30
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DUKUN BAYI DAN TENAGA KESEHATAN

KP 5.B.5.21

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bidan

Citation preview

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DUKUN BAYI DAN TENAGA KESEHATAN

PENDAHULUAN

• Dukun dianggap sebagai orang yang memiliki kekuasaan karismatis 1, yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus terdapat dalam dirinya. Wibawa tadi dimiliki tanpa dipelajari, tetapi ada dengan sendirinya dan merupakan anugerah dari Tuhan.

• Menurut Kusnada Adimihardja, dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan keterampilan ini adalah melalui magang dari pengalaman sendiri atau saat membantu melahirkan.

Menurut Suparlan, ciri-ciri dukun bayi:1) pada umumnya terdiri dari orang biasa2) pendidikan tidak melebihi pendidikan orang

biasa, umumnya buta huruf3) pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan

untuk tujuan mencari uang tetapi karena ‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk menolong sesama

4) mereka mempunyai pekerjaan lainnya yangtetap. Misalnya petani, atau buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan sambilan,

Menurut Suparlan, ciri-ciri dukun bayi:5) ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari masing-masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak sama setiap waktunya 6) Umumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam masyarakat.

Beberapa penelitianPeranan dukun bayi tidak hanya terbatas pada pertolongan persalinan saja tetapi juga meliputi berbagai segi lainnya, seperti mencucikan baju setelah ibu melahirkan, memandikan bayi selama tali pusar belum lepas, memijit ibu setelah melahirkan, memandikan ibu, mencuci rambut ibu setelah 40 hari melahirkan, melakukan upacara sedekah kepada alam supra-alamiah, dan dapat memberikan ketenangan pada pasiennya karena segala tindakannya dihubungkan dengan alam supra-alamiah yang menurut kepercayaan orang akan mempengaruhi kehidupan manusia . Dukun bayi kebanyakan merupakan orang yang cukup dikenal di desa, dianggap sebagai orang-orang tua yang dapat dipercayai dan sangat besar pengaruhnya pada keluarga yang mereka tolong.

Menurut Wikelman 4, tiga unsur pokok dalam metodeantropologi medis, ilmu kedokteran dan sistemkedukunan

1) unsur-unsur sosial, yaitu hubungan antara petugas kesehatan, dukun dan masyarakat

2) ide dan konsep mengenai kehidupan dan kematian, alam dan alam gaib yang dianut oleh dukun dan masyarakat serta kepercayaan tentang sebab-sebab penyakit dan kematian pada bayi dan ibu yang baru melahirkan

3) praktik pengobatan yang dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat.

Penyebab masalah :•Terlambat mendapat pertolongan akibat ketidaktahuan/ketidakmampuan yang disebabkan yang disebabkan factor kemiskinan dan social budaya (persalinan dukun 40%) yang menyebabkan terlambat mengambil keputusan.•Keterlambatan mendapat pertolongan karena hambatan geografis dan transportasi untuk akses pelayanan kesehatan ( 64% desa ada BDD, tetapi 100% ada dukun bersalin, dengan perbandingan jumlah BDD dan dukun bersalin 1: 4)•Keterlambatan mendapat pertolongan pertama

• Kendala utama adalah tingginya kepercayaan terhadap dukun bersalin, keberadaannya yang dekat, ketelatenan dan biaya yang murah ?

Usaha mengatasi:1) Usaha mengintrodusir sistem medik, yaitu:a) program pengenalan sistem perawatan kesehatan dengan dokter, bidan, mantri kesehatan, perawat atau tenaga paramedik lain yang masing-masing bersumber dari sistem medik modern atau tradisional,b) program pengenalan obat-obatan farmakologi,c) program pembangunan puskesmas dan klinik pelayanan kesehatand) program pengobatan masal dan keliling kampunge) program dokter/bidan masuk desa.

Usaha mengatasi:

2) Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan, yaitu program pengembangan potensi yang ada dalam dan bersumber dari pranata kesehatan masyarakat sendiri, adalah program melatih dukun bayi.

B. Tujuan Kemitraan• Mendayagunakan dukun bersalin

sebagai pendamping spiritual untuk elakukan komunikasi yang terarah sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, melahirkan dan nifas

• Membantu bidan dalam semua proses sesuai dengan kemampuannya untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

• Menurunkan AKI akibat kehamilan, dan melahirkan.

Pengertian kemitraan Dukun dan Bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.

