Kumpulan Puisi Seniman Kamar 05-2011

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini adalah kumpulan puisi dari "Seniman Kamar" yang terdapat di Facebook.

Citation preview

Kumpulan Puisi Seniman Kamar maydoeariboesblastULASAN detak jam dinding mengikuti gerak kecil jemariku kilas waktu sejenak terngiang di pandangan malam dalam lelap insan aku masih terjaga kutulis beberapa kata berharap menggugah nurani rekan dan handai taulan semoga alur kehidupan senantiasa dalam keutuhan bathin aku mencoba berkarya dengan aksara sebab hanya sedikit kulihat pemikir-pemikir bernilai dalam ketika berujar kebutuhan hidup telah mengganti banyak nilai kami adalah pemeran langkah pada lingkup masing-masing jarak pandang dibatasi materi dan tingkatan padahal, para leluhur telah berusaha keras meniadakan tembok pemisah kecanggihan teknologi pun tak mampu mengatasi serpih-serpih budaya terserak dihantam jalur kebebasan yang dulu kerap tampil telah menyusut menjadi sejarah keindahan seni telah digantikan oleh sebuah kotak pemuas pandangan citra garuda terhimpit kebesaran sayap elang kebutuhan segelintir orang telah menggeser nilai sayangnya banyak yang tak menyadari andai aku mampu, telah kukembalikan semua pada duduknya takkan kubiarkan budaya negeri ini dicabik oleh pihak lain apadaya, langkahku terlalu lemah untuk meraih mimpi tentang kecantikan negeri hutang piutang telah membasmi segala yang mendasar manusia adalah mesin penghasil uang budaya terlindas oleh nilai-nilai perdagangan

BERKACA I kepulan asap adalah sahabat karibku sepoi angin menerpa wajahku kamar pengap telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam duduk diam malam jiwaku mencari berbagai langkah kutempuh lewati belantara kota-kota membentuk suatu pemahaman hidup cuma sesuatu yang diberikan isi tubuh pun tak pernah kita mengerti mengharap untuk menjadi berarti aku bergumam menengadah apa-apa yang dikejar banyak orang bagiku adalah sampah karna sering kali menodai keberadaan hakiki andai pun banyak yang kumiliki semua pasti punah pada ukuran waktu 1

takkan kubawa berkas-berkas jerih payahku menggaru alam yang mana, semuanya akan kembali juga kepada alam ada kepedihan dalam penat tahun-tahun lewat adalah buku terbuka corengan keliru adalah guru aku hanya bisa mensyukuri sebab untuk sedikit pengorbanan adalah suatu kenikmatan bahkan tak terhitung yang telah Kau sampaikan rambut di atasku pun tak mampu kutelusuri terima kasih, ya Allah karena untuk sebutir debu ini telah Kau tempatkan berbagai kesenangan mohon ampunanMu karena tanpa sadar keangkuhan diri muncul berulang kali berhala besar yang manusia sembah di banyak waktu daging hancur, tapi izinkanlah kiranya kami tetap melekat dekat kepadaMu! TENTANG JEPANG bergemuruh negri berceloteh manusia seantero jagad kemurungan meraja pada kejatuhan kaisar alam telah menjadi hakim berita pedih bercampur keluh dahsyat membahana meraih mata dunia menatap tapi tak bisa apa-apa izin mengolah telah melewati ketentuan aku mesti mengakui gerak langkah mereka adalah contoh keagungan manusia tak ada yang kulihat seperti itu aku mesti mengakui pandangan aku rela mati untuk pemimpin utama hanya satu di sini sekantung gandum mampu mengubah kesetiaan aku mesti mengakui negeri ini juga telah bergerak maju dalam bimbingan tajam mereka semangat adalah kunci utama lalu, aku berpaling dan melihat apakah negeriku bakal jadi seperti itu? apakah bangsaku rela mati untuk sang pemimpin utama? lamat kudengar sebuah jawaban terlontar dari generasi penerus bangsa : emang gue pikirin!!!

