111
IMUNISASI/VAKSINASI IMUNISASI/VAKSINASI Sub Bagian Tumbuh Kembang – Pedsos Sub Bagian Tumbuh Kembang – Pedsos Bagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi Semarang Bagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi Semarang

kuliah vaksinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi dr. fitri

Citation preview

Page 1: kuliah vaksinasi

IMUNISASI/VAKSINASIIMUNISASI/VAKSINASI

Sub Bagian Tumbuh Kembang – PedsosSub Bagian Tumbuh Kembang – PedsosBagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi SemarangBagian IKA FK UNDIP- RS Dr. Kariadi Semarang

Page 2: kuliah vaksinasi

K. Pasif K. Pasif imunisasi imunisasi Kekebalan yg diperolehKekebalan yg diperoleh dari luar tubuhdari luar tubuh

ImunImun/kekebalan /kekebalan

K. aktifK. aktif vaksinasi vaksinasi Kekebalan yg dibuat Kekebalan yg dibuat oleh tubuh sendiri oleh tubuh sendiri

Page 3: kuliah vaksinasi

VAKSINASI :VAKSINASI :

Suatu cara utk meningkatkan kekebalan seseorang Suatu cara utk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu antigen. secara aktif terhadap suatu antigen.

TujuannyaTujuannya ::

- Untuk meningkatkan kekebalan secara aktif Untuk meningkatkan kekebalan secara aktif

thd suatu antigen thd suatu antigen mencegah terjadinya mencegah terjadinya

penyakit tertentu pd seseorang / tidak sakit penyakit tertentu pd seseorang / tidak sakit

berat, tidak cacat, dan tidak meninggalberat, tidak cacat, dan tidak meninggal

- Menghilangkan penyakit tertentu dari Menghilangkan penyakit tertentu dari

populasipopulasi

Page 4: kuliah vaksinasi

Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)

Page 5: kuliah vaksinasi

Imunitas alami Imunitas buatan

Pasca infeksi

aktif

antibodi ibu di

transfer ke janin

pasif

Pajanan dg

antigenImunisasi

aktif

aktif

Suntikan antibodiImunisasi

pasif

pasif

Page 6: kuliah vaksinasi

Imunisasi pasifImunisasi pasif

antibodi donor(immune subject)

antibodi resipien(non-immune subject)

antibodi transfer

Page 7: kuliah vaksinasi

Kad

ar a

ntib

odi

minggu4 8 12 16 20injection of Igs

• Proteksi jangka pendek

• mahal

• Perhatikan keamanan

Page 8: kuliah vaksinasi

VaksinasiVaksinasi

antigen (vaksin)diberikan pada seorang

imunisasi aktif, telah divaksinasi produksi Abs

Page 9: kuliah vaksinasi

PrimerPrimer

Pajanan pertama kaliPajanan pertama kali

Ig M dng titer & daya Ig M dng titer & daya afinitas afinitas

¯̄

2 macam2 macam

respons imunrespons imun

SekunderSekunder

IgG dng titer & afinitas > tinggiIgG dng titer & afinitas > tinggi

Page 10: kuliah vaksinasi

Kad

ar a

ntib

odi

minggu4 8 12 16 20 Suntikanvaksin

•Proteksi jangka lama

•murah•aman

Page 11: kuliah vaksinasi

Imunitas pasif & aktifImunitas pasif & aktif

Page 12: kuliah vaksinasi

ViralViralBacterialBacterial

• WHOLE CELL : BCG Pertussis Cholera Live typhoid• TOXOID : Tetanus Diphtheria Pertussis toxin• SURFACE Ag : Acellular pertussis • POLYSACCHARIDE : Meningo Pneumo Typhim Vi• CONJUGATE POLYSACCHARIDE : Hib

• WHOLE VIRUS : Measles Mumps Rubella Varicella Poliomyelitis IPV OPV Yellow Fever Rabies Hepatitis A SPLIT VIRUS Influenza RECOMBINANT SURFACE Ag : Hepatitis B

Page 13: kuliah vaksinasi

Viral Vaccines

• BCG

• Diphtheria• Tetanus• Pertussis

• Meningo• Pneumo• Hib• Typhim Vi

• Cholera

• Measles• Mumps• Rubella

• Varicella

• OPV

• YellowFever

• Influenza

• Hepatitis B• Hepatitis A• IPV

• RabiesInactivated Vaccines

Bacterial Bacterial VaccinesVaccines

Live Live VaccinesVaccines

Page 14: kuliah vaksinasi

Organisme hidup ModifikasiSeperti penyakit alami replikasiDapat berubah jadi patogenetikTerpengaruh oleh antibodi yang beredar

Virus campak, gondongan, rubela,

polio, rotavirus, demam kuningBakteri

BCG dan tifoid oral

Page 15: kuliah vaksinasi

Bakteri/virus dibuat tidak aktif Vaksin fraksi berbasis protein atau polisakarida Tidak membuat sakit, tidak mutasi Tidak dipengaruhi antibodi, respons humoral

perlu booster

Sel virus : influensa, hep B, pertusis aselular, tifoid Vi, lyme’d Toksoid : difteria, tetanus, botulinumPolisakarida murni: pneumokok, meningokok, Hib.Gabungan polisakarida : Hib dan pneumokokVaksin rekombinan: rekayasa genetik (hepatitis B)

