72
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : IRA DAMAYANTI NIM : B09. 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

KTI SMA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KTI SMA

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2

SURAKARTA TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

IRA DAMAYANTI NIM : B09. 027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2012

Page 2: KTI SMA

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2

SURAKARTA TAHUN 2012

Diajukan Oleh :

IRA DAMAYANTI

NIM : B.09 027

Telah diperiksa dan disetujui

Pada Tanggal Juli 2012

Pembimbing

(RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST)

NIK. 201083059

Page 3: KTI SMA

iii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2

SURAKARTA TAHUN 2012

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

IRA DAMAYANTI

NIM : B.09 027

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal Juli 2012

PENGUJI I

(ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes)

NIK. 200685025

PENGUJI II

(ENI RUMIYATI, S.ST)

NIK. 200682019

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK. 200582015

Page 4: KTI SMA

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak

Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2

Surakarta Tahun 2012 “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Yusuf, selaku Kepala SMK Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

5. Siswi kelas XI SMK Batik 2 Surakarta yang telah bersedia menjadi responden.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: KTI SMA

v

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: KTI SMA

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Ira Damayanti B09. 027

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS

XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012

xv + 49 halaman + 15 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam konferensi kependudukan dunia sedunia “International Conference Population and Development” di Kairo membahas tentang seksual dan kesehatan reproduksi. Pernikahan dini menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain panggul sempit, perdarahan dan kematian bagi ibu dan bayi. Pernikahan dini juga berakibat stres pada remaja karena belum memiliki kesiapan secara mental. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian diambil di SMK Batik 2 Surakarta pada tanggal 31 Mei 2012. Jumlah responden sebanyak 60 siswi, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Alat pengumpulan data adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16. Hasil penelitian : Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan baik, 35 responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan pengetahuan siswi kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta mayoritas berpengetahuan cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dampak Pernikahan Dini, Kesehatan Reproduksi Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2006 s/d 2011)

Page 7: KTI SMA

vii

MOTTO

Keberhasilan adalah hak bagi siapapun yang mau bersusah-susah dahulu

dalam mengejar keberhasilannya. Orang-orang yang akan dapat

menikmati keberhasilan hanyalah orang yang menikmati keberhasilan

hanyalah orang yang memiliki cita-cita dan tekad yang kuat serta mau

merasakan kesusahan terlebih dahulu demi mencapai keberhasilan

tersebut.

Tetap semangat dan pantang menyerah, usaha adalah wajib sedangkan

hasil adalah keputusan Allah, setelah berusaha segala sesuatu yang

terjadi kemudian adalah nasib.

Page 8: KTI SMA

viii

PERSEMBAHAN

Rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Karya Tulis Ilmiah ini ku

persembahkan dengan tulus hati dan rasa cinta kasih sayang yang

paling dalam kepada :

Orang tuaku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi

motivasi terbesar dalam hidupku, semoga aku selalu bisa

membahagiakan kalian

Adikku tercinta yang selalu memberi dukungan dalam setiap langkahku

Teman-temanku semua yang selalu mendukung dan memberi motivasi

Almamater tercinta.

Page 9: KTI SMA

ix

CURICULUM VITAE

Nama : Ira Damayanti

Tempat/ Tanggal lahir : Ngawi/ 6 September 1990

Agama : Islam

Alamat : Jalan M. Duryat No. 10 RT 03/RW 02 Ngawi

Riwayat pendidikan

1. SD Negeri Grudo 3, Ngawi Lulus tahun 2003

2. SMP Negeri 2 Ngawi Lulus tahun 2006

3. SMA Negeri 1 Ngawi Lulus tahun 2009

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009

Page 10: KTI SMA

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK.............................................................................................................vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................vii

CURICULUM VITAE..........................................................................................xi

DAFTAR ISI..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Peneltian 4

E. Keaslian Penelitian 5

F. Sistematika Penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori 7

1. Pengetahuan 7

Page 11: KTI SMA

xi

2. Remaja 12

3. Pernikahan 21

4. Kesehatan Reproduksi 22

5. Dampak Perkawinan Dini Dilihat Dari Kesehatan Reproduksi...23

B. Kerangka teori 29

C. Kerangka Konsep 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan sampel 31

D. Instrumen Penelitian 33

E. Teknik Pengumpulan Data 36

F. Variabel Penelitian 36

G. Definisi Operasional 37

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 37

I. Etika Penelitian 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum................................................................................42

B. Hasil Penelitian...................................................................................42

C. Pembahasan.........................................................................................43

D. Keterbatasan........................................................................................46

Page 12: KTI SMA

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................48

B. Saran....................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: KTI SMA

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perubahan Fisik Remaja Putri................................................................14

Tabel 3.1 Kisi – kisi kuesioner 35

Tabel 3.2 Definisi Operasional..............................................................................37

Tabel 4.1 Nilai mean dan standar deviasi…………………..……………….…...42

Tabel 4.2 Hasil Penelitian………………………………………………………..43

Page 14: KTI SMA

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori 29

Gambar 2.2. Kerangka Konsep 30

Page 15: KTI SMA

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Ijin Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan validitas

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Informed Consent

Lampiran 10. Kuesioner

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Hasil Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Tabel nilai r tabel

Lampiran 14. Tabulasi Data Kuesioner

Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 16: KTI SMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan

dalam konferensi kependudukan sedunia Internasional Conference Population

and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

kesehatan reproduksi. Isu ini diangkat sebagai salah satu pokok bahasan

karena adanya berbagai masalah reproduksi yang dihadapi di masa kini.Saat

ini kita sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah

dibawah usia antara 14-19 tahun (Widyastuti dkk, 2009).

Undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974 memperbolehkan

seorang perempuan usia 16 tahun dapat menikah, sedangkan Undang-undang

Kesehatan No.36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun, karena hubungan

seksual yang dilakukan pada usia di bawah 20 tahun beresiko terjadi kanker

serviks serta penyakit menular seksual. Perkawinan usia muda menyebabkan

terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan antara lain pada kehamilan

dapat terjadi preeklampsia, resiko persalinan macet karena besar kepala anak

tidak dapat menyesuaikan bentuk panggul yang belum berkembang sempurna.

Pada persalinan dapat terjadi robekan yang meluas dari vagina menembus ke

kandung kemih dan meluas ke anus. Pada bayi dapat terjadi berat badan lahir

rendah atau berat badan bayi lahir besar. Resiko pada ibu yaitu dapat

meninggal (Bunners, 2006).

Page 17: KTI SMA

2

Angka statistik pernikahan dengan pengantin wanita berusia di bawah

16 tahun secara keseluruhan mencapai lebih dari seperempat dari total

pernikahan di Indonesia. Bahkan di beberapa tempat, angkanya jauh lebih

besar, misalnya di Jawa Timur 39,43%, Kalimantan Selatan 35,48%, Jambi

30,63%, Jawa Barat 36% dan Jawa Tengah 27,84% (Taufik, 2008).

Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan

antara lain dapat terjadi DisproporsiSefaloPelvikyang akan berdampak pada

ibu, yaitu: Persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau

turun padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusatmenumbung,

sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat

meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang

hebat (Mochtar, 2008).

Resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi perempuan pada

perkawinan dini antara lain aborsi, anemia, intrauterifetaldeath, premature,

kekerasan seksual, atoniauteri, cancerservik, selain itu juga dapat beresiko

pada ibu melahirkan, kurang siapnya mental dan psikologi juga dapat

menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian dan berdampak juga

pada sosial ekonomi (Manuaba, 2008).

Usia remaja menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai sisi seperti

masa remaja yang selalu ingin coba-coba, pendidikan rendah, pengetahuan

yang minim, pekerjaan semakin sulit didapat yang berpengaruh pada

pendapatan ekonomi keluarga. Terlebih jika mereka menikah di usia muda

karena keterlanjuran berhubungan seksual yang menyebabkan suatu

kehamilan. Adanya penolakan keluarga yang terjadi akibat malu, hal ini dapat

Page 18: KTI SMA

3

menimbulkan stres berat. Ibu hamil usia muda memiliki resiko bunuh diri

lebih tinggi (Manuaba, 2008).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK Batik

2 Surakarta, wawancara dilakukan terhadap 10 siswi terdapat 7 siswi belum

mengerti tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dan 3

siswi sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan

reproduksi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari bagian kesiswaan,

setiap tahun terdapat siswa yang dikeluarkan karena hamil di luar nikah dan

melakukan pernikahan di usia dini.

Berdasarkan kondisi di atas maka penulis dalam penelitian, ingin

mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja tentang dampak

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2 Surakarta.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti

“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak

Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2

Surakarta Tahun 2012?”.

C. TujuanPenelitian

1. TujuanUmum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK Batik 2

Surakarta.

Page 19: KTI SMA

4

2. TujuanKhusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2

Surakarta dengan kategori baik.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2

Surakarta dengan kategori cukup.

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2

Surakarta dengan kategori kurang.

D. ManfaatPenelitian

1. BagiPeneliti

Untuk melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah didapat di intitusi pendidikan yaitu metodologi

penelitian statistik sebagai wahana penelitian guna melatih ketrampilan

berfikir secara kritis dan analis.

2. Bagi Profesi

Profesi kebidanan dituntut untuk melakukan tindakan aktif

protektif dengan cara memberi penyuluhan pada remaja, sehingga dapat

mencegah dan mengurangi presentase kehamilan dan pernikahan di usia

muda.

Page 20: KTI SMA

5

3. BagiInstitusi

a. Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi siswi

SMK Batik 2 Surakarta agar dapat memahami pentingnya pengetahuan

tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.

b. Bagi sekolah diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan yang lebih baik kepada siswa untuk menunda keinginan

menikah dini.

c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang pernikahan dini.

E. KeaslianPenelitian

1. Irene Astri (2011) dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Pernikahan Dini Pada Siswi Di SMK Grafika Surakarta”. Hasil

penelitian ini mayoritas sebanyak 63,34% responden berusia 17 tahun,

pengetahuan siswi SMK Grafika secara umum sebanyak 73,3% responden

berpengetahuan cukup.

2. Tri Mulyani (2007) dengan judul ”Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Pernikahan Dini Pada Siswi Kelas XI Di SMK Negeri 1 Jenar, Kedawung

Kabupaten Sragen”. Hasil penelitian ini mayoritas sebanyak 60%

responden berusia 17 tahun, pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Jenar,

Kedawung, Sragen secara umum sebanyak 60% responden

berpengetahuan baik.

Page 21: KTI SMA

6

F. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,

dan sistematika penelitian.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang diteliti,

kerangka teori, dan kerangka konsep.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, dan

etika penelitian.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil

penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.

BAB V.PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: KTI SMA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2008).

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut

tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

Page 23: KTI SMA

8

trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah

coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dikemukannya adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,

pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

Page 24: KTI SMA

9

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research

methodology).

