139
KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA KELAS XII Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar S1 oleh JAHRUDIN NIM 1811013000018 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA KELAS XII

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar S1

oleh

JAHRUDIN

NIM 1811013000018

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA
Page 3: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA
Page 4: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA
Page 5: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

i

ABSTRAK

JAHRUDIN. NIM: 1811013000018. Skripsi Kritik Pembangunan Lagu Iwan

Fals dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas

XII. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kritik pembangunan pada teks

lagu Iwan Fals. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan menggunakan analisis data. Penelitian dilakukan dengan

mendeskripsikan adanya masalah kritik pembangunan lagu-lagu Iwan Fals,

mendeskripsikan makna atau gagasan yang terkandung di dalam lagu Iwan Fals.

Pada dasarnya lagu-lagu yang mengandung kritik yang diciptakan Iwan Fals

diangkat dari kejadian-kejadian yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga

dengan mengungkap kritik yang terkandung dalam lagu Iwan Fals, siswa akan

memperoleh pesan yang ingin disampaikan sang pencipta, dan melalui hal ini pula

pembaca akan mengetahui kejadian-kejadian sosial yang belum diketahui.

Implikasi penelitian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu lirik lagu

yang mengandung kritik dapat digunakan sebagai media alternatif. Hal tersebut

dapat diaplikasikan pada SMA kelas XII semester genap dengan standar

kompetensi yang digunakan yaitu menulis esai dan kritik sastra. Adapun

kompetensi dasar yang dipakai yaitu kritik tentang berbagai kritik terhadap

berbagai bentuk karya sastra .

Kata kunci: Kritik pembangunan, lirik lagu, Iwan Fals

Page 6: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

ii

ABSTRACT

JAHRUDIN. NIM: 1811013000018. Thesis Criticism Songs Iwan Fals

Development and Its Implication to Indonesian Learning in High School Class

XII. Indonesian Language and Literature Department. Faculty and Teaching MT.

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015.

This study aimed to describe the development of text criticism Iwan Fals

song. The method used in this study is a qualitative method of data analysis.

Research carried out by describing a problem criticisms development Iwan Fals

songs, describing the meaning or ideas contained in the song Iwan Fals.

Basically songs created containing criticism Iwan Fals removed from the events

that occur in the community, so that by uncovering the criticism contained in the

song Iwan Fals, students will acquire the message creator, and through it anyway

reader will know that social events is unknown.

Implications of research on learning Indonesian, namely lyrics containing

criticism can be used as an alternative media. It can be applied to high school

class XII semester with competency standards used are writing essays and literary

criticism. The basic competence that is used is a critique of the various criticisms

of the various forms of literature.

Keywords: Criticism of development, lyrics, Iwan Fals

Page 7: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala hidayah

yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dia yang

menguasai segala muasal, Dia pula yang menjadi tempat kembali. Shalawat dan

salam semoga tetap atas Nabi Muhammad SAW yang telah membuka jalan

kebenaran. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada

semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Nurlena Ri’fai, MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dra. Hindun, M. Pd, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Dona Aji Kurnia Putra, M.A, Sekretaris Prodi Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Makyun Subuki, M. Hum, selaku pembimbing yang telah banyak

memberi saran dan kritik kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Para Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Ayahku Aminuddin, Ibuku Siti Khodijah, Istriku Astuti, Anakku

Huzaifii Danial Ramadhani, terima kasih atas segala kasih sayang,

pengorbanan, dan pengertian mereka dan Kawan-kawan seperjuangan

dijurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan mereka yang menjadi

penyemangat ketika sidang munaqosah, yang selama ini selalu

memberi dorongan, semangat, motivasi, dukungan dan tidak lupa lagi

dengan doa selama penulisan skripsi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulisan sudah berusaha semaksimal mungkin,

kritik, dan saran yang membangun penulisan harapkan guna kesempurnaan skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang

membutuhkan.

Bekasi, 12 Januari 2015

Penulis

Jahrudin

NIM 1811013000018

Page 8: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 3

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 3

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 3

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1. Bagi Peserta Didik ............................................................................. 4

2. Bagi Pendidik .................................................................................... 4

3. Bagi Masyarakat ................................................................................ 4

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori ........................................................................................ 5

B. Wacana .................................................................................................... 5

C. Teks Media .............................................................................................. 6

1. Media lagu ......................................................................................... 6

2. Lirik ................................................................................................... 7

D. Wacana Kritis .......................................................................................... 7

1. Wacana .............................................................................................. 7

2. Teoritis Kritis Dalam Linguistik ........................................................ 8

3. Deskripsi Kritis Dalam Sosiolinguistik ............................................. 9

4. Deskripsi Kritis Dalam Pragmatik ..................................................... 10

5. Kritisisme Dalam Linguistik ............................................................. 11

Page 9: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

iv

E. Wacana Kritis .......................................................................................... 12

1. Pengertian Analisis Wacana Kritis .................................................... 12

F. Kritik Idiologi ......................................................................................... 14

1. AWK dan Idiologi ............................................................................. 14

2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis (AWK) ................................... 14

G. Kritik Pembangunan ................................................................................ 18

1. Definisi Pembangunan ...................................................................... 18

2. Pengertian Kritik Pembangunan ....................................................... 18

3. Cara Melangsungkan Pembangunan ................................................. 19

4. Teori Awal Pembangunan ................................................................. 21

5. Teori Modernisasi ............................................................................. 21

6. Potret Pembangunan Di Indonesia .................................................... 25

7. Perubahan Paradigma Pembangunan ................................................ 26

8. Paradigma Baru Pembangunan .......................................................... 28

9. Krisis Dalam Teori Pembanguan dan Dalam Dunia ......................... 30

10. Modernisasi Pembangunan Bangsa ................................................... 31

11. Modernitas Menurut Para Ahli .......................................................... 31

12. Tipe-tipe Modenisasi ......................................................................... 33

13. Modernisasi Sosial ............................................................................. 33

14. Konteks Sosial Modernisasi .............................................................. 34

15. Dinamika Modernisasi ....................................................................... 34

H. Jenis-jenis Aliran Musik ......................................................................... 36

I. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 42

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .................................................................................. 45

1. Metode Analisis Wacana Kritis ......................................................... 45

2. Data dan Sumber Data Penelitian ..................................................... 46

3. Instrumen Penelitian .......................................................................... 47

4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 48

5. Teknik Analisis Data ......................................................................... 49

Page 10: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

iv

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Kritik Lagu Iwan Fals ........................................................................... 50

B. Pembelajaran Sastra di SMA .................................................................. 89

C. Implikasinya Terhadap Pembelajaran di SMA ...................................... 89

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ......................................... 90

E. Materi Pembelajaran .............................................................................. 90

F. Metode Pembelajaran ............................................................................ 90

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................ 92

B. Saran ...................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94

LAMPIRAN

Page 11: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, pembangunan nasional mengalami pasang

surut. Dimulai pada masa Orde Lama, pembangunan nasional lebih diarahkan

pada sektor politik. Akibatnya pembangunan nasional disektor lain terabaikan.

Masyarakat tetap terkurung dalam belenggu kemiskinan. Selanjutnya pada masa

Orde Baru, dengan tekad memperbaiki kesejahteraan rakyat, pembangunan

nasional diarahkan pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Untuk maksud tersebut semua aspek kehidupan diarahkan untuk mendukung

tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akibatnya kehidupan demokrasi

menjadi terbelenggu, KKN merajalela di segala aspek dari tingkat yang tinggi

sampai pada tingkatan yang lebih rendah, dengan tekad reformasi di segala

bidang, pembangunan nasional diarahkan pada usaha pembangunan yang

berkelanjutan serta berkeadilan, yang tentunya untuk kesejahteraan masyarakat

agar tidak tercipta kesenjangan nasional.

Masalah korupsi yang semakin meluas di negara Indonesia, mengenai

pendidikan di Indonesia ataupun mengenai masalah-masalah lainnya, dari lirik

lagu yang bertemakan kritik pembangunan ini terlihat bahwa masalah yang

diungkap sangat beragam, permasalahan yang diungkap oleh pengarang sebagian

besar menyangkut kehidupan masyarakat menengah kebawah. Dengan demikian,

kritik yang disampaikan lebih berkesan dan merupakan suara rakyat kecil, yang

cenderung menjadi objek dari semua kekurangan yang melatarbelakangi adanya

teks lagu dengan tema kritik pembangunan.

Lirik lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan

gagasan, pesan, dan ekspresi pencipta pada pendengarnya, melalui lirik lagu,

komposisi musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya,

sehubungan dengan hal tersebut, maka pada umumnya seorang pengarang lagu

menciptakan karya-karyanya dengan maksud dan tujuan sebagai penghubung

antara dirinya denga realitas sosial yang ada dalam masyarakat, adanya interaksi

Page 12: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

2

sosial ini membuat masing-masing individu terikat oleh sistem

kemasyarakatannya yang pada intinya tiap individu mempunyai harapan dan

wawasan hidup yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Pesan atau ide yang disampaikan melaui musik atau lagu, biasanya memiliki

keterkaitan dengan konteks historis, muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan

untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral dan sekaligus memilki

kekuatan ekonomis, musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam

masyarakat sebagai konstruksi dari realitas sosial yang dituangkan dari lagu.

Dari uraian di atas maka judul skripsi ini yaitu “Kritik Pembangunan Dalam

Lagu Iwan Fals dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMA”.

Page 13: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

3

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu:

1. Lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan

gagasan, pesan, dan ekspresi pencipta kepada pendengarnya melalui lagu,

komposisi musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia

membawakannya.

2. Melalui lagu yang banyak menggunakan kata-kata puitis ini, terdapat

makna tersirat yang bermaksud menyindir atau memprotes tentang adanya

kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dalam masyarakat.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, diketahui bahwa lagu sebagai

media yang universal dan efektif, yang dapat menuangkan gagasan, pesan, dan

ekspresi, menggunakan kata puitis, terdapat makna yang tersirat yang bermaksud

untuk menyindir atau memprotes tentang adanya kejanggalan yang terjadi dalam

masyarakat.

C. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, yang menjadi permasalahan penelitian ini

adalah:

1. Masalah kritik pembangunan apa sajakah yang diungkapkan dalam lagu

Iwan Fals?

2. Bagaimanakah masalah kritik pembangunan tersebut dan implikasinya

terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian lagu Iwan Fals

1. Mendeskripsikan adanya masalah kritik pembangunan lagu Iwan Fals.

2. Mendeskripsikan makna yang terkandung di dalam lagu Iwan Fals dan

implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

Page 14: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang

mencakup aspek teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan keterkaitan antara

pengarang dan masyarakat dalam menciptakan sebuah lagu, karena lagu

merupakan produk dari seorang pengarang yang ingin mencurahkan segala

pikiran dan perasaan yang terjadi di masyarakat, penelitian ini juga berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kritik

pembangunan yang terjadi di dalam masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk

lagu, dengan adanya kritik pembangunan ini masyarakat mampu membongkar

kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Diharapakan penelitian ini mampu memberikan andil dalam peningkatan

kemampuan siswa dalam pembelajaran Kritik.

b. Bagi Pendidik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan guru

dalam mengapresiasi karya yang berbentuk lagu, khususnya lirik-lirik

lagu, penelitian ini juga dapat digunakan oleh guru bahasa Indonesia.

c. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini dapat membantu pembaca dan peminat, dalam

persoalan pemahaman tentang dunia kesastraan Indonesia pada umumnya

dan mengetahui masalah kritik pembangunan yang ada pada lagu Iwan

Fals pada khususnya.

Page 15: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

5

BAB II

KAJIAN TEORI

Kajian teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk menentukan buku

acuan yang berhubungan dengan objek penelitian agar mencapai penelitian yang

relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan

dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun teori

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

A. Deskripsi Teori

B. Wacana

"This combination of hegemony and interdiscursivity work for critical

discourse analysis is concomitant work orientation to historical change, it may

be helpful to readers to have available a summary the main terms introduced in

the last two section". Kombinasi hegemoni dan interdiscursivity kerja untuk

analisis wacana kritis adalah orientasi kerja seiring dengan perubahan sejarah,

mungkin membantu pembaca untuk memiliki tersedia ringkasan istilah utama

diperkenalkan dalam dua bagian terakhir. Fairclough mendasarkan pertimbangan

teoritis dan skema analisisnya pada definisi sejumlah konsep yang cukup

khusus.1 Istilah-istilah penting berikut akan sangat membantu untuk memahami

pendekatan yang diadopsinya2

1. Wacana (kata benda abstrak) – “penggunaan bahasa dianggap sebagai

prakti sosial.”

2. Peristiwa diskursif – “penggunaan bahasa, dianalisis sebagai teks, praktik

diskursif, dan praktik sosial.”

3. Teks – “bahasa ditulis yang dihasilkan dalam suatu peristiwa diskursif”.

Pada nantinya, Fairclough memberi penekanan pada sifat teks yang multi

semoitik dan menambahkan pencitraan visual dan bunyi – dengan

1 Norman Fairclough. Critical Discourse The Critical Study Of Language (New York: Longman

Group Limited, 1995), h. 135 2 Abdul Syukur Ibrahim. Metode Analisis Teks dan Wacana, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), h. 241-242

Page 16: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

6

menggunakan contoh bahasa televisi – sebagai bentuk semiotik lain yang

dapat secara bersamaan muncul dalam teks.

4. Interdiskursivitas – “penyusunan teks dari beragam wacana dan genre”.

5. Wacana (kata benda yang dapat dihitung) – “cara menjelaskan (signifying)

pengalaman dari suatu perspektif tertentu.

6. Genre – “penggunaan bahasa yang diasosiasikan dengan suatu aktivitas

sosial tertentu.”

7. Tatanan wacana – totalitas praktik diskursif suatu institusi dan hubungan-

hubungan di antara praktik-praktik tersebut.

C. Teks Media

1. Media Lagu

Penggunaan media lagu dalam pembelajaran merupakan salah satu metode

yang digunakan oleh guru dalam membantu siswa merangsang imajinasi siswa,

penggunaan media lagu dapat mengoptimalkan kerja belahan otak kanan sehingga

para siswa dapat mengembangkan imajinasinya secara leluasa. Efek positif dari

optimalisasi kerja belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja

belahan otak kiri sehingga pada saat yang bersamaan para siswa juga dapat

mengembangkan logikanya. Keseimbangan kinerja otak sebelah kiri ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperoleh informasi,

pembuatan outline, dan akhirnya menuliskan informasi tersebut dalam bentuk

tulisan atau karangan yang baik.

Penggunaan media lagu dalam metode sugesti-imajinasi menurut merupakan

suatu metode yang melibatkan pengisian/pemuatan bank-bank memori dengan

memori atau ingtan yang diinginkan dan yang member kemudahan. Penggunaan

media lagu memiliki kelebihan dalam memberikan kontribusi untuk

meningkatkan keterampilan menulis. Pemilihan lagu yang bersyair puitis

membantu para siswa memperoleh model dalam pembelajaran kosakata.

Pengembangan kosakata ini mengandung pengertian lebih dari sekedar

penambahan kosakata baru, tetapi lebih pada penempatan konsep-konsep baru

dalam tatanan yang lebih baik atau dalam susunan tambahan.

Page 17: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

7

Ragam suara yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca dan lain

sebagainya.3

2. Lirik

Lirik sebagai salah satu unsur yang membentuk lagu umumnya berkaitan erat

dengan melodi yang mendukungnya atau dengan kata lain bahan antara melodi

dan syair berkolaborasi satu sama lain untuk menyampaikan maksud/pesan dari

lagu tersebut. Suatu karya musik bisa saja menuturkan suatu makna/tema dengan

luasnya melalui syair/lirik yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya sebuah puisi

bunyi bisa saja menghentak dan berirama cepat melahirkan alunan makna melodis

dalam irama.4 Sajak yang melukiskan perasaan.

5

Nyanyian-nyanyian yang kita dengarkan tidaklah semata-mata hanya lagunya

yang indah, tetapi terlebih lagi isi puisinya mampu menghibur manusia. Puisi-

puisi cinta didendangkan oleh para penyanyi dari barbagai kurun waktu dan

anehnya tidak pernah membosankan karena selalu diperbaharui oleh penyairnya.6

Nyanyian-nyanyian yang banyak dilagukan adalah contoh puisi yang populer.

Bahasanya harus mudah dipahami karena pendengar harus cepat memahami isi

lagu itu sementara lagu didendangkan.7

D. Wacana Kritis

1. Wacana

Kata „wacana‟ (discourse) berasal dari bahasa Latin discurrere (mengalir ke

sana kemari) dari nomalisasi kata discursus (mengalir secara terpisah yang

ditransfer maknanya menjadi terlibat dalam sesuatu atau memberi informasi

tentang sesuatu. Dalam bahasa Latin abad pertengahan, kata discursus selain

3 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: PT. Media

Pustaka Phoenix, 2010), h. 515 4 IG Harry Suwanto. Seni Budaya Musik, (Bekasi: PT. Galaxy Puspa Mega, 2007), h. 40

5 Op. cit, h. 539

6 Herman J. Waluyo. Teori dan apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1995), h, 1

7 Ibid, h. 2

Page 18: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

8

berarti kecakapan, perdebatan yang aktif, dan juga keaktifan berbicara, kata ini

juga berarti orbit dan lalu lintas.8

2. Teoritis Kritis dalam Linguistik

Fairclough mengatakan bahwa istilah linguistik selama ini digunakan secara

ambigu dalam arus besar kajian bahasa. Menurut Fairclough, di satu pihak,

lingusitik kadang-kadang mengacu pada kancah seluruh kajian bahasa dalam

disiplin Ilmu bahasa secara akademis. Dilain pihak, kadang-kadang lingustik

mengacu hanya pada lingusitik murni, yaitu linguistic yang benar-benar mengkaji

gramatikal dalam pengertian luas, yang di dalamnya ada fonologi, morfologi,

sintaksis, dan semantik. Dalam perspektif deskriptif ini lingustik cenderung

dimaknai teori 9gramatika, yaitu sebuah konsepsi yang cukup sempit tentang

kajian bahasa. Pandangan ini menurut Fairclough merupakan hal yang paradoks,

dalam arti linguistik hanya memmilki perhatian sedikit pada tuturan dan tulisan

yang aktual. Arus besar linguistik lebih tertarik pada cirri-ciri bahasa sebagai

sesuatu yang bersifat potensial, sebuah system, dan kompetensi yang abstrak

daripada tertarik pada kegiatan mendeskripsikan praksis bahasa aktual. Pandangan

ini sangat di pengaruhi oleh dua asumsi bahasa yang yang dikemukakan oleh

Ferdinand de Saussure, yakni (1) bahasa dari komunitas tertentu dapat untuk

tujuan-tujuan praktis dan (2) studi bahasa seharusnya sinkronik daripada historis.

Dalam pandangan kritis, dua asumsi Saussure ini mengabaikan praksis bahasa

dan menisolasinya dari acuan social historis, hal ini sangat tidak mungkin. Arus

besar linguistik yang ada merupakan sebuah cara mengkaji bahasa yang asosional,

yang tidak pernah berbicara tentang hubungan timbale balik antara bahasa,

kekuasaan, dan ideologi. Kritik terhadap lingusitik yang sebenarnya ini

mengabaikan praksis bahasa yang menjadi fokus kajian “linguistik kritis.”

3. Deskipsi Kritis dalam Sosiolinguistik

Beberapa praktisi bahasa di antaranya Fairclough melihat sosiolinguistik

sebagai pelengkap linguistik yang sebenarnya, sosiolinguistik mengkaji

8 Nuri Nurhaidah. Wacana Politik Pemilihan Presiden di Indonesia, (Yogyakarta: Smart

Writing, 2014), h. 19 9 Yoce Aliah Darma. Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Media, 2009), h. 41

Page 19: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

9

penggunaan bahasa dan linguistik. Arus besar sosiolinguistik berhasil menunjukan

bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara variasi dalam bentuk linguistik

(fonologi, morfologi, dan sintaksis) dan variabel-variabel sosial, antara lain strata

sosial, relasi sosial, dan perbedaan latar sosial. Dalam arti apa yang ada dalam

bentuk bahasa dapat ditemukan gejalanya dimasyarakat. Konsep di atas

bernuansa “atomisme logis” sebagaimana dikemukakan Chaika Grimsaw ,dan

Wardhugh. Pendapat ini diperkuat oleh karya-karya labov, Chesaire , Milroy, dan

Romaine. Sosiolinguistik pada saat itu perkembangannya sangat dipengaruhi

konsepsi ilmu sosial dalam tradisi positivism. Dari tradisi ini dapat dilihat bahwa

variasi sosiolingusitik dalam masyarakat tententu cenderung dilihat dari

seperangkat fakta yang dapat diobservasi dan diperiksa dengan menggunakan

metode analogi dari ilmu-ilmu alam.

Menurut Fairclough sosiolinguistik sangat jelas bila ditanya “apa variasi itu?

Tetapi amat lemah bila menjawab “mengapa” dan “bagaimana.” Beberapa

pertanyaan yang perlu dijawab oleh sosiolinguistik adalah (1) mengapa fakta-

fakta yang ada kenyataannya seperti itu? (2) bagaimana relasi kekuasaan muncul

untuk mengatur manusia? (3) bagaimana relasi kekuasaan itu ditopang? (4)

bagaimana relasi-relasi kekuasaan itu di ubah untuk keuntungan kelompok

tertentu yang mendominasi kelompok lain? Pertanyaan-pertanyaan yang berupa

“mengapa” dan “bagaiman” ini harus diwujudkan dalam langkah eksplanasi yang

nyata. Pertanyaan ini menjadi fokus kajian sosiolinguistik kritis. 10

4. Deskripsi Kritis dalam Pragmatik

Pragmatik dibedakan dalam dua aliran yang bersumber dari tradisi yang

berbeda. Pertama, pragmatik dari tradisi dari Eropa Kontinental, yang

pengertiannya luas, yaitu “ilmu penggunaan bahasa. “Kedua, pragmatik terdiri

dari tradisi Angelo Amerika., yang pengertiannya lebih sempit, yaitu pragmatik

hanya sebagai satu dari sejumlah subdisplin yang berhubungan dengan

penggunaan bahasa bahasa yang meliputi sosiolinguistik dan psikolinguistik.

Pragmatik “kritis” lebih berkembang dari tradisi Eropa continental. Oelh karena

10

Ibid, h. 42

Page 20: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

10

itu, wajar jika aliran ini tubuh subur dinegara-negara, seperti prancis , Australia,

belanda, dan jerman.11

Konsep pragmatik aliran Angelo-Amerika tidak pernah menyentuh

“pertarungan sosial” yang nyata dalam ketidaksetaraan hubungan kekuasaan

antarpartisipan. Komunikasi yang nyata lebih banyak diwarnai adanya

ketidaksetaraan atau ketidaksimetrisan kekuasan antar partisipan yang terlibat.

Dimensi inilah yang kemudian menjadi fokus garapan pragmatik kiris. Selain itu,

dalam tradisi Angelo Amerika, pragmatik pragmatik terbatas menggarap ujaran-

ujaran individu tunggal, seperti percakapan telepon daripada wacana luas yang

nyata, misalnya wacana gender, wacana rasisme, wacana hegemoni, dan wacana

politik. Garapan yang diabaikan dalam tradisi Angelo Amerika inilah yang

menjadi fokus garapan pragmatik kritis.

Pandangan lain yang dikritik oleh pragmatik kritis adalah keberadaan

pragmatik Angelo Amerika hanya merupakan “pelengkap” dari linguistik nyata,

yang menganggap kajian intinya adalah gramatika dan semantik. Pragmatik

Angelo Amerika mengakui konteks sosial, tetapi tidak menangkapnya sebagai

sesuatu yang amat determinative, yang amat menguasai dan menentukan individu

secara total. Sebaliknya dalam pandangan pragmatik kritis, konteks sosial itu

bersifat determinative terhadap individu-individu.12

5. Kritisisme dalam Linguistik

Sesuai dengan pandangan ilmu sosial kritis, ilmu bahasa yang nonkritis

dipandang oleh para pendukung linguistik kritis sebagai ilmu bahasa tradisional.

Analisis teks bahasa dalam linguistik tradisional berangkat dari pandangan

bahwa (1) struktur bahasa dapat dipisahkan dari penggunaan bahasa dan (2)

komunitas bahasa tertentu mempunyai gramatika tertentu, yang ada sebelum

analisis porese-proses sosial dilakukan. Dalam hubungannya dengan makna

struktur linguistik adalah sesuatu yang amat fundamental, karena terdapatnya

fungsi hubungan antara konstruksi tekstual dengan kondisi-kondisi sosial,

11

Ibid, h. 43 12

Ibid, h. 44

Page 21: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

11

institusional, dan ideologis. Struktur-struktur linguistik digunakan untuk

mensistematisasikan dan mentransformasi realitas. Oleh karena itu, dimensi-

dimensi sejarah, struktur sosial, dan ideologi adalah sumber utama pengetahuan

dalam membahas kritisisme dalam linguistik.

Linguistik kritis sangat relevan bila digunakan untuk menganalisis fenomena

komunikasi yang penuh dengan kesenjangan, yaitu adanya ketidaksetaraan

hubungan antarpartisipan, misalnya komunikasi dalam politik, hubungan antara

atasan dan bawahan, serta hubungan antara laki-laki dan perempuan, mislanya

dalam politik gender. Menurut Fowler (1996) model linguistik ini menggunakan

analisis linguistik untuk mengupas misrepresentasi dan diskriminasi dalam

berbagai modus wacana publik. Topik-topik yang diteliti meliputi masalah-

masalah, seperti seksisme, rasisme, ketidakadilan, politik, dan praksis komersial.

Selanjutnya Fowler merumuskan analisis wacana publik sebagai sebuah analisis

yang dirancang untuk memperoleh atau menemukan ideologi secara khusus dalam

konteks sosial. Piranti-piranti untuk menganlisisnya adalah seleksi gabungan dari

kategori deskriptif yang sesuai dengan tujuan dan struktur-struktur yang

diidentifikasikan Halliday sebagi ideasional dan interpersonal. Linguistik kritis

mengambil tradisi linguistik lainnya, misalnya menganlisis tindak ujaran,

pengambilan giliran dalam bertutur, dan transformasi. Linguistik Kritis bertujuan

untuk “defamiliarisasi” yang dioposisikan dengan “pembiasaan” dan”

pemunculan kesadaran” (consciousnessraising). Dalam arti bagaiman praksis

kritis linguistik dapat memecahkan “defamiliarisasi” agar selanjutnya” muncul

sebuah kesadaran” berkat dukungan struktur linguistik.13

E. Wacana Kritis

1. Pengertian Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian)

untuk member penjelasan dari sebuah teks (ralitas sosial) yang mau atau sedang

dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya

mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya,

13

Ibid, h. 45

Page 22: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

12

dalam sebuah teks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu,

analisis yang terbentuk nantinya disadari telah terpengaruh oleh sipenulis dari

barbagai factor. Selain itu harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat

makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Wacana adalah proses pengembangan dari komunikasi yang menggunakan

symbol-simbol yang berkaitan dengan interpretasi dan peristiwa-peristiwa di

dalam system kemasyarakatan yang luas. Melalui pendekatan wacana pesan-

pesan komunikasi seperti kata-kata, tulisan, gambar, dan lain-lain, eksisitensinya

ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya, misalnya konteks peristiwa

yang berkenaan dengannya, dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat berupa nilai-

nilai, ideologi, emosi, kepentingan-kepentingan, dan lain-lain.

Jadi, analisis wacana yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sebagai upaya

pengungkapan maksud tersembunyi dari subjek (penulis) yang mengemukakan

suatu pernyataan. Pengungakapan dilakukan dengan menempatkan diri pada

posisi sang penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga

bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat

diketahui. Jadi, wacana dapat dilihat dari bentuk hubungan kekuasaan terutama

dalam pembentukan subjek dan berbagai tindakan representasi.

Pemahaman mendasar analisi wacana adalah adanya wacana tidak dipahami

semata-mata sebagai objek studi bahasa. Bahasa tentu digunakan untuk

menganalisis teks. Bahasa tidak dipandang dalam pengertian linguistik tradisional.

Bahasa dalam analisis wacana kritis selain pada teks juga pada konteks bahasa

sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik

ideologi.

Analisi wacana kritis dalam lapangan psikologi sosial diartikan sebagai

pembicaraan. Wacana yang dimaksud di sini agak mirip dengan struktur dan

bentuk wawancara dan praktik dari pemakainya. Sementara dalam lapangan

politik, analisis wacana kritis adalah praktik pemakaian bahasa, terutama politik

bahasa. Karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subjek, dan

Page 23: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

13

lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka inilah yang dipelajari dalam

analisis wacana kritis.14

Menurut Fairclough dan Wodak AWK melihat pemakai bahasa baik tuturan

maupun tulisan yang merupakan bentuk dari praktik sosial menyebabkan sebuah

hubungan dialeksis di antara peristiwa deskriptif tertentu dengan situasi, instituasi,

dan struktur sosial yang membentuknya. Teun Van Dijk mengemukakkan bahwa

“AWK digunakan untuk menganalisis wacana kritis, diantaranya politik, ras,

gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain.”15

F. Kritik Idiologi

1. AWK dan Ideologi

Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu idea yang berarti gagasan,

lugas berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang ide-ide sesuai

dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu, dan pengetahuan. Kata

ideologi pun mengalami perkembangan. Dalam kasus sosiologi, ideologi diartikan

sebagai: (1) perangkat kepercayaan yang ditentukan secara sosial; (2) sistem

kepercayaaan yang melindungi kepentingan golongan elit; dan (3) sitem

kepercayaan (Sukanto). Selajutnya dalam kamus antropolgi, ideologi diartikan

sebagai rangkaian konsep suatu cita-cita yang diemban dan diidam-idamkan oleh

sekelompok golongan, gerakan atau negara tertentu (Aryono). Raymond William

(Aisyah) mengemukakan batasan ideologi sebagai berikut: (1) sistem nilai atau

gagasan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau lapisan masyarakat tertentu; (2)

kesadaran atau gagasan yang keliru tentang sesuatu; dan (3) proses-proses yangb

bersifat umum dalam produksi makna dan gagasan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa batasan ideologi ini adalah

sebuah sistem nilai atau gagasan yang dimiliki oleh sekelompok atau lapisan

masyarakat tertentu , termasuk proses-proses yang bersifat umum dalam produksi

makna dan gagasan. 16

14

Ibid, h. 50 15

Ibid, h. 51 16

Ibid, h. 56-60

Page 24: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

14

2. Karakteristik Analisis Wacana Kritis (AWK)

Ada lima karakteristik dari AWK, yaitu tindakan, konteks, historis,

kekuasaan, dan ideology (Van Djik, Fairclough, Wodak, dan Eriyanto.

b. Tindakan

Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai suatu tindakan (action).

