Upload
ngobao
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KUASA BAJINGAN DALAM POLITIK DESA
(Studi tentang Dominasi Bajingan dalam Stabilitas Pemerintahan Desa di Desa
Nyabakan Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep)
Skripsi:
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh:
RIYAN HIDAYAT ANNURI
NIM: E04213087
PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2018
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “ Kuasa Bajingan dalam Politik Desa ( Studi kasus dominasi
Bajingan dalam stabilitas pemerintahan desa Nyabakan Barat)” adalah hasil penelitian
lapangan, penelitian ini memunculkan dua rumusan masalah di antaranya: pertama, peran
Bajingan di Desa Nyabakan Barat kecamatang Batang-Batang Kabupaten Sumenep. Kedua,
dominasi Bajingan dalam politik pemerintahan desa Nyabakan Barat Kecamatan Batang-
Batang Kabupaten Sumenep.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan dominasi
elit Bajingan dalam stabilitas pemerintahan desa Nyabakan Barat. Penelitian kualitatif ini
menggunakan teori Peran dan konsep Hegemoni.
Dominasi elit bajingan pada masyarakat terkait masalah keamanan di Desa Nyabakan
Barat sangatlah dikhawatirkan bagi keberlangsungnya pemerintahan desa, elit Bajingan yang
bermodal kekuasannya begitu mudah mendapatkan konsensus dengan pemimpin sosial
lainnya yakni kepala desa serta dengan modal tersebut elit Bajingan mampu mengendalikan
masalah keamanan desa, karena keamanan atas tindakan premanisme Bajingan hanya bisa
diatasi oleh Bajingan itu sendiri.
Temuan penulis terkait elit Bajingan melaksanakan peranannya pada masyarakat
terkait masalah keamanaan di Desa Nyabakan Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten
sumenep yaitu elit Bajingan berperan sebagai koordinator penjaga keamanan dan stabilitas
desa. Disini kepala desa nyabakaan barat melimpah tugaskan peranan pemeliharaan stabilitas
desa dengan cara memberikan posisi penting seperti beberapa kepala dusun secara formal di
posisikan kepada ketua bajingan. Sedangkan terkait elit Bajingan melakukan dominasi pada
pemerintah desa dengan memaksakan kondisi keamanaan yang tidak maksimal. Ide tentang
dominasi berhasil memperoleh kekuasaan sebagai kepala dusun melalui persetujuan kepala
desa sebagai pemimpin tertinggi di desa Nyabakan barat. Dengan itu kepala desa yang sudah
didominasi oleh sang hegemoni hanya mengarahkan pada kelompok bajingan yang
dipimpinnya.
Kata kunci : Peran, Dominasi, elit Bajingan, Stabilitas Pemerintahan Desa
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Definisi Konseptual .................................................................... 6
F. Penelitian yang relevan ................................................................ 7
G. Metode Penelitian ....................................................................... 10
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................... 10
2. Penentuan Lokasi Penelitian ............................................. 11
3. Sumber Data dan Jenis Data ............................................. 12
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 14
5. Teknik Analisis Data ......................................................... 17
6. Pengujian Keabsahan Data ................................................ 18
H. Sistematika Pembahasan ............................................................ 19
xiii
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Teori Peran ...................................................................................20
B. Konsep Hegemoni ........................................................................24
1. Pengertian hegemnoi ...........................................................24
2. Hegemoni dan Relasi Negara-Masyarakat Sipi.....................28
3. Konsensus. ...........................................................................30
BAB III: SETTING PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Nyabakan Barat .....................................36
1. Letak Geografis ...................................................................36
2. Kondisi Ekonomi Masyarakat Nyabakan Barat ...................37
3. Kultur Keagamaan........... ....................................................38
4. Tingkat pendidikan masyarakat...................... .....................39
5. Bajingan di Desa Nyabakan Barat............................ ...........40
B. Kondisi Keamanan Desa ..............................................................43
1. Kepemimpinan Kepala Desa Nyabakan Barat tahun 1992-
2006..................................... ....................................................43
2. Kepemimpinan Kepala Desa Nyabakan Barat tahun 2007-
2018........................................... ..............................................45
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Peran elit Bajingan dalam Politik Pemerintahan Desa Nyabakan
Barat...............................................................................................48
B. Dominasi elit Bajingan dalam Politik Pemerintahan Desa
Nyabakan Barat..............................................................................74
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................77
B. Saran .............................................................................................78
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Pendidikan Masyarakat Nyabakan Barat ................................... 41
Tabel 2 : Dominasi bajingan desa Nyabakan Barat.................................. 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam politik pemerintahan lokal, peran dan dinamika elit sangat
menentukan. Di antara para elit politik yang sangat berpengaruh, disebutkan salah
satunya adalah elit bajingan atau preman. Elit ini dalam sejarahnya tidak
signifikan berpengaruh dalam perpolitikan nasional. Peranan yang dimainkan
dalam politik konteks ke-lokal-an. Artinya bisa jadi di kabupaten/ kota, bahkan di
level pemerintahan desa.
Premanisme merupakan suatu tindakan kejahatan yang meresahkan
keamanan masyarakat serta mengganggu ketertiban umum dan memberikan
pengaruh yang negatif bagi kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.
Terdapat beberapa faktor penyebab munculnya tindakan anarkis ataupun
premanisme di Negara ini antara lain, faktor mendasar yaitu pertama, penerapan
ideologi sekularisme kapitalis. Kedua, adalah ekonomi yang memiliki pengaruh
besar dalam terbentuknya aksi premanisme, dan ketiga karena penegakan hukum
yang lemah, dan faktor keempat lemahnya sistem hukum yang tidak dapat
memberikan efek jera bagi pelaku tindakan premanisme.1
Perilaku premanisme di kota-kota yang memiliki perkembangan arus
globalisasi yang sangat pesat dapat dikatakan sangat tinggi. Meningkatnya angka
kriminalitas di kota-kota besar dengan arus globalisasi yang tinggi menyebabkan
1 Diambil dari tulisan Pramuwidya Tri Pradipta, “Budaya Alami atau Bencana ABadi?” dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/25/premanisme-budaya-alami-atau-bencana-abadi/
(diakses: Sabtu, 26 Oktober 2017, Pukul 16.20 WIB)
1
2
perilaku premanisme semakin marak. Dengan munculnya kelompok preman,
sangat jelas telah menebar ancaman ketakutan dan keresahan di kalangan
masyarakat. Karena dalam aksinya mereka tidak segan-segan berlaku sadis
sampai dengan tega membantai korban tanpa rasa kemanusiaan.2
Madura sebagai kepulauan di Provinsi Jawa Timur dikelilingi lautan yang
secara tidak langsung memiliki dampak kepada karakter dan psikologis
penduduknya. Kekerasan yang kerap kali terjadi mengindikasikan bahwa Madura
dikenal dengan watak yang keras, terutama dalam keterlibatan preman. Sebutan
preman untuk di madura biasa dikenal dengan istilah blater dan bajingan.
Penggunaan istilahnya saja yang berbeda. Blater adalah sebutan preman yang
biasa digunakan oleh kawasan barat madura (Sampang dan Bangkalan) sementara
bajingan adalah panggilan preman untuk kawasan timur madura (Pamekasan
Sumenep)3.
Kekerasan di Madura terjadi antara lain disebabkan atas beberapa hal.
Biasa terjadi karena faktor harga diri, pembelaan, bahkan sampai pada perbutan
kekuasaan. Faktor yang terakhir mengarahkan bahwa dalam aspek politik,
kekerasan yang melibatkan bajingan/ preman sering kali terjadi. Baik seperti
dalam Pemilu Kepala Desa atau yang lainnya.
Aspek penting ini sukses memberikan pengaruh yang signifikan pada
politik dan pemerintahan desa. Sehingga tidak jarang jabatan strategis sering
dikuasai oleh elit preman atau jika tidak, preman menjadi beking (backing)
dibelakang pemerintahan dengan kekuatan hegemoninya.
2 Budi Winarno, Globalisasi dan Krisis Demokrasi (Yogyakarta: MedPress, 2008), 39. 3 Abdur Razaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004), Hlm. 10
.
3
Pada konteks tersebut, Nyabakan Barat sebagai desa dengan
keanekaragamannya mempunyai masalah keamanan dan stabilitas desa. Dari
kurun waktu ke waktu kepemimpinan berganti, namun masalah keamanan dan
stabilitas desa menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Nyabakan Barat.
Masalah keamanan dimaksud berupa pencurian, pembegalan, bahkan
perampokan. Korbannya pun tidak pilih-pilih dan barang yang dicuri bisa berupa
barang berharga seperti emas dan berlian, sepeda motor, sapi ternak, bahkan
sampai barang yang terkecil berupa hewan ternak lainnya dan pompa air.
Masalah stabilitas dan keamanan desa ini membuat masyarakat Nyabakan
Barat mempunyai pemikiran bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu menciptakan stabilitas dan keamanan desa. sehingga dari tahap awal
aktivitas politik dan pemerintahan harus ada ketersinambungan dan keterkaitan
hubungan pemerintahan desa dengan para preman maling dimaksud. Dalam hal
ini dimaksudkan agar siapa saja yang mencalonkan kepala desa, harus mendatangi
semua elit preman maling dan mulai bekerja sama dengan deal-deal politik
tertentu. Biasanya berupa kompensasi keamanan yang sangat merugikan pihak
pemerintahan desa.
Kepala Desa Nyabakan Barat saat ini mampu menjalin hubungan dengan
para elit preman maling. Artinya mempunyai koordinasi yang jelas dengan para
preman maling, dan meminta untuk bekerja sama mewujudkan keamanan dan
stabilitas desa. namun tentu itu tidak gratis. Karena hampir setiap minggu elit
preman maling yang demikian banyak bertandang ke rumah kepala desa untuk
bertamu, yang setidaknya para preman maling ini mengharap uang kompensasi
4
keamanan dan stabilitas pemerintahan desa. Permintaan tersebut biasa berupa
uang yang kisaran nominalnya dari Rp. 50.000-4.000.000.000. jika sudah
demikian stabilitas dan keamanan desa sudah mulai bisa dikendalikan, walau
harus mengorbankan banyak uang untuk menebusnya dari para elit preman
maling.
Masalah stabilitas dan keamanan desa ini adalah inti dari keseimbangan
dan integritas politik pemerintahan desa. Jika stabilitas dan keamanan desa
mampu dikendalikan maka, pemerintahan desa dianggap sudah bisa
mensejahterakan rakyat Nyabakan Barat. Barometer praktis kesejahteraan ini
hanya berlaku untuk masyarakat yang mempunyai masalah keamanan dan
stabilitas desa, seperti di Desa Nyabakan Barat Kecamatan Batang-Batang
Kabupaten Sumenep.
Kemudian ini menarik postulat peneliti bahwa ada hegemoni elit preman
dalam politik pemerintahan desa yang memanfaatkan isu keamanan dan stabilitas
desa. hal ini menarik perhatian peneliti untuk mulai menganalisis dinamika peran
dan kuasa para elit preman maling Desa Nyabakan Barat utamanya dalam
mewujudkan stabilitas dan keamanan politik pemerintahan di Desa Nyabakan
Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep.
5
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah berikut
ini:
1. Bagaimana Peran Bajingan di Desa Nyabakan Barat Kecamatan Batang-
Batang Kabupaten Sumenep?
2. Bagaimana Dominasi Bajingan dalam politik pemerintahaan desa Nyabakan
Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah di muka, untuk menguraikan
kuasa dan keterlibatan Bajingan dalam politik pemerintahan desa, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan peran elit Bajingan dan aktivitasnya di Desa
Nyabakan Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep.
2. Untuk menganalisis dominasi Bajingan dalam politik pemerintahan desa
Nyabakan Barat Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep
D. Manfaat Penelitian
Manfaat akan kegunaan penelitian ini setidaknya dapat penulis
klasifikasikan menjadi beberapa bentuk, di antaranya:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritik, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para
mahasiswa, peneliti, politisi, hingga masyarakat secara umum sebagai
6
khazanah keilmuan khususnya terkait dengan politik pemerintahan desa
dan dinamika aktor yang berperan di dalamnya.
2. Manfaat praktis
Dalam prakteknya, hal ini menunjukkan bahwa elit preman
mempunyai peranan dan kuasa yang signifikan dalam penentuan kebijakan
publik dan tujuan politis lainnya pada skala pemerintahan lokal di daerah
dan di desa secara khususnya.
E. Definisi Konseptual
1. Bajingan : Istilah preman yang diberlakukan di Madura khususnya di
kawasan Madura timur (Sumenep-Pamekasan)4. Sebagai istilah preman
untuk konteks sumenep, bajingan dimaknai sebagai orang yang bertindak
atau berperilaku preman dan mencuri
2. Peran : merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
mejalankan suatu peranan
3. Dominasi : Menurut KBBI merupakan pengaruh kepeemimpinan, dominasi
kekuasaaan, dan sebagai suatu negara dengan negara yang lain. Menurut
Antoniuo Gramsci dominasi merupakan salah satu bentuk hegemoni yang
merupakan dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok yang lainnya
tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang disusupkan kelompok
4 Abdur Razaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004), Hlm. 10
7
dominan diterima sebagai sesuatu yang wajar dan bersifat moral, intelektual
serta budaya. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan kekuasaan,
melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan
politik dan ideologis.
4. Politik Desa : Politik desa berangkat dari terminologi politik lokal yang
berarti semua kegiatan politik yang berada di level lokal. Dalam hal ini
termasuk pemerintahan lokal, pembentukan kebijakan daerah, maupun
pemilihan kepala daerah. Hal ini menunjukkan bahwa politik lokal berada di
bawah politik nasional. Golongan daerah yang termasuk dalam pengelolaan
politik lokal diantaranya, kota, kabupaten, dan desa.5
5. Stabilitas Politik : Terdiri dari dua inti pokok yakni partisipasi politik dan
pelembagaan institusi Negara. Kedua faktor tersebut sangat menentukan
maju mundurnya stabilitas politik Negara. Dalam hal ini dapat diasumsikan
bahwa jika stabilitas politik meningkat maka kompleksitas, otonomi,
adaptabilitas, dan koherensi pranata politik akan mengikutinya sehingga
selain stabilitas politik maka sistem politik yang dibangun akan konsisten.
F. Penelitian yang Relevan
Sebelumnya perlu dipertegas bahwa dalam penelitian atau tulisan lain
tentang kuasa preman maling dalam politik sudah ada. Hanya saja berdasarkan
pengamatan awal peneliti dari penelitian dimaksud yang berupa tugas akhir
dalam perkuliahan seperti skripsi dan tesis, tidak banyak yang mengaitkan
5 Abd. Halim, Politik Lokal; Pola, aktor, dan Alur Dramatikalnya (Yogyakarta: LP2B, 2014), 5-6.
8
stabilitas pemerintahan desa. Demikian kami sebutkan beberapa studi
kepustakaan yang relevan dimaksud dengan penelitian ini:
1. Fenomena Premanisme Politik (Studi Kasus Pemilihan Kepala Desa
Montor Kecamatan Banyuates Sampang Madura).6 Penelitian ini adalah
Skripsi yang ditulis oleh Abdul Wafi. Dalam skripsi ini membahas tentang
fenomena di Madura yang tidak asing dengan dunia preman, lebih-lebih
yang ada sangkut pautnya dengan dunia politik. dibuktikan dalam studi
kasus pada skripsi ini hanya menganalisis pada ranah Pilkades semata.
