4
Kualifikasi dan Persyaratan Guru Bimbingan dan Konseling Pembimbing atau konselor yang profesional akan berperan positif terhadap tuntutan pekerjaannya, untuk menjadi profesional seorang pembimbing harus dapat mengembangkan kepribadian dan citra diri yang positif pula. Menurut pandangan Belkin dalam bukunya Practical Counseling In The Schools (1981), yang dikutip kembali oleh W.S. Winkel menyajikan sejumlah kualitas kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang konselor, sebagai berikut : a. “ Mengenal diri sendiri, seorang konselor harus menyadari keunikannya sendiri, kelemahan dan kelebihannya, serta harus tahu dalam usaha-usaha apa dia kiranya akan lebih berhasil. Untuk membantu konselor dalam mengenal derajat efektivitas yang boleh diharapkan dalam pekerjaannya, ditunjukkan tiga kualitas, yaitu : Merasa aman dengan diri sendiri (security) Percaya pada orang lain (trust) Memiliki keteguhan hati (courage) b. Memahami orang lain, Kualitas ini menuntut keterbukaan hati dan kebebasan dari cara berpikir yang kaku menurut keyakinan/pandangan pribadi saja. Terbuka hatinya juga berarti tidak mengambil sikap mengadili orang lain, meskipun dapat menilai tindakan dan perbuatan orang menurut norma-norma moralitas yang objektif. Yang memungkinkan menjadi peka (sensitivity) terhadap pikiran dan perasaan yang diungkapkan orang lain tanpa kehilangan identitasnya sendiri. c. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan ini jelas-jelas bertumpu pada kemampuan untuk

Kualifikasi Dan Persyaratan Guru Bimbingan Dan Konseling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kualifikasi Dan Persyaratan Guru Bimbingan Dan Konseling

Kualifikasi dan Persyaratan Guru Bimbingan dan Konseling

Pembimbing atau konselor yang profesional akan berperan positif terhadap tuntutan

pekerjaannya, untuk menjadi profesional seorang pembimbing harus dapat

mengembangkan kepribadian dan citra diri yang positif pula.

Menurut pandangan Belkin dalam bukunya Practical Counseling In The Schools

(1981), yang dikutip kembali oleh W.S. Winkel menyajikan sejumlah kualitas

kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang konselor, sebagai berikut :

a. “ Mengenal diri sendiri, seorang konselor harus menyadari keunikannya sendiri, kelemahan dan kelebihannya, serta harus tahu dalam usaha-usaha apa dia kiranya akan lebih berhasil. Untuk membantu konselor dalam mengenal derajat efektivitas yang boleh diharapkan dalam pekerjaannya, ditunjukkan tiga kualitas, yaitu : Merasa aman dengan diri sendiri (security) Percaya pada orang lain (trust) Memiliki keteguhan hati (courage)

b. Memahami orang lain, Kualitas ini menuntut keterbukaan hati dan kebebasan dari cara berpikir yang kaku menurut keyakinan/pandangan pribadi saja. Terbuka hatinya juga berarti tidak mengambil sikap mengadili orang lain, meskipun dapat menilai tindakan dan perbuatan orang menurut norma-norma moralitas yang objektif. Yang memungkinkan menjadi peka (sensitivity) terhadap pikiran dan perasaan yang diungkapkan orang lain tanpa kehilangan identitasnya sendiri.

c. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan ini jelas-jelas bertumpu pada kemampuan untuk memahami orang lain. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain pada taraf pertemuan antar pribadi mendapat dukungan dari beberapa kualitas yang lain, yaitu : sejati, tulen atau ikhlas (genuine), bebas dari kecenderungan untuk menguasai orang lain (nondominance), mampu mendengarkan dengan baik (listening), mampu menghargai orang lain (positive regard), dan mampu mengungkapkan perasaan serta pikiran secara memadai dalam kata-kata (verbal communication) dan isyarat-isyarat (nonverbal communication).”1)

Karena guru pembimbing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat

kompleks di sekolah. Dimana tugas ini tidak bisa dianggap remeh, maka perlu bagi

seorang konselor yang profesional memperhatikan prinsip-prinsip khusus yang

berhubungan dengan individu yang diberikan bimbingan antara lain:

1). Winkel WS, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Grasindo, Jakarta, 1997, hal 198 - 199

Page 2: Kualifikasi Dan Persyaratan Guru Bimbingan Dan Konseling

a. Petugas pembimbing harus mampu melaksanakan tugas dengan

kemampuannya sendiri.

b. Petugas pembimbing di sekolah harus diipilih atas dasar kualifikasi

kepribadian.

c. Petugas pembimbing harus selalu mempergunakan informasi yang tersedia

mengenai individu yang di bimbingnya.

d. Petugas pembimbing harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi

tentang individu yang di bimbingnya.

e. Petugas pembimbing hendaknya menggunakan jenis metode dan tekhnik yang

tepat.

f. Petugas pembimbing hendaknya memperhatikan hasil penelitian tentang

minat, kemampuan dan hasil belajar atau mengetahui perkembangan individu

yang di bimbingnya.

Dan pada umumnya ketentuan guru pembimbing dalam melaksanakan tugas

layanan bimbingan yaitu satu orang guru pembimbing memberikan pelayanan kepada 150

orang siswa. Jika semua persyaratan dimiliki oleh setiap guru pembimbing, maka semua

tugas dan tanggung jawab yang ada dapat dilaksanakan dengan baik dan benar atau secara

profesional, dan pada akhirnya peranan guru pembimbing di sekolah untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa sesuai dengan tujuan akan tercapai.

Di lapangan sering kita melihat beberapa permasalahan yang membuat bimbingan

dan konseling di pandang sebelah mata oleh sebagian orang yang belum mengerti arti dan

manfaat bimbingan dan konseling itu sendiri, antara lain :

a. Masalah Profesi Konselor

Profesi konselor atau guru pembimbing sulit mendapatkan pengakuan, karena

bervariasinya pendidikan dan pengalaman pembimbing dan konselor di sekolah.

b. SK Pengangkatan

Lulusan bimbingan dan konseling di sekolah menengah biasanya tidak di angkat sebagai

guru pembimbing, akan tetapi mereka di beri surat keputusan pengangkatan sebagai guru

bidang studi pada sekolah tersebut.

c. Masalah Sikap terhadap Bimbingan dan Konseling.

Banyak diantara guru-guru atau kepala sekolah yang beranggapan bahwa guru bimbingan

dan konseling adalah petugas yang mengurus siswa yang melanggar peraturan atau polisi

sekolah dan dampaknya guru pembimbing sering dijauhi dan takuti oleh para siswa.