Page 16: kuliah vaksinasi

Antibodi maternal Respons antibodi Epidemiologi

JADWAL JADWAL IMUNISASIIMUNISASI

Page 17: kuliah vaksinasi
Page 18: kuliah vaksinasi

3

Page 19: kuliah vaksinasi

HepB-1saat lahir dipertegas Interval optimal

HepB-1 & HepB-2 : 1 blnHepB-2 & HepB-3 : 2-5 bln

Untuk mendapat respons imun maksimal DTwP/DTaP : 2-4-6 bulan

Memperkenalkan vaksin kombinasi DTwP/DTaP kombinasi dengan Hib

Pentingnya vaksin pertusis Campak catch-up 5-6 th

Page 20: kuliah vaksinasi

Diwajibkan Diwajibkan BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B

Vaksin Program Vaksin Program Pengembangan Pengembangan Imunisasi (PPI)Imunisasi (PPI)

Dianjurkan MMR, Haemophilus influenzae tipe b, varisela, demam tifoid, hepatitis A, influenza, pneumokokus

Page 21: kuliah vaksinasi

Diberikan < 2 bulan, ulangan tidak dianjurkan

Tidak diberikan pada imunokompromais

Bila diberikan pada umur >3 bulan lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu

Manfaat BCG diragukan? daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) 70% TB berat mempunyai parut BCG dewasa : BTA pos 25-36% walaupun

pernah BCG Masa depan : ditunggu vaksin TB

baru

Page 22: kuliah vaksinasi

Endemisitas Endemisitas Karier kronik Karier kronik

Transmisi maternalTransmisi maternal

Page 23: kuliah vaksinasi

Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat lahir70-90% bayi yang terinfeksi menjadi

kariers 25% diantaranya meninggal Horizontal: bayi ke bayi/anak ke

dewasa Parenteral, perkutan: unsafe

injection, transfusi darah Sexual transmission

Page 24: kuliah vaksinasi

25% mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa anak-anak * 15% mortality rate apabila kronisitas terjadi pada masa dewasa

Kariers : mempunyai risiko terjadi KHP 230 kali lipat

Infeksi kronis HBV*

Hepatitis kronik persisten

Hepatitis kronik aktif

Asimtomatik

Karier menularSirosis hepatis

Kanker hati primer (KHP)

Page 25: kuliah vaksinasi

HB-1 diberikan vaksin rekombinan HB 10 mg intramuskular, dalam waktu 12 jam setelah lahir

HB-2 diberikan umur 1 bulan dan dosis ketiga umur 3-6 bulan

Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif, segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum 1 minggu)

Page 26: kuliah vaksinasi

Dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin

rekombinan HB secara bersamaan intramuskular di sisi tubuh yang

berlainan HB-2 diberikan umur 1 bulan dan

dosis ketiga umur 3-6 bulan

Page 27: kuliah vaksinasi

Eradikasi polio (ERAPO) Eliminasi tetanus neonatorum Reduksi campak Safety injection Pengembangan iptek vaksin &

alat suntik: autodestruct, unijet, cold chain)

Page 28: kuliah vaksinasi

Polio-1 saat lahiruntuk mendapatkan cakupan yang lebih tinggidiberikan di RS/RB saat sebelum pulangVAPP dan cVDPV

Eradikasi polio 2006? 2008?Masalah surveilans AFP masih rendah

Setelah eradikasi polio : OPV harus di ubah menjadi IPV (inactivated polio vaccine). Kapan? Bagaimana caranya?

Page 29: kuliah vaksinasi

Memutuskan rantai penularan melalui:Outbreak response immunization (ORI)Mopping up

…di daerah KLB dan sekitarnya

Meningkatkan kekebalan kelompok

(herd immunity)Backlog fighting

… di luar daerah KLB

Page 30: kuliah vaksinasi

OUTBREAK RESPONSE Tujuan : memberikan perlindungan

terhadap anak di sekitar kasus Waktu : segera (dlm72 jam) Lokasi : desa lokasi KLB dan sekitarnya Sasaran : seluruh <5 th, tanpa screening Vaksin : OPV 1 dosis

MOPPING UP Tujuan : untuk memutus transmisi

Waktu : segera (dlm 1 bulan) Lokasi : Co: Prov Jabar, Prov DKI, Prov Banten

(termasuk lokasi outbreak response) Sasaran : sda Vaksin : OPV 2 dosis, interval 1 bulan

(lokasi outbreak : total 3 dosis)

Page 31: kuliah vaksinasi

Backlog Fighting

Lokasi: desa risiko tinggi KLB (2 thn berturut-turut) di seluruh IndWaktu: 3 bulan Sasaran: anak usia < 3 tahunVaksin: semua antigen, dengan skrining,

sampai mencapai status imm lengkap

Page 32: kuliah vaksinasi

Diperoleh imunitas humoral dan lokal

Imunitas mukosa usus Pemberian mudah Murah Herd immunity Contact immunity

Risiko VAPP, resipien dan kontak

Risiko cVDPV Kontraindikasi pd

imunokompromais Kegagalan vaksinasi

(pada diare, muntah) Diperlukan cold chain Menimbulkan

pencemaran

Keuntungan Kerugian

Page 33: kuliah vaksinasi

KeuntunganKeuntungan KerugianKerugian

Tidak ada risiko terjadi

VAPP dan cVdPV Imunitas konstan, tinggi,

menetap Direkomendasi untuk

pasien imunokompromais Ada kemasan kombinasi Menimbulkan herd

immunity Termostabil

Imunitas intestinal

sedang Tidak ada contact

immunity Mahal / single dois Produksi baru

Melnick J. Bull Who 1978;56:21-38

Page 34: kuliah vaksinasi

Eliminasi tetanus neonatorum tahun 2000 (?)