• Adalah suatu proses kerjasama yang bersifat kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan antara dukun dengan BDD dalam membantu dalam melakukan pendampingan pada ibu mulai saat hamil, kelahiran hingga masa nifas, sesuai dengan fungsi dan kewenangannya, sehingga seorang ibu dapat melalui semua proses tersebut dengan baik, tenang, aman dan nyaman

II. LANGKAH-LANGKAH MENUJU KEMITRAAN

A. PRINSIP KEMITRAANB. LANDASAN KEMITRAAN (7 SALING)C. LANGKAH-LANGKAHMENUJU KEMITRAAN

A. PRINSIP KEMITRAAN• Kesetaraan : yang dimaksud adalah saling

menghargai kekuasaan dan keahlian mitranya, ini harus dimulai dari menerima mitra apa adanya setara dengan dirinya.

• Keterbukaan : harus ada kemauan bersama untuk menjelaskan perasaan dan keinginan masing-masing, serta membicarakan persoalan masing-masing, harus saling menghargai.

• Saling menguntungkan: Tidak ada pihak yang dirugikan/kehilangan, harus dicari hal apa yang dapat disinergikan yang menyebabkan keuntungan lebih besar untuk kedua mitra.

B. LANDASAN KEMITRAAN (7 SALING)• Saling memahami kedudukan tugas dan fungsi ; harus memahami

kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing, sehingga tidak merambah pekerjaan orang lain dan merugikan masing-masing

• Saling memahami kemampuan masing-masing ; bidan dan dukun harus memahami kemampuan masing-masing, sehingga baik bidan maupun dukun menyadari perannya dalam menangani proses persalinan.

• Saling menghubungi untuk menjaga hubungan yang harmonis agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat tanpa meninggalkan/melupakan tata krama dan adat istiadat.

• Saling mendekati ; tidak ada perasaan enggan/sungkan satu sama lain untuk mengungkapkan masalah atau isi hati.

• Saling bersedia membantu dan dibantu ; dibantu dan membantu harus dapat diterima oleh kedua pihak, karena setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan.

• Saling mendorong dan mendukung dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat, aman dan nyaman

• Saling menghargai ; prinsip bahwa semua manusia sangat senang dihargai dan dipuji, oleh karenanya bidan dan dukun harus saling menghargai dalam menangani proses persalinan sesuai dengan kewenangannya.

C. LANGKAH-LANGKAH MENUJU KEMITRAAN• Penjagaan ; ini diperlukan dalam melakukan kemitraan antara

bidan dan dukun disertai dengan tokoh masyarakat lain yang dianggap potensial untuk menyelesakan masalah kesehatan di wilayah kerja.

• Penyamaan persepsi ; dilakukan melalui pertemuan secara terbuka dan kekeluargaan untuk saling memahami tugas, fungsi dan peran masing-masing untuk mengatasi permasalahan kesehatan di wilayahnya.

• Pengaturan peran ; harus ditulis secara jelas dalam dokumen resmi

• Komunikasi intensif ; guna mengetahui perkembangan kemitraan secara berkesinambungan, dengan harapan bila terjadi suatu masalah dapat segera diselesaikan

• Melakukan kegiatan ; kegiatan harus dilaksanakan dengan baik berdasarkan 7 saling dan prinsip kemitraan

• Pemantauan dan penilaian ; untuk menyempurnakan kemitraan dan menjaga kelangsungan kemitraan, ini harus disepakati bersama tentang tata caranya.

Langkah –langkah kegiatan membentuk kemitraan :

• Pengenalan/identifikasi masalah yang meliputi:• Kondisi wilayah• Soaial budaya masyarakat setempat• Data dasar Bumil, bulin, bufas serta kelompok sasaran• Data dukun.

• Seleksi masalah, cari penyebab masalah, tentukan masalah prioritas dan cara pemecahan masalahnya berdasarkan potensi sumber daya dan SDM

• Melakukan identifikasi calon mitra terutama tentang pengetahuan, pengertian dan pelaksanaan dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

• Menumbuhkan kesepakatan dengan:• Pembagian peran yang jelas• Transparansi dalam pembiayaan dan keuntungan untuk

menumbuhkan kepercayaan• Menyusun rencana kerja secara bersama-sama tentang

kejelasan apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana.

III. PERAN DUKUN DALAM KEMITRAAN PARAJI DAN DUKUN

A. PERAN DUKUN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

• Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat• Membantu bidan dalam merencanakan kunjungan ke

posyandu/KPKIA• Mendampingi bidan dalam melaksanakan kunjungan• Memberikan masukan tentang kebutuhan masyarakat

akan kunjungan dan materi pelatihan/penyuluhan• Memberikan penyuluhan (kebersihan, makanan bergizi,

bahaya kehamilan pada usia muda dsb)• Identifikasi ibu hamil ; tanda-tanda kehamilan,

memotivasi ibu untuk segera memeriksakan kehamilannya pada bidan dsb.

