Upload
miftha-ginbreka-anaxingoeda
View
456
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah di produksi,
termasuk sumsum tulang dan nodus limpe. Darah adalah organ khusus yang berbeda
dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel
yang tersuspensi dalam plasma darah, sel darah dibagi menjadi eritrosit, leukosit,
trombosit, haemoglobin. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari sel darah
tersebut akan terjadi kelainan haematologis, diantaranya yaitu leukemia.
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani,).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and
Bare, B.G, )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk,)
Leukemia merupakan salah satu penyakit sel darah putih yang sering terjadi.
Leukemia merupakan 4-5 % kanker yang ada. Di USA, terjadi 3-5 /100.000
penduduk per tahun (Maryono, Suradi,)
1
Berdasarkan perjalanan penyakitnya leukemia dibagi menjadi 2 golongan
yakni akut dan kronis. Angka kejadian dari masing masing golongan berbeda-beda,
20 % dari kejadian leukemia pada dewasa adalah leukemi granulositik kronik,
Sedangkan 32 % lainnya leukemia mieloblastik akut. Sedangkan sisanya terdapat
pada jenis yang lainnya. Terjadi 1 dari 60000 orang per tahun mengalami leukemia
limfoblastik akut (Sudoyo, Aru W,) .
Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit
kardiovaskular. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, setiap
tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru leukimia dengan prediksi
peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah
penderita baru penyakit leukimia meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang
diantaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan bila tidak dilakukan
intervensi yang memadai, kata Menkes.
Hasil-hasil survey di Indonesia menunjukan bahwa angka kematian Leukemia
untuk seluruh golongan umur adalah sekitar antara 20-30 per 1000 penduduk dan
untuk anak - anak sekitar 10-20 % setiap tahunnya. Walaupun menyerang kedua jenis
kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita.
Dari keadaan morbiditas pasien rawat inap RS Dr. Kariadi Semarang pada
akhir tahun 2006 menunjukkan bahwa seluruh jumlah pasien rawat inap berjumlah
826, kasus Leukemia yaitu sekitar 29 kasus dan 5 diantaranya pasien meninggal
dunia.
2
Berdasarkan data medical record yang tercatat di Rumkit TK IV Pematang
Siantar pada bulan januari 2009 sampai dengan Januari 2010 penyakit leukemia
sebanyak 6 orang dari total jumlah pasien sebanyak 14.688.
Dari data diatas penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi karya
tulis ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk akhir dari pendidikan
DIPLOMA III di Akper Kesdam I/BB Pematang Siantar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan gangguan sistem Darah .
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Darah Leukimia
b. Penulis mampu menganalisa data pada pasien dengan gangguan system
Darah Leukimia
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Darah Leukimia
3
d. Penulis mampu melakukan tindakan Keperawatan yang telah diberikan
pada pasien dengan gangguan sistem Darah Leukimia.
e. Penulis mampu mengevaluasi Asuhan keperawatan Yang telah diberikan
pada pasien dengan gangguan sistem Darah Leukimia
f. Penulis mampu mendokumentasikan Asuahan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem Darah Leukimia
A. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mengunakan metode
deskriftif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran dan digunakan untuk memecahkan
suatu masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang ini. Adapun
metode deskritif dilakukan cara :
1. Studi Kepustakaan
Dilakukan sebagai mencari bahan referensi untuk menjelaskan teoritis
mengenai Sistem Darah Leukimia dengan cara melakukan Asuhan Keperawatan
2. Studi Kasus
4
Melakukan tinjauan kasus langsung kepada pasien untuk mengetahui
masalah yang nyata dan dilakukan di Rumah Sakit Tentara TKT IV Pematang
Siantar . Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data berupa :
a. Wawancara
Komunikasi secara lansung kepada pasien, keluarga pasien untuk
mendapatkan data yang lengkap dari keadaan sekarang dan riwayat
penyakit sebelumnya.
b. Observasi
Mengamati dan mengawasi secara langsung perkembangan status
kesehatan pasien untuk mendapatkan kebenaran data yang diperoleh dari
pasien.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan langsung pada pasien baik secara insfeksi,
palpasi, maupun auskultasi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan dari laboratorium, USG, darah rutin.
