59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpe. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah, sel darah dibagi menjadi eritrosit, leukosit, trombosit, haemoglobin. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari sel darah tersebut akan terjadi kelainan haematologis, diantaranya yaitu leukemia. Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani,). Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang 1

KTI Miftah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KTI Miftah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah di produksi,

termasuk sumsum tulang dan nodus limpe. Darah adalah organ khusus yang berbeda

dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel

yang tersuspensi dalam plasma darah, sel darah dibagi menjadi eritrosit, leukosit,

trombosit, haemoglobin. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari sel darah

tersebut akan terjadi kelainan haematologis, diantaranya yaitu leukemia.

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan

pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani,).

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and

Bare, B.G, )

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa

proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan

sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan

tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk,)

Leukemia merupakan salah satu penyakit sel darah putih yang sering terjadi.

Leukemia merupakan 4-5 % kanker yang ada. Di USA, terjadi 3-5 /100.000

penduduk per tahun (Maryono, Suradi,)

1

Page 2: KTI Miftah

Berdasarkan perjalanan penyakitnya leukemia dibagi menjadi 2 golongan

yakni akut dan kronis. Angka kejadian dari masing masing golongan berbeda-beda,

20 % dari kejadian leukemia pada dewasa adalah leukemi granulositik kronik,

Sedangkan 32 % lainnya leukemia mieloblastik akut. Sedangkan sisanya terdapat

pada jenis yang lainnya. Terjadi 1 dari 60000 orang per tahun mengalami leukemia

limfoblastik akut (Sudoyo, Aru W,) .

Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit

kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, setiap

tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru leukimia dengan prediksi

peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah

penderita baru penyakit leukimia meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang

diantaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan

intervensi yang memadai, kata Menkes.

Hasil-hasil survey di Indonesia menunjukan bahwa angka kematian Leukemia

untuk seluruh golongan umur adalah sekitar antara 20-30 per 1000 penduduk dan

untuk anak - anak sekitar 10-20 % setiap tahunnya. Walaupun menyerang kedua jenis

kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita.

Dari keadaan morbiditas pasien rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang pada

akhir tahun 2006 menunjukkan bahwa seluruh jumlah pasien rawat inap berjumlah

826, kasus Leukemia yaitu sekitar 29 kasus dan 5 diantaranya pasien meninggal

dunia.

2

Page 3: KTI Miftah

Berdasarkan data medical record yang tercatat di Rumkit TK IV Pematang

Siantar pada bulan januari 2009 sampai dengan Januari 2010 penyakit leukemia

sebanyak 6 orang dari total jumlah pasien sebanyak 14.688.

Dari data diatas penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi karya

tulis ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk akhir dari pendidikan

DIPLOMA III di Akper Kesdam I/BB Pematang Siantar.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan gangguan sistem Darah .

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem Darah Leukimia

b. Penulis mampu menganalisa data pada pasien dengan gangguan system

Darah Leukimia

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem Darah Leukimia

3

Page 4: KTI Miftah

d. Penulis mampu melakukan tindakan Keperawatan yang telah diberikan

pada pasien dengan gangguan sistem Darah Leukimia.

e. Penulis mampu mengevaluasi Asuhan keperawatan Yang telah diberikan

pada pasien dengan gangguan sistem Darah Leukimia

f. Penulis mampu mendokumentasikan Asuahan keperawatan pada pasien

dengan gangguan sistem Darah Leukimia

A. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mengunakan metode

deskriftif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran dan digunakan untuk memecahkan

suatu masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang ini. Adapun

metode deskritif dilakukan cara :

1. Studi Kepustakaan

Dilakukan sebagai mencari bahan referensi untuk menjelaskan teoritis

mengenai Sistem Darah Leukimia dengan cara melakukan Asuhan Keperawatan

2. Studi Kasus

4

Page 5: KTI Miftah

Melakukan tinjauan kasus langsung kepada pasien untuk mengetahui

masalah yang nyata dan dilakukan di Rumah Sakit Tentara TKT IV Pematang

Siantar . Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data berupa :

a. Wawancara

Komunikasi secara lansung kepada pasien, keluarga pasien untuk

mendapatkan data yang lengkap dari keadaan sekarang dan riwayat

penyakit sebelumnya.

b. Observasi

Mengamati dan mengawasi secara langsung perkembangan status

kesehatan pasien untuk mendapatkan kebenaran data yang diperoleh dari

pasien.

c. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan langsung pada pasien baik secara insfeksi,

palpasi, maupun auskultasi.

d. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan dari laboratorium, USG, darah rutin.

