20
147 Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi... Aris Nurlailiyah An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587 Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi, Pendidikan Inklusif, dan Pendidikan Integrasi (Studi Pendidikan di Perguruan Tinggi Yogyakarta) Aris Nurlailiyah STIQ An-Nur Yogyakarta [email protected] Abstrak Ayat-ayat Al-Qur’an menjadikan Islam kaya dengan teori. Teori yang terkandung di dalamnya dijadikan kutipan oleh Sarjana Pendidikan Islam sebagai dasar Pendidikan Islam. Teori membawa kritik penafsiran yang ada di Indonesia memiliki konsep besar. Konsep penafsiran Quran menjadi ruang penelitian bagi permasalahan living Al Qur’an. Penafsiran Al-Qur’an tentang pendidikan mengakibatkan ahli pendidikan Islam yang menafsirkan ayat pendidikan di dibagi ke dalam tiga konsep pendidikan. Tiga konsep bahwa praktisi pendidikan digunakan membuat penafsiran al-Quran menjadi bermasalah. Tulisan ini mencoba untuk melihat kritik penafsiran yang ada dalam living Quran pada konsep pendidikan yang digunakan praktisi pendidikan dalam menerapkan model pembelajaran. [Qur’an verses with making Islam is rich with theory. The theory contained in it made the quote by scholars of Islamic education as the basis of Islamic education. The theory brought criticism of the interpretation that exists in Indonesia had a great concept. The concept of exigesis Quran examines on every problem raised in the living Qur’an. Exsigesis of the living Qur’an about education resulted in Islamic education experts interpret the education in his divided into three concept of education. Three concepts that used educational practitioners make exsigesis al-Quran becomes problematic. This paper tried to see criticism of the interpretation that exists in living Quran on the concept of education which used educational practitioners in applying the model of learning.] Kata Kunci: ayat-ayat pendidikan, pendidikan segregasi, pendidikan inklusif, pendidikan integratif.

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

147Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi, Pendidikan Inklusif, dan Pendidikan Integrasi

(Studi Pendidikan di Perguruan Tinggi Yogyakarta)

Aris Nurlailiyah STIQ An-Nur Yogyakarta

[email protected]

AbstrakAyat-ayat Al-Qur’an menjadikan Islam kaya dengan teori. Teori yang terkandung

di dalamnya dijadikan kutipan oleh Sarjana Pendidikan Islam sebagai dasar Pendidikan Islam. Teori membawa kritik penafsiran yang ada di Indonesia memiliki konsep besar. Konsep penafsiran Quran menjadi ruang penelitian bagi permasalahan living Al Qur’an. Penafsiran Al-Qur’an tentang pendidikan mengakibatkan ahli pendidikan Islam yang menafsirkan ayat pendidikan di dibagi ke dalam tiga konsep pendidikan. Tiga konsep bahwa praktisi pendidikan digunakan membuat penafsiran al-Quran menjadi bermasalah. Tulisan ini mencoba untuk melihat kritik penafsiran yang ada dalam living Quran pada konsep pendidikan yang digunakan praktisi pendidikan dalam menerapkan model pembelajaran.

[Qur’an verses with making Islam is rich with theory. The theory contained in it made the quote by scholars of Islamic education as the basis of Islamic education. The theory brought criticism of the interpretation that exists in Indonesia had a great concept. The concept of exigesis Quran examines on every problem raised in the living Qur’an. Exsigesis of the living Qur’an about education resulted in Islamic education experts interpret the education in his divided into three concept of education. Three concepts that used educational practitioners make exsigesis al-Quran becomes problematic. This paper tried to see criticism of the interpretation that exists in living Quran on the concept of education which used educational practitioners in applying the model of learning.]

Kata Kunci: ayat-ayat pendidikan, pendidikan segregasi, pendidikan inklusif, pendidikan integratif.

Page 2: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

148

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

A. Pendahuluan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menjamin tidak adanya perbedaan bagi setiap warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi. UU no. 4 tahun 1997 bahwa difabel berhak mendapatkan layanan pendidikan yang layak pada semua level. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anak berhak memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya dalam pendidikan.

Pendidikan merupakan hak semua warga Indonesia tanpa melihat agama, suku, kulit, fisik atau kemampuan otak. Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak, berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama sebagai peserta didik, berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin kehidupan sosial yang harmonis serta berhak di pandang sama dan tidak mendapatkan diskriminasi dalam pendidikan.