Seseorang berbicara, menulis, dengan menggunakan bahasa untuk berinteraksi

dan berhubungan dengan orang lain. Dengan pemakaian rencana ini, ada beberapa

konsekuensi bagaimana wacana dilihat. Pertama, wacana dipandang sebagai

sesuatu yang bertujuan, membujuk, mengganggu, bereaksi, dan sebagainya.

Seseorang membaca atau menulis mempunyai maksud tertentu, baik maksud

besar maupun maksud kecil. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang

diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kehendak atau

diekspresikan di luar kesadaran.

c. Konteks

AWK mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi,

peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini diproduksi, dimengerti, dan dianalisis

dalam konteks tertentu. AWK juga memeriksa konteks dari komunikasi; dalam

jenis khalayak dan dalam situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan

tipe perkambangan komunikasi; dan bagaimana hubungan antara setiap pihak.

Bahasa dalam hal ini dipahami dalam konteks secara keseluruhan. Ada tiga sentral

dalam pengertian wacana; teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk

bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak, tapi semua jenis ekspresi

komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Konteks,

memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar, dan mempengaruhi

pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut

diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya. Wacana dimaknai sebagai

teks dan konteks bersama-sama. Titik perhatian analisis wacana adalah

menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses

komunikasi. Dalam hal ini dibutuhkan tidak hanya proses kognisi dalam arti

umum, tetapi juga gambaran spesifik dari budaya yang dibawa. Studi dalam

Page 25: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

15

AWK, memasukkan konteks, dan tidak ada tindakan komunikasi tanpa partisipan,

interteks, situasi dan sebagainya.

Ada beberapa konteks penting karena terpengaruh terhadap produksi wacana;

pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana gender, umur,

pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam banyak hal gugat dalam

menggambarkan wacana. Misalnya seseorang berbicara dalam pandangan

tertentu, karena ia laki-laki, atau karena ia berpendidikan. Kedua, setting sosial

tetentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara, dan pandangan atau lingkungan

fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana. Misalnya

pembicaraan di ruang kuliah berbeda dengan pembicaraan di jalan, pembicaraan

di kantor berbeda dengan pembicaraan di kantin, di tempat yang telah disetting,

seperti tempat itu privasi atau publik, dalam suasana formal atau informal, atau

pada ruang tertentu, sehingga memberikan wacana tertentu pula. Berbicara di

ruang pengadilan berbeda dengan di pasar, karena sitausi sosial dan aturan yang

melingkupinya berbeda, menyebabkan partisipan komunikasi harus menyesuaikan

diri dengan konteks yang ada. Oleh karena itu, wacana harus dipahami dan

ditafsirkan dari kondisi lingkungan sosial yang mendasarinya.17

d. Historis

Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan

menempatkan wacana itu dalam konteks historis tentu, misalnya, kita melakukan

analisis wacana teks selebaran mengenai pertentangan terhadap Soeharto.

Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bisa

memberikan konteks historis, tempat teks itu diciptakan. Bagaimana situasi sosial

politik dan suasana pada saat itu. Oleh karena itu, pada waktu melakukan analisis

perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau

dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa dipakai seperti itu, dan seterusnya.

e. Kekuasaan

AWK mempertimangkan elemen kekuasaan dalam analisisnya di sini, setiap

wacana yang muncul dalam bentuk teks, percakapan, atau apa pun, tidak

dipandang sebagai sesuatu yang alamiah wajar, dan netral, tetapi merupakan

17

Ibid, h. 61-62

Page 26: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

16

bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci

hubungan antara wacana dengan masyarakat, seperti kekuasaan laki-laki. Wacana

seksisme, kekuasaan kulit putih terhadap kulit hitam, dan wacana mengenai

rasisme, kekuasaan perusahaan berbentuk dominasi pengusaha kelas atas

bawahan, dan sebagainya. Pemakai bahasa bukuan hanya pembicara, penulis,

pengarang, atau pembaca ia juga bagian dari anggota kategori sosial tertentu,

bagian dari kelompok profesional, agama, komunitas atau masyarakat tertentu,

misalnya antara dokter dan pasien, antara buruh dan majikan, antara laki-laki dan

perempuan, antara kulit putih dengan kulit hitam. Hal ini mengimplikasikan AWK

tidak membatasi diri dari detil teks atau struktur wacana saja, tetapi juga

menghubungkan dengan kekuatan dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan

budaya tertentu. Percakapan antara buruh dan majikan bukan percakapan yang

alamiah, karena adanya dominasi kekuasaan majikan terhadap buruh tersebut.

Aspek kekuasaan perlu dikritisi untuk melihat, misalnya jangan-jangan apa yang

dikatakan oleh buruh hanya untuk menyenangkan atasannya saja. Kekuatan dalam

hubungannya dengan wacana penting untuk melihat apa yang disebut sebagai

kontrol seseorang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain lewat

wacana. Bentuk kontrol terhadap wacana tersebut bisa bermacam-macam. Bisa

berupa kontrol atau konteks, yang secara mudah dapat dilihat dari siapakah yang

boleh dan harus berbicara, sementara siapa pula yang hanya mendengar dan

mengiyakan. Seorang sekretaris dalam rapat, karena tidak mempunyai kekuatan

tugasnya hanya mendengarkan dan menulis, tidak punya wewenang untuk

berbicara. Selin konteks, kontrol tersebut juga diwujudkan dalam bentuk

mengontak struktur wacana. Seseorang yang mempunyai kekuasaan bukan hanya

menentukan bagian mana yang perlu ditampilkan. Hal ini bisa dilihat dari

penonjolan atau pemakaian kata-kata tertentu.

f. Ideologi

Teori-teori klasik tentang ideologi di antaranya mengatakan bahwa ideologi

dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk memproduksi dan

melegetimasi dominasi itu diterima secara take for granted. Wacana dalam

pendekatan semacam ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok

Page 27: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

17

yang dominan mempersuasi dan mengonsumsikan kepada khalayak produksi

kekuasaan dan dominan yang mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar

sesuai dengan apa yang dikatakan Van Djik. Idiologi dari kelompok dominan

hanya efektiif jika didasarkan dengan pada kenyataan bahwa anggota komunikasi

termasuk yang didominasi menanggap hal tersebut sebagai kebenaran dan

kewajaran. Dalam hal ini kelompok dominasi memanupulasi ideologi kepada

kelompok yang tidak mempunyai dominasi melalui kampanye disinformasi

(seperti demontrasi buruh menyebabkan suatu kerusuhan, yang selalu bertindak

kriminal) dilakukan melaui kontrol media, dan sebagainya.

Apa peranan wacana dalam kerangka ideologi? Jawabannya ideologi

terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan individu atau anggota

suatu kelompok, ideologi membuat angggota dari suatu kelompok akan bertindak

dalam situasi yang sama dan dapat menghubungkan masalah mereka, dan ideologi

juga memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi di dalam

kelompok. Dalam perspektif ini ideologi mempunyai beberapa implikasi penting.

Pertama, ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak sosial dan tidak individual,

ideologi membutuhkan kekerasan di antara para anggota kelompok atau

organisasi. Hal ini digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah

dalam bertindak dan bersikap, misalnya kelompok yang berideologi feminis,

antiras, dan sebagainya. Kedua, ideologi meskipun bersifat sosial tetapi digunakan

secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu,

ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi, tetapi juga

membentuk identitas diri kelompok dan membedakan dengan kelompok lain.

Ideologi di sini bersifat umum, abstrak, dan nilai-nilai yang terbagi antar anggota

kelompok untuk menentukan dasar bagaimana masalah harus ditelaah. Dengan

pandangan semacam ini, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral

dan berlangsung secara alamiah, karena dalam setiap wacana selalu terkandung

ideologi untuk mendoniasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu, AWK tidak

bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks terutama

bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam

membentuk wacana. Dalam teks misalnya bisa dianalisis apakah teks yang

Page 28: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

18

muncul itu merupakan pencerminan dari ideologi seseorang. Apakah dia feminis,

antifeminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.18

G. Kritik Pembangunan

1. Definisi Pembangunan

Inayatullah, mendefinisikan pembangunan sebagai perubahan menuju pola-

pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang

memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka

sendiri.

Seers, mendefinisikan pembangunan sebagai suatu istilah teknis, yang berarti

membangkitkan masyarakat di negara-negara sedang berkembang dari

kemiskinan, tingat melek huruf (literacy rate) yang rendah, pengangguran, dan

ketidakadilan sosial.

Rogers, mendefinisikan pembangunan sebagai proses yang terjadi pada level

atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi sebagai proses yang terjadi

pada level individu.19

2. Pengertian Kritik Pembangunan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, krtitik diartikan sebagai

„tanggapan, analisa, pertimbangan dan penilaian atas sesuatu hal secara

mendalam;kupasan;kecaman.‟20

Kata kritik berasal dari krinein, bahasa Yunani,

yang berarti „menghakimi; „membanding; atau „menimbang; kata krinein menjadi

pangkal atau asal kata kreterion yang berarti „dasar; „pertimbangan; dan

„penghakiman; orang yang melakukan pertimbangan dan penghakiman itu disebut

krites yang berarti „hakim; bentuk krities inilah yang menjadi dasar kata kritik21

.

Berdasarkan dari pengertian tentang kritik di atas penulis menyimpulkan bahwa

18

Ibid, h. 63-65

19

Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu, ( Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2102), h. 57-58 20

Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: PT. Media

Pustaka Phoenix, 2010), h.499 21

Atra Semi, Kritik Sastra, (Bandung: PT. Angkasa, 2013), h. 1

Page 29: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

19

kritik pembangunan itu adalah kecaman yang ditujukan untuk pemerintah karena

adanya ketidak merataan pembangunan dalam segala bidang.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang

kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.

Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat, baik secara spiritual, mau pun matrial. Peningkatan taraf hidup

masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita yang meliputi hal-hal sebagai

berikut:22

a. Pembangunan harus bersifat rasionalistis

b. Adanya rencana pembangunan dan proses pembangunan

c. Peningkatan produktivitas

d. Peningkatan standar kehidupan

e. Kedudukan, peran, dan kesempatan yang sederajat dan sama dibidang

politik, sosial, ekonomi dan hukum

f. Pengembangan lembaga-lembaga sosial dan sikap dalam masyarakat

3. Cara Melangsungkan Pembangunan

Pembangunan untuk mencapai tujuan tertentu itu, dapat dilakukan melalui

cara-cara tertentu.23

a. Struktural

b. Spiritual

c. Struktural dan spiritual

Syarat yang Ditentukan. Masyarakat harus aktif memecahkan masalah-

masalah dan memiliki sikap terbuka bagi pikiran-pikiran dan usaha-usaha baru. Di

samping itu, diperlukan adanya kelompok-kelompok yang kreatif, serta massa

yang kritis.24

. Tahap-tahap Pembangunan. Apabila pembangunan dikaitkan

dengan tahap-tahapnya, dikenal adanya tahap perencanaan, penerapan, atau

22 Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006),

h. 360 23

Ibid, h. 361 24

Ibid, h.362

Page 30: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

20

pelaksanaan, dan evaluasi.25

Kebutuhan Pembangunan. Tujuan pokok

pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia

dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan

merata. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembangunan didukung

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mempercepat

terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa.26

Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga

hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:27

1. Pembangunan iptek harus berada dalam kesimbangan yang dinamis

dan efektif dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan

sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian dan pengembangan

serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.

2. Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk

meningkatkan kualitas kesejahteraan dan hidup bangsa.

3. Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama,

nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan

hidup.

Penguasaan, pemanfataan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:28

1. Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk

menunjang pembangunan dalam segala bidang.

2. Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan

masyarakat dan mengembangkannya secara swadya.

3. Akademisi terutama dilingkungan perguruan tinggi, mengembangkan

iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan.

25

Ibid, h.362 26

Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), h. 21 27

Ibid, h. 22 28

Ibid, h. 23

Page 31: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

21

4. Teori Awal Pembangunan: Dari Modernisasi, Ketergantungan Menuju

Satu Dunia

Paradigma awal pembangunan yang berlangsung di berbagai negara

berkembang (miskin) merupakan sebuah aksioma yang melekat tentang

pembangunan yang dianggap sebagai proses pertumbuhan, proses modernisasi,

dan proses distribusi sosial. Berawal dari perbedaan ekonomi dan sosial yang

mencolok panca Perang Dunia II, timbulah keinginan kuat untuk mencari solusi

dengan konsep dan gagasan mengubah keadaaan menjadi lebih baik. Untuk

mencapai ke arah itu diperlukan usaha dan strategis yang progresif agar mampu

mengatasi keadaan secara menyeluruh di segala bidang, yang disebut

modernisasi.29

5. Teori Modernisasi

Istilah ˮmodernˮ berasal dari perkataan Latin modernus yang secara harfiah

berarti ˮmutakhirˮ atau ˮbaru sajaˮ, yang dapat diartikan pula ˮtidak kunoˮ atau

tidak ˮtidak tradisionalˮ. Pendapat mengenai makna sebenarnya dari istilah

modern itu di antara para ahli tidak ada yang sama.30

Teori modernisasi lahir sekitar tahun 1950-an, yang ditandai beberapa

momentum penting, yaitu: pertama, terjadinya revolusi intelektual disetiap negara

untuk melakukan respons terhadap Perang Dunia II. Kedua terjadinya perang

dingin antara negara komunis di bawah pimpinan negara sosialis Uni Soviet

(USSR) yang berideologi kapitalis. Dominasi yang ditunjukan oleh kedua negara

tersebut bermuara pada ekspansi wilayah di negara-negara berkembang untuk

menerapkan ideologi mereka. Akibatnya, negara-negara saat itu terpolarisasi ke

dalam bentuk negara maju-terbelakang (Dunia Ketiga), negara kaya-negara

miskin, negara sosialis-negara kapitalis, negara pusat-negara pinggiran, dan lain-

lain, yang berkembang saat itu seriring dengan perubahan dan kemajuan

masyarakat bangsa.31

Menurut Fakih, Amerika justru merasa khawatir dengan

29

Ibid, h. 64 30

Onong Uhjana Effedy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 96 31

Ibid, h. 66

Page 32: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

22

pengaruh sosialis Rusia (dulu Soviet) yang cenderung direspons negara-negara

yang baru berkembang sehingga Amerika (yang kapitalis) mendorong para ilmuan

sosial melakukan dua hal, yakni pertama, mengembangkan teori untuk memahami

dunia ketiga yang baru lahir; dan kedua menemukan resep teoritis dalam rangka

membentuk sosialisme untuk mendorong kapitalisme. Dalam konteks sejarah

seperti inilah teori modernisasi dan pembangunan lahir. Fakih mencatat bahwa

perkembangan teori modernisasi ini akibat dukungan dana politik yang luar biasa

besar dari pemerintah dan organisasi swasta di Amerika, serta negara liberal

lainnya.32

Menurut Yudistira teori modernisasi adalah suatu deskripsi tentang eksplanasi

proses transformasi dari masyarakat yang tradisional atau berkembang menuju

masyarakat modern.33

Menurut Edward F. Borgotta dan Maria Borgotta ciri

masyarakat modern ditandai dengan kecenderungan mereka menganggap teori

modernisasi sebagai salah satu perspektif sosiologi yang berorientasi pada

pembangunan dan keterbelakangan (development and underdevelopment).

Perhatian utama teori ini, yaitu pada cara masyarakat dulu dan sekarang yang

telah modern diwesternisasikan melaui proses pertumbuhan ekonomi dan

perubahan sosial, politik struktur budaya.34

Dalam kajian filsafat dan epistomologi, istilah modernisasi sering disamakan

dengan istilah modernitas, dan modernity. Menurut Borgotta dan Borgotta, hal ini

menunjukan perspektif bahwa hanya satu kebenaran model deskripsi dan

eksplanasi yang mengungkap dunia nyata.35

Istilah modernitas ini telah mapan

dalam sejarah dan teori estetika, dan kemudian dipakai dalam istilah ilmu-ilmu

sosial, demikian pula dengan proses modernisasi yang muncul dalam

perbincangan teori Max Weber. Ia cenderung melihat rasionalisasi merupakan

kelanjutan atau proses awal lahirnya modernitas dan modernisasi, secara lengkap

Weber menulis “singkatnya modrenitas adalah hasil dalam istilah budaya, sosial

politik akibat proses besar rasionalisasi yang dengannya dunia dikontrol dan

32

Ibid, h. 66 33

Ibid, h. 67 34

Ibid, h. 67 35

Ibid, h. 67-68

Page 33: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

23

diatur oleh suatu etika penguasa dunia, yang menyangkut subordinasi diri,

hubungan sosial, dan alam ke program kontrol dan regulasi yang terperinci”.36

Proyek modernisasi ini adalah pengenalan rasionalitas pada lingkungan sosial.

Werner dan Huntington menjelaskan perubahan tradisional ke arah modern

dengan prinsip rasionalisasi, bersifat revolusioner dan barwatak kompleks

(melalui cara dan disiplin ilmu), sistemik sehingga menjadi gerakan global yang

mempengaruhi semua manusia, melalui proses yang bertahap menuju suatu

hegemonisasi dan bersifat progresif. Teori ini digunakan di kalangan interdisiplin

sehingga melahirkan aliran modernisasi dalam sosiologi, antropologi, psikologi,

ekonomi, dan pendidikan, bahkan agama.37

Daniel Lerner mengemukakan bahwa aspek dasar modernisasi adalah

urbanisasi, industrialisasi, sekularisasi, demokratisasi, pendidikan, dan peran serta

media massa yang semuanya berlangsung dalam keterkaitan utuh, tidak terpisah

dan tidak serampangan.38

Posisi itu akhirnya mengundang berbagai tanggapan

untuk melakukan tinjauan terhadap modernisasi seperti dijelaskan Samuel P.

Huntington, yakni: secara psikologis, modernisasi melibatkan pergesaran

mendasar di bidang mental, nilai-nilai dan harapan.39

Secara demografis, modernisasi mengacu pada adanya perubahan pola hidup

yang ditandai dengan meningkatnya harapan hidup dan kualitas kesehatan

masyarakat, terbukanya lapan pekerjaan baru, dan mobilitas penduduk, di mana

terjadinya pertumbuhan pesat penduduk perkotaan yang tak sebanding dengan

pertumbuhan penduduk pedesaan.40

Secara sosilogis, modernisai sebagai alat, melengkapi semua keluarga dan

kelompok primer lainnya, agar memuliki peran-peran khususnya dengan muncul

kesadaran, dan pentingnya asosiasi sekunder yang berfungsi majemuk.41

Secara

ekonomis, modernisasi mengacu pada terjadinya peragaan aktivitas, di mana

lapangan pekerjaan tradisional berkembang menjadi sektor yang lebih kompleks

36

Ibid, h. 68 37

Ibid, h. 68 38

Ibid, h. 68 39

Ibid, h. 68 40

Ibid, h. 69 41

Ibid, h. 69

Page 34: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

24

dan luas, mengandalkan keterampilan kerja secara berarti, serta komposisi modal

dan tenaga kerja yang lebih rasional.42

Secara politik, modernisasi melibatkan tiga aspek: pertama, melibatkan

rasionalis kekuasaan, pergantian sejumlah besar pejabat politik tradisional, etnis,

keagamaan, kekeluargaan, oleh kekuasaan nasional yang bersifat sekuler. Kedua,

mmelibatkan diferensiasi fungsi politik dan pengembangan fungsi khusus, dalam

hal ini wilayah kewenangan hukum, militer, dan administratif terpisah dari dunia

politik. Ketiga, institusi sosial dan politik menjadi kekuatan penyeimbang dalam

ranah demokrasi sebagai agent of control dalam kekuasaan negara.43

Modernisasi sendiri menganut tiga asumsi pokok yakni: pertama,

mempercayai kondisi tradisional serta modern sebagai kondisi yang dikotomis,

modern adalah kondisi kemajuan, rasionalitas, serta efisiensi produksi, seperti

yang terdapat pada masyarakat industri maju, sebaliknya masyarakat tradisonal

ditandai ciri-ciri irasionalitas, keterbelakangan, dan inefisiensi dalam masyarakat

agraris. Kedua, percaya bahwa faktor-faktor penyebab keterbelakangan adalah

faktor nonmaterial, terutama dunia ide dan lam pikiran. Ketiga, bersifat

positivistik. Modernisasi bersifat universal sehingga perubahan sosial yang linier

akan tercapai jika masyarakat tradisional membangun dengan cara yang dipakai

masyarakat modern. Teori modernisasi mengusung semangat pembangunan

mengubah masyarakat dari era tradisional menuju masyarakat modern.44

Menurut Harrison, modern akan berpengaruh terhadap perubahan susunan

dan pola masyarakat, dengan terjadinya diferensiasi struktural. Demikian juga

dengan kapitalisme telah dibuktikan sejarah, dan dikritik oleh Max, akan

menimbulkan struktur yang penuh komplik. Lebih jauh, Smith menyatakan bahwa

manusia modern terbuka terhadap pengalaman baru, independen terhadap bentuk

otoritas tradisional, dan percaya terhadap ilmu pengetahuan.45

42

Ibid, h. 69 43

Ibid, h. 69 44

Ibid, h. 70 45

Ibid, h. 71

Page 35: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

25

6. Potret Pembangunan Di Indonesia

Di Indonesia, hasil pembangunan itu belum memperlihatkan perkembangan

signifikan bagi kebutuhan rakyat banyak. Sejak Orde Baru hingga reformasi,

pergeseran pedekatan pembangunan yang menyebabkan permasalahan krusial

pembangunan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Proses

pembangunan yang dilakukan lebih kuat diwarnai oleh perspektif politik dan

ekonomi daripada perspektif sosial-budaya. Hal ini terlihat dengan adanya usaha

mobilisasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber potensial lokal untuk

kepentingan politik tertentu. Masyarakat hanya dipandang sebagai modal

pembangunan, bukan sebagai mitra pembangunan. Pada saaat yang hampir

bersamaan, proses pembangunan yang dilaksanakan tidak memberikan ruang atau

peluang bagi terwujudnya inisiatif dan kreativitas masyarakat. Hakikat

pembangunan yang menitik beratkan pada pembangunan manusia seutuhnya

rakyat semakin jauh dari harapan.46

Konkritnya, berbagai agenda pembangunan yang telah, sedang dan akan

berjalan, belum mampu memberi motivasi, membuka orientasi dan perluasan

kapasitas masyarakat dalam memahami permasalahan sendiri. Mengenai hal ini,

hasil laporan UNDP tahun 2007 tentang indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang dilansir beberapa media massa baru-baru ini, cukup mencengangkan. Betapa

tidak, dibalik retorika keberhasilan pembangunan yang diklaim pemerintah,

ternyata hanya menempati peringkat 108 dari negara di dunia (Pikiran Rakyat,

2007). Ini membuktikan bawaha pemerintah belum serius menangani persoalan-

persoalan pembangunan yang terkait dengan pembangunan manusia dan

masyarakat.47

Sementara itu, pola kebijakan pembangunan oleh pemerintah Inpres Desa

Tertinggal (IDT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Takesra/Kukesra, Kredit Usaha

Koprasi (KUK), UP2K, Bantuan Langsung Tunai, dan lain-lain merupakan contoh

nyata dari strategi pembangunan yang diseragamkan diseluruh Indonesia, yang

46

Ibid, h. 100-101 47

Ibid, h. 101

Page 36: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

26

hanya mampu bertahan dan memberi efek sementara.48

Hal lain yang dianggap

penting untuk disikapi oleh kita adalah pergesaran pola kebijakan pemerintah, dari

kekuasaan yang sentralistis menuju desentralistis (pendelegasian wewenang).

Hal ini haruslah dimaknai sebagai peluang dan tantangan pembangunan.

Pergeseran ini sesungguhnya mengindikasikan political will pemerintah untuk

mengatasi permasalahan pembangunan bagi rakyatnya secara menyeluruh.

Berdasarkan definisi kemiskinan dari BPPS dan Depsos (2002), data jumlah

penduduk miskin pada tahun 2002 mencapai 35,7 juta jiwa termasuk didalamnya

jumlah kategori fakir miskin 15,6 juta jiwa. Semantara jumlah pengguran yang

diakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK), berdasarkan data Departemen

Tenaga Kerja (1999), mencapai 168,933 orang, belum termasuk yang belum

bekerja. Meningkatnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai akibat dari

ketiadaan atau kurangnya lapangan kerja yang ada di tanah air, dan merebaknya

konflik, baik antara pemerintah dan masyarakat, maupun antara masyarakat

dengan masyarakat, merupakan cermin buruknya penanganan kondisi ini. Sebagai

contoh konkrit, munculnya konflik sosial di tanah air yang berlatar belakang

SARA sepanjang tahun 1997-1999 adalah fenomena sosial akibat dampak sosial

pembangunan yang tidak merata.49

Sesungguhnya, kasus-kasus tersebut

menggambarkan potret ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola

pembangunan bagi rakyatnya. Menghadapi situasi semacam ini, bila tidak

dikelola secara bijak, serius dan terencana oleh pemerintah bersama masyarakat,

cepat atau lambat, bangsa Indonesia akan dihadapakan pada situasi yang penuh

kejutan, berimplikasi luas pada kelanjutan pembangunan dan perubahan yang

tidak dapat di duga yang semakin sulit dijinakkan.50

7. Perubahan Paradigma Pembangunan

Berdarsarkan pengalaman empiris dan bukti-bukti aktual di beberapa negara

berkembang, paradigma pembangunan model ekonomi memiliki kelemahan dan

48

Ibid, h. 101 49

Ibid, h. 103 50

Ibid, h. 103

Page 37: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

27

kekurangan. Untuk itu, perlu diimbangi dengan pemikiran baru yang lebih

memadai. Seperti yang diungkapkan Todaro:

“ sistem ekonomi perlu dianalisis dan didudukan pada konteks sistem sosial

secara keseluruhan di negara tertentu, dan tentu saja juga dalam konteks global

internasional. Sistem sosial yang dimaksud dalam hubungan-hubungan yang

saling terkait antara faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi”.51

Analisis yang digunakan Todaro tersebut, mengurai permasalahan

pembangunan dengan menggugat paradigma yang dikembangkan sembari

memberi solusi yang harus dilakukan. Sebuah pembangunan itu selalu diposisikan

hanya terbatas hanya pada faktor ekonomis, tanpa dukungan faktor lain. Lalu,

bagaimanakah konteks Indonesia? Apakah pergeseran orientasi pemikiran yang

mengarah pada perubahan paradigma ini merupakan sesuatu yang mendesak pada

perubahan paradigma ini dilakukan berdasarkan fakta konkret di lapangan.

Berikut beberapa alasan logis yang dapat dikemukakan:

a. Jumlah penduduk miskin menurut data BPPS dan Depsos (2002),

yaitu 35,7 juta jiwa.

b. Pertumbuhan sebagai definisi pembangunan tidak mencapai status

politik atau kesetaraan seperti yang diharapkan.

c. Pengguran dan ketidakadilan yang muncul, serta tumbuh hampir di

semua aspek kehidupan di negara Dunia Ketiga.

d. Kekuasaan dikonsentrasikan di antara elit karenanya mereka merasa

diuntungkan dengan adanya pertumbuhan. Kemudian kekuasaan

tersebut digunakan untuk mencegah ketidakadilan pada

masyarakatnya.

Munculnya persoalan-persoalan ini merupakan dampak dari konsep

pedekatan (paradigma) pembangunan ataupun model pembangunan yang tidak

memihak rakyat. Pembangunan akhirnya keluar dari hakikat tujuannya, yaitu

untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-sebesarnya.52

51

Ibid, h. 104 52

Ibid, h. 105

Page 38: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

28

8. Paradigma Baru Pembangunan: Model Pembangunan yang Berpusat

Pada Rakyat

Sebagai konsep yang bertumpu pada aspek sosial budaya, pembangunan pada

paradigma ini didefinisikan sebagai strategi pemberdayaan masyarakat yang

berorientasi pada nilai-nilai sosial budaya yang hidup dan berkembang.

Maksudnya, proses pertumbuhan tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan

nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah sosial secara adil (eqiuty), setara

(equality) yang pertisipatif sebagai upaya pengembangan kapasitas manusia dan

masyarakat berdasarkan pada spektrum helping people to help themselves, baik

individu, kelompok, maupun orang sebagai kekuatan civil society.53

Pendekatan ini berasumsi bahwa paradigma pembangunan memandang posisi

masyarakat sebagai individu, kelompok, dan komunitasnya dalam konteks sosial-

budaya yang perlu dihargai, dilindungi dan dikembangkan eksistensinya.

Sehingga apa pun aktif masyarakat. Pada konteks ini, masyarakat dipandang

sebagai entitas penting dalam dimensi pembangunan sosial. Dari sini kemudian

pengakuan, penguatan dan pemberdayaan potensi rakyat, baik identitas (simbol

dan nilai) sosial-budaya, maupun harkat dan tujuan martabatnya, dapat dilakukan.