Target imunisasi tetanus 5 kali 3 dosis saat bayi setara 2 dosis toksoid

dewasadosis ke-4(18-24bl) kekebalan + 5 thDosis ke-5 (masuk SD) kekebalan + 10 thDosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)

kekebalan + 20 th

Page 35: kuliah vaksinasi

Pemberian 3 kali sejak umur 2 bulan (umur minimal 6 minggu), interval 4-6 mgg

Ulangan 18-24 bl 5-7 tahun (dianjurkan DPT, bukan DT)12 tahun (program BIAS)

DTP Merupakan core vaksin kombinasi Di Indonesia: DPT/HepB, DPT/Hib

Page 36: kuliah vaksinasi

Vaksin klasik dibuat dari bakteri utuh (whole bacterium) melalui biakan dan inaktivasi

Efikasi : 87 to 93%

Page 37: kuliah vaksinasi

Data umur 10-12 th : 50% titer antibodi di

atas ambang pencegahanumur 5-7 th :29,3% pernah menderita

campak walaupun pernah diimunisasi BIAS : ulangan campak saat masuk

SD Program : reduksi campak

Page 38: kuliah vaksinasi

Cakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang MasaCakupan Tinggi Sepanjang Masa

• • Keep-upKeep-up ( (Imunisasi rutin)Imunisasi rutin)

– Semua bayi/anak 9-23 bulanSemua bayi/anak 9-23 bulan– Mempertahankan pemutusan Mempertahankan pemutusan transmisi transmisi – 95% cakupan95% cakupan

• Catch-upCatch-up ( (hanya satu kali)hanya satu kali)– Anak umur 1-14 tahunAnak umur 1-14 tahun– Untuk memutus transmisi campakUntuk memutus transmisi campak

• Follow-upFollow-up ( (periodik)periodik)– Umur 1-4 tahun, tiap 4 tahunUmur 1-4 tahun, tiap 4 tahun– Mempertahankan pemutusan transmisiMempertahankan pemutusan transmisi

PAHO

Page 39: kuliah vaksinasi

Status imun pejamu

Faktor yg mempengaruhi Faktor yg mempengaruhi keberhasilan imunisasikeberhasilan imunisasi Faktor genetik pejamu

Kualitas &kuantitas vaksin

Teknik penyuntikanJadwal pemberian

Page 40: kuliah vaksinasi

Penyakit demam akut

Imunodefisiensi Kontra indikasi Bumil, lekemia, limfoma, Imunisasi obat imunosupresif/KS,

tx radiasi, antimetabolit, bhn sitotoksik

Tx gama globulin, transfusi darah/plasma KI sementara.

Riw alergi sblmnya thd vaksin yg sama

Page 41: kuliah vaksinasi

Prosedur vaksinasi

Page 42: kuliah vaksinasi

Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid

Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut

Untuk merangsang kekebalan tubuh penerimanamun dapat menimbulkan KIPI

Prosedur vaksinasi yang benar :Merangsang kekebalan lebih baik

dan memperkecil dampak KIPI medik, non medik

Page 43: kuliah vaksinasi

Penyimpanan dan transportasi vaksin

Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat

Persiapan pemberian anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi

sebelumnya, riwayat KIPI, indikasi kontra dan perhatian

khusus informed consent : manfaat,

risiko KIPI pemeriksaan fisik

Cara pemberian dosis, interval lokasi, sudut, kedalaman

Pemantauan KIPI Sisa vaksin,

pemusnahan alat suntik

Pencatatan (dan pelaporan)

Hal-hal yang terkait prosedur Hal-hal yang terkait prosedur vaksinasivaksinasi

Page 44: kuliah vaksinasi

Sebelum Imunisasi Memberitahukan risiko dan tidak Persiapan dan baca informasi produk Pernyataan kesediaan (Konsen) Kontra indikasi dan jenis vaksin Perubahan vaksin dan tanggal kadaluwarsa Jadwal imunisasi Berikan dengan teknik yang benarSetelah Imunisasi Petunjuk pada orang tua reaksi kejadian Catat dalam rekam medis dan lapor Imunisasi keluarga

Page 45: kuliah vaksinasi

Vaksin & pelarut khusus Termos, ice-packed, es batu Peralatan vaksinasi (cuci tangan,

pemotong ampul, alat suntik sekali pakai, kapas alkohol, plester, kotak limbah)

Alat penanganan kedaruratan adrenalin, kortikosteroid, oksigen selang dan cairan infus,

Pencatatan : buku KIA,KMS,blangko, dll

Page 46: kuliah vaksinasi

Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat

Umur, jark dgn vaksinasi sebelumnya Informed consent : manfaat dan KIPI Indikasi kontra, perhatian khusus,

penyakit, obatKIPI vaksinasi sebelumnyaPenanggulangan KIPI seandainya

terjadiRutin pediatrik

Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur Pertumbuhan dan perkembangan

Jadwal vaksinasi berikutnya

Page 47: kuliah vaksinasi

Penjelasan tentang manfaat dan risiko vaksinasi disampaikan dengan empati

Bukan dengan cara menghakimi (nonjudgmental approach)

Gunakan istilah awam dan sederhana

Page 48: kuliah vaksinasi

Pemeriksaan umum Pemeriksaan khusus

mencari indikasi kontra atau hal-hal yang perlu diperhatikan

bekas vaksinasi terdahulumencari tempat/ lokasi vaksinasi yang akan dikerjakan

Page 49: kuliah vaksinasi

Cuci tangan dengan antiseptik Baca nama vaksin, tanggal kadaluarsa, Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :

