Upload
kippoppik
View
51
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jgjgg
Citation preview
LAPORAN KERJA PRAKTEK
“Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Beberapa Daerah
Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang Sebagai Sumber Air Minum”
Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
Jl. Diponegoro No.57 Bandung 40122, Jawa Barat Indonesia
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah
Kerja Praktek
Disusun Oleh:
Akhmad Nur Halimmy 3211111029
Erica Wulan 3211111030
Taufik Novanda 3211111 016
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2011
PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
“Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Beberapa Daerah
Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang Sebagai Sumber Air Minum”
Laboratorium Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122, Jawa Barat Indonesia
Disusun Oleh:
Akhmad Nur Halimmy 3211111029
Erica Wulan 3211111030
Taufik Novanda 3211111016
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Yenny Ferbriani Yun, SSi, MSi Dra. Bethy C. Matahelumual,M.App.Sc
NID. 4121.264.69 NIP. 19590926 198503 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kimia
Sukrido, Drs., M.Si
NID. 4121.047.56
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | i
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas segala Rahmat, Ridho dan
Karunia-Nya, Alhamdulillah penulis dapat melaksanakan
Kerja Praktek (KP) dan menyelesaikannya.
Laporan ini disusun berdasarkan dari hasil
pengamatan, pembelajaran dan pelaksanaan teknis kerja
lapangan di Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkung selama satu bulan satu minggu terhitung sejak
periode 20 Januari 2014 sampai dengan 01 maret 2014.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini
adalah untuk memenuhi persyaratan pembelajaran akhir
semester ganjil di Jurusan Kimia F MIPA Unjani Cimahi
dan sebagai bukti bahwa penulis telah selesai
melaksanakan Kerja Praktek (KP).
Penulis menyadari bahwa sebagai peserta Kerja
Praktek (KP) masih jauh dari harapan dunia industri baik
dalam hal keterampilan maupun dalam hal sikap dan
perilaku maka universitas menitipkan penulis dengan
segala kekurangan untuk menerima orientasi dan
bimbingan dari dunia industri guna mendapatkan
ketarampilan, maka setelah menerima orientasi dan
bimbingan dari lingkungan dunia industri semua
kekurangan dapat penulis perbaiki.
Dalam pengerjaan Kerja Praktek (KP) dan
penulisan laporan ini, penulis banyak mendapatkan
arahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Hernandi Sujono, S.Si.,M.Si Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Alam
Universitas Jenderal Achmad Yani.
2. Bapak Sukrido, Drs.,M.Si. ketua jurusan
kimia F MIPA Unjani.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | ii
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3. Ibu Yenny Febriani Yun S.Si.,M.Si Sebagai
Pembimbing 1 yang telah memberikam
bimbingan, nasehat, arahan, dan petunjuk
dalam pelaksaan tugas kerja praktek dan
penulisan laporan ini.
4. Ibu Dra. Bethy C. Matahelumual,M.App.Sc
Sebagai Pembimbing 2 yang telah
memberikam bimbingan, nasehat, arahan,
dan petunjuk dalam pelaksaan tugas kerja
praktek dan penulisan laporan ini.
5. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman pada. Oleh karena itu penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan penulis
selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat membawa manfaat
dan menambah pengetahuan bagi penulis dan khalayak,
khususnya dalam bidang kimia.
Cimahi, 10 November 2014
Penulis,
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | iii
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Hal
Kata Pengantar............................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................... 1
1.2 Tujuan...................................................... 1
1.3 Manfaat.................................................... 2
1.4 Batasan Masalah...................................... 2
BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Gambaran Instansi.................................... 3
2.1.1 Sejarah Perusahaan.................................. 3
2.1.2 Visi dan Misi............................................ 5
2.1.3 Struktur Organisasi.................................. 7
2.1.4 Pelayanan Laboratorium.......................... 8
2.1.5 Tata Tertib Laboratorium......................... 9
2.2 Paparan Kegiatan..................................... 9
2.3 Jadwal kegiatan........................................ 11
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air............................................................. 12
3.2 Sifat Air.................................................... 13
3.3 Sumber Air............................................... 14
3.3.1 Air Tanah.................................................. 15
3.4 Siklus Hidrologi....................................... 15
3.5 Kualitas Air.............................................. 17
3.5.1 Pencemaran Air........................................ 18
3.6 Analisis Air.............................................. 19
3.6.1 Sampling................................................... 20
3.6.2 Pengawetan Sampel.................................. 20
3.7 Analisi Fisika............................................ 21
3.7.1 Warna....................................................... 21
3.7.2 DHL.......................................................... 22
3.8 Analisis Kimia.......................................... 24
3.8.1 pH............................................................. 24
3.8.2 Kesadahan................................................. 25
3.8.3 Fe3+
........................................................... 25
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | iv
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3.8.4 Logam Alkali............................................ 26
3.8.5 HCO3-....................................................... 29
3.8.6 NO3-.......................................................... 29
3.8.7 NO2-.......................................................... 31
3.8.8 NH4+.......................................................... 32
3.8.9 Cl-............................................................. 33
3.8.10 SO42-
.......................................................... 34
BAB 4 METODELOGI
4.1 Metode Analisis........................................ 36
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil.......................................................... 38
5.2 Pembahasan.............................................. 39
5.2.1 Parameter Fisika....................................... 39
5.2.1.1 Warna....................................................... 39
5.2.1.2 DHL.......................................................... 40
5.2.2 Parameter Kimia...................................... 40
5.2.2.1 pH............................................................. 40
5.2.2.2 Kesadahan................................................ 41
5.2.2.3 Fe3+
........................................................... 41
5.2.2.4 Logam Alkali............................................ 42
5.2.2.5 HCO3-....................................................... 42
5.2.2.6 NO3-.......................................................... 43
5.2.2.7 NO2-.......................................................... 44
5.2.2.8 NH4+......................................................... 44
5.2.2.9 Cl-............................................................. 45
5.2.2.10 SO42-
......................................................... 45
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan............................................... 47
6.2 Saran......................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA......................................................... 49
LAMPIRAN........................................................................... 53
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 1
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja Praktek (KP) merupakan suatu kegiatan
Kerja Praktek yang dilaksanakan mahasiswa di suatu
instansi dalam rangka menerapkan ilmu dan teori yang
diperoleh di perkuliahan agar mahasiswa memperoleh
gambaran yang komprehensif praktek kerja dari
bidang ilmu yang dipelajari.. Pelaksanaan kegiatan ini
disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku
di Jurusan Kimia UNJANI, yang diharapkan dapat
mengenal lebih jauh mengenai dunia industri/instansi.
