62
KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA ANDRE HIRATA DAN IMPLIKASINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh : Nama : Mohammad Robby NIM : 1688201047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA

KARYA ANDRE HIRATA DAN IMPLIKASINYA DENGAN

MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :

Nama : Mohammad Robby

NIM : 1688201047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

Page 2: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Mohammad Robby

Nim : 1688201047

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Kritik Sastra dalam Novel Orang-orang Biasa Karya

Andrea Hirata dan Implikasinya Pada Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Telah disetujui oleh Tim Pembimbbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal.

Tangerang, 23 April 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan

Pembimbing I,

Sumiyani, M.Pd

NBM. 819 886

....................................

Pembimbing II,

Dr. H. Supyan Sori,M.MPd

NPM. 120 4795

.....................................

Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd

NBM. 1094914

Page 3: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mohammad Robby

NIM : 1688201047

Program studi : Pendidikan bahasa dan sastra indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Uiversitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul skrpsi “kritik sosial dalam novel

orang-orang biasa karya Andrea Hirata dan implikasinya dengan materi

pembelajaran bahasa indonesia” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

senidri dan bukan merupaka plagiat atau jiplakan dari karya orang lain karena hal

tersebut melanggar etika yang berlku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Tangerang, 22 April 2020

Mohammad Robby

NIM. 1688201047

Page 4: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

iii

HALAMAN MOTTO

“Allah dan Surganya”

“Masa Depan Tergantung Apa yang Kita Lakukan Hari Ini”

-Kami Bukan Sarjana Kertas-

Page 5: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk,

• Kedua orangtua yang dengan ikhlas membesarkan dan mendo’akan anak-

anakmu, sungguh kalian manusia luar biasa yang telah tuhan ciptakan.

• Guru-guruku, yang ikut menyiram mimpi-mimpi ini.

Bu Zahro, SD Belimbing II

Pak Nasrudin, SMP Kosambi II

Pak Isar, SMAN 5 Kab.Tangerang

Pak Arry, Kepala Biro Teknologi dan Sistem Informasi

Pak Enawar, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

• Sahabatku yang sudah merawat mimpi-mimpi ini

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan.

Muhamad Andrian, Muhamad Sigit, Erik Setyawan.

Page 6: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim..

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas segala nikmat, petunjuk, dan

berkah-Nya yang selalu berlimpah atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Sholawat serta salam semoga selalu tersampaikan kepada Nabi Muhammad Saw

beserta keluarga, sahabat, dan kita sebagai pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan tersusunnya penelitian ini semoga apa yang penulis harapkan

dapat tercapai dengan sebaik-baiknya ilmu yang bermanfaat untuk makhluk hidup

di muka bumi.

Banyak krikil yang menghampiri dalam penyelesaian penyusunan skripsi

ini, tetapi semua harus penulis selesaikan sebaik-baiknya. Alhamdulillah semua

berjalan sesuai waktunya.

Dengan ketulusan hati dan tersenyum manis penulis mengucapkan terima

kasih yang teramat tulus kepada:

1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah

Tangerang

2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., MOS., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang

3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Tangerang, sekaligus dosen pembimbing satu

yang sudah memberikan bimbingan terbaik dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang

5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang

Page 7: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

vi

6. Dr. H. Supyan Sori, M.M.Pd, Dosen Pembimbing 2 yang memberikan

waktu, arahan, motivasi, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberian banyak ilmu pengetahuan kepada penulis selama belajar di

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

8. Segenap jajaran Biro Teknologi dan Sistem Informasi yang selalu

memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) FKIP Cabang Kota Tangerang

dan seluruh kader IMM yang selalu menyemangati diri dan memberikan

keceriaan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Sahabatku M.Sigit, M.Andrian, Erik S, Intan Yogita, Rijal, Dina, Eka,

Tania, Aisyah dan seluruh sahabat-sahabatku yang sudah menemani,

mengingatkan, dan mengajari untuk tetap semangat dalam menyusun

skripsi ini.

11. Kawan-kawan A1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah berjuang dari awal perkuliahan hingga selesainya penyusunan

skripsi ini.

12. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2016.

13. Seluruh pihak yang sudah bersedia membantu dengan ikhlas dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan barokah-Nya sebagai balasan atas

semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih teramat jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan arahan yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

dan bagi masyarakat luas. Aamiin.

Page 8: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

vii

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang, 23 April 2020

Penulis

Page 9: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. v

DAFTAR ISI....................................................................................................................... viii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ..................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6

F. Penjelasan Istilah dan Singkatan ............................................................................ 7

BAB II Kajian Pusaka ........................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................................ 8

A. Landasan Teori ....................................................................................................... 8

1. SASTRA ............................................................................................................... 8

2. Kritik Sastra ...................................................................................................... 11

3. Novel ................................................................................................................ 21

4. Sosiologi Sastra................................................................................................. 36

B. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 40

BAB III METODOOGI PENELITIAN ..................................................................................... 42

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................................................... 42

B. Waktu Penelitian .................................................................................................. 43

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ........................................................................ 44

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 44

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 46

Page 10: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

ix

F. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 46

G. Keabsahan Data ................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 51

Page 11: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

1

BAB I Pendahuluan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lahirnya karya sastra di tengah-tengah masyarakat merupakan

sebagai hasil imajinasi pengarang terhadap gejala-gejala sosial yang ada.

Sehingga, sebuah karya sastra mencerminkan berbagai masalah yang ada

di dalam masyarakat. Kritik sosial dalam sebuah karya sastra cerpen,

novel, puisi bahkan juga film dapat berupa sindiran atau tanggapan yang

sengaja ditulis pengarang dan ditujukan pada masyarakat yang mengalami

permasalahan dalam kehidupan sekitarnya. Dulu ada anggapan bahwa

seorang sastrawan adalah seorang plagiat. Sesuai dengan uraian tersebut

karya sastra tentunya berangkat dari kehidupan realita yang ada disekitar

pengarang, jika latar belakang lingkungan sekitar pengarang adanya

permasalahan pendidikan maka kritik sosial yang akan pengarang sajikan

tidak akan jauh dari sumber bahasan tersebut. Masalah sosial yang ada

didalam masyarakat pada umumnya seperti masalah kemiskinan, masalah

kejahatan, masalah fasilitas pendidikan yang kurang layak, dan masalah

ketidak adilan, masalah penggelapan uang rakyat dan mungkin masih

banyak lagi. Semua masalah yang hadir dalam masyarakat kemudian

dikemas dalam sebuah karya sastra yang meninggalkan kritik sosial.

Karya sastra bukan semata-mata kualitas otonom atau dokumentasi

social, melainkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

Page 12: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

2

masyarakat, (Nyoman, 2013). Karya sastra itu sendiri mencerminkan

kehidupan realita yaitu kehidupan yang benar adanya dalam lingkungan

sekitar pengarang. Pengarang tentu menulis kan sebuah karya sastra yang

dekat dengan kehidupannya, namun tidak semua yang mereka tulis terlihat

orisinil seperti aslinya, dalam hal ini pengarang menambahkan unsur

estetik dan imajiner agar karya sastra tersebut lebih menarik. Kajian kritik

sosial ini tentunya merupakan bagian dari pendekatan sosiologi sastra

karena memiliki hubungan yang sama yaitu masyarakat. Seperti novel

yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kritik sosial yang akan dibahas

yaitu kritik sosial pada pendidikan, kritik sosial pada kemiskinan dan

kritik sosial pada korupsi.