- warna indikator VVM- Kocok : penggumpalan, perubahan warna

Alat suntik : sekali pakai Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak Pasang dropper botol polio dengan benar

Page 50: kuliah vaksinasi

Gambar Alur Kerja Vaksinator

Penempatan alat untuk memudahkan prosedur vaksinasi

Kursi pasienKursi vaksinator

Tempat sampah

Kotak pembawa

vaksin

Kotak pembuangan jarum bekas

Form R&RAir & sabun untuk cuci

tangan

Gambar contoh alur kerja vaksinator

Page 51: kuliah vaksinasi

Cara penyuntikan dan lokasi:Intramuskular di paha mid-

anterolateral/ m. Vastus lateralis

NeonatusNeonatus kurang bulan / BBLRkurang bulan / BBLR 5/8 inch (15,8 mm)5/8 inch (15,8 mm)

cukup bulancukup bulan 7/8 inch (22,2 -25,4 mm)7/8 inch (22,2 -25,4 mm)

Umur 1 – 24 bulan Umur 1 – 24 bulan 7/8 – 1 inch (22,2 - 25,4 mm)7/8 – 1 inch (22,2 - 25,4 mm)

1 inch = 2,54 cm

Page 52: kuliah vaksinasi

Peganglah botol vaksin, bagian ujung barel dengan tangan kiri.

Tariklah pangkal piston dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan ke arah bawah.

Cara mengisi alat suntik

Page 53: kuliah vaksinasi

Peganglah bagian atas barel diantara telunjuk dan jari tengah tangan kanan.

Kemudian doronglah pangkal piston dengan ibu jari tangan.

Tangan kiri anda memegang botol kosong, dan masukkan isi semprit tersebut kedalamnya.

Cara melarutkan vaksin

Page 54: kuliah vaksinasi

Jangan menakut-nakuti anakJangan menakut-nakuti anak, , EEmpatimpati jangan dipaksa dengan jangan dipaksa dengan

dipegang kuat-kuatdipegang kuat-kuat. . Diajak Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkanbicara, dielus-elus, ditenangkan

Bayi baru lahir : diberi sukrosa Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnyadilidahnya

Tekan 10 detik sebelum disuntikTekan 10 detik sebelum disuntik SpraySpray pendingin ( pendingin (ethyl chloridethyl chlorid) )

efek sama dengan EMLAefek sama dengan EMLA Tempel es batu 1 – 2 detik tidak Tempel es batu 1 – 2 detik tidak

dianjurkandianjurkan

Page 55: kuliah vaksinasi

Krim EMLA (eutetic mixture of Local anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, effek sampai 24 jam

Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik

Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak bicara, bacakan cerita, musik

Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi

Page 56: kuliah vaksinasi

Bicara pada bayi dan anak Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan Posisi bayi / anak : nyaman dan aman Desinfeksi Pegang, peregangan kulit, cubitan Penyuntikan: dosis, sudut, kedalaman Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan Penekanan bekas suntikan Membuang alat suntik bekas Penulisan tanggal vaksinasi di kolom yang

sudah disediakan

Page 57: kuliah vaksinasi

Bayi digendong pengasuh, anak dipeluk dipangkuan menghadap pengasuh

Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas (relaks)

Tungkai : sedikit rotasi ke dalam Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku Anak dipersilahkan memilih lokasi

suntikan Metode Z tract : sebelum jarum

disuntikkan regangkan kulit dan subkutis, kemudian lepaskan

Jarum disuntikan dengan cepat Bila suntikan lebih dari satu kali,

disuntikan bersamaan

Page 58: kuliah vaksinasi

Paha dibagi 3 area untuk daerah yang akan disuntik

Contoh posisi yang baik

Dalam posisi ini anak dapat tiba-tiba mengambil jarum dengan tangannya yang bebas

Posisi anak pada waktu vaksinasi

Page 59: kuliah vaksinasi

Penetesan vaksin Polio

Page 60: kuliah vaksinasi

Subcutaneouse.g. measles, mumps,

rubella, varicella

Intramuscular e.g. hepatitis A and B,

DTP

IntradermalBCGOral

e.g. polio

Page 61: kuliah vaksinasi

Nama dagang, produsen, Nomer lot / seri vaksin, Tanggal penyuntikan Bagian tubuh yang disuntik (deltoid

kiri, paha kanan)

Page 62: kuliah vaksinasi

Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri, menyebabkan abses

Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara, mulut atau seks

Aman bagiAman bagi DisuntikDisuntik PenyuntikPenyuntik LLingkunganingkungan

Page 63: kuliah vaksinasi

Tujuan Bayi / anak mendapat kekebalan dari vaksin Suntikan tidak menularkan penyakit lain Mencegah / minimalkan KIPI

Page 64: kuliah vaksinasi

Vaksin Suhu > 8°C atau VVM telah terpapar

panasBotol vaksin bocor, retak, atau

terpasang jarumAda partikel dalam larutanTelah dilarutkan lebih dari 6 jam Beku : DPT, DT, TT, hepB, Hib (tidak

boleh beku)Uji kocok tetap menggumpal (kecuali

hepB atau Hib)

Page 65: kuliah vaksinasi

Alat suntikSpuit disposable dipakai ulangHanya mengganti jarumTidak dibersihkan dulu langsung

disterilkanHanya dengan desinfektanMembakar jarum di apiMerebus dalam panci terbukaMenyentuh ujung jarum

