36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan ibu dan anak amat menentukan untuk tercapainya kualitas hidup yang baik pada keluarga dan masyarakat. Dewasa ini, kita dihadapkan pada masih tingginya angka kematian ibu dan kematian anak dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN yang menuntut tenaga kesehatan terutama di bidang kebidanan, agar mampu berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan . ( Salmah et al , 2006 ). Kehamilan dan melahirkan menimbulkan risiko kesehatan yang besar, termasuk bagi perempuan yang 1

KTI loen,,,,,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KTI loen,,,,,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan ibu dan anak amat menentukan untuk tercapainya

kualitas hidup yang baik pada keluarga dan masyarakat. Dewasa ini, kita

dihadapkan pada masih tingginya angka kematian ibu dan kematian anak

dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN yang menuntut tenaga kesehatan

terutama di bidang kebidanan, agar mampu berkontribusi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang

penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena

sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan .

( Salmah et al , 2006 ).

Kehamilan dan melahirkan menimbulkan risiko kesehatan yang

besar, termasuk bagi perempuan yang tidak mempunyai masalah kesehatan

sebelumnya. Kira-kira 40 % ibu hamil mengalami masalah kesehatan berkaitan

dengan kehamilan dan 15 % dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka

panjang yang mengancam jiwa bahkan sampai menimbulkan kematian.

( Wiknjosastro, 2002 ).

1

Page 2: KTI loen,,,,,

AKI sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang

paling utama. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25 % - 50 %

kematian WUS ( Wanita Usia Subur ) disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan

dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama

mortalitas wanita muda pada masa puncak produktifitasnya ( Saifudin et al, 2002 ;

2 )

Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan , preeklampsi /

eklampsi dan infeksi ( Wiknjosastro, 2002 ). Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-

hal nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar seperti rendahnya status

wanita, ketidakberdayaannya dan taraf pendidikan rendah, ( Saifudin et al 2002 ; 6

). Nampaknya kondisi diatas dipengaruhi pula oleh kurangnya pengetahuan ibu

hamil mengenai komplikasi / penyulit pada masa kehamilan ( Wiknjosastro , 2002

)

WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat

hamil atau bersalin. Di Asia selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal

akibat kehamilan atau persalinan selama kehidupannya. Lebih dari 50 % kematian

di Negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta

biaya relatif rendah ( Saifudin et al ,2002 ; 3 )

2

Page 3: KTI loen,,,,,

Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menekan AKI dan AKB yang

mempunyai target tahun 2010 menurunkan AKI menjadi 150/100.000 kelahiran

hidup dan AKB menjadi 15/ 1000 kelahiran hidup dengan menggunakan progam

MPS ( Making Pregnancy Safe ) melalui tiga pesan kunci ya

itu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, setiap komplikasi obstetri dan

neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap Wanita Usia Subur

mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan

penanganan komplikasi keguguran ( Dirjen Binmas Depkes 2001)

Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu

menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya pada kehamilan

seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan sehingga

risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Di BPS

Nurul Hadi sendiri pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan

masih kurang, sehingga risiko pada kehamilan tidak dapat terdeteksi dan

tertangani lebih dini.

Berdasarkan studi pendahuluan, walaupun ibu hamil sudah mendapatkan

buku KIA yang salah satu halamannya berisi pengetahuan tentang tanda bahaya

pada kehamilan, namun pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada

kehamilan masih kurang karena faktor pendidikan juga dianggap berpengaruh

pada kemampuan ibu hamil untuk membaca dan memahami isi dari buku KIA.

3

Page 4: KTI loen,,,,,

Dari bidan yang ada di BPS Nurul Hadi, sering memberikan pengetahuan tentang

tanda bahaya pada kehamilan tetapi kadang tidak sempat dengan alasan jumlah

ibu hamil yang periksa banyak dan memerlukan waktu yang lama sehingga tidak

semua ibu hamil mendapatkan penjelasan dan mengetahui tentang tanda bahaya

pada kehamilan

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah

Kabupaten Bireuen.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas , maka penulis

menemukan masalah sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Tanda - tanda Bahaya Pada Kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa

Pandrah, Kabupaten Bireuen ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada

kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten Bireuen.

4

Page 5: KTI loen,,,,,

2. Tujuan khusus :

a. Untuk mengetahui hubungan umur ibu hamil dengan pengetahuan tentang

tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten

Bireuen.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan

pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi

Desa Pandrah Kabupaten Bireuen.

c. Untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan pengetahuan tentang

tanda bahaya pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten

Bireuen.