1.2 Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Kerja Praktek yaitu :
a) Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan yang telah diperoleh.
b) Memahami suasana dan kondisi objektif lapangan
kerja.
c) Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program kerja praktek studi Jurusan Kimia
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 2
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Kerja Praktek adalah
sebagai berikut :
a) Dapat mengenal suatu kegiatan industri/instansi
secara langsung sehingga setelah selesai dari
Universitas Jendral Ahmad Yani (UNJANI) yang
bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan
dunia kerja.
b) Dapat menambah keterampilan dan wawasan
dalam dunia usaha yang professional dan handal.
c) Untuk mengasa keterampilan yang telah diberikan
diperkuliahan dan juga sesuai dengan Visi dan
Misi Jurusan Kimia UNJANI.
d) Dapat menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang perlu diketahui
pada Kerja Praktek di Laboratorium air, Pusat Sumber
Daya Geologi sebagai berikut :
Pengujian kualitas air dari sumber air sumur di
Kabupaten Soreang
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 3
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Gambaran Instansi
Gambar 2.1 Foto Gedung Geologi Pusat Sumber
Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkungan merupakan suatu badan atau unit kerja
yang berada di bawah Badan Geologi, Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral. Pusat Sumber Daya
Air Tanah dan Geologi Lingkungan pertama kali
didirikan pada tahun 1978, dengan nama institusi pada
saat itu adalah Direktorat Geologi Tata Lingkungan
dan Kawasan Pertambangan. Perubahan nama menjadi
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 4
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkungan pada tahun 2011. Seiring dengan
perubahan nama, tugas institusi ini juga mengalani
perubahan sehingga menitiberatkan pada bidang
penelitian dan pelayanan (Anonim,2014) .
Struktur organisasi Pusat Sumber Daya Air
Tanah dan Geologi Lingkungan terdiri dari empat
bidang, yaitu :
Bidang Air Tanah
Bidang Geologi Lingkungan
Bidang Geologi Teknik
Kelompok Jabatan Fungsional
Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkungan telah banyak melaksanakan beberapa
proyek kerjasama teknik dalam bidang Geologi
Lingkungan, Geologi Teknik dan Air Tanah, baik
dengan lembaga atau Intansi dalam negeri, seperti :
Kantor Menteri Lngkungan Hidup, Bappendal,
Bappedalda, Departemen Pekerjaan Umum, Bappeda,
Dinas Sosial, dan lain-lain (Anonim,2014) .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 5
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2.1.2 Visi dan Misi Pusat Sumber Daya
Ar Tanah dan Geologi Lingkungan
2.1.2.1 Visi
Menjadi institusi rujukan dalam bidang
penelitian, penyelidikan dan pemberian rekomendasi,
pengelolaan dan pelayanan Geologi Air Tanah,
Geologi Lingkungan dan Geologi
Teknik(Anonim,2014) .
2.1.2.2 Misi
Mewujudkan informasi Geologi Air Tanah,
Geologi Lingkungan dan Geologi Teknik
(Anonim,2014) .
yang handal serta rujukan untuk rekomendasi
penyusunan kebijakan dan pengaturan,
pedoman dan prosedur penelitian
implementasi pengelolaan tata ruang dan
lingkungan.
Mencapai rekomendasi Geologi Air Tanah,
Geologi Lingkungan dan Geologi Teknik,
yang telah dipergunakan dalam setiap
penyusunan tata ruang, pengelolaan
lingkungan dan air tanah, rekonstruksi
rehabilitasi lingkungan pasca bencana.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 6
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Mencapai pelayanan informasi bidang
Geologi Air Tanah, Geologi Lingkungan dan
Geologi Teknik, yang efektif, memuaskan
pelanggan dan menjangkau masyarakat luas.
Menjadikan sumber daya dan organisasi
sebagai rujukan terpercaya dan mitra terdepan
dalam bidang penelitian dan layanan
informasi Geologi Air Tanah, Geologi
Lingkungan dan Geologi Teknik.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | 7
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2.1.3 Stuktur Organisasi Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkungan
Kepala Pusat Sumber Daya Air
Tanah dan Geologi Lingkungan
Ir. Rudy Suhendar., M.Sc
19600531 198903 1 001
Kepala bagian Tata Usaha
Ir. Agys Sayekti
19610207199103 1 001
Sub Bagian Umum & Keegawaian
Sri Yuliani Hartati, S.A.P
19600712 198703 2 001
Sub Bagian Keuangan & RT
Wawan Bayu Suryawan, BE
19590620 1981 03 1003
Kepala Balai Konservasi Air Tanah
Dr.Ir M. Wachyudi Memed
19670505 199303 1 002
Sub Bagian Tata Usaha
Rumaten Darwis.,S.E
19770926 200604 1 001
Seksi Pemantauan dan
Penanggulangan
Intining S.T
19830203 200801 2 001
Seksi Pengembangan dan Teknologi
Konservasi
Wahyu Budi Kusuma
19711109 2005 1 002
Kepala Bidang Geologi Teknik
Dr.Ir.Muhammad Wafid M.Sc
19651123 199403 1 002
Sub Inventarisasi Geologi Teknik
Sarwondo.,S.Si.,M.T
19751215 200212 1 002
Sub Bidang Evaluasi Geologi
Teknik
Ginda Hasibuan S.T
1979020 200604 1 001
Kepala Bidang Geologi
Lingkungan
Ir. Andiani.,M.T
19650803 199103 2001
Sub Bidang Geologi Lingkungan
Regional
Dita Arif Yuwana S.T,M.T,M.A
19791125 200604 1 002
Sub Bidang Geologi Lingkungan
Perkotaan
Tantan Hidayat.,S.T.,M.T
19790120 200604 1 001
Kepala Bidang Air Tanah
Wahyudin.,S.T.,M.T
19690109 199702 1001
Sub Bidang Pedayagunaan Air
Tanah
M.Lutfhi S.T.,M.T
19770301 200502 1002
Sub Bidang Inventarisasi
Konservasi Air Tanah
Ir.Hadi Setyanto.,M.Si
19600630 199103 1 001
Penjabat
Fungsional
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 8
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2.1.4 Pelayanan Laboratorium
Laboratorium Air
Menyediakan fasilitas pengujian mutu air
secara fisika, kimia, dan biologi yang di perutukan
untuk :
- Air Minum (Standar Kepmen
No.907/MENKES/SK/VII?2002).
- Air Bersih (Standar Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001).
- Air Limbah Industri (Standar Kapmen KEP-
51/MENLH/10?1995).
Fasilitas peralatan untuk melaksanakan
kegiatan penelitian, PLG memiliki fasilitas pendukung
berupa peralatan laboratorium dan peralatan teknis
yang terdiri dari :
- Atomic Absorption Spectrophotometer
- UV-VIS Spectrophotometer
- Spectroquant-Nova
- BOD Meter
- Ion Chomatrograph
- Nano Color Filter Photometer
- Absorbable Organic Halogen (AOX)
- Flame Photometer
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 9
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2.1.5. TATA TERTIB LABORATORIUM
Kenakan jas dan sepatu laboratorium selama
bekerja.
Gunakan lemari asam dan kenakan sarung
tangan bila bekerja menggunakan bahan-
bahan kimia yang berkonsentrasi pecan dan
beracun.
Kenakan kacamata pengaman bila bekerja
dengan menggunakan heating block atau
pengukuran COD.
Jangan merokok, makan dan minum di dalam
laboratorium.
Bersihkan meja kerja dan tangan sebelum dan
setelah selesai bekerja.
Bersihkan meja kerja dan tangan
menggunakan desinfektan ketika sebelun dan
sesudah menganalisa air secara biologi.