5

Page 6: KTI Miftah

B. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu : membahas

tentang “ Asuhan Keperawatan pd Ny. M dengan Gangguan Sistem Darah di

ruang Anggrek Rumah Sakit Tentara TKT IV Pematang Siantar. Dengan

menggunakan proses Keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa,

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

C. Sistematika Penulisan

Adapun karya tulis ilmiah (KTI) ini disusun secara sistematis yang terdiri dari

5 BAB yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Yaitu latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

1. Tinjuan Teoritis Medis

Meliputi defenisi, etiologi, anatomi, dan fiologis,

patofisiologis, manisfestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan

penatalaksanaan.

6

Page 7: KTI Miftah

2. Tinjauan Teoritis keperawatan

Meliputi pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus

Meliputi pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IV : Pembahasan

Membahas kesenjangan yang di temukan pada tinjauan

Teoritis Medis dengan tinjauan kasus yang meliputi tahap

pengkajian, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap

diangnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

dan tahap evaluasi.

BAB V : Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan yaitu jawaban tujuan penulisan dan sebagai inti

BAB pembahasan.

Saran yaitu tahap dari butir kesimpulan yang berupa

kesimpulan yang berupa kesenjangan dari pemecahan masalah.

7

Page 8: KTI Miftah

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis Medis

1. Defenisi

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-

sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum

tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel

darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan

infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet

(bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan

pembentuk darah. ( Suriadi & Rita yuliani)

Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal ( Smeltzer,S C and

Bare, B.G)

8

Page 9: KTI Miftah

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa

proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan

sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke

jaringan tubuh yang lain. ( Arief Mansjoer, dkk ).

2. Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen

( Tcell Leukimia – Lhymphoma Virus / HLTV ).

b. Radiasi

c. Obat-obat imunosupresif, obat – obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol

d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. ( Suriadi & Rita Yuliani)

Leukimia biasanya mengenai sel – sel darah putih, Penyebab dari

sebagian besar jenis leukimai tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran

(radiasi) dan bahan kimia tertentu ( misalnya benzena) dan pemakaian obat

antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memakai

kelainan genetic tertentu ( misalnya sindrom Down dan sindrom fanconi ), juga

lebih peka terhadap leukemia.

3. Anatomi dan Fisiologi

9

Page 10: KTI Miftah

A. Anatomi

Darah merupakan salah satu jaringan ikat. Sebagai jaringan ikat,

terdiri dari sel dan fragmen sel (terbentuk unsur) ditangguhkan dalam sebuah

matriks antar sel (plasma). Darah adalah jaringan hanya cairan dalam tubuh

yang mengukur sekitar 5 liter pada manusia dewasa dan menyumbang 8 persen

dari berat badan.

Tubuh terdiri dari metabolisme sel-sel aktif yang terus menerus

memerlukan pasokan nutrisi dan oksigen. produk limbah metabolik perlu

dikeluarkan dari sel untuk memelihara lingkungan selular yang stabil. Darah

merupakan media transportasi utama yang bertanggung jawab untuk

memenuhi tuntutan selular. sel darah dibentuk di sumsum tulang, pusat, lunak

spons tulang. Baru (belum matang) sel darah disebut ledakan. Beberapa

ledakan tinggal di sumsum untuk dewasa. Beberapa perjalanan ke bagian lain

dari tubuh untuk dewasa.

Gambar Darah

10

Page 11: KTI Miftah

Komposisi darah

Ketika sampel darah diputar di dalam mesin pemisah, sel-sel dan

fragmen sel dipisahkan dari matriks interselular cair.. Karena unsur-unsur yang

terbentuk adalah lebih berat daripada matriks cair, mereka dikemas dalam

bagian bawah tabung oleh gaya sentrifugal. Cairan berwarna kuning muda di

atas adalah plasma, yang menyumbang sekitar 55 persen dari volume darah

dan sel-sel darah merah disebut hematokrit , atau dikemas volume sel (PCV).

