pelabuhan tidak dapat dipisahkan dari sistem

transportasinasional dan strategi pembangunan ekonomi. Oleh karena itu kebijakan

tersebut lebih menekankan pada perencanaan jangka panjang dalam kemitraan antar

lembaga pemerintah dan antar sektor publik dan swasta. Munculnya rantai pasok

global (supply chain management) sebagai model bisnis yang diunggulkan, merupakan

faktor kunci dalam perubahan ekonomi global. Perkembangan teknologi informasi

komunikasi dan transportasimempengaruhi strategi bisnis yangterintegrasi antara

produksi, pemasaran, transportasi, distribusi dan klaster industri dalam koridor

ekonomi.

Kelancaran, keamanan dan ketepatan waktu, dalam sistem multi moda transportasi

yang efisien merupakan kunci keberhasilan bisnis yang dapat meningkatkan daya saing

Indonesia.Oleh karena itu, diperlukan keterpaduan multimoda transportasi dan sistem

logistik nasional dalam penetapan kebijakan dan pembangunan infrastruktur fisik.

Infrastruktur transportasi merupakan faktor dominan yang berkaitan dengan kebijakan

publik, peraturan, dan sistem operasi. Peran investasi swasta sangat penting, dimana

komitmen kebijakan pemerintah perlu menciptakan iklim yang kondusif sekaligus

melindungi kepentingan publik.

Dalam sistem transportasi nasional yang efesien dan efektif, kebijakan maritim masa

depan di Indonesia mempunyai potensi dan peluang yang besar. Dengan berbagai

kebijakan akan diadakan perubahan secara berkesinambungan sesuai dengan prioritas

dan perkembangan lingkungan strategis dan internasional (continuous improvement

process). Untuk itu masukan dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Kebijakan pelabuhan nasional akan merefleksikan perkembangan sektor

kepelabuhanan menjadi industri jasa kepelabuhanan kelas dunia yang kompetitif dan

sistem operasi pelabuhan sesuai dengan standar internasional baik dalam bidang

keselamatan pelayaran maupun perlindungan lingkungan maritim. Tujuannya adalah

untuk memastikan sektor pelabuhan dapat meningkatkan daya saing, mendukung

perdagangan,terintegrasi dengan sistem multi-moda transportasi dansistem logistik

nasional.Kerangka hukum dan peraturan akan diarahkan dalam upaya menjamin

kepastian usaha, mutu pelayanan yang lancar dan cepat, kapasitas mencukupi, tertib,

selamat, aman, tepat waktu,tarif terjangkau, kompetitif, aksesibilitas tinggi dan tata

kelolayang baik. Kebijakan tersebut akan terus dibangun dan dikembangkan

berdasarkan konsensus dan komitmen dari para pemangku kepentingan.

Page 12: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

2.1 KEBIJAKAN PELABUHAN NASIONAL

Kebijakan pelabuhan nasional diarahkan dalam upaya:

• Mendorong Investasi Swasta

Untuk mendukung rencana MP3EI, partisipasi sektor swasta merupakan kunci

keberhasilan dalam percepatan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan

Indonesia, karena kemampuan finansial sektor publik terbatas.

• Mendorong Persaingan

Mewujudkan iklim persaingan yang sehat dalam kegiatan usaha kepelabuhanan

yang diharapkan dapat menghasilkan jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien.

• Pemberdayaan Peran Penyelenggara Pelabuhan

Upaya perwujudan peran Penyelenggara Pelabuhan sebagai pemegang hak

pengelolaan lahan daratan dan perairan (landlord port authority) dapat

dilaksanakan secara bertahap. Upaya tersebut mencerminkan penyelenggara

pelabuhan yang lebih fleksibel dan otonom.

• Terwujudnya Integrasi Perencanaan

Perencanaan pelabuhan harus mampu mengantisipasi dinamika pertumbuhan

kegiatan ekonomi dan terintegrasi kedalam penyusunan rencana induk pelabuhan

khususnya dikaitkan dengan MP3EI/koridor ekonomi, sistem transportasi nasional,

sistem logistik nasional, rencana tata ruang wilayah serta keterlibatan masyarakat

setempat.

• Menciptakan kerangka kerja hukum dan peraturan yang tepat dan fleksibel

Peraturan pelaksanaan yang menunjang implementasi yang lebih operasional akan

dikeluarkan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan, mengatur prosedur

penetapan tarif jasa kepelabuhanan yang lebih efisien, dan mengatasi

kemungkinan kegagalan pasar.

• Mewujudkan sistem operasi pelabuhan yang aman dan terjamin

Sektor pelabuhan harus memiliki tingkat keselamatan kapal dan keamanan fasilitas

pelabuhan yang baik serta mempunyai aset dan sumber daya manusia yang andal.

Keandalan teknis minimal diperlukan untuk memenuhi standar keselamatan kapal

dan keamanan fasilitas pelabuhan yang berlaku di seluruh pelabuhan. Secara

bertahap diperlukan penambahan kapasitas untuk memenuhi standar yang sesuai

dengan ketentuan internasional.

• Meningkatkan perlindungan lingkungan maritim

Pengembangan pelabuhan akan memperluas penggunaan wilayah perairan yang

akan meningkatkan dampak terhadap lingkungan maritim. Penyelenggara

Pelabuhan harus lebih cermat dalam mitigasi lingkungan, guna memperkecil

kemungkinan dampak pencemaran lingkungan maritim. Mekanisme pengawasan

yang efektif akan diterapkan melalui kerja sama dengan instansi terkait, termasuk

program tanggap darurat.

Page 13: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

6

• Mengembangkan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan

profesionalisme dan kompetensi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan

tingkat efisiensi, termasuk memperhatikan jaminan kesejahteraan dan

perlindungan terhadap tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan. Lembaga

pelatihan, kejuruan dan perguruan tinggi akan dilibatkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sektor pelabuhan, untuk memenuhi standar

internasional.

2.2 STRATEGI IMPLEMENTASI

2.2.1 Pedoman Kebijakan Pelabuhan Nasional dan Strategi Bisnis yang Komprehensif

Pelaksanaan Kebijakan Pelabuhan Nasional akan diawasi secara efektif dan

dipublikasikan secara berkala kepada para pemangku kepentingan.

2.2.2 Perencanaan Terpadu, Hierarki Pelabuhan dan Pemantauan Kinerja

• Perencanaan pengembangan pelabuhan dalam kerangka sistem transportasi

nasional akan dikoordinasikan dengan perencanaan sektoral masing-masingmoda

transportasi, instansi terkait lainnya dan Penyelenggara Pelabuhan. Pedoman

tentang perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan

diterbitkan. Badan usaha pelabuhan diminta untuk memberikan informasi yang

relevan kepada Penyelenggara Pelabuhan untuk disinkronisasikan dengan rencana

induk masing-masing pelabuhan.

• Status pelabuhan akan di-review secara berkala untuk menentukan kemungkinan

terjadinya perubahan hierarki pelabuhan dan implikasinya terhadap revisi Rencana

Induk Pelabuhan Nasional dan rencana induk masing-masing pelabuhan.

• Sistem indikator kinerja akan diterapkan untuk tujuan perencanaan dan

pemantauan serta hasil pencapaian kinerja pelabuhan akan dipublikasikan secara

berkala.

2.2.3 Pengaturan Tarif

• Pengaturan penetapan tarif harus mudah diterapkan dalam arti setiap jasa

kepelabuhanan dikenakan tarif sesuai dengan jasa yang disediakan. Tarif yang

diusulkan Badan Usaha Pelabuhan dapat ditolak apabila tidak wajar dibandingkan

dengan biaya penyediaan jasa atau infrastruktur..

• Review tarif dilakukan tanpa mengurangi kebebasan badan usaha pelabuhan untuk

menegosiasikan perjanjian kerjasama usaha dengan mitra bisnisnya.

• Pedoman tentang prosedur pemantauan dan review tarif akan dikeluarkan untuk

mempermudah penerapan tarif agar tidak menimbulkan beban yang tidak wajar

kepada Badan Usaha Pelabuhan, Penyelenggara Pelabuhan maupun para Pengguna

Jasa. Pedoman tersebut juga akan memberikan penjelasan tentang penerapan tarif

atau perjanjian jasa pelayanan pelabuhan yang dianggap anti-kompetitif.

Page 14: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

2.2.4 Mendorong Persaingan di Sektor Pelabuhan

• Persaingan di sektor pelabuhan akan terus didorong, baik terhadap fasilitas yang

sudah ada maupun melalui pengembangan pelabuhan baru atau perluasan

pelabuhan yang sudah ada.

• Pedoman tentang prosedur penyampaian keberatan dan penyelesaian sengketa

akan dikeluarkan untuk mengatasi perilaku anti-kompetitif.

2.2.5 Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia di Pelabuhan

• Dalam upaya meningkatkan keterampilan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM),

identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pendidikan di sektor

pelabuhan akan dilakukan bersama-sama dengan Badan Usaha Pelabuhan,

Penyelenggara Pelabuhan, koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat dan pusat

pelatihan yang ada. Kebutuhan dan strategi pengembangan pendidikan dan

pelatihan akan direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan tuntutan

permintaan.

• Nota kesepahaman akan dibuat dengan pusat pelatihan, lembaga kejuruan, dan

perguruan tinggi untuk pengembangan sumber daya manusia di sektor pelabuhan

dan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta memastikan kurikulum

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.

• Peningkatan kesejahteraan dan insentif yang dapat meningkatkan produktivitas

tenaga kerja, memperbaiki praktek jam kerja efektif, jumlah tenaga kerja riil,

memperluas program pelatihan dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan

persaingan di pelabuhan.

• Keikutsertaan tenaga kerja di sektor pelabuhan akan didorong melalui program

pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh lembaga pelatihan, sekolah kejuruan

dan perguruan tinggi.

2.2.6 Meningkatkan Keselamatan Kapal dan Keamanan Fasilitas Pelabuhan secara

Efektif

Penerapan peraturan tentang keselamatan kapal dan keamanan fasilitas pelabuhan

akan dilaksanakan secara konsekuen dalam rangka memberikan kewenangan yang

lebih efektif kepada Syahbandar berdasarkan pedoman dan standar internasional

(International Ship and Port facility Security Code).

2.2.7 Meningkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim secara Efektif

• Dalam rangka menjamin perlindungan lingkungan maritim yang efektif di

pelabuhan, pedoman tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim di

pelabuhan akan lebih dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dan

dilaksanakan oleh Penyelenggara Pelabuhan yang mengatur:

o Pencegahan pencemaran lingkungan maritim di pelabuhan;

o Kerangka kerja sistem manajemen lingkungan maritim; dan

o Pengawasan internal dan audit independen yang dilakukan secara berkala.

Page 15: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

8

• Peran Syahbandar untuk mengelola dan melakukan penanggulangan pencemaran

maritim di pelabuhan akan lebih ditingkatkan.

Sistem manajemen lingkungan maritim akan diterapkan melalui kemitraan dengan

pemangku kepentingan di bidang pelayaran untuk memastikan sistem tanggap darurat

berfungsi di sektor pelabuhan.

Page 16: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

BAB 3: PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI

PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA

3.1 LATAR BELAKANG

Peran pelabuhan di Indonesia sebagai negara maritim sangat dominan dalam

pembangunan nasional. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan pelabuhan untuk

menunjang perdagangan internasional dan domestik secara nasional pada skala sangat

besar. Pada tahun 2009, pelabuhan Indonesia menangani 968,4 juta ton muatan yang

terdiri atas 560,4 juta ton muatan curah kering (hampir tiga perempatnya adalah

batubara), 176,1 juta ton muatan curah cair (86 persennya adalah minyak bumi atau

produk minyak bumi dan minyak kelapa sawit), 143,7 juta ton general cargo dan 88,2

muatan peti kemas (terlihat pada Tabel 3-1, dan Gambar 3-1 dan 3-2).

Perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 % dari total volume

muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan ekspor

sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 % perdagangan luar negeri, sementara impor

sebanyak 101,0 juta ton atau 20 % perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih tinggi

karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada tahun

2009.

Tabel 3-1 juga menunjukkan pertumbuhan lalu-lintas barang melalui pelabuhan

Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 yang

meningkat rata-rata 11,0 %. Namun demikian, penyebaran pertumbuhannya sangatlah

beragam, sebagai contoh, lalu lintas curah kering meningkat lebih dari lima kali lipat

dari 95,2 juta ton pada tahun 1999 menjadi 560,4 juta ton pada tahun 2009. Muatan

peti kemas juga meningkat rata-rata 12,3 %, yaitu dari 27,7 juta ton pada tahun 1999

menjadi 88,2 juta ton pada tahun 2009 (lihat juga Gambar 3-3). General cargo

meningkat rata-rata 7,3 %, sementara komoditas curah cair memiliki pertumbuhan

yang lebih rendah, yaitu 1,7% selama perioda ini. Secara total, lalu-lintas barang

melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menurut kelompok jenis muatan utama

diperlihatkan pada Tabel 3-2 serta secara grafis pada Gambar 3-1 sampai 3-3.

Sedangkan lalu-lintas antar pelabuhan (arus perdagangan) menurut jenis komoditasnya

ditunjukkan pada Sub LampiranB.

Pertumbuhan perdagangan masa depan di Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh

tingkat implementasi kebijakan pemerintah untuk melakukan percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi, yang tertuang dalam Masterplan Perluasan dan

Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI). Dengan pusat

pertumbuhan dan koridor ekonomi yang telah ditetapkan (Gambar 3-4) beserta sistem

transportasi nasional yang akan menjamin konektivitas, MP3EI mengarahkan untuk

terwujudnya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Melalui implementasi

MP3EI, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara maju pada tahun 2025, yang

berarti pertumbuhan ekonomi riil antara 6,4 – 7,5% diharapkan bisa tercapai pada

Page 17: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

10

periode 2011 – 2014. Selain itu, tingkat inflasi juga diperkirakan turun dari 6,5% pada

kurun waktu 2011 – 2014 menjadi 3,0% pada tahun 2025.

Peranan Pelabuhan menjadi sangat penting bagi terwujudnya tujuan MP3EI. Disisi lain,

bila MP3EI dapat diimplementasikan dengan baik, maka implikasinya adalah

pertumbuhan lalu-lintas barang melalui pelabuhan menjadi lebih tinggi. Pelabuhan

strategis di masing-masing koridor ekonomi disajikan dalam Sub Lampiran C.

3.2 PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI PELABUHAN BERDASARKAN

SKENARIO DASAR (BASE CASE)

Tabel 3-3 menyajikan proyeksi total muatan yang akan ditangani pelabuhan di

Indonesia berdasarkan jenis muatan dan komoditas dari tahun 2009 sampai dengan

2030. Total lalu-lintas muatan melalui pelabuhan diperkirakan meningkat dari 1,0

milyar ton pada tahun 2009 menjadi 1,3 milyar ton pada tahun 2015 dan menjadi 1,5

milyar ton pada tahun 2020. Angka pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 4,5 %

dari tahun 2009 sampai dengan 2015 dan 3,7 % dari tahun 2015 sampai dengan 2020.

Page 18: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Tabel 3-1 Lalu Lintas Barang Melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan dan

Jenis Muatan, pada Tahun 1999 dan 2009 (dalam ribu ton)

Page 19: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Tabel 3-2 Lalu Lintas Muatan melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan

dan Jenis Muatan dan Komoditas Utama, pada Tahun 2009

Gambar 3-1 Bongkar Muat Barang melalui Pelabuhan di Indonesia berdasarkan Arus

Perdagangan Tahun 2009 (dalam ribu ton)

2 Lalu Lintas Muatan melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan

dan Jenis Muatan dan Komoditas Utama, pada Tahun 2009 (dalam ribu ton)

1 Bongkar Muat Barang melalui Pelabuhan di Indonesia berdasarkan Arus

Perdagangan Tahun 2009 (dalam ribu ton)

12

2 Lalu Lintas Muatan melalui Pelabuhan Indonesia berdasarkan Arus Perdagangan

(dalam ribu ton)

1 Bongkar Muat Barang melalui Pelabuhan di Indonesia berdasarkan Arus

Page 20: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Gambar 3-2 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis Muatan pada

Tahun 2009 menurut Klaster

Gambar 3-3 Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia, Periode Tahun 1990

2 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis Muatan pada

Tahun 2009 menurut Klaster Pelabuhan (dalam ribu ton)

3 Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia, Periode Tahun 1990

2 Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis Muatan pada

3 Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia, Periode Tahun 1990-2009

Page 21: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Gambar 3

Tabel 3-3 Prakiraan (Base Case

3.3 PROYEKSI LALU LINTAS

Sebagaimana terlihat pada

lintas peti kemas Indonesia

pada Skenario Pertumbuhan

Skenario Pertumbuhan Rendah

proyeksi untuk total berdasarkan jenis muatan

Internasional Domestik

General Cargo 32,840 110,859

Peti Kemas 61,000 27,223

Curah Kering 312,852 255,914

Semen 144 14,941

Batubara 279,303 139,349

Biji Besi 10,531 91

Pupuk 5,162 30,665

Biji-bijian 3,832 2,343

Curah Kering Lain 13,879 60,124

Curah Cair 136,723 39,349

Minyak Bumi & Produk 91,110 385

CPO 22,438 38,485

Curah Cair Lain 23,175 479

Total 543,415 433,346

Rata-rata Pertumbuhan Tahunan (%)

General Cargo - -

Container - -

Dry Bulk - -

Cement - -

Coal - -

Iron Ore - -

Fertilizer - -

Grain - -

Other Dry Bulk - -

Liquid Bulk - -

Petroleum & Products - -

CPO - -

Other Liquid Bulk - -

Total - -

Jenis Muatan Jenis Perdagangan

2009

Gambar 3-4 Koridor Ekonomi dalam MP3EI

Base Case) Arus Barang di Pelabuhan-Pelabuhan Indonesia

(dalam ribu ton)

PROYEKSI LALU LINTAS BERBASIS SKENARIO ALTERNATIF

pada Gambar 3-5, pada Skenario Pertumbuhan Tinggi, total lalu

lintas peti kemas Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 57 juta TEU

Skenario Pertumbuhan Dasar akan mencapai 48 juta TEUs,sedangkan

Pertumbuhan Rendah 42 juta TEUs. Gambar 3-6 menyajikan

berdasarkan jenis muatan untuk ketiga skenario.

