Upload
wisnu-j-whardana
View
227
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
KARAKTERISTIK FISIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(BENTUK DAN UKURAN)
Oleh:
Nama : Wisnu Jaya Wardhana
NPM : 240110130046
Hari, Tgl Praktikum : Kamis, 17 September 2015
Waktu / Shift : 10.00 – 12.00 WIB / A2
Asisten : Frida Pascha N
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Nilai :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami suatu kerusakan baik
pada saat masih di lahan maupun selama dalam proses penanganan pascapanen.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya
yaitu faktor fisik, faktor mekanik, faktor termis, faktor biologis, faktor fisiologis,
dan faktor kimia.
Untuk mengendalikan kerusakan yang dialami oleh bahan hasil pertanian
tersebut, harus diperlukan pengetahuan tentang karakteristik berupa watak atau
sifat teknik dari bahan hasil pertanian. Karakteristik sifat bahan dapat mencakup
aspek yang sangat luas dari sifat fisik itu sendiri, misalkan seperti bentuk ukuran,
tekstur, stuktur, warna, sifat optik, dan sebagainya. Sifat-sifat fisik bahan seperti
ukuran dan bentuk, luas permukaan, densitas, porositas, warna dan penampilan
sangat penting untuk diketahui agar dapat digunakan untuk merancang alat-alat
dan mesin-mesin khusus untuk bahan pertanian lebih lanjut.
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya tersebut sangat diperlukan untuk pemberian
karakteristik suatu bahan. Beberapa kriteria yang dapat dipakai atau pun
digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian
diantaranya yaitu bentuk acuan (charted standard), kebundaran (Roundness),
kebulatan (Sphericity), pengukuran dimensi sumbu bahan, dan kesamaan bahan
hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan
1.2.2 Menentukan hubungan antara bentuk suatau bahan hasil pertanian
dengan volume dan luas permukaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk dan Ukuran
Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan
dalam hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsian
karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.
Bentuk dari biji-bijian, buah-buahan dan tanaman pada umumnya tidak
beraturan (irregular), sedemikian sehingga jumlah data pengukuran yang sangat
besar diperlukan untuk mendiskripsikannya secara akurat. Meski demikian, dari
praktek pengukuran-pengukuran menunjukkan bahwa keragaman bentuk secara
umum dapat dijelaskan dengan baik oleh poros orthogonal yang ditentukan sesuai
tujuan: misalnya, benih biasanya dikarakteristikkan oleh panjang, lebar dan tebal.
Pada beberapa kasus, karakteristik suatu produk cukup dinyatakan dengan dua
atau bahkan satu dimensi saja.
Ukuran bahan-bahan pertanian tidak seragam, melainkan tersebar disekitar
nilai reratanya. Dengan demikian, sangatlah penting untuk menyatakan distribusi
dari suatu ukuran disamping reratanya. Kualitas prosesing suatu bahan (misal,
pencacahan dan penggilingan) ditentukan oleh rerata ukuran dan standar deviasi σ
dari pruduk hasil proses.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran dari suatu bahan hasil pertanian yaitu :
a) Bentuk acuan (charted standard)
Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang
sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard). Kriteria bentuk dan
ukuran, bentuk acuan potongan membujur dan potongan melintang
Ada beberapa istilah untuk mendiskripsikan sebuah objek, yaitu:
Bentuk Deskripsi
Bundar (round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuknya
Oblong Diameter vertikal > diameter horizontal
Conic Meruncing kearah bagian puncak
Ovate(bulat telur) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
Lopsided Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak
tegak lurus melainkan miring
Obovate Bulat telur terbalik
Elliptical Menyerupai bentuk (bulat panjang)
Truncate Kedua ujungnya mendatar / persegi
(kerucut terpotong)
Unequal Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)
Ribbed Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-
sudut
Regular (teratur) Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
Irregular Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran
Sumber : (Mohsenin, 1980)
b) Kebundaran (roundness)
Kebundaran atau roundness adalah suatu ukuran ketajaman sudut - sudut
suatu benda padat. . Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai
kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan
tersebut mendekati bundar. Ada beberapa macam
cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan
kebundaran suatu benda. Beberapa macam metode
yang biasa digunakan adalah roundness, roundness
ratio dan rata-rata roundness
Dimana,
Ap : luas permukaan proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
Ac : luas permukaan lingkara terkecil yang membatasi
c) Kebulatan (sphericity)
Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter
bola yang mempunyai volume sama dengan diameter bola terkecil yang dapat
mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu
bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil
pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Kebulatan dari suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Dimana,
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)
d) Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijian, garis besar
proyeksi dari setiap sampel dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat
photo pembesar (photographic enlarger), namun secara sederhana dapat pula
dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead
Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan
OHP adalah sebagai berikut :
Bahan (biji-bijian) diletakkan di atas OHP untuk diproyeksikan.
Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut.
Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi
dari bahan.
Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor),
sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate), dan sumbu c
adalah sumbu terpendek (sumbu minor).
e) Kemiripan terhadap benda-benda geometri
Metode penentuan luas permukaan yang terakhir yaitu menggunakan
cara dengan menyamakan dengan bentuk-bentuk geometri sebagai berikut :
Sphericity=diameter geometri rata−ratadiameter terpanjang
=( a. b . c )
12
a
1. Bulat memanjang (prolate spheroid), yang terbentuk jika sebuah
bentuk ellips atau bulat panjang berputar pada sumbu pajangnya seperti
pada buah lemon.
2. Bulat membujur (oblate spheroid), bentuk yang terjadi jika sebiah
benda ellips berputar pada sumbu pendeknya seperti buah anggur.
3. Kerucut berputar atau silinder seperti wortel atau mentimun
Bulat memanjang (prolate spheroid), V = 43(π a b2)
e = [1−( ba )
2]1 /2
S = 2 b2 + 2 abe
sin-1 e
Bulat membujur (oblate spheroid)
V = 43(π a b2)
e = [1−( ba )
2]1 /2
S = 2 b2 + 2 b2
e ln ( 1+e
1−e ) Kerucut berputar atau silinder.
V = (❑3 )h (r12+r1r2+r2
2 )
S = (r1+r2 ¿ [h2+(r1−r2 )2 ]1 /2
Keterangan :V = volumeS = luas permukaana = sumbu memanjang elips (major axes)b = sumbu membujur elips (minor axes)e = eksentrisitas
Keterangan :r1 = jari-jari bagian dasar kerucutr2 = jari-jari bagian puncak kerucuth = tinggi benda
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat - Alat
1. Jangka sorong 5. Planimeter
2. Penggaris 6. Over Head Projector (OHP)
3. Kertas millimeter block 7. Spidol berwarna
4. Jangka 8. Kalkulator
3.1.2 Bahan - Bahan
1. Kentang Tomat 4. Wortel
2. Telur
3. Jeruk
3.2 Prosedur Percobaan
1) Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur menggunakan
OHP
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas millimeter block
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)
dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap)
dengan planimeter
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Roundness ( Rd )= ApAc
=r1
2
r22 Dimana: r1 = diameter dalam
r2 = diameter luar
2) Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur
a. Ukurlah sumbu - sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet), c (sumbu
terpendek/minor)
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
sphericity=(abc )
13
a
Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.
3) Menentukan volume dan luas permukaan teoritis wortel, kentang, tomat,
telur
a. Ukurlah sumbu a, b dan c dari bahan
b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri: bulat
memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan
kerucut berputar atau silinder
c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan
persamaan di bawah ini:
Bulat memanjang (prolate spheroid)
V= 43(πa b2)
e=[1−( ba )
2]12
S=2 π b2+2 πabe
sin−1 e
Bulat membujur (oblate spheroid)
V= 43(π a2 b)
e=[1−( ba )
2]12
S=2π b2+2 πb2
eln( 1+e
1−e )Keterangan:
- V = volume
- S = luas permukaan
- a = sumbu memanjang elips (major axes)
- b = sumbu membujur elips (minor axes)
- e = eksentrisitas
Kerucut berputar atau silinder
V=( π3 )h(r1
2+r1 r2+r22 )
S=π (r1+r 2) [ h2+ (r1−r2 )2 ]12
