21
Halaman 1 KURIKULUM PELATIHAN PETUGAS ASISTEN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Surveilans Epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi epidemiologi agar pengelolaan program kesehatan dapat berdaya guna secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat, dan akurat merupakan evidence atau bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan kebijakan yang tepat dalam pembangunan kesehatan. Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering dipahami hanya sebagai kegiatan pengumpulan data dan penanggulangan KLB. Pengertian seperti itu menyembunyikan makna analisis dan penyebaran informasi sebagai bagian yang sangat penting dari proses kegiatan surveilans epidemiologi. Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Pada level paling bawah, Puskesmas diharapkan mampu menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan, termasuk melaksanakan surveilans epidemiologi wilayah kerjanya. Oleh karenanya, Puskesmas harus didukung dengan petugas surveilans epidemiologi (Asisten Epidemiologi Lapangan) yang kompeten. Merujuk Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/ 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan, Puskesmas memiliki peran sebagai berikut :

kurikulum pael

  • Upload
    gufronn

  • View
    236

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ybyhyh

Citation preview

Halaman 1

KURIKULUM PELATIHAN PETUGAS ASISTEN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Surveilans Epidemiologi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

manajemen kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi

epidemiologi agar pengelolaan program kesehatan dapat berdaya guna

secara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat, dan akurat

merupakan evidence atau bukti untuk digunakan dalam proses

pengambilan kebijakan yang tepat dalam pembangunan kesehatan.

Selama ini pengertian konsep surveilans epidemiologi sering dipahami

hanya sebagai kegiatan pengumpulan data dan penanggulangan KLB.

Pengertian seperti itu menyembunyikan makna analisis dan penyebaran

informasi sebagai bagian yang sangat penting dari proses kegiatan

surveilans epidemiologi. Menurut WHO, surveilans adalah proses

pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik

dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang

membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Pada level paling bawah, Puskesmas diharapkan mampu menjadi ujung

tombak pelayanan kesehatan, termasuk melaksanakan surveilans

epidemiologi wilayah kerjanya. Oleh karenanya, Puskesmas harus

didukung dengan petugas surveilans epidemiologi – (Asisten Epidemiologi

Lapangan) yang kompeten.

Merujuk Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/

2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi

Kesehatan, Puskesmas memiliki peran sebagai berikut :

Halaman 2

a. Pelaksana surveilans epidemiologi nasional di wilayah puskesmas

b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan masalah

kesehatan

c. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek dokter,

bidan swasta dan unit pelayanan kesehatan yang berada di wilayah

kerjanya

d. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang

berbatasan

e. Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah puskesmas

f. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah

kesehatan spesifik lokal

Pada kenyataannya, masih banyak Puskesmas di Indonesia yang tidak

memiliki petugas PAEL dengan latar pendidikan yang sesuai, sehingga

belum dapat melaksanakan surveilans epidemiologi secara optimal. Untuk

menjamin berlangsungnya penyelenggaraan sistem surveilans

epidemiologi kesehatan di tingkat Puskesmas, maka diperlukan dukungan

sumberdaya kesehatan sebagai aparat pelaksana yang dapat bekerja

secara profesional dalam menjalankan perannya. Oleh karena itu, perlu

adanya upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia kesehatan

melalui pendidikan dan pelatihan, khususnya Pelatihan bagi petugas

asisten epidemiologi lapangan (PAEL) di puskemas dan kabupaten.

Berdasarkan pengalaman pelatihan asisten epidemiologi lapangan yang

telah diselenggarakan sebelumnya, langkah pertama yang dilakukan untuk

menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi bagi petugas/asisten

epidemiologi lapangan (PAEL) di wilayah Puskesmas ini ialah

penyempurnaan kurikulum dan modul pelatihan. Dengan demikian,

diharapkan para fasilitator, widyaiswara, peserta latih, dan penyelenggara

pelatihan memiliki acuan dalam proses pembelajaran.

Halaman 3

B. Filosofi Pelatihan

Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi ini menggunakan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk:

a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.

b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam

konteks pelatihan.

2. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada penerapan

prosedur yang sudah baku

3. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:

a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi berbagai kasus dengan

menggunakan metode pembelajaran antara lain demonstrasi/

peragaan, studi kasus, dan praktik baik secara individu maupun

kelompok.

b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu

dengan bimbingan fasilitator/instruktur

4. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi.