Internasional Domestik Internasional Domestik Internasional

143,699 39,213 148,562 187,775 43,294 180,748 224,043 50,245

88,222 106,894 65,626 172,519 157,271 100,020 257,291 294,234

568,766 328,918 342,135 671,053 310,318 438,906 749,224 284,436

15,085 6,700 21,925 28,625 8,757 28,655 37,411 14,264

418,652 279,303 203,330 482,633 250,000 272,101 522,101 200,000

10,623 13,714 400 14,114 16,686 1,000 17,686 23,537

35,828 7,323 39,934 47,257 9,346 48,586 57,932 14,514

6,175 4,316 2,639 6,954 4,672 2,885 7,557 5,422

74,003 17,562 73,907 91,469 20,858 85,679 106,537 26,700

176,072 178,042 52,718 230,759 216,653 65,700 282,353 315,952

91,495 118,649 501 119,151 144,355 610 144,965 213,681

60,923 30,069 51,574 81,643 37,471 64,271 101,742 55,467

23,654 29,323 642 29,965 34,827 819 35,646 46,805

976,761 653,066 609,040 1,262,106 727,537 785,374 1,512,911 944,867

- 3.0 5.0 4.6 2.0 4.0 3.6

- 9.8 15.8 11.8 8.0 8.8 8.3

- 0.8 5.0 2.8 (1.2) 5.1 2.2 (0.9)

- 89.7 6.6 11.3 5.5 5.5 5.5

- - 6.5 2.4 (2.2) 6.0 1.6 (2.2)

- 4.5 27.9 4.9 4.0 20.1 4.6

- 6.0 4.5 4.7 5.0 4.0 4.2

- 2.0 2.0 2.0 1.6 1.8 1.7

- 4.0 3.5 3.6 3.5 3.0 3.1

-

- 4.5 4.5 4.5 4.0 4.0 4.0

- 5.0 5.0 5.0 4.5 4.5 4.5

- 4.0 5.0 4.0 3.5 5.0 3.5

- 3.1 5.8 4.4 2.2 5.2 3.7

TotalTotalTotal

2020

Jenis Perdagangan Jenis Perdagangan

2015

Jenis Perdagangan

14

Pelabuhan Indonesia, 2009-2030

Skenario Pertumbuhan Tinggi, total lalu

akan mencapai 57 juta TEUs,sementara

sedangkan pada

menyajikan secara jelas

Internasional Domestik

50,245 242,911 293,155

294,234 183,446 477,680

284,436 675,731 960,167

14,264 48,947 63,210

200,000 443,224 643,224

23,537 2,000 25,537

14,514 68,536 83,050

5,422 3,348 8,770

26,700 109,676 136,376

315,952 97,252 413,204

213,681 903 214,584

55,467 95,136 150,603

46,805 1,213 48,017

944,867 1,199,340 2,144,207

1.5 3.0 2.7

6.5 6.3 6.4

(0.9) 4.4 2.5

5.0 5.5 5.4

(2.2) 5.0 2.1

3.5 7.2 3.7

4.5 3.5 3.7

1.5 1.5 1.5

2.5 2.5 2.5

4.0 4.0 4.0

4.0 4.0 4.0

3.0 4.0 3.0

2.6 4.3 3.5

Total

2030

Jenis Perdagangan

Page 22: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Gambar 3-5 Proyeksi Total Lalu Lintas Peti Kemas

Pertumbuhan

Gambar 3-6 Proyeksi Total Lalu Lintas

Muatan Menurut Skenario Pertumbuhan

Gambar 3-6 menyajikan proyeksi total lalu lintas

muatan untuk ketiga skenario tersebut. Total lalu lintas

2,7 milyar ton pada tahun 2030

Dasar dan 1,8 milyar ton pada

Proyeksi Total Lalu Lintas Peti Kemas di Pelabuhan Indonesia menurut Skenario

Pertumbuhan, Periode Tahun 2015-2030 (dalam ribu TEU)

Proyeksi Total Lalu Lintas Muatan di Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis

kenario Pertumbuhan, Periode Tahun 2015-2030 (dalam ribu ton)

6 menyajikan proyeksi total lalu lintas muatan di Indonesia berdasarkan jenis

muatan untuk ketiga skenario tersebut. Total lalu lintas muatan diprakirakan mencapai

2,7 milyar ton pada tahun 2030,mencapai 2,1 milyar ton pada Skenario

pada Skenario Pertumbuhan Rendah.

2015 2020 2030

Indonesia menurut Skenario

Pelabuhan Indonesia berdasarkan Jenis

2030 (dalam ribu ton)

Indonesia berdasarkan jenis

diprakirakan mencapai

Skenario Pertumbuhan

Page 23: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

16

3.4 IMPLIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTOR PELABUHAN

Hasil proyeksi lalu-lintas muatan melalui pelabuhan di Indonesia mempunyai implikasi

yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan sistem pelabuhan nasional, yaitu

diantaranya:

• Pada tahun 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih dari dua kali

lipat volume tahun 2009 dan akan kembali meningkat dua kali lipat pada tahun

2030;

• Pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi

pelabuhan;

• Peningkatan volume peti kemas juga akan menimbulkan kebutuhan

pengembangan pelabuhan peti kemas sebagai pelabuhan hub baru, baik di bagian

barat maupun di timur Indonesia, seperti Kuala Tanjung dan Bitung sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan

Sistem Logistik Nasional. Namun kajian yang lebih spesifik diperlukan untuk

pengembangan pelabuhan hub tersebut.

• Pertumbuhan lalu lintas curah kering dan cair yang lebih rendah menunjukkan

bahwa total tonase muatan hanya akan meningkat sampai dengan 50% pada tahun

2020 dan 50% lagi pada tahun 2030.

Page 24: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

BAB 4: HIERARKI, LOKASI DAN RENCANA

PEMBANGUNAN PELABUHAN

Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan pelabuhan didasarkan pada

pendekatan penilaian kapasitas pelabuhan dan memperhatikan skema pembangunan

untuk masing-masing pelabuhan. Selain kebijakan pemerintah, juga telah diperhatikan

program pembangunan pelabuhan strategis di Indonesia.

Kebijakan pemerintah yang menjadi dasar utama bagi pengembangan pelabuhan

meliputi (a) prioritas pengembangan konektivitas dan prasarana pelabuhan untuk

mendukung program koridor perekonomian Indonesia tahun 2025, (b) Cetak Biru

Transportasi Multimoda/Antarmoda untuk mendukung Sistem Logistik Nasional, dan

(c) Rencana Strategis Sektor Perhubungan.

Sub Lampiran D memberikan rangkuman parameter perencanaan dan strategi

pengembangan pelabuhan pada enam koridor pembangunan ekonomi sampai dengan

2030.Rangkuman tersebut memuat proyeksi lalu-lintas muatan melalui pelabuhan

berdasarkan jenis kargo, disain kapal dan target produktivitas, strategi investasi, dan

kegiatan bisnis utama pelabuhan.

Sub Lampiran E memuat daftar rencana pengembangan pelabuhan (termasuk

pengembangan kapasitas dan kebutuhan investasi) sampai dengan tahun 2030

berdasarkan wilayah, lokasi, dan fasilitas pelabuhan.

4.1 KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang

Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan

hierarki yang terdiri atas:

a. Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan

Hub Internasional);

b. Pelabuhan Pengumpul; dan

c. Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas:

1) Pelabuhan Pengumpan Regional;

2) Pelabuhan Pengumpan Lokal.

Hierarki pelabuhansebagaimana dimaksud ditetapkan dengan memperhatikan kriteria

teknis sebagai berikut:

1. Pelabuhan Utama:

a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;

b. berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ± 500 mil dan jalur pelayaran

nasional ± 50 mil;

Page 25: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

18

c. memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya minimal 200 mil;

d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang

e. kedalaman kolam pelabuhan minimal –9 m-LWS;

f. berperan sebagai tempat alih muat peti kemas/curah/general cargo/penumpang

internasional;

g. melayani Angkutan petikemas sekitar 300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain

yang setara;

h. memiliki dermaga peti kemas/curah/general cargo minimal 1 (satu) tambatan,

peralatan bongkar muat petikemas/curah/general cargo serta lapangan

penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai.

i. berperan sebagai pusat distribusi peti kemas/curah/general cargo/penumpang di

tingkat nasional dan pelayanan angkutan peti kemas internasional;

2. Pelabuhan Pengumpul:

a. kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan

meningkatkan pertumbuhan wilayah;

b. memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya setidaknya 50 mil;

c. berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;

d. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;

e. berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan

pertumbuhan nasional;

f. kedalaman minimal pelabuhan –7 m-LWS;

g. memiliki dermaga multipurpose minimal 1 tambatan dan peralatan bongkar

muat;

h. berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas/curah/general

cargo/penumpang nasional;

i. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang umum nasional;

3. Pelabuhan Pengumpan Regional:

a. berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan pemerataan pembangunan

antarprovinsi;

b. berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota serta pemerataan dan

peningkatan pembangunan kabupaten/kota;

c. berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah provinsi;

d. berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Pengumpul dan Pelabuhan

Utama;

e. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke Pelabuhan

Pengumpul dan/atau Pelabuhan Pengumpan lainnya;

f. berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota dalam propinsi;

Page 26: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

g. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;

h. melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar

kecamatan dalam 1 (satu) provinsi;

i. berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil;

j. kedalaman maksimal pelabuhan –7 m-LWS;

k. memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;

l. memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional lainnya 20 – 50 mil.

4. Pelabuhan Pengumpan Lokal:

a. Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataanserta

peningkatan pembangunan kabupaten/kota;

b. Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;

c. Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;

d. Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar

kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;

e. berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan

Pengumpul, dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional;

f. berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi,

perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;

g. berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung

kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai

terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup

masyarakat disekitarnya;

h. berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali

keperintisan;

i. kedalaman maksimal pelabuhan –4 m-LWS;

m. memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m;

j. memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 – 20 mil.

4.2 KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN

Table 4-1 menunjukkan rincian dari total kebutuhan investasi pelabuhan di Indonesia

sampai dengan 2030 berdasarkan koridor pembangunan ekonomi dan jenis fasilitas

pelabuhan. Total investasi sebesar US$ 47,064 milyar terdiri dari US$ 12,212 milyar

(tahun 2011-2015), US$ 12,389 milyar (tahun 2016-2020) dan US$ 22,464 milyar (tahun

2021-2030). Gambar 4-1 menunjukkan distribusi kebutuhan investasi sektor pelabuhan

berdasarkan koridor ekonomi dan tahapan pengembangan, sedangkan Gambar 4-2

memperlihatkan distribusi kebutuhan investasi pelabuhan menurut koridor ekonomi

dan jenis terminal/fasilitas pelabuhan.Sub Lampiran E memberikan rincian kebutuhan

Page 27: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

20

investasi pelabuhan sampai dengan tahun 2030 berdasarkan koridor ekonomi dan jenis

terminal/fasilitas pelabuhan.

Secara ringkas, Tabel 4-2 menunjukkan indikasi kebutuhan jumlah pendanaan dari

sektor pemerintah dan swasta selama periode tahun 2011-2030.

Tabel 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Jenis

Terminal/Fasilitas Pelabuhan untuk Tahapan Tahun 2011-2030 and Total Tahun 2011-2030

(dalam juta US$, tahun 2011)

Catatan: *) Terminal lainnya: Terminal konvensional (muatan umum), terminal mobil, terminal

serbaguna dan terminal penumpang

2011-2015

Sumatra 455 388 289 387 63 31 25 17 613 2,267

Java 2,095 - 339 60 86 354 130 100 2,342 5,506

Bali-Nusa Tenggara 7 - 20 - 41 121 - 47 190 426

Kalimantan 186 138 89 366 430 195 - 20 30 1,454

Sulawesi 121 9 50 - 166 355 75 - 94 870

Papua- Kepulauan 183 - 34 - 122 1,070 - 21 258 1,688

Total 3,046 535 821 813 906 2,127 230 205 3,528 12,212

2016-2020

Sumatra 2,192 467 344 299 167 44 - 20 222 3,755

Java 2,297 - 508 60 35 120 250 110 150 3,530

Bali-Nusa Tenggara 30 - 20 - 35 243 - 439 61 828

Kalimantan 120 138 89 346 35 243 - 30 61 1,061

Sulawesi 141 9 95 - 106 606 - - 121 1,077

Papua- Kepulauan 123 - 48 - 106 1,458 - 40 364 2,138

Total 4,902 614 1,103 705 484 2,714 250 639 980 12,390

2021-2030

Sumatra 4,329 903 762 597 202 88 - 30 - 6,911

Java 4,164 8 827 120 115 150 340 130 150 6,005

Bali-Nusa Tenggara 60 - 40 - 70 486 - 390 121 1,168

Kalimantan 338 275 178 693 70 486 - 29 121 2,190

Sulawesi 216 25 137 - 211 1,092 - - 243 1,923

Papua- Kepulauan 245 10 97 - 211 2,915 - 60 729 4,267

Total 9,352 1,221 2,041 1,410 882 5,217 340 639 1,365 22,465

2011-2030

Sumatra 6,975 1,758 1,395 1,283 432 163 25 67 835 12,934

Java 8,556 8 1,674 240 236 624 720 340 2,642 15,041

Bali-Nusa Tenggara 97 - 80 - 146 850 - 876 373 2,422

Kalimantan 644 550 356 1,405 535 924 - 79 213 4,705

Sulawesi 477 43 282 - 483 2,053 75 - 459 3,871

Papua- Kepulauan 550 10 179 - 439 5,443 - 121 1,351 8,093

Total 17,299 2,369 3,965 2,927 2,273 10,058 820 1,482 5,872 47,066

CDC

/Multi

Moda

Pesiar/

Pariwisa

ta

Lahan/

Infra.

Dasar

Total Perode dan Koridor

Ekonomi

Terminal

Peti

Kemas CPO

Minyak

Bumi

Batu

Bara

Curah

Lainnya

Terminal

lainnya

Page 28: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Gambar 4-1 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Tahapan

Pengembangan (dalam juta US$)

Gambar 4-2 Investasi Sektor Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Jenis

Terminal/Fasilitas Pelabuhan (dalam juta US$)

Page 29: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

22

Tabel 4-2 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan oleh Pemerintah dan Pihak Swasta untuk

Pengembangan Fasilitas Pelabuhan, 2011-2030

Catatan:

1. Pembiayaan dari sektor keuangan pemerintah/swasta untuk tanah, infrastruktur

dasar dan non-komersial terminal, rehabilitasi/pengembangan pelabuhan-

pelabuhan kecil baru. Sedangkan pembiayaan sektor swasta murni adalah untuk

pembangunan terminal di pelabuhan-pelabuhan komersial;

2. Diperkirakan bahwa untuk periode 2011-2015 dari total kebutuhan pembiayaan

sebesar US$, 12.212 juta porsi BUMN mencapai US$3.521 juta.

4.3 PEMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN

PEMERINTAH

4.3.1 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan

Sampai dengan tahun 2030 Indonesia harus menyediakan anggaran sebesar US$ 45-50

milyar untuk pembiayaan pembangunan dan pengembangan kapasitas

pelabuhan.Diperkirakan sekitar 68% dari seluruh total investasi pengembangan

pelabuhan baru di Indonesia memerlukan pendanaan dari pihak swasta, terutama

berdasarkan skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) melalui pemberian konsesi

untuk jangka panjang, terutama untuk pelabuhan komersial seperti terminal peti

kemas, terminal curah, dan fasilitas pelabuhan komersial lainnya.

Sisanya sekitar 32% diperlukan untuk penyediaan lahan, prasarana umum pelabuhan

seperti pendalaman alur pelayaran dan penahan gelombang (breakwater), penyediaan

terminal pelabuhan non-komersial, rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan kecil

baru (feeder) yang harus disediakan oleh pemerintah.

4.3.2 Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah

UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan bahwa investasi

infrastruktur dasar pelabuhan menjadi tanggung jawab Penyelenggara Pelabuhan.

Penyelenggara Pelabuhan merupakan lembaga yang memiliki aset finansial dan

Page 30: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

pengalaman yang terbatas dalam penyelenggaraan pelabuhan. Dalam masa transisi,

lembaga tersebut hanya mempunyai anggaran yang terbatas dan pada dasarnya belum

memiliki kapasitas untuk melakukan pinjaman di awal tahun operasionalnya. Satu-

satunya sumber utama pendanaan infrastruktur dalam jangka pendek adalah dari

anggaran pemerintah.

Apabila Penyelenggara Pelabuhan belum memiliki sumber pembiayaan yang

mencukupi, maka potensi sumber pendanaan untuk investasi infrastruktur pelabuhan

dapat berasal dari konsesi. Di masa mendatang, sumber pembiayaan infrastruktur

dasar untuk Penyelenggara Pelabuhan akan berkembang sejalan dengan peningkatan

kinerja keuangan Penyelenggara Pelabuhan. Hal ini akan terjadi apabila Penyelenggara

Pelabuhan dimungkinkan untuk mengelola pendapatannya, termasuk pendapatan dari

penyelenggaraan kepelabuhanan (misalnya jasa labuh, sewa lahan, konsesi). Dengan

demikian Penyelenggara Pelabuhan dapat meningkatkan pendapatannya.

4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah

Karena keterbatasan anggaran, interaksi antara pihak pemerintah dan swasta diatur

dalam tiga jenis peraturan, yaitu peraturan mengenai Kerjasama Pemerintah dan

Swasta (KPS), peraturan spesifik sektor, dan peraturan umum lainnya yang mengatur

kegiatan usaha di Indonesia.

Terdapat empat prinsip dasar kebijakan investasi dalam kategori KPS, yaitu:

a. Kebijakan Pemerintah dalam Penyediaan Infrastruktur

Pemerintah bermaksud untuk memusatkan kebijakannya dalam (i) pemeliharaan dan

peningkatan infrastruktur yang ada, (ii) fokus pada pengembangan infrastruktur yang

secara ekonomi layak, namun secara finansial tidak layak, (iii) pemberian subsidi dan

kompensasi pada PSO (Kewajiban Layanan Umum) dalam pelayanan infrastruktur, dan

(iv) mengisi celah kebutuhan pembiayaan infrastruktur dengan cara menawarkan

proyek KPS kepada pasar.

b. Peraturan dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Peraturan mengenai percepatan pembangunan infrastruktur ditunjukkan dalam Tabel

4.3 Peraturan KPS terutama mengacu pada Peraturan Presiden No. 67/2005 mengenai

Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur, yang telah dirubah

dalam Peraturan Presiden No. 13/2010 dan No. 56/2011 yang memungkinkan

pemberian dukungan dan penjaminan pemerintah.

Sebagai tambahan, dua peraturan lainnya mengenai penjaminan pemerintah mengacu

pada Peraturan Presiden No. 78/2010 tentang Dana Penjaminan Infrastruktur melalui

Pemberian Dana Penjaminan dan Peraturan Menteri Keuangan No. 260/2010 tentang

Page 31: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

24

implementasi dari Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan

Infrastruktur.

Berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Keuangan, Bappenas, dan

Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Keuangan dapat

menyediakan fasilitas (i) kebijakan dana talangan melalui Pusat Investasi Pemerintah

(PIP), (ii) penjaminan untuk resiko infrastruktur melalui PT. Penjaminan Infrastruktur

Indonesia (PII), dan (iii) layanan proyek pengembangan melalui PT. Sarana Multi

Infrastruktur (PT. SMI).

Table 4-1Dasar Hukum Investasi Sektor Swasta

No. Regulasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

Penjelasan

Skema dan Pedoman KPS

1 Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

2 Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010

Perubahan atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

3 Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2011

Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

4 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2012

Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

5 Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 83 Tahun 2010

Panduan Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi

Manajemen Resiko , Dukungan Pemerintah dan Penjaminan Infrastruktur

6 Peraturan Menteri Keuangan No. 38/PMK.01/2006

Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur

7 Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010

Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

8 Peraturan Menteri Keuangan No. 260/PMK.011/2010

Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha

Pedoman, Organisasi, dan Prosedur KPS

Page 32: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

No. Regulasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

Penjelasan

9 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2009

Daftar Rencana Proyek Kerjasama

10 Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2005

Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)

11 Public Private Partnership Book, Sector of Transportation, 2010-2014, Ministry of Transportation (2010)

12 Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2011

Perubahan atas Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)

13 Peraturan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-01/M.EKON/05/2006

Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI)

14 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-3/M.EKON/06/2006

Tata Cara dan Kriteria Penyusunan Daftar Prioritas Proyek Infrastruktur Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

15 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER-4/M.EKON/06/2006

Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur yang Membutuhkan Dukungan Pemerintah

Kerjasama Daerah

16 Peraturan PemerintahNo. 50 Tahun 2007

Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah

Pengadaan Tanah

17 Undang-undang No. 2 Tahun 2012

Pengadaan Tanah bagi Pengembangan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

18 Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

20 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun

Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Page 33: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

26

No. Regulasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)

Penjelasan

2007 Pembangunan untuk Kepentingan Umum (sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum)

c. Peran Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dalam Pembiayaan Infrastruktur

Indonesia Infrastructure Fund (IIF) dibentuk untuk (i) memenuhi pembiayaan jangka

panjang, terutama dalam mata uang lokal dan untuk pembiayaan infrastruktur serta (ii)

menyediakan pembiayaan mata uang local dengan jangka waktu (tenor), persyaratan,

dan ketentuan pinjaman yang sesuai untuk kredit proyek infrastrukturmelalui:

• Penggunaan peringkat kredit pinjaman dari bank dan lembaga investasi domestik

untuk tenor jangka panjang dengan resiko marjin yang lebih tinggi dari penawaran

pemerintah dan perusahaan skala besar;

• Penyediaan produk keuangan yang memenuhi kriteria KPS infrastruktur dan proyek

yang dibiayai sepenuhnya oleh swasta.

d. Peran PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) dalam Penyediaan Penjaminan

untuk Pengembangan Infrastruktur Indonesia

PT PII dibentuk untuk memenuhi tujuan berikut:

• Menyediakan penjaminan resiko politik untuk proyek KPS infrastruktur;

• Meningkatkan kelayakan kredit dan kualitas proyek KPS infrastruktur dengan

memberikan penjaminan resiko politik yang kredibel;

• Meningkatkan tata kelola dan transparansi pemberian penjaminan;

• Melindungi pemerintah dari kewajiban yang bersifat kontingensi (termasuk

proteksi terhadap tekanan APBN).

4.3.4 Strategi Pelaksanaan untuk Partisipasi Swasta dalam Investasi di Pelabuhan

Hambatan yang terjadi dalam pengembangan pasar untuk mengikutsertakan pihak

swasta adalah persepsi terhadap resiko proyek, resiko investasi dan keterbatasan akses

untuk pasar modal serta pembiayaan proyek.

Strategi utama (key success factor) untuk mengikutsertakan pihak swasta berinvestasi

di pelabuhan adalah:

Page 34: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

• Kebijakan investasi sektor swasta yang kondusif

Kebijakan investasi yang kondusif akan meningkatkan minat investor yang potensial

dan juga mempengaruhi persepsi investor terhadap resiko secara positif.

• Implementasi regulasi secara komprehensif

Regulasi merupakan wadah yang penting untuk mewujudkan komitmen

pelaksanaan kebijakan pemerintah.

• Persiapan proyek yang matang

Persiapan proyek yang matang merupakan daya tarik pihak swasta untuk

berinvestasi. Apabila dilelang, proyek tersebut akan menarik minat investor dengan

kualitas teknik dan keuangan yang memadai.

• Prosedur pelelangan yang kompetitif

Pelelangan pelabuhan/terminal umum harus dilaksanakan secara kompetitif agar

pemerintah memperoleh manfaat maksimal dari persaingan harga, tingkat

pelayanan jasa kepelabuhanan dan kualitas investor.

• Penanggung jawab proyek yang jelas dan tidak ada intervensi kontrak

Hal ini penting untuk memastikan efisiensi biaya (value for money) bagi

pemerintah.

• Kerangka pemantauan kinerja

Kerangka pemantauan kinerja diperlukan untuk pemantauan kepatuhan

pelaksanaan kontrak.

• Kepastian bagi swasta untuk memperoleh pendapatan sesuai tarif yang berlaku

Hal ini penting untuk memberikan kepastian bagi investor dalam memperoleh

pendapatan dari pengoperasian proyek.

• Kepastian bagi swasta untuk dapat menyesuaikan tarif

Selama periode pengoperasian proyek, pihak swasta dapat melakukan penyesuaian

tarif secara berkala.

• Kerangka pengaturan keamanan dan keselamatan pelayaran serta perlindungan

lingkungan maritim yang komprehensif

Pihak swasta harus menerapkan standar keamanandan keselamatan pelayaran

serta perlindungan lingkungan maritim secara komprehensif.

• Kepastian bagi swasta untuk memperoleh hak perlindungan secara efektif

Pihak swasta akan memperoleh perlindungan terhadap intervensi pemerintah yang

dapat mempengaruhi pendapatan, membatasi akses pembiayaan atau merugikan

investasinya dan kebebasan untuk menyelesaikan sengketa.

• Kapasitas kelembagaan

Proyek akan dikelola oleh tenaga profesional dari pemerintah agar memberikan

kepastian bagi investor.

Page 35: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

28

• Pengaturan yang independen

Pihak swasta akan diberikan kepastian bahwa keputusan regulator tidak

dipengaruhi oleh intervensi politik atau tekanan pihak tertentu.

Page 36: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

BAB 5: RENCANA AKSI DI BIDANG PENGATURAN DAN

PELAKSANAAN KEBIJAKAN

Dalam rangka proses perumusan Rencana Induk Pelabuhan Nasional telah

digambarkan perlunya penjabaran lebih lanjut dibidang pengaturan dan kebijakan

untuk mendorong Indonesia kearah yang lebih maju dengan terwujudnya sistem

kepelabuhanan yang lebih berdaya saing. Dalam hubungan ini diperlukan rencana aksi

yang meliputi:

• Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun

2008 tentang Pelayaran;

• Peraturan Pelaksanaan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 61

Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;

• Rencana aksi lebih lanjut untuk menunjang pelaksanaan kebijakan.

5.1 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN UNDANG-UNDANG

PELAYARAN

Undang-undang Pelayaran telah mengamanatkan perlunya perumusan peraturan

pelaksanaan kebijakan, program dan tindakan administratif.Beberapa hal telah

tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 61/2009 tentang Kepelabuhanan, namun

masih diperlukan peraturan lebih lanjut sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1.

5.2 PERATURAN PELAKSANAAN YANG DIAMANATKAN PERATURAN PEMERINTAH

TENTANG KEPELABUHANAN (PP NO. 61/2009)

PP No. 61/2009 mencakup secara luas ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang

Pelayaran dan telah mengamanatkan perlunya perumusan ketentuan lebih lanjut

dalam bentuk peraturan Menteri Perhubungan (Tabel 5.2.)

5.3 RENCANA AKSI PELAKSANAAN KEBIJAKAN

Untuk melaksanakan kebijakan pelabuhan nasional secara efektif, diperlukan beberapa

rencana aksi lebih lanjut (Tabel 5.3) secara terintegrasi. Dialog terbuka dengan para

pemangku kepentingan akan dilakukan untuk membahas isu kebijakan, perencanaan

dan regulasi di bidang kepelabuhanan.

5.4 INISIATIF JANGKA PENDEK UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN KEBIJAKAN

Selain rencana aksi kebijakan tersebut, terdapat beberapa inisiatif jangka pendek untuk

mengimplementasikan kebijakan yang fokus pada kinerja pelabuhan, termasuk

Page 37: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

30

manajemen pelabuhan, tenaga kerja bongkar muat dan pembangunan fasilitas

pelabuhan (Tabel 5.4).

Tabel 5-1 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Diamanatkan Undang-Undang No.

17/2008 tentang Pelayaran

No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan

1. Tarif dan Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Pasal 110

UU Pelayaran

2. Rancangan dan pelaksanaan pengerukan dan reklamasi, Sertifikat Pemberi Jasa Pengerukan

Pasal 197

UU Pelayaran

3. Penetapan Daerah Wajib Pandu, Pelatihan dan ujian Pandu dan Penyelenggaraan Pemanduan

Pasal 201

UU Pelayaran

4. Pelaksanaan Keamanan dan Ketertiban serta Permintaan Bantuan di Pelabuhan

Pasal 212

UU Pelayaran

5. Kegiatan Kapal di Pelabuhan (Perbaikan kapal, Perpindahan muatan, gandeng kapal, Penanganan barang-barang berbahaya)

Pasal 216

UU Pelayaran

6. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran di Pelabuhan

Pasal 238

UU Pelayaran

7. Sistem Informasi Pelayaran Pasal 272

UU Pelayaran

Tabel 5-2 Rencana Aksi Peraturan Pelaksanaan yang Tercakup dalam PP No. 61/2009

No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan

1. Prosedur Penetapan Lokasi Pelabuhan Pasal 19

PP 61/2009

2. Prosedur Formulasi dan Evaluasi Rencana Induk Pelabuhan (masing-masing Pelabuhan)

Pasal 29

PP 61/2009

3. Prosedur Formulasi dan Evaluasi Penetapan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan

Pasal 36

PP 61/2009

4. Prosedur Penyediaan, Pemeliharaan, Standar, Spesifikasi untuk Penahan Gelombang, Kolam Pelabuhan, Alur Pelayaran ke/dari Pelabuhan, Jaringan

Pasal 67

Page 38: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

No. Materi Peraturan Menteri Perhubungan Keterangan

Jalan dan Keamanan dan Ketertiban di Pelabuhan PP 61/2009

5. Persyaratan dan Prosedur Pemberian dan Pencabutan Konsesi

Pasal 78

PP 61/2009

6. Pemberian ijin Pembangunan Pelabuhan Pasal 86

PP 61/2009

7. Pemberian Ijin Pengembangan Pelabuhan Pasal 93

PP 61/2009

8. Persyaratan dan Prosedur Pemberian Ijin Pengoperasian Pelabuhan, Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas Pelabuhan

Pasal 104

PP 61/2009

9. Prosedur Pemberian Ijin Lokasi Pelabuhan, Konstruksi dan pengoperasian Pelabuhan untuk pelabuhan Daratan (Dry Port)

Pasal 109

PP 61/2009

10 Persyaratan dan Prosedur Penetapan Terminal Khusus (Persetujuan Lokasi, Konstruksi dan Operasi, Penggunaan oleh Pihak Ketiga, Peningkatan Operasi, Perubahan Status Pelabuhan, Pencabutan Ijin, Pengalihan Wewenang kepada Pemerintah)

Pasal 134

PP 61/2009

11 Prosedur untuk persetujuan pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri

Pasal 144

PP 61/2009

12 Jenis, struktur dan klasifikasi tarif badan usaha pelabuhan untuk jasa pelabuhan , mekanisme untuk menentukan tarif untuk menggunakan lahan pelabuhan dan air

Pasal 148

PP 61/2009

13 Prosedur untuk menentukan status dari pelabuhan dan terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri

Pasal 153

PP 61/2009

14 Prosedur untuk pengolahan data dan pelaporan dan penyusunan sistem informasi pelabuhan

Pasal 161

PP 61/2009

Tabel 5-3 Rencana Aksi Implementasi Kebijakan

No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan

1 Membentuk kelompok unit pelayanan (customer focus group) di pelabuhan strategis sebagai forum konsultasi dengan para pemangku kepentingan dalam formulasi, review dan implementasi kebijakan

untuk formulasi, implementasi dan review kebijakan

Page 39: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

32

No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan

2 Pedoman rencana induk masing-masing pelabuhan memperhatikan perencanaan yang terintegrasi

untuk integrasi perencanaan dan pemantauan kinerja

3 Kementerian Perhubungan bersama Instansi pemerintahan terkait serta pengguna jasa pelabuhan secara periodik melakukan review atas kinerja pelabuhan dalam rangka meningkatkan kinerja pelabuhan yang lebih baik.

untuk integrasi perencanaan dan pemantauan kinerja

4 Merumuskan indikator kinerja pelabuhan untuk keperluan perencanaan dan monitoring serta dipublikasikan.

untuk integrasi perencanaan dan monitoring

5 Merumuskan kebijakan Tarif yang wajar untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

6 Menyusun prosedur penyampaian usulan/ permohonan penetapan tariff oleh otoritas pelabuhan

untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

7 Mengembangkan proses peninjauan tarif dan persetujuan pelayanan jasa pelabuhan dalam rangka untuk mengevaluasi adanya dampak monopoli

untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

8 Mempertimbangkan kemungkinan adanya MoU dalam rangka untuk memonitor dan mendorong persaingan usaha dibidang kepelabuhanan.

untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

9 Memasukkan dampak persaingan usaha dalam rumusan rencana induk pelabuhan

untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

10 Menyusun prosedur tuntutan dan penyelesaian perselisihan mengenai masalah tarif dan perilaku monopolistis.

untuk mendorong persaingan usaha yang sehat

11 Menilai kebutuhan pelatihan untuk Ditjen Hubla, dan BUP dan mengembangkan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan pelatihan.

untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pelabuhan

12 Mengadakan MoU dengan pusat pelatihan dan pendidikan dan Lembaga Perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi dan pengembangan kurikulum

untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pelabuhan

13 Mengadakan koordinasi dengan pemangku kepentingan guna peningkatan produktivitas kerja

untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pelabuhan

14 Mengembangkan dan mengimplementasikan untuk meningkatkan kompetensi

Page 40: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

No. Materi yang Perlu Diatur Lebih Lanjut Keterangan

strategi untuk rekruitmen tenaga kerja dibidang kepelabuhanan

tenaga kerja di sektor pelabuhan

15 Mengeluarkan peraturan yang memberikan kewenangan yang penuh kepada Syahbandar hal memelihara keselamatan dan keamanan di pelabuhan

untuk memelihara kepatuhan peraturan keselamatan pelayaran

16 Mengeluarkan peraturan tugas dan kewenangan Syahbandar sesuai dengan peraturan keselamatan pelayaran yang ada

untuk memelihara kepatuhan peraturan keselamatan pelayaran

17 Mengeluarkan peraturan tugas dan kewenangan Syahbandar sesuai dengan peraturan perlindungan lingkungan maritim

untuk memelihara kepatuhan peraturan perlindungan lingkungan maritim

18 Membuat peraturan yang memberikan wewenang kepada Syahbandar untuk mengelola dan mengawasi terjadinya pencemaran di pelabuhan

untuk memelihara kebersihan perairan pelabuhan

19 Melakukan kerjasama dengan lembaga terkait untuk menjamin penanganan tanggap darurat di pelabuhan.

untuk mengatasi terjadinya keadaan darurat dengan cepat.

Page 41: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

34

Tabel 5-4 Inisiatif untuk Pelaksanaan Kebijakan

No Materi Keterangan

1. Persiapan penyusunan pedoman teknis (toolkit) untuk penyelenggaraan kegiatan di pelabuhan bagi Penyelenggara Pelabuhan yang meliputi:

• Model pemberian konsesi dan bentuk kerjasama lainnya;

• Model pemberian ijin (lisensi);

• Model analisa tarif dan keuangan pelabuhan;

• Sistem indikator kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan

untuk pemberdayaan Penyelenggara Pelabuhan

2. Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM di pelabuhan melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi dan pusat pelatihan lainnya

untuk peningkatan kemampuan SDM, termasuk Penyelenggara Pelabuhan

3. Reformasi dan pelatihan tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan (TKBM)

untuk peningkatan kompetensi TKBM

4. Penelahaan pendayagunaan aset dan kapasitas pelabuhan pengumpan

untuk peningkatan pengelolaan pelabuhan oleh pemerintah daerah

5. Penyederhanaan proses pemberian perijinan dan deregulasi pengaturan melalui konsultasi dengan Penyelenggara Pelabuhan serta Pemerintah Daerah

untuk kepastian hukum dalam penetapan kewenangan dan tanggung jawab yang jelas antara instansi pemerintah

6. Penelahaan pengalihan hak pengelolaan lahan daratan dan perairan pelabuhan kepada Penyelenggara Pelabuhan

untuk pemberdayaan Penyelenggara Pelabuhan

7. Penelahaan/kajian secara komprehensif atas rencana pembangunan International Hub Port (termasuk Kuala Tanjung dan Bitung)

untuk pembangunan pelabuhan hub internasional di masa depan

8. Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi kepelabuhanan

untuk pengembangan data base pelabuhan termasuk statistik, fasilitas fisik, akses, dan jasa pelayanan pelabuhan

Page 42: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

No Materi Keterangan

9. Menyiapkan Proyek Percontohan KPS Pelabuhan (termasuk kemungkinan penyusunan rencana induk pelabuhan; studi kelayakan, termasuk strategi investasi dan kemungkinan diperlukannya bantuan dan jaminan infrastruktur; penyiapan dokumen lelang dan proses pelelangan)

untuk daya tarik dalam pengembangan model proyek pelabuhan melalui partisipasi pihak swasta