Sementara dalam penelitan yang akan segera diselesaikan oleh peneliti
adalah lebih berkembang pada unjuk kekuatan preman dalam politik yang
memiliki tingkat intervensi luar biasa pada pemerintahan desa.
2. Jaringan sosial Bajingan dalam budaya tayuban di desa Longos
kecamattan Gapura Kabupaten Sumenep. Penelitian ini adalah skripsi
yang diitulis oleh Rahmat. Dalam skripsi ini membahas tentang jaringan
sosial Bajingan yang berdampak pada kehidupan masyarakat 7
3. Kepala Desa dan Dinamika Pemilihannya: ditulis oleh Sadu Wasistiono,
MS. Buku ini mencoba membahas berbagai masalah yang ada serta
mencari akar penyebabnya. Melalui konsep ACC (Acceptability-
Capability-Comfortability) barangkali berbagai permasalahan yang ada
paling sedikit dapat dikurangi. Bukankah peristiwa pemilihan kepala desa
6 Abdul Wafi, “Fenomena Premanisme Politik (Studi Kasus Pemilihan Kepala Desa Montor
Kecamatan Banyuates Sampang Madura)” (Skripsi, Prodi Filsafat Politik Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2013). 7 Rahmat. Jaringan sosial Bajingan dalam budaya tayuban di desa Longos kecamataann Gapura
Kabupaten Sumenep(Skripsi, Prodi Filsafat Politik Fakultas Ilmu sosial dan politik Universitas
Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014).
9
itu sendiri sudah merupakan bagian dari budaya politik masyarakat desa?.
Melalui penelitian empirik pada 134 desa di Jawa Barat serta diramu
uraian verbal sederhana dengan meninjau pemilihan kepala desa dari
berbagai perspektif, buku ini pantas untuk dicoba oleh kalangan luas baik
ilmuwan dan terutama para praktisi di desa-desa dan kecamatan.
Itulah kiranya beberapa penelitian yang menyangkut beberapa tema erat
kaitannya dengan penelitian penulis tentang kuasa preman maling dalam politik
desa. Mungkin banyak tulisan di luar sana yang hampir sama kontennnya dengan
beberapa buku dan penelitian di atas. Namun sejauh penelusuran peneliti pada
penelitian ini tergolong baru dan menarik karena hegemoni pada pemerintahan
desa. Lebih lagi yang memfokuskan pada satu daerah yang mempunyai beragam
kebudayaan dan tradisi yang kental, di Kabupaten Sumenep.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Perlu ditegaskan di sini bahwa penelitian ini termasuk penelitian
yang menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dihadapi berupa
pernyataan verbal, dan sikap pemaknaan bukan numerik atau angka-angka.8
Oleh karena data dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah
maka penelitian ini juga sering disebut sebagai metode naturalistik.9
Sebagaimana dijelaskan oleh Nana Syaodih bahwa penelitian kualitatif
memiliki dua tujuan. Oleh karenanya, penelitian ini juga memiliki dua
8 Noeng Muhadjir, Motode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rakesarsin, 1996), 94. 9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2009), 1.
10
tujuan yaitu (1) menggambarkan dan mengungkap (2) menggambarkan dan
menjelaskan. Dengan kata lain bahwa penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan dan mengungkap fakta-fakta yang terkait dengan dominasi
Bajingan dalam politik.10
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan
(field research) Penelitian ini berfokus pada dominasi bajingan dalam
stabilitas pemerintahan desa.
2. Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Desa Nyabakan Barat Kecamatan
Batang-Batang Kabupaten Sumenep Madura Provinsi Jawa Timur.
Pengambilan lokasi penelitian ini memiliki beberapa alasan yaitu:
Pertama, konstelasi politik yang ada di Kabupaten Sumenep
cenderung sangat cair. Banyak elemen masyarakat yang turut andil dalam
pengambilan kebijakan baik kalangan profesional, kalangan santri, dan elit
ekonomi, apalagi kalangan Bajingan.
Kedua, Desa Nyabakan Barat menjadi objek penelitian ini memiliki
karakteristik yang cenderung berwatak keras. Sehingga tidak heran yang
berperan dalam mewujudkan stabilitas desa banyak dari kalangan Bajingan.
Ketiga, daerah yang menjadi objek penelitian ini termasuk daerah
yang dekat dengan asal peneliti. Sehingga sangat etis jika peneliti
10 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 60.
11
melakukan penelitiannya dengan maksud dan tujuan memberikan kontribusi
intelektualisme yang berwujud produk penelitian ini. Diharapkan pada
penelitian ini bisa memberikan sumbangsih terutama dalam mewujudkan
cita-cita luhur menuju daerah yang maju dalam aspek pendidikan politik.
3. Sumber Data dan Jenis Data
Data merupakan salah satu komponen utama dalam proses
pelaksanaan penelitian. Karena pembacaan dan analisis penulis didapatkan
dari data yang telah diperoleh. Lofland menjelaskan bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.11 Dalam penelitian ini,
penulis membagi menjadi dua sumber data, yaitu:
a. Data primer
Sumber primer merupakan sumber data utama dalam sebuah
penelitian.12 Dalam hal ini, sumber data primer diperoleh dari
informan penelitian dengan menggunakan metode-metode tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, seperti observasi ke
lapangan, wawancara, dan yang lainnya. Sedangkan para informannya
sudah ditentukan dan dipilih oleh peneliti dengan menggunakan skala
prioritas. Adapun data yang ingin dikumpulkan dari informan
penelitian ini adalah terkait dengan hal yaitu: 1) Kuasa Bajingan
Dalam Politik Desa
11 Lexy Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 157. 12 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.
12
Pada penelitian yang kemudian akan dilaksanakan oleh
peneliti, perencanaan matangnya terkait masalah informan tertuju
pada beberapa narasumber penting yang mengetahui persoalan, antara
lain:
a. Aparatur Desa
1) Kepala Desa
Kepala Desa, Lakso. Sebagai petinggi atau orang nomor
satu yang mengetahui seluk beluk daerah dan kontur
masyarakat desa. Selain itu, ia adalah Kepala desa yang dalam
masa pemerintahanya berhasil menciptakan suasana aman di
masyarakat.
2) Kepala Dusun Duko
Sadik merupakan salah satu aparatur desa yang
menjabat sebagai kepala dusun didusun Duko di Desa
Nyabakan Barat.
3) Bajingan yang menjabat sebagai Aparat Desa
Inisial MH sebagai salah satu Kepala Dusun di Desa
Nyabakan Barat. Ia bertanggung jawab atas kondisi dan
stabilitas rakyatnya dari segala ancaman termasuk aksi
pencurian
4) Masyarakat
13
Masyarakat yang merasakan dampak langsung
pemerintahan dan peranan Bajingan yang berkuasa. Antara lain
a). Ahmad Baidawi
b). Mokera
c) Abdurrahman
b. Data Sekunder
Sumber sekunder adalah data penunjang sumber utama
untuk melengkapi sumber data primer.13 Sumber data sekunder
diperoleh dari hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, antara lain
buku, jurnal, artikel, hasil penelitian, browsing data internet, dan
berbagai dokumentasi pribadi maupun resmi baik yang didapat dari
lapangan maupun dari tempat atau sumber lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada peneltian dengan menggunakan pendekatan kualitatif maka
teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi (pengamatan),
interview (wawancara), dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik yang
dilakukan dalam pencarian data pada penelitian kualitatif. Pengamatan
dilakukan dengan melihat kondisi maupun suasana pada fokus
13 Ibid., 129
14
penelitian.14 Selama observasi berlangsung, penulis mampu
memberikan gambaran awal tentang data yang akan digunakan
sebagai bahan analisis masalah yang ada. Dalam penelitian ini
observasi berlangsung di Desa Nyabakan Barat. Jenis observasi dalam
penelitian ini adalah observasi partisipan atau sering juga dikenal
dengan observasi alamiah. Dalam observasi alamiah peneliti
mengamati kejadian-kejadian, peristiwa, dan perilaku objeknya secara
natural dalam arti tidak ada usaha untuk mengontrol atau yang
lainnya. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah check list yaitu
suatu daftar yang sudah berisi tentang nama-nama informan dan
materi yang akan ditanyakan kepada mereka.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah salah satu cara untuk
memperoleh data dalam penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan
dengan subyek penelitian. Dalam proses wawancara, subyek
penelitian atau informan harus jelas, dengan mengetahui bagaimana
latar belakang informan tersebut.15 Pencarian informasi dengan cara
wawancara kepada aktor yang banyak tahu dan ditentukan
sebelumnya dalam upaya pencarian data yang valid. Dalam penelitian
ini yang menjadi objek interview adalah orang-orang yang dianggap
mengerti dan memahami kondisi perpolitikan di Desa Nyabakan
Barat. Kemudian aktor dan perangkat desa yang mempunyai
14 Jumhur dkk., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: Pustaka Ilmu, 1975), 51. 15 Cholid Nurbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 70.
15
keterkaitan dengan preman, pun preman desa yang menjadi sumber
utama dalam penelitian ini
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara mendalam (in-depth interview) merupakan suatu cara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap
muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran
lengkap tentang topik yang diteliti.16 Wawancara model ini lebih
memberikan kebebasan bagi seorang peneliti dalam mencari data-data
yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Dasar pertimbangan
menggunakan metode in depth interview dalam pengumpulan data
adalah untuk memperoleh konstruksi atau kejelasan tentang peran
serta dan kekuatan pengaruh preman maling dalam politik
pemerintahan desa.
Sedangkan instrumen yang digunakan adalah pertanyaan
pertanyaan yang memang sudah disusun sebelumnya. Dengan
instrumen dimaksud, diharapkan peneliti akan lebih fokus pada
permasalahan yang akan dijelaskan dalam penelitian ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pencarian data di lapangan yang
berbentuk gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya. Penulis perlu
mengambil gambar selama proses penelitian berlangsung untuk
16 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif: Aktuaisasi Metodelogis ke Arah Ragam Varian
Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 157-158.
16
memberikan bukti secara real bagaimana kondisi di lapangan terkait
permasalahan yang ada di masyarakat.17 Arsip-arsip dan data-data
lainnya digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil
observasi dan interview.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif ini, penulis
menggunakkan teknik analisis deskriptif. Setelah data terkumpul baik dari
data primer maupun sekunder, penulis menganalisis dalam bentuk deskripsi.
Analisis deskripsi merupakan analisis yang dilakukan dengan memberikan
gambaran (deskripsi) dari data yang diperoleh di lapangan. Analisis data
dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Analisis data ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas.
Menurut Moleong, analisis data dilakukan kualitatif melalui tiga
tahap, yaitu :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya.
b. Data Display (penyajian data)
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), 231.
17
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dan
sebagainya. Menyajikan data yang sering digunakan dalam
penelitiawn kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang dipahami.
c. Conclusion Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal namun juga tidak,
karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada di
lapangan.18
6. Pengujian Keabsahan Data
Moleong berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu
teknik pemeriksaan keabsahan data”. Sedangkan untuk memperoleh
keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan
beberapa teknik seperti Persistent Observation (observasi berlanjut),
trianggulasi, maupun Peerderieting (pemeriksaan sejawat melalui
diskusi).19
18 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, 62. 19 Ibid., 173
18
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data itu sendiri. Adapun langkah oprasionalnya dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil
wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang penelitian.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang dari berbagai kalangan seperti orang
biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
dan orang pemerintahan
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika dari pembahasan penelitian yang diangkat oleh peneliti terdiri
dari beberapa bab antara lain:
Bab pertama ini merupakan bagian pendahuluan, yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka konseptual, penelitian relevan, landasan kerangka teori, dan
metode penelitian serta sistematika pembahasan.
19
Bab kedua, kajian teori yang terbagi menjadi dua yaitu yang pertama
menggunakan teori Peran dan yang kedua menggunakan konsep Hegemoni
Bab ketiga, Gambaran Umum Tentang Desa Nyabakan Barat Kecamatan
Batang-Batang Kabupaten Sumenep, letak geografis dan jumlah penduduk.
Bab Keempat, penyajian data temuan lapangan. Baik temuan terkait dengan
dominasi bajingan dalam politik desa
Bab kelima berisi bagian penutup, yang terdiri atas kesimpulan dari
penelitian serta saran rekomendasi. Pada bab ini penulis memberikan jawaban atas
rumusan masalah, serta saran konstruktif terkait penelitian dimaksud.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Peran
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagai mana halnya dengan
kedudukan. Peranan juga mempunyai dua arti.20
Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-
pola pergaulan hidupnya. Hal itu berarti bahwa peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan
oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur
perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada bats-batas tertentu
dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan
dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang
sekelompoknya.
Hubungan hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan
hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh
norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki seorang
laki-laki bila berjalan bersama seorang wanita, harus di sebelah luar.
20 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: RajaGrafindo Persadaa,, 1982), 213
20
28
21
Peranan yang melekat pada diri sesseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-
position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada
organisaasi masyarakat.
Peranan lebih banyak menunjuk fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai
suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu sebagai
berikut,
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakatt.
Perlu pula disinggung perihal fasilitas-fasilitas bagi peranan individu (role-
fasilities). Maasyarakat biasanya memberikan fasilitas-fasilitas pada individu
untuk dapat menjalankan peranan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan
bagian masyarakat yang menyediakan peluang-peluang untuk pelaksanaan
peranan. Kadang-kadang perubahan struktur suatu golongan kemasyarakatan
menyebabkan fasilitas-fasilitas bertambah. Misalnya, perubahan organisasi suatu
22
sekolah yang memerlukan penambahan guru, pegawai administrasi, dan
seterusnya. Akan tetapi, juga dapat mengurangi peluang-peluang apabila terpaksa
diadakan rasionalisasi sebagai akibat perubahan struktur dan organisasi.
Sejalan dengan adanya status-conflict, juga ada conflict of roles. Bahkan
kadang-kadang suatu pemisahan anatara individu dengan peranannya yang
sesungguhnya harus dilaksanakannya. Hal ini dinamakan role distance. Gejala
tadi timbul apabila individu merasakan dirinya tertekan karena dia merasa dirinya
tidak sesuai untuk melaksanakan peranan yang diberikan oleh masyarakat
kepadanya. Dengan demikian, dia tidak melaksanakan peranannya dengan
sempurna atau bahkan menyembunyikan dirinya, apabila dia berada dalam
lingkaran sosial di lingkungan sosial yang berbeda.
Lingkaran sosial atau social circle adalah kelompok sosial dimana
seseorang mendapat tempat serta kesempatan untuk melaksanakan peranannya.
Setiap peranan bertunjuan agar antara individu yang melaksanakan peranan tadi
dengan orang-orang di sekitarnya yang tersangkut, atau ada hubungannya dengan
peranan tersebut, terdapat hubungan yang di atur oleh nilai-nilai sosial yang
diterima dan ditaati kedua belah pihak21.
Niali-nilai sosial tersebut, misalnya, nilai ekonomis yang tercipta dengan
hubungan antara dokter dengan pasiennya; nilai-nilai keagamaan antara pemuka
agama dengan umatatnya dan selanjutnya. Apabila oleh individu, terjadilah role-
distance.
21 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: RajaGrafindo Persadaa,, 1982), 214.
23
Seseorang senantiasa berhubungan dengan pihak lain. Biasanya setiap pihak
mempunyai perangkat peranan tertentu (set of role). Pembahsan perihal aneka
macam peranan yang melekat pada individu-individu dalam masyarakat penting
bagi hal-hal sebagai berikut.
a. Peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur
masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.
b. Peranan tersebut seyogyanya diletakkan pada individu-individu yang
oleh masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus
terlebih dahulu berlatih dan mempunyai hasrat untuk
melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat karena mungkin pelaksanaanya memerlukan pengorbanan
arti kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu banyak.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu memberikan peluang-
peluang yang seimbang. Bahkan sering kali terlihat betapa masyarakat
terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut.