II. KOMPETENSI

1. Mampu memahami kebijakan tentang penyelenggaraan sistem

surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan

2. Mampu memahami dasar-dasar epidemiologi

3. Mampu menerapkan dasar-dasar surveilans epidemiologi dalam

penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan

4. Mampu melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB di lapangan

5. Mampu mengelola data surveilans epidemiologi dengan menggunakan

aplikasi software epi info 2000 dan aplikasi lainnya

6. Mampu melakukan koordinasi dan advokasi hasil surveilans

epidemiologi di lapangan

Halaman 4

III. TUJUAN PELATIHAN

Setelah mendapat pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas sebagai

pelaksana (asisten) epidemiologi lapangan sesuai pedoman.

Halaman 5

IV. RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN

Judul Materi Diklat : Kebijakan tentang penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan Tujuan M. Diklat : Setelah pelatihan, peserta mampu memahami kebijakan tentang penyelenggaraan sistem surveilans

epidemiologi kesehatan di lapangan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

1. Memahami Kebijakan Surveilans dan Penanggulangan KLB Nasional

1.1 Kebijakan Surveilans dan Penanggulangan KLB Nasional dipahami

1.1.1 Dapat memahami Kebijakan Surveilans dan Penanggulangan KLB Nasional (C,A)

1. Kebijaksanaan umum surveilans dan penanggulangan KLB

2. Kebijaksanaan teknis Surveilans dan penanggulangan KLB

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T 1. Kepmenkes RI No.1116 ttg Ped Peny SE Kes

2. Kepmenkes RI No.1479 ttg Ped system SE Peny menular & tidak menular

3. Permenkes No.41 / 1991 ttg Penang Wabah P menular

4. Permenkes No 949/ 2004 ttg Ped SKD KLB

C : Cognitif A:Affective P: Psikomotor

Halaman 6

Judul Materi Diklat : Dasar-dasar epidemiologi

Tujuan M. Diklat : Setelah pelatihan, peserta mampu memahami dasar-dasar epidemiologi

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

1. Memahami pendekatan epidemiologi

1.1 Pendekatan epidemiologi dipahami

1.1.1 Dapat memahami konsep dasar epidemiologi (C, A)

1. Konsep dasar epidemiologi

Pengertian

Konsep pendekatan epidemiologi

Interaksi antara Agent, Host, dan Environment

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi.

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

(2T) Modul 1 : Dasar-dasar Epidemiologi

2. Memahami Riwayat Alamiah Penyakit

2.1 Riwayat Alamiah Penyakit dipahami

2.1.1 Dapat memahami prepatogenesis (C,A)

2.1.2 Dapat memahami patogenesis (C, A)

2.1.3 Dapat memahami proses perkembangan penyakit menular (C, A)

1. Prepatogenesis

2. Patogenesis

3. Proses perkembangan penyakit menular:

Penyebab penyakit

Reservoir penyakit

Tempat keluarnya penyebab penyakit dari pejamu

Cara penularan penyakit

Tempat masuknya penyakit

Kerentanan pejamu

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

3

(1T, 2P)

Modul 1-3 : Modul surveilans

3. Memahami konsep penyakit tidak menular

1.1 konsep penyakit tidak menular dipahami

4.1.1 Dapat memahami konsep penyakit tidak menular

Konsep penyakit tidak menular

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi.

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T

4. Mengidentifikasi variabel epidemiologi

4.1 Variabel epidemiologi diidentifikasi

4.1.1 Dapat mengidentifikasi variabel tempat (C,A)

4.1.2 Dapat mengidentifikasi variabel waktu (C,A)

4.1.3 Dapat mengidentifikasi variabel orang (C,A)

1. Variabel tempat 2. Variabel waktu 3. Variabel orang

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, studi kasus

Media : Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan Alat bantu : LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Modul 1-3 : Modul surveilans

Halaman 7

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

5. Menghitung dengan menggunakan ukuran-ukuran epidemiologi

5.1 Penghitungan dengan menggunakan ukuran-ukuran epidemiologi dilakukan

4.1.1 Dapat melakukan penghitungan dengan menggunakan ukuran-ukuran epidemiologi (C,A)

1. Tendensi sentral 2. Rate 3. Ratio 4. Proporsi

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, penugasan

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

1T, 2P

C : Cognitif A:Affective P: Psikomotor

Halaman 8

Judul Materi Diklat : Dasar-dasar surveilans epidemiologi dalam penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan

Tujuan M. Diklat : Mampu menerapkan dasar-dasar surveilans epidemiologi dalam penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

1. Menjelaskan konsep dasar dan langkah-langkah surveilans epidemiologi

1.1 Konsep dasar dan langkah-langkah surveilans epidemiologi dijelaskan

1.1.1 Dapat menjelaskan konsep dasar dan langkah-langkah surveilans epidemiologi (C, A)

1. Pengertian surveilans epidemiologi dan kegunaannya

2. Langkah-langkah surveilans epidemiologi

a. Komponen surveilans epidemiologi

b. Mekanisme surveilans epidemiologi

Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media :

Slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Modul 4 : Surveilans epidemiologi

2. Memahami sumber dan jenis data

2.1 Sumber dan jenis data dipahami

2.1.1 Dapat menjelaskan Sumber dan jenis data (C, A)

1. Sumber data surveilans epidemiologi

2. Jenis data surveilans epidemiologi

3. Formulir Surveilans

Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media : Slide tayangan Formulir Surveilans Alat bantu : LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Modul 4 : Surveilans epidemiologi

3. Memahami kelengkapan, ketepatan, dan kebenaran laporan

3.1 kelengkapan, ketepatan, dan kebenaran laporan dipahami

3.1.1 Dapat memahami kelengkapan, ketepatan, dan kebenaran laporan

1. Alur Pelaporan 2. Kelengkapan laporan 3. Ketepatan waktu

laporan 4. Kebenaran laporan

Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media : Slide tayangan Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC, lembar kasus

2T Modul 4 : Surveilans epidemiologi

Halaman 9

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

4. Memahami Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

4.1 Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dipahami

Dapat memahami Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

1. Pengertian dan Konsep SKD KLB

2. Kegiatan SKD KLB di Puskesmas dan Dinas Kesehatan

a. Pengumpulan dan pengolahan data

b. Analisis dan penyajian data

c. Interpretasi data

d. Kesimpulan dan tindak lanjut

e. Diseminasi informasi

Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, praktik

Media :

Slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

6

(2T,4P)

Modul 4 : Surveilans epidemiologi

5. Melakukan surveilans penyakit potensial KLB, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan new emerging diseases

5.1 surveilans penyakit potensial KLB dan new emerging diseases dilakukan

5.2 Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dilakukan

5.1.1 Dapat melakukan surveilans penyakit potensial KLB dan new emerging diseases

5.1.2 Dapat melakukan surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Surveilans penyakit potensial KLB dan new emerging diseases: 1. Diare 2. DBD 3. Malaria 4. Chikungunya 5. Hepatitis C 6. Leptospirosis 7. Avian Influenza 8. Swine Flu

Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi: 1. Surveilans AFP 2. Surveilans Difteri 3. Surveilans tetanus

neonatorum 4. Surveilans Campak

Ceramah interaktif, tanya jawab, curah pendapat, latihan, praktik lapangan

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

74

(8,12P, 54PL)

Manual pemberantasan WHO 2000

Panduan praktis surveilans epidemiologi penyakit, Ditjen PP&PL, 2003

Halaman 10

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

6. Memahami surveilans penyakit-penyakit pada Puskesmas dan RS sentinel

Surveilans penyakit-penyakit pada Puskesmas dan RS sentinel dipahami

Dapat memahami surveilans terpadu penyakit –penyakit pada Puskesmas dan RS sentinel

1. Surveilans penyakit (29 penyakit) di Puskesmas sentinel

2. Surveilans terpadu penyakit (49 penyakit) di RS sentinel

Ceramah

interaktif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media :

Gambar, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Kepmenkes RI No. 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan

Kepmenkes RI No. 1479 tentang Pedoman sistem SE penyakit menular dan tidak menular

