10
A. Pengertian pers Secara etimologis pers berasal dari bahasa belanda. Menurut bahasa inggris pers berasal dari kata press. Pers yang berasal dari bahasa latin, pressare dari kata premere yang berarti tekan atau cetak. UU pers nomor 40 tahun 1999, disebutkan bahwa pers adalah lembaga sosial serta wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, serta menyampaikan informasi. Pers secara terminologi menurut J.C.T. Simorangkir dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu: 1. Pers dalam arti sempit, yaitu hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan tabloid. 2. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan bahkan termasuk pers elektronik, siaran radio dan siaran televisi. pada dasarnya pers mempunyai ciri-ciri seperti berikut: a. Periodesitas, artinya pers harus terbit secara teratur dan periodik. b. Publisitas, artinya pers ditujukan dan disebarkan kepada khalayak sasaran yang sangat heterogen baik dari segi geografis maupun segi psikografis. c. Aktualitas, artinya informasi yang disuguhkan media pers harus menunjuk kepada peristiwa yang baru terjadi atau sedang terjadi. d. Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari keanekaragaman materi isinya. e. Objektivitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. B. Perkembangan pers di indonesia 1. Pers pada masa kolonialisme belanda Latar belakang munculnya pers indonesia berawal dari pers paa masa kolonialisme belanda. VOC menyadari bahwa peran pers sangat berguna untuk mencetak aturan-aturan hukum atau perjanjian yang telah ditetapkan oleh pemerintahannya. Pada tanggal 8 agustus 1744 muncul surat kabar Bataviase Nouvelles. Penerbitan ini dikepalai oleh Jan Erdman Jordens. Pada tanggal 20 Juni 1746 Bataviase Nouvelles ditutup karena

Kwn 3ipa2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggggg

Citation preview

Page 1: Kwn 3ipa2

A. Pengertian persSecara etimologis pers berasal dari bahasa belanda. Menurut bahasa inggris pers berasal dari kata press. Pers yang berasal dari bahasa latin, pressare dari kata premere yang berarti tekan atau cetak. UU pers nomor 40 tahun 1999, disebutkan bahwa pers adalah lembaga sosial serta wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, serta menyampaikan informasi.Pers secara terminologi menurut J.C.T. Simorangkir dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu:1. Pers dalam arti sempit, yaitu hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah,

dan tabloid.2. Pers dalam arti luas meliputi segala penerbitan bahkan termasuk pers elektronik, siaran

radio dan siaran televisi.

pada dasarnya pers mempunyai ciri-ciri seperti berikut:

a. Periodesitas, artinya pers harus terbit secara teratur dan periodik.b. Publisitas, artinya pers ditujukan dan disebarkan kepada khalayak sasaran yang sangat

heterogen baik dari segi geografis maupun segi psikografis.c. Aktualitas, artinya informasi yang disuguhkan media pers harus menunjuk kepada

peristiwa yang baru terjadi atau sedang terjadi.d. Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari

keanekaragaman materi isinya.e. Objektivitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat

kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

B. Perkembangan pers di indonesia1. Pers pada masa kolonialisme belanda

Latar belakang munculnya pers indonesia berawal dari pers paa masa kolonialisme belanda. VOC menyadari bahwa peran pers sangat berguna untuk mencetak aturan-aturan hukum atau perjanjian yang telah ditetapkan oleh pemerintahannya.

Pada tanggal 8 agustus 1744 muncul surat kabar Bataviase Nouvelles. Penerbitan ini dikepalai oleh Jan Erdman Jordens. Pada tanggal 20 Juni 1746 Bataviase Nouvelles ditutup karena dianggap merugi. Namun tahun 1810 muncul lagi surat kabar bernama Bataviasche Koloniale Courant di Jakarta, Surabaya dan Semarang.

Tahun 1770 lahir surat kabar bernama Vendu Nieuws dan dihentikan pada tahun 1809. Tanggal 5 agustus 1810 lahirlah surat kabar De Bataviasche Koloniale Courant dan tutup pada tanggal 2 Agustus 1811. Tanggal 29 Februari 1812 terbitlah The Java Government Gazette(Java Gazette) dan berhenti pada tahun 1816.

