Upload
dominic-gonzalez
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
.
Citation preview
Laporan Praktikum
Remote Laboratory
Disipasi Kalor Hotwire
Nama : Nadia Karima Izzaty
NPM : 1306369466
Fakultas/Prodi : Fakultas Teknik/Teknik Sipil
Judul Modul : Disipasi Kalor Hotwire
Nomor Modul : KR01
Tanggal Praktikum : 27 September 2013
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UPP IPD
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
KR 01 – Disipasi Kalor Hot Wire
Tujuan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
Alat
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri
dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing
masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir
pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik
yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan
lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai:
Overheat ratio =
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan
linear maupun persamaan polynomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
Cara Kerja
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman ini.
1. Mengaktifkan webcam.
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan
drop down pada ikon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada ikon
“menghidupkan power supply kipas”.
4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik
ikon “ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230
m/s.
Tugas & Evaluasi
1. Membuat grafik berdasarkan data yang didapat yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Membuat grafik berdasarkan pengolahan data di atas yang menggambarkan hubungan
tegangan Hotwire dengan kecepatan aliran angin.
3. Membuat persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Menganalisa apakah kita dapat menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur
kecepatan angin berdasarkan percobaan dan data yang didapat.
5. Memberi analisis dari hasil percobaan.
Pengolahan Data
1. Membuat grafik dari data yang diperoleh
2. Membuat grafik tegangan rata-rata terhadap perubahan kecepatan angin
1,98
2
2,02
2,04
2,06
2,08
2,1
2,12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tega
nga
n (
v)
Waktu (s)
Grafik Tegangan terhadap Waktu
0 m/s
70 m/s
110 m/s
150 m/s
190 m/s
230 m/s
Kecepatan angin
1,98
2
2,02
2,04
2,06
2,08
2,1
2,12
0 70 110 150 190 230
Tega
nga
n r
ata-
rata
(v)
Kecepatan angin (m/s)
Grafik Tegangan terhadap Kecepatan Angin
Tegangan
3. Mencari persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire
x 0 70 110 150 190 230
y 2.112 2.068 2.050 2.043 2.039 2.037
Keterangan: x: Kecepatan angin (m/s)
y: Tegangan rata-rata (v)
Metode least square
∑Xi = 750 ∑XY = 1532.63
∑Yi = 12.35 ∑X2 = 128500
Jadi, dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa persamaan kecepatan angin
sebagai fungsi dari hotwire adalah y = 2.098 – (3.164 x 10-4
) x
Analisis Praktikum
1. Analisis percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menggunakan media hotwire sebagai sensor
kecepatan aliran udara. Secara teoritis, dikatakan bahwa aliran udara dan tegangan pada
hotwire sebagai media berbanding terbalik. Hal ini dikarenakan aliran udara memiliki efek
mendinginkan. Sehingga, semakin cepat aliran udara bergerak semakin rendah tegangan pada
hotwire.
Teori ini berhasil dibuktikan, dengan pengecualian pada saat kecepatan aliran udara 0
m/s. Hal ini dikarenakan tidak adanya aliran udara yang diberikan pada hotwire, sehingga
belum terlihat efek yang signifikan. Namun, ketika variasi kecepatan aliran udara diberikan,
tegangan pada hotwire secara berangsur-angsur memperlihatkan perubahan. Variasi
kecepatan angin yang diberikan adalah berkisar dari 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s,
hingga 230 m/s. Seiring dengan meningkatnya kecepatan aliran udara, tegangan pada hotwire
semakin menurun. Hal ini sejalan dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya.
2. Analisis grafik
Grafik pertama memaparkan data mengenai data tegangan hotwire terhadap waktu.
Pada garis yang menunjukkan kecepatan angin 0 m/s, tegangan stabil pada angka 2.112 V.
Pada saat kecepatan aliran udara ditingkatkan menjadi 70 m/s, terlihat bahwa garis besar
tegangan hotwire berada di bawah garis tegangan pada kecepatan aliran udara 0 m/s.
Demikian, garis besar tegangan terhadap waktu semakin menurun seiring dengan peningkatan
kecepatan aliran udara yang diberikan. Hal ini membuktikan kebenaran dari teori yang
menjelaskan bahwa semakin besar kecepatan aliran udara, maka tegangan pada hotwire
semakin kecil.