Keterangan:
- r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
- r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
- h = tinggi benda
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Data Hasil
Percobaan Kelompok 3
Pengamat
an
K
e
r1
(m
m)
r2
(m
m)
a
(mm
)
b
(m
m)
c
(m
m)
h
(m
m)
Rd S
p
V
(
m3)
S
(
m2)
Roundnes
s
(rd)
(telur)
1 57 79 0,52
0
2 55 82 0,45
3 59 85 0,48
1
Sphericity
(sp)
(tomat)
1 37,1 43,6 33,3 1,01
2 47,5 47,8 31,4 0,87
3 46,6
5
47,4 27 0,84
Kemiripa
n benda
Dengan
bentuk
Geometri
(wortel)
1 2,65 3,9 133 4.5
4 x
10-6
2,7
4 x
10-6
2
3
Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Kelompok 3
Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca
Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)
Perhitungan
1. Menghitung kebundaran (roundness) telur, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Rd=A p
Ac
=r1
2
r22
Telur ke−1 → Rd=r1
2
r22 =¿¿
Telur ke−2 → Rd=r1
2
r22 =¿¿
Telur ke−3 → Rd=r1
2
r22 =¿¿
2. Menentukan kebulatan (sphericity) tomat, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
sp=¿¿
Tomat ke−1 → s p=(a ∙ b ∙ c )
13
a=
(37,1∙ 43,6 ∙ 33,3 )13
37,1=1,01
Tomat ke−2→ s p=(a ∙ b ∙ c )
13
a=
(47,5 ∙ 47,8 ∙ 31,4 )13
47,5=0,87
Tomat ke−3→ s p=(a ∙ b ∙ c )
13
a=
(46,6 ∙ 47,4 ∙27 )13
46,6=0,84
3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis wortel. Karena wortel
berbentuk kerucut berputar atau silinder, maka digunakan rumus sebagai
berikut :
V=( π3 )h(r1
2+r1 ∙ r2+r22 )
V=( π3 )133 [(2,65)2+(2,65 ∙ 3,9)+(3,9)2 ]
V=4,54 ×10−6 m3
S=π (r1+r2) [h2+( r1−r2 )2 ]12
S=π (2,65+3,9)[(133)2+ (2,65−3,9 )2 ]12
S=2,74 X 10−6 m2
Percobaan Kelompok 5
Pengama
tan
K
e
r1
(m
m)
r2
(m
m)
a
(m
m)
b
(m
m)
c
(m
m)
h
(m
m)
Rd Sp V
(m3)
S
(m2)
Roundne
ss
(Tomat)
1 70,
05
86,
5
0,6
56
2 68 85 0,6
4
3 66 84 0,6
17
Sphericit
y
(Telur)
1 46,
15
46,
05
38,
4
0,9
39
2 45,
05
44,
9
40,
5
0,9
60
3 46,
1
45,
95
39,
7
0,9
50
Kemirip
an
Geometr
i
(wortel)
9,2
7
5,9 133
,3
7,92
7x
10-3
6,51
5x
10-3
Tabel 4.2.1 Hasil Percobaan Kelompok 5
Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca
Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)
Hasil perhitungan:
Roundness (Rd)
Rd = r12
r 22
Rd1 = 70,052
86,52 = 0,656
Rd2 = 682
852 = 0,64
Rd3 = 662
842 = 0,617
Sphericity (Sp)
Sp = (a . b . c )13
a
Sp1 = (46,15 . 46,05 .38,4)13
46,15= 0,939
Sp2 = (45,05 . 44,9 .40,05)13
45,05= 0,960
Sp3 = (46,1. 45,95 . 39,7)13
46,1= 0,950
Kemiripan Geometri
v = (π
r1)h . (r1
2 + r1 . r2 + r22)
= (π
0,009275) .0,1333 . (0,0092752 + (0,009275 . 0,0059)) +
0,00592
= 7,927 x 10-3
s = π . ( r1+r2 ). (h2+(r1−r2 )2)12
= π . ( 9,275 x 10−3 ) .(0,13332+ (9,275 x10−3−5,9 x10−3 )2)12
= 6,515x10-3
Percobaan Kelompok 2
Pengamat
an
K
e
r1
(m
m)
r2
(m
m)
A
(m
m)
B
(m
m)
c
(m
m)
h
(m
m)
Rd Sp
V
(
m3)
S
(m2)
Roundnes
s
(Tomat)
10,06
7
0,08
9- - - -
0,5
6- - -
20,07
20,09 - - - -
0,6
4- - -
3 0,07 0,09 - - - - 0,5 - - -
1 9
Sphericit
y
(Telur)
1 - - 44,1 44,4 41,1 - -0,9
6- -
2 - - 44,343,0
537,6 - -
0,9
3- -
3 - - 46 45,7 37,7 - -0,9
3- -
Geometri
(Jeruk)- - 64,4 50,5 - - - -
8,6
8 x
10-
4
0,06
3
Tabel 4.3.1 Hasil Percobaan Kelompok 2
Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca
Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)