10 Optimalisasi sistem operasi dalam rangka mengantisipasi kapadatan lalu lintas muatan di pelabuhan strategis (termasuk Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan)

untuk kelancaran operasional pelabuhan strategis

Page 43: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

36

SUB LAMPIRAN A: LOKASI DAN RENCANA LOKASI PELABUHAN/TERMINAL

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

Provinsi : Aceh

1 1 Aceh Barat Meulaboh PP PP PP PP *

2 2 Aceh Barat Daya Susoh PR PR PR PR *

3 3 Aceh Barat Daya Lhok Pawoh PL PL PL PL

4 4 Aceh Besar Malahayati PP PP PP PP *

5 5 Aceh Besar Meulingge PL PL PL PL

6 6 Aceh Jaya Calang PP PP PP PP *

7 7 Aceh Jaya Lhok Kruet PL PL PL PL

8 8 Aceh Selatan Tapaktuan PR PR PR PR *

9 9 Aceh Selatan Sibadeh PL PL PL PL

10 10 Aceh Selatan Meukek PL PL PL PL

11 11 Aceh Singkil P. Banyak PL PL PL PL

12 12 Aceh Singkil P. Sarok PL PL PL PL

13 13 Aceh Singkil Singkil PP PP PP PP *

14 14 Aceh Singkil Gosong telaga PL PL PL PL

15 15 Aceh Tamiang Seruway PL PL PL PL

16 16 Aceh Timur Idi PR PR PR PR *

17 17 Aceh Utara Lhokseumawe/Krueng Geukeh PP PP PP PP *

18 18 Bireun Kuala Raja PL PL PL PL

19 19 Langsa Kuala Langsa PP PP PP PP *

20 20 Langsa Pusong PL PL PL PL

21 21 Pidie Sigli PL PL PL PL

22 22 Pidie Laweung PL PL PL PL

23 23 Sabang Sabang PU PU PU PU *

24 24 Banda Aceh Ulee Lheue PP PP PP PP

25 25 Simeulue Sibigo PL PL PL PL

26 26 Simeulue Sinabang PP PP PP PP *

Provinsi : Sumatera Utara

27 1 Asahan Tanjung Balai Asahan PP PP PP PP *

28 2 Batubara Kuala Tanjung PP PU PU PU * / **

29 3 Batubara Pangkalan Dodek PR PR PR PR *

30 4 Batubara Perupuk PL PL PL PL

31 5 Batubara Tanjung Tiram PR PR PR PR *

32 6 Batubara Teluk Nibung PR PR PR PR

33 7 Medan Belawan PU PU PU PU *

Page 44: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

34 8 Deli Serdang Pantai Labu PL PL PL PL

35 9 Deli Serdang Percut PL PL PL PL

36 10 Deli Serdang Rantau Panjang PR PR PR PR

37 11 Deli Serdang Tanjung Beringin PR PR PR PR *

38 12 Gunung Sitoli Gunung Sitoli PR PR PR PR *

39 13 Labuhan Batu Labuhan Bilik PL PL PL PL

40 14 Labuhan Batu Sei Barombong PR PR PR PR *

41 15 Labuhan Batu Teluk Leidong PP PP PP PP *

42 16 Labuhan Batu Tg. Sarang Elang PP PP PP PP *

43 17 Langkat Pangkalan Susu PP PP PP PP *

44 18 Langkat Pulau Kampai PL PL PL PL *

45 19 Langkat Tanjung Pura PR PR PR PR *

46 20 Langkat Tapak Kuda PL PL PL PL

47 21 Langkat Kuala Sarapu PL PL PL PL

48 22 Langkat Pangkalan Brandan PP PP PP PP

49 23 Mandailing Natal Natal/Sikara-kara PP PP PP PP *

50 24 Mandailing Natal Batahan PL PL PR PR

51 25 Nias Lahewa PR PR PR PR *

52 26 Nias Sirombu PR PR PR PR *

53 27 Nias Selatan Pulau Tanah Masa PL PL PL PL

54 28 Nias Selatan Pulau Tello PP PP PP PP *

55 29 Nias Selatan Teluk Dalam PR PR PR PR *

56 30 Serdang Bedagai Sialang Buah PL PL PL PL

57 31 Serdang Bedagai Pantai Cermin PR PR PR PR *

58 32 Tapanuli Tengah Barus PL PL PL PL *

59 33 Tapanuli Tengah Manduamas PL PL PL PL

60 34 Tapanuli Tengah Oswald Siahaan/ Labuhan Angin PR PR PR PP

61 35 Sibolga Sibolga PP PP PP PP *

Provinsi : Sumatera Barat

62 1 Kep. Mentawai Muara Siberut/Pokai PR PR PR PR *

63 2 Kep. Mentawai Muara Sikabaluan/Simailepet PL PL PL PL

64 3 Kep. Mentawai Sikakap PP PP PP PP *

65 4 Kep. Mentawai Siuban PR PR PR PR *

66 5 Kep. Mentawai Tua Pejat PR PR PR PR

67 6 Kep. Mentawai Subelen PL PL PL PL

68 7 Kep. Mentawai Labuhan Bajau PL PR PR PR

69 8 Kep. Mentawai Sinakak PL PL PL PL

70 9 Kep. Mentawai Pasapuat PL PL PL PL

Page 45: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

38

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

71 10 Padang Muara Padang PP PP PP PP

72 11 Padang Teluk Bayur PU PU PU PU *

73 12 Pasaman Barat Air Bangis PR PR PR PR

74 13 Pasaman Barat Sasak PR PR PR PR

75 14 Pasaman Barat Teluk Tapang PR PR PP PP

76 15 Pesisir Selatan Muara Haji PR PR PR PR

77 16 Pesisir Selatan Carocok Painan PR PR PP PP

78 17 Pesisir Selatan Surantih PL PL PR PR

Provinsi : Kepulauan Riau

79 1 Batam Batam/Batu Ampar PU PU PU PU *

80 2 Batam Batam/Sekupang PU PU PU PU

81 3 Batam Kabil PU PU PU PU

82 4 Batam Nongsa PR PR PR PR

83 5 Batam Pulau Bulan PR PR PR PR

84 6 Batam Pulau Sambu PP PP PP PP *

85 7 Batam Batam Center PP PP PP PP

86 8 Batam Batu Besar PR PR PR PR

87 9 Batam Belakang Padang PL PL PL PL

88 10 Batam Harbour Bay PP PP PP PP

89 11 Batam Sagulung PL PL PL PL

90 12 Batam Sijantung PR PR PR PR

91 13 Batam Tanjung Riau PR PR PR PR

92 14 Batam Telaga Punggur PR PR PR PR

93 15 Batam Teluk Senimba PR PR PP PP

94 16 Bintan Barek Motor PL PL PL PL

95 17 Bintan Batu PL PL PL PL

96 18 Bintan Batulicin PL PL PL PL

97 19 Bintan Busung PL PL PL PL

98 20 Bintan Galang Batang PL PL PL PL

99 21 Bintan Gentong Pasir Batu PL PL PL PL

100 22 Bintan Jembatan Kawal PL PL PL PL

101 23 Bintan Keke Baru PL PL PL PL

102 24 Bintan Lagoi PP PP PP PP

103 25 Bintan Lobam PP PP PU PU

104 26 Bintan Malang Rapat PL PL PL PL

105 27 Bintan P. Buton PL PL PL PL

106 28 Bintan P. Gobin PL PL PL PL

107 29 Bintan P. Hantu PL PL PL PL

Page 46: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

108 30 Bintan P. Kellong PL PL PL PL

109 31 Bintan P. Kelong PL PL PL PL

110 32 Bintan P. Koyan PL PL PL PL

111 33 Bintan P. Mantang PR PR PR PR

112 34 Bintan P. Mapur PL PL PL PL

113 35 Bintan P. Numbing PL PL PL PL

114 36 Bintan P. Pagkil Besar PL PL PL PL

115 37 Bintan P. Pangkil PL PL PL PL

116 38 Bintan P. Pangkil Kecil PL PL PL PL

117 39 Bintan P. Poto PL PL PL PL

118 40 Bintan P. Pulau PL PL PL PL

119 41 Bintan P. Sirai PL PL PL PL

120 42 Bintan P. Telang PL PL PL PL

121 43 Bintan Pelantar Korindo PL PL PL PL

122 44 Bintan Sei Kolak Kijang PP PP PP PP *

123 45 Bintan Semen Tokojo PL PL PL PL

124 46 Bintan Sungai Enam PL PL PL PL

125 47 Bintan Sungai Kecil PL PL PL PL

126 48 Bintan Tambelan PL PL PL PL

127 49 Bintan Tanjung Berakit PP PP PP PP

128 50 Bintan Tanjung Uban PP PP PP PP *

129 51 Bintan Trikora PL PL PL PL

130 52 Karimun Malarko PP PP PP PP

131 53 Karimun Moro PP PP PP PP

132 54 Karimun Pasir Panjang PR PR PR PR

133 55 Karimun Tanjung Batu PP PP PP PP *

134 56 Karimun Urung/Tg. Berlian PL PL PL PL

135 57 Karimun Bom Panjang/KPK PL PL PL PL

136 58 Karimun Buru PL PL PL PL

137 59 Karimun Durai Kota PL PL PL PL

138 60 Karimun Parit Rempak PL PR PP PP

139 61 Karimun Selat Beliah PL PL PL PL

140 62 Karimun Tanjung Tiram PR PP PP PP

141 63 Karimun Tg. Balai Karimun PP PP PU PU *

142 64 Kep. Anambas Letung PL PL PL PL

143 65 Kep. Anambas Tarempa PP PP PP PP *

144 66 Kep.Anambas Kuala Maras PR PR PR PR

145 67 Kep.Anambas Matak PL PL PL PL

Page 47: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

40

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

146 68 Lingga Benan PR PR PR PR

147 69 Lingga Berhala PR PR PR PR

148 70 Lingga Cempa PR PR PR PR

149 71 Lingga Dabo Singkep PR PR PR PR *

150 72 Lingga Daik Lingga PL PL PL PL

151 73 Lingga Jagoh PR PP PP PP

152 74 Lingga Marok Tua PR PP PP PP

153 75 Lingga Medang PR PP PP PP

154 76 Lingga P. Mas PL PL PL PL

155 77 Lingga Pancur PR PP PP PP

156 78 Lingga Pekajang PR PP PP PP

157 79 Lingga Penuba PL PL PL PL

158 80 Lingga Rejai PR PP PP PP

159 81 Lingga Sei Buluh PL PL PL PL

160 82 Lingga Sei Tenam PR PP PP PP

161 83 Lingga Senayang PL PL PL PL *

162 84 Lingga Tajur Biru PR PP PP PP

163 85 Lingga Tanjung Buton PR PP PP PP

164 86 Lingga Tanjung Kelit PR PP PP PP

165 87 Natuna Binjai PL PL PL PL

166 88 Natuna Kelarik PR PR PR PR

167 89 Natuna Maro Sulit PR PR PR PR

168 90 Natuna Midai PL PL PL PL

169 91 Natuna Penagi PR PR PR PR

170 92 Natuna Pulau Laut PR PR PR PR

171 93 Natuna Pulau Seluan PR PR PR PR

172 94 Natuna Pulau Tiga PR PR PR PR

173 95 Natuna Ranai PR PR PR PR

174 96 Natuna Sabang Mawang PL PL PL PL

175 97 Natuna Sedanau PL PL PL PL

176 98 Natuna Sededap PL PL PL PL

177 99 Natuna Selat Lampa PR PR PR PR

178 100 Natuna Semedang PL PL PL PL

179 101 Natuna Serasan PR PR PR PR

180 102 Natuna Subi PR PR PR PR

181 103 Natuna Tanjung Kumbik PL PL PL PL

182 104 Natuna Teluk Buton PR PR PP PP

183 105 Tanjung Pinang Batu Anam PR PR PR PR

Page 48: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

184 106 Tanjung Pinang Tanjung Pinang PP PP PP PP *

185 107 Tanjung Pinang Tg. Moco PR PP PP PP

186 108 Tanjung Pinang Balai Adat Indra Sakti PL PL PL PL

187 109 Tanjung Pinang Daeng Celak PL PL PL PL

188 110 Tanjung Pinang Daeng Marewa PL PL PL PL

189 111 Tanjung Pinang Dompak PP PP PP PP

190 112 Tanjung Pinang Dompak Sebrang PL PL PL PL

191 113 Tanjung Pinang Kampung Bugis PL PL PL PL

192 114 Tanjung Pinang Kampung Lama Dompak PL PL PL PL

193 115 Tanjung Pinang Kelam Pagi PL PL PL PL

194 116 Tanjung Pinang Madong PL PL PL PL

195 117 Tanjung Pinang P. Penyengat PL PL PL PL

196 118 Tanjung Pinang Pelantar Asam PL PL PL PL

197 119 Tanjung Pinang Pelantar I PL PL PL PL

198 120 Tanjung Pinang Pelantar II PR PR PR PR

199 121 Tanjung Pinang Sei Jang PR PR PR PR

200 122 Tanjung Pinang Sei Ladi PL PL PL PL

201 123 Tanjung Pinang Sekatap Darat PL PL PL PL

202 124 Tanjung Pinang Senggarang PL PL PL PL

203 125 Tanjung Pinang Tanjung Ayun PL PL PL PL

204 126 Tanjung Pinang Tanjung Duku PL PL PL PL

205 127 Tanjung Pinang Tanjung Geliga PR PR PR PR

206 128 Tanjung Pinang Tanjung Lanjut PL PL PL PL

207 129 Tanjung Pinang Tanjung Sebauk PL PL PL PL

208 130 Tanjung Pinang Tanjung Siambang PL PL PL PL

209 131 Tanjung Pinang Tanjung Unggat PR PR PR PR

210 132 Tanjung Pinang Wisata Penyengat PL PL PL PL

Provinsi : Riau

211 1 Bengkalis Bandul PL PL PL PL

212 2 Bengkalis Melibur PL PL PL PL

213 3 Bengkalis Batu Panjang PL PL PL PL *

214 4 Bengkalis Bengkalis PP PP PP PP *

215 5 Bengkalis Sungai Pakning PP PP PP PP *

216 6 Bengkalis Tanjung Medang PP PP PP PP *

217 7 Dumai Dumai PU PU PU PU *

218 8 Indragiri Hilir Kuala Enok PP PU PU PU *

219 9 Indragiri Hilir Kuala Gaung PR PR PR PR *

220 10 Indragiri Hilir Kuala Mandah PL PL PL PL

Page 49: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

42

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

221 11 Indragiri Hilir Kuala Raya PL PL PL PL

222 12 Indragiri Hilir Concong Luar PL PL PL PL

223 13 Indragiri Hilir Bekawan Luar PL PL PL PL

224 14 Indragiri Hilir Sungai Buluh PL PL PL PL

225 15 Indragiri Hilir Perigi Raja PL PL PL PL

226 16 Indragiri Hilir Pulau Kijang PL PL PL PL

227 17 Indragiri Hilir Sapat PL PL PL PL

228 18 Indragiri Hilir Tembilahan PP PP PP PP *

229 19 Indragiri Hilir Sungai Guntung PP PP PP PP *

230 20 Indragiri Hulu Rengat PP PP PP PP *

231 21 Kep.Meranti Selat Panjang PR PP PP PP *

232 22 Kep.Meranti Tanjung Samak PL PL PL PL

233 23 Kep.Meranti Tanjung Kedadu PL PL PL PL

234 24 Palalawan Penyalai PR PR PR PR

235 25 Pekanbaru Pekanbaru PP PP PP PP *

236 26 Rokan Hilir Bagan Siapi-api PP PP PP PP *

237 27 Rokan Hilir Panipahan PP PP PP PP *

238 28 Rokan Hilir Sinaboi PL PL PL PL *

239 29 Siak Buatan PL PL PL PL

240 30 Siak Kurau/Si Lalang PL PL PL PL

241 31 Siak Sel Apit PL PL PL PL

242 32 Siak Sungai Siak PP PP PP PP

243 33 Siak Tanjung Buton PP PP PP PP

Provinsi : Bengkulu

244 1 Bengkulu Utara Malakoni/P. Enggano PR PR PR PR *

245 2 Kaur Bintuhan/Linau PR PR PP PP *

246 3 Kota Bengkulu Pulau Baai PP PU PU PU *

247 4 Muko - Muko Muko-Muko PL PL PR PR

Provinsi : Jambi

248 1 Muaro Jambi Talang Duku PP PP PP PP *

249 2 Tg. Jabung Barat Kuala Tungkal PP PP PP PP *

250 3 Tg. Jabung Barat Muara Delli PR PR PR PR

251 4 Tg. Jabung Timur Pangkal Duri PR PR PR PR

252 5 Tg. Jabung Timur Sungai Jambat PL PL PL PL

253 6 Tg. Jabung Timur Air Hitam Laut PL PL PL PL

254 7 Tg. Jabung Timur Kuala Mendahara PR PR PR PR *

255 8 Tg. Jabung Timur Lambur Luar PL PL PL PL

256 9 Tg. Jabung Timur Muara Sabak PP PP PP PP *

Page 50: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

257 10 Tg. Jabung Timur Nipah Panjang PR PR PR PR *

258 11 Tg. Jabung Timur Pamusiran PL PL PL PL

259 12 Tg. Jabung Timur Simbur Naik PL PL PL PL

260 13 Tg. Jabung Timur Sungai Lokan PL PL PL PL

261 14 Tg. Jabung Timur Ujung Jabung PP PP PU PU

Provinsi : Sumatera Selatan

262 1 Banyuasin Tanjung Api-Api PR PP PU PU

263 2 Banyuasin Sungsang PP PP PP PP

264 3 Banyuasin Tanjung Lago PL PR PR PR

265 4 Banyuasin Gasing PL PR PR PR

266 5 Banyuasin Karang Agung PR PP PP PP

267 6 Banyuasin Penuguan PL PL PL PL

268 7 Banyuasin Sungai Sembilang PR PR PR PR

269 8 Musi Banyu Asin Bayung Leucir PR PR PR PR

270 9 Musi Banyu Asin Sungai Lilin PR PR PR PR

271 10 OKI Sungai Lumpur PR PP PP PP *

272 11 OKI Mesuji PR PR PR PR

273 12 OKI Sugihan PR PR PR PR

274 13 Palembang Gandus PL PR PR PR

275 14 Palembang Jakabaring PR PP PP PP

276 15 Palembang Kertapati PR PP PP PP

277 16 Palembang Sungai Lais PP PP PP PP

278 17 Palembang Boom Baru/ Palembang PU PU PU PU *

Provinsi : Bangka Belitung

279 1 Bangka Sungai Liat PR PR PR PR

280 2 Bangka Jeletik PL PL PR PR

281 3 Bangka Belinyu PP PP PP PP

282 4 Bangka Barat Tanjung Kalian PR PR PR PR

283 5 Bangka Barat Muntok PP PP PP PP *

284 6 Bangka Selatan Tanjung Sadai PP PP PP PP

285 7 Bangka Selatan Toboali PR PR PR PR *

286 8 Bangka Tengah Tanjung Berikat PR PR PP PP

287 9 Bangka Tengah Sungai Selan PR PR PR PR

