KUHAP BADIKLAT 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

masalah kuhap

Citation preview

  • PENGETAHUAN DASARHUKUM ACARA PIDANA Badiklat Kejaksaan RIPendidikan Pelatihan Pembentukan JaksaMaret 2014OlehAdnan Pasliadja

  • Sistematika Kedudukan, Pengertian dan Fungsi HAPSejarah HAPAsas Asas HAPHak Tersangka / TerdakwaTahapan HAPKoneksitasPembuktianAlat Bukti dan Barang BuktiUpaya HukumPelaksanaan Putusan

  • A. KEDUDUKAN HAPMoeljatno :Bagian dari keseluruhan hukum yg berlaku di suatu negaraYang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk menentukan kapan dan dalam hal apa kpd yang melanggar larangan itu dapat dijatuhi pidanaHukum Pidana : Hukum Publik

  • B. PENGERTIAN HAPSimons Andi Hamzah / van BemmelenWirjono Prodjodikoro

  • B.1. SimonsHAP adalah :Hukum yang mengatur :Bagaimana negaraMelalui alat-alatnyaMelaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana

  • B.2. Andi Hamzah van BemmelenHAP adalah :Peraturan-Peraturan yg diciptakan oleh negara, karena adanya terjadi pelanggaran undang-undang pidana :Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaranSedapat mungkin menyidik pelaku perbuatan ituMengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap si pembuat dan kalau perlu menahannyaMengumpulkan bahan-bahan buktiHakim memberi keputusanUpaya hukumMelaksanakan keputusan

  • B.3. Wirjono ProdjodikoroHAP adalah :Rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitu kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan menegakkan hukum pidana

  • Rangkuman Pengertian HAPHAP merupakan :Serangkaian peraturanDibuat oleh negara ( UU )Memberikan wewenang tkpd aparat penegak hukumMelakukan tindakan penyidikan, penuntutan dan menjatuhkan pidanaTerhadap pelaku tindak pidana

  • C. FUNGSI / TUJUANHAP Penegakan hukumMencari dan mendapatkan kebenaran materiilMelaksanakan putusan pengadilanMelindungi HAMKesimpulan : HAP adalah utk menegakkan hukum pidana materiil.

  • II. Sejarah + Ruang Lingkup HAPSejarah HAP di IndonesiaSejarah KUHAPRuang Lingkup HAP Indonesia

  • II.A. Sejarah HAPdi IndonesiaGG Hindia Bld melalui Firman Raja No.1 tanggal 6 Mei 1946; memerintahkan membuat Peraturan Peraturan tata usaha kepolisian utk Bumiputera.Mr.H.L. Wichers serahkan kpd GG JJ.Rochussen tgl.6-8-1847 serahkan konsepIR Stb.1849 No. 63HIR Stb. 1941 no. 44UU. No.1 Th.1951 perubahan total susunan kehakimanUU No. 8 Th 1981 KUHAP

  • II.B. Sejarah KUHAP1967 dibentuk Panitia Intern Depkeh1968 Seminar Hukum Nasional II1973 Prakarsa LPHN, Panitia Intern Depkeh membahas dg Kejagung, Polri, Hankam 12-9-1979 RUU diserahkan kpd DPR9-10-1979 mulai dibicarakan di DPR22-5-1980 dibentuk Tim Sinkronisasi9-9-1981 disetujui Sigab Komisi III DPR23-9-1981 disetujui Paripurna DPR31-12-1981 disahkan menjadi UU

  • II.C. Ruang Lingkup KUHAPLingkungan Peradilan Umum untuk semua tingkatan :Mahkamah AgungPengadilan TinggiPengadilan NegeriMengikuti asas-asas Hukum PidanaBerlaku utk Tindak Pidana Khusus, kecuali ditentukan lain :UU Pasar Modal -- Tipikor -- PerikananUU Bapebbti -- HAM Berat -- Pengadilan Anak

  • III. ASAS-ASASHAPPraduga Tak BersalahSama di depan hukumPeradilan bebas, sederhana, cepat dan biaya ringanPeradilan terbuka utk umumGanti rugi dan rehabilitasiUpaya paksa berdasar perintah tertulis

  • III.1. Praduga Tak BersalahPsl. 8 UU-4/2004 ttg KPKK Dalam KUHAP tidak ditegaskanMengandung asas utama perlindungan hak warga negara melalui proses hukum yg adil, mencakup :Perlindungan tindakan sewenang-wenangPengadilan yg menentukan bersalah/tidakDi sidang terbukaTersangka / terdakwa diberi jaminan membela diri.