Seperti yang digambarkan pada novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata yaitu sebuah novel yang Andrea Hirata tulis untuk Putri

Belianti anak miskin yang cerdas dan mengalami kegagalan untuk masuk

Fakultas Kedokteran di Universitas Ternama. Pengarang mengawali

tulisannya dengan mengisahkan sembilan anak yang dijuluki penghuni

bangku belakang: Handai, Tohirin, Honorun, Sobri, Rusip, Salud, dan tiga

anak perempuan: Nihe, Diah, dan Junilah. Mereka dipindahkan

kebelakang karena dianggap bodoh. Selain itu mereka juga sering menjadi

bahan bully dari trio Bastardian dan duo Boron. Singkat cerita mereka

sudah ada yang bekerja dan menikah, namun kehidupan mereka tetap saja

miskin dan susah. Diah memiliki anak yang bernama Aini. Aini gadis

bodoh dan miskin yang awalnya tidak memiliki cita-cita karena sudah

Page 13: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

3

dikader ibunya untuk menjadi penjual mainan anak-anak meneruskan

pekerjaan ayah dan ibunya selama ini. Namun semenjak ayahnya

meninggal karena suatu penyakit yang Aini dan ibunya tidak ketahui, Aini

merasa penasaran dan bercita-cita menjadi dokter ahli. Setiap hari Aini

rajin belajar. Namun Aini sangatlah lemah pada pelajaran Matematika.

Sampai Aini mendatangi rumah guru Matematikanya, bahkan sampai

diusir Aini tetap datang setiap hari untuk belajar.

Usaha memang tidak menghianati hasil Aini gadis bodoh yang

tidak mungkin bisa lolos fakultas kedokteran akhirnya diterima, namun

keadaan ekonomi keluarganya membuat Diah ibu Aini pesimis untuk

membayar kuliah Aini di Fakultas Kedokteran. Karena hanya anak orang

kayalah yang bisa melanjutkan pendidikan semahal itu di Fakultas

Kedokteran. Semangatmya yang sangat besar tersebut membuat Aini tidak

pemisis, Aini memilih bekerja disebuah warung kopi dan menabung gaji

dari pekerjaannya. Disisi lain ibu Aini berusaha mencari jalan keluar dan

dibantu Sembilan temannya. Mereka menjalankan misi rahasia, misi besar

yang akan mengungkap kejahatan besar yang terjadi di dalam kota

Belantik. Mereka akan merampok dan singkat cerita hari perampokan pun

tiba, nyali mereka tidak sepenuhnya terkumpul. Perampokan bank

hanyalah pengalihan saja, yang sebenarnya mereka rampok adalah toko

emas milik Trio Bastardin, didalam toko emas tersebut menyembunyikan

kejahatan besar yaitu pencucian uang rakyat yang sama saja dengan

korupsi. Mereka berhasil membawa 18 miliyar uang haram tersebut. Diah

Page 14: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

4

tidak ingin membiayai kuliah Aini dengan uang haram, akhirnya mereka

bersepuluh sepakat menjual apa saja yang bisa dijual untuk biaya Kuliah

Fakultas Kedokteran Aini. Akhirnya Aini dapat meraih cita-cita nya dan

disisi lain kejahatan besar tersebut juga terungkap.

Berdasarkan uraian diatas penelitian novel Orang-Orang biasa

karya Andre Hirata menjadi menarik untuk dilakukan, masalah yang

menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana kritik sosial yang

digambarkan oleh novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata? Dengan

demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kritik sosial

yang digambarkan dalam novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata.

Kritik sosial sendiri adalah sebuah sindiran yang ingin disampaikan

pengarang lewat karya sastra karena terdapat keganjalan-keganjalan dalam

lingkungan masyarakat. Kritik sosial pada penelitian ini terfokus kan pada

kritik sosial pendidikan, kemiskinan dan korupsi atau kejahatan. Dan

implikasinya pada materi pembelajaran bahasa indonesia, siswa

diharapkan dapat mempelajari unsur intrinsik dan ekstrinsik.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat

diketahui bahwa novel Orang-orang Biasa Karya Andre Hirata banyak

mengandung kritik sosial yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca. Maka penulis memfokuskan masalah-masalah yang akan

dibahas tidak melebar kemana-mana, yaitu pada bentuk kritik sosial dalam

Page 15: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

5

Novel Orang-orang Biasa Karya Andre Hirata serta implikasinya pada

materi pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Bentuk Penyampaian Kritik Sosial pada Novel Orang-

orang biasa Karya Andre Hirata?

2. Bagaimana Implikasi antara kritik Sosial pada Novel Orang-orang

biasa Karya Andre Hirata dengan Materi pembelajaran di Sekolah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk penyampaian kritik dalam novel Orang-

orang biasa Karya Andre Hirata.

2. Mendeskripsikan Implikasi antara kritik Sosial pada Novel Orang-

orang biasa Karya Andre Hirata dengan Materi pembelajaran di

Sekolah

Page 16: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

6

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini senagai

berikut :

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan

keilmuan sastra Indonesia terutama dalam pengakajian novel dengan

pendekatan sosiologi sastra, juga hasil penelitian ini dapat memperluas

cakrawala apresiasi pembaca sastra Indonesia terhadap kritik sosial dalam

sebuah novel.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian karya sastra

Indonesia dan menambah wawasan kepada pembaca tentang kritik

sosial dalam hal pendidikan dan sosial.

2. Bagi Penulis

Melalui pemahaman mengenai perkembangan kritik sosial terkait

dengan pendidikan dan sosial diharapkan dapat membantu peneliti

dalam mengungkapkan makna yang terkandung dalam novel Orang-

orang Biasa Karya Andre Hirata.

3. Bagi Guru

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberi dampak positif

kepada guru dan dapat mengambil pelajaran untuk materi

pembelajaran bahasa Indonesia disekolah.

Page 17: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

7

4. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan yang positif terhadap

siswa mengenai pembelajaran sastra dengan memperhatikan kritik

terhadap karya sastra.

F. Penjelasan Istilah dan Singkatan

Untuk memberikan keterangan mengenai istilah dan yang terdapat

pada judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai istilah-

istilah dan singkatan yang digunakan, Yaitu :

1. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah visi dan misi yang penuh

dengan pesan berharga.

2. Kritik sosial adalah sebuah sindiran yang ingin disampaikan pengarang

lewat karya sastra.

3. Novel adalah sebuah karya yang mengisahkan kehidupan seseorang atau

beberapa tokoh, baik fiksi maupun nonfiksi.

4. Implikasi adalah Keterkaitan atau hubungan dalam suatu penelitian.

Page 18: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

8

BAB II Kajian Pusaka

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. SASTRA

a. Pengertian Sastra

Karya sastra merupakan pengungkapan kehidupan nyata

menjadi sebuah karya imajinatif yang indah untuk dinikmati.

Kehidupan dan realitas yang terdapat pada karya sastra memiliki

cakupan hubungan antara manusia dengan sosial yang menjadi

inspirasi. Karya sastra juga merupakan ide kratif yang dilakukan

untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui sebuah karya.

Kosasih (2008) berpendapat Sastra merupakan salah satu cabang

seni disamping seni lukis, tari, dan musik, sebagaimana karya-

karya seni lainnya, sastra merupakan produk budaya yang

mengutamakan keindahan (h.2). Jadi, sastra merupakan karya yang

mengutamakan keindahan sebagai unsur utama.

Sastra juga tidak terlepas dari kehidupan masyrakat,

menurut Wellek dan Warren (1990) sastra mempunyai fungsi

sosial tertentu, misalnya sebagai suatu reaksi, tanggapan, kritik,

atau gambaran mengenai situasi tertentu (h.111). Jadi, melalui

karya sastra, sastrawan berupaya menyampaikan kebenaran yang

Page 19: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

9

sekaligus juga kebenaran sejarah. Fungsi sastra ini dapat dilihat

pada karya yang merupakan dokumentasi sosial.

Nurholis (2019) sastra adalah karya kreatif hasil penciptaan

manusia yang bersifat ekspresif, imajinatif, dan estetis, serta

mempunyai nilai ajaran kebenaran dengan menggunakan bahasa

sebagai mediumnya (h.5). Dengan demikian, sastra merupakan

hasil imajinasi manusia yang memiliki nilai kebenaran kehidupan

dan dituangkan dalam bahasa.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

karya sastra merupakan rekaan atau hasil dari kehidupan nyata

yang di kreasikan dalam bahasa dan memperhatikan keindahan

sebagai salah satu unsurnya.

b. Fungsi Sastra

Menurut (Kosasih, 2008) Ada dua fungsi atau manfaat

membaca karya sastra, yaitu fungsi rekreatif dan fungsi didaktif.