5
B. Ruang Lingkup Penulisan
Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu : membahas
tentang “ Asuhan Keperawatan pd Ny. M dengan Gangguan Sistem Darah di
ruang Anggrek Rumah Sakit Tentara TKT IV Pematang Siantar. Dengan
menggunakan proses Keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa,
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
C. Sistematika Penulisan
Adapun karya tulis ilmiah (KTI) ini disusun secara sistematis yang terdiri dari
5 BAB yaitu:
BAB I : Pendahuluan
Yaitu latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
1. Tinjuan Teoritis Medis
Meliputi defenisi, etiologi, anatomi, dan fiologis,
patofisiologis, manisfestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan.
6
2. Tinjauan Teoritis keperawatan
Meliputi pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus
Meliputi pengkajian, diangnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan
Membahas kesenjangan yang di temukan pada tinjauan
Teoritis Medis dengan tinjauan kasus yang meliputi tahap
pengkajian, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap
diangnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap evaluasi.
BAB V : Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan yaitu jawaban tujuan penulisan dan sebagai inti
BAB pembahasan.
Saran yaitu tahap dari butir kesimpulan yang berupa
kesimpulan yang berupa kesenjangan dari pemecahan masalah.
7
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Tinjauan Teoritis Medis
1. Defenisi
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-
sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum
tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel
darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet
(bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. ( Suriadi & Rita yuliani)
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal ( Smeltzer,S C and
Bare, B.G)
8
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain. ( Arief Mansjoer, dkk ).
2. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
( Tcell Leukimia – Lhymphoma Virus / HLTV ).
b. Radiasi
c. Obat-obat imunosupresif, obat – obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. ( Suriadi & Rita Yuliani)
Leukimia biasanya mengenai sel – sel darah putih, Penyebab dari
sebagian besar jenis leukimai tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran
(radiasi) dan bahan kimia tertentu ( misalnya benzena) dan pemakaian obat
antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memakai
kelainan genetic tertentu ( misalnya sindrom Down dan sindrom fanconi ), juga
lebih peka terhadap leukemia.
3. Anatomi dan Fisiologi
9
A. Anatomi
Darah merupakan salah satu jaringan ikat. Sebagai jaringan ikat,
terdiri dari sel dan fragmen sel (terbentuk unsur) ditangguhkan dalam sebuah
matriks antar sel (plasma). Darah adalah jaringan hanya cairan dalam tubuh
yang mengukur sekitar 5 liter pada manusia dewasa dan menyumbang 8 persen
dari berat badan.
Tubuh terdiri dari metabolisme sel-sel aktif yang terus menerus
memerlukan pasokan nutrisi dan oksigen. produk limbah metabolik perlu
dikeluarkan dari sel untuk memelihara lingkungan selular yang stabil. Darah
merupakan media transportasi utama yang bertanggung jawab untuk
memenuhi tuntutan selular. sel darah dibentuk di sumsum tulang, pusat, lunak
spons tulang. Baru (belum matang) sel darah disebut ledakan. Beberapa
ledakan tinggal di sumsum untuk dewasa. Beberapa perjalanan ke bagian lain
dari tubuh untuk dewasa.
Gambar Darah
10
Komposisi darah
Ketika sampel darah diputar di dalam mesin pemisah, sel-sel dan
fragmen sel dipisahkan dari matriks interselular cair.. Karena unsur-unsur yang
terbentuk adalah lebih berat daripada matriks cair, mereka dikemas dalam
bagian bawah tabung oleh gaya sentrifugal. Cairan berwarna kuning muda di
atas adalah plasma, yang menyumbang sekitar 55 persen dari volume darah
dan sel-sel darah merah disebut hematokrit , atau dikemas volume sel (PCV).
Sel darah putih dan trombosit membentuk lapisan putih tipis, yang disebut
"buffy coat," antara plasma dan sel darah merah.
Plasma Plasma. Bagian cairan berair darah (90 persen air) di mana
elemen-elemen sel hidup ditangguhkan. Ini mengangkut nutrisi dan juga
sebagai limbah seluruh tubuh. Various compounds, including proteins,
electrolytes, carbohydrates, minerals, and fats, are dissolved in it. Berbagai
senyawa, termasuk protein, elektrolit, karbohidrat, mineral, dan lemak, yang
dilarutkan di dalamnya.
Elemen Dibentuk
11
Unsur-unsur yang terbentuk adalah sel-sel dan fragmen sel tersuspensi
dalam plasma.. Tiga kelas elemen yang terbentuk adalah eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (platelet).