Di indonesia terdapat kecenderungan untuk lebih mementingkan
kedudukan ketimbang peranan. Gejala tersebut terutama disebabkan adanya
kecenderungan kuat untuk lebih mementingkan nilai materialisme dari pada
spiritualisme. Nilai materialisme di dalam kebanyakan hal diukur dengan adanya
atribut-atribut atau ciri-ciri tertentu yang bersifat lahiriah dan di dalam
kebanyakan hal bersifat konsumtif.
24
Tinggi-rendahnya prestise seseorang diukur dari atribut-atribut lahiriah
tersebut, misalnya, gelar, tempat kediaman mewah, kendaraan, pekerjaan,
pakaian, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut memang diperlukan, tetapi perlu
diakui bahwa di Indonesia peranan juga mendapatkan penghargaan tertentu, tetapi
belum proporsional sifatnya, padahal menjalankan peranan berarti melaksanakan
hak dan kewajiban secara bertanggung jawab. Apabila seorang pegawai negeri,
misalnya, lebih mementingkan kedudukan daripada peranannya, dia akan
menuntut warga masyarakat untuk lebih banyak melayaninya ( padahal peranan
seorang pegawai negeri adaalah memberikan pelayanan kepada warga
masyarakat). Faktor inilah yang antara lain mengakibatkan terjadinya halangan-
halangan di dalam menerapkan birokrasi yang positif.
Di dalam interaksi sosial kadangkala kurang disadari bahwa yang paling
penting adalah melaksanakan peranan. Tidak jarang terjadi di dalam proses
interaksi tersebut, kedudukan lebih dipentingkan sehingga terjadi hubungan-
hubungaan timpang yang tidak seharusnya terjadi. Hubungan-hubungan yang
timpang tersebut lebih cenderung mementingkan bahwa suatu pihak hanya
mempunyai hak saja, sedangkan pihak lain hanyalah mempunyai kewajiban
belaka.
B. Konsep Hegemoni
1. Pengertian Hegemoni
Hegemoni dalam bahasa Yunani kuno disebut eugemonia. Teori hegemoni
merupakan sebuah teori politik paling penting abad XX dan di kemukakan oleh
25
Antonio Gramsci. Antonio Gramsci sendiri dipandang sebagai pemikir politik
terpenting setelah Marx. Gagasannya yang cemerlang tentang hegemoni banyak
dipengaruhi oleh filsafat hukum Hegel. Teori-teorinya muncul sebagai kritik dan
alternatif bagi pendekatan dan teori perubahan sosial sebelumnya yang didominasi
oleh diterminisme kelas dan ekonomi Marxisme tradisional.22
Teori hegemoni dibangun atas pentingnya ide dan tidak mencukupinya
kekuatan fisik belaka dalam kontrol sosial politik. Menurut gramsci, agar yang
dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus mempunyai dan
menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih dari itu mereka juga
harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka. Adapun maksud dari
Gramsci dengan hegomoni sebagai supremasi kelompok atas kelompok lainnya
dalam bentuk kekuasaan. Melalui konsep ini Gramsci beragumentasi bahwa
kekuasaan dapat abadi paling tidak membutuhkan dua cara yakni, memaksa
pranata pranata yang ada untuk tetap mendukung dan membujuk masyarakat
beserta pranata-pranata untuk tetap taat pada mereka yang berkuasa.23
Hegemoni adalah suatu dominasi kelompok terhadap kelompok lainnya,
dengan atau tanpa kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok
dominan dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar. Menurut Gramsci hegemoni
merupakan suatu strategi untuk mempertahankan kekuasaan. Salah satu cara kelas
dominan untuk mempertahankan kekuasaannya terhadap kelas-kelas di bawahnya
adalah dengan kekerasan. Apabila kekerasan bersifat represif. Maka, hegemoni
adalah cara penguasaan yang bersifat persuasif.
22 Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, ( Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 2003), 115. 23 Nur Syam, Model Analisis Teori Sosial, ( Surabaya: Putra Media Nuasantara, 2009), 297.
26
Pandangan Gramsci, dalam Nezar Patria dan Andi Arief bahwa hegemoni
bekerja dengan dua tahap yaitu tahap dominasi dan tahap pengarahan atau
kepemimpinan intelektual dan moral. Biasanya tahap dominasi yang paling sering
dilakukan oleh negara melalui institusi-institusi kekuasaan seperti sekolah,
universitas, modal, media dan lembaga-lembaga negara lainnya. Ideologi yang
disusupkan lewat ide-ide tadi bagi Gramsci merupakan kesadaraan yang bertujuan
agar ide-ide yang diinginkan negara menjadi norma yang disepakati oelh
masyarakat. Gramsci memandang bahwa dominasi merupakaan awal hegemoni.
Jika sudah melalui tahapan dominasi ini, maka tahap selanjutnya tinggal
mengarahkan sebuah bentuk ketundukan kelas yang didominasi pada kelas yang
mendominasi. Siapa yang mencoba melawan hegemoni dianggap orang yang
tidak taat terhadap aturan, moral serta konsensus. Bahkan dianggap dari
penyelewengan dan pembangkangan.
Melalui konsep ini Gramsci beragumentasi bahwa kekuasaan dapat abadi
dan langgeng membutuhkan paling tidak dua perangkat kerja. Pertama, adalah
perangkat kerja yang mampu melakukan tindak kekerasan yang bersifat memaksa
atau dengan kata lain kekuasaan membutuhkan perangkat kerja yang bernuansa
law enforcement (penegakan hukum). Perangkat kerja yang satu ini biasanya
dilakukan oleh pranata negara (state) melalui lembaga-lembaga seperti hukum,
militer, polisi, dan bahkan penjara. Kedua, adalah perangkat kerja yang mampu
membujuk masyarakat beserta pranata-pranata untuk taat kepadaa mereka yang
berkuasa melalui kehidupan beragama, pendidikan, kesenian dan bahkan juga
keluarga. Perangakat kerja ini biasanya dilakukan oleh pranata mastyarakat sipil
27
(civil society) melalui lembaga-lembaga masyarakaat seperti LSM, organisasi
sosial dan keagamaan, paguyuban-paguyuban dan kelompok-kelompok
kepentingan (interest groups).
Kedua level ini pada satu sisi berkaitan dengan fungsi hegemoni dimana
kelompok dominan menangani keseluruhan masyarakat dan disisi lain berkaitan
dengan dominasi langsung atau perintah yang dilaksanakan diseluruh negara dan
pemerintahan yuridis.24
Selanjutnya hegemoni juga disebut sebagai sebuah rantai kemenangan
yang didapat melalui mekanisme konsensus (concenso) dari pada melalui
penindasan terhadap kelas sosial lain. Pada hakikatnya hegemoni adalah upaya
untuk menggiring orang agar menilai dan memandang problematika sosial dalam
kerangka yang di tentukan hegemoni menjadi satu-satunya penentu dari sesuatu
yang dipandang benar baik secara moral maupun intelektual. Hegemoni kultural
tidak hanya terjadi dalam relasi antar negara tetapi dapat juga terjadi dalam
hubungan antar berbagai kelas sosial yang ada dalam suatu negara.25
Konsep hegemoni terkait dengan tiga bidang, yaitu ekonomi (economic),
negara (state), dan rakyat (civil society). Ruang ekonomi menjadi fundamental
dalam hal ini. Dunia politik merupakan arena dari hegemoni yang menampilkan
momen perkembangan tertinggi dari sejarah sebuah kelas. Pencapaian kekuasaan
negara, konsekuensi yang dibawanya bagi perluasan dan pengembangan secara
parsial dan memiliki sebuah signifikasi yang khusus. Negara dengan segala
aspeknya yang di perluas mencakup wilayah hegemoni. Pendek kata, hegemoni
24 Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni....., 133. 25 Nur Syam, Model Analisis Teori Sosial...., 313.
28
satu kelompok atas kelompok-kelompok lainnya dalam pengertian Gramscian
bukanlah sesuatu yang dipaksakan. Hegemoni itu harus diraih melalui upaya-
upaya politis, kultural dan intelektual guna menciptakan pandangan dunia
bersama bagi seluruh masyarakat. Teori politik Gramsci penjelasan bagaimana
ide-ide atau ideologi menjadi sebuah instrumen dominasi yang memberikan pada
kelompok penguasa legitimasi untuk berkuasa.26
2. Hegemoni dan Relasi Negara-Masyarakat Sipil
Lebih lanjut hegemoni dapat pula didefinisikan sebagai suatu bentuk
pengungkapan terhadap obyek tertentu dan terlembaga. Dalam kaitan dengan
hubungan negara dan masyarakat sipil, menurut Gramsci, hegemoni dibagi
menjadi tiga yaitu: pertama, hegemoni yang menyangkut kebudayaan dan
kepemimpinan moral, yang dilaksanakan dalam masyarakat sipil. Contohnya,
adalah masyarakat borjuis barat dan bentuk demokrasi parlementernya, hegemoni
dalam kasus ini berperan dalam membujuk kelas pekerja untuk memilih wakil
parlemen secara sukarela. Kedua, hegemoni yang digerakkan dalam negara
sebagaimana halnya yang digerakkan dalam masyarakat sipil. Pada titik ini,
Gramsci melihat pentingnya dengan kata lain, mendifinisikan negara sebagai
masyarakat politik ditambah masyarakat sipil.peran pendidikan dan lembaga-
lembaga hukum dalam menjalankan hegemoni. Ketiga, perbedaan antara negara
dan masyarakat sipil dihilangkan secara bersamaan, atau
26 Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni....., 136.
29
Melihat aspek ketiga ini, muncul konsep baru mengenai Negara yakni
konsep Negara integral atau negara yang diperluas. Negara integral merupakan
negara yang dilapisi dengan selubung berupa kekuasaan koersif hegemoni,
sekalipun bekerja di tingkat kesadaran umum selalu didampingi oleh langakah
koersif. Jadi, negara integral merupakan masyarakat politik ditambah masyarakat
sipil. Selanjutnya Franz Magris menyatakan berdasarkan fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa negara integral memiliki 2(dua) aspek. Pertama, alat-alat
kekerasan. Kedua, alat penegakan kepemimpinan hegemonis, seperti pendidikan,
agama, media, penerbitan dan lain-lain.27
Pada dasarnya, secara sederhana seringkali disebutkan bahwa hegemoni
itu bekerja pada lapangan budaya, bergerak ditingkat kesadaran. Namun,
demikianlah hal tersebut tidak dapat dianggap bahwa aparatur Negara sudah tidak
bekerja lagi. Dalam prakteknya antara hegemoni dan koersi terus berjalan secara
berdampingan. Meskipun demikian, Negara integral berbeda dengan Neagar
totaliter tidak ada unsur sukarela tetapi sebagai paksaan, sementara negara integral
masih menyediakan peluang untuk menghasikan consent yang sukarela dan tanpa
dipaksa.
Perbuataan sukarela bisa dilakukan jika pada aspek superstrukturnya telah
terbentuk sedemikian rupa yang kemudian masyarakat tidak mennyadari apa yang
sedang dilakukannya. Jadi, setiap momen hegemoni yang ada, itu menampilkan
suatu hubungan tertentu antara kekuatan-kekuatan kelas, dan dalam setiap momen
tertentu yang ada kompromi antara keduanya adalah mungkin dan penting. Dan
27 Suryo sakti hadiwijoyo. Negara, Demokrasi Dan Civil Society, 112.
30
dari sini Gramsci mengataakan bahwa Negara merupakan sejumlah aktivitas
praktek dan teori yang kompleks, dimana kelas yang berkuasa tidak hanya
membenarkan dan mempertahankan dominasi, tetapi mengaturnya untuk
memenangkan pemaksaan aktif terhadap kekuatan diluarnya. Karena pencapaian
kekuasaan Negara akan muncul setelah penegakan hegemoni dilakukan.
Praktik hegemoni dilakukan secara terus menerus terhadap kekuatan
oposisi untuk mau memilih sikap konformistik, sehingga menimbulkan disiplin
diri untuk menyesuaikan dengan norma-norma yang diputuskan oleh negara
dengan keyakinan bahwa apa yang telah diputuskan negara tersebut merupakan
cara terbaik untuk bertahan (survive) dan meraih kesejahteraan. Gramsci hendak
memperlihatkan peran kaum intelektual yang bekerja atas nama kapitalisme
dengan menempuh kepemimpinan budaya dengan persetujuan massa.
Kepemimpinan budaya harus hadir jika ingin revolusi berhasil, karena
menurutnya revolusi ridak cukup dilakuakan dengan cara menguasai ekonomi dan
aparatur negara tidak seperti pandangan Marx.
3. Hegemoni Konsensus
Hegemoni sebagai kelas yang berkuasa terhadap kelas yang lainnya,
sesungguhnya dibangun oleh mekanisme konsensus. Ketika gramsci berbicara
tentang konsesnsus, ia selalu mengkaitkan dengan spontanitas bersifat psikologis
yang mencakup berbgai penerimaan aturan sosiopolitis ataupun aspek-aspek
aturan yang lain. Tatanan hegemonis menurut Gramsci, tidak perlu masuk
31
kedalam institusi (lembaga) ataupun praktik liberal sebab hegemoni pada
dasarnya merupakan suatu totalitarisme dalam arti ketat.28
Bagi Gramsci, asumsi liberal “masa kini”, bahwa orang tanpa mempunyai
kesempatan sungguh-sungguh untuk mengungkapkan oposisinya tidak dapat
dikatakan perjanjian, tampaknya sangat aneh. Diandaikan bahwa dalam suatu
perjanjian dengan sendirinya ada disposisi mental, ada titik-titik lemah disamping
kekuatannya. Guna menjelaskan ini, tiga kategori penyesuaian yang berbeda yang
dikemukakan Gramsci, yaitu karena rasa takut, karena terbiasa dan karena
kesadaran dan persetujuan. Tipe yang terahir inilah yang kemudian disebut
Gramsci sebagai hegemoni. Ketiga kategori itu meliputi:
1. Orang menyesuaikan diri mungkin karena takut akan konsekuensi-
konsekuensi bila ia tidak menyesuaikannya. Di sini konformitas
ditempuh melalui penekanan dan sanksi-sanksi yang menakutkan.
2. Orang menyesuaikan diri karena terbiasa mengikuti tujuan tujuan
dengan cara-cara tertentu. Konformitas dalam hal ini merupakan soal
partisipasi yanng tidak terefleksikan dalam hal bentuk aktivitas yang
tetap, sebab orang menganut pola-pola tingkah laku tertentu dan
jarang dimungkinkan untuk menolak
3. Konformitas yang muncul dari tingkah laku memmpunyai tingkat-
tingkat kesadaran dan persetujuan denngan unsur tertentu dalam
mmasyarakat.
28 Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, ( Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 2003), 127.
32
Persoalannya kemudian, Gramsci tidak secara spesifik melihat tipe dan
macam konsensus apa yang secara determinan menentukan situasi hegemonis.