BERKACA II telah kutinggalkan hiruk pikuk kota gemilangnya tak lagi membuat menengadah kusematkan rumput di dada ketika semua dalam belia 2

pemuasan mata dan daging menjadi segala utama namun bersamanya adalah duri yang mendarahkan kau aku kita pasti lampaui berbagai anak tangga di saat tertentu kita adalah pemegang kendali berikutnya mungkin saja alas kaki yang tidak berubah adalah garis lurus tanpa belokan tapi, apakah mungkin selamanya kita jujur ikhlas setia sabar taat ? tabiat telah lahir ketika ada bahwa sebenarnya kita adalah pendusta berpamrih pengkhianat gegabah pemberontak ! jadi apakah nanti sebenarnya hati menjadi kunci utama, bukan akal yang terberat adalah menyatukan keduanya ketika satu, ambisi susut, nafsu dikendalikan dan kelurusan terjadi tanpa belokan ini harus dibayar dengan jumlah tahun terbuang betapa tak selesainya pelajaran kehidupan katanya, tataplah lantai bukan langit masa duka lebih bernilai daripada masa suka pilihlah sunyi, bukan hingar bingar memberi lebih banyak karena telah menerima seringlah mendengar, bukan menghambur kata milikilah yang tak terlihat mata, bukan sebaliknya ketika semua itu terjadi, akan muncul aliran baru usia bukan penghalang derap langkah ucapan menjadi arti sikap membawa kekuatan menilai menjadi bijak segala yang ada akan dikembalikan kepada Yang Berhak! (karena memang semua adalah milik Beliau!) SABDA ALAM hari-hari terasa asing curah air tak lagi sama menempuhi sudut kota 3

selalu saja muncul kelabu di pertengahan hari : kami telah menjadi tua berbagai upaya kalian telah menambah percepatannya kami ingin bersahabat dengan semua mahluk ternyata uluran tangan disambut tuba untuk itulah kami bunuh ikan kami bunuh tetumbuhan kami bunuh manusia kami resah dengan tubuh penuh luka kami telah menelan semua kada hajat kalian maka kami terjang pulau kami terjang benua kami terjang kota-kotamu dari puncak tinggi kami datang menghalau semua penghalang debur kami kalian takuti tapi kalian tak juga jera kalian bangun tembok kalian bangun saluran tak ada satupun penjamin kami tak bisa menembusinya kalian telah menyengsarakan diri kalian timpakan kami berbagai keburukan kami korban kalian korban telah banyak pelajaran bertahun silam bijak hanya bisa muncul menjelang uzur nilailah kami rangkullah kami pijakan terkecil untuk berubah adalah keindahan sebab di sini nyawa adalah taruhannya...

YANG MENDERA sebuah lilin kehilangan redup sinar terakhirnya pekat menjadi gambaran sekeliling bersimpuh pada tilam aku kembali ke masa silam hari-hariku penuh langkah dengan tangan terulur untaian ungkapan rindu mengalir pada berbagai waktu di manakah kamu? hatiku mengambang di permukaan awan menanti dengan resah mengalirnya hujan tapi tak juga kudapati senyummu 4

kutempuh jalan setapak menembus hutan pada pendakian terjal tak ada tanganmu meraihku di manakah kamu? aku lelah aku berlari di padang tandus aku bagai merindukan bulan biru terlalu tajam rasa ini menggores sukma patah asaku kini aku enggan menengok telah terbentang masa ke depan berkawan penat aku siap melangkah lagi walau harus kuakui terbersit niatku menempatkan sebilah pisau tepat di antara kedua belah matamu! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Septty Luphs Adriyan) SILHOUETTE riak kecil danau ketika batu jatuh berpendar memecah kesunyian beberapa lewat dengan keceriaan pasangan kita larut dalam celoteh di siang sejuk kaki gunung warna hari adalah tatap mesra dan gumul kecil ada seutas tali tak terlihat pada hati ketika kembali ke peraduan mataku lambat terpejam tergambar kedekatan di tepi air gelisah kecil menanti esok dalam kelanjutan bersama aku betul rindu! lantai dingin dan suara binatang malam membuatku ingin terbang aku ingin menguasai waktu sayangku, apakah kau juga ikut merasakan detak jantung harapku? di kala selimut tak lagi sanggup menggantikan hangatmu? semoga kita adalah perahu dalam samudera biru yang akan bersandar di tepi pantai berjanur kelapa -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara) ANTARA kita adalah petualang alam ketinggian adalah suatu kenikmatan