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit, atau sel darah merah, yang paling banyak elemen
terbentuk.. Eritrosit cekung ganda disk kecil, tipis di tengah dan tebal
sekitar pinggiran..Bentuk ini menyediakan kombinasi fleksibilitas untuk
bergerak melalui pembuluh kapiler kecil dengan luas permukaan
maksimum untuk difusi gas. Fungsi utama eritrosit adalah untuk
mengangkut oksigen dan, pada tingkat lebih rendah, karbon dioksida.
Leukosit (sel darah putih)
Leukosit atau sel darah putih pada umumnya lebih besar dari
eritrosit, tetapi mereka lebih sedikit jumlahnya. Meskipun mereka
dianggap sel darah, leukosit melakukan sebagian besar pekerjaan mereka di
jaringan. Mereka menggunakan darah sebagai media transportasi. Beberapa
fagositosis , yang lain menghasilkan antibodi, beberapa histamin
mengeluarkan dan, heparin, dan lain-lain menetralisir histamin. Leukosit
dapat bergerak melalui dinding kapiler ke dalam ruang jaringan, proses
yang disebut diapedesis . Dalam ruang jaringan mereka memberikan
pertahanan terhadap organisme yang menyebabkan penyakit dan
mendorong atau menghambat respon inflamasi.
12
Ada dua kelompok utama leukosit dalam darah. Sel-sel yang
berkembang granula dalam sitoplasma disebut granulosit dan mereka yang
tidak memiliki butiran yang agranulocytes disebut. Neutrophils,
eosinophils, and basophils are granulocytes. Neutrofil, eosinofil, dan
basofil yang granulosit. Monocytes and lymphocytes are agranulocytes.
Monosit dan limfosit yang agranulocytes.
Neutrofil, leukosit yang paling banyak, adalah fagositik dan
memiliki butiran berwarna terang.. Eosinofil memiliki butir dan membantu
melawan efek histamin. histomine mengeluarkan basofil dan heparin dan
memiliki butiran biru. Pada jaringan, mereka disebut mastcells..
Lymphocyte agranulocytes yang memiliki peran khusus dalam proses
kekebalan tubuh. Beberapa bakteri menyerang secara langsung; lain
menghasilkan antibodi.
Trombosit (platelet)
Trombosit atau platelet, sel tidak lengkap, tetapi fragmen kecil
dari sel-sel yang sangat besar yang disebut megakaryocytes .
Megakaryocytes berkembang dari hemocytoblasts di sumsum tulang
merah. Trombosit menjadi lengket dan mengumpul membentuk plugs
platelet yang melanggar dekat dan menangis di pembuluh darah. Mereka
juga memprakarsai pembentukan bekuan darah.
B. Fisiologi
13
Kegiatan darah dapat dikategorikan sebagai transportasi, regulasi, dan
perlindungan. Kategori-kategori fungsional tumpang tindih dan berinteraksi
sebagai darah itu menjalankan perannya dalam menyediakan kondisi yang cocok
untuk fungsi celluar.
Fungsi transportasi meliputi:
Membawa oksigen dan nutrisi ke sel.
Mengangkut karbon dioksida dan limbah nitrogen dari jaringan ke paru-paru
dan ginjal dimana limbah ini dapat dihilangkan dari tubuh.
Membawa hormon dari kelenjar endokrin ke jaringan target.
Fungsi regulasi meliputi:
Membantu mengatur suhu tubuh dengan membuang panas dari daerah
aktif, seperti otot rangka, dan membawanya ke daerah lain atau pada kulit
di tempat yang dapat hilang.
Memainkan peran penting dalam keseimbangan cairan dan elektrolit
karena garam dan protein plasma berkontribusi terhadap tekanan
osmotik.
Berfungsi dalam regulasi pH melalui aksi buffer dalam darah.
Fungsi perlindungan meliputi:
Mencegah kehilangan cairan melalui perdarahan ketika pembuluh darah
yang rusak akibat mekanisme pembekuan tersebut.
14
Membantu (fagositosis sel darah putih) untuk melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit oleh melanda dan
menghancurkan agen.
Melindungi (antibodi dalam plasma) melindungi terhadap penyakit
dengan reaksi mereka dengan agen menyinggung.