Konsensus menurut Gramsci lebih mewujudkan suatu hipotesis bahwa terciptanya
karena ada dasar persetujuan. Lebih lannjut, mengutip Femia, Gramsci
mengatakan bahwa dalam tatanan sosial yang teratur harus ada dasar persetujuan
(subtratum of agrement) yang kuat yang dapat melawan kekuatan-kekuatan yang
menghancurkan yang muncul dari perbedaan-perbedaan kepentingan. Konsensus
dalam arti ini berada dalam hubungan dengan objek-objek tertentu, pribadi,
kepercayaan nilai-nilai, lembaga-lembaga maupun yang lain.29
Bagi Gramsci, hegemoni melalui konsensus muncul melalui komitmen aktif
atas kelas sosial yang secara historis lahir dalam hubungan produksi. Untuk itu,
Gramsci mengatakan secara tak lanngsung konsensus sebagai “komitmen aktif”
yang didasarkan pada adanya pandangan bahwa posisi tinggi yang ada sah
(legitimate). Konsensus ini secara historis “lahir” (disebabkan oleh) karena
prestasi yang berkembang dalam dunia produksi.
Sebuah konsensus yang diterima oleh kelas pekerja bagi Gramsci pada
dasarnya bersifat pasif. Kemunculan konsensus bukan karena kelas yang
terhegemoni menganggap struktur sosial yang ada itu sebagai keinginan mereka.
Justru sebaliknya, hal tersebut terjadi karena mereka kekurangan basis konseptual
yang membentuk kesadaran yang memungkinkan mereka memahami realitas
sosial secara efektif.
29 Ibid.,128
33
Gramsci menekankan bahwa pertentangan kelas itu secara efektif
dinetralisasikan dalam masyarakat kapitalis. Sebab dengan pengawasan yang
ketat dari kaum borjuis, pertentangan itu melemah dan menjadi keinginan akan
gaji atau upah yang lebih baik. Pertentangan tinggalah sebuah ilusi. Ini menurut
Gramsci merupakan “konsensus” terselubung dan hanya memmperkuat hegemoni
borjuis dengan mengaburkan sifat-sifat yang sesungguhnya. Inilah kemudian
yang menurut Gramsci disebut gejala integrasi budaya.
Ada dua hal mendasar menurut Gramsci menjadi biang keladinya, yaitu
pendidikan di satu pihak dan mekanisme kelembagaan di lain pihak. Untuk itu
Gramsci mengatakan bahwa pendidikan yang ada tidak pernah menyediakan
kemungkinan membangkitkan kemampuan untuk berfikir secara kritis dan
sistematis bagi kaum buruh. Di lain pihak, mekanisme kelembagaan (sekolah,
Gereja, partai-partai politik, media massa dan sebagainya) menjadi “tangan—
tangan” kelompok yang berkuasa untuk menentukan ideologi yang mendominir.
Konflik sosial yang ada dibatasi baik intensitas maupun ruang lingkupnya, karena
ideologi yang ada membentuk keinginan-keinginan, nilai-nilai dan harapan
menurut sistem yang telah ditentukan.
Sampai di sini Gramsci mengambil kesimpulan bahwa watak konsensus
massa dalam masyarakat kapitalis sebagai kesadaran yang bertentangan
(contradicrory consciousness). Artinya, hegemoni yangg dilakukan oleh kelas
borjuis adalah hasil dari sebuah konsensus yangg samar-samar. Berdasarkan
realitas itu, secara kritis Femia berhasil menangkap derajat atau tingkatan
hegemoni hasil konsensus massa.
34
Ada tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakan Gramsci, yaitu hegemoni
total (integral), hegemoni merosot (desadent) dan hegemoni yang minimum.30
1) Hegemoni integral. Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi
massa yang mendekati totalitas. Masyarakat menunjukan tingkat
kesatuan moral dan intelektual yang kokoh. Ini tampak dalam
hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah.
Hubungan tersebut tidak diliputi dengan kontradiksi dan
antagonisme baik secara sosial maupun etis. Contohnya perancis
sesudah revolusi.
2) hegemoni yang merosost (desadent hegemoni). Dalam masyarakat
kapitalis modern, dominasi ekonomis borjuis menghadapi
tantangan berat. Dia menunjukan adanya potensi disintegrasi di
sana. Dengan sifat potensial ini dimaksudkan bahwa disintegrasi itu
tampak dalam konflik yang tersembunyi “di bawah permukaan
kenyataan sosial” . artinya sekalipun sistem yang ada telah
mencapai kebutuhan atau sasarannya, namun “mentalis” massa
tidak sunguguh-sungguh selaras dengan pemimkiran yang dominan
dari subjek hegemoni. Karena itu, integrasi budaya maupun politik
mudah runtuh. Situasi demikianlah yang disebut desadent
hegemoony.
3) hegemoni minimum (minimal hegemony). Bentuk ketiga ini
merupakan bentuk hegemoni yang paling rendah dibanding dua
30 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: RajaGrafindo Persadaa,, 1982), 11.
35
bentuk di atas. Situasi seperti inilah yang terjadi di ittalia dari
periode unifikasi sampai pertengahan abad ini. Hegemoni
bersandarkkan pada kesatuan ideologis antara elit ekonomis,
politis, dan intelektual yang berlangsung bersamaan dengan
keengganan terhadap setiap campur tangan massa dalam hidup
bernegara. Dengan demikian, kelompok-kelompok hegemoni tidak
mau menyesuaikan kepentingan dan aspirasi-aspirasi mereka
dengan kelas lain dalam masyarakat. Mereka malah
mempertahankan peraturan melalui transformasi penyatuan para
pemimpin budaya, politik, sosial, maupun ekonomi yang secara
potensial bertentangan dengan “negara baru” yang di cita-citakkan
oleh kelompok hegemonis itu
36
BAB III
SETTING PENELITIAN
A. Gambaran Umum Desa Nyabakan Barat
Desa Nyabakan Barat adalah salah satu desa yang ada di kecamatan
Batang-Batang Kabupaten Sumenep Madura. Desa ini secara kuantitas penduduk
termasuk desa yang padat dengan memiliki 4807 penduduk dengan rincian, 2364
penduduk laki-laki dan 2443 penduduk perempuan.31
Desa ini memiliki 6 dusun dengan penduduk yang variatif, yaitu dusun
Karangkeng, Moncol, Tanjung, Duko,Somor Bato, Rambuk
1. Letak Geografis
Secara geografis, desa Nyabakan Barat termasuk daerah yang lumayan
rendah dibanding dengan desa-desa yang ada. Toh walaupun ada pegunungan
namun secara geografis desa ini masuk pada desa persawahan. Desa ini dibatasi
oleh beberapa desa di sekitarnya yaitu:
Sebelah barat : Desa Kolpo
Sebelah timur : Desa nyabakan timur
Sebelah selatan : Desa Batang-Batang daya
Sebelah utara : Desa Legung Barat
31 Sumber data :Pemerintahan Desa Nyabakan Barat
36
37
Sebagaimana telah disebutkan bahwa secara umum, desa ini
dapat dibilang sebagai desa yang rendah dan memiliki dua iklim
sebagaimana umumnya iklim di Madura, khususnya Sumenep, yaitu
musim nambere’ (penghujan) dan musim nemor (panas). Ketika
musim panas tiba, desa ini tidak terlalu sulit mencari air karena setiap
warga hampir semuanya memiliki sumur sendiri-sendiri. Di samping
itu, air sungai yang sangat besar biasanya tidak sampai habis, lebih-
lebih di bagian timur desa Nyabakan Barat karena ada aliran sungai
yang cukup besar dan terus berisi air. Sedangkan di bagian barat desa,
sedikit lebih gersang dan mengandalkan air sumur.
Tapi sebaliknya, ketika musim nambere’ tiba, desa ini menjadi
lebih subur dan semua lahan ditanami dengan aneka tanaman, mulai
dari ubi-ubian, jagung, padi, tembakau dan yang lainnya. Bahkan ada
beberapa dusun yang harus bersiap dengan datangnya banjir ketika
musim penghujan telah tiba, khususnya dusun yang terletak di
sawahan
2. Kondisi Ekonomi Masyarakat Nyabakan Barat
Sebagaimana masyarakat di Batang-Batang pada umumnya,
mata pencaharian masyarakat di desa Nyabakan Barat lebih cenderung
bergantung pada pertanian sebagai masyarakat agraris. Pola dan
macam pertanian inilah yang memberikan sumbangan berarti dalam
masyarakat sekitar, mulai dari jagung, padi, tembakau, kacang-
kacangan, ubi, ketela, singkong, dan lainnya.
38
Di samping itu, sebagai alternatif pencaharian masyarakat cukup
variatif semisal peternakan, perdagangan, usaha kerajinan atau home
industry, kuli,32
Dari pencarian diatas dapar kami urai sebagian rata-rata penghasilan
masyarakat Nyabakan Barat pertahun.
Petani = pada musim kemarau total penghasilan yang didapat
dari hasil bertani Rp.7.000.000 seangkan pada musim
penghujan berkisar Rp. 5600.000 pertahun total = Rp.
12.600.000
Kuli = pendapatan dari hasil bekerja sebagai kuli bangunan
berkisar Rp. 60.000 perhari x 360 hari = Rp 21.600.000
Dagang = pendapatan dari hasil berdagang selama satu bulan
berikasar Rp 3.000.000 perbulan x 12 = 36.000.000
Pegawai Negeri sipil (PNS) = Rp 2500.000 perbulan x 12 =
30.000.000
Guru Honorer = Rp 300.00 perbulan x 12 = Rp 3600.000
3. Kultur Keagamaan
Masyarakat Sumenep, termasuk di desa Nyabakan Barat,
terkenal dengan orang yang berpegang teguh pada agama islam
sebagaimana masyarakat Madura pada umumnya. Di desa Nyabakan
Barat sendiri, bisa dipasti seluruh penduduk beragama islam. Hal itu
dibuktikan dengan tidak adanya tempat-tempat ibadah kecuali masjid
32 Hasil wawancara dengan Abdurrahman selaku tokoh masyarakat di desa Nyabakkan Barat pada tanggal 20 Januari 2018, jam: 19.20
39
sebagai tempat ibadah orang islam.33 Karena agama masyarakat
mayoritas islam otomatis kultur keagamaan yang dianut semua
bernafaskan islam walaupun ada beberapa kultur yang hampir
menyerupai tradisi nenek moyang, akan tetapi tetap bernuansa islami.
Adapun yang dimaksut sebagai berikut :
1) Tahlilan ketika ada orang yang meninggal pada hari ke tiga
(3), hari ke tujuh (7) hari ke empat puluh (40) dan seratus
hari.
2) Kumpulan rutin masyarakat yang diadakan setiap malam
selasa yang diisi dengan dzikiran dan tahlilan bersama.
4. Tingkat pendidikan Masyarakat
Secara pendidikan, masyarkat di desa Nyabakan Barat dapat
dikatakan sudah mulai stabil. Stabil dalam artian seluruh masyarakat
sudah pernah mengenyam dunai pendidikan walaupun hanya dalam
tataran SD, adapula yang lulusan SMP, dan SMA. Sepuluh tahun
terakhir desa ini sudah dapat dibilang lebih maju dari sebelumnya,
karena telah memiliki 187 sarjana.
33 Hasil wawancara dengan Abdurrahman, pada tanggal 20 Januari 2018, jam: 19.30
40
Tabel 1
Pendidikan Masyarakat Desa Nyabakan Barat
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 SD/MI 150
2 SMP/MTS 156
3 SMA/MA 135
4 Sarjana 187
Sumber data: Pemerintahan Desa Nyabakan Barat
5. Bajingan di Desa Nyabakan Barat
Di samping petani, pedagang, tukang besi, dan kuli, di desa
Nyabakab Barat ada kelompok masyarakat yang dikenal dengan orang
bajingan. Istilah bajingan populer di Madura bagian timur yaitu Sumenep
dan Pamekasan.34
Sedangkan di Sampang dan Bangkalan, istilah bajingan kurang
terkenal karena di sana memakai kata Blater. Bajingan sendiri berarti
orang yang memiliki kekuatan baik fisik maupun magis, ahli kanuragan,
pemberani, dan sepertinya tidak takut mati. Dalam masyarakat Sumenep,
orang bajingan justru dikenal dengan kekuatannya.
Secara sosial, orang bejingan di desa Nyabakan Barat memiliki
peran yang cukup strategis. Orang bajingan dipersepsikan dapat menjadi
34 Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, Jogjakarta: Pustaka Marwa, 2004, hal 10
41
pelindung bagi masyarakat dari orang-orang bajingan di desa lain yang
terkadang mengganggu kehidupan mereka. Tapi di sisi yang berbeda,
orang bajingan terkadang menjadi ‘pengancam’ bagi masyarakatnya,
utamanya ketika terkait masalah keamanan desa. Tidak jarang orang
bajingan di desa ini yang membuat kericuhan ketika ada acara seperti
orkes melayu dan lainnya.
Sosok bajingan juga mempunyai jaringan yang luas baik antar
desa, bahkan antar kabupaten. Daya karisma dan jaringan yang dimiliki
tersebut menciptakan pengaruh yang luar biasa di mata masyarakat. karena
itu masyarakat menjadi merasa sungkan ketika bertemu bajingan.
Menurut Rozaki ada dua proses kultural seseorang memperoleh
predikat bajingan.35 Pertama, kemampuan dalam ilmu kanuragan, sikap
pemberani dan jaringan pertemanan yang luas dipergunakan untuk
memberikan perlindungan terhadap masyarakat sekitarnya. Sukses meraih
kemengan dalam carok, serta keberhasilan dalam melerai konflik adalah
contoh dari orang bajingan tipe ini.
Kedua, keterlibatannya dalam dunia kriminalitas dan aksi
kekerasan lainnya baik secara langsung maupun tidak. Memang perlu
diakui bahwa orang bajingan di desa Nyabakan Barat `juga sering kali
terlibat dalam kriminalitas dan pencegahan terjadinya kriminalitas.
Menurut pengakuan MH ( inisial ), dia pernah terlibat dalam kasus
pencurian sepeda motor di desa sebelahnya, akan tetapi dia juga pernah
35Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa, Jogjakarta: Pustaka Marwa, 2004, hal 09.
42
menjadi pahlawan dengan melerai carok yang terjadi di tengah
masyarakatnya yang berlangsung sejak lama. Kalau tidak ada saya
mungkin salah satu di antara mereka sudah ada yang tewas, bahkan
semuanya, begitulah pengakuannya.36
Di samping kriteria di muka, masyarakat bajingan juga memiliki
tradisi yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya. Tradisi dimaksud
merupakan perpaduan antara pemenuhan kepentingan yang sedang
dibutuhkan dengan sentuhan kreativitas melalui media permainan dan
seringkali dengan cara memanfaatkan potensi-potensi yang terdapat di
dalam lingkungannya. Misalnya, permainan yang sangat populer dan
diganderungi oleh sebagian masyarakat Madura yaitu kerapan sapeh
(karapan sapi), adu ayam, mabuk-mabukan.
Aktor utama dalam permainan semacam itu adalah para preman
atau bajingan. Karena menjadi aktor, maka merekalah yang memegang
kendali hingga permainan selesai. Keuntungan pun paling banyak
diperoleh para bajingan, sedangkan masyarakat biasa hanya menjadi
penonton setia dan tidak mendapatkan apa-apa. Hiburan permaian
semacam itu juga bukan tidak berarti bagi para bajingan, akan tetapi
penuh makna dan tujuan. Di samping bertujuan sebagai hiburan, tradisi
semacam itu juga dijadikan sebagai media untuk membangun pertemanan
hingga menjadi lebih erat, mencari networking atau jaringan, bahkan
36Hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2017 dengan salah satu preman/bajingan di desa Nyabakan Barat
43
menjadi media untuk memperoleh dan memperbaiki status ke bejinganan
mereka.
