60
LAPORAN KERJA PRAKTEK Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Beberapa Daerah Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang Sebagai Sumber Air MinumPusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan Jl. Diponegoro No.57 Bandung 40122, Jawa Barat Indonesia Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah Kerja Praktek Disusun Oleh: Akhmad Nur Halimmy 3211111029 Erica Wulan 3211111030 Taufik Novanda 3211111 016 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 2011

Kp Geologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jgjgg

Citation preview

Page 1: Kp Geologi

LAPORAN KERJA PRAKTEK

“Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Beberapa Daerah

Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang Sebagai Sumber Air Minum”

Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan

Jl. Diponegoro No.57 Bandung 40122, Jawa Barat Indonesia

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah

Kerja Praktek

Disusun Oleh:

Akhmad Nur Halimmy 3211111029

Erica Wulan 3211111030

Taufik Novanda 3211111 016

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2011

Page 2: Kp Geologi

PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

“Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Beberapa Daerah

Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang Sebagai Sumber Air Minum”

Laboratorium Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan

Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122, Jawa Barat Indonesia

Disusun Oleh:

Akhmad Nur Halimmy 3211111029

Erica Wulan 3211111030

Taufik Novanda 3211111016

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Yenny Ferbriani Yun, SSi, MSi Dra. Bethy C. Matahelumual,M.App.Sc

NID. 4121.264.69 NIP. 19590926 198503 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kimia

Sukrido, Drs., M.Si

NID. 4121.047.56

Page 3: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | i

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas segala Rahmat, Ridho dan

Karunia-Nya, Alhamdulillah penulis dapat melaksanakan

Kerja Praktek (KP) dan menyelesaikannya.

Laporan ini disusun berdasarkan dari hasil

pengamatan, pembelajaran dan pelaksanaan teknis kerja

lapangan di Sumber Daya Air Tanah dan Geologi

Lingkung selama satu bulan satu minggu terhitung sejak

periode 20 Januari 2014 sampai dengan 01 maret 2014.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini

adalah untuk memenuhi persyaratan pembelajaran akhir

semester ganjil di Jurusan Kimia F MIPA Unjani Cimahi

dan sebagai bukti bahwa penulis telah selesai

melaksanakan Kerja Praktek (KP).

Penulis menyadari bahwa sebagai peserta Kerja

Praktek (KP) masih jauh dari harapan dunia industri baik

dalam hal keterampilan maupun dalam hal sikap dan

perilaku maka universitas menitipkan penulis dengan

segala kekurangan untuk menerima orientasi dan

bimbingan dari dunia industri guna mendapatkan

ketarampilan, maka setelah menerima orientasi dan

bimbingan dari lingkungan dunia industri semua

kekurangan dapat penulis perbaiki.

Dalam pengerjaan Kerja Praktek (KP) dan

penulisan laporan ini, penulis banyak mendapatkan

arahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Hernandi Sujono, S.Si.,M.Si Dekan

Fakultas Matematika dan Ilmu Alam

Universitas Jenderal Achmad Yani.

2. Bapak Sukrido, Drs.,M.Si. ketua jurusan

kimia F MIPA Unjani.

Page 4: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | ii

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3. Ibu Yenny Febriani Yun S.Si.,M.Si Sebagai

Pembimbing 1 yang telah memberikam

bimbingan, nasehat, arahan, dan petunjuk

dalam pelaksaan tugas kerja praktek dan

penulisan laporan ini.

4. Ibu Dra. Bethy C. Matahelumual,M.App.Sc

Sebagai Pembimbing 2 yang telah

memberikam bimbingan, nasehat, arahan,

dan petunjuk dalam pelaksaan tugas kerja

praktek dan penulisan laporan ini.

5. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman pada. Oleh karena itu penulis menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami

harapkan demi kesempurnaan laporan penulis

selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat membawa manfaat

dan menambah pengetahuan bagi penulis dan khalayak,

khususnya dalam bidang kimia.

Cimahi, 10 November 2014

Penulis,

Page 5: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | iii

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Hal

Kata Pengantar............................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................... 1

1.2 Tujuan...................................................... 1

1.3 Manfaat.................................................... 2

1.4 Batasan Masalah...................................... 2

BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran Instansi.................................... 3

2.1.1 Sejarah Perusahaan.................................. 3

2.1.2 Visi dan Misi............................................ 5

2.1.3 Struktur Organisasi.................................. 7

2.1.4 Pelayanan Laboratorium.......................... 8

2.1.5 Tata Tertib Laboratorium......................... 9

2.2 Paparan Kegiatan..................................... 9

2.3 Jadwal kegiatan........................................ 11

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Air............................................................. 12

3.2 Sifat Air.................................................... 13

3.3 Sumber Air............................................... 14

3.3.1 Air Tanah.................................................. 15

3.4 Siklus Hidrologi....................................... 15

3.5 Kualitas Air.............................................. 17

3.5.1 Pencemaran Air........................................ 18

3.6 Analisis Air.............................................. 19

3.6.1 Sampling................................................... 20

3.6.2 Pengawetan Sampel.................................. 20

3.7 Analisi Fisika............................................ 21

3.7.1 Warna....................................................... 21

3.7.2 DHL.......................................................... 22

3.8 Analisis Kimia.......................................... 24

3.8.1 pH............................................................. 24

3.8.2 Kesadahan................................................. 25

3.8.3 Fe3+

........................................................... 25

Page 6: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | iv

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3.8.4 Logam Alkali............................................ 26

3.8.5 HCO3-....................................................... 29

3.8.6 NO3-.......................................................... 29

3.8.7 NO2-.......................................................... 31

3.8.8 NH4+.......................................................... 32

3.8.9 Cl-............................................................. 33

3.8.10 SO42-

.......................................................... 34

BAB 4 METODELOGI

4.1 Metode Analisis........................................ 36

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil.......................................................... 38

5.2 Pembahasan.............................................. 39

5.2.1 Parameter Fisika....................................... 39

5.2.1.1 Warna....................................................... 39

5.2.1.2 DHL.......................................................... 40

5.2.2 Parameter Kimia...................................... 40

5.2.2.1 pH............................................................. 40

5.2.2.2 Kesadahan................................................ 41

5.2.2.3 Fe3+

........................................................... 41

5.2.2.4 Logam Alkali............................................ 42

5.2.2.5 HCO3-....................................................... 42

5.2.2.6 NO3-.......................................................... 43

5.2.2.7 NO2-.......................................................... 44

5.2.2.8 NH4+......................................................... 44

5.2.2.9 Cl-............................................................. 45

5.2.2.10 SO42-

......................................................... 45

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan............................................... 47

6.2 Saran......................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA......................................................... 49

LAMPIRAN........................................................................... 53

Page 7: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 1

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja Praktek (KP) merupakan suatu kegiatan

Kerja Praktek yang dilaksanakan mahasiswa di suatu

instansi dalam rangka menerapkan ilmu dan teori yang

diperoleh di perkuliahan agar mahasiswa memperoleh

gambaran yang komprehensif praktek kerja dari

bidang ilmu yang dipelajari.. Pelaksanaan kegiatan ini

disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku

di Jurusan Kimia UNJANI, yang diharapkan dapat

mengenal lebih jauh mengenai dunia industri/instansi.