1) Fungsi Rekreatif

Dengan membaca karya sastra, seseorang dapat

memperoleh kesenangan atau hiburan, yaitu bisa

menggembara, berekreasi, dan memperoleh suguhan kisah dan

imajinasi pengarang mengenai berbagai kehidupan manusia.

Jadi. dengan fungsi seperti ini sastra menjadi sebuah hiburan

bagi pembacanya melalui kisah-kisah yan menarik.

Page 20: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

10

2) Fungsi Didaktif

Dengan membaca karya sastra, seseorang dapat

memperoleh pengetahuan tentang seluk beluk kehidupan

manusia dan pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan

kebaikan yang ada di dalamnya.

Sedangkan menurut Sumardjo dan Saini (1988) ada beberapa

manfaat sastra (h.8), yaitu :

1) Karya sastra besar memberi kesadaran kepada pembacanya

tentang kebenaran-kebenaran hidup ini.

2) Karya sastra memberikan kegembiraan dan kepuasan batin.

3) Karya sastra besar itu abadi.

4) Karya sastra tidak mengenal batas kebangsaan, meskipun ditulis

berdasarkan keadaan setempat, namun sastra selalu berhasil

menunjukan hakikat kebenaran.

5) Karya sastra adalah karya seni, indah dan memenuhi kebutuhan

manusia terhadap naluri keindahan.

6) Membaca sastra juga dapat menolong pembacanya menjadi

manusia berbudaya. Manusia berbudaya yaitu manusia yang

responsif terhada apa-apa yang luhur dalam hidup ni.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

sastr memilii banyak manfaat, untuk diri sendiri sebagai

Page 21: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

11

kesadaran terhadap keenara-keenaran dalam hidup, dan juga

untuk orang lain sebagai suatu hiburan sekaligus nilai-nilai

kehidupan.

2. Kritik Sastra

a. Pengertian Kritik sastra

Sastra bukan hanya soal untaian kalimat yang indah, bukan

hanya isi hati dan perasaan antara pikiran (Nurholis, 2019). Sastra

mengandung visi dan misi yang penuh dengan pesan berharga.

Pesan tersebut mewakili perasaan seseorang, dirinya atau mewakili

orang lain, namun juga mengandung pesan politik, sosial, ekonomi,

ideologi dan keberagaman. Sumardjo dan Saini (1986) berpendapat

bahwa kritik adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni,

dalam hal karya sastra (h.21). Jadi, kritik adalah sebuah penilaian

terhadap sesuatu karya seni.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kritik ialah

kecaman atau tanggapan, kadang disertai uraian dan pertimbangan

baik terhadap satu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. wellek

dan warren dalam Pradopo, (2018) Kritik sastra merupakan salah

satu studi sastra. Studi sastra meliputi tiga bidang: teori sastra,

sejarah sastra, dan kritik sastra (h.92). Kritik sastra merupakan

studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara

langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan pada

Page 22: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

12

penialiannya. Jadi kritik sastra merupakan penialian terhadap karya

sastra secara langsung. Sedangkan menurut Fatimah (2016), kritik

sastra adalah kegiatan penelitian yang ditunjukan pada karya sastra

atau teks.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kritik

sastra bukan hnya untuk menunjukan keunggulan-keunggulan,

kelemahan, benar, da salahnya sebuah karya sastra dipadang dari

sudut pandang tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong

sastrawan untu mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan

juga mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara

lebih baik.

b. Jenis Kritik Sastra

Menurut Sumardjo & Saini (1988) membagi dua jenis

kritik sastra yaitu kritik sastra intrinsik dan kritik sastra ekstrinsik.

Kritik sastra intrinsik menganlisis sebuah karya berdasarkan bentuk

dan gayanya, atau membandingkan sebuah genre dengan genre

lainnya (membandingkan karya komedi dengan tragedi atau puisi

epik enganlirik, misalnya). Kritik intrinsik mengupas unsur-unsur

karya, menilai dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihannya

yang ada di dalam karya itu sendiri. Sedangkan kritik sastra

ekstrisik menghubungkan karya sastra itu dengan penuisnya,

pembacanya atau masyarakatnya, yakni hal-hal diluar karya sastra

Page 23: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

13

itu sendiri. Karya sastra ekstrinsik melibatkan disiplin ilmu sejarah,

filsafat, agama, antropologi, dan sebagainya (h.21). jadi, ada dua

jenis kritik sastra, satu intinsik yang mengulas unsur-unsur di

dalamnya, sedangkan kritik ekstrinsiknya menghubungkan karya

dengan pengarangnya.

Jenis-jenis kritik sastra dapat dikelompokan berdasarkan

bentuknya Pradopo (2018) kritik sastra teoritis dan kritik sastra

terapan atau praktik. Kritik sastra teoritis adalah prinsip-prinsip

kritik sastra sebagai dasar pengkritikan karya sastra. Sedangkan

kritik sastra praktik berupa penerapan teori atau prinsip kritik sastra

pada karya sastra (h.95).

Dari beberapa pendapat di atas penulis mengambil

kesimpulan bahwa jenis-jenis kritik sastra tentu sangat banyak,

jenis kritik sastra intrinsik yaitu kritik yang mengai unsur didalam

sastra tersebut, dan kritik sastra ekstriksik adalah kritik hal-hal diur

sastra itu sendiri seperti penulisnya, budaya dan sebagainya.

Sedangkan kritik sastra teoritis dan praktik adalah satu kesatuan

yang tidak bisa dipisahkan karna saling mengikat.

c. Fungsi Kritik Sastra

Dalam Fatimah (2016) menyatakan ada tiga fungsi kritik sastra

(h.11) yaitu:

1) Untuk membina dan mengembangkan sastra

Page 24: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

14

Fungsi utama kritik sastra adalah memelihara dan

menyelamatkan, serta mengembangkan pengalaman

manusia yang berwujud ebagai karya seni yang bernama

sastra.

2) Untuk membina kebudayaan dan apresiasi seni

Fungsinya untuk membina tradisi kebudayaan, membentuk

suatu tempat berpijak cita rasa yang benar, melatih

kesadaran, dan secara sadar pula mengarahkan pembaca

kepada pembinaan pengertian tentang makna dan nilai

kehidupan.

3) Untuk menunjang ilmu sastra

kritik sastra berguna untuk pembinaan dan pengembangan

ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan wadah

analisa karya sastra, anilisa struktur cerita, gaya bahasa,

teknik penceritaan dan lain sebgainya.

Dan dapat digolongkan fungsi kritik sastra menjadi dua :

a. Fungsi krtitik sastra utuk pembaca

1) Membantu memahami karya sastra.

2) Menunjukan keindahan yang terdapat dalam karya

sastra.

3) menunjukan parameter atau ukuran dalam menilai suatu

karya sastra.

Page 25: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

15

4) menunjukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari sebuah

karya sastra.

b. Fungsi kritik sastra untuk pengarang

1) mengetahui kekurangan atau kelemahan karyanya.

2) mengetahui kelebihan karyanya.

