Upload
arisha-try-widowati
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Biologi
Citation preview
Nama : Arisha Try WidowatiNim : 06121009025Prodi : Pendidikan BiologiMata Kuliah : Bioteknologi
1. Proses Kultur Jaringan pada Tanaman Anggrek
Kultur jaringan merupakan suatu metode yang sudah dikenal cukup lama.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan atas teori sel seperti yang
dikemukakan oleh Schleiden dan Scwann, yaitu sel mempunyai kemampuan
autonomi, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Metode kultur in vitro, atau
kultur jaringan, telah banyak berkembang dan menjadi metode alternatif untuk
produksi tanaman secara vegetatif maupun metode penelitian dalam berbagai ilmu
yang lain. Pada kultur jaringan terdapat tiga tahap dalam prosesnya yaitu pemilihan
eksplan yang tepat (eksplan yang dipilih harus disterilisasi), perbanyakan tunas pada
media, dan pemindahan ke media pengakaran yang dilanjutkan dengan aklimatisasi.
Salah satu tamanan yang biasa dikembangkan dengan menggunakan teknik
kultur jaringan adalah tanaman Anggrek. Pada Anggrek harus sangat memperhatikan
nutrisi seperti senyawa organik, sumber energi, vitamin, dan zat pengatur serta
kondisi lingkungan seperti pH bagi perkembangan biji Anggrek. Berikut tahapan
proses kultur jaringan pada tanaman anggrek.
a) Pembuatan Media Perkecambahan Anggrek
Media yang digunakan dalam kultur jaringan tanaman Anggrek haruslah
disesuaikan dengan jenis Anggrek, umur, biji, dan tujuan kultur. Pembuatan
media ini haruslah dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bagi tanaman untuk
tumbuh dan berkembangbiak hingga menghasilkan tanaman Anggrek lengkap.
Beberapa contoh nutrisi yang dapat digunakan diantaranya seperti buah pisang,
air kelapa, buah tomat, atau air rebusan taoge. Media kultur jaringan ini juga
membutuhkan pH dan agar sebagai bahan pemadat.
b) Tahap Sterilisasi Buah Anggrek
Penanaman biji anggrek dilakukan dengan membuka buah anggrek di dalam
kondisi steril. Media yang digunakan biasanya berada dalam posisi miring di
dalam botol untuk memudahkan penanaman dan penyebaran biji dalam tiap
botol. Metode penanaman dapat beragam sesuai dengan kondisi buah dan jenis
Anggrek yang digunakan. Metode penyebaran adalah dengan biji disuspensi pada
air steril kemudian disebarkan ke media. Selain itu, dapat pula digunakan metode
lain agar lebih mengurangi kontaminasi yaitu dengan penanaman langsung
menggunakan pinset atau spatula yang dirancang khusus untuk penanaman biji
Anggrek.
Selanjutnya biji anggrek disebar di atas media agar dan tidak di dalamnya atau
di dalam media cair supaya dapat memperoleh oksigen yang cukup. Jumlah biji
yang ditanam dalam tiap botol akan bervariasi tergantung pada spesies yang
ditanam. Sebagai contoh, jika Phalaenopsis ditanam dalam jumlah yang terlalu
banyak dalam satu botol akan mengakibatkan akarnya saling menumpuk dan
sulit untuk melakukan subkultur atau aklimatisasi.
Sumber : http://vedca.siap.web.id/files/2012/03/KULTUR-JARINGAN-ANGGREK.jpg
Gambar 1 Biji Anggrek dalam media botol
c) Pemeliharaan Anggrek Secara In Vitro
Pertumbuhan anggrek dalam media kultur akan tergantung pada spesies yang
ditanam. Lama pertumbuhan dan kondisi yang diperlukan akan bervariasi. Suhu
sekitar 20 0C dan pencahayaan selama 12-16 jam dengan lampu neon diperlukan
meskipun terdapat beberapa spesies yang lebih menyukai kondisi gelap untuk
perkecambahan seperti Paphiopedilum dan Cyrpipedium. Selain kondisi
lingkungan untuk mendukung perkecambahan dan pertumbuhan anggrek,
penjarangan atau sub kultur perlu dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi untuk
nutrisi di dalan botol kultur. Sub kultur dilakukan saat media sudah terlihat habis
atau setiap 2 bulan sekali. Jumlah sub kultur juga sekitar 2-3 kali sebelum
aklimatisasi. Jika terlalu sering melakukan sub kultur dapat mengakibatkan
perubahan pada tanaman anggrek yang disebut dengan keragaman somaklonal.
Pertumbuhan anggrek di dalam botol kultur biasanya selama 6 bulan sampai 2
tahun tergantung varietas.
d) Aklimatisasi
Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara bertahap supaya tanaman hasil kultur
jaringan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Baik suhu,
kelembaban, cahaya maupun faktor lainnya akan berbeda dan tanaman hasil
kultur jaringan juga memiliki kekurangan dibanding tanaman yang ditanam di
lingkungan alami. Saat pemindahan tanaman ke kondisi normal atau dalam media
pakis, tanah, atau compost, harus dilakukan secara bertahap dan menghindari
infeksi dari fungi serta bakteri karena tanaman hasil kultur jaringan belum
mampu beradaptasi dengan pathogen-patogen yang biasa ditemukan di
lingkungan luar.