Realitanya, pendidikan untuk difabel di Indonesia masih termarjinalkan, khususnya pada pendidikan tinggi.1 Di Yogyakarta yang menjadi icon pendidikan inklusif hanya ada 2 kampus, yaitu UIN Sunan Kalijaga dan Univ. Negeri Yogyakarta yang mau menerima mahasiswa difabel dengan berbagai peraturannya. Secara filosofi inklusi diartikan sebagai affirmative action untuk mengakomodasi pendidikan bagi peserta didik dengan difabilitasnya. Pengertian luas ini, secara fundamental menunjukkan kepada praktek integrasi di mana peserta berkebutuhan khusus dituntut untuk menyesuaikan diri dengan mainstream.2

Pelaksanaan pendidikan inklusif masih belum mampu menjawab kebutuhan serta kualitas pendidikan itu sendiri. Di satu pihak kesiapan perguruan tinggi juga perlu ditanyakan ulang, terkait dengan ketersediaan

1 Andayani Rof’ah dan Muhrisun Afandi, Inklusi pada Pendidikan Tinggi: Best Practices Pembelajaran dan Pelayanan Adaptif bagi Mahasiswa Difabel Netra (Yogyakarta: Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD), 2010), hlm. 1.

2 Andayani Rof’ah dan Muhrisun Afandi, Inklusi pada Pendidikan Tinggi... hlm. 7.

Page 3: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

149Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

media belajar, infra struktur, serta berbagai fasilitas yang aksesibel. Sementara di pihak lain, pengayaan soft resources yang berupa penguasaan pemahaman pengajar serta manajemen lembaga pendidikan, kemampuan mengelola pembelajaran dalam setting inklusi, melakukan sistem penilaian, serta modivikasi kurikulum yang menjadi konsekwensi logis dari pendidikan inklusif juga masih menjadi problem perdebatan yang panjang.

Dipandang dari perspektif Islam, dalam Al Qurandiambil 27 ayat pendidikan populer yang dikumpulkan oleh penulis, disini baik secara tersurat ataupun tersirat tidak nampak lafadz yang menjelaskan tentang pendirian sebuah instansi pendidikan,meskipun ayat-ayat ini ditarik dan digunakan sebagai dasar dari pendidikan Islam dan komponen-komponennya. Menurut analisis penulis, ayat-ayat tersebut hanya berisi tentang semangat untuk menjadi orang yang berilmu, contohnya saja lafadz yaddabbaru pada surat Shod: 29, lafadz ‘alama pada surat al Alaq: 1-5, al Mujadalah: 11, Arrahman: 1-4 dan lain sebagainya.

Istilah pendidikan memiliki penyebutan yang berbeda di beberapa Negara, di Indonesia sendiri term ini lebih terkenal dengan kata “tarbiyah”, di Malaysia “ta’dib” di timur tengah “tadris” dan “ta’lim”. Perbadaan ini menjadi perdebatan tersendiri pada masanya, namun ada hal-hal yang fundamental untuk diketahui yaitu ayat al Quran yang menjadi dasar untuk pelaksanaan pendidikan Islam terkhusus pelaksanaan pendidikan inklusif.

B. Pembahasan

1. Istilah PendidikanPendidikan Islam memiliki beberapa istilah yang disandarkan

kepada etimologi pembahasaannya, di antaranya tarbiyah, ta’lim, ta’dib3. Sebenarnya. Tidak hanya tiga kata ini, ada beberapa kalimat

3 Irsyad Djuwaeli, Pembaruan Kembali Pendidikan Islam (Jakarta: Karsa Utama Mandiri

Page 4: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

150

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

yang secara bahasa di artikan pendidikan “riyadah, tazkiyah, tabyin” dan lain sebagainya. Namun, pembahasan kali ini hanya akan dibahas tiga kalimat yang sering menjadi perdebatan di antara pakar pendidikan. Sebagaimana Athiyah Al Abrasy dengan konsep “tarbiyah”, Muhammad Naquib Al Attas dengan konsep “ta’dib” dan Abd. Fattah Jalal dengan konsep “ta’lim”.Sebagaimana konfrensi pertama di Makkah yang menyatakan,

The meaning of educational in it totality in the context of Islam is inheren in the connotation of the terms tarbiyah, taklim, and tadib taken together.What each of these terms conveys cocrening man and his society and environment in relation to God is related to the others, and together they represent the scope of education in Islam, both formal and non formal.4

Sehingga istilah tarbiyah digunakan untuk menyebut pendidikan Islam. Akan tetapi ada beberapa Negara seperti Malaysia yang sering menggunakan istilah ta’dib dalam menyebut pendidikan Islam.

a) Kata tarbiyah

Istilah tarbiyah dalam bahasa Arab berasal tiga kata, pertama, berasal dari kata “rabba yarbu” yang berarti “bertambah dan tumbuh. Kedua, berasal dari kata “rabiya-yarba” tumbuh dan berkembang. Ketiga, berasal dari kata “rabba-yarubbu” yang artinya memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara.5

Berbagai makna dalam lafadz tarbiyah, secara garis besar memberikan arti memperbaiki secara bertahap dan berkesinambungan. Dalam proses pendidikan, pendidik dan segala komponen-komponennya berusaha

dan PB. Mathlo’ul Anwar, 1998), hlm. 4.4 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel, Dasar-Dasar Kependidikan Islam: Suatu

Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Surabaya: Karya Abdiyatama, 1996), hlm. 13.5 Ali Anas Nasution, “Konsep Dasar Pendidikan Islam: Istilah Term Pendidikan Islam

Dalam Al-Qur’an”, Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 01, hlm. 5. Lihat juga Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam (Bandung: Dipenogoro, 1996), hlm. 30-33.