Pada bulan Maret 1836 lahirlah surat kabar pribumi yang pertama dengan nama Soerabaijas Advertentie-Blad dan berganti nama menjadi Soerabaijas Nieuws & Advertentie Blad pada tahun 1853.

Pada tahun 1854 terbitlah harian yang bernama Bromartani. Bromartani yang berbahasa Jawa dan Melayu dengan memperkerjakan tenaga teknis berasal dari orang Indonesia disebut sebagai surat kabar pelopor dalam perkembangan pers nasional indonesia.

Page 2: Kwn 3ipa2

2. Pers pada masa pergerakana. Sebelum masa budi utomo

Surat kabar Medan Prijaji, sebuah mingguan berita yang terbit di Bandung tahun 1907 tercatat sebagai surat kabar nasional pertama yang menyandang predikat surat kabar pribumi. Pemilik surat kabar ini bernama Raden Mas Tirtohadisoerjo.

b. Pada masa pergerakan budi utomo(1908)Setelah munculnya pergerakan budi utomo surat kabar lebih banyak

berfungsi sebagai alat perjuangan. Sejak terbitnya beberapa surat kabar pribumi dinuasantara, muncul pula wadah persatuan wartawan. Misalnya, wartawan Indische Jaornalisten Bond(1919) dan Perkumpulan Kaoem Journalist(1931). Lama kelamaan sifat dan isi pers pergerakan semakin jelas yaitu anti penjajahan. Akhirnya, pers memperoleh tekanan-tekana dan intimidasi dari pemerintah penjajah Belanda. Dimasa inilah berdiri Kantor Berita Nasional Antara pada tanggal 13 Desember 1937.

Surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh yang terbit di Purworejo tahun 1921 dan Rakyat Bergerak yang terbit di Yogyakarta tahun 1923 dibredel oleh pemerintah Belanda karena kedua surat kabar tersebut dianggap memprovokasi rakyat untuk melawan pemerintah Belanda. Peraturan tentang sensor terhadap pers dimulai sejak berlakunya Persfreidel Ordonantie tahun 1931 dan Haatzaai Antikelen terhadap pers yang antikolonial.

c. Pada masa penjajahan jepangPers pada masa penjajahan jepang mengalami kemunduran yang sangat

besar. Pers nasional yang pernah hidup sendiri-sendiri dipaksa bergabung untuk tujuan yang sama, yaitu mendukung kepentingan dan kemenangan Jepang.

Surat kabar yang terbit pada masa pendudukan Jepang antara lain, di Jakarta terbit Asia Raya, Kung Yung Pao-Indonesia, Kana Monji Shimbun, Pandji Pustaka, Soeara Moeslimin Indonesia, dan Djawa Baro; di bandung terbit tjahaja, Sinar Pasoendan, dan Kaoem Moeda; di Yogyakarta terbit Sinar Matahari dan masih banyak didaerah lainnya.

Pemerintah Jepang ingin menggunakan surat-surat kabar tersebut sebagai alat propaganda agar rakyat Indonesia membantu Jepang melawan Sekutu. Kesempatan yang baik ini tidak disia-siakan oleh para pejuang khususnya wartawan. Banyak pejuang yang ditangkap dan disekap oleh tentara Jepang antara lain Hersukarto, Subekti, Tabrani, Sayuti Melik, dan S.K. Trimurti. Ada pula yang dibunuh antara lain Anomputro, H.Homan, H. Babou, dan Amin Bondan.

3. Pers pada masa kemerdekaana. Pada masa revolusi fisik

Setelah proklamasi, pers indonesia berperan sebagai corong pemerintah republik,yaitu pers yang mendukung perjuangan dan melawan strategi pecah-belah Belanda. Pada saat itu, pers terbagi menjadi duagolongan berikut ini

Pers yang dimunculkan dan dibiayai oleh tentara pendudukan sekutu dan belanda yang dinamakan pers Nica

Pers yang dimunculkan dan dibiayai oleh orang-orang indonesia yang disebut pers Republik.