Page 66: kuliah vaksinasi

Melarutkan / pengambilan vaksin :Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus jarum ditinggalkan menancap di vial mencampur isi 2 vial

Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan

Tidak tersedia alat / obat gawat - kedaruratan

Page 67: kuliah vaksinasi

Tujuan Mencegah luka karena alat suntik Tidak tertular penyakit melalui suntikan mencegah dampak KIPI

Tujuan Tujuan mencegah luka karena alat suntik mencegah luka karena alat suntik Tidak tertular penyakit melalui suntikanTidak tertular penyakit melalui suntikan

Aman untuk masyarakat diAman untuk masyarakat di sekitarsekitar

Page 68: kuliah vaksinasi

Menekan luka berdarah dengan jari (semua cairan tubuh dapat menularkan

kuman) Membawa atau meletakkan alat suntik

bekas sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak limbah)

Menyentuh atau mencabut jarum suntik Menutup kembali (recapping) jarum

suntik Mengasah jarum bekas Memilah-milah tumpukan jarum bekas Tidak ada alat / obat gawat darurat

• Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

Tidak aman bagi lingkungan

Page 69: kuliah vaksinasi

Pelaksanaan imunisasi yang amanVaksin + alat suntik ADS (auto-disable

syringe) + kotak Limbah

Kotak limbah untukAlat suntik + jarum bekasKapas Bekas vial

Page 70: kuliah vaksinasi

Perhatikan keadaan umum Tunggu 20-30 menit di ruang tunggu

Page 71: kuliah vaksinasi

Rantai VaksinRantai Vaksin

Page 72: kuliah vaksinasi

Kegagalan ‘Rantai Vaksin’Kegagalan ‘Rantai Vaksin’

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas vaksin

Jenis Vaksin

Keadaan saat penyimpanan sebelumnya

Batas kadaluwarsa

Paparan suhu yang tidak sesuai

Lama paparan berlangsung

Page 73: kuliah vaksinasi

Vaksin = Produk Biologis

Batas Efisiensi

Saat Pembuatan Batas Kadaluwarsa

Jangka Waktu

Page 74: kuliah vaksinasi

Termosensitifitas tiap-tiap Termosensitifitas tiap-tiap vaksin berbedavaksin berbeda

Semakin Semakin sensitif sensitif

terhadap panasterhadap panas

Semakin tahan Semakin tahan

terhadap panasterhadap panas

OPVOPV BCG, BCG, DTDT Hib Hib TifoidTifoid oral oral

Page 75: kuliah vaksinasi

Vaksin bakteri/ virus inaktifVaksin bakteri/ virus inaktif Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat

berupa bubuk ( berupa bubuk ( freeze-dried powdersfreeze-dried powders)) VVaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di aksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di

freezer freezer atau pd +2°C sampai +8°Catau pd +2°C sampai +8°C Setelah dicampur segara disuntikkan; Setelah dicampur segara disuntikkan;

buang setelah 6 jam atau setelah selesai buang setelah 6 jam atau setelah selesai Vaksin OPVVaksin OPV simpan bekusimpan beku

Vaksin bakteri/ virus inaktifVaksin bakteri/ virus inaktif Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar dibuat

berupa bubuk ( berupa bubuk ( freeze-dried powdersfreeze-dried powders)) VVaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di aksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di

freezer freezer atau pd +2°C sampai +8°Catau pd +2°C sampai +8°C Setelah dicampur segara disuntikkan; Setelah dicampur segara disuntikkan;

buang setelah 6 jam atau setelah selesai buang setelah 6 jam atau setelah selesai Vaksin OPVVaksin OPV simpan bekusimpan beku

Penyimpanan dan distribusiPenyimpanan dan distribusi

Page 76: kuliah vaksinasi

Jenis VaksinJenis Vaksin Suhu Suhu PenyimpananPenyimpanan

Umur VaksinUmur Vaksin

BCGBCG +2 s/d +8°C+2 s/d +8°C

-15°s/d -25°C -15°s/d -25°C

1 tahun1 tahun

1 tahun1 tahun

DPTDPT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun

Hepatitis BHepatitis B +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 26 bulan26 bulan

TTTT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun

DTDT +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C 2 tahun2 tahun

OPVOPV +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C

-15° s/d -25°C-15° s/d -25°C

6 bulan6 bulan

2 tahun2 tahun

CampakCampak +2° s/d +8°C+2° s/d +8°C

-15° s/d -25°C-15° s/d -25°C

2 tahun2 tahun

2 tahun2 tahun

Masa simpan vaksinMasa simpan vaksinVademicum Bio Farma Jan.2002

Page 77: kuliah vaksinasi

Suhu transportasi dan penyimpanan Vaksin

Suhu lingkungan Imunogenitas hilang dalam

45oC 1 jam

37oC 1 minggu

21oC 2 minggu

Vaksin Hepatitis B

Page 78: kuliah vaksinasi

Vaksin Polio Oral (OPVVaksin Polio Oral (OPV))

Penyimpanan Penyimpanan suhu minus 20 º C potensi sampai 2 thnsuhu minus 20 º C potensi sampai 2 thn suhu 2 – 8 º C potensi hanya 6 bulansuhu 2 – 8 º C potensi hanya 6 bulan

Setelah dibuka : dlm suhu 2 – 8º C Setelah dibuka : dlm suhu 2 – 8º C potensi hanya sampai 7 hari.potensi hanya sampai 7 hari.