  • III.2. Perlakuan Yang Samadi depan HukumKonvensi Internasional ttg Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965Diratifikasi dg UU 29 / 1999Asas ini bermakna :Equal before the lawEqual protection on the lawaEqual justice under the law

  • III.3. Peradilan Bebas, Sederhana, Cepat dan Biaya RinganPasal 158 KUHAPPasal 18 ayat (2)Pasal 24(3), 25(3), 26(3), 27(3), 28(3), 29(5).Psl. 29(4)Pasal 107Pasal 50Pasal 110Pasal 52Pasal 102Biaya ringan SEMA 19 Okt 1981, minimal Rp.500,- max Rp.10.000,-

  • III.4.Peradilan Terbuka Untuk UmumPasal 53 (3) KUHAP :untuk keperluan pemeriksaan, Ketua sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali perkara kesusilaan dan anak-anak.Pasal 195 KUHAP : semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum

  • III. Ganti Rugi dan RehabilitasiPenjelasan KUHAPPsl. 9 ayat (1) UU-KPKKPsl. 77 83 KUHAP ttg Pra PeradilanPsl. 95 97 KUHAP , Psl. 7 15 PP 27/1983Psl. 9 ayat (2) UU-KPKK

  • III.6. Upaya Paksa berdasar Perintah TertulisPenangkapan( Psl. 1 no. 20; Psl. 16, 17, 18, 19 KUHAP )Penahanan( Psl. 1 no.21; Psl. 20 31 KUHAP )Penggeledahan( Psl.1 no.17,18 ; Psl. 32 37 KUHAP )Penyitaan( Psl.1 no.16 ; Psl.38 43 KUHAP )

  • IV. HAK-HAK TERSANGKA, TERDAKWA, PENASIHAT HUKUMHak TersangkaHak TerdakwaHak Penasihat Hukum

  • IV.1. Hak Tersangka( Tingkat Penyidikan )Segera diperiksa oleh penyidik (ps.50)Pemeriksaan baru dimulai setelah Tersangka diberitahu perbuatan yang disangkakan (53) Memberikan keterangan secara bebas Mendapat bantuan Hukum (54-56)Mengajukan saksi / ahli yang meringankan (65)Tidak dibebani pembuktian(66)Minta ganti rugi / rehabilitasi (77b,81,95-97)Memperoleh salinan BAP.

  • IV.2. Hak Terdakwa( Tingkat Penuntutan )Perkaranya segera diadiliMengerti dakwaannyaMemberikan keterangan dengan bebasDiadili terbuka untuk umumMengajukan pertanyaan kpd saksiMengajukan keberatan thd dakwaanMenolak hakim yang ada hubungan keluargaMenentukan sikap atas putusan

  • IV.3. Hak Penasihat HukumMenghubungi Tersangka/TerdakwaMemperoleh Turunan BAPMengirim + menerima surat dari Tsk / TdwMengajukan penangguhan / pengalihan penahananMengajukan alat bukti (yg meringankan)Mendampingi Tsk/Tdw di setiap tingkat pemeriksaanMengajukan Pembelaan / DuplikMengajukan Upaya Hukum

  • V. TAHAPANHAPVan Bemmelen : lihat hal. 10 ( 7 tahap )KUHAP :PenyelidikanPenyidikanPra Penuntutan / PenuntutanPemeriksaan di PengadilanPutusan PengadilanUpaya HukumPelaksanaan PutusanPengawasan Pelaksanaan Putusan

  • V.1. PenyelidikanPengertianWewenang PenyelidikPenyelidik

  • V.1.a. Pengertian PenyelidikanPasal 1 angka 5 KUHAP : Serangkaian tindakan PenyelidikUntuk mencari dan menemukan suatu peristiwaYang diduga sebagai tindak pidanaGuna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikanMenurut cara yang diatur dalam UU.

  • V.1.b. Wewenang PenyelidikKarena kewajibannya :Menerima laporan / pengaduanMencari keterangan dan buktiMenyuruh berhenti orang yang dicurigaiTindakan lain yg bert.jawabAtas perintah penyidik :Penangkapan, penggeledahan, penyitaanPemeriksaan dan penyitaan suratMengambil sidik jari, memotret orangMembawa orang ke penyidik

  • V.1.c. PenyelidikPasal 1 angka 4 Pejabat polisi negara RIYang diberi wewenang oleh UU iniUntuk melakukan penyelidikan

  • II. PENYIDIKANPengertianMacam-macam PenyidikWewenang :1. Penyidik Polri2. PPNS3. Hubungan antar Penegak Hukum