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Bobak (2006), umur mempengaruhi pengetahuan di mana

umur 16 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar

menerima informasi tetapi belum mampu menerapkan informasi

tersebut secara maksimal dan sering kali mencoba-coba tanpa

memperhitungkan konsekuensiya, sedangkan umur 17-18 tahun

merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya dan lebih

mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan

mereka terutama tentang pernikahan dini. Selain berpengaruh pada

umur, pengetahuan seseorang berpengaruh juga pada :

Page 25: KTI SMA

10

1) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara

tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

2) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

baru yang diperkenalkan.

3) Kepercayaan

Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau

pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan.

Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang

dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang

sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan

informasi yang sama.

Page 26: KTI SMA

11

d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoadmojo (2008), dalam domain kognitif berkaitan

dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,

berintraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang

berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.

Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau

mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di

himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)

tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal

yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi

meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini

misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,

menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang

sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi

rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang

Page 27: KTI SMA

12

berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk

susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-

bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang

mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal

yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,

sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang

hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2008).

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah

kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya

kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa

remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik

emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah

suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering

disebut masa pubertas (Widyastuti dkk, 2009).

Page 28: KTI SMA

13

Masa Remaja dibedakan dalam :

1) Masa remaja awal : 10 – 13 tahun

2) Masa remaja tengah : 14 – 16 tahun

3) Masa remaja akhir : 17 – 19 tahun

(Depkes RI, 2007).

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan

organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas.

Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang,

sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang

berarti dewasa (Depkes RI, 2007).

Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari anak-anak

menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam

hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat

mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam

kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan

perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya

globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi.

(Imelda, 2006).

b. Perubahan Fisik Pada Remaja

Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga

terjadi sampai usia 13 – 15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter

untuk memastikan ada tidaknya kelainan (Manuaba, 2008).

Page 29: KTI SMA

14

Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna

sampai pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini

terjadi pada semua remaja normal. Yang berbeda adalah awal

mulainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah tumbuh kumis

tipis, sementara yang lainnya belum. Seringkali perkembangan yang

berbeda dengan sebayanya membuat remaja risau, akan tetapi bila

tidak terlalu jauh dengan temannya masih bisa dianggap normal dan

akan mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa

seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan

kecepatan yang berbeda pula (Manuaba, 2008).

Pada tabel di bawah ini dapat dilihat perbedaan perubahan fisik pada

remaja perempuan.

Tabel 2.1 Perubahan Fisik Remaja Putri

PERUBAHAN FISIK REMAJA

Pinggul melebar

Pertumbuhan rahim dan vagina

Menstruasi awal

Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak

Payudara membesar

Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)

Pertambahan berat badan dan tinggi badan

Sumber : (Depkes RI, 2007)

Pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun

perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini

pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan

Page 30: KTI SMA

15

pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan

organ reproduksinya, di mana akan diproduksi hormon yang berbeda,

penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh yang berbeda akibat

berkembangnya tanda seks sekunder (Depkes RI, 2007).

Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10

tahun dan paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada

laki-laki, 2 tahun lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah

tinggi 12 – 15 cm dalam tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai

menjelang 14 tahun. Pertumbuhan fisik perempuan dan laki-laki tidak

sejalan dengan perkembangan emosionalnya. Seorang remaja yang

badannya tinggi besar belum tentu mempunyai emosi yang matang,

sebaliknya yang bertubuh biasa saja mempunyai emosi yang lebih

matang (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi tiga faktor yaitu :

genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Secara genetik

orang tua yang tubuhnya tinggi, punya anak remaja yang juga tinggi.

Faktor gizi juga sangat berpengaruh, remaja dengan status gizi yang

baik akan tumbuh lebih tinggi dibanding dengan remaja yang dengan

status gizi kurang. (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10-11 tahun.

Perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas, di mana

daerah puting susu dan sekitarnya mulai membesar, kemudian rambut

pubis muncul. Pada sepertiga anak remaja, pertumbuhan rambut pubis

Page 31: KTI SMA

16

terjadi sebelum tumbuhnya payudara rambut ketiak dan badan mulai

tumbuh pada usia (12 – 13) tahun. Tumbuhnya rambut badan

bervariasi luas. Pengeluaran sekret vagina terjadi pada usia 10 – 13

tahun. Keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12 – 13 tahun,

karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan

keringat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi terjadi pada

usia 11 – 14 tahun. Pematangan seksual penuh remaja perempuan

terjadi pada usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan seksual

penuh terjadi pada usia 17 – 18 tahun (Manuaba, 2008).

c. Perkembangan Jiwa Pada Remaja

Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada

pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang

sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat

dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang

lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar

kemauannya dipenuhi.

Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor

emosi, sosial dan intelektual. Depkes RI (2007) menyatakan, bahwa

akibat perubahan tersebut, maka karakteristik psikososial remaja dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) Remaja Awal (10-13 tahun)

a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada

meningkatnya kesadaran diri (self consciousness)

Page 32: KTI SMA

17

b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah

berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah

tersinggung atau menjadi agresif

c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam

berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.

d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.

e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan

dengan mode teman sebayanya.

f) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya

gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan

teman sebayanya.

g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan

membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau

baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.

2) Remaja Pertengahan (14 – 16 tahun)

a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar

dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri

berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk

orang tua.