Tidak beku, ada sorbitolTidak beku, ada sorbitol

Page 79: kuliah vaksinasi

Vaksin BCG Setelah dilarutkan, dlm Setelah dilarutkan, dlm

suhu 2 – 8 º C (bukan suhu 2 – 8 º C (bukan freezer), hanya 3 jamfreezer), hanya 3 jam

Kering : simpan dlm Kering : simpan dlm suhu 2 – 8 º C, lebih suhu 2 – 8 º C, lebih baik dalam freezer, baik dalam freezer, Jangan kena sinar Jangan kena sinar mataharimatahari

Bubuk vaksin.kering

Pelarut, cair

Page 80: kuliah vaksinasi

Simpan dan transportasi Simpan dan transportasi dalam 2 – 8 º Cdalam 2 – 8 º C

Jangan dalam Jangan dalam freezerfreezer

Page 81: kuliah vaksinasi

Vaksin CampakVaksin Campak

Vaksin keringVaksin kering sebaiknya simpan < 0º C atau < sebaiknya simpan < 0º C atau <

8º C, 8º C, lebih baik minus 20 º C. lebih baik minus 20 º C. ppelarut tidak boleh bekuelarut tidak boleh beku..

Setelah dilarutkanSetelah dilarutkan, dlm suhu , dlm suhu

2 – 8 º C maksimum 8 jam 2 – 8 º C maksimum 8 jam

Page 82: kuliah vaksinasi

Hanya Vaksin Polio Oral (Sabin), Hanya Vaksin Polio Oral (Sabin), hidup dilemahkan yang disimpan hidup dilemahkan yang disimpan

di di freezerfreezer

•Vaksin Vaksin ccair akan rusak bila air akan rusak bila disimpan didisimpan di dalam dalam freezerfreezer

Vaksin Vaksin kkering ering boleh disimpan di boleh disimpan di freezerfreezer

Page 83: kuliah vaksinasi

Cara mengetahui vaksin yang rusakCara mengetahui vaksin yang rusak dalam penyimpanandalam penyimpanan

Amati adakah perbedaan bentuk vaksin Amati adakah perbedaan bentuk vaksin yang terpapar panas atau beku dengan yang terpapar panas atau beku dengan

vaksin yang tersimpan baik, vaksin yang tersimpan baik, selama kurang lebih 30-60 menitselama kurang lebih 30-60 menit

Page 84: kuliah vaksinasi

Uji Kocok (shake test)

Untuk menguji apakah vaksin sudah pernah

beku atau belum

Page 85: kuliah vaksinasi

Vaksin yang tidak boleh Vaksin yang tidak boleh tersimpan bekutersimpan beku

DTPDTP HibHib (kecuali PRP-T) (kecuali PRP-T) Hepatitis BHepatitis B Hepatitis AHepatitis A Vaksin Vaksin iinfluenza nfluenza Pneumokokus (polisakarida & konjugasi)Pneumokokus (polisakarida & konjugasi) Meningokokus (polisakarida & konjugasi)Meningokokus (polisakarida & konjugasi) Japanese encephalitisJapanese encephalitis Semua vaksin rekonstitusi Semua vaksin rekonstitusi Semua vaksin kombinasiSemua vaksin kombinasi Pelarut vaksinPelarut vaksin

Page 86: kuliah vaksinasi

Vial Vaccine Monitor (VVM)

Vial Vaccine Monitor (VVM)

Cara menguji vaksin yang

sudahpernah

terpapar panas > 8°C

Page 87: kuliah vaksinasi
Page 88: kuliah vaksinasi
Page 89: kuliah vaksinasi
Page 90: kuliah vaksinasi

Imunodefisiensi PrimerImunodefisiensi Primer Kelainan imunitas humoral Kelainan imunitas humoral dan

seluler Kelainan fagositosis Kelainan sistem komplemen

Imunodefisiensi SekunderImunodefisiensi Sekunder Kelainan imunitas karena

pengobatan Imunosupresi dan kemoterapi

Protein-losing enteropathy HIV/ AIDS

Page 91: kuliah vaksinasi

Keadaan ImunodefisiensiKeadaan Imunodefisiensi

Imunodefisiensi primerImunodefisiensi primerLokasiLokasi JenisJenis KontraKontra

indikasiindikasiEfektivitasEfektivitas

Sel BSel B(Humo-(Humo-ral)ral)

X-linked , X-linked , agamma-agamma-gglobuli-lobuli-nemianemia

Ig A& IgGIg A& IgG

OPV, vaksin OPV, vaksin bakteri hidup. bakteri hidup. SP: SP: ccampak& ampak& vvariselaarisela

OPV, vaksin hidup OPV, vaksin hidup aman tapi perlu aman tapi perlu SPSP

Jelek pada semua vaksin yang Jelek pada semua vaksin yang berespon humoral. berespon humoral. IGIV interferensi dengan vaksin IGIV interferensi dengan vaksin campak & mungkin varisela. campak & mungkin varisela.

Semua vaksin mungkin efektif. Semua vaksin mungkin efektif.