1.2 Tujuan

Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek yaitu :

a) Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan yang telah diperoleh.

b) Memahami suasana dan kondisi objektif lapangan

kerja.

c) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program kerja praktek studi Jurusan Kimia

Page 8: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 2

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari Kerja Praktek adalah

sebagai berikut :

a) Dapat mengenal suatu kegiatan industri/instansi

secara langsung sehingga setelah selesai dari

Universitas Jendral Ahmad Yani (UNJANI) yang

bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan

dunia kerja.

b) Dapat menambah keterampilan dan wawasan

dalam dunia usaha yang professional dan handal.

c) Untuk mengasa keterampilan yang telah diberikan

diperkuliahan dan juga sesuai dengan Visi dan

Misi Jurusan Kimia UNJANI.

d) Dapat menghasilkan tenaga kerja yang

berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki

tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja

yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang perlu diketahui

pada Kerja Praktek di Laboratorium air, Pusat Sumber

Daya Geologi sebagai berikut :

Pengujian kualitas air dari sumber air sumur di

Kabupaten Soreang

Page 9: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 3

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran Instansi

Gambar 2.1 Foto Gedung Geologi Pusat Sumber

Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi

Lingkungan merupakan suatu badan atau unit kerja

yang berada di bawah Badan Geologi, Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Sumber Daya

Air Tanah dan Geologi Lingkungan pertama kali

didirikan pada tahun 1978, dengan nama institusi pada

saat itu adalah Direktorat Geologi Tata Lingkungan

dan Kawasan Pertambangan. Perubahan nama menjadi

Page 10: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 4

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi

Lingkungan pada tahun 2011. Seiring dengan

perubahan nama, tugas institusi ini juga mengalani

perubahan sehingga menitiberatkan pada bidang

penelitian dan pelayanan (Anonim,2014) .

Struktur organisasi Pusat Sumber Daya Air

Tanah dan Geologi Lingkungan terdiri dari empat

bidang, yaitu :

Bidang Air Tanah

Bidang Geologi Lingkungan

Bidang Geologi Teknik

Kelompok Jabatan Fungsional

Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi

Lingkungan telah banyak melaksanakan beberapa

proyek kerjasama teknik dalam bidang Geologi

Lingkungan, Geologi Teknik dan Air Tanah, baik

dengan lembaga atau Intansi dalam negeri, seperti :

Kantor Menteri Lngkungan Hidup, Bappendal,

Bappedalda, Departemen Pekerjaan Umum, Bappeda,

Dinas Sosial, dan lain-lain (Anonim,2014) .

Page 11: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 5

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2.1.2 Visi dan Misi Pusat Sumber Daya

Ar Tanah dan Geologi Lingkungan

2.1.2.1 Visi

Menjadi institusi rujukan dalam bidang

penelitian, penyelidikan dan pemberian rekomendasi,

pengelolaan dan pelayanan Geologi Air Tanah,

Geologi Lingkungan dan Geologi

Teknik(Anonim,2014) .

2.1.2.2 Misi

Mewujudkan informasi Geologi Air Tanah,

Geologi Lingkungan dan Geologi Teknik

(Anonim,2014) .

yang handal serta rujukan untuk rekomendasi

penyusunan kebijakan dan pengaturan,

pedoman dan prosedur penelitian

implementasi pengelolaan tata ruang dan

lingkungan.

Mencapai rekomendasi Geologi Air Tanah,

Geologi Lingkungan dan Geologi Teknik,

yang telah dipergunakan dalam setiap

penyusunan tata ruang, pengelolaan

lingkungan dan air tanah, rekonstruksi

rehabilitasi lingkungan pasca bencana.

Page 12: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 6

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Mencapai pelayanan informasi bidang

Geologi Air Tanah, Geologi Lingkungan dan

Geologi Teknik, yang efektif, memuaskan

pelanggan dan menjangkau masyarakat luas.

Menjadikan sumber daya dan organisasi

sebagai rujukan terpercaya dan mitra terdepan

dalam bidang penelitian dan layanan

informasi Geologi Air Tanah, Geologi

Lingkungan dan Geologi Teknik.

Page 13: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | 7

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2.1.3 Stuktur Organisasi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi

Lingkungan

Kepala Pusat Sumber Daya Air

Tanah dan Geologi Lingkungan

Ir. Rudy Suhendar., M.Sc

19600531 198903 1 001

Kepala bagian Tata Usaha

Ir. Agys Sayekti

19610207199103 1 001

Sub Bagian Umum & Keegawaian

Sri Yuliani Hartati, S.A.P

19600712 198703 2 001

Sub Bagian Keuangan & RT

Wawan Bayu Suryawan, BE

19590620 1981 03 1003

Kepala Balai Konservasi Air Tanah

Dr.Ir M. Wachyudi Memed

19670505 199303 1 002

Sub Bagian Tata Usaha

Rumaten Darwis.,S.E

19770926 200604 1 001

Seksi Pemantauan dan

Penanggulangan

Intining S.T

19830203 200801 2 001

Seksi Pengembangan dan Teknologi

Konservasi

Wahyu Budi Kusuma

19711109 2005 1 002

Kepala Bidang Geologi Teknik

Dr.Ir.Muhammad Wafid M.Sc

19651123 199403 1 002

Sub Inventarisasi Geologi Teknik

Sarwondo.,S.Si.,M.T

19751215 200212 1 002

Sub Bidang Evaluasi Geologi

Teknik

Ginda Hasibuan S.T

1979020 200604 1 001

Kepala Bidang Geologi

Lingkungan

Ir. Andiani.,M.T

19650803 199103 2001

Sub Bidang Geologi Lingkungan

Regional

Dita Arif Yuwana S.T,M.T,M.A

19791125 200604 1 002

Sub Bidang Geologi Lingkungan

Perkotaan

Tantan Hidayat.,S.T.,M.T

19790120 200604 1 001

Kepala Bidang Air Tanah

Wahyudin.,S.T.,M.T

19690109 199702 1001

Sub Bidang Pedayagunaan Air

Tanah

M.Lutfhi S.T.,M.T

19770301 200502 1002

Sub Bidang Inventarisasi

Konservasi Air Tanah

Ir.Hadi Setyanto.,M.Si

19600630 199103 1 001

Penjabat

Fungsional

Page 14: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 8

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2.1.4 Pelayanan Laboratorium

Laboratorium Air

Menyediakan fasilitas pengujian mutu air

secara fisika, kimia, dan biologi yang di perutukan

untuk :

- Air Minum (Standar Kepmen

No.907/MENKES/SK/VII?2002).

- Air Bersih (Standar Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001).

- Air Limbah Industri (Standar Kapmen KEP-

51/MENLH/10?1995).

Fasilitas peralatan untuk melaksanakan

kegiatan penelitian, PLG memiliki fasilitas pendukung

berupa peralatan laboratorium dan peralatan teknis

yang terdiri dari :

- Atomic Absorption Spectrophotometer

- UV-VIS Spectrophotometer

- Spectroquant-Nova

- BOD Meter

- Ion Chomatrograph

- Nano Color Filter Photometer

- Absorbable Organic Halogen (AOX)

- Flame Photometer

Page 15: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 9

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2.1.5. TATA TERTIB LABORATORIUM

Kenakan jas dan sepatu laboratorium selama

bekerja.

Gunakan lemari asam dan kenakan sarung

tangan bila bekerja menggunakan bahan-

bahan kimia yang berkonsentrasi pecan dan

beracun.

