30
PERTUSSIS Tussis Quinta Whooping Cough Batuk rejan “Batuk 100 hari”

Kuliah Pertusis Dan Difteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi kuliah pertusis dan difterikuliah blok 18

Citation preview

Page 1: Kuliah Pertusis Dan Difteri

PERTUSSIS

Tussis Quinta

Whooping Cough

Batuk rejan

“Batuk 100 hari”

Page 2: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Penyebab

• Bordetella pertussis, basil Gram negatif

• Bordetella para-pertussis

• Bordetella bronchiseptica

• Mycoplasma pneumoniae

• Adeno-virus

Page 3: Kuliah Pertusis Dan Difteri

PatogenesisPenularan secara droplet & melekat pada silia epitel Tr Resp.

Mekanisme patogenesis melalui 4 tingkatan :

1.Perlekatan

2.Perlawanan terhadap mekanisme pertahanan pejamu

3.Kerusakan lokal

4.Penyakit sitemik

Page 4: Kuliah Pertusis Dan Difteri

1.Perlekatan B.pertussis pd silia multiplikasi menyebar

ke permukaan esel epitel Tr Respiratorius

2. Pembentukan toksin (pertussis toksin)berikatan dgn

reseptor sel target hambatan migrasi limposit &makrofag ke daerah infeksi

3. Toksin kerusakan jr Tr resp ggn fs silia infeksi

sekunder (strep.pnemonia,H.influenza,staph. aureus)

4. Mucus plug obstruksi &kolaps paru hipoksemia

&anoksia gejala sistemik

Page 5: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Gejala Klinis

• Masa inkubasi 5-10 hari (s/d 21 hari)

• Stadium kataralis 1-2 minggu• gejala infeksi saluran nafas atas

• demam ringan atau tidak demam

• Sangat infeksius

• Stadium paroksismal 1-6 minggu• batuk keras terus menerus

• diawali batuk 5-10 X selama ekspirasi diikuti inspirasi mendadak & panjang (whoop) muntah

(whooping Cough)

Page 6: Kuliah Pertusis Dan Difteri

• Selama serangan : muka merah,sianosis,lakrimasi

petechiae t.u.conyunktiva

Bayi: apnoe,sianosis,kejang

Stadium konvalesens (1-2 minggu)-Batuk berkurang secara bertahap

-Serangan paroksissmal bisa berulang o.k. Infeksi sekunder

Page 7: Kuliah Pertusis Dan Difteri
Page 8: Kuliah Pertusis Dan Difteri
Page 9: Kuliah Pertusis Dan Difteri
Page 10: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Diagnosis- Anamnesis riwayat kontak dan status imunisasi

- Gejala klinis (batuk yg khas)

- Biakan sekret nasofaring

- ELISA

- Laboratorium : leukosit ↑ 20.000 -50.000/ml dgn limpositosis

Diagnosis Banding 1. Bayi : Bronkiolitis,pneumonia,corpus alienum(benda asing)

2.Infeksi o.k. Kuman Bordetella lain mis :

B.para pertussis,B.bronkoseptika &adenovirus DD/biakan

Page 11: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Pengobatan

• Rawat untuk bayi < 6bulan

• Antibiotik – Pilihan utama Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari

oral , 4 dosis (maksimal 2 gram), 14 hari– Alternatif Trimethoprim-sulfamethoxazole 6-8

mg/kgBB/hari oral, 2 dosis (maksimal 1 gram)

• Suportif: cairan, oksigen, nutrisi

Page 12: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Pencegahan

• Imunisasi DPT – Dasar 3-4-5 bulan – Ulangan18-24 bulan dan 5 tahun (saat masuk

sekolah sudah mendapat DPT 5x)– 0,5 ml intramuskular– Kombinasi dgn hepatitis B (DTP-HB)

• DPwT = komponen whole cell pertusis • DPaT = komponen asellular pertusis

(tidak panas)

Page 13: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Imunisasi tidak teratur/terlambat

Bila dimulai dengan DPwT boleh dilanjutkan dgn DPaT/sebaliknya Bila terlambat,jangan mengulang pemberian dari awal,tetapi Dilanjutkan sesuai jadwal,tidak peduli jarak waktu/interval

Keterlambatan pemberian sebelumnya Bila belum imunisasi pada usia<12 bulan imunisasi sesuai

imunisasi dasar Bila pemeberian ke- 4 sebelum ultah ke-IV pemberian ke-5 secepatnya

6 bulan kemudian Bila pemberian ke 4 setelah 4 tahun pemberian ke-5 tidak perlu Usia≥ 7 th beri dT jangan DPaT/DPwT

Page 14: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Imunisasi dasar (-) Usia < 8 th Berikan DPT 4 dosis

ke 1 s/d 3 interval 1-2 bulan,ke-4 6 bulan kemudian Usia > 8 th beri dT booster setiap 10 th

Contoh kasus

- Seorang amak usia 8 bulan datang dengan riwayat imunisasi

Cuma 1 kali yi pada usia 3 bulan Bagaimana jadwal

selanjutnya ?

- Belum pernah imunisasi bagaimana jadwal imunisasi

Yg anda rencanakan ?