3) mengetahui masalah-masalah yang mungkin dijadikan

tema karangannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi sastra

memberika mepinailai baik atau buruknya suatu karya. Bermanfaat

juga untuk pengarang atau pencipta karya sastra.

d. Bentuk-bentuk kritik sosial

Kritik sosial adalah krtik tentang masalah-masalah yang terjadi

di masyarakat lalu di ukir dalam tulisan. Masalah Sosial adalah

masalah yang penting untuk dicermati oleh manusia di samping

masalah individu. Manusia sebagai makhluk sosial, membuat manusia

tidak bisa lepas dari berbagai realitas kehidupan. Sebagai makhluk

sosial manusia harus menciptakan tatanan kehidupan yang bebas dari

berbagai konflik, baik bersifat individu, maupun konflik yang

berkaitan dengan masalah sosial dengan masyarakat. Soekanto dan

Sulistyowati (2015) menyatakan bahwa masalah sosial timbul dari

kekurangan kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial

yang bersumber pada factor ekonomis, kemiskinan, pengangguran,

Page 26: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

16

dan sebagainya (h.314). Jadi masalah sosial adalah masalah yang

terjadi dikehidupan masyarakat dengan berbagai faktor.

Pada dasarnya masalah sosial sangat tergantung pada kondisi

masyarakat dan kurun waktunya. Sesuatu yang disebut masalah sosial

oleh suatu daerah, belum tentu menjadi masalah sosial bagu daerah

lainnya. Soekanto dan Sulistyowati (2015) menyebutkan ada bebrapa

masalah sosial yang umum terjadi di dalam suatu masyarakat, meliputi

:

a. Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan yakni masalah yang berhubungan

dengan masalah demografi, antara lain: bagaimana

menyebarkan penduduk secara merata dan bagaimana

mengusahakan penurunan angka kelahiran.

b. Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana

seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai

dengan taraf kehidupan dan juga tidak mampu memanfaatkan

tenaga mental, maupun fisiknya dalam kehidupan tersebut.

Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara

berdampingan tidak merupakan sebuah masalah sosial sampai

saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbul

nilai-nilai sosial yang baru. Dengan berkembangnya

perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf

Page 27: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

17

kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat,

kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu

individu sadar akan kedudukan ekonomisnya, sehingga mereka

mampu mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin.

Kemiskinan dianggap sebagai suatu masalah sosial apabila

perbedaan kedudukan ekonomis para warga masyarakat

ditentukan secara tegas. Hal ini terlihat di kota-kota besar di

Indonesia, seperti jakarta; seseorang dianggap miskin karena

tidak memiliki radio, televisi, atau mobil, sehingga lama-

kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran

bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu apakah dia

miskin atau kaya. Dengan demikian, persoalannya mungkin

menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang

merata.

c. Kejahatan

Seokanto menyatakan bahwa, “kejahatan yang paling

mendapatkan perhatian adalah white-collar crime, yang timbul

pada abad modern ini.” white-collar crime sendiri adalah

bentuk kejahatan yang terjadi yang dilakukan oleh orang-orang

yang memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat. Banyak

ahli beranggapan bahwa tipe kejahatan ini merupakan akses

dari proses perkembangan ekonomi yang terlalu cepat, dan

yang menekankan pada aspek material finansial belaka. Oleh

Page 28: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

18

karena itu , pada mulanya gejala awal ini disebut business

crime atau economic criminality. Memang, white-collar crime

merupakan kejahatan yang dilakukan oleh para pengusaha atau

pejabat di dalam menjalankan peranan fungsinya. Keadaan

keuangannya yang relatif kuat, memungkinkan mereka untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang oleh hukum dan

masyarakat umum dikualifikasikan sebagai kejahatan.

Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum

dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya karena

kekuasaan dan keuangnya yang dimilikinya dengan kuat.

Sukar sekali untuk memidana mereka sehingga dengan tepat

dikatakan bahwa kekuatan penjahat whitecollar crime terletak

pada kelemahan korban-korbannya.

d. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat

Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, yang

termasuk pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat

menurut soekanto. antara lain:

1) Pelacuran, diartikan sebagai suatu pekerjaan yang

bersifat menyerahkan diri sendiri kepada umum untuk

melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan

mendapatkan sejumlah uang.

2) Delinkuesi anak-anak, sorotan terhadap Indonesia

terutama tertuju pada pelanggaran yang dilakukan

Page 29: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

19

anak-anak muda di kelas sosial tertentu yang tergabung

dalam ikatan atau organisasi baik formal maupun semi

formal yang mempunyai tingkah laku yang kurang

disukai di masyarakat pada umumnya.

3) Alkoholisme, dapat diartikan sebagai gaya hidup

membudayakan alkohol.

4) Homoseksualitas, adalah orang yang cenderung

mengutamakan orang sejenis kelaminnya sebagai mitra

seksualnya.

e. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri

yang berlawanan, yakni keinginan untuk melawan (misalnya

dalam bentuk radikalisme, delikuensi, dan sebagainya) dan

sikap yang apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta

terhadap ukuran moral generasi tua). Generasi muda biasanya

mengahadapi masalah sosial dan biologis. Apabila seseorang

mencapai usia remaja, secara fisik dia telah matang, tetapi

untuk dapat dikatakan dewasadalam arti sosial masih

diperlukan faktor-faktor lainnya. Dia perlu banyak belajar

mengenai nilai dan norma-norma masyarakatnya. Pada

masyarakat bersahaja hal itu tidak menjadi masalah karena

anak memperoleh pendidikan dalam lingkungan kelompok

kekerabatan.

Page 30: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

20

f. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit

karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-

kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.

Disorganisasi keluarga terjadi pada masyarakat-masyarakat

sederhana karena suami sebagai kepala keluarga gagal

memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer keluarganya atau

mungkin karena dia menikah lagi. Dan di dalam zaman

modern ini, disorganisasi keluarga terjadi mungkin karena

konflik peranan sosial atas dasar perbedaan ras, agama, atau

karena faktor ekonomis.

g. Peperangan

Peperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulit

dipecahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Masalah

peprangan masyarakat berbeda dengan maslah soaial lain

karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus.

Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga

suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk

pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu

akomodasi.

h. Masalah Lingkunagn Hidup

Apabila seseorang membicarakan lingkungan hidup, biasanya

yang dipikirkan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada

Page 31: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

21

di sekitar manusia, baik individu maupun dalam pergaulan

hidup. Lingkungan hidup biasanya dibedakan dalam beberapa

kategori, yaitu : Lingkungan fisik, bologis dan sosial.

i. Birokrasi

Birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan

untuk mengerahkan tenaga dengan teratur dan terus-menerus

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atau dengan kata lain,

birokrasi merupakan organisasi yang bersifat hirarki, yang

ditetapkan secara rasional untuk mengordinasikan pekerjaan

orang-orang untuk kepentingan pelaksanaan tugas-tugas

administrative.

Dalam Penelitian ini kritik dan masalah sosial yang digunakan

adalah menurut Soekanto dan Sulistyowati. Seperti yang dikemukakan

di atas. Pendapat Soekanto dan Sulistyowati tentang, pengangguran,

kemiskinan, kejahatan, dan disorganisasi keluarga.

3. Novel

a. Pengertian Novel

Novel dalam kamus besar bahasa indonesia dimaknai

sebagai karangan prosa yang panjang mengandung ramngkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel berasal dari

bahasa italia, yaitu Novella yang berarti sebuah barang baru yang

Page 32: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

22

kecil, dalam perkembangannya novel diartikan sebagai sebuah

karya sastra dalam bentuk prosa. Menurut Kosasih (2008) Novel

adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh problematika

kehidupan seseorang atau beberapa yang dialami oleh tokoh

hingga tahap penyelesaiannya (h.54). jadi novel ialah sebuah karya

yang mengisahkan kisah hidup seseorang.

Menurut Waluyo (2017) Novel adalah bentuk prosa fiksi

yang paling baru dalam sastra indonesia karena baru ditulis sejak

tahun 1945-an oleh idrus, lewat novelnya yang berjudul aki (h.2).

jadi novel merupakan prosa fiksi baru di dalam sastra Indonesia.

Menurut Nurgiyantoro (2015) Novel berarti sebuah karya prosa

fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga

tidak terlalu pendek. Novel dapat mengemukakan sesuatu secara

bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih

detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang

kompleks (h.12). jadi novel merupakan karya fiksi yang

panjangnya cukup dan tidak terlalu Panjang, mengisahkan berbagai

masalah yang kompleks.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya

cukupan, mengisahkan berbagai masalah di kehidupan masyarakat.