Page 33: KTI SMA

18

c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa

nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat

berubah-ubah.

d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun

beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok,

alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.

e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih

bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.

f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak

mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.

g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas

berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk

berkumpul dengan teman-teman.

h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak

berpacaran tetapi tidak menjurus serius.

i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak

mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin

mendiskusikan atau berdebat.

3) Remaja Akhir (17 – 19 tahun)

a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik

termasuk agama

Page 34: KTI SMA

19

b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar

stress yang keluarga berdampak mulai belajar mengatasi

dihadapi dansulit diajak berkumpul dengan keluarga.

c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun

emosional berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa

depan yang dapat merusak keyakinan diri.

d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan

jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan

banyak menyita waktu.

e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung

mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang

tuanya.

f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak

mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.

Pergaulan dengan lawan jenisnya juga dapat menjadi

sesuatu yang mengesankan bagi remaja. Bila mengalami

hambatan, maka remaja akan menarik diri dari lingkungan

sosialnya. Akibat perkembangan kelenjar kelamin remaja,

maka mulai timbul perhatian pada remaja terhadap lawan

jenisnya, bahkan hal ini merupakan tanda yang khas bahwa

masa remaja sudah dimulai. Depkes RI (2007) menyatakan,

bahwa proses percintaan remaja dimulai dari :

Page 35: KTI SMA

20

(1) Crush

Ditandai dengan adanya saling membenci antara anak laki-

laki dan perempuan. Penyaluran cinta pada saat ini adalah

memuja orang yang lebih tua dan sejenis. Bentuknya

misalnya memuja pahlawan dalam cerita film.

(2) Hero-worshping

Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan

terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan.

Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.

(3) Boy Crazy dan Girl Crazy

Pada masa ini kasih sayang remaja ditujukan kepada teman-

teman sebaya, kadang saling perhatian antara anak laki-laki

dengan anak perempuan.

(4) Puppy Love (Cinta Monyet)

Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi

sifatnya belum stabil sehingga kadang-kadang masih ganti-

ganti pasangan.

(5) Romantic Love

Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya

sudah stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.

Page 36: KTI SMA

21

3. Pernikahan

a. Pengertian

Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita

yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemuan, persahabatan,

kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual dan menjadi lebih matang.

Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan

penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak

(Nastiti, 2006).

Pernikahan menurut Dariyo (2008) adalah ikatan kudus antara

pasangan dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah

menginjak atau dianggap telah memiliki umur cukup dewasa.

Pernikahan dianggap sebagai ikatan kudus (holy relationship) karena

hubungan pasangan antara laki-laki dan perempuan telah diakui secara

sah dalam Negara atau agama.

Salah satu tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan.

Keturunan diperoleh dari kehamilan dalam masa reproduksi yang sehat

yaitu umur istri antara 20-30 tahun usia tersebut merupakan usia terbaik

karena organ-organ reproduksi dalam tubuh perempuan telah tumbuh

sempurna.

Pernikahan atau perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan

No.1 tahun 1974 adalah Ikatan lahir batin antara seseorang pria dan

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Page 37: KTI SMA

22

b. Pernikahan Dini

Perkawinan dini adalah perkawinan yang telah terjadi pada

seseorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Pada tipe orang

usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya

matang dan masih dalam tahap pertumbuhan.

Masa ini disebut dengan istilah masa reproduksi muda artinya

meskipun dapat hamil dan melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum

siap untuk hamil (Manuaba, 2008).

4. Kesehatan Reproduksi

a. Pengertian

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial

yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala

aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi (WHO, 2010).

Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak

semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya

(Depkes RI, 2007).

b. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan

Secara luas , ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :

1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir

2) Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR )

termasuk PMS, HIV/AIDS

3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi

Page 38: KTI SMA

23

4) Kesehatan Reproduksi Remaja

5) Pencegahan dan penanganan infertilitas

6) Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis

7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks,

mutilasi, fistula, dll.

(Depkes RI, 2007).

5. Dampak Pernikahan Dini Dilihat Dari Kesehatan Reproduksi

Perubahan perilaku remaja yang makin dapat menerima hubungan

seksual pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika hubungan

seksual telah menghasilkan janin dapat mempengaruhi psikologis dan fisik

(Manuaba, 2008).

a. Dampak Psikologis

Pada usia pernikahan dini yang terjadi dibawah usia 20 tahun

dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan

mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi

remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa tersisih dari

pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri, terkadang

perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman atau

lingkungan masyarakat (Sarwono, 2006).

Sejatinya, anak berusia di bawah umur belum paham benar

mengenai hubungan seks dan apa tujuannya. Mereka hanya melakukan

apa yang diharuskan pasangan terhadapnya tanpa memikirkan hal

yang melatarbelakanginya melakukan itu. Jika sudah demikian, anak

Page 39: KTI SMA

24

akan merasakan penyesalan mendalam dalam hidupnya

(Sarwono, 2006).

Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat.

Bahkan remaja akan merasa minder untuk bergaul dengan anak-anak

seusianya mengingat statusnya sebagai istri. Hal ini biasa disebut

depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini. Dimana

terdapat dua jenis depresi kepribadian yaitu pribadi introvert dan

ekstrovert (Manuaba, 2008).

Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat si remaja

menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul,

bahkan menjadi seorang yang schizofrenia atau dalam bahasa awam

yang dikenal orang adalah gila. Sedang depresi berat pada pribadi

ekstrovert (terbuka) sejak kecil, remaja terdorong melakukan hal-hal

aneh untuk melampiaskan amarahnya, seperti perang piring, anak

dicekik dan sebagainya. Dengan kata lain, secara psikologis kedua

bentuk depresi sama-sama berbahaya khususnya dalam kasus

pernikahan dini tersebut (Manuaba, 2008).

Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada

keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis

yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada

usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu

untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih

tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga

Page 40: KTI SMA

25

sehingga banyak ditemukanya kasus perceraian yang merupakan

dampak dari mudanya usia untuk menikah (Sarwono, 2006).

b. Dampak Fisik

Fisik atau dalam bahasa Inggris "Body" adalah sebuah kata

yang berarti badan/benda dan dapat terlihat oleh mata juga terdefinisi

oleh pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda / badan

yang terlihat oleh mata.

Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah besar

baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam persalinan.

Perkawinan Dini yang berlanjut menjadi kehamilan sangat berdampak

negatif pada status kesehatan reproduksinya. Proses kehamilan yang

dapat terjadi anemi yang berdampak berat badan bayi lahir rendah,

intra uteri fetal death, premature, abortus berulang, perdarahan, untuk

proses bersalin terkadang belum matangnya alat reproduksi membuat

keadaan panggul masih sempit dan sebagainya untuk itu perlu

pemantauan dan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap

(Manuaba, 2008).

Pada remaja putra dampak dari pernikahan dini dipandang dari

kesehatan reproduksi akan berpotensi terjadi impotensi, ejakulasi dini

dan disfungsi ereksi, efek yang ditimbulkan dari pernikahan dini yang

menganggu kesehatan reproduksi paling banyak terjadi pada

perempuan (Iwan, 2006).

Page 41: KTI SMA

26

Selain itu dampak pernikahan dini apabila dilihat dari sisi fisik

dan biologis, juga ditemukan berbagai efek negatif yang bisa

dikatakan berbahaya seperti banyaknya seorang ibu yang menderita

anemia selagi hamil dan melahirkan, sehingga menyebabkan tingginya

angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan dini (Manuaba, 2008).

Secara medis usia bagus untuk hamil yaitu pada usia 21-35

tahun, maka bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi dan

bisa dibuahi, namun bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan

serta memiliki kematangan mental, yakni berpikir dan dapat

menanggulangi resiko-resiko yang akan terjadi pada saat kehamilan

dan persalinan. Seperti misalnya terlambat memutuskan mencari

pertolongan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat persalinan karena

minimnya informasi sehingga terlambat mendapat perawatan yang

semestinya (Manuaba, 2008).

Menurut Manuaba (2008), dampak fisik dari pernikahan diusia

muda dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Dampak bagi ibu

1) Intra Uterin Fetal Death

Intra Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam kandungan

adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam

kandungan. Keadaan ini sering di jumpai pada kehamilan di

bawah 20 minggu dan sesudah 20 minggu, yaitu ditandai

Page 42: KTI SMA

27

kematian janin bila ibu tidak merasakan gerakan janin, biasanya

berakhir dengan abortus.

2) Premature

Persalinan prematur adalah suatu proses kelahiran bayi

sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu

dari waktu perkiraan persalinan. Resiko terjadinya kehamilan

premature, antara lain :

a) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun

b) Wanita dengan gizi yan g kurang atau anemia

c) Lemahnya servik

3) Perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena

otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.

4) Kematian ibu

Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan dan

infeksi.

b. Dampak bagi bayi

1) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau

kurang dari 37 minggu, pada umur kehamilan tersebut

pertumbuhan janin belum sempurna.

Page 43: KTI SMA

28

2) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu, bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal

ini dipengaruhi oleh umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun

dan ibu kurang gizi (Manuaba, 2008).

Page 44: KTI SMA

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif,

yaitu metode yang dilakukan dengan satu tujuan membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dalam bentuk angka-angka mulai

dari pengumpulan data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus

berlangsung (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMK

Batik 2 Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2006). Penelitian

ini dilaksanakan pada tanggal 29-31 Mei 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007).

Page 45: KTI SMA

32

Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI

di SMK Batik 2 Surakarta yang berjumlah 304 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006). Apabila subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau

20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti dilihat dari segi

waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap

subjek, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Pada

penelitian ini penulis akan mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah

populasi 304 siswi, yaitu sebanyak 60 siswi. Alasan pengambilan sampel

kelas XI karena kelas XI berada dalam kategori remaja pertengahan yang

libidonya masih tinggi sehingga dianggap masih labil dalam menjalin

hubungan dengan lawan jenis.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

Simple Random Sampling yaitu menentukan sampel secara acak sederhana

adalah bahwa setiap anggota atau jumlah populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Cara yang digunakan dengan cara

mengundi anggota populasi (Notoatmodjo, 2006). Sampel diambil dengan

membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak semua kelas XI

(XI AK, XI AP, XI PJ, XI Multimedia). Teknik ini dipilih dikarenakan

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden.

Page 46: KTI SMA

33

Pengambilan sampel sebanyak 60 siswi dari seluruh siswa kelas XI yang

berjumlah 8 kelas akan diambil 7-8 siswi per kelasnya dengan cara diundi.

D. Instrumen Penelitian

Pengukuran pengetahuan adalah pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan

diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya

(Arikunto, 2006).

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,

dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

tanda – tanda tertentu (Nototmodjo, 2006).