5

pada aku : musik dan insan mengiring langkah ringan bentuk pelayanan alas kaki adalah kain berbulu tebal semua gerak ada dalam ketertataan jiwa bergantung pada mesin pada kamu : kesunyian dan desir pada tumbuhan mengiring pijakan tebing alas kaki adalah bebatuan semua gerak adalah kebebasan dengan beban pundak jiwa bergantung pada pemusatan fikiran kita mengarungi alam berbagai waktu percik-percik luka muncul di garisku tak kutemukan penerimaan hadirmu ada penolakan dari yang telah melahirkanku kilahku adalah sampah aku tak mampu bergeser dari titik nadirku pintu rumahku adalah musuhku melangkah kita dalam peluk sayang terbang dalam mimpi indah bintang malam ketika melaju biduk hatimu memilih tinggal di pesisir teman-teman menanti dalam gelak suka tanganmu tak tergapai menatap sunyi menjadi nada hariku aku berteriak dalam jurang gelap jemariku terluka tercabik akar pohon mencoba berlari tersangkut terjerembab ranting tertawa air mataku kering kekasih... aku ingin bertanya dari kedalaman adakah sebenarnya garis takdir kita??? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Wangi Cendana/Kajol Lali) UNTUK KALIAN pagi dengan wangi tubuh dan ringan hati kuberjalan ada banyak pemandangan ku lampaui di gerbang nanti akan kutemukan wajah-wajah bersih buku dan pena menemani jejak sepatu kita tertinggal di beberapa tempat mungkin juga tembok dan meja kelas duduk diam adalah suatu kesinambungan olahan fikiran akan selesai sementara setelah lonceng riuh kita ada pada lapang dan meja makan lalu lalang berwarna senyum dan riang 6

ini selalu dekat mata rantai terbentuk seiring waktu aku tak mau kehilangan gelak canda dan keramaian celoteh kalian adalah hartaku betapa indah lekatnya batin saat sedihku saat ceriaku ku mau kalian ada di sisi kita kan berlari layaknya kuda-kuda belia menemukan padang rumput dengan sedikit sisa embun matahari adalah masa ke depan semoga lengan kita erat merengkuh mimpi! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Etum Maniz Cah) HASRAT senyummu melekat di inderaku pada bayang malam kau tak hilang di kegelapan aku suka meski karang menjulang menutupi penglihatan separuh jiwaku telah berpindah tempat uraian kata tak mewakili gelora batin terlalu bergemuruh rasa ini untuk berdampingan biarlah kita mengalun di tata surya memetik awan dan memainkan bintang berjagalah kiranya di sebelah mimpiku! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara) HARU BIRU aku sibuk pada kata-kata beban mengalir menyisakan lara pada kebenaran saja aku menempatkan asa ketika hati tak bersih maka semua ungkapan adalah dusta dan kebencian sebelah matapun terpicing melihat kebaikan kaliankah di situ? puaskanlah menikam itu takkan meredakan gelombang kedengkian yang membutakan pada waktunya kesalahan adalah bencana walaupun aku terluka seandainya dikembalikan kepada yang murni tentu tak ada kejahatan kata karena menurut yang tersurat 7

itu adalah kekejian semata titik sadar adalah keringanan beban seandainya kalian masih memiliki kesempatan itu! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Kayra Michi) AJAKAN aku rindu pada hijau yang bernyanyi bersama angin bahasa kesejukan yang telah lama ada tapi tak dihiraukan ada isyarat yang disampaikan manusia kota adalah tanah yang menjadi kotak di antara semen dan pasir ruang dingin adalah bagian mencari nafkah meja dan kertas sahabat terdekat kejahatan fikiran tersalut senyum penuh dusta jiwa mengerdil pada angka-angka kataku: bagikanlah, kawan! entah kepada nenek tua entah kepada si cacad entah kepada si malang entah kepada bocah sebatang kara kelas terendah dalam kasta manusia tangan yang terulur adalah busana kerja kalian takkan menjadi miskin karenanya cobalah lakukan tanpa mengharap! ketika terjadi itu adalah penjaga jiwa dari keangkuhan dari kebodohan dari bencana dari kehancuran nikmatilah hidup menjadi air yang mengalir bukan laut mati yang sepi ketika kau tertawa, itu adalah pembawa semangat ketika kau murung, ada begitu banyak dukungan ketika kau mengais, ada kesempatan tak terduga cintamu akan berlanjut pada cerita orang meski kau tak lagi ada di sini jiwamu ringan berbekal ke-ikhlas-an harta tak menjadi beban ketika sakaratul maut!

8

CONTOH seekor kucing kecil menangis di tepi gapura entah lengan siapa yang mengantarnya semalaman gelisah menunggu sang bunda jauh pasrah kupeluk lalu tertidur dekat kakiku kaki kucing kecil tertatih mungkin ada beban berat melalui timpang dan tampak menyedihkan di dekatku lelap mengiringi kesembuhan kita adalah kucing-kucing kecil berteriak dan meraung urusan perut dan kenikmatan hidup pasrah adalah jalur terakhir pilihan karenanya ketika dekat denganNya keakuan menghalangi pada jalur kehidupan masa sial selalu ada tak ada bagian roda yang selalu di atas jiwa tegar dalam terpuruk adalah kekuatan di dekatNya adalah pemulihan SESAL di sudut rumahku terletak tempat berbagai alat makan rapi tersusun pada waktunya mereka berguna di keseharian aku berbagi telingamu adalah wadah penerima satu-dua cerita tak habis mengalir hatiku di tanganmu bersama waktu kita melangkah lewati berbagai kumpulan rekan kegembiraan dengan berceloteh panjang sayup kudengar kisahku kaupaparkan ketika makan aku mencari pisau di tempatnya tersimpan ternyata telah hilang tanpa kusadari ketika kulihat dadaku pisau itu telah kauhujamkan tepat di jantungku mengapa kawan? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nhay IngntcllummbanggkntMyparent Eanx) PERTANYAAN lingkup sahabat adalah tata surya kecil semua bergerak pada orbit lalu ada yang mengatakan kimiawi kita bersatu ikatan mulai terbalut 9