Artinya, diakui atau tidak, orang bajingan di desa Nyabakan Barat
memiliki peran dan pengaruh dalam masyarakatnya. Baik pengaruh itu
berimplikasi positif maupun negatif sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya. Bukan hanya dalam ranah sosial, dalam sektor keamanan pun
mereka tidak jarang ikut berpartisipasi di dalamnya. Menurut penuturan
Ahmad baidawi:
kalo menurut saya bajingan itu ibarat polisi. Jadi tidak boleh dimusuhi
karena kalo dimusuhi bisa kacau nantinya. Desa bisa jadi tidak aman.
deddi kudu padhe ekakanca ( jadi harus sama-sama dijadikan teman)
dalam artian bukan teman dekat ya, tapi cukup didekati lah..37
Intinya, bagi masyarakat bajingan di desa Nyabakan Barat
menjadi kenyataan yang tidak dapat ditolak dan harus diterima adanya.
Kekuatan dan keberanian para bejingan menjadi modal utama bagi
mereka sehingga mereka memiliki peran dan pengaruh yang sangat kuat
dalam kehidupan masyarakatnya, termasuk di dalam ranah politik.
B. Kondisi Keamanan Desa
1. Kepemimpinan Kepala Desa Nyabakan Barat Tahun (1991-2006)
Pada periode ini Kepala desa dijabat oleh bapak Mahfud dengan
background masyarakat biasa. Memimpin desa selama dua periode (1992-
37 Hasil wawancara dengan Ahmad Baidawi selaku masyarakat desa Nyabakan Barat, pada tanggal 14 Desember 2017.
44
2006) problem yang sering menonjol adalah soal keamanan. Selama masa
pemerintahannya angka kriminalitas sangat tinggi seperti aksi pencurian
sepeda motor dan sapi ternak. Tindakan pemerintah desa/kepala desa untuk
menangani problem tersebut kurang signifikan. Sehingga keamanan dan
kriminalitas terutama masalah kemalingan atau pencurian tidak mengalami
pengurangan yang nyata. Sesuai dengan penuturan bapak sadik yang saat ini
menjabat sebagai salah satu aparatur desa Nyabakan Barat
Kalo kepala desa yang sebelumya dengan yang sekarang
mempunyai ciri khas yang berbeda selama mereka memimpin.
Bedanya klo kepala desa yang sebelumnya saat memimpin desa
ini kondisi keamanan desa kurang begitu tenang, serimg terjadi
pencurian bahkan dalam semalam aksi pencurian dalam semalam
bisa memcapai 5 – 8 kali itu pun beragam yang di curi, seperti
sepeda motor dan sapi ternak. Akan tetapi yang paling banyak
hilang adalah sapi. Karena mayoritas masyarakat disini
mengembala sapi dan juga harga sapi juga terbilang mahal38.
Pernyataan bapak Sadik didukung dengan pernyataan bapak
Abdurrahman sebagai salah satu tokoh masyarakat di desa Nyabakan
barat terkait kondisi keamanan desa pada periode kepemimpinan kepala
desa pada tahun sebelumnya (1991-2006)
keamanan desa yang sebelumnya sangat berbeda kalo dulu sering
yang namanya sapi hilang deddi sabben malem benyyak sape elang
ye sapeda mototr pole tak kenneng sabek ben saromben jek. Mek
temmo etongtong (jadi setiap malam banyak sapi hilang ya juga
sepeda motor ga bisa di taruk sembarangan atau tinggal sebentar saja
bisa bisa hilang)39
Jadi menurut penuturan bapak Sadik dan Abdurrahman terkait kondisi
keamanan pda tahun sebelumnya, desa Nyabakan Barat sangatlah tidak aman
38 Hasil wawancara dengan Sadik pada tanggal 12 januari 2018 pukul 17:00 39 Hasil wawancara dengan Abdurrahman sebagai salah satu tokoh masyarakat Nyabakan Barat
pada tanggal 13 Januari 2018
45
karena sering kali terjadinya aksi pencurian/kemalingan yang terjadi setiap
malamnya yang menyebabkan keresahan masyarakat
2. Kepemimpinan Kepala Desa Nayabakan Barat Periode (2007 – 2018)
Pada periode ini kepala desa dijabat oleh bapak Lakso dengan
background masyarakat biasa. Memimpin desa selama dua periode. Problem
yang muncul pada awal-awal kepala desa menjabat adalah masalah keamanan .
selama masa pemerintahan bapak Lakso. Angka kriminalitas di desa
Nyabakan Barat menjadi lebih kondusif. Tindakan pemerintah desa atau kepala
desa untuk menangani problem tersebut terlihat sangat baik dan signifikan dari
pada pemerintahan kepala desa pada tahun sebelumnya. Sehingga keamanan
dan kriminalitas terutama masalah kemalingan/pencurian mengalami
pengurangan yang sangat nyata, bahkan tidak ada lagi kasus
kemalingan/pencurian lagi. Dalam hal ini sesuai dengan penuturan kepala desa
terkait dengan kondisi desa dalam hasil wawancara berikut.
Jadi selama saya menjabat sepuluh tahun juga pernah kemalingan
dua kali tapi itu daerah perbatasan.itu terjadi pas awal awal menjabat di
karenakan daerah yag kemalingan itu di sangka bukan desa saya tapi di
sangka sudah masuk desa lain waktu itu terjadi di perbatasan daerah
Jennag desa batang-batang daya, asli perbatasan jadi mereka (para
bajing ) itu mengira sudah bukan kawasan desa nyabakan barat lagi
akan tetapi sudah masuk desa Batang-Batang daya. Fatal sekali waktu
itu sampek kehilangan jejak waktu pencarian, karena salah arah hingga
ahirnya yang satu ketemu. nah caranya agar ketemu harus pendekatan
juga ke para malingnya.jadi kunci keamanan di desa itu sebatas
pendekatan dengan para bejingnya, nah bajingan ini ada ketuanya dek.
Jadi ujung tombaknya yg di dekati, jadi waktu itu biar bisa ketemu,
ketua bajingnya itu yang melacak keberadaan maling pada saat itu.
Karena dia sudah tau seluk beluk para bajingan dan punya informasi
46
kemana bejing yang mencuri itu membawa barang atau sapi hasil
curiannya.40
Selama kurun waktu pemerintahan kepala desa sekarang ( 2007 –
sekarang). Keamanan lebih terjamin, indikasinya adalah tidak pernah terjadi
tindakan kriminal pada skala frekuensi yang cukup sering. Di tahun 2007
Nyabakan Barat mengalami pencurian di Masyarakat berupa hewan ternak sapi
sebanyak 2 ekor. Dalam kurun waktu yang berbeda, taksiran harga untuk satu
ekor sapi ialah : Rp 16.000.000. sehingga total kerugian kurang lebih Rp
32.000.000 sekalipun masuk dalam teritorial (daerah) pemerintahan kepala
desa sekarang, kejadian tersebut terjadi di tapol batas desa Nyabakan timur dan
Batang-Batang daya.
Diantara kedua kasus ini, satu kasus bisa diselesaikan oleh kepala desa
dan perangkat bajingan, sehingga pencurian yang terjadi sebelumnya berupa
satu ekor sapi kembali pada pemiliknya
Selama masa pemerintahan bapak Lakso sebagai kepala desa. Problem
masalah keamanan desa dapat diatasi sehingga momok menakutkan bagi
masyarakat berupa pencurian dan perampokan barang-barang berharga seperti
sapi, emas, dan berlian bisa teratasi dan membuat masyarakat menjadi tidak
resah lagi. Sebagaimana penuturan Ahmad Baidawi dalam hasil wawancara
berikut:
keamanan desa semenjak pak Lakso menjabat, desa menjadi
lebih aman dan tidak pernah ada lagi pencurian, terutama
pencurian sapi41
40 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017
47
Pernyataan Ahmad Baidawi didukung dengan pernyatan Mokera terkait
kondisi keaman desa semenjak bapak Lakso menjabat sebagai kepala desa.
Seperti dalam hasil wawancara berikut:
Keamanan desa semenjak pak Lakso menjabat, desa menjadi lebih
aman dan tidak pernah ada lagi pencurian, jadi padhena sapeda motor
esabek eloar tak maasalah tak kera elang mon lambek jek cemmacem
(seperti sepeda motor di taruk diluar ga maslah ga bakalan hilang.
Kalo dulu jangan coba-coba bisa hilang beneran)42
Dari dua pernyataan dari Ahmad Baidawi dan Mokera terkait kondisi
keamanan setelah bapak Lakso menjabat sebagai kepala desa Nyabakan barat.
Bahwa kondisi desa menjadi lebih aman dan tidak pernah terjadi lagi aksi
pencurian yang membuat masyarakat menjadi resah.
41 Hasil wawancara dengan Ahmad Baidawi selaku masyarakat desa nyabakan Barat, pada tanggal
14 Desember 2017. 42 Hasil wawancara dengan Mokera pada tanggal 14 Februari 2018.
48
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Peran Elit Bajingan dalam Politik Pemerintahan Desa Nyabakan Barat
Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-
pola pergaulan hidupnya. Hal itu berarti bahwa peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan msyarakat
kepadanya.
Dalam hal ini pembahasan perihal aneka macam peranan yang telah
dilakukan oleh elit bajingan dalam politik pemerintahaan desa Nyabakan Barat
antara lain.
1. Elit Bajingan sebagai koordinator penjaga stabilitas keamanan desa, serasi
dengan konteks Nyabakan Barat pada era pemerintahan kepala desa periode
sebelumnya ( 1992-2006) tergolong desa yang tidak aman, problem yang
sering menonjol adalah soal keamanan. Oleh karena itu ketua Bajingan yang
menjabat sebagai kepala dusun berperan sebagai koordinator para bajingan
dalam mengamankan desa Nyabakan Barat. Seperti pernyataan kepala dusun
dari elit Bajingan
Peran saya Setelah saya dilantik saya mengadakaan
sosialisasi dengan mengumpulkan bajingan antar desa
(forum antar desa ). Saya secara pribadi minta tolong kepada
mereka agar tidak mencuri di desa Nyabakan Barat, karena
status saya disini sudah menjadi aparatur desa, mak olle tak
48
49
jubeg nyama edhisa ( untuk menjaga nama baik saya didesa
ini).43
Setelah dilantik ketua Bajingan menagadakan sosialisai dengan
mengumpulkan para bajingan antar desa ( forum antar desa). Pada pertemuan
tersebut ketua bajingan berusaha mengendalikan para Bajingan dengan
meminta agar para elit bajingan yang lain tidak melakukan aksi-aksi
pencurian di desa Nyabakan Barat. hal ini dilakukan untuk menjaga nama
baik ketua bajingan tersebut, karena ketua Bajingan sudah menyandang status
sebagai aparatur desa Nyabakan Barat.
Dalam hal ini kepala desa memberikan peranan penting kepada ketua
bajingan yakni mengangkatnya sebagai salah satu aparatur desa agar ikut serta
memaksimalkan peranannya sebagai ketua bajingan untuk menjaga keamanan
desa Nyabakan Barat. Dalam kondisi ini kepala desa yang baru banyak
melakukan perombakan terhadap tatanan sistem kemanan desa, menurut
pernyataan dari kepala desa:
Saya menjabat sebagai kepala desa bukan karena semata-mata
karena menginginkan kekuasaan, tapi karena hati saya tergerak,
karena keadaan desa sungguh memperihatinkan untuk masalah
keamanan sebelum saya melakukan perombakan keamanan
setidaknya tiap hari ada 2-8 pencurian terutama hewan ternak
sejenis sapi yang dicuri44
Informan mengatakan bahwa ia menjabat sebagai kepala desa bukan
semata-mata menginginkan kekuasaan melainkan karena dorongan hati
43 Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebagai salah satu aparatur desa
Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2018 pada jam 20;40 44Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017.
50
nurani. Dikarenakan kondisi desa Nyabakan barat pada periode sebelumnya
sangatlah memperihatinkan terkait masalah keamanan. Dalam hal ini kepala
desa memilih ketua Bajingan bertanggung jawab pada keamanan di desa
Nyabakan barat. seperti pernyataan pak Lakso selaku kepala desa dalam hasil
wawncara berikut:
Bejingan tidak harus selalu dijauhi, ada beberapa metode
dalam merangkul para bejingan agar tidak ditakuti dan
malah bisa membantu masyarakat, Ada bejingan yang saya
angkat menjadi salah satu kepala dusun di desa ini agar
mempermudah saya dalam mengontrol para bejingan yang
lain.45
Informan mengatakan bahwa Bajingan tidak harus selalu dijauhi,
mereka juga harus dirangkul agar bisa membantu masyarakat, dalam hal ini
kepala desa mengangkat ketua Bajingan menjadi aparatur desa agar
mempermudah kepala desa dalam mengontrol bajingan yang lain.
Mendengar pernyataan dari Pak Lakso peneliti mengajukan pernyataan
lain yang masih berhubungan dengan permasalahan yang diajukan barusan.
Menurut peneliti ketua bajingan yang diangkat menjadi kasun memiliki peran
yang tinggi dikalangan bajingan. Hal tersebut pastinya memiliki pengaruh
besar terhadap perekonomian masyarakat. Pertanyaan peneliti ditanggapi
dengan baik oleh Pak Lakso:
Disamping dia berperan penting dalam mengendalikan
bajingan, dia memiliki kuasa, dia ditakuti dan juga di
ekasengakkae (disegani) oleh para bajingan lain. Untuk
masalah perekonomian masyarakat tentu saja sangat
45 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017.
51
berdampak besar. Karena seringnya terjadi aksi pencurian
maka warga menjadi sangat resah. Se koduna pas tak alako
norok angetangge ajege takok kaelangan (yang seharusnya
orang bekerja malah tidak bekerja karena ikut berpatroli
mengamankan desa agar tidak terjadi kehilangan) jadi resah
masyarakat kalau sering ada teror pencurian seperti ini.46
Informan mengatakan bahwa peran bajingan dalam mengendalikan
bajingan yang lain sangat besar dan dapat menyebabkan dampak tidak baik
pada ekonomi masyarakat, karena itu diserahkan masalah keamanan desa
kepada ketua bajingan.
Sedangkan ada asosiasi dan koordinasi, baik langsung ataupun tidak
antar para bajingan. Sehingga tidak sembarang orang bisa mengatasi masalah
keamanan, karena harus berhadapan dengan asosiasi dan perkumpulan
bajingan di kecamatan Batang-Batang. Fakta demikian merangsang
masyarakat untuk berpikir bagaimana cara mengatasi keamanan desa dan
kebaikan pelaksanaan program pemerintahan desa. Menurut pendapat
beberapa masyarakat yang merasakan dampak dari adanya bajing yang
menjadi salah satu aparatur desa, sebagaimana yang akan di paparkan oleh
Pak Sadik.
