14
KREATININ I. TUJUAN 1. Melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan test kreatinin dalam serum. 2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. II. PRINSIP 1. Prinsip pemeriksaan kreatinin berdasarkan reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat membentuk larutan kuning dalam suasana basa. Kreatinin + asam pikrat OHˉ kompleks kreatinin-pikrat (Janovski) (kuning-merah) 2. Diproteinasi Kreatinin + Trichlor Acetic Acid 1.2N Pengendapan Protein, senyawa- Senyawa kimia, Askorbat, Asetoasetat,Piruvat,Sefalosporin,

kreatinin tujuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kreatinin kimiaklinik

Citation preview

Page 1: kreatinin tujuan

KREATININ

I. TUJUAN

1. Melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan test kreatinin dalam serum.

2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh.

II. PRINSIP

1. Prinsip pemeriksaan kreatinin berdasarkan reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat

membentuk larutan kuning dalam suasana basa.

Kreatinin + asam pikrat OHˉ kompleks kreatinin-pikrat (Janovski)

(kuning-merah)

2. Diproteinasi

Kreatinin + Trichlor Acetic Acid 1.2N Pengendapan Protein, senyawa-

Senyawa kimia, Askorbat,

Asetoasetat,Piruvat,Sefalosporin,

Metildopa dan lain-lain.

3. Hukum Lmbert –Beer

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa kosentrasi suatu sampel berbanding lurus

dengan jumlah cahaya yang di absorpsi atau berbanding terbalik denagan logarithma

cahaya yang di transmisikan.

A=a .b . c=log 100 %T=2−log %T

A= Absorban

a = absorptivitas

Page 2: kreatinin tujuan

b = jumlah sinar pada larutan

C =konsentrasi larutan

%T= persen transmitans

III. TEORI

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan

terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin

fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP

(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah

menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring

dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin,

yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin

(Soeharto, 2004).

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada

massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun

keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali

jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan

kerusakan masif pada otot.

Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk menilai

kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin klirens. Selain

itu tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat

ringannya gangguan fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada gangguan fungsi ginjal

yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari 7 mg / dl serum. Namun dianjurkan bahwa

sebaiknya hemodialisis dilakukan sedini mungkin untuk memghambat progresifitas

penyakit.

Page 3: kreatinin tujuan

Kreatinin adalah anhidrida dari kreatin, ia dibentuk sebagian besar dalam otot

dengan pembuangan air dari kreatinfosfat secara tak reversibel dan non enzimatik.

Kreatinin bebas terdapat dalam darah dan urin. Pembentukan kreatinin rupanya adalah

langkah permulaan yang diperlukan untuk ekskresi sebagian besar kreatinin. (Harper,

1997)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah,

diantaranya adalah :

Perubahan massa otot.

Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah

makan.

Aktifitas fisik yang berkebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.

Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole dapat

mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.

Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang

muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita.

( Sukandar E, 1997 )

Glomerolus adalah bagian kecil dari ginjal yang melalui fungsi sebagai saringan

yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ml plasma, mengalir

melalui semua glomeruli dan sekitar 100 ml ( 10 % ) dan disaring keluar. Plasma yang

berisi semua garam, glukosa dan benda halus lainnya disaring dan tetap tinggal dalam

aliran darah. ( Guyton CA, 1997)

Cairan yang disaring yaitu filtrasi glomerolus, kemudian mengalir melalui tubula

renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan meninggalkan

yang tidak diperlukan. Keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali, kebanyakan

produk sisa buangan dikeluarkan melalui urine, diantaranya kreatinin dan ureum.

Kreatinin sama sekali tidak direabsorpsi di dalam tubulus, akan tetapi sejumlah kecil

kreatinin benar-benar disekresikan ke dalam tubulus oleh tubulus proksimalis sehingga

jumlah total kreatinin meningkat kira-kira 20 %. ( Guyton CA, 1997)

Page 4: kreatinin tujuan

Jumlah filtrasi glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang normal rata-rata

125 ml per menit, tetapi dalam berbagai keadaan fungsional ginjal normal dapat berubah

dari beberapa mililiter sampai 200 ml per menit, jumlah total filtrat glomerolus yang

terbentuk setiap hari rata-rata sekitar 180 liter, atau lebih dari pada dua kali berat badan

total, 90 persen filtrat tersebut biasanya direabsorpsi di dalam tubulus, sisanya keluar

sebagai urin. ( Evelyn C, 1999).

Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang

digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan ekskresinya

di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar kreatinin darah yang lebih besar dari normal

mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal pada metode jaffe

reaction adalah laki-laki 0,8 sampai 1,2 mg / dl; wanita 0,6 sampai 1,1 mg / dl.

( Sodeman, 1995 )

Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk menilai

kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin klirens. Selain

itu tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat

ringannya gangguan fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada gangguan fungsi ginjal

yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari 7 mg / dl serum. Namun dianjurkan bahwa

sebaiknya hemodialisis dilakukan sedini mungkin untuk memghambat progresifitas

penyakit. ( Sodeman, 1995 )

Beberapa metode yang sering dipakai untuk pemeriksaan kreatinin darah adalah :

Jaffe reaction

Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam

pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer.

Kinetik

Dasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali

pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

Enzimatik Darah

Page 5: kreatinin tujuan

Dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim

membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer.

