Upload
benedict-reagan
View
5
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KROMATOGRAFI KERTAS@ Dimulai tahun 1943 (Gordon A.H., Martin A.J.B &
Synge K.L.M.).
@ Merupakan sistem cair-cair.
Fasa diam : air
Fasa gerak : pelarut organik
@ Kertas saring berfungsi sebagai pendukung.
@ Mekanisme pemisahan : partisi
@ Penyebab pemisahan :
Migrasi diferensial karena perbedaan koefisien distribusi [X]s
Kx = [X]m
METODE EKSPERIMEN
@ Memilih kertas saring.
@ Menyiapkan kertas.
@ Menyiapkan sampel.
@ Menotolkan sampel pada kertas.
@ Memilih pelarut.
@ Mengembangkan Kromatogram (elusi).
@ Mengeringkan Kromatogram.
@ Mendeteksi noda -noda.
@ Penentuan Kualitas/Kuantitatif.
KOMPOSISI KERTAS SARING WHATAMN
98,99% - SELULOSA
0,3 - 1% ß - SELULOSA
0,4 - 0,8% PENTOSAN
0,07 - 0,01% ABU
0,015 - 0,1% Bahan Larut Dalam ETER
KETERANGAN GAMBAR
@ Larutan sampel ditotolkan dengan mikropipet.
@ Totolan dibiarkan mengering.
@ Ujung K. saring dicelupkan ke dalam pelarut yang
cocok, dalam ruang yang jenuh dengan uap pelarut.
@ Pelarut bergerak melewati totolan.
@ Komponen-komponen sampel akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda tergantung pada ukuran
molekul, sifat, koefisien distribusi, pelarut, dll.
Keterangan Gambar.
Harga Rf zat Z
Rf = Jarak yang ditempuh oleh zat Z
Jarak yang ditempuh oleh pelarut
Rf(Z) = Y/X.
@ Digunakan untuk identifikasi kualitatif.
@ Menyatakan kecepatan relatif dari pergerakan zat
terlarut terhadap pelarut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA Rf
@ pH larutan.
@ Jarak yang ditempuh oleh pelarut.
@ Kualitas dan jenis air yang digunakan..
@ Arah serat kertas.
@ Cara pengembangan.
@ Jarak yang ditempuh oleh noda.
@ Konsentrasi zat-zat yang dipisahkan.
@ Cara pengeringan, menentukan noda zat yang tak
berwarna.
@ Pengotor yang ada pada permukaan kertas.
ANALISIS
Kualitatif : Berdasarkan perbandingan harga Rf dari zat sampel dengan harga Rf zat standar.
Catatan : 1. Kondisi percobaan harus sama karena harga Rf tergantung pada kondisi tersebut.
2. Adanya satu noda pada kromatogram belum
berarti adanya zat tunggal dalam sampel.
3. Harus dicoba dengan berbagai pelarut.
SEMI (KUANTITATIF)
Berdasarkan perbandingan luas noda zat sampel dengan luas noda zat standar yang diketahuik kadarnya.
Konsentrasi zat x = Cx =Luas noda X(Ax)
------------------------ x CsLuas noda Std (As)
MENGHITUNG LUAS NODA
@ Jiplak pada kertas grafik mm.
@ Gunting dan timbang noda.
@ Densitometris.
KROMAATOGRAFI LAPIS TIPIS ( THIN LAYER CHROMATOGRAPHY)
@ Yaitu Kromatografi pada lapisan tipis adsorben.
@ Dimulai tahun 1958.
@ Dikembangkan oleh Stahl.
@ Nama-nama lian :
Kr. Kolom Terbuka (Open Column Chromatography )
Kr. Lapisan Tersebar (Spread Layer Chromatography)
Kr. Permukaan (Surface Chromatography).
KROMAATOGRAFI LAPIS TIPIS ( THIN LAYER CHROMATOGRAPHY)
CARA KERJA :
@ Memilih adsorben.
@ Membuat Kromatoplat.
@ Penotolan sampel
@ Memilih pelarut.
@ Mengembangkan (mengelusi).
@ Deteksi dan identifikasi.
PENGGUNAAN KLT
@ Pemisahan dan identifikasi zat-zat organik/biologis
seperti : Alkaloid, steroid, antibiotik, vitamin, zat war-
na, karbohidrat, asam amino, dsb.