Page 5: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

151Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang berakhlak baik, berilmu, bertakwa dan mandiri.

Al Quran menyebutkan kata رب dengan jumlah1241 pada 1069 ayat6 Arrahman: 17, Al Waqiah: 37,55, Al Mudatsir: 3, 7, Al Muthoffin: 28, Assyuara’: 26, Asshoffat: 126, dll-- denga berbagai bentuk kalimatnya.

Menurut Muhammad Athiyah Al Abrasy, istilah tarbiyah lebih tepat digunakan,7 karena mencakup keselurushan aspek dan komponen-komponen pendidikan, berbeda dengan ta’lim yang memberikan makna pendidikan hanya pada batas tertentu yaitu transfer of knowledge. Sementara, pendidikan Islam tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi anak yang berilmu, namun juga harus memiliki kecerdasan emosional dan ketakwaan yang baik.

b) Kata ta’lim

Istilah ta’lim berasal dari kata dasar “alama – ya’lamu” yang berarti mengecap atau memberi tanda. Berasal dari kata dasar “alima- ya’lamu” yang berarti mengerti atau memberi tanda. Dalam alQuran istilah ini berjumlah 582 kata di 484 ayat.8 Bentuk katanya bervariasi ada fiil madhi, mudlorek, isim tafdhil dan sebagainya. lafadz-lafadz ini bisa ditemui pada Arrahman: 2,4, al Alaq: 5, Attakasur: 5, Al Insyiqaq: 23, al Anbiyah: 11, al Kahfi: 66 dan lain sebagainya.

Ta’lim adalah proses penyampaian pengetahuan dan penyadaran diri akan fitrah beserta tugas-tugas kemanusiaan yang diaplikasikan dalam kehidupan real-nya.9Begitu juga menurut Abdul Fatah Jalal, ta’lim memiliki cakupan yang lebih luas dari tarbiyah yaitu mencakup seluruh

6 Softwer Zekr7 Muhammad 'Athiyah al-Abrasyi, at-Tarbiyah al-Islamiyah wa Fafasifatuha (Kairo: Isa

al-Babi al-Halabi, 1975), cet. 3, hlm. 34.8 Softwer Zekr9 Irsyad Djuwaeli, Pembaruan Kembali Pendidikan Islam .. hlm. 4.

Page 6: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

152

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

fase kehidupan manusia.10Istilah ini memiliki keywords memelihara dan mendidik peserta didik mulai ia bayi hingga lansia.

c) KataTa’dib

Secara etimologi ta’dib adalah bentuk masdar dari kata addaba yang berartiberadab, mendidik.11Adab berhubungan dengan sopan santun yang didasarkan atas aturan agama,sehingga akan mencerminkan kepribadian. Istilah ini dikemukakan oleh Muhammad Naquib Al-Attas,12 menurutnya istilah ini dianggap tepat karena pendidikan Islam adalah menanamkan adab pada manusia yang mencakup ilmu dan amal.

Istilah ini dianggap penting oleh Al Attas, karena istilah tarbiyah mengacu kepada kepemilikan pengetahuan bukan penanamannya dan istilah ta’lim lebih berorientasi kepada pengenalan saja yang berarti “pengajaran”.Sedangkan ta’dib mencakup unsur pengetahuan, pengajaran dan pengasuh yang baik (tarbiyah). Karenanya, al-Attas menganggap istilah ta’dib lebih cepat dalam memberi makna pendidikan Islam.13 Sehingga istilah ini ditujukan hanya kepada manusia yang menerima pengajaran dan pendidikan.

2. Tiga Konsep Pendidikan dalam Definisi Pendidikan

a) Pendidikan Segregasi

Segregasi secara etimologi berasal dari kata segregate yang artinya memisahkan, para pakar menjelaskan segregasi adalah pemisahan

10 Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam (Bandung: CV. Diponegoro, 1988), hlm. 28.

11 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta : Hidakarya Agung, 1992), hlm. 37.12 Muhammad Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, Terj. Haidar Bagir

(Bandung: Mizan, 1994), hlm. 60.13 Muhammad Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam... hlm. 64-65.

Page 7: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

153Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

satu golongan dengan golongan yang lain.14 Sistem pendidikan yang penyelengggaraannya dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikananak normal yaitu pemisahan difabel dari sistem pendidikan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan jenis difabelnya. SLB A untuk anak tunanetra, SLB B untuk anak tunarungu, SLB C untuk anak tunagrahita, SLB D untuk anak tunadaksa, SLB E untuk anak tunalaras dan SLB F untuk difabel ganda.