  • II.a. Pengertian PenyidikanPasal 1 angka 2 KUHAPSerangkaian tindakan penyidikDalam hal dan menurut cara dlm UU iniUntuk mencari dan mengumpulkan buktiYang dg bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadiDan guna menemukan tersangkanya

  • II.b. Macam-Macam PenyidikPenyidik PolriPenyidik Pegawai Negeri Sipil TertentuPenyidik PembantuPenyidik Perwira TNI-ALPenyidik KejaksaanPenyidik KPK

  • II.c.1. Wewenang PenyidikPolriMenerima laporanMelakukan pertama di TKPMenyuruh berhenti orangPenangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaanPemeriksaan suratMengambil sidik jari / memotretMemanggil dan memeriksa Tsk, SaksiMendatangkan ahliMenghentikan penyidikanTindakan lain yang bert.jawab

  • II.c.2. Wewenang PenyidikPPNSWewenang khusus yang diberikan UU (Pajak, Bea Cukai, Imigrasi, Kehutanan, Bapepam, Perikanan)Contoh : Psl. 101 (3) UU Perikanan :Menahan orangMenyita kapalMembebaskan kapal / orang dg uang jaminan

  • II.c.3. Hubungan Antar Penegak HukumPenyidik Polri dengan PPNS :PenPol Korwas PPNSPenPol beri bantuan dan petunjuk PPNSPPNS melaporkan tindak pidana kpd PenpolSP-3 PPNS dilaporkan kpd PenPolPenyidik dengan Penuntut Umum :Penyidik serahkan Berkas kpd PUPU berikan perpanjangan penahananPU beri petunjuk kpd PenyidikSPDPSP-3 diberitahukan kpd PUPU berikan turunan pelimpahan + dakwaan

  • III. PRA PENUNTUTANPengertianTata Cara

  • III.a. Pengertian Pra PenuntutanWewenang PU meneliti berkas perkara yang diterima dari penyidik, dan memberikan petunjuk dalam hal berkas perkara belum lengkap.Hubungan hukum secara horizontal dlm rangka sistem peradilan pidana terpadu

  • III.b. Tata Cara Pra PenuntutanPenyidik serahkan berkas kpd PUPU meneliti, 7 hari PU beritahu Penyidik berkas sudah lengkap/belumBelum lengkap, PU kembalikan kpd Penyidik dengan Petunjuk14 hari tidak dikembalikan oleh PU, berkas dianggap lengkap14 hari Penyidik melengkapi berkas dan kembalikan kepada PU

  • IV. PENUNTUTANPengertianWewenang Penuntut UmumSurat dakwaan :PengertianFungsi / hakikatSyarat Bentuk Perubahan

  • IV.a. Pengertian PenuntutanPasal 1 angka 7 KUHAP :Tindakan penuntut umumMelimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenangDalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU iniDengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan

  • IV.b. Wewenang Penuntut UmumMenerima berkas perkaraMelakukan Pra PenuntutanMemberikan perpanjangan penahananMembuat surat dakwaanMelimpahkan perkaraMemberitahukan waktu persidanganMelakukan penuntutanMenutup perkara demi hukumMelaksanakan penetapan hakimMelakukan tindakan lain

  • IV.c.1. Pengertian Surat DakwaanIR 1848 :Surat / aktaMemuat rumusan tindak pidanaYang didakwakan kpd terdakwaDisimpulkan dari hasil penyidikanMerupakan dasar pemeriksaan di sidang pengadilan

  • IV.c.2. Fungsi / HakikatSurat DakwaanBagi Penuntut Umum :Dasar penuntutanAnalisa yuridis dlm requisitoirUpaya hukumBagi Terdakwa / Penasihat Hukum:Ajukan bukti yang meringankanDasar menyusun pembelaanUpaya hukumBagi Hakim :Dasar pemeriksaan di sidangDasar menjatuhkan putusan

  • IV.c.3.Syarat-SyaratSurat DakwaanSyarat Akta:Diberi tanggal dan di tandatangani PUSyarat Formal :Identitas terdakwaSyarat Material :Uraian cerjeleng tindak pidanaWaktu terjadinya tindak pidanaTempat tindak pidana dilakukan

  • IV.c.4. BentukSurat DakwaanTunggalAlternatifSubsidair KumulatifKombinasi / gabungan

  • IV.c.5. PerubahanSurat DakwaanPengadilan belum tetapkan hari sidangPaling lambat 7 hari sebelum sidangBertujuan :Sempurnakan surat dakwaanTidak melnjutkan penuntutan