Sumber : https://lcnursery.files.wordpress.com/2008/10/aklimatisasi_11.jpg
Gambar 2 Aklimatisasi tamanan Anggrek ke kondisi normal
2. Proses Kultur Jaringan Pada Tanaman Pisang
Teknik kultur jaringan pada semua tanaman pada umumnya memiliki tahapan-
tahapan yang sama. Hal tersebut juga sama halnya dengan kultur jaringan yang
dilakukan untuk memperbanyak tanaman pisang yang berkualitas. Berikut tahapan-
tahapan kultur jaringan pada tanaman pisang.
Sumber: Badan penelitian dan perkembangan pertanian
Gambar 3 Tahapan-tahapan kultur Pisang
a) Inisiasi
Persiapan Bahan Eksplan dan Sterilisasi. Untuk perbanyakan bibit pisang secara
cepat, sebagai bahan eksplan biasanya digunakan tunas bonggol atau tunas dari
anakan yang berukuran 40-100 cm dari pohon pisang yang pernah berbuah.
Sumber: Badan penelitian dan perkembangan pertanian
Gambar 4 Tahap Inisiasi tamanan pisang
b) Multiplikasi Tunas dan Pengakaran
Penanaman pada Media Multiplikasi Tunas dan Media Perakaran. Tanam
eksplan pada media dasar MS yang mengandung BAP 2-5 mg/l, sukrosa 20 g/l.
Sebagai bahan pengeras diberikan agar swallow 8 g/l. Selanjutnya biakan
disimpan di dalam ruang kultur dengan intensitas cahaya 800-1000 lux selama 16
jam pada temperatur 20-220oC. Pada kondisi ini tunas akan bermultiplikasi antara
3-5 kali lipat setiap bulan tergantung varietasnya, sehingga dalam satu tahun dari
1 eksplan dapat dihasilkan sekitar 125.000-6.700.000 planlet tergantung tingkat
kontaminasi yang terjadi.
Setelah tunas dapat dilipatgandakan maka saatnya biakan dipindahkan ke dalam
media perakaran, yaitu media dasar MS yang ditambah dengan IAA 0,1-0,2 mg/l.
Untuk jenis pisang tertentu seperti raja bulu dan cavendis setelah media
pertunasan perlu ditransfer ke media perakaran, sedangkan pisang tanduk, raja
sereh, dan kepok kuning tidak perlu ditransfer lagi karena perakarannya sudah
terbentuk pada media pertunasan. Ini berarti dapat memotong satu langkah untuk
langsung diaklimatisasi di rumah kaca.
(a) (b)
(c)
Sumber : Badan penelitian dan perkembangan pertanianGambar 5 Tahap Multiplikasi tanaman pisang
(a) Multiplikasi tahap I, (b) Multiplikasi II, (c) Multiplikasi III-IV
c) Aklimatisasi
Aklimatisasi di Rumah Kaca. Setelah biakan di dalam botol memiliki
pertumbuhan dan perakaran yang sempurna (biasanya 8-10 bulan), maka biakan
pisang sudah saatnya dikeluarkan dari botol untuk ditanam di rumah kaca. 1-2
hari sebelum ditanam di polibag sebaiknya botol sudah dipindahkan ke rumah
kaca dengan tujuan penyesuaian lingkungan (hardening), kemudian bibit
dikeluarkan dari botol dengan cara membersihkan di bawah air mengalir sampai
tidak ada agar-agar yang melekat pada bibit. Rendam dalam larutan fungisida 2 g/l
selama 5-10 menit, kemudian kering anginkan di atas kertas koran.
Sumber : Badan penelitian dan perkembangan pertanian Gambar 6 Tanaman Pisang siap untuk aklimatisasi
Sumber : Badan penelitian dan perkembangan pertanianGambar 7 Aklimatisasi tanaman Pisang
Sumber : Badan penelitian dan perkembangan pertanian Gambar 8 Tanaman Pisang siap ditanam di kondisi Normal
Daftar Pustaka
Hendarsyah, Kiki. 2008. Aklimatisasi Bibit Anggrek. Online: https:// lcnursery. wordpress. com/2008/10/06/ aklimatisasi- bibit - anggrek-ala-lc-nursery/ (diakses pada 13 April 2015).
Hidayah, Aprilia Nurul. 2013. Kultur Jaringan Tanaman Anggrek. Online: http:// aprilia1894. blogspot.com/2013/04/kultur-jaringan-tanaman-anggrek.html (diakses pada 13 April 2015).
Kuswandi, Paramita Cahyaningrum. 2012. Menumbuhkan Semangat Berwirausaha Dengan Memanfaatkan Bioteknologi Melalui Pengenalan Aklimatisasi Anggrek Hasil Kultur Jaringan. Uny.
Setiadhy, Faizal. 2013. Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang. Online: http://faizalsetiadhy.blogspot.com/2013/05/prospek-teknik-kultur-jaringan-untuk_15.html (diakses pada 15 April 2015)
Sugito, Heru. 2012. Peluang Bisnis Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Online: http://vedca.siap.web.id/2012/03/14/peluang-bisnis-kultur-jaringan-anggrek -skala-rumah-tangga-oleh-ir-heru-sugito-mp-widyaiswara-p4tk-pertanian/ (diakses pada 13 April 2015).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Kultur Jaringan. Online: https://www.youtube.com/watch?v=lVY1l0SLi2I (diakses pada 15 April 2015)