Dalam pendidikan segregasi dibutuhkan alat-alat bantu belajar yang dirancang khusus untuk siswa. Contohnya untu difabel netra disediakan buku-buku Braille, alat bantu hitung taktual, peta timbul dan lain sebagainya, Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari delapan orang, lingkungan yang memiliki mainstream ramah difabel, fisik aksesibel seperti kamar mandi, gedung dan lain sebagainnya dan adanya modelling (contoh difabel sukses).

Diantara kelebihan sistem pendidikan ini adalah memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi, sarana dan prasarana yang sesuai, siswa tidak menjadi bahan ejekan dari siswa lain yang normal. Sedangkan kelemahannya, biaya relative mahal, egoistik dalam kesenjangan kualitas pendidikan, efektif dan efisien untuk kepentingan individu, kurang sosialisasi dengan khalayak umum.

Minimnya SLB, menjadikan difabel harus tinggal di asrama jauh dari orang tua sehingga anak tidak belajar dengan dunia nyata yang memiliki tetangga dan masyarakat secara umum serta anak difabel akan terkelompok dengan jenis difabel yang sama sehingga kurang adanya sosialisasi dengan siswa yang memiliki jenis difabel yang berbeda dan lain sebagainya.

14 Mimin Casmini, Pendidikan Segregasi, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195403101988032-MIMIN_CASMINI/Pendidikan_Segregasi.pdf,

diakses pada 2 Januari 2015

Page 8: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

154

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

b) Pendidikan inklusif

Inklusif secara etimologi diambil dari bahasa Inggris yakni inclusion yang memiliki arti termasuknya atau pemasukan. Secara istilah adalah mewujudkan suatu kehidupan yang ramah tidak diskriminatif dalam segala aspek kehidupan masyarakat,15 dengan demikian inklusi tidak hanya menyangkut aspek kepercayaan, sosial, ekonomi namun juga aspek pendidikan. Inklusi merupakan cita-cita untuk menuju kehidupan adil dan makmur serta sejahtera yang harus dicapai dalam suatu tatatan negara. Sehingga, falsafah pendidikan inklusif merupakan upaya untuk mewujudkan sekolah yang ramah dalam pembelajaran.

Ramah disini adalah menghargai hak dasar manusia, memperhatikan kebutuhan individual, menerima keanekaragaman, tidak deskriminatif, menghindari labelisasi dan pendidikan untuk semua. Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak, belajar hidup bersama dan bersosialisasi, perhatian yang sama sebagai peserta didik, integrasi pada lingkungan, Penerimaan terhadap perbedaan dan lain sebagainya. Sekolah ramah menuntut perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang membutuhkan kesiapan siswa, guru dan orang tua juga kesiapaninfrastruktur.

Secara garis besar pendidikan inklusif adalah instansi pendidikan yang menerima difabel dengan kurikulum dan sistem pendidikan sesuai dengan jenis kelainannya. Jika diterapkan dalam sebuah sistem pendidikan, maka harus disiapkan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan, siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual, guru pada sekolah inklusif

15 Richard J. Mouw dan Sander Griffon, Pluralism dan Horizons (Eerdsmans Publishing company: 1993), hlm. 2.

Page 9: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

155Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Perkembangan pendidikan inklusifdi Indonesia masih berujung pro dan kontra, sampai saat ini belum ada bukti empirik bahwa SLB merupakan satu-satunya sistem terbaik untuk pendidikan difabel, biaya relative lebih mahal dibanding dengan sekolah regular, akses SLB yang jauh dan tidak terjangkau, SLB (terutama yang berasrama) merupakan sekolah yang memisahkan anak dari kehidupan sosial yang nyata, di sekolah reguler terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan yang sesuai, penyelenggaraan SLB berimplikasi adanya labelisasi anak ‘cacat’ yang dapat menimbulkan stigma sepanjang hayat, proses edukasi kepada masyarakat agar menghargai adanya perbedaan.16

Namun, UU memberikan kesempatan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus, beberapa masyarakat masih memilih SLB karena jauh lebih efektif, belum siapnya sekolah reguler terutama menyangkut sumberdaya yang terbatas.17 Bagaimanapun untuk menciptakan pendidikan inklusif diperlukan pemikiran yang serius, bagaimana memodifikasi materi, soal, penilaian, evaluasi dan lain sebagainya. Sehingga praktek dilapangan banyak intansi yang berlebel pendidikan inklusif dengan sarana sistem pendidikan integrasi.

Tujuan Pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya, mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar, menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran.