1.4 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan pengetahuan tanda

bahaya pada kehamilan.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan

pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan.

3. terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan tanda bahaya

pada kehamilan.

5

Page 6: KTI loen,,,,,

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis :

Sebagai bahan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh Mahasiswa untuk

membantu program KIA dalam menurunkan AKI dengan mengenalkan

tanda bahaya pada kehamilan sehingga risiko pada kehamilan dapat

terdeteksi dan tertangani sedini mungkin.

2. Manfaat Teoritis :

a. Sebagai upaya memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu

pengetahuan

b. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang tanda bahaya

pada kehamilan.

c. Sebagai bahan perbandingan penelitian selanjutnya , dokumentasi dan

sebagai tambahan pustaka.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. karena tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. masih kurang

dan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya

pada kehamilan di BPS Nurul Hadi Desa Pandrah Kabupaten Bireuen. pada

tanggal x bulan x tahun x. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan

pendekatan Cross Sectional.

6

Page 7: KTI loen,,,,,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. KEHAMILAN

II.1.1. Proses Kehamilan

Menurut Wikjosastro ( 2006 ). Untuk tiap kehamilan harus ada

spermatozoon, ovum, konsepsi dan nidasi hasil konsepsi. Dalam beberapa

jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat

berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam

amino dan enzim. Segera setelah pembuahan terjadi maka pembelaha-

pembelahan berikutnya berjalan dengan lancar dan dalam 3 hari terbentuk

suatu kelompok-kelompok sel-sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi

berada dalam stadium morula.

Wiknjosatro ( 2006 ) mengatakan bahwa energi untuk pembelahan

ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin kurang dan

terisiseluruhnya oleh morula. Dengan demikian zona peelusida tetap utuh

atau besarnya hasil konsepsi tetap sama dan disalurkan terus ke pars ismika

dan pars intertisialis tuba (bagian – bagian tuba yang sempit ) dan terus ke

kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permikaan sel –sel tuba dan

kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.

Pada stadium ini sel – sel yang lebih kecil yang membentuk

dinding blastula akan terjadi trofoblast. Trofoblast yang mempunyai

kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan

endomerium dalam masa skresi, dengan sel-sel decidua yang mengandung

7

Page 8: KTI loen,,,,,

lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblast. Blastula

dengan bagian-bagian yang mengandung inner-cell masa aktif mudah masuk

kedalam lapisan decidua dan luka pada decidua kemudian menutup kembali.

Kadang – kadang pada saat nidasi ( masuknya ovum kedalam endometrium )

terjadi perdarahan pada luka decidua atau tanda Hartman. Umumnya nidasi

terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika

nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan (Wiknjosastro,

2006 ).

Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira

280 hari ( 40 ) hari. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur ( cukup

bulan ), lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postmatur dan kehamilan

antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Ditinjau dari tuanya

kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian ; kehamilan triwulan pertama

(antara 0-12 minggu ), kehamilan triwulan kedua (antara 12-28 minggu ) dan

triwulan ketiga/terakhir antara 28-40 minggu ( Wiknjosastro.2006 ).

Dalam triwulan pertama alat-alat mulai di bentuk,triwulan kedua

alat-alat telah terbentuk tetap belum sempurna dan viabilitas janin masih

disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable

( dapat hidup ). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada

kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus, di bawah 36 minggu disebut

partus ( persalinan prematur ) , kelahiran dari 37 sampai 40 minggu disebut

partus aterm. ( Wiknjosastro , 2006 ).

8

Page 9: KTI loen,,,,,

II.I.II. Diagnosa Kehamilan

a. menurut Sarwono (2006 )

Diagnosa pasti kehamilan adalah :

1) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.

2) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan

beberapa cara.

3) Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen.

4) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka

janin.

5) Dengan ultrasonografi ( scanning ) dapat diketahui ukuran

kantong janin, panjangnya janin (crown-up ) dan diameter

biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan

selanjutnya dapat di pakai untuk menilai pertumbuhan

janin. Juga dapat dipakai bila ada kecuringaan dalam

kehamilan mola, bighted ovum, kematian janin intra

uterine, anensefali, kehamilan ganda, hidramnion, placenta

previa, dan tumor pelviks.

6) Fetoskopi.

b. menurut Cunningham (2006 )

Diagnostik kehamilan didasarkan atas gejala dan tanda-tanda

kehamilan digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :

1) Bukti persumptif kehamilan.

