17
BAB II DOKUMEN SATU DAN DOKUMEN DUA KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan, struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran Sebagaimana telah disebutkan, dokumen satu terdiri atas 4 bab, yakni pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan. BAB 1 Pendahuluan Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, dan prinsip pengembangan KTSP. 1. Latar belakang Pada latar belakang dikemukakan alasan-alasan perlunya disusun KTSP untuk sekolah yang meliputi dua alasan, yakni alasan rasional dan dasar hukum penyusunan KTSP. Alasan rasional berisi untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan mengapa KTSP perlu disusun, dipandang dari sudut visi dan misi sekolah, kekhasan sekolah yang bersangkutan serta harapan-harapan dalam pengimplementasian KTSP. Adapun alasan yang berhubungan dengan dasar hukum adalah berbagai ketentuan yang tercantum dalam perundang-undangan seperti Undang-Undang No 20 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan lain sebagainya. 2. Tujuan pengembangan dan fungsi KTSP Tujuan pengembangan KTSP dirumuskan adalah untuk menjawab tentang apa kegunaan dan fungsi KTSP untuk setiap orang yang terlibat dalam proses pendidikan, khususnya untuk guru.

Ktsp terdiri atas dua dokumen

  • Upload
    33335

  • View
    183

  • Download
    23

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

DOKUMEN SATU DAN DOKUMEN DUA

KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan

pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan,

struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen

dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

Sebagaimana telah disebutkan, dokumen satu terdiri atas 4 bab, yakni

pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender

pendidikan.

BAB 1 Pendahuluan

Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, dan prinsip

pengembangan KTSP.

1. Latar belakang

Pada latar belakang dikemukakan alasan-alasan perlunya disusun KTSP untuk

sekolah yang meliputi dua alasan, yakni alasan rasional dan dasar hukum penyusunan

KTSP. Alasan rasional berisi untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan mengapa

KTSP perlu disusun, dipandang dari sudut visi dan misi sekolah, kekhasan sekolah yang

bersangkutan serta harapan-harapan dalam pengimplementasian KTSP.

Adapun alasan yang berhubungan dengan dasar hukum adalah berbagai

ketentuan yang tercantum dalam perundang-undangan seperti Undang-Undang No 20

tahun 2003, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan lain sebagainya.

2. Tujuan pengembangan dan fungsi KTSP

Tujuan pengembangan KTSP dirumuskan adalah untuk menjawab tentang apa

kegunaan dan fungsi KTSP untuk setiap orang yang terlibat dalam proses

pendidikan, khususnya untuk guru.

3. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP

Prinsip-prinsip pengembangan KTSP disusun dengan mengacu pada peraturan

perundangan dan kebijakan yang telah menjadi pedoman yang berlaku, khususnya

PP Nomor 19 Tahun 2005. yaitu :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

e. Menyeluruh dan bersinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

BAB II Tujuan pendidikan

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan dirumuskan dengan selalu mengacu pada Undang-

undang no. 20 tahun 2003, pasal 3, yaitu Tujuan Pendidikan Nasional untuk

berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung

jawab.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum

bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak

mulia, serta ketrempilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan

untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berahlak

mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk

menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni, yang

bermanfaat bagi kemanusiaan.

2. Visi dan misi sekolah

Visi adalah sasaran akhir yang terukur dan realistis sesuai dengan potensi

sekolah yang bersangkutan. Visi merupakan sasaran yang dirumuskan oleh

berbagai komponen sekolah yang dapat dijangkau, sehingga kurikulum yang

dikembangkan adalah untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan. Visi

menjawab "apa yang ingin dicapai oleh sekolah"

Adapun misi sekolah adalah berkenaan sebagi jawaban atas pertanyaan

"upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencapai visi sekolah". Misi harus

dapat menggambarkan kondisi dan suasana yang dibangun dalam mencapai

suatu visi.

Contoh Visi :

a. Mendidik siswa yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama

b. Mendidik siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang tinggi untuk

dapat bersaing dan dapat mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi

c. Mendidik siswa yang memiliki keterampilan sesuai dengan minat dan

bakatnya sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Contoh Misi sekolah

a. Menciptakan dan menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar dengan penuh

tanggung jawab.

b. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

c. Dan sebagainya

BAB III Struktur dan muatan kurikulum

A. Mata pelajaran

a. Kelompok mata pelajaran

Mengacu pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, kurikulum untuk pendidikan

umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

mencakup

1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika dan

5. Kelompok mata pelajara jasmani, olah raga, dan kesehatan

b. Struktur kurikulum

Struktur Kuirkulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Kedalaman muatan

kurikulum dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai

dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.Kompetensi tersebut

mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan

diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah. Struktur Kurikulum meliputi :

a. Struktur kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaranyang ditempuh

dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan

Kelas VI

b. Struktur kurikulum SMP/MTS

Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yangditempuh

dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulaiKelas VII sampai dengan

KelasIX

c. Struktur kurikulum SMA/MA

Kelas X

d. Struktur kurikulum Pedidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program

kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta

mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina

yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan

dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi

sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan

mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata

pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan

Diri seperti tertera pada Tabel 8.

Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan

Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan

Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan

untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan

untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan

kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek

pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang

diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan

konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta

didik SMK/MAK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan

bimbingan karier.

Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat

diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau

kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Keterangan notasi

1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program

keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya

diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang

dicantumkan.

2. Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan

setiap program keahlian.

3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan

standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang

dari 1044 jam.

4. Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

B. Muatan local

Dalam hal muatan lokal terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi antara lain

1. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah,

2. materi muatan lokal tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang

ada.

3. Substansi mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan

pendidikan,tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.

4. Bentuk penilaian muatan lokal bersifat kuantitatif (angka)

5. Setiap sekolah dapat melaksanakan lebih dari satu jenis setiap semester sesuai

dengan minat siswa dan karakterstik sekolah.

6. setiap siswa dapat mengikuti lebih dari satu kegiatan muatan lokal

7. pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, atau

tenaga ahli dari luar sekolah yang memiliki kemampuan relevan dengan

substansi mulok.

8. setiap guru muatan lokal harus mengembangkan silabus dan rencana

pembelajaran.

C. Kegiatan pengembangan diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran

sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan

pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.Kegiatan pengembangan diri

dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah

diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.

Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya

pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk

satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan

hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

D. Pengaturan beban belajar

1. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan

SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,

SMA/MA/SMALB /SMK/MAKkategori standar.Beban belajar dalam sistem

kredit semester (SKS) dapat digunakan olehSMP/MTs/SMPLB kategori

mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.Beban

belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan

olehSMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

2. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket

dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi

waktu untuk setiapmata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap

dalam satu tahun ajarandapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban

belajar yang tetap. Satuanpendidikan dimungkinkan menambah maksimum

empat jam pembelajaran per minggusecara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkankebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untukmata pelajaran lain yang

dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulumyang tercantum

di dalam Standar Isi.

3. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB - 40%,

SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60%

dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan

alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dankebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi.

4. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan

satu jamtatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam

tatap muka.

5. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri

tidakterstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan

sistem SKSmengikuti aturan sebagai berikut.

o Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit

kegiatanterstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

o (2)Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka,

25 menitkegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

E. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-

masing indikator 75%. Satuanpendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan

minimal dengan mempertimbangkan tingkatkemampuan rata-rata peserta didik serta

kemampuan sumber daya pendukung dalampenyelenggaraan pembelajaran. Satuan

pendidikan diharapkan meningkatkan kriteriaketuntasan belajar secara terus

menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan idea

F. Kenaikan kelas dan kelulusan

G. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas

diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.Sesuai dengan ketentuan PP

19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus darisatuan pendidikan

pada pendidikan dasar dan menengah setelah:a. menyelesaikan seluruh program

pembelajaran;b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian,kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok

mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan;c. lulus ujian sekolah/madrasah

untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan danteknologi; dand. lulus Ujian

Nasional

H. Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Adapun kriteria

penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait Pendidikan kecakapan hidup

1. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,

SMK/MAK dapatmemasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup

kecakapan pribadi, kecakapansosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan

vokasional.

2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan

semua matapelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara

khusus.

3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan

pendidikan yangbersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain

dan/atau nonformal

BAB IVKalender pendidikan

a. Jumlah minggu dan hari efektif

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu

pembelajaran dijelaskan dibawah ini ;

1. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berkhir

pada semester pertama dan kedua

2. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil

mingggu-minggu ujian dan hari libur

3. Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi

sekolah yang menentukan belajar dimulai dari hari senin sampai jumat

berarti hari efektif adalah 5 hari kerja, sedangkan sekolah yang

menentukan hari belajar dari senin sampai sabtu, berarti jumlah hari

efektif kerja adalah 5 hari.

b. Perencanaan program tahunan

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk dapat mngembangkan

program tahunan adalah:

1. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam

seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan

pemerintah.

2. Analisis beberapa minggu efektif dalam setiap semester seperti yang

telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif.

c. Rencana program semester

Cara pengisian format diatas adalah sebagai berikut ;

1. Tentukan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang

ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD,

sebab semuanya sudah ditentukan dalam standar isi (SI), yakni pada

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal,

kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri,

misalnya dalam merumuskan kurikulum muatan lokal (MULOK)

2. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi

waktu atau jumlah jam pelajaran dalam setiap SK dan KD itu.

3. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu

untuk dilaksanakan.

Dokumen dua berisi tentang silabus mata pelajaran berisi tentang silabus dan

RPP. Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata

pelajaran yang berisi tentan standar kompetensi. Manfaatnya sebagai pedoman dalam

menyusun pelaksaan pembelajaran. Prinsip- prinsipnya yaitu:

a. ilmiah

b. memadai

c. releva

d. aktual dan konstektual

e. sistematis

f. fleksibel

g. konsisten

h. menyeluruh

RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman

pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Komponen-

komponen RPP yaitu:

a. tujuan pembelajaran

b. materi atau isi

c. strategi dan metode pembelajaran

d. media dan sumber belajar

e. evaluasi

Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

Dalam kurikulum KTSP masih terdapat dokumen 1 dan dokumen 2. Sedangkan

pada kurikulum 2013 dokumen tersebut tidak ada terdapat dalam kurikulum tersebut.

BAB III

PENUTUP

KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan

pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan,

struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen

dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dokumen dua berisi tentang silabus mata pelajaran berisi tentang silabus dan

RPP. Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata

pelajaran yang berisi tentan standar kompetensi. Manfaatnya sebagai pedoman dalam

menyusun pelaksaan pembelajaran.

Dokumen 1 dan 2 hanya terdapat pada kurikulum KTSP.