16 Syukron Zahidi, “Perbedaan Pendidikan Inklusif, Segregasi dan Reguler”, dalam izzaucon.blogspot.com/2014/06/perbedaan-pendidikan-inklusi-segregasi.html, diakses pada 2 Januari 2015.

17 Syukron Zahidi, “Perbedaan Pendidikan Inklusif, Segregasi...”

Page 10: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

156

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

Landasan pendidikan inklusif berasal dari beberapa sumber yaitu, pertama, filosofis bangsa Indonesia “bhinneka tunggal ika”. Kedua, andangan Agama, dalam Islam ada beberapa sumber yang ditegaskan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan (Allah) bukan karena fisik tetapi taqwanya, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri, manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi (inklusif’) dan lain sebagainya. Ketiga, hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk hidup layak, hak pendidikan, hak kesehatan, hak pekerjaan.Keempat, landasan Yuridis UUD 1945 (Amandemen) Ps. 31, UU No. 23 Tahun 2002, UU No. 20 Tahun 2003,Ps. 5 ayat 1, 2, 3, 4, Pasal 11 ayat 1 dan 2 dan lain sebagainya.

Kelima, peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Pasal 2 ayat (1) Lingkungan Stándar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam PP No. 19/2005 tersebut juga dijelaskan bahwa satuan pendidikan khusus terdiri atas SDLB, SMPLB dan SMALB.Keenam,Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380/C.C6/MN/2003.

Proses sudut pandang masyarakat terhadap difabel yang bersifatremedial dan charity, lambat laun bergeser dengan diawalinya konvensi PBB dunia tentang penyandang disabilitas yang memberikan perubahan cara pandang menjadi HAM yaitu difabel memiliki hak yang sama dengan non difabel dalam segala aspek.18 Sehingga difabel tidak lagi dipandang sebagai obyek tetapi subyek yang memiliki hak yang sama dan berperan aktif di masyarakat.

18 Michael Yudha Winarno DKK, Towards an Inclusive Society in Indonesia: A Bridge Over Troubled Water (Yogyakarta: Caritas Germany Country Office Indonesia, 2010), hlm. 107.

Page 11: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

157Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

c) Pendidikan Integrasi

Pendidikan integrasi yaitu sekolah reguler (Sekolah untuk anak-anak normal) yang menerima ABK dengan kurikulum dan sistem pendidikan reguler/biasa.19 Jenis pendidikan ini tidak membedakan antara kurikulum anak normal dan difabel, guru tidak harus lulusan dari PLB, sarana dan prasarana sama, sejara garis besar perlakuan yang akan diterima siswa difabel tidak ada bedanya dengan yang normal. Sehingga menjadi salah satu kelebihan ketika anak difabel bisa bersosialisasi dengan teman-temannya yang non difabel, akan tetapi menjadi salah satu kendala tersendiri dalam hal teknis semisal siswa difabel tidak bisa mengikuti materi secara menyeluruh seperti siswa non difabel dan guru kurang berpengalaman dalam menangani siswa difabel.

2. Perguruan Tinggi Inklusi

a) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

PLD (Pusat Layanan Difabel) merupakan lembaga layanan struktural di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) berdiri pada tanggal 2 Mei 2007 dengan nama Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) dan berubah menjadi PLD pada tanggal 19 Juli 2013.20

Berdirinya PSLD berawal dari pengalaman tiga orang dosen UIN Sunan Kalijaga yang sedang menempuh S2 Social Work di McGill University, Montreal, Kanada. Di universitas tempat mereka belajar itulah mereka menemukan apa yang hingga saat itu belum mereka jumpai di UIN Sunan Kalijaga yaitu para difabel yang mendapatkan

19 Lizza Suzanti, S.Pd., M.Si, http://fidiupiserang.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-pendidikan-inklusif.html?m=1, diakses pada 2 Januari 2015.

20 Brosur PSLD cetakan lama.

Page 12: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

158

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

berbagai layanan dan fasilitas kuliah. Mereka adalah Ro’fah, Ph.D, Andayani, MSW dan Muhrison, Ph. D.21

Sekitar tahun 2007 itu, UIN Sunan Kalijaga memiliki dan sudah meluluskan sejumlah tunanetra. Akan tetapi mahasiswa difabel tersebut tidak mendapatkan layanan dan fasilitas apa pun. Saat itu mereka mengandalkan tekad pribadi dan bantuan kebaikan hati orang-orang di sekitarnya.

Pelaksanaan pendidikan inklusi di UIN Sunan Kalijaga tidak dapat dilepaskan dari adanya kebijakan pendidikan inklusi itu sendiri. Karena kebijakan sebagai legalitas formal atas upaya pemberdayaan mahasiswa difabel. Melalui kebijakannya, manajemen puncak mendorong diimplementasikannya hak pendidikan yang sama bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali, dan memberikan aksesibilitas bagi penyandang difabel di UIN Sunan Kalijaga.