Dengan demikian, hakikat tujuan pembangunan pada paradigma ini adalah usaha

meningkatkan kualitas hidup (kesejahteraan), yang berfokus pada pengembangan

manusia (human development oriented).54

Kenyataan, sejarah menunjukan bahwa akibat praktik pembangunan yang

dikembangkan dengan ideologi tunggal negara kapitalis adalah bentuk neo-

kolonialisme gaya baru dalam tata ekonomi internasional. Sebagai contoh,

kegagalan yang terjadi dalam berbagai program pembangunan tidak semata-mata

karena kekeliruan dan ketidakpekaan pemerintah, tetapi sedikit dari ilmuan sosial

yang kurang memadai dan kritis. Akibatnya, masyarakat dan negara mengalami

kemerosotan nilai dan harga secara permanen. Identitas dan karakteristik wilayah

53

Ibid, h. 104-105 54

Ibid, h. 105

Page 39: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

29

lokal mulai kehilangan legitimasinya, bersamaan dengan rapuhnya pranata-

pranata sosial.55

Sehingga model pendekatan yang berpusat pada rakyat, berasumsi bahwa

masyarakat sudah saatnya menggugat struktur dan situasi keterpurukan secara

bertahap. Bersamaan dengan itu, masyarakat melakukan konstruksi ulang

bangunan sosial budayanya yang berbau hegemoni. Menyitir pendapat Korten dan

Carner (1993), konsep pembangunan ini menekankan pada upaya penciptaan dan

pemberdayaan proses inisiatif dan kreativitas masyarakat sebagai sumber daya

pembangunan yang utama, dan melihat ukuran kesejahteraan materiil dan spiritual

sebagai tujuan akhir pembangunan. Lebih jauh Korten dan Carner

mengungkapkan pembangunan yang berpusat pada rakyat sebagai berikut:

a. Penekanan pada dukungan dan pembangunan usaha-usaha swadaya

kaum miskin guna menagani kebutuhan mereka sendiri.

b. Kesadaran bahwa kendati sektor modern merupakan sumber utama

pertumbuhan ekonomi yang konvensional, namun sektor tradisional

menjadi sumber utama bagi kehidupan sebagaian besar rumah tangga

masyarakat miskin.

c. Kebutuhan akan adanya kemampuan kelembagaan yang baru dalam

usaha membangun kemampuan para penerima bantuan yang miskin,

demi pengelolaan yang produktif dan swadaya berdarkan sumber-

sumber daya lokal.

Terhadap pendekatan ini rupanya Korten dan Carner secara tegas menyoroti

perlunya pengakuan dan dukungan usaha mandiri (swadaya), nilai-nilai

tradisional, dan sumber daya lokal dari masyarakat dalam strategi pembangunan.56

Mengenai hal ini, lebih lanjut Korten menyatakan terdapat tiga dasar

perubahan-perubahan struktur dan normatif dalam pembangunan yang berpusat

pada masyarakat yakni:

a. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijakan pemerintah pada

penciptaan keadan-keadaan yang mendorong dan mendukung usaha

55

Ibid, h. 105-106 56

Ibid, h. 106

Page 40: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

30

rakyat untuk memenuhhi kebutuhan mereka sendiri, dan untuk

memecahkan masalah mereka sendiri di tingkat individu, keluarga,

dan komunitas.

b. Mengembangkan strukutur-struktur dan proses organisasi-organisasi

yang berfungsi menurut kaidah-kaidah sistem organisasi.

c. Mengembangkan sistem produksi-konsumsi yang diorganisasi secara

teritorial berlandaskan kaidah pemilikan dan pengendalian lokal.57

9. Krisis Dalam Teori Pembangunan dan Dalam Dunia

a. Krisis Teori dan Teori-teori Krisis

Krisis pembangunan dewasa ini merupakan tantangan bagi teori

pembangunan dalam berbagai aspek, satu diantaranya adalah ketika kita tidak

benar-benar punya teori krisis. Teori krisis merupakan krisis itu sendiri, ketidak

mampuan kita untuk memahami dengan benar fenomena krisis dalam konteks

proses pembangunan merupakan dakwaan dalam ilmu sosial pada umumnya dan

studi pembangunaan pada khususnya.58

b. Erosi Kepercayaan Diri

Selama 1980-an studi pembangunan ditantang oleh kecenderungan

fundamentalis dan pendekatan disiplin tunggal dalam dunia akademik, serta

kecenderungan neokonservatif dalam politik.59

c. Konsep Mengenai Krisis

Satu isu teoritis, yang sejauh ini belum dibahas secara memuaskan dalam

teori pembangunan, adalah fungsi “krisis” dalam proses pembangunan, dan status

teoretis yang aktual dari konsep itu sendiri. Di Eropa, contohnya, era pertumbuhan

ekonomi yang stabil dan kurang lebih otomatis tampaknya sudah berlalu,

penggauran telah mencapai tingkat yang lebih tinggi (antara 10 dan 15 persen

dibanyak negara) bahkan selama masa pemulihan belakangan ini, selain itu marak

bermunculan pencarian gaya hidup alternatif, seakan-akan orang merasa bahwa

57

Ibid, h. 106-107 58

Bjorn, Hettne. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2001), h. 14-15 59

Ibid, h. 15

Page 41: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

31

mereka kehilangan jalan disuatu tempat. Biasanya “krisis” didefinisikan dan

dipahami dengan cara yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda di Eropa,

konsep ini lebih umum dipakai oleh golongan sayap kiri dan secara khusus

menunjuk pada permasalahan di dalam perkembangan kapitalis.

10. Modernisasi dan Pembangunan Bangsa (Nation Building)

Krisis dalam teori pembangunan, terjadi bukan karena teori telah sampai pada

ajalnya, seperti yang tampaknya diisyaratkan oleh keletihan berteori dewasa ini,

melainkan disebabkan oleh kegagalan menjawab dengan serius pertanyaan lama:

pembangunan milik siapa? Para ahli ekonomi pembangunan pada khususnya,

mengalamatkannya pada pemerintah dengan asumsi bahwa pembangunan

nasional harus diberi prioritas politis yang paling tinggi, dan bahwa anjuran

mereka akan didengarkan. Selain itu, negara dilihat sebagai suatu unit yang

homogen, otonom dari pelaku-pelaku lain, memiliki kekuasaan politik dan

ekonomi, mengendalikan relasi ekonomi eksternal, dan dengan kapasitas tekno

administratif dan manajerial yang perlu untuk mengimplementasikan rencana-

rencana (Gurrieri 1987).

Proyek pembangunan bangsa adalah unik karena alasan yang sederhana yaitu

bahwa proyek itu menggunakan wilayah tertentu dan penduduk tertentu yang

tinggal di wilayah tersebut sebagai “alat-alat pembangunan”. Akan tetapi, setaip

proyek pembangunan bangsa mengandung elemen-elemen dasar:60

1. Kontrol politik dan militer yang ekslusif atas wilayah tetentu.

2. Usaha mempertahankan wilayah ini dari kemungkinan klaim dari luar.

3. Penciptaan kesejahteraan materiil dan legitimasi politik di wilayah ini.

11. Modernitas menurut para ahli

Everett Rogers. “Moderenisasi merupakan proses dengan mana individu

berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju

secara teknologis serta cepat berubah”. Black mendefinisikan modernisasi

sebagai proses dengan mana secara historis lembaga-lembaga yang berkembang

60

Ibid, h. 50-52

Page 42: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

32

secara perlahan disesuaikan dengan perubahan fungsi secara cepat yang

menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal

pengetahuan manusia, yang memungkinkannnya untuk menguasai lingkungannya,

yang menimbulkan revolusi ilmiah. Lerner, secara sederhana modernisasi

merupakan “sesuatu trend unilateral yang sekuler dalam mengarahkan cara-cara

hidup dari tradisional menjadi partisipan. Inkeles, Mc Clelland dan yang lain-lain

telah memaparkan modernitas dalam arti sejumlah variabel psikologis yang

membentuk suatu jenis karakteristik mentalitas dari manusia modern secara khas.

Marion Levy meletakan “sebagai ukuran modernisasi, rasio sumber daya

kekuasaan yang mati (tidak bergerak), dan yang hidup (bergerak). Makin tinggi

rasio tersebut, makin tinggi modernisasinya”. Chodak mengidentifikasikan tiga

tipe modernisasi, yaitu, (1) Modernisasi industri yang meninggalkan keperluan

menyesuaikan organisasi sosial dengan tuntutan (syarat) industri; (2) Modernisasi

akulturasi, yaitu penciptaan suatu budaya baru semi-berkembang dan budaya

penyangga, yang dihasilkan dari lapisan atas budaya asing berdasarkan budaya

tradisional; serta (3) modernisasi induksi yang berisikann usaha-usaha terorganisir

yang mengarah pada pembentukan infrastruktur dan perkembangan

(pembangunan) sosial ekonomi.61

Para cendekiawan Indonesia pada umumnya mempunyai pendapat yang sama

bahwa modernisasi di Indonesia merupakan proses pergeseran dari masyarakat

kebudayaan agraris pedesaan ke masyarakat kebudayaan industri perkotaan. Ahli

ekonomi beranggapan bahwa ekonomi adalah hal yang penting dari segalanya.

Modernisasi bagi kelompok ini adalah modernisasi ekonomi. Para agamawan

menganggap agama lebih penting daripada yang lain. Kelompok ini bersedia

berkelahi, bahkan kalau perlu berperang, jika agama mereka ditindas. Orang-

orang politik mengklaim ˮpolitik sebagai panglimaˮ kelompok ini menganggap

politik mahapenting karena segalanya ditentukan oleh politik. Pentingnya konsep

modernisasi ialah untuk mencegah terjadinya pertarungan antara kelompok, yang

satu dengan yang lainnya akibat rasa diri paling penting, untuk menjaga jangan

61

M . Francis Abraham. Modernisasi di Dunia Ketiga Suatu Teori Umum Pembangunan .

(Yogkarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1991), h. 5

Page 43: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

33

sampai terjadi benturan-benturan antara lain nilai yang satu dengan nilai yang

lainnya. Konsep modernisasi dapat menunjukan jalan ke arah terintegrasinya

semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan

memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang

harus dikembangkan, dan mana yang harus diubah.62

12. Tipe-tipe Modernisasi

Perkembangan atau “kemajuan” ekonomi yang ditandai oleh tingginya

tingkat konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang

makii besar dan organisasi birokrasi yang rasional, disamakan dengan modernisasi

ekonomi. Ia mencakup pembentukan sistem pertukaran moneter, peningkatan

tingkat skill yang dibutuhkan melalui teknorasi, mekanisasi, otomasi dan akibat

perpindahan tenaga kerja, penghitungan biaya secara rasional, spesialisasi okupasi

yang makin besar dan spesifikasi fungsional, pola-pola tabungan dan investasi dan

alat-alat trasportasi dan komunikasi yang makin cepat yang memudahkan turut

serta dalam pemasaran, mobilitas tenaga kerja, distribusi barang-barang dan

perubahan pola konsumsi. Modernisasi ekonomi pasti diikuti dengan perluasan

pengetahuan ilmiah dan inovasi teknologi, pembentukan modal, tingkat

pendidikan yang cocok, spesialisasi ekonomi dan kecukupan bahan-bahan

mentah, barang produksi dan konsumsi.63

Ada tiga tipe modernisasi yang dapat

diidentifikasi:

a. Modernisasi Endogen

b. Modernisasi yang Diarahkan

c. Modernisasi Hibrida64

13. Modernisasi Sosial

Kerangka konseptual modernisasi sosial juga mencakup moodernisasi politik

dan psikologis. Namun, perbedaan tersebut bersifat analitis dan tidak

dipertentangkan dengan realitas empiris. Modernisasi sosial meliputi perubahan

62 Onong Uhjana Effedy, op. Cit., h. 97

63 Ibid, h. 5-6.

64 Ibid, h. 198-199.

Page 44: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

34

dalam atribut-atribut sistemik, pola-pola kelembagaan dan peranan-peranan status

dalam struktur sosial masyarakat sedan berkembang. Unsur-unsur pokok

modernisasi sosial mencakup perubahan sosial yang terencana, sekularisme,

perubahan sikap dan tingkah laku, pengeluaran (belanja) pendidikan umum yang

berat, revolusi pengetahuan melalui perluasan sarana komunikasi, nstrumen

hubungan-hubungan sosial, dan keharusan kontraktual, diferensiasi struktural dan

spesialisasi fungsional.65

14. Konteks Sosial Modernisasi

Konteks sosial tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Nasionalisme

2. Ideologi Politik

3. Perencanaan Nasional

4. Transaksi Antarbudaya66

15. Dinamika Modernisasi

Akibat modernisasi itu kompleks dan multidimensional, mempengaruhi setiap

bidang kegiatan manusia. Dinamika modernisasi dapat diringkas dalam satu

ungkapan kunci: mengubah untuk berubah. Kecenderungan utama perubahan

dapat diklasifikasikan menjadi lima pokok masalah dalam arti luas.

1. Perubahan Sistematis

2. Perubahan Fungsional

3. Perubahan Sikap

4. Perubahan yang Timbul

5. Perubahan Universal67

Identifikasi tahap-tahap atau fase-fase dalam proses modernisasi mungkin

berubah-ubah. Namun, proses modernisasi pasti mencakup dinamika proses

berikut:

65

Ibid, h. 7-8. 66

Ibid, h. 14-16. 67

Ibid, h. 17-25.

Page 45: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

35

1. Kesadaran Sosial

2. Kerjasama Sosial

3. Rekayasa Sosial

4. Integrasi Sosial68

Jika mengkaji tentang pembangunan di Indonesia, maka teori modernisasi

merupakan teori yang paling dominan menentukan wajah pembangunan di

Indonesia.

Modernisasi merupakan proses bertahap, diawali dengan masa primitif dan

sederhana menuju masyarakat menuju dan berakhir pada tatanan yang maju dan

kompleks. Hal ini dapat dilihat dalam kasus Indonesia, pada saat teori modernisasi

digulirkan, Indonesia masih dalam suatu kondisi yang sangat memprihatinkan

sebagai produk jajahan. Masyarakat yang tradisional dan belum bersentuhan

dengan dunia teknologi dan tatanan hidup yang kompleks. Pada saat awal negara

Indonesia merdeka, kondisi Indonesia dapat dikatakan sebagai bangsa yang

primitive. Kemudian pada saat Indonesia memulai dengan babak baru, yaitu pada

masa Orde Baru, maka pada saat inilah adopsi terhadap konsep modernisasi

dimulai. Seperti sudah dipahami oleh banyak pihak, bahwa pembangunan di

Indonesia memang sangat bernuansa teori modernisasi, modernisasi sebagai

proses homogenisasi, modernisasi merupakan proses Eropanisasi dan

Amerikanisasi atau yang lebih populer bahwa modernisasi itu sama dengan barat.

Hal in terlihat bahwa keberhasilan itu merupakan sesuatu yang bersifat barat.

Negara barat merupakan negara yang tak tertandingi dalam kesejahteraan

ekonomi dan politik. Dan negara maju ini dijadikan mentor bagi negara

berkembang, modernisasi merupakan proses yang tidak mundur. Proses

modernisasi merupakan proses yang tidak bisa dihentikan ketika sudah mulai

berjalan. Dengan kata lain ketika sudah melakukan kontak dengan negara maju

maka dunia ketiga tidak mampu menolak proses selanjutnya. Hal ini dapat dilihat

dalam proses bagaimana negara berkembang terus menerus meminta bantuan

negra maju untuk dapat membantu baik secara financial maupun intervensi

kebijakan politik, modernisasi merupakan proses evolusioner, sehingga perubahan

68

Ibid, h. 200-202.

Page 46: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

36

yang dapat dilihat juga tidak serta merta cepat. Dengan demikian, dibutuhkan

waktu yang lama untuk melihat perubahan yang dialami, bahkan membutuhkan

waktu antar generasi untuk melihat seluruh proses yang dijalankan modernisasi,

termasuk akibat yang dialami proses modernisasi.

H. Jenis-Jenis Aliran Musik

Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti yang telah disebutkan iatas,

suatu karya musik dapat dikatagorikan dalam jenis aliran tertentu. Pengkatagorian

ini sifatnya subyektif, karena didasarkan pada penilaian dari kalangan pengamat

musik, dan masyarakat atas bentuk, irama, lirik, nada, maupun harmonisasi dari

sebuah lagu. Beberapa aliran musik yang ada di dunia antara lain adalah :

1. Musik Populer

Musik pop diambil dari istilah “popular”, yang artinya terkenal musik popular

adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan

kebanyakan bersifat komersial. Biasanya musik ini terkenal dalam jangka waktu

tertentu, kemudian menghilang.

Menggapa musik pop ini sangat digemari oleh masyarakat? Ada beberapa

pengamatan yang menyebutkan bahwa musik pop sangat digemari oleh

masyarakat karena lagu-lagunya mudah dimengerti. Musik ini selalu bertutur

tentang hubungan cinta antarmanusia atau tentang kehidupan sosial masyarakat.

Musik ini menggunakan akor, irama, dan harmonisasi yang mudah, dan

sederhana. Oleh karena itu, musik ini mudah ditiru dan diterima oleh masyarakat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kriteria khusus

musik populer. Yaitu, sebagai berikut:

a. Mudah untuk diikuti dan dimengerti baik dari syair, melodi, dan

musiknya.

b. Menggunakan tema sosial yang sering terjadi di masyarakat

misalnya percintaan, alam, dan sosialisasi masyarakat.

c. Biasanya terkenal dalam kurun waktu tertentu, kemudian akan

menghilang, bahkan dilupakan.

Page 47: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

37

Alat musik yang sering digunakan dalam musik pop juga tergolong sederhana

yaitu keyboard, gitar, gitar bass, dan drum. Namun, ada beberapa kelompok musik

yang memadukan alat musik tiup, alat musik tradisional, atau alat musik lainnya.

Misalnya, musik tekno. Sesuai dengan perkembangan musik saat ini, musik pop

sudah mengalami perkembangan yang luar biasa.

Tingkat kesulitan permainan musik ini pun semakin rumit. Aliran musik pop

juga mulai dipadukan dengan musik jenis lain. Misalnya dengan musik jazz,

dangdut, rock, ska, dan lain-lain. Dari perpaduan inilah musik pop memiliki

berbagai aliran. Aliram musik popular antara lain HipHop, R&B, Pop, Rock, dan

musik Blues, musik country, musik reggae. Bagaimanapun, banyak orang tetap

menyukai musik pop.69

2. Musik Rap atau Hiphop

Musik rap merupakan genre (jenis) musik (R&B) yang terdiri dari ritmiki

vokal dan alunan musik. Ciri umumnya adalah sang rapper membawakan vokal

secara ritmik seolah-olah sedang berpidato. Vokal ritmik ini diiringi oleh alunan

musik yang umumnya terdiri dari drum beat elektronik yang dikombinasikan

dengan bunyi digital musik tertentu. Bunyi digital ini umumnya diambil dari

potongan rekaman lagu tertentu yang sudah ada atau yang sudah dikenal

masyarakat.

Musik hiphop lebih menekankan lirik dan permainan kata-kata pada

melodinya dan harmoninya. Keindahannya terletak pada kompleksitas ritmik dan

variasi pada pengungkapan lirik-liriknya. Umumnya, lirik-lirik musik hiphop

bertema tentang relasi manusia, kehidupan (lifestyle) pemuda perkotaan, yang

sering disebut gangsta,dan tentang isu-isu politik. Sebuah grup hiphop umumnya

terdiri dari paling sedikit satu orang rapper dan seorang disc jockey (dj).

Musik hiphop tumbuh sekitar pertengahan tahun 1970 di wilayah Bronx

Selatan, kota New York di kalangan masyarakat African Amerika. Tokoh-

tokohnya, antara lain Kool Herc, D.J. Hollywood, dan Joseph Saddler. Pada tahun

69

Hartaris Andijaning Tyas, Seni Musik untuk SMA Kelas XI, (Jakarta, Erlangga, 2007), hal.6-

7

Page 48: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

38

1979, untuk pertama kalinya album hiphop direkam, yakni King Tim III

(Personality Jock), karya Fatback Band dan Rapper‟s Delight, karya Sugarhill

Gang. Saat ini, musik hiphop juga banyak dipengaruhi oleh musik-musik lainnya

seperti musik jazz.70

Di Indonedia.

3. R&B

Musik R&B terdiri dari berbagai jenis musik populer yang saling terkait.

Musik R&B yang lebih dikenal dengan rhythm and blues, musik R&B dibuat dan

didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an.

R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlatic

Records-nya. Menurut Jerry Wexler, istilah R&B digunakan sebagai sinonim

untuk musik black rock and roll (musik rock-and-roll yang dimainkan oleh

pemusik kulit hitam) pada awal dan pertengahan tahun 1950-an. Bagi para

penggemar musik rock and roll kulit hitam, apa yang dimaksud dengan rock-and-

roll oleh para penggemar musik rock-and-roll kulit putih dianggap sebagai gaya

mutakhir dari R&B. Ketika pengaruh gaya musik R&B telah berkembang, nilai-

nilai urban masyarakat kulit hitam mulai menyerap nilai-nilai budaya lain seperti

budaya kontemporer Eropa-Amerika. Salah satu contoh penyanyi R&B yang

sukses dalam kurun waktu yang panjang adalah Tina Turner.

Saat ini, musik R&B cenderung mengutamakan kemampuan improvisasi

melodi, khususnya vokal para penyanyi dengan harmonisasi yang progresif dari

bunyi instrumen-instrumen musiknya. Beberapa penyanyi dan grup vokal R&B

saat ini antara lain TLC, Mary J. Blige, R. Kelly, dan Maxwell.71

Di Indonedia

beberapa penyanyi R&B misalnya Tofu, Sania, dan Dewi Sandra.72

Musik populer atau musik pop memiliki dua makna. Pertama, musik-musik

yang sedang disenangi atau digandrungi masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Contoh, musik R&B, musik jazz, musik country, musik dangdut. Kedua, sebuah

aliran atau gaya musik tertentu seperti halnya aliran musik jazz dan musik

70

Matuis Ali , Seni Musik SMA Kelas XII, (Jakarta, Erlangga, 2006), hal. 12

71

Ibid, h. 10 72

Op Cit, h. 49

Page 49: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

39

country. Dalam makna ini, musik pop memiliki karakteristik musik tersendiri

yang berbeda dengan karakteristik musik lain.

4. Musik Pop

Musik pop memiliki ciri antara lain melodi sangat mudah diterapkan dengan

berbagai karakter lirik, sangat fleksibel untuk dipadukan dengan gaya musik lain,

harmoni tidak terlalu rumit, tempo bervariasi, penggunaan ritme bebas dengan

mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Komposisi melodinya juga mudah

dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori dan gaya yang

beraneka ragam untuk menambah gaya tarik dan penghayatan penonton atau

pendengar atas karyanya.

Umumnya, musik ini dapat kita bedakan atas musik pop anak-anak dan musik

pop dewasa. Musik pop anak-anak umumnya memiliki bentuk yang lebih

sederhana dan syairnya pendek-pendek. Selain itu, komposisi nada-nadanya tidak

kompleks dan hanya berjumlah tidak lebih dari 10 nada. Demikian pula, rentang

nada antara nada tinggi dan nada rendah tidak begitu tinggi. Tema syair yang

diangkat pun berkisar pada hal-hal yang mendidik, seperti mencintai orang tua,

Tuhan, tanah air, dan lain-lain.

Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks. Alunan melodinya

lebih bebas dengan improvisasi-improvisasi yang lebih banyak, tetpi ringan.

Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi dari soal kehidupan remaja, orang

dewasa, sampai kepada tema-tema kritik sosial. Beberapa penyanyi dan grup band

mancanegara adalah Whitney Houston, Britney Spears, Robbie Williams, grup

band Westlife, dan Backstreet Boys.73

Di Indonesia musik ini dipopulerkan oleh

grup band Koes Plus, Panber‟s, Mercy‟s, D‟Lloyd, Favourites dll.74

5. Musik Rock

Musik rock mendominasi musik populer di Barat sejak sekitar tahun 1955.

Musik rock berawal dari Amerika Serikat, tetepi dipengaruhi oleh beragam

73

Ibid, h. 11 74

Op Cit, h. 46

Page 50: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

40

kebudayaan dan tradisi musik, termasuk di dalamnya musik gospel, musik blues,

musik country, musik klasik, musik rakyat, musik elektronik, dan musik populer

dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Ciri-ciri musik rock adalah sebagai berikut:

a. Wilayah nada luas.

b. Kekuatan musik pada dinamika aransemen.

c. Lirik lagu cenderung ekspresif.

d. Tempo bervariasi.

e. Beat cenderung keras.

Instrumen musik yang dominan pada musik rock ialah gitar dan amplifiernya,

bass gitar elektrik (dipelopori Merk Fender pada tahun 1951), piano dan organ

elektrik, synthesizer, drum set, dan microphone sebagai alat pengeras suara.

Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran. Diantaranya

heavy metal, punk, alternative, dan grunge. Beberapa artis, band dan musisi rock

Barat antara lain Jon Bon Jovi, Queen, White Lion, Def Leppard, Van Halen,

Deep Purple.75

Di Indonesia musik ini dipopulerkan oleh grup-grup musik seperti

God Bless, Boomerang, Jamrud, Slank, dan Pas Band.76

6. Musik Blues

Musik blues adalah tipe atau aliran musik yang dimainkan pemusik-pemusik

Afrika-Amerika sepanjang akhir abad ke-19. Musik blues memiliki banyak variasi

gaya, antara lain country blues, boogie-woogie, blues klasik, jump blues, dan

Chicago (urban) blues. Musik blues. Musik blues yang paling rumit pun dapat

distandardisasikan menjadi blues 12-bar. Bentuk ini tumbuh bersama sepanjang

tahun 1930-an dan 1940-an dan berkembang dari gaya perseorangan menjadi gaya

grup urban. Gaya itu masih dipergunakan sampai dengan saat ini.

Musik blues, secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi banyak

aliran musik populer sepanjang abad ke-20, termasuk jazz, rock, R&B, dan musik

gospel. Beberapa pemusik blues antara lain Buddy Guy Blues, Muddy Waters,

75

Ibid, h. 11 76

Op Cit, h. 44-45

Page 51: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

41

dan Gary Moore. Selain jenis-jenis musik di atas, terdapat juga jenis-jenis musik

populer yang merupakan modifikasi dari aliran atau gaya musik tertentu.77

7. Musik Country

Musik country atau country-and-western, sebuah genre besar pada musik

populer Amerika. Musik ini pertama kali diproduksi dalam skala besar oleh orang

kulit putih dari daerah selatan Amerika Serikat sekitar tahun1920-an. Musik

country berasal dari musik tradisional (musik rakyat) daerah selatan Appalachia.

Musik country terdiri dari beberapa gaya seperti western swing, honk-tonk,

bluegrass, rockabilly, , dan new country. Selama bertahun-tahun musik country

dipengaruhi oleh musik tradisional, musik gospel, R&B, dan musik rock.

Walaupun dikenal dengan label “hillbilly music”, musik country berkembang

sebagai musik populer dan diterima oleh dunia internasional. Beberapa musisi

dan tokoh musik country adalah Garth Brooks, John Denver, Roger, George

Jones, dan Sania Twain. 78

8. Musik Reggae

Reggae berasal dari musik mento, ska, dan rocksteady (aliran ska yang lebih

lambat). Reggae mulai berkembang pada akhir tahun 60-an di Jamaika. Salah

seorang tokoh yang sangat berjasa pada perkembangan musik reggae adalah

Robert Nesta Marley atau yang lebih dikenal dengan nama Bob Marley. Bob

adalah tokoh legendaris yang dikenal sebagai bagian dari gerakan pembebasan

kaum buruh di Jamaika yang diperlakukan tidak adil oleh kaum elit dalam

tatanan sosial.79

Dari uraian jenis-jenis musik di atas genre atau aliran musik Iwan Fals adalah

country orang sering menyebutnya musik balada, aliran musik ini sangat kentara

di awal-awal kemuculan Iwan Fals sebagai penyanyi, karena musik ini berasal

dari musik tradisional (musik rakyat) musik country berkembang sebagai musik

77

Matius Ali. Seni Musik SMA Untuk Kelas XII Membangun Kompetensi (Jakarta: Erlangga.

2002), h. 12 78

Ibid, h. 9-10 79

Op cit, h, 47-48

Page 52: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

42

populer dan diterima oleh dunia internasional. Contoh lagu-lagu Iwan Fals

populer yang beraliran ini seperti. Kota, Barang Antik, Guru Oemar Bakri, dll.

I. Penelitian yang Relevan

Iwan Fals mempunyai banyak lagu-lagu yang mempunyai warna inspiratif

dan membangun jiwa dengan ditambah unsur masalah sosial, 80

penelitian yang

sebelum pernah dilakukan oleh mahasiswi Universitas Jember tahun 2012 yang

bernama Mahrofah mahasiswi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni dengan judul Unsur Kesastraan Lirik Lagu

Dalam Album Manusia Setengah Dewa karya Iwan Fals. Lirik lagu yang

diciptakan oleh Iwan Fals merupakan sarana untuk interaksinya dengan

masyarakat dan pemerintah. Untuk mengetahui isi yang terkandung dalam lirik

lagu tersebut serta mengetahui keunikan lirik lagu Iwan Fals, maka perlu diadakan

pengkajian terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu

berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1)

bagaimanakah Pilihan kata khas yang terdapat pada lirik lagu-lagu dalam album

MSD karya IF; (2) bagaimanakah bunyi yang terdapat pada lirik lagu-lagu dalam

album MSD karya IF; (3) bagaimanakah imaji/pencitraan yang terdapat pada lirik

lagu-lagu dalam album MSD karya IF; (4) bagaimanakah majas yang terdapat

pada lirik lagu-lagu dalam album MSD karya IF; (5) bagaimanakah tema yang

terdapat pada lirik lagu-lagu dalam album MSD karya IF; (6) bagaimanakah rasa

(feeling) yang terdapat pada lirik lagu-lagu dalam album MSD karya IF; (7)

bagaimanakah nada (tone) yang terdapat pada lirik lagu-lagu dalam album MSD

karya IF; dan (8) Bagaimanakah amanat yang terdapat pada lirik lagu-lagu dalam

album MSD karya IF. Kepada para pendengar khusunya generasi muda. Bunyi

yang digunakan adalah bunyi efoni dan bunyi kakafoni. Kombinasi bunyi-bunyi

yang digunakan akan memperdalam ucapan, menimbulkan rasa yang khusus serta

menggambarkan suasana hati. Imaji yang digunakan meliputi imaji penglihatan,

80

URI: http://hdl.handle.net/123456789/22106 Date: 2014-04-21. 13.00

Page 53: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

43

pendengaran, penciuman dan perasaan. Imaji akan menimbulkan imajinasi

pembaca seolah-olah nyata yang mampu dilihat, didengar, dicium, dan dirasakan

oleh pembaca. Majas yang digunakan adalah personifikasi,hiperbola dan repetisi.

ajas dalam lirik lagu tersebut akan memberikan efek emotif, mampu mempertegas

maksud dan menambah efek kepuitisan.