Sel darah putih dan trombosit membentuk lapisan putih tipis, yang disebut

"buffy coat," antara plasma dan sel darah merah.

Plasma Plasma. Bagian cairan berair darah (90 persen air) di mana

elemen-elemen sel hidup ditangguhkan. Ini mengangkut nutrisi dan juga

sebagai limbah seluruh tubuh. Various compounds, including proteins,

electrolytes, carbohydrates, minerals, and fats, are dissolved in it. Berbagai

senyawa, termasuk protein, elektrolit, karbohidrat, mineral, dan lemak, yang

dilarutkan di dalamnya.

Elemen Dibentuk

11

Page 12: KTI Miftah

Unsur-unsur yang terbentuk adalah sel-sel dan fragmen sel tersuspensi

dalam plasma.. Tiga kelas elemen yang terbentuk adalah eritrosit (sel darah

merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (platelet).

Eritrosit (sel darah merah)

Eritrosit, atau sel darah merah, yang paling banyak elemen

terbentuk.. Eritrosit cekung ganda disk kecil, tipis di tengah dan tebal

sekitar pinggiran..Bentuk ini menyediakan kombinasi fleksibilitas untuk

bergerak melalui pembuluh kapiler kecil dengan luas permukaan

maksimum untuk difusi gas. Fungsi utama eritrosit adalah untuk

mengangkut oksigen dan, pada tingkat lebih rendah, karbon dioksida.

Leukosit (sel darah putih)

Leukosit atau sel darah putih pada umumnya lebih besar dari

eritrosit, tetapi mereka lebih sedikit jumlahnya. Meskipun mereka

dianggap sel darah, leukosit melakukan sebagian besar pekerjaan mereka di

jaringan. Mereka menggunakan darah sebagai media transportasi. Beberapa

fagositosis , yang lain menghasilkan antibodi, beberapa histamin

mengeluarkan dan, heparin, dan lain-lain menetralisir histamin. Leukosit

dapat bergerak melalui dinding kapiler ke dalam ruang jaringan, proses

yang disebut diapedesis . Dalam ruang jaringan mereka memberikan

pertahanan terhadap organisme yang menyebabkan penyakit dan

mendorong atau menghambat respon inflamasi.

12

Page 13: KTI Miftah

Ada dua kelompok utama leukosit dalam darah. Sel-sel yang

berkembang granula dalam sitoplasma disebut granulosit dan mereka yang

tidak memiliki butiran yang agranulocytes disebut. Neutrophils,

eosinophils, and basophils are granulocytes. Neutrofil, eosinofil, dan

basofil yang granulosit. Monocytes and lymphocytes are agranulocytes.

Monosit dan limfosit yang agranulocytes.

Neutrofil, leukosit yang paling banyak, adalah fagositik dan

memiliki butiran berwarna terang.. Eosinofil memiliki butir dan membantu

melawan efek histamin. histomine mengeluarkan basofil dan heparin dan

memiliki butiran biru. Pada jaringan, mereka disebut mastcells..

Lymphocyte agranulocytes yang memiliki peran khusus dalam proses

kekebalan tubuh. Beberapa bakteri menyerang secara langsung; lain

menghasilkan antibodi.

Trombosit (platelet)

Trombosit atau platelet, sel tidak lengkap, tetapi fragmen kecil

dari sel-sel yang sangat besar yang disebut megakaryocytes .

Megakaryocytes berkembang dari hemocytoblasts di sumsum tulang

merah. Trombosit menjadi lengket dan mengumpul membentuk plugs

platelet yang melanggar dekat dan menangis di pembuluh darah. Mereka

juga memprakarsai pembentukan bekuan darah.

B. Fisiologi

13

Page 14: KTI Miftah

Kegiatan darah dapat dikategorikan sebagai transportasi, regulasi, dan

perlindungan. Kategori-kategori fungsional tumpang tindih dan berinteraksi

sebagai darah itu menjalankan perannya dalam menyediakan kondisi yang cocok

untuk fungsi celluar.

