26
Puisi Matematika Karya : Intan Kamelia Mohtar Ragaku terus berotasi disini tapi serasionalnya aku ingin pergi pergi dan takkan pernah ku tengok lagi karena perih terlanjur mensubstitusi di tempat ini hitam mendominasi di tempat ini kelam mengeliminasi bagai relasi tanpa fungsi bagai subgrup tak berpenghuni Tuhan, sampai kapan aku dapat bertahan bertahan dari bilangan hinaan hingga merasa vektor hidup ini nyaman Tuhan, bantu elemen temukan himpunan himpunan yang dapat menghargai hingga elemen dapat tersenyum kembali wahai penguasa hati definisikan aku keikhlasan agar aku tahu cara bersabar mengharap setetes linier kebahagian atau teoremakan aku kebencian agar tak kenal fungsi memaafkan sampai titik stasioner tinggi menjulang sampai tak satupun mereka kan ku kenang ]SURGA SAINS DAN AGAMA Lili peni lestari Indahnya berteduh dalam sains dan agama Mengotak-ngatik angka dengan statistika

Kumpulan Puisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

puisi

Citation preview

Page 1: Kumpulan Puisi

Puisi MatematikaKarya : Intan Kamelia Mohtar

Ragaku terus berotasi disini

tapi serasionalnya aku ingin pergi

pergi dan takkan pernah ku tengok lagi

karena perih terlanjur mensubstitusi

di tempat ini hitam mendominasi

di tempat ini kelam mengeliminasi

bagai relasi tanpa fungsi

bagai subgrup tak berpenghuni

Tuhan,

sampai kapan aku dapat bertahan

bertahan dari bilangan hinaan

hingga merasa vektor hidup ini nyaman

Tuhan,

bantu elemen temukan himpunan

himpunan yang dapat menghargai

hingga elemen dapat tersenyum kembali

wahai penguasa hati

definisikan aku keikhlasan

agar aku tahu cara bersabar

mengharap setetes linier kebahagian

atau teoremakan aku kebencian

agar tak kenal fungsi memaafkan

sampai titik stasioner tinggi menjulang

sampai tak satupun mereka kan ku kenang

]SURGA SAINS DAN AGAMA

Lili peni lestari

Indahnya berteduh dalam sains dan agama

Mengotak-ngatik angka dengan statistika

Menjadikan property limit barisan tilawah

Memenuhi kriteria logaritma sang pujangga

matematika,

Barisan monoton bilangan cacah bermetamorfosa

pecahan rasional

Memberinya bentuk imaginer,aljabar-aljabar

differensial.

Page 2: Kumpulan Puisi

Elemen-elemen identitas,seakan tak mau kalah

turut membagi sifat aljabar dalam sedekah deret

kuasa

jika dunia butuh pembuktian teorema,maka agama

buth penjabaran segitiga

antara diri,Tuhan,dan manusia.

Nilai mutlak keberhasilansurga

Terjangkau dengan ketaksamaan iman dan takwa

antara pria dan wanita

Batas atas terbesar akan membawa manusia pada

harkatnya

Batas bawah terendah mengantarkan manusia pada

kehinaan.

Struktur aljabar tuhan terdeskripsi dalam alquran,

terdapat himpunan ayat sistem organisma,relasi

biologi,matematika dan sastra,

membawa kita pada surga sains dan agama.

DO’A SEBELUM TIDUR

Karya : Budiman S. Hartoyo

Maafkan saya, Tuhan

Baru kali ini sempat mengingat-Mu

Maafkan saya, Tuhan

Mungkin besok aku lupa lagi

Aku akan tidur

Mungkin beberapa jam saja

Kini terserah pada-Mu

Nasibku terlena di pangkuan-Mu

Aku tak bisa berdo’a panjang-panjang

Hanya kuminta

Tolong damaikan dunia, tolong damaikan

negeriku

Page 3: Kumpulan Puisi

Selama aku lelap tidur dan terlupa

Aku tahu Engkau takkan tidur

Dan takkan kunjung lupa

Oleh karena itu sebelum tidur kuminta pada-Mu

Apa saja yang baik untukku

Dan untuk siapa saja

(ah, barangkali Engkau tertawa

Tapi betapapun, maafkan aku)

BUNGA ANGGREK

Karya : Sukma Pertiwi

Bunga anggrek ...