Kenakan kacamata pengaman bila bekerja

dengan menggunakan heating block atau

pengukuran COD.

Jangan merokok, makan dan minum di dalam

laboratorium.

Bersihkan meja kerja dan tangan sebelum dan

setelah selesai bekerja.

Bersihkan meja kerja dan tangan

menggunakan desinfektan ketika sebelun dan

sesudah menganalisa air secara biologi.

2.2 Paparan Kegiatan

Kegiatan Kerja Praktek dibagi atas beberapa

tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Mencari lokasi untuk pengambilan contoh air

sumur yang akan di uji

Page 16: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 10

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2. Tahap Pelaksanaan Kerja Praktek

Menganalisis 12 contoh air dari daerah

Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang

(minggu ke 2-4). Analisi contoh air tersebut

terdiri dari

Fisika yaitu :

1. Kekeruhan

2. Warna

3. Bau

4. Rasa

5. DHL

6. TDS

kemudian dilanjutkan dengan analisi secara

Kimia meliputi :

1. pH

2. Kesadahan

3. Pengujian Logam Kation dan Logam

Anion

Kemudian dilakukan perhitungan

hasil/analisis yang selanjutnya dibandingkan dengan

batas maksimal air minum berdasarkan Kepmenkes RI

No. 907/MENKES/SK/VII/2002

3. Tahap Pelaporan.

Setelah melakukan Kerja Praktek mahasiswa

diwajibkan membuat laporan sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada pihak jurusan

(minggu ke 5)

Page 17: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 11

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2.3 Jadwal Kegiatan

Mingu

ke 1

Mingu

ke 2 Mingu

ke 3 Mingu

ke 4 Mingu

ke 5 Preparasi

Analisis

Laporan

Page 18: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 12

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Air

Air merupakan zat kimia yang penting bagi semua

bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di

bumi. Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia

H2O, satu molekul air tersusun dari dua atom hydrogen

yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.

Pada kondisi standar, air bersifat tidak berwarna, tidak

berasa dan tidak berbau yaitu pada tekanan 100 kPa (1

bar) dan temperature 273,15 K (0°C). Zat kimia ini

merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki

kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia

lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa

jenis gas dan banyak macam molekul organik

(Kusmayadi, 2008) .

Air menutupi hampir 71% permukaan

bumi. Air sebagian besar terdapat di laut sebagai air

asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-

puncak gunung), akan tetapi dapat hadir

sebagai awan, hujan, sungai, mata air, danau, uap air,

dan gunung es. Air dalam obyek-obyek tersebut

Page 19: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 13

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:

melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas

permukaan tanah (runoff, meliputi mata

air, sungai, muara) menuju laut (Philip Ball, 2005)

3.2 Sifat Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang

tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain.

Karakteristik air tersebut adalah sebagai berikut:

Pada kisaran suhu yang sesuai bagi

kehidupan

yakni 0°C (32°F)-100°C air berwujud cair.

( Pecl, 1990).

Perubahan suhu air berlangsung lambat

sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang baik (Effendi, 2003)

Air memerlukan panas yang tinggi dalam

proses penguapan. Penguapan adalah proses

perubahan air menjadi uap air (Effendi,

2003)

Air merupakan pelarut yang baik. Air

mampu melarutkan berbagai jenis senyawa

kimia. (Tebbut, 1992).

Page 20: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 14

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Air memiliki tegangan permukaan yang

tinggi.

Air merupakan satu–satunya senyawa yang

meregang ketika membeku (Effendi, 2003)

3.3 Sumber Air

Air yang kita perlukan untuk memenuhi

segala kebutuhan, dapat diambil dari setiap titik

hidrologis. Untuk pengambilan serta untuk

memperbaiki kualitasnya sehingga sesuai untuk

maksud penggunaannya, sangat bergantung pada

teknologi yang kita miliki dan biaya yang tersedia.

Sumber-sumber air yang terdapat di alam,

yaitu:

Atmosfir

Hujan

Lautan

Air Pemukaan dan

Air tanah

Unsur-unsur yang terkandung dalam air, jenis

serta kadarnya adalah tergantung pada sumber air

mana yang digunakan.

Page 21: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 15

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3.3.1 Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di

bawah permukaan air tanah. Air tanah merupakan

sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air

minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi

persoalan utama. Air tanah adalah air yang keluar

dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang

berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh

oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan

keadaan air dalam (Sudiarsa, 2004).

Air tanah dipengaruhi oleh keadaan tanah

yang dilewatinya. Pada umumnya tidak didapat dalam

keadaan murni, tetapi mengandung garam-garam yang

terlarut dari zat–zat anorganik sehingga reaksinya

netral. Garam yang terlarut sebagian besar adalah

garam karbonat, sulfat, klorida dari Ca, Mg serta Na,

Fe, Mn, Al dan garam–garam silikat .

3.4 Siklus Hidrologi

Secara umum siklus hidrologi di mulai dari

lautan dan dapat diterangkan sebagai berikut; air

menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini

terjadi pada air permukaan, air yang berada di dalam

Page 22: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 16

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air yang ada

didalam tumbuhan (transpirasi), hewan dan manusia

(transpirasi respirasi). Uap air ini memasuki atmosfir.

Didalam atmosfir uap ini akan menjadi awan, dan

dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan

berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh

kembali kepermukaan bumi sebagai hujan. Air hujan

ini ada yang mengalir langsung masuk kedalam

permukaan(runoff), ada yang meresap kedalam

tanah(perkolasi) dan menjadi air tanah, baik yang

dangkal maupun yang dalam dan ada juga yang

diserap oleh tumbuhan. Air tanah akan timbul

kepermukaan sebagai mata air dan menjadi air

permukaan. Air permukaan bersama-sama dengan air

tanah dangkal dan air yang berada dalam tubuh akan

menguap kembali menjadi awan, maka siklus

hidrologis akan kembali berulang (Mulia, 2005).

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari

merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat

berjalan secara terus-menerus. Air berevaporasi,

kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk

hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),

hujan gerimis atau kabut. Dengan penyinaran

matahari, maka semua air yang ada di permukaan

Page 23: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 17

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

bumi menguap membentuk uap air dengan adanya

perubahan suhu, uap air di udara akan mengembun dan

jatuh ke bumi sebagai air hujan. Air hujan ini sebagian

akan meresap ke tanah dan kembali lagi ke laut dan

seterusnya mengikuti siklus hidrologi (Sutrisno, 2004)

.Gambar 3.1 Siklus Hidrologi

3.5 Kualitas Air

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan

makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di

dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa

parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan,

padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,

Page 24: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 18

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya),

dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri,

dan sebagainya) (Effendi, 2003).

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan

dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran

kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu,

O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas,

Kecerahan, Alkalinitas ), sedangkan yang kedua

adalah pengukuran kualitas air dengan parameter

biologi (Plankton dan Benthos) (Sihotang, 2006).

3.5.1 Pencemaran Air

Pencemaran adalah suatu perubahan dari

suatu kondisi yang baik berubah kepada keadaan yang

lebih buruk. Pencemaran terjadi sebagai akibat dari

masuknya bahan–bahan pencemar diantaranya

buangan sampah rumah tangga yang langsung dibuang

tidak pada tempatnya, limbah pabrik dan lain–lain.