288 10 Belitung Tanjung Pandan PP PP PP PP *

289 11 Belitung Tanjung Batu PP PP PP PP *

290 12 Belitung Timur Manggar PP PP PP PP *

291 13 Belitung Timur Dendang PL PL PR PR

292 14 Belitung Timur Pulau Buku Limau PL PL PL PL

Page 51: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

44

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

293 15 Belitung Timur Pulau Long PL PL PL PL

294 16 Belitung Timur Pulau Sekunyit PL PL PL PL

295 17 Belitung Timur Pulau Ketapang PL PL PL PL

296 18 Belitung Timur Pulau Batu PL PL PL PL

297 19 Pangkal Pinang Pangkal Balam PP PP PP PP *

Provinsi : Lampung

298 1 Bandar Lampung Teluk Betung PR PP PP PP *

299 2 Bandar Lampung Panjang PU PU PU PU *

300 3 Kota Agung Batu Balai PR PP PP PP

301 4 Lampung Barat Krui PL PL PL PL

302 5 Lampung Selatan Kalianda PL PL PL PL

303 6 Lampung Selatan Lagundi PR PR PR PR

304 7 Lampung Selatan P. Sebesi PR PR PR PR

305 8 Lampung Selatan Sebalang PR PP PP PP

306 9 Lampung Selatan Bakauheni PP PP PP PP *

307 10 Lampung Tengah Way Seputih PL PL PL PL

308 11 Lampung Timur Kuala Penat PR PR PR PR

309 12 Lampung Timur Labuhan Maringgai PR PR PR PR *

310 13 Lampung Timur Way Penat PL PL PL PL

311 14 Lampung Timur Way Sekampung PR PR PR PR

312 15 Mesuji Mesuji PR PR PR PR *

313 16 Tanggamus Kota Agung PP PP PP PP *

314 17 Tanggamus P. Tabuan PR PR PR PR

315 18 Tanggamus Kelumbayan PR PR PR PR

316 19 Tulang Bawang Teladas PR PR PR PR

317 20 Tulang Bawang Manggala/Menggala PR PR PR PR *

318 21 Tulang Bawang Sungai Burung PL PL PL PL

319 22 Tulang Bawang Tulang Bawang PP PP PP PP

Provinsi : Banten

320 1 Cilegon Banten PU PU PU PU *

321 2 Cilegon Cigading PP PP PP PP

322 3 Lebak M. Binuangeun PL PL PL PL

323 4 Pandeglang Labuhan PR PR PR PR *

324 5 Serang Anyer Lor PR PR PR PR *

325 6 Serang Karangantu PP PP PP PP *

326 7 Serang Bojonegara PP PP PP PP *

327 8 Tangerang Kresek/Kronjo PL PL PL PL

328 9 Tangerang Muara Dadap PL PL PL PL

Page 52: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

Provinsi : Jawa Barat

329 1 Bekasi Muara Gembong PR PR PR PR

330 2 Ciamis Pangandaran PR PR PR PR *

331 3 Cianjur Sindang Barang PL PL PR PR

332 4 Cirebon Cirebon PP PP PP PP *

333 5 Cirebon Muara Gebang PR PR PR PR

334 6 Garut Pakenjeng PL PL PR PR

335 7 Indramayu Eretan PL PL PL PL

336 8 Indramayu Indramayu PR PR PR PR *

337 9 Karawang Cilamaya PU PU PU PU

338 10 Subang Pamanukan PR PR PR PR *

339 11 Sukabumi Pelabuhan Ratu PR PR PR PR *

340 12 Tasikmalaya Cipatujah PL PL PR PR

Provinsi : DKI Jakarta

341 1 Jakarta Utara Kalibaru PP PP PP PP *

342 2 Jakarta Utara Muara Baru PP PP PP PP *

343 3 Jakarta Utara Sunda Kelapa PP PP PP PP *

344 4 Jakarta Utara Tg. Priok PU PU PU PU *

345 5 Jakarta Utara Marunda PP PP PP PP *

346 6 Jakarta Utara Muara Angke PR PR PR PR *

347 7 Kep. Seribu P. Kelapa PL PL PL PL *

348 8 Kep. Seribu P. Harapan PL PL PL PL

349 9 Kep. Seribu P. Sebira PL PL PL PL

350 10 Kep. Seribu P. Untung jawa PL PL PL PL

351 11 Kep. Seribu P. Pari PL PL PL PL

352 12 Kep. Seribu P. Lancang PL PL PL PL

353 13 Kep. Seribu P. Pramuka PL PL PL PL

354 14 Kep. Seribu P. Panggang PL PL PL PL

355 15 Kep. Seribu P. Tidung PL PL PL PL

356 16 Kep. Seribu P. Payung PL PL PL PL

357 17 Jakarta Utara Pantai Mutiara PR PR PR PR

358 18 Jakarta Utara Marina Ancol PL PR PR PR

359 19 Jakarta Utara Pangkalan Pasir Kalibaru PL PR PR PR

360 20 Jakarta Utara Cakung Drain Cilincing PL PR PR PR

Provinsi : Jawa Tengah

361 1 Batang Batang PR PR PP PP *

362 2 Brebes Brebes PR PR PR PR *

363 3 Cilacap Tanjung Intan PU PU PU PU *

Page 53: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

46

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

364 4 Jepara Jepara PR PR PR PR *

365 5 Jepara Karimun Jawa PR PR PR PR *

366 6 Kendal Kendal PP PP PP PP

367 7 Pati Juwana PR PR PP PP *

368 8 Pekalongan Wiradesa PL PL PL PL *

369 9 Pemalang Pemalang PL PL PL PL

370 10 Rembang Rembang PR PR PR PR *

371 11 Rembang Sluke PR PR PP PP

372 12 Semarang Tanjung Emas PU PU PU PU *

373 13 Tegal Tegal PP PP PP PP *

Provinsi : Jawa Timur

374 1 Bangkalan Kamal PR PR PR PR

375 2 Bangkalan Sapulu PL PL PL PL

376 3 Bangkalan Telaga Biru PR PR PR PR *

377 4 Bangkalan Tanjung Bulu Pandan PU PU PU PU

378 5 Bangkalan Socah PU PU PU PU

379 6 Banyu Wangi Banyu Wangi/Boom PR PR PR PR

380 7 Banyu Wangi Tanjung Wangi PP PU PU PU *

381 8 Banyu Wangi Ketapang PP PP PP PP *

382 9 Gresik Bawean PP PP PP PP *

383 10 Gresik Gresik PP PP PP PP *

384 11 Gresik Teluk Lamong PU PU PU PU

385 12 Lamongan Brondong PR PR PR PR *

386 13 Lamongan LIS PR PR PP PP

387 14 Lamongan Paciran PR PR PR PR

388 15 Malang Sendang Biru PL PL PP PP

389 16 Pacitan Pacitan PR PP PP PP

390 17 Pamekasan Branta PR PR PR PR *

391 18 Pamekasan Pasean PL PL PL PL

392 19 Pasuruan Pasuruan PP PP PP PP *

393 20 Probolinggo Probolinggo/ Tg.Tembaga PP PU PU PU *

394 21 Probolinggo Paiton PP PP PP PP

395 22 Sampang Glimandangin PL PL PL PL

396 23 Sampang Sampang/Taddan PL PR PR PR

397 24 Sampang Tanlok PL PL PL PL

398 25 Situbondo Panarukan PR PR PR PR *

399 26 Situbondo Besuki PL PL PL PL

400 27 Situbondo Jangkar PL PL PL PL

Page 54: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

401 28 Situbondo Kalbut PR PR PR PR *

402 29 Sumenep Gayam PL PL PL PL

403 30 Sumenep Kalianget PR PR PR PR *

404 31 Sumenep Kangean PP PP PP PP

405 32 Sumenep P. Raas PL PL PL PL

406 33 Sumenep Sapudi PP PP PP PP *

407 34 Sumenep Sapeken PP PP PP PP *

408 35 Sumenep Keramaian PL PL PL PL

409 36 Sumenep Masalembo PL PR PP PP *

410 37 Sumenep Giliraja PL PL PL PL

411 38 Sumenep Dungkek PL PL PL PL

412 39 Sumenep Pagerungan PL PR PP PP

413 40 Surabaya Tanjung Perak PU PU PU PU *

414 41 Tuban Tuban PR PR PR PR

415 42 Tuban Tg. Awar-awar PR PR PR PR

Provinsi : Bali

416 1 Buleleng Buleleng (Sangsit) PR PR PP PP *

417 2 Buleleng Celukan Bawang PP PP PP PP *

418 3 Buleleng Pegametan PR PP PP PP

419 4 Buleleng Penuktukan PR PP PP PP

420 5 Buleleng Labuhan Lalang PL PL PL PL

421 6 Denpasar Benoa PU PU PU PU *

422 7 Denpasar Sanur PL PL PL PL

423 8 Jembrana Gilimanuk PP PP PP PP *

424 9 Karangasem Padang Bai PP PP PP PP *

425 10 Karangasem Labuan Amuk/Tanahampo PU PU PU PU

426 11 Karangasem Labuhan Amed PL PL PL PL

427 12 Klungkung Nusa Lembongan PL PL PL PL

428 13 Klungkung Nusa Penida (Mentigi) PR PP PP PP *

429 14 Klungkung Buyuk PL PL PL PL

430 15 Klungkung Kusamba PL PL PL PL

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

431 1 Bima Bima PP PP PP PP *

432 2 Bima Sape PR PR PR PR *

433 3 Bima Waworada PR PR PR PR

434 4 Dompu Cempi PL PL PL PL

435 5 Dompu Calabahi PL PL PL PL *

436 6 Dompu Kempo PL PL PL PL

Page 55: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

48

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

437 7 Lombok Barat Lembar PP PP PP PP *

438 8 Lombok Barat Senggigi PL PL PL PL

439 9 Lombok Barat Bangko-Bangko PL PL PL PL

440 10 Lombok Timur Telong Elong PR PR PR PR

441 11 Lombok Timur Labuhan Haji PR PR PR PR

442 12 Lombok Timur Labuhan Lombok PP PP PP PP *

443 13 Lombok Timur Tanjung Luar PL PL PL PL

444 14 Lombok Utara Pemenang/Tanjung PR PR PR PR *

445 15 Lombok Utara Carik PR PR PR PR

446 16 Sumbawa Badas PP PP PP PP *

447 17 Sumbawa Alas PL PL PL PL

448 18 Sumbawa Barat Lalar PL PL PL PL

449 19 Sumbawa Barat Benete PP PP PP PP *

Provinsi : Nusa Tengara Timur

450 1 Alor Baranusa PR PR PR PR *

451 2 Alor Dulionong PL PL PL PL

452 3 Alor Kabir PL PL PL PL

453 4 Alor Kalabahi PR PR PR PR *

454 5 Alor Kolana PL PL PL PL

455 6 Alor Maritaing PP PP PP PP

456 7 Alor Moru PL PL PL PL

457 8 Belu Atapupu PR PR PR PR *

458 9 Ende Ende PR PP PP PP *

459 10 Ende Ippi PP PP PP PP

460 11 Ende Maurole PL PL PL PL

461 12 Ende Pulau Ende PL PL PL PL

462 13 Flores Timur Lamakera PL PL PL PL

463 14 Flores Timur Larantuka PP PP PP PP *

464 15 Flores Timur Menanga PL PL PL PL

465 16 Flores Timur Paitoko PR PR PR PR

466 17 Flores Timur Terong PL PL PR PR

467 18 Flores Timur Waiwadan PP PP PP PP

468 19 Flores Timur Waiwerang PL PL PL PL

469 20 Flores Timur Tabilota PL PL PL PL

470 21 Kota Kupang Pelra Nunbaun Sabu (Namosain) PL PL PL PL

471 22 Kota Kupang Tenau/Kupang PU PU PU PU *

472 23 Kupang Batubao PL PL PL PL

473 24 Kupang Naikliu PL PL PL PL

Page 56: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

474 25 Lembata Balauring PP PP PP PP

475 26 Lembata Lembata PR PR PR PR

476 27 Lembata Lewoleba PL PL PL PL

477 28 Lembata Wulandoni PL PL PL PL

478 29 Manggarai Iteng PL PL PL PL

479 30 Manggarai P. Mules PL PL PL PL

480 31 Manggarai Reo PR PR PR PR *

481 32 Manggarai Robek PL PL PL PL

482 33 Manggarai Barat Bari PL PL PL PL

483 34 Manggarai Barat Komodo PR PR PR PR

484 35 Manggarai Barat Labuan Bajo PP PP PP PP *

485 36 Manggarai Barat Rinca PL PL PL PL

486 37 Manggarai Timur Mborong PL PL PL PL

487 38 Manggarai Timur Nanga Baras PL PL PL PL

488 39 Manggarai Timur Waiwole PL PL PL PL

489 40 Manggarai Timur Pota PL PL PL PL

490 41 Nagekeo Marapokot PR PR PR PR *

491 42 Ngada Riung PL PL PL PL

492 43 Ngada Aimere PL PL PL PL

493 44 Ngada Maumbawa PL PL PL PL

494 45 Ngada Waebela PL PL PL PL

495 46 Rote Ndao Baa PL PL PL PL *

496 47 Rote Ndao Batutua PL PL PL PL

497 48 Rote Ndao Ndao PL PL PL PL

498 49 Rote Ndao Oelaba PL PL PL PL

499 50 Rote Ndao Papela PL PL PL PL

500 51 Sabu Raijua Biu PL PL PL PL

501 52 Sabu Raijua Raijua PL PL PL PL

502 53 Sabu Raijua Seba PR PR PR PR *

503 54 Sikka Hepang PL PL PL PL

504 55 Sikka Laurens Say PR PR PP PP

505 56 Sikka Maumere PP PP PP PP *

506 57 Sikka Paga PL PL PL PL

507 58 Sikka Palue PL PL PL PL

508 59 Sikka Pemana PL PL PL PL

509 60 Sikka Sukun PL PL PL PL

510 61 Sikka Wuring PR PR PR PR

Page 57: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

50

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

511 62 Sumba Barat Binanatu PL PL PL PL

512 63 Sumba Barat Rua PL PL PL PL

513 64 Sumba Barat Daya Pero PL PL PL PL

514 65 Sumba Barat Daya Waikelo PR PR PR PR *

515 66 Sumba Tengah Mamboro PR PR PR PR

516 67 Sumba Timur Baing PL PL PL PL

517 68 Sumba Timur Gonggi PL PL PL PL

518 69 Sumba Timur Pelra Waingapu PL PL PL PL

519 70 Sumba Timur Pulau Salura PL PL PL PL

520 71 Sumba Timur Waingapu PP PP PP PP *

521 72

Timor Tengah

Selatan Boking PL PL PL PL

522 73

Timor Tengah

Selatan Kolbano PL PR PR PR

523 74 Timor Tengah Utara Wini PP PP PP PP

Provinsi : Kalimantan Barat

524 1 Kayong Utara Karimata PR PR PR PR

525 2 Kayong Utara Tg. Satai PL PL PL PL

526 3 Kayong Utara Sukadana PL PL PL PL

527 4 Ketapang Air Hitam PP PP PP PP

528 5 Ketapang Kendawangan PP PP PP PP *

529 6 Ketapang Ketapang PP PP PP PP *

530 7 Ketapang Teluk Melano/Teluk Batang PR PP PP PP *

531 8 Kubu Raya Paloh/Sakura PP PP PP PP *

532 9 Kubu Utara Singkawang PP PP PP PP

533 10 Kubu Utara Teluk Air PP PP PP PP *

534 11 Pontianak Pontianak PU PU PU PU *

535 12 Pontianak Mempawah PR PR PR PR

536 13 Sambas Jaruju PR PR PR PR

537 14 Sambas Sambas PP PP PP PP

538 15 Sambas Sintete PP PP PP PP *

Provinsi : Kalimantan Tengah

539 1 Barito Selatan Kelanis PR PR PR PR

540 2 Barito Selatan Rangga Ilung PR PR PR PR

541 3 Kapuas Batanjung PP PP PP PP

542 4 Kapuas Behaur PL PL PL PL

543 5 Kapuas Kuala Kapuas PP PP PP PP

544 6 Katingan Pegatan Mendawai PR PR PR PR *

Page 58: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

545 7 Kota Waringin Barat Kumai PP PP PP PP *

546 8 Kota Waringin Barat Pangkalan Bun PP PP PP PP *

547 9

Kota Waringin

Timur Sampit PU PU PU PU *

548 10

Kota Waringin

Timur Samuda PL PL PL PL *

549 11

Kota Waringin

Timur Bagendang PR PR PR PR

550 12 Palangkaraya Kereng Bengkirai PR PR PR PR *

551 13 Palangkaraya Teluk Sebangau PR PR PR PR

552 14 Palangkaraya Bukit Pinang PR PR PR PR

553 15 Pulang Pisau Pulang Pisau PP PP PP PP *

554 16 Seruyan Kuala Pembuang PR PR PR PR *

555 17 Seruyan Teluk Sigintung/Seruyan PR PP PP PP

556 18 Sukamara Kuala Jelay PL PL PL PL

557 19 Sukamara Sukamara PP PP PP PP *

Provinsi : Kalimantan Selatan

558 1 Banjarmasin Banjarmasin PU PU PU PU *

559 2 Kotabaru Gunung Batu Besar PL PL PL PL

560 3 Kotabaru Stagen PP PP PP PP

561 4 Kotabaru Kota Baru PP PP PP PP *

562 5 Kotabaru Sebuku PP PP PP PP *

563 6 Kotabaru Mekar Putih PP PP PU PU

564 7 Kotabaru Serongga/Tanjung Batu PR PR PR PR *

565 8 Tanah Bumbu Satui/Sel Danau PL PL PL PL *

566 9 Tanah Bumbu Simp. Empat Batu Licin PP PP PP PP

567 10 Tanah Bumbu Pegatan PR PR PR PR

568 11 Tanah Bumbu Sungai Loban PR PR PR PR

569 12 Tanah Laut Kintap PP PP PP PP *

570 13 Tanah Laut Pelaihari/Swarangan PP PP PP PP

571 14 Tanah Laut Tanjung Dewa PR PR PR PP

Provinsi : Kalimantan Timur

572 1 Balikpapan Balikpapan PU PU PU PU *

573 2 Balikpapan Kampung Baru PP PP PP PP

574 3 Berau Talisayan PL PL PL PL

575 4 Berau Tanjung Redep PP PP PP PP *

576 5 Bontang Lhok Tuan PP PP PP PP *

577 6 Bontang Tanjung Laut PP PP PP PP *

Page 59: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

52

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

578 7 Bulungan Tanjung Selor PR PR PR PR *

579 8 Kutai Kertanegara Tanjung Santan PP PP PP PP *

580 9 Kutai Kertanegara Kuala Semboja PP PP PP PP *