4. Patofisiologis
15
Virus
Sel-sel berpoliferasi ke sumsum tulang
Penurunan produksi sel darah merah
Anemia
Kelelahan, pucat, lemah, pusing dan denyut jantung cepat
Neutropenia
Infeksi
Pendarahan
Sistem pencernaan Sistem saraf normal
5. Manifestasi Klinis
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun
demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas
cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh
kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan
kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi
dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan
mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil
dijaringan kulit).Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung
daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia,
sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak
berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi
virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya
demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.16
Gangguan fungsi dalam sumsum tulang
Limfa Hati Kelenjar limfa
Peningkatan tekanan cairan intracranial dan tanda-tanda meringis
Gangguan kebutuhan nutrisi
3. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari
sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
4. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala
leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan
empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan
timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan
penderita leukemia.
5. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar
mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan,
leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel
leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
6. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan
gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus
segera mendapatkan pertolongan medis.
6. Klasifikasi
Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel, Ketika pada pemeriksaan
diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut
leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti
neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.
Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
17
1. Leukemia limfositik akut (LLA).
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak- anak. Penyakit ini
juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA).
Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya
disebut leukemia nonlimfositik akut.
2. Leukemia limfositik kronis (LLK).
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.
Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada
anak-anak.
3. Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak,
namun sangat sedikit.
6. Komplikasi
a) Kelelahan. Jika penyakit sel darah putih kerumunan keluar sehat sel darah
merah, anemia dapat mengakibatkan.. Anemia bisa membuat Anda merasa lelah
dan lelah.. Pengobatan untuk CML juga dapat menyebabkan penurunan sel
darah merah.
18
b) Kelebihan perdarahan disebut darah. sel-sel platelet membantu pendarahan
kontrol dengan cara menghubungkannya kebocoran kecil di pembuluh darah
dan membantu darah untuk membeku. Sebuah kekurangan platelet darah
(trombositopenia) dapat mengakibatkan pendarahan mudah dan memar,
termasuk yang sering mimisan atau berat, perdarahan dari gusi, atau titik-titik
merah kecil yang disebabkan oleh pendarahan ke dalam kulit (petechiae).
c) Sakit. CML dapat menyebabkan nyeri tulang atau nyeri sendi sebagai tulang
sumsum mengembang ketika kelebihan sel darah putih membangun.
d) Pembesaran limpa. Beberapa sel darah tambahan yang dihasilkan ketika Anda
memiliki CML disimpan dalam limpa.. Hal ini dapat menyebabkan limpa
menjadi bengkak atau membesar. Jarang, limpa menjadi begitu besar bahwa itu
beresiko meledak.. Lebih umum, limpa bengkak mengambil ruang di perut
Anda dan membuat Anda merasa penuh bahkan setelah makan kecil atau
menyebabkan rasa sakit pada sisi kiri tubuh Anda di bawah tulang rusuk Anda.
e) Stroke atau kelebihan pembekuan. Beberapa orang dengan CML banyak
menghasilkan platelet jugaTanpa pengobatan, ini jumlah trombosit tinggi
(trombositosis) dapat menyebabkan pembekuan darah yang berlebihan, yang
dapat menyebabkan stroke.
f)Infeksi. Sel darah putih membantu tubuh melawan infeksi.. Meski orang dengan
CML memiliki terlalu banyak sel darah putih, sel-sel ini sering sakit dan tidak
berfungsi dengan baik.. Akibatnya, mereka tidak mampu melawan infeksi serta
19
sel-sel putih sehat bisa. Selain itu, pengobatan dapat menyebabkan jumlah sel
putih Anda untuk turun terlalu rendah (neutropenia), juga membuat Anda rentan
terhadap infeksi.
g) Kematian. Jika CML tidak dapat berhasil diobati, akhirnya fatal
h) leukostasis, kelainan metabolik, dan keterlibatan sistem saraf pusat
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang
dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik;
jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik
pada anak sembarang umur.
b. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
c. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
d. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
e. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
f. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
g. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
(Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302).
9. Penatalaksanaan
20
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang
diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi,
konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak
menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode
intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas
keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain.
Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk
memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak
adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase
(menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat
(antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan
leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan
daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz,
Cecily L.).
21
B. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Aktifitas
Gejala : Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan melakukan
aktivitas biasanya.
