19
BAB I KONSEP DASAR KINETIKA KIMIA Tujuan Pembelajaran: 1. memahami tujuan dan pentingnya kinetika kimia. 2. memahami hubungan termodinamika kimia dengan kinetika kimia. 3. memahami variabel-variabel yang mempengaruhi laju reaksi. 4. memahami definisi: laju reaksi, hukum laju, orde reaksi, konstanta laju reaksi, reaksi dasar, reaksi kompleks, molekularitas reaksi, mekanisme reaksi, kompleks teraktivasi, energi aktivasi, dan katalis.

Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

BAB IKONSEP DASAR KINETIKA KIMIA

Tujuan Pembelajaran:1. memahami tujuan dan pentingnya kinetika

kimia.2. memahami hubungan termodinamika kimia

dengan kinetika kimia.3. memahami variabel-variabel yang

mempengaruhi laju reaksi.4. memahami definisi: laju reaksi, hukum laju,

orde reaksi, konstanta laju reaksi, reaksi dasar, reaksi kompleks, molekularitas reaksi, mekanisme reaksi, kompleks teraktivasi, energi aktivasi, dan katalis.

Page 2: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

1. Termodinamika Kimia

Termodinamika kimia mempelajari hubungan antara reaktan dan hasil reaksi, tidak mempelajari bagaimana suatu reaksi tersebut berlangsung dan dengan kecepatan berapa kesetimbangan reaksi kimia dicapai. Hal ini dipelajari dalam kinetika kimia, sehingga kinetika kimia merupakan pelengkap bagi termodinamika kimia.

Termodinamika kimia memberikan 2 hal penting yang diperlukan dalam merancang reaktor, yaitu : panas yang dibebaskan atau panas yang diserap selama reaksi berlangsung dan tingkat reaksi maksimum yang tepat.

Page 3: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

2. Kinetika Kimia

Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika yang mempelajari laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut.

dDcCbBaA

eksoterm negatif,

endoterm positif,rH

Page 4: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Beberapa alasan pentingnya mempelajari kinetika kimia, yaitu:

1. Untuk kimia fisika, sebagai jalan untuk memahami lebih dalam sifat dari sistem reaksi, untuk memahami bagaimana pemutusan ikatan kimia dan terbentuknya ikatan kimia yang baru, dan untuk memperkirakan energi dan kestabilan suatu produk.

2. Untuk kimia organik, kinetika kimia sangat penting karena reaksi kimia akan memberikan petunjuk pada struktur molekul. Suatu sifat yang penting dari setiap reaksi organik adalah bagaimana pemutusan satu atau lebih ikatan kimia (pada reaktan) dan pembentukan ikatan kimia yang baru (pada produk). Kemudian dengan membandingkan struktur pada reaktan dan produk, akan dapat ditentukan ikatan yang hilang dan ikatan yang terbentuk. Jadi kekuatan relatif ikatan kimia dan struktur molekul senyawa dapat ditelusuri dengan kinetika kimia.

Page 5: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

3. Untuk teknik kimia, kinetika suatu reaksi harus diketahui jika kita ingin merancang peralatan untuk menghasilkan reaksi yang baik pada skala keteknikan.

4. Disamping itu, merupakan teori dasar yang penting dalam proses pembakaran dan pelarutan

serta melengkapi proses perpindahan massa dan perpindahan panas, dan memberikan masukan pada metode pemecahan masalah penomena laju dalam studi yang lain.

Dalam mempelajari laju reaksi, ada beberap hal yang perlu diperhatikan yaitu;

Apakah reaksi berlangsung dengan cepat atau lambat? Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada konsentrasi? Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada temperatur? Apakah reaksi berlangsung dalam satu tahapan atau

dalam beberapa tahap? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju tiap-tiap

tahap? Apa yang terjadi dengan energi yang dilepaskan ketika

reaksi berlangsung?

Page 6: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

2.1. Reaksi Kimia dan WaktuReaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada yang cepat ada yang lambat. Reaksi yang cepat misalnya reaksi penetralan antara larutan asam klorida dan larutan natrium hidroksida, reaksi pengndapan perak klorida antara larutan perak nitrat dan larutan natrium klorida. Reaksi yang berlangsung lambat misalnya pengkaratan besi, reaksi–reaksi yang menyangkut proses geologi juga berlangsung sangat lambat, misalnya pelapukan kimia batu karang yang disebabkan oleh pengaruh air dan gas-gas yang terdapat di atmosfir.

2.2. Laju Reaksi (Kecepatan Reaksi), rLaju reaksi adalah kecepatan (laju) berkurangnya pereaksi

(reaktan) atau terbentuknya produk reaksi. Dapat dinyatakan dalam satuan mol/L atau atm/s.