Bahan pencemaran tersebut pada umumnya

mempunyai sifat racun, yang berbahaya bagi

organisme hidup bila telah melebihi ambang batasnya,

sehingga air tidak dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Page 25: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 19

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Jenis-jenis pencemaran yang biasanya ada dalam air

antara lain (Fardiaz S, 1992) :

Limbah penyebab penurunan kadar oksigen

terlarut.

Senyawa organik, sumber limbah organik di

perairan adalah limbah domestik ( rumah

tangga dan perkotaan).

Minyak mineral dan Hidrokarbon.

Pestisida.

Surfaktan.

Senyawa anorganik.

Sedimen.

Radioaktif.

Panas.

Limbah penyebab penyakit.

3.6 Analisis Air

Tahapan Penentuan Kualitas Air

Pengambilan Sampel (Sampling)

Pengawetan Sampel

Analisis (Fisika, Kimia, Mikrobiologi)

Page 26: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 20

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Tahap pengambilan sampel dan pengawetan

sampel sangat menentukan hasil analisis yang

diperoleh.

3.6.1 Pengambilan sampel air (Sampling)

Volume contoh air yang akan dianalisis ± 1-2

L, dan mewakili keadaan contoh air tersebut dengan

metoda yang benar.

Mengumpulkan Sejumlah Volume air secara

teliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih

mewakili (Representatif).

3.6.2 Pengawetan Contoh Air

Pengawetan contoh air untuk parameter

tertentu diperlukan bila pemeriksaan tidak dapat

langsung dilakukan segera setelah pengambilan contoh

tersebut. Jenis bahan pengawet yang digunakan dan

lama penyimpanan berbeda – beda tergantung jenis

parameter yang akan diperiksa.

Beberapa cara pengawetan diantaranya :

Pengasaman, yaitu penambahan HNO3 pekat

atau HCl pekat kedalam contoh tersebut

sampai mencapai pH < 2.

Page 27: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 21

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Penambahan basa, biasanya NaOH kedalam

contoh sampai mencapai pH antara 10 – 11.

Penambahan bioksida kedalam contoh.

3.7 Analisis Fisika

3.7.1 Warna

Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan

pewarnaan dalam air, warna perairan dikelompokan

menjadi 2 bagian, yaitu :

Warna Tampak ( Apparent Colour )

Warna tampak adalah warna yang tidak

hanya disebabkan oleh zat-zat terlarut di

dalam air, tapi juga disebabkan oleh zat

tersuspensi dalam air.

Warna Sesungguhnya ( True Colour )

Warna sesungguhnya adalah warna yang

hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia

terlarut. Yang dimaksud warna sesungguhnya

adalah warna nyata yaitu warna setelah

kekeruhan contoh dihilangkan. Maka pada

penentuan warna sesungguhnya, bahan-

bahan tersuspensi yang menyebabkan

kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu.

Page 28: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 22

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3.7.2. Daya Hantar Listrik (DHL)

Daya hantar listrik disebut juga sebagai

electrical conduktivity atau specifik conductance.

Daya hantar listrik adalah bilangan yang menyatakan

kemampuan larutan cair untuk menghantarkan arus

listrik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion,

total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion

dan suhu saat pengukuran. Makin tinggi konduktivitas

dalam air, air akan terasa payau sampai asin (Mahida,

1984), jadi EC = 1/R sehingga satuannya 1/ohm cm =

mho/cm. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi

zat yang terion dalam air. Adanya CO2 dari udara yang

terabsorbsi oleh air dapat menyebabkan bertambahnya

harga daya hantar listrik.

Oleh karena itu, semakin banyak garam–

garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi

pula nilai DHL. Reaktifitas, bilangan valensi, dan

konsentrasi ion–ion terlarut sangat berpengaruh

terhadap nilai DHL. Asam, basa, dan garam

merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik,

sedangkan bahan organik, misalnya sukrosa dan

benzena yang tidak dapat mengalami disosiasi,

merupakan penghantar listrik yang tidak baik

Page 29: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 23

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

(Eaton,Andrew. et.al Eds. 2005;Mackereth et al.,

1989) . Jadi, DHL ini dipengaruhi oleh adanya :

Konsentrasi zat yang terionisasi dalam air

Jenis ion

Valensi ion

CO2 terlarut

Temperatur/suhu

Daya hantar listrik dinyatakan dengan satuan

mhos/cm atau Siemens/cm. Kedua satuan

tersebut setara (Mackereth et al., 1989) . Air suling

(aquadest) memiliki nilai DHL sekitar 1 mhos/cm,

sedangkan perairan alami sekitar 20 - 1500 mhos/cm

(Boyd, 1988) . Perairan laut memiliki nilai DHL yang

sangat tinggi karena banyak mengandung garam

terlarut. Limbah industri memiliki nilai DHL mencapai

10.000 mhos/cm. DHL dapat ditetapkan secara

konduktometri dengan menggunakan alat

konduktometer (Eaton, Andrew. et.al Eds. 2005) .

Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai

padatan terlarut total (TDS). Nilai TDS dapat

diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan

bilangan 0.55-0.75. Nilai TDS biasanya lebih kecil

daripada nilai DHL

Page 30: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 24

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

ZPT = Faktor (0,65) x DHL

3.8 Analisis Kimia

3.8.1 Derajat keasaman (pH)

pH adalah merupakan istilah yang digunakan

untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa

sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Skala pH diukur

dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai

pH 7. Apabila pH air dibawah 7 berarti air bersifat

asam, sedangkan bila diatas 7 bersifat basa (rasanya

pahit) (Kusnaedi, 2004).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai pH dalam air, yaitu :

Banyaknya mineral/zat terlarut

CO2 terlarut

Membentuk sistem buffer :

CO2 + H2O ⇋ HCO3-

H2CO3 ⇋ H+ +

HCO3-

Aktivitas bakteri

Turbulensi air

Limbah buangan manusia

pH air dapat berubah dengan cepat terutama

bila berhubungan dengan penyimpanan (waktu),

Page 31: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 25

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

perubahan temperatur dan kegiatan biologi. Oleh

karena itu pH air harus diukur secepatnya. Penentuan

pH dilakukan secara Potensiometri (Kusnaedi, 2004).

3.8.2 Kesadahan

Kesadahan adalah merupakan sifat air yang

disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi

dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan

berhubungan dengan garam-garam yang terlarut

didalam air terutama garam Calsium (Ca) dan

Magnesium (Mg) (Kusnaedi, 2004).

3.8.3 Besi Total

Besi (Fe) adalah logam berwarna putih

keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam

susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII,

dengan berat atom 55,85g.mol-1

, nomor atom 26, berat

jenis 7.86g.cm-3

dan umumnya mempunyai valensi 2

dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang

dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam

keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi,

campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian

kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi

baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam

Page 32: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 26

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan

logam, terutama karbon) (Eaton et.al, 2005; Rumapea,

2009, dan Parulian, 2009).

Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam

pembentukan hemoglobin. Konsentrasi besi dalam air

minum dibatasi maksimum 0.3 mg/l (sesuai

Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002),

banyaknya Fe dalam tubuh dikendalikan pada fase

absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat mengeksresikan

Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi

darah, warna kulitnya akan menjadi hitam karena

akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh,

tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.

Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding

usus ini (Soemirat, 2002).