Page 92: kuliah vaksinasi

Vaksinasi Anggota Keluarga Pasien Vaksinasi Anggota Keluarga Pasien ImunodefisiensiImunodefisiensi

Vaksin yang Vaksin yang direkdirekoomendasikanmendasikan

InfluenzaInfluenza CampakCampak Mumps Mumps RubelaRubela VariselaVarisela

Vaksin yang dilarangVaksin yang dilarang OPVOPV

Page 93: kuliah vaksinasi

PaparanPaparan

InfeksiInfeksi

Masa Masa InkubasiInkubasi

Pemberian Pemberian vaksinasivaksinasi

CatatanCatatan

CampakCampak 8-12 8-12

harihari

0-72 jam 0-72 jam paparanpaparan

Bila paparan tak menghasilkan Bila paparan tak menghasilkan infeksi, vaksin tetap infeksi, vaksin tetap menghasilkan proteksimenghasilkan proteksi

GondongGondong 12-25 12-25

harihari

Tak perluTak perlu Tidak secara efektif menghambat Tidak secara efektif menghambat infeksi, tetapi bukan infeksi, tetapi bukan kontraindikasikontraindikasi

RubellaRubella 14-2314-23

harihari

Tak perluTak perlu Ibu hamil perlu diperiksa Ibu hamil perlu diperiksa antibodinya pada 0, 2 dan 6 antibodinya pada 0, 2 dan 6 minggu minggu postexposurepostexposure

VariselaVarisela 14-1614-16

harihari

0-72 jam 0-72 jam paparanpaparan

Disertai penjelasan pada Disertai penjelasan pada orangtua bahwa vaksinasi ini orangtua bahwa vaksinasi ini mungkin tidak melindungimungkin tidak melindungi

Page 94: kuliah vaksinasi

PaparanPaparan

InfeksiInfeksi

Masa Masa InkubasiInkubasi

Pemberian Pemberian vaksinasivaksinasi

CatatanCatatan

Hep AHep A 15-50 15-50

harihari

Tak perluTak perlu Bukti proteksi tak diketahui. Bukti proteksi tak diketahui. Imunisasi pasif mungkin perlu Imunisasi pasif mungkin perlu diberikandiberikan

Hep BHep B 14-16014-160

harihari

Perlu aktif & pasif Perlu aktif & pasif segera dalam 12 segera dalam 12 jamjam

Perhatian khusus pada bayi baru Perhatian khusus pada bayi baru lahir dengan ibu HBsAg(+)lahir dengan ibu HBsAg(+)

TetanusTetanus 2 hari-beb 2 hari-beb blnbln

Perlu aktif & pasifPerlu aktif & pasif Setelah memperhatikan status Setelah memperhatikan status imunisasi & penyebab lukaimunisasi & penyebab luka

Page 95: kuliah vaksinasi

AlergenAlergen VaksinVaksin ReaksiReaksi CatatanCatatanTelurTelur Campak, Gondong, Rubela, Campak, Gondong, Rubela,

MMR, Yellow Fever, MMR, Yellow Fever, Influensa Influensa

Alergi ringan Alergi ringan sampai sampai anafilaksisanafilaksis

Bila ada riwayat Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan anafilaksis setelah makan telur, perlu uji kulit pra-telur, perlu uji kulit pra-vaksinansivaksinansi

MerkuriMerkuri DTaP+HiB, DT,dT,Influensa, DTaP+HiB, DT,dT,Influensa, meningokok, pneumokok, meningokok, pneumokok, rabiesrabies

Alergi ringanAlergi ringan Tidak satupun virus hidup Tidak satupun virus hidup mengandung thimerosalmengandung thimerosal

Antibiotik Antibiotik (streptomisi(streptomisinneomisin, nneomisin, polimiksin)polimiksin)

Campak, Gondong, Rubela, Campak, Gondong, Rubela, MMR, IPV, VariselaMMR, IPV, Varisela

Papula Papula eritematous eritematous yang gatalyang gatal

Hati-hati pada anak Hati-hati pada anak dengan riwayat anafilaksis dengan riwayat anafilaksis neomisinneomisin

LainnyaLainnya

(gelatin, (gelatin, toxoid, toxoid, patogen)patogen)

Gelatin (MMR, Varisela, Gelatin (MMR, Varisela, Yellow Fever); ToxoidYellow Fever); Toxoid (Tetanus & Difteri(Tetanus & Difteriaa); ); whole whole cell-typhoid inaktif,cell-typhoid inaktif, kontaminan virus (kontaminan virus (ccampak,ampak, rrabies) abies)

Alergi ringan Alergi ringan sampai sampai anafilaksisanafilaksis

Bila ada riwayat Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan anafilaksis setelah makan gelatin, dan anafilaksis gelatin, dan anafilaksis paska vaksinasi perlu paska vaksinasi perlu berhati-hatiberhati-hati

Page 96: kuliah vaksinasi

Kejadian Ikutan Pasca ImunisasiKejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Page 97: kuliah vaksinasi

Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi

Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi

Page 98: kuliah vaksinasi

Klasifikasi Lapangan(Field Classification, WHO 1999)

Klasifikasi Kausalitas(Evidence Bearing on Causality, IOM 1991&1994)

Page 99: kuliah vaksinasi

Reaksi Vaksin Kesalahan Program / Teknik

Pelaksanaan Imunisasi Reaksi Suntikan Kebetulan Tidak diketahui

Klasifikasi lapangan dipakai pd pencatatan &

pelaporan KIPI

Page 100: kuliah vaksinasi

Reaksi vaksin yang biasa & ringan (“normal”)

Reaksi vaksin langka/ jarang

Page 101: kuliah vaksinasi

VaksinVaksin Reaksi vaksin Reaksi vaksin Interval onset Interval onset Rate KIPI / 1jutaRate KIPI / 1juta