Perhitungan
1. Roundness
Rd= ApAc
= R 12
R 22
Kelompok 1
Kelompok 2 (Tomat)
a)(6,7 cm)2
(8,9 cm)2 =0,56
b)(7,2 cm)2
(9 cm)2 =0,64
c)(7 cm)2
(9,1 cm)2=0,59
2. Sphericity
Sp=(a ×b× c)
13
a
Kelompok 1
Kelompok 2 (Telur)
a) (45,1. 10−3 × 44,4 . 10−3 × 41,1. 10−3)13
45,1 .10−3 =0,964
b) (44,3 .10−3× 43,05 . 10−3× 37,6 .10−3)13
44,3 . 10−3 =0,938
c) (46 .10−3× 45,7 .10−3 ×37,7 . 10−3)13
46 . 10−3 =0,934
3. Geometri
Kelompok 1
Kelompok 2 (Jeruk)
V= 43
×(π .a2 .b)
V= 43
× ( π .0,06442 . 0,05 )=8,68 ×10−4 m3
e=¿¿
e=¿¿
S=2π a2+2 πb2
eln
1+e1−e
S=2 π 0,06442+2 π0,052
0,63ln
1+0,631−0,63
=0,063 m2
Percobaan Kelompok 4
Pengama
tan
K
e
r1
(m
m)
r2
(m
m)
a
(m
m)
b
(m
m)
c
(m
m)
h
(m
m)
Rd Sp V
(m3)
S
(
m2)
Roundne
ss
(Tomat)
1 5,1
x
10-2
8 x
10-2
0,40
6
2 5 x
10-2
8 x
10-2
0,39
0
3 5,5
x
10-2
8,5x
10-2
0,41
8
Sphericit
y
(Telur)
1 53,2
5
50,5 40,5 0,89
6
2 55,2
5
53,3 44,2
5
0,91
8
3 61 57,7
5
45,2
5
0,88
9
Kemiripa
n
Geometri
(wortel)
121 31,2
5
4,94
9 x
10-4
1,8
5
Tabel 4.4.1 Hasil Percobaan Kelompok 4
Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca
Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)
Perhitungan
1. Roundness (Rd) tomat
Rd= ApAc
= R 12
R 22
Rd1 (tomat) = 0,406
Rd2 (tomat) =0,390
Rd3 (tomat) = 0,418
2. Sphericity (Sp) Telur
Sp=(a ×b× c)
13
a
Sp1 (telur) = 0,896
Sp2 (telur) =0,918
Sp3 (telur) = 0,889
3. Kemiripan benda dengan bentuk geometri bulat memanjang
(mentimun)
V = () = () = 4,949 x 10-4 m3
S = 2 + 2sin-1 e = 2 + 2sin-1 0,966
= 1,8511 m2
Percobaan Kelompok 1
Pengama
tan
K
e
r1
(mm
)
r2
(m
m)
a
(mm
)
b
(mm
)
c
(mm
)
h
(m
m)
Rd Sp V
(m3)
S
(
m2
)
Roundne
ss
(Tomat)
1 0,06
56
0,0
83
0,6
25
2 0,06
85
0,0
87
0,6
2
3 0,07
1
0,0
89
0,6
4
Sphericit
y
(Telur)
1 0,04
53
0,04
41
0,02
82
0,8
46
2 0,04
52
0,04
41
0,02
93
0,8
59
3 0,04
31
0,04
13
0,02
77
0,7
89
Kemirip
an
Geometr
i
(wortel)
9,27 5,9 133,
3
4,52
7x
10-4
1,7
7
Tabel 4.5.1 Hasil Percobaan Kelompok 1
Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca
Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)
Perhitungan
1. Roundness (Rd) tomat
Rd= ApAc
= R 12
R 22
Rd1 (tomat) = 0625
Rd2 (tomat) =0,62
Rd3 (tomat) = 0,64
2. Sphericity (Sp) Telur
Sp=(a ×b× c)
13
a
Sp1 (telur) = 0,846
Sp2 (telur) =0,859
Sp3 (telur) = 0,789
3. Kemiripan benda dengan bentuk geometri bulat memanjang
(mentimun)
V = 4/3 (a.b2)
= 4/3 (.0,1201.0,032)
= 4,527. 10-2 m2
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum dengan melakukan percobaan karakteristik
fisik pada sampel bahan pertanian seperti jeruk, tomat, wortel, telur. Kebundaran
atau roundness merupakan suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Secara teoritis, nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1. Apabila
nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan
tersebut bundar. Pasa sampel yang diukur nilai roundness yaitu telur memiliki
selisih nilai jauh dari angka 1 sehingga bentuk sampel dipastikan lonjong atau
tidak bundar. Nilai yang dihasilkan dari ketiga sampel yang diuji masing – masing
memiliki nilai 0,520 ;0,45 ; 0,481
Kebulatan atau sphericity, yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan
antara diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan diameter bola