3.8.4 Logam Alkali (Na+, K

+)

3.8.4.1 Natrium

Natrium tidak terdapat bebas di alam tetapi

merupakan logam yang sangat reaktif, ditemukan

sebagai:

Natrium Klorida (NaCl) di lautan, danau dan

batuan.

Page 33: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 27

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Natrium nitrat (NaNO3) atau sendawa chili

digunakan sebagai pengawet daging.Natrium

Sulfat atau garam Glauber (Na2SO4.10H2O)

Natrium karbonat (Na2CO3) dalam tanah

Natrium tetraborat/Boraks (Na2B4O7)

Natrium adalah logam putih, lunak dengan

kilap seperti perak. Jika dipanaskan dengan merkuri

membentuk amalgam dengan omposisi jenis NaHg,

NaHg4 dan lain-lain. Larut dalam alkohol membentuk

C2H5ONa (McNeely et al., 1979) .

Garam natrium (Na) di alam terdapat sebagai

senyawa NaCl di dalam air laut dan di dalam beberapa

lapisan tanah. Air alam umumnya mengandung ion

klorida cukup tinggi (McNeely et al., 1979) .

Hampir semua perairan alami mengandung

natrium, dengan kadar bervariasi antara 1mg/L hingga

ribuan mg/L. Kadar natrium pada perairan laut dapat

mencapai 10.500 mg/L atau lebih. Kadar natrium pada

perairan tawar alami kurang dari 50 mg/L, dan pada

air tanah dalam dapat lebih dari 50 mg/L. Namun

kadar natrium yang dianjurkan dalam air minum tidak

boleh melebihi 200 mg/L (McNeely et al., 1979) .

Page 34: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 28

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3.8.4.2 Kalium

Kalium adalah logam lunak berwarna putih

keperakan sedikit bercahaya dibandingkan natrium.

Jika didihkan pada suhu 760oC menguap dan

memancarkan warna hijau. Sifat kimia kalium mirip

dengan natrium tetapi reaksinya lebih hebat/dahsyat.

Di perairan, kalium terdapat dalam bentuk ion

atau berikatan dengan ion lain membentuk garam yang

mudah larut, dan sedikit sekali membentuk presipitasi.

Garam kalium (K) banyak terdapat di dalam struktur

tubuh tumbuh-tumbuhan, karena garam kalium

diperlukan tumbuh-tumbuhan untuk proses nutrisi

(McNeely et al., 1979) .

Kadar kalium pada perairan tawar alami

biasanya kurang dari 10 mg/L. Pada sumur dalam,

kadar kalium dapat mencapai 100 mg/L. Kadar kalium

pada air laut mencapai 380 mg/L, sedangkan pada

brine mencapai 25.000 mg/L(McNeely et al., 1979) .

Kadar kalium yang terlalu tinggi sehingga

melebihi 2000 mg/L berbahaya bagi sistem

pencernaan dan syaraf manusia (McNeely et al.,

1979) .

Page 35: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 29

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

3.8.5 Bikarbonat (HCO3-)

Bikarbonat merupakan anion utama pada

perairan tawar dan berperan sebagai sistem penyangga

(buffer) dan penyedia karbon untuk keperluan

fotosintesis (Effendi, 2003) .

Garam-garam bikarbonat (HCO3-) pada

umumnya lebih mudah larut daripada garam

karbonatnya kecuali NaHCO3 dan KHCO3. Garam-

garam HCO3 biasanya berasal dari garam karbonat

yang terlarut oleh air dengan pH rendah atau air yang

mengandung CO2 (Boyd, 1988).

Pada dasarnya bikarbonat bersifat alkalis

karena bereaksi dengan ion H+. Selain itu. Bikarbonat

juga dapat berperan sebagai asam dengan melepaskan

ion H+, seperti reaksi di bawah ini:

HCO3- + H

+ H2O + CO2

HCO3- H

+ + CO3

-

3.8.6 Nitrat (NO3-)

Nitrat jarang sekali dijumpai dalam air. Jika

sumur dibangun pada daerah bekas pertanian

kemungkinan air sumur tersebut mengandung nitrat

yang berasal dari pupuk yang mengandung nitrogen.

Page 36: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 30

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Nitrat NO3- adalah bentuk senyawa nitrogen

yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat

merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa

protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi

nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi

pertumbuhan ganggang yang tak terbatas (bila

beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat

dipenuhi), sehingga air kekurangan oksigen terlarut

yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal

dari buangan industri bahan peledak, piroteknik,

pupuk, cat dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah

biasanya agak rendah Nitrat jarang sekali dijumpai

dalam air. Jika sumur dibangun pada daerah bekas

pertanian kemungkinan air sumur tersebut

mengandung nitrat yang berasal dari pupuk yang

mengandung nitrogen (Sutrisno, 2006) .

Nitrat hanya beracun bagi bayi yang masih

menyusui, karena nitrat dalam tubuh bayi direduksi

oleh bakteri asam susu menjadi nitrit. Kemudian nitrit

yang terbentuk larut dalam butir-butir darah merah

(Hb), sehingga pengikatan O2 oleh Hb berkurang.

Karena itu transportasi O2 keseluruh tubuh akan

terganggu / berkurang.

Reaksi transportasi dalam tubuh :

Page 37: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 31

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Seharusnya : Hb + O2 OxyHb

Menjadi : Hb + NO2 methHb

Dan hal ini menyebabkan kekurangan O2

dalam darah yang disebut penyakit cyanose, apabila

mengenai bayi dapat mengakibatkan kulit bayi

menjadi biru. Tanda-tandanya adalah muka pucat,

bibir / badannya berwarna biru. Oleh karena itu WHO

menetapkan batas tertinggi atas nitrat adalah 50 mg/L.

3.8.7 Nitrit (NO2-)

Nitrtit dan nitrat merupakan bentuk nitrogen

yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi masing-

masing +3 dan +5. nitrit NO2- biasanya tidak bertahan

lama dan merupakan keadaan sementara proses

oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi

pada instalasi pengolahan air buangan, dalam air

sungai dan sistem drainase, dan sebagainya. Nitrit

yang ditemui pada air minum dapat berasal inhibitor

korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air

dari sitem distribusi PAM. Nitrit sendiri

membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi

dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah

tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di

samping ini, NO2- juga menimbulkan nitrosamin

Page 38: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 32

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

(RR’M-NO) pada air buangan yang tertentu;

nitrostamin tersebut dapat menyebabkan kanker (Ruse

M., 1999)

Di perairan alami, nitrit biasanya ditemukan

dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari

pada nitrat, karena tidak bersifat stabil dengan

keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk

peralihan antara amonia dan nitrat, dan antara nitrat

dan gas hidrogen (Novotny dan Olem, 1994) .

Nitrit membahayakan kesehatan karena dapat

bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga

oksigen yang terikat dalam darah menjadi berkurang.

Dengan kata lain, efek dari nitrit hampir sama dengan

efek nitrat jika terkandung didalam air dalam kadar

yang relatif banyak. Selain itu, nitrit juga dapat

menimbulkan nitrosamin yang menyebabkan kanker

(Effendi, 2003) .

3.8.8 Ammonium (NH4+)

Adanya ammonium dalam air dapat

digunakan sebagai indikator pencemaran air. amonium

dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air.

Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia.