Page 15: Kuliah Pertusis Dan Difteri

KesimpulanKesimpulan

• Pertusis merupakan penyakit infeksi yang berbahaya terutama pada bayi

• Ditandai dengan 3 stadium kataralis, paroksismal, dan konvalesens

• Diagnostik dengan gejala klinis

• Pengobatan suportif

• Pencegahan melalui imunisasi

Page 16: Kuliah Pertusis Dan Difteri

DifteriaSuatu penyakit infeksi akut yg sangat menular,disebabkan

Oleh Corynebacterium diphteriae dgn ditandai pembentukan

Pseudomembran pada kulit dan/atau mukosa

EtiologyCorynebacterium diphterie

- batang,gram(+)

- tipe : gravis,intermedius,mitis (ringan)

- memproduksi eksotoksin & pseudo membran

Page 17: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Patogenesis

C.diphteriae (port d’entre)tr.Respiratorius bgn atas (t.u) vulva,kulit,conyunctiva,umbilikus,telinga(jarang) melekat&multiplikasi

1. Memproduksi toksin menyebar keseluruh tubuh

melalui p.darah & limphe hambatan pembentukan

protein dalam sel kematian sel

- Jantung inflamasi (peradangan) &degenerasi

- Ginjal & hati nekrosis

- Syaraf kerusakan myelin & edema akson

Page 18: Kuliah Pertusis Dan Difteri

2. Membentuk Pseudo membran (Port’dentre)

Meluas kedaerah sekitar menimbulkan obstruksi

jalan nafas

pseudo membran

-terdiri dari fibrin

-warna kelabu kehitaman

-melekat erat dan mudah berdarah

Page 19: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Gbr Pseudomembran

Page 20: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Pseudo membran

Page 21: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Manifestasi klinis

Berat penyakit tergantung pada :

- Imunitas pasien terhadap toksin difteri

- Virulensi & toksigenitas c.diphteriae

(kemampuan membentuk toksin)

- Lokasi penyakit secara anatomis

- Usia

- penyakit penyerta

Masa Inkubasi

- 2-6 hari

- Demam jarang > 38.9º C

Page 22: Kuliah Pertusis Dan Difteri

1.Difteria hidung (2%)

- Mirip c.cold

- Sekret hidung : serosanguinus purulen

- Membran putih pada daerah septum nasi

- Absorbsi toksin lambat S/tidak khas D/lambat

2. Difteri Tonsil faring (faucial diphteria 75%)

- Ps membran - di Tonsil,ddg uvula,palatum molle

- mudah berdarah

- Limpadhenitis servikalis & submandibular “Bullneck”

- Gejala klinis : a. Toksin kegagalan sirkulasi

b. Ps membran osbstr Tr resp gagal nafas

Page 23: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Bullneck

Page 24: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Bullneck

Page 25: Kuliah Pertusis Dan Difteri

3.Difteria Laring (25%) - Biasanya Biasanya o.k.perluasan dipht.faring - Dipht.laring primer S/toksik tidak berat o.k. mukosa laring daya serap toksin rendah S/obstr.Tr. Resp lebih jelas - Suara serak,stridor,batruk kering - Obstr berat retraksi s. sternal, s.clav. intercosatal - Ps membran terlepas Obstr tr.resp Perluasan dari dipht. Faring S/ campuran obstruksi dan toksemia Difteri kulit,vulvovaginal,konyunctiva,telinga jarang

Page 26: Kuliah Pertusis Dan Difteri

• Diagnosis • 1.Harus secepatnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis.

• o.k. Penundaan th/ancaman jiwa

• 2.identifikasi kuman secara fluorescent antibody technique

• 3. Riwayat immunisasi

• Diagnosis banding • 1.Difteri hidung : C.alienum

• 2.Difteri tonsil faring: Tonsillitis folikularis

• Angina plant vincent

• 3.Difteri Laring : Laringitis akuta/laringotracheitis

• Benda asing

Page 27: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Komplikasi

Akibat

1.Obstr jl nafas : o.k.ps membrane,edema tonsil

2. Toksin : - miokarditis (o.k. Terlambat mdpt antitoksin)

S/ takikardia,aritmia,bising,gagal jantung

- SSP : t.u. Syaraf motorik

S/ paralisis P.Molle sengau,ggn menelan

paralisis otot mata strabismus

paralisis otot diapraghma

3.Infeksi sekunder bakteri (jarang)

Page 28: Kuliah Pertusis Dan Difteri

Prognosis

Ditentukan 1. Usia

2. Lanjutnya penyakit

3.Lokalisasi

4.Virulensi bakteri (mitis> )

5. Cepatnya pemberian toksin

Pengobatan Tujuan : - menginaktivasi toksin yg belum terikat secepatnya

(hanya toksin bebas yg dapat dinetralisir)

- mencegah & mengusahakan agar penyulit minimal

- eliminasi C.diptheria mencegah penularan

- Th/infeksi sekunder & komplikasi

Page 29: Kuliah Pertusis Dan Difteri

a.Umum - Isolasi pd fase akut sampai biakan hapus tengorokan (-)

2 kali berturut turut

- Bed rest 2-3 minggu

b.Khusus – ADS sesuai lokasi & lama sakit

lokasi dosis ADS (IU) pemberian

hidung 20.000 im

Tonsil 40.000 im/iv

Faring 40.000 im/iv

Kombinasi 80.000 iv

Penyulit 80.000 -100.000 iv

terlambat 80.000 – 100.000 iv

(> 72 jam,lokasi dimana saja)

Krugman,1992 modifikasi)

Page 30: Kuliah Pertusis Dan Difteri

-Antibiotika : P.P.100.000 iu/kgBB/hari selama 10 hari Bila sensitif, pilih a.b. Lain -Kortikosteroid antiinflamsi -Th/penyulit : mis ; obstruksi Tr resp trakheostomi

Pengobatan kontakShick tes: menentukan kadar antitoksin terhadap difteri dalam tubuh seseorang : bila (+) kadar antitoksin (-) atau rendah (-) imun /kebal Biakan shick tes tindakan - - Bebas isolasi booster toksoid difteri + - Th/karier (a.b selama 1 minggu) + + Th/antibiotika + ADS 20.000 Iu - + Toksoid difteri sesuai st.imunisasi