  • V. UPAYA PAKSAPenangkapanPenahanan PenggeledahanPenyitaan

  • V.1. PenangkapanPasal 1 angka 20Pasal 16Pasal 17Pasal 18Pasal 19

  • V.1.1. Pasal 1 angka 20(Pengertian Penangkapan)Adalah :Suatu tindakan penyidikBerupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka / terdakwaApabila terdapat cukup bukti Guna kepentingan penyidikan/penuntutan / peradilanDalam hal dan menurut cara UU ini

  • V.1.2. Pasal 17 KUHAPPerintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup

  • V.1.3. Pasal 16Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan penangkapanUntuk kepentingan penyidikan, penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan penangkapan

  • V.1.4. Pasal 18 Pelaksana penangkapan petugas kepolisian ( penyidik lain ?)Tertangkap tangan tanpa SPTembusan SP diberikan kpd keluarga

  • V.1.5. Pasal 19 KUHAPWaktu penangkapan hanya 1 hariTerhadap pelanggaran tidak dapat dilakukan penangkapan, kecualui dua kali berturut-turt dipanggil tidak datang tanpa alasan yang sah.

  • V.2. PenahananPengertianSyarat sahnya PenahananTata cara PenahananJenis PenahananPerhitungan Masa TahananPenangguhan / Pengalihan Jenis PenahananBatas Waktu Penahanan

  • V.2.a. Pengertian PenahananPasal 1 angka 21 KUHAPIalah :Penempatan tersangka / terdakwa di tempat tertentuOleh penyidik / penuntut umum / hakim dengan penetapannyaDalam hal dan menurut cara dlm UU ini

  • V.2.b.Syarat sahnya Penahanan Syarat Pembuktian :Sekurang-kurangnya 2 bukti yang sah yang saling bersesuaianSyarat Obyektif :Diancam pidana minimal 5 tahun/ lebihTindak pidana tertentu (Pasal 21(4)b)Syarat Subyektif :Ada kekhawatiran tersangka/ terdakwa:Melarikan diriMenghilangkan barang buktiMengulangi tindak pidana

  • V.2.c.Syarat AdministrasiDengan Surat perintah, memuat :Identitas Tersangka/TerdakwaAlasan penahananTindak pidana yang disangkakanBerita Acara Pelaksanaan :Sejak kapan penahanan dilakukanTempat penahananTurunan SP diberikan kpd keluargaTidak dipenuhi, dapat diajukan pra-peradilan

  • V.2.d. Jenis PenahananTahanan Rumah Tahanan NegaraTahanan RumahTahanan Kota

  • V.2.e. Perhitungan Masa Tahanan Masa penangkapan dan penahanan dikurangkan dari pidana yg dijatuhkanPenahanan RUTAN = jumlah lamanya ditahanPenahanan Kota = 1/5 Tahanan Rumah = 1/3

  • V.2.f. Penangguhan/PengalihanJenis PenahananPenangguhan Penahanan :Jaminan UangJaminan OrangPengalihan Jenis Penahanan

  • V.2.g. Batas Waktu PenahananPenyidik : .( 20 + 40 = 60 )Alasan Khusus.. 30 + 30 = 60Penuntut Umum: ( 20 + 30 = 50 )Alasan Khusus.. 30 + 30 = 60Hakim Pengadilan Negeri..( 30 + 60 = 90 )Alasan Khusus 30 + 30 = 60Hakim Pengadilan Tinggi 30 + 60 = 90Alasan Khusus 30 + 30 = 60Hakim Mahkamah Agung 50 + 60 = 110Alasan Khusus 30 + 30 = 60

  • V.3. PenggeledahanJenis PenggeledahanTata Cara Penggeledahan RumahTata Cara Penggeledahan Badan

  • V.3.a. Jenis PenggeledahanPenggeledahan RumahPenggeledahan BadanTata Cara Penggeledahan

  • V.3.a.1. Penggeledahan RumahTindakan PenyidikMemasuki rumah tempat tinggal, tempat tertutup lainnyaUntuk melakukan tindakan :Pemeriksaan penangkapandalam hal menurut cara yang diatur dlm UU ini

  • V.3.a.2. PenggeledahanBadan Tindakan Penyidikmemeriksa badan / pakaian TskUntuk mencari benda yg diduga keras ada pada badannya / dibawa Untuk di sita

  • V.3.b. Tata Cara Penggeledahan Rumah :Dibekali SPIzin dari Pengadilan NegeriPenghuni menolak / kosong didampingi Kades / RW ,dua saksi