Page 7: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

2.3. Persamaan Laju Reaksi (Hukum Laju)Hukum laju adalah persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai. Persamaan laju atau Hukum laju diperoleh dari hasil eksperimen. Persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk diferensiaal atau bentuk integral.

2.4. Orde Reaksi, nOrde reaksi adalah pangkat konsentrasi dalam persamaan

laju bentuk diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat, namun dari hasil eksperimen, dapat berupa bilangan pecahan atau nol.

2.5. Konstanta Laju, kKonstanta laju reaksi adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi.

Page 8: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Contoh, untuk reaksi: aA + bB → Produk

Jadi persamaan hukum lajunya adalah:

dimana :-rA : laju reaksi komponen Ak : konstanta laju reaksi[A] dan [B]: konsentrasi reaktan A dan Bx dan y : orde reaksi terhadap A dan B

yxk BA r- A

2.6. KatalisKatalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi tanpa mengalami perubahan secara kimia pada akhir reaksi. Katalis memberikan jalan lain dengan energi aktivasi yang lebih kecil.Inhibitor adalah zat yang memperlambat laju reaksi.Katalis Homogen adalah katalis yang mempunyai fase yang sama dengan pereaksi (reaktan). Katalis heterogen adalah katalis yang mempunyai fase yang tidak sama dengan fase pereaksi (reaktan).

Page 9: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

2.7. Zat antara (Intermediate/Kompleks teraktivasi)Kompleks teraksivasi adalah sekumpulan radikal bebas, ion-ion dan zat polar, molekul-molekul serta kompleks transisi pereaksi yang tidak stabil dan bersifat aktif, yang berada dalam keadaan transisi sebelum berubah menjadi produk reaksi.

2.8. Energi Aktivasi, EAEnergi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki

pereaksi (reaktan) untuk menghasilkan produk reaksi.

2.9. Reaksi Elementer dan Non-elementerReaksi elementer adalah reaksi dimana persamaan laju reaksinya sesuai dengan persamaan stoikiometrinya. Reaksi elementer (reaksi dasar) adalah tiap reaksi yang merupakan proses satu tahap.Contoh:

PA k 2 2].[AkrA

PBA k 22]].[.[ BAkrA

Page 10: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Reaksi non-elementer adalah reaksi dimana persamaan kecepatan reaksinya tidak sesuai dengan persamaan stoikiometri reaksinya.Contoh:

HBr 21

222

k

kBrH

][

][]].[.[

22

5,0221

Br

HBrk

HBrkrHBr

BABAk

k2

1

2

2 ].[21

].[].[72,0 2

2 A

BAr BA

Model kinetika reaksi Non-elementerUntuk menjelaskan mengenai kinetika reaksi non-

elementer, maka kita beranggapan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi elementer yang terjadi secara berurutan, tetapi kita ”tidak dapat mengukur dan mengamati” terbentuknya intermediate, karena terbentuknya dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga kita beranggapan dalam keadaan setimbang = 0, asumsi ini disebut asumsi steady-state.

Page 11: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Contoh reaksi non-elementer:

0ate)(intermedi d

dt

1

22 2 2

k

kA B AB

Maka untuk menjelaskannya dibuat langkah-langkah, sebagai berikut:

* 2 1

22 AAk

k

* *3

42 BABBAk

k

ABBAk

k **

5

6

1.

2.

3.

Tanda bintang (*) menunjukkan intermediate (kompleks teraktivasi) yang “takteramati”.

Page 12: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Reaksi KompleksReaksi kompleks adalah suatu kumpulan dari reaksi-reaksi elementer (reaksi dasar) yang memberikan produk-produk yang diperlukan atau menguraikan tahap-tahap atau mekanisme terjadinya suatu reaksi. Contoh:

3252 NONOON

NOONONONO 2232

23 2NONONO

………………….... 1.

…………… 2.

………………………… 3.

Dari keempat tipe intermediate diatas, terdapat 2 macam reaksi:1. Reaksi tak-berantai

Reaktan → (Intermediate)*(Intermediate)* → Produk2. Reaksi berantai

Reaktan → (Intermediate)* inisiasi

(Intermediate)* + Reaktan → (Intermediate)* + Produk propagasi

(Intermediate)* → Produk terminasi

Page 13: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

2.10. Molekularitas Reaksi

Perhatikan reaksi:

(g) 2(g) 2C45 ,CCl dalam

(g) 52 ONO 4 ON 2o

4

Laju reaksi = k.[N2O5]Reaksi ini adalah orde kesatu. Jadi orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien stoikiometri (dari reaksi penguraian N2O5). Sehingga orde reaksi tidak dapat disimpulkan dari persamaan reaksi.Molekularitas suatu reaksi adalah jumlah molekul yang ikut dalam reaksi dan nilainya adalah satu, dua, dan kadang-kadang tiga. Molekularitas hanya berlaku untuk reaksi-reaksi dasar (reaksi elementer). Misalkan reaksi penguraian N2O5 diatas, berlangsung dalam tiga tahap. Reaksi tahap (2) adalah reaksi yang lambat dan disebut sebagai tahap penentu laju reaksi. Reaksi diatas adalah orde kesatu, molekularitas tahap penentu laju reaksi adalah dua, sehingga disebut reaksi bimolekular.