9

Page 10: KTI loen,,,,,

a) Mual dengan atau tanpa muntah

b) Gangguan kencing

c) Letih

d) Perasaan gerakan janin

e) Tanda – tanda kehamilan :

(1) Berhentinya menstruasi.

(2) Perubahan anatomik di payudara.

(3) Perubahan warna mukosa vagina.

(4) Pigmentasi kulit meningkat dan pembentukan striae

abdominalis

2) Tanda kemungkinan kehamilan

a) Pembesaran abdomen.

b) Perubahan bentuk, ukuran dan konsistensi uterus.

c) Perubahan anatomi seviks.

d) Kontraksi Braxton Hicks.

e) Balotemen.

f) Gambaran fisik janin.

g) Hasil uji endokrin.

3) Tanda tanda Positif Kehamilan

a) Kegiatan jantung janin yang terpisah dan dapat

dibedakan dengan jantung ibu.

b) Persepsi gerakan aktif janin oleh pemeriksa

10

Page 11: KTI loen,,,,,

c) Pengenalan embrio atau janin yang lebih matang

secara radiografi pada paruh terakhir masa

kehamilan.

II.I.III. Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Saifudin yang dikutip dari Salmah et al ( 2006 ) ,

kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu

dan anak minimal empat kali selama kehamilan yaitu kehamilan trimester

pertama ( <14 minggu ) satu kali kunjungan , kehamilan trimester kedua

(14-28 minggu ) satu kali kinjungan dan trimester ketiga ( 28-36 ) dua kali

kunjungan.

Menurut Salmah et al ( 2006 ) , walaupun demikan disarankan

kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal

sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat

mingggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu

sekali, kehamilan 36-40 minggu satu mingggu sekali.

B. TANDA – TANDA BAHAYA

1. Pengetian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengidentifikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan /

periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa

menyebabkan kematian ibu. ( Pusdiknakes, 2003 ).

11

Page 12: KTI loen,,,,,

3. Macam –macam tanda bahaya pada kehamilan

Ada enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut

Pusdiknakes ( 2003 ) :

a. Perdarahan pervaginam.

b. Sakit kepala yang hebat.

c. Masalah penglihatan.

d. Bengkak pada muka atau tangan.

e. Nyeri abdomen yang hebat.

f. Bayi kurang bergerak sepeti biasa.

Menurut Pusdiknakes, 2003 Berbagai macam tanda bahaya yang

perlu segera dirujuk untuk segera mendapatkan pertolongan

a. Keluar darah dari jalan lahir

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang

normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan

mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu

pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasidan

ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam masa kehamilan,

perdarahan semacam ini mungkin suatu tanda bahaya infeksi.

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah

yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan

nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau

kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak

12

Page 13: KTI loen,,,,,

normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tetapi tidak

selalu disertai nyeri. Perdarahan seemacam ini bisa berarti plasenta

previa atau abrupsio plasenta ( Pusdiknakes 2003 ).

1). Perdarahan yang keluar dari jalan lahir menurut Salamah et al ( 2006 ) :

a). Plasenta previa

Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta terletak di

tempat yang tidak normal yakni di segmen bawah rahim sehingga

menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta

previa terdiri dari :

1) Plasenta previa totalis, jika plasenta menutupi seluruh

pembukaan.

2) Plasenta lateralis, jika plasenta menutupi sebagian dari

pembukaan.

3) Plasenta marginalis, jika tepi plasenta mencapai

pembukaan.

4) Plasenta letak rendah, jika plasenta berada pada segmen

bawah rahim tetapi tidak mencapai pembukaan jalan

lahir. Penyebab previa belum dapat diterangkan dengan

jelas, sehingga penyebab yang jelas tidak dapat

ditentukan. Beberapa hal dianggap faktor predisposisi

antara lain paritas tinggi dan usia.

13

Page 14: KTI loen,,,,,

Gejala plasenta previa meliputi perdarah yang timbul tanpa

mules atau nyeri dan darah yang keluar berwarna merah

segar.

b) Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya placenta dari

tempatnya yang normal sebelum anak lahir. Sebab terjadinya

solutio plasenta antara lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi

menahun, umur yang telah tua dan multiparitas tinggi.

Gejala solutio plasenta yaitu :

(1) penderita mengeluh sakit perut terus menerus.

(2) Terjadi perdarahan pervagina yang berwarna hitam , kadang

kala jumlah darah yang keluar tidak sesuai dengan keadaan

umum penderita.

(3) Pada palpasi uterus tegang dan bagian anak sukar diraba.

(4) Pucat, sesak nafas, anemia kadang-kadang sampai syok.