terkecil yang dapat mengelilingi objek, seperti halnya nilai kebumdaran, nilai
kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Pada sampel tomat yang diamati
kelompok kami nilai sphericity mendekai nilai 1. Sehingga bisa dipastikan bahwa
bentuk dari jeruk tersebut mendekati bentuk bulat. Namun berbeda dengan nilai
yang sphericity dari tomat 1 yang angkanya melebihi satu, mungkin pada saat
pengukuran terjadi kesalah sehingga hasil yang didapatpun demikian.Nilai yang
dihasilkan dari ketiga sampel tersebut masing – masing bernilai 0 ,84 ; 0,87 ; 1,01.
Selanjutnya pengamatan pada sampel wortel untuk nilai kebundaran
(roundness) dan kebulatan (sphericity) tidak diperlukan karena dilihat secara kasat
mata wortel tidak berbentuk bulat. Untuk kemiripan terhadap benda-benda
geometri, dilihat dari hasil perhitungan volume dan luas permukaan, tomat
termasuk ke dalam kategori bulat membujur (oblate spheroid), sedangkan wortel
masuk ke dalam kategori kerucut berputar.
Apabila dilihat kemiripan geometri bahan wortel ini tergolong dalam
kerucut berputar (silinder) dimana bentuk ini terjadi apabila sebuah bentuk
menyerupai kerucut atau silinder tabung. Setelah dilakukan pengujian nilai V rata
– rata pada wortel adalah 4,54 ×10−6m3dan besarnya nilai S rata – rata adalah
2,74 X 10−6 m2. Nilai tersebut memiliki bentuk yang kecil dari wortel pada
umumnya.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan beberapa poin yang
berkaitan dengan praktikum :
1. Bentuk dan ukuran adalah 2 karakteristik yang dalam hal objek fisik tidak
dapa dipisahkan dan diperlukan untuk pendeskripsian secara jelas untuk
bahan tersebut.
2. Wortel memiliki bentuk yang kecil dari wortel pada umumnya.
3. Nilai V rata – rata pada wortel adalah 4,54 ×10−6m3
4. nilai S rata – rata adalah 2,74 X 10−6 m2
5. nilai roundness yaitu telur memiliki selisih nilai jauh dari angka 1 sehingga
bentuk sampel dipastikan lonjong atau tidak bundar.
6. Sampel tomat yang diamati kelompok kami nilai sphericity mendekai nilai 1
sehingga bentuknya mendekat bentuk bulat.
7. Kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu
a. Bulat memanjang (prolate spheroid)
b. Bulat membujur (oblate spheroid),
c. Kerucut berputar atau silinder.
8. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari
suatu benda padat.
9. Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume sama dengan diameter bola terkecil yang dapat
mengelilingi objek.
6.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini ialah :
1. Baca terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan.
2. Lebih teliti lagi dalam melakukan pengukuran.
3. Ikuti intrujsi dari assisten dosen agar praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Rusendi, Dadi. Sudaryanto. Sarifah Nurjanah. Asri Widyasanti. S. Rosalinda.
2010. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian.
Universitas Padjadjaran : Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian
Widyasanti, Asri. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Penanganan Hasil
Pertanian. Universitas Padjadjaran : Fakultas Teknologi dan Industri
Pertanian.
LAMPIRAN
Gambar. 1 Penggambaran dikertas Gambar. 2 OHP
Milimeter blok
Gambar. 3 Pengukuran Telur Gambar. 4 Pengukuran Telur