Adalah bunga kesayanganku

Aku rawat dia setiap hari

Aku siram dia setiap hari

Aku temani dia setiap hari

Bunga anggrek ...

Aku tidak pernah meninggalkan dia sehari saja

Karena aku menyayanginya seperti temanku

sendiri

Bila aku bertemu dengan bunga anggrek

kesayanganku

Aku akan tersenyum gembira

Karena bungaku sangat indah dan bagus

Bunga anggrek semoga kita tidak akan berpisah

KEAKUAN PETUAH RAJA TUA

Karya : Jacksen M. Amin, Palembang

hhhhhuuuurrrrrrrr ...

ruh sejagat alam

runduk

tunduk

lurus

Page 4: Kumpulan Puisi

diamlah

“ allata’luu ‘alayyawaatuunii muslimiin “

Titahku titah Sulaiman jemariku jemari Daud

Rejungku rejung Nuh tongkatku tongkat Musa

Tawaku tawa Yusuf otakku otak Ibrahim

Jantungku jantung Isa hatiku hati Muhammad

Kau dengar ?

Tunduklah

Diamlah

Semedi bersamaku

Duduk bersanding menang aku

Tegak bersanding menang aku

Gulat bertanding menang aku

Menang aku barulah tingkah

Menang aku berkata tawa

Menang aku bergagah raga

Menang aku bersilat lidah

Tak satupun mampu tudingkan mata

Lelap !

Hhhhuuuuuuuurrrrrrrr ...

Raga bernyawa sejagat buana

Bertekuklah di sini

Tanpa busung dadamu

Meditasilah

Dengarlah

Gulung gulanggulang kugulung di jari tangan

Gilas gulatgulat kugilas di telapak kaki

Gilang gulingguling kugilang diatas kepala

Galang galinggaling kugalang dengan dada

Gulunggulanggilanggalinggalunggulinggilasgula

t

Gilasgulatgilasgulatgilasgulatgilasgulat

Gilas

Ah !