(5) Bunyi jantung janin negative.

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebatbiasa terjadi selama kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala

hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, kadang-

kadang penglihatan ibu kabur atau terbayang. Sakit kepala yang

hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia ( 2003 ).

c. Keluar air ketuban sebelum waktunya

14

Page 15: KTI loen,,,,,

Yang disebut ketuban pecah dini adalah apabila terjadi

sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena

kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra

uterin atau oleh kedua faktor tersebut juga karena adanya infeksi

yang dapat berasal dari vagina dan servik. Penilaiannya ditentukan

dengan adanya air ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban

dilakukan dengan tes lakmus ( nitrazin test ) merah menjadi biru

( Saifudin 2002 ).

d. Kejang

Pada umumnya kejang didahului dengan makin

memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala,

mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,

penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang-

kejang dalam kehamilan merupakn gejala dari eklampsia.

e. Gerakan janin tidak ada atau kurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayi mulai bulan 5 atau ke 6.

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika

bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3x dalam 1jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika

ibu makan atau minum dengan baik ( Pusdiknakes,2003 ).

f. Demam

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38,5 Cdalam

kehamilan merupakan suatu masalah dan dapat merupakan gejala

15

Page 16: KTI loen,,,,,

adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain

dengan cara istirahat baring, minum yang banyak, dan

mengompres untuk menurunkan suhu ( Saifudin,2002 ). Demam

dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya

pathogen ke dalam wanita hamil yang kemudian menyebabkan

timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Pada infeksi yang

berat dapatterjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi

dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas

( Pusdiknakes.2003 ).

g. Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal, hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat adalah

tidak normal dan mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa . hal ini bisa berarti appendiksitis,

kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelviks, persalinan

preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi

plasenta,infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.

( Pusdiknas,2003 )

h. Selaput kelopak mata pucat

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan

Hb di bawah 11 gr% pada trimester I-III, < 10,5 gr% pada trimester

II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita yang tidak

hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia dalam

16

Page 17: KTI loen,,,,,

kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan atau

bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi ( Saifudin, 2002 ).

Tanda bahaya pada kehamilan menurut Salmah et al ( 2006)

sesuai dengan program di Puskesmas, minimal yang perlu

diketahui ibu hamil untuk mengenal tanda bahaya kehamilan yaitu

perdarahan yang keluar dari jalan lahir, hiperemesis, pre-eklampsia

dan eklampsia, ketuban pecah dini dan gerakan janin yang tidak

dirasakan.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU

HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA

1. Umur Ibu

Umur merupakan salah satu variable dari model demografi yang

digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologis yang berbeda,

umur ibu mempengaruhi bagaimana ibu hamil mengambil keputusan

dalam pemeliharaan kesehatan ( Depkes RI, 2000 ). Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja ( Noto Atmodjo, 2002 ).

Umur sangat berpengaruh terhadap kehamilan karena diharapkan

organ reproduksi sudah siap dan matang dalam menghadapi kehamilan

( Noto Atmodjo, 2002 ). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Umur ibu hamil < 20

17

Page 18: KTI loen,,,,,

tahun dan > 35 tahun merupakan umur beresiko untuk mengalami

komplikasi kehamilan danpersalinan ( Wiknjosastro, 2002 ).

Usia < 20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil dan

melahirkan karena organ-organ reproduksinya masih muda dan belum kuat

sekali. Secara fisik, mental, dan psikologis dianggap masih belum cukup

dewasa untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan

keputusan masih tergantung karena pada umur tersebut merupakan usia

remaja, suatu usia yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan karena

kurang dalam pengalaman termasuk pengalaman hamil.

Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal yaitu

kesiapan fisik, kesiapan mental, dan kesiapan sosial ekonomi. Secara fisik

dikatakan siap hamil apabila telah menyelesaikan pertumbuhan terutama

organ reproduksi. Kematangan ini baru dapat tercapai pada usia sekitar 20

tahun. Umur >35 tahun dianggap sudah bahaya, sebab secara fisik sudah

mulai menurun apalagi kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup

banyak.usia >35 tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan

karena baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh menurun. Umur

ibu hamil dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya

pada kehamilan karena semakin tua umur ibu maka pengalaman yang ibu

dapat makin banyak sehingga pengetahuannya pun bertambah

( Wiknjosastro, 2002 ).