Menurut saya tentang perangkat yang dari bajing itu
memang memiliki peran yang sangat penting, karena
46 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017
52
bejingan di takuti, maka dengan menjadi salah satu
aparat desa dia memiliki kuasa untuk mencegah
terjadinya pencurian khususnya di desa ini dengan
mengendalikan para bajingan yang lain. Disamping
bajingan ahli dalam maling/pencurian dia juga terkenal
dengan watak yang berani dan juga keras.47
Menurut pernyataan dari Pak Sadik dampak dari bajing yang
diangkat menjadi aparatur desa membawa manfaat baik untuk kesejahteraan
desa, karena dengan dilakukannya hal tersebut bajing-bajing dapat lebih
dikendalikan agar tak lagi mencuri di desa Nyabakan Barat, bahkan juga di
wilah Batang-Batang. Dalam hal ini Pak Abdurahman salah satu tokoh
mayarakat membenarkannya dan di dukung oleh pernyataannya, bahwa
Bejingan memang tidak untuk ditakuti, tapi juga tidak
untuk di musuhi. Cuma di khawatirkan saja, karena
bajingannya tidak hanya satu. Banyak sekali antek-
anteknya, pengikutnya juga ada forumnya. Jadi kalau
bajingan disini tidak di rangkul maka mereka akan
tersinggung, nah disitu dia akan menyuruh teman
bajingan yang lainnya untuk melakukan aksi-aksi
pencurian. Jadi padhena polisina pahena bekna misal
andik sepeda kosongan tak lengkap tak kera polisi
dinnak se nangkep, tape nyoroh kancana nah bajingan
mara jere keya (seperti disini semisal kamu punya
sepeda motor tidak ada surat-suratnya polisi disini tidak
akan ditangkap kamu, tapi polisi tadi pasti akan
menyuruh temannya untuk menangkapmu).48
Pendapat dari Pak Sadik dan Pak Abdurrahman saling berkaitan
tentang baiknya mengangkat salah satu bajingan yang memiliki tingkatan
khusus atau ketua menjadi salah satu aparatur desa, karena dengan adanya
47 Hasil wawancara dengan Sadik sebagai kepala dusun Duko pada tanggal 12 Februari 2017 jam
19:20. 48 Hasil wawancara dengan Abdurrahman pada tanggal 12 Februari 2018.
53
salah satu bajing yang menjadi aparatur desa maka bajing-bajing yang lain
akan lebih mudah dikendalikan.
2. Elit bajingan mendistribusikan sumber-sumber material untuk kesejahteraan
bajingan. Dalam melaksanakan peranannya sebagai ketua bajingan dalam
mengamankan desa. Setelah dilantik menjadi kepala dusun (kasun) Ketua
bajingan mengumpulkan para bajingan guna membahas terkait masalah
keamanan desa. Seperti dalam hasil wawancara berikut.
Saya mengadakan pertemuan khusus dengan para Bajingan
dalam sebuah forum antar desa. yang mana disitu kepala desa
menjanjikan kepada para bajingan, ada yang namanya tanda
terimakasih (upah) untuk menjaga keamanan desa49
Menurut pernyataan Informan mengatakan bahwa. peran yang
dilakukannya setelah dilantik menjadi salah satu aparatur desa Nyabakan
Barat yaitu mengumpulkan para elit bajingan dalam sebuah forum antar desa.
Dalam konteks ini Pak Lakso selaku kepala desa acap kali memberikan uang
untuk upah keamanan,dalam wawancaranya Pak Lakso menjelaskan dari
mana uang tersebut, uang pribadi atau sudah di anggarkan oleh desa.
Saya melakukan pendekatan dengan para bejingan dengan
uang dek, misalnya agar para bejing itu tidak mencuri di desa.
Bejing itu harus di dekati semisal kita bertemu di jalan, paling
tidak harus saling sapa, di tawari rokok, meskipun hanya
49 Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebagai salah satu Kepala Dusun di
Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2018 pada jam 20:40
54
sebatang, apalagi lebih Insyaa Allah aman kalau sudah seperti
itu. Pendekatan secara psikologis juga harus dilakukan, karena
para bejing itu aslinya juga harus di hargai keberadaannya.
Kan para bejing juga atermasuk rakyat di desa ini, sebagai
kepala desa saya juga harus memperhatikan para bejing.
Kalau berbicara sumber uang dalam AAD itu tidak di
anggarkan untuk para bejing. Jadi saya pribadi kalau ketemu
mereka, saya beri uang 50.000. Aslinya tidak harus banyak,
cukup dihargai keberadaannya saja.50
Informan mengatakan dalam melakukan pendekatan dengan para
Bajingan bisa menggunakan uang atau dengan bersikap sosial seperti
menyapa ketika bertemu dijalan, atau ditawari beberapa bungkus rokok.
Dalam hal ini kepala desa menggunakan uang pribadinya untuk
mendekati para bajingan.
Akifitas premanisme dan termasuk pencurian tidak hanya
dilakukan oleh bajingan yang berdomisili di Nyabakan Barat. Oleh karena
itu ketua bajingan melakukan perjanjian dengan para elit bajingan yang
lain, yakni meminta para elit bajingan agar turut ikut serta menjaga
keamanan desa.
Aspek dinamis dalam kedudukan sebagai status dikatakan sebagai
peranan apabila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai
kedudukannya.51 Pada konteks ini bajingan di desa Nyabakan Barat tergolong
bajingan yang melakukan tindakan pencurian barang-barang berharga sebagai
peranan mereka. Namun berdasarkan terminologi peranan ada benturan hak
atas kedudukannya sebagai bajingan dengan warga yang merupakan korban
50 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017. 51 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ,(Jakarta: Raja Grafindo Persada 1982), 213.
55
pencurian. Bajingan merampas hak orang lain meski ia bertindak berdasarkan
perannnnya sendiri.
Bagaimanapun juga tindakan para bajingan yang mencuri hak-hak
milik warga tidak dapat dibenarkan lalu sebagai aparatur desa tepatnya kasun
yang notabennya merupakan ketua dari para bajingan tersebut tindakan yang
bagaimana yang bisa mengendalikan para bajing agar tidak melakukan
pencurian di desa nyabakan barat lagi. Pernyataan tersebut dijawab oleh
kasun sebagai berikut.
Gini dek, jadi trik maling itu yang tau hanya maling/bajingan, jadi
saya sudah sangat menegerti trik dan cara mereka ketika mencuri
seperti apa dan larinya kemana. Nah, peran saya ketika ada
kemalingan/pencurian disitu saya menggunakan kedudukan saya di
kalangan bajingan untuk mendapatkan informasi siapa yang mencuri
tadi. Agar barang bisa dikembalikan dan mewanti wati mereka agar
tidak mencuri lagi di desa ini.
Contohnya ketika ada barang curian sudah didapatkan kembali, akan
ada uang pengganti, sebut saja uang transport sebagai tanda terima
kasih kepada para teman-teman bajingan yang sudah mencari barang
curian tersebut.52
Prinsip dalam teori peranan itu sendiri berlaku ketika aktivitas dalam
kedudukan dilaksanakan sesuai norma-norma yang berlaku. Sedangkan pada
elemen ini bajingan tak menjalankan aktivitas tidak berdasarkan norma.
Melainkan dengan mengikuti nalar keinginan pribadi saja. Namun, bukan
berarti bukan peranan sekalipun ada indikator yang tidak terpenuhi. Karena
pada konteks yang lain, bajingan Nyabakan Barat justru membantu tugas
52
Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebagai salah satu Kepala Dusun di
Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2017 pada jam 20:40.
56
Pemerintah Desa menciptakan kestabilan pemerintahan dengan mengakuisisi
keamanan di sebuah desa
Sebagai salah satu aparatur desa tentunya bapak yang dipilih sebagai
kasun oleh kepala desa secara langsung untuk mewakili dan mengkoordinasi
atau mengendalikan para bajing, tentunya ada berbagai tugas dan kewajiban
yang harus dipenuhi, hal ini akan dipaparkan secara langsung oleh ketua
bajing sebagai berikut.
Jadi dalam mengkoordinir para bjingan maling agar tidak mencuri,
setiap mau lebaran para bajing diberi uang, ada juga yang diberi
sarung, tentunya sarung yang diinginkan bukan sarung-sarung murah
tapi sarung bermerk yang kiranya seharga 700.000 sampai
1.000.000. 53
Memang awalnya tindakan tak bernorma Bajingan di Desa Nyabakan
Barat tidak bisa disebut sebagai peranan karena merampas hak orang lain dan
pada posisi selanjutnya menjadikan aktor penopang keamanan desa adalah
sebuah peranan yang pada sisi tertentu menguntungkan untuk desa Nyabakan
Barat. Sebab ada hubungan sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam sebuah lingkaran sosial kesempatan untuk melaksanakan
peranan diatur dan disepakati oleh lingkaran sosial itu sendiri dengan sebuah
tujuan yang menyangkut organisasi atau kelompok. Ada nilai-nilai sosial
yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak di Desa Nyabakan Barat,
yaitu antara masyarakat dan Bajingan. Nilai sosial tersebut ditaati kedua belah
53 Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebagai salah satu Kepala Dusun di
Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2017 pada jam 20:40.
57
pihak. Sebagai sebuah bentuk menciptakan stabilitas dan keamanan desa,
masyarakat justru memberikan amanat kepada bajingan melalui kepala desa
untuk turut menjaga keamanan desa. Padahal sebelumnya yang menciptakan
ketidakamanan adalah bajingan itu sendiri. Namun cara yang digunakan
kepala desa dengan memanfatkan peranan mereka agar memaksimalkan
norma yang perlu ditaati. Sebagaimana penuturan kepala desa dalam hasil
wawancara berikut;
Sekali lagi saya jelaskan bahwa bejingan tidak perlu
dimusuhi, tapi harus dirangkul agar mau bekerja sama
dengan kita, bukan merugikan malah menguntungkan.
Memang kita paling tidak harus merogoh kocek sesek tapi
menurut saya itu tidak masalah, asalkan masyarakat tetap
aman dan sejahtera.54
Informan mengatakan jika menginginkan desa menjadi aman, perlu
adanya pendekatan terhadap para Bajingan. Menurut pengamatan penulis
setelah melakukan pengelompokan data dari hasil wawancara terkait peranan
Bajingan di Desa Nyabakan Barat, kepala desa Nyabakan Barat
memanfaatkan kedudukan MH (inisial) sebagai ketua Bajingan menjadi salah
satu kepala dusun (kasun) di desa Nyabakan Barat agar bisa di manfaatkan
kedudukannya sebagai ketua bajingan untuk mengendalikan para Bajingan
yang lain. Hal ini dibedakan dengan keamanan desa dengan kepemimpinan
kepala desa yang dulu dengan sekarang, dimana letak perbedaannya sangat
mempengaruhi keadaan desa, pemaparannya akan dilanjutkan oleh ketua
bajing.
54 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 desember 2017.
58
Karena ketua desa se sabelumna roa kepara bejing majeuh, bek
engkok bejingan laju ekamoso ye penggel daddi modella ka oreng
le melle,kan seharusnya tak olle marra jere (yang
sebelumnya itu kepada para bajingan tidak menjalin hubungan
malah menjauh, orangnya agak angkuh, seperti para bajingan di
jadikan musuh, jadi sama orang itu dia pilih-pilih, kan seharusnya
tidak boleh seperti itu). karena ini bikin marah dek, sebagai
bajinga kami tidak suka apabila orang bersikap kayak gitu,
apalagi seorang kepala desa.
Area acareta ye, mon la kalebun mara jere otomatis para bajing
peggel deddi efekka desana pas se deddi sasaran deddi kecok pas
mara jere laju pas jingbajinnga roa ye karena peggel roa (ini
cerita ya kalau kepal desa kayak gitu otomatis para bajingan itu
akan marah, efeknya desa yang jadi sasaran, curi aja wes kalau
gitu.55
Dalam hal ini peran sosialisasi kepala desa memang sangat penting,
kepala desa adalah seorang yang ditunjuk oleh masyarakat menjadi seorang
pemimpin yang berwajib melindungi dan mensejahterakan desanya. Pendapat
dari bajing yang diangkat menjadi kasun, didukung oleh warga mengenai
sikap kurang sosialisasinya kepala desa yang dulu dibanding yang sekarang.
Menurut saya kepala desa yang sekarang jauh lebih baik dari pada
kepala desa yang dulu, kepala desa yang sekarang orangnya suka
menyapa ketika bertemu, terus juga orangnya sering mengadakan
musyawarah desa, untuk membuat hubungan kepala desa dengan
masyarakatnya semakin erat.
Mengenai pelayanan juga jelas ada perbedaan. Dulu kalau
masyarakat ada urusan surat menyurat itu agak sulit, harus kesan-
kesini, ribet pokoknya. Kalau yang sekarang mudah. Misal butuh
tanda tangan dan stempel kepala desa, ketemu dijalanpun bisa
langsung dapat stempelnya, karena stempelnya dibawah-bawah
terus takutnya ada warga yang tiba-tiba butuh, biar tidak repot
katanya. 56
55 Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebagai salah satu Kepala Dusun di
Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2017 pada jam 20:40. 56 Hasil wawancara dengan Abdurrahman pada tanggal 12 Februari 2018.
59
Menurut tanggapan dari ketua bajing dan Pak Abdurahman memang
terdapat banyak pebedaan mencolok antara kepala desa yang dulu dengan
yang sekarang, wajar saja desa tidak aman saat masa kepemimpinan kepala
desa yang dulu karena bajing dan warga desa tidak menyukai karena sikapnya
yang terdengar sedikit arogan dan sombong.
Tidak ada cara yang mampu mengatasi keamanan kecuali dengan
menjadikan bajingan sebagai aktor penjaga keamanan dan stabilitas desa.
Asumsinya dengan cara tersebut diharapkan meminimalisir kriminalitas dan
tindakan premanisme. Kepala desa Nyabakan Barat salah satu caranya
menjadikan bagian penting dilimpah tugaskan peranan pemelihara stabilitas
desa Nyabakan Barat. Posisi penting seperti beberapa kepala dusun (kasun)
secara formal diposisikan untuk menjalankan amanat stabilitas desa dengan
cara mengkoordinir bajingan yang lain untuk tidak menganggu desa
Nyabakan Barat bahkan menghimbau untuk membantu menjaganya.
Dalam hal ini kepala desa memberikan peranan penting kepada ketua
bajingan yakni mengangkatnya sebagai salah satu aparatur desa agar ikut
serta memaksimalkan peranannya sebagai ketua bajingan untuk menjaga
keamanan desa Nyabakan barat.
Perihal peranan akan terlaksana atau berjalan sebagaimana mestinya
jika didukung fasilitas peranan. Pada konteks ini, bajingan di desa Nyabakan
Barat diakomodir ketua bajingan yang berposisi sebagai kepala dusun dengan
60
fasilitas yang sifatnya sederhan, seperti sembako dan sejumlah uang rupiah.
Seperti diungkapkan dalam hasil wawaancara berikut.
Ketika ada bajing yang main-main kesini untuk silaturrahim ye
eberik la cak ocaan sarokoan otebe lebbih, pokokna bedhe
tandhe pangestona roa (ya di kasih lah meski cuma sekedar
rokok atau lebih sebagai tanda pangestu/moral), karena di
Madura pada umumnya ketika ada yang bertamu pasti di
bawah-bawahi oleh-oleh. Hal tersebut sudah menjadi suatu
keharusan atau bisa dibilang keharusan yang menjadi adat
istiadat.57
Kemudian, dalam peranan ternyata kedudukan menjadi hal yang
dipentingkan, hal tersebut disebabkan karena unsur materialisme daripada
spiritualisme. Matrealisme yang disebutkan tergolong dengan adanya atribut
atau ciri-ciri tertentu secara lahiriah. Disini Nyabakann Barat utamanya bagi
bajingan menjalankan kedua posisi ini, baik kedudukan ataupun peranan.
Kedudukan yang dimaksud berupa atribut yang disandangnya sebagai kepala
dusun. Sedangkan peranannya, selain menjalankan tugas formal sebagai
kepala dusun ia juga menjalankan peranannnya sebagai koordinator atau ketua
dari para bajingan.
