Upload
yudibhorneo
View
39
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2
SURAKARTA TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
IRA DAMAYANTI NIM : B09. 027
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2
SURAKARTA TAHUN 2012
Diajukan Oleh :
IRA DAMAYANTI
NIM : B.09 027
Telah diperiksa dan disetujui
Pada Tanggal Juli 2012
Pembimbing
(RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST)
NIK. 201083059
iii
HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2
SURAKARTA TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
IRA DAMAYANTI
NIM : B.09 027
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal Juli 2012
PENGUJI I
(ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes)
NIK. 200685025
PENGUJI II
(ENI RUMIYATI, S.ST)
NIK. 200682019
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak
Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2
Surakarta Tahun 2012 “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Drs. Yusuf, selaku Kepala SMK Batik 2 Surakarta yang telah memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian.
5. Siswi kelas XI SMK Batik 2 Surakarta yang telah bersedia menjadi responden.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Ira Damayanti B09. 027
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS
XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012
xv + 49 halaman + 15 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK Latar Belakang : Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam konferensi kependudukan dunia sedunia “International Conference Population and Development” di Kairo membahas tentang seksual dan kesehatan reproduksi. Pernikahan dini menyebabkan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain panggul sempit, perdarahan dan kematian bagi ibu dan bayi. Pernikahan dini juga berakibat stres pada remaja karena belum memiliki kesiapan secara mental. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian diambil di SMK Batik 2 Surakarta pada tanggal 31 Mei 2012. Jumlah responden sebanyak 60 siswi, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Alat pengumpulan data adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16. Hasil penelitian : Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan baik, 35 responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan pengetahuan siswi kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta mayoritas berpengetahuan cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dampak Pernikahan Dini, Kesehatan Reproduksi Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2006 s/d 2011)
vii
MOTTO
Keberhasilan adalah hak bagi siapapun yang mau bersusah-susah dahulu
dalam mengejar keberhasilannya. Orang-orang yang akan dapat
menikmati keberhasilan hanyalah orang yang menikmati keberhasilan
hanyalah orang yang memiliki cita-cita dan tekad yang kuat serta mau
merasakan kesusahan terlebih dahulu demi mencapai keberhasilan
tersebut.
Tetap semangat dan pantang menyerah, usaha adalah wajib sedangkan
hasil adalah keputusan Allah, setelah berusaha segala sesuatu yang
terjadi kemudian adalah nasib.
viii
PERSEMBAHAN
Rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Karya Tulis Ilmiah ini ku
persembahkan dengan tulus hati dan rasa cinta kasih sayang yang
paling dalam kepada :
Orang tuaku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi
motivasi terbesar dalam hidupku, semoga aku selalu bisa
membahagiakan kalian
Adikku tercinta yang selalu memberi dukungan dalam setiap langkahku
Teman-temanku semua yang selalu mendukung dan memberi motivasi
Almamater tercinta.
ix
CURICULUM VITAE
Nama : Ira Damayanti
Tempat/ Tanggal lahir : Ngawi/ 6 September 1990
Agama : Islam
Alamat : Jalan M. Duryat No. 10 RT 03/RW 02 Ngawi
Riwayat pendidikan
1. SD Negeri Grudo 3, Ngawi Lulus tahun 2003
2. SMP Negeri 2 Ngawi Lulus tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Ngawi Lulus tahun 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................vii
CURICULUM VITAE..........................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Peneltian 4
E. Keaslian Penelitian 5
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori 7
1. Pengetahuan 7
xi
2. Remaja 12
3. Pernikahan 21
4. Kesehatan Reproduksi 22
5. Dampak Perkawinan Dini Dilihat Dari Kesehatan Reproduksi...23
B. Kerangka teori 29
C. Kerangka Konsep 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan sampel 31
D. Instrumen Penelitian 33
E. Teknik Pengumpulan Data 36
F. Variabel Penelitian 36
G. Definisi Operasional 37
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 37
I. Etika Penelitian 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum................................................................................42
B. Hasil Penelitian...................................................................................42
C. Pembahasan.........................................................................................43
D. Keterbatasan........................................................................................46
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................48
B. Saran....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perubahan Fisik Remaja Putri................................................................14
Tabel 3.1 Kisi – kisi kuesioner 35
Tabel 3.2 Definisi Operasional..............................................................................37
Tabel 4.1 Nilai mean dan standar deviasi…………………..……………….…...42
Tabel 4.2 Hasil Penelitian………………………………………………………..43
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori 29
Gambar 2.2. Kerangka Konsep 30
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan validitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Tabel nilai r tabel
Lampiran 14. Tabulasi Data Kuesioner
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan
dalam konferensi kependudukan sedunia Internasional Conference Population
and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan
kesehatan reproduksi. Isu ini diangkat sebagai salah satu pokok bahasan
karena adanya berbagai masalah reproduksi yang dihadapi di masa kini.Saat
ini kita sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah
dibawah usia antara 14-19 tahun (Widyastuti dkk, 2009).
Undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974 memperbolehkan
seorang perempuan usia 16 tahun dapat menikah, sedangkan Undang-undang
Kesehatan No.36 tahun 2009 memberikan batasan 20 tahun, karena hubungan
seksual yang dilakukan pada usia di bawah 20 tahun beresiko terjadi kanker
serviks serta penyakit menular seksual. Perkawinan usia muda menyebabkan
terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan antara lain pada kehamilan
dapat terjadi preeklampsia, resiko persalinan macet karena besar kepala anak
tidak dapat menyesuaikan bentuk panggul yang belum berkembang sempurna.
Pada persalinan dapat terjadi robekan yang meluas dari vagina menembus ke
kandung kemih dan meluas ke anus. Pada bayi dapat terjadi berat badan lahir
rendah atau berat badan bayi lahir besar. Resiko pada ibu yaitu dapat
meninggal (Bunners, 2006).
2
Angka statistik pernikahan dengan pengantin wanita berusia di bawah
16 tahun secara keseluruhan mencapai lebih dari seperempat dari total
pernikahan di Indonesia. Bahkan di beberapa tempat, angkanya jauh lebih
besar, misalnya di Jawa Timur 39,43%, Kalimantan Selatan 35,48%, Jambi
30,63%, Jawa Barat 36% dan Jawa Tengah 27,84% (Taufik, 2008).
Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan
antara lain dapat terjadi DisproporsiSefaloPelvikyang akan berdampak pada
ibu, yaitu: Persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau
turun padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusatmenumbung,
sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat
meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang
hebat (Mochtar, 2008).
Resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi perempuan pada
perkawinan dini antara lain aborsi, anemia, intrauterifetaldeath, premature,
kekerasan seksual, atoniauteri, cancerservik, selain itu juga dapat beresiko
pada ibu melahirkan, kurang siapnya mental dan psikologi juga dapat
menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian dan berdampak juga
pada sosial ekonomi (Manuaba, 2008).
Usia remaja menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai sisi seperti
masa remaja yang selalu ingin coba-coba, pendidikan rendah, pengetahuan
yang minim, pekerjaan semakin sulit didapat yang berpengaruh pada
pendapatan ekonomi keluarga. Terlebih jika mereka menikah di usia muda
karena keterlanjuran berhubungan seksual yang menyebabkan suatu
kehamilan. Adanya penolakan keluarga yang terjadi akibat malu, hal ini dapat
3
menimbulkan stres berat. Ibu hamil usia muda memiliki resiko bunuh diri
lebih tinggi (Manuaba, 2008).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMK Batik
2 Surakarta, wawancara dilakukan terhadap 10 siswi terdapat 7 siswi belum
mengerti tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dan 3
siswi sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan
reproduksi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari bagian kesiswaan,
setiap tahun terdapat siswa yang dikeluarkan karena hamil di luar nikah dan
melakukan pernikahan di usia dini.
Berdasarkan kondisi di atas maka penulis dalam penelitian, ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2 Surakarta.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti
“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak
Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2
Surakarta Tahun 2012?”.
C. TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK Batik 2
Surakarta.
4
2. TujuanKhusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2
Surakarta dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2
Surakarta dengan kategori cukup.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi di SMK Batik 2
Surakarta dengan kategori kurang.
D. ManfaatPenelitian
1. BagiPeneliti
Untuk melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapat di intitusi pendidikan yaitu metodologi
penelitian statistik sebagai wahana penelitian guna melatih ketrampilan
berfikir secara kritis dan analis.
2. Bagi Profesi
Profesi kebidanan dituntut untuk melakukan tindakan aktif
protektif dengan cara memberi penyuluhan pada remaja, sehingga dapat
mencegah dan mengurangi presentase kehamilan dan pernikahan di usia
muda.
5
3. BagiInstitusi
a. Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi siswi
SMK Batik 2 Surakarta agar dapat memahami pentingnya pengetahuan
tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.
b. Bagi sekolah diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih baik kepada siswa untuk menunda keinginan
menikah dini.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut tentang pernikahan dini.
E. KeaslianPenelitian
1. Irene Astri (2011) dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Pernikahan Dini Pada Siswi Di SMK Grafika Surakarta”. Hasil
penelitian ini mayoritas sebanyak 63,34% responden berusia 17 tahun,
pengetahuan siswi SMK Grafika secara umum sebanyak 73,3% responden
berpengetahuan cukup.
2. Tri Mulyani (2007) dengan judul ”Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Pernikahan Dini Pada Siswi Kelas XI Di SMK Negeri 1 Jenar, Kedawung
Kabupaten Sragen”. Hasil penelitian ini mayoritas sebanyak 60%
responden berusia 17 tahun, pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Jenar,
Kedawung, Sragen secara umum sebanyak 60% responden
berpengetahuan baik.
6
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penelitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang diteliti,
kerangka teori, dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, dan
etika penelitian.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil
penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.
BAB V.PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2008).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2008), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan
kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
8
trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah
coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
9
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research
methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Bobak (2006), umur mempengaruhi pengetahuan di mana
umur 16 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar
menerima informasi tetapi belum mampu menerapkan informasi
tersebut secara maksimal dan sering kali mencoba-coba tanpa
memperhitungkan konsekuensiya, sedangkan umur 17-18 tahun
merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya dan lebih
mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan
mereka terutama tentang pernikahan dini. Selain berpengaruh pada
umur, pengetahuan seseorang berpengaruh juga pada :
10
1) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.
Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara
tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
2) Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
baru yang diperkenalkan.