Fungsi transportasi meliputi:

Membawa oksigen dan nutrisi ke sel.

Mengangkut karbon dioksida dan limbah nitrogen dari jaringan ke paru-paru

dan ginjal dimana limbah ini dapat dihilangkan dari tubuh.

Membawa hormon dari kelenjar endokrin ke jaringan target.

Fungsi regulasi meliputi:

Membantu mengatur suhu tubuh dengan membuang panas dari daerah

aktif, seperti otot rangka, dan membawanya ke daerah lain atau pada kulit

di tempat yang dapat hilang.

Memainkan peran penting dalam keseimbangan cairan dan elektrolit

karena garam dan protein plasma berkontribusi terhadap tekanan

osmotik.

Berfungsi dalam regulasi pH melalui aksi buffer dalam darah.

Fungsi perlindungan meliputi:

Mencegah kehilangan cairan melalui perdarahan ketika pembuluh darah

yang rusak akibat mekanisme pembekuan tersebut.

14

Page 15: KTI Miftah

Membantu (fagositosis sel darah putih) untuk melindungi tubuh terhadap

mikroorganisme yang menyebabkan penyakit oleh melanda dan

menghancurkan agen.

Melindungi (antibodi dalam plasma) melindungi terhadap penyakit

dengan reaksi mereka dengan agen menyinggung.

4. Patofisiologis

15

Virus

Sel-sel berpoliferasi ke sumsum tulang

Penurunan produksi sel darah merah

Anemia

Kelelahan, pucat, lemah, pusing dan denyut jantung cepat

Neutropenia

Infeksi

Pendarahan

Sistem pencernaan Sistem saraf normal

Page 16: KTI Miftah

5. Manifestasi Klinis

Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun

demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas

cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh

kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan

kekurangan oxygen dalam tubuh).

2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi

dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan

mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil

dijaringan kulit).Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung

daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia,

sel darah putih yang diterbentuk     adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak

berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si    penderita rentan terkena infeksi

virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan     menampakkan keluhan adanya

demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.16

Gangguan fungsi dalam sumsum tulang

Limfa Hati Kelenjar limfa

Peningkatan tekanan cairan intracranial dan tanda-tanda meringis

Gangguan kebutuhan nutrisi

Page 17: KTI Miftah

3. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari

sumsum tulang (bone     marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

4. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala

leukemia, dimana sel      leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan

empedu yang menyebabkan     pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan

timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat     berdampak hilangnya nafsu makan

penderita leukemia.

5. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar

mengalami pembengkakan     pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan,

leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa     bertugas menyaring darah, sel

leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan     pembengkakan.

6. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan

gejala kesulitan bernafas     dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus

segera mendapatkan pertolongan medis.

6. Klasifikasi

Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel, Ketika pada pemeriksaan

diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut

leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti

neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;

17

Page 18: KTI Miftah

1. Leukemia limfositik akut (LLA).

Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-    anak. Penyakit ini

juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau     lebih.

2. Leukemia mielositik akut (LMA).

Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.     Tipe ini dahulunya

disebut leukemia nonlimfositik akut.

2. Leukemia limfositik kronis (LLK).

Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur     lebih dari 55 tahun.

Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada     pada

anak-anak.

3. Leukemia mielositik kronis (LMK)

Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi     pada anak-anak,

namun sangat sedikit.

6. Komplikasi

a) Kelelahan. Jika penyakit sel darah putih kerumunan keluar sehat sel darah

merah, anemia dapat mengakibatkan.. Anemia bisa membuat Anda merasa lelah

dan lelah.. Pengobatan untuk CML juga dapat menyebabkan penurunan sel

darah merah.