B. Dominasi Bajingan dalam Politik Pemerintahan Desa Nyabakan Barat
1. Bajingan sangat berpengaruh dalam stabilitas kemanan desa Nyabakan Barat
Bajingan di desa Nyabakan Barat adalah aktor yang mempunyai
pengaruh atas kontrol sosial utamanya dalam hal keamanan. Serasi dengan
57 Hasil wawancara dengan preman/bajingan yang menjabat sebgai salah satu Kepala Dusun di
Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Februari 2017 pada jam 20:40.
61
konteks Nyabakan Barat pada era pemerintahan kepala desa di periode
sebelumnya (1991-2006 ) tergolong desa yang tidak aman. Untuk itu ada
aktor yang mempunyai kendali atas keamanan itu sendiri yaitu kepala
bajingan. Kepala desa pada periode ini (2007-2018) memanfaatkan
momentum ini agar peranan dari ketua bajingan ditransformasikan dengan
baik. Seperti dalam hasil wawancaraa berikut
Kondisi desa nyabakan barat sebelumnya sangat
memprihatinkan karena sering kali terjadinya aksi aksi
pencurian yang meresahkan warga, jadi setiap malam bisa
sampai 8 sapi warga yang hilang dan paling minimal
deduwek (dua) yang hilang sabbenn malemma (setiap
malamnya).58
Pemaparan dari Pak Lakso selaku Kepala Desa yang mengatakan
bahwa seringnya terjadi pencurian di desa selama masa pemerintahan kepala
desa terdahulu didukung dengan pernyataan Sadik salah satu kepala dusun
Duko di Desa Nyabakan Barat:
Kalau kepala desa yang sebelumya dengan yang sekarang
mempunyai ciri khas yang berbeda selama mereka
memimpin. Bedanya klo kepala desa yang sebelumnya
saat memimpin desa ini kondisi keamanan desa kurang
begitu tenang, serimg terjadi pencurian bahkan dalam
semalam aksi pencurian dalam semalam bisa memcapai 5
– 8 kali itu pun beragam yang di curi, seperti sepeda
motor dan sapi ternak. Akan tetapi yang paling banyak
hilang adalah sapi. Karena mayoritas masyarakat disini
mengembala sapi dan juga harga sapi juga terbilang
mahal.59
58 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 desember 2017. 59 Hasil wawancara dengan Sadik sebagai Kepala Dusun Duko pada tanggal 12 Februari 2017 jam
19:20.
62
Dari dua pernyataan yang berasal dari Pak Lakso dan Pak Sadik, dapat
dikatakan bahwa memang terjadi perbedaan yang jauh mengenai sistem
pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan keamanan desa.
Keamanan atas tindakan premanisme bajingan hanya bisa diatasi oleh
bajingan itu sendiri. Interaksi yang dibangun kepala desa dengan ketua
bajingan menghasilkan deal-deal politik tertentu, termasuk secara tidak
langsung meminta kepala desa menempatkan ketua bajingan duduk dikursi
pemerintahan desa sebagai kepala dusun. Hal itu dibuktikan sebelum menjadi
kepala dusun keamanan desa Nyabakan Barat tidak bisa dikendalikan dalam
artian ada peranan bajingan tersebut didalamnya, dan setelah kemudian
diangkat menjadi kepala dusun Nyabakan barat, keamanan bisa dikendalikan
dan bahkan artinya posisi kepala dusun sebagai jabatan yang diminta
bajingan sebagai syarat agar keamanan bisa dikendalikan. Seperti dalam hasil
wawancara berikut:
Bejingan yang saya angkat menjadi kasun, bukan sekedar
ketua, akan tetapi bisa di sebut dengan istilah (budegghe)
jantungny atau rajanya para bajingan . padahal dia tidak
punya Ijazah dek. Sekalipun ijazah SD dia tidak punya Jadi
dia saya ragkul. saya mengangakat bajingan td menjadi
kepala dusun agar dia bisa mengendalikan masalah
keamanan yg di bawah. Sebenarnya bukan masyarakat yang
di bawah tp khusus kepada para bajingan itu sendiri agar
tidak mencuri di desa ini. Dan juga agar para bajingan dari
luar desa tidak berani mengganggu desa ini. Karena di
samping dia di takuti juga di segani oleh para bajingan yang
lain.60
60 Hasil wawancara dengan kepala desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 januari 2018.
63
Implikasi positifnya setelah menjadikan ketua bajingan menjadi kepala
dusun di desa Nyabakan Barat adalah bisa menjaga kelangsungan keamanan
dengan cara membagi kedudukan dan peranan sebagaimana dalam fungsi
peranan.
Menurut Gramsci kekuasaan itu bisa bertahan abadi dengan cara
hegemoni sebagai supremasi kelompok untuk mempertahankan kekuasaan.
Karena Gramsci menformulasikan dua cara dalam mempertahankan
kekuasaan. Pertama memaksa pranata yang ada untuk tetap mendukung dan
kedua membujuk masyarakat beserta pranatanya untuk taat pada yang
berkuasa.
Kepala desa Nyabakan Barat dengan perangkat yang merupakan
bajingan, secara tidak langsung menggunakan atau memaksimalkan pranata
yang ada untuk terus mendukung kepemimpinan petahanan untuk tetap
berkuasa. Hal ini terbukti dengan masa pemerintahan dua kali berturut-turut.
Kedepannya akan berkompetisi kembali untuk mencalonkan diri sebagai
kepala desa. Dalam artian mempertahankan kekuasaan yang didapat.
Sebagaimana penuturan kepala desa dalam hasil wawancara berikut:
Iya bisa dikatakan seperti itu, karena masyarakat pada
umumnya kalau desanya tidak aman maka secara otomatis
nama baik kepala desa yang kenak karena tidak bisa
membuat desanya aman. Jadi kalo namanya jelek
(citranya) jadi ketika mencalonkan lagi masyarakat akan
pikir pikir untuk memilih dia kembali menjadi pimpinan.61
61 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 januari 2018
64
Kepala desa mengatakan bahwa keamanan merupakan aspek yang
paling penting bagi masyarakat karena jika desa sudah tidak aman akan
membuat citra dan nama baik kepala desa akan menjadi tercoreng karena
dianggap tidak mampu membuat desa aman. Pernyataan kepala desa
didukung dengan pernyataan pak Sadik yang menjabat sebagai aparatur desa
sebagai dalam hasil wawancara berikut:
Untuk pencalonan lagi saya rasa memang Pak Lakso yang cocok
menjadi kepaala desa, karena jelas kinerjanya, juga menunjukan
hasil yang bagus.62
Dari dua pernyataan dari kepala desa dan Pak sadik yang menjabat
sebagai aparatur desa. Kepala desa Nyabakan Barat dengan perangkat yang
merupakan bajingan secara tidak langsung menggunakan atau
memaksimalkan pranata yang ada untuk terus mendukung kepemimpinan
petahana untuk tetap berkuasa. Hal ini terbukti dengan masa pemerintahan
dua kali berturut-turut, dan kedepan akan berkompetisi kembali untuk
mencalonkan diri sebagai kepala desa. Dalam artian mempertahankan
kekuasaan yang didapat
Sekali lagi hegemoni disebutkan sebagai dominasi kelompok terhadap
kelompok lainnya, dengan atau tanpa kekerasan, sehingga ide-ide yang
didiktikan oleh kelompok dominan dapat diterima sebagai sesuatu yang
wajar. Bajingan di desa Nyabakan Barat mengambil peranann ini untuk
memaksimalkan peranan yang disandang sebagai bajingan dengan tindakan
62 Hasil wawancara dengan Sadik sebagai Kepala dusun Duko pada tangga 10 Januari 2018
65
premanismenya. Mendominasi pemerintahan desa dengan memaksakan
kondisi keamanan yang tidak maksimal.
Ide tentang dominasi berhasil memperoleh kekuasaan sebagai kepala
dusun dan membawai anak buahnnya. Konteks ini dianggap wajar mengingat
kebutuhan desa tentang keamanan. Secara norma tidak mungkin seorang
bajingan menjadi perangkat desa yang notabennya sebagai orang yang amoral
dari segi tindakan. Tetapi karena peranannya dibutuhkan untuk
memaksimalkan keamanan, maka ia diangkat sebagai kepala dusun.
Kemudian selanjutnya Gramsci juga menyebutkan bahwa hegemoni
sebagai strategi mempertahankan kekuasaan. Biasanya menggunakan
kekerasan. Jika tindakan kekerasan diangggap represif maka disinilah
hegemoni bersifat persuasif.63 Disini kekuasaan dipertahannkann tidak lagi
dengan cara kekerasan melainkann atas dasar kesepakatan anatara ketua
bajingan dengan kepala desa dengan membawa isu keamanan. Hegemoni ini
tidak hanya dimanfaatkan oleh kasun dari kalangan bajingan tetapi juga
dimanfaatkan oleh kepala desa untuk mendominasi masyarakatnya dengan
menciptakan sebuah opini bahwa dalam pimpinannya desa menjadi aman.
Sehinggga kekuasaan akan tetap berlangsung atau bertahan dengan tindakan
atau opini yang sifatnya persuasif. Sebagaimana penuturan Ahmad Baidawi
dalam hasil wawancara berikut:
63 Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, (Yogyakarta Pustaka
Pelajar, 2003), 115.
66
Menurut saya kepala desa yang sekarang kepemimpinannya
lebih baik dari pada kepala desa yang sebelumnya dan juga
keamanan desa semenjak pak Lakso menjabat, desa menjadi
lebih aman dan tidak pernah ada lagi pencurian, terutama
pencurian sapi. Karena mengangkat salah satu bejingan
menjadi aparatur desa, keamanan desa bisa dikendalikan
olehnya.64
Informan mengatakan semenjak kepemimpinan bapak Lakso sebagai
Kepala Desa, kondisi desa Nyabakan Barat menjadi lebih aman dari pada
kepemimpinan kepala desa yang sebelumnya. Hal ini didukung oleh
pernyataan dari bapak Mokera.
Keamanan desa yang sebelumnya sangat mengkhawatirkan,
sering terjadi aksi pencurian yang menyebabkan warga harus
gantian meronde setiap malam. Polana benyyak sape elang sabben
malemma (karena banyak sapi hilang setiap malam). menurut
saya tidak apa jika mngangkat salah satu bejingan menjadi aparat
desa, dimana dia memiliki kuasa untuk mengendalikan para
bejing lainnya agar tak lagi mencuri di desa Nyabakan. Mereka
pastilah akan pikir-pikir lagi untuk mencuri di desa ini, karena
status ketuanya yang kini menjadi salah satu kasun.65
Dari dua pernyataan informan diatas menunjukan bahwa keamanan
desa sebelum dan sesudah pak Lakso menjabat, desa menjadi lebih aman dan
kondusif. Konteknya dengan masyarakat Nyabakan Barat kepala desa dan
bajingan menjadi aktor dominan yang memberikan pengaruh persuasif dalam
mekanisme konsensus. Ini yang kemudian disebut sebagai penggiringan aktor
dominan terhadap masyarakat dalam melihat dan menilai problematika sosial,
utamanya tentang keamanan, sehingga klaim kebenaran diterima secara moral
dan intelektual
64 Hasil wawancara dengan Ahmad Baidawi pada tanggal 10 Februari 2018. 65 Hasil wawancara dengan Mokera pada tanggal 14 Februari 2018.
67
Dalam kaitan dengan hubungan negara dan masyarakat sipil, menurut
Gramsci, hegemoni dibagi menjadi tiga yaitu: pertama, hegemoni yang
menyangkut kebudayaan dan kepemimpinan moral, yang dilaksanakan dalam
masyarakat sipil. Contohnya, adalah masyarakat borjuis barat dan bentuk
demokrasi parlementernya, hegemoni dalam kasus ini berperan dalam
membujuk kelas pekerja untuk memilih wakil parlemen secara sukarela.
Kedua, hegemoni yang digerakkan dalam negara sebagaimana halnya yang
digerakkan dalam masyarakat sipil. Pada titik ini, Gramsci melihat
pentingnya dengan kata lain, mendefinisikan negara sebagai masyarakat
politik ditambah masyarakat sipil. Peran pendidikan dan lembaga-lembaga
hukum dalam menjalankan hegemoni. Ketiga, perbedaan antara negara dan
masyarakat sipil dihilangkan secara bersamaan, atau dengan kata lain,
mendifinisikan negara sebagaai masyarakat politik ditambah masyarakat
sipil.66
Konteksnya dengan hegemoni di Nyabakan Barat bahwa masyarakat
sipil memilih kepemimpinan kepala desa periode sekarang atas dasar
dorongan kebudayaan dan keterampilan kepemimpinannya utamanya dalam
menjaga keamanan desa. Keterpilihan kepala desa untuk kedua kalinya
adalah dorongan dari gaya kepemimpinan kharismatik. Dikatakan
karismatikk karena kepala desa sebagai tokoh yang disegani bahkan metode
mengatasi keamanan dengan mengangkat kepala bajiingan sebagai kepala
66 Suryo Sakti Handiwijoyo. Negara,Demokrasi Dan Civil Society, 112.
68
dusun termasuk langkah konkrit membangun karisma yang lebih dalam
dilihat dari sisi budaya dan norma yang berlaku di Nyabakan Barat.
Selama beberapa periode ke depan mungkin saja Pak Lakso akan
menjadi Kepala Desa lagi dan masyarakat akan tetap memilihnya karena
kinerjanya yang menganggumkan atas kemanan desa. Dalam wawancara kali
ini penulis mewawancarai Pak Abdurrahman selaku tokoh agama di desa
Nyabakan Barat
Pastinya saya akan memilih Pak Lakso lagi, jika beliau
mencalonkan lagi untuk jadi pemimpin desa, sudah jelas
tingkat pelayanan terhadap masyarakat juga bagus.67
Pernyataan dari Pak Abdurrahman didukung oleh pernyataan bapak
Sadik yang menjabat sebagai aparatur desa terkait bajingan yang menjadi
salah satu aparatur desa
Dengan di angkatnya bajingan menjadi kepala dusun disamping
ditakuti dengan statusnya sebagai bajingan dia juga disegani oleh
para elit bajingan yang lain. Jadi kalau dia jadi aparatur desa ini
dia bisa mewanti-wangti para bajing agar tidak mencuri disini,
dikarenakan desa ini sudah menjadi wilayahnya.
Aparatur desa yang asalnya bajingan punya pengaruh besar
terhadap keamanan desa, dengan mengendalikan elit bajingan
yang lain sedangkan aparatur desa yang yang atau yang bukan
bajing berperan kepada masyarakat.. 68
Menurut beberapa informan, bajingan yang diangkat menjadi kepala
dusun memiliki pengaruh yang cukup besar, disamping dia bisa
67 Hasil wawancara dengan Abdurrahman pada tanggal 12 Februari 2018. 68 Hasil wawancara dengan Sadik sebagai Kepala Dusun pada tanggal 12 Februari 2017 jam
19:20.
69
mengendalikan para bajing agar tidak meresahkan masyarakat, dia juga
menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai aparatur desa.
Selanjutnya, aspek di atas menjadi petunjuk bahwa konsep negara bisa
diperluas sebagai negara integral. Negara integral dimaksud adalah adanya
maksimalisasi peran dari masyarakat baik sebagai masyarakat sipil atau
masyarakat politik, Jadi, negara integral merupakan masyarakat politik
ditambah masyarakat sipil. Franz Magris menyatakan berdasarkan fakta
tersebut dapat disimpulkan bahwa negara integral memiliki 2 (dua) aspek.