Page 3: Kwn 3ipa2

Kedua kelompok pers tersebut sangat bertolak belakang. Pers Republik disuarakan oleh kaum pejuang kemerdekaan yang memuat berita-bertita atau tulisan-tulisan semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan Belanda-Sekutu. Sebaliknya, pers Nica berusaha mempengaruhi dan melakukan propaganda kepada rakyat indonesia supaya dapat menerima kembali kehadiran Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia.

Contoh koran republik antara lain, Harian Merdeka, Sumber, Pemandangan. Contoh pers Nica antara lain Warta Indonesia, Persatuan, Suluh Rakyat. Pada masa revolusi fisik inilah Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) dan serikat pengusaha surat kabar(SPS) lahir.

b. Pada masa demokrasi liberal

Pers nasional saat demokrasi liberal menyesuaikan diri dengan alam liberal yang sangat menikmati adanya kebebasan pers. Fungsi pers berubah menjadi ala perjuangan kelompok-kelompok partai atau aliran politik(ideologi). Artinya, tiap surat kabar memosisikan diri berafiliasi dengan partai politik tertentu.

Dengan berlakunya UUDS 1950 Indonesia diwarnai dengan kebebasan pers. Namun kebebasan ini disalahgunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang tau golongan yang tidak bertanggung jawab, seperti kepentingan politik praktis.

Masa partai politik merupakan konsumen tertinggi pada waktu itu. Koran umum yang terbit antara lain, Merdeka dan Indonesia Raya. Sementara ituterjadi 300 lebih kasus pemberangusan pers oleh pemerintah tahun 1957.

c. Pada masa demokrasi terpimpin

Sejalan dengan demokrasi terpimpin, pers nasional menganut konsep otoriter. Saat itu, pers nasional merupakan terompet penguasa dan bertugas mengagung-agungkan pribadi presiden serta mengidoktrinasikan kebijakan pemerintah(manipol-USDEK). Pers bertugas menggerakkan aksi-aksi masa yang revolusioner dengan jalan memberikan penerangan serta membangkitkan jiwa dan kehendak massa agar mendukung pelaksanaan manipol dan ketetapan pemerintah lainnya.

Pada masa demokrasi terpimpin, pers sebagai alat revolusi melalui Ketetapan MPRS Nomor 11 Tahun 1960 tentang Penerangan Massa. Melalui Peraturan Penguasa Perang Tertinggi Nomor 10/1960, SIT diberlakukan secara terbatas dan ketat. Penerbit yang telah ada diwajibkan mengajukan permohonan SIT lagi.

Akibat peraturan tersebut, banyak institusi yang memilih tutup. Jumlah surat kabar hanya sekitar 60 buah. Redaktur Indonesia Raya tahun 1956-1961, kantor berita Antara, organisasi PWI, dan SPS(Serikat Perusahaan Surat Kabar) dikuasai komunis. Pers yang semula bebas atau liberalis berubah menjadi alat propaganda politik.

d. Pada masa orde baru

Pada masa awal orde baru, pers sempat menikmati kebebasannya. Saat itu, sempat muncul beberapa surat kabar harian yang diterbitkan para mahasiswa. Dengan dikeluarkannya UU No. 11/1966 telah meletakkan kembali sendi-sendi kelembagaan pers nasional sebagai pranata sosial yang melembaga dibawah ideologi Pancasila dan UUD 1945.

Page 4: Kwn 3ipa2

Setelah masa-masa awal orde baru terlewati, terjadi berbagai tekanan-tekana terhadap pers. Pers menjadi vital dalam mengomunikasikan pembangunan. Oleh karenanya, pers yang mengkritik pembangunan akan mendapat tekana dan intimidasi. Pers yang tidak sejalan dengan kepentingan pemerintah atau terlalu berani mengkritik pemerintah dibredel atau dicabut Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers(SIUUP).