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri, kuesioner yang digunakan

adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka

tinggal memilih jawaban. Jawaban benar untuk pernyataan positif mendapat skor

1 sedangkan untuk jawaban salah mendapat skor 0. Demikian juga untuk

penyataan negatif, jawaban benar mendapat skor 0 sedangkan jawaban salah

mendapat skor 1. Untuk Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda

centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis

di SMK Batik 1 Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 30 siswi.

Page 47: KTI SMA

34

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.

Rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas ini telah dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta. Dari hasil uji

validitas didapatkan hasil dari 34 pertanyaan, 25 pertanyaan dinyatakan valid dan 9

pernyataan dinyatakan tidak valid. Adapun nomor yang tidak valid yaitu nomor 1, 15,

16, 18, 22, 24, 25, 26, 32. Pernyataan dinyatakan valid bila rhitung > rtabel. Nilai rtabel

untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.

}Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N 222 2

Nrxy

Page 48: KTI SMA

35

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa

kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16.

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

tb

kkr 2

2

11 11

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach’s > rkriteria (0,60)

(Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas di SMK Batik 1 Surakarta

didapatkan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,738, sehingga kuesioner

dinyatakan reliabel.

Page 49: KTI SMA

36

3. Kisi – kisi kuisioner

Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuisioner

Variabel Indikator No. Soal Jumlah Soal Positif Negatif

Gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi

Dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi ditinjau dari segi psikologis

1*, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 21, 23, 31, 32*

4, 5, 9, 22*, 24*, 25* 17

Dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi ditinjau dari segi fisik

11, 12, 14, 15*, 17, 19, 20, 26*, 27, 29, 30, 33, 34

13, 16*, 18*, 28 17

Jumlah 34 Keterangan : * tidak valid.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket siswi kelas XI di

SMK Batik 2 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.

Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada

saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari jawaban atas

pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang

gambaran pengetahuan responden tentang dampak pernikahan dini pada

kesehatan reproduksi.

Page 50: KTI SMA

37

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini

hanya menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan remaja putri

tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Nama

Variabel Pengertian Indikator Alat

ukur Skala

Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi

Kemampuan remaja putri menjawab dampak fisik dan dampak psikologi dari pernikahan dini

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

Page 51: KTI SMA

38

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai

dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari

hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase

Page 52: KTI SMA

39

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2008). Menurut Riwidikdo (2009), untuk

mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri ditunjukkan dengan skala

pengukuran sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD.

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan remaja putri terlebih dahulu

peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo

(2009), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation

yaitu :

a. Mean

Keterangan :

n : jumlah responden

xi : nilai responden

b. Standard Deviation

Page 53: KTI SMA

40

Keterangan :

SD : Standard Deviation

xi : nilai responden

n : jumlah responden

Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation dari semua

responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan

yang sudah tercantum di atas.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mendapat ijin dari Kepala SMK Batik

2 Surakarta dan dari responden sendiri melalui inform consent. Menurut Hidayat

(2007), etika yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian adalah :

a. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya.

Page 54: KTI SMA

41

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Page 55: KTI SMA

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

SMK Batik 2 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan di Surakarta yang beralamatkan di Desa Tunggulsari, Kelurahan

Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, Kleco,

Surakarta. Secara umum keadaan SMK ini terletak di jantung kota Solo yang

tidak jauh dari jalan Slamet Riyadi. SMK Batik 2 Surakarta berdiri tahun

1989. SMK ini mempunyai 3 jurusan, yaitu Jurusan Akuntansi, Jurusan

Administrasi Perkantoran, dan Jurusan Penjualan.

B. Hasil Penelitian

Gambaran pengetahuan responden

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi

18,73 3,866

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD. Jadi

pengetahuan baik jika nilai responden x > 22,596

Cukup : Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1

SD. Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,864 ≤ x ≤

22,596

Page 56: KTI SMA

43

Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. Jadi pengetahuan

kurang jika nilai responden x < 14,864

Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 16 26,67 2 Cukup 35 58,33 3 Kurang 9 15 4 Total 60 100

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sebanyak 16 responden (26,67%)

berpengetahuan baik, 35 responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9

responden (15%) berpengetahuan kurang.

C. Pembahasan

Penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak

pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK Batik 2

Surakarta ini dilakukan terhadap 60 responden. Hasil yang didapatkan dalam

penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK

Batik 2 Surakarta sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan baik, 35

responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%)

berpengetahuan kurang.

Responden dengan pengetahuan baik memiliki pengetahuan yang luas

tentang dampak pernikahan dini, hal ini bisa dikarenakan akses yang mudah

dalam memperoleh informasi tersebut baik yang berasal dari media cetak,

Page 57: KTI SMA

44

televisi, maupun ekstrakurikuler Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang

didakan oleh sekolah. Sedangkan responden dengan pengetahuan cukup bisa

dikarenakan remaja putri belum sepenuhnya mengerti tentang pernikahan dini,

demikian juga dengan responden dengan pengetahuan kurang, hal ini bisa

dikarenakan kurangnya informasi mengenai pernikahan dini serta kurangnya

pendidikan seksual yang diperoleh dari keluarga, teman maupun sekolah.

Menurut Bobak (2006), umur mempengaruhi pengetahuan di mana umur

16 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar menerima informasi

tetapi belum mampu menerapkan informasi tersebut secara maksimal dan

sering kali mencoba-coba tanpa memperhitungkan konsekuensiya, sedangkan

umur 17-18 tahun merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya

dan lebih mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan

mereka terutama tentang pernikahan dini.