Page 33: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

23

Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu

kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas,

novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling

berkaitan satu dengan yang lain secara era dan saling

menggantungkan. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang

kemudian secara bersama membentuk sebuah totalitas itu

disamping unsur formal bahasa, masih banyak lagi macamnya.

Namun, secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara

tradisional dapat dikelompokan menjadi dua bagian walau

pembagian itu tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang

dimaksud adalah unsur intrinsik dan ekstriksik. Kedua unsur inilah

yang sering banyak disebut para kritikus dalam rangka mengkaji

dan membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya.

b. Unsur Intrinsik

Menurut Nurgiyantoro, (2015) unsur intrinsik adalah unsur-

unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, unsur-unsur inilah

yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-

unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya

sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang

(secara langsung) turut serta membangun cerita (h.30). Unsur yang

terdapat dalam unsur intrinstik yaitu :

a) Tema

Page 34: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

24

Setiap sastra mengandung gagaan pokok atau yang biasa

disebut tema. Pengarang dalam menulis cerita bukan hanya sekedar

mau bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya.

Kosasih (2008) berpendapat bahwa tema adalah gagasan yang

menjalin struktur isi cerita, tema cerita menyangkut segala

persoalan, yaitu persoalan kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,

kecemburuan, dan sebagainya (h.55). Sedangkan Nurgiyantoro,

(2015) Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, gagasan

dasar umum, sebuah karya novel (h.117). jadi tema inilah yang

tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang

dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Ia selalu berkaitan

dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta,

pengalaman kehidupan, rindu, takut, sosial dan sebagainya. Dalam

hal tertentu, tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan

cerita.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

tema adalah sebuah gagasan yang menjadi dasar dalam sebua

cerita, dan berkaitan dengan berbagai macam masalah yang

terdapat dalam kehidupan manusia.

b) Plot/Alur

Plot/alur dengan jalan cerita memang tidak dapat

dipisahkan tetapi harus dibedakan, orang sering mengacaukan

kedua pengertian tersebut. Jaln cerita memuat kejadian, tetapi suatu

Page 35: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

25

kejadian ada karena ada sebabnya, ada alasannya yang

menggerakan kejadian cerita tersebuut adalah plot/alur.

Kosasih (2008) menjelaskan alur merupakan pola

pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.

Secara umum jalan cerita terbentuk atas bagian-bagian berikut ini

(h.58) :

a) Pengenalan situasi cerita (exposition)

Yaitu penganrang memperkenalkan para tokoh serta menata

adegan dan hubungan antartokoh.

b) Pengungkapan peristiwa (complication)

Pada bagian ini disajikan perisriwa awal yang

menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun

kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya

c) Menuju pada adanya konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan,

ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan

bertambahnya kesukaran tokoh.

d) Puncak konflik (turning Point)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks, inilah bagian

cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini

pula ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya,

misalnya berhasil tidaknya menyelesaikan masalah.

e) Penyelesaian (ending)

Page 36: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

26

Sebagai akhir cerita, bagian ini berisi penjelasan tentang

nasib-nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami

peristiwa puncak. Namun, ada pula novel yang

penyelesaian akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi

pembaca. Jadi, akhir cerita dibiarkan menggantung, tanpa

ada penyelesaian.

Alur disebut juga jalan cerita. Bentuk alur berupa

peristiwa-peristiwa yang disusun secara berkaitan menurut

hukum sebab-akibat dari awal sampai akhir cerita. Menurut

Nurhayati (2019) Alur cerita ada beberapa jenis. Secara

kualitatif, alur cerita terbagi dua (h.124), yaitu :

a) Alur erat

Pada alur erat, hubungan peristiwa satu dengan lainnya

sangat erat, dan padu sehingga tidak mungkin ada bagian

cerita yang diambil sebagaian saja. Alur jenis ini saling

terikat antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya

(h.124).

b) Alur Longgar

Pada alur ini, ada bagian cerita yang diambil dari cerita

yang telah diuraikan sebelumnya. Disebut karena adanya

degresu atau masuknya peristiwa lain ke dalam cerita

tersebut (h.124).

Page 37: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

27

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa

plot/alur adalah kekuatan sebuah cerita yang mengatur

jalannya cerita dari awal ampai akhir dan elemen-elemen

yang ada pada alur/plot yaitu, pengenalan, timbulnya

konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan

masalah.

c) Latar

Latar termasuk unsur intrinsik karya sastra, latar meliputi

latar tempat dan waktu. Tempat dan waktu yang dirujuk dalam

cerita bisa merupakan sesuatu yang faktual dan imajiner. Menurut

Sumardjo & Saini (1988) latar atau setting dalam fiksi bukan hanya

sekedar background artinya bukan hanya menunjukan tempat

kejadian dan kapan terjadinya. setting/latar bukan hanya

menunjukan tempat dan waktu tertentu tetapi juga hal-hal yang

hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran

rakyatnya, kegilaan merka, gaya hidup meraka, kecurigaan meraka

dan sebagainya (h.78). ini sesuai apa yang disampaikan

Nurgiyantoro (2015) latar dalam cerita fiksi tidak terbatas pada

penunjukan lokasi lokasi tertentu, atau sesuatu bersifat fisik saja,

melainkan juga yang berwujud tata cara, adat istiadat, kepercayaan,

dan nilai-nilai yang berlaku di tempat yang bersangkutan (h.306).

Dari beberapaa pendapat dapat disimpulkan bahwa latar

meliputu tempat dan waktu, tetapi bukan hanya sekedar itu saja

Page 38: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

28

melainkan latar lebih rinci dalm suatu wilayah dalam sebuah cerita

misalnya, adat istiadat, nilai-nilai, bahkan debu dalam sebuah

cerita.

Latar juga memilik beberapa unsur. Menurut Nurgiyato

(2015) berpendapat unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga

aunsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial budaya. Walau

masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat

dibicarakan secara sendiri, ketiga unsur itu pada kenyataannya

saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya (h.314)

a) Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah tempat-tempat karya sastra.

Unsur tempat yang diergunakan mungkin berupa tempat-

tempat dengan nama tertentu, inisial dan mungkin lokasi

tertentu tanpa nama jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah

tempat yang dijumpai dalam dunia nyata, misalnya jakarta,

Yogyakarta, Bangka belitung dan lain-lainnya yang terdapat

dalam novel orang-orang biasa. Tempat dengan inisial

tertentu, biasanya berupa huruf awal (Kapital) nama suatu

tempat, juga menyaran pada tempat tertentu, tetapi pembaca

harus memperkirakannya sendiri, Misalnya kota M, S, T. Latar

tempat yang tanpa nama jelas biasanya hanya berupa

Page 39: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

29

penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu,

misalnya desa, sungai, jala, hutam, kota dan sebagainya.

b) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya sastra. Masalahnya “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya

atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah, pengetahuan dan

persepsipembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian

dipergunakan untuk mencoba masuk kedalam suasana cerita.

c) Latar Sosial-budaya

Latar sosial-budaya menunjuk pada hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra. Tata cara

kehidupan masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks, ia dapat berupa kebiasaan hidup,

adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir

dan bersikap, dan lain-lainnya. Ketika mengankat latar tempat

tertentu ke dalam cerita pengarang perlu menguasai medan,

keadaan itu juga terlebih berlaku untuk latar sosial-budaya.

Pengertian penguasaan meda lebih terhadap pada penguasaan

latar. Jadi ia mencakup unsur tempat waktu, dan sosial-budaya

sekaligus. Latar sosial-budaya berperan menentukan apakah

Page 40: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

30

sebuah latar, khususnya latar tempat, menjadi khas, tipikal dan

fungsional, atau sebaliknya bersifat netral. Dengan kata lain,

untuk menjadi tipikal dan lebih fungsional deskripsi latar tempat

harus sekaligus disertai latar sosial-budaya, tingkah laku

kehidupan sosial masyarakat ditempat yang bersangkuta.