Ketika penerimaan mahasiswa baru sasaran pendidikan inklusi secara umum adalah seluruh mahasiswa, dan difabel khususnya. Mahasiswa keseluruhan harus memahami dan menerima keanekaragaman dan perbedaan individual di UIN. Tidak hanya mahasiswa difabel, tapi mahasiswa normal. Mereka secara keseluruhan adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

Keberadaan mahasiswa akan menentukan hidup tidaknya suatu perguruan tinggi, bahkan kredibilitas suatu perguruan tinggi juga sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas yang dimiliki oleh mahasiswa dari perguruan tinggi yang bersangkutan.22 Dalam penerimaan mahasiswa baru, UIN tidak membatasi calon mahasiswa, baik itu kaya atau miskin, difabel ataupun nondifabel. Dalam penentuan kuotanya mengacu pada keadaan sarana dan tenaga pendidik yang tersedia. Sedangkan terkait pemilihan program studi, tidak semua program

21 Sejarah PLD,http://pld.uin-suka.ac.id/p/sejarah.html, diakses pada 04 November 2014.

22 Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, (Jakarta: Prenada Media Group, Cet. 2, 2009) hlm. 154.

Page 13: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

159Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

studi dapat dipilih calon mahasiswa difabel, karena terdapat program studi yang memiliki persyaratan khusus, misalnya saintek.

Sebagaimana tercantum dalam brosur penerimaan mahasiswabaru UIN Sunan Kalijaga bahwasannya untuk Fakultas Sains dan Teknologi; Prodi Biologi, Pendidikan Biologi, Kimia, Pendidikan Kimia, Fisika, Pendidikan Fisika, Teknik Industri, Teknik Informatika dan Fakultas Sosial-Humaniora; Prodi Psikologi disyaratkan tidak memiliki buta warna. sehingga secara otomatis, mahasiswa difabel netra tidak memenuhi persyaratan tersebut.

b) Univ. Negeri Yogyakarta

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai perguruan tinggi yang menerima mahasiswa berkebutuhan khusus (difabel). Mahasiswa ini mendapat pendidikan yang sama dengan siswa lain namun dengan pendekatan yang sedikit berbeda.

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) merupakan salah satu fakultas yang menerima mahasiswa difabel khususnya di Prodi Pendidikan Luar Biasa (PLB). Telah tercatat banyak mahasiswa difabel baik alumni maupun mahasiswa aktif yang menempuh pendidikan di prodi PLB ini. Meski demikian, layanan aksesibilitas bagi penyandang difabel belum maksimal. Baik itu akses pendidikan, fasilitas dan sarana maupun metode pembelajaran. Minimnya aksesibilitas ini bahkan sudah sejak dari dulu hingga sekarang belum ada perbaikan yang terlihat nyata untuk memberikan layanan yang bermutu bagi mahasiswa difabel.

UNY salah satu kampus yang mendeklarasikan sebagai kampus inklusif memang menerima mahasiswa difabel, tapi penerimaan tersebut tidak ke semua jurusan, mereka disendirikan dalam satu jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), berbeda dengan UIN yang difabel bisa masuk ke beberapa jurusan kecuali yang membutuhkan syarat khusus.

Page 14: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

160

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

2. Analisis Tafsir 27 Ayat Pendidikan dalam 3 Konsep PendidikanBagi seorang muslim terdapat keyakinan tentang apa yang

dilakukannya hendaklah memiliki dasar yang bersumber dari Al Quran dan al Hadist, apalagi Islam adalah ajaran yang sudah mendunia, segala aspek kehidupan telah diislamisasikan dengan dasar teks-teks agama, begitu juga soal pendidikan.

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh manusia untuk manusia dengan berbagai perangkat, karakter dan eksistensinya. Hakikat pendidikan adalah penyerapan sebuah pengetahuan tanpa batas sehingga berhubungan langsung dengan perkembangan fisik dan psikis.23 Term inilah yang menjadi perbincangan berlarut-larut mengenai istilah pendidikan dan pengajaran.

Ada banyak ayat yang disebut sebagai ayat pendidikan, disini penulis melakukan penelusuran dari beberapa buku-buku pendidikan yang sudah dicetak dan situs blogg, penulis mengambil 27 ayat al Quran yang sering dikutip kebanyakan ahli pendidikan yang akan digunakan sebagai acuan penulisan makalah ini. Ayat-ayat tersebut adalah:

Mujadalah: 11 Lukman: 14-17. Al Lukman: 13Muhammad: 38

Thoha: 114 As Shafaat: 102 Al Khaaf: 66

Al Alaq: 1-5 Shod: 29 Ar Rahman: 1-4 Asy Syu’ara: 214Al A’raaf: 35 Al Baqarah: 31 Al Imran: 7 Al Imran: 18Al Ankabut: 43 Al Kahfi: 66 Huud: 24 An Nisa’: 83Fatiir: 28 Azzumar: 9 An Nahl: 125 Al Mujadilah: 11Abasa: 1-3 Al Ankabut: 19-20 At Taubah: 122 Ar Rahman: 47-48

23 Ahmad Izzan dan Saehudin, Tafsir Pendidikan: Studi Ayat-Ayat Berdimensi Pendidikan (Banten: Pustaka Aufa Media, 2010), hlm, 57.