  • V.4. PenyitaanPengertianTata Cara PenyitaanBenda yang dapat dilakukan penyitaanBenda sitaan yg dapat dijual lelangPengembalian Benda Sitaan

  • V.4.a. Pengertian PenyitaanPsl. 1 angka 16 KUHAPAdalah :Serangkaian tindakan penyidikMengambil alih / menyimpan di bawah penguasaannyaBenda : bergerak / tidak bergerak, berwujud / tidak berwujudUntuk kepentingan pembuktian, dalam :PenyidikanPenuntutanPeradilan

  • V.4.b. Tata CaraPenyitaan Oleh penyidik, dengan SP, Izin Ketua PNSangat mendesak, tanpa izin setelah menyita minta persetujuan Ketua PNTertangkap tangan saat itu disitaMenyita surat harus ada izin khususBenda ada pd orang lain, diminta utk menyerahkan dg tanda terimaSurat rahasia harus ada izin khusus dari Ketua PNSemua benda sitaan disimpan di Rupbasan

  • V.4.c.Benda yang dapatdilakukan PenyitaanBenda/tagihan diperoleh dari tindak pidanaAlat melakukan tindak pidanaBenda utk menghalangi penyidikanBenda yg khusus dibuat utk melakukan tindak pidanaBenda lain yg mempunyai langsung dg tindak pidanaBenda yg ada dlm sitaan perdata/pailit

  • V.4.d.Benda Sitaanyang dapat di lelangBenda yang cepat rusak, biaya simpan tinggiProsedur :Dengan persetujuan tersangkaSisihkan utk BBUang Hasil lelang jadikan BBBS berbahaya , terlarang > amankan

  • V.4.e.PengembalianBenda SitaanSebelum putusan :Tidak diperlukan lagi dik / tutPerkara dihentikan dik / tut nyaPerkara dideponeer oleh JAPerkara ditutup demi hukumSetelah putusan :Dikembalikan kpd yg disebut dlm putusanDirampas untuk negaraDirampas untuk dimusnahkanUntuk bukti perkara lain

  • V.6 PEMERIKSAANSaksiAhliTersangka

  • VI.a. Pemeriksaan SaksiMenjadi saksi adalah kewajiban hukumSyarat sahnya kesaksianPemanggilanPemeriksaan dengan BATidak dapat menjadi saksi dan dapat mengundurkan diri sbg saksiBAP berisi tanya jawabDitandatangani Penyidik, Saksi/Tsk

  • VI.b. Pemeriksaan AhliMinta pendapatSebelum pemeriksaan disumpah/janjiDapat memberikan laporan

  • VI.c. Pemeriksaan TersangkaTsk Psl. 1 angka 14Dipanggil secara sahDiberitahukan :hak-haknya ( didampingi PH )Tindak pidana yg disangkakanBAP dto Tersangka dan Penyidik

  • VII. PRA PERADILANPengertianObyekSubyekAcara PutusanGugurnya permintaan

  • VII.a. Pengertian Praperadilan( Psl. 1 angka 10 )Wewenang pengadilan negeri, untuk memeriksa dan memutus :Sah/tidaknya penangkapan, penahanan atas permintaan Tsk/Kel/KuasanyaSah/tidaknya penghentian penyidikan / penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilanPermintaan ganti kerugian / rehabilitasi oleh Tsk/Kel/Kuasa yg perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.

  • VII.b. Obyek PraperadilanTidak sahnya penangkapanTidak sahnya penahananTidak sahnya penghentian PenyidikanTidak sahnya penghentian penuntutanTidak sahnya penyitaanGanti kerugianRehabilitasi

  • VII.c. Subyek PraperadilanTidak sahnya penangkapan/penahananOleh : Tersangka / Keluarga / KuasanyaTidak sahnya penghentian penyidikanOleh : PU, Pihak ketiga ybkpt Tidak sahnya penghentian penuntutanOleh : Penyidik, Pihak Ketiga ybkptTidak sahnya penyitaanOleh : Tsk / Kel, Pihak Ketiga ybkptGanti rugi / RehabilitasiOleh Tsk / Kel, Pihak ketiga ybkpt

  • VII.d. Acara PemeriksaanPraperadilanPermintaan diajukan kpd PN tempat termohon tinggalHakim tunggal, panitera yg menetapkan setelah tiga hari ditunjukHakim mendengar keterangan pemohon, Tsk, pejabat yg berwenang, surat-surat yg berhubungan dengan perkara Tujuh hari harus sudah putus.