Selain berpengaruh pada umur, pengetahuan seseorang dipengaruhi juga

oleh :

1) Pengalaman, yaitu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut

dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka

orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan

mengulangi cara itu.

2 ) Pendidikan, yaitu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin

mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan

Page 58: KTI SMA

45

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan. (Notoatmodjo 2005).

Usia remaja sering kali menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai

sisi, karena pada masa ini remaja selalu ingin mencoba-coba apa yang

diketahuinya. Salah satu diantaranya adalah seperti menikah di usia muda

karena keterlanjuran berhubungan seks yang menyebabkan suatu kehamilan.

Padahal, dampak pernikahan dini sangatlah berbahaya bagi remaja itu sendiri

baik secara psikis ataupun secara fisik.

Pada usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum

sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan. Masa ini disebut

dengan istilah masa reproduksi muda artinya meskipun dapat hamil dan

melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil

(Manuaba, 2008).

Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan antara

lain dapat terjadi Disproporsi Sefalo pelvik yang akan berdampak pada ibu,

yaitu: Persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau turun

padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusat menumbung,

sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat

meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang

hebat. (Mochtar 2008).

Selain itu resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan adalah

aborsi, anemia, intra uteri fetal death, premature, kekerasan seksual, atonia

Page 59: KTI SMA

46

uteri, cancer servik (Manuaba 2008). Selain ketidaksiapan fisik seperti di atas,

remaja juga belum siap secara psikis untuk menikah, karena pada usia remaja

emosi masih labil, remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi dan

adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum matangnya

sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukanya kasus

perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah. Hal

inilah yang menyebabkan berbagai dampak negatif akibat adanya pernikahan

dini.

Berbagai dampak pernikahan dini baik secara fisik ataupun secara psikis,

masyarakat pada umumnya tidak menghendaki remaja mereka melakukan

kegiatan seksual sebelum menikah. Oleh sebab itu, mereka sering

menabuhkan berbicara masalah seks dengan para remaja. Sedangkan dari segi

psikologisnya pembicaraan mengenai seks dalam keluarga itu tabu karena

pembicaraan itu dianggap sebagai dorongan naluri seksual yang bertentangan

dengan dorongan “moral” yang ada dalam “super ego” sehingga harus ditekan,

tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka.

(Sarwono, 2006)

D. Keterbatasan

Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam membuat karya tulis ilmiah

ini mengingat variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

Selain itu kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup di mana sudah

tersedia pertanyaan yang dibuat oleh penulis dan responden cukup menjawab

Page 60: KTI SMA

47

benar atau salah sehingga belum dapat mengukur pengetahuan responden

secara mendalam.

Page 61: KTI SMA

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 29-31 Mei 2012, maka

penulis menyimpulkan bahwa gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK

Batik 2 Surakarta yaitu sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan

baik, 35 responden (58, 33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%)

berpengetahuan kurang.

B. Saran

1. Bagi institusi terkait

Diharapkan Guru Bimbingan Konseling memberikan bimbingan yang

intensif, khususnya mengenai sex education yang bekerja sama dengan

petugas kesehatan, sehingga dari bimbingan tersebut para siswa

diharapkan mampu mengerti mengenai berbagai pengetahuan tentang

dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.

2. Bagi Responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para siswi mampu memahami

tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi serta mencari

informasi tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.

Selain itu responden dapat mengikuti Ekstrakurikuler KRR (Kesehatan

Reproduksi Remaja) yang diadakan sekolah sehingga dapat menambah

Page 62: KTI SMA

49

pengalaman dan wawasan tentang kesehatan reproduksi dan diharapkan

para siswa mampu merencanakan pernikahannya kelak dengan baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lagi lebih

lanjut mengenai topik ini. Seperti mempertajam aspek dampak fisik

maupun psikologisnya.

Page 63: KTI SMA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Bobak. 2006. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Kedokteran, Jakarta: EGC.

Bunners, A. A. 2006. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Andi.

Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I. G. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2006. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Widyastuti Y. A. Rahmawati. Y.E. Purwaningrum. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Page 64: KTI SMA

Lampiran 1

JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Tahap Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Pengajuan Judul KTI

Pembuatan Proposal KTI

Ujian Proposal KTI

Revisi Proposal KTI

Penelitian

ACC KTI

Ujian KTI

Revisi dan Pengumpulan KTI

Page 65: KTI SMA

Lampiran 8

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth, Responden

........................................

Di tempat

Dengan hormat,

Saya Mahasiswi PRODI Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta, bermaksud melaksanankan penelitian mengenai “GAMBARAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN

DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK

BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012”. Sehubungan dengan hal tersebut di

atas, saya memohon kesediaanya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan

yang ada dalam kuisioner sesuai dengan petunjuk yang ada. Kerahasiaan data

pribadi anda sangat kami jaga dan informasi yang saya dapat, hanya saya gunakan

untuk kepentingan penelitian saja.

Saya menjamin jawaban yang anda berikan dalam penelitian ini tidak

merugikan Anda. Apabila saudara bersedia mengisi kuisioner, saya mohon untuk

menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

Atas perhatian dan kesediaanya, saya mengucapkan terimakasih.

Surakarta, Mei 2012

Peneliti

Page 66: KTI SMA

Lampiran 9

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Berdasarkan penjelasan dan permintaan peneliti kepada saya, maka saya :

Nama : ..............................................................................................................

Umur : ..............................................................................................................

Alamat : ..............................................................................................................