Tanda : Kelemahan otot
Peningkatan kebutuhan tidur, sumnolen
b) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Tanda : Takikardia, murmur, jantung, kulit membran mukosa pucat,
defisit syaraf cranial dan / atau perdarahan serebral
c) Eliminasi
22
Gejala : Nyeri tekan perineal, nyeri darah merah terang pada tisu, feses
hitam darah para urine, penurunan hawatan urine.
d) Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut marah, mudah
terangsang, perubahan alam perasaan.
e) Makanan / Cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan. Anorexia, mual-muntah perubahan
rasa / penyimpangan rasa.
Tanda : Distensi abdominal, penurunan bunyi usus splenomegali,
hepatomegali. Ikterik stomatilis, likos mulut hipertropi gusi
(infiltrasi gusi mengindikasi leukemia morositik akut).
f) Neurosensori
Gejala : Kurang / penurunan koordinasi perubahan alam perasaan
kacau. Disorientrasi.kurang, pusing, kebas, kesemutan,
palestesia.
Tanda : Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.
23
g) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sakit kepala, nyeri tulang atau sendi, nyeri
tekan sternal, keram otot.
Tanda : Perilaku hati-hati / distensi gelisah, fokus pada diri sendiri
h) Pernapasan
Gejala : Nafas pendek dengan kerja minimal dispnea, takipnea.
Tanda : Batuk gemeriak, ronchi, penurunan bunyi napas.
i) Keamanan
Gejala : Riwayat infeksi saat ini; jatuh
Gangguan penglihatan / kerusakan
Perdarahan spontan tak terkontrol dengan truma minimal
Tanda : Demam, infeksi
Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarhan gusi, atau
epistaksis
24
Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati, ( sehubungan
dengan invasi Jaringan )
Papiledema dan eksoftalmus
Infiltrat leukemik pada dermis
j) Seksualitas
Gejala : Perubahan libido
Perubahan aliran menstruasi, menoragia
Impoten
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko infeksi b/d menurunnya sistem pertahanan tubuh
b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat anemia, penurunan cadangan energi
, produksi leukosit massif
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d Kehilangan berlebihan :
mual muntah, perdarahan, diare, Penurunan pemasukan cairan misalnya :
mual, Anorexia, Peningkatan kebutuhan cairan contoh Status hipermetabolik,
demam
25
d. Nyeri (Akut) b/d Agen fisikal misal, pembesaran organ / nodus limpe,
sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemia, Agen Kimia, misalnya
pengobatan anti leukemia
e. Kurang pengetahuan (kebutuhan kelenjar) tentang penyakit, progrosis, dan
kebutuhan pengobatan b/d kurang terajan dari sumber, salah interprestasi
informasi / kurang mengingat.
26
3. Perencanaan Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional
I II III IV V
1. Resiko infeksi
berhubungan dengan
menurunnya sistem
pertahanan tubuh
Tujuan :
Tidak mengalami gejala-gejala
infeksi
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasi tindakan
untuk mencegah /menurunkan
resiko infeksi
Mandiri :
1. Pantau suhu dengan teliti
2.Tempatkan dalam ruangan
khusus
3. Anjurkan semua pengunjung
dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci
tangan dengan baik
4. Gunakan teknik aseptik yang
Mandiri :
1. Untuk mendeteksi kemungkinan
infeksi
2. Untuk meminimalkan terpaparnya
dari sumber infeksi
3. Untuk meminimalkan pajanan
pada organisme infektif
4. Untuk mencegah kontaminasi
27
cermat untuk semua prosedur
invasive
5. Evaluasi keadaan terhadap
tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat
penusukan jarum, ulserasi
mukosa, dan masalah gigi
6. Berikan periode istirahat tanpa
gangguan
7. Berikan diet lengkap nutrisi
sesuai usia
Kolaborasi :
8. Berikan antibiotik sesuai
silang/menurunkan resiko infeksi
Kolaborasi :
5. Untuk intervensi dini penanganan
infeksi
6. Menambah energi untuk
penyembuhan dan regenerasi
seluler
7. Untuk mendukung pertahanan
alami tubuh
Kolaborasi :
28
ketentuan
9. Hindari antipiretik yang
mengandung aspirin
10. Berikan diet rendah bakteri
11. Kaji ulang seri foto dada
8. Diberikan sebagai profilaktik atau
mengobati infeksi khusus
9. Aspirin dapat
menyebabkan perdarahan gaster
dan penurunan jumlah
trombosit lanjut
10. Meminimalkan sumber potensial
kontaminasi bacterial
11. Indikator terjadinya /
penyembuhan kompilkasi paru
I II III IV V
29
2. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan akibat
anemia, penurunan
cadangan energi,
produksi leukosit masif
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi
aktifitas
Kriteria Hasil :
- Laporan peningkatan aktifitas
yang dapat diukur
- Berpartisipasi dalam aktivias
sehari – hari sesuai tingkatan
kemampuan
Mandiri :
1. Evaluasi laporan kelemahan,
perhatikan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dala
aktifitas sehari-hari
2. Berikan lingkungan tenang dan
perlu istirahat tanpa gangguan
3. Kaji kemampuan untuk
berpartisipasi pada aktifitas
yang diinginkan atau
dibutuhkan
4. Berikan bantuan dalam aktifitas
sehari-hari dan ambulasi
Kolaborasi :
Mandiri :
