49
Konsep Oksigenasi Posted on Maret 18, 2009 by hidayat2 i 10 Votes <!--//--><![CDATA[//><!-- PDRTJS_settings_1056957_post_6={"id":1056957,"unique_id":"wp-post-6","title":"Konsep Oksigenasi","permalink":"http:\/\/hidayat2.wordpress.com\/2009\/03\/18\/konsep- oksigenasi\/","item_id":"_post_6"} //--><!]]&gt; OKSIGENASI 1. PENGERTIAN Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O 2 ) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO 2 ) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology. 2. SISTEM PERNAFASAN Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi. 1). Ventilasi Object 1 Object 2

kumpulan artikel oksigenasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kumpulan artikel oksigenasi

Konsep Oksigenasi Posted on Maret 18, 2009 by hidayat2

i

10 Votes

<!--//--><![CDATA[//><!--PDRTJS_settings_1056957_post_6={"id":1056957,"unique_id":"wp-post-6","title":"Konsep Oksigenasi","permalink":"http:\/\/hidayat2.wordpress.com\/2009\/03\/18\/konsep-oksigenasi\/","item_id":"_post_6"}//--><!]]&gt;

OKSIGENASI

1. PENGERTIAN

Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup

udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida

(CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler

dan hematology.

2. SISTEM PERNAFASAN

Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang

terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat

pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah

dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

1). Ventilasi

Object 1Object 2

Page 2: kumpulan artikel oksigenasi

Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar

500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan

yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh

saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.

Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura

dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725

mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.

Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :

1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi

masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.

2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan

3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru

4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa,

otot abdominal.

2). Perfusi Paru

Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada

sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel

kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses

pertukaan oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9%

dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume

darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau

tekanan darah sistemik.

3). Difusi

Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon

dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul

dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi

antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan

Page 3: kumpulan artikel oksigenasi

mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg

sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi

masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg

sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.

Anatomi paru

Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-gelembung udara

atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan lobus

inferior.

2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior. (Syaifuddin,

1997).

Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)

Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut Vestibula, dan di

sini membrane pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan

sel epitelium yang pipih.

Dari Vestibula berjalan beberapa Infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-

kantong udara itu. Kantong udara atau Alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium

pipih, dan di sinilah darah hamper langsung bersentuhan dengan udara hingga suatu

jaringan pembuluh darah kapiler mengitari Alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. (Evelyn

C. P, 2002).

Page 4: kumpulan artikel oksigenasi

Gambar 2. Diagram dari akhiran sebuah Bronkhliolus didalam Alveoli.

(Pearce. E. C, 2002)

3. SISTEM KARDIOVASKULER

a. Struktur dan letak jantung

Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri

dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di

atas disebut “atrium” dan bagian bawah disebut “ventrikel”. Pada masing-masing

belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel

dihubungkan oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan

disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub

mitral atau katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)

Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini

terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium

viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar

disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai

kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus

yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu

sendiri.

Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar), miokardium (otot),

endokardium (lapisan dalam/endotel).

Page 5: kumpulan artikel oksigenasi

Gambar 1. Struktur jantung dan perjalanan aliran darah melalui kamar

jantung, sesuai petunjuk anak panah

b. Fisiologi jantung

Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam sirkulasi

pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup

aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan

yang disebut “sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat

katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.

Gangguan aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat,

darah arteri dan vena tercampur yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang.

Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi

(diastole). Kontraksi kedua atrium terjadi serentak disebut systole atrial dan

relaksasi atrium disebut diastole atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel

disebut systole ventrikel dan relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel.

Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi

kedua atrium pendek sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.

Daya pompa jantung pada organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70

kali/menit dan memompa 70 ml setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah

yang dipompa setiap menit sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan

denyut jantung dapat mencapai 150 kali/menit, sehingga daya pompa jantung

adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C. Pearce, 2002).

Page 6: kumpulan artikel oksigenasi

Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui

system kardiovaskuler

4. HEMATOLOGI

Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-

paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb)

dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan

setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen

membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph,

konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.

Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN

1. Faktor Fisiologi

1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia

2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran

napas bagian atas

3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2

terganggu

Page 7: kumpulan artikel oksigenasi

4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka

dan lain-lain.

5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,

obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru

2. Faktor Perkembangan

1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan

2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut

3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok

4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress

yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru

5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan

arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun

3. Faktor Prilaku

1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi

yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang

terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.

2. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen

3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan

koroner

4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)

menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi

pusat pernafasan

5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat

Page 8: kumpulan artikel oksigenasi

4. Faktor Lingkungan

1. Tempat kerja (polusi)

2. Suhu lingkungan

3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

5. PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah sebagai

berikut :

1. Gangguan Konduksi

Gangguan konduksi (hantaran) seperti distritmia (takikardia/bradikardia)

2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung)

Menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia

Jaringan.

3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang

mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.

4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari

arteri koroner ke miokardium.

6. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN

1. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat

dan

dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :

a. Kecemasan

b. Infeksi / sepsis

Page 9: kumpulan artikel oksigenasi

c. Keracunan obat-obatan

d. Kertidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolik

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain),

menurunnya

konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2. Hipoventilasi

Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau

untuk

mengeluarkan CO2 dengan cukup, biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,

disorientasi,

kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.

3. Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya

penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :

a. Menurunya hemoglobin

b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung

c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti keracunan sianida

d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumonia

e. Menurunnya perfusi jaringan seperti syok

f. Kerusakan / gangguan ventilasi

Page 10: kumpulan artikel oksigenasi

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelehan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi

meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis dan clubbing.

DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Mardika tahun 2006.

Hidayat, Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Mardika 2007

Perry, Potter. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2. Jakarta : EGC. 1997

Orang hidup tentunya akan butuh yang namanya bernafas, orang bernafas tentunya butuh oksigen. tahukah anda apakah faktor yang mempengaruhi pernafasan?kebutuhan oksigen adalah sangat penting, mahluk hidup tidak dapat hidup tanpa adanya oksigen, bila oksigen yang ada dalam sistem pernafasan sedikit maka akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup itu sendiri.gangguan sistem oksigenasi dapat mempengaruhi semua yang ada dalam tubuh manusia, mari kita lihat bagaimana oksigenasi tersebut dapat mempengaruhi kinerja tubuh manusia.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pernafasan dan tentunya akan berpengaruh terdapat oksigenasi yang sangat dibutuhkan untuk hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

• Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

• Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin

Page 11: kumpulan artikel oksigenasi

sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

• Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

• Status Kesehatan

<!--google_ad_client = "pub-0585506194204927";/* 336x280, dibuat 09/07/21 */google_ad_slot = "3224476361";google_ad_width = 336;google_ad_height = 280;//-->google_protectAndRun("ads_core.google_render_ad", google_handleError, google_render_ad);Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

• Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

• Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

• Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu

Page 12: kumpulan artikel oksigenasi

ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

• Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

Kebutuhan OKsigenasi Posted on Desember 20, 2008 by nursecerdas

i

Rate This

<!--//--><![CDATA[//><!--PDRTJS_settings_3529337_post_132={"id":3529337,"unique_id":"wp-post-132","title":"Kebutuhan

OKsigenasi","permalink":"http:\/\/nursecerdas.wordpress.com\/2008\/12\/20\/kebutuhan-oksigenasi\/","item_id":"_post_132"}

//--><!]]&gt;REVIEW ANATOMI FISIOLOGI

A. SALURAN PERNAFASAN ATASFungsi : menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup.Terdiri dari :- hidung- faring- laring- epiglottis

B. SALURAN PERNAFASAN BAWAHFungsi : - menghangatkan udara- membersihkan mukuosa cilliary- memproduksi surfactanTerdiri dari :

Page 13: kumpulan artikel oksigenasi

- trachea- bronchus- paru

FISIOLOGI PERNAFASAN

FISIOLOGI PERNAFASAN3 proses yang berpengaruh pada proses respirasi, yaitu ;1. Ventilasi Pulmoner2. Difusi Gas antara alveoli dan Kapiler Paru3. Transport O2 dan CO2 melalui darah ke sel – sel jaringan

1. Ventilasi Pulmoner→ Merupakan proses pertukaran udara antara alveoli dan atmosfir / udara luar. → Ventilasi pulmoner akan meningkat slama aktifitas dan dalam keadaan sakit. Hal ini diikuti pengembangan dada dan usaha bernafas maksimal. → Selama inspirasi rusuk akan naik oleh karena aksi otot leher anterior dan kontraksi otot intercostal external.→ Selama ekspirasi rusuk akan turun oleh karena aksi otot perut anterior.→ Aktifitas otot tambahan dan usaha nafas bertambah pada klien dengan penyakit obstruksi saluran pernafasan.

Ventilasi Pulmoner tergantung dari : Kecukupan O2 di Udara Luar

Kecukupan konsentrasi O2 di udara luar/ atmosfir merupakan dasar untuk kecukupan respirasi. Konsentrasi o2 pada tempat tinggi lebih randah dari pada di laut.Selama inspirasi, udara melalui hidung, pharing, laring, trachea, bronchi, dan broncheolus ke alveoli, dan sebaliknya pada periode ekspirasi.Hidung berfungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara. Partikel partikel besar pada udara akan difiltrasi oleh rambut pada hidung, dan partikel kecil

Page 14: kumpulan artikel oksigenasi

difiltrasi oleh nasal turbulence.

Kebersihan Jalan NafasJalan udara dibersihkan oleh membran mukosa, yang terdiri dari cilia. Cilia pada saluran nafas bawah menggerakkan benda asing ke atas dan cilia pada hidung untuk mengeluarkan. Batuk dan bersin berpengaruh penting pada mekanisme kebersihan jalan nafas. Reflek batuk ditimbulkan oleh adanya iritan yang yang mengirimkan impuls melalui saraf vagus ke medulla. Sedangkan bersin terjadi ketika ada impuls saraf kelima ke medulla.

Kembang kempis ParuMerupakan pengembangan semua bagian paru dan dada. Pengembangan paru terjadi karena bertambahnya volume paru oleh adanyan peningkatan tekanan paru. Ketidakadekuatan mengembang menyebabkan kerusakan jaringan paru, seperti edema, tumor, paralisis atau kiposis.

Regulasi RespirasiSistem saraf mengatur rata – rata dari ventilasi paru agar sesuai dengan kebutuhan tubuh ( PO2 dan PCO2 ) tetap konstan.Pusat pengendali pernafasan terletak di medulla oblongata dan pons. - Volume Pulmoner

• Volume tidal ( TV ) : jumlah udara yang digunakan pada tiap siklus respirasi. 500 ml pada laki – laki dan 400 ml pada wanita.

• Volume cadangan inspirasi / Inspiratory reserve volume ( IRV ) : jumlah udara yang didapat pada inhalasi maksimal, 3100 ml

• Volume cadangan ekspirasi / Expiratory reserve volume ( ERV ) : jumlah udara yang dikeluarkan pada saat ekspirasi kuat, 1200 ml.

• Volume residu ( RV ) : jumlah udara yang tersisa setelah ekspirasi, normalnya 1200 ml

- Kapasitas Pulmoner

• Kapasitas total paru ( TLC ) : jumlah udara maksimal dalma paru setelah inspirasi maksimal : TLC = TV + IRV + ERV + RV, 6000 ml

• Kapasitas vital ( VC ) : jumlah udara yang dapat diekspirasi setelah inspirasi kuat : VC = TV + IRV + ERV ( biasanya 80 % TLC ), 4800 ml

• Kapasitas inpirasi ( IC ) : jumlah udara maksimal yang didapat setelah ekspirasi normal, IC = TV + IRV , 3600 ml

• Kapasitas fungsional residu ( FRC ) : volume udara yang tertinggal dalam paru setelah ekspirasi normal volume tidal, FRC = ERV + RV, 2400 ml

- Tekanan PulmonerBernafas mengubah tekanan intrapulmonal dan tekanan intraplueral. Perubahan tekanan tersebut berhubungan dengan perubahan volume paru. Pada saat inspirasi, volume paru bertambah, dan tekanan intrapulmoner menurun. Sebaliknya, pada saat ekspirasi volume paru menurun, dan tekanan intrapulmonal meningkat.

2. Difusi GasDifusi adalah pergerakan gas/partikel dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.4 faktor yang berpengaruh pada difusi gas dari membran respirasi :1. Ketebalan membran

Page 15: kumpulan artikel oksigenasi

→ ketebalan membran akan bertambah pada pasien dengan edema pulmoner atau penyakit pulmoner yang lain. → bertambahnya ketebalan membran menyebabkan penurunan difusi gas.2. Area permukaan membranperubahan permukaan membran akan berpengaruh pula terhadap rata – rata difusi.3. Koefisien difusi gasKoefisien difusi tergantung dari berat molekul dan kelarutan gas dalam membran. CO2 dapat berdifusi 20 kali lebih cepat dari O2.4. Perbedaan tekanan pada semua sisi membranperbedaan tekann udara pada semua sisi membran respirasi berpengaruh pada proses difusi. Jika tekanan oksigen pada alveoli lebih besar dari darah, maka o2 berdifusi ke darah. Perbedaan normal dari PO2 antara alveoli dan darah adalah 40 mm Hg.