Menyatakan bersedia dan setuju untuk menjadi responden dalam penelitian yang

berjudul “ GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012”

Surakarta, Mei 2012

Responden

..............................

Page 67: KTI SMA

Lampiran 10

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2

SURAKARTA TAHUN 2012 Nama Responden : Umur : Alamat : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom (benar) jika pernyataan Anda anggap benar dan kolom (salah) jika pernyataan Anda anggap salah No.

Pernyataan Benar Salah

1 Remaja yang melakukan pernikahan di usia dini akan merasa tersisih dalam pergaulan

2 Cercaan dari keluarga, teman dan lingkungan masyarakat membuat remaja yang melakukan pernikahan dini merasa tertekan

3 Sejatinya anak di bawah umur 15 tahun sudah mengerti benar mengenai hubungan seksual dan apa tujuannya

4 Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat remaja menonjolkan diri dalam pergaulan

5 Remaja putri yang melakukan pernikahan dini sering merasa minder dengan statusnya sebagai istri dan ibu

6 Remaja yang ekstrovert (terbuka) sering melampiaskan amarah dengan melempar barang hingga mencekik anaknya sendiri

7 Dampak negatif pernikahan dini salah satunya adalah menyebabkan terjadinya depresi yang berpotensi besar pada gangguan jiwa

8 Remaja putri yang hamil di luar nikah merasa bangga karena melakukan apa yang diminta pasangannya untuk berhubungan seksual atas dasar kesetiaan

9 Pendiam dan tidak mau bergaul merupakan ciri dari remaja introvert (tertutup)

10 Dampak fisik pernikahan dini tidak hanya terjadi

Page 68: KTI SMA

pada ibu tapi juga pada janin yang dikandungnya 11 Pada remaja yang melakukan pernikahan dini

banyak ditemukan yang menderita anemia saat hamil

12 Pada usia kurang dari 20 tahun yang secara fisik telah menstruasi berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta mempunyai kematangan mental untuk melakukan reproduksi

13 Dampak pernikahan dini dapat mempengaruhi fisik ibu hamil seperti jalan lahir sempit

14 Pada remaja yang mengalami anemia dalam kehamilan berdampak pada berat badan bayi lahir rendah

15 Pertumbuhan janin yang belum sempurna disebabkan karena belum sempurna pula organ reproduksi remaja yang hamil di bawah umur 20 tahun

16 Remaja yang hamil, besar kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

17 Pernikahan dini mendorong tingginya prosentase perceraian dalam rumah tangga

18 Remaja yang belum matang secara psikologis kurang mampu bersosialisasi dan beradaptasi

19 Apabila remaja yang hamil tidak merasakan gerakan janin maka besar kemungkinan janin telah meninggal dalam rahim

20 Perdarahan saat melahirkan disebabkan karena otot rahim yang kuat sehingga terus mengeluarkan darah

21 Apabila terjadi kegawatdaruratan dan terlambat memperoleh penanganan dalam proses persalinan yang terjadi pada remaja putri maka dapat mengancam nyawa ibu dan janin karena organ reproduksi yang belum matang sempurna

22 Dampak pernikahan dini pada remaja putra adalah terjadinya impotensi

23 Pada remaja yang melakukan pernikahan dini sering terjadi pertengkaran hingga terjadi kekerasan seksual

24 Organ reproduksi yang belum matang sempurna dapat menyebabkan seorang remaja kuguguran berulang-ulang

25 Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko besar terkena penyakit menular seksual

Page 69: KTI SMA

Lampiran 11

KUNCI JAWABAN KUESIONER

1. B 2. B 3. S 4. S 5. B 6. B 7. B 8. S 9. B 10. B 11. B 12. S 13. B

14. B 15. B 16. B 17. B 18. B 19. B 20. S 21. B 22. B 23. B 24. B 25. B

Page 70: KTI SMA

NoResp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 18.73 3.866 Cukup2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 17 Cukup7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 Cukup8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 Cukup9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 17 Cukup

10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 18 Cukup11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 Cukup12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 17 Cukup13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 14 Kurang14 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 18 Cukup15 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18 Cukup16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 19 Cukup17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Cukup20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 Baik21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 Cukup22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 20 Cukup23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 22 Cukup24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 16 Cukup25 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 18 Cukup26 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 14 Kurang27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 Cukup28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 Cukup29 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 Cukup30 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 12 Kurang31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Baik

Kategori

TABULASI DATA KUESIONER PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAKPERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI

Pertanyaan Total Mean SD

Page 71: KTI SMA

NoResp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KategoriPertanyaan Total Mean SD

32 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 Cukup33 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 12 Kurang34 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 15 Cukup35 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 Cukup36 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 12 Kurang37 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 12 Kurang38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 Baik39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 Baik40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 Cukup41 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10 Kurang42 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 13 Kurang43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 18 Cukup44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 Baik46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik47 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik48 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik49 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik50 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 17 Cukup51 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 Cukup52 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 Cukup53 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 17 Cukup54 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 18 Cukup55 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 Cukup56 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 17 Cukup57 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 14 Kurang58 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 18 Cukup59 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18 Cukup60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 19 Cukup

Page 72: KTI SMA

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Ira Damayanti

NIM : B09. 027

NAMA PEMBIMBING : Rahajeng Putriningrum, S. ST

JUDUL : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta

NO. TANGGAL BAB KETERANGAN REVISI PARAF PEMBIMBING

Surakarta, Mengetahui Ka. Prodi DIII Kebidanan Dheny Rohmatika, S. SiT