18

Page 19: KTI Miftah

b) Kelebihan perdarahan disebut darah. sel-sel platelet membantu pendarahan

kontrol dengan cara menghubungkannya kebocoran kecil di pembuluh darah

dan membantu darah untuk membeku. Sebuah kekurangan platelet darah

(trombositopenia) dapat mengakibatkan pendarahan mudah dan memar,

termasuk yang sering mimisan atau berat, perdarahan dari gusi, atau titik-titik

merah kecil yang disebabkan oleh pendarahan ke dalam kulit (petechiae).

c) Sakit. CML dapat menyebabkan nyeri tulang atau nyeri sendi sebagai tulang

sumsum mengembang ketika kelebihan sel darah putih membangun.

d) Pembesaran limpa. Beberapa sel darah tambahan yang dihasilkan ketika Anda

memiliki CML disimpan dalam limpa.. Hal ini dapat menyebabkan limpa

menjadi bengkak atau membesar. Jarang, limpa menjadi begitu besar bahwa itu

beresiko meledak.. Lebih umum, limpa bengkak mengambil ruang di perut

Anda dan membuat Anda merasa penuh bahkan setelah makan kecil atau

menyebabkan rasa sakit pada sisi kiri tubuh Anda di bawah tulang rusuk Anda.

e) Stroke atau kelebihan pembekuan. Beberapa orang dengan CML banyak

menghasilkan platelet jugaTanpa pengobatan, ini jumlah trombosit tinggi

(trombositosis) dapat menyebabkan pembekuan darah yang berlebihan, yang

dapat menyebabkan stroke.

f)Infeksi. Sel darah putih membantu tubuh melawan infeksi.. Meski orang dengan

CML memiliki terlalu banyak sel darah putih, sel-sel ini sering sakit dan tidak

berfungsi dengan baik.. Akibatnya, mereka tidak mampu melawan infeksi serta

19

Page 20: KTI Miftah

sel-sel putih sehat bisa. Selain itu, pengobatan dapat menyebabkan jumlah sel

putih Anda untuk turun terlalu rendah (neutropenia), juga membuat Anda rentan

terhadap infeksi.

g) Kematian. Jika CML tidak dapat berhasil diobati, akhirnya fatal

h) leukostasis, kelainan metabolik, dan keterlibatan sistem saraf pusat

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang

dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik;

jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik

pada anak sembarang umur.

b. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat

c. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

d. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.

e. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.

f. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

g. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).

9. Penatalaksanaan

20

Page 21: KTI Miftah

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang

diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi,

konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak

menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode

intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas

keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain.

Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk

memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak

adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase

(menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat

(antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan

leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan

daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz,

Cecily L.).

21

Page 22: KTI Miftah

B. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Aktifitas

Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan melakukan

aktivitas  biasanya.

Tanda :   Kelemahan otot

               Peningkatan kebutuhan tidur, sumnolen

b) Sirkulasi

Gejala : Palpitasi

Tanda : Takikardia, murmur, jantung, kulit membran mukosa pucat,

defisit syaraf cranial dan / atau perdarahan serebral

c) Eliminasi

22

Page 23: KTI Miftah

Gejala : Nyeri tekan perineal, nyeri darah merah terang pada tisu, feses

hitam  darah para urine, penurunan hawatan urine.

d) Integritas Ego

Gejala :  Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan

Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut marah, mudah

terangsang, perubahan alam perasaan.

e) Makanan / Cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan. Anorexia, mual-muntah perubahan

rasa /  penyimpangan rasa.

Tanda : Distensi abdominal, penurunan bunyi usus splenomegali,

hepatomegali. Ikterik stomatilis, likos mulut hipertropi gusi

(infiltrasi gusi mengindikasi leukemia morositik akut).

f) Neurosensori

Gejala : Kurang / penurunan koordinasi perubahan alam perasaan

kacau. Disorientrasi.kurang, pusing, kebas, kesemutan,

palestesia.

Tanda : Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.

23

Page 24: KTI Miftah

g) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen sakit kepala, nyeri tulang atau sendi, nyeri

tekan sternal,  keram otot.

Tanda : Perilaku hati-hati / distensi gelisah, fokus pada diri sendiri

h) Pernapasan

Gejala : Nafas pendek dengan kerja minimal dispnea, takipnea.