3) Kepercayaan
Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau
pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan.
Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang
dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang
sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan
informasi yang sama.
11
d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2008), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir,
berintraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang
berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang
12
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk
susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-
bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal
yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang
hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2008).
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa
remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik
emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah
suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering
disebut masa pubertas (Widyastuti dkk, 2009).
13
Masa Remaja dibedakan dalam :
1) Masa remaja awal : 10 – 13 tahun
2) Masa remaja tengah : 14 – 16 tahun
3) Masa remaja akhir : 17 – 19 tahun
(Depkes RI, 2007).
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan
organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas.
Pubertas berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang,
sedangkan remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang
berarti dewasa (Depkes RI, 2007).
Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari anak-anak
menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam
hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat
mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam
kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya
globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi.
(Imelda, 2006).
b. Perubahan Fisik Pada Remaja
Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga
terjadi sampai usia 13 – 15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter
untuk memastikan ada tidaknya kelainan (Manuaba, 2008).
14
Pada saat pubertas terjadi perubahan fisik yang bermakna
sampai pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini
terjadi pada semua remaja normal. Yang berbeda adalah awal
mulainya. Mungkin ada remaja laki-laki yang sudah tumbuh kumis
tipis, sementara yang lainnya belum. Seringkali perkembangan yang
berbeda dengan sebayanya membuat remaja risau, akan tetapi bila
tidak terlalu jauh dengan temannya masih bisa dianggap normal dan
akan mengejar ketinggalan pertumbuhan tersebut. Harus diingat bahwa
seorang anak berkembang pada saat yang berbeda dan dengan
kecepatan yang berbeda pula (Manuaba, 2008).
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat perbedaan perubahan fisik pada
remaja perempuan.
Tabel 2.1 Perubahan Fisik Remaja Putri
PERUBAHAN FISIK REMAJA
Pinggul melebar
Pertumbuhan rahim dan vagina
Menstruasi awal
Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak
Payudara membesar
Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)
Pertambahan berat badan dan tinggi badan
Sumber : (Depkes RI, 2007)
Pada pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun
perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini
pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan
15
pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan
organ reproduksinya, di mana akan diproduksi hormon yang berbeda,
penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh yang berbeda akibat
berkembangnya tanda seks sekunder (Depkes RI, 2007).
Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10
tahun dan paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada
laki-laki, 2 tahun lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah
tinggi 12 – 15 cm dalam tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai
menjelang 14 tahun. Pertumbuhan fisik perempuan dan laki-laki tidak
sejalan dengan perkembangan emosionalnya. Seorang remaja yang
badannya tinggi besar belum tentu mempunyai emosi yang matang,
sebaliknya yang bertubuh biasa saja mempunyai emosi yang lebih
matang (Depkes RI, 2007).
Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi tiga faktor yaitu :
genetik (faktor keturunan), gizi dan variasi individu. Secara genetik
orang tua yang tubuhnya tinggi, punya anak remaja yang juga tinggi.
Faktor gizi juga sangat berpengaruh, remaja dengan status gizi yang
baik akan tumbuh lebih tinggi dibanding dengan remaja yang dengan
status gizi kurang. (Depkes RI, 2007).
Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10-11 tahun.
Perkembangan payudara merupakan tanda awal dari pubertas, di mana
daerah puting susu dan sekitarnya mulai membesar, kemudian rambut
pubis muncul. Pada sepertiga anak remaja, pertumbuhan rambut pubis
16
terjadi sebelum tumbuhnya payudara rambut ketiak dan badan mulai
tumbuh pada usia (12 – 13) tahun. Tumbuhnya rambut badan
bervariasi luas. Pengeluaran sekret vagina terjadi pada usia 10 – 13
tahun. Keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12 – 13 tahun,
karena berkembangnya kelenjar apokrin yang juga menyebabkan
keringat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi terjadi pada
usia 11 – 14 tahun. Pematangan seksual penuh remaja perempuan
terjadi pada usia 16 tahun, sedang pada laki-laki pematangan seksual
penuh terjadi pada usia 17 – 18 tahun (Manuaba, 2008).
c. Perkembangan Jiwa Pada Remaja
Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada
pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang
sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat
dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang
lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar
kemauannya dipenuhi.
Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor
emosi, sosial dan intelektual. Depkes RI (2007) menyatakan, bahwa
akibat perubahan tersebut, maka karakteristik psikososial remaja dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1) Remaja Awal (10-13 tahun)
a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran diri (self consciousness)
17
b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah
berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah
tersinggung atau menjadi agresif
c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam
berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.
d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan
lingkungannya.
e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan
dengan mode teman sebayanya.
f) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya
gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan
teman sebayanya.
g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan
membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau
baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.
2) Remaja Pertengahan (14 – 16 tahun)
a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar
dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri
berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk
orang tua.
18
c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa
nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat
berubah-ubah.
d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun
beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok,
alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.
e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih
bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas
berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk
berkumpul dengan teman-teman.
h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak
berpacaran tetapi tidak menjurus serius.
i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak
mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin
mendiskusikan atau berdebat.
