10
Kromosom Gen 2 KROMOSOM adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat ket (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup. GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom. Gen bersifat a lain ! Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom. ! engandung informasi genetika.# ! $apat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel. Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya% artinya mengandung lokus gen! gen yang bersesuaian yang disebut ALELA. LOKUS adalah lokasiyang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. $ikenal dua ma&am kromosom yaitu '. Kromosom badan (Autosom) . . Kromosom kelamin kromosom seks (Gonosom) .

Kromosom Gen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gen

Citation preview

Kromosom Gen

Kromosom Gen2KROMOSOM adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup.

GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom. Gen bersifat antara lain : Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.

Mengandung informasi genetika.]

Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.

Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA.LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.

Dikenal dua macam kromosom yaitu:1. Kromosom badan (Autosom).2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).THOMAS HUNT MORGAN adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom.

Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan sebagai berikut:-Cepat berkembang biak,

-Mudah diperoleh dan dipelihara,

- Cepat menjadi dewasa (umur 10 - 14 hari sudah de~wasa),

- Lalat betina bertelur banyak,

- Hanya memiliki 4 pasang kromosom, sehingga mudah diteliti.

Alel adalah gen-gen berlainan yang menempati lokus-lokus yang sama pada kromosom homolog. Sejauh ini anda mungkin beranggapan bahwa suatu lokus dalam sebuah kromosom hanya ditempati oleh satu dari sepasang alel saja. Tidaklah demikian!!!! Bila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu seri alel maka alel demikian disebut Alel Ganda (=multiple alleles). Atau jika terdapat dua/lebih alel yang mengontrol/mempengaruhi suatu sifat maka sifat tersebut dikatakan dikontrol oleh alel ganda. Peristiwanya disebut multiple allelomorfi. Contoh sifat/karakter yang dipengaruhi oleh alel ganda :

1. Pigmentasi bulu kelinci (kelinci Chinchilla)

2. Pigmentasi bulu kucing (Kucing Himalaya)

3. Pola warna bulu kuda

4. Pola warna sapi

5. Warna bulu srigala

6. Pola warna tikus (warna agauti)

7. Warna bulu burung dara

8. Sifat bertanduk pada domba

9. Warna mata Drosophila

10. Golongan darah pada sapi

WARNA MATA DROSOPHILA

Variasi warna mata Drosophila ditentukan oleh alel ganda. Variasi tersebut berderajat/ bergradasi mulai dari merah gelap, terang sampai putih yang sesuai pula dengan kekuatan kedominanan alelnya. Yang paling dominan adalah alel W (normal) dan yang paling resesif adalah alel w (putih). Urutan degradasi warna mata Drosophila adalah :

1. W (dull-red)

2. wbl (blood)

3. wco (coral)

4. wa (apricot)

5. wbf (buff)

6. w (white)

POLA WARNA SAPI

Ada 3 macam pola warna umum sapi. Coba anda bayangkan pola warna sapi Hereford, sapi Angus dan sapi FH bagaimana, sudah ingat?. Bila sapi Hereford murni disilangkan dengan sapi Angus murni maka semua anaknya akan memiliki pola warna sapi Hereford. Bila F1 hasil persilangan disilangkan sesamanya maka akan didapat pola warna F2 adalah 3/4 sapi berpola Hereford dan 1/4 sapi berpola Angus. Hasil ini menunjukkan bahwa pola warna Hereford adalah dominan terhadap pola warna Angus.

Bila hal yang sama dicobakan pada sapi Hereford dan FH, maka hasil persilangan F2nya adalah 3/4 pola Hereford dan 1/4 pola FH. Hasil ini menunjukkan bahwa pola warna Hereford adalah dominan terhadap pola warna FH. Kemudian persilangan antara sapi Angus dan FH menghasilkan ratio F2 adalah 3/4 pola Angus dan 1/4 pola FH. Berarti pola warna Angus dominan terhadap pola warna FH. Dari hasil persilangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola warna pada sapi dikontrol oleh minimum 3 alel, yaitu alel SH (pengontrol pola Hereford), alel S (pengontrol pola Angus) dan alel s (pengontrol pola FH).

Derajat dominansi ke-3 alel ini adalah SH > S > s, dimana gen yang di sebelah kanan adalah resesif terhadap gen yang berada di sebelah kiri. Namun ternyata hasil penelitian terakhir adalah terdapat alel ke-4 yaitu Sc yang ditemukan pada sapi Pinzgauer (cobalah cari tahu bagaimana polanya???). Alel ini bersifat kodominan terhadap alel SH dan dominan lengkap terhadap S dan s. Kira-kira bagaimanakah pola warna sapi bergenotipe SH Sc ?ALEL GANDA DAN GEN LETAL

Pola warna bulu srigala ditentukan oleh 3 alel (W, w, p) yang berinteraksi secara kodominan dan 2 alel diantaranya bersifat letal. Gen w dan p berakibat letal dalam keadaan homozigot (ww dan pp) atau dalam keadaan heterozigot (wp)

Gen pengontrol pola warna agauti (warna tikus liar) paling sedikit memiliki 5 alel. Jika dalam keadaan homozigot maka gen pengontrol warna kuning akan letal.