Tanda : Batuk gemeriak, ronchi, penurunan bunyi napas.

i) Keamanan

Gejala : Riwayat infeksi saat ini; jatuh

Gangguan penglihatan / kerusakan

Perdarahan spontan tak terkontrol dengan truma minimal

Tanda : Demam, infeksi

Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarhan gusi, atau

epistaksis

24

Page 25: KTI Miftah

Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati, ( sehubungan

dengan invasi Jaringan )

Papiledema dan eksoftalmus

Infiltrat leukemik pada dermis

j) Seksualitas

Gejala : Perubahan libido

Perubahan aliran menstruasi, menoragia

Impoten

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko infeksi b/d menurunnya sistem pertahanan tubuh

b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat anemia, penurunan cadangan energi

, produksi leukosit massif

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d Kehilangan berlebihan :

mual muntah, perdarahan, diare, Penurunan pemasukan cairan misalnya :

mual, Anorexia, Peningkatan kebutuhan cairan contoh Status hipermetabolik,

demam

25

Page 26: KTI Miftah

d. Nyeri (Akut) b/d Agen fisikal misal, pembesaran organ / nodus limpe,

sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemia, Agen Kimia, misalnya

pengobatan anti leukemia

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan kelenjar) tentang penyakit, progrosis, dan

kebutuhan pengobatan b/d kurang terajan dari sumber, salah interprestasi

informasi / kurang mengingat.

26

Page 27: KTI Miftah

3. Perencanaan Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional

I II III IV V

1. Resiko infeksi

berhubungan dengan

menurunnya sistem

pertahanan tubuh

Tujuan :

Tidak mengalami gejala-gejala

infeksi

Kriteria Hasil :

- Mengidentifikasi tindakan

untuk mencegah /menurunkan

resiko    infeksi

Mandiri :

1. Pantau suhu dengan teliti

2.Tempatkan dalam ruangan

khusus

3. Anjurkan semua pengunjung

dan staff rumah sakit untuk

menggunakan teknik mencuci

tangan dengan baik

4. Gunakan teknik aseptik yang

Mandiri :

1. Untuk  mendeteksi kemungkinan

infeksi

2. Untuk meminimalkan terpaparnya

dari sumber infeksi

3. Untuk meminimalkan pajanan

pada organisme infektif

4. Untuk mencegah kontaminasi

27

Page 28: KTI Miftah

cermat untuk semua prosedur

invasive

5. Evaluasi keadaan terhadap

tempat-tempat munculnya

infeksi seperti tempat

penusukan jarum, ulserasi

mukosa, dan masalah gigi

6. Berikan periode istirahat tanpa

gangguan

7. Berikan diet lengkap nutrisi

sesuai usia

Kolaborasi :

8. Berikan antibiotik sesuai        

silang/menurunkan resiko infeksi

Kolaborasi :

5. Untuk intervensi dini penanganan

infeksi

6. Menambah energi untuk

penyembuhan dan regenerasi

seluler

7. Untuk mendukung pertahanan

alami tubuh

Kolaborasi :

28

Page 29: KTI Miftah

ketentuan

9. Hindari antipiretik yang

mengandung aspirin

10. Berikan diet rendah bakteri

11. Kaji ulang seri foto dada

8. Diberikan sebagai profilaktik atau

mengobati infeksi khusus

9. Aspirin dapat

menyebabkan perdarahan gaster

dan penurunan     jumlah

trombosit lanjut

10. Meminimalkan sumber potensial

kontaminasi bacterial

11. Indikator terjadinya /

penyembuhan kompilkasi paru

I II III IV V

29

Page 30: KTI Miftah

2. Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

kelemahan akibat

anemia, penurunan

cadangan energi,

produksi leukosit masif

Tujuan :

Terjadi peningkatan toleransi

aktifitas

Kriteria Hasil :

- Laporan peningkatan aktifitas

  yang dapat diukur

- Berpartisipasi dalam aktivias

sehari – hari sesuai tingkatan

kemampuan

Mandiri :

1. Evaluasi laporan kelemahan,

perhatikan ketidakmampuan

untuk berpartisipasi dala

aktifitas sehari-hari

2. Berikan lingkungan tenang dan

perlu istirahat tanpa gangguan

3. Kaji kemampuan untuk

berpartisipasi pada aktifitas      

yang diinginkan atau

dibutuhkan

4. Berikan bantuan dalam aktifitas

sehari-hari dan ambulasi

Kolaborasi :

Mandiri :