2.2 Paparan Kegiatan
Kegiatan Kerja Praktek dibagi atas beberapa
tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Mencari lokasi untuk pengambilan contoh air
sumur yang akan di uji
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 10
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2. Tahap Pelaksanaan Kerja Praktek
Menganalisis 12 contoh air dari daerah
Kecamatan Katapang, Kabupaten Soreang
(minggu ke 2-4). Analisi contoh air tersebut
terdiri dari
Fisika yaitu :
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Bau
4. Rasa
5. DHL
6. TDS
kemudian dilanjutkan dengan analisi secara
Kimia meliputi :
1. pH
2. Kesadahan
3. Pengujian Logam Kation dan Logam
Anion
Kemudian dilakukan perhitungan
hasil/analisis yang selanjutnya dibandingkan dengan
batas maksimal air minum berdasarkan Kepmenkes RI
No. 907/MENKES/SK/VII/2002
3. Tahap Pelaporan.
Setelah melakukan Kerja Praktek mahasiswa
diwajibkan membuat laporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak jurusan
(minggu ke 5)
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 11
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2.3 Jadwal Kegiatan
Mingu
ke 1
Mingu
ke 2 Mingu
ke 3 Mingu
ke 4 Mingu
ke 5 Preparasi
Analisis
Laporan
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 12
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air
Air merupakan zat kimia yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi. Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
H2O, satu molekul air tersusun dari dua atom hydrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Pada kondisi standar, air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) dan temperature 273,15 K (0°C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia
lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik
(Kusmayadi, 2008) .
Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Air sebagian besar terdapat di laut sebagai air
asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-
puncak gunung), akan tetapi dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, mata air, danau, uap air,
dan gunung es. Air dalam obyek-obyek tersebut
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 13
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut (Philip Ball, 2005)
3.2 Sifat Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang
tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain.
Karakteristik air tersebut adalah sebagai berikut:
Pada kisaran suhu yang sesuai bagi
kehidupan
yakni 0°C (32°F)-100°C air berwujud cair.
( Pecl, 1990).
Perubahan suhu air berlangsung lambat
sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang baik (Effendi, 2003)
Air memerlukan panas yang tinggi dalam
proses penguapan. Penguapan adalah proses
perubahan air menjadi uap air (Effendi,
2003)
Air merupakan pelarut yang baik. Air
mampu melarutkan berbagai jenis senyawa
kimia. (Tebbut, 1992).
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 14
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Air memiliki tegangan permukaan yang
tinggi.
Air merupakan satu–satunya senyawa yang
meregang ketika membeku (Effendi, 2003)
3.3 Sumber Air
Air yang kita perlukan untuk memenuhi
segala kebutuhan, dapat diambil dari setiap titik
hidrologis. Untuk pengambilan serta untuk
memperbaiki kualitasnya sehingga sesuai untuk
maksud penggunaannya, sangat bergantung pada
teknologi yang kita miliki dan biaya yang tersedia.
Sumber-sumber air yang terdapat di alam,
yaitu:
Atmosfir
Hujan
Lautan
Air Pemukaan dan
Air tanah
Unsur-unsur yang terkandung dalam air, jenis
serta kadarnya adalah tergantung pada sumber air
mana yang digunakan.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 15
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3.3.1 Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di
bawah permukaan air tanah. Air tanah merupakan
sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air
minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi
persoalan utama. Air tanah adalah air yang keluar
dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan
keadaan air dalam (Sudiarsa, 2004).
Air tanah dipengaruhi oleh keadaan tanah
yang dilewatinya. Pada umumnya tidak didapat dalam
keadaan murni, tetapi mengandung garam-garam yang
terlarut dari zat–zat anorganik sehingga reaksinya
netral. Garam yang terlarut sebagian besar adalah
garam karbonat, sulfat, klorida dari Ca, Mg serta Na,
Fe, Mn, Al dan garam–garam silikat .
3.4 Siklus Hidrologi
Secara umum siklus hidrologi di mulai dari
lautan dan dapat diterangkan sebagai berikut; air
menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini
terjadi pada air permukaan, air yang berada di dalam
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 16
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air yang ada
didalam tumbuhan (transpirasi), hewan dan manusia
(transpirasi respirasi). Uap air ini memasuki atmosfir.
Didalam atmosfir uap ini akan menjadi awan, dan
dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan
berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh
kembali kepermukaan bumi sebagai hujan. Air hujan
ini ada yang mengalir langsung masuk kedalam
permukaan(runoff), ada yang meresap kedalam
tanah(perkolasi) dan menjadi air tanah, baik yang
dangkal maupun yang dalam dan ada juga yang
diserap oleh tumbuhan. Air tanah akan timbul
kepermukaan sebagai mata air dan menjadi air
permukaan. Air permukaan bersama-sama dengan air
tanah dangkal dan air yang berada dalam tubuh akan
menguap kembali menjadi awan, maka siklus
hidrologis akan kembali berulang (Mulia, 2005).
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara terus-menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut. Dengan penyinaran
matahari, maka semua air yang ada di permukaan
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 17
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
bumi menguap membentuk uap air dengan adanya
perubahan suhu, uap air di udara akan mengembun dan
jatuh ke bumi sebagai air hujan. Air hujan ini sebagian
akan meresap ke tanah dan kembali lagi ke laut dan
seterusnya mengikuti siklus hidrologi (Sutrisno, 2004)
.Gambar 3.1 Siklus Hidrologi
3.5 Kualitas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan
makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di
dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa
parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan,
padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 18
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya),
dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri,
dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan
dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran
kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu,
O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas,
Kecerahan, Alkalinitas ), sedangkan yang kedua
adalah pengukuran kualitas air dengan parameter
biologi (Plankton dan Benthos) (Sihotang, 2006).
3.5.1 Pencemaran Air
Pencemaran adalah suatu perubahan dari
suatu kondisi yang baik berubah kepada keadaan yang
lebih buruk. Pencemaran terjadi sebagai akibat dari
masuknya bahan–bahan pencemar diantaranya
buangan sampah rumah tangga yang langsung dibuang
tidak pada tempatnya, limbah pabrik dan lain–lain.
Bahan pencemaran tersebut pada umumnya
mempunyai sifat racun, yang berbahaya bagi
organisme hidup bila telah melebihi ambang batasnya,
sehingga air tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 19
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Jenis-jenis pencemaran yang biasanya ada dalam air
antara lain (Fardiaz S, 1992) :
Limbah penyebab penurunan kadar oksigen
terlarut.
Senyawa organik, sumber limbah organik di
perairan adalah limbah domestik ( rumah
tangga dan perkotaan).
Minyak mineral dan Hidrokarbon.
Pestisida.
Surfaktan.
Senyawa anorganik.
Sedimen.
Radioaktif.
Panas.
Limbah penyebab penyakit.
3.6 Analisis Air
Tahapan Penentuan Kualitas Air
Pengambilan Sampel (Sampling)
Pengawetan Sampel
Analisis (Fisika, Kimia, Mikrobiologi)
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 20
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Tahap pengambilan sampel dan pengawetan
sampel sangat menentukan hasil analisis yang
diperoleh.