Dari ketiga unsur tersebut dapat disimpulkan bahwan

latar memiliki peran penting, terkait tempat, waktu dan

sosial/budaya dalam sebuah cerita karna akan menjelaskan

kondisi cerita yang dibuat sipengarang mengenai sebuah

kejadian.

d) Tokoh dan Penokohan

Merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra, di

samping tema, alur, sudut pandang, dan amanat. Plot atau alur

boleh saja dianggap sebagai tulang punggung cerita, namun kita

pun dapat mempersialkan: siapa yang diceritakan itu? Siapa yang

melakukan sesuatu dan dikenai sesuatu. Pembicaraan mengenai

tokoh dengan segala perwatakan dengan berbagai citra jati dirinya,

menurut Nurgiyantoro (2015) Istilah tokoh menunjuk pada

orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap

pertanyaan: “siapakah tokoh utama dalam novel itu”?, atau “ada

berapa jumlah tokoh novel itu?”. Daan penokohan itu menunjuk

pada sifat dan sikap para tokoh seperti yng ditafsirkan oleh

pembaca, lebih menunjuk pada kulitas pribadi seorang tokoh,

Page 41: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

31

penokohan sering juga disamakan artiny dengn karakter dan

perwatakan (h.247). sedangkan menurut kosasih (2008) Penokohan

adalah cara pengarang dalam menggambarkan dan

mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita (h.61).

Dengan demikian tokoh dan penokohan adalah dua hal

yang berbeda, tokoh adalah orang, pelaku cerita sedangkan

penokohan adalah watak yang tergambarkan dalam sebuah cerita.

e) point of view atau sudut pandang

sudut pandang, point if view, viewpoint, merupakan salah

satu unsur karya sastra yang oleh stanton digolongkan sebagai

mana sarana cerita, liteary device. Walau demikian hal itu tidak

berarti bahwa perannya dalam sastra tidak penting. Sudut pandang

haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab pemilihan

sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita. Reaksi

afektif pembaca terhadap sebuah cerita fiksi pun dalam banyak hak

akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang. Sudut pandang

menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2015) menunjuk pada cara

sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan

yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan

cerita dalam sebuah karya sastra kepada pembaca. Dengan

demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan atrategi,

teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk

mengemukakan gagasan dan cerita.

Page 42: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

32

Hal yang tidak berbeda pengertiannya dikemukakan oleh

Baldic dalam Nurgiyantoro (2015) yaitu bahwa sudut pandang

adalah posisi atau sudut mana yang menguntungkan untuk

menyampaikan kepada pembaca terhadap peristiwa dan cerita yang

diamati dan dikisahkan(h.338). Pemilihan posisi dan kacamata

pengisahan peristiwa dan cerita pada hakikatnya juga merupakan

teknik bercerita agar apa yang dikisahkan lebih efektik.

Sedangkan menurut kosasih (2008) Sudut pandang adalah

posisi pengarang dalam membawakan cerita titik posisi pengarang

terdiri atas dua macam yaitu berperan langsung sebagai orang

pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai

pengamat.

Dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa

pendapat bahwa sudut pandang adalah cara pengarang dalam

menyampaikan kepada pembaca terhadap peristiwa atau kejadian

cerita.

f) Amanat

Secara umum moral atau amanat menunjuk pada pengertian

(ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainnya. Kosasih (2008)

berpendapat bahwa amanat merupakan ajaran moral atau pesan

didaktis yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada

pembaca melalui karyanya. tidak jauh berbeda dengan bentuk

Page 43: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

33

cerita lainnya amanat dalam novel akan disimpan rapi dan

disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh

karena itu, untuk menemukannya, tidak cukup dengan membaca

dua atau tiga paragraf melainkan harus menghabiskannya sampai

tuntas.

Amanat atau moral dala karya sastra biasanya

mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan,

pandangannya tentang nilai-nilai pengarang yang bersangkutan,

pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang

ingin disampaikan kepada pembaca. Kenny dalam Nurgiyantoro

(2015) mengemukakan bahwa moral dalam karya sastra biasanya

dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran

moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan

ditafsirkan), lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca.

Sebuah cerita ditulis oleh pengarang untuk, antara lain,

menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Sastra

mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para

tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral atau amanat.

Melalui cerita, tingkah laku, sikap tokoh-tokoh itulah pembaca

diharapkan dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan moral yang

disampaikan atau diamanatkan.

Hampir semua novel diindonesia sejak awal

pertumbuhannya hingga sekarang ini mengandaung unsur pesan

Page 44: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

34

kritik sosial walau dengan tingkat intensitas yan tidak sama. Wujud

kehidupan sosial yang dikritik dapat bermacam-macam seluas

lingkup kehidupan sosial itu sendiri.

g) Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk mencipta

nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog yang mampu

memperlihatkan hubungan dan interaksi antar tokoh. kemampuan

sang penulis dalam menggunakan bahasa secara cermat dapat

menjelaskan suasana yang terus terang atau satiris Simpati atau

menjengkelkan, dan objektif atau emosional. bahasa dapat

menimbulkan suasana yang tepat guna bagi adegan yang seram

adegan cerita peperangan, keputusasaan, atau harapan. Gaya

bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau

bagaimana sesorang pengarang mengungkapkan sesuatu.

dikemukakannya Abrams dalam Nurgiyantoro, (2015). Gaya

bahasa ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pilihan

kata, struktur kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan

kohesi dan lain-lain.sedangkan menurut Sumardjo dan Saini (1988)

gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang pengarang memilih

tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya dalam

sebuah karya sastra (h.92). dengan kata lain gaya akan berubah jika

pengarangnya berbeda. Sependapat dengan itu Waluyo (2017)

Page 45: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

35

setiap pengarang selalu berusaha menciptakan bahasa yang khas,

lebih hidp, ekspresif dan estetis.

Dari beberapa pendapat dapat diambil kesimpulan bahwa

gaya bahasa adalah pengucapan bahasa dalam karya sastra oleh

pengarang dengan memainkan konflik, persoalan dan isi cerita

dalam sebuah karya sastra.

c. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar teks

sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun atau

sistem organisme teks sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat

dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun cerita

sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di

dalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh

(untuk tidak dikatakan: cukup menentukan) terhadap totalitas

bangun cerita secara keseluruhan. Wellek & warren (1956), walau

membicarakan unsur ekstrinsik tersebut cukup panjang, tampaknya

memandang unsur itu sebagai sesuatu agak negatif, kurang penting.

Pemahaman unsur ekstrinsik suatu karya, bagaimanapun, akan

membantu dalam hal pemahaman makna karya sastra itu mengingat

bahwa karya sastra tak muncul dari situasi kekosangan budaya.

Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik juga

terdiri dari sejumlah unsur. Unsur-unsur yang dimaksud (Wellek &

Wareen, 1956) antara lain adalah keadaan subjektivitas individu

Page 46: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

36

pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup

yang kesemuanya itu akan memengaruhi karya yang ditulisnya.

Pendek kata, unsur biografi pengarang akan turut menentukan

corak karya yang dihasilkan. Unsur ekstrinsik berikutkan adalah

psikologi, baik yang berupa pengarang (yang mencakup proses

kreatifinya), psikologi pembaca, maupaun penerapan prinsip

psikologi dalam karya. Keadaan lingkungan pengarang seperti

ekonomi, politik, dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya

sastra. Unsur ekstrinsik lain misalnya oandangan hidup suatu

bangsa, berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.

4. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dar kata sosiologi dan sastra. Sosiologi

berasal dari akar kata Sosio (yunani) (socius berarti bersama-sama,

bersatu, kawan, dan teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan,

perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami perubahan

makna, sosio/socius berarti masyarakat, logi/logos berarti ilmu. Jadi

sosiologi artinyanilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi)

masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan

hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional,

dan empiris. Sastra dari akar kata sas (sansekerta) berarti

mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan intruksi, akhiran tra

berarti alat, sarana. Jadi, sastra berrti kumpulan alat untuk mengajar,

buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata satra

Page 47: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

37

bersifat lebih spesifik sesudah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu

kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya yang baik. Ratna (2013)

memaparkan berbagai definisi sosiologi sastra dan menyebutnya

dengan istilah hakikat untuk mempertajam pengertian soiologi sastra

yang sering disalahtafsirkan. Perbedaan antara sastra dan sosiologi

merupakan perbedaan hakikat, fiksi, dan fakta (h.1).

Nurholis (2019) Sosiologi merupakan ilmu kategoris yang

terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat (h.1). Oleh karena itu, soiologi tidak memiliki

kemampuan untuk membuat sesuatu yang belum terjadi dan jua bukan

merupakan ilmu yang mengkaji sesuatu yang seharusnya terjadi.

Misalnya, keragaman budaya yang ada di indonesia, hal ini

merupakan sesuatu yang secara turun-temurun diwarisi dari nenek

moyang angsa indonesia.

Menurut penjelasan Rtzer dalam Nurholis, (2019), sosiologi

merupakan disiplin ilmu tetnag masyarakat yang melandaskan

masyarakat pada tiga paradigma, yaitu paradigma fakta-fakta sosial

berupa lembaga sosial dn struktur sosial yang dianggap sebagaisesuatu

yang nyata, yang berapa di luar individu. Sosiologi mencoba

mempelajari segala sesuatu tentang manusia dalam masyarakat, baik

dalam ubungan antara individu dan kelompok(h.2). Jadi sosiologi

aalah ilmu yang mempelajari seluk beluk masyarakat baik secara

Page 48: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

38

ekonomi, politik, yang pada gilirannya akan membentuk interaksi

sosial, kelompok sosial, dan lembaga-lembaga sosial.

Karya sastra tidak jauh berbeda dengan sosiologi yakni

berhubungan dengan masyarakat. Endraswara dalam Nurholis, (2019)

sastra merupakan tiruan atau cerminan kehidupan msyarakat.

Meskipun demikian, sastra tetap diakui sebagai ilusi, fiksi atau

khayalan dri kenyataan. Sastra bukan merupakan jiplakan atau salinan

dari kenyataan, tetapi kenyataan yang telah ditafsirkan. Kenyataan

tersebut bukanlah salinan yang kasar, tetapi refleksi halus dan estetis

(h.4).

Karya sastra memiliki nilai kreatif dan estetis yang sangat

dominan yang tertuang dalam tulisan-tulisan kreatif pengarangnya.

Sastra memiliki bahasa yang khas dengan bulatan-bulatan kata indah

karena sastr merupkan seni kreatif. Dengan demikian ini sesuai

dengan pemikiran Sabrina dalam Nurholis (2019) bahwa karya sastra

merupakan hasil kreatif pikirian, perasaan, dan perbuatan manusia

yang disusun dalam bentuk teks (h.5).

Dengan demikian berdasarkan definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa sastra adalah tiruan kehidupan yang kreatif

penciptaan manusia bersifat imajinatif dan estetis serta menggunaka

bahasa sebgai medianya. Demikian maka sosiologi sastra merupaka

titik pandang terhadap sastra. Sosiologi sastra merupakan ilmu tentang

interdisiplin, yang memperhatikan ihwal estetis dan fakta

Page 49: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

39

kemanusiaan. Sosiologi sastra sebgaia sebuah metode yang

memahami manusia melalui fakta imajinatif memerlukan paradigma

yang kukuh.

Dalam Nurholis (2019:20) ada beberapa bidang pokok sasaran

soiologi sastra dapat diperinci sebagai berikut :

a. Konteks soisal pengarang

Berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakt

dan berkaitan dengan masyarakat pembaca. Dalam bidang pokok ini

termasuk juga faktor-faktor sosial yang dapat memengaruhi karya

sastranya.

b. Sastra sebagai cermin masyarakat

Sastra sebagai cermin masyarakat, yitu sejauh mana sastra

dianggap mencerminkan keadaan masyarakat karena hal-hal berikut :

1) banyak ciri masyarakat yang ditampilkan dalam karya sastra itu

berlaku lagi waktu ia ditulis.

2) Sifat ‘lain dari yang lain’, sesorang sstrawan sering

memengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial

dalam karyanya.

3) Genre sastra sering merupaka sikap sosial kelompok tertentu,

bukan sikap sosial seluruh masyarakat.

4) Sastra berusha menampilkan keadaan masyarakat secermat-

cermatnya.(H.20)

Page 50: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

40

B. Penelitian yang Relevan

Hasil dari penelitian Dyah Ayu Andita, kritik sosial dalam novel

berjuta-juta dari deli karya Emil. W.Aulia prodi pendidikan bahasa dan

sastra indonesia universitas sebelas maret surakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kritik sosial, nilai sosial, struktur dan

iplikasinya dalam bahan pengajaran dalam novel Berjuta-juta dari Deli

Karya Emil W.Aulia. adapun dalam penelitian tersebut terdapat nilai

pendidikan dan patriotisme dan relevansinya dalam pembelajaran

disekolah. Perbedaan penelitian ini dengan dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah objek kajiannya. Penelitian ini objeknya adalah Berjuta-

juta dari Deli Karya Emil W.Aulia sedangkan dalam penelitian yang akan

dilakukan objeknya novel Orang-orang Biasa Karya Andera Hirata.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Galuh Candra Wisesa,

prodi Komunikasi dan Penyiar Islam Universitas Islam Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Dengan judul kritik sosial terhadap perilaku masyarakat

urban dalam film Jakarta Magrib. Penelitian ini bertujuan mendapatkan

kritik sosial yang terdapat pada film Jakarta Magrib yaitu perilaku

masyaraat urban gya hidup masyarakat urban. Dalam penelitian ini

ditemukan perilaku individualisme, kenakalan remaja, modernisme.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis

lakukan adalah objeknya kajiannya. Penelitian ini objeknya film Jakarta

Page 51: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

41

Magrib sedangkan penelitiann yang akan penulis lakukan yaitu novel

Orang-orang Biasa Karya Andera Hirata.

Page 52: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

42

BAB III ME TODOOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan metode content analysis atau analisis isi. Menurut Sugiyono

(2020) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme atau enterpretif, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan secara tringgulasi

(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh

cenderung kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil

penelitian kualitatif bersifat untuk memahami makna, memahami

keunikan, mengkontruksikan fenomena, dan menemukan hopotesis (h.9).

Hudhana (2018) pada metode analisis isi yang diutamakan adalah isi dari

suatu komunikasidalam penelitian sastra (h.101). metode ini leih

memperhatikan isi komunikasi dalam karya sastra. Prastowo dalam

Sulaeman dan Goziyah, (2019) analisis isi adalah suatu metode yang

teknik penelitiannya dilakukan dengan membentuk inferensi scara

kontekstual (h.286). Sedangkan menurut Sulaeman dan Goziyah, (2019)

dalam analisis isi, pesan, atau informasi yang diperoleh dicatat secara

sistematis, kemudian diinterprestasikan oleh peneliti. (h.227). metode

analisis isi yang digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam

Page 53: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

43

penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Orang-orang Biasa

karya Andrea Hirata.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Ratna (2013) mengatakan bahwa “sosiologi adalah ilmu objektif kategoris,

membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini, (das sein). Bukan apa

yang seharusnya terjadi (das sollen). Sebaliknya, karya sastra lebih jelas

bersifat evaluatif, subjektif dan imajinatifa” (h.2). dari pendapat tersebut

terlihat bahwa sosiologi merupakan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan

sebenarnya, sedangkan dalam sebuah karya sastra, kehidupan dapat dibuat

sesuka hati karena bersifat personal dan khayali.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bukan bersifat statis melainkan sebuah

analisis yang dinamis yang dapat terus dikembangkan. Adapun waktu

penelitian ini dimulai dari pengajuan judul skripsi sampai pada ujian

skripsi yang telah ditentukan.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Kegiatan Waktu Ket