Amonia banyak digunakan dalam proses produksi

Page 39: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 33

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

urea, industri bahan kimia, serta industri bubur kertas

dan kertas. Sumber amonia di perairan adalah

pemecah nitrogen organik (protein dan urea) dan

nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan

air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic

(Effendi, 2003) .

Adanya ammonium dalam air berarti air

tersebut telah ditumbuhi oleh bakteri patogen, yaitu

bakteri yang dapat merusak atau membahayakan

kesehatan apabila digunakan untuk air minum.

Ammonium ini mengganggu terhadap desinfeksi

karena akan diperlukan desinfektan (kaporit) yang

lebih banyak. Jika kandungan NH4+

cukup tinggi maka

dapat dipastikan bahwa dalam air banyak polutan dan

banyak bakteri atau mikroorganisme sehingga air akan

berbau (Sawyer dan McCarty, 1978) .

3.8.9 Klorida (Cl-)

Khlorida adalah senyawa halogen chlor (Cl).

Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya.

Misalnya NaCl sangat tidak beracun, tetapi karbonil

khlorida sangat beracun. Di Indonesia, khlor

digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air

minum. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan

Page 40: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 34

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

rasa asin, korosi pada pipa sitem penyediaan air panas.

Sebagai desinfektan, residu khlor didalam penyediaan

air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat

pada senyawa organik dan membentuk halogen-

hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal

sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Oleh karena

itu, diberbagai negara maju sekarang ini, khlorinasi

sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan

(Soemirat, 2009).

Klorida banyak terdapat dalam air,

bermacam–macam sesuai dengan mineralnya. Klorida

dapat ditemukan di dalam air alam, air laut dan

sebagainya. Kadar klorida pada perairan alami berkisar

antara 2-20 mg/L. Air yang berasal dari daerah

pertambangan mengandung klorida sekitar 1.700

mg/L. Kadar klorida 250 mg/L dapat mengakibatkan

air menjadi asin . Air laut mengandung klorida sekitar

19.300 mg/L dan brine mengandung klorida sekitar

20.000 mg/L (Krist dan Rump, 1992) .

3.8.10 Sulfat (SO42-

)

Sulfat merupakan bentuk anorganik sulfur.

Sulfat adalah sejenis anion poliatom dengan rumus

SO42-

yang memiliki massa molekul 96,06 satuan

Page 41: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 35

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

massa atom. Ion sulfat terdiri dari atom pusat sulfur

yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam

susunan tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua

dan merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulfat

(bisulfat), HSO4-, yang merupakan basa konjugat dari

asam sulfat, H2SO4 (Aprianti, 2008).

Sulfat secara luas terdistribusi di alam dan

dalam air alam, terutama dalam air limbah industri.

Salah satunya adalah air buangan limbah industri

kertas dan pertambangan yang memiliki kadar sulfat

yang tinggi karena oksidasi dari pirit. Konsentrasi

sulfat di dalam air alam umumnya terdapat dalam

jumlah yang sangat besar (Aprianti, 2008).

Kadar sulfat dalam air dapat ditetapkan

dengan 3 cara, yaitu gravimetri, turbidimetri, dan

titrimetri. Penetapan sulfat tergantung pada besarnya

konsentrasi sulfat secara ketelitian yang diperlukan

(Aprianti, 2008).

Page 42: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 36

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB IV

METODELOGI

4.1 Metode Analisis

Metode analisis fisika-kimia air mengacu

pada Standar Metode dan SNI, seperti tercantum

dalam table dibawah ini :

No Parameter Metode Instrumen

1 Fisik

a. Warna Spektrofotometri Spektrofotometer UV-Vis

b. DHL Konduktometri Konduktometer

2 Kimia

a. pH Potensiometri pH Meter

b. Kesadahan Titrasi secara Kompleksometri

Buret

c. Fe3+

Kolorimetri -

d. Na+ Kromatografi Ion

Chromatography System

e. K+ Kromatografi Ion

Chromatography System

f. HCO3- Titrasi secara

Asidimetri Buret

g. NO3- Spektrofotometri Spektrofotometer

UV-Vis

h. NO2- Spektrofotometri Spektrofotometer

UV-Vis

Page 43: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 37

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

i. NH4+ Spektrofotometri Spektrofotometer

UV-Vis

j. Cl- Titrasi secara

argentometri Buret

k. SO42-

Spektrofotometri Spektrofotometer UV-Vis

Page 44: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | 38

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

No Parameter Satuan Kadar

Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3 Contoh 4 Contoh 5 Contoh 6 Contoh 7 Contoh 8 Contoh 9 Contoh

10

Contoh

11

Contoh

12

1 Warna TCU 57 57.67 33 72.67 578.67 32 46.33 64 41.33 112 31.33 25.67

2 DHL µS/cm 437 262.67 466 504 401.67 402 645.67 632.67 287 514.33 284.33 725.33

3 pH 6.22 7.07 6.71 6.65 6.96 6.28 6.45 6.80 7.42 6.62 5.48 7.22

4 Kesadahan mg/L

CaCO3

8.09 5.33 8.42 8.42 7.15 6.71 12.63 11.28 5.41 6.71 3.88 16.54

5 Fe3+ mg/L 2.50 0.876 0.12 0.0567 1.22 0.09 0.03 0.86 0.07 0.857 0.043 0.513

6 Na+ mg/L 37.33 18.09 38.67 53.54 51.338 41.21 47.94 51.024 21.62 46.41 27.28 56.36

7 K+ mg/L 16.30 5.65 10.27 3.07 7.28 8.27 14.98 28.13 19.31 14.699 12.67 12.88

8 HCO3- mg/L 88.115 133.89 151.05 185.38 228.872 64.08 173.94 318.475 120.16 195.68 34.33 384.51

9 NO3- mg/L 43.3 10.23 15.9 54.2 1.9 81.23 119.2 14.67 31.03 10.87 80.37 13.03

10 NO2- mg/L 0.077 0.09 0.063 0.157 0.083 0.13 0.1 0.09 0.08 0.24 0.06 0.04

11 NH4+ mg/L 2.8 4.267 1.1 0.867 4.867 2.367 1.233 5.267 0.567 1.567 0.767 1.1

12 Cl- mg/L 76.29 19.07 44.37 43.12 34.83 36.48 56.80 47.68 26.12 49.88 13.68 65.92

13 SO42- mg/L 66.93 14.73 65.07 72.8 4.43 63.03 71.97 32.67 28.37 53.47 62.87 17.17

Page 45: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 39

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Dari 12 sampel yang di analisis ada beberapa sampel

air yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh

pemerintah melalui Kepmenkes

No.907/MENKES/SK/VII/2002, diantaranya yaitu

kadar warna tinggi untuk seluruh sampel. Kadar pH

rendah untuk sampel 1,6,7 dan 11. Kadar Fe3+

tinggi

untuk sampel 1,2,5,8,10,12. Kadar HCO3- rendah

untuk sampel 11. Kadar NO3- tinggi untuk sampel

4,6,7 dan 11. Kadar NH4+ tinggi untuk sampel

1,2,5,6,8 dan 10

5.2. Pembahasan

5.2.1. Analisis Parameter Fisika

5.2.1.1. Analisi Warna

Nilai warna ke-12 contoh air yang dianalisis

melebihi nilai ambang batas yaitu antara 32 TCU- 112

TCU. Menurut KEPMENKES No.907 Tahun 2002

nilai warna tidak boleh melebihi 15 TCU. Adapun

pengaruh warna terhadap kesehatan dan lingkungan,

diantaranya:

Merusak nilai estetika

Jika disebabkan oleh bahan berbahaya dapat

mengganggu kesehatan.

perbaikan mutu air dilakukan dengan cara

penggunaan arang aktif

Page 46: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 40

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

5.2.1.2. Analisis Daya Hantar Listrik (DHL)

Nilai DHL ke-12 contoh air yang dianalisis

yaitu antara 262.67 µS/cm - 645.67 µS/cm.