Luluhlah angkuhmu

DO’AKU

Page 5: Kumpulan Puisi

Karya : Susi Mahyuddin, Palembang

Tuhan,

Jangan Kau lepaskan aku

Yang tentram di tangan-Mu

Jangan Kau balikkan arah pandangku

Yang telah memandang lurus ke depan

Jangan Kau campakkan aku

Yang tenang berada di ketinggian-Mu

Tuhan,

Tetapkan aku berada di sini

Bersama kuasa-Mu yang tentram

Bersama elusan-Mu yang paling lembut

Bersama keridhoan-Mu

Tuhanku,

Berikanlah padaku

Bunga dunia dan akhirat yang harum

Berikanlah padaku

Sepotong tongkat bervolume

Kesucian-kesucian, kebaikan-kebaikan

Agar hatiku yang lemah ini tetap tegar berdiri

Berjalan atau berlari mengejar puncak

kebahagiaan itu

Berikanlah padaku

Jiwa besar yang berselubung kesederhanaan

Kerendahan hati, kesabaran, dan kedamaian

PINTU

Karya : Hamid, Jawa Barat

Pintu tempat masuk dan keluar

Pasti kau tahu

Pintu rumahku dari kayu

Ketuklah itu

Dan aku datang membukaan pintu untukmu

Masuklah kawan, masuklah

Kita bermain di dalam

Page 6: Kumpulan Puisi

Pintu tempat masuk dan keluar

Aku pun tahu

Jati berukir pintu rumahku

Kubayangkan begitu

Dan akupun datang mengetuk pintu

Bukakanlah wahai kawan

Kuharap kau ada di dalam menyambutku

Dengan senyuman

Pintu tempat masuk dan keluar

Kau dan aku sama-sama tahu

Pintu dapat ditutup dan dibuka

Kitapun sama-sama tahu

Tapi kupinta jangan kau tutup pintu itu

Pintu hatimu

Seperti akupun begitu, membukakan untukmu

pintu hatiku

Pintu hati yang terbuka

Pintu kasih sayang bersaudara

Sesama kita, sesama manusia

MALAM MENJADI HAMPA

Karya : Hendrijal, Bandar Jaya Lampung Tengah

Malam

Bulan terbujur kaku dan patah

Menanti misteri sanghyang

Bayang merambat diam-diam di dinding batu

Malam menjadi hampa

Ketika di bilik tak ada apa-apa

Aroma tanah menjadi irama musim

Namun di sinilah tempat menghabiskan malam

Tempat menyusun lagi kegagalan hari ini

Jadi sepiring bubur

Bekal perjalanan

Malam menjadi hampa

Sebelum kau

Melipatnya di daun ajal

Page 7: Kumpulan Puisi

TERBAYANG WAJAHMU YANG AYU

Karya : Muh. Umar, Padang Tikar KalBar

Di taman-taman kulihat

sekumtum mawar putih

berselimut sutera-sutera iman

setetes embun meresap dipori-pori hatimu

mawar-mawar putih

terselimut jilab yang suci

matahari memancarkan cahaya

menerangi jalanmu yang kelam

terbayang wajah yang ayu

bunga-bunga liar

layu, seakan mati

tangkai berduripun seakan sembunyi

kulihat jilbab putih penuh keanggunan

dan sayup-sayup angin pagi

ramah menerpa wajah

dan hatimu yang lugu

Page 8: Kumpulan Puisi

BARA KEMISKINAN

Karya : Muh. Umar,

Sisa-sisa keringatku

Menyala disinari mentari

Ranting-ranting kemiskinan

Dan seonggok bara api

Membakar jiwaku

Debu-debu putih suci

Melayang jauh hingga menghilang

Kelopak mata hatiku

Berlinang penuh misteri

Deru motor

Deru mobil

Mengusik malam-malam sunyi

Dan desah nafas panjangku

Mengeluhkan panasnya bara kemiskinan

EMBUN

Karya : Rasyid Masruri, Pancamukti MUBA

Kala fajar menyingsing

Engkau mulai ragu

Akan naik, turun atau menetap

Sinar datang

Page 9: Kumpulan Puisi

Mewarnai pudar dan luluhnya sebuah

perubahan

Bagaimana bila sang terang telah bertahta

Mungkinkah kau kuasa

Atau menolaknya

Itulah jalan kehidupan

Ada yang datang

Ada yang pergi

Mewarnai perputaran

Bagai embun-embun yang bertebaran

AKU RINDU

Karya : Asteria Arini

Untuk desaku yang tercinta

Aku rindu kala sendiri

Rindu bau lumpur

Dan sejuk agin sawah

Aku rindu kala sendiri

Rindu gemercik air kali

Dan

Dengkung kodok direrumputan

Aku rindu kala sendiri

Rindu suara seruling

Gembala di punggung kerbau

Aku rindu desaku yang asri

Aku rindu

Ada saatnya aku kembali

Desaku tersenyumlah

Page 10: Kumpulan Puisi

KERAWANG BEKASI

Karya : Chairil Anwar

Kami yang kini terbarig antara Kerawang Bekasi

Tidak bisa teriak merdeka dan angkat senjata

lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru

kami

Terbayang maju dan berdekap hati

Kami bicara padamu dalam hening di malam

sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang

berdetak

Kami ... mati muda

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Kenang-kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kami kerja belum selesai ... belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belum selesai belum bisa

memperhitungkan arti 4,5 ribu nyawa

Kami Cuma tulang-tulang berserakkan tapi

adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang

berserakan

Ataukan jiwa kami yang melayang untuk

kemerdekaan

Kenangan dan harapan

Ataukah tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang bertahta

Kami bicara padamu dalam hening dimalam hari

sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang

berdetak

Kenang-kenanglah kami

Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Page 11: Kumpulan Puisi

Menjaga bung Karno, Hatta, Syahril

Kami sekarang mayat, berilah kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan

impian

Kenang-kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami berbaring antara Kerawang Bekasi

KEADILAN

Karya : Tony Roke

Bumi meronta, membara, dan semakin panas

Karena masih ada pemeras rakyat menderita

Karena keresahan yang berlipat ganda, karena

bumi yang semakin tua

Dan, manusia bergelimang dosa

Tetapi ada sesuatu yang masih mencoba

Untuk berdiri tegak, berpijak pada tanah yang

retak

Sesuatu yang sulit untuk dicapai

Yaitu keadilan...keadilan...keadilan

Selama bumi masih penuh dengan kekuasaan

dan kemunafikan manusia

Dan selama perut kita masih harus diisi

Sesuatu yang bernama keadilan itu hanya akan

tercapai kalau;