Panduan Sentinel Puskesmas dan RS

C : Cognitif A:Affective P: Psikomotor

Halaman 11

Judul Materi Diklat : Penyelidikan dan penanggulangan KLB

Tujuan M. Diklat : Setelah pelatihan, peserta mampu melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB di lapangan

epidemiologi

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

1. Memahami Konsep Penyelidikan KLB

1.1 Konsep penyelidikan KLB dipahami

1.1.1 Dapat mememahami penyelidikan KLB

1. Pengertian wabah dan kriteria KLB

2. Penyakit menular yang berpotensi wabah/KLB/PHEIC

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Modul 5 : Penyelidikan dan penanggulangan KLB

Buku pedoman : Penyelidikan dan penanggulangan KLB (revisi, 2004)

2. Memahami Sistem Pelaporan KLB/Wabah

2.1 Sistem Pelaporan KLB/Wabah dipahami

2.1.1 Dapat memahami Sistem Pelaporan KLB/Wabah

1. Jenis Laporan KLB 2. Isi Laporan KLB 3. Alur Laporan KLB

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, praktik lapangan

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

2T Modul 5 : Penyelidikan dan penanggulangan KLB

3. Memahami langkah-langkah penyelidikan epidemiologi

3.1 Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi dipahami

3.1.1 Dapat memahami langkah-langkah penyelidikan epidemiologi

1. Persiapan Lapangan: a. Konfirmasi kasus b. Koordinasi

dengan unit terkait

c. Persiapan logistik 2. Memastikan adanya

KLB: 3. Verifikasi Diagnosis 4. Definisi dan

Identifikasi Kasus 5. Gambaran

Epidemiologi

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

3T Buku pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB (revisi, 2004)

Halaman 12

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

6. Pengembangan hipotesis

7. Evaluasi hipotesis 8. Memperbaiki

hipotesis dan melakukan penyelidikan lanjut: a. deskriptif b. analitik

9. Implementasi pengawasan dan pemantauan

10. Diseminasi temuan dan penyusunan laporan

4. Melakukan penyelidikan epidemiologi sesuai standar

3.1 penyelidikan epidemiologi sesuai standar dilakukan

3.1.1 Dapat melakukan penyelidikan epidemiologi sesuai standar

Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi pada penyakit: 1. Diare 2. DBD 3. Rabies 4. Malaria 5. Antraks 6. Campak 7. Demam Chikungunya 8. Diphteri 9. Hepatitis A 10. Leptospirosis 11. Pes 12. AFP 13. Tetanus Neonatorum 14. Avian Influenza 15. Swine Flu 16. Misterius

Studi kasus, Presentasi, praktik lapangan

Media :

Lembar kasus, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

72

(6T,12P,54PL)

Buku pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB (revisi, 2004)

5. Melakukan penyelidikan KLB keracunan

Penyelidikan KLB keracunan makanan dilakukan

Dapat melakukan penyelidikan KLB keracunan makanan

1. Gambaran klinis

2. Etiologi

3. Penyelidikan epidemiologi

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, studi kasus

Media :

Contoh kasus, gambar, movie, slide tayangan

6

(2T,4P)

Buku pedoman : Penyelidikan dan penanggulangan KLB (revisi, 2004)

Halaman 13

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

a. Teknik Penetapan etiologi KLB keracunan makanan

b. Identifikasi sumber keracunan

4. Penanggulangan KLB

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

C : Cognitif A:Affective P: Psikomotor

Halaman 14

Judul Materi Diklat : Pengelolaan data surveilans epidemiologi

Tujuan M. Diklat : Setelah pelatihan, peserta mampu mengelola data surveilans epidemiologi dengan menggunakan aplikasi software epi info 2003

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

Mengoperasikan aplikasi Epi Info 2000

Aplikasi Epi info 2000 dioperasikan.

1. Dapat menyusun struktur data

2. Dapat membuat template/kuesioner.

3. Dapat mengentri data

4. Dapat mentransformasi data

5. Dapat membuat grafik.

6. Dapat membuat mapping melalui epimap

7. Dapat menganalisis data

1. Struktur data

2. Pembuatan template (Query)

3. Entry data

4. Transformasi data

5. Grafik

6. mapping

7. Analisis

Ceramah interak-tif, tanya jawab, diskusi, latihan, penugasan.

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

28

(6T,22P)

Mengoperasikan Software GIS dan EWARS

Software GIS dan EWARS dioperasikan

1. Dapat membuat spot map

2. Dapat membuat area map

1. Pembuatan Spot map

2. Pembuatan Area map

Ceramah interak-tif, tanya jawab, diskusi, latihan, penugasan.