@ Pemisahan dan identifikasi zat-zat anorganik dan
senyawa kompleks.
ADSORBEN
1. SILIKA GEL
@ Paling banyak digunakan.
@ Ditambah “plaster of Paris” (CaSO4) sebagai binder.
@ Tersedia dalam berbagai kualitas (pilih
“for TLC”).
2. ALUMINA
@ Bersifat basa.
@ Dijual dengan atau tanpa CaSO4
ADSORBEN
3. KIESELGUHR
@ Netral.
@ Daya adsorpsi lebiih lemah.
@ Dengan atau tanpa CaSO4.
4. SELULOSA
@ Mempunyai sifat penukar ion.
JENIS ADSORBEN
PORUS
@ Misal Zorbax (5 - 10 µm), sulit digunakan, tapi
hasilnya baik.
@ Porasil A (35 - 75 µm), kurang efisien, murah,
tekanan kolom kecil.
@ Alcoa (alumina), diameter besar.
PELIKULAR
@ Padatan manik gelas yang dilapis dengan lapi- san tipis adsorben.
@ Ukuran, 30 - 70 µm.
JENIS ADSORBEN
PELIKULAR
@ Lebih efisien.
@ Lebih mahal.
@ Kapasitas rendah.
@ Contoh : - Corasil II 37 - 50 µm.
- Perisorb 30 - 40 µm.
- Vydac 30 - 44 µm.
- Pelumina 37 - 44 µm.
- Pellicarb 37 - 44 µm.
MEMBUAT KROMATOPLAT
@ Menyebarkan “slurry”, menggunakan aplikator.
- Ketebalan lapisan dapat diatur (+ 0,25 mm)
- Lapisan padat dan rata.
- Ukuran lapisan (pelat kaca) : 20 x 20 cm
5 x 20 cm
- Diaktifkan pada 100 - 1050C, 30 menit
@ Mencelupkan pelat kaca (kaca objek) ke dalam slurry.
SPREADER
Arah gerak aplikator
DERET ELUOTROPIK PELARUT
PETROLEUM ETER ETER
KARBON TETRAKLORIDA
TRIKLOR ETILEN
BENZEN
DIKLOROMETAN
KLOROFORM
DIETIL ETER
DIMETIL FORMAMID
ETIL ASETAT
DERET ELUOTROPIK PELARUT
PIRIDIN
ASETON
N - PROPANOL
ETIL ALKOHOL
METIL ALKOHOL
FORMAMIDA
AIR
GLIKOL
GLISERIN
CONTOH CAMPURAN PELARUT
TLC Adsorpsi
n - Heksana-dietil eter (1:1)
Kloroform-metanol (19:1)
Benzen-aseton
TLC Penukar Ion
Larutan HCl 0,001 - 1 N
Larutan NaOH 0,001 - 1 N
Larutan NaCl 0,001 - 1 N
CONTOH CAMPURAN PELARUT
TLC Partisi
Butanol - asam asetat - air (4:1:5)
Asam asetat - asetonitrit (1:1)
Aseton - air (3:2)
TLC dengan Gel Dextran
Larutan asam asetat 0,01 - 0,1 N
Larutan amoniak 0,01 - 0,1 N
Larutan bufer amonium asetat pH 4,5 0,01 -0,1 M
TEKNIK ELUSI
1. Menaik, dalam tangki (lebih baik) yang dirancang khusus.
2. Horizontal, menggunakan “sumbu” kertas saring.
3. Berganda (berkali-kali).
4. Aliran kontinu, pelarut harus mudah menguap.
5. Menurun.
6. Multidimensi.
7. Bergradien, komposisi pelarut diubah.
REAGENS PEWARNA(Metode deteksi)
@ Uap iodium.
@ Asam sulfat, dengan atau tanpA oksidator lain.
@ Reagens spesifik.
@ Sinar UV.
REAGENS PEWARNA(Metode deteksi)
Reagens Spesifik
@ Indikator asam-basa (untuk asam-asam karbok-
silat).
@ Larutan SbCl3 dalam asetat glasial(untuk steroid
dan karotenoid).
@ Ninhidrin dalam n-butanol yang mengandung
asam asetat (untuk asam amino, amina).
REAGENS PEWARNA(Metode deteksi)
Deteksi dan Identifikasi
@ Planimetri
@ Densitometri
@ Spektrofotometri
@ Fluoresensi