1. Menentukan derajat dan efek

ketidakmampuan

2. Menghemat energi untuk aktifitas

dan regenerasi seluler atau        

penyambungan jaringan

3. Mengidentifikasi kebutuhan

individual dan membantu

pemilihan intervensi

4. Memaksimalkan sediaan energi

untuk tugas perawatan diri

30

Page 31: KTI Miftah

5. Berikan oksigen tambahan Kolaborasi : .

5. Memaksimalkan sediaan oksigen

untuk kebutuhan seluler

I II III IV V

3. Resiko tinggi kekurangan

volume cairan b/d 

Kehilangan berlebihan :

mual muntah, perdarahan

, diare, Penurunan pemas

ukan cairan misalnya :

mual, Anorexia, Peningk

atan kebutuhan cairan

contoh Status hipermetab

olik, demam

Tujuan :

Klien tidak menunjukkan bukti-

bukti perdarahan

Kriteria Hasil :

- Menunjukkan volume

cairan  yang adekuat

- Melakukan perubahan pola

hidup / perilaku untuk

mencegah terjadinya deficit

Mandiri :

1. Awasi masukan / haluaran.

Hitung kehilangan tak kasat

mata dan keseimbangan cairan.

Perhatikan penurunan urine pada

adanya pemasukan adekuat.

Ukur berat jenis dan PH urine

2.  Timbang berat

badan tiap hari

Mandiri :

1. Penurunan sirkulasi terhadap

destruksi SDM dan pencetusnya

pada tubulus ginjal atau terjadinya

batu ginjal ( sehubungan dengan

peningkatan kadar asam urat )

dapat menimbulkan retensi urine

atau gagal ginjal.

2. Mengukur keadekuatan

penggantian cairan sesuai fungsi

31

Page 32: KTI Miftah

volume cairan

3. Evaluasi turgor kulit, pengisian

kapiler, dan kondisi umum

membrane mukosa

4. Awasi TD dan frekwensi

jantung

5. Perhatikan adanya mual demam

6. Dorong cairan sampai 3-4

L/hari bila masukan oral

dimulai

ginjal. Pemasukan lebih dari

keluaran dapat mengindikasikan

memperburuk / obstruksi ginjal )

3. Indikator langsung status cairan /

hidrasi

4. Perubahan dapat menunjukkan

efek hipovolemia ( perdarahan /

hidrasi )

5. Mempengaruhi pemasukan,

kebutuhan cairan, dan rute

penggantian

6. Meningkatkan aliran urine,

mencegah pencetus asam urat,

dan meningkatkan pembersihan

32

Page 33: KTI Miftah

Kolaborasi

7. Berikan cairan IV sesuai

indikasi

8. Berikan obat sesuai

indikasi,  contoh :

- Ondansentron

obat antineoplastik

Kolaborasi

7. Mempertahankan keseimbangan

cairan/ elektrolit pada tak adanya

pemasukan melalui oral ;

menurunkan resiko komplikasi

ginjal

8.– Menghilangkan mual dan

muntah sehubungan dengan

pemberian agen kemoterapi

I II III IV V

33

Page 34: KTI Miftah

4. Nyeri (Akut) b/d Agen

fisikal misal, pembesaran

organ / nodus limpe,

sumsum tulang yang

dikemas dengan sel

leukemia, Agen Kimia,

misalnya pengobatan anti

leukemia

Tujuan :

Pasien tidak mengalami nyeri

atau nyeri menurun.

Kriteria Hasil :

- Melaporkan nyeri hilang /

terkontrol

- Menunjukkan perilaku

penanganan nyeri

- Tampak rileks dan mampu

tidur / istirahat dengan

tepat

Mandiri :

1. Selidiki keluhan nyeri.

Perhatikan perubahna pada

derajat dan sisi ( gunakan skala

0 – 10 )

2. Awasi tanda vital, perhatikan

petunjuk non – verbal, mis :

tegangan otot, gelisah

3. berikan lingkungan tenang dan

kurangi rangsangan penuh

stress.

4. Tempatkan pada posisi nyaman

dan sokong sendi, ekstremitas

Mandiri :

1. Membantu mengkaji kebutuhan

untuk intervensi ; dapat

mengidentifikasikan terjadinya

kompilkasi

2. Dapat membantu mengevaluasi

pernyataan verbal dan keefektifan

intervensi

3. Meningkatkan istirahat dan

meningkatkan kemampuan

koping

4. Dapat menurunkan

ketidaknyamanan tulang / sendi

5. Memperbaiki sirkulasi jaringan

34

Page 35: KTI Miftah

dengan bantalan/bantahan.