Perumusan konsep pers Pancasila mulai dilakukan tanggal 7-8 Desember 1984 di Solo. Selanjutnya, muncul istilah “pers yang bertanggung jawab”. Namun demikian, pers tetap sering dibredel dengan alasan meresahkan masyarakat dan menyinggung sara(suku, agama, ras, dan antargolongan).

e. Pada masa reformasi

Pemerintahan masa presiden B.J.Habibie mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan pers, meskipun merugikan posisinya dalam pemilihan presiden. Kalangan pers mulai bernapas lega ketika pemerintah mengeluarkan UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No.40 Tahun 1999 tentang pers. Undang-undang pers yang baru ini dengan tegas menjamin adanya kemerdekaan pers sebagai hak asasi warga negara. Itulah sebabnya, tidak lagi disinggung perlu tidaknya surat izin terbit. Selain itu, ada jaminan pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, dan pelarangan penyiaran.

Dalam mempertanggung jawabkan pemberitaan didepan hukum, wartawan mempunyai hak tolak yang bertujuan agar wartawan dapat melindungi sumber informasi dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi. Hak tersebut dapat digunakan jika wartawan dimintai keterangan oleh pejabat penyidik dan atau diminta menjadi saksi dipengadilan.

Dengan lahirnya UU No.40 Tahun 1999, Pearturan Menteri Penerangan No.01 Tahun 1998 yang mewajibkan para penerbit untuk memiliki Surat Izin Penerbitan Pers(SIUPP) tidak berlaku lagi. Perusahaan pers tidak perlu lagi mendaftarkan diri ke Departemen Penerangan untuk memperoleh SIUPP sebagaimana diatur UU Pokok Pers No.21 Tahun 1982.

Pers nasional mempunyai fungsi dan peran sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Disamping fungsi-fungsi tersebut, pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Pers nasional wajib mewartakan peristiwa serta opini dengan tetap menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

C. Fungsi dan peran pers dalam masyarakat demokratis1. Fungsi pers

a. Fungsi sebagai media informasiMenyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang utama,. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dikatakan orang, dan sebagainya.

b. Fungsi pers sebagai media pendidikanPers dapat memuat informasi-informasi yang berguna dalam pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan hidup manusia. Dengan adanya pers, rakyat menjadi semakin cerdas karena bertambah wawasan pengetahuannya. Fungsi

Page 5: Kwn 3ipa2

mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana, maupun berita.

c. Fungsi pers sebagai media hiburanHal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat(hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar dan majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, dan karikatur.

d. Fungsi pers sebagai media kotrol sosialFungsi kontrol sosial terkandung dalam makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

Social participation(keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan) Social responsibility(pertanggung jawaban pemerintah terhadap rakyat) Social support(dukungan rakyat terhadap pemerintah) Social kontrol(kontrol masyarakat terhadap tindakan pemerintah)

Pelaksanaan fungsi kontrol sosial pers mempunyai banyak tujuan, diantaranya:

Mewujudkan perencanaan negara Melakukan koreksi-koreksi terhadap pemerintah dalam menempatkan

pejabat-pejabat berdasarkan aspirasi rakyat dan kualitasnya Menjaga agar undang-undang yang telah dibuat oleh wakil-wakil rakyat

dijalankan sebaik-baiknya oleh semua pihak. Mewujudkan administrasi negara agar berjalan sesuai ketentuan-ketentuan

yang berlaku dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan rakyat.e. Fungsi pers sebagai media komunikasi

Pers menjadi sarana bagi antar pihak untuk melakukan hubungan, menjalin komunikasi, mendapatkan kebutuhan informasi, dan mediauntuk mengekspresikan diri, baik secara lisan, tertulis maupun secara visual. Pers dalam kehidupan masyarakat yang demokratis mempunyai peranan penting. Dengan adanya pers, masyarakat dapat mengetahui dengan cepat dan mudah suatu informasi yang sedang berkembang.Dalam menjalankan fungsinya, pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. Selain itu, pers juga wajib melayani hak jawab dan hak koreksi. Hak jawab adalah hak seseorang atau kelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. Hak koreksi adalah hak hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya, maupun tentang orang lain.