3.6.1 Pengambilan sampel air (Sampling)
Volume contoh air yang akan dianalisis ± 1-2
L, dan mewakili keadaan contoh air tersebut dengan
metoda yang benar.
Mengumpulkan Sejumlah Volume air secara
teliti, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi masih
mewakili (Representatif).
3.6.2 Pengawetan Contoh Air
Pengawetan contoh air untuk parameter
tertentu diperlukan bila pemeriksaan tidak dapat
langsung dilakukan segera setelah pengambilan contoh
tersebut. Jenis bahan pengawet yang digunakan dan
lama penyimpanan berbeda – beda tergantung jenis
parameter yang akan diperiksa.
Beberapa cara pengawetan diantaranya :
Pengasaman, yaitu penambahan HNO3 pekat
atau HCl pekat kedalam contoh tersebut
sampai mencapai pH < 2.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 21
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Penambahan basa, biasanya NaOH kedalam
contoh sampai mencapai pH antara 10 – 11.
Penambahan bioksida kedalam contoh.
3.7 Analisis Fisika
3.7.1 Warna
Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan
pewarnaan dalam air, warna perairan dikelompokan
menjadi 2 bagian, yaitu :
Warna Tampak ( Apparent Colour )
Warna tampak adalah warna yang tidak
hanya disebabkan oleh zat-zat terlarut di
dalam air, tapi juga disebabkan oleh zat
tersuspensi dalam air.
Warna Sesungguhnya ( True Colour )
Warna sesungguhnya adalah warna yang
hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut. Yang dimaksud warna sesungguhnya
adalah warna nyata yaitu warna setelah
kekeruhan contoh dihilangkan. Maka pada
penentuan warna sesungguhnya, bahan-
bahan tersuspensi yang menyebabkan
kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 22
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3.7.2. Daya Hantar Listrik (DHL)
Daya hantar listrik disebut juga sebagai
electrical conduktivity atau specifik conductance.
Daya hantar listrik adalah bilangan yang menyatakan
kemampuan larutan cair untuk menghantarkan arus
listrik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion,
total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion
dan suhu saat pengukuran. Makin tinggi konduktivitas
dalam air, air akan terasa payau sampai asin (Mahida,
1984), jadi EC = 1/R sehingga satuannya 1/ohm cm =
mho/cm. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi
zat yang terion dalam air. Adanya CO2 dari udara yang
terabsorbsi oleh air dapat menyebabkan bertambahnya
harga daya hantar listrik.
Oleh karena itu, semakin banyak garam–
garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi
pula nilai DHL. Reaktifitas, bilangan valensi, dan
konsentrasi ion–ion terlarut sangat berpengaruh
terhadap nilai DHL. Asam, basa, dan garam
merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik,
sedangkan bahan organik, misalnya sukrosa dan
benzena yang tidak dapat mengalami disosiasi,
merupakan penghantar listrik yang tidak baik
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 23
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
(Eaton,Andrew. et.al Eds. 2005;Mackereth et al.,
1989) . Jadi, DHL ini dipengaruhi oleh adanya :
Konsentrasi zat yang terionisasi dalam air
Jenis ion
Valensi ion
CO2 terlarut
Temperatur/suhu
Daya hantar listrik dinyatakan dengan satuan
mhos/cm atau Siemens/cm. Kedua satuan
tersebut setara (Mackereth et al., 1989) . Air suling
(aquadest) memiliki nilai DHL sekitar 1 mhos/cm,
sedangkan perairan alami sekitar 20 - 1500 mhos/cm
(Boyd, 1988) . Perairan laut memiliki nilai DHL yang
sangat tinggi karena banyak mengandung garam
terlarut. Limbah industri memiliki nilai DHL mencapai
10.000 mhos/cm. DHL dapat ditetapkan secara
konduktometri dengan menggunakan alat
konduktometer (Eaton, Andrew. et.al Eds. 2005) .
Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai
padatan terlarut total (TDS). Nilai TDS dapat
diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan
bilangan 0.55-0.75. Nilai TDS biasanya lebih kecil
daripada nilai DHL
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 24
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
ZPT = Faktor (0,65) x DHL
3.8 Analisis Kimia
3.8.1 Derajat keasaman (pH)
pH adalah merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa
sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Skala pH diukur
dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai
pH 7. Apabila pH air dibawah 7 berarti air bersifat
asam, sedangkan bila diatas 7 bersifat basa (rasanya
pahit) (Kusnaedi, 2004).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai pH dalam air, yaitu :
Banyaknya mineral/zat terlarut
CO2 terlarut
Membentuk sistem buffer :
CO2 + H2O ⇋ HCO3-
H2CO3 ⇋ H+ +
HCO3-
Aktivitas bakteri
Turbulensi air
Limbah buangan manusia
pH air dapat berubah dengan cepat terutama
bila berhubungan dengan penyimpanan (waktu),
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 25
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
perubahan temperatur dan kegiatan biologi. Oleh
karena itu pH air harus diukur secepatnya. Penentuan
pH dilakukan secara Potensiometri (Kusnaedi, 2004).
3.8.2 Kesadahan
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang
disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi
dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan
berhubungan dengan garam-garam yang terlarut
didalam air terutama garam Calsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) (Kusnaedi, 2004).
3.8.3 Besi Total
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih
keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam
susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII,
dengan berat atom 55,85g.mol-1
, nomor atom 26, berat
jenis 7.86g.cm-3
dan umumnya mempunyai valensi 2
dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang
dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi,
campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian
kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi
baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 26
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan
logam, terutama karbon) (Eaton et.al, 2005; Rumapea,
2009, dan Parulian, 2009).
Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam
pembentukan hemoglobin. Konsentrasi besi dalam air
minum dibatasi maksimum 0.3 mg/l (sesuai
Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002),
banyaknya Fe dalam tubuh dikendalikan pada fase
absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat mengeksresikan
Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat tranfusi
darah, warna kulitnya akan menjadi hitam karena
akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan tubuh,
tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
Kematian seringkali disebabkan oleh rusaknya dinding
usus ini (Soemirat, 2002).
3.8.4 Logam Alkali (Na+, K
+)
3.8.4.1 Natrium
Natrium tidak terdapat bebas di alam tetapi
merupakan logam yang sangat reaktif, ditemukan
sebagai:
Natrium Klorida (NaCl) di lautan, danau dan
batuan.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 27
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Natrium nitrat (NaNO3) atau sendawa chili
digunakan sebagai pengawet daging.Natrium
Sulfat atau garam Glauber (Na2SO4.10H2O)
Natrium karbonat (Na2CO3) dalam tanah
Natrium tetraborat/Boraks (Na2B4O7)
Natrium adalah logam putih, lunak dengan
kilap seperti perak. Jika dipanaskan dengan merkuri
membentuk amalgam dengan omposisi jenis NaHg,
NaHg4 dan lain-lain. Larut dalam alkohol membentuk
C2H5ONa (McNeely et al., 1979) .