Page 14: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

3. Klasifikasi Reaksi KimiaAda banyak cara untuk mengelompokkan reaksi kimia, yang disesuaikan dengan jumlah, macam, dan fase yang terlibat dalam suatu reaksi.

Reaksi dikatakan homogen apabila berlangsungnya reaksi dalam satu fase saja. Dalam reaksi homogen seluruh bahan yang bereaksi (reaktan) ditemukan dalam keadaan fase tunggal, yaitu apakah itu padat, cair atau gas. Jika reaksi berkatalis, maka katalis harus uga dalam fase yang sama dengan reaktan.

Reaksi dikatakan heterogen terjadi apabila berlangsungnya paling sedikit 2 fase. Kadang klasifikasi ini tidak jelas batasnya untuk kelompok besar reaksi secara biologis, reaksi substrat-enzim. Disini enzim bertindak sebagai katalis dalam memproduksi protein, padahal kenyataannya enzim sendiri merupakan gabungan protein dengan berat molekul yang besar dengan ukuran 10 – 100 mμ. Larutan yang mengandung enzim mengaburkan batasan yang sama antara sistem homogen dan s istem heterogen.

Page 15: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Non Katalitis Katalitis

Reaksi Homogen

- kebanyakan reaksi fase gas

- kebanyakan reaksi fase cair

- reaksi yang berlangsung cepat seperti; pembakaran.

- reaksi dalam sistem koloid- reaksi enzim dan mikrobial

Reaksi Heterogen

- pembakaran batubara- peleburan bijih tambang- pemecahan padatan dengan asam- absorpsi gas-cair disertai denga reaksi- reduksi bijih besi menjadi baja dan besi

- sintesa amonia- oksidasi amonia untuk memproduksi asam nitrat - pemecahan (cracking) crude oil- oksidasi SO2 → SO3

Klasifikasi reaksi kimia yang berguna dalam perencanaan reaktor kimia:

Page 16: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

4. Variabel yang Berpengaruh terhadap Laju ReaksiVariabel yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, tekanan, temperatur, dan katalis. Variabel inilah yang kita kontrol untuk mempelajari laju reaksi. Dalam sistem yang homogen; konsentrasi, tekanan, dan temperatur, adalah variabel yang nyata, sedangkan dalam sistem heterogen yang lebih dari satu fase akan menjadi permasalahan yang lebih kompleks.Dan kita dapat menyimpulkan bahwa laju reaksi komponen A merupakan fungsi dari sebagai berikut:

C)P,T,(

i)konsentras tekanan,,temperatur(

sistem)keadaaan (

frA

fr

fr

A

A

Page 17: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Dalam industri suatu proses perlu dipercepat atau diperlambat. Oleh karena itu setiap reaksi kimia dalam industri perlu dilangsungkan pada kondisi tertentu agar produknya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Jadi

dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suatu reaksi, maka reaksi itu dapat dikendalikan.

5. Definisi Laju Reaksi.Laju reaksi dapat didefinisikan berdasarkan pada: satuan volume

fluida yang bereaksi, satuan massa padatan dalam sistem cair-padat, satuan antar permukaan dari sistem cair-cair atau sistem gas-padat, dan satuan volume reaktor.

Contoh: Laju reaksi pembentukan komponen i yang didasarkan pada satuan volume fluida yang bereaksi;

(waktu) fuida) volume(

) terbentukyang ikomponen (mol

dt

N d1i

Vri

Page 18: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Bila laju reaksi didasarkan pada satuan massa padatan dalam sistem cair-padat maka persamaan lajunya:

Bila laju reaksi didasarkanpada satuan antar permukaan dari 2 sistem cair-cair atau satuan permukaan dalam sistem gas-padatan, maka persamaan lajunya:

(waktu) padatan) massa(

) terbentukyang ikomponen (mol

dt

N d1i

Wri

(waktu) permukaan)(

) terbentukyang ikomponen (mol

dt

N d1i

Sri

Page 19: Kuliah Bab I Konsep Kinetika

Sedangkan laju reaksi yang didasarkan pada satuan volume reaktor dan apabila berbeda dengan laju reaksi yang didasarkan atas satuan volume fluida, maka persamaan lajunya:

(waktu) reaktor) (volume

) terbentukyang ikomponen (mol

dt

N d1i

Vr

Ri

Jika laju reaksi didasarkan pada satuan volume padatan dalam sistem gas-padat, maka:

(waktu) padatan) (volume

) terbentukyang ikomponen (mol

dt

N d1i

Vr

Si