Tema yang digunakan meliputi tema kedaulatan rakyat dan ketidakadilan

sosial. Adanya tema maka makna yang terkandung di dalam lirik lagu tersebut

dapat sampai kepada pendengar. Perasaan yang digunakan meliputi perasaan

marah dan sedih. Perasaan atau suasana hati yang digambarkan akan membuat

pendengar lebih memahami keadaan yang telah terjadi pada diri penyair. Nada

yang digunakan adalah nada kritik. Nada tersebut akan menimbulkan rasa marah

dan ingin memberontak terhadap masalah-masalah yang terjadi bagi para

pendengar ataupun pembaca. Amanat yang ingin disampaikan khusnya kepada

generasi muda agar mampu memperbaiki keadaan Negara Indonesia. Berdasarkan

hasil dan dan pembahasan dalam dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan

bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lirik lagu merupakan unsurunsur

pembangun dalam lirik lagu itu sendiri. Unsur satu dengan unsur yang lain saling

berkaitan untuk membangun sebuah maksud yang ingin disampaikan kepada para

pendengar. Unsur yang terdapat dalam lirik lagu mampu menimbulkan efek

keindahan, efek emotif serta menambah kepuitisan terhadap lirik lagu itu sendiri.

Saran dalam penelitian ini adalah bagi penelitian berikutnya perlu diadakan

penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pendekatan dan metode yang

berbeda. Selain itu saran yang bisa diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini

adalah berkaitan dengan pemanfaatan dalam pembelajaran apresiasi sastra dengan

memanfaatkan lirik lagu sebagai materi pembelajaran puisi.

Skripsi Nurtryasa Goktuana Gultom yang berjudul Representasi Kehidupan

Politik Indonesia Dalam Lirik Lagu Iwan Fals, Analisis Semiotika dalam Lirik

lagu Manusia Setengah Dewa dan Surat Buat Wakil Rakyat. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui representasi kehidupan politik pada teks lagu

Manusia Setengah Dewa dan Surat Untuk Wakil Rakyat. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan analisis

Page 54: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

44

semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes. Penelitian dilakukan dengan

dengan menganalisis Penanda dan Petanda yang ada pada lirik lagu Manusia

Setengah Dewa dan Surat Buat Wakil Rakyat yang memiliki makna denotasi dan

makna konotatif yang akhirnya dapat merepresentasikan kehidupan politik di

Indonesia. Representasi kehidupan politik Indonesia di dalam lagu Manusia

Setengah Dewa bercerita bagaimana rakyat bermimpi memiliki Presiden yang

bisa menjadi pahlawan mereka yang nantinya diangkat sebagai manusia setengah

dewa .Mitos ini diambil dari mitologi Yunani Manusia Setengah Dewa Herakles

(Herkules) yang menjadi pahlawan terbesar Yunani karena kehebatannya yang

memiliki kemampuan dewa walaupun dalam tubuh manusia.81

Suswati Agustina Nugraheni. “Efektivitas Pembelajaran Nilai Moral dalam

Teks Lagu Album Wakil Rakyat Karya Iwan Fals dengan Metode Student Teams-

Achievement Divisionpada Siswa Kelas IX SMP N 1 Talun Kabupaten

Pekalongan Tahun Ajaran 2013 / 2014”. Skripsi Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni IKIP PGRI Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil wawancara

dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu adanya keterampilan

memahami yang masih rendah atau di bawah rata-rata pada siswa kelas IX SMP

N 1 Talun, khususnya keterampilan memahami nilai moral. Melihat kondisi

seperti itu perlu diupayakan penerapan metode tertentu untuk meningkatkan

keterampilan memahami nilai moral pada siswa kelas IX SMP N 1 Talun. Metode

yang diterapkan adalah metode Student Teams Achievement Division (STAD).82

Penelitian diatas relevan dan mendukung dengan penelitian yang dilakukan

peneliti dengan judul ” Kritik Pembangunan Dalam Lagu Iwan Fals dan

Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Pembahasan

penelitian diatas terdapat persamaan dengan penelitian ini, yaitu membahas

tentang lagu Iwan Fals, namun terdapat perbedaan pada objek penelitiannya.

Kegunaan ketiga penelitian diatas untuk penelitian ini adalah untuk mendukung

teori-teori yang digunakan pada penelitian ini terutama mengenai lagu-lagu yang

dibawakan Iwan Fals.

81 saipudinikhwan.files.wordpress.com Date: 2014-04-27. 13.00

82

library.ikippgrismg.ac.id Date: 2014-04-27. 13.00

Page 55: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Analisis Wacana Kritis

Bahasan AWK berfokus pada sifat alami kontekstualitas ideologi. Pendekatan

pada ideologi harus memperhatikan efeknya terhadap bentuk dan makna serta

struktur wacana yang kelak berperan membentuk dan menstranformasi ideologi.

Analisi data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif

dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber,

yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Cacatan

dibedakan menjadi dua, yaitu deskriptif dan yang reflektf. Catatan deskriptif lebih

menyajikan kejadian daripada ringakasan. Catatan reflektif lebih mengetengahkan

kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebih menampilkan komentar

peneliti terhadap fenomena yang dihadapi. Setelah dibaca, dipelajari, dan di telaah

maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan membuar

abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.

Langkah selajutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan

langkah terakhir adalah menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.83

Untuk mencapai suatu tujuan penelitian perlu digunakan metode atau cara-cara

tertentu agar mendapatkan hasil yang diharapkan dalam melakukan sesuatu

penelitian ilmiah. Sebab dengan metode penelitian kita bisa menentukan berhasil

tidaknya suatu penelitian serta dapat menentukan kualitas dari tujuan penelitian

tersebut. Dalam bab ini, akan diuraikan metode penelitian yang akan digunakan

dalam menganalisis lirik lagu Iwan Fals yaitu tentang Kritik Pembangunan yang

terdapat dalam lirik-lirik lagu yang akan dianalisis. Sumber data utama dalam

83

Yoce Aliah Darma. Analisis Wacana Kritis, (Bandung : Yrama Media, 2009), h.54-55

Page 56: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

46

penelitian kualitatif ialah berupa kata-kata84

dan bukan angka-angka. Hal itu

disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

“Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

social, sikap, kepercayaan, persepsi,, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan

menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan.”85

Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah Menginterpretasi

berdasarkan teori yang digunakan untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran

makna dalam lirik lagu Iwan Fals yaitu dengan mengumpulkan data yang berupa

lirik lagu. Analisis data dari data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut.

Menganalisis makna yang terkandung dalam setiap lirik lagu Iwan Fals. Kemudian

dari makna itu akan tergambar, apa maksud dan tujuan pengarang menuliskan

karyanya, biasanya setiap karya sastra itu berhubungan dengan keadaan sosial saat

diciptanya karya sastra itu.

2. Data dan Sumber data Penelitian

Data adalah keterangan atau fakta yang sudah dicatat (recorded) dan dapat

diobservasi.86

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh.87

Data yang dijadikan objek penelitian adalah

kumpulan lirik lagu karya Iwan Fals. Sumber data atau informasi yang menjadi

bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data primer dan data skunder.88

84

Lexy J. Moeloeng. Metodologi Penelitan Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2007), h. 157 85

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),

h. 60 86

Abdul halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa Untuk Penelitian, Tesis dan Disertasi,

(Jakarta: Diadit Media, 2011) h, 123 87

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta.

2010), h. 172

88

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan sosial Edisi Revisi (Jakarta: Referensi.

2013), h. 77

Page 57: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

47

3. Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, maksudnya, data

data sangat bergantung pada objektivitas peneliti dalam melakukan pengamatan

dan eksplorasi langsung ke lokasi penelitian.89

Untuk kepentingan penelitian ini diambil 32 lagu yang dijadikan data, lagu-

lagu tersebut meliputi :

1. Lancar

2. Sarjana Muda

3. Suara Hati

4. Sore Tugu Pancoran

5. Siang Seberang Istana

6. Lagu Nelayan

7. Desa

8. Kontrasmu Bisu

9. Potret

10. Oh Ya

11. Besar dan Kecil

12. Mereka Ada Di Jalan

13. Nenekku Okem

14. Tiga Bulan

15. Oemar Bakri

16. Galang Rambu Anarki

17. Kembang Pete

18. Pesawat Tempur

19. Tince Sukarti Binti Mahmud

20. Barang Antik

21. 1910

22. Celoteh Camar Tolol dan Cemar

23. Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi

89

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2009) h, 125

Page 58: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

48

24. Tak Biru Lagi Lautku

25. Ujung Aspal Pondok Gede

26. Surat Buat Wakil Rakyat

27. Tikus-tikus Kantor

28. Negeriku

29. Ngeriku

30. Belalang Tua

31. Pemborong Jalan

32. Bento

Alasan penulis menggunakan 32 data pada kumpulan lagu Iwan Fals yaitu

selain mempermudah penulis dalam penulisannya, lagu-lagu tersebut juga telah

mewakili karakter dari seorang Iwan Fals.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,

dan bernagai cara.90

Penulis menggunakan pengumpulan data yaitu dengan teknik

observasi partisipatif dimana, peneliti berinteraksi secara penuh dalam situasi

sosial dengan subjek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati,

memahami peristiwa secara cermat, mendalam dan terfokus terhadap subjek

penelitian, baik dalam suasana formal maupun santai.91

Secara rinci teknik

observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek yaitu

pengamatan yang dilakukan melalui perantara suatu alat atau cara, misalnya

dengan membaca dan memahami isi yang ada didalam kumpulan lagu Iwan Fals,

sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai apa yang menjadi obyek

pengamatan.

Data skunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau

pengolahan data yang bersifat studi dokumetasi berupa penelaah terhadap

dokumen pribadi, resmi, kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan literatur

laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan

90

Sugiono , Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 308 91

Ibid, h. 77-78

Page 59: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

49

penelitian, sumber data skunder dapat dimanfaatkan untuk mengkaji, menafsirkan

bahan untuk meramalkan tentang masalak penelitian.92

berupa pengumpulan lagu-

lagu Iwan Fals yang telah beredar dipasaran. Hal ini sangat membantu sekali di

dalam pengadaan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Patton , “Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan

data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.93

Teknik analisis data sesuai dengan judul “Kritik Pembangunan dalam lagu Iwan

Fals dan implikasinya Terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA” penulis

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi data yaitu kumpulan lagu Iwan Fals

2. Membaca berulang-ulang memilih dan memilah data yang perlu dianalisis

3. Mengorganisasi dan mengurutkan data

4. Mendeskripsikan data, yaitu menguraikan data disertai penjelasan dan

pembahasannya.

92

Ibid, h. 78 93

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogykarta: Ar-Ruzz Media, 2001), h. 221

Page 60: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

50

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menyajikan data yang akan digunakan untuk

menganalisis, kajian teori yang terdapat dalam bab II yaitu mengenai kritik

pembangunan. Dari hasil penelitian didapatkan 32 lagu yang dapat dijadikan

data. Kemudian lagu-lagu tersebut dikodifikasikan ke dalam 13 kelompok kode;

kritik pembangunan yang tidak adil, kritik pembangunan kondisi sosial dan

menyempitnya lapangan pekerjaan, kritik terhadap ketidakadilan, kritik

pembangunan daerah pesisir, kritik pembangunan daerah pedesaan, kritik

terhadap kesenjangan yang tajam dan ketidakadilan negara, kritik tentang

pendidikan, kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada

rakyat, kritik transportasi angkutan umum, kritik pembangunan yang merusak

lingkungan, kritik terhadap anggota dewan yang tidak memperjuangkan hak-hak

rakyat, kritik terhadap budaya korupsi, dan kritik pemerintah yang otoriter.

Berikut ini adalah data dari hasil penelitian yang menjelaskan presentasi dalam

lagu-lagu Iwan Fals.

A. Kritik Lagu Iwan Fals

1. Kritik Pembangunan Yang Tidak Adil

1) Lancar

Sejak palapaku mengorbit ke angkasa

Kemajuan teknologiku semakin menggila

Komunikasipun bertambah mudah

Walau itu jauh di luar kota

Disana sini dan dimana mana

Terlihat berita tentang pembangunan

Terciptalah kini pemerataan

Bangsaku kini telah dipintu kemajuan

(Data No. 1)

Lagu di atas muncul pada saat pihak-pihak yang tertampung dalam komponen

bangsa Indonesia lagi aktualnya menggagas masalah konsep pembangunan yang

perlu diterapkan pada negara dan masyarakat Indonesia. Mulai dari kalangan

akademisi, politisi dan menjadi kajian hangat pada halaman pertama dimedia

masa pada saat itu Dunia pada saat itu sedang dirundung kemelut lingkungan,

Page 61: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

51

segera menyambut konsep baru ini dengan penuh harapan. Pemerintah Dengan

demikian dapat diketahui dengan jelas bahwa ada implikasi historis antara ruang

batin Iwan Fals pada dimensi ruang dan waktu yang tertera pada syair lagunya

dengan kejadian yang ada pada tahun tersebut. Bahwa pembangunan nasional

dilaksananan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, hanyalah

propaganda pemerintah yang implementasinya tidak terealisasikan.

Wujud utama pembangunan manusia yang hanya dapat mempertahankan mutu

manusiawinya saja tanpa ada landasan kuat kepada seluruh kelassosial masyarakat

terhadap citra dirinya membuat masyarakat Indonesia kehilangan jati dirinya

sebagai bangsa Indonesia untuk beberapa kelas sosial dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia. Destabilitas sosialitas tradisional masyarakat menjadi

gawat dan mengkhawatirkan dalam kondisi sistem kekuasaan Orde Baru. Ada dua

ciri kebijakan Orde Baru terhadap masyarakat yang harus disalahkan, yaitu

depolitisasi pembangunan yang tidak memenuhi syarat minimum keadilan dalam

pandangan masyarakat. Masyarakat seluruhnya diatur dan diurus dari atas.

Masyarakat tidak diberi kesempatan memecahkan berbagai konflik secara wajar.

Hal inilah yang melahirkan berbagai macam kritik pada realisme sosial, politik

dan budaya Indonesia yang ada pada syair-syair lagu Iwan Fals dalam karya-

karyanya. Kritik pada keadaan atas ketimpangan sosial yang ada diberbagai kelas

sosial masyarakat Indonesia akibat dari pembungkaman, dan pembusukan sistem,

serta moral bangsa ini terus berlanjut dilakukan Iwan Fals pada karya-karya

ditahun mendatang dalam perjalanan karirnya dibidang musik. Ketika semua

orang bersuara dan berteriak tidak ada seorang pun dapat disebut pemberani,

namun saat semua diam dan ada yang berbisik lewat lagunya, dialah pemberani

sejati.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pembangunan didukung

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mempercepat

terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa.

Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga

hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:

Page 62: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

52

1. Pembangunan iptek harus berada dalam kesimbangan yang

dinamis dan efektif dengan pembinaan sumber daya manusia,

pengembangan sarana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian

dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.

2. Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk

meningkatkan kualitas kesejahteraan dan hidup bangsa.

3. Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai

agama, nilai luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan

lingkungan hidup.

Penguasaan, pemanfataan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dilaksanakan oleh berbagai pihak, diantaranya. Pemerintah, masyarakat,

akademisi, dan pengusaha.

2) Kritik Pembangunan Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Menyempitnya

Lapangan Pekerjaan

Di dalamnya membuat beberapa permasalahan-permasalahan sosial dan

ekonomi yaitu mengenai, kritik terhadap menyempitnya lapangan kerja, kritik

terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kritik terhadap

ketidakadilan (potret anak jalanan), kritik terhadap kesenjangan sosial yang tajam

(jakarta), kritik terhadap kesenjangan dan ketidakadilan negara, kritik terhadap

pembangunan yang tidak adil, dan kritik terhadap industrialisasi di bidang

pertanian.

2) Sarjana Muda

Empat tahun lamanya bergelut dengan buku

Tuk jaminan masa depan

Engkau sarjana muda

Resah tak dapat kerja

Tak berguna ijazahmu

Terngiang kata tiada lowongan

Untuk kerja yang didambakan

Tak peduli berusaha lagi

Namun kata sama kau dapatkan

Engkau sarjana muda

resah mencari kerja mengandalkan ijazahmu

(Data No. 2)

Page 63: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

53

Bergelut dengan buku sia-sia semuanya Pada teks lagu ini mengungkapkan

tentang pekerjaan sekaligus pendidikan. Di mana seorang sarjana yang selama

empat tahun belajar dan mendapatkan ijazah mengalami kesulitan untuk

mendapat pekerjaan, teks lagu diatas mengungkapkan bahwa seseorang yang

belajar sampai menjadi sarjana bermaksud untuk menjamin masa depan yang

cerah. Namun kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Setiap

orang pasti ingin mendapat pekerjaan sesuai apa yang dinginkan, Dari kutipan

teks lagu diatas menggambarkan seseorang yang mencari pekerjaan yang sesuai

dengan yang dia inginkan disebuah kantor, namun dikantor tersebut tidak ada

lowongan. Iwan Fals saat menciptakan teks lagu “Sarjana Muda” menunjukkan

perasaan yang prihatin terhadap nasib para sarjana di Indonesia. Dalam menulis

teks lagu ini iwan Fals mempunyai maksud menyindir. Sindiran itu ditujukan

kepada pemerintah mengenai nasib seorang sarjana. Kutipan teks lagu diatas jelas

menunjukkan sebuah sindiran bahwa seorang yang resmi memiliki ijazah sarjana

tetap mengalami kesulitan untuk mendapat pekerjaan.

Dalam teks lagu “Sarjana Muda”, hal yang ingin diungkap adalah mengenai

kritik sosial yaitu kritik sosial di bidang birokrasi. Ada beberapa hal yang menjadi

sorotan yang mampu menunjukkan teks lagu “Sarjana Muda” mengandung kritik

dibidang birokrasi, yaitu pada lirik Engkau sarjana mud, Resah tak dapat kerja,

Tak berguna ijazahmu. Lirik-lirik tersebut dapat menceritakan bahwa seorang

sarjana yang susah mencari pekerjaan dan ijazah yang dimiliki selama ia

menuntut ilmu tidak berguna. Kutipan diatas semakin memperjelas kritik yang

ingin disampaikan penyair melalui teks lagu “Sarjana Muda” yaitu mengenai

susahnya mencari pekerjan bagi seorang sarjana. Pembangunan merupakan suatu

proses perubahan disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja

berdasarkan suatu rencana tertentu. Proses pembangunan terutama bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, mau pun

matrial.

3) Suara Hati

Apa kabar suara hati

Suara hati kenapa pergi

Suara hati jangan pergi lagi

Page 64: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

54

Dengar-dengar dunia lapar

Kau dengarkah orang-orang yang menangis

Sebab hidupnya dipacu nafsu

Kau rasakan orang yang tertindas

(Data No.3)

Pada kutipan d iatas yang seolah-olah seperti manusia adalah suara hati yang

bisa pergi kemana-mana dan bisa menciptakan keramaian. Pada syair lagu ini

mengungkapkan tentang kemanusiaan. Di mana manusia diminta untuk tetap

saling memperdulikan satu sama lain dan tetap memperdulikan keadaan yang

terjadi disekitarnya.

Lirik diatas mengungkapkan bahwa di dunia ini masih terjadi suatu hal yaitu

kelaparan dan itu benar-benar terjadi didunia ini. Iwan Fals saat menciptakan teks

lagu “Suara Hati” menunjukkan perasaan yang simpati terhadap kehidupan

didunia. Hal ini dapat terlihat dari keseluruhan isi teks lagu, pembangunan sebagai

perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai

kemanusiaan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih

terhadap diri mereka sendiri, dan pembangunan juga sebagai proses yang terjadi

pada level atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi sebagai proses

yang terjadi pada level individu. Dalam menciptakan teks lagu “Suara Hati”,

Iwan Fals tentu memiliki maksud tersendiri. Jika dilihat dari keseluruhan isi

maksud dari pengarang sendiri yaitu untuk mengungkapkan sindiran. Dari kutipan

teks lagu Iwan fals bermaksud menyindir pemerintah. Bahwa adanya

pembangunan sebenarnya hanya membuat rakyat kecil merasa tertindas. Teks

lagu “Suara Hati” dapat menimbulkan suasana hati pembaca yang muncul

berdasarkan perasaan penyair yang dituangkan dalam teks ini. Suasana tersebut

yaitu Dari kata kau dengarkan dan kau rasakan jelas terlihat bahwa pengarang

ingin semua mendengar tangisan dan merasakan ketertindasan yang dialami

sesama. hidup didunia ini harus saling mengerti dan peduli satu sama lain.

Dalam teks lagu ini yang ingin diungkapkan adalah kritik dalam bidang

lingkungan sosial. Pada teks lagu “Suara Hati” ada beberapa kata kunci yang

mampu menunjukkan bahwa teks lagu ini bermaksud untuk menyindir kehidupan

masyarakat yang ada di Indonesia. Kehidupan masyarakat yang digambarkan

Page 65: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

55

dalam teks lagu “Suara Hati” adalah kehidupan dimana masyarakat yang

memiliki kekuasaan malah menindas masyarakat kecil. Melalui teks lagu ini Iwan

Fals mnyerukan bagi mereka yang merasa berkuasa dan masih memiliki hati

nurani, dengarkan tangisan orang-orang yang diluar sana yang masih tertindas

karena adanya pembangunan. Kutipan di atas mengkritik mengenai keadaan

masyarakat Indonesia bahwa manfaat pembangunan tidak dirasakan seluruh

lapisan masyarakat di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang

dilansir beberapa media massa baru-baru ini, cukup mencengangkan. Betapa

tidak, dibalik retorika keberhasilan pembangunan yang diklaim pemerintah,

ternyata hanya menempati peringkat 108 dari negara di dunia (Pikiran Rakyat,

2007). Ini membuktikan bawaha pemerintah belum serius menangani persoalan-

persoalan pembangunan yang terkait dengan pembangunan manusia dan

masyarakat.

3. Krtitik Terhadap Ketidakadilan (potret anak jalanan)

4) Sore Tugu Pancoran

Surat kabar sore dijual malam

Selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurku

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

Cepat langkah waktu pagi menunggu

Sibudi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah sibudi diam didua sisi

Cepat langkah waktu pagi menunggu

Sibudi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah sibudi diam didua sisi

(Data No. 4)

Pada teks lagu “Sore Tugu Pancoran” menunjukkan bahwa Iwan Fals ingin

mengungkapkan tentang seorang anak kecil yang bekerja demi tetap bertahan

hidup. Teks lagu “Sore Tugu Pancoran” lebih bercerita tentang pengorbanan.

Seorang anak kecil yang rela mengorbankan pendidikan untuk tetap bertahan

Page 66: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

56

hidup. Ada beberapa hal hal yang menjadi sorotan yang lagu diatas

menggambarkan tentang pengorbanan seorang anak kecil. Sebuah perjuangan

tidak selamanya berbuah manis,Teks lagu diatas menceritakan bahwa Sibudi

berjuang hidup dengan berjualan koran sore. Namun sampai malam koran itu

belum habis terjual. Hidup merupakan sebuah pilihan dan membutuhkan

perjuangan. Terkadang manusia rela mengorbankan sesuatu untuk tetap bertahan

hidup.

Dari kutipan teks lagu diatas tergambar ada seorang anak yang terpaksa

berjuang keras untuk tetap hidup, walaupun itu bukan tugas utamanya ia rela

mengorbankan pendidikan atau menomor duakan pendidikannya. Iwan Fals saat

menciptakan teks lagu ini adalah keprihatinan, yaitu keprihatinan terhadap nasib

seorang anak kecil yang dipaksa bekerja membanting tulang bahkan sampai

pendidikannya terbengkalai. dari teks lagu “sore Tugu Pancoran” adalah nada

sindiran. bahwa isinya merupakan sindiran terhadap pemerintah atas kinerjanya

dalam melindungi anak dibawah umur.

Dalam teks ini. Suasana tersebut yaitu perasaan pembaca yang merasa turut

sedih dan prihatin jika seorang anak kecil yang masih dibawah umur seharusnya

menikmati bangku sekolah. Namun dalam teks lagu ini diceritakan seorang anak

yang terpaksa bekerja untuk bertahan hidup. Pada teks lagu “Sore Tugu

Pancoran” ada beberapa kata kunci yang mampu menunjukkan bahwa teks lagu

ini bermaksud untuk menyindir keadaan yang terjadi di Indonesia. Keadaan yang

digambarkan dalam teks lagu ini adalah keadaan dimana seorang anak yang masih

dibawah umur terpaksa bekerja demi memenuhi kebutuhannya. Hal ini tentu

menjadi sebuah kritikan untuk pemerintah mengenai kinerja dalam menangani

anak nasib anak bangsa mengkritik mengenai kinerja pemerintah yang

membiarkan anak di bawah umur harus bekerja. Karena apabila pemerintah benar-

benar memperhatikan nasib anak bangsa tentu kejadian yang diceritakan dalam

teks lagu di atas tidak akan terjadi.

5) Siang Seberang Istana Seorang anak kecil bertubuh dengkil

Tertidur berbantal sebelah lengan

Berselimut debu jalanan

Page 67: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

57

Kotak semir mungil dan sangat dengkil

Benteng rapuh dari lapar memanggil

Gardu dan mata para penjaga

Saksi nyata yang sudah terbiasa

Tamu Negara tampak terpesona

Mengelus dada gelengkan kepala

Saksikan perbedaan yang ada

(Data No. 5)

Bagaimana gambaran yang ditampilkan dengan seorang anak kecil yang

penghidupan kesehariannya dijalanan dengan menjadi seorang tukang semir,

meskipun dengan tubuh lemah akibat dari keletihan, mencari makanan sulit, anak

tersebut berusaha bertahan di kota besar itu, mereka yang mampu hanya dapat

menjadi saksi dalam kelemahan, mereka tidak ada keinginan untuk berbuat

sesuatu demi meringankan penderitaan anak itu.

Terlihat jelas perbedaan antara negeri kita dengan negeri luar, di negeri ini

masih banyak orang mencari makan saja sangat susah. Hingga orang mancanegara

yang berdatangan di negeri ini merasa kasihan yang dilambangkan dengan

mengelus dada gelengkan kepala, bahwa ,masih banyak sekali anak-anak kecil

yang hidup di bawah garis kemiskinan pada waktu itu. Hakikat pembangunan

yang menitik beratkan pada pembangunan manusia seutuhnya rakyat semakin

jauh dari harapan. Konkritnya, berbagai agenda pembangunan yang telah, sedang

dan akan berjalan, belum mampu memberi motivasi, membuka orientasi dan

perluasan kapasitas masyarakat dalam memahami permasalahan sendiri.

4. Kritik Pembangunan Daerah Pesisir

6) Lagu Nelayan

Bocah telanjang dada di pesisir

Tunggu kembalinya bapak tercinta

Yang pergi tebarkan jala di sana

Berjuang di atas perahu tunggakan KUD

Ibu dengan kebaya yang kemarin

Setia dari balik dapur menanti

Suaminya telah seminggu pergi

Tinggalkan rumah tinggalkan sejengkal harapan

Perahu tunggakan KUD belum terbayar

Belum lagi tagihan rentenir seberang jalan

Page 68: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

58

Nelayan kecil hasil kecil nasibpun kecil

Menjerat jala dihantam kerasnya gelombang

(Data No. 6)

Lagu di atas, sekaligus menggambarkan keharmonisan dan kegetiran keluarga

masyarakat pesisir. Istri yang sudah menyadari sepenuhnya bahwa pekerjaan

suaminya sebagai nelayan adalah pekerjaan yang memisahkannya tidak hanya

satu dua hari, tetapi bisa sampai seminggu, sebulan, atau bahkan berbulan-bulan,

dengan setia menunggu. Anak, yang hanya mengerti bahwa kepergian bapaknya

ke laut adalah untuk mencarikannya oleh-oleh, belum paham bahwa bapaknya

sedang mempertaruhkan nyawa di lautan yang luas itu.Ketika bapaknya kembali,

dia tetap berharap bapaknya pulang dengan membawakannya oleh-oleh yang

dijanjikannya. Bapak dan ibu tidak menunjukkan kepedihannya di depan anaknya

tentang kredit perahu yang harus dilunasi dan hutang kepada rentenir. Anak, bagi

orang tua di manapun memang belum berhak merasakan kepedihan orangtuanya,

karena dunia mereka adalah dunia yang penuh kegembiraan.

Sama seperti lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals yang lain, lagu

Nelayan juga mengandung makna keprihatinan terhadap nasib nelayan yang

semakin memprihatinkan dan juga merupakan kritik sosial terhadap

ketidakpedulian pemerintah pada nasib nelayan. Nelayan yang digambarkan oleh

Iwan Fals adalah nelayan kecil yang mewakili masyarakat miskin Indonesia yang

belum bisa bahkan mungkin tidak bisa mengangkat status sosial ekonominya

karena kemiskinan yang melilitnya.

Tentunya sangat berbeda dengan nelayan besar yang sudah berhasil membeli

perahu motor tunai tanpa harus berhutang pada KUD. Nelayan besar dengan

penghasilannya yang juga besar, akan semakin besar dengan kemampuannya

membeli alat-alat kerja yang canggih. Tetapi dengan kecanggihan alat

penangkapan itu pula, mereka menghancurkan dan merusak laut, tempat mereka

mencari makan. Oleh karena itu, keberpihakan pemerintah dalam gerakan dan

kebijakan membantu nelayan perlu difokuskan pada membantu nelayan kecil dan

menertibkan nelayan besar. Tujuan pokok pembangunan adalah untuk

menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia

Page 69: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

59

dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan

kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata.

Lirik lagu desa dijadikan gambaran suatu kehidupan yang mana seorang yang

tinggal didaerah pedesaan banyak sekali yang melakukan urbanisasi besar-

besaran, pandangan mereka kehidupan dikota lebih enak, perhatikan kutipan di

bawah ini.