18

Page 19: KTI loen,,,,,

2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi

perannya pada masa yang akan datang ( UU RI no 2, 1989 ). Menurut

( Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 ). Pendidikan adalah proses

perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu

yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijakan. Sehingga pendidikan dan

pengetahuan saling berkaitan. Wanita yang berpendidikan akan membuat

keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya serta

kesehatan dirinya sendiri ( http //www.papua.web.org ).

Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau

mempengaruhi tingkat pengetahuan, yaitu semakin tinggi pendidikan

maka semakin tinggi pengetahuan seseorang karena pendidikan yang

tinggi mempermudah ibu menerima informasi baru sehingga tidak akan

acuh terhadap informasi kesehatan, sedangkan semakin rendah pendidikan

maka pengetahuan punsangat terbatas sehingga akan acuh terhadap

program kesehatn yang ada ( Chaniago, 2002 ).

3.. Paritas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002 ) paritas adalah

keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Semakin

19

Page 20: KTI loen,,,,,

banyak paritas maka semakin banyak pula pengalaman dan

pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik dan

suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar. Ibu dengan paritas

tinggi lebih sering kontak dengan petugas kesehatan dan lebih banyak

informasi kesehatan yang didapat sehingga pengetahuan ibupun makin

bertambah. (http //www.Marxist.Org ).

4. Pengetahuan

4.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek 9 Noto Atmodjo 2003:127 0.

pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatas deskriptif, hipotesis, konsep,

teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian adalah benar

atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala

yang ditemui dan diperoleh manusia melalui panca inderanya. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum dilihat atau dirasakan

sebelumnya ( Meilono, dkk, 2007 ).

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman

seseorang tentang sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan

seseorang tersebutbertindak untuk mengatasi rasa sakitnya dan bertindak

untuk mempertahankan bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa

20

Page 21: KTI loen,,,,,

sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan

tahapan-tahapannya ( Meliono, dkk, 2007 ).

5. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket dengan menanyakan isi materi yang ingin diukur dari objek

penelitian atau responden ( Noto Atmodjo, 2003 ). Pengetahuan bisa

didapatkan dengan melakukan pengamatan dan obsevasi yang dilakukan

secara empiris dan rasional. Pengetahuan yang lebih menekankan

pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris

atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan empiris tersebut dapat

berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat

melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada

objek empiris tersebut.pengetahuan empiris ini bisa didapatkan melalui akal

budi budi dikenal sebagai rasionalisme. ( Meliono, dkk, 2007 ).

Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto ( 2006:344 )

berdasarkan standar bahwa :

a. > 75% baik

b. Antara 60 – 75% cukup

c. < 60% kurang baik

21

Page 22: KTI loen,,,,,

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Umur, pendidikan dan paritas ibu diduga berpengaruh pada tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan. Umur Ibu

mempengaruhi seorang Ibu hamil dalam mengambil keputusan dan

memelihara kesehatannya. Makin tinggi pendidikan Ibu makin tinggi

pengetahuannya sehingga tidak acuh dalam menghadapi resiko pada

kehamilannya. Dan semakin banyak paritas maka semakin banyak

pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan tentang tanda bahaya

pada kehamilan sehingga risiko kehamilan dapat tertangani dan terdeteksi

sedini mungkin.

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Ibu Hamil :

- Umur Ibu

-

-

Gambaran pengetahuan

Ibu hamil tentang tanda-

tanda bahaya pada

kehamilan.

22

Page 23: KTI loen,,,,,

B. Definisi Operasional

Tabel 1

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

Umur Ibu

Pendidikan

Paritas

Pengetahuan

tentang

tanda

bahaya pada

kehamilan

umur ibu

pada saat

dilakukan

penelitian

jenjang

pendidikan

formal

tertinggi

yang

dialami

jumlah

anak yang

dilahirkan

Merupakan

Hasil tahu

dari Ibu

hamil

tentang

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

Mengisi

Kuesioner

Mengisi

Kuesioner

Mengisi

Kuesioner

Mengisi

Kuesioner

Reproduksi

Tidak Sehat

( <20 dan > 35

tahun )

Reproduksi

Sehat ( 20 – 35 )

SD

SMP

SMA

PT

Nullipara

Primipara

Multipara

Grandemultipara

Baik > 75 %

Cukup 60 % - 75

Nominal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

23

Page 24: KTI loen,,,,,

tanda

bahaya

pada

kehamilan

%

Kurang Baik <

60 %

C. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan pengetahuan

tanda bahaya pada kehamilan.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan

pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan.

3. terdapat hubungan antara paritas ibu dengan pengetahuan tanda

bahaya pada kehamilan.

24