Grafik kedua yaitu grafik tegangan rata-rata terhadap kecepatan aliran udara. Grafik
ini berfungsi sebagai summary atau ringkasan dari grafik pertama. Secara keseluruhan, dapat
dilihat bahwa kurva yang terbentuk pada grafik ini adalah jenis kurva yang mengalami
penurunan. Hal ini diakibatkan oleh peningkatan kecepatan aliran udara yang diberikan
terhadap hotwire.
Kedua grafik yang telah dipaparkan diatas, singkatnya, membuktikan bahwa semakin
cepat aliran udara yang diberikan maka tegangan pada hotwire akan semakin menurun. Hal ini
membuktikan kebenaran dari teori yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas.
3. Analisis hasil
Percobaan yang telah dilakukan secara online melalui rLab menghasilkan beberapa
data. Data yang diperoleh dari hasil percobaan ini menunjukkan bahwa kecepatan aliran
udara yang diberikan berbanding terbalik dengan tegangan hotwire. Durasi yang diberikan
saat percobaan per kecepatan angin adalah 10 detik. Terlihat fluktuasi pada hasil percobaan
yang dilakukan. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku saat kecepatan aliran udara yang diberikan
sebesar 0 m/s. Ketidakberlakukan ini memang disebabkan karena tidak adanya aliran udara
yang diberikan pada hotwire.
Dari data percobaan yang telah diberikan, dibuat dua grafik yaitu grafik tegangan
terhadap waktu per kecepatan aliran udara dan grafik tegangan rata-rata terhadap kecepatan
aliran udara yang diberikan. Dari kedua grafik ini dapat dibuat persamaan fungsi kecepatan
angin. Persamaan fungsi kecepatan angin dibuat dengan menggunakan metode least square,
yaitu sebuah metode yang memungkinkan mencari persamaan garis dan gradien dari sebuah
kurva yang tidak lurus pada grafik.
Kesimpulan
1. Hotwire dapat digunakan sebagai salah satu media untuk mendeteksi
kecepatan aliran udara yang diberikan, meskipun data yang didapat tidak akan
akurat 100%.
2. Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi hotwire adalah y = 2.098 – (3.164 x
10-4
) x
3. Teori bahwa kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan tegangan
hotwire terbukti melalui percobaan ini.
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th
Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005
Lampiran
Data hasil percobaan
Kecepatan angin 0 m/s
Waktu Tegangan
1 2.112
2 2.112
3 2.112
4 2.112
5 2.112
6 2.112
7 2.112
8 2.112
9 2.112
10 2.112
0
0,5
1
1,5
2
2,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan Angin 0 m/s
Tegangan (v)
Kecepatan angin 70 m/s
Waktu Tegangan
1 2.068
2 2.068
3 2.068
4 2.066
5 2.067
6 2.066
7 2.067
8 2.068
9 2.069
10 2.068
2,0645
2,065
2,0655
2,066
2,0665
2,067
2,0675
2,068
2,0685
2,069
2,0695
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan 70 m/s
Tegangan
Kecepatan angin 110 m/s
Waktu Tegangan
1 2.05
2 2.05
3 2.051
4 2.051
5 2.05
6 2.05
7 2.051
8 2.051
9 2.051
10 2.051
2,0494
2,0496
2,0498
2,05
2,0502
2,0504
2,0506
2,0508
2,051
2,0512
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan 110 m/s
Tegangan
Kecepatan angin 150 m/s
Waktu Tegangan
1 2.043
2 2.043
3 2.043
4 2.043
5 2.043
6 2.043
7 2.043
8 2.043
9 2.044
10 2.043
2,0424
2,0426
2,0428
2,043
2,0432
2,0434
2,0436
2,0438
2,044
2,0442
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan Angin 150 m/s
Tegangan
Kecepatan angin 190 m/s
Waktu Tegangan
1 2.039
2 2.04
3 2.039
4 2.039
5 2.04
6 2.039
7 2.039
8 2.039
9 2.039
10 2.039
2,0384
2,0386
2,0388
2,039
2,0392
2,0394
2,0396
2,0398
2,04
2,0402
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan Angin 190 m/s
Tegangan
Kecepatan angin 230 m/s
Waktu Tegangan
1 2.036
2 2.037
3 2.036
4 2.037
5 2.037
6 2.038
7 2.037
8 2.037
9 2.037
10 2.037
2,035
2,0355
2,036
2,0365
2,037
2,0375
2,038
2,0385
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tegangan Saat Kecepatan Angin 230 m/s
Tegangan