5. Kritik Pembangunan Daerah Pedesaan

7) Desa

Desa harus jadi kekuatan ekonomi

Agar warganya tak hidjrah ke kota

Sepinya desa adalah modal utama

Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Walau lahan sudah menjadi milik kota

Bukan berarti desa lemah tak berdaya

Desa adalah kekuatan sejati

Negara harus berpihak pada para petani

Tapi tengkulak-tengkulak bergentayangan

Tapi lintah darat pun bergentayangan

Untuk apa punya pemerintah

Kalau hidup terus-terusan susah

(Data No. 7)

Terlihat jelas bahwa kehidupan di desa sangat layak untuk dijadikan tempat

untuk pondasi perekonomian negara, pemanfaatan terhadap desa harus

dioptimalkan dengan sebaik-baiknya untuk dijadikan sebuah pekerjaan yang layak

bagi masyarakat setempat dan menghindari banyaknya orang desa berbondong-

bondong meninggalkan desanya untuk pergi ke kota, hal ini jelas bahwa

pemanfaatan desa sangat minim sekali padahal desa adalah suatu kekuatan

ekonomi yang tidak bisa kita pungkiri.

Meskipun banyak lahan-lahan di desa mulai dikuasai oleh orang-orang yang

identik dengan perkotaan, tetapi desa harus tetap menjadi salah satu aset untuk

tempat pertumbuhan ekonomi, meskipun dalam kutipan di atas pemerintah sering

tidak memperhatikan nasib orang-orang di desa khususnya para petani, lirik lagu

Page 70: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

60

tersebut mengajak kepada semua agar harus tetap maju meskipun lahan-lahan

mulai dikuasai oleh orang-orang kota.

Desa merupakan tempat ketidakadilan, kutipan di atas menggambarkan

banyaknya tengkulak-tengkulak bergentayangan yang jelas sangat memberatkan

nasib para petani, petani seakan tidak memiliki hak untuk mendapatkan

penghidupan yang layak dan seperti tidak ada perlindungan dari pemerintah.

Seakan-akan pemerintah tidak mau membantu dengan adanya peristiwa itu,

seakan pemerintah tidak mau memberikan jalan keluar agar kehidupan

perekonomian di desa berkembang. Dengan kutipan untuk apa punya pemerintah

kalau hidup terus terusan susah, jelas sekali campur tangan pemerintah dalam

permasalahan tersebut sangat kurang sehingga yang timbul adalah ketidak

percayaan terhadap pemerintah.

Gambaran lirik lagu kontrasmu bisu merupakan gambaran perbedaan antara

orang-orang lemah dengan orang-orang mampu yang jelas pada saat ini pun dapat

kita rasakan, penggambaran tersebut dapat kita jumpai pada kutipan di bawah ini.

6. Krtitik Terhadap Kesenjangan Yang Tajam, dan Ketidakadilan Negara

8) Kontrasmu Bisu

Tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi

Hijau rumput hijau tresebar indah sekali

Tinggi gedung tinggi mewah angkuh bikin iri

Gubuk-gubuk liar yang resah dipinggir kali

Terlihat jelas kepincangan kota ini

Tangis bocah lapar bangunkanku

Dari mimpi malam

Lihat dan dengarlah riuh lagu dalam pesta

Diatas derita mereka masih bisa tertawa

Jakarta oh Jakarta

Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya

Luka si miskin semakin menganga

(Data No. 8)

Penggambaran tentang kehidupan di kampung merupakan sebuah keindahan

dengan ditandai dengan tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi, hijau rumput

hijau tersebar indah sekali, jelas hal itu sangat menggambarkan kehidupan di

Page 71: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

61

perkampungan pada saai itu, tapi disini terdapat perbedaan yang mencolok dengan

orang-orang kecil yang tinggal diperkotaan khususnya di Jakarta, banyak sekali

tempat tinggal di pinggiran kota menjadi tempat penggusuran untuk dijadikan

pembangunan gedung-gedung tinggi, jelas sekali perbedaan kehidupan disana.

Lirik lagu di atas memperlihatkan perbedaan yang begitu mencolok, orang-

orang yang punya uang banyak dengan asyiknya mengadakan pesta tanpa

memperhatikan orang-orang yang berada di bawahnya, seakan-akan tidak mau

tahu tentang keadaan saudara-saudaranya yang di bawah sana.

9) Potret

Orang orang resah

Berlomba kejar nafkah

Demi anak bini

Demi sesuap nasi

Uang dimana uang?

Nasi dimana nasi?

Uang dimana uang?

Nasi dimana nasi?

(Data No. 9)

Orang orang dari kelompok sosial ini ditampilkan sebagai orang-orang yang

resah karena berlomba mengejar nafkah. Mencari uang untuk membeli makanan

diumpamakan sebagai sebuah pertandingan, siapa cepat dia dapat. Itu semua

dilakukan hanya untuk mendapatkan uang dan nasi, yang berarti bahwa nafkah

yang dikejar itu bukan uang dalam jumlah besar melainkan jumlah yang kecil.

Ukuran kecil disini karena hanya cukup untuk membeli makanan.

menggambarkan keserakahan yang ditunjukkan orang-orang yang punya

kedudukan yang tinggi tanpa memperhatikan sekelilingnya, malah akan

memperburuk nasib orang-orang yang di bawah sana, penindasan selalu

diterapkan dan dijalankan. Dalam lirik lagu yang berjudul potret, Iwan Fals ingin

menyoroti tentang kemiskinan kehidupan masyarakat di kalangan ini sehingga

yang menjadi tujuan hidup mereka hanya memenuhi kebutuhan primer, yaitu uang

untuk membeli makanan. Hal ini secara gamblang dinyatakan dalam kutipan

berikut.

Page 72: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

62

10) Oh....Ya

Andai kata di mobil itu tentu tidak di bus ini

Seandainya aku rumah itu tentu tidak digubuk ini

Kalau saja aku jadi direktur

Tentu tidak jadi penganggur

Umpamanya aku dapat lotere

Tentu saja aku tidak kere

A a a andai kata

Se se se seandainya

Oh ya! Ka ka kalu saja

U u u umpamanya

Oh ya! Oh ya! Ya nasib

Nasibmu jelas bukas nasibku

Oh ya! Ya takdir

Takdirmu jelas bukan takdirku (2x)

Aku bosan

A a a andai kata

Se se se seandainya

Ka ka ka kalau sajau

U u u umpamanya

Oh ya

(Data No. 10)

Dalam lirik lagu Oh ya, kondisi miskin yang menguasai kelas bawah

diperlihatkan secara tajam melalui kontras antara impian masyarakat kelas bawah

dengan kenyataan yang dihadapinya. Di dalam lirik lagu ini, aku lirik yang berasal

dari kelas bawah bermimpi untuk memiliki materi dan kedudukan yang umumnya

menjadi penanda kelas atas. Materi yang diimpikan adalah mobil yang

dikontraskan dengan bus dan rumah dengan gubuk. Meskipun mobil dan bus

sama-sam merupakan alat transportasi , tetapi kualitasnya berbeda, demikian juga

rumah dan gubuk. Mobil dan rumah menawarkan kenyamanan sekaligus prestise

yang tidak didapatkan dari bus dan gubuk

Impian lainnya berkaitan dengan kedudukan yang ditandai dengan kontras

antara direktur dengan penganggur. Selain menyatakan jabatan yang tinggi di

dalam susunan organisasi perusahaan, direktur juga mengindikasikan posisi yang

tinggi di dalam pandangan masyarakat yang tidak didapatkan aku lirik sebagai

penganggur. Setelah berangan-angan untuk jadi direktur, aku lirik berandai-andai

Page 73: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

63

mendapat lotere, yang kemudian dikontraskan dengan kenyataan ia hanya kere.

Pemilihan kata kere ini menunjukkan bahwa aku lirik berada pada tingkat sosial

yang paling rendah. Terdapat rasa pesimis disini bahwa keadaan aku lirik sudah

sedemikian terpuruk sehingga tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk

mengubahnya. Yang dapat dilakukan adalah berkhayal sebagai mana tampak dari

pengulangan kata andai kata, seandainya, kalau saja, umpamanya. Karena terlalu

sering bermimpi, pada akhirnya aku lirik menjadi bosan dan pasrah pada nasib,

pada takdir. Dengan mengatakan bahwa semua perbedaan itu merupakan nasib

dan takdir, maka aku lirik tidak melihat adanya jalan keluar dari kemiskinannya.

pembangunan sebagai suatu istilah teknis, yang berarti membangkitkan

masyarakat di negara-negara sedang berkembang dari kemiskinan, tingkat melek

huruf (literacy rate) yang rendah, pengangguran, dan ketidakadilan sosial.

Lirik lagu yang berjudul Besar dan Kecil berisi tentang perbedaan antara

orang kaya dengan orang Miskin, dalam hal ini si kaya dapat dilambangkan

dengan besar dan si miskin dapat dilambangkan dengan kecil, perhatikan kutipan

lirik lagu di bawah ini.

11) Besar dan Kecil

Kau seperti bis kota atau truk gandengan

Mentang-mentang paling besar klakson sembarangan

Aku seperti bemo atau sandal japit

Tubuhku kecil mrengil biasa terjepit

Mengapa besar selalu menang

Bebas berbuat sewenang-wenang

Mengapa kecil selalu tersingkir

Harus mengalah dan menyingkir

(Data No. 11)

Bis kota adalah lambang dari orang kaya raya dan bemo merupakan lambang

dari kaum kecil, yang mana terjadi ketidak adilan yang tercermin dari tubuhku

kecil biasa terjepit antara orang kaya dengan orang miskin, orang kaya sering

berbuat semena-mena terhadap orang miskin.

Terlihat jelas si besar dalam hal ini orang kaya selalu memenangkan sebuah

perkara tanpa memperhatikan orang kaya itu salah, sedangkan orang miskin

Page 74: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

64

selalu tersingkir meskipun orang miskin tersebut melakukan tindakan kebenaran

dan bagai mana orang besar menindas orang lemah.

12) Mereka ada Di Jalan

Pukul tiga sore hari

Di jalan yang belum jadi

Aku melihat anak-anak kecil

Telanjang dada telanjang kaki asyik mengejar bola

Anak kota tak mampu beli sepatu

Anak kota tak punya tanah lapang

Sepak bola menjadi barang yang mahal

Milik mereka yang uang saja

Dan sementara kita disini di jalan ini

(Data No. 12)

Lirik lagu yang berjudul mereka ada dijalan menceritakan adanya

kesingkronan anak-anak di kota yang mana mencari tempat bermain dalam hal ini

bermain sepak bola tidak dapat tempat, lihat kutipan di bawah ini.

Perbedaan antara anak orang kaya dan anak orang miskin terlihat jelas,

sungguh memprihatin mencari sebuah tempat untuk dijadikan tempat untuk

bermain saja tak mampu. Permainan sepak bola memang sangat digemari di

negara ini tetapi anak-anak di kota besar tidak ada tempat untuk bermain bola,

bahkan untuk membeli sebuah peralatan untuk bermain bola saja mereka tidak

bisa. Sepak bola merupakan tempat olahraga yang punya uang/mampu, bahkan

seharusnya sepak bola tidak mengenal orang kaya dengan orang kecil.

13) Nenekku Okem

Nenekku manis umur setengah abad

Masih lincah bagai bola bekel

Rambutnya panjang hitam ikal dipicok

Di salon Lisa asal Rengasdengklok

Paling tak suka pakai kain kebaya

Atau rambut digelung konde

Sebab katanya tak bebas dia bergerak

Gerah sebuah alasan

(Data No. 13)

Lirik lagu ini menceritakan seorang wanita yang usianya setengah abad atau

lima puluh tahun, tetapi tingkah laku dan penampilannya melebihi anak muda.

Dalam bait pertama dikatakan dengan „rambutnya panjang hitam ikal dipeacock‟,

Page 75: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

65

mengandung arti bahwa dalam usia setengah abad biasanya rambut seseorang

mulai memutih dengan tumbuhnya uban. Untuk menutupi uban tersebut, nenek

tersebut menghitamkan dengan semir rambut sehingga terkesan lebih muda.

Meskipun dalam lirik lagu ini tidak disebutkan secara langsung bahwa nenek ini

menghitamkan rambutnya dengan semir rambut, tetapi kata peacock dalam lirik

lagu tersebut menunjuk salah satu merk semir rambut. Kata-kata dalam lirik lagu

ini menunjukkan bahwa wanita tersebut merupakan kelompok masyarakat kelas

menengah ke atas dan hidup di daerah kota besar. Karena bagaimanapun juga

gejala yang terjadi seperti dalam lirik lagu ini tidak mungkin dilakukan oleh

masyarakat kelas menengah ke bawah yang hidup di pedesaan atau kota kecil.

Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kehidupan masyarakat di kota

besar cenderung untuk tidak mencampuri urusan orang lain sehingga kurang

adanya interaksi sosial di antara mereka. Lain halnya dengan daerah pedesaan

atau kota kecil mereka masih memperhatikan kebersamaan dan interaksi sosial di

antara mereka masih sangat kuat. Dengan demikian, apabila kejadian seperti

dalam lagu itu terjadi di daerah pedesaan maka akan dianggap stess atau sudah

tidak waras lagi.

Gaya hidup seperti dalam lirik lagu tersebut cenderung merupakan

pencerminan sikap kehidupan seseorang di kota besar yang meniru budaya lain

tanpa menyesuaikan dengan konteks budaya lingkungannya. Hal ini biasanya

bertujuan untuk mencari perhatian atau paling tidak adanya pengakuan terhadap

eksistensi dirinya. Kata-kata kain „kebaya‟ dan „konde‟ merupakan atribut pakaian

tradisional dalam budaya jawa, yang melambangkan budaya tradisional namun

wanita tersebut tidak mau menggunakan kebaya dan konde agar tidak dikatakan

kuno dan dianggap sudah modern karena masih berbusana tradisional. Padahal

ukuran modern dan tidaknya seseorang tidak bisa diukur dari segi pakaian yang

dikenakan.

Jadi lirik lagu ini merupakan sindiran tentang gaya hidup sekelompok orang

yang salah dalam memandang kemajuan informasi dan teknologi. Seharusnya

teknologi dan informasi yang semakin berkembang digunakan untuk kemajuan

pengetahuan dan sebagai sarana mempermudah manusia dalam memenuhi

Page 76: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

66

kebutuhannya yang semakin komplek, bukan sebaliknya, manusia diperalat oleh

teknologi yang kian berkembang sehingga justru akan kehilangan jati dirinya

sebagai manusia yang berbudaya.

14) Tiga Bulan Tiga bulan lamanya kau dalam penjara

Teman

Seratus butir telur ayam di pasar

Hilang engkau ganyang

Palu keras bapak hakim berbunyi tegas

Terbayang

Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan

Malang engkau kawan

Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan

Nikmat benar

Seratus juta uang negara terbang melayang

Masuk kantong tuan

Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan

Dalam rumah dalam penjara tiada beda

Coba bayangkan teman

(Data No. 14)

Sudah berapa banyak lagu Iwan Fals yang dia tulis sekian puluh tahun yang

lalu masih relevan dengan kondisi sekarang. Contohnya lagu 3 Bulan ini.

Ketidakadilan dalam bidang hukum saat Iwan Fals menulis lirik lagu ini sekitar

tahun 80-an ternyata sampai sekarang masih berlaku. Bahkan sekarang semakin

menjadi-jadi. Dalam lagu ini Iwan perbedaan perlakuan pengadilan kepada

maling telur yang nilainya tak seberapa dan koruptor ratusan juta uang negara.

Mereka sama-sama mencuri, dan sama-sama dihukum 3 Bulan. Bahkan suasana

penjara si koruptor digambarkan Iwan Fals sama saja dengan di rumah. Ini kan

persis sama dengan yang terjadi sekarang kawan... bahkan lebih parah...

Lirik lagu yang berjudul belalang tua ini menceritakan tentang kerakusan

seorang meskipun orang tersebut sudah tua tapi orang tersebut masih saja berbuat

melakukan tindakan mencuri hak milik orang lain, perhatikan kutipan di bawah

ini.

Page 77: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

67

7. Krtitik Tentang Pendidikan

15) Oemar Bakri

Tas hitam dari kulit buaya

Selamat pagi berkata bapak Oemar Bakri

Hari ini aku rasa kopi enak sekali

Tas hitam dari kulit buaya

Marilah kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti

Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu

Oemar Bakri professor dokter insinyur pun jadi

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

(Data No. 15)

Pada syair lagu ini mengungkapkan tentang pendidikan. Di mana seorang

guru yang hidup sederhana yang mampu menciptakan generasi berpotensi namun

tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Ada beberapa hal yang menjadi sorotan

sehingga dapat diambil tema tersebut, lagu diatas menggambarkan bahwa sosok

Oemar Bakri adalah seorang guru yang bertas warna hitam terbuat dari kulit dan

siap memberikan ilmunya kepada murid-muridnya yang bengal. Seorang guru

tidak selalu memiliki kehidupan yang sejahtera. Lagu di atas menceritakan bahwa

seorang guru yang berstatus pegawai negeri yang mampu menciptakan menteri,

professor bahkan insinyur tidak mendapat jaminan hidup sejahtera. Iwan Fals saat

menciptakan teks lagu ini adalah keprihatinan, yaitu keprihatinan terhadap nasib

seorang guru yang tidak sepadan dengan apa yang telah ia perbuat. Teks lagu

“Oemar Bakri” karya Iwan Fals ini mengungkapkan tentang kritik dibidang

pendidikan. Hal yang menjadi sorotan pada teks lagu ini sehingga sesuai dengan

tema yaitu tas hitam, memberi pelajaran, murid. Dari ketiga kata tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa hal yang dibicarakan dalam teks berhubungan dengan

pandidikan.

Dari kutipan diatas terlihat bagaimana Iwan Fals mengkritik pamerintahan

Indonesia dalam memperlakukan nasib seorang guru yang berstatus pegawai

negeri. Di Indonesia, hasil pembangunan itu belum memperlihatkan

perkembangan signifikan bagi kebutuhan rakyat banyak. Sejak Orde Baru hingga

reformasi, pergeseran pedekatan pembangunan yang menyebabkan permasalahan

krusial pembangunan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Page 78: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

68

8. Kritik Terhadap Kebijakan Pemerintah Yang Tidak Berpihak Pada

Rakyat

16) Galang Rambu Anarki

Cepatlah besar matahariku

Menangis yang keras janganlah ragu

Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku

Doa kami dinadimu

Galang rambu anarki anakku

Lahir awal januari menjelang pemilu

Galang rambu anarki dengarlah

Terompet tahun baru menyambutmu

Galang rambu anarki ingatlah

Tangisan pertamu ditandai BBM membumbung tinggi

(Data No. 16)

Ketidak puasan rakyat kecil terhadap pemerintah memberikan dampak yang

luar biasa. Dari kutipan di atas menggambarkan tentang adanya keingginan

sebuah perubahan, dengan diibaratkan dengan matahari diharapkan menjadi

penerang bagi rakyat dan menggahapkan sebuah perubahan yang luar biasa,

sehingga nantinya dapat membawa negeri ini menjadi baik, lepas dari

keterpurukan yang sekian lama membelenggu negeri tercinta ini.

Lagu Galang Rambu Anarki merupakan lirik lagu Iwan Fals yang diciptakan

buat anak pertamanya, tetapi lagu tersebut mempunyai kritik sosial yang luar

biasa. Lagu ini berisi tentang harga-harga barang khususnya BBM naik, dalam

kenaikan itu rakyat dibuat tak berdaya. Dalam kutipan BBM naik tinggi susu tak

terbeli dalam arti disini mereka orang-orang kecil tidak mampu membeli

kebutuhan sehari-hari yang diibaratkan dengan tidak mampu membeli susu.

Dengan kenaikan BBM itu yang dilakukan pemerintah sungguh sangat

memberatkan rakyat. Wakil-wakil rakyat tidak memperhatikan dampak yang

diterima oleh rakyat dengan adanya kenaikan BBM itu. Modernisasi bersifat

universal sehingga perubahan sosial yang linier akan tercapai jika masyarakat

tradisional membangun dengan cara yang dipakai masyarakat modern. Teori

modernisasi mengusung semangat pembangunan mengubah masyarakat dari era

tradisional menuju masyarakat modern

Page 79: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

69

Lirik lagu yang berjudul kembang pete yang menggambarkan sebuah

percintaan tetapi disitu terdapat kritik sosial yang mendasar, perhatikan kutipan di

bawah ini.

17) Kembang Pete

Ku berikan padamu setangkai kembang pete

Tanda cinta abadi namun kere

Buang jauh-jauh impian mulukmu

Sebab kita tak boleh bikin uang palsu

Kalau diantara kita jatuh sakit

Lebih baik tak usah kedokter

Sebab ongkos dokter disini

Terkait diawan tinggi

(Data No. 17)

Dari lagu di atas kita lihat ada beberapa permasalahan yang siknifikan, disitu

digambarkan dengan adanya buang jauh-jauh impian mulukmu sebab kita tak

boleh bikin uang palsu. Dari untaian lagu di atas kita lihat masalah ekonomi yang

dialami oleh pasangan itu dijadikan pandangan begitu mencolok, menggambarkan

tentang mahalnya kesehatan terutama biaya untuk ke dokter, padahal kesehatan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan gambaran sebab ongkos dokter disini

terkait diawan tinggi. Sangat jelas sekali di awan tinggi menggambarkan tentang

biaya untuk pergi ke dokter sangat mahal. Orang pada saat itu untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan pada masa itu hampir tidak ada, padahal kesehatan sangat

penting untuk menjadikan sebuah negara yang aman dan tentram.

18) Pesawat Tempur

Kalau saja aku bukanlah penganggur

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang

Beri hamba uang, beri hamba uang

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang

Beri hamba uang, beri hamba uang

Oh ya andai kata dunia tak punya tentara

Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya

Oh ya andai kata dana perang buat diriku

Tentu kau mau singgah bukan Cuma tersenyum

(Data No. 18)

Banyak di negeri ini rakyatnya masih terjerat dalam masalah pekerjaan,

pemerintah pada saat itu belum mampu memberikan solusi kepada rakyatnya,

Page 80: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

70

akibatnya pengangguran dimana mana mereka terus menyuarakan tentang

masalah pekerjaan, pemilihan kata penguasa beri hamba uang seakan rakyat tidak

mampu mencari pekerjaan yang layak bahkan semakin lama pekerjaan yang

diharapkan semakin menjauh.

Pengeluaran pemerintah pada waktu dihambur-hamburkan untuk membiayai

para tentara yang bertugas dalam berperang dalam hal ini rakyat kecil yang

terkena imbasnya, dengan kecilnya perhatian yang ditujukan kepada rakyat kecil.

Bagaimana rakyat kecil mencari uang yang sangat susah karena tadi pada waktu

itu mencari pekerjaan sangat sulit, hingga saat ini masalah pekerjaan belum dapat

terpecahkan juga.

19) Tince Sukarti binti Mahmud

Tince Sukarti binti Mahmud

Kembang desa yang berwajah lembut

Kuning langsat warna kulitnya maklum

Ayah arab ibunda cina

Tince Sukarti binti Mahmud

Ikal mayang engkau punya rambut

Para jejaka takkan lupa

Kerling nakal karti memang menggoda

Jangankan lelaki muda terpesona yang tua jompopun gila

Sejuta cinta antrian dimeja beranda

Sukarti hanya tertawa

Bibirmu hidungmu indah menyatu

Tawamu suaramu terdengar merdu

Tinche sukarti hobby memang dia bernyanyi

Qosyidah- rock & Roll dangdut keroncong ia kuasai ....

Tinche sukarti ingin jadi seorang penyanyi

Primadona beken neng karti slalu bermimpi

Ibu bapaknya enggan memberi restu

Walau sang anak merayu

Tince sukarti dasar kepala batu

Kemas barang dan berlalu

Tinche Sukarti berlari mengejar mimpi

Janji makelar penyanyi orbitkan Sukarti

Janji sukarti persetan harga diri

Kembang desa layu tak lagi wangi seperti dulu

(Data No.19)

Lagu diatas menceritakan tentang tingkah laku seorang gadis desa yang

bernama Tince sukarti Binti mahmud gadis keturunan Arab dan Cina, yang

Page 81: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

71

mempunyai impian menjadi popular sebagai seorang penyanyi. Kecantikannya

yang sungguh mempesona sehingga membuat semua orang tertarik. Begitu

besarnya daya tarik wanita itu sehingga digambarkan orang yang tua jompo pun

ikut tergila-gila, bahkan dikatakan ada sejumlah antrian untuk menyatakan cinta.

Hal ini merupakan penggambaran yang dilebih-lebihkan karena seorang yang

berusia tua, apalagi jompo, pada umumnya sudah tidak lagi memikirkan faktor-

faktor daya tarik wanita apalagi sampai tergila-gila, bahwa kecantikan dan daya

tarik wanita tersebut begitu besar. Namun keinginannya untuk menjadi penyayi

terkenal tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya, sehingga kabur dari

rumah untuk mewujudkan impiannya menjadi penyanyi.

Sukarti ternyata ditipu oleh makelar yang berjanji mengorbitkannya tapi

sayang ia sudah terlanjur mengorbankan harga diri dan kehormatannya demi

menjadi penyanyi, Orang cantik tidaklah keliru. Yang kita persoalkan sekarang

bukan kecantikan seseorang, akan tetapi mengeksplotasi kecantikan untuk meraup

kekayaan dan impian. Mentang-mentang ia cantik , lalu tubuhnya diumbar dan

dipamerkan kesemua orang . inilah masalahnya. Mestinya secara agama,

kecantikan adalah amanat yang perlu dirawat. Ia tidak boleh memanfaatkan

kecantikan kecuali untuk kebenaran, bukan malah untuk membangkitkan birahi

orang lain.

9. Kritik Transportasi Angkutan Umumu

20) Barang Antik

Berjalan tersendat diantara sedan-sedan licin mengkilap

Dengan wajah pucat dan badan penuh cacat sedikit berkarat

Hai oplet tua dengan bapak sopir tua

Cari penumpang dipinggiran ibu kota

Sainganmu mikrolet bajai dan bus kota

Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Bagai kutu jalanan ditengah-tengah kota metropolitan

Cari muatan untuk nguber setoran sisanya buat makan

Hai oplet tua dengan bapak sopir tua

Cari penumpang dipinggiran ibu kota

Sainganmu mikrolet bajai dan bus kota

Kini kau tersingkirkan oleh mereka

(Data No. 20)

Page 82: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

72

Lirik lagu yang berjudul barang antik ini bercerita tentang pergeseran alat

transportasi yang dulu oplet sekarang adanya taksi, bis kota. Kita lihat dari

kutipan di bawah ini. Di kota metropolitan oplet sekarang tidak akan ditemui

dalam kota-kota besar sekarang oplet sudah menjadi bahan rongsokan, di atas

menceritakan sebuah bapak tua dengan opletnya dengan susah payah mencari

setoran dan sisanya buat makan, memang berat seseorang yang hidup di perkotaan

tanpa memiliki keahlian, kini dizaman ini oplet menjadi barang rongsokan diganti

dengan adanya mikrolet dan bis kota yang mewarnai kota-kota besar pada saat ini.

21) 1910 Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi

Di gerbongmu ratusan orang yang mati

Hancurkan mimpi bawa kisah

Air mata….air mata…..

Belum usai peluit belum habis putaran roda

Aku dengar jerit dari Bintaro

Satu lagi catatan sejarah

Air mata….air mata…..

Hancurkan mimpi bawa kisah

Air mata….air mata…..

Berdarahkah tuan yang duduk di belakang meja

Atau cukup hanya ucapkan bela sungkawa

Aku bosan…

Saudaraku pergilah dengan tenang

Sebab luka sudah tak lagi panjang

Saudaraku pergilah dengan tenang

(Data No. 21)

Peristiwa ini merupakan kecelakaan kereta api di daerah Bintaro, Jakarta yang

menelan korban ratusan jiwa manusia. Kereta tersebut merupakan rangkaian

kereta kelas ekonomi sehingga sebagian besar penumpang yang menjadi korban

adalah masyarakat yang termasuk golongan menengah ke bawah. Apabila tidak

mengamati isi lirik lagunya angka 1910 yang dijadikan judul akan diartikan

sebagai angka tahun, padahal angka 1910 tersebut mengandung arti tanggal

sembilan belas, bulan sepuluh atau bulan Oktober karena peristiwa kecelakaan

kereta api yang dituangkan lewat lirik lagu ini terjadi pada tanggal 19 Oktober.

Page 83: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

73

Dalam bait pertama, „hancurkan mimpi bawa kisah air mata‟, mengandung

arti bahwa peristiwa ini mengejutkan semua pihak, apalagi peristiwa tersebut

menelan korban jiwa yang jumlahnya sangat banyak sehingga sampai dikatakan

dengan „tanah Jakarta berwarna merah‟. Pada saat itu berdasarkan penyelidikan

pihak yang berwenang ternyata kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kesalahan

dalam menentukan waktu pemberangkatan kereta.

Penuangan tragedi kecelakaan kereta api ini tidak lepas dari pengamatan Iwan

Fals untuk menyampaikan kritik dengan mengatakan „berdarahkah tuan yang

duduk di belakang meja‟, „atau cukup hanya ucapkan bela sungkawa‟ dan „aku

bosan‟. Secara simbolis Iwan Fals mengatakan bahwa tragedi kecelakaan kereta

api ini seharusnya menjadi cermin bagi pihak yang berkompeten (PT. KAI) untuk

memperbaiki pelayanannya.

Seperti lirik lagu Iwan Fals lain yang mengisahkan tentang rakyat kecil,

terlihat adanya usaha untuk menjalin hubungan secara emosional kepada

pembaca/pendengar melalui pemakaian kata „aku‟ dan „saudaraku‟. Hal ini dapat

memberikan rangsangan sehingga lirik lagu tersebut seolah-olah merupakan suara

hati dan jeritan pembaca sendiri dalam merasakan penderitaan akibat peristiwa

tersebut. Dengan demikian, lirik lagu ini dapat memberikan suatu peringatan dan

pelajaran kepada manusia agar peristiwa tersebut tidak terjadi lagi pada masa-

masa yang akan datang. masalah yang diangkat yang ada dalam lirik lagu Iwan

Fals sangat beragam, namun secara keseluruhan tema protes dan kritik sosial

terlihat paling dominant dibandingkan dengan tema dan masalah lainnya.

Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan lirik lagu Iwan Fals

digemari oleh pendengarnya disamping faktor-faktor lainnya. Lirik lagu yang

bertemakan protes dan kritik sosial tersebut mengungkapkan masalah yang sangat

dekat dengan permasalahan rakyat kecil pada umumnya sehingga bisa dikatakan

sebagai realitas sosial. Seolah-olah lirik lagu tersebut mewakili suara rakyat kecil

yang pada umumnya diidentikkan dengan kesengsaraan dan penderitaan.

Page 84: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

74

22) Celoteh Camar Tolol Dan Cemar

Datangnya pertolongan yang sangat diharapkan bagai rindukan bulan

Lambang engkau pahlawan celoteh sang camar

Bermacam alasan tak mau kami dengar

Dipelupuk mata hanya terlihat derita dan jerit penumpang kapal

Tampomas …… Sebuah kapal bekas

Tampomas …….Terbakar dilaut lepas

Tampomas …….Penumpang terjun bebas

(Data No. 22)

Lagu Iwan Fals “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” menceritakan tentang

terbakarnya kapal Tampomas II di Perairan Masalembo yang dianggap menjadi

tragedi nasional.. Digambarkan bahwa suasana sebuah kapal yang akan tenggelam

akibat terbakar dilautan lepas yang menelan korban ratusan jiwa manusia.

Keadaan dalam peristiwa tersebut sangat mengerikan dan mencekam karena

lingkungan disekitarnya hanya berupa lautan luas dengan gelombang yang sangat

besar. Pertolongan yang kurang cepat mengakibatkan banyak orang mati terbakar

dan terjun kelaut berusaha untuk menyelamatkan diri. Syair lagu diatas menurut

peneliti masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat. secara konteks dalam

syair lagu diatas mengarahkan penulis pada ajaran bahwa setiap musibah

merupakan cobaan dan peringatan dari Allah. Penulis bisa mengambil hikmah dari

musibah itu lalu berupaya melakukan muhasabah (evaluasi). Sebab bisa jadi

musibah itu akibat dari perbuatan kita sendiri. Bisa jadi musibah itu sebagai

peringatan agar tidak sombong, angkuh, dan agar kita berhenti melakukan

berbagai kemungkaran yang tidak disukai Allah SWT.

10. Kritik Pembangunan Yang Merusak Lingkungan

23) Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijal Lagi

Raung buldozer gemuruh pohon tumbang

Berpadu dengan jerit isi rimba raya

Tawa kelakar badut badut serakah

Oh jelas kami kecewa

Mendengar gergaji tak pernah berhenti

Demi kantong pribadi

Tak ingat rejeki generasi nanti

Lestarikan alam hanya celoteh belaka

Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu

Page 85: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

75

Oh mengapa

Oh jelas kami kecewa

Menatap rimba yang dulu perkasa

Kini tinggal cerita pengantar lelah si Buyung

Tanpa HPH berbuat semaunya

(Data No. 23)

Menilik lebih jauh lirik-lirik lagu yang dinyanyikan Iwan Fals, serasa kita

diajak pada semangat perlawanan akan dominasi kekuasaan yang korup dan

diskriminatif. Walau tidak semua lagu iwan fals mencerminkan perlawanan

terhadap kekuasaan yang korup, namun secara garis besar lagu-lagunya

mengandung unsur perlawanan terhadap dominasi kekuasaan. Salah satu yang

paling suka aku dengar dari lagu-lagunya yang menceritakan bentuk perlawanan

adalah lagu yang yang berjudul “Isi Rimba tak Ada Tempat Berpijak Lagi”, lagu

yang menceritakan angkuhnya para pemegang modal yang mengambil hasil hutan

sembarangan tanpa memiliki surat ijin penebangan hutan dari pemerintah ini

diceritakan dengan apik melalui gambaran kisah para cukong kayu hutan.

Bahasa yang mudah dimengerti dan sarat makna, membuat lagu ini semakin

enak didengar dan melecut semangat saya untuk membayangkan apa yang

disampaikan. “lestarikan alam hanya celoteh belaka, lestarikan hutan mengapa

tidak dari dulu, oh mengapa…oooh jelas kami kecewa mendengar gergaji tak

pernah berhenti, demi kantong pribadi tak ingat rejeki generasi nanti.” Itulah

sepenggal lagu isi rimba tak ada tempat berpijak lagi. Kalimat lestarikan alam

hanya celoteh belaka, merupakan kalimat sindiran kepada pemerintah yang hanya

membual janji-janji kosong akan kelestarian hutan, di sisi lain kalimat tersebut

memiliki mencerminkan ketidak percayaan kepada pemerintah sebagai

penyelenggara Negara.

Lesatrikan mengapa tidak dari dulu, teriak bang Iwan sapaan akrab Iwan Fals

dalam nyanyiannya, pertanyaan yang ditujukan kepada pemegang kekuasaan.

Setelah pertanyaan terlontar kalimat berikutnya merupakan curahan hati

pangarang, “jelas kami kecewa”. Kekecewaan yang sangat beralasan mengingat

rusaknya hutan sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan umat manusia untuk

bernafas. Jika hutan semakin gundul, maka oksigen tidak diproduksi, akibatnya

Page 86: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

76

banyak merugikan manusia. “jelas kami kecewa, mendengar gergaji tak mau

berhenti”. Telah disebut di atas bahwasanya bahasa kiasan yang dipakai dilagu-

lagu Iwan Fals sangat indah, padat dan mudah dimengerti, “mendengar gergaji

tak mau berhenti” jika dikonteks kan dengan kalimat yang lainnya sangat mudah

diartikan, bahwasanya gergaji yang dimaksud adalah gergaji para penebang hutan

yang kian hari kian tak terbendung menggunduli hutan-hutan.

Di kalimat yang lain disebut, “tanpa HPH berbuat semaunya”, disatu sisi para

penebang ini melakukan cara illegal, namun ini juga dibiarkan oleh pemerintah.

Hal tersebut bukan tidak diketahui pemerintah, tetapi dibiarkan karena

pemerintahpun dapat uang komisi dari para cukong. “Demi kantong pribadi, tak

ingat rejeki geneasi nanti”. Jelas dalam kalimat tersebut kepentingan penebangan

hutan liar ini hanya menguntungkan kepentingan pribadi bukan untuk

kesejahteraan rakyat. Kepentingan para cukong yang memiliki modal banyak

dengan membayar para pekerja penebang hutan, sehingga kekayaannya semakin

bertambah. Kepentingan pribadi ini jelas sangat tidak seimbang dengan apa yang

akan didapatkan rakyat dikemudian hari.

Dari sisi kesehatan, oksigen pasti berkurang, pemanasan global tak terbendung, dan

efek rumah kaca akan sulit dihindari, sehingga kerugian itu tidak hanya dirasakan warga

lokal tetapi juga bersifat global. Sementara kerugian dari sisi material, kayu hutan yang

sejatinya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membiayai Negara dengan dibantu tenaga

rakyat setempat juga semakin sulit terlaksana akibat penebangan liar tersebut. Dan Iwan

menggambarkannya dengan kalimat sederhana tapi sarat makna, “tak ingat rejeki

generasi nanti.”

24) Tak Biru Lagi Lautku Itu dahulu

Berapa tahun yang lalu

Cerita orang tuaku

Sangat berbeda

Dengan apa yang ada

Tak biru lagi lautku

Tak riuh lagi camarku

Tak rapat lagi jalamu

Tak kokoh lagi karangku

Tak buas lagi ombakmu

Tak elok lagi daun kelapaku

Page 87: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

77

Tak senyum lagi nelayanku

Tak senyum lagi nelayanku

(Data No. 24)

Lagu ”Tak Biru Lagi Lautku” yang dinyanyikan oleh Iwan Fals ini

merupakan kritik terhadap pembangunan yang merusak alam dan lingkungan laut.

Kerusakan lingkungan laut tidak hanya kerusakan fisik semata letapi juga

kerusakan lingkungan sosial. Kritik yang diekspresikan dalam lagu ini merupakan

sikap keprihatinan, kepedulian dan sikap kritis terhadap ketidakpedulian

masyarakat dan pemerintah pada laut dan lingkungannya.

Iwan Fals menuliskan perubahan alam dan masyarakat pesisir. Pemandangan

yang biasanya menjadi ciri khas pesisir mendadak hilang tertelan zaman, sebagai

akibat dari pembangunan yang tidak bijak.

25) Ujung Aspal Pondok Gede

Dikamar ini aku dilahirkan

Dibale bambu buah tangan bapakku

Dirumah ini aku dibesarkan

Dibelai mesra lentik jari ibuku

Nama dusunku ujung aspal pondok gede

Rimbun dan anggun

Ramah senyum penghuni dusunku

Kambing sembilan motor tiga bapak punya

Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah rencana

Dari serakahnya kota

Terlihat murung wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi

Didepan mesjid samping rumah wakil pak lurah

Tempat dulu kami bermain

Mengisi cerahnya hari

Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri

Satu persatu sahabat pergi dan takkan pernah kembali

(Data No. 25)

Lagu di atas menceritakan tentang kehidupan disebuah kampung yang

dinamakan dusun Ujung Aspal Pondok Gede, dimana kampung tersebut masih

banyak pepohonan yang masih asri dan rimbun, ladang yang terhampar luas

demikian juga dengan penghuni dusunnnya yang ramah. Namun suatu hari

penduduk didusun tersebut lerlihat murung dan sedih karena ada sebuah rencana

dimana ladang pertanian , pepohonan akan ditebang sebentar lagi digusur untuk

Page 88: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

78

dijadikan pabrik industri bahwa hutan yang tadinya asri dan rimbun, ladang luas

disamping rumah pak lurah kini hanya tinggal sebuah kenangan masa kecil saja

karena ladang dan hutan yang rimbun dan asri itu akan hilang tak akan kembali

seperti dulu karena akan diganti dan dibangun dengan tembok-tembok pabrik-

pabrik untuk industri lagu menurut penulis masih relevan dengan kondisi

sekarang. lagu diatas secara implisit mengajarkan untuk menjaga lingkungan

hidup kita.

Tanah dan ladang yang terhampar dengan sumber daya, diperuntukkan bagi

manusia, sehingga manusia sangat terikat dengannya, tanpa tumbuh-tumbuhan

(flora) juga manusia tidak mungkin melangsungkan hidupnya.

Nilai luhur budaya bangsa yang di dalamnya membuat beberapa

permasalahan-permasalahan nilai luhur buadaya bangsa yaitu mengenai, kritik

terhadap budaya korupsi dalam birokrasi patronase, kritik terhadap anggota dewan

yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat, kritik terhadap penguasa/eksekutif,

kritik terhadap penguasa yang otoriter.

11. Kritik Terhadap Anggota Dewan Yang Tidak Memperjuangkan Hak-

hak Rakyat

Lirik lagu ini merupakan kritik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat sebagai

lembagai tinggi negara, juga termasuk anggota yang duduk didalamnya. Dalam

hal ini dapat kita lihat.

26) Surat Buat Wakil Rakyat Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Disana di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman-teman dekat

Apalagi sanak famili

Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tau nyanyian lagu setuju

Di kantong safarimu kami titipkan

Masa depan kami dan negri ini

Dari sabang sampai merauke

Page 89: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

79

Saudara dipilih bukan dilotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam juara he…he juara

Ha…ha…ha…

Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam (wahai sahabat)

(Data No. 26)

DPR merupakan impian dari semua orang karena untuk menjadi seorang

anggota DPR adalah hal yang sangat luar biasa karena situ dengan berpaikain

yang rapi (safari) dan duduk dikursi sambil diskusi dengan rekan, maka

kehormatan yang didapat dari pandangan masyarakat, dalam kutipan di atas

disebutkan bahwa untuk menjadi seorang wakil rakyat harus memiliki kecerdasan

yang luar biasa, pemikiran yang luas dan pendidikan yang tinggi, tetapi dalam

kenyataannya lirik lagu tersebut mengkritik adanya sebuah hubungan kekerabatan

(nepotisme) yang ada pada kursi DPR pada massa itu, disitu dapat kita lihat

dengan kutipan wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-

teman dekat apalagi sanak famili. Hal ini merupakan kritik tentang banyaknya

anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang masih ada hubungan saudara, atau

merupakan keluarga dari beberapa pejabat pemerintah.

Kutipan di atas menunjukkan bahwa rakyat ingin menyampaikan aspirasi

kepada pemerintah melalui Wakil Rakyat (DPR), rakyat berharap agar Wakil

Rakyat tidak hanya diam tetapi harus menyampaikan aspirasi masyarakat dengan

lantang, hal ini dipertegas dengan kutipan berikut ini.

Rakyat menitipkan suara atau aspirasi yang ingin mereka katakan kepada

Pemerintah melalui Wakil Rakyat, dengan anggapan bahwa massa depan bangsa

ini ditangan para Wakil Rakyat, tetapi kenyataannya Wakil Rakyat tidak mampu

menyuarakan aspirasi rakyat. Pada massa itu sistem pemilihan yang digunakan

untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. Sistem ini membuat

rakyat Indonesia tidak langsung memilih seseorang, tetapi lewat sebuah partai

tertentu.

Page 90: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

80

Hal ini membuat pemilih tidak tahu profil dari msing-masing individu yang

menjadi wakilnya sehingga dikatakan dengan „meski kami tak kenal siapa

saudara‟. Tentang anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang pasif dalam

menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Dalam lirik lagu tersebut dikatakan

dengan „kami tak sudi memilih para juara‟ dan „juara diam, juara he‟ eh juara

ha…. ha… ha…‟. Hal ini sempat menjadi pembicaraan masyarakat lewat media

massa sehingga pada saat itu sempat muncul istilah „4D‟ yang artinya „datang,

duduk, diam, dibayar.

Rakyat mengharapkan agar Wakil Rakyat di dalam menjalankan tugasnya

harus mengerti dan mampu menyalurkan aspirasi masyarakat dan Wakil Rakyat

harus sadar bagaimana menjalankan tugas sebagai Wakil rakyat, bukan hanya

sebagai paduan suara dan tau nyanyian lagu setuju yang menggambarkan arti

bahwa beberapa anggota dewan hanya mengikuti arus, tanpa memiliki inisiatif

sendiri.

Di dalam lirik lagu tikus-tikus kantor Iwan fals berusaha mengkritisi tentang

korupsi yang begitu hebat di negeri ini, di dalam lagu ini tikus menjadi obyek

yang mana di dalam lirik lagu ini tikus berperan sebagai koruptor, hal ini dapat

kita lihat pada penggalan lirik lagu berikut ini.

12. Kritik Terhadap Budaya Korupsi

27) Tikus-tikus Kantor

Kisah usang tikus-tikus kantor

Yang suka berenang disungai yang kotor

Kisah usang tikus-tikus berdasi

Yang suka ingkar janji lalu sembunyi

Tikus tau sang kucing lapar

Kasih roti jalanpun lancer

Memang sial sang tikus teramat pintar

Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar

Kucing-kucing yang kerjanya molor

Tak ingat tikus kantor dating menteror

Cerdik licik tikus bertingkah tengik

Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik

(Data No. 27)

Page 91: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

81

Tikus merupakan hewan yang hidup dalam lorong-lorong gelap dan kotor

sehingga menimbulkan imajinasi yang menjijikkan. Akan tetapi, dalam contoh

lirik lagu ini justru digambarkan memakai dasi. Kata „dasi‟ mengandung konotasi

orang-orang terhormat digambarkan memiliki mental dan tingkah laku seperti

tikus. Tikus disini diperumpamakan sebagai seorang koruptor yang sangat ulung,

yang mana tikus tikus yang selalu hidup didaerah yang kotor dan juga tikus

berdasi dilambangkan dengan seseorang yang berwibawa tinggi yang mana

pekerjaannya dalam lingkup perkantoran yang selalu ingkar janji terhadap apa

yang semestinya dijalankan.

Dalam hal ini dijelaskan bahwa seokor kucing dalam hal ini sebagai seorang

yang bertindak sebagai pengadil malah didalam menjalankan tugasnya hampir

sama dengan tikus, apa yang diperbuat oleh seorang tikus sebetulnya diketahui

oleh si kucing tetapi kucing seakan pura pura tidak tau apa yang telah diperbuat

oleh tikus.

Lebih lanjut, perumpamaan tentang tikus berdasi ini dikontraskan dengan

datangnya seekor kucing yang sebenarnya merupakan pemangsa bangsa tikus.

Dengan sebuah roti, kodrat bahwa kucing sebagai pemangsa tikus menjadi

berubah. Secara simbolik lirik lagu ini ingin mengatakan bahwa materi dapat

berubah ketentuan dan hukum yang berlaku. Jadi, lirik lagu ini berisikan kritik

tentang kolusi yang terjadi antara seorang melanggar hukum (korupsi) disatu

pihak dan seorang yang berkedudukan sebagai pengawas (petugas) dipihak lain

melalui perumpamaan binatang tikus dan kucing.

Dalam lagu negeriku Iwan Fals berusaha mengkritik apa yang selama ini

terjadi di negeri tercinta ini, kita lihat kutipan di bawah.

28) Negeriku

Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tau malu

Inilah surga, surganya surga

Negeriku negeriku

Busuk-busuk busuk bangkai tikus

Yang mati karena dihakimi rakyat

Page 92: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

82

Adakah akhirat menerima dirinya

Adakah disana yang masih bisa bercanda

Denga rakus

(Data No. 28)

Negeri yang penuh dengan korupsi, itulah pernyataan yang pas dalam kutipan

lagu di atas, dengan korupsi negeri sampai terkenal ke luar. Tentu bagai orang

yang mau tau negeri ini diibaratkan dengan surga, apa yang ingin dicari ada pada

negeri ini. Mereka para koruptor tidak merasa bersalah dengan apa yang selama

ini dilakukan, mereka hanya tau makan makan dan makan, dalam hal ini korupsi

dan korupsi.

Busuk bangkai tikus yang diibaratkan dengan manusia yang telah dihakimi

rakyat yang telah mengkorupsi uang rakyat, disini juga ditulis dengan apakah

setelah mati orang korupsi tersebut masih diterima diakhirat nanti. Apakah

mereka masih bisa bercanda dengan seenaknya seperti yang dilakukan pada saat

dia masih hidup.

29) Dan Orde Paling Baru KKN berkembang biak sampai kelurahan

Banyak orang yang kehilangan pegangan

Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi

Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit

KKN berkembang biak sampai kelurahan

(Data No. 29)

Politik uang kerap terjadi saat ada pemilihan umum, baik itu pemilihan

kepala daerah, presiden atau bahkan pemilihan RT/RW. Politik uang ini

maksudnya menyuap rakyat dengan uang agar mereka memilih calon yang sudah

ditentukan. Tindakan ini biasa dilakukan oleh pejabat kotor, pikir mereka biar saja

keluar uang banyak untuk menyuap rakyat saat pencalonan, karena setelah

nantinya terpilih menduduki jabatan penting uang modal itu bisa kembali...

dengan apa... dengan korupsi pastinya. Karena menduduki jabatan penting dan

menentukan, sangat mudah sekali mendapatkan uang hanya melalui tanda

tangan...gila.. Dulu jaman setelah kemerdekaan kita menyebutnya Orde Lama.

Kemudian setelah berganti presiden dari Soekarno ke Soeharto, kita

mengenalnya sebagai Orde Baru. Dan ketika kekuasaan Soeharto digulingkan

Page 93: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

83

rakyat dengan demonstrasi besar-besaran tahun 1996, kita mengenal dengan Orde

Reformasi. Namun Iwan Fals menyebutnya Orde Paling Baru. Dalam lagu ini

Iwan menyindir tidak ada banyaknya perubahan setelah Orde Baru digulingkan.

Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) masih berkembang biak tak ada

bedanya dengan masa Orde Baru.

30) Ngeriku Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tahu malu

Inilah sorga sorganya sorga

Negeriku ngeriku

Bersih bersih bersih bersihlah negeriku

(Data No. 30)

Negeriku yang ngeri, mungkin itu maksud Iwan Fals membuat lagu ini. Kata

Iwan Fals negeri ini surganya para penipu. Dan itu memang benar itu yang terjadi,

dinegeri ini para penipu berkeliaran bebas tanpa ada ancaman hukum yang tegas.

Jangankan rakyat biasa yang menjadi penipu, pejabat tinggi bahkan sampai

presiden juga suka menipu, dan tidak ada ancaman hukum yang mengerikan

terhadap mereka. Rakyat hanya bisa mengutuk dan mencibir, namun biasanya

yang terlalu keras sindirannya akan disikat. Iwan Fals mengajak kita turut serta

bersih bersih negeri dari para penipu ini.

Lirik lagu yang berjudul belalang tua ini menceritakan tentang kerakusan

seorang meskipun orang tersebut sudah tua tapi orang tersebut masih saja berbuat

melakukan tindakan mencuri hak milik orang lain, perhatikan kutipan di bawah

ini.

31) Belalang Tua

Sudutku tak sengaja melihat belalang tua yang rakus

Ku tulis syair tentang hati yang khawatir

Sebab menyaksikan akhir dari kerakusan belalang tua

Yang tak kenyang kenyang

Kisah belalang tua diujung daun

Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh

Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah

Sebab ku bilang tak kenyang kenyang

(Data No. 31)

Page 94: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

84

Kita ketahui disini belalang tua dapat diartikan orang yang sudah tua, yang

mana orang tersebut semenjak diberikan mandat untuk memimpin pemerintahan

selalu saja melakukan tindakan-tindakan yang merugikan rakyat, selama

memimpin orang tua tersebut menguras habis kekayaan yang ada apa negeri ini,

dengan korupsi dijadikan harta yang sangat luar biasa, sampai hampir sudah tidak

mempunyai jabatan pun orang tua tersebut masih melakukan tindakan korupsi

yang merasa harta yang telah didapat masih kurang.

Terlihat belalang tua yang diartikan dengan pak tua yang ingin dihakimi oleh

pengadilan karena bertindak korupsi tetapi pengadilan belum mampu menghakimi

seperti terkutip dalam ‟kisah belalang tua diujung daun yang hampir jatuh tetapi

tak jatuh.

32) Pemborong Jalan Deru mesin motor jelas terdengar

Mengarung jalan penuh lubang

Baru kemarin selesai diaspal

Terkena hujan kok jerawatan?

Oh oh kasihan

Bayar pajak mahal

Banyak jalan

Seperti comberan

(Data No. 32)

Kritikan Iwan Fals pada kualitas pembangunan di negeri ini yang hanya

bertahan sebentar saja lalu rusak lagi. Dia memberi contoh pada sebuah jalan yang

baru saja diaspal, setelah sehari terkena hujan, aspal itu rusak lagi. Apakah yang

terjadi? apakah dana proyek itu dikorupsi? kemungkinan itu sangatlah

besar. Rakyat yang sudah bayar pajak tinggi tetapi mendapatkan fasilitas yang

minim. Iya benar, semuanya dikorupsi. Uang pajak dikorupsi, lalu yang dipakai

hanya tinggal sedikit untuk pembangunan yang asal-asalan. Lalu para pekerja

pembangunan itu hanya diupah rendah, mereka tak ubahnya hanya menjadi sapi

perahan saja oleh pemenang tender proyek. Inilah ironisnya negeri kaya raya yang

bernama Indonesia ini. Korupsi dimana-mana....

Page 95: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

85

Dalam lirik lagu yang berjudul Bento, hal ini dapat digambarkan pada

seseorang pengusaha papan atas. Untuk mengukuhkan kedudukannya sebagai

tokoh kelas atas , Bento memamerkan kekayaannya, status sosialnya dan

kekuasaannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

13. Kritik Pemerintah Yang Otoriter

33) Bento

Namaku Bento

Rumah real estase

Mobilku banyak harta berlimpah

Orang memanggilku boss eksekutif

Tokoh papan atas atas segalanya

Wajahku ganteng

Banyak simpanan

Sekali lirik oke sajalah

Bisnisku menjagal jagal apa saja

Yang penting aku senang

Aku menang

Persetan orang susah karena aku

Yang penting asyik sekali lagi

Asyik

Khotbah soal moral ngomong keadilan sarapan pagiku

Aksi tipu tipu lobying dan upeti Woow jagonya

Maling kelas teri bandit kelas coro

Itu kantong sampah

Siapa yang mau berguru datang padaku

Sebut tiga kali namaku

Bento bento bento

(Data No. 33)

Tingkat kekayaan yang dipamerkan ditandai dengan rumah, mobil, dan harta.

Pemakaian kata real estate yang berasal dari bahasa Inggis menunjukkan bahwa

rumah yang dimaksud bukan rumah biasa melainkan rumah yang memiliki nilai

sosial tertentu. Mobil yang dimilikinya juga tidak hanya satu, tetapi banyak yang

semakin diperkuat dengan harta yang berlimpah.

Untuk memperlihatkan kedudukannya, ia memosisikan dirinya sebagai boss

eksekutif. Kata boss menunjukkan bahwa ia berada pada puncak pimpinan

sehingga memiliki kekuasaan yang besar atas bawahannya. Eksekutif dapat

memiliki dua arti karena dapat berarti top management dari suatu perusahaan, tapi

Page 96: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

86

dapat juga mengacu pada badan eksekutif pemerintahan. Tidak cukup dengan

memperlihatkan posisi stukturalnya, Bento menegaskan bahwa ia merupakan

tokoh papan atas atas segalanya yang dapat diartikan bahwa ia mengganggap

dirinya sebagai tokoh masyarakat di dalam segala bidang.

Deskripsi diri yang dilakukan Bento memperlihatkan nada sombong dan

pongah. Ia tampak begitu menikmati kedudukan, kekayaan dan keberhasilannya.

Ia bahkan melanjutkan deskripsi dirinya dalam menyombongkan wajahnya yang

ganteng yang menjadikannya pujaan banyak wanita. Banyak simpanan yang

mengacu pada wanita yang sekali dilirik mau dijadikan simpanannya merupakan

suatu cara untuk menunjukkan bahwa kekuasaan tidak berhenti pada materi dan

kedudukan tetapi juga manusia. Sikap yang sama juga ditunjukkan dengan

deskripsinya tentang bagaimana ia menjalankan usahanya. Bento diperlihatkan

menyombongkan dirinya dengan mengatakan bahwa bisnisnya ini menunjukkan

bahwa kekuasaannya begitu besar sehingga ia dapat dengan mudah menjatuhkan

orang lain yang diinginkannya. Pengulangan kata asyik semakin menekankan

bahwa kesenangan dan kepuasan adalah yang paling penting baginya. Ia tidak

perduli pada akibat yang ditimbulkannya pada orang lain.

Bento juga memperlihatkan dirinya sebagai penipu ulung yang tidak memiliki

rasa bersalah. Ia bahkan memproklamasikan dirinya sebagai penjahat paling top,

jauh di atas maling dan bandit. Secara keseluruhan deskripsi Bento tentang dirinya

sebenarnya merupakan suatu strategi untuk membongkar apa yang ada di balik

kekayaan dan keberhasilan yang tampak dari luar tanpa harus menudingkan jari

kepada orang lain karena Bento membuka kedoknya sendiri.

34) Bongkar

Kalu cinta sudah di buang

Jangan harap keadilan akan datang

Sabar sabar sabar dan tunggu

Itu jawaban yang kami terima

Hoi hentikan hentikan

Jangan diteruskan

Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan

Penindasan serta kesewenang wenangan

Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan....

Kesedihan hanya tontonan

Page 97: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

87

Bagi mereka yang diperkuda jabatan

(Data No. 34)

Mereka terbiasa diperlakukan dengan tidak adil yang tercermin dari tidak

adanya harapan bahwa keadilan akan datang. Mereka juga terbiasa ditelantarkan

dan tidak dilayani sebagaimana tampak dari jawaban yang mereka terima (sabar

sabar sabar dan tunggu) dari orang-orang yang seharusnya memberikan layanan

publik.

Lirik ini dengan gamblang memperlihatkan kemuakan dan kemarahan

mereka akan ketidakpastian dan keserakahan, yang mengacu pada penguasa yang

tidak adil dan tidak kompeten dalam menjalankan tugas mereka.

Kelas penguasa di dalam lirik lagu Bongkar dapat dikategorikan ke dalam

kelas atas karena mereka memiliki posisi yang tinggi dalm masyarakat. Mereka

memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengelola masyarakat. Kelas atas, dalam

hal ini penguasa, diperlihatkan telah kehilangan cinta yang dapat dibaca sebagai

telah kehilangan hati nurani yang membuat mereka mampu bertindak sewenang-

wenang. Pemakaian kata diperkuda jabatan mengacu pada penguasa yang telak

dikuasai oleh jabatan mereka sehingga kehilangan hati nurani, akibatnya mereka

melihat kesedihan orang lain hanya sebagai tontonan dan tidak bergerak untuk

berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Mereka ini adalah orang-orang yang

terobsesi dengan kedudukan mereka sehingga kehilangan kemanusiaan mereka.

Dari 34 lagu yang telah dianalisis di atas ditemukan 13 kritik, kritik

pembangunan yang tidak adil 1 buah lagu, kritik pembangunan kondisi sosial dan

menyempitnya lapangan pekerjaan terdapat 2 bauh lagu, kritik terhadap

ketidakadilan terdapat 2 buah lagu, kritik pembangunan daerah pesisir 1 buah

lagu, kritik pembangunan daerah pedesaan 1 bauh lagu, kritik terhadap

kesenjangan yang tajam dan ketidakadilan negara 7 buah lagu, kritik tentang

pendidikan 1 buah lagu, kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak

pada rakyat 4 buah lagu, kritik transportasi angkutan umum 3 buah lagu, kritik

pembangunan yang merusak lingkungan 3 buah lagu, kritik terhadap anggota

dewan yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat 1 buah lagu, kritik terhadap

budaya korupsi 6 buah lagu, dan kritik pemerintah yang otoriter.

Page 98: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

88

Total keseluruhan kritik yang ditemukan dalam kumpulan lagu Iwan Fals

sebanyak 32 buah lagu. Oleh karena itu kumpulan lagu Iwan Fals dapat digunakan

sebagai sumber belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

Page 99: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

89

B. Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam

pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga

laboratorium. material meliputi buku-buku, papan tulis, slide, audio atau video.

Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual dan

komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian, dan sebagainya.94

Pada pembelajaran siswa SMA kelas XII semester 2 terdapat standar

kompetensi “Menulis esai dan kritik sastra”, dengan kompetensi dasar ”

Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai

bentuk karya sastra Indonesia”. Sehingga materi yang akan disampaikan adalah

mengenai kritik sosial. Sebagai media penyampaian materi, digunakan teks lagu

yang diambil dari album karya Iwan Fals. Teks lagu yang diambil adalah teks lagu

yang mengandung unsur-unsur sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Cara

penyampaian materi ini menggunakan model pembelajaran berpikir induktif.

Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar utuk mengembangkan

keterampilan berfikir siswa. Pembelajaran sastra di SMA untuk penulisan sebuah

kritik terhadap karya sastra dengan menggunakan kurikulum kelas XII Semester 2

sebagai berikut:

Standar Kompetensi : Menulis esai dan kritik sastra

Kompetensi Dasar : Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam

C. Implikasinya terhadap Pembelajaran di SMA

Kritik Pembangunan Lagu-lagu Iwan Fals dijadikan sebagai implikasi

Pembelajaran di SMA sesuai dengan SK dan KD di SMA. Berikut ini adalah

alternatif pembelajaran di SMA:

94

Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), h. 57

Page 100: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

90

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pada pembelajaran siswa SMA kelas XII semester 2 terdapat standar

kompetensi “Menulis esai dan kritik sastra”, dengan kompetensi dasar ”

Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai

bentuk karya sastra Indonesia”.

Kritik Pembangunan Lagu-lagu Iwan Fals ini akan digunakan sebagai alternatif

dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) tentang penulisan kritik

tentang karya sastra. Pembelajaran yang akan dilakukan ini harus disesuaikan

dengan indikator pembelajarannya. Indikator dalam pembelajaran ini adalah:

a. Menemukan suatu kritik yang terkandung didalam karya sastra.

b. Menuliskan sebuah kritikan terhadap karya sastra.

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut antara lain:

a. Siswa mampu menemukan suatu kritik yang terkandung didalam karya

sastra.

b. Siswa mampu menuliskan suetu kritik terhadap karya sastra.

E. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan termasuk materi prinsip yaitu mengenai

hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi. Dalam pembelajaran ini menggunakan

materi prinsip karena yang akan diungkap berupa kritik Pembangunan yang

terkandung didalam teks lagu yang merupakan hal utama yang terdapat didalam

teks lagu karya Iwan Fals yang digunakan sebagai media pembelajaran siswa

SMA kelas XII. Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Penggunaan media pemutar kaset sebagai

sarana penyampaian materi cukup kreatif untuk menarik perhatian siswa.

F. Metode Pembelajaran

Pembelajaran ini menggunakan pendekatan behaviouristik dimana siswa akan

dirangsang dengan stimulus. Pada awal pembelajaran siswa akan diputarkan

sebuah lagu. Kemudian guru memberikan teks lagu yang telah diputarkan. Dari

teks lagu tersebut guru menjelaskan materi mengenai unsur-unsur teks lagu.

Page 101: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

91

Setelah guru menjelaskan tentang unsur teks lagu, guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk menganalisis unsur yang terkandung dalam teks lagu. Guru dan

siswa tanya jawab mengenai unsur yang telah dianalisis siswa. Dari unsur yang

telah ditemukan siswa menemukan sebuah permasalahan yang menonjol. Dari

permasalahan tersebut siswa akan menemukan bahwa teks lagu yang dianalisis

mengandung sebuah sindiran atau kritikan dan jenis kritikan yang terkandung.

Setelah siswa mampu mengenali sebuah kritik, kemudian siswa akan menuliskan

sebuah kritik terhadap teks lagu yang telah dianalisis.

Pada akhir pembelajaran guru menanggapi hasil analisis siswa mengenai

unsur teks lagu, kritik yang terkandung dalam teks lagu dan kritik yang telah

ditulis siswa terhadap teks lagu yang dianalisis. Diakhir pertemuan guru menugasi

siswa untuk menganalisis teks lagu dan menuliskan kritik yang terdapat didalam

teks lagu serta menugasi siswa untuk menuliskan sebuah kritik terhadap teks lagu

yang telah dianalisis. Metode yang digunakan cukup kreatif yaitu dengan

menggabungkan tiga metode yaitu ceramah tanya jawab dan penugasan.

Page 102: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

92

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap kritik yang

disampaikan dalam lagu Iwan Fals dan implikasinya terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia di SMA kelas XII teridentifikasi 39 buah lagu, 4 kritik, dan 1

nilai agama dalam kritik ilmu pengetahuan dan teknologi 1 buah lagu, kritik

ekonomi social terdapat 19 bauh lagu, kritik lingkungan hidup terdapat 16 buah

lagu, nilai ragama terdapat 3 buah lagu.

Lagu-lagu Iwan Fals selalu mengkritiki keadaan sosial. Kritik-kritik itu

seperti kritik dalam pembangunan kritik terhadap ketidak adilan kritik Terhadap

Pembangunan yang menggusur, kritik terhadap penguasa yang otoriter. Kritik

dibidang hukum kritik terhadap budaya korupsi, kritik terhadap anggota dewan

yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat. Kritik terhadap menyempitnya

lapangan kerja kritik terhadap pemerintah yang tak memperhatikan sosok guru.

Dengan menggunakan kritik tersebut Iwan Fals bisa menggambarkan secara riil.

Pengarang sebagai pencipta karya sastra yang tentu saja hidup dimasyarakat

dengan segala kejadiannya dan juga pengarang sebagai individu selalu dilindungi

dengan segala hal tentang hidup dan pribadinya. Hal ini ternyata mempunyai

pengaruh yang besar dan kuat dalam menciptakan sebuah karya sastra, seperti

pada kumpulan lagu Iwan Fals, terciptanya lagu tersebut karena pengarang sendiri

mengalami dan merasakan apa yang selama ini terjadi. Jadi antara karya sastra

dan pengarang terdapat hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.

Adanya pengaruh yang kuat dari masyarakat terhadap pengarang sehingga

pengarang mampu membuat lagu yang mana lagu tersebut didapat dari ruang

lingkup masyarakat. Kumpulan lagu Iwan Fals merupakan cermin keadaan

masyarakat pada saat itu dan tercipta karena adanya pengaruh kehidupan

masyarakat disekitar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya persaingan

dalam dunia politik dan dunia ekonomi yang sangat kongrit, dalam hal ini

Page 103: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

93

pencipta lagu mengemukakan rakyat yang menjadi korban dalam persaingan itu,

sehingga rakyat kecil makin lama makin kecil.

B. Saran

Setelah melalui proses pengumpulan data sampai menyimpulkan hasil

penelitian kritik pembangunan lagu Iwan Fals dan impliasinya terhadap

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII, penulis mempunyai beberapa

hal untuk disampaikan. Untuk guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan

penelitian ini dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya sekolah menengah

umum, maka kumpulan lagu karya Iwan Fals ini dapat dijadikan bahan pengajaran

bagi para siswa. Sastrawan sebagai pencipta karya sastra hendaknya menciptakan

karya-karya yang bermutu dan membawa misi dari masyarakat saat tulisan ini

dibuat, sehingga pembaca tahu tentang apa atau kejadian pada saat itu. Untuk

peneliti lain, studi mengenai lirik lagu Iwan Fals ini bisa digunakan sebagi acuan

untuk meneliti lirik-lirik lagu Iwan Fals maupun lirik lagu dari musisi lainnya.

Studi ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai penunjang belajar atau tugas

akhir mereka.

Untuk dunia pendidikan, penelitian ini bisa digunakan untuk sarana belajar

mengajar, karya Iwan Fals ini bisa digunakan sebagai bahan ajar untuk materi

aparesiasai puisi. Disini penulis juga merasa belumlah mencapai taraf

kesempurnaan dan tetap mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis

menyelesaikan hasil penelitian ini dan mempersembahkan untuk dinikmati

pembaca supaya bisa menambah wawasan tentang dunia sastra terutama dalam

lirik lagu.

Page 104: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

94

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

URI: http://hdl.handle.net/123456789/22106 Date: 2014-04-21. 13.00

Dilla, Sumadi, 2102 Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Tyas, Andijaning Hartaris. 2007. Seni Musik SMA untuk Kelas XI. Jakarta:

Erlangga.

Hettne ,Bjorn. 2001. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Arikunto. Suharsimi, 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi

Revisi Jakarta: PT. Rineka Cipta.

library.ikippgrismg.ac.id Date: 2014-04-27. 13.00.

saipudinikhwan.files.wordpress.com Date: 2014-04-27. 13.00.

Abraham, M. Francis. 1991. Modernisasi di Dunia Ketiga Suatu Teori Umum

Pembanguan Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Jakarta: Referensi.

J. Moelong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatf Edisi Revisi Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Ali. Matius, 2002. Seni Musik SMA Untuk Kelas XII Membangun Kompetensi

Jakarta: Erlangga.

Hamalik.Omar, 1994. Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Effendy. Onong, Uchjana, 2009, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Semi. Atar, 2013. Kritik Sastra Bandung: PT. Angkasa

Darma. Aliah. Yoce, 2009. Analisis Wacana Kritis Bandung : Yrama Media

Ibrahim .Syukur .Abdul, 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fairclough. Norman, 1995. Critical Discourse The Critical Study Of Language

New York: Longman Group Limited.

Tim Pustaka Phoenix 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, Jakarta:

PT. Media Pustaka Phoenix.

Suwanto. Harry . IG, 2007. Seni Budaya Musik, Bekasi: PT. Galaxy Puspa Mega

Waluyo. J. Herman, 1995. Teori dan apresiasi Puisi, Jakarta: Erlangga

Nurhaidah. Nuri, 2014 Wacana Politik Pemilihan Presiden di Indonesia,

Yogyakarta: Smart Writing.

Page 105: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

95

Hanafi. Alim. Abdul, 2011. Metodologi Penelitian Bahasa Untuk Penelitian,

Tesis dan Disertasi, Jakarta: Diadit Media.

Syaodih. Nana, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Saebani. Ahmad Beni, dan Afifudin, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sugiono, 2007. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Muhammad, 2001. Metode Penelitian Bahasa, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 106: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

96

BIOGRAFI

Nama Lahir : H. Virgiawan Listanto

Nama Lain : Iwan Fals

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 3 September 1961

Umur : 53 Tahun

Agama : Islam

Profesi : Musis/Penyanyi dan Aktor

Zodiac : Scorpion

Hobby : Sepakbola, Karate

Pasangan : Hj. Rosanna

Anak : Alm. Galang Rambu Anarki

Anissa Cikal Rambu Basae

Raya Rambu Rabbani

Orang Tua : Alm. Harsoyo

Lies Suudijah

Iwan Fals yang memiliki nama lengkap Virgiawan Listanto adalah penyanyi

balada yang telah menjadi legenda di Indonesia. Lagu-lagunya konsisten

mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat

dengannya. Sehingga lagu-lagunya ini banyak bermakna kritik yang berdampak

'cekal' baginya di masa Orde Baru. Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 yang

pernah menjadi kolumnis beberapa tabloid olah raga ini, menjadi ikon jalanan,

yang lagu-lagunya kerap dibawakan para pengamen. Hingga kini Iwan tetap

produktif berkarya dan album terakhirnya, Manusia Setengah Dewa dirilis 2005

lalu.

Sementara itu, perkawinannya dengan Rosanna (Mbak Yos) yang sekaligus

menjadi manajernya ini, dikaruniai tiga anak, Galang Rambu Anarki (almarhum),

Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Rabbani. Pada 2005, Iwan merilis

album IWAN FALS IN LOVE. Album ini berisi 16 lagu yang berisi tentang

percintaan, dengan menjagokan hit single Ijinkan Aku Menyayangimu.

Bulan April 2007, Iwan kembali mengeluarkan album terbarunya, dengan titel

Page 107: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

97

50:50. Judul yang unik karena 12 lagu yang ada di album ini, enam di antaranya

diciptakan oleh Iwan dan sisanya diciptakan oleh musisi lain. Dari segi materi

album, album ini cukup seimbang, antara lagu bertema cinta dan yang bertema

kritik sosial. Demi regenerasi musik Indonesia, Iwan pun mendirikan label

rekaman sendiri yang diberi nama Fals Record. Dan band pertama yang ia tangani

adalah kelompok band pendatang baru Hardolino.

PENDIDIKAN

SMP 5 Bandung,

SMAK BPK Bandung,

STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP),

Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

KARIR

Musisi

PENGHARGAAN

Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT Musica Studio's -

Juni 2002

Juara I Festival Musik Country (1980).

Gold record, lagu Oemar Bakri, PT Musica Studio's.

Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT Musica Studio's.

Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.

Penyanyi Pujaan, BASF, (1989).

The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989.

Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April

1996.

Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia - 1999.

Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To

Cultural Exchange Between Korea and Indonesia.95

Iwan Fals adalah seorang pemusik Indonesia yang terkenal karena dengan

lantang menyuarakan suara hati masyarakat bawah atau "orang kecil". Selama

95

http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/i/iwan_fals/

Page 108: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

98

lebih dari 20 tahun, ia telah berkarier di dunia musik dengan menyanyikan lagu-

lagu yang kerap kali dihubungan dengan protes sosial. Iwan Fals dilahirkan di

Jakarta pada tanggal 3 September 1961. Nama lengkapnya adalah Virgiawan

Listianto.

Sejak berusia 13 tahun, ia sudah mulai bermain musik dan mengarang lagu

dengan lirik yang lucu dan mengutak-atik lagu orang lain. Ia mengawali kariernya

di dunia musik dengan mengamen di tempat orang yang sedang mengadakan

hajatan. Termasuk mengamen di atas bus kota. Sejak 1975, Iwan Fals mulai

mengamen di Bandung dan Jakarta. Selain itu, ia juga mulai menyanyi di berbagai

acara pesta perkawinan. Ketika pindah ke Jakarta, ia tetap mengamen dan sempat

mengikuti berbagai festival, seperti festival musik country dan lagu humor. Ia

bahkan sempat merekam lagu humornya itu walaupun kurang berhasil di dunia

rekaman musik. Akan tetapi, ketika menyanyikan lagu bernada kritik sosial dan

menyuarakan suara masyarakat bawah (kaum pinggiran), nama Iwan Fals mulai

melejit dalam blantika musik di Tanah Air, antara lain, melalui album Sarjana

Muda, 1910, Mata Dewa, dan Manusia ½ Dewa.

Iwan Fals menjadi idola masyarakat, terutama kaum muda karena

keberaniannya mengkritik penguasa melalui lagunya. Pada masa Orde Baru,

beberapa lagunya dilarang dan ia tidak boleh menyelenggarakan konser musik

Melalui syair lagunya, Iwan Fals antara lain memperjuangkan nasib guru yang

diungkapkannya dalam lagu yang berjudul Oemar Bakri, mengkritik para anggota

legislatif yang tidak memperjuangkan nasib rakyat (Wakil Rakyat ), dan

mengkritik para pengusaha yang serakah (Bento). Pada pertengahan tahun 1990-

an, Iwan Fals sempat bergabung dengan berbagai kelompok, seperti Swami,

Dalbo, Kantata Takwa, dan Kantata Samsara. Iwan berkolaborasi di kelompok itu

dengan musisi dan budayawan, seperti W.S Rendra, Sawung Jabo, Jocky

Suprayogo, dan Setiawan Djody. Selain itu, ia sempat membuat album kolaborasi

di luar kelompok tersebut, antara lain, Anak Wayang (bersama Sawung Jabo),

Terminal dan Orang Pinggiran (bersama Franky Sahilatua), dan Mata Hati

(bersama Bobby Erres). Pada 2003, ia juga melakukan kolaborasi dengan para

pencipta lagu muda Indonesia yang melahirkan sebuah album yang berjudul Iwan

Page 109: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

99

Fals: In Collaboration With. Majalah Time edisi Asia (29 April 2002) memilih

Iwan Fals sebagai salah satu "Pahlawan Besar Asia". Menurut Time, ia dianggap

berani menentang rezim yang menyalahgunakan kekuasaannya ketika berkuasa.

Syair dalam lagunya dianggap mampu memengaruhi para pendengarnya sehingga

membawa dampak pada perubahan sosial di Indonesia.96

Iwan Fals menyuarakan pesan keadilan sepanjang masa lewat tembangnya.

Tahu mengapa Iwan Fals jadi pembicaraan? Sebab, band-band yang ada tidak

bicara tentang kesewenang-wenangan. Mereka tak mengangkat isu itu ke

permukaan ketika orang lain tenang-tenang saja. Mereka tidak membuat syair lagu

yang kata-katanya takut untuk dicetak oleh orang lain. Para artis seharusnya

peduli. Jika mereka peduli, transformasi besar mungkin terjadi.

Sewaktu mengadakan konser amal untuk korban banjir bulan lalu sebuah

stadion di Surabaya, Iwan Fals dan band memperlihatkan pertunjukan terbesar

mereka selama lebih dari satu dasawarsa terakhir ini. Walaupun penyanyi dan

penulis lagu berusia 40 tahun ini belum mengeluarkan album lagi sejak tahun

1993, wajahnya masih terpampang di becak dan gerobak dorong di desa-desa

kecil di seluruh pelosok Indonesia. Ketenaran Iwan Fals tak memudar terutama di

hati orang-orang kecil, sebab pesan-pesan dalam lagunya masih tetap sesuai

dengan keadaan zaman.

Di depan panggung Surabaya, sebanyak 13.000 pengemar baik itu pelajar,

karyawan, atau pengangguran menyerukan “Iwan”. Tepat pukul 7 malam, seruan

itu terjawab. Iwan Fals melantunkan “Di bawah Tiang Bendera”. Lagu yang

melonjak-lonjak ini langsung membuat penonton menggila. “Karena darah yang

sama jangan bertengkar, karena tulang yang sama usah berpencar”, demikian

lantunan Iwan Fals. Liriknya lagi-lagi tepat di sasat banyak konflik suku bangsa

dan agama sekarang ini. “Ingat lagu?” seru Iwan. Jawaban “Ya!” pun bergema. Di

kerumunan itu Ali, 22 tahun, seorang pramusaji dengan sandal jepit dan celana

dilinting sampai lutut, berkata bahwa ia sudah menunggu sejak kecil untuk

meliaht idolanya ini. Kata Ali, “Dia suara masyarakat”.

96

Dewi Indrawati, Didik Durianto. Aktif Berbahasa Indonesia Untuk SMP/MTs Kelas VII

(Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 138-139

Page 110: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

100

Iwan Fals bagai duri bagi orang yang menyalahgunakan kekuasaan. Tahu 1994

Iwan Fals ditangkap karena lagu yang menyinggung rezim Suharto, penguasa

waktu itu. Lagu “Mbak Tini” menceritakan tentang seorang pelacur yang

membuka sebuah warung kopi pinggir jalan dan menikah dengan seorang sopir

truk. Masalahnya, nama si lelaki adalah Suharto dan si perempuan pendek dan

gemuk, tidak seperti Ibu Tien. Iwan bersikukuh bahwa lagu itu bukan tentang

pasangan kenegaraan tersebut. Namun, jawaban Iwan tidak pernah meyakinkan

sampai sekarang. Iwan dikurung dihotelnya selama dua minggu sementara pihak

berwenang mengajukan tuntutan peghinaan terhadap kepala negara. Tuntutan ini

bisa berbuntut penjara. Namun toh akhirnya Iwan tidak pernah diadili. Sejak saat

itu ia dikenal sebagai pemberontak, pahlawan, sekaligus seorang bintang. Di masa

sekarang, tidak ada lagi Suharto untuk digoda. Namun, pesan Iwan Fals untuk

para anggota dewan supaya tidak tidur waktu bersidang dan seruannya untuk

memeranggi penindasan masih tetap relevan. “Dia selalu punya keberanian,” kata

penyayani pop Sophia Latjuba.

Meski demikian, Iwan telah melunak. Meski masih menulis lagu, Iwan

menemukan ketenangan lebih ketika membuat lukisan abstrak dan medalami

agama. Peningkatan introspeksinya ini berawal dari luka hati tahun 1997

sepeninggal putranya yang masih remaja, Galang. Mata Iwan jadi merah dan

berkaca-kaca saat berbicara tentang anak itu, seorang pemain gitar berbakat yang

baru saja meluncurkan album pertamanya di usia 15 tahun. Iwan Sedang

menonton Tv ketika suatu malam Galang pulang terlambat, mengucapkan salam,

lalu masuk kamar. “Paginya saya temukan dia sudah tidak sadar,” kenang Iwan. Ia

mengakui banhwa putranya mencoba-coba narkoba tapi bersikukuh bahwa

kematian itu berkaitan denga penyakit asma yang diderita Galang. “ Bang Iwan

banyak berubah sepeninggal Galang,” kata istrinya, Yos. “Dia mencoba mengisi

sesuatu yang hilang.”

Iwan berencana mengeluarkan sebuah album baru dan baru saja memulai tur

ke 14 kota. Namun, Iwan sangat tidak tertarik denga detail turnya itu. Bahkan, ia

tidak sadar ada undangan yang membuka kesempatan untuk mengadakan

pertunjukan satu panggung dengan U2, calon band tamu pada acara peringatan

Page 111: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

101

kemerdekaan Timor Timur di bulan Mei. Yos yang menjadi manager karir Iwan

mengatakan bahwa kesempatan sekali seumur hidup itu tidak bisa masuk jadwal

mereka. Suaminya tak menghiraukan kesempatan yang terbang itu tapi

berkomentar, “ Wah, soundnya pasti bagus sekali, tuh.” Bagi Iwan Fals, irama

termasuk tak kan berhenti.97

“Sore Tugu Pancoran”

Sibudi kecil kuyup menggigil

Menahan dingin tanpa jas hujan

Disimpang jalan tugu pancoran

Tunggu pembeli jajakan koran

Menjelang maghrib hujan tak reda

Sibudi murung menghitung laba

Surat kabar sore dijual malam

Selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurku

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepa

Cepat langkah waktu pagi menunggu

Sibudi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah sibudi diam didua sisi

“Suara Hati” Apa kabar suara hati

Sudah lama baru terdengar lagi

Kemana saja suara hati

Tanpa kau sepi rasanya hari

Kabar buruk apa kabar baik

Yang kau bawa mudah-mudahan baik

Dengar-dengar dunia lapar

Lapar sesuatu yang benar

Suara hati kenapa pergi

Suara hati jangan pergi lagi

Kau dengarkah orang-orang yang menangis

Sebab hidupnya dipacu nafsu

Kau rasakan orang yang tertindas

Oleh derap sepatu pembangunan

Kau lihatkan pembantaian

Demi kekuasaan yang secuil

Kau tahukah alam yang kesakitan

97

Hartaris Andijaning Tyas, Seni Musik untuk SMA Kelas XI, (Jakarta, Erlangga, 2007), hal.58-

59

Page 112: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

102

Lalu apa yang akan kau suarakan

Suara hati kenapa pergi

Suara hati jangan pergi lagi

“Desa” Desa harus jadi kekuatan ekonomi

Agar warganya tak hidjrah ke kota

Sepinya desa adalah modal utama

Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Walau lahan sudah menjadi milik kota

Bukan berarti desa lemah tak berdaya

Desa adalah kekuatan sejati

Negara harus berpihak pada para petani

Entah bagai mana caranya

Desa adalah masa depan kita

Keyakinan ini datang begitu saja

Karena aku tak mau celaka

Desa adalah kenyataan, kota adalah pertumbuhan

Desa dan kota tak terpisahkan

Tapi desa harus diutamakan

Dilumbung kita menabung

Datang patceklik kita tak bingung

Masa panen masa berpesta

Itulah harapan kita semua

Tapi tengkulak-tengkulak bergentayangan

Tapi lintah darat pun bergentayangan

Untuk apa punya pemerintah

Kalau hidup terus-terusan susah

“Kontrasmu Bisu”

Tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi

Hijau rumput hijau tresebar indah sekali

Terasa damai kehidupan dikampungku

Kokok ayam bangunkan ku tidur setiap hari

Tinggi gedung tinggi mewah angkuh bikin iri

Gubuk-gubuk liar yang resah dipinggir kali

Terlihat jelas kepincangan kota ini

Tangis bocah lapar bangunkanku

Dari mimpi malam

Lihat dan dengarlah riuh lagu dalam pesta

Diatas derita mereka masih bisa tertawa

Memang ku akui kejamnya kota Jakarta

Namun yang ku saksikan lebih parah dari yang kusangka

Jakarta oh Jakarta

Terimalah suaraku dalam kebisinganmu

Kencang teriakku semakin menghilang

Page 113: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

103

Jakarta oh Jakarta

Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya

Luka si miskin semakin mengang

Jakarta oh Jakarta

Kau tamper siapa saja saydaraku yang lemah

Manjakan mereka yang hidup dalam kemewahan

Jakarta oh Jakarta

Angkuhmu buahkan tanya bisu dalam kekontrasanmu

Jakarta oh Jakarta

Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya

Luka si miskin semakin menganga

“Oemar Bakri”

Tas hitam dari kulit buaya

Selamat pagi berkata bapak Oemar Bakri

Hari ini aku rasa kopi enak sekali

Tas hitam dari kulit buaya

Marilah kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti

Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu

Laju sepeda kumbang dijalan berlubang

Slalu begitu dari dulu jaman jepang

Terkejut waktu dia mau masuk pintu gerbang

Banyak polisi bawa senjata berwajah garang

Bapak Oemar Bakri kaget ada apa gerangan

Berkelahi pak jawab murid seperti jagoan

Bapak Oemar bakri takut bukan kepalang

Itu sepeda butut dikebut lalu cabut

Kalang kabut cepat pulang

Busyet…standing dan terbang

Oemar Bakri…Oemar Bakri pegawai negeri

Oemar Bakri…Oemar Bakri 40 tahun mengabdi

Jadi guru jujur berbakti memang makan hati

Oemar Bakri banyak ciptakan menteri

Oemar Bakri professor dokter insinyur pun jadi

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

“Sarjana Muda”

Berjalan seorang pria muda

Dengan jaket lusuh dipundaknya

Disela bibir tampak mengering

Terselip sbatang rumput liar

Jelas menatap awan berarak

Kringat bercampur debu jalanan

Engkau sarjana muda

resah mencari kerja mengandalkan ijazahmu

Empat tahun lamanya bergelut dengan buku

Page 114: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

104

Tuk jaminan masa depan

Langkah kakimu terlihat

Didepan halaman sebuah jawatan

Termenung lesu engkau melangkah

Dari pintu kantor yang diharapkan

Terngiang kata tiada lowongan

Untuk kerja yang didambakan

Tak peduli berusaha lagi

Namun kata sama kau dapatkan

Dengan langkah gontai tak terarah

Wajah murung smakin terlihat

Engkau sarjana muda

Resah tak dapat kerja

Tak berguna ijazahmu

Empat tahun lamanya

“Potret” Orang resah berlomba kejar nafkah

Demi anak bini

Demi sesuap nasi

Kuno memang memang memang kuno

Namun kenyataan kita butuh soal itu

Uang dimana uang? Nasi dimana nasi?

Uang dimana uang? Nasi dimana nasi?

Seperti binatang bila lapar menerjang

Seperti kereta nafasnya terdengar

Soal harga diri sudah tak berarti

Uang dimana uang? Nasi dimana nasi?

Uang dimana uang? Nasi dimana nasi?

Pergi kau! Jangan nasehati aku oh ya!

Pergi kau! Aku mau uangmu oh ya!

Pergi kau! Jangan menggurui aku oh ya!

Pergi kau! Aku mau uangmu oh ya!

Pergi kau! Jangan menggurui aku oh ya!

Pergi kau! Aku mau nasimu oh!

Anak anak kecil tengadahkan tangan

Mainkan tamborin gapai masa depan

Tanah lahirku aku cinta kau

Bumi darahku aku cium engkau

“Oh....Ya”

Andai kata di mobil itu tentu tidak di bus ini

Seandainya aku rumah itu tentu tidak digubuk ini

A a a andai kata se se se seandainya

Oh ya! Kalau saja aku jadi direktur

Umpamanya aku dapat lotere

Page 115: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

105

Tentu saja aku tidak kere

Ka ka ka kalau saja

U u u umpamanya Oh ya! Oh ya!

Ya nasib nasibmu jelas bukan nasibku Oh ya!

Ya takdir takdirmu jelas bukan takdirku Oh ya!

Ya nasib nasibmu bukan nasibku Oh ya!

Ya takdir takdirmu jelas bukan takdirku

La la la la la la la la la la la la la la la la la la

La la la la la la la la la la la la la la la la la la

Perhatikan kutipan lirik lagu berikut ini.