581 10 Kutai Kertanegara Sebulu PR PR PR PR

582 11 Kutai Timur Sangatta PP PP PP PP *

583 12 Kutai Timur Maloy PP PP PP PP

584 13 Kutai Timur Sangkulirang PR PR PR PR *

585 14 Nunukan Nunukan PP PP PP PP *

586 15 Nunukan Sungai Nyamuk PP PP PP PP *

587 16 Paser Tanah Grogot PP PP PP PP *

588 17 Paser Teluk Adang PP PP PP PP

589 18

Penajam Paser

Utara Penajam Paser PP PP PP PP

590 19 Samarinda Samarinda PP PP PP PP *

591 20 Tana Tidung Pulau Bunyu PP PP PP PP *

592 21 Tana Tidung Sesayap PL PL PL PL

593 22 Tarakan Tarakan PP PP PP PP *

Provinsi : Sulawesi Utara

594 1 B. Mangodow Labuhan Uki PP PP PP PP *

595 2

B. Mangodow

Selatan Molibagu PL PL PL PL

596 3

B. Mangodow

Selatan Torosik PR PR PR PR

597 4 B. Mangodow Timur Kotabunan PL PL PL PL *

598 5 B. Mangodow Timur Tutuyan - Jikoblanga PL PL PL PL

599 6 B. Mangodow Utara Boroko PL PL PL PL

600 7 B. Mangodow Utara Tg. Sidupa PR PR PR PR

601 8 Bitung Air Tembaga PR PR PR PR

602 9 Bitung Bitung PU PU PU PU * / **

603 10 Kep. Sangihe Bentung PL PL PL PL

604 11 Kep. Sangihe Bukide PL PL PL PL

605 12 Kep. Sangihe Kahakitang PL PL PL PL

606 13 Kep. Sangihe Kalama PL PL PL PL

607 14 Kep. Sangihe Kawaluso PL PL PL PL

608 15 Kep. Sangihe Kawio PR PR PR PR

609 16 Kep. Sangihe Lipang PL PL PL PL

610 17 Kep. Sangihe Makalehi PR PR PR PR

611 18 Kep. Sangihe Marore PL PL PR PR

Page 60: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

612 19 Kep. Sangihe Matutuang PL PL PL PL

613 20 Kep. Sangihe Ngalipaeng PL PL PL PL

614 21 Kep. Sangihe P. Beng Darat PL PL PL PL

615 22 Kep. Sangihe P. Beng Laut PL PL PL PL

616 23 Kep. Sangihe P. Mahangetang PL PL PL PL

617 24 Kep. Sangihe P. Tinakareng PL PL PL PL

618 25 Kep. Sangihe Pananaru PL PL PL PL

619 26 Kep. Sangihe Para PL PL PL PL

620 27 Kep. Sangihe Petta PP PP PP PP

621 28 Kep. Sangihe Tahuna PP PP PP PU *

622 29 Kep. Sangihe Tamako PL PL PL PL

623 30 Kep. Sitaro Biaro PL PL PL PL

624 31 Kep. Sitaro Buhias PL PL PL PL

625 32 Kep. Sitaro P. Ruang PL PL PL PL

626 33 Kep. Sitaro Pehe PL PL PR PR

627 34 Kep. Sitaro Sawang PR PR PR PR

628 35 Kep. Sitaro Tagulandang PR PR PR PR

629 36 Kep. Sitaro Ulu Siau PL PL PL PL *

630 37 Kep. Talaud Beo PL PL PL PL

631 38 Kep. Talaud Damao PL PL PL PL

632 39 Kep. Talaud Dapalan PL PL PL PL

633 40 Kep. Talaud Essang PL PL PL PL

634 41 Kep. Talaud Karatung PP PP PP PP

635 42 Kep. Talaud Lirung PR PR PR PR *

636 43 Kep. Talaud Mangarang PL PL PL PL

637 44 Kep. Talaud Marampit PL PL PR PR

638 45 Kep. Talaud Melangoane PL PL PR PR

639 46 Kep. Talaud Miangas PP PP PP PP

640 47 Kep. Talaud Rainis PL PL PL PL

641 48 Kep.Talaud Gemeh PL PL PL PL

642 49 Kep.Talaud Intata PL PL PL PL

643 50 Kep.Talaud Kakorotan PR PR PR PR

644 51 Manado Manado PP PP PP PP *

645 52 Manado P. Manado Tua PL PL PL PL

646 53 Minahasa Kora-Kora PL PL PL PL

647 54 Minahasa Tanawangko PL PL PL PL

648 55 Minahasa Selatan Amurang PL PL PR PR

649 56 Minahasa Tenggara Belang PR PR PR PR *

Page 61: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

54

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

650 57 Minahasa Tenggara Tumbak PL PL PL PL

651 58 Minahasa Utara Bangka PL PL PL PL

652 59 Minahasa Utara Gangga PL PL PL PL

653 60 Minahasa Utara Kema PL PL PL PL

654 61 Minahasa Utara Likupang PL PL PL PL *

655 62 Minahasa Utara Montehage PL PL PL PL

656 63 Minahasa Utara Munte/Likupang Barat PR PR PR PR

657 64 Minahasa Utara Nain PL PL PL PL

658 65 Minahasa Utara Talise PL PL PL PL

659 66 Minahasa Utara Wori PL PL PL PL

Provinsi : Gorontalo

660 1 Boalemo Tilamuta PR PR PP PP *

661 2 Boalemo Wongosari PL PL PL PL

662 3 Gorontalo Gorontalo PP PP PP PP *

663 4 Gorontalo Utara Anggrek PP PP PU PU *

664 5 Gorontalo Utara Gentuma PL PL PL PL

665 6 Gorontalo Utara Kwandang PP PP PP PP *

666 7 Gorontalo Utara Tolinggula PL PL PR PR

667 8 Pohuwato Bumbulan PR PR PP PP

668 9 Pohuwato Lemito PL PL PL PL

669 10 Pohuwato Marisa PL PL PL PL

670 11 Pohuwato Popayato PL PL PL PL

Provinsi : Sulawesi Barat

671 1 Majene Majene PR PR PP PP *

672 2 Majene Malunda PL PL PL PL

673 3 Majene Palipi PL PR PR PR

674 4 Majene Pamboang PL PL PL PL

675 5 Majene Sendana PL PL PL PL

676 6 Mamuju Ambo PL PL PL PL

677 7 Mamuju Belang-Belang PP PU PU PU *

678 8 Mamuju Budong-Budong PL PL PL PL

679 9 Mamuju Kaluku PL PL PL PL

680 10 Mamuju Mamuju PP PP PP PP *

681 11 Mamuju Poongpongan PL PL PL PL

682 12 Mamuju Salisingan PL PL PL PL

683 13 Mamuju Sampaga PL PL PL PL

684 14 Mamuju Tappalang PL PL PL PL

685 15 Mamuju Utara Bambaloka PL PL PL PL

Page 62: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

686 16 Mamuju Utara Pasang Kayu PL PR PR PR

687 17 Polewali Mandar Campalaglang PL PL PL PL

688 18 Polewali Mandar Tanjung Silopo/Polewali PR PR PP PP *

689 19 Polewali Mandar Tinambung PL PL PL PL

Provinsi : Sulawesi Tengah

690 1 Banggai Bunta PR PR PR PR *

691 2 Banggai Luwuk PP PP PP PP *

692 3 Banggai Pagimana PP PP PP PP *

693 4 Banggai Tangkiang PP PP PP PP

694 5 Banggai Kepulauan Alasan PL PL PL PL

695 6 Banggai Kepulauan Bakalan PL PL PL PL

696 7 Banggai Kepulauan Banggai PP PP PP PP *

697 8 Banggai Kepulauan Batangono PL PL PL PL

698 9 Banggai Kepulauan Boloan PL PL PL PL

699 10 Banggai Kepulauan Boyomoute PL PL PL PL

700 11 Banggai Kepulauan Bulagi PL PL PL PL

701 12 Banggai Kepulauan Bulungkobit PL PL PL PL

702 13 Banggai Kepulauan Bungin (I,II) PL PL PL PL

703 14 Banggai Kepulauan Bungin (III,IV) PL PL PL PL

704 15 Banggai Kepulauan Dodung PL PL PL PL

705 16 Banggai Kepulauan Gasuang PL PL PL PL

706 17 Banggai Kepulauan Gonggong PL PL PL PL

707 18 Banggai Kepulauan Kalumbatan PL PL PL PL

708 19 Banggai Kepulauan Kalupapi PL PL PL PL

709 20 Banggai Kepulauan Kapela PL PL PL PL

710 21 Banggai Kepulauan Kasuari PL PL PL PL

711 22 Banggai Kepulauan Kaukes PL PL PL PL

712 23 Banggai Kepulauan Kindandal PL PL PL PL

713 24 Banggai Kepulauan Kokondang (I,II) PL PL PL PL

714 25 Banggai Kepulauan Komba-Komba PL PL PL PL

715 26 Banggai Kepulauan Lalengan PL PL PL PL

716 27 Banggai Kepulauan Lalong PL PL PL PL

717 28 Banggai Kepulauan Lampio (I,II,III) PL PL PL PL

718 29 Banggai Kepulauan Lantibun PL PL PL PL

719 30 Banggai Kepulauan Liana Banggai PL PL PL PL

720 31 Banggai Kepulauan Liang PL PL PL PL

721 32 Banggai Kepulauan Lipulalongo PL PL PL PL

722 33 Banggai Kepulauan Lokotoy PL PL PL PL

Page 63: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

56

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

723 34 Banggai Kepulauan Lolantang PL PL PL PL

724 35 Banggai Kepulauan Lumbilumbia PL PL PL PL

725 36 Banggai Kepulauan Lupamenteng PL PL PL PL

726 37 Banggai Kepulauan Mansalean PL PL PL PL

727 38 Banggai Kepulauan Matanga PL PL PL PL

728 39 Banggai Kepulauan Mbeleang PL PL PL PL

729 40 Banggai Kepulauan Mbuang-Mbuang PL PL PL PL

730 41 Banggai Kepulauan Ndindibung PL PL PL PL

731 42 Banggai Kepulauan Oluno PL PL PL PL

732 43 Banggai Kepulauan Padingtian PL PL PL PL

733 44 Banggai Kepulauan Paisubebe PL PL PL PL

734 45 Banggai Kepulauan Paisulamo PL PL PL PL

735 46 Banggai Kepulauan Palapat PL PL PL PL

736 47 Banggai Kepulauan Panapat PL PL PL PL

737 48 Banggai Kepulauan Panapat/Dendek PL PL PL PL

738 49 Banggai Kepulauan Panapat/Konalu PL PL PL PL

739 50 Banggai Kepulauan Panapat/Mandel PL PL PL PL

740 51 Banggai Kepulauan Ponding - Ponding PL PL PL PL

741 52 Banggai Kepulauan Popisi PL PL PL PL

742 53 Banggai Kepulauan Posisi/Banggai PL PL PL PL

743 54 Banggai Kepulauan Sabang/P. Peleng PL PL PL PL

744 55 Banggai Kepulauan Salakan PR PR PR PR

745 56 Banggai Kepulauan Salakan (I,II) PL PL PL PL

746 57 Banggai Kepulauan Sasabobok PL PL PL PL

747 58 Banggai Kepulauan Sonit (I,II) PL PL PL PL

748 59 Banggai Kepulauan Tabulan PL PL PL PL

749 60 Banggai Kepulauan Tadono PL PL PL PL

750 61 Banggai Kepulauan Talas PL PL PL PL

751 62 Banggai Kepulauan Tataba PL PL PL PL

752 63 Banggai Kepulauan Tebing PL PL PL PL

753 64 Banggai Kepulauan Timpaus PL PL PL PL

754 65 Banggai Kepulauan Tinakin Laut PL PL PL PL

755 66 Banggai Kepulauan Tinangkung PL PL PL PL

756 67 Banggai Kepulauan Togong Sagu PL PL PL PL

757 68 Banggai Kepulauan Tolulos PL PL PL PL

758 69 Banggai Kepulauan Toropot PL PL PL PL

759 70 Buol Kumaligon PL PL PL PL

760 71 Buol Leok PR PR PP PP *

Page 64: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

761 72 Buol Lokodidi PR PR PP PP

762 73 Buol Palele PL PL PL PL

763 74 Donggala Donggala PP PP PP PP

764 75 Donggala Ogoamas PR PR PP PP *

765 76 Donggala Sabang PR PR PP PP

766 77 Donggala Wani PP PP PP PP *

767 78 Morowali Baturube PL PL PL PL

768 79 Morowali Bungku PP PP PP PP

769 80 Morowali Kolonedale PP PP PP PP *

770 81 Morowali Menuai PL PL PL PL

771 82 Morowali Sambalagi PR PR PR PR

772 83 Morowali Wosu PP PP PP PP

773 84 Palu Pantoloan PU PU PU PU *

774 85 Parigi Moutong Moutong PL PL PL PL

775 86 Parigi Moutong Parigi PR PR PR PR *

776 87 Poso Poso PP PP PP PP *

777 88 Tojo Una-Una Mantangisi PL PL PL PL

778 89 Tojo Una-Una Popolii PL PL PL PL

779 90 Tojo Una-Una Ampana PP PP PP PP *

780 91 Tojo Una-Una Wakai PL PL PL PL

781 92 Toli-Toli Ogotua PL PL PL PL

782 93 Toli-Toli Toli-toli PP PP PP PP *

Provinsi : Sulawesi Tenggara

783 1 Bau-Bau Bau-Bau/Marhum PP PP PP PP *

784 2 Bombana Boepinang PL PL PL PL

785 3 Bombana Dongkala PL PL PL PL

786 4 Bombana Kasipute PL PL PL PL

787 5 Bombana Sikeli PL PL PR PR

788 6 Bombana Wamengkoli PL PL PL PL

789 7 Buton Banabungi PR PR PR PR

790 8 Buton Lasalimu PL PL PL PL

791 9 Buton Lawele PL PL PL PL

792 10 Buton Siompu PL PL PL PL

793 11 Buton Talaga Raya PL PL PL PL

794 12 Buton Utara Buranga PL PL PL PL

795 13 Buton Utara Ereke PR PR PR PR

796 14 Buton Utara Labuhan Belanda PL PL PL PL

797 15 Kendari Kendari PP PP PP PP *

Page 65: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

58

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

798 16 Kendari Bungkutoko PP PP PP PP

799 17 Konawe Langara PL PL PL PL *

800 18 Konawe Munse PL PL PL PL

801 19 Kolaka Dawi-dawi PL PL PL PL

802 20 Kolaka Kolaka PP PP PP PP *

803 21 Kolaka Wollo PL PL PL PL

804 22 Kolaka Pomalaa PR PR PP PP *

805 23 Kolaka Rante Angin PR PR PR PR

806 24 Kolaka Tangke Tada PL PL PL PL

807 25 Kolaka Toari PL PL PL PL

808 26 Kolaka Malombo PL PL PL PL

809 27 Kolaka Utara Lasusua PL PL PL PL

810 28 Kolaka Utara Olo-oloho PR PR PR PR

811 29 Kolaka Utara Watunohu PP PP PP PP

812 30 Konawe Selatan Torobulu PL PL PL PL

813 31 Konawe Selatan Lapuko PR PR PR PR

814 32 Konawe Utara Matarape PL PL PL PL

815 33 Konawe Utara Lameluru PL PL PL PL

816 34 Konawe Utara Molawe PL PL PL PL

817 35 Muna Malingano PL PL PL PL

818 36 Muna Raha PP PP PP PP *

819 37 Muna Tampo PL PL PL PL

820 38 Wakatobi Kaledupa PR PR PR PR

821 39 Wakatobi Papalia PL PL PL PL

822 40 Wakatobi Waha/Usuku PL PL PL PL

823 41 Wakatobi Wanci PP PP PP PP

Provinsi : Sulawesi Selatan

824 1 Bantaeng Bantaeng/Bonthain PL PL PL PL

825 2 Barru Awarange/Barru PP PP PP PP *

826 3 Barru Labuange PL PL PL PL

827 4 Barru Pancana PL PL PL PL

828 5 Barru Garongkong PP PP PP PP

829 6 Bone Bajoe PP PP PP PP *

830 7 Bone Barebbo/Kading PL PL PL PL

831 8 Bone Lapangkong/Salameko PL PL PL PL

832 9 Bone Pattirobajo PR PR PR PR *

833 10 Bone Tuju-Tuju PR PR PR PR

834 11 Bone Uloe PL PL PL PL

Page 66: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

835 12 Bone WaItuo PL PL PL PL

836 13 Bone Cenrana PL PL PL PL

837 14 Bulukumba Bira/Tanah Beru PL PL PL PL

838 15 Bulukumba Bulukumba/Lappe'e PP PP PP PP *

839 16 Bulukumba Kajang PL PL PL PL

840 17 Jeneponto Jeneponto/Bunging PR PR PR PR *

841 18 Luwu Larompong PL PL PL PL

842 19 Luwu Ulo-Ulo/Belopa PL PL PL PL

843 20 Luwu Timur Lampia PR PR PR PR

844 21 Luwu Timur Malili PP PP PP PP *

845 22 Luwu Timur Wotu PL PL PL PL

846 23 Luwu Utara Cappasalo PL PL PL PL

847 24 Luwu Utara Munte PL PL PL PL

848 25 Makasar Makassar PU PU PU PU *

849 26 Makasar Paotere PP PP PP PP

850 27 Palopo Palopo/Tg. Ringgit PP PP PP PP *

851 28

Pangkajene

Kepulauan Biringkasi PR PR PP PP *

852 29

Pangkajene

Kepulauan Maccini Baji PL PL PL PL

853 30

Pangkajene

Kepulauan P. Balang Lompo PL PL PL PL

854 31

Pangkajene

Kepulauan P. Balo Babang PL PL PL PL

855 32

Pangkajene

Kepulauan P. Kalukalukuang PL PL PL PL

856 33

Pangkajene

Kepulauan P. Pangkajene PL PL PL PL

857 34

Pangkajene

Kepulauan P. Sabutung PL PL PL PL

858 35

Pangkajene

Kepulauan P. Sailus PL PL PL PL

859 36

Pangkajene

Kepulauan P. Sapuka PL PL PL PL

860 37 Pare-pare Capa Ujung PP PP PP PP

861 38 Pare-pare Pare-Pare/Nusantara PP PP PP PP *

862 39 Pinrang Langnga PL PL PL PL

863 40 Pinrang Marabombang PR PR PR PR

864 41 Pinrang Ujung Lero PL PL PL PL

865 42 Selayar Appatana PL PL PL PL

Page 67: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

60

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

866 43 Selayar P. Batang Mata PL PL PL PL

867 44 Selayar P. Biropa PL PL PL PL

868 45 Selayar P. Bone Lohe PL PL PL PL

869 46 Selayar P. Bonerate PL PL PL PL

870 47 Selayar P. Jampea PR PR PR PR *

871 48 Selayar P. Jinato PL PL PL PL

872 49 Selayar P. Kalatoa PL PL PL PL

873 50 Selayar P. Kayuadi PL PL PL PL