Page 15: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

161Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Ayat-ayat di atas memiliki istilah yang berbeda dalam menyebut proses belajar, diantaranya:

Ayat TeksMuhammad: 38 YastabdiilAl Alaq: 1-5 ‘alamaMujadalah: 11 ‘alamaThoha: 114 ‘alamaShod: 29 Yatadabbaru, atadzakkaruLukman: 14-17 ‘alamaAs Shafaat: 102 UndhurAr Rahman: 1-4 ‘alamaAsy Syu’ara: 214 AndzirAl Ankabut: 19-20 YaraaAt Taubah: 122 TafaqaahuAn Nahl: 125 Mauidzoh bil hikmah, ‘alamaAr Rahman: 47-48 RabbunAl A’raaf: 35 YaqussuuAl Baqarah: 31 ‘alamaAl Imran: 18 ‘ilmiAl Imran: 7 ‘alamaAn Nisa’: 83 ‘alamaHuud: 24 DzakaraAl Ankabut: 43 ‘alamaFatiir: 28 ‘alama- ulama’Azzumar: 9 ‘alama, ulul albabAl Mujadilah: 11 ‘alama

Dari 27 ayat diatas, disini akan dibahas satu ayat yang secara tersurat menyebutkan lafadz “’alama”, yaitu surat Azzumar: 9

Page 16: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

162

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

أمن هو قانت آناء الليل ساجدا وقائما يذر الخرة و�يرجو رحمة ربه قل هل ا �يتذكر أولو الألباب �ستوي الذ�ن �يعلمون والذ�ن ل �يعلمون إنم

Artinya: Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Makna teks:

هو قانت : taat, tunduk dan ) مطيع, خاضع, عابد الله تعالىberibadah kepada Allah).

آناء الليل : waktunya bersujud dan berdiri dan mengharap) ساعتهrahmat Tuhannya).

Ayat ini menerangkan perbedaan antara orang kafir dengan orang yang selalu taat menjalankan ibadah kepada Allah dan takut dengan siksa akhirat yang selalu mengharapkan rahmat (surga) yaitu antara orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mengesakan Allah. Ayat di atas menunjukkan keutamaan ilmu daripada harta, karena orang yang mempunyai ilmu mengetahui kemanfaatan harta dan orang yang tidak berilmu belum tentu mengetahui kemanfaatan ilmu.

Berdasarkan uraian tersebut, ada beberapa nilai yang bisa disimpulkan, yaitu: pertama, al Quran mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, hal ini terlihat dari beberapa ayat-ayat yang mengajak untuk menggunakan akal (membaca, belajar, mengamati, berfikir).Kedua, lebih dari 600 ayat al Quran yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, baik berupa pujian, motivasi dan keniscayaan. Ketiga, berbagai bidang ilmu pengetahuan yang

Page 17: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

163Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

sejalan dengan ayat-ayat al Quran, ia tetaplah bukan buku ilmu pengetahuan. Keempat, hasil penemuan manusia harus dihargai. Kelima, al Quran berisi petunjuk dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Keenam, kemajuan ilmu pengetahuan harus berimplikasi terhadap kebahagiaan manusia.

Sedangkan istilah difabel dalam al Quran ada di beberapa tempat, diantaranya surat Annur: 61, Al Fath: 17, ‘Abasa: 1-2 dll

Isi bagan diadopsi dari thesis Sri Handayana24

Mengarah ke pendidikan inklusif, tidak ada teks secara jelas yang menyebut pendidikan inklusi akan tetapi prinsip-prinsip dari pendidikan inklusi ada dalam beberapa ayat. Di antara prinsip-prinsipnya yaitu equality, active participator, keseimbangan dan persamaan. Misalnya secara tersirat bisa dilihat pada surah al Hujarat: 13

�ا أ�يها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقيبائل لتيعارفوا إن أكرمكم عند الله أ�يقاكم إن الله عليم خبير

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

24 Sri Handayana, Kajian tentang Difabel dalam Al-Quran (Thesis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hlm. 41-79.