Andai kata aku di mobil itu

Tentu tidak di bus ini

Seandainya aku rumah itu

Tentu tidak di gubuk ini

“Galang Rambu Anarki”

Galang rambu anarki anakku

Lahir awal januari menjelang pemilu

Galang rambu anarki dengarlah

Terompet tahun baru menyambutmu

Galang rambu anarki ingatlah

Tangisan pertamu ditandai BBM membumbung tinggi

Maafkan kedua orang tuamu kalau

Tak mampu beli susu

BBM naik tinggi susu tak terbeli

Orang pintar taarik subsidi

Mungkin bayi kurang gizi

Galang rambu anarki anakku

Cepatlah besar matahariku

Menangis yang keras janganlah ragu

Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku

Doa kami dinadimu

“Kembang Pete” Ku berikan padamu setangkai kembang pete

Tanda cinta abadi namun kere

Buang jauh-jauh impian mulukmu

Sebab kita tak boleh bikin uang palsu

Kalau diantara kita jatuh sakit

Lebih baik tak usah kedokter

Sebab ongkos dokter disini

Terkait diawan tinggi

Cinta kita cinta jalanan

Yang tegar mabuk dipersimpangan

Cinta kita cinta jalanan

Yang sombong menghadang keadaan

Page 116: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

106

Semoga hidup kita bahagia

Semoga hidup kita sejahtera

Semoga hidup kita bahagia

Semoga hidup kita sejahtera

Ku berikan padamu sebuah batu akik

Tanda kasih sayang yang tecekik

Rawat baik-baik walau kita terjepit

Sebab dikesempatan yang paling sempit

“Siang Seberang Istana” Seorang anak kecil bertubuh dengkil

Tertidur berbantal sebelah lengan

Berselimut debu jalanan

Rindang pohon jalan menunggu rela

Kawan setia sehabis bekerja

Siang diseberang istana

Siang diseberang istana sang raja

Kotak semir mungil dan sangat dengkil

Benteng rapuh dari lapar memanggil

Gardu dan mata para penjaga

Saksi nyata yang sudah terbiasa

Tamu Negara tampak terpesona

Mengelus dada gelengkan kepala

Saksikan perbedaan yang ada

Sombong melangkah istana yang megah

Seakan meludah diatas tubuh yang resah

Ribuan jerit didepan hidungmu

Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu

“Besar dan Kecil”

Kau seperti bis kota atau truk gandengan

Mentang-mentang paling besar klakson sembarangan

Aku seperti bemo atau sandal japit

Tubuhku kecil mrengil biasa terjepit

Pada siapa ku mengadu

Pada siapa ku bertanya

Mengapa besar selalu menang

Bebas berbuat sewenang-wenang

Mengapa kecil selalu tersingkir

Harus mengalah dan menyingkir

Apa bedanya besar dan kecil

Semua itu hanya sebutan

Yang walau didalam kehidupan

Kenyataannya harus ada

Besar dan kecil

Page 117: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

107

“Mereka ada Di Jalan”

Pukul tiga sore hari

Di jalan yang belum jadi

Aku melihat anak-anak kecil

Telanjang dada telanjang kaki asyik mengejar bola

Ku hampiri ku dekati

Lalu duduk ditanah yang lebih tinggi

Agar lebih jelas lihat dan rasakan

Semangat mereka keringat mereka

Dalam memenangkan permainan

Rama kecil, Kadir kecil menggiring bola dijalanan

Rully kecil, Riky kecil lika-liku jebolkan gawang

Tiang gawang puing-puing

Sisa bangunan yang tergusur

Tanah lapang hanya tinggal cerita

Yang nampak mata hanya para pembual saja

Anak kota tak mampu beli sepatu

Anak kota tak punya tanah lapang

Sepak bola menjadi barang yang mahal

Milik mereka yang uang saja

Dan sementara kita disini di jalan ini

Bola kaki dari plastik ditendang mampir kelangit

Pecahlan sudah kaca jendela hati

Sebab terkena bola tentu bukan salah mereka

Rony kecil, Hery kecil gaya samba sodorkan bola

Nobon kecil, juki kecil jegal lawan anankan gawang

Cipto kecil, Swadi kecil tak tik tak terinjak paku

Yudo kecil, Paslah kecil terkam bola jatuh menangis

“Barang Antik”

Berjalan tersendat diantara sedan-sedan licin mengkilap

Dengan wajah pucat dan badan penuh cacat sedikit berkarat

Hai oplet tua dengan bapak sopir tua

Cari penumpang dipinggiran ibu kota

Sainganmu mikrolet bajai dan bus kota

Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Bagai kutu jalanan ditengah-tengah kota metropolitan

Cari muatan untuk nguber setoran sisanya buat makan

Hai oplet tua dengan bapak sopir tua

Cari penumpang dipinggiran ibu kota

Sainganmu mikrolet bajai dan bus kota

Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Berjalan siksak ngebut enggak

Peduli walau mobil sudah butut

Suara bising ribut yang keluar dari

Knalpotmu bagai kentut

Page 118: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

108

Hai oplet tua dengan bapak sopir tua

Cari penumpang dipinggiran ibu kota

Sainganmu mikrolet bajai dan bus kota

Kini kau tersingkirkan oleh mereka

Oh...... bapak tua pemilik oplet tua

Tunggu nanti di tahun dua ribu satu

Munkin mobilmu jadi barang antik

Yang harganya selangit

“Sugali”

Sua...sua...sua suara berita tertulis dalam koran

Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui

Jadi buronan polisi

Dar...der...dor... suara senapan

Sugali anggap petasan

Tiada rasa ketakutan punya ilmu senapan

Sugali makin keranjingan

Lihat sugali menari

Dilokasi WTS kelas teri

Asyik lembur sampai pagi

Usai garong hambur uang peduli setan

Dig...dig...dug...dig...dig...dag...dig...dug

Ramai gunjing tentang dirimu

Yang tak juga hinggap rasa jenu

Suram hari depanmu

Rasa was...was mata beringas menunggu datang

Peluru yang panas diwaktu hari naas

O... bisik jangrik ditengah malam

Tenggelam dalam suara letusan

Kata berita dimana-mana

Tentang sugali tak tenang lagi

Dan lari sembunyi

“Surat Buat Wakil Rakyat” Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Disana di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman-teman dekat

Apalagi sanak famili

Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam (wahai sahabat)

Di kantong safarimu kami titipkan

Masa depan kami dan negri ini

Page 119: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

109

Dari sabang sampai merauke

Saudara dipilih bukan dilotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam juara he…..he juara

Ha…..ha….ha….

Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tau nyanyian lagu setuju

Untukmu yang biasa bersafari

Disana di gedung DPR

Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman-teman dekat

Apalagi sanak famili

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam (wahai sahabat)

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam juara he…he juara

Ha…..ha….ha….

“Tikus-tikus Kantor”

Kisah usang tikus-tikus kantor

Yang suka berenang disungai yang kotor

Kisah usang tikus-tikus berdasi

Yang suka ingkar janji lalu sembunyi

Dibalik meja teman sekerja

Didalam lemari dari baja

Kucing dating cepat ganti muka

Segera menjelma bagai tak tercela

Masa bodoh hilang harga diri

Asal tak terbukti

Ah… tentu sikat lagi

Kucing-kucing yang kerjanya molor

Tak ingat tikus kantor dating menteror

Cerdik licik tikus bertingkah tengik

Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik

Tikus tau sang kucing lapar

Kasih roti jalanpun lancer

Memang sial sang tikus teramat pintar

Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar

Tikus-tikus tak kenal kenyang

Rakus-rakus bukan kepalang

Otak tikus memang bukan otak udang

Kucing dating tikus menghilang

Page 120: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

110

“Bongkar”

Kalau cinta sudah dibuang

Jangan harap keadilan akan datang

Kesedihan hanya tontonan

Bagi mereka yang diperkuda jabatan

Ho….o …ya…o…ya..bongkar

Ho…o….ya...o….ya.. bongkar

Sabar sabar sabar dan tunggu

Itu jawaban yang kami terima

Ternyata kita harus kejalan

Robohkan setan yang berdiri mengangkang

Ho….o …ya…o…ya..bongkar

Ho…o….ya...o….ya.. bongkar

Penindasan serta kesewenang-wenangan

Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan

O..i.. hentikan, hentikan jangan diteruskan

Kami muak dengan ketidak pastian dan keserakahan

Di jalanan kami sandarkan cita-cita

Sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta

“Belalang Tua”

Belalang tua diujung daun

Warnanya kuning kecoklat-coklatan

Badannya bergoyang ditiup angina

Mulutnya terus saja mengunyah tak kenyang kenyang

Sudutku tak sengaja melihat belalang tua yang rakus

Sambil menghisap dalam rokokku

Ku tulis syair tentang hati yang khawatir

Sebab menyaksikan akhir dari kerakusan belalang tua

Yang tak kenyang kenyang

Kisah belalang tua diujung daun

Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh

Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah

Sebab ku bilang tak kenyang kenyang

“Bangunlah Putra Putri Ibu Pertiwi”

Sinar matamu tajam namun ragu

Kokoh sayapmu semua tahu

Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan

Kuat jarimu kala mencengkram

Bermacam suku yang berbeda

Bersatu dalam cengkrammu

Angina genit mengelus merah putihku

Page 121: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

111

Yang berkibar sedikit malu-malu

Merah membara tertanam wibawa

Putihmu suci penuh kharisma

Pulau-pulau yang berpencar

Bersatu dalam kibarmu

Terbanglah garudaku

Singkirkan kutu-kutu disayapmu

Berkibarlah benderaku

Singkirkan benalu ditiangmu

Hey jangan ragu dan jangan malu

Tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu

Mentari pagi sudah membumbung tinggi

Bangunlah putra putri ibu pertiwi

Mari mandi dan gosok gigi

Setelah itu kita berjanji

Tadi pagi esok hari atau lusa nanti

Garuda bukan burung perkutut

Sang saka bukan sandang pembalut

Dan coba kau dengarkan

Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut

Yang hanya berisi harapan

Yang hanya berisi harapan

“Bento”

Namaku bento rumah real estate

Mobilku banyak harta berlimpah

Orang memanggilku bos eksekuif

Tokoh papan atas, atas segalanya asyik

Khotbah soal moral ngomong keadilan sarapan pagiku

Aksi tipu-tipu lobi dan upeti O jagonya

Maling kelas teri bandit kelas coro

Itukah tong sampah

Siapa yang mau berguru datang padaku

Sebut tiga kali namaku

Bento……bento…….bento……

Wajahku ganteng banyak simpanan

Sekali lirik oke sajalah

Bisnisku menjagal, jagal apa saja

Yang penting aku senang aku menang

Persetan orang susah karena aku

Yang penting asyik sekali lagi asyik

“Sumbang”

Kuatnya belenggu besi mengikat kedua kaki

Tajamnya ujung belati menghujamdi ulu hati

Sanggupkah tak akan lari

Page 122: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

112

Walau ahhirnya pasti mati

Di kepala tanpa baja, di tangan tanpa senjata

Ah soal biasa yang singgah didepan mata kita

Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita

Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan

Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan

Menyerang dalam gelap

Memburu kala aku dengan cara main kayu

Tingggal bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Memburu kala aku dengan cara main kayu

Tingggal bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Setan-setan politik yang datang mencekik

Walau di massa patceklik tetap mencekik

Apakah selamanya politik itu kejam

Apakah selamanya dia datang tuk menghantam

Ataukah memang itu yang sudah digariskan

Menjilat, menghasud, menindas, memperkosa hak-hak sewajarnya

Maling teriak maling sembunyi balik dinding

Pengecut lari terkencing-kencing

Tikam dari belakang lawan lengah ditendang

Lalu sibuk mencari kambing hitam

Selusin kepala tak berdosa

Berteriak hingga serak

Didalam negeri yang congkak

Lalu senang dalam tertawa ha….ha…..

Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita

Bukan satu alasan untuk kita kita tinggalkan

Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan

Memburu kala aku dengan cara main kayu

Tingggal bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Memburu kala aku dengan cara main kayu

Tingggal bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Apakah selamanya politik itu kejam

Apakah selamanya dia datang tuk menghantam

Ataukah memang itu yang sudah digariskan

Menjilat, menghasud, menindas, memperkosa hak-hak sewajarnya

Maling teriak maling sembunyi balik dinding

Pengecut lari terkencing-kencing

Tikam dari belakang lawan lengah ditendang

Lalu sibuk mencari kambing hitam

“Pesawat Tempur”

Waktu kau lewat aku sedang mainkan gitar

Sebuah lagu yang kunyanyikan tentang dirimu

Seperti kemarin kamu hanya lemparkan senyum

Lagu pergi begitu saja bagai pesawat tempur

Page 123: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

113

Hai kau yang cantik singgahlah dan ikut bernyanyi

Sebentar saja nona sebentar hanya sebentar

Rayuan mautku tak membuat kau jadi galak

Bagai seorang diploma ulung engkau mengelak

Kalau saja aku bukanlah penganggur

sudah kupacari kau

Jangan bilang tidak bilang saj ia

Ia lebih baik dari pada kau menangis

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang

Beri hamba uang, beri hamba uang

Penguasa-penguasa berilah hambamu uang

Beri hamba uang, beri hamba uang

Oh ya andai kata dunia tak punya tentara

Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya

Oh ya andai kata dana perang buat diriku

Tentu kau mau singgah bukan Cuma tersenyum

Kalau hanya senyum yang engkau berikan

Westerling pun tersenyum

Oh singgahlah sayang pesawat tempurku

Mendarat mulus didalam sanubariku

“Negeriku”

Bersih-bersih bersilah negeriku

Malu-malu malulah hati

Kotornya teramat gawat ya kotornya sangat

Inilah amanat yang menjadi keramat

Besih-bersih bersilah diri

Sebelum menyapu sampah dan debu-debu

Nyanyian berkarat sampai keliang lahat

Atas nama rakyat yang berwajah pucat

Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tau malu

Inilah surga, surganya surga

Negeriku negeriku

Busuk-busuk busuk bangkai tikus

Yang mati karena dihakimi rakyat

Adakah akhirat menerima dirinya

Adakah disana yang masih bisa bercanda

Denga rakus

Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tau malu

Inilah surga, surganya surga

Negeriku negeriku

Page 124: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

114

“Tiga Bulan” Tiga bulan lamanya kau dalam penjara

Teman

Seratus butir telur ayam di pasar

Hilang engkau ganyang

Palu keras bapak hakim berbunyi tegas

Terbayang

Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan

Malang engkau kawan

Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan

Nikmat benar

Seratus juta uang negara terbang melayang

Masuk kantong tuan

Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan

Terdengar sumbang

Dalam rumah dalam penjara tiada beda

Coba bayangkan teman

Dalam rumah dalam penjara tiada beda

Coba bayangkan teman

“Pemborong Jalan” Deru mesin motor jelas terdengar

Mengarung jalan penuh lubang

Baru kemarin selesai diaspal

Terkena hujan kok jerawatan?

Oh oh kasihan

Bayar pajak mahal

Banyak jalan

Seperti comberan

Pemborong berpengalaman tertawa

Berteman pipa topi baja

Bercanda dengan istri paling mudah

Tak ingat jalan dan pekerja

Oh oh kasihan

Nasib pekerja jalan

Tenaga hilang

Gaji tidak berimbang

“Sapuku Sapumu Sapu-Sapu”

Tukang sapu kuli PU besar jasamu

Oh kawan

Dengan sapu ganyang sampah dan debu

Tuk sesuap makan

Hari panas hari hujan memang tantangan

Siapa bilang bukan

Namun tugas tetap jalan absen gaji melayang

Page 125: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

115

Maklum kuli harian

Pernahkah tuan pikirkan

Jasa mereka

Pernahkah tuan renungkan

Harga keringatnya

Tukang sapu bawa sapu masuk di kantor

Bersihkan yang kotor

Cukong kotor mandor koruptor semua yang kotor

Awas kena sensor

Tukang sapu bawa sapu juga disapu

Kok bisa begitu

Istri iri lihat tetangga punya barang baru

Akupun begitu

Inilah manusia

Dengan segala macam warna hidupnya

Tuk mencapai bahagia

Semua jalan ditempuhnya

“Dan Orde Paling Baru”

KKN berkembang biak sampai kelurahan

Banyak orang yang kehilangan pegangan

Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi

Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit

Sementara rakyat tidak perduli siapa yang mimpin

Yang penting kebutuhan hidup yang wajar terpenuhi

Kelaparan kemiskinan dan pengangguran masih terjadi

Ya banyak orang yang hidup dibawah garis kemiskinan

Kota besar menjadi magnit

Karena televisi mengiming imingi

Yang jelas rakyat butuh pendidikan

Tapi pendidikan yang didapat adalah rongsokan

Soal kesehatan sulit didahulukan

Sebab bisa makan sehari sekali saja sudah hebat

Jangan tanya soal sandang dan papan

Loakan dan kontrakan lah jadi jawaban

Juga kolong jembatan

Kapan ya bisa kembali normal

Karena memang keadaan ini tidak normal

Itu sebabnya bermunculan paranormal

Seperti jamur dimusim hujan

Tutup lubang gali lubang

Falsafah hidup jaman sekarang

Sebenarnya sih dari jaman dulu

Dari jaman orde lama, orde baru

Dan sampai sekarang ini

Jaman orde paling baru

Page 126: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

116

KKN berkembang biak sampai kelurahan

Banyak orang yang kehilangan pegangan

Perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi

Kata seorang tokoh yang baru sembuh dari sakit

KKN berkembang biak sampai kelurahan

“Ngeriku” Bersih bersih bersih bersihlah negeriku

Malu malu malu malulah hati

Kotornya teramat gawat ya kotornya sangat

Inilah amanat yang menjadi keramat

Bersih bersih bersih bersihlah diri

Sebelum menyapu sampah dan debu debu

Nyanyian berkarat sampai ke liang lahat

Atas nama rakyat yang berwajah pucat

Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tahu malu

Inilah sorga sorganya sorga

Negeriku ngeriku

Busuk busuk busuk busuk bangkai tikus

Yang mati karena dihakimi rakyat

Adakah akhirat menerima dirinya

Adakah disana yang masih bisa bercanda dengan rakus

Negeriku negeri para penipu

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tahu malu

Inilah sorga sorganya sorga

Negeriku ngeriku

Bersih bersih bersih bersihlah negeriku

“ Ujung Aspal Pondok Gede”

Dikamar ini aku dilahirkan

Dibale bambu buah tangan bapakku

Dirumah ini aku dibesarkan

Dibelai mesra lentik jari ibuku

Nama dusunku ujung aspal pondok gede

Rimbun dan anggun

Ramah senyum penghuni dusunku

Kambing sembilan motor tiga bapak punya

Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah rencana

Dari serakahnya kota

Terlihat murung wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi

Didepan mesjid samping rumah wakil pak lurah

Page 127: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

117

Tempat dulu kami bermain

Mengisi cerahnya hari

Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri

Satu persatu sahabat pergi dan takkan pernah kembali

“Tince Sukarti binti Mahmud”

Tince Sukarti binti Mahmud

Kembang desa yang berwajah lembut

Kuning langsat warna kulitnya maklum

Ayah arab ibunda cina

Tince Sukarti binti Mahmud

Ikal mayang engkau punya rambut

Para jejaka takkan lupa

Kerling nakal karti memang menggoda

Jangankan lelaki muda terpesona yang tua jompopun gila

Sejuta cinta antrian dimeja beranda

Sukarti hanya tertawa

Bibirmu hidungmu indah menyatu

Tawamu suaramu terdengar merdu

Tinche sukarti hobby memang dia bernyanyi

Qosyidah- rock & Roll dangdut keroncong ia kuasai ....

Tinche sukarti ingin jadi seorang penyanyi

Primadona beken neng karti slalu bermimpi

Ibu bapaknya enggan memberi restu

Walau sang anak merayu

Tince sukarti dasar kepala batu

Kemas barang dan berlalu

Tinche Sukarti berlari mengejar mimpi

Janji makelar penyanyi orbitkan Sukarti

Janji sukarti persetan harga diri

Kembang desa layu tak lagi wangi seperti dulu

“Bung Hatta”

Tuhan terlalu cepat semua kau panggil

Satu-satunya yang tersisa

Poklamator tercinta jujur lugu dan bijaksana

Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa rakyat Indonesia

Hujan air mata dari pelosok negeri

Saat melepas engkau pergi

Berjuta kepala tertunduk haru

Terlintas nama seorang sahabat yang tak lepas dari namamu

Terbayang baktimu, terbayang jasamu

Terbayang jelas jiwa sederhanamu

Bermisan bangga berkapal do‟a

Dari kami yang merindukan orang sepertimu

Page 128: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

118

“Camar Tolol Dan Cemar”

Api menjalar dari sebuah kapal jerit ketakutan

Keras melebihi gemuruh gelombang yang datang

Sejuta lumba-lumba mengawasi cemas

Risau camar membawa kabar

Tampomas terbakar

Risau camar memberi saran

Tampomas dua tenggelam

Asap kematian dan bau daging terbakar terus menggelepar dalam ingatan

Hati kurasa bukan takdir Tuhan

Karena aku yakin itu tidak mungkin

Korbankan ratusan jiwa

Mereka yang belum tentu berdosa

Korbankan ratusan jiwa

Demi peringatan manusia

Bukan, bukan itu aku rasa kitapun tahu

Petaka terjadi karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan yang sangat diharapkan bagai rindukan bulan

Lambang engkau pahlawan celoteh sang camar

Bermacam alasan tak mau kami dengar

Dipelupuk mata hanya terlihat derita dan jerit penumpang kapal

Tampomas …… Sebuah kapal bekas

Tampomas …….Terbakar dilaut lepas

Tampomas …….Penumpang terjun bebas

Tampomas ……. Beli lewat jalur culas

Tampomas …….

Tampomas ……. Kasus ini wajib tuntas

Tampomas ……. Koran- Koran seperti amblas

Tampomas ……. Pahlawanmu kurang tangkas

Tampomas ……. cukup tamat bilang naas

“1910” Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi

Di gerbongmu ratusan orang yang mati

Hancurkan mimpi bawa kisah

Air mata….air mata…..

Belum usai peluit belum habis putaran roda

Aku dengar jerit dari Bintaro

Satu lagi catatan sejarah

Air mata….air mata…..

Berdarahkah tuan yang duduk di belakang meja

Atau cukup hanya ucapkan bela sungkawa

Aku bosan…

Lalu terangkat semua beban di pundak

Semudah itukah luka-luka terobati

Nusantara…. tangismu terdengar lagi

Page 129: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

119

Nusantara…. derita bila berhenti

Bilakah…bilakah..

Sembilan belas Oktober tanah Jakarta berwarna merah

Meninggalkan tanya yang tak terjawab

Bangkai kereta lemparkan amarah

Air mata..air mata…

Nusantara…. langitmu saksi kelabu

Nusantara…. terdengar lagi tangismu

Nusantara…. kau simpan kisah kereta

Nusantara…. kabarkan marah sang duka

Saudaraku pergilah dengan tenang

Sebab luka sudah tak lagi panjang

Saudaraku pergilah dengan tenang

“Lancar” Sejak palapaku mengorbit ke angkasa

Kemajuan teknologiku semakin menggila

Komunikasipun bertambah mudah

Walau itu jauh di luar kota

Disana sini dan dimana mana

Terlihat berita tentang pembangunan

Terciptalah kini pemerataan

Bangsaku kini telah dipintu kemajuan

Tinggal semua perlu kesadaran

Jangan kita berpangku tangan

Teruskan hasil perjuangan

Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan

Asal jangan pembangunan

Dijadikan korban

Asal jangan pembangunan

Hanya untuk si tuan Polan

Disana sini dan dimana mana

Terlihat berita tentang pembangunan

Terciptalah kini pemerataan

Bangsaku kini sudah diambang kemajuan

Tinggal semua perlu kesadaran

Jangan kita berpangku tangan

Teruskan hasil perjuangan

Dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan

Asal jangan pembangunan

Dibuat kesempatan

Asal jangan pembangunan

Dijadikan korban

Asal jangan pembangunan

Bikin resah kaum susah

Asal jangan pembangunan

Page 130: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

120

Bikin mandul hutan gundul

Asal jangan pembangunan

Bikin gendut kulit perut

Asal jangan pembangunan

Bikin subur kaum makmur

Asal jangan pembangunan

Bikin kotor meja kantor

Asal jangan pembangunan

Buat senang cacing cacing

“Nenekku Okem” Nenekku manis umur setengah abad

Masih lincah bagai bola bekel

Rambutnya panjang hitam ikal dipicok

Di salon Lisa asal Rengasdengklok

Paling tak suka pakai kain kebaya

Atau rambut digelung konde

Sebab katanya tak bebas dia bergerak

Gerah sebuah alasan

Nenekku orang hebat

Sanggup koprol bagaikan atlit

Nafasnya panjang bak nafas kuda

Lari Jakarta-Bandung setiap pagi pulang pergi

Main bola sehari tiga kali

Tari kejang menambah energi

Kalau kubilangin jangan terlalu agresif

Namun malah ngeledek kuno

Nenekku makin hot menari sambil salto

Hampir-hampir setiap menit

Di rumah atau di jalan

Di pasar atau di trotoar

Hi..hi..hi..hi..hi..

Habis ambil pensil mampir ke toko kaset

Cari lagu baru yang up to date

Kuping pake head phone

Badan tak bisa diam

Ikuti tempo break dance tersayang

Persetan orang liat sabodo nyengir

Konsentrasi dia tak goyah

Setelah selesai dengar lagu sekaset

Lalu dia menuju kasir

Bayar satu bawa tiga

Yang dia mampir di jaket

Yang dua mampir di jaket

Nenekku okem, nenekku okem

Page 131: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

121

“Tak Biru Lagi Lautku” Hamparan pasir

Tampak putih berbuih

Kala sisa ombak merayap

Hamparan pasir

Terasa panas menyengat

Di telapak kaki yang berkeringat

Camar camar hitam

Terbang rendah melayang

Di sekitar perahu nelayan

Daun kelapa

Elok saat melambai

Mengikuti arah angin

Tampak ombak

Kejar mengejar menuju karang

Menampar tubuh pencari ikan

Semilir angin berhembus

Bawa dendang unggas laut

Seperti restui jala nelayan

Gurau mereka

Oh memang akrab dengan alam

Kudengar dari kejauhan

Dan batu batu karang

Tertawa ramah bersahabat

Memaksa aku tuk bernyanyi

Tampak ombak

Kejar mengejar menuju karang

Menampar tubuh pencari ikan

Semilir angin berhembus

Bawa dendang unggas laut

Seperti restui jala nelayan

Itu dahulu

Berapa tahun yang lalu

Cerita orang tuaku

Sangat berbeda

Dengan apa yang ada

Tak biru lagi lautku

Tak riuh lagi camarku

Tak rapat lagi jalamu

Tak kokoh lagi karangku

Tak buas lagi ombakmu

Tak elok lagi daun kelapaku

Tak senyum lagi nelayanku

Tak senyum lagi nelayanku

Page 132: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

122

“Lagu Nelayan”

Bocah telanjang dada di pesisir

Tunggu kembalinya bapak tercinta

Yang pergi tebarkan jala di sana

Berjuang di atas perahu tunggakan KUD

Ibu dengan kebaya yang kemarin

Setia dari balik dapur menanti

Suaminya telah seminggu pergi

Tinggalkan rumah tinggalkan sejengkal harapan

Langkah waktu lamban

Bagai kura kura

Ikan ikan datang mimpi

Siang ganti malam

Tetap sabar

Suamipun pulang lelah

Sambil berlari sang bocah hampiri bapak

Tagih janji yang dipesan ketika pergi

Sementara istrinya

Hanya memandang dengan senyum pasti

Sekilas terlintas hutang hutang yang membelit

Sang bocah tak peduli

Menangis keras tetap tagih janji

Perahu tunggakan KUD belum terbayar

Belum lagi tagihan rentenir seberang jalan

Nelayan kecil hasil kecil nasibpun kecil

Menjerat jala dihantam kerasnya gelombang

Perahu tunggakan KUD belum terbayar

“Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijal Lagi” Raung buldozer gemuruh pohon tumbang

Berpadu dengan jerit isi rimba raya

Tawa kelakar badut badut serakah

Tanpa HPH berbuat semaunya

Lestarikan alam hanya celoteh belaka

Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu

Oh mengapa

Oh jelas kami kecewa

Menatap rimba yang dulu perkasa

Kini tinggal cerita

Pengantar lelap si buyung

Bencana erosi selalu datang menghantui

Tanah kering kerontang banjir datang itu pasti

Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi

Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

Lestarikan hutan hanya celoteh belaka

Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu

Page 133: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

123

Saja

Oh jelas kami kecewa

Mendengar gergaji tak pernah berhenti

Demi kantong pribadi tak ingat generasi nanti

Dari analisis lagu di atas, dapat disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) sebagai berikut:

Page 134: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

124

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : SMA

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS / SEMESTER : XII/ 2

ALOKASI WAKTU : 2 x 45'

I. Standar Kompetensi

Menulis esai dan kritik sastra

II. Kompetensi Dasar

1. Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam penulisan

2. kritik tentang berbagai bentuk karya sastra Indonesia.

III. Indikator

a. Menemukan suatu kritik yang terkandung didalam karya sastra.

b. Menuliskan sebuah kritikan terhadap karya sastra.

IV. Tujuan pembelajaran

1. Siswa mampu menemukan suatu kritik yang terkandung di dalam karya

sastra.

2. Siswa mampu menuliskan suatu kritik terhadap karya sastra.

V. Materi Pembelajaran

1. Kritik

VI. Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

2. Metode tanya jawab

3. Metode Penugasan

Page 135: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

125

VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

a. Salam pembuka

b. Presensi

c. Memberi motivasi

d. Apersepsi

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi:

1) Siswa dibagikan teks dari lagu yang telah diputarkan.

b. Elaborasi

1) Dari unsur yang telah ditemukan, siswa dituntut menemukan

permasalahan yang terkandung dalam teks lagu.

2) Siswa menuliskan kritik yang terkandung dalam teks lagu

3) Siswa mencoba menuliskan sebuah kritikan terhadap teks lagu yang telah

dianalisis.

a. Konfirmasi

1) Guru menanggapi hasil analisis siswa mengenai teks lagu

2) Guru menanggapi kritik yang ditemukan siswa dari teks lagu

3) Guru menanggapi hasil tulisan siswa mengenai kritik terhadap teks lagu

yang telah dianalisis.

3. Kegiatan penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan kritik yang terkandung dalam karya sastra

b. Guru memberi tugas kepada siswa sebagai lanjutan pembelajaran

mengenai kritik.

VIII. Media

Sumber

a. Buku paket bahasa Indonesia

b. LKS

c. Buku teks yang terkait

Alat

Page 136: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

126

a. Pemutar kaset

b. Kaset

c. Teks lagu

IX. Penilaian

1. Jenis Tagihan

tes Individu

tugas individu

2. Bentuk Instrumen

uraian bebas

penugasan Instrumen

a. Tulislah sebuah kritik terhadap teks lagu yang anda baca.

Page 137: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA
Page 138: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA
Page 139: KRITIK PEMBANGUNAN LAGU IWAN FALS DAN IMPLIKASINYA

RIWAYAT PENULIS

Nama lengkap penulis, yaitu Jahrudin lahir di Bekasi.

Pada tanggal 23 April 1978, merupakan anak pertama

dari 4 bersaudara dari pasangan Aminuddin dan Siti

Khodijah. Penulis berkebangsaan Indonesia dan

beragama Islam. Kini penulis beralamat di Kp. Rawa

Bugel No.17, Kel: Harapan Mulya, RT/RW: 001/010,

Kecamatan: Medan Satria, Kota: Bekasi, Provinsi:

Jawa Barat. Penulis memulai pendidikannya dari SDN

Rawa Bugel kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di MTs Annida Al-

Islamy RB setelah lulus dari (MTs), penulis melanjutkan pendidikannya di MA

Annida Al-Islamy RB, Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia (DMS), Pada semester akhir tahun 2014 penulis telah

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kritik Pembangunan Lagu Iwan Fals dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas XII”.