waktu lewat dengan nyanyian rindu jarak telah menjadi tembok udara adalah alat pertemuan kalimat berpendar dengan pandangan jauh tajam matamu menatap kekukuhan hatiku irama ragu mengalun pada kata-katamu sayang, prasangka adalah alat pembunuh luka hatiku pada setiap keraguanmu aku tetap cinta kamu! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Yantieyudhitya Dhiidho) RASA apakah ini pagi tanyaku apakah ini petang tanyaku lagi kabur pandanganku menempuh masa tali sepatuku pun tak rapi terpasang aku haus aku letih aku terasing pada kamar tidurku aku mencoba merebahkan tubuh mata tertutup tapi fikiran tak berhenti bermain marahku hanya terlontar pada dinding ukuran matematis tak berlaku ini murni perasaan! aku kangen banget sama kamu, tauuuuukkk!!! (benci aku pada lalu lalang tak jelasmu! hih!) -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Wangi Cendana/Kajol Lali) ANGGOTA telunjuk adalah jari terkutuk penebar fitnah dan penghakiman Pemilik Surga pun diabaikan lidah berisi setengah surga dan setengah neraka dari sana keluar yang indah juga yang kotor siku lengan berbicara tentang periuk nasi dengannya kau bisa menjatuhkan orang 10

kaki adalah perjuangan kau gunakan mencari penghasilan ada lagi beberapa yang mampu diulas yang terindah di sini adalah lutut alat merendahkan diri untuk memujaNya! MAJU kaki kecilmu melangkah dengan denting indah tanganmu memainkan nuansa masa ini ada yang ingin kutanyakan mengapa berlagu dengan tertelungkup? jiwa patah akan selalu bisa terobati berjalanlah dan jangan menoleh! pergerakan hidup banyak di permukaan yang terdalam sebenarnya sukar digali usiamu belum mencapai pemahaman itu lihatlah bulan dan matahari pada saatnya kau harus tiba di sana yang kau harus peduli hanyalah ini : gapailah mimpi dengan bermacam cara tanpa henti duka dan kegagalan hanya suatu pacuan rasa malas hanyalah duri, bakarlah itu! lihatlah mataku resapi semua ujarku ketika kau mengenal inti maka akan tampak sisi indahnya! -------(puisi ini saya buat untuk gadis belia dgn pesan : Ga ad seniman bodoh, yg ad hanya seniman malaz!) PATAH hujan di luar, kataku jalan dan lingkungan basah semua berlarian menghindari pandangan di jendela menjadi kabur ada bagian atap yang meneteskan air satu-satu kuletakkan wadah menampungnya bunyi jatuhnya adalah lagu sedih kucoba mencari kesibukan di ruang tamu di kamar tidur di semua sudut rumah ternyata hujan di dalam lebih deras meluapkan air kerinduan yang tak berujung kualihkan pandangku tapi tak bisa 11

gapaian silam adalah kisah tak tergantikan di mimpiku kita berpelukan aku membaca dan membaca mata dan hati ternyata memiliki alur tak sama bagimu mata lebih banyak berbicara bagiku hati adalah ukuran utama jangkauan pandang menjadi berbeda kita telah menjauh catatan harianku masih berisikan kamu tak lebih dari sebuah pandangan jendela kabur ketika hari hujan harapku membentur dinding menyisakan sobekan panjang berdarah pada hati aku masih ingin... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Inna Julyffa) YANG TERPENDAM aku senang berkendara jalur udara adalah tempatku bermain negeri ini adalah lingkup kecil yang kuraih dari tempatku duduk wajah-wajah menjadi bagian hariku penyampaian kata hanyalah aroma klise sampai tatapmu menyambar sisi dalamku kau genggam mimpiku aku melanjutkan berkendara melewati kota-kota hingga penghujung negeri mengapa kakiku harus selalu terdampar di pantaimu? sahabat hilir mudik bertandang di pertemuan siang tatapmu membuat beku lemah batinku mengapa bahasa tak lagi menyatu dengan tubuhku? aku berada di pusaran air tanganku menggapai ke atas sementara arus menarikku lebih dalam aku tidak mengenal diriku sendiri... ada apa ini??? ketika aku berkendara lagi masih kutemukan tatapmu kita berbeda dalam penyampaian marah dan teriakku ada di lembah curam tolong, beri aku kesempatan... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Kha Vvoenoetzz)