BCGBCG Limfadenitis supuratifLimfadenitis supuratif

Osteitis BCGOsteitis BCG

Infeksi BCG disiminataInfeksi BCG disiminata

2 – 6 bul2 – 6 bulanan

1 – 12 bul1 – 12 bulanan

1 – 12 bul1 – 12 bulanan

100 – 1000100 – 1000

1 – 7001 – 700

22

HiBHiB Belum pernah ada laporanBelum pernah ada laporan - - --

Hepatitis BHepatitis B AnafilaksisAnafilaksis 0 – 1 jam0 – 1 jam 1 – 21 – 2

Campak / MMRCampak / MMR Kejang demamKejang demam

TrombositopeniaTrombositopenia

Reaksi anafilaktoidReaksi anafilaktoid

Syok AnafilaksisSyok Anafilaksis

EnsefalopatiEnsefalopati

5 – 12 hari5 – 12 hari

15 – 35 hari15 – 35 hari

0 – 1 jam0 – 1 jam

333333

3333

~~1010

1 – 50 1 – 50

<1<1

OPVOPV Lumpuh layu berkaitan dg vaksin (VAPP)Lumpuh layu berkaitan dg vaksin (VAPP) 4 – 30 hari4 – 30 hari 1,4 – 3,41,4 – 3,4

TetanusTetanus Neuritis Brakhial Neuritis Brakhial

AnafilaksisAnafilaksis

Abses sterilAbses steril

2 – 28 hari2 – 28 hari

0 – 1 jam0 – 1 jam

1 – 6 minggu1 – 6 minggu

5 – 105 – 10

0.4 – 100.4 – 10

6 - 106 - 10

Tetanus-difteriaTetanus-difteria Sama dengan tetanusSama dengan tetanus

PertusisPertusis Menangis terus menerus > 3jam Menangis terus menerus > 3jam

Kejang demamKejang demam

Keadaan hipotonik-hiporesponsifKeadaan hipotonik-hiporesponsif

AnafilaksisAnafilaksis

EnsefalopatiEnsefalopati

0 – 24 jam0 – 24 jam

0 – 3 hari0 – 3 hari

0 – 24 jam0 – 24 jam

0 – 1 jam0 – 1 jam

0 – 3 hari0 – 3 hari

1.000- 60.0001.000- 60.000

570570

570570

2020

0-10-1

Page 102: kuliah vaksinasi

Tidak steril Pemakaian ulang alat

suntik / jarum Sterilisasi tidak

sempurna Vaksin / pelarut

terkontaminasi Pemakaian sisa vaksin

utk beberapa sesi vaksinasi

Salah pakai pelarut vaksin

Pemakaian pelarut vaksin yg salah

Memakai obat sebagai vaksin atau pelarut vaksin

Infeksi Abses lokal di

daerah suntikan Sepsis, sindrom syok

toksik, Infeksi penyakit yg

ditularkan lewat darah : hepatitis, HIV

Abses lokal karena kurang kocok

Efek negatif obat mis. insulin

Kematian Vaksin tidak efektif

Kesalahan Program Perkiraan KIPI

Page 103: kuliah vaksinasi

Penyuntikan salah tempat

BCG subkutan DPT/DT/TT kurang

dalam Suntikan di bokong

Transportasi / penyimpanan vaksin tidak benar

Mengabaikan indikasi kontra

Reaksi lokal / abses Reaksi lokal / abses

Kerusakan N Sciaticus

Reaksi lokal akibat vaksin beku

Vaksin tidak aktif (tidak potent)

Tidak terhindar dari reaksi yg berat

Kesalahan Program Perkiraan KIPI

Page 104: kuliah vaksinasi

Reaksi suntikan langsungRasa sakit, bengkak & kemerahan

Reaksi suntikan tidak langsung

Rasa takutNafas tertahanPernafasan sangat cepatPusing, mual/muntahKejangSinkope

Page 105: kuliah vaksinasi

Kejadian yang timbul, terjadi secara kebetulan setelah imunisasi

Ditemukan kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat tetapi tidak diimunisasi

Vaksin disalahkan sebagai penyebabnyaVaksin disalahkan sebagai penyebabnya

Page 106: kuliah vaksinasi

Kejadian yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab

Dibutuhkan kelengkapan informasi lebih lanjut

Page 107: kuliah vaksinasi

Tujuan Deteksi dini dan respons yang cepat

& tepat terhadap kejadian KIPI, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap program imunisasi & kesehatan

Indikator kualitas program imunisasi, meningkatkan kredibilitas program imunisasi

Menampilkan data aktual tentang risiko imunisasi di suatu negara

Page 108: kuliah vaksinasi

Identifikasi Kesalahan program Koreksi Mencegah

Menilai kredibilitas program imunisasi Membedakan koinsidens dengan kejadian

lainnya Usaha efektif untuk memonitor keamanan

vaksin Kesadaran akan risiko vaksin di kalangan

profesi dan masyarakat

Page 109: kuliah vaksinasi

Penemuan kasus

Pelacakan

Analisis

Tindak lanjut

Evaluasi

identitastunggal/kelompok

ada kasus lain

klasifikasi

penyebab

pengobatan

komunikasiperbaikan mutu pelayanan

tatalaksana kasus

pemantauan KIPI

Informasi dariortu / masyarakat

Petugas kes

Kepala PuskesmasKomda PP-KIPI

Puskesmas

Evaluasi

24 jam

Page 110: kuliah vaksinasi

KIPI adalah risiko program imunisasi

Pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi KIPI

Diperlukan pengetahuan imunisasi yang mendalam

Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif akan menunjang program imunisasi yang baik pula

Kesimpulan

Page 111: kuliah vaksinasi