1. Menentukan derajat dan efek
ketidakmampuan
2. Menghemat energi untuk aktifitas
dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan
3. Mengidentifikasi kebutuhan
individual dan membantu
pemilihan intervensi
4. Memaksimalkan sediaan energi
untuk tugas perawatan diri
30
5. Berikan oksigen tambahan Kolaborasi : .
5. Memaksimalkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan seluler
I II III IV V
3. Resiko tinggi kekurangan
volume cairan b/d
Kehilangan berlebihan :
mual muntah, perdarahan
, diare, Penurunan pemas
ukan cairan misalnya :
mual, Anorexia, Peningk
atan kebutuhan cairan
contoh Status hipermetab
olik, demam
Tujuan :
Klien tidak menunjukkan bukti-
bukti perdarahan
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan volume
cairan yang adekuat
- Melakukan perubahan pola
hidup / perilaku untuk
mencegah terjadinya deficit
Mandiri :
1. Awasi masukan / haluaran.
Hitung kehilangan tak kasat
mata dan keseimbangan cairan.
Perhatikan penurunan urine pada
adanya pemasukan adekuat.
Ukur berat jenis dan PH urine
2. Timbang berat
badan tiap hari
Mandiri :
1. Penurunan sirkulasi terhadap
destruksi SDM dan pencetusnya
pada tubulus ginjal atau terjadinya
batu ginjal ( sehubungan dengan
peningkatan kadar asam urat )
dapat menimbulkan retensi urine
atau gagal ginjal.
2. Mengukur keadekuatan
penggantian cairan sesuai fungsi
31
volume cairan
3. Evaluasi turgor kulit, pengisian
kapiler, dan kondisi umum
membrane mukosa
4. Awasi TD dan frekwensi
jantung
5. Perhatikan adanya mual demam
6. Dorong cairan sampai 3-4
L/hari bila masukan oral
dimulai
ginjal. Pemasukan lebih dari
keluaran dapat mengindikasikan
memperburuk / obstruksi ginjal )
3. Indikator langsung status cairan /
hidrasi
4. Perubahan dapat menunjukkan
efek hipovolemia ( perdarahan /
hidrasi )
5. Mempengaruhi pemasukan,
kebutuhan cairan, dan rute
penggantian
6. Meningkatkan aliran urine,
mencegah pencetus asam urat,
dan meningkatkan pembersihan
32
Kolaborasi
7. Berikan cairan IV sesuai
indikasi
8. Berikan obat sesuai
indikasi, contoh :
- Ondansentron
obat antineoplastik
Kolaborasi
7. Mempertahankan keseimbangan
cairan/ elektrolit pada tak adanya
pemasukan melalui oral ;
menurunkan resiko komplikasi
ginjal
8.– Menghilangkan mual dan
muntah sehubungan dengan
pemberian agen kemoterapi
I II III IV V
33
4. Nyeri (Akut) b/d Agen
fisikal misal, pembesaran
organ / nodus limpe,
sumsum tulang yang
dikemas dengan sel
leukemia, Agen Kimia,
misalnya pengobatan anti
leukemia
Tujuan :
Pasien tidak mengalami nyeri
atau nyeri menurun.
Kriteria Hasil :
- Melaporkan nyeri hilang /
terkontrol
- Menunjukkan perilaku
penanganan nyeri
- Tampak rileks dan mampu
tidur / istirahat dengan
tepat
Mandiri :
1. Selidiki keluhan nyeri.
Perhatikan perubahna pada
derajat dan sisi ( gunakan skala
0 – 10 )
2. Awasi tanda vital, perhatikan
petunjuk non – verbal, mis :
tegangan otot, gelisah
3. berikan lingkungan tenang dan
kurangi rangsangan penuh
stress.