12

FATAMORGANA gelora pada jiwaku seperti ranting patah jatuh pada tanah kering musim kemarau lingkupku adalah tatanan rapi semua keputusan adalah milik yang di atasku aku memiliki semua keindahan dalam hidup sungguh sebuah warna cerah di siang hari berkawan adalah kesenanganku bersama mereka adalah tawaku sampai kau tiba dan menghujamkan mimpi aku menerima langkah kita adalah keceriaan pagi menyatukan kata dan segala yang sama ketika berlangsung hadirmu telah mendapat tatapan tajam kursi di rumahku berat menerima dudukmu kamupun berlalu... garis singkat telah ditempuh lingkupku telah menghadirkan yang lain untuk mendampingi aku berteriak penolakanku adalah sampah air mata bukan hal asing di dalamku hancur aku tak mampu apa-apa! (di tirai kamarku masih lewat kilasmu!) -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Axa Alshira) TERLAMBAT panas meninggi peluh kerja membasahi jalan riuh berbagai bunyi kami punya perang sendiri-sendiri pada penghabisan hari adalah lelah kata-kata menyebar ke berbagai penjuru sebagian bahasa sekolah sebagian bahasa jalanan di sana kita bertemu dalam padat kota seperti biasa kata-kata pertama adalah kesopanan yang sudah basi setiap kita punya kubu aku dan kamu hanyalah bagian semesta yang mengisi lekuk bumi bercerita kita pada alur masing-masing aku bertanya kepada diriku sendiri ini apa???

13

bicara asmara adalah terlalu dini tapi jujur kuakui bayangmu sampai ke pintu rumahku ada penyesalan kecil lupa aku menggali keberadaanmu kesempatan lewat aku melebur dalam putaran kota -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Eed Ambon) PEMBERATAN di sudut kududuk pada lantai menerima serbu kata dengan dasar rapuh yang kusayang bersatu dengan rekan timbangan keadilan miring sudah hanya aku penyebab segala yang buruk! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Kayra Michi) SEMANGAT gelora muda mengaliri semua denyut nadi indera dan akal adalah senjata di pinggang ada sekantung jagung telah kuterima kasih sayang orang serumahku adalah tiang-tiang penyangga pada mereka aku layaknya kuda berlari dengan kecepatan penuh menempuh belantara mencari rumput hijau aku ingin menggenggam masa aku ingin berdiri di puncak tertinggi aku ingin menari bersama bintang senyum dan ibu jari teracung kalian adalah tujuanku pedih dan lelah telah hilang dari buku harianku bantulah aku meraih mimpi! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-ApriiLiaa Cuniianx) KUKUH berdiri di tepi pantai bersama debur di karang matahari baru saja mengusir malam pasir terasa tajam di telapak kakiku mereka sebut aku pelari tangguh melewati curam jurang dan batu-batu licin melawan arus di jeram adalah sesuatu yang biasa hari-hariku adalah untuk belahan jiwaku pendampingku dan para buah hatiku 14

mencapai puncak aku berlari tapi aku sendiri di pematang sawah terkadang aku tergelincir hal-hal kecil memicu tekanan ke dalam sukma duhai sayangku, menghindarlah dari kata yang menikam menghindarlah dari tatapan selidik tentang kesetiaan seharian aku telah memutar roda-roda dengan ke-ikhlas-an aku memiliki dua lelah tempurung lututku adalah tumpuan menikmati semua aliran puji yang indah pada waktunya aku tak lupa mengetuk pintu belas kasihan kepadaNya aku bergantung : jadikanlah kiranya aku karang tegar di badai dahsyat! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Rembulan Menangis) KEPADA kubuka tingkap pagi ini angin dan matahari lembut menyapa gerak mudaku bertujuan di pintu aku hanya menyampaikan satu salam bergerak maju dalam penguasaan huruf dan angka ada yang hilang saat kuberjalan senyummu telah menghiasi gambar tergantung di dinding melewati tahun yang berkelebat aku rindu sangat!!! berpelukan denganmu adalah masa silam canda dan tawa kita hanyalah gema di ujung gunung sebaris doa sajalah yang sanggup kusampaikan di masa sujudku aku masih ingin keberadaanmu takdir adalah pemisah kita harapanku semoga tenanglah di sana salam peluk cium rindu hanya untuk dirimu, ayah! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Vitacivit ChayanknyaLexcer Selamanya)