  • VII.e. PutusanPraperadilanPenangkapan / penahanan tidak sah :Tsk/Tdw segera dikeluarkanBesarnya ganti rugi + rehabilitasiSP-3 tidak sah penyidikan/penuntutan dilanjutkanSP-3 sah :Tsk ditahan > tetapkan ganti kerugian + rehabilitasiTsk tidak ditahan > rehabilitasiPenyitaan tidak sah > BS dikembalikan Tidak dapat dimintakan banding, kecuali SP-3

  • VII.f. Gugurnya PermintaanPraperadilanPerkara pokoknya sudah mulai diperiksa oleh pengadilan negeriPerkara praperadilan belum selesai / belum diputusMaka permintaan praperadilan gugur demi hukum.

  • VIII. GANTI KERUGIANPengertianPemeriksaanBentuk PutusanDaluarsaJumlah besarnya

  • VIII.a. PengertianHak seseorang utk mendapatkan pemenuhan/tuntutannyaBerupa imbalan sejumlah uang, karena :ditangkap, ditahan, dituntut / diadili tanpa alasan UU ataukekeliruan orangnya/hukum yg diterapkan

  • VIII.b. Pemeriksaan Diperiksa oleh praperadilandlm hal perkara pokoknya belum diperiksa / diperiksa oleh pengadilan negeriDiperiksa pengadilan negeriDalam hal perkara pokoknya sudah diperiksa / diputus pengadilanSejauh mungkin diperiksa oleh hakim yg samaAcara pemeriksaan praperadilanPutusan berbentuk Penetapan.

  • VIII.d. DaluarsaDalam waktu 3 bulan sejak putusan MKHTTerhadap sah/tidaknya penghentian dik / tut, 3 bln sejak SP-3 diberitahukan

  • VIII.e. Jumlah BesarnyaRp.5.000,- s/d Rp.1.000.000,-Mengakibatkan sakit/cacat max Rp.3.000.000,-Ganti rugi dibayar oleh MenKeu / Kantor Perbendaharaan negara.

  • Penggabungan Ganti Rugidg perkara pidanaTindak pidana menimbulkan kerugianHakim atas permintaan korban dapat menetapkan digabungkan ganti rugi dengan perkara pidananyaSebelum PU mengajukan tuntutannyaDasar hukum Psl. 98 101 KUHAP

  • VIII.f. Tata cara Pemeriksaan PN menimbang apakah berwenang mengadili gugatan perdata tsb;HA Perdata yg berlakuPutusan Hakim hanya menetapkan biaya yg telah dikeluarkan oleh korban;Perkara pidana mkht, perdatanya juga mkhtBanding, termasuk perdatanyaPidana tidak banding, perdatanya tidak bisa banding

  • VIII.g. Pelaksanaan PutusanPerkara pidananya oleh JaksaGanti rugi dilaksanakan oleh Panitera / Juru Sita.

  • VIII.h. RehabilitasiHak seseorangUntuk mendapat haknya dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya, karena :ditangkap, ditahan, dituntut atau diadiliKekeliruan orang / hukumnya

  • VIII.i.j.Tata Cara Pengajuan dan PemeriksaanPermintaan 14 hari setelah putusan Pra peradilan :Diajukan kpd PN yg berwenangAmar : memulihkan hak pemohon, dst.Petikan penetapan praperadilan disampaikan kpd pejabat ybs dan ditempelkan di papan pengumuman.Peradilan biasaPutusan bebas, ontslag maka rehabilitasi tanpa diminta dicantumkan dalam putusan;Amar : memulihkan hak terdakwadst.Ditempelkan di papan pengumuman PN.

  • IX. KONEKSITASPengertianPenyidikanWewenang mengadiliPenuntutanPemeriksaan SidangPraperadilan Koneksitas

  • IX.a. Pengertian KoneksitasTindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk :Lingkungan peradilan umumLingkungan peradilan militer

  • IX.b. PenyidikanKoneksitasOleh Tim Tetap yang anggotanya :Penyidik Polri / PPNS Polisi MiliterOditur Militer / Odmil tinggi Hasilnya diteliti bersama PU dan Otmil utk menentukan pengadilan mana yg berwenang;Bila ke Peradilan Umum Papera membuat keputusan dan segera menyerahkan kpd PUBila ke Peradilan Militer, keputusan Papera menjadi dasar Odmil utk usulkan ke Ketua Mahkamah Agung agar diadili oleh Pengadilan Militer.