Berdasarkan KEPMENKES No.907 Tahun

2002, nilai ambang batas untuk DHL tidak ada, namun

DHL yang terlampau tinggi dapat mempengaruhi nilai

padatan terlarutnya. Pada perairan murni, nilai DHL

untuk air tidak boleh melebihi 1500 µS/cm (Boyd,

1979)

5.2.2. Analisi Parameter Kimia

5.2.2.1. Analisis Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH ke-12 contoh air yang dianalisis ada

diantara nilai 5.48 – 7.42. Berdasarkan KEPMENKES

No.907 Tahun 2002, nilai ambang batas untuk pH

pada air adalah 6.5-8.5 .

Beberapa contoh air memiliki nilai pH yang

nilainya lebih rendah daripada standar Kepmenkes

yaitu contoh air no 1 dengan pH 6.22, contoh air no 6

dengan pH 6.28, contoh air no 7 dengan pH 6.45 dan

contoh air no. 11 dengan pH5.84. Adapun perbaikan

mutu terhadap ke-4 contoh air tersebut yaitu dengan

cara penambahan kapur tohor (CaO) untuk pH kurang

dari 6.5 supaya pH air mengalami peningkatan.

Page 47: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 41

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

5.2.2.2. Analisis Kadar Kesadahan

Hasil analisis kesadahan pada 12 contoh air

menghasillkan nilai kesadahan antara 3.88 mg/L

CaCO3 – 16.54 mg/L CaCO3. Berdasarkan

KEPMENKES No. 907 Tahun 2002 nilai ambang

batas untuk kesadahan total adalah 500 mg/L CaCO3.

Maka hasil analisis kesadahan dari ke-12 contoh

air tersebut masih berada dibawah nilai standar

maksimal Kepmenkes.

5.2.2.3 Analisis Kadar Besi (Fe3+

)

Hasil analisis kadar Fe3+

pada 12 contoh air

menghasilkan nilai antara 0.03 - 2.50 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai

ambang batas untuk kadar besi total di perairan tidak

boleh melebihi 0.3 mg/L. Beberapa nilai kadar besi

pada 12 contoh air telah melewati ambang batas

Kepmenkes yaitu pada contoh air 1 dengan 2.50 mg/L,

contoh air 2 dengan 0.876 mg/L, contoh air 5 dengan

1.22 mg/L, contoh air 8 dengan 0.86 mg/L, contoh air

10 dengan 0.857 mg/L dan contoh air 12 dengan 0.513

mg/L, maka perlu perbaikan mutu air dengan cara

aerasi, resin penukar ion, dan penambahan tawas .

Page 48: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 42

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

5.2.2.4. Analisis Kadar Logam Alkali (Na+dan K

+ )

Hasil analisis kadar Natrium dalam 12 contoh

air menghasilkan nilai antara 18.09 – 56.63 mg/L.

Untuk analisis Kalium 12 contoh air yang dianalisis

menghasilkan nilai antara 3.07 – 28.13 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002..

nilai ambang batas untuk kadar natrium di perairan

tidak boleh melebihi 200 mg/L. Untuk kalium Kepmen

memang tidak mengatur standar maksimal kalium

tetapi menurut McNeely kadar kalium yang melebihi

2000 mg/L berbahaya bagi ssistem pencernaan dan

syaraf manusia (McNeely et al., 1979) . Sehingga

untuk nilai kadar Natrium dan Kalium pada 12 contoh

air masih berada dibawah batas maksimal.

5.2.2.5. Analisis Kadar Bikarbonat (HCO3-)

Hasil analisis kadar Bikarbonat dalam 12 contoh

air menghasilkan nilai antara 34.33 – 318.475 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002 nilai

ambang batas untuk HCO3- tidak ada, akan tetapi pada

perairan murni tidak dianjurkan kadar bikarbonat

dalam air melebihi 50 mg/L (Boyd, 1979) .

Hanya 1 contoh air saja yaitu pada contoh air 11

yang kadar Bikarbonatnya di bawah standar yaitu

Page 49: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 43

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

34.33 mg/L. Selebihnya memiliki kadar Bikarbonat

lebih tinggi dari standar. Contoh air yang memiliki

kadar Bikarbonat tinggi adalah contoh air 1 dengan

88.115 mg/L, contoh air 2 dengan 133.89 mg/L,

contoh air 3 dengan 151.05 mg/L, contoh air 4 dengan

185.38 mg/L, contoh air 5 dengan 228.872 mg/L,

contoh air 6 dengan 64.08 mg/L, contoh air 7 dengan

173.94 mg/L, contoh air 8 dengan 318.475 mg/L,

contoh air 9 dengan 120.16 mg/L, contoh air 10

dengan 195.68 mg/L, contoh air 12 dengan 384.51

mg/L

Adapun cara perbaikan mutu terhadap contoh air

yang memilki kadar HCO3- yang relatif besar, bisa

dilakukan dengan cara melewatkan air ke dalam resin

penukar anion,

5.2.2.6. Analisis Kadar Nitrat (NO3-)

Hasil analisis kadar Nitrat pada 12 contoh air

menghasilkan nilai antara 1.9 – 81.23 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai

ambang batas untuk kadar nitrat di perairan tidak boleh

melebihi 50 mg/L. Menurut standar dari Kepmen

diatas dari 12 contoh air yang dianalisis ada 4 contoh

air yang melebihi standar yang ditetapkan yaitu contoh

Page 50: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 44

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

air 4 dengan 54.2 mg/l, contoh air 6 dengan 81.23

mg/L, contoh air 7 dengan 119.2 mg/l dan contoh air

11 dengan 80.37 mg/L

Adapun cara perbaikan mutu terhadap contoh

air yang memilki kadar NO3- yang relatif besar, bisa

dilakukan dengan cara melewatkan air ke dalam resin

penukar anion.

5.2.2.7. Analisis Kadar Nitrit (NO2-)

Dari hasil analisis kadar Nitrit pada 12 contoh

air menghasikan nilai antara 0.04-0.24 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai

ambang batas untuk kadar nitrit di perairan tidak boleh

melebihi 3.00 mg/L. Menurut standar Kepmen tersebut

maka nilai kadar Nitrit pada 12 contoh air masih di

bawah berada dibawah batas maksimal.

5.2.2.8. Analisis Kadar Amonium (NH4+)

Hasil analisis Amonium dari 12 contoh air

menghasilkan nilai antara 0.567 – 5.267 mg/L.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai

ambang batas untuk kadar amonium di perairan tidak

boleh melebihi 1.5 mg/L. Dari data ke-12 contoh air

yang telah dianalisis ada 6 contoh air yang melebihi

standar yang ditetapkan yaitu contoh air 1 dengan 2.8

Page 51: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 45

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

mg/L, contoh air 2 dengan 4.267 mg/L, contoh air 5

dengan 4.867 mg/L, contoh air 6 dengan 2.367 mg/L,

contoh air 8 dengan 5.267 mg/L, contoh air 10 dengan

1.567 mg/L.