874 51 Selayar P. Padang PL PL PL PL

875 52 Selayar P. Rajuni PL PL PL PL

876 53 Selayar Pamatata PR PR PP PP

877 54 Selayar Selayar/Benteng/Rauf Rahman PP PP PP PP *

878 55 Sinjai P. Burung Leo PL PL PL PL

879 56 Sinjai P. Kambuno PL PL PL PL

880 57 Sinjai Sinjai/Larea-rea PP PP PP PP *

881 58 Takalar Galesong/Takalar PR PR PR PR

882 59 Takalar P. Tanakeke PL PL PL PL

883 60 Wajo Danggae PL PL PL PL

884 61 Wajo Doping PL PL PL PL

885 62 Wajo Jalang/Cendrane PR PR PR PR

886 63 Wajo Siwa/Bangsalae PR PR PR PR *

Provinsi : Maluku Utara

887 1 Halmahera Barat Bataka PL PL PL PL

888 2 Halmahera Barat Bobane Igo PL PL PL PL

889 3 Halmahera Barat Ibu PL PL PL PL

890 4 Halmahera Barat Jailolo PR PR PR PR *

891 5 Halmahera Barat Kedi/Loloda PL PL PL PL

892 6 Halmahera Barat Matui PR PR PR PR

893 7 Halmahera Barat Sidangoli PL PL PL PL

894 8 Halmahera Barat Susupu PL PL PL PL

895 9 Halmahera Selatan Babang/Labuha PP PP PU PU *

896 10 Halmahera Selatan Bajo PL PL PL PL

897 11 Halmahera Selatan Belang-Belang PL PL PL PL

898 12 Halmahera Selatan Bibinoy PL PL PL PL

899 13 Halmahera Selatan Bisui PL PL PL PL

900 14 Halmahera Selatan Busua PL PL PL PL

901 15 Halmahera Selatan Dolik PL PL PL PL

902 16 Halmahera Selatan Doro PL PL PL PL

Page 68: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

903 17 Halmahera Selatan Dowora PL PL PL PL

904 18 Halmahera Selatan Fulai PL PL PL PL

905 19 Halmahera Selatan Gane Dalam PL PL PL PL

906 20 Halmahera Selatan Geti Lama PL PL PL PL

907 21 Halmahera Selatan Guruaping Kayoa PL PL PL PL

908 22 Halmahera Selatan Indari PL PL PL PL

909 23 Halmahera Selatan Indong PL PL PL PL

910 24 Halmahera Selatan Kawasi PL PL PL PL

911 25 Halmahera Selatan Kelo PL PL PL PL

912 26 Halmahera Selatan Kotiti PL PL PL PL

913 27 Halmahera Selatan Kukupang PL PL PL PL

914 28 Halmahera Selatan Kupal PL PL PL PL

915 29 Halmahera Selatan Labuha PL PL PL PL

916 30 Halmahera Selatan Laiwui PR PP PP PP *

917 31 Halmahera Selatan Laluin PL PL PL PL

918 32 Halmahera Selatan Lata-lata PL PL PL PL

919 33 Halmahera Selatan Lelei PL PL PL PL

920 34 Halmahera Selatan Loleo Jaya PL PL PL PL

921 35 Halmahera Selatan Loleo Obi PL PL PL PL

922 36 Halmahera Selatan Mafa PR PR PP PP

923 37 Halmahera Selatan Makian PL PL PL PL

924 38 Halmahera Selatan Mandopolo/Jojame PL PL PL PL

925 39 Halmahera Selatan Manu/Gamumu PL PL PL PL

926 40 Halmahera Selatan Nang Kokotu PL PL PL PL

927 41 Halmahera Selatan Nusa Ra PL PL PL PL

928 42 Halmahera Selatan Obilatu PR PR PR PR

929 43 Halmahera Selatan Palamea PL PL PL PL

930 44 Halmahera Selatan Pasipalele PL PL PL PL

931 45 Halmahera Selatan Pelita PL PL PL PL

932 46 Halmahera Selatan Pigaraja PL PL PL PL

933 47 Halmahera Selatan Posi-Posi Gane PL PL PL PL

934 48 Halmahera Selatan Pulau Kayoa PL PL PL PL

935 49 Halmahera Selatan Pulau Tapa PL PL PL PL

936 50 Halmahera Selatan Pulau Widi PL PL PL PL

937 51 Halmahera Selatan Saketa PL PL PL PL

938 52 Halmahera Selatan Samo PL PL PL PL

939 53 Halmahera Selatan Sum PL PL PL PL

940 54 Halmahera Selatan Tagono PL PL PL PL

Page 69: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

62

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

941 55 Halmahera Selatan Taneti PL PL PL PL

942 56 Halmahera Selatan Tawa PL PL PL PL

943 57 Halmahera Selatan Wayaloar PL PR PR PR

944 58 Halmahera Selatan Wayauwa PL PL PL PL

945 59 Halmahera Selatan Wosi PL PL PL PL

946 60 Halmahera Selatan Yaba PL PL PL PL

947 61 Halmahera Tengah Banemo PL PL PL PL

948 62 Halmahera Tengah Gemia PL PL PL PL

949 63 Halmahera Tengah Mesa PL PL PL PL

950 64 Halmahera Tengah P. Gebe PL PL PL PL *

951 65 Halmahera Tengah Paniti PL PL PL PL

952 66 Halmahera Tengah Patani PL PL PL PL

953 67 Halmahera Tengah Tapaleo PL PL PL PL

954 68 Halmahera Tengah Weda PR PR PR PR

955 69 Halmahera Tengah Sepo PL PL PL PL

956 70 Halmahera Timur Bicoli PR PR PR PR

957 71 Halmahera Timur Buli PR PR PR PR *

958 72 Halmahera Timur Dorosagu PL PL PL PL

959 73 Halmahera Timur Lolasita PL PL PL PL

960 74 Halmahera Timur Maba Pura PL PL PL PL

961 75 Halmahera Timur Manitingting PR PR PR PR

962 76 Halmahera Timur Patilean/Miyaf PL PL PL PL

963 77 Halmahera Timur Akelamo PL PL PL PL

964 78 Halmahera Timur Subaim/Wasile PL PL PL PL

965 79 Halmahera Utara Asmiro PL PL PL PL

966 80 Halmahera Utara Bataka PL PL PL PL

967 81 Halmahera Utara Bobane Igo PL PL PL PL

968 82 Halmahera Utara Cera PL PL PL PL

969 83 Halmahera Utara Dama PL PL PL PL

970 84 Halmahera Utara Daru PL PL PL PL

971 85 Halmahera Utara Dedeta PL PL PL PL

972 86 Halmahera Utara Dorume PL PL PL PL

973 87 Halmahera Utara Galela PL PL PR PR

974 88 Halmahera Utara Gisi PL PL PL PL

975 89 Halmahera Utara Gonga PL PL PL PL

976 90 Halmahera Utara Gurua PL PL PL PL

977 91 Halmahera Utara Kakara PL PL PL PL

978 92 Halmahera Utara Kao PL PL PL PL

Page 70: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

979 93 Halmahera Utara Kupa-Kupa PL PL PL PL

980 94 Halmahera Utara Ngajam PL PL PL PL

981 95 Halmahera Utara Pacao PL PL PL PL

982 96 Halmahera Utara Salimuli PL PL PL PL

983 97 Halmahera Utara Sopu PL PL PL PL

984 98 Halmahera Utara Tobelo PP PP PU PU *

985 99 Halmahera Utara Tolonuo PL PL PL PL

986 100 Halmahera Utara Tupu-tupu PL PL PL PL

987 101 Halmahera Utara Tutumaleo PL PL PL PL

988 102 Kepulauan Sula Bapenu PL PL PL PL

989 103 Kepulauan Sula Baruakol PL PL PL PL

990 104 Kepulauan Sula Bobong PR PR PR PR

991 105 Kepulauan Sula Dofa PL PL PL PL

992 106 Kepulauan Sula Falabisahaya PR PR PP PP

993 107 Kepulauan Sula Fuata PL PL PL PL

994 108 Kepulauan Sula Gela PR PR PR PR

995 109 Kepulauan Sula Jorjoga PL PL PL PL

996 110 Kepulauan Sula Kabau PL PL PL PL

997 111 Kepulauan Sula Lede PL PL PL PL

998 112 Kepulauan Sula Loseng PL PL PL PL

999 113 Kepulauan Sula Maitina PL PL PL PL

1000 114 Kepulauan Sula Malbufa PL PL PL PL

1001 115 Kepulauan Sula Nggele PL PL PL PL

1002 116 Kepulauan Sula Pas Ipa PL PL PL PL

1003 117 Kepulauan Sula Penu PL PL PL PL

1004 118 Kepulauan Sula Samuya PL PL PL PL

1005 119 Kepulauan Sula Sanana PR PR PR PR *

1006 120 Kepulauan Sula Tikong PR PR PR PR

1007 121 Kepulauan Sula Tolonuo PL PL PL PL

1008 122 Pulau Morotai Bere - Bere PL PL PL PL

1009 123 Pulau Morotai Daruba PR PR PR PR *

1010 124 Pulau Morotai Posi-Posi PL PL PL PL

1011 125 Pulau Morotai Sopi PL PL PL PL

1012 126 Pulau Morotai Wayabula PP PP PP PP

1013 127 Ternate Armada Semut Mangga Dua PL PL PL PL

1014 128 Ternate Bastiong PR PR PR PR

1015 129 Ternate Dufa-Dufa PL PL PL PL

1016 130 Ternate Hiri PL PL PL PL

Page 71: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

64

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1017 131 Ternate Mayau PL PL PL PL

1018 132 Ternate Moti PL PL PL PL

1019 133 Ternate Sulamadaha PL PL PL PL

1020 134 Ternate Ternate/A.Yani PU PU PU PU *

1021 135 Ternate Tifure PL PL PL PL

1022 136 Tidore Kepulauan Galala Oba PL PL PL PL

1023 137 Tidore Kepulauan Gita/Payahe PR PR PR PR

1024 138 Tidore Kepulauan Guruaping Oba PR PR PR PR

1025 139 Tidore Kepulauan Leoleo Oba PL PL PL PL

1026 140 Tidore Kepulauan Lola PL PL PL PL

1027 141 Tidore Kepulauan Lola Oba PL PL PL PL

1028 142 Tidore Kepulauan Loleo PL PL PL PL

1029 143 Tidore Kepulauan Maidi/Lifofa PL PL PL PL

1030 144 Tidore Kepulauan Maitara PL PL PL PL

1031 145 Tidore Kepulauan Mangole PR PR PP PP

1032 146 Tidore Kepulauan Mare PL PL PL PL

1033 147 Tidore Kepulauan Rum PL PL PL PL

1034 148 Tidore Kepulauan Soasio/Goto PR PR PR PR *

1035 149 Tidore Kepulauan Sofifi PP PP PP PP

1036 150 Tidore Kepulauan Somahode PL PL PL PL

1037 151 Tidore Kepulauan Galala PL PL PL PL

Provinsi : Maluku

1038 1 Ambon Ambon PU PU PU PU *

1039 2 Buru Bilorro PL PL PL PL

1040 3 Buru Ilath PL PL PL PL

1041 4 Buru Namlea PP PP PP PP *

1042 5 Buru Waplau PL PL PL PL

1043 6 Buru Selatan Air Buaya PL PL PL PL

1044 7 Buru Selatan Ambalau PL PL PL PL

1045 8 Buru Selatan Fogi PR PR PR PR

1046 9 Buru Selatan Leksula PR PR PR PR *

1047 10 Buru Selatan Namrole PR PR PR PR

1048 11 Buru Selatan Tifu PL PL PL PL

1049 12 Buru Selatan Wamsisi PL PL PL PL

1050 13 Kepulauan Aru Batu Goyang/Kalar-Kalar PP PP PP PP

1051 14 Kepulauan Aru Dobo PP PP PP PP *

1052 15 Maluku Barat Daya Lirang PL PL PL PL

1053 16 Maluku Barat Daya Dawera/Dawelor PL PL PL PL

Page 72: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1054 17 Maluku Barat Daya Hila/Romang PL PL PL PL

1055 18 Maluku Barat Daya Ilwaki PR PR PR PR

1056 19 Maluku Barat Daya Kaiwatu/Moa PL PL PL PL

1057 20 Maluku Barat Daya Marsela PL PL PL PL

1058 21 Maluku Barat Daya Serwaru PL PL PL PL

1059 22 Maluku Barat Daya Tepa PR PR PR PR

1060 23 Maluku Barat Daya Wonreli PR PR PR PR *

1061 24 Maluku Barat Daya Wulur PL PL PL PL

1062 25 Maluku Tengah Amahai PP PP PP PP *

1063 26 Maluku Tengah Banda Naira PP PP PP PP *

1064 27 Maluku Tengah Hitu PL PL PL PL

1065 28 Maluku Tengah Kesui PL PL PL PL

1066 29 Maluku Tengah Kobisonta PL PL PL PL

1067 30 Maluku Tengah Saparua/Haria PL PL PL PL

1068 31 Maluku Tengah Tulehu PP PP PP PP *

1069 32 Maluku Tengah Wahai PR PR PR PR *

1070 33 Maluku Tengah Kabisadar PR PR PR PR

1071 34 Maluku Tengah Wolu PL PL PL PL

1072 35 Maluku Tenggara Elat PL PL PL PL

1073 36 Maluku Tenggara Kur PL PL PL PL

1074 37 Maluku Tenggara Tehoru PL PL PL PL

1075 38

Maluku Tenggara

Barat Adault PL PL PL PL

1076 39

Maluku Tenggara

Barat Larat PL PL PL PL

1077 40

Maluku Tenggara

Barat Mahaleta PL PL PL PL

1078 41

Maluku Tenggara

Barat Saumlaki PP PP PP PP *

1079 42

Maluku Tenggara

Barat Seira PL PL PL PL

1080 43

Maluku Tenggara

Barat Sera PL PL PL PL

1081 44 Seram Bagian Timur Bemo PL PL PL PL

1082 45 Seram Bagian Timur Bula PP PP PP PP

1083 46 Seram Bagian Timur Geser PL PL PL PL *

1084 47 Seram Bagian Barat Hatu Piru PR PR PP PP

1085 48 Seram Bagian Barat Kairatu PL PL PL PL

1086 49 Seram Bagian Barat Kataloka/Ondor PL PL PL PL

Page 73: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

66

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1087 50 Seram Bagian Barat Lakor PL PL PL PL

1088 51 Seram Bagian Barat Larokis PL PL PL PL

1089 52 Seram Bagian Barat Lokki PL PL PL PL

1090 53 Seram Bagian Barat Manipa PL PL PL PL

1091 54 Seram Bagian Barat Pelita Jaya PL PL PL PL

1092 55 Seram Bagian Barat Taniwel PL PL PL PL

1093 56 Seram Bagian Barat Toyando PL PL PL PL

1094 57 Seram Bagian Barat Wailey PL PL PL PL

1095 58 Seram Bagian Barat Waimeteng Piru PL PL PL PL

1096 59 Seram Bagian Barat Waisala PL PL PL PL

1097 60 Seram Bagian Barat Waisarisa PL PL PL PL *

1098 61 Seram Bagian Barat Upisera PL PL PL PL

1099 62 Tual Tual PP PP PP PP *

Provinsi : Papua Barat

1100 1 Fak-fak Bomberai PL PL PL PL

1101 2 Fak-fak Fak-fak PP PP PP PP *

1102 3 Fak-fak Karas PL PL PL PL

1103 4 Fak-fak Kokas PL PL PR PR *

1104 5 Fak-fak Sagan PL PL PL PL

1105 6 Fak-fak Selasi PL PL PL PL

1106 7 Fak-fak Weti PL PL PL PL

1107 8 Kaimana Adijaya PL PL PL PL

1108 9 Kaimana Etna PP PP PP PP

1109 10 Kaimana Kaimana PP PP PP PP *

1110 11 Kaimana Kanoka PL PL PL PL

1111 12 Kaimana Lobo PL PL PL PL

1112 13 Kaimana P. Adi PL PL PL PL

1113 14 Kaimana Senini PL PL PL PL

1114 15 Kaimana Susunu PL PL PL PL

1115 16 Manokwari Manokwari PP PP PP PP *

1116 17 Manokwari Oransbari PL PL PR PR *

1117 18 Manokwari Ransiki PL PL PL PL

1118 19 Raja Ampat Fatanlap PL PL PL PL

1119 20 Raja Ampat Kabare PL PL PL PL

1120 21 Raja Ampat Kalobo PL PL PL PL

1121 22 Raja Ampat Sailolof PL PL PL PL

1122 23 Raja Ampat Saonek PL PL PR PR *

1123 24 Raja Ampat Pam PL PL PL PL

Page 74: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1124 25 Raja Ampat Waigama PP PP PP PP

1125 26 Sorong Makbon PL PL PL PL

1126 27 Sorong Mega PL PL PL PL

1127 28 Sorong Muarana PL PL PL PL

1128 29 Sorong Kasim PL PL PL PL

1129 30 Sorong Kiamano PL PL PL PL

1130 31 Sorong Salawati PL PL PL PL

1131 32 Sorong Seget PL PL PL PL

1132 33 Sorong Sele PL PL PL PL

1133 34 Sorong Sorong PU PU PU PU *

1134 35 Sorong Arar PP PP PP PP

1135 36 Sorong Selatan Inawatan PP PP PP PP

1136 37 Sorong Selatan Konda PL PL PL PL

1137 38 Sorong Selatan Taminabuan PP PP PP PP *

1138 39 Tambrauw Saukorem PL PL PL PL

1139 40 Tambrauw Sausapor PL PL PL PL

1140 41 Teluk Bintuni Arandai PP PP PP PP

1141 42 Teluk Bintuni Babo PP PP PP PP

1142 43 Teluk Bintuni Bintuni PP PP PP PP *

1143 44 Teluk Wondana Wasior PP PP PP PP *

1144 45 Teluk Wondana Windesi PP PP PP PP

Provinsi : Papua

1145 1 Asmat Agats PP PP PP PP *

1146 2 Asmat Atsy PL PL PL PL

1147 3 Asmat Jipawer PL PL PL PL

1148 4 Asmat Kamur PL PL PL PL

1149 5 Asmat Pirimapun PL PL PL PL

1150 6 Asmat Sawaerma PL PL PL PL

1151 7 Asmat Yamas PL PL PL PL

1152 8 Asmat Yaosakor PL PL PL PL

1153 9 Biak Numfor Biak PP PP PU PU *

1154 10 Biak Numfor Bosnik PL PL PL PL

1155 11 Biak Numfor Insobabi PL PL PL PL

1156 12 Biak Numfor Korem PL PL PL PL

1157 13 Biak Numfor M. Mapia PL PL PL PL

1158 14 Biak Numfor Manggari PL PL PL PL

1159 15 Biak Numfor Masram PL PL PL PL

1160 16 Biak Numfor Padaido PL PL PL PL

Page 75: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

68

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1161 17 Biak Numfor Saribi PL PL PL PL

