31
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN KARAKTERISTIK FISIK BAHAN HASIL PERTANIAN (BENTUK DAN UKURAN) Oleh: Nama : Wisnu Jaya Wardhana NPM : 240110130046 Hari, Tgl Praktikum : Kamis, 17 September 2015 Waktu / Shift : 10.00 – 12.00 WIB / A2 Asisten : Frida Pascha N Nilai :

L 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: L 1

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN

KARAKTERISTIK FISIK BAHAN HASIL PERTANIAN

(BENTUK DAN UKURAN)

Oleh:

Nama : Wisnu Jaya Wardhana

NPM : 240110130046

Hari, Tgl Praktikum : Kamis, 17 September 2015

Waktu / Shift : 10.00 – 12.00 WIB / A2

Asisten : Frida Pascha N

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Nilai :

Page 2: L 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan-bahan hasil pertanian seringkali mengalami suatu kerusakan baik

pada saat masih di lahan maupun selama dalam proses penanganan pascapanen.

Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya

yaitu faktor fisik, faktor mekanik, faktor termis, faktor biologis, faktor fisiologis,

dan faktor kimia.

Untuk mengendalikan kerusakan yang dialami oleh bahan hasil pertanian

tersebut, harus diperlukan pengetahuan tentang karakteristik berupa watak atau

sifat teknik dari bahan hasil pertanian. Karakteristik sifat bahan dapat mencakup

aspek yang sangat luas dari sifat fisik itu sendiri, misalkan seperti bentuk ukuran,

tekstur, stuktur, warna, sifat optik, dan sebagainya. Sifat-sifat fisik bahan seperti

ukuran dan bentuk, luas permukaan, densitas, porositas, warna dan penampilan

sangat penting untuk diketahui agar dapat digunakan untuk merancang alat-alat

dan mesin-mesin khusus untuk bahan pertanian lebih lanjut.

Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang

tidak dapat dipisahkan. Keduanya tersebut sangat diperlukan untuk pemberian

karakteristik suatu bahan. Beberapa kriteria yang dapat dipakai atau pun

digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian

diantaranya yaitu bentuk acuan (charted standard), kebundaran (Roundness),

kebulatan (Sphericity), pengukuran dimensi sumbu bahan, dan kesamaan bahan

hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,

kebundaran, kebulatan

1.2.2 Menentukan hubungan antara bentuk suatau bahan hasil pertanian

dengan volume dan luas permukaannya.

Page 3: L 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentuk dan Ukuran

Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan

dalam hal objek fisik bahan dan keduanya diperlukan untuk pendeskripsian

karakteristik fisik suatu bahan secara jelas.

Bentuk dari biji-bijian, buah-buahan dan tanaman pada umumnya tidak

beraturan (irregular), sedemikian sehingga jumlah data pengukuran yang sangat

besar diperlukan untuk mendiskripsikannya secara akurat. Meski demikian, dari

praktek pengukuran-pengukuran menunjukkan bahwa keragaman bentuk secara

umum dapat dijelaskan dengan baik oleh poros orthogonal yang ditentukan sesuai

tujuan: misalnya, benih biasanya dikarakteristikkan oleh panjang, lebar dan tebal.

Pada beberapa kasus, karakteristik suatu produk cukup dinyatakan dengan dua

atau bahkan satu dimensi saja.

Ukuran bahan-bahan pertanian tidak seragam, melainkan tersebar disekitar

nilai reratanya. Dengan demikian, sangatlah penting untuk menyatakan distribusi

dari suatu ukuran disamping reratanya. Kualitas prosesing suatu bahan (misal,

pencacahan dan penggilingan) ditentukan oleh rerata ukuran dan standar deviasi σ

dari pruduk hasil proses.