Dari ketiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah “ Jaffe Reaction ”, dimana

metode ini bisa menggunakan serum atau plasma yang telah dideproteinasi dan tanpa

deproteinasi. Kedua cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satunya

adalah untuk deproteinasi cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar 30 menit,

sedangkan tanpa deproteinasi hanya memerlukan waktu yang relatif singkat yaitu antara

2-3 menit. (Underwood, 1997)

Senyawa-senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah

hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 persen adalah : Aseton,

Asam askorbat, Bilirubin, Asam urat, Asam aceto acetat, Piruvat, Barbiturat,

sefalosporin, metildopa. Senyawa-senyawa tersebut dapat member reaksi terhadap reagen

kreatinin dengan membentuk warna yang serupa kreatinin sehingga dapat menyebabkan

kadar kreatinin tinggi palsu. Akurasi atau tidaknya hasil pemeriksaan kadar kreatinin

darah juga sangat tergantung dari ketepatan perlakuan pada pengambilan sampel,

ketepatan reagen, ketepatan waktu dan suhu inkubasi, pencatatan hasil pemeriksaan dan

pelaporan hasil. ( Sodeman, 1995 )

IV) Alat dan Bahan

Alat:

(a) Tabung reaksi dan rak tabung reaksi(b) Pipet piston(c) Spektrophotometer(d) Sentrifugasi(e) Spuit 3 mL

Bahan:

(a) Serum(b) Heparin(c) Plasma(d) Urin

Page 6: kreatinin tujuan

(e) Alkohol 70%

Reagensia Konsentrasi dalam larutan

(a) Standar kreatinin 2 mg/ 100 ml atau 177 µmol/ 1(b) Asam pikrat 35 mmol / l(c) NaOH 1.6 mol / l

Reagen tambahan:

Asam trichloroasetat(TCA) 1.2 mol / l

V) Prosedur

Cara kerja deproteinisasi:

Pipetkan ke dalam tabung sentrufuga:

Nama Zat Volume (mL)Trichloroacetat acid (TCA) 1.0Serum atau plasma-heparin 1.0

Zat-zat tersebut dicampur dan diaduk dengan batang pengaduk. Kemudian, disentrifugasi pada 2500 rpm selama 10 menit.Setelah selesai disentrifugasi, supernatannya diambil(dituangkan).Selama 7 hari larutan supernatant disimpan pada suhu 2 – 8 ˚C.

Prosedur pengukuran;

Panjang gelombang : Hg 546 nm (500 – 550)

Spektrophotometer : 520 nm

Kuvet : 1 cm

Temperatur : 25 ˚C

Pengukuran terhadap blangko reagen

Pipetkan ke dalam tabung reaksi:

Blangko Standar Sampel Sampel (urin)Aquadest 0.5 ml - - -Larutan 1 - 0.5 ml - -TCA 0.5 ml 0.5 ml - 0.5 mlSupernatan - - 1.0 ml -

Page 7: kreatinin tujuan

Urin (1:49) - - - 0.5 mlCampuran reagen

1.0 ml 1.0 ml 1.0 ml 1.0 ml

Campurkan,biarkan selama 20 menit pada suhu 25 ˚C.Ukur absorbansi sampel (Asampel) dan standar(Astandar) terhadap blangko reagen.

DATA PENGAMATAN

PERHITUNGAN

Konsentrasi kreatinin dalam serum (µmol/l) =Δ sampleΔ standar

X 177

Konsentrasi kreatinin dalam serum (mg/dl) =Δ sampleΔ standar

X 2

A standar = 0.009

KELOMPOK KONSENTRASI KREATININ DALAM SERUMµmol/l mg/dl

1 0.0190.009

X 177=373.67 µ mol/ l 0.0190.009

X 2=4.22 mg /dl

2 0.0050.009

X 177=98.33 µmol/ l 0.0050.009

X 177=1.11mg /dl

3 0.0010.009

X 177=19.67 µmol / l 0.0010.009

X 2=0.22 mg /dl

GROUP ABSORBANSI A JUMLAH RATA-RATAI II

A1 A2 A1 A2 I II1 0.063 0.082 0.060 0.079 0.019 0.019 0.038 0.0192 0.087 0.093 0.090 0.093 0.006 0.003 0.009 0.0053 0.079 0.080 0.088 0.089 0.001 0.001 0.002 0.0014 0.034 0.039 0.020 0.030 0.005 0.009 0.014 0.007

Page 8: kreatinin tujuan

4 0.0070.009

X 177=137.67 µmol /l 0.0070.009

X 2=1.56 mg /dl

Kesimpulan

1) Pemeriksaan fungsi ginjal dengan uji kreatinin serum telah dilakukan.

2) Kadar kreatinin dalam serum adalah 98,3mmol/L dan 1,11mg/dL

Page 9: kreatinin tujuan

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi)

Jakarta: EGC.

C. Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia.

Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9,

Editor: Irawati Setiawan. Jakarta :EGC.

Harper, H. A., V. W. Rodwell, and P. A. Mayes. 1979. Biokimia (Review of physiological

chemistry). Alih bahasa: M. Muliawan. Lange Medical Publications. Los Altos,

California.

Sodeman, W.A dan Sodeman T.M. (1995). Sodeman Patofisiologi. Edisi 7. Jilid II.

Penerjemah: Andry Hartono. Jakarta: Hipokrates.

Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Sukandar E. 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in Nefropati Klinik. Edisi ke- 2.

Bandung : Penerbit ITB.

Sylvia & Lorraine. 1994. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Underwood. 1997. Patologi Umum & Sistematik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.