Term umum: Marad, marid, uli al-darani, dll

Istilah difabel Term khusus:

A’ma, asum, abkam, a’raj, dll

Term sosial: Da’if, mustadafin, faqir, miskin, yatim, dll

Page 18: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

164

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam tafsir al Qurtubi dijelaskan bahwa ayat ini mengandung tujuh ulasan, pertama, manusia diciptakan dari Adam dan Hawa, kedua, manusia diciptakan dari laki-laki dan perempuan, ketiga, manusia diciptakan dari persilangan antara laki-laki dan perempuan, keempat, Janin terbentuk dari sperma laki-laki saja (ikhtilaf), kelima, manusia diciptkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, keenam, orang yang paling mulia adalah orang yang bertakwa. Ketujuh, orang yang paling mulia adalah ketakwaan bukan harta.�

Allah menciptakan manusia dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling menghina diantara satu dengan yang lain tetapi untuk saling mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi Allah hanyalah orang yang bertakwa kepada-Nya.

Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu ada sangkut pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah. Mengapa manusia saling merendahkan sesama saudara hanya karena Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, sedangkan Allah menjadikan seperti itu agar manusia saling mengenal dan saling tolong menolong demi kemaslahatan. Namun tidak ada kelebihan bagi seseorangpun atas yang lain, kecuali dengan taqwa dan keshalihan, disamping kesempurnaan jiwa bukan dengan hal-hal yang bersifat keduniaan yang tidak pernah abadi.

C. Simpulan

Ayat-ayat al Quran yang ditarik menjadi ayat yang berdimensi pendidikan secara tersurat tidak menunjukkan secara jelas tentang konsep

Page 19: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

165Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...

Aris Nurlailiyah

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

pendidikan, begitu juga dengan pendidikan inklusif yang menjadi isu baru di dunia pendidikan sekarang ini. Sehingga nampak beberapa ayat yang dipaksakan untuk menjadikannya sebagai dasar islamisasi pengetahuan.

Perguruan-perguruan tinggi di Yogyakarta memang ada yang mendeklarasikan sebagai kampus inklusi, akan tetapi dilihat dari segi prakteknya belum secara penuh menjadi inklusif, bahkan masih terkesan bersistem pendidikan integrative, sebab aksesibilitas yang belum disesuaikan dengan kebutuhan difabel masing-masing.

Daftar Pustaka

Abbas, Syahrizal. Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.

Al-Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah at-Tarbiyah al-Islamiyah wa Fafasifatuha. Kairo: Isa al-Babi al-Halabi, 1975.

Al-Attas, Muhammad Naquib. Konsep Pendidikan dalam Islam, Terj. Haidar Bagir. Bandung: Mizan, 1994.

Al Qurthubi, Imam. Tafsir Al Qurthubi, terj. Akhmad Khatib. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008).

An-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. (Bandung: Dipenogoro, 1996).

Casmini, Mimin. “Pendidikan Segregasi.” http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195403101988032-MIMIN_CASMINI/Pendidikan_Segregasi.pdf, diakses pada 2 Januari 2015.

Djuwaeli, Irsyad. Pembaruan Kembali Pendidikan Islam. (Jakarta: Karsa Utama Mandiri dan PB. Mathlo’ul Anwar. 1998).

Handayana, Sri. Kajian tentang Difabel dalam Al Quran. Thesis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2012.

Jalal, Abdul Fatah. Azas-azas Pendidikan Islam. (Bandung: CV. Diponegoro. 1988).

Page 20: Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan

166

An-Nûr Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 P-ISSN: 1829-8753 e-ISSN: 2502-0587

Kritik Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan terhadap Pendidikan Segregasi...Aris Nurlailiyah

Izzan, Ahmad dan Saehudin. Tafsir Pendidikan: Studi Ayat-Ayat Berdimensi Pendidikan. (Banten: Pustaka Aufa Media, 2010).

Lizza Suzanti, Pendidikan Inklusif, http://fidiupiserang.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-pendidikan-inklusif.html?m=1, diakses pada 2 Januari 2015.

Mouw, Richard J. dan Sander Griffon. Pluralism and Horizons. Eerdsmans Publishing company. 1993.

Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Nasution, Ali Anas. Konsep Dasar Pendidikan Islam: Istilah Term Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’An. Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 01.

Rof’ah, Andayani dan Muhrisun Afandi. Inklusi Pada Pendidikan Tinggi: Best Practices Pembelajaran dan Pelayanan Adaptif bagi Mahasiswa Difabel Netra. (Yogyakarta: Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD), 2010.)

Sejarah PLD, http://pld.uin-suka.ac.id/p/sejarah.html, diakses pada 04 November 2014.

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel. Dasar-dasar Kependidikan Islam: Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. (Surabaya: Karya Abdiyatama, 1996).

Winarno, Michael Yudha DKK. Towards an Inclusive Society in Indonesia: A Bridge Over Troubled Water. (Yogyakarta: Caritas Germany Country Office Indonesia, 2010).

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. (Jakarta: Hidakarya Agung, 1992).

Zahidi, Syukron. Perbedaan Pendidikan Inklusif, Segregasi dan Reguler, izzaucon.blogspot.com/2014/06/perbedaan-pendidikan-inklusi-segregasi.html, diakses pada 2 Januari 2015.