Media :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

20

(6t,14P)

Halaman 15

Judul Materi Diklat : Komunikasi dan advokasi hasil surveilans epidemiologi di tingkat Puskesmas Tujuan M. Diklat : Setelah pelatihan, peserta mampu melakukan komunikasi dan advokasi hasil surveilans epidemiologi di

lapangan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Indikator Unjuk Kerja

Topik topik/pokok bahasan

metoda

Media dan alat bantu

pembelajaran

Wkt

JPL

Referensi

1. Melakukan komunikasi risiko penyakit menular dan tidak menular

1.1 komunikasi risiko penyakit menular dan tidak menular dilakukan

Dapat melakukan komunikasi risiko penyakit menular dan tidak menular

1. Pengertian 2. Membangun komunikasi

risiko yang efektif: a. Perencanaan b. Persiapan c. Respon d. Evaluasi krisis

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, simulasi

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

3

(1T,2P)

Modul Risk Communication: Avian Influenza

Modul Risk Communication:

Asean Plus 3

2. Melakukan advokasi hasil surveilans

2.1 Advokasi hasil surveilans dilakukan

Dapat melakukan advokasi hasil surveilans

1. Pengertian 2. Langkah-langkah advokasi

a. Mendefinisikan isu strategis berdasarkan temuan surveilan untuk kebijakan publik

b. Menentukan tujuan advokasi

c. Mengembangkan pesan advokasi

3. Cara melakukan advokasi a. Analisisis Pemangku

kepentingan (Stake holder)

b. Strategy Advokasi

c. Pendekatan

Ceramah interak-tif, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, role play

Media :

Skenario dan bahan role play, gambar, movie, slide tayangan

Alat bantu :

LCD Projector, bahan ajar, flipchart, PC

3

(1T,2P)

Pedoman Program Surveilans (PD3I, EID, dll)

Halaman 16

V. STRUKTUR PROGRAM

No Materi Waktu

T P PL JML

A Materi Dasar

1. Kebijakan tentang penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan 2 2

B Materi Inti

1. Dasar-dasar epidemiologi 8 4 12

2. Dasar-dasar surveilans epidemiologi dalam penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan di lapangan 18 16 54 88

a. Konsep dasar dan langkah-langkah surveilans epidemiologi 2

b. Sumber dan jenis data 2

c. Kelengkapan, ketepatan, dan kebenaran laporan 2

d. Sistem Kewaspadaan Dini KLB dan Pemantauan Wilayah Setempat 2 4

e. Surveilans penyakit potensial KLB, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan new emerging diseases 8 12 54

f. Surveilans penyakit-penyakit pada Puskesmas dan RS sentinel 2

3. Penyelidikan dan penanggulangan KLB 15 16 54 85

a. Konsep Penyelidikan KLB 2

b. Sistem Pelaporan KLB/Wabah 2

c. Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi 3

d. Penyelidikan epidemiologi sesuai standar 6 12 54

e. Penyelidikan KLB keracunan 2 4

4 Pengelolaan data surveilans epidemiologi 12 36 48

Halaman 17

a. Aplikasi Epi Info 2000 6 22

b. Software GIS 6 14

C Materi Penunjang

1. Komunikasi dan advokasi hasil surveilans epidemiologi di tingkat Puskesmas 2 4 6

2. Building Learning Commitment 2 6 8

TOTAL 104 150 216 249

PERSENTASE 0.24 0.33 0.43

Keterangan: Ujian tengah dan ujian komprehensif= 6 JPL Pembukaan & penutupan, test penjagagan, dan pengarahan program = 5

Halaman 18

VI. PROSES PEMBELAJARAN

PEMBUKAAN

Dasar Survelans Epidemiologi

Surveilans Epidemiologi Penyakit

Potensial KLB

Tes Penjajagan

Pengarahan Prog. Diklat

UJIAN TENGAH WAKTU

(FORMATIV)

Pengelolaan Data Surveilans Epidemiologi

(Epi Info dan GIS)

Praktik Lap. Surv Epid.