1 Pengajuan Judul Agustus-November

2019

Terlaksana

2 Bimbingan Proposal Desember-Mei

2020

Terlaksana

3 Seminar Proposal Mei 2020 Terlaksana

4 Bimbingan dan revisi Juni 2020 Terlaksana

Page 54: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

44

hasil seminar

5 Pembuatan instrumen

penelitian

Juni 2020 Terlaksana

6 Pengumpulan data Juli 2020 Terlaksana

7 Pengumpulan dan

analisis data

Juli 2020 Terlaksana

8 Ujian skripsi Agustus 2020 Terlaksana

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber pada penelitian ini adalah buku novel Orang-orang Biasa

karya Andrea Hirata. Adapun jumlah halaman dalan novel ini adalah 300

halaman dan diterbitkan oleh Bentang, Yogyakarta 2019. Jenis data yang

akan dianalisis adalah kritik sosial, adapun jenis penelitian ini dapat

dikelompokan menjadi data seperti berikut ini :

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber utama.

Data primer dari penelitian ini adalah Novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata.

2. Data sekunder dari penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari

buku referensi yang berkaitan dengan objek yang menjadi peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi

pustaka yaitu dengan menganalisis isi novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata, Pada analisis ini penulis membaca dan menyimak

Page 55: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

45

kemudian mencatat dokumen-dokumen yang diambil dari data primer

yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Adapun langkah-

langkah pengumpulan data dalam novel Orang-orang Biasa karya Andrea

Hirata, Yaitu :

1. Membaca secara cermat novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata.

2. Mencatat bagian yang menggambarkan unsur budaya dalam

novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata.

3. Mengelompokan data yang sedang dianalisa khusunya

kritik sosial pada novel Orang-orang Biasa karya Andrea

Hirata.

4. Menganalisis kritik sosial novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata dan implikasinya dengan materi

pembelajaran disekolah.

Page 56: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

46

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam pelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hasil kerja

pengumpulan data kemudian dicatat dalam alat bantu penelitian yng

berupa kartu tanda. Hal ini untuk memungkinkan pekerjaan secara

sistematis

Tabel 3.2

Instrumen analisis kritik sosial

novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata

dan implikasinya pada materi ajar bahasa indoneseia

No Kutipan Disorganisasi

Keluarga

Kemiskinan Kejahatan Ket

1.

2.

3.

4.

5.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan sebagai alat untuk menjawab

rumusan masalah atau menguji hipotesisi yang telah dirumuskan dalam

penelitian. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif

dan analisi digunakan metode kualitatif. Langkah-langkah analisi data

yang dilakukan yaitu :

1. Reduksi Data

Page 57: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

47

Dalam mereduksi data lebih memfokuskan pada hal-hal yang

penting dicari. Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan

dengan masalah yang akan dianalisis dalam hal ini tentang kritik sosial

yang berkenaan yang terdapat dalam novel Orang-orang Biasa karya

Andrea Hirata.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, kemudian dilakukan penyajian. Sehingga

diperoleh deskripsi tentang kritik sosial yang dikemukakan pengarang

pada novel Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata.

3. Kesimpulan/verifikasi

Pada tahap ketiga dibuat penarikan kesimpulan tentang hasil

analisis yang diperoleh dalam bentuk teks yang terdapat dalam novel

Orang-orang Biasa karya Andrea Hirata. Sehingga hasil yang

diperoleh benar-benar valid.

Ketiga langkah tersebut saling berberkaitan maka dari itu

harus dilakukan secara terus-menerus mulai dari awal sampai dengan

penelitian berakhir.

G. Keabsahan Data

Untuk meyakinkan bahwa deskrikpsi data yang disajikan diatas

adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan teknik

pejaminan keabsahan melalui : confirmability, credibility, transferability,

dependenbility.

1. Objektifitas (confirmability)

Page 58: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

48

Bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk mencapai

kondisi objektif. Untuk mencapai keobjektivitasan maka peneliti telah

membuat desain penelitian secara baik dan benar, fokus penelitian

ditepatkan, kajian teori yang serelevan mungkin, melakukan teknik

pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan dalam

penelitian, analisis data dilakukan secara benar dan hasil penelitian

yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Kesahihan Internal

a. Meningkatkan Ketekunan

Penulis melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Penulis juga meningkatkan ketekunan

membaca berbagai referesnsi dan hasil penelitian terkait.

b. Triangulasi

Ada empat jenis triangluasi yaitu, tringuluasi data,

triangluasi metode, trianglusi teori dan triangluasi peneliti yang

meliputi teknik diskusi dan teknik seminar. Dari keempat

triangluasi tersebut yang dipandang relevan dengan penelian ini

adalah triangluasi metode.

Triangluasi metode merujuk kepada teknik pengabsahan

data dengan jalan mengumpulkan data lain yang bersesuaian

berdasar penggunaan metode lain. Kalau data primer (kesesuaian

anara data empiris dengan rujukan). Data sekunder yang

Page 59: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

49

memvalidasi dengan cara metode seperti interview arau

wawancara.

Wawancara atau konsultasi diajukan kepada mereka yang

memiliki otoritas atau wewenang keilmuan yang terkait. Dalam

konteks ini, karena penulis merupakan mahasiswa yang berada

dalam biingan dosen, maka dosen pembimbinglah yang dipandang

memiliki otoritas. Dosen pembimbing itulah yang menguji atau

mengecek kembali data primer samai data tersebut benar-benar

valid.

c. Diksusi Teman Sejawat

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan

mendiskusikan hasil penelitian yang masih bersifat sementara

kepada teman-teman yang sedang atau pernah mengadakan

penelitian dengan fokus penelitian pada konflik, kritik sosial, dan

nila-nilai sosial karya sastra. Pertanyaan dan saran pada saat

diskusi dicatat dan dijadikan bahan perbaikan hasil penelitian

sementara.

3. Kesahihan Eksternal

Tahapan ini bekenaan dengan hasil penelitian yang dapat ditransfer

oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, untuk

Page 60: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

50

mencapai kesahihan eksternal penulis meneliti dengan sistematis, rinci,

jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.

4. Ketrandalan

Keterandalan adalah berupa bentuk untuk menguji dan sudah

tercapainya data dalam sebuah penelitian. Maka dengan ini, penulis

siap apabila data yang disajikan akan dilakukan audit kembali terhadap

keseluruhan penelitian yang dimulai dari menentukan fokus masalah,

memasuki lapangan pengambilan data penelitian, analisis data

penelitian, uji keabsahan penelitian sampai pada simpulan penelitian.

Page 61: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. 2017. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fatimah. 2016. Kritik Sastra. Jakarta.

Hirata, Andrea. 2019. Orang-orang Biasa. Yogyakarta: Penerbit Bentang.

Hudhana, Winda D. 2018. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Samudra Biru

Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: PT Perca.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Nurhayati, Enung. 2019. Cipta Kreatif Karya sastra. Bandung: Ytrama Widya

Nurholis, 2019. Pengantar Sosiologi Sastra. Bandung: CV Pustaka Setia.

Pradopo, Rachmat D. 2018. Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan Penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman K. 2013. Paradigma Sosiologi sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, S & Sulistyowati B. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Persindo

Persada

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta

Sulaeman, A & Goziyah. 2019. Metodologi Penelitian Bahasa dan sastra. Jakarta: Edu

Pustaka.

Sumardjo, S & Saini. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Teeuw, A. 2015. Sastra dan Teori Sastra. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya.

Waluyo, Herman J. 2017. Pengkajian dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Ombak.

Page 62: KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ORANG-ORANG BIASA KARYA …

Wellek, R & Warren, A. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.