Garam natrium (Na) di alam terdapat sebagai
senyawa NaCl di dalam air laut dan di dalam beberapa
lapisan tanah. Air alam umumnya mengandung ion
klorida cukup tinggi (McNeely et al., 1979) .
Hampir semua perairan alami mengandung
natrium, dengan kadar bervariasi antara 1mg/L hingga
ribuan mg/L. Kadar natrium pada perairan laut dapat
mencapai 10.500 mg/L atau lebih. Kadar natrium pada
perairan tawar alami kurang dari 50 mg/L, dan pada
air tanah dalam dapat lebih dari 50 mg/L. Namun
kadar natrium yang dianjurkan dalam air minum tidak
boleh melebihi 200 mg/L (McNeely et al., 1979) .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 28
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3.8.4.2 Kalium
Kalium adalah logam lunak berwarna putih
keperakan sedikit bercahaya dibandingkan natrium.
Jika didihkan pada suhu 760oC menguap dan
memancarkan warna hijau. Sifat kimia kalium mirip
dengan natrium tetapi reaksinya lebih hebat/dahsyat.
Di perairan, kalium terdapat dalam bentuk ion
atau berikatan dengan ion lain membentuk garam yang
mudah larut, dan sedikit sekali membentuk presipitasi.
Garam kalium (K) banyak terdapat di dalam struktur
tubuh tumbuh-tumbuhan, karena garam kalium
diperlukan tumbuh-tumbuhan untuk proses nutrisi
(McNeely et al., 1979) .
Kadar kalium pada perairan tawar alami
biasanya kurang dari 10 mg/L. Pada sumur dalam,
kadar kalium dapat mencapai 100 mg/L. Kadar kalium
pada air laut mencapai 380 mg/L, sedangkan pada
brine mencapai 25.000 mg/L(McNeely et al., 1979) .
Kadar kalium yang terlalu tinggi sehingga
melebihi 2000 mg/L berbahaya bagi sistem
pencernaan dan syaraf manusia (McNeely et al.,
1979) .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 29
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
3.8.5 Bikarbonat (HCO3-)
Bikarbonat merupakan anion utama pada
perairan tawar dan berperan sebagai sistem penyangga
(buffer) dan penyedia karbon untuk keperluan
fotosintesis (Effendi, 2003) .
Garam-garam bikarbonat (HCO3-) pada
umumnya lebih mudah larut daripada garam
karbonatnya kecuali NaHCO3 dan KHCO3. Garam-
garam HCO3 biasanya berasal dari garam karbonat
yang terlarut oleh air dengan pH rendah atau air yang
mengandung CO2 (Boyd, 1988).
Pada dasarnya bikarbonat bersifat alkalis
karena bereaksi dengan ion H+. Selain itu. Bikarbonat
juga dapat berperan sebagai asam dengan melepaskan
ion H+, seperti reaksi di bawah ini:
HCO3- + H
+ H2O + CO2
HCO3- H
+ + CO3
-
3.8.6 Nitrat (NO3-)
Nitrat jarang sekali dijumpai dalam air. Jika
sumur dibangun pada daerah bekas pertanian
kemungkinan air sumur tersebut mengandung nitrat
yang berasal dari pupuk yang mengandung nitrogen.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 30
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Nitrat NO3- adalah bentuk senyawa nitrogen
yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat
merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa
protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi
nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi
pertumbuhan ganggang yang tak terbatas (bila
beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat
dipenuhi), sehingga air kekurangan oksigen terlarut
yang menyebabkan kematian ikan. NO3- dapat berasal
dari buangan industri bahan peledak, piroteknik,
pupuk, cat dan sebagainya. Kadar nitrat secara alamiah
biasanya agak rendah Nitrat jarang sekali dijumpai
dalam air. Jika sumur dibangun pada daerah bekas
pertanian kemungkinan air sumur tersebut
mengandung nitrat yang berasal dari pupuk yang
mengandung nitrogen (Sutrisno, 2006) .
Nitrat hanya beracun bagi bayi yang masih
menyusui, karena nitrat dalam tubuh bayi direduksi
oleh bakteri asam susu menjadi nitrit. Kemudian nitrit
yang terbentuk larut dalam butir-butir darah merah
(Hb), sehingga pengikatan O2 oleh Hb berkurang.
Karena itu transportasi O2 keseluruh tubuh akan
terganggu / berkurang.
Reaksi transportasi dalam tubuh :
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 31
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Seharusnya : Hb + O2 OxyHb
Menjadi : Hb + NO2 methHb
Dan hal ini menyebabkan kekurangan O2
dalam darah yang disebut penyakit cyanose, apabila
mengenai bayi dapat mengakibatkan kulit bayi
menjadi biru. Tanda-tandanya adalah muka pucat,
bibir / badannya berwarna biru. Oleh karena itu WHO
menetapkan batas tertinggi atas nitrat adalah 50 mg/L.
3.8.7 Nitrit (NO2-)
Nitrtit dan nitrat merupakan bentuk nitrogen
yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi masing-
masing +3 dan +5. nitrit NO2- biasanya tidak bertahan
lama dan merupakan keadaan sementara proses
oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi
pada instalasi pengolahan air buangan, dalam air
sungai dan sistem drainase, dan sebagainya. Nitrit
yang ditemui pada air minum dapat berasal inhibitor
korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air
dari sitem distribusi PAM. Nitrit sendiri
membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi
dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah
tersebut tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Di
samping ini, NO2- juga menimbulkan nitrosamin
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 32
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
(RR’M-NO) pada air buangan yang tertentu;
nitrostamin tersebut dapat menyebabkan kanker (Ruse
M., 1999)
Di perairan alami, nitrit biasanya ditemukan
dalam jumlah yang sangat sedikit, lebih sedikit dari
pada nitrat, karena tidak bersifat stabil dengan
keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk
peralihan antara amonia dan nitrat, dan antara nitrat
dan gas hidrogen (Novotny dan Olem, 1994) .
Nitrit membahayakan kesehatan karena dapat
bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga
oksigen yang terikat dalam darah menjadi berkurang.
Dengan kata lain, efek dari nitrit hampir sama dengan
efek nitrat jika terkandung didalam air dalam kadar
yang relatif banyak. Selain itu, nitrit juga dapat
menimbulkan nitrosamin yang menyebabkan kanker
(Effendi, 2003) .
3.8.8 Ammonium (NH4+)
Adanya ammonium dalam air dapat
digunakan sebagai indikator pencemaran air. amonium
dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air.
Ion amonium adalah bentuk transisi dari amonia.
Amonia banyak digunakan dalam proses produksi
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 33
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
urea, industri bahan kimia, serta industri bubur kertas
dan kertas. Sumber amonia di perairan adalah
pemecah nitrogen organik (protein dan urea) dan
nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan
air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic
(Effendi, 2003) .
Adanya ammonium dalam air berarti air
tersebut telah ditumbuhi oleh bakteri patogen, yaitu
bakteri yang dapat merusak atau membahayakan
kesehatan apabila digunakan untuk air minum.