Dunia ini kosong dan hampa

Page 12: Kumpulan Puisi

KENANGAN UNTUK PAHLAWAN DIPONEGORO

Karya : Karwita

Dalam awan redup dan terang

Semerbak kamboja keseluruh buana

Selama suara bergema antara sedu dan

gemilang

Engkau dikenang selama-lamanya

Engkau diingat, setiap waktu

Karena, jasamu yang suci menentang jahat,

mengabdi negara

Biarpun nyawa dan badan, harta serta pikiran

telah dihadapkan ibu pertiwi

Hingga, menderita sepanjang masa

Sampai maut datang menyambut

Memutih berkubur tanah

Biarpun, ragamu sekarang tiada

Tetapi, kau dikenangkan

Diukirkan atas semangat dan digoreskan atas

hati mempelopori.

Page 13: Kumpulan Puisi

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Karya : Tito Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang

perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua tangannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia berbaring, tapi bukan tidur

sayang

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara

menderu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 Nopember, hujan pun mulai turun

Orang-orang ingin memandangnya kembali

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang

tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring,

Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru di dadanya

Senyum bekunya berkata, aku sangat muda

ADA TANGIS CECEP DI DESA

Karya : Yan Daryono

Lentera di gardu telah menyala

Pertanda malam tiba

Page 14: Kumpulan Puisi

Sesenggukan tangis cecep kecil

Memandangi bulan pucat gemetar di langit

Menerangi sawah-sawah kering

Di tretek rumah itu ia bersunyi diri

Lindap cahaya bulan memantul

Dari bening kristal air dukanya

Sesenggukan tangis cecep,

Harapannya tiada terkabulkan

Bapak telah menolak pintanya

Ia minta disekolahkan, tapi bapaknya tidak

punya biaya

Karena panen tahun ini tinggal milik tengkulak

Wahai,

Ada beliung tajam

menancap di kalbu

KEPADA PENGUSAHA

Karya : Indri Setiawati

Lihatlah wahai Manusia-Manusia

Yang senantiasa bergelimang harta

Manusia-manusia yang tidak pernah puas

Mereguk nikmat menumpuk dosa

Mencari dan terus mencari

Coba, cobalah tengok ke belakang

Sosok-sosok manusia rapuh di bawah sana

Terbujur dengan perut lapar

Seraya memandang menatap tertahan

Tidakkah engkau lihat tuan ?

Berapa derita tiada terperi

Menghimpit serta merajam diri

Bergelut dengan pahit getir hidup ini

Bukan...

Bukan kedudukan yang kami cari

Atau kekuasaan penuh ambisi

Bukan...

Bukan itu

Page 15: Kumpulan Puisi

Tidakkah tergerak olehmu tuan ?

Kami yang kini tegak berdiri

Diatas puing-puing asa yang dan cita

Menanti harap menatap masa depan

Adakah cahaya menguak tirai kegelapan ?

KATAKAN KAU MENYAYANGIKU

Karya : Amilia Wardani

Malam nanti

Disetiap aku akan menyapamu

Dengan sapa polos akan canda

Ingin kusimpan, buat mengisi sepiku,

bolehkah ?