3) Remaja Akhir (17 – 19 tahun)
a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik
termasuk agama
19
b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar
stress yang keluarga berdampak mulai belajar mengatasi
dihadapi dansulit diajak berkumpul dengan keluarga.
c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun
emosional berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa
depan yang dapat merusak keyakinan diri.
d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan
jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan
banyak menyita waktu.
e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang
tuanya.
f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak
mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.
Pergaulan dengan lawan jenisnya juga dapat menjadi
sesuatu yang mengesankan bagi remaja. Bila mengalami
hambatan, maka remaja akan menarik diri dari lingkungan
sosialnya. Akibat perkembangan kelenjar kelamin remaja,
maka mulai timbul perhatian pada remaja terhadap lawan
jenisnya, bahkan hal ini merupakan tanda yang khas bahwa
masa remaja sudah dimulai. Depkes RI (2007) menyatakan,
bahwa proses percintaan remaja dimulai dari :
20
(1) Crush
Ditandai dengan adanya saling membenci antara anak laki-
laki dan perempuan. Penyaluran cinta pada saat ini adalah
memuja orang yang lebih tua dan sejenis. Bentuknya
misalnya memuja pahlawan dalam cerita film.
(2) Hero-worshping
Mempunyai persamaan dengan crush, yaitu pemujaan
terhadap orang yang lebih tua tetapi yang berlawanan.
Kadang yang dikagumi tidak juga dikenal.
(3) Boy Crazy dan Girl Crazy
Pada masa ini kasih sayang remaja ditujukan kepada teman-
teman sebaya, kadang saling perhatian antara anak laki-laki
dengan anak perempuan.
(4) Puppy Love (Cinta Monyet)
Cinta remaja sudah mulai tertuju pada satu orang, tetapi
sifatnya belum stabil sehingga kadang-kadang masih ganti-
ganti pasangan.
(5) Romantic Love
Cinta remaja menemukan sasarannya dan percintaannya
sudah stabil dan tidak jarang berakhir dengan perkawinan.
21
3. Pernikahan
a. Pengertian
Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita
yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemuan, persahabatan,
kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual dan menjadi lebih matang.
Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan
penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak
(Nastiti, 2006).
Pernikahan menurut Dariyo (2008) adalah ikatan kudus antara
pasangan dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan yang telah
menginjak atau dianggap telah memiliki umur cukup dewasa.
Pernikahan dianggap sebagai ikatan kudus (holy relationship) karena
hubungan pasangan antara laki-laki dan perempuan telah diakui secara
sah dalam Negara atau agama.
Salah satu tujuan perkawinan adalah untuk mendapatkan keturunan.
Keturunan diperoleh dari kehamilan dalam masa reproduksi yang sehat
yaitu umur istri antara 20-30 tahun usia tersebut merupakan usia terbaik
karena organ-organ reproduksi dalam tubuh perempuan telah tumbuh
sempurna.
Pernikahan atau perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan
No.1 tahun 1974 adalah Ikatan lahir batin antara seseorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
22
b. Pernikahan Dini
Perkawinan dini adalah perkawinan yang telah terjadi pada
seseorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Pada tipe orang
usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya
matang dan masih dalam tahap pertumbuhan.
Masa ini disebut dengan istilah masa reproduksi muda artinya
meskipun dapat hamil dan melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum
siap untuk hamil (Manuaba, 2008).
4. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi (WHO, 2010).
Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
(Depkes RI, 2007).
b. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan
Secara luas , ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :
1) Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR )
termasuk PMS, HIV/AIDS
3) Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
23
4) Kesehatan Reproduksi Remaja
5) Pencegahan dan penanganan infertilitas
6) Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
7) Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks,
mutilasi, fistula, dll.
(Depkes RI, 2007).
5. Dampak Pernikahan Dini Dilihat Dari Kesehatan Reproduksi
Perubahan perilaku remaja yang makin dapat menerima hubungan
seksual pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika hubungan
seksual telah menghasilkan janin dapat mempengaruhi psikologis dan fisik
(Manuaba, 2008).
a. Dampak Psikologis
Pada usia pernikahan dini yang terjadi dibawah usia 20 tahun
dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan
mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi
remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa tersisih dari
pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri, terkadang
perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman atau
lingkungan masyarakat (Sarwono, 2006).
Sejatinya, anak berusia di bawah umur belum paham benar
mengenai hubungan seks dan apa tujuannya. Mereka hanya melakukan
apa yang diharuskan pasangan terhadapnya tanpa memikirkan hal
yang melatarbelakanginya melakukan itu. Jika sudah demikian, anak
24
akan merasakan penyesalan mendalam dalam hidupnya
(Sarwono, 2006).
Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat.
Bahkan remaja akan merasa minder untuk bergaul dengan anak-anak
seusianya mengingat statusnya sebagai istri. Hal ini biasa disebut
depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini. Dimana
terdapat dua jenis depresi kepribadian yaitu pribadi introvert dan
ekstrovert (Manuaba, 2008).
Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat si remaja
menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul,
bahkan menjadi seorang yang schizofrenia atau dalam bahasa awam
yang dikenal orang adalah gila. Sedang depresi berat pada pribadi
ekstrovert (terbuka) sejak kecil, remaja terdorong melakukan hal-hal
aneh untuk melampiaskan amarahnya, seperti perang piring, anak
dicekik dan sebagainya. Dengan kata lain, secara psikologis kedua
bentuk depresi sama-sama berbahaya khususnya dalam kasus
pernikahan dini tersebut (Manuaba, 2008).
Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada
keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis
yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada
usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu
untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih
tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga
25
sehingga banyak ditemukanya kasus perceraian yang merupakan
dampak dari mudanya usia untuk menikah (Sarwono, 2006).
b. Dampak Fisik
Fisik atau dalam bahasa Inggris "Body" adalah sebuah kata
yang berarti badan/benda dan dapat terlihat oleh mata juga terdefinisi
oleh pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda / badan
yang terlihat oleh mata.
Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah besar
baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam persalinan.
Perkawinan Dini yang berlanjut menjadi kehamilan sangat berdampak
negatif pada status kesehatan reproduksinya. Proses kehamilan yang
dapat terjadi anemi yang berdampak berat badan bayi lahir rendah,
intra uteri fetal death, premature, abortus berulang, perdarahan, untuk
proses bersalin terkadang belum matangnya alat reproduksi membuat
keadaan panggul masih sempit dan sebagainya untuk itu perlu
pemantauan dan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap
(Manuaba, 2008).
Pada remaja putra dampak dari pernikahan dini dipandang dari
kesehatan reproduksi akan berpotensi terjadi impotensi, ejakulasi dini
dan disfungsi ereksi, efek yang ditimbulkan dari pernikahan dini yang
menganggu kesehatan reproduksi paling banyak terjadi pada
perempuan (Iwan, 2006).
26
Selain itu dampak pernikahan dini apabila dilihat dari sisi fisik
dan biologis, juga ditemukan berbagai efek negatif yang bisa
dikatakan berbahaya seperti banyaknya seorang ibu yang menderita
anemia selagi hamil dan melahirkan, sehingga menyebabkan tingginya
angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan dini (Manuaba, 2008).
Secara medis usia bagus untuk hamil yaitu pada usia 21-35
tahun, maka bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi dan
bisa dibuahi, namun bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan
serta memiliki kematangan mental, yakni berpikir dan dapat
menanggulangi resiko-resiko yang akan terjadi pada saat kehamilan
dan persalinan. Seperti misalnya terlambat memutuskan mencari
pertolongan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat persalinan karena
minimnya informasi sehingga terlambat mendapat perawatan yang
semestinya (Manuaba, 2008).
Menurut Manuaba (2008), dampak fisik dari pernikahan diusia
muda dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Dampak bagi ibu
1) Intra Uterin Fetal Death
Intra Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam kandungan
adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam
kandungan. Keadaan ini sering di jumpai pada kehamilan di
bawah 20 minggu dan sesudah 20 minggu, yaitu ditandai
27
kematian janin bila ibu tidak merasakan gerakan janin, biasanya
berakhir dengan abortus.
2) Premature
Persalinan prematur adalah suatu proses kelahiran bayi
sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu
dari waktu perkiraan persalinan. Resiko terjadinya kehamilan
premature, antara lain :
a) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun
b) Wanita dengan gizi yan g kurang atau anemia
c) Lemahnya servik
3) Perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena
otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.
4) Kematian ibu
Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan dan
infeksi.
b. Dampak bagi bayi
1) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau
kurang dari 37 minggu, pada umur kehamilan tersebut
pertumbuhan janin belum sempurna.
28
2) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu, bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal
ini dipengaruhi oleh umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun
dan ibu kurang gizi (Manuaba, 2008).
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif,
yaitu metode yang dilakukan dengan satu tujuan membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dalam bentuk angka-angka mulai
dari pengumpulan data serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus
berlangsung (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMK
Batik 2 Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2006). Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 29-31 Mei 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007).
32
Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI
di SMK Batik 2 Surakarta yang berjumlah 304 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Apabila subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti dilihat dari segi
waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subjek, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Pada
penelitian ini penulis akan mengambil sampel sebesar 20% dari jumlah
populasi 304 siswi, yaitu sebanyak 60 siswi. Alasan pengambilan sampel
kelas XI karena kelas XI berada dalam kategori remaja pertengahan yang
libidonya masih tinggi sehingga dianggap masih labil dalam menjalin
hubungan dengan lawan jenis.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
Simple Random Sampling yaitu menentukan sampel secara acak sederhana
adalah bahwa setiap anggota atau jumlah populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Cara yang digunakan dengan cara
mengundi anggota populasi (Notoatmodjo, 2006). Sampel diambil dengan
membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak semua kelas XI
(XI AK, XI AP, XI PJ, XI Multimedia). Teknik ini dipilih dikarenakan
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
33
Pengambilan sampel sebanyak 60 siswi dari seluruh siswa kelas XI yang
berjumlah 8 kelas akan diambil 7-8 siswi per kelasnya dengan cara diundi.
D. Instrumen Penelitian
Pengukuran pengetahuan adalah pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan
diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin
kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya
(Arikunto, 2006).
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda – tanda tertentu (Nototmodjo, 2006).
Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri, kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka
tinggal memilih jawaban. Jawaban benar untuk pernyataan positif mendapat skor
1 sedangkan untuk jawaban salah mendapat skor 0. Demikian juga untuk
penyataan negatif, jawaban benar mendapat skor 0 sedangkan jawaban salah
mendapat skor 1. Untuk Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda
centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis
di SMK Batik 1 Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 30 siswi.