Ammonium ini mengganggu terhadap desinfeksi
karena akan diperlukan desinfektan (kaporit) yang
lebih banyak. Jika kandungan NH4+
cukup tinggi maka
dapat dipastikan bahwa dalam air banyak polutan dan
banyak bakteri atau mikroorganisme sehingga air akan
berbau (Sawyer dan McCarty, 1978) .
3.8.9 Klorida (Cl-)
Khlorida adalah senyawa halogen chlor (Cl).
Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya.
Misalnya NaCl sangat tidak beracun, tetapi karbonil
khlorida sangat beracun. Di Indonesia, khlor
digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air
minum. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 34
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
rasa asin, korosi pada pipa sitem penyediaan air panas.
Sebagai desinfektan, residu khlor didalam penyediaan
air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat
pada senyawa organik dan membentuk halogen-
hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal
sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Oleh karena
itu, diberbagai negara maju sekarang ini, khlorinasi
sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan
(Soemirat, 2009).
Klorida banyak terdapat dalam air,
bermacam–macam sesuai dengan mineralnya. Klorida
dapat ditemukan di dalam air alam, air laut dan
sebagainya. Kadar klorida pada perairan alami berkisar
antara 2-20 mg/L. Air yang berasal dari daerah
pertambangan mengandung klorida sekitar 1.700
mg/L. Kadar klorida 250 mg/L dapat mengakibatkan
air menjadi asin . Air laut mengandung klorida sekitar
19.300 mg/L dan brine mengandung klorida sekitar
20.000 mg/L (Krist dan Rump, 1992) .
3.8.10 Sulfat (SO42-
)
Sulfat merupakan bentuk anorganik sulfur.
Sulfat adalah sejenis anion poliatom dengan rumus
SO42-
yang memiliki massa molekul 96,06 satuan
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 35
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
massa atom. Ion sulfat terdiri dari atom pusat sulfur
yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam
susunan tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua
dan merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulfat
(bisulfat), HSO4-, yang merupakan basa konjugat dari
asam sulfat, H2SO4 (Aprianti, 2008).
Sulfat secara luas terdistribusi di alam dan
dalam air alam, terutama dalam air limbah industri.
Salah satunya adalah air buangan limbah industri
kertas dan pertambangan yang memiliki kadar sulfat
yang tinggi karena oksidasi dari pirit. Konsentrasi
sulfat di dalam air alam umumnya terdapat dalam
jumlah yang sangat besar (Aprianti, 2008).
Kadar sulfat dalam air dapat ditetapkan
dengan 3 cara, yaitu gravimetri, turbidimetri, dan
titrimetri. Penetapan sulfat tergantung pada besarnya
konsentrasi sulfat secara ketelitian yang diperlukan
(Aprianti, 2008).
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 36
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB IV
METODELOGI
4.1 Metode Analisis
Metode analisis fisika-kimia air mengacu
pada Standar Metode dan SNI, seperti tercantum
dalam table dibawah ini :
No Parameter Metode Instrumen
1 Fisik
a. Warna Spektrofotometri Spektrofotometer UV-Vis
b. DHL Konduktometri Konduktometer
2 Kimia
a. pH Potensiometri pH Meter
b. Kesadahan Titrasi secara Kompleksometri
Buret
c. Fe3+
Kolorimetri -
d. Na+ Kromatografi Ion
Chromatography System
e. K+ Kromatografi Ion
Chromatography System
f. HCO3- Titrasi secara
Asidimetri Buret
g. NO3- Spektrofotometri Spektrofotometer
UV-Vis
h. NO2- Spektrofotometri Spektrofotometer
UV-Vis
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 37
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
i. NH4+ Spektrofotometri Spektrofotometer
UV-Vis
j. Cl- Titrasi secara
argentometri Buret
k. SO42-
Spektrofotometri Spektrofotometer UV-Vis
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d Y a n i | 38
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
No Parameter Satuan Kadar
Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3 Contoh 4 Contoh 5 Contoh 6 Contoh 7 Contoh 8 Contoh 9 Contoh
10
Contoh
11
Contoh
12
1 Warna TCU 57 57.67 33 72.67 578.67 32 46.33 64 41.33 112 31.33 25.67
2 DHL µS/cm 437 262.67 466 504 401.67 402 645.67 632.67 287 514.33 284.33 725.33
3 pH 6.22 7.07 6.71 6.65 6.96 6.28 6.45 6.80 7.42 6.62 5.48 7.22
4 Kesadahan mg/L
CaCO3
8.09 5.33 8.42 8.42 7.15 6.71 12.63 11.28 5.41 6.71 3.88 16.54
5 Fe3+ mg/L 2.50 0.876 0.12 0.0567 1.22 0.09 0.03 0.86 0.07 0.857 0.043 0.513
6 Na+ mg/L 37.33 18.09 38.67 53.54 51.338 41.21 47.94 51.024 21.62 46.41 27.28 56.36
7 K+ mg/L 16.30 5.65 10.27 3.07 7.28 8.27 14.98 28.13 19.31 14.699 12.67 12.88
8 HCO3- mg/L 88.115 133.89 151.05 185.38 228.872 64.08 173.94 318.475 120.16 195.68 34.33 384.51
9 NO3- mg/L 43.3 10.23 15.9 54.2 1.9 81.23 119.2 14.67 31.03 10.87 80.37 13.03
10 NO2- mg/L 0.077 0.09 0.063 0.157 0.083 0.13 0.1 0.09 0.08 0.24 0.06 0.04
11 NH4+ mg/L 2.8 4.267 1.1 0.867 4.867 2.367 1.233 5.267 0.567 1.567 0.767 1.1
12 Cl- mg/L 76.29 19.07 44.37 43.12 34.83 36.48 56.80 47.68 26.12 49.88 13.68 65.92
13 SO42- mg/L 66.93 14.73 65.07 72.8 4.43 63.03 71.97 32.67 28.37 53.47 62.87 17.17
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 39
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Dari 12 sampel yang di analisis ada beberapa sampel
air yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh
pemerintah melalui Kepmenkes
No.907/MENKES/SK/VII/2002, diantaranya yaitu
kadar warna tinggi untuk seluruh sampel. Kadar pH
rendah untuk sampel 1,6,7 dan 11. Kadar Fe3+
tinggi
untuk sampel 1,2,5,8,10,12. Kadar HCO3- rendah
untuk sampel 11. Kadar NO3- tinggi untuk sampel
4,6,7 dan 11. Kadar NH4+ tinggi untuk sampel
1,2,5,6,8 dan 10
5.2. Pembahasan
5.2.1. Analisis Parameter Fisika
5.2.1.1. Analisi Warna
Nilai warna ke-12 contoh air yang dianalisis
melebihi nilai ambang batas yaitu antara 32 TCU- 112
TCU. Menurut KEPMENKES No.907 Tahun 2002
nilai warna tidak boleh melebihi 15 TCU. Adapun
pengaruh warna terhadap kesehatan dan lingkungan,
diantaranya:
Merusak nilai estetika
Jika disebabkan oleh bahan berbahaya dapat
mengganggu kesehatan.
perbaikan mutu air dilakukan dengan cara
penggunaan arang aktif
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 40
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
5.2.1.2. Analisis Daya Hantar Listrik (DHL)
Nilai DHL ke-12 contoh air yang dianalisis
yaitu antara 262.67 µS/cm - 645.67 µS/cm.