5. Ubah posisi secara periodic dan

berikan / bantu latihan rentang

gerak lembut.

6. Berikan tindakan kenyamanan

(mis : pijatan, kompres dingin)

dan dukungan psikologis ( mis :

dorongan, keberadaan )

7. Bantu / berikan aktifitas

terapeutik , teknik relaksasi.

Kolaborasi :

8. Awasi kadar asam urat

dan mobilitas sendi.

6. Meminimalkan kebutuhan atau

meningkatkan efek obat

7. Membantu manajemen nyeri

dengan perhatian langsung

Kolaborasi :

8. Penggantian cepat dan destruksi

sel leukemia selama kemoterapi

meningkatkan asam urat,

menebabkan pembengkakan dan

35

Page 36: KTI Miftah

9. Berikan obat sesuia indikasi :

- Analgesik , contoh

asetaminofen ( Tylenol ) :

nyeri sendi

9. Diberikan untuk nyeri ringan

yang tidak hilang dengan tindakan

kenyamanan. Catatan: Hindari

produk mengandung aspirin

karena mempunyai potensi

perdarahan.

I II III IV V

5. Kurang pengetahuan

(kebutuhan kelenjar)

tentang penyakit,

Tujuan :

Klien mengetahui tentang proses

Mandiri :

1. Kaji ulang patologi bentuk

Mandiri :

1. Pengobatan dapat termasuk

36

Page 37: KTI Miftah

progrosis, dan kebutuhan

pengobatan b.d kurang

ter rajan dari sumber

salah interprestasi

informasi / kurang

mengingat

penyakitnya

Kriteria Hasil :

- Menyatakan pemahaman

kondisi / proses penyakit dan

pengobatan

- Melakukan perubahan pola

hidup yang perlu

- Berpartisipasi dalam

program  pengobatan

khusus leukemia dan

berbagai bentuk pengobatan

2. Tinjau ulang dengan pasien

atau orang terdekat

pemahaman diagnosa khusus,

alternative pengobatan, dan

sifat harapan

3. Tentukan persepsi pasien

tentang kanker ; tanyakan

tentang pengalaman pasien

sendiri,/sebelumnya atau

pengalaman orang lain yang

berbagai obat antineoplastik,

radiasi seluruh tubuh atau

hati/limpa, transfuse, dan/atau

transplantasi sumsum tulang

2. Memvalidasi tingkat pemahaman

saat ini, mengidentifikasi

kebutuhan belajar, dan

memberikan dasar pengetahuan

dimana pasien membuat

keputusan berdasarkan informasi

3. Membantu identifikasi ide, sikap,

rasa takut, kesalahan konsepsi,

dan kesenjangan pengetahuan

tentang kanker.

37

Page 38: KTI Miftah

mempunyai (atau pernah

mempunyai) kanker

4. Berikan informasi yang jelas

dan akurat dalam cara yang

nyata tetapi sensitive. Jawab

pernyataan khusus, tetapi

tidak memaksakan dengan

detil-detil yang tidak penting.

5. Berikan pedoman antisipasi

pada pasien / orang terdekat

mengenai protokol

4. Membantu penilaian diagnosa

kanker, memberikan informasi

yang diperlukan selama waktu

menyerapnya.Catatan : Kecepatan

dan metode pemberian informasi

perlu diubah agar menurunkan

ansietas pasien dan meningkatkan

kemampuan untuk mengasimilasi

informasi.

5. Pasien mempunyai hak untuk tahu

( diinformasikan) dan

berpartisipasi dalam pohon

38

Page 39: KTI Miftah

pengobatan, lama terapi, hasil

yang diharapkan, kemunkinan

efek samping. Bersikap jujur

dengan pasien.

keputusan. Informasi akurat dan

detil membantu menghilangkan

rasa takut dan ansietas,

mengklarifikasi rutinitas yang

diharapkan, dan memungkinkan

pasien mempertahankan beberapa

derajat control.

39