34
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Rumus product moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas ini telah dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta. Dari hasil uji
validitas didapatkan hasil dari 34 pertanyaan, 25 pertanyaan dinyatakan valid dan 9
pernyataan dinyatakan tidak valid. Adapun nomor yang tidak valid yaitu nomor 1, 15,
16, 18, 22, 24, 25, 26, 32. Pernyataan dinyatakan valid bila rhitung > rtabel. Nilai rtabel
untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.
}Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N 222 2
Nrxy
35
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa
kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
tb
kkr 2
2
11 11
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Dinyatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach’s > rkriteria (0,60)
(Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas di SMK Batik 1 Surakarta
didapatkan nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,738, sehingga kuesioner
dinyatakan reliabel.
36
3. Kisi – kisi kuisioner
Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuisioner
Variabel Indikator No. Soal Jumlah Soal Positif Negatif
Gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi
Dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi ditinjau dari segi psikologis
1*, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 21, 23, 31, 32*
4, 5, 9, 22*, 24*, 25* 17
Dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi ditinjau dari segi fisik
11, 12, 14, 15*, 17, 19, 20, 26*, 27, 29, 30, 33, 34
13, 16*, 18*, 28 17
Jumlah 34 Keterangan : * tidak valid.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket siswi kelas XI di
SMK Batik 2 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada
saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari jawaban atas
pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang
gambaran pengetahuan responden tentang dampak pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi.
37
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan remaja putri
tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Nama
Variabel Pengertian Indikator Alat
ukur Skala
Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi
Kemampuan remaja putri menjawab dampak fisik dan dampak psikologi dari pernikahan dini
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
38
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai
dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari
hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase
39
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2008). Menurut Riwidikdo (2009), untuk
mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri ditunjukkan dengan skala
pengukuran sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD.
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan remaja putri terlebih dahulu
peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo
(2009), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation
yaitu :
a. Mean
Keterangan :
n : jumlah responden
xi : nilai responden
b. Standard Deviation
40
Keterangan :
SD : Standard Deviation
xi : nilai responden
n : jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation dari semua
responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan
yang sudah tercantum di atas.
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian
yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mendapat ijin dari Kepala SMK Batik
2 Surakarta dan dari responden sendiri melalui inform consent. Menurut Hidayat
(2007), etika yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian adalah :
a. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya.
41
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
SMK Batik 2 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan di Surakarta yang beralamatkan di Desa Tunggulsari, Kelurahan
Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, Kleco,
Surakarta. Secara umum keadaan SMK ini terletak di jantung kota Solo yang
tidak jauh dari jalan Slamet Riyadi. SMK Batik 2 Surakarta berdiri tahun
1989. SMK ini mempunyai 3 jurusan, yaitu Jurusan Akuntansi, Jurusan
Administrasi Perkantoran, dan Jurusan Penjualan.
B. Hasil Penelitian
Gambaran pengetahuan responden
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi
18,73 3,866
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD. Jadi
pengetahuan baik jika nilai responden x > 22,596
Cukup : Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1
SD. Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,864 ≤ x ≤
22,596
43
Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. Jadi pengetahuan
kurang jika nilai responden x < 14,864
Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 16 26,67 2 Cukup 35 58,33 3 Kurang 9 15 4 Total 60 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh pengetahuan remaja putri tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi sebanyak 16 responden (26,67%)
berpengetahuan baik, 35 responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9
responden (15%) berpengetahuan kurang.
C. Pembahasan
Penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja putri tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK Batik 2
Surakarta ini dilakukan terhadap 60 responden. Hasil yang didapatkan dalam
penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK
Batik 2 Surakarta sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan baik, 35
responden (58,33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%)
berpengetahuan kurang.
Responden dengan pengetahuan baik memiliki pengetahuan yang luas
tentang dampak pernikahan dini, hal ini bisa dikarenakan akses yang mudah
dalam memperoleh informasi tersebut baik yang berasal dari media cetak,
44
televisi, maupun ekstrakurikuler Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang
didakan oleh sekolah. Sedangkan responden dengan pengetahuan cukup bisa
dikarenakan remaja putri belum sepenuhnya mengerti tentang pernikahan dini,
demikian juga dengan responden dengan pengetahuan kurang, hal ini bisa
dikarenakan kurangnya informasi mengenai pernikahan dini serta kurangnya
pendidikan seksual yang diperoleh dari keluarga, teman maupun sekolah.
Menurut Bobak (2006), umur mempengaruhi pengetahuan di mana umur
16 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar menerima informasi
tetapi belum mampu menerapkan informasi tersebut secara maksimal dan
sering kali mencoba-coba tanpa memperhitungkan konsekuensiya, sedangkan
umur 17-18 tahun merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya
dan lebih mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan
mereka terutama tentang pernikahan dini.
Selain berpengaruh pada umur, pengetahuan seseorang dipengaruhi juga
oleh :
1) Pengalaman, yaitu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut
dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka
orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan
mengulangi cara itu.
2 ) Pendidikan, yaitu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin
mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan
45
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan. (Notoatmodjo 2005).