Dimalam penuh rahmat di kesucian Ramadhan

Aku ingin melihat wajahmu bersujud

Sambil merangkai do’a

Di dalam surau keil

Yang berpijak diatas tanah negeriku

Kuingin tembang-tembang malam para malaikat

Sejenak berdo’a untukmu seperti anganmu

selalu

Dan aku akan mendengarnya

Lewat dinding-diding putih kamarku

Bila kau bersujud di depannya malam nanti

Tolong bawakan namaku

Bahwa kau mengingat malam ini

Walau kita jauh, katakan kau menyayangi aku

Tiba-tiba aku ingin ramadhan yang suci

Sesuci inikah hatimu malam nanti

Page 16: Kumpulan Puisi

DAYANGKU

Karya : Edi Ruslan pe Amanriza

Terbang dayangku terbang

Bagai rajawali

Sayapnya menyentuh awan

Terbang dayangku terbang

Bagai rajawali

Sayapnya menyentuh rembulan

Terbang dayangku terbang

Bagai rajawali

Sayapnya menyentuh bintang

Terbang dayangku terbang

Bagai rajawali

Sayapnya menyentuh matahari

Terbang dayangku terbang

Jangan pijak bumi

Bumi riuh

Senantiasa kisruh

Sungai mengalir di kuala keruh

Hujan dijarah

Gunung di tarah

Tak sudah-sudah

Hidup terjajah

Terbang dayangku terbang

Mengitari arssy

Hingga disidrat

Ditapak Allah

Dayangku tak bisa terbang

Sayapnya patah

Page 17: Kumpulan Puisi

Kakinya lemah

Dayangku tak bisa pulang

Tergapai-gapai

Tergapai-gapai

Di pintu ka’bah

LEWAT SHLAWAT, LEWAT SYAHADAT

Karya : Rina fitriani

Rosul, begitu banyak yang akan terungkap

Tapi tak bisa terucap

Dari abad yang lalu kau pergi

Tapi cintamu tetap mengisi hati kami

Aku bersentuh dengan cintamu melalui

shalawat

Puas rinduku bersamamu melalui syahadat

Warisan yang telah kau tinggalkan

Tak akan pernah habis-habisnya

Karena selalu kami gali

Dan kami tanam dalam hati kami

Rasul, rindu kami yang tak pernah luntur

Selalu semarak diantara kami, umatmu

...Rindu kami padamu ya Rasul

Rindu tiada terperi

Berabad jarak darimu ya Rasul

Serasa dikau disini...

Kau masih disini ya Rasul, didalam hati kami

Bersemayamlah selalu, iringi langkah kami

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad

Page 18: Kumpulan Puisi

Wa’ala ali sayyidina Muhammad

Kurindu lewat shalawat

Kurindu lewat syahadat

LIMA-KU

Karya : Rina Fitriani

Diantara bilik-bilik sibukku

Tertanam kelelahan

Tertanam keengganan

Limaku yang belum pernah menjadi lima

Sujudku yang belum pernah bersentuh sajadah

Lidahku yang belum puas menyebut nama Allah

Merenggutku dari kebisingan hidup

Subuhku yang mengintip di balik bantal

Zuhurku yang bergegas diatas keamdaraan

Asharku yang berkutat diantara perjanjian

Maghribku tertindas kelelahan

Isya’ku melayang bersama pulas

Tuhan, begitu kotornya aku

Aku melalaikan waktu-waktu bersama-Mu

Meleburkan diri dengan angkuhnya dunia

Dunia yang kucari, akhiratku yang berlari

Ya Allah, biarkanlah aku menapaki jalan-Mu

Biarkanlah aku mengumpulkan limaku

Terimakasih telah Kau bangunkan aku

BAGIAN DARI IMAN

Karya : Mosthamir Thalib, Riau

Tuhanku,

Page 19: Kumpulan Puisi

Padah Rasulmu ; malu itu bagian dari iman

Akan berimankah wanita yang tak lagi punya

rasa malu ?

Tuhanku,

Padah Rasulmu ; kebersihan itu bagian dari

iman

Berdosakah mereka keturunan tak bersih

lingkungan ?

Tuhanku,

Padah Rasulmu ; sabar itu bagian dari iman

Batalkah bila aku puasa mlirik betis molek

berkudis kuman ?