Berdasarkan KEPMENKES No.907 Tahun
2002, nilai ambang batas untuk DHL tidak ada, namun
DHL yang terlampau tinggi dapat mempengaruhi nilai
padatan terlarutnya. Pada perairan murni, nilai DHL
untuk air tidak boleh melebihi 1500 µS/cm (Boyd,
1979)
5.2.2. Analisi Parameter Kimia
5.2.2.1. Analisis Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH ke-12 contoh air yang dianalisis ada
diantara nilai 5.48 – 7.42. Berdasarkan KEPMENKES
No.907 Tahun 2002, nilai ambang batas untuk pH
pada air adalah 6.5-8.5 .
Beberapa contoh air memiliki nilai pH yang
nilainya lebih rendah daripada standar Kepmenkes
yaitu contoh air no 1 dengan pH 6.22, contoh air no 6
dengan pH 6.28, contoh air no 7 dengan pH 6.45 dan
contoh air no. 11 dengan pH5.84. Adapun perbaikan
mutu terhadap ke-4 contoh air tersebut yaitu dengan
cara penambahan kapur tohor (CaO) untuk pH kurang
dari 6.5 supaya pH air mengalami peningkatan.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 41
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
5.2.2.2. Analisis Kadar Kesadahan
Hasil analisis kesadahan pada 12 contoh air
menghasillkan nilai kesadahan antara 3.88 mg/L
CaCO3 – 16.54 mg/L CaCO3. Berdasarkan
KEPMENKES No. 907 Tahun 2002 nilai ambang
batas untuk kesadahan total adalah 500 mg/L CaCO3.
Maka hasil analisis kesadahan dari ke-12 contoh
air tersebut masih berada dibawah nilai standar
maksimal Kepmenkes.
5.2.2.3 Analisis Kadar Besi (Fe3+
)
Hasil analisis kadar Fe3+
pada 12 contoh air
menghasilkan nilai antara 0.03 - 2.50 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai
ambang batas untuk kadar besi total di perairan tidak
boleh melebihi 0.3 mg/L. Beberapa nilai kadar besi
pada 12 contoh air telah melewati ambang batas
Kepmenkes yaitu pada contoh air 1 dengan 2.50 mg/L,
contoh air 2 dengan 0.876 mg/L, contoh air 5 dengan
1.22 mg/L, contoh air 8 dengan 0.86 mg/L, contoh air
10 dengan 0.857 mg/L dan contoh air 12 dengan 0.513
mg/L, maka perlu perbaikan mutu air dengan cara
aerasi, resin penukar ion, dan penambahan tawas .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 42
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
5.2.2.4. Analisis Kadar Logam Alkali (Na+dan K
+ )
Hasil analisis kadar Natrium dalam 12 contoh
air menghasilkan nilai antara 18.09 – 56.63 mg/L.
Untuk analisis Kalium 12 contoh air yang dianalisis
menghasilkan nilai antara 3.07 – 28.13 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002..
nilai ambang batas untuk kadar natrium di perairan
tidak boleh melebihi 200 mg/L. Untuk kalium Kepmen
memang tidak mengatur standar maksimal kalium
tetapi menurut McNeely kadar kalium yang melebihi
2000 mg/L berbahaya bagi ssistem pencernaan dan
syaraf manusia (McNeely et al., 1979) . Sehingga
untuk nilai kadar Natrium dan Kalium pada 12 contoh
air masih berada dibawah batas maksimal.
5.2.2.5. Analisis Kadar Bikarbonat (HCO3-)
Hasil analisis kadar Bikarbonat dalam 12 contoh
air menghasilkan nilai antara 34.33 – 318.475 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002 nilai
ambang batas untuk HCO3- tidak ada, akan tetapi pada
perairan murni tidak dianjurkan kadar bikarbonat
dalam air melebihi 50 mg/L (Boyd, 1979) .
Hanya 1 contoh air saja yaitu pada contoh air 11
yang kadar Bikarbonatnya di bawah standar yaitu
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 43
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
34.33 mg/L. Selebihnya memiliki kadar Bikarbonat
lebih tinggi dari standar. Contoh air yang memiliki
kadar Bikarbonat tinggi adalah contoh air 1 dengan
88.115 mg/L, contoh air 2 dengan 133.89 mg/L,
contoh air 3 dengan 151.05 mg/L, contoh air 4 dengan
185.38 mg/L, contoh air 5 dengan 228.872 mg/L,
contoh air 6 dengan 64.08 mg/L, contoh air 7 dengan
173.94 mg/L, contoh air 8 dengan 318.475 mg/L,
contoh air 9 dengan 120.16 mg/L, contoh air 10
dengan 195.68 mg/L, contoh air 12 dengan 384.51
mg/L
Adapun cara perbaikan mutu terhadap contoh air
yang memilki kadar HCO3- yang relatif besar, bisa
dilakukan dengan cara melewatkan air ke dalam resin
penukar anion,
5.2.2.6. Analisis Kadar Nitrat (NO3-)
Hasil analisis kadar Nitrat pada 12 contoh air
menghasilkan nilai antara 1.9 – 81.23 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai
ambang batas untuk kadar nitrat di perairan tidak boleh
melebihi 50 mg/L. Menurut standar dari Kepmen
diatas dari 12 contoh air yang dianalisis ada 4 contoh
air yang melebihi standar yang ditetapkan yaitu contoh
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 44
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
air 4 dengan 54.2 mg/l, contoh air 6 dengan 81.23
mg/L, contoh air 7 dengan 119.2 mg/l dan contoh air
11 dengan 80.37 mg/L
Adapun cara perbaikan mutu terhadap contoh
air yang memilki kadar NO3- yang relatif besar, bisa
dilakukan dengan cara melewatkan air ke dalam resin
penukar anion.
5.2.2.7. Analisis Kadar Nitrit (NO2-)
Dari hasil analisis kadar Nitrit pada 12 contoh
air menghasikan nilai antara 0.04-0.24 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai
ambang batas untuk kadar nitrit di perairan tidak boleh
melebihi 3.00 mg/L. Menurut standar Kepmen tersebut
maka nilai kadar Nitrit pada 12 contoh air masih di
bawah berada dibawah batas maksimal.
5.2.2.8. Analisis Kadar Amonium (NH4+)
Hasil analisis Amonium dari 12 contoh air
menghasilkan nilai antara 0.567 – 5.267 mg/L.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai
ambang batas untuk kadar amonium di perairan tidak
boleh melebihi 1.5 mg/L. Dari data ke-12 contoh air
yang telah dianalisis ada 6 contoh air yang melebihi
standar yang ditetapkan yaitu contoh air 1 dengan 2.8
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 45
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
mg/L, contoh air 2 dengan 4.267 mg/L, contoh air 5
dengan 4.867 mg/L, contoh air 6 dengan 2.367 mg/L,
contoh air 8 dengan 5.267 mg/L, contoh air 10 dengan
1.567 mg/L.
