14
Meta safitri, M. Sc., Apt KULIAH FARMASETIKA DASAR

Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasetika dasar

Citation preview

Page 1: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

Meta safitri, M. Sc., Apt

KULIAH FARMASETIKA DASAR

Page 2: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

MATERI KULIAH PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN

BENTUK SEDIAAN. KELARUTAN WADAH PENYIMPANAN OBAT PENIMBANGAN RUTE PENGGUNAAN OBAT DOSIS

Page 3: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN BENTUK SEDIAAN:

Bentuk sediaan

Pulvis

Pulveres

Pil

Tablet

Suspensi/sirup

Suppositoria

Salep/cream dll

Page 4: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

KELARUTAN

SIFAT ∑ bagian pelarut untuk melarutkan bagian zat

Sangat mudah larut < 1

Mudah larut 1-10

Larut 10-30

Agak sukar larut 30-100

Sukar larut 100-1000

Sangat sukar larut 1000-10000

Praktis tidak larut > 10000

Page 5: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

PENIMBANGAN Dalam banyak literatur spesifikasi

penimbangan kadang dituliskan : 1. Timbang Lebih Kurang : Toleransi 10

% 2. Timbang seksama : toleransi 0,1 %Dalam pengukuran volumetrik/

gravimetrik dilakukan pengukutan secar seksama.

Page 6: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

WADAH PENYIMPANAN OBAT Syarat : tidak boleh mempengaruhi bahan yang

disimpan didalamnya. Baik secara kimia atau fisika yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya.

Jenis-jenis wadah:1. WADAH TERTUTUP BAIK : Harus melindungi isinya

terhadap masuknya bahan padat dari luardan mencegah kehilangan waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.

2. WADAH TERTUTUP RAPAT: Harusmelindungi isinya terhadap masuknya bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan, pencarian dan penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan da dengan cara yang biasa.

Page 7: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

LANJUTAN….. WADAH TERTUTUP KEDAP : harus dapat mencegah

menembusnya udaraatau gas pada waktu pengurusan, pengangkutan,penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan dan dengan cara biasa.

WADAH SATUAN TUNGGAL: Harus tertutup sedemikian rupa sehingga isi wadah tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tutupnya.

WADAH DOSIS TUNGGAL : Wadah satuan tunggal zat yang digunakan hanya untuk injeksi.

WADAH DOSIS SATUAN : Wadah satuan tunggal zatyang digunakan dalam dosis tunggal, langsung dari wadah.

WADAH SATUAN GANDA : Wadah yang dapat memungkinkan dapat diambil sebagian isinya tanpa mengakibatkan perubahan potensi, mutu, atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.

Page 8: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

RUTE PENGGUNAAN OBAT Memilih rute penggunaan obat tergantung dari

tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi pasien.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:a. Tujuan terapi lokal/sistemikb. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu

cepat atau lamac. Stabilitas obat didalam lambung dan atau

ususd. Keamanan relatif dalam penggunaane. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi

pasien dan dokterf. Kemampuan pasien.

Page 9: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

Bentuk sediaan dapat mempengaruhi kecepatan dan efek terapi/obat.

Bentuk sediaan dapat memberikan efek:1. Sistemik Dapat diperoleh dengan cara :

a.Oral/rektal b. Parenteral i.v, i.m, dan sc

Inhalasi langsung ke dalam paru2

2. LokalDapat diperoleh dengan cara:a. Intraokular, intranasal, aural b. Intrarespiratorial berupa gas yang masuk ke dalam

paru2.

Page 10: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

Istilah Letak masuk dan jalan absorpsi obat

Oral Melalui mulut masuk ke dalam saluran intestinal (lambung), penyerapan obat melalui membran mukosa pada lambung.

Sublingual Dimasukkan dibawah lidah, penyerapan obat melalui membran mukosa.

Parenteral/injeksi Melalui jalan selain lambung, yakni dengan merobek jaringan

a. intravena Masuk kedalam pembuluh darah balik vena

b. intrakardial Menembus jantung

c. intrakutan Menembus kulit

d. subkutan Dibawah kulit

e. Intramuskular Menembus otot daging

Intranasal Diteteskan pada hidung, efek lokal

Aural Diteteskan pada telinga, efek lokal

Intrarespiratorial Inhalasi berupa gas masuk kedalam paru-paru, efek lokal

Rektal Dimasukkan kedalam dubur, dapat lokal dan sistemik

Vaginal Dimasukkan kedalam lubang kemaluan wanita, efek lokal

Uretral Dimasukkan ke dalam saluran kencing, efek lokal.

Page 11: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

DOSIS 1. DOSIS MAKSIMAL Dosis yang maksimal yang boleh

diberikan pada pasien dengan umur dan kondisi tertentu

Dosis dewasa berdasarkan FI edisi III Dosis dengan kondisi tertentu

berdasarkan DIH , CDD, BNF, Drug Fact Comparassion

Page 12: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

3. LOADING DOSES Dosis pada awal pemberian dalam

jumlah besar Dilanjutkan dosis perawatan dengan

dosis rendah Loading doses diberikan untuk pasien

dengan penyakit kronik

Page 13: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

2. DOSIS LAZIM Sifat Dosis yang lazim diberikan sesuai

dengan umur dan kondisi pasien Dosis lazim untuk antibiotika dan

antibakteri ( tidak boleh kurang dari dosis lazim) boleh lebih dari dosis lazim tetapi tidak boleh lebih dari dosis maksimal

Untuk obat yang bersifat symptom atau menghilangkan gejala diperbolehkan kurang dari dosis lazim atau lebih dari dari dosis lazim tetapi tidak boleh lebih dari dosis maksimal

Page 14: Kuliah Farmasetika Dasar Fiks

INTERAKSI OBAT Penggunaan obat secara bersama-sama dapat

menimbulkan efekpada pasien seperti : A. antagonisme(1+1<2) kegiatan obat pertama

dikurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua yang memiliki efek yang berlawanan, ex: adrenalin dan antihistamin

B. sinergisme (1+1>2)campuran 2 obat yng menimbulkan efek yang labih besar. Ada 2 jenis :

1). Adisi efek kombinasi adalah sama dengan jumlah kegiatan dari masing-masing obat (1+1=2), ex: acetosal dan parasetamol

2). Potensiasi kegiatan obat / efek obat diperkuat oleh adanya obat kedua (1+1= > 2).kedua obata dari kombinasi ini memiliki kegiatan yang sama.ex; sulfametoksazol dan trimetroprim.