SEMOGA HIDUP SEMAKIN TERANG

Karya : Mustofa W Hasyim

Semoga hidup semakin terang

Dalam gelap hitam menenggelamkan bayangan

Suara tenggelam dalam sunyi

Dan semua gerakan seperti tak menyentuh apa-

apa

Dalam kabut sulit mengenali jalan di depan dan

di belakang

Sulit melakukan percakapan

Bahkan dengan benda sekalipun

Ketika cuaca muram sulit membedakan antara

luar dan dalam

Kehidupan penjara seluruhnya

Sel-sel tanpa kunci, tanpa pintu

Semoga hidup semakin terang

Semakin jelas beningnya mata

Karena luka atau karena langit menyiram

dengan cahaya

Dalam remang kau tak perlu mencari

Arah lahir dengan sendirinya

Jika warna-warna kemudian bergerak

Siapapun bisa menarikan iramanya

Page 20: Kumpulan Puisi

Semoga hidup semakin terang

Sehingga rumah menjadi rumah

Taman tampak sebagai taman

Dan bunga tetap sebagai bunga

Bernyanyi dengan cuaca bersih

Nada-nada jernih

Menyegarkan cinta

Bocah dan bapak

Bocah dan semesta

KU KEMBALIKAN SAJAK INI PADAMU

Karya : yufrizal Pisca, Pekan Baru

Ku kembalikan sajak ini padamu

Sejak pemberontakan dari kesengsaraan

panjang

Dalam waktu kau cipta jalan lempang

Kemudin seribu anak panah

Menghujam pengembara

Hingga darah menitik dari sudut luka yang perih

Kau sulap pewayangan bumi

Dari cinta rama dan sinta

Hingga tercipta kesengsraan dalam kancah

bumi

Ku kembalikan sajak ini padamu

Sejak tangis perempuan yang mematik dosa

dari malam ke malam

Kau cipta menara indah pada pantai yang lusuh

Kemudian bukit karang

Pengubur para nelayan di laut

Ku kembalikan sajak ini padamu

Sajak darah hitam

Dari luka pengembara yang sangsai

Page 21: Kumpulan Puisi

KELAM

Karya : Avvantila gmh, plg

Ada duka yang menggelayut

Dikala kendala datang beriring

Melingkup asa yang ingin digapai

Perlahan dan melukai pilar nurani

Ada terang yang tiba-tiba datang

Saat kedua tangan tengadah ke atas

Meminta segumpal awan

Buat penghapus luka yang perih

Ada sejuk yang terasa menyentuh

Kala biduk berlabuh ke arah dermagamu

Membimbing langkah diri

Bersama helai demi helai daun kenikmatan

darimu

Buat penghapus kelam yang melekat dihati

AKU CIUM TANGANMU IBU PENUH KHIDMAT

Buya : Zainal Abidin Hanif

Makin ku pandang wajahmu ibu

Makin runduk khidmatku sayang

Makin kureguk bening mukamu ibu

Makin sasar rindu ini mengental

Page 22: Kumpulan Puisi

Makin haru tatapku padamu ibu

Makin merajut cinta dan kasihku padamu

Tapi itu hanya tinggal gambar

Ibu...ibu...ibu...

Aku ingin bertemu denganmu

Aku ingin memelukmu dengan muara kerinduan

Aku ingin mencium tanganmu berulang-ulang

Aku ingin menebus buntalan keharuan

Aku ingin

Aku ingin

Aku ingin

Membalas jasamu yang tidak bisa berbalas

Membalas pengorbananmu yang tidak bisa

dengan korban apapun

Aku cium tanganmu ibu penuh khidmat

Sebablah itu engkau segalanya untuk aku

Ibulah yang berat menggelayut, hamil

Dibawa kedapur

Dibawa mencuci

Dibawa memasak, panas minyak goreng,

puntung api

Dibawa tidur gelisah, miring menelentang,

susah dan sakit

Dan jeritan itu menancap tajam bagai pisau

belatih

Tatkala kau melahirkan penuh kesakitan

Bertarung maut

Ibu...ibu...ibu...

Bagaimana aku membalas jasamu

Aku cium tanganmu ibu penuh khidmat

Karena dibawah telapak kakimu

Mengalir sorga yang permai

Page 23: Kumpulan Puisi

ANAKKU HIDUP INI BUKAN PUNYA KITA

Karya : buya Zainal Abidin Hanif

Nasihat ini tatkala batuk-batuk ini mengganggu

lagi

Mengantarkan perjalanan yang renta karena

capek menguruskanmu

Sejak bangun tidur daur do’a ini terus

merambat ke langit

Membawa sejuta harapan nama-nama mu

anakku

Agar kau bahagia

Agar kau senang gembira

Agar kau pintar dan cerdas

Agar kau pandai membaca Al-qur’an

Agar kau selesai sekolah

Agar kau dapat sarjana

Agar kau dapat pekerjaan

Agar kau cepat berkeluarga

Agar kau dapat mandiri

Dan selesailah pekerjaan orang tua

Hidup ini bukan kita punya

Begitu panjang perjalanan ini mengantarkanmu

Suka duka

Nestapa dan coba