15

GELAGAT di dermaga kapal lalu-lalang membuang sauh membongkar muatan suara air adalah kawan sejati kita berlayar menempuh tujuh samudera pada badai dan ombak tangan bergenggaman tiang-tiang kapal patah dengan tali yang menyambar pekat malam dengan gelombang besar di pesisir kapal bersandar sepoi angin dan bunyi camar menemani mengapa matamu menatap ke laut biru? aku menjadi musafir di dalam kapalku! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Sonia'devie Part-Two) PENYESALAN ada kuda di sana! berlari kita bertanya kepada pemiliknya seandainya saja kita bisa menunggangnya udara dingin pegunungan menjadi penguat bagi kehangatan kita berjalan di aspal sepi menatap alam dengan kesederhanaan yang tangguh aku terperosok di parit kakiku luka kau menatap dingin kekasihku, manusia adalah gading rapuh dan lemah pada keinginan kesadaranku terlambat setelah aku berpaling kau tak memaafkan! sejuta kataku menjadi limbahmu tanah serasa runtuh dengan penolakanmu seandainya kusanggup memutar waktu takkan terjadi apa-apa yang menggores lukamu masih dalam harapku terbuka pintumu memukul diri adalah rangkaian keseharian tak sanggup aku menerima sorot tajammu seandainya memang patah jiwaku menyerah semoga kau mendapatkan yang lebih baik lagi! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Alan Iniesta)

16

RIPUH kaki adalah kekuatan berjejak gambar jiwa memberikan bekas telapaknya aku dalam gemas melihat kata dan hati bersilangan berdekatan denganmu menjadi suatu kesalahan mengapa tak siap dengan keputusan? -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Riiyna AloWe) SASTRA galilah tanah mungkin ada emas di situ naiklah ke gunung barangkali ada pelajaran tentang nyawa ikuti alur sungai bisa saja kau bertemu ikan pelawan arus perjalanan hari dengan aksara bahasa kami adalah isyarat menempuh berbagai jalur tak umum keindahan adalah tujuan di banyak titik kami bertemu pengayaan khasanah juga hakekat keberadaan manusia juga kegemilangan Sang Maha juga gerakan gelap dajjal sesungguhnya seni tak jauh dari gaib bagian jiwa terpancar terang dan gelap adalah pilihan aku berharap ini menjadi penanda dalam kemegahan martabat selalu ada penyampaian kepada sesama materi bukanlah raja pengetahuan bukanlah segalanya muara terakhir adalah keluhuran yang muncul dari dalam semoga kita masih layak menerima pujian dari Beliau! TERUNTUK kaki kecilku melangkah di lantai dengan hantaran lengan kehangatan sinarmu mengantar ke depan dari bahasa terbata-bata hingga baca tulis rengkuhan yang senantiasa dekat kurasakan masa baligh lewat kubertemu suasana baru di irama kota 17

pergulatan adalah bahasa sehari-hari untuk perut dan percaya diri pada lembayung di kebisingan senyummu muncul hal tak tergantikan dengan hanya bertukar aksara dan bicara liburku adalah keriangan di kendaraan aku sudah bertemu denganmu kita selalu dekat tunggulah aku di pintumu tak ada yang bisa kulukis semuanya hanya isi di dalam hati dan gambarmu di kamar sempitku selalu sayang selalu cinta selalu rindu cium dengan berlututku adalah yang selalu kunantikan Salam, Ibu!!! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Egie Ariel) ANTARA II sunyi dalam pikirku terbakar kenyataan dan harapan memilih jalan masing-masing taman telah menjadi semak belukar kelelahan menahun membuat lubang hitam hati tetes air mataku tak lagi jatuh ke lantai aku berperisai tekad pedangku adalah keinginan bebas kuayun kepada siapapun menghadang untuk yang telah berjalan bersamaku : maafkan! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Wangi Cendana/Kajol Lali) MOHON jembatan sungai kulangkahi deras arusnya menampar keras bebatuan suaranya mendesir sampai jauh malam-malamku berisi kerlingan matamu terlalu indah untuk kulewatkan mengapa tilamku menjadi tak bersahabat? harapku menggunung meraih hati dan menjadikannya tertulis engkau menjaga jarak pedih belum hilang, katamu hal baru belum sanggup kau mulai 18