LOKUS ALBINO PADA KELINCI

Beberapa warna dasar kulit kelinci disebabkan oleh suatu seri alel ganda, yaitu :

1. C = alel penyebab kulit kelinci berambut abu-abu campur kuning, coklat dengan ujung rambut hitam. Kelinci ini adalah liar (normal)

2. Cd, Cc, Cl = alel penyebab kulit kelinci berambut abu-abu perak tanpa warna kuning. Kelinci tersebut disebut kelinci chinchilla

3. Ch = alel penyebab kulit kelinci berambut putih kecuali telinga, hidung, kaki dan ekor hitam. Kelinci tersebut disebut kelinci Himalaya.

4. c = alel penyebab kulit kelinci berambut putih (albino)

Bagaimana genotipe dari fenotipe kelinci-kelinci tersebut? Berbagai perkawinan pada bermacam kelinci tersebut menghasilkan petunjuk bahwa dominansi alel tersebut adalah C > Cd > Cc > Cl > Ch > c. Perkawinan antara kelinci normal dengan chinchilla akan menghasilkan F1 normal. Tapi fenotipe F2 memperlihatkan perbandingan 3 normal : 1 chinchilla. Hal ini memberikan pengertian bahwa gen yang menyebabkan warna abu-abu dan chinchilla adalah alel ganda.

ALEL GANDA YANG TERPAUT KELAMIN

Bila domba Dorset betina murni (homozigot) disilangkan dengan domba jantan Merino atau Rambouillet yang bertanduk maka F1 jantan dan betinanya akan bertanduk. Jika F1 tersebut kawin inter-se maka F2 adalah 3/4 anak bertanduk dan 1/4 anak tidak bertanduk. Hasil ini menunjukkan bahwa ada 2 alel yang terlibat, yaitu alel bertanduk adalah dominan terhadap alel tidak bertanduk. Ekspresi sifat tidak bertanduk hanya ada pada betina sedangkan domba jantan akan bertanduk tanpa memperhatikan genotipenya.

Jika domba Merino atau Rambouillet jantan (bertanduk) disilangkan dengan domba Suffolks, Shropshire atau Shoutdowns betina (tidak bertanduk) akan dihasilkan F1 yang tidak bertanduk. Jika generasi F1 disilangkan inter-se maka akan dihasilkan F2 betina yang semuanya tidak bertanduk dan F2 jantan yang 1/4 bertanduk dan 3/4 tidak bertanduk. Dari hasil persilangan ini diduga bahwa ada 2 alel yang terlibat, yaitu alel pengontrol sifat tidak bertanduk yang dominan terhadap alel pengontrol sifat bertanduk.

Dari hasil 2 contoh persilangan domba di atas dapat disimpulkan bahwa ada 3 alel yang terlibat dalam mengontrol sifat bertanduk pada domba. Sebagian besar domba Dorset memiliki genotipe homozigot untuk gen dominan bertanduk yang diekspresikan pada kedua jenis kelamin. Pada domba Shoutdowns, Shropshire, Hampshire dan Suffolks terdapat gen dominan untuk sifat tidak bertanduk yang diekspresikan pada kedua jenis kelamin. Alel resesif pada domba Merino dan Rambouillet adalah homozigot.

Satu hal yang menarik untuk diamati adalah tanduk dalam keadaan heterozigot tidak sebesar tanduk dalam keadaan homozigot. Keadaan ini bisa diartikan sebagai kasus pewarisan sifat secara dominan yang tidak penuh untuk gen bertanduk pada domba jantan.

a. Alel Alel adalah Gen gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian ) dalam kromosom homolog. Bila dilihat dari pengaruh gen pada fenotipe , alel ialah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan., jadi alel adalah gen gen yang terletak pada lokus yang sama dan memiliki pekerjaan yang sama atau hamper sama.Pada individu homozigot, pasangan kedua alel mempunyai symbol yang sama persis; misalnya BB, MM. sedangkan genotipe heterozigot pasangan kedua alel mempunyai symbol yang tidak sama missal Bb, Mm. namun Bm dan bM bukan alelnya.Untuk memperlihatkan alel dalam kromosom sering digambar sebagai berikut:

b. Alel Ganda (Multiple Aleomorfi) Bila dalam satu lokus terdapat lebih dari satu pasang alel maka disebut alel ganda, misalnya warna bulu pada kelinci dan golongan darah sistem A B O pada manusia.

1) Alel ganda pada kelinci. Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama sama mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama.Warna bulu kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut turut dari yang dominan:

W > WK > Wh > WGen W: fenotipe kelabuGen Wk: fenotipe kelabu muda (chinchilia)Gen Wh: berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung, ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap. telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.

Gen W: berfenoripe albino (tak berpigmen)

Keterangan:

Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain (kelabu muda, Himalaya, dan albino),

kelabu muda dominan terhadap Himalaya dan albino.

Himalaya dominan terhadap albino

Albino adalah gen resesif

Kemungkinan genotipenya sebagai berikut: Kelabu WW, WWk,, WWh, WW (normal)

Kelabu muda WkWk, WkWh, WkW

(chinchilla)

Himalaya WhWh , WhW

Albino WW Contoh:Seekor kelinci chinchilla heterozigot yang disilangkan dengan kelinci Himalaya heterozigot akan memperoleh keturunan albino, lihat persilangan berikut:

P WkW >