3. Transpor dari oksigen dan karbon dioksidaOksigen diangkut/disalurkan dari paru ke jaringan – jaringan, dan karbondioksida diangkut dari jaringan kembali ke paru. Normalnya 97 % O2 berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah secara bebas, dan dibawa ke jaringan sebagai oxyhemoglobin. Normalnya 25 % atau 5 ml dari O2 per 100ml didifusikan ke jaringan – jaringan.Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap transport oksigen dari paru ke jaringan :

Cardiac Output→ merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah, normalnya 5 liter per menit. Dalam kooondisi patologi yang dapat menurunkan cardiac output ( misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah ) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirm ke jaringan. Umumnya, jantung mengkompensasi dengan menambahkan rata rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.

Jumlah ErytrocitJumalh eritrosit pada laki – laki 5juta/mm³ dan wanita 4,5 juta /mm³. Penurunan jumlah eritrosit → anemia. LatihanSecara langsung berpengaruh terhadap transpot oksigen.Bertambahnya latihan → peningkatan transport O2 ( 20 x kondisi normal ), menigkatkan cardiac uotput dan penggunaan O2 oleh sel.

Hematokrit DarahNormalnya 40 % – 54 % pada laki – laki, dan 37 % – 47 % pada wanita.Meningkatnya hematokrit → peningkatan viskositas → bertambanya cardiac output → meningkatnya transport oksigen. Normalnya, dalam kondisi istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru – paru.

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP OKSIGENASI :

1. Lingkungan / EnviromentKetinggian, panas, dingin, dan polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.

Tempat yang tinggi → tekanan O2 menurun → peningkatan respirasi curah jantung, dan kedalaman pernafasan.

Panas → dilatasi pembuluh darah perifer → aliran darah ke kulit meningkat sejumlah hilangnya panas pada permukaan tubuh. Vasodilatasi → memperbesar lumen pembuluh darah, menurunkan resistensi aliran darah → peningkatan tekanan darah → bertambahnya cardiac output → bertambanya rata – rata dan kedalaman pernafasan.

Lingkungan dingin → konstriksi pembuluh darah perifer, menurunkan aktifitas jantung →

Page 16: kumpulan artikel oksigenasi

berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen. Polusi Udara contohnya rokok → merangsang timbuknya sakit kepala, pusing, batuk, dan perasaan

tercekik.

2. Latihan / ExerciseAktifitas atau latihan fisik → meningkatkan respiratory dan heart rate , dan suplai O2 di dalam tubuh.

3. Emosi / EmotionsPercepatan heart rate mugkin juga merupakan respon dari emosi seperti pada rasa takut, cemas dan marah → merangsang saraf simpatic untuk merespon kiondisi tersebut.

4. Gaya Hidup / Life StyleGaya hidup klien merupakan faktor penting yang berhubngan dengan status oksigenasi.Silicosis → pada seseorang pemecah batu.Asbestosis → pada pekerja asbesAntracosis → pada penambang batu baraPetani → penyakit debu organicRokok cigarret → faktor predisposisi pada penyakit paru

5. Status Kesehatan / Health StatusDalam kondisi sehat, sistem kardiovaskuler dan pernafasan dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh. Hipoxemia, misalnya dikarakteristikan oleh penurunan tekanan partial oksigen di dalam darah arteri, atau penurunan saturasi dari oksihemoglobin. Anemia merupakan salah satu pada sistem cardiovaskuler. Banyak penyebab dari anemia, meliputi malnutrisi, kehilangan darah. Karena hemoglobin membawa oksigen dan carbondioksida, anemia dapat mempengaruhi pembebasan gas dari dan ke sel tubuh.

6. NarcoticsMorphine dan mepedrin hydrocholoride ( demerol ), menurunkan rata – rata dan kedalaman pernafasan oleh karena depresi pusat respirasi pada medulla. Perawat harus memonitor rata – rata dan kedalaman pernafasan pada pasien yang mendapatkan analgetik narkotik.

MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI

HYPOXIA

Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian / proses respirasi, yaitu : ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah, dan dapat disebabkan oleh satu atau lebih perubahan kondisi pada proses tersebut. Pada tempat yang tinggi, tekanan partial oksigen turun, karena itu tekanan partial alveoli dan arteri menurun → disebut hypoxic hypoxia.Penyebab lain hipoxia adalah hipoventilasi yaitu ketidakcukupan ventilasi alveoli oleh karena penurunan volume tidal. Penurunan volume tidal ( sebagai contoh , pada penyakit otot respirasi, obat – obatan, atau analgesik ), carbondioksida sering terakumulasi dalam darah. Hipoxia dapat berkembang ketika kemampuan paru untuk mendifusikan oksigen ke dalam darah arteri menurun, seperti pada edema pulmonaer, atau akibat dari masalah pembebasan oksigen ke jaringan.

Tanda – tanda klinik hipoxia :

Page 17: kumpulan artikel oksigenasi

Tanda – tanda Akut dan Kronik Hipoxia :

PERUBAHAN POLA NAFAS

→ B.d rata – rata, volume, ritme, dan usaha bernafas.Respirasi normal ( eupnea ) : diam, ritmic, dan sedikit usaha.Tachypnea → nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri, hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ). Bradypnea → nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie sulfat ( penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK ( peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).Hyperventilasi → jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh ), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.Ritme respirasi abnormal yaitu :

Cheyne Stokes → bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Kussmaul’s ( hyperventilasi ) → peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal. Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat

Biot”s → nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

OBSTRUKSI JALAN NAFAS

Page 18: kumpulan artikel oksigenasi

Obstruksi partial atau seluruh jalan nafas bisa terjadi pada saluran nafas atas maupun bawah. Obstruksi saluran nafas atas bisa disebabkan oleh benda asing, sperti makanan, lidah jatuh ke belakang ( pada pasien tidak sadar ), penumpukan sekret pada jalan nafas. Obstruksi jaan nafas bawah bisa terjadi pada bronkhial dan paru – paru.

PENGKAJIANMeliputi :

riwayat keperawatan pengkajian fisik pemeriksaan diagnostic

~ Riwayat keperawatanMeliputi :a. Masalah Respirasi :- apakah baru – baru ini pernah mengalami perubhan pola nafas (kesulitan, nafas cepat / lambat, nafas pendek, perlu posisi tegak untuk bernafas)- aktifitas yang menyebabkan masalah itu terjadi ?- zat penyebab polusib. Riwayat penyakit pernafasan- demam, alergi, asma, tuberculosis, bronkhitis, dll- frekuensi ? berapa lama ? tindakan yang dilakukan ?c. Masalah cardiovaskuler- riwayat masalah sirkulasi jantung, atau darah (anemia, hipertensi, penyakit jantung)d. Gaya hidup- kebiasaan merokok, jumlahnya- family → adakah yang merokok ?- adakah perokok, zat penyebab polusi ( asbes, batu bara, asap, dll )e. Prosentase batuk- berapa lama, dan bagaimana terjadinya ?- produktif atau non produktif ?- apakah terjadi selama aktifitas atau setiap waktu ?f. Sputum- kapan diproduksi ?- jumlah, warna, kekentalan, bau- adakah darah ?g. Nyeri dada- apakah nyeri terjadi saat beraktifitas atau saat bernafas ?- lokasi nyeri- bagaimana perasaan nyeri- terjadi saat inspirasi atau ekspirasi- berapa lama, apakah cenderung terjadi saat bernafas- aktifitas yang menyebabkan nyeri- usaha untuk mengurangi nyeri h. Faktor resiko- keluarga dengan masalah : Ca Paru, penyakit kardiovaskuler. TB, dll- BB klien, pola aktifitas, diet i. Riwayat pengobatan- penggunaan obat → overdosis, obat diindikasikan untuk jantung, tekanan darah, atau pernafasan ( contohnya : bronkodilator, inhalant, narcotik )

Page 19: kumpulan artikel oksigenasi

- dosisnya, berapa kali sehari, hasilnya, efek sampingnya ?