tatapanmu menggambar rasa mulutku lambat bicara kamu memang lebih dewasa aku bergantung kepada asa sadarku menilai berkarya adalah tujuan yang masih panjang kekuatan mewujudkan belum terbentuk harus menangiskah aku? Please... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Uchen Galang Adam) KEPUTUSAN hari ceria di lapang menanti sorak penonton pada suatu kemenangan letih kaki menyepak adalah kesenangan sore dengan matahari yang hilang kita berkendara pulang tatapmu mengikuti dalam kilas balikku ada kamu dengan sepasang lengan terbuka ke arahku senyummu mengalahkan keindahan rembulan hatiku tak ada di situ ungkapan tulusmu mengalir di berbagai waktu di sudut ruang aku gelisah aku tak sanggup!!! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nhoyz S'tiono) GAMBARAN kekekalan adalah lingkaran di titik yang sama akan selalu kembali demikian juga seluruh tata surya bersama orbit seandainya kita berpesiar pada angkasa adalah gelap dan sunyi ratusan bintang mati melayang sejauh memandang hanya kerlipnya memukau keledai tidak akan jatuh pada lubang yang sama begitu kata peneliti adalah parah ketika mahluk berakal berlaku sebaliknya hewan tampaknya menjadi sedikit lebih tinggi kita semua adalah pelaku kejahatan busana rapi dengan penampilan kemilau bukan ukuran ketika jeritan hati ditutupi akal dajjal muncullah neraka 19

senyum dan kata manis hanya sekedar sisi luar ungkapkanlah cinta, bukan nafsu katakanlah sayang, tanpa meminta kembali peluklah, tanpa harus meniduri akan kau temukan surgamu bahkan ketika kau di bumi haus dan lapar adalah alat menyusutkan gejolak tanah adalah lebih baik daripada langit perhatikanlah rumput di kesederhanaannya kau temui Tuhan kulit mengeriput yang dibanggakan akan menghilang jagalah kiranya yang akan menjadi kekal seperti layaknya sebuah lingkaran SEJARAH banyak dari kita adalah pelupa kejaran untuk dunia mengganti inti cerita yang diturunkan hanyalah lagu tidur yang berlalu hanya layak menjadi isi buku tanah tempat kita berjejak penuh darah tapi mata kita tak menemukannya di bawahnya tersimpan tulang-tulang bercampur batu rumahmu ketika itu mengibarkan bendera adalah kehilangan nyawa peluru-peluru asing megah di atas bambu sebagian kita masih belum berbentuk tindasan berisi sebagian kesalahan penduduk negeri untuk sepiring nasi kesetiaan berganti pernah kau bayangkan selama lebih tiga ratus tahun kau mengabdi menjadi budak tidak lebih hak terampas duduk malammu tak tenang sebatang rokok adalah impian hari-hari ini membuatku heran irama luar meraja membunuh yang di dalam tapi kita tetap tenang menikmatinya bertemu mantan penjajah membuat gembira apakah kita pengemis? ketika kekayaan negeri telah disapu kepentingan muncullah penjajahan baru semangat kebangsaan dimulai dari dompet untuk sepiring nasi kesetiaan berganti aku ingin bertanya, sebenarnya negeri ini milik sendiri atau milik raja-raja negeri gandum?

20

SUATU PAGI tiap hari selalu ada langkah baru dengan matahari terbit saat pekat beringsut aku bergerak pada satu arah lewati lembah dan gunung pada pendakian terjal jiwaku gundah tapi, api tak pernah padam memberi warna hari-hari suram alunkan tembang ceria di sisi para sahabat gunung pun mampu kuruntuhkan semilir angin sejuk di jiwa berpendar pemikiran meminyaki roda-roda kususun lagi gerak maju karena... HARI INI ADALAH HARI KEBERUNTUNGANKU!!! (mohon uluran belas kasihMu, ya Allah...) -------(puisi motivasi-Today Is My Lucky Day) GAMBARAN II keagungan sisi luar adalah pujaan banyak orang rapuh seperti istana pasir sedikit ombak saja menggentarkan jiwa helajarlah dari malam sunyi dan gelap adalah bagian yang akan kautemukan pada rentamu tawa dan denting gelas pesta menghilang belajarlah dari rumput kecil, mudah terinjak, tapi selalu kembali tegak kemilaunya ada pada bunga kecil belajarlah dari air mengalirkan berkah adalah keindahan di dalam tubuh menebarkan sari makanan tanah dan bebatuan jarang dihiraukan manusia banyak jatuh karenanya tergelincir dan luka ingatlah ini, apa yang di atas akan menuju ke bawah demikian sebaliknya yang menjadi acuan adalah manusia dalam siapkah kita?