Pengumpulan Data di

Puskesmas

Pengolahan dan Analisis

Data

Intepretasi dan

Penyusunan Laporan

Komunikasi Risiko dan Advokasi

Penyajian Kelas (pra seminar)

SEMINAR

HASIL SURV. EPID.

(EXPOSE PADA PUSKES)

Penyelidikan Epidemiologi (KLB)

Penyelidikan Penyakit Menular

Praktik Lapangan Penyelidikan

Epidemiologi Penyakit

Menular

Pengumpulan Data di

Puskesmas

Pengolahan dan Analisis

Data

Intepretasi dan

Penyusunan Laporan

Penyajian kls (pra seminar)

SEMINAR

HASIL PENYELIDIKAN

EPID (EXPOSE PADA

PUSKES)

Ujian Komprhensif

Kembali ke

Permanen System

PENUTUPAN

Kebijkan Prog. Surv. Epid

Building Learning Comm.

Halaman 19

VII. PESERTA, TIM PELATIH, DAN PENYELENGGARA

A. Peserta

1. Kualifikasi Peserta pelatihan sebagai berikut:

a. Petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau

Puskesmas

b. Petugas surveilans Dinas Kesehatan Propinsi

c. Petugas surveilans B/BTKL PP & PL

d. Petugas surveilans Kantor Kantor Kesehatan Pelabuhan

2. Kriteria peserta

a. Latar belakang pendidikan minimal D-3 Kesehatan atau sederajat

b. Bekerja di unit surveilans

c. Usia maksimal 40 tahun

d. Mampu mengoperasikan komputer terutama program windows,

ecxell, power point dan akses ke internet yang dibuktikan dengan

pernyataan pimpinan.

e. Sehat jasmasni dan rokhani (dibuktikan dengan surat keterangan

dokter).

f. Dapat bekerjasama dalam tim.

3. Jumlah peserta

Jumlah peserta dalam satu kelas maksimal 30 orang

B. Pelatih

Kriteria pelatih

a. Memiliki kemampuan dalam bidang surveilans epidemiologi

b. Pendidikan minimal D3 Kesehatan

c. Menguasai materi spesifik yang akan diampu

d. Mempunyai pengalaman mengajar/ melatih sesuai materi yang

diampu.

Halaman 20

C. Master of Training (MOT)

Master of Training (MOT) PAEL berupa tim terdiri dari 2 (dua) orang

yang berkemampuan (mastery) dalam mengendalikan proses

pembelajaran.

MOT ditetapkan oleh Dirjen P2 dan PL berdasarkan usulan Balai

(Besar) Pelatihan Kesehatan.

D. Penyelenggara

1. WHO: memfasilitasi pembiayaan pelatihan

2. Ditjen PP & PL: pengelola kegiatan pelatihan

3. Balai (Besar) Pelatihan Kesehatan: pelaksana pelatihan

4. Dinas Kesehatan Propinsi: pendukung pelatihan

5. Puskesmas: tempat praktik lapangan

VIII. EVALUASI

Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran, terdiri dari evaluasi

terhadap:

1. Peserta, meliputi:

a. Tes penjajagan

b. Ujian komprehensif

2. Pelatih/Instruktur, meliputi:

Penguasaan materi

Pencapaian tujuan pembelajaran

Pengelolaan proses

Ketepatan waktu

Sistematika penyajian

Penggunaan metode dan alat bantu diklat

Kesempatan tanya jawab

Kemampuan menyajikan

Kerjasama antar tim pelatih

Memotivasi peserta

Halaman 21

Kepribadian

Empati dan sikap kepada peserta

Penampilan

3. Penyelenggaraan, meliputi:

a. Pengalaman peserta dalam pelatihan ini

b. Antusiasme peserta untuk mengikuti program pelatihan

c. Kenyamanan ruang kelas

d. Penyediaan alat bantu pelatihan dalam kelas

e. Penyediaan dan pelayanan bahan belajar (seperti penggandaan dan

bahan diskusi)

f. Penyediaan konsumsi dan akomodasi

g. Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan

IX. SERTIFIKASI

Peserta wajib mengikuti materi pelatihan asisten epidemiologi lapangan

sekurang-kurangnya 95% dari alokasi waktu pelatihan. Jika dinyatakan lulus

dalam mengikuti ujian akhir, peserta berhak memperoleh sertifikat dengan 3

(tiga) angka kredit.