Pertama, alat-alat kekerasan. Kedua, alat penegakan kepemimpinan
hegemonis, seperti pendidikan, agama, media, penerbitan dan lain-lain.69
Negara integral dalam hegemoni selaras dan bekerja di sektor budaya
dan bergerak di tingkat kesadaran. Disinilah kepemimpinan kepala Desa
Nyabakan Barat eksis terutama dalam fokus utamanya mengatasi masalah
keamanan dan ini bukan berarti tidak bekerja dan hanya
mengandalkankekuatan hegemoni tadi karena pada konsep negara indonesia
sebagai negara integral mengedepankan aspek kepentingan masyarakat
sehingga hegemoni yang dimilimkki bersifat koersif dan berkelanjutan. Tentu
hal ini berbeda perlakuannya apabila pada negara diktator yang hegemoninya
bertumpu pada kekerasan dan paksaan.
Dalam hegemoni yang diyakini oleh Gramsci bahwa terciptanya
pengaruh ditampilkan dengan adanya hubungan tertentu antara kekuatan-
69 Suryo Sakti Hadiwijoyo. Negara, Demokrasi Dan Civil Society, 112.
70
kekuatan kelas. Disanalah kesepakatan dan kompromi terjalin antara kedua
belah pihak baik disadari atau tidak. Benar Gramsci meyakinkan bahwa
persoalan hegemoni disini tidak hanya menentukan penguasa dalam
pembenaran untuk mempertahankan dominasi bahkan lebih dari pada itu
penguasa ingin mengatur untuk memenangkan pemaksaan aktif terhadap
kekuatan diluarnya.
Konteks pada Nyabakan Barat menjadi sangat realistis bahwa yang
diharap antara penguasa kepala desa dengan bajingan bahkan dengan
masyarakat sekalipun untuk memaksakan secara aktif pengaruh
kekuasaannya. Oleh karena itu isu keamanan menjadi suatu hal yang anomali
bagi masyarakat sehingga dengan kesadaran tersendiri masyarakat setuju
dengan modal kerja sama penguasa dan bajingan untuk mempertahankan
stabilitas pemerintahan. Meski pemerintahan desa diuntungkan dalam hal ini
ada kekuasaan yang lebih diuntungkan lagi dari bajingan itu sendiri.
Praktik dominasi dilakukan secara sustainable atau kontinu baik untuk
yang dikuasai atau bagi mereka yang menentang kekuasaan. Keadaan tidak
aman dipaksakan oleh pihak bajingan di desa Nyabakan Barat sebagai bentuk
dominasi.
Bajingan memilih untuk terus mengerjakan tindakan premanismenya
pada masa sebelum kepala desa sekarang sehingga keadaan ini dilihat oleh
masyarakat sebagai masalah pemerintahan sehingga baik secara intelektual
atau norma harus dicari jalan keluarnya untuk menciptakan pemerintahan
71
yang stabil. Jalan keluar tidak bisa diambil dikarenakan ada bias norma.
Masyarakat beranggapan bahwa menjadikan bajigan sebagai perangkat desa
adalah tindakan yang keliru dan menyalahi norma. Dengan perhatian kepala
desa yang sekarang dan masifnya hegemoni bajingan mendesak kekuaasaan.
Ahirnya pemerintah desa menganggap situasi ini perlu disikapi preventif
sebagai upaya pencegahan agar keamanan bisa terjaga dan pemerintahan
lebih stabil maka bajingan sebagai ketuanya diangkat menjadi kepala dusun
Sesuai dengan penuturan kepala desa terkait kepala bajingan yang
diangkat menjadi salah satu kepala dusun di desa Nyabakan Barat.
Ada juga bajingan yang saya angkat menjadi salah satu
kepala dusun di desa ini agar mempermudah saya
dalam mengontrol para bajingan yang lain70
Perlimpahan tugas dari Kepala Desa Nyabakan Barat kepada salah
satu kepala dusun dari kalangan bajingan sebagai upaya mengontrol bajingan
yang lain dibawah kendali kepala dusun (kasun). Hal itu dilakukan dengan
kekerasan mental untuk tertunduk patuh terhadap yang diinginkan kepala
dusun dari oknum bajingan.
Dominasi bajingan dengan bajingan lainnya kemudian ke-masyarakat
menciptakan konsensus bersama tentang stabilitas yang diinginkan. Dominasi
dengan cara demikian adalah terhadap yang sering dilakukan untuk mencapai
hegemoni, dengan konsensus masyarakat Nyabakan Barat tentang
pelaksanaan stabilitas desa.
70 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 12 Januari 2018.
72
Gramsci mengatakan ada tiga kategori penyesuaian yang berbeda
dalam tahap hegemoni baik karena rasa takut, terbiasa, atau persetunjuan.
Dominasi bajingan Nyabakan Barat melewati ketiga tipe ini. Pertama,
masyarakat Nyabakan Barat takut akan kondisi ketidak amanan di desanya
bahkan sebelumnya masyarakat Nyabakan Barat berpatroli sendiiri untuk
menjaga keamanan rumahnya. Kedua. Karena kesadaran. Proses hegemoni
yang dimulai sejak rasa takut yang melanda memaksa masyarakat untuk
berpikir bagaimana kondisi stabil pemerintahan dan keamanannya tetap
terjaga. Tentu ada rekomendasi dari pemegang hegemoni yakni para
bajingan, rekomendasi yang dibangun adalah menawarkan salah seorang
ketua bajingan menempati posisi strategis di pemerintahan desa. Hal ini
menjadi sebuah kesadaran bahwa harus segera disegerakan. Ketiga, karena
kepersetujuan posisi dan kerja bajingan yang menjadi kepala dusun disetujui
oleh masyarakat sebagai penentu atas kondisi stabilitas keamanan desa.
Sesuai dengan pernyataan Abdurrahman dalam hasil wawancara
Menurut saya bajingan yang diangkat menjadi kepala dusun,
merupakan upaya kepala desa dalam mengontrol bajingan
yang lain. Deddi mak bisa netep desa ka cakanca bajinganna,
mak olle tak ekecok pole ben maleng maleng(Jadi bisa
menitipkan desa ke temen temen bajingannya agar gak
mencuri lagi oleh maling maling yang lain).71
Dari pernyataan bapak Abdurrahman, penulis dapat menyimpulkan bahwa
diakui atau tidak, Bajingan di desa Nyabakan Barat memiliki peran dan pengaruh
dalam masyarakat baik pengaruh itu berimplikasi positif maupun negatif sebagai
71 Hasil wawancara dengan Abdurrahman pada tanggal 12 Februari 2017.
73
mana dijelaskan pada sebelumnya. Bukan hanya dalam ranah sosial, dalam sektor
keamananpun mereka ikut berpartisipasi didalamnya.
Dari pengelompokan beberapa data, penulis dapat menyimpulkan
bahwa cara kerja ketua bajingsn Nyabakan Barat untuk penguasaan masyarakat
dominan dengan melakukan penguasaan kepada pemimpin kelompok sosial
lainnya, menggunakan penanaman ideologi serta ketua Bajingan merekayasa
kesadaran kepada pemimpin kelmpok sosial dengan realita yang ada sehingga
taanpa disadari mereka rela mendukung kekuasaan kelompok atau kelas
dominan.. Seperti dalam hasil wawancara berikut.
Deddi mon pdehena jingbajingga ro taetegguk ye tak kera
aman. Deddi jerea seekatakok. ( jadi seperti para bajingan
itu kalo ga di rangkul atau di dekati ga bakan aman
desanya, jadi hal itu yang ditakutkan72
Informan mengatakan bahwa perlunya mendekati para Bajingan, karena
jika tidak melakukan pendekatan dengan para bajingan akan mengancam pada
keamanan desa. Hal ini yang sangat dikhawatirkan terjadi oleh kepala desa
karena bajingan merupakan aktor yang mempunyai kendali atas keaman itu
sendiri.
Konteks ini senada dengan teori yang diungkapkan oleh Antonio
Gramsci bahwa hegemoni merupakan kekuasaan atau dominasi atas nilai-nilai
kehidupan, norma, maupun kebudayaan sekolompok masyarakat yang akhirnya
berubah menjadi doktrin terhadap pemimpin kelompok masyarakat lainnya,
dimana kelompok yang didominasi tersebut secara sadar mengikutinya serta
72 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017.
74
kelompok yang didominasi oleh kelompok hegemoni tidak merasa ditindas
melainkan merasa sebagai hal yang yang seharusnya terjadi.73 Sebagaimana
penuturan kepala desa dalam wawancara;
Yang namanya bajing itu sama seperti polis dek, jadi
jangan di musuhi tapi jangan terlalu dekat. Jadi
pendekatan itu memang harus. Yang pertama agar desa
aman harus pendekatan kepada tokoh masyarakat dan
yang kedua sebatas pendekatan kepada para jingbejingga,
sebatas tidak terlalu dekat tapi tidak jauh74
Menurut Antonio Gramsci bahwa tercapainya persetujuan dari kelas
yang dikuasai dibidang ideologi, moral intelektual, dan kepemimpinan politik,
maka elit dapat memelihara kekuasaanya dalam hubungan-hubungan sosial
yang sudah ada. Hegemoni Gramsci menganggap bahwa kelas yang berkuasa
dapat menjadi kelas yang paling berpengaruh hanya sampai tingkat dimana
ideologinya mampu mengkomodasikan dan memberikan ruang pada
kebudaayaan dan nilai-nilai kelas yang melawannya75.
73NunikWidya,https;//liarkanpikir.wordpress.com/2011/10/15/teori-hegemoni
menurutgramsci/(Jumat12april2018, 09;07). 74 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Nyabakan Barat pada tanggal 24 Desember 2017. 75 Oto Suharto, Kesadaran Yanag Bertentangan Sebagai Bentuk Resolusi Konflik Dalam
Pendidikan;Pengalaman Pesantren Persatuan Islam Di Masa Orde Baru, jurnal Analisis, Vol. 12,
NO 2, 2012,454.
75
Tabel 2
Dominasi bajingan desa Nyabakan Barat
NO Aktor Peran Dominasi
1 Bajingan yang
menjadi aparatur
desa
- Koordinator para
Bajingan
- Distriusi sumber-
sumber material
untuk para bajingan
berupa sembako ,
sejumlah uang
rupiah
- Menciptakan
ketergantungan
masyarakat terhadap
peranan bajingan
- Mendikte
pemerintah untuk
melakukan deal-deal
politik secara tidak
langsung berupa
jabatan kasun agar
dipegang untuk
salah satu bajingan
2 Bajingan bukan
aparatur
Kaki tangan ketua
bajingan
Menakut-nakuti
masyarakat tentang
aksi kriminal termasuk
pencurian dan
kekerasan
Dominasi yang dilakukan elit Bajingan desa Nyabakan Barat dilakukan
dengan persuasif, bukan melalui kekerasan atau paksaan. Elit Bajingan
memanfaatkan kepala desa dan telah menerima cara pandang elit Bajingan
untuk berusaha menguasai rakyat dengan cara menguasai pola pikirnya. Selain
76
itu elit Bajingan desa Nyabakan Barat berusaha mempengaruhi kelompok-
kelompok masyrakat yang tidak sepemikiran.
Sebenarnya kalo menurut saya bajingan itu tidak ditakuti,
bajingan itu sebenarnya sama halnya seperti polisi jadi jangan
dimusuhi. Cuma dikhatirkan saja. Karena bajingan itu kan ga
Cuma satu. Banyak komunitasnya. Komunitasnya ini yang
ditakutkan.76
Dari paparan diatas tersebut merupakan salah satu strategi yang
dilakukann ketua bajingan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat sehingga
tujuannya untuk menjadi kepala dusun bisa tercapai dengan memanfatkan rasa
takut masyarakat terhadap kasus pencurian yang sebelumnya sering terjadi di
desa Nyabakan Barat. finansial merupakan alat yang begitu mudah merubah
pola pikir dan mengaraahkan seseorang sehingga hal ini menjadi begitu sensitif
di kalangan pedesaan khususnya desa Nyabakan Barat. Strategi finansial
tersebut merupakan bentuk yang memungkinkan pihak dominasi untuk
mereencanakan serta mewujudkan pertumbuhan keamanan yang terus menerus
demi tercapainya kestabilitasan desa.
76 Hasil wawancara dengan Abdurrahman pada tanggal 12 Februari 2018.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan guna
menjawab pertanyaan penelitian yang tercantum pada rumusan masalah pada bab
sebelumnya di samping juga saran-saran.
1. Peran elit Bajingan dalam politik pemerintahan desa Nyabakan Barat
antara lain pertama, bajingan yang menjabat sebagai salah satu kepala
dusun berperan dalam mengkoordinir keamanan desa. Kedua, bajingan
mendistribusikan sumber-sumber material untuk para Bajingan. Dalam
menjalankan peranannya tersebut, para bajing difasilitasi dengan fasilitas berupa
sembako, dan sejumlah uang rupiah yang diperoleh dari kepala desa pada elit
bajingan
2. Dominasi bajingan dilakukan dengan kekerasan persuasif kepada
masyarakat desa Nyabakan Barat. Konteks sosial masyarakat yang tidak
aman dimanfatkan untuk mendikte pemerintahan desa. Kejadian
kriminalitas seperti kasus kemalingan yang dimanfaatkan oleh bajingan
mendorong pemerintah desa untuk melakukan deal-deal politik secara
tidak langsung berupa tuntutan jabatan kasun agar dipegang salah satu
Bajingan. Indikasi ini diperkuat dengan konteks sosial masyarakat yang
aman dan stabilitas pemerintahan desa yang terjaga pasca pengangkatan
bajingan sebagai kepala dusun. Permintaan secara tidak langsung ini
didikte oleh bajingan kepada pemerintah desa karena selain keamanan
77
78
terancam, serta citra seorang kepala desa yang terancam ketika desa tidak
aman.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang diperoleh peneliti dilapangan, maka
peneliti mengharapkan dan menyarankan agar bisa menjadi tambahan
wawasan dan juga referensi berpikir bagi para pembaca terlebih untuk kita
sebagai pelajar politik dalam memahami peran dan dominasi premanisme
Bajingan dalam politik desa terutama terkait masalah keamanan desa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005 Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta,
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga
University Press
Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif: Aktuaisasi Metodelogis ke
Arah Ragasssm Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Halim, Abd. 2014. Politik Lokal; Pola, aktor, dan Alur Dramatikalnya.
Yogyakarta: LP2B.
Jumhur dkk., 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: Pustaka
Ilmu
Moloeng, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya,
Muhadjir, Noeng. 1996 Motode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarsin
Nurbuko Cholid dan Abu Ahmadi, 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara
Sakti Hadiwijoyo, Suryo. 2012. Negara, Demokrasi Dan Civil Society.
Yogyakarta: GRAHA ILMU
Soekanto, Soerjono.1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Winarno, Budi. 2008. Globalisasi dan Krisis Demokrasi. Yogyakarta: MedPress
Jurnal
Diambil dari tulisan Pramuwidya Tri Pradipta, “Budaya Alami atau Bencana
ABadi?” dalam http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/25/premanisme-
budaya-alami-atau-bencana-abadi/ (diakses: Rabu, 25 oktober 2017, Pukul
03.20 WIB)
Sumber internet
http://id.wikipedia.org/wiki/premanisme (diunduh: 16 Oktober 2017, Pukul 23.11
WIB)
KBBI Offline V.5.1, QT-Media (tentang Maling)
Skripsi
Wafi, Abdul. “Fenomena Premanisme Politik (Studi Kasus Pemilihan Kepala
Desa Montor Kecamatan Banyuates Sampang Madura)” (Skripsi, Prodi
Filsafat Politik Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2013)