21

RONA KARYA deru roda pada aspal dingin mengiring duka penantian malam sendiri ada sedikit keluh di alas tidurku binatang malam tak bersahabat mengantar mimpi langkah kaki dan celoteh satu-dua sayup di pekat aku kadang terjaga hanya karena ini sebuah amanah kutempuhi sunyi berkawan rerumputan yang berbisik sahabat beberapa muncul di hari-hari sebelum ini menghantar tekad untuk dapur berasap kusandarkan kepalaku pada tilam sederhana tugasku hanya satu menggerakkan angka agar tercipta pembicaraan jarak jauh -------(puisi kerja-ketika jualan pulsa di tanah merah) ALAT asyiknya bercumbu dengan layar kaca menatap huruf dan angka serta gambar indah tapi seperti dunia yang berbeda banyak permainan kufahami menghibur diri menyatu dalam alam mimpi sejenak mengurangi beban hari jiwaku terhanyut sampai jauh adalah kebanggaan melihat seperangkat dengan kemampuan besar menggali ilmu seperti menimba lautan kebodohan tampak di mata sedunia tercakup hanya oleh kawat jarak dan waktu mengecil wajah kita terpampang di penghujung sana raihlah raihlah ilmu bukan sekedar gambar pemuas nafsu barangkali di sana juga ada bayang-bayang surga KILAS gemerisik hutan malam dengan rembulan dan auman jauh api unggun kecil samar di sampingku tungku masih berasap sisa menggarang

22

diamku di sebelah tenda asap menemani pikiran yang terbang kilasmu melambai redup masih ada serpih kecil sayatan hati tergeletak bercampur piring dan gelas tangisku adalah pada jejak kakimu menjauh sempat merengkuh indahnya mimpi berdua dengan ucapanmu menuju pengukuhan itu adalah masa silam tubuhku digores aspal dengan luka memanjang aku luka ketika terjatuh kau tak menoleh! -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Umedz Jovy)

YANG TELAH PERGI malam berlalu dengan pedih senyummu tampak di setengah sadarku aku gelisah menengok pada waktu kedekatan kita menyatu mengapa harus secepat itu? di pusaramu terbayang aku di rahimmu... kusangat merindukanmu, ibu... -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara) KASIHMU tangan-tangan lelahmu bersandar di lengan kursi matamu terpejam sesaat menunggu secangkir kopi berasap waktu berlarian dalam berkarya menyamankan perut dan meraih mimpi aku menatapmu kagum adalah aliran semangatmu membangunkan tidurku kecupan di punggung tangan adalah hormatku selamat berjuang, ayah (mataku basah karena haru...) -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Nx Ccpdivagladlyara)

23

YANG KU MAU sebuah rumah dengan keindahan campuran warna tegak di tepi jalan raya menatap matahari mata yang menoleh adalah gambar sehari-hari kita telah bersatu dalam keputusan sakral bertahun lalu mengayuh biduk melewati berbagai arus di tikungan tajam kita menghantam batu nyaris patah adalah kita dalam rumah keluarga kutempatkan raga di berbagai sudut dudukku tak nyaman aku harus mencari wajahku sendiri memperalat senyum dan mengambil hati bait kerjaku adalah kesenangan orang serumah malamku berteman bunyi tetes air jatuh di kamar mandi karyaku sempat terhenti mengundang celoteh panjang dengan tatap berbeda apakah aku adalah mesin penghasil uang? kota ini telah mengubah keberadaan hakiki manusia mengajak orang berlari dalam kesalahan suamiku, adalah benar ujar orang lebih baik berkawan langit tapi terpisah dari yang melahirkan kita karena dua keluarga adalah dua kapal berbeda haluan marahmu kerap meraja kuberharap menjadi sebuah rumah dengan keindahan campuran warna tegak di tepi jalan raya menatap matahari mata yang menoleh adalah gambar sehari-hari -------(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman-Tiethatie Ajjah) GAMBARAN III makanlah jangan terlalu kenyang tidurlah jangan terlalu nyenyak bahasa ringan bertujuan dalam kajian muncul melewati perjalanan panjang sudut hatimu adalah batu ujian budaya mimpi kota adalah penyakit menular menghasilkan kecantikan di luar kebusukan di dalam sesungguhnya kita telah menggantikan posisi Tuhan dengan kertas berwarna-warni bila kau mempunyai sedikit keberanian bakarlah dan injaklah! manusia mempunyai harga, kata seseorang harkat menghilang nurani digantung di tembok lusuh

24

banyak debu kota menghempas mimpi manusia adalah hewan liar yang siap mencakar hukum rimba berlaku di kota! ketika alam berbicara mimpi hanyut dalam bencana kata-kata keagamaan seringkali dipakai menutupi kesalahan sesungguhnya manusia pandai bersilat lidah seandainya mungkin akan ada antrian panjang para pembeli tiket menuju surga!!! : weleh, weleh...

25