Sedangkan kadar Amonium tinggi dapat di

turunkan dengan cara aerasi, penambahan kaporit, atau

menggunakan resin penukar ion.

5.2.2.9 Analisis kadar Klorida (Cl-)

Dari hasil analisis kadar klorida pada 12

contoh air menghasilkan nilai antara 13.68 – 76.29

mg/L. Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun

2002, nilai ambang batas untuk kadar klorida di

perairan tidak boleh melebihi 250 mg/L. Dari data ke-

12 contoh air yang telah di analisis seluruh contoh air

memiliki kadar Klorida di bawah standar

KEPMENKES.

5.2.2.10. Analisis Kadar Sulfat (SO42-

)

Dari hasil analisis kadar sulfat pada 12 contoh

air menghasilkan nilai antara 4.43 – 71.93 mg/l.

Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai

ambang batas untuk kadar sulfat di perairan tidak

boleh melebihi 250 mg/L. Dari data ke-12 contoh air

Page 52: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 46

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

yang telah di analisis seluruh contoh air memiliki

kadar sulfat di bawah standar KEPMENKES.

Page 53: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 47

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis 12 contoh air yang

di lakukan selama pelaksanaan Kerja Praktek di

Laboratorium Analisis Kimia Air Pusat Sumber Daya

Air Tanah dan Geologi Lingkungan, maka contoh air

yang di ambil dari daerah Kecamatan Katapang

Kabupaten Soreang hanya pada contoh air 3 yang

mutu airnya sudah sesuai standar baik KEPMENKES

atau pun standar hasil penelitian. Sebagian besar

contoh air memerlukan perbaikan mutu dengan cara

antara lain menggunakan resin penukar ion atau aerasi

6.2 Saran

Waktu pelaksanaan kerja praktek diharapkan

tidak terlalu singkat demi berkembangnya

pengetahuan dan keterampilan mahasiswa

dalam suasana dan kondisi kerja di lapangan.

Fasilitas yang ada untuk analisis sudah cukup

memadai, diharapkan fasilitas yang ada lebih

ditingkatkan lagi.

Page 54: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 48

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Demikian kesimpulan dan saran – saran yang

dapat kami sampaikan semoga dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak yang ada di laboratorium

Analisis Air Pusat Sumbey Daya Air Tanah dan

Geologi Lingkungan dan Universitas Jendral Ahmad

Yani .

Page 55: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 49

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014.Profil Badan Geologi

(www.pag.bgl.esdm.go.id/? =content/badan-

geologi). Diakses tanggal 24 Agustus,2014.

Aprianti, M. 2008. Analisis Kandungan Boron, Seng,

Mangan dan Sulfat dalam Air Sungai Mesjid

sebagai Air Baku PDAM Dumai. FMIPA-

UR, Pekanbaru.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish

Pond.Forth Printing. Agricultural Experiment

Station, Auburn University Alabama, USA

Eaton, Andrew. et.al Eds. 2005. Standard Methods for

Examination of Water and Wastewater. 21st

Edition. Marryland – USA : American Public

Health Association.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi

Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan

Perairan. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta:

PT. Kanisius.

Sudiarsa, I Wayan. 2004. Air Untuk Masa Depan.

Jakarta : PT. Rieneka Cipta

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA Nomor 907/MENKES/SK/VII/

Page 56: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 50

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas air minum .

Kusmayadi, A. 2008. Mengolah Air Bersih. Bogor:

Regina.

Kusnaedi, 2004, “Mengolah Air Gambut dan Air

Kotor Untuk Air Minum”,Penerbit Swadaya,

Jakarta.

Krist, H. And Rump, H.H. 1992. LaboratoryManual

for the Examination of Water, Waste Water,

and Soil. Second Edition. VCH

Verslagsgesellschaft mbH, Weinheim,

Germany. 190 p.

Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan

Limbah Industri. Cetakan I. Jakarta: C.V

Rajawali.

McNeely, R.N., et al. 1979. Water Quality Source

Book, A guide to Water Quality Parameter.

Mulia. R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :

Penerbit Graha Ilmu.

Mackereth, F.J.H., Heron, J. and Talling, J.F. 1989.

Water Analysis. Freshwater Biological

Association, Cumbria, UK

Novotny, V. and Olem, H. 1994. Water Quality,

Prevention, Identification and Management of

Diffuse Pollution. New York: Van Nostrans

Reinhold .

Page 57: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 51

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Parulian, Alwin. 2009. Monitoring dan Analisis Kadar

Aluminium (Al) dan Besi (Fe) Pada

Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi

Sunggal. Medan : Pascasarjana – Universitas

Sumatera Utara (USU)

Pecl, K. 1990. The Illustrated Guide to Fishes of Lakes

and Rivers. London: Treasure Press.

Philip Ball.2005. Water and life: Seeking the solution,

Nature 436, 1084-1085

Rumapea, Nurmida. 2009. Penggunaan Kitosan dan

Polyaluminium Chlorida (PAC) Untuk

Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan

Seng (Zn) Dalam Air Gambut. Medan :

Pascasarjana – USU

Ruse M. 1999. Nitrates and Nitrites. IPCS, Newcastle.

United Kingdom.

Sawyer,C.N. and Mc Carty,P.L., 1978. Chemistry for

environmental Engineering. 3rd ed. Mc Graw

Hill Kogakusha Ltd : 405 – 486 pp.

Sihotang,C. Asmika dan Efawani. 2006. Penuntun

Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan UNRI

Soemirat, Slamet, 2002. Kesehatan Lingkungan. UGM

Press, Yogyakarta.

Sutrisno, C.T. 2006. Teknologi Penyediaan Air bersih.

Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta

Page 58: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 52

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

Tebbutt, T.H.Y. 1992. Principles of Water Quality

Control. Fourth edition. Pergamon Press,

Oxford.

.

Page 59: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 53

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

LAMPIRAN

Tabel Parameter Standar

No Jenis Parameter Satuan Kadar

Maksimum

1 Berhubungan Langsung dengan

kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1. E.Coli /100mL

Sampel

0

2. Total Bakteri Koliform /100mL

Sampel

0

b. Bahan Kimia an-organik

1. Arsen mg/L 0.01

2. Fluorida mg/L 1.5

3. Total Kromium mg/L 0.05

4. Kadnium mg/L 0.003

5. Nitrit mg/L 3

6. Nitrat mg/L 50

7. Sianida mg/L 0.07

8. Selenium mg/L 0.01

2 Tidak Langsung Berhubungan

dengan Kesehatan

a. Fisik

1. Bau Tidak Berbau

2. Warna TCU 15

3. Total Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 500

4. Kekeruhan NTU 5

5. Rasa Tidak Berasa

6. Suhu °C Suhu udara ± 3

b. Kimiawi

1. Aluminium mg/L 0.2

Page 60: Kp Geologi

U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d

Y a n i | 54

Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah

dan Geologi Lingkungan

2. Besi mg/L 0.3

3. Kesadahan mg/L 500

4. Klorida mg/L 250

5. Mangan mg/L 0.4

6. pH 6.5-8.5

7. Seng mg/L 3

8. Sulfat mg/L 250

9. Tembaga mg/L 2

10. Amonium mg/L 1.5

11. Natrium mg/L 200