~ Pemeriksaan Fisik Inspeksi : rata – rata, kedalaman, ritme, usaha, kualitas respirasi, catat posisi klien pada saat

bernafas. Palpasi : temperatur kulit, fremitus, pengembangan dada, krepitasi, massa, edema, dll. Percusi : intensitas, tinggi rendahnya suara serta kualitas dan lokasinya Auskultasi : vesikuler, bronchial, bronchovesikuler, rales, ronchi, lokasi dan perubahan suara nafas

serta saat terjadinya.

~ Pemeriksaan Diagnostik→ Specimen.

untuk kultur dan sensitifitas → untuk mengidentifikasi mikroorganisme spesific dan sensitifitas terhadap obat.

Untuk cytology → untuk mengidentifikasi sebab, struktur, fungsi dan patologi sel. Specimen untuk sitologi didapatkan dari pengumpulan sputum pada pagi hari ( selama 3 hari ) dan dites untuk mengetahui kanker pada paru.

BTA ( Bacil Tahan Asam ) → dengan mengumpulkan sputum tiga hari berturut – turut, untuk mengindentifikasi presentase TB. → Spirometri → tes fungsi paru – paru.→ BGA ( Blood Gas Analysa ) → PCO2 : 35 – 45 mm HgPO2 : 80 – 100 mm HgpH : 7,35 – 7,45→ Pemeriksaan darah : eritrosit, Hb, leukosit, dll→ Pemeriksaan Visual : Rontgen, Bronchoscopy, Scaning, Flouroskopy.

Selasa, 22 Januari 2008

OKSIGENASI

I. PENGERTIAN OKSIGENASIOksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan2. Untuk menurunkan kerja paru-paru3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASANA. Saluran Nafas Atas1. Hidung• Terdiri atas bagian eksternal dan internal• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular

Page 20: kumpulan artikel oksigenasi

yang disebut mukosa hidung• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

3. Laring• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam’s apple)- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu

4. Trakea• Disebut juga batang tenggorok• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah1. Bronkus• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2. Bronkiolus• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk

Page 21: kumpulan artikel oksigenasi

selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar• Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2• Terdiri atas 3 tipe :- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan

PARU• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut• Terletak dalam rongga dada atau toraks• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar• Setiap paru mempunyai apeks dan basis• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

PLEURA• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis• Terbagi mejadi 2 :- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada- Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASANBernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Page 22: kumpulan artikel oksigenasi

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :a. Tekanan udara atmosfirb. Jalan nafas yang bersihc. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :a. Luas permukaan parub. Tebal membran respirasic. Jumlah darahd. Keadaan/jumlah kapiler darahe. Afinitasf. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :a. Curah jantung (cardiac Output / CO)b. Jumlah sel darah merahc. Hematokrit darahd. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASANFaktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :1. Tahap PerkembanganSaat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

Page 23: kumpulan artikel oksigenasi

2. LingkunganKetinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya HidupAktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status KesehatanPada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. NarkotikaNarkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasanFungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya

Page 24: kumpulan artikel oksigenasi

selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafasPernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATANSecara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)

3. Riwayat perkembangana. Neonatus : 30 - 60 x/mntb. Bayi : 44 x/mntc. Anak : 20 - 25 x/mntd. Dewasa : 15 - 20 x/mnte. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4. Riwayat kesehatan keluargaDalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.

5. Riwayat sosialPerlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

Page 25: kumpulan artikel oksigenasi

6. Riwayat psikologisDisini perawat perlu mengetahui tentang :a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnyab. Pengaruh sakit terhadap cara hidupc. Perasaan klien terhadap sakit dan therapid. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi

7. Riwayat spiritual

8. Pemeriksaan fisika. Hidung dan sinusInspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

b. FaringInspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

c. TrakheaPalpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

d. ThoraksInspeksi :• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan

Page 26: kumpulan artikel oksigenasi

yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.Palpasi :Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :1. Bersihan jalan nafas tidak efektif2. Pola napas tidak efektif3. Gangguan pertukaran gas4. Penurunan kardiak output5. Rasa berduka6. Koping tidak efektif7. Perubahan rasa nyaman8. Potensial/resiko infeksi9. Interaksi sosial terganggu10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

Page 27: kumpulan artikel oksigenasi

1. Bersihan jalan napas tidak efektifYaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.Tanda-tandanya :• Bunyi napas yang abnormal• Batuk produktif atau non produktif• Cianosis• Dispnea• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasanKemungkinan faktor penyebab :• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran• Immobilisasi• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektifYaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuatTanda-tandanya :• Dispnea• Peningkatan kecepatan pernapasan• Napas dangkal atau lambat• Retraksi dada• Pembesaran jari (clubbing finger)• Pernapasan melalui mulut• Penambahan diameter antero-posterior• Cianosis, flail chest, ortopnea• Vomitus• Ekspansi paru tidak simetrisKemungkinan faktor penyebab :• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gasYaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.

4. Penurunan kardiak outputTanda-tandanya :• Kardiak aritmia• Tekanan darah bervariasi

Page 28: kumpulan artikel oksigenasi

• Takikhardia atau bradikhardia• Cianosis atau pucat• Kelemahan, vatigue• Distensi vena jugularis• Output urine berkurang• Oedema• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)Kemungkinan penyebab :• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

VIII. RENCANA KEPERAWATAN1. Mempertahankan terbukanya jalan napasA. Pemasangan jalan napas buatanJalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresiRute pemasangan :• Orotrakheal : mulut dan trakhea• Nasotrakheal : hidung dan trakhea• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3• Intubasi endotrakheal

B. Latihan napas dalam dan batuk efektifBiasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasiCara kerja :• Pasien dalam posisi duduk atau baring• Letakkan tangan di atas dada• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang• Tahan napas untuk beberapa detik• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara• Ulangi sesuai kemampuan pasien• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri

C. Posisi yang baik• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan latihan

Page 29: kumpulan artikel oksigenasi

D. Pengisapan lendir (suctioning)Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.

E. Pemberian obat bronkhodilatorAdalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.

2. Mobilisasi sekresi paruA. HidrasiCairan diberikan secara oral dengan cara menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang banyak kurang lebih 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas kemampuan/cadangan jantung.

B. HumidifikasiPengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.

C. Postural drainageAdalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.Tekniknya :• Sebelum postural drainage, lakukan :- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret- Perkusi sekitar 1 - 2 menit- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.

3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paruA. Latihan napasAdalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernapasanJenis latihan napas :• Pernapasan diafragma• Pursed lips breathing• Pernapasan sisi iga bawah• Pernapasan iga dan lower back• Pernapasan segmental

B. Pemasangan ventilasi mekanikAdalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.

C. Pemasangan chest tube dan chest drainageChest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih

Page 30: kumpulan artikel oksigenasi

chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.Tujuannya :• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.Tipenya :a. The single bottle water seal systemb. The two bottle waterc. The three bottle water4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksiaDengan pemberian O2 dapat melalui :• Nasal canule• Bronkhopharingeal khateter• Simple mask• Aerosol mask / trakheostomy collars• ETT (endo trakheal tube)

5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak OutputDengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napasB : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidungC : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatanJadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :a. Health promotion• Ventilasi yang memadai• Hindari rokok• Pelindung / masker saat bekerja• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)• Pakaian yang nyamanb. Health restoration and maintenance• Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret• Teknik batuk dan postural drainage• Suctioning• Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other• Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM• Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna• Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis• Terapi O2• Terapi ventilasi

Page 31: kumpulan artikel oksigenasi

• Drainage dada

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASIImplementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses

II.

. Riwayat keperawatan klienHal – hal yang perlu dikaji antara lain :Data demografi : nama, alamat, umur, jenis kelamin, support sistem yang ada dan tingkat pendidikan.Riwayat keluarga : penyakit keluarga, penyakit keturunan dan alergi.PekerjaanKeadaan lingkungan : kumuh, rawa – rawa, kota besarKebiasaan : merokok, aktivitas.

II. Pengkajian FisikBatuk : ada atau tidak, nyeri saat batuk, sputum, sesak saat batuk, jenis batuk : produktif, non produktif, terus menerus atau tidak, kapan batuk timbul : pagi atau saat aktifitas.Sputum : warna, bau, konsistensi : kental atau cair, jumlah, darah dan berbusa.Dispneu (kesulitan bernafas) : kapan timbul, tingkat toleransi klien terhadap aktifitas.

Tingkatan dispneu yaitu :

KlasifikasiKondisiIDapat berjalan normal, tidak dapat naik tangga / gunung.IIBerjalan I mil tanpa terengah – engah namun tidak secepat normalIIITerengah – engah (100 meter) atau setelah beberapa menit berjalanIVTerengah – engah untuk ADL (pakaian, makan, bicara).

Hemoptisis : kapan saja, apa pencetusnyaNyeri dada : kapan timbul nyeri, apakah mengikuti irama pernafasanWheezing : suara yang timbul akibat udara melewati saluran yang kecil. Tanyakan kapan saja timbulnya dan bagaimana cara menangani kondisi tersebut.Warna kulit : sianosis perifer atau sentral.Udema wajah : biasanya karena infeksi dan pembengkakan sinus. Tanyakan kapan saja timbulnya.KecemasanBentuk dada : dada burung, sejak kapan mulainya.Gangguan muskuloskeletal : adakah penggunaan otot – otot tambahan, kelemahan, nyeri otot.Clubbing nailBau nafas : pengeluaran zat sisa metabolisme, jenis bau nafasnya, aseton, ureum dan alkohol.Pola nafas : eupnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne stokes, biot.Taktil Fremitus : akan meningkat pada konsolidasi (ada masa) dan menuru pada pneumothorak dan pleural effusion.

Page 32: kumpulan artikel oksigenasi

Pemeriksaan laboratorium dan penunjang.¨ Rontgen foto¨ Sputum BTA¨ Bronchoscopy¨ Analisa gas darah.

Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah

terapi oksigen (O2). Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah :

1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,

2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.

Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan

terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai

terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian oksigen merupakan bekal bagi perawat

agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin.

Syarat-syarat Pemberian Oksigen Meliputi :

1. Dapat mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi,

2. Tahanan jalan nafas yang rendah,

3. Tidak terjadi penumpukan CO2,

4. Efisien,

5. Nyaman untuk pasien.

Dalam pemberian terapi oksigen perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting diperhatikan oleh

karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan oksigen yang diperoleh dari

sumber oksigen (tabung O2) merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang

adekuat dapat mencegah komplikasi pada pernafasan.

Page 33: kumpulan artikel oksigenasi

Humidifier

Indikasi Pemberian Oksigen

Indikasi utama pemberian oksigen adalah :

1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah,

2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui

peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,

3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan

oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian oksigen dindikasikan kepada klien dengan

gejala :

1. Klien dengan keadaan tidak sadar,

2. Sianosis,

3. Hipovolemia,

4. Perdarahan,

5. Anemia berat,

Page 34: kumpulan artikel oksigenasi

6. Keracunan gas karbondioksida,

7. Asidosis,

8. Selama dan sesudah pembedahan.

Metode Pemberian Oksigen

Dapat dibagi menjadi 2 tehnik, yaitu :

1. Sistem Aliran Rendah

Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang

bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien

yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya

klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.

Contoh sistem aliran rendah adalah :

1. Kanula nasal

2. Kateter nasal

3. Sungkup muka sederhana,

4. Sungkup muka dengan kantong rebreathing,

5. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

1. Kateter Nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran

1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.

- Keuntungan

Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman

serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.

- Kerugian

Page 35: kumpulan artikel oksigenasi

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan

kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi

iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan

nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat.

b. Kanul Nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6

liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.

- Keuntungan

Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya

mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah

ditolerir klien dan terasa nyaman.

- Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila

klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat

mengiritasi selaput lendir.

Page 36: kumpulan artikel oksigenasi

Kanul Nasal

c. Sungkup Muka Sederhana

Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan

konsentrasi oksigen 40 – 60%.

- Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem

humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat

digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

- Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan

penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing :

Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12

liter/mnt

- Keuntungan

Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput

lendir

- Kerugian

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat

menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12

liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi

- Keuntungan :

Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput

Page 37: kumpulan artikel oksigenasi

lendir.

- Kerugian

Kantong oksigen bisa terlipat.

masker non rebreathing

2. Sistem Aliran Tinggi

Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan,

sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.

Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.

Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup

yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif,

akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat

ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.

- Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak

dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol

serta tidak terjadi penumpukan CO2

- Kerugian

Page 38: kumpulan artikel oksigenasi

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat

menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

Bahaya Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek

merugikan, antara lain :

1. Kebakaran

Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein

dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area

sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.

2. Depresi Ventilasi

Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien

dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi

3. Keracunan Oksigen

Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama.

Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan.

Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.

Daftar Pustaka :

Black, Joyce M. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For Continuity Of Care, W.B

Sunders Company, 1999

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8, Jakarta, 2001

Carpenito, LYnda Juall. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta, 1999

Doengoes, Merilin E. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ketiga, Jakarta, EGC, 1999

Page 39: kumpulan artikel oksigenasi

Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 1999

Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah, YIAPK, Bandung, 1996

Potter, Patricia A. Perry, Anne G. Fundamental of Nursing ; Concepts, Process and Practice,

Mosby Year Book, St. Louis, 1997

Taylor, Calor. Et al. Fundamentals of Nursing ; The Art and Science of Nursing Care, Lipincott,

Philadelphia, 1997

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri at as tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi.1. VentilasiProses ini merupakan proscs keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalem alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:a. Adanya perbedaan twkanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka twkanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat mc:nycbabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kcmudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi schingga dapat mcnvebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.d. Adanya rcflcks batuk dan muntah.e. Adanva peran mukus siliaris scbagai pcnangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah contpliemce recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila contplience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluar secara maksimal.

Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons dapat memengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO, dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila paCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.2. Difusi GasDifusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:a. Luasnya permukaan paru.b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O„ hal ini dapat terjadi sebagaimana O, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan

Page 40: kumpulan artikel oksigenasi

berdifusi ke dalam alveoli.d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.

3. Transportasi GasTransportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapile;r ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranva:a. Kardiak output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.b. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigenasi1. Saraf OtonomikPada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat baik oleh simpatis maupun parasimpatis ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis dapat mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi) karena pada saluran pernapasan terdapat resoptor adrenergik dan reseptor kolinergik.

2. Hormonal dan ObatSemua hormon termasuk derivat katekolamin dapat, melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropin, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergik tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi), seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.

3. Alergi pada Saluran NapasBaktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat di dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benangsari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. lni menyebabkan bersin. Apahila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila di saluran napas bagian atas, dan bronkokontriksi terjadi pada asma bronkial, dan jika terletak saluran napes bagian bawah menyebabkan rhinitis.

4. Faktor PerkembanganTahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Demikian juga setelah anak tumbuh menjadi dewasa kemampuan kematangan organ seiring dengan bertambahnva usia.

5. Faktor LingkunganKondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigen seperti faktor alergi, ketinggian, maupun suhu. Kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.

6. Faktor PerilakuPerilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat memengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas yang dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, perilaku merokok dapat menyebabkan proses

Page 41: kumpulan artikel oksigenasi

penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.

Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi1. HipoksiaHipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel, tanda yang muncul seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan karena menurunnya kadar Hb menurunnya difusi O, dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.

2. Perubahan Pola Pernapasana. Tachypnea merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.b. Bradypnea merupakan pola pernapasan yang ditandai dengan pola lambat, kurang lebih 10 kali permenit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang disertai dengan konsumsi obat-obatan narkotika atau sedatif.c. Hiperventilasi merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan karena adanya infeksi, ketidakseimbangan asam-basa atau gangguan psikologis. Apabila pasien mengalami hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnea, yaitu berkurangnya CO, tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat pernapasan menurun.d. Kusmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metaholik.e. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya dalam penggunaan oksigen dengan ditandai adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan eletktrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis, otot-otot pernapasan lumpuh, depresi pusat pernapasan, tahanan jalan udara pernapasan meningkat, tahanan jaringan paru dan toraks menurun, compliance paru, dan toraks menurun. Keadaan demikian dapat menyebabkan hiperkapnea yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga paCO2 meningkat (akibat hipoventilasi) akhirnya menyebabkan depresi susunan saraf pusat.f. Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat: saat pernapasan. lial ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.g. Orthopnea merupakan keesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering, ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.h. Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mulamula naik kemudian menurun dan berhenti dan kemudian mulai dari siklus baru.i. Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektaksis.j. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pola ini sering dijumpai pada rangsangan selaput otak, tekanan intrakranial yang meningkat, trauma kepala, dan lain-lain.k. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena pe;nyempitan pada saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakea, atau obstruksi laring.

3. Obstruksi Jalan NapasObstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernapasannya terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, stasis sekresi dan batuk tidak

Page 42: kumpulan artikel oksigenasi

efektif karena penyakit persarafan seperti CV/1 (cerebro vaskular accident), akibat. efek pengobatan sedatif, dan lain-lain.

Tanda Klinis:a. Batuk tidak efektif atau tidak ada.b. Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napas.c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.d. Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran GasPertukaran gas merupakan suatu kondisiindividu mengalami penurunan gas baik oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli paru dan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau imobilisasi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada paru. '1`erjadinya gangguan pertukaran gas ini menunjukkan penurunan kapasitas difusi Yang antara lain disebabkan oleh menurunnYa luas pcrmukaan difusi, menebalnya membran alveolar kapiler, rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan pengangkutan Cy, dari paru ke jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan CO2„ dan terganggunya aliran darah.

Tanda Klinis:a. Dispnea pada usaha napas.b. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.c. Agitasi.d. Lelah, letargi.e. Meningkatnya tahanan vaskular paru.f. Menurunnya saturasi oksigen, meningkatnya paCO2g. Sianosis.

Ekstrak Klorofil Pacu OksigenasiFeb 1, 2009

USAHA menurunkan berat badan bisa dilakukan dengan beragam cara. Satu langkah yang be-lakangan sedang booming ditempuh adalah mengonsumsi ekstrak klorofil plus olahraga secara rutin. Ada yang dalam sebulan berat badan turun hingga lima kilogram. Sebab, sejak minum ekstrak klorofil, frekuensi buang air besar mencapai lima kali dalam sehari.

Dokter Arianto Jonosewojo SpPD tak menyangka manfaat esktrak klorofil untuk menurunan berat badan. “Yang saya tahu, ekstrak klorofil ini bagus untuk proses oksigenasi,” papar Kepala Poliklinik Obat Tradisional Indonesia (OTI) RSU dr Soetomo Surabaya itu. Maksudnya, konsumsi ekstrak klorofil meningkatkan jumlah oksigen dalam tubuh. Prosesnya sama dengan fotosintesis pada tumbuhan. Sinar matahari mengubah zat hijau daun(klorofil) menjadi oksigen. Zat itulah yang mengikat karbondioksida di sekitarnya. Dengan begitu, udara menjadi bersih.