• PERAN DUKUN DALAM PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN KEHAMILAN

• Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga dan masyarakat tentang imunisasi bagi ibu hamil sebanyak 2 kali serta factor resiko.

• Kehamilan dengan factor resiko harus segera dirujuk• Tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan• Ibu hamil dengan tanda bahaya harus segera dirujuk• Cara perawatan payudara pada 7 bulan keatas• Makanan ibu hamil• Tablet zat besi bagi ibu hamil

C. PERAN DUKUN DALAM PELAYANAN PERSALINAN1. Dalam persiapan persalinan

• Bersama bidan mengatur pertemua dengan ibu hamil, suami dan keluarganya pada trimester III untuk membahas tempat persalinan dan hal-hal yang perlu disiapkan

• Memberi informasi tentang persalinan, kapan harus mencari pertolongan, dan tanda bahay persalinan

• Membantu ibu dan keluarganya mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan

• Membantu ibu dan keluarganya mempersiapkan transportasi,dan calon donor bila terjadi kegawatdaruratan

• Segera menghubungi bidan bila bila terdapat tanda bahaya kehamilan/pesalinan

• Membantu bidan dalam merujuk• Menganjurkan dan mempersiapkan ibu hamil untuk

melahirkan di rumah sakit bila terdapat riwayat:

• Ada riwayat persalinan sulit• Ada riwayat operasi sesaria• Anemia berat• Penyakit kronis ; TBC, kencing manis, jantung,

Asma berat, dll• Perdarahan ante partum• Pre eklamsi pada kehamilan sekarang• Kelainan letak/posisi• Kehamilan kelima atau lebih• Primi sangat muda atau multiparitas dengan usia

di atas 40 thn• Kehamilan kurang bulan sudah in partu

2. Dalam pertolongan persalinan• Mengetahui tanda-tanda persalinan yakni

keluar lender bercampur darah, dan rasa mules makin sering

• Cara membersihkan alat-alat untuk menolong persalinan

• Cara mencuci tangan menjelang membantu bidan menolong persalinan

3. Dalam persalinan Aman• Memastikan tersedianya ruangan yang bersih

dan hangat• Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir• Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman

baginya• Membantu menganjurkan ibu untuk meneran

sesuai dengan perintah bidan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan waktu membantu bidan menolong persalinan adalah:

• JANGAN MENDORONG-DORONG PUNCAK RAHIM• JANGAN MENARIK ARI-ARI• JANGAN PERIKSA DALAM

4. Dalam pengeluaran plasenta dengan penegangan Tali pusat

• Bantu ibu untuk bersandar atau berbaring untuk pengeluaran plasenta

• Mengurus plasenta sesuai dengan tradisi ibu

5. Dalam Perawatan bayi baru lahir dengan tujuan menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernapasan spontan serta mencegah hipotermi

• Tanda bayi sehat• Segera bisa menetek• Menangis pada saat lahir• Kulit kemerah-merahan• Gerakan aktif

6. Dalam 2 jam pertama setelah lahir• Membersihkan badan ibu• Menetekkan bayi pada ibunya• Memandikan dan merawat ibu sesuai

dengan peraturan agama/adapt istiadat• Memberikan 1 kapsul vitamin A

7. Dalam masa nifas• Mengenali BBLR bila tidak tersedia timbangan bayi

yakni bayi lebih kecil disbanding bayi normal, otot lembek atau keriput dan lingkar lengan atas kurang dari 9,5 cm

• Anjurkan ibu untuk memeriksakan diri minimal 3 kali selama masa nifas

• Kunjungi ibu bila tidak dating memeriksakan dirinya• Berikan penyuluhan dan anjurkan untuk ber KB dan

mengimunisasi anaknya• Laksanakan komunikasi dengan :

• Menanyakan apakah ada masalah pada ibu/ayinya• Penyuluhan tentang kebersihan diri• Perhatikan kondisi umum ibu dan bayi• Bicarakan pemberian ASI ekslusif• Jika ada keadaan yang tidak normal, segera rujuk ibu/ bayinya

ke Puskesmas/RS

IV. Penutup• Diharapkan kemitraan bidan dan dukun

akan menghasilkan efek yang menguntungkan kedua belah pihak sehingga dapat memuaskan ibu yang memperoleh pelayanan

• Diharapka akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan yang berkualitas akan meningkat dan dengan demikian status kesehatan ibu akan meningkat pula.

THANK YOU….