  • IX.c. Wewenang MengadiliPerkara KoneksitasTitik berat pada kerugian akibat tindak pidanaDiteliti oleh Jaksa Tinggi dan OdmilAda perbedaan, diputus oleh Jaksa Agung + Oditur Jenderal.

  • IX.d. Peradilan KoneksitasOleh Pengadilan Negeri :Hakim Ketua dari PNHakim anggota Hakim PN dan Hakim MiliterHukumnya : KUHAPOleh Pengadilan Militer :Hakim Ketua dari Hakim MiliterAnggota : Hakim Militer + Hakim PNHukum Acara : UU 6/1950 jo UU 1/1958

  • X. PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA

    Sistem / Teori Pembuktian :UmumDi IndonesiaAlat Bukti :Jenis Alat BuktiKekuatan pembuktianBarang BuktiPembuktian :Beban PembuktianTahap Penyelidikan, Penyidikan, PenuntutanPersidanganPerbedaan keterangan di penyidikan dengan di sidang

  • X.1. Sistem / TeoriPembuktian Umum :Keyakinan Hakim semata (conviction intime)Keyakinan Hakim atas alasan logis ( conviction raisonnee )Pembuktian menurut UU secara positif (positif wettelijk stelsel)Pembuktian menurut UU secara negatif ( negatif wettelijk stelsel ) b. Di Indonesia : Negatif wettelijk stelselPasal : 183 KUHAP

  • X.2.a. Jenis Alat BuktiPasal 184 KUHAP:Keterangan SaksiKeterangan AhliSuratPetunjukKeterangan Terdakwa

  • X.2.b.1. Alat BuktiKeterangan Saksi Keterangan Saksi ( Psl.185 )Apa yang diterangkan di sidang ( disumpah )Seorang Saksi tidak cukup membuktikanDisertai satu alat bukti sah lain ( Ps. 183 )Bukti rantai (ketting bewijs)Pendapat, rekaan, bukan ket. Saksi ( Ps.1 no.27)Harus diperhatikan :Persesuaian antar saksiPersesuaian dg alat bukti lainAlasan memberikan keteranganCara hidup / kesusilaan saksi

  • X.2.b.2. Alat BuktiKeterangan AhliPasal 186 KUHAP :Apa yang dinyatakan di sidang ( setelah disumpah )Dapat juga diberikan di penyidik / penuntut umum dengan laporan dibawah sumpah

  • X.2.b.3. Alat BuktiSuratPasal 187 KUHAP :Dibuat atas sumpah jabatan :BA / surat lain ttg keterangan, kejadian, keadaan, dilihat, dialamiYang dibuat menurut per-uu-anSurat keterangan ahliSurat lain yg ada hub. dg alat bukti lain

  • X.2.b.4. Alat BuktiPetunjukPasal 188 KUHAPAdalah : perbuatan, kejadian, keadaan bersesuaian menandakan telah terjadi tindak pidana dan siapa pelakunyaDiperoleh dari : Ket. Saksi, Surat, Keterangan TerdakwaKekuatan pembuktian diserahkan kepada Hakim dg arif, bijaksana, cermat, seksama dan hati nurani.Tipikor, KPK : pengertiannya diperluas

  • X.2.b.5. Alat BuktiKeterangan TerdakwaPasal 189 KUHAP :Apa yg dinyatakan di sidang yg ia lakukan, ketahui, alami sendiriKet. diluar sidang dapat membantu Hanya dapat digunakan thd dirinyaTidak cukup utk membuktikan, harus disertai alat bukti lain

  • X.2.c. Barang BuktiIalah : benda bergerak, tidak bergerak, yg mempunyai hubungan dg tindak pidanaHarus disita dg BA oleh penyidik dg izin Ketua PNBarang bukti ini dapat menjadi petunjuk karena dapat menghubungkan antara TKP, Korban dan Tsk.

  • X.3.a. Beban PembuktianTidak diatur di KUHAPPasal 66 Terdakwa tidak dibebani PembuktianPerdata : siapa yang mendalilkan ia harus membuktikan ( Jaksa mendakwa )UU -Tipikor : PU wajib membuktikanAda pembuktian terbalik

  • X.3.b.1. Pembuktiantahap PenyelidikanTidak semua perkara melalui tahap LIDPenyelidik mempunyai wewenang:Menerima laporan + pengaduanMencari keterangan dan barang buktiMenyuruh berhentiTindakan lainAtas perintah penyidik :Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan, penyitaan;Pemeriksaan dan penyitaan suratMengambil sidik jari / memotretMembawa orang ke penyidik