Sedangkan kadar Amonium tinggi dapat di
turunkan dengan cara aerasi, penambahan kaporit, atau
menggunakan resin penukar ion.
5.2.2.9 Analisis kadar Klorida (Cl-)
Dari hasil analisis kadar klorida pada 12
contoh air menghasilkan nilai antara 13.68 – 76.29
mg/L. Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun
2002, nilai ambang batas untuk kadar klorida di
perairan tidak boleh melebihi 250 mg/L. Dari data ke-
12 contoh air yang telah di analisis seluruh contoh air
memiliki kadar Klorida di bawah standar
KEPMENKES.
5.2.2.10. Analisis Kadar Sulfat (SO42-
)
Dari hasil analisis kadar sulfat pada 12 contoh
air menghasilkan nilai antara 4.43 – 71.93 mg/l.
Berdasarkan KEPMENKES No. 907 Tahun 2002, nilai
ambang batas untuk kadar sulfat di perairan tidak
boleh melebihi 250 mg/L. Dari data ke-12 contoh air
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 46
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
yang telah di analisis seluruh contoh air memiliki
kadar sulfat di bawah standar KEPMENKES.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 47
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis 12 contoh air yang
di lakukan selama pelaksanaan Kerja Praktek di
Laboratorium Analisis Kimia Air Pusat Sumber Daya
Air Tanah dan Geologi Lingkungan, maka contoh air
yang di ambil dari daerah Kecamatan Katapang
Kabupaten Soreang hanya pada contoh air 3 yang
mutu airnya sudah sesuai standar baik KEPMENKES
atau pun standar hasil penelitian. Sebagian besar
contoh air memerlukan perbaikan mutu dengan cara
antara lain menggunakan resin penukar ion atau aerasi
6.2 Saran
Waktu pelaksanaan kerja praktek diharapkan
tidak terlalu singkat demi berkembangnya
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam suasana dan kondisi kerja di lapangan.
Fasilitas yang ada untuk analisis sudah cukup
memadai, diharapkan fasilitas yang ada lebih
ditingkatkan lagi.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 48
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Demikian kesimpulan dan saran – saran yang
dapat kami sampaikan semoga dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang ada di laboratorium
Analisis Air Pusat Sumbey Daya Air Tanah dan
Geologi Lingkungan dan Universitas Jendral Ahmad
Yani .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 49
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014.Profil Badan Geologi
(www.pag.bgl.esdm.go.id/? =content/badan-
geologi). Diakses tanggal 24 Agustus,2014.
Aprianti, M. 2008. Analisis Kandungan Boron, Seng,
Mangan dan Sulfat dalam Air Sungai Mesjid
sebagai Air Baku PDAM Dumai. FMIPA-
UR, Pekanbaru.
Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish
Pond.Forth Printing. Agricultural Experiment
Station, Auburn University Alabama, USA
Eaton, Andrew. et.al Eds. 2005. Standard Methods for
Examination of Water and Wastewater. 21st
Edition. Marryland – USA : American Public
Health Association.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta:
PT. Kanisius.
Sudiarsa, I Wayan. 2004. Air Untuk Masa Depan.
Jakarta : PT. Rieneka Cipta
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA Nomor 907/MENKES/SK/VII/
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 50
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum .
Kusmayadi, A. 2008. Mengolah Air Bersih. Bogor:
Regina.
Kusnaedi, 2004, “Mengolah Air Gambut dan Air
Kotor Untuk Air Minum”,Penerbit Swadaya,
Jakarta.
Krist, H. And Rump, H.H. 1992. LaboratoryManual
for the Examination of Water, Waste Water,
and Soil. Second Edition. VCH
Verslagsgesellschaft mbH, Weinheim,
Germany. 190 p.
Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan
Limbah Industri. Cetakan I. Jakarta: C.V
Rajawali.
McNeely, R.N., et al. 1979. Water Quality Source
Book, A guide to Water Quality Parameter.
Mulia. R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :
Penerbit Graha Ilmu.
Mackereth, F.J.H., Heron, J. and Talling, J.F. 1989.
Water Analysis. Freshwater Biological
Association, Cumbria, UK
Novotny, V. and Olem, H. 1994. Water Quality,
Prevention, Identification and Management of
Diffuse Pollution. New York: Van Nostrans
Reinhold .
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 51
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Parulian, Alwin. 2009. Monitoring dan Analisis Kadar
Aluminium (Al) dan Besi (Fe) Pada
Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi
Sunggal. Medan : Pascasarjana – Universitas
Sumatera Utara (USU)
Pecl, K. 1990. The Illustrated Guide to Fishes of Lakes
and Rivers. London: Treasure Press.
Philip Ball.2005. Water and life: Seeking the solution,
Nature 436, 1084-1085
Rumapea, Nurmida. 2009. Penggunaan Kitosan dan
Polyaluminium Chlorida (PAC) Untuk
Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) dan
Seng (Zn) Dalam Air Gambut. Medan :
Pascasarjana – USU
Ruse M. 1999. Nitrates and Nitrites. IPCS, Newcastle.
United Kingdom.
Sawyer,C.N. and Mc Carty,P.L., 1978. Chemistry for
environmental Engineering. 3rd ed. Mc Graw
Hill Kogakusha Ltd : 405 – 486 pp.
Sihotang,C. Asmika dan Efawani. 2006. Penuntun
Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan UNRI
Soemirat, Slamet, 2002. Kesehatan Lingkungan. UGM
Press, Yogyakarta.
Sutrisno, C.T. 2006. Teknologi Penyediaan Air bersih.
Cetakan Keenam. Jakarta: Rineka Cipta
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 52
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
Tebbutt, T.H.Y. 1992. Principles of Water Quality
Control. Fourth edition. Pergamon Press,
Oxford.
.
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 53
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
LAMPIRAN
Tabel Parameter Standar
No Jenis Parameter Satuan Kadar
Maksimum
1 Berhubungan Langsung dengan
kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1. E.Coli /100mL
Sampel
0
2. Total Bakteri Koliform /100mL
Sampel
0
b. Bahan Kimia an-organik
1. Arsen mg/L 0.01
2. Fluorida mg/L 1.5
3. Total Kromium mg/L 0.05
4. Kadnium mg/L 0.003
5. Nitrit mg/L 3
6. Nitrat mg/L 50
7. Sianida mg/L 0.07
8. Selenium mg/L 0.01
2 Tidak Langsung Berhubungan
dengan Kesehatan
a. Fisik
1. Bau Tidak Berbau
2. Warna TCU 15
3. Total Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 500
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak Berasa
6. Suhu °C Suhu udara ± 3
b. Kimiawi
1. Aluminium mg/L 0.2
U n i v e r s i t a s J e n d r a l A h m a d
Y a n i | 54
Laboratorium Air, Pusat Sumber Daya Air Tanah
dan Geologi Lingkungan
2. Besi mg/L 0.3
3. Kesadahan mg/L 500
4. Klorida mg/L 250
5. Mangan mg/L 0.4
6. pH 6.5-8.5
7. Seng mg/L 3
8. Sulfat mg/L 250
9. Tembaga mg/L 2
10. Amonium mg/L 1.5
11. Natrium mg/L 200