“Banyaknya oksigen juga membuat tubuh jadi ‘bersih’. Sehingga, mempercepat pembentukan jaringan

Page 43: kumpulan artikel oksigenasi

sel baru.” jelas spesialis penyakit dalam itu. Bila dalam tubuh terdapat luka ataupembengkakan, bisa segera sembuh. Tentu, bila rajin mengonsumsi ekstrak klorofil tersebut. Selain itu, ekstrak klorofil yang didapat dari tanaman Alfaalfa (medicago sativa) tersebut berguna sebagai detoksifikasi racun yang masuk ke tubuh manusia. Baik itu melalui polusi air, udara, maupun makanan (pengawet ma-kanan, boraks. formalin). Juga regulator untuk menyeimbangkan pH (tingkat keasaman) tubuh, sistem imunitas, dan menormalkan tekanan darah.

Lebih lanjut, Arijanto mengatakan, apa pun jenis diet yang diterapkan, sebaiknya jangan berlebihan atau terlalu ketat. Maksimal, dalam, sepekan, berat badan turun satu kilogram. Dalam sebulan, berarti turun maksimal empat kilogram. “Bila berat badan turun dari batas tersebut, fungsi organ lain tak berjalan dengan baik,” jelasnya.

Buang air besar terlampau sering berisiko dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Padahal, cairan dan elektrolit sangat penting. Salah satunya berfungsi sebagai transportasi makanan dan zat-zat penting lain. “Itu yang membuat tubuh jadi lemas, loyo, dan tak bergairah,” papar Arijanto.

Bintik klorofil pada daun

Hal lainnya, penurunan berat badan berlebihan membuat kulit menjadi keriput. Sebab, kulit tak sempat beradaptasi dengan perubahan berat badan secara drastis. “Elastisitas kulit berkurang. Ini membuat orang tersebut tampak lebih tua,” ujarnya.

Dia menegaskan, penurunan berat badan secara drastis berpotensi menimbulkan efek yoyo. Yakni, berat badan kembali naik secepat ketika turun. “Bahkan, mungkin kenaikannya lebih banyak daripada sebelum mengalami penurunan berat badan,” papar Arijanto.

Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya diimbangi olahraga. Menurut pakar tanaman tradisional itu, cara tersebut lebih efektif daripada hanya konsumsi obat atau badan makanan/minuman tertentu. “Olahraga teratur bisa membakar kalori. Cara ini lebih aman dan menyehatkan,” katanya.

Peran Ganda KlorofilFeb 1, 2009

KLOROFIL yang beredar di pasaran adalah ekstrak klorofil sintetik. Tentu ada perbedaan dengan klorofil alami. “Zat hijau daun itu dapat mengikat dan menghancurkan lemak-lemak jahat di dalam tubuh,” kata Hendarmoko Prasetijo SKM, ahli gizi dari RS Surabaya Internasional. Karena ekstrak klorofil sintetik, bahan-bahan yang terkandung ditambah bahan kimia.

Untuk itu, Hendarmoko tetap menganjurkan untuk mengonsumsi bahan-bahan alami yang mengandung klorofil. Caranya, suplai enam jenis bahan sayurdan lima jenis buah secara bergantian dalam sepekan. “Sayur dan buah saling melengkapi,” imbuhnya. Khususnya, sayuran berwarna hijau. Contohnya, bayam, daun ketela, sawi, brokoli, daun ketela rambat, daun pepaya, dan sawi. Buah bisa dipilih dari

Page 44: kumpulan artikel oksigenasi

segala jenis. Buah itu berfungsi melengkapi kandungan serat bagi tubuh.

Menurut Hendarmoko, ada perbedaan cara kerja klorofil sintetik dan alami. Klorofil sintetik lebih cepat masuk ke pembuluh darah. Sementara itu, klorofil alami dapat menyerap lemak di saluran pencernaan sebelum masuk pembuluh darah. “Jadi, perannya ganda,” ujarnya, Efek konsumsi ekstrak klorofil sintetik, antara lain, sering buang air besar. ” Waspadai jika diare disertai lendir atau hingga dehidrasi. Hentikan dulu konsumsi ekstrak klorofil sintetik itu,” tegasnya. Dikhawatirkan, dehidrasi yang berkepanjangan mengganggu kerja ginjal

(war/nda)

TERAPI OKSIGEN dan PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS :

TERAPI OKSIGEN dan PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS dr. Joko Murdiyanto, Sp.An dr. Ardi Pramono, SpAn

Case Report :

Case Report Seorang laki-laki dibawa ke IGD rumah sakit dengan penurunan kesadaran, napas damgkal dan lambat. Riwayat minum-minum alkohol +, terdapat bekas sayatan dan suntikan dio lengan pasien. Seorang perempuan dibawa ke IGD RS karena kecelakaan laulintas dengan tanda perdarahan di paha kanan +. Luka terbuka dengan banyak perdarahan. Tak lama kemudian pasien apneu dan GCS 111.

Terapi Oksigen dan Penatalaksanaan Jalan Napas :

Terapi Oksigen dan Penatalaksanaan Jalan Napas Pengantar Definisi Hipoksia Mekanisme Hipoksia Tujuan Terapi Oksigen Indikasi Terapi Oksigen Kontraindikasi Terapi Oksigen Metode Pemberian Oksigen Konsep Penatalaksanaan Jalan Napas Macam-Macam Alat Penatalaksanaan Jalan Napas

Pengantar… :

Pengantar… Oksigen ? substansi yg sgt penting dlm kehidupan manusia & mahluk hidup lainnya Oksigen diperlukan untuk pernapasan normal oganisme aerobik Oksigen ? 50% komponen penyusun planet bumi, 21% komponen udara, 89% komponen air.

KURVA DISOSIASI OKSIGEN :

KURVA DISOSIASI OKSIGEN Pasien jarang dapat bertahan hidup dengan nilai tekanan oksigen arterial pada daerah merah (tekanan ? 25 mmHg).