Usia remaja sering kali menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai
sisi, karena pada masa ini remaja selalu ingin mencoba-coba apa yang
diketahuinya. Salah satu diantaranya adalah seperti menikah di usia muda
karena keterlanjuran berhubungan seks yang menyebabkan suatu kehamilan.
Padahal, dampak pernikahan dini sangatlah berbahaya bagi remaja itu sendiri
baik secara psikis ataupun secara fisik.
Pada usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum
sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan. Masa ini disebut
dengan istilah masa reproduksi muda artinya meskipun dapat hamil dan
melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil
(Manuaba, 2008).
Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan antara
lain dapat terjadi Disproporsi Sefalo pelvik yang akan berdampak pada ibu,
yaitu: Persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau turun
padahal ketuban sudah pecah maka bisa terjadi tali pusat menumbung,
sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat
meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang
hebat. (Mochtar 2008).
Selain itu resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan adalah
aborsi, anemia, intra uteri fetal death, premature, kekerasan seksual, atonia
46
uteri, cancer servik (Manuaba 2008). Selain ketidaksiapan fisik seperti di atas,
remaja juga belum siap secara psikis untuk menikah, karena pada usia remaja
emosi masih labil, remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi dan
adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum matangnya
sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukanya kasus
perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah. Hal
inilah yang menyebabkan berbagai dampak negatif akibat adanya pernikahan
dini.
Berbagai dampak pernikahan dini baik secara fisik ataupun secara psikis,
masyarakat pada umumnya tidak menghendaki remaja mereka melakukan
kegiatan seksual sebelum menikah. Oleh sebab itu, mereka sering
menabuhkan berbicara masalah seks dengan para remaja. Sedangkan dari segi
psikologisnya pembicaraan mengenai seks dalam keluarga itu tabu karena
pembicaraan itu dianggap sebagai dorongan naluri seksual yang bertentangan
dengan dorongan “moral” yang ada dalam “super ego” sehingga harus ditekan,
tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka.
(Sarwono, 2006)
D. Keterbatasan
Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam membuat karya tulis ilmiah
ini mengingat variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
Selain itu kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup di mana sudah
tersedia pertanyaan yang dibuat oleh penulis dan responden cukup menjawab
47
benar atau salah sehingga belum dapat mengukur pengetahuan responden
secara mendalam.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 29-31 Mei 2012, maka
penulis menyimpulkan bahwa gambaran pengetahuan remaja putri tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK
Batik 2 Surakarta yaitu sebanyak 16 responden (26,67%) berpengetahuan
baik, 35 responden (58, 33%) berpengetahuan cukup, serta 9 responden (15%)
berpengetahuan kurang.
B. Saran
1. Bagi institusi terkait
Diharapkan Guru Bimbingan Konseling memberikan bimbingan yang
intensif, khususnya mengenai sex education yang bekerja sama dengan
petugas kesehatan, sehingga dari bimbingan tersebut para siswa
diharapkan mampu mengerti mengenai berbagai pengetahuan tentang
dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.
2. Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para siswi mampu memahami
tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi serta mencari
informasi tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi.
Selain itu responden dapat mengikuti Ekstrakurikuler KRR (Kesehatan
Reproduksi Remaja) yang diadakan sekolah sehingga dapat menambah
49
pengalaman dan wawasan tentang kesehatan reproduksi dan diharapkan
para siswa mampu merencanakan pernikahannya kelak dengan baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lagi lebih
lanjut mengenai topik ini. Seperti mempertajam aspek dampak fisik
maupun psikologisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Bobak. 2006. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Kedokteran, Jakarta: EGC.
Bunners, A. A. 2006. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Andi.
Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I. G. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2006. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Widyastuti Y. A. Rahmawati. Y.E. Purwaningrum. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Lampiran 1
JADWAL PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Tahap Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pengajuan Judul KTI
Pembuatan Proposal KTI
Ujian Proposal KTI
Revisi Proposal KTI
Penelitian
ACC KTI
Ujian KTI
Revisi dan Pengumpulan KTI
Lampiran 8
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth, Responden
........................................
Di tempat
Dengan hormat,
Saya Mahasiswi PRODI Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta, bermaksud melaksanankan penelitian mengenai “GAMBARAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN
DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK
BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012”. Sehubungan dengan hal tersebut di
atas, saya memohon kesediaanya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan
yang ada dalam kuisioner sesuai dengan petunjuk yang ada. Kerahasiaan data
pribadi anda sangat kami jaga dan informasi yang saya dapat, hanya saya gunakan
untuk kepentingan penelitian saja.
Saya menjamin jawaban yang anda berikan dalam penelitian ini tidak
merugikan Anda. Apabila saudara bersedia mengisi kuisioner, saya mohon untuk
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaanya, saya mengucapkan terimakasih.
Surakarta, Mei 2012
Peneliti
Lampiran 9
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Berdasarkan penjelasan dan permintaan peneliti kepada saya, maka saya :
Nama : ..............................................................................................................
Umur : ..............................................................................................................
Alamat : ..............................................................................................................
Menyatakan bersedia dan setuju untuk menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “ GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012”
Surakarta, Mei 2012
Responden
..............................