1162 18 Biak Numfor Sowek PL PL PL PL

1163 19 Biak Numfor Wardo PL PL PL PL

1164 20 Biak Numfor Warsa PL PL PL PL

1165 21 Boven Digul Asiki PL PL PL PL

1166 22 Boven Digul Prabu Alaska PR PR PR PR

1167 23 Boven Digul Anggamburan PL PL PL PL

1168 24 Boven Digul Cabang Tiga PL PL PL PL

1169 25 Boven Digul Eci PL PL PL PL

1170 26 Boven Digul Gantenteri PL PL PL PL

1171 27 Boven Digul Kaptel PL PL PL PL

1172 28 Boven Digul Mindiptanah PL PL PL PL

1173 29 Boven Digul Tanah Merah PL PL PL PL

1174 30 Boven Digul Tanah Miring PL PL PL PL

1175 31 Jayapura Betaf PL PL PL PL

1176 32 Jayapura Demta PP PP PP PP

1177 33 Jayapura Depapre PP PP PP PU

1178 34 Jayapura Jayapura PU PU PU PP *

1179 35 Jayapura Metabore PL PL PL PL

1180 36 Jayapura P. Yamna PL PL PL PL

1181 37 Mamberamo Raya Teba PL PL PL PL

1182 38 Mappi Bade PP PP PP PP *

1183 39 Mappi Bayun PL PL PL PL

1184 40 Mappi Kepi PL PL PL PL

1185 41 Mappi Moor PL PL PL PL

1186 42 Merauke Arambu PL PL PL PL

1187 43 Merauke Bian PL PL PL PL

1188 44 Merauke Bulaka PL PL PL PL

1189 45 Merauke Bupul PL PL PL PL

1190 46 Merauke Kimaam PL PL PL PL

1191 47 Merauke Kumbe PL PL PL PL

1192 48 Merauke Merauke PU PU PU PU *

1193 49 Merauke Muting PL PL PL PL

1194 50 Merauke Okaba PL PL PL PL

1195 51 Merauke Semanggi PL PL PL PL

1196 52 Merauke Senggo PL PL PL PL

1197 53 Mimika Amamapare PP PP PP PP *

1198 54 Mimika Hiripau PL PL PL PL

Page 76: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1199 55 Mimika Kokonao PL PL PL PL

1200 56 Mimika Pomako I & II PP PP PU PU *

1201 57 Mimika Uta PL PL PL PL

1202 58 Nabire Kuatisora PL PL PL PL

1203 59 Nabire Nabire/Teluk Kimi PP PP PP PU *

1204 60 Nabire Napan PL PL PL PL

1205 61 Nabire Nusa PL PL PL PL

1206 62 Nabire Wanggur PL PL PL PL

1207 63 Nabire Wapoga PP PP PP PP

1208 64 Sarmi Apauwer PL PL PL PL

1209 65 Sarmi Armopa PL PL PL PL

1210 66 Sarmi Bagusa PL PL PL PL

1211 67 Sarmi Kasonaweja PL PL PL PL

1212 68 Sarmi P. Liki PL PL PL PL

1213 69 Sarmi Sarmi PP PP PP PP *

1214 70 Sarmi Takar PL PL PL PL

1215 71 Sarmi Trimuris PL PL PL PL

1216 72 Sarmi Wakde PL PL PL PL

1217 73 Supiori Janggerbun PL PL PL PL

1218 74 Supiori Kameri PL PL PL PL

1219 75 Supiori Korido PP PP PP PP *

1220 76 Supiori Marsram PR PR PR PR

1221 77 Supiori Miosbipondi PL PL PL PL

1222 78 Supiori Numfor PL PL PL PL

1223 79 Waropen Barapasi PL PL PL PL

1224 80 Waropen Kaipuri PL PL PL PL

1225 81 Waropen Koweda PL PL PL PL

1226 82 Waropen P. Nauw PL PL PL PL

1227 83 Waropen Waren PL PL PP PP *

1228 84 Yapen Ambai PL PL PL PL

1229 85 Yapen Ampimoi PL PL PL PL

1230 86 Yapen Angkaisera PL PL PL PL

1231 87 Yapen Ansus PL PL PL PL

1232 88 Yapen Dawai PP PP PP PP

1233 89 Yapen Koweda PL PL PL PL

1234 90 Yapen Kurudu PL PL PL PL

1235 91 Yapen Owe PL PL PL PL

1236 92 Yapen Papuma PL PL PL PL

Page 77: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

70

Kabupaten/Kota Pelabuhan/Terminal

Hierarki

Pelabuhan/Terminal KET.

2011 2015 2020 2030

1237 93 Yapen Poom PL PL PL PL

1238 94 Yapen Samberbaba PL PL PL PL

1239 95 Yapen Serui PP PP PP PP *

1240 96 Yapen Wainapi PL PL PL PL

Keterangan :

*)Terdapat Kantor UPT Ditjen Hubla sesuai :

1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;

2) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam;

3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Utama;

4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;

**) termasuk 2 (dua) Pelabuhan Utama yang berfungsi sebagai Hub Internasional

(Bitung dan Kuala Tanjung)

REKAPITULASI JUMLAH PELABUHAN / TERMINAL 2011 2015 2020 2030

Pelabuhan Utama (PU) 33 39** 49** 51**

Pelabuhan Pengumpul (PP) 217 240 262 262

Pelabuhan Pengumpan Regional (PR) 249 235 225 223

Pelabuhan Pengumpan Lokal (PL) 741 726 704 704

Jumlah Pelabuhan 1240 1240 1240 1240

Page 78: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

71

NO PROVINSI

HIERARKI PELABUHAN

2011 2015 2020 2030

PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah

1 ACEH 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26 1 8 3 14 26

2 SUMATERA UTARA 1 9 13 12 35 2 8 13 12 35 2 8 14 11 35 2 9 13 11 35

3 SUMATERA BARAT 1 2 8 6 17 1 2 9 5 17 1 4 8 4 17 1 4 8 4 17

4 KEPULAUAN RIAU 3 15 42 72 132 3 27 31 71 132 5 28 28 71 132 5 28 28 71 132

5 RIAU 1 12 3 17 33 2 12 2 17 33 2 12 2 17 33 2 12 2 17 33

6 BENGKULU 0 1 2 1 4 1 0 2 1 4 1 1 2 0 4 1 1 2 0 4

7 JAMBI 0 4 4 6 14 0 4 4 6 14 1 3 4 6 14 1 3 4 6 14

8 SUMATERA

SELATAN 1 2 10 4 17 1 7 8 1 17 2 6 8 1 17 2 6 8 1 17

9 BANGKA BELITUNG 0 7 5 7 19 0 7 5 7 19 0 8 6 5 19 0 8 6 5 19

10 LAMPUNG 1 3 13 5 22 1 6 10 5 22 1 6 10 5 22 1 6 10 5 22

11 BANTEN 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9 1 3 2 3 9

12 JAWA BARAT 1 1 6 4 12 1 1 6 4 12 1 1 9 1 12 1 1 9 1 12

13 DKI JAKARTA 1 4 2 13 20 1 4 5 10 20 1 4 5 10 20 1 4 5 10 20

14 JAWA TENGAH 2 2 7 2 13 2 2 7 2 13 2 5 4 2 13 2 5 4 2 13

Page 79: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

72

NO PROVINSI

HIERARKI PELABUHAN

2011 2015 2020 2030

PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah

15 JAWA TIMUR 4 10 13 15 42 6 9 15 12 42 6 13 12 11 42 6 13 12 11 42

16 BALI 2 3 4 6 15 2 6 1 6 15 2 7 0 6 15 2 7 0 6 15

17 NUSA TENGGARA

BARAT 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19 0 5 6 8 19

18 NUSA TENGGARA

TIMUR 1 9 14 50 74 1 10 14 49 74 1 11 14 48 74 1 11 14 48 74

19 KALIMANTAN

BARAT 1 8 4 2 15 1 9 3 2 15 1 9 3 2 15 1 9 3 2 15

20 KALIMANTAN

TENGAH 1 6 9 3 19 1 7 8 3 19 1 7 8 3 19 1 7 8 3 19

21 KALIMANTAN

SELATAN 1 7 4 2 14 1 7 4 2 14 2 6 4 2 14 2 7 3 2 14

22 KALIMANTAN

TIMUR 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22 1 16 3 2 22

23 SULAWESI UTARA 1 6 11 48 66 1 6 11 48 66 1 6 16 43 66 2 5 16 43 66

24 GORONTALO 0 3 2 6 11 0 3 2 6 11 1 4 1 5 11 1 4 1 5 11

25 SULAWESI BARAT 0 2 2 15 19 1 1 4 13 19 1 3 2 13 19 1 3 2 13 19

26 SULAWESI TENGAH 1 12 8 72 93 1 12 8 72 93 1 16 4 72 93 1 16 4 72 93

27 SULAWESI

TENGGARA 0 7 7 27 41 0 7 7 27 41 0 8 7 26 41 0 8 7 26 41

Page 80: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

73

NO PROVINSI

HIERARKI PELABUHAN

2011 2015 2020 2030

PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah PU PP PR PL Jumlah

28 SULAWESI SELATAN 1 11 11 40 63 1 11 11 40 63 1 13 9 40 63 1 13 9 40 63

29 MALUKU UTARA 1 4 20 126 151 1 5 20 125 151 3 6 18 124 151 3 6 18 124 151

30 MALUKU 1 9 9 43 62 1 9 9 43 62 1 10 8 43 62 1 10 8 43 62

31 PAPUA BARAT 1 13 0 31 45 1 13 0 31 45 1 13 3 28 45 1 13 3 28 45

32 PAPUA 2 13 2 79 96 2 13 2 79 96 4 12 2 78 96 5 11 2 78 96

JUMLAH 33 217 249 741 1240 39 240 235 726 1240 49 262 225 704 1240 51 262 223 704 1240

Page 81: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

SUB LAMPIRAN B: ARUS PERDAGANGAN U

Sub LampiranB-1 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu

Sub LampiranB-2 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu

: ARUS PERDAGANGAN UTAMA PADA TAHUN 2009

Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu-Lintas Peti Kemas

Indonesia Tahun 2009

2 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas Peti Kemas Indonesia

Tahun 2009

74

TAMA PADA TAHUN 2009

Lintas Peti Kemas

Lintas Peti Kemas Indonesia

Page 82: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Sub LampiranB-3 Arus Perdagangan Internasional Utama untu

Sub Lampiran B-4Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu

3 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Lalu-Lintas Kargo Umum

(General Cargo) Indonesia Tahun 2009

Perdagangan Domestik Utama untuk Lalu-Lintas Kargo Umum (

Cargo) Indonesia Tahun 2009

Lintas Kargo Umum

Lintas Kargo Umum (General

Page 83: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Sub LampiranB -5 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Kering Indonesia

Sub LampiranB-6 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Kering Indonesia Tahun

5 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Kering Indonesia

Tahun 2009

6 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Kering Indonesia Tahun

2009

76

5 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Kering Indonesia

6 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Kering Indonesia Tahun

Page 84: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Sub LampiranB-7 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Cair Indonesi

Sub LampiranB-8 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun 2009

7 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Cair Indonesi

2009

8 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun 2009

7 Arus Perdagangan Internasional Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun

8 Arus Perdagangan Domestik Utama untuk Curah Cair Indonesia Tahun 2009

Page 85: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

SUB LAMPIRAN C: PELABUHAN STRATEGI

Sub LampiranC-1 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi

Sub Lampiran

: PELABUHAN STRATEGIS DALAM KORIDOR EKON

1 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Sumatera

Sub LampiranC-2 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Jawa

78

S DALAM KORIDOR EKONOMI

Sumatera

2 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Jawa

Page 86: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

79

Sub LampiranC-3 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Kalimantan

Sub LampiranC-4 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Sulawesi

Page 87: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

80

Sub LampiranC-5 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara

Sub LampiranC-6 Pelabuhan Strategis dalam Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku

Page 88: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

81

SUB LAMPIRAN D: PARAMETER PERENCANAAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN PELABUHAN BERDASARKAN

KORIDOR EKONOMI

Sub LampiranD-1 Koridor Ekonomi Sumatera

Sub LampiranD-2 Koridor Ekonomi Jawa

Sub LampiranD-3 Koridor Ekonomi Kalimantan

Sub LampiranD-4 Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara

Sub LampiranD-5 Koridor Ekonomi Sulawesi

Sub LampiranD-6 Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku

Page 89: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

82

Sub LampiranD-1 Koridor Ekonomi Sumatera

Page 90: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

83

Sub Lampiran D-2 Koridor Ekonomi Jawa

Page 91: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

84

Sub Lampiran D-3 Koridor Ekonomi Kalimantan

Page 92: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

85

Sub Lampiran D-4 Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara

Page 93: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

86

Sub Lampiran D-5 Koridor Ekonomi Sulawesi

Page 94: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

87

Total Total Total

24.93 40.94 58.99 juta ton/thn juta ton/thn juta ton/thn

0.20 0.57 1.06juta TEU/thn juta TEU/thn juta TEU/thn

Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan Ukuran Kapal Bongkar/Muat Utilisasi Intensitas Lahan

Peti Kemas 500TEU 18 TEU/jam/crane 80% 20kTEU/Ha Peti Kemas 2.000TEU 25 TEU/jam/crane 40% 30kTEU/Ha Peti Kemas 4.000TEU 38 TEU/jam/crane 50% 40kTEU/Ha

Tanker 30.000 DWT N/A 20% N/A Tanker 120.000 TEU 4.000 t/jam 20% 2 m3/m

2Tanker 120.000 DWT 4.000 t/jam 20% 2 m

3/m

2

Curah Kering Hanya terminal khusus Curah Kering Hanya terminal khusus Curah Kering Hanya terminal khusus

Peti Kemas

Curah Cair

Peti Kemas

Curah Cair

Lain-lain

Peti Kemas

Curah Cair

Lain-lain

Koridor Ekonomi Maluku-Papua2009 2020 2030

Kegiatan Bisnis Utama Pelabuhan

Kebutuhan Pergerakan Total Pelabuhan

Gambaran UmumWilayah Maluku dan Papua memiliki kepadatan penduduk yang rendah, dengan arus barang

yang juga relatif rendah, dilayani oleh pelayaran yang sederhana. Barang kebanyakan

berasal dan menuju Pelabuhan Makasar, Bitung dan Tanjung Perak. Arus peti kemas juga

sangat rendah. Pelabuhan Sorong berfungsi sebagai pelabuhan yang melayani pergerakan

komoditas yg berkaitan dengan energi (seperti Balikpapan)

Lalu lintas peti kemas sudah mulai tumbuh secara signifikan di Maluku (termasuk Maluku

Utara). Ambon dan Sorong semestinya telah terbangun pusat pendukung logistik untuk

konsolidasi dan distribusi barang dengan peti kemas. Didukung juga dengan perkembangan

pelayaran pengumpan ke Makasar, Surabaya/Jakarta atau bahkan ke luar negeri (Asia).

Sorong sebagai pelabuhan energi akan semakin berperan untuk pelabuhan ekspor dari

wilayah Indonesia Timur.

Lalu lintas peti kemas semakin berkembang di terminal-terminal utama seperti di Ambon dan

Sorong yang lebih jauh akan menarik lalu lintas internasional (Asia).

Target Produktivitas dan Ukuran Kapal

Investasi StrategisUntuk terminal peti kemas, pengembangan dilakukan di Sorong untuk dapat melayani kapal

pengumpan. Pengembangan juga dilakukan untuk terminal minyak bumi kecil

Terminal khusus peti kemas di Ambon yang mampu melayani kapal peti kemas pengumpan.

Dermaga sepanjang 400 m yang didukung dengan craine peti kemas dan RTG di Sorong.

Pengembangan pelabuhan hub untuk produk minyak bumi

Pengembangan terminal khusus bijih nikel

Pengembangan dermaga peti kemas sepanjang 2 km, 25 craine peti kemas dan RTG di dua

pelabuhan.

Pengembangan pelabuhan hub untuk produk minyak bumi

Pengembangan terminal khusus bijih nike

: Operator monopoli menjalankan dermaga Ambon, namun

disewakan kepada liner peti kemas untuk jangka waktu singkat

: Terminal distribusi kecil dijalankan secara monopoly oleh

Pertamina cenderung menggunakan drum dibanding secara curah

: Beberapa operator mulai menjalankan terminal di Ambon dan

Sorong

: Terminal utama yang dijalankan oleh operator umum dan

beberapa terminal khusus skala kecil

: Operator kapal tunda/pelayanan laut dapat beroperasi di lebih dari satu

pelabuhan dengan aturan yang diperketat

: Beberapa operator mulai menjalankan terminal di Ambon dan

Sorong

: Terminal utama yang dijalankan oleh operator umum dan

beberapa terminal khusus skala kecil

: Operator kapal tunda/pelayanan laut dapat beroperasi di lebih dari satu

pelabuhan dengan aturan yang diperketat

Sub Lampiran D- 6 Koridor Ekonomi Kepulauan Maluku - Papua

Page 95: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

88

SUB LAMPIRAN E: RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

Sub Lampiran E-1 Rencana Pengembangan Fisik Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011-2030

Page 96: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

89

Page 97: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

90

Page 98: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

91

Page 99: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

92

Page 100: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

93

Page 101: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

94

Page 102: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Sub Lampiran E-2 Rencana Investasi Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011

2 Rencana Investasi Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011

95

2 Rencana Investasi Pelabuhan berdasarkan Koridor Ekonomi dan Fasilitas Pelabuhan, Tahun 2011-2030 (dalam juta US$)

Page 103: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

96

Page 104: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

97

Page 105: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

98

Page 106: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

99

Page 107: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

100

Page 108: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

101

Page 109: KP 414 Tahun 2013 Ttg Rencana Induk Pelabuhan Nasional

102

Salinan sesuai dengan aslinya,Kepala Biro Hukum dan KSLN

UMAR ARIS, SH, MM. MH Pembina Tk. I (IV/b)

NIP. 19630220 1989031 1 001

MENTERI PERHUBUNGAN

E.E. MANGINDAANSalinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan KSLN

NIP. 19630220 1989031 1 001

MENTERI PERHUBUNGAN

Ttd

E.E. MANGINDAAN