  • X.3.b.2. Pembuktian dalam Tahap Penyidikan Tugas pokok penyidik adalah mencari bukti (termasuk barang bukti)Dari bukti-bukti itu, penyidik menentukan apakah perbuatan itu merupakan suatu tindak pidana dan siapa pelakunyaApabila penyidik dengan bukti-bukti itu berpendapat telah terjadi tindak pidana serta sudah dapat ditentukan tersangkanya maka ia melimpahkan ke PU

  • X.3.b.3. Pembuktian dalam PenuntutanPU menerima hasil penyidikanPU meneliti : apakah orang dan / bukti hasil penyidikan telah memenuhi syarat pembuktian Bila tidak cukup bukti PU menghentikan penuntutanBila telah lengkap dan memenuhi persyaratan > dilimpahkan ke PN

  • X.3.c. Pembuktian di Persidangan Bukti-bukti tahap DIK diperiksa di sidang apakah dapat dijadikan alat bukti yang sahKeterangan yang dinyatakan di sidang oleh :Saksi di sidang dapat menjadi alat bukti keterangan saksiAhli di sidang dapat dijadikan alat bukti ket. AhliTerdakwa dapat dijadikan alat bukti keterangan terdakwaSurat yg diajukan di sidang dapat dijadikan alat bukti suratBarang bukti diajukan disidang dapat menjadi alat bukti petunjukApakah barang bukti,ket.saksi,surat, ket.Tdw dapat dijadikan alat bukti petunjuk oleh Hakim

  • XI. UPAYA HUKUMPengertianJenis :Upaya hukum biasa :PerlawananBandingKasasi Upaya hukum luar biasa :Kasasi demi kepentingan hukumPeninjauan kembali

  • XI.1. PengertianUpaya HukumPasal 1 angka 12 KUHAP :Hak terdakwa / PUUntuk tidak menerima putusan pengadilanBerupa :Perlawanan-- KasasiBanding-- Peninjauan KembaliDalam hal dan menurut cara UU ini

  • XI.2.a.1. Perlawanan Psl. 156 KUHAP, keputusan Hakim atas :Pengadilan tidak berwenang mengadiliDakwaan tidak dapat diterima / dibatalkanPasal 80, 81 KUHAP : perlawanan atas putusan praperadilan ttg sah/tidaknya penghentian penyidikan / penuntutan.Pasal 214 (4) : Perlawanan atas putusan APPLLJ yang tidak dihadiri TDW berupa perampasan kemerdekaan

  • XI.2.a.2. Upaya HukumBandingPsl. 21 UU - 22/2002 :Putusan tidak : bebas, ontslag *) Psl. 67 KUHAP :Putusan tidak : bebas, ontslag *) yang menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum, Putusan dlm perkara APC*) lihat pasal 191 (2) KUHAP

  • XI.2.a.3. Upaya Hukum KasasiPasal 244 KUHAP :Oleh PU atau Terdakwa / PHKecuali putusan bebasPasal 253 (1) KUHAP, alasan Kasasi :Peraturan hukum tidak diterapkanCara mengadili tidak menurut UUPengadilan melampaui batas kewenanganSurat MARI : MA/Peb/2651/83 , Yurisprudensi MA No.19/Kr/1969 :Putusan bebas tidak murni dapat dikasasi

  • XI.2.b.1. Upaya Hukum Luar BiasaKasasi demi Kepentingan HukumPasal 259 262 KUHAPTerhadap putusan MKHT : PN, PT, peradilan militer ; kecuali putusan MAOleh Jaksa AgungTidak boleh merugikan pihak yang berkepentingan

  • XI.2.b.2. Upaya Hukum Luar BiasaPeninjauan KembaliPsl.23 UUKK : hanya satu kaliPasal 263 KUHAPTerhadap putusan MKHT ( semua tingkat)Kecuali putusan bebas / ontslagTerpidana / Ahli waris *)Alasan :Ada novumterbukti tidak dipidanaKekhilafan / kekeliruan Hakim *) dalam perkembangannya Jaksa juga bisa PK : M.Pakpahan, Polycarpus.

  • X. PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILANPsl. 36 UUKKPsl. 270 276 KUHAPTerhadap Putusan yang telah MKHTOleh Jaksa :Mati : menurut UU no. 2/Pnps/1964Penjara/kurungan > LapasDenda : 1 bulan (dpt diperpanjang), APC = seketikaBersyarat : dilakukan dg wasmat sungguh-2Biaya perkara

  • PenutupTerima kasih atas perhatiannyaDan Selamat Bertemu Di Badiklat Kejaksaan RIDi JAKARTA