Hipoksia :

Hipoksia Adalah tidak adekuatnya aliran oksigen utk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

Page 45: kumpulan artikel oksigenasi

Terjadi 4-6 menit setelah ventilasi spontan berhenti

Mekanisme Hipoksia :

Mekanisme Hipoksia - Hipoksemia arteri - Berkurangnya aliran oksigen krn kegagalan transport, tanpa hipoksenia arteri - Penggunaan oksigen yang berlebihan di jaringan

Slide 8:

Aliran O2 ? atau penggunaan di jaringan? ? metabolisme aerob mjd anaerob produksi asam laktat ?? cepat timbul asidosis, gangguan metabolisme seluler dan kematian sel

Gejala & Tanda Hipoksia Akut :

Gejala & Tanda Hipoksia Akut

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan PaO2 arteri atau saturasi oksigen arteri Invasif: Analisis Gas Darah Non-invasif : pulse oximetry

Terapi Oksigen :

Terapi Oksigen Tujuan : mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik

Indikasi Terapi Oksigen :

Indikasi Terapi Oksigen Terapi oksigen jangka pendek - Hipoksemia akut (PaO2 <60mmHg; SaO2 <90%) - Cardiac arrest dan respiratory arrest - Hipotensi (TD sistolik <100 mmHg) - Curah jantung rendah dan asidosis metabolik (bikarbonat <18 mmol/L) - Respiratory distress (frek napas >24x/menit)

Slide 13:

2. Terapi oksigen jangka panjang Pemberian oksigen secara kontinyu PaO2 istirahat <55mmHg atau saturasi O2 <88% PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi O2 89% pada salah satu keadaan: Edema krn CHF P pulmonal pd pemeriksaan EKG (gel P >3mm pd lead II, III, aVF) Eritrosemia (hematokrit >56%) Pemberian Oksigen tidak kontinyu Selama latihan : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88% Selama tidur : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88%dg komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia

Page 46: kumpulan artikel oksigenasi

Kontraindikasi Terapi Oksigen :

Kontraindikasi Terapi Oksigen Suplementasi oksigen tidak direkomendasikan pada: Pasien dg keterbatasan jalan napas yg berat dg keluhan utama dispneu, tapi dengan PaO2 >60mmHg dan tdk mempunyai hipoksia kronis Pasien yg meneruskan merokok ? kemungkinan prognosis buruk dan dpt meningkatkan risiko kebakaran Pasien yg tidak dapat menerima terapi adekuat

Metode Pemberian Oksigen :

Metode Pemberian Oksigen Variable performance Fixed performance

VARIABLE PERFORMANCE… :

VARIABLE PERFORMANCE… Administer uncontrolled oxygen therapy The patient creates the inspired mixture by the act of breathing Ex : nasal catheter, nasal cannula, mask shells with or without rebreathing bag.

Slide 17:

Low capacity masks shell Nasal cannula High capacity systems (non re-breathing mask) Nasal catheter Variable performance…

FIXED PERFORMANCE… :

FIXED PERFORMANCE… Allow controlled oxygen dosage Create a constant proportion of air /oxygen mixture in excess of patient inspiratory flow rate and are independent of patient factors or fit to the face With gas flow constantly in excess of patient demand and with enhanced CO2 washout, rebreathing is virtually eliminated.

Slide 19:

Venturi Mask Ventimask Fixed performance…

KONSEP PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS :

KONSEP PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS ANATOMI Hubungan jalan napas dan dunia luar didapatkan melalui dua jalan: Hidung ? menuju nasofaring Mulut ? menuju orofaring

Slide 21:

OBSTRUKSI JALAN NAPAS Pasien tidak sadar / dalam keadaan teranestesi posisi terlentang: ? tonus otot jalan napas atas &otot genioglossus hilang ? lidah menyumbat hipofaring ? tjd obstruksi jalan napas total /parsial

Page 47: kumpulan artikel oksigenasi

Slide 22:

TANDA-TANDA OBSTRUKSI JALAN NAPAS Stridor Napas cuping hidung Retraksi trakhea Retraksi dinding dada Tidak terasa ada udara ekspirasi

Slide 23:

SPASME ATAU KEJANG LARING ?Terjadi karena pita suara menutup sebagian atau seluruh jalan napas ?Biasanya karena anestesi ringan atau pada orang yang mendapat rangsangan sekitar faring TERAPI : Manuver tripel jalan napas Ventilasi positif dengan oksigen 100%

MANUVER TRIPEL JALAN NAPAS … :

MANUVER TRIPEL JALAN NAPAS … 1. Kepala ekstensi pada sendi otot atlanto-oksipital 2. Mandibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibula 3. Mulut dibuka

Slide 25:

Manuver Tripel Jalan napas Step 1 Step 2 Step 3

MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS :

MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS Jalan Napas Faring ? NPA (naso-pharyngeal airway) ? OPA (oro-pharyngeal airway) Sungkup Muka Sungkup Laring Pipa Trakhea Laringoskopi dan Intubasi

JALAN NAPAS FARING… :

JALAN NAPAS FARING… NPA (naso-pharyngeal airway) -- bentuk spt pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari karet lateks lembut -- pemasangan ? pipa diolesi dengan jelly OPA (oro-pharyngeal airway) -- bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan dinding lebih keras -- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau sungkup laring utk menjaga patensi kedua alat tsbt dari gigitan pasien

Slide 28:

Naso-pharyngeal airway (NPA) Oro-pharyngeal airway (OPA) Jalan Napas Laring….

Page 48: kumpulan artikel oksigenasi

Slide 29:

Sungkup muka (face mask) Sungkup laring (laryngeal mask) Pipa trakhea (endotracheal tube/ET)

PIPA TRAKHEA (ENDOTRACHEAL TUBE / ET) :

PIPA TRAKHEA (ENDOTRACHEAL TUBE / ET)

Slide 31:

CARA MEMILIH PIPA TRAKHEA UNTUK BAYI & ANAK KECIL : ? Diameter dalam pipa trakhea (mm) = 4.0 + ¼ umur (tahun) ? Panjang pipa oro-trakheal (cm) = 12 + ½ umur (tahun) ? Panjang pipa naso-trakheal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)

Slide 32:

LARINGOSKOPI & INTUBASI ?Laringoskop : alat yang digunakan utk melihat laring secara langsung spy kita dpt memasukkan pipa trakhea dgn baik & benar. ?Dikenal dua macam laringoskop : Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi – anak – dewasa Bilah lengkung (Miller, Magill) untuk anak besar – dewasa

Slide 33:

Laringoskop Intubasi

INDIKASI INTUBASI TRAKHEA :

INDIKASI INTUBASI TRAKHEA Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi Pencegahan aspirasi dan regurgitasi

EKSTUBASI :

EKSTUBASI Ekstubasi ditunda sampai pasien benar- benar sadar, jika : intubasi kembali akan menimbulkan kesulitan paska ekstubasi ada resiko aspirasi Ekstubasi dikerjakan umumnya pada keadaan anestesi sudah ringan dengan catatan tidak akan terjadi spasme laring Sebelum ekstubasi, bersihkan rongga mulut – laring – faring dari sekret dan cairan lainnya

PERBANDINGAN SIFAT ALAT JALAN NAPAS :

PERBANDINGAN SIFAT ALAT JALAN NAPAS

Page 49: kumpulan artikel oksigenasi

KONSEP VENTILASI MEKANIK :

KONSEP VENTILASI MEKANIK Ventilasi mekanik adalah suatu metode untuk membantu atau menggantikan pernapasan spontan. Ventilasi mekanik dilakukan sebagai tindakan life saving dalam CPR, perawatan intensif, dan anestesi.

Slide 38:

Teknik Nasotracheal intubation

Slide 39:

ALHAMDULILLAH…