f. Fungsi pers sebagai lembaga ekonomiSaat ini, pers sudah merupakan bagian dari lembaga ekonomi. Artinya, pers tumbuh menjadi industri media yang mampu mendapatkan dan menyerap lapangan kerja yang cukup signifikan serta mendatangkan keuntungan yang memadai.

g. Fungsi pers sebagai ,edia investigasi

Page 6: Kwn 3ipa2

Pers menjadi sarana untuk mengungkap masalah-masalah publik secara luas, seperti kebijakan pejabat, masalah pembangunan, program dan usaha-usaha pemerintah kepada masyarakat. Informasi yang sebelumnya tertutup dan terbatas dikalangan pemerintah dapat menjadi terbuka dan diketahui masyarakat. Pers dapat melakukan laporan dan peniydikan secara mendalam terhadap masalah publik yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat menjadi diketahui masyarakat.Fungsi investigasi dan informasi media massa diperlukan untuk mengurangi kecenderungan setiap pemerintah untuk merahasiakan berbagai hal. Media massa memiliki tugas untuk memberikan informasi mengenai kebijakan dan kepentingan publik. Sedangkan masyarakat luas berhak untuk mendapatkan informasi itu.

h. Fungsi pers sebagai media program sosialisasi dan kebijakan publik dari pemerintah kepada rakyatMelalui perantaraan pers, program, keputusan, kebijakan dan peraturan-peraturan baru dari pemerintah semakin cepat sampai kepada msyarakat. Media dapat dijadikan sarana untuk membuka masalah-masalah publik yang seharusnya diketahui oleh masyarakat. Dengan adanya keterbukaan, sangat mendukung untuk menghilangkan ketutupan informasi. Media juga dapat melakukan penyidikan dan laporan mendalam suatu masalah publik yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat.

2. Peran persBerdasarkan UU No.40 Tahun 1999 tentang pokok-pokok pers nasional khususnya pasal 6, pers mempunyai peranan sebagai berikut:

Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi serta mendorong terwujudnya

supremasi hukum, HAM, dan menghormati kebhinekaan Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat,

dan benar Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kepentingan umum Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

3. Hak dan kewajiban persa. Hak pers

Dalam menjalankan fungsinya, pers diberikan suatu kemerdekaan yang harus dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ini merupakan hak pers nasional:

Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Maksudnya, pers bebas dari tindakan pencegahan, pelarangan, dan atau tekanan agar hak masyarakat untuk memperoleh informasi terjamin.

Pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran

Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh dan menyiarkan gagasan dan informasi

Dalam mempertanggung jawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai hak tolak.

b. Kewajiban pers

Page 7: Kwn 3ipa2

Pers nasional wajib memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah

Pers wajib melayani hak jawab Pers wajib melayani hak koreksi Menghormati privasi Tidak menerima suap Tidak mengumbar kekejaman fisik dan seksual

D. Kode etik jurnalistik serta pers yang bebas dan bertanggung jawab1. Pengertian kode etik jurnalistik

Kode etik merupakan norma atau asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai pedoman tingkah laku. Adapun ciri dari suatu kode etik adalah sebagai berikut

Kode etik mempunyai sanksi yang bersifat moral terhadap anggota kelompok tersebut

Daya jangkauan suatu kode etik hanya tertuju pada kelompok yang membuat kode etik tersebut

Kode etik dibuat dan disusun oleh lembaga atau kelompok profesi yang bersangkutan sesuai dengan aturan organisasi itu.

Kode etik jurnalistik adalah pedoman bagi para insan pers dalam melakukan peran dan fungsinya. Kode etik akan menjadi landasan moral atau etika profesi untuk menjamin kebebasan pers dan terpenuhinya hak-hak masyarakat, serta pedoman operasional dalam rangka menegakkan inegritas dan profesionalitas para insan pers.

Kode etik jurnalistik merupakan himpunan etika profesi kewartawanan yang disepakati organisasi kewartawanan dan ditetapkan oleh dewan pers. Etika pers adalah etika semua orang yang terlibat dalam kegiatan pers, yaitu kewajiban-kewajiban pers, baik dan buruknya, pers yang benar dan pers yang mengatur tingkah laku pers.