Lampiran 10
KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI SISWI KELAS XI DI SMK BATIK 2
SURAKARTA TAHUN 2012 Nama Responden : Umur : Alamat : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (√) pada kolom (benar) jika pernyataan Anda anggap benar dan kolom (salah) jika pernyataan Anda anggap salah No.
Pernyataan Benar Salah
1 Remaja yang melakukan pernikahan di usia dini akan merasa tersisih dalam pergaulan
2 Cercaan dari keluarga, teman dan lingkungan masyarakat membuat remaja yang melakukan pernikahan dini merasa tertekan
3 Sejatinya anak di bawah umur 15 tahun sudah mengerti benar mengenai hubungan seksual dan apa tujuannya
4 Pada pribadi introvert (tertutup) akan membuat remaja menonjolkan diri dalam pergaulan
5 Remaja putri yang melakukan pernikahan dini sering merasa minder dengan statusnya sebagai istri dan ibu
6 Remaja yang ekstrovert (terbuka) sering melampiaskan amarah dengan melempar barang hingga mencekik anaknya sendiri
7 Dampak negatif pernikahan dini salah satunya adalah menyebabkan terjadinya depresi yang berpotensi besar pada gangguan jiwa
8 Remaja putri yang hamil di luar nikah merasa bangga karena melakukan apa yang diminta pasangannya untuk berhubungan seksual atas dasar kesetiaan
9 Pendiam dan tidak mau bergaul merupakan ciri dari remaja introvert (tertutup)
10 Dampak fisik pernikahan dini tidak hanya terjadi
pada ibu tapi juga pada janin yang dikandungnya 11 Pada remaja yang melakukan pernikahan dini
banyak ditemukan yang menderita anemia saat hamil
12 Pada usia kurang dari 20 tahun yang secara fisik telah menstruasi berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta mempunyai kematangan mental untuk melakukan reproduksi
13 Dampak pernikahan dini dapat mempengaruhi fisik ibu hamil seperti jalan lahir sempit
14 Pada remaja yang mengalami anemia dalam kehamilan berdampak pada berat badan bayi lahir rendah
15 Pertumbuhan janin yang belum sempurna disebabkan karena belum sempurna pula organ reproduksi remaja yang hamil di bawah umur 20 tahun
16 Remaja yang hamil, besar kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
17 Pernikahan dini mendorong tingginya prosentase perceraian dalam rumah tangga
18 Remaja yang belum matang secara psikologis kurang mampu bersosialisasi dan beradaptasi
19 Apabila remaja yang hamil tidak merasakan gerakan janin maka besar kemungkinan janin telah meninggal dalam rahim
20 Perdarahan saat melahirkan disebabkan karena otot rahim yang kuat sehingga terus mengeluarkan darah
21 Apabila terjadi kegawatdaruratan dan terlambat memperoleh penanganan dalam proses persalinan yang terjadi pada remaja putri maka dapat mengancam nyawa ibu dan janin karena organ reproduksi yang belum matang sempurna
22 Dampak pernikahan dini pada remaja putra adalah terjadinya impotensi
23 Pada remaja yang melakukan pernikahan dini sering terjadi pertengkaran hingga terjadi kekerasan seksual
24 Organ reproduksi yang belum matang sempurna dapat menyebabkan seorang remaja kuguguran berulang-ulang
25 Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko besar terkena penyakit menular seksual
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN KUESIONER
1. B 2. B 3. S 4. S 5. B 6. B 7. B 8. S 9. B 10. B 11. B 12. S 13. B
14. B 15. B 16. B 17. B 18. B 19. B 20. S 21. B 22. B 23. B 24. B 25. B
NoResp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19 18.73 3.866 Cukup2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 17 Cukup7 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 Cukup8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 Cukup9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 17 Cukup
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 18 Cukup11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 Cukup12 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 17 Cukup13 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 14 Kurang14 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 18 Cukup15 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18 Cukup16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 19 Cukup17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Cukup20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 Baik21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 Cukup22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 20 Cukup23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 22 Cukup24 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 16 Cukup25 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 18 Cukup26 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 14 Kurang27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 Cukup28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 Cukup29 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 Cukup30 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 12 Kurang31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Baik
Kategori
TABULASI DATA KUESIONER PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAKPERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI
Pertanyaan Total Mean SD
NoResp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KategoriPertanyaan Total Mean SD
32 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 15 Cukup33 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 12 Kurang34 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 15 Cukup35 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 Cukup36 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 12 Kurang37 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 12 Kurang38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 Baik39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 Baik40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 Cukup41 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 10 Kurang42 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 13 Kurang43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 18 Cukup44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 Baik46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Baik47 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik48 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik49 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik50 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 17 Cukup51 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 17 Cukup52 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 Cukup53 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 17 Cukup54 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 18 Cukup55 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 Cukup56 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 17 Cukup57 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 14 Kurang58 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 18 Cukup59 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18 Cukup60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 19 Cukup
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
NAMA : Ira Damayanti
NIM : B09. 027
NAMA PEMBIMBING : Rahajeng Putriningrum, S. ST
JUDUL : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan Reproduksi Siswi Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta
NO. TANGGAL BAB KETERANGAN REVISI PARAF PEMBIMBING
Surakarta, Mengetahui Ka. Prodi DIII Kebidanan Dheny Rohmatika, S. SiT