Kronologis Kasus Alexander Aan

  • Upload
    rudcah

  • View
    222

  • Download
    12

Embed Size (px)

Citation preview

No 1

Hari/Tgl 18 Januari 2012

2

19 Januari 2012

3

20 Januari 2012

4

27 Januari 2012

5

2 April 2012

KRONOLOGIS KASUS ALEXANDER AAN Kejadian Keterangan Alexander An di amankan Yang menjadi objek tuduhan tersebut oleh warga Pulau Punjung adalah posting Alex Ander An di akun Dharmasraya di Kantor Facebok pribadi (Alex An) yang Bapeda Kabupaten memuat tulisan-tulisan dan postingan Dharmasraya, terkait dengan gambar-gambar Nabi Muhammad yang dugaan keterlibatan Aan dirasa menghina Nabi Muhammad, sebagai Ateis dan dan dugaan bahwa Alexander Aan melakukan perbuatan merupakan admin di sebuah group penistaan terhadap agama Facebook Ateis Minang. Hal ini islam. Setelah itu Alexander diketahui setelah dilakukan aksi Aan dibawa ke Polsek Pulau penjebakan melalui bantuan Frinaldi Punjung, Dharmasraya. (Pegawai PNS BAPPEDA Dharmasraya dan sempat menjadi teman facebook Alexander Aan) sebagai pancingannya. Pada saat penggerebekan ini sempat terjadi pemukulan yang dilakukan oleh warga kepada Alexander Aan. Alexander Aan dibawa ke Beberapa stake holder telah menemui Polres Dharmasraya untuk di dan melakukan dialog dengan Aan Proses dengan Laporan terkait dengan Paham Ateis yang Polisi No. LP/07/K/I/2012 dianutnya. Diantaranya pihak MUI tertanggal 18 Januari 2012. Darmasraya, pihak MUI Sumbar, LKAAM Provinsi Sumbar, Pihak Departemen Agama, dan Pemda Darmasraya. Namun, Alex Aan tetap bersikukuh bahwa dirinya adalah seorang Ateis. Alexander Aan dan Selama proses BAP ini, Polres Masyarakat yang Dharmasraya menunjuk Martalena, S.H. melaporkannya mulai di sebagai pengacara Alexander Aan BAP. Aan dituduh dengan tuduhan dugaan melakukan penistaan agama sebagaimana yang tercantum pada Pasal 156a huruf a dan huruf b Tertanggal 27 Februari 2012, kasus Alex Ander An ini telah sampai pada tahap penelitian di Kejaksaan Negeri Pulau Punjung. Sidang Pertama Kasus Alexander Aan didakwa dengan dakwaan Alexander Aan dengan alternatif, dimana Dakwaan Kesatu Pasal Nomor Perkara : 28 Ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2) UU No. 45/PID.B/2012/PN.MR, 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

agenda pembacaan dakwaan Transaksi Elektronik, Dakwaan Kedua oleh Jaksa Penuntut Umum Pasal 156a huruf a KUHP, Dakwaan (Majelis Hakim : Eka Prasetia Ketiga Pasal 156a huruf b KUHP Budi Dharma S.H. (Ketua Majelis) Zefri Layeldi Harahap S.H. (Anggota), Rifai, S.H. (Anggota) Panitera Pengganti : Elihasni, S.H Jaksa Penuntut Umum : Ibrahim Khalil, S.H. 6 5 April 2012 Sidang Kedua, Pembacaan Eksepsi oleh Tim Penasehat Hukum dari LBH Padang Sidang Ketiga, Pembacaan Tanggapan dari Jaksa Penuntut Umum Pembacaan Putusan Sela Oleh Majelis Hakim Eksepsi Penasehat Hukum pada intinya menyatakan Dakwaan JPU cacat hukum dan harus dinyatakan ditolak oleh Majelis Hakim

7

12 April 2012

8

19 April 2012

Sidang ditunda sampai tanggal 30 April 2012 dengan agenda mendengarkan keterangan Saksi-Saksi, dan tanggal 3 Mei 2012 mendengarkan saksi ahli dari JPU HUKUM UNTUK KASUS

URGENSI PENDAMPINGAN ALEXANDER AAN

DAN

BANTUAN

Adapun urgensi pendampingan dan bantuan hukum untuk kasus ini : 1. Akar dari permasalahan ini adalah masalah keyakinan agama dan kepercayaan. Secara filosofinya keyakinan merupakan masalah pribadi (privat) yang menjadi urusan masingmasing individu, dan tidak ada pihak manapun termasuk negara yang diperbolehkan untuk mengintervensinya, bahkan negara diwajibkan memberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan. Sebagaimana tercantum di dalam Pasal 28E ayat (1) dan Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 jo. Pasal 22 Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia jo. Pasal 18 UU. No. 12 Tahun 2005 Tentang Ratifikasi Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik jo pasal 18 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM); 2. Tindakan hukum seperti yang dialami Alexander Aan saat ini merupakan tindakan yang tidak tepat, terlebih di dalam Demokrasi saat ini, seharusnya ditempuh jalan-jalan melalui pendekatan persuasif untuk merubah pendirian Alexander Aan. Sebab melalui tindakan represif seperti saat ini akan menyebabkan depresi baik terhadap Alexander Aan sendiri maupun Orang Tua dan adik-adiknya;

3. Perlu dibentuknya pandangan pluralisme beragama dan berkeyakinan di Sumatera Barat, sebab jika kita merujuk pada historis Sumatera Barat, dari wilayah ini lahir tokoh-tokoh nasional dengan beragam pandangan dan pemikiran seperti Buya HAMKA, H. Agus Salim (Tokoh Islam), DR. M.Hatta, dan Sutan Syahrir (Tokoh Sosialis), Tan Malaka, dan D.N. Aidit (Tokoh Komunis) yang semuanya merupakan tokoh penting di Indonesia dan diterima di dalam masyarakat Minangkabau. Akan tetapi budaya plural tersebut telah hilang dari diri masyarakat Minangkabau saat ini, itulah sebabnya melalui kasus ini kita dapat membentuk kembali pemikiran pluralisme tersebut; Berdasarkan hal tersebut maka saat ini sangat dibutuhkan bantuan terkait saksi ahli yang mampu dan mau memberikan keterangan keahliannya pada kasus Alexander Aan ini. Demikianlah uraian den urgensi permasalahan Kasus Alexander Aan, diharapkan bantuannya untuk melakukan perubahan yang lebih baik.