4. Tempatkan pada posisi nyaman
dan sokong sendi, ekstremitas
Mandiri :
1. Membantu mengkaji kebutuhan
untuk intervensi ; dapat
mengidentifikasikan terjadinya
kompilkasi
2. Dapat membantu mengevaluasi
pernyataan verbal dan keefektifan
intervensi
3. Meningkatkan istirahat dan
meningkatkan kemampuan
koping
4. Dapat menurunkan
ketidaknyamanan tulang / sendi
5. Memperbaiki sirkulasi jaringan
34
dengan bantalan/bantahan.
5. Ubah posisi secara periodic dan
berikan / bantu latihan rentang
gerak lembut.
6. Berikan tindakan kenyamanan
(mis : pijatan, kompres dingin)
dan dukungan psikologis ( mis :
dorongan, keberadaan )
7. Bantu / berikan aktifitas
terapeutik , teknik relaksasi.
Kolaborasi :
8. Awasi kadar asam urat
dan mobilitas sendi.
6. Meminimalkan kebutuhan atau
meningkatkan efek obat
7. Membantu manajemen nyeri
dengan perhatian langsung
Kolaborasi :
8. Penggantian cepat dan destruksi
sel leukemia selama kemoterapi
meningkatkan asam urat,
menebabkan pembengkakan dan
35
9. Berikan obat sesuia indikasi :
- Analgesik , contoh
asetaminofen ( Tylenol ) :
nyeri sendi
9. Diberikan untuk nyeri ringan
yang tidak hilang dengan tindakan
kenyamanan. Catatan: Hindari
produk mengandung aspirin
karena mempunyai potensi
perdarahan.
I II III IV V
5. Kurang pengetahuan
(kebutuhan kelenjar)
tentang penyakit,
Tujuan :
Klien mengetahui tentang proses
Mandiri :
1. Kaji ulang patologi bentuk
Mandiri :
1. Pengobatan dapat termasuk
36
progrosis, dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang
ter rajan dari sumber
salah interprestasi
informasi / kurang
mengingat
penyakitnya
Kriteria Hasil :
- Menyatakan pemahaman
kondisi / proses penyakit dan
pengobatan
- Melakukan perubahan pola
hidup yang perlu
- Berpartisipasi dalam
program pengobatan
khusus leukemia dan
berbagai bentuk pengobatan
2. Tinjau ulang dengan pasien
atau orang terdekat
pemahaman diagnosa khusus,
alternative pengobatan, dan
sifat harapan
3. Tentukan persepsi pasien
tentang kanker ; tanyakan
tentang pengalaman pasien
sendiri,/sebelumnya atau
pengalaman orang lain yang
berbagai obat antineoplastik,
radiasi seluruh tubuh atau
hati/limpa, transfuse, dan/atau
transplantasi sumsum tulang
2. Memvalidasi tingkat pemahaman
saat ini, mengidentifikasi
kebutuhan belajar, dan
memberikan dasar pengetahuan
dimana pasien membuat
keputusan berdasarkan informasi
3. Membantu identifikasi ide, sikap,
rasa takut, kesalahan konsepsi,
dan kesenjangan pengetahuan
tentang kanker.
37
mempunyai (atau pernah
mempunyai) kanker
4. Berikan informasi yang jelas
dan akurat dalam cara yang
nyata tetapi sensitive. Jawab
pernyataan khusus, tetapi
tidak memaksakan dengan
detil-detil yang tidak penting.
5. Berikan pedoman antisipasi
pada pasien / orang terdekat
mengenai protokol
4. Membantu penilaian diagnosa
kanker, memberikan informasi
yang diperlukan selama waktu
menyerapnya.Catatan : Kecepatan
dan metode pemberian informasi
perlu diubah agar menurunkan
ansietas pasien dan meningkatkan
kemampuan untuk mengasimilasi
informasi.
5. Pasien mempunyai hak untuk tahu
( diinformasikan) dan
berpartisipasi dalam pohon
38
pengobatan, lama terapi, hasil
yang diharapkan, kemunkinan
efek samping. Bersikap jujur
dengan pasien.
keputusan. Informasi akurat dan
detil membantu menghilangkan
rasa takut dan ansietas,
mengklarifikasi rutinitas yang
diharapkan, dan memungkinkan
pasien mempertahankan beberapa
derajat control.
39