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan

ukuran dari suatu bahan hasil pertanian yaitu :

a) Bentuk acuan (charted standard)

Di dalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang

sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk

yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard). Kriteria bentuk dan

ukuran, bentuk acuan potongan membujur dan potongan melintang

Ada beberapa istilah untuk mendiskripsikan sebuah objek, yaitu:

Bentuk Deskripsi

Bundar (round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)

Oblate Datar pada bagian pangkal dan pucuknya

Oblong Diameter vertikal > diameter horizontal

Page 4: L 1

Conic Meruncing kearah bagian puncak

Ovate(bulat telur) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal

Lopsided Sumbu yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak

tegak lurus melainkan miring

Obovate Bulat telur terbalik

Elliptical Menyerupai bentuk (bulat panjang)

Truncate Kedua ujungnya mendatar / persegi

(kerucut terpotong)

Unequal Setengah bagian > dari yang lain (tidak seimbang)

Ribbed Sisi-sisi pada potongan melintang menyerupai sudut-

sudut

Regular (teratur) Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran

Irregular Potongan horisontalnya tidak berbentuk lingkaran

Sumber : (Mohsenin, 1980)

b) Kebundaran (roundness)

Kebundaran atau roundness adalah suatu ukuran ketajaman sudut - sudut

suatu benda padat. . Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai

kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan

tersebut mendekati bundar. Ada beberapa macam

cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan

kebundaran suatu benda. Beberapa macam metode

yang biasa digunakan adalah roundness, roundness

ratio dan rata-rata roundness

Dimana,

Ap : luas permukaan proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas

Ac : luas permukaan lingkara terkecil yang membatasi

c) Kebulatan (sphericity)

Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter

bola yang mempunyai volume sama dengan diameter bola terkecil yang dapat

mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu

Page 5: L 1

bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil

pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).

Kebulatan dari suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut :

Dimana,

a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)

b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)

c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)

d) Pengukuran dimensi sumbu

Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijian, garis besar

proyeksi dari setiap sampel dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat

photo pembesar (photographic enlarger), namun secara sederhana dapat pula

dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead

Projector).

Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan

OHP adalah sebagai berikut :

Bahan (biji-bijian) diletakkan di atas OHP untuk diproyeksikan.

Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar sehingga proyeksi bahan

berada di atas kertas milimeter blok tersebut.

Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi

dari bahan.

Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari

bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor),

sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate), dan sumbu c

adalah sumbu terpendek (sumbu minor).

e) Kemiripan terhadap benda-benda geometri

Metode penentuan luas permukaan yang terakhir yaitu menggunakan

cara dengan menyamakan dengan bentuk-bentuk geometri sebagai berikut :

Sphericity=diameter geometri rata−ratadiameter terpanjang

=( a. b . c )

12

a

Page 6: L 1

1. Bulat memanjang (prolate spheroid), yang terbentuk jika sebuah

bentuk ellips atau bulat panjang berputar pada sumbu pajangnya seperti

pada buah lemon.

2. Bulat membujur (oblate spheroid), bentuk yang terjadi jika sebiah

benda ellips berputar pada sumbu pendeknya seperti buah anggur.

3. Kerucut berputar atau silinder seperti wortel atau mentimun

Bulat memanjang (prolate spheroid), V = 43(π a b2)

e = [1−( ba )

2]1 /2

S = 2 b2 + 2 abe

sin-1 e

Bulat membujur (oblate spheroid)

V = 43(π a b2)

e = [1−( ba )

2]1 /2

S = 2 b2 + 2 b2

e ln ( 1+e

1−e ) Kerucut berputar atau silinder.

V = (❑3 )h (r12+r1r2+r2

2 )

S = (r1+r2 ¿ [h2+(r1−r2 )2 ]1 /2

Keterangan :V = volumeS = luas permukaana = sumbu memanjang elips (major axes)b = sumbu membujur elips (minor axes)e = eksentrisitas

Keterangan :r1 = jari-jari bagian dasar kerucutr2 = jari-jari bagian puncak kerucuth = tinggi benda

Page 7: L 1

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat - Alat

1. Jangka sorong 5. Planimeter

2. Penggaris 6. Over Head Projector (OHP)

3. Kertas millimeter block 7. Spidol berwarna

4. Jangka 8. Kalkulator

3.1.2 Bahan - Bahan

1. Kentang Tomat 4. Wortel

2. Telur

3. Jeruk

3.2 Prosedur Percobaan

1) Menentukan kebundaran (roundness) kentang, tomat, telur menggunakan

OHP

a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan

b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas millimeter block

c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)

dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap)

dengan planimeter

d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Roundness ( Rd )= ApAc

=r1

2

r22 Dimana: r1 = diameter dalam

r2 = diameter luar

2) Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur

Page 8: L 1

a. Ukurlah sumbu - sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu

terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet), c (sumbu

terpendek/minor)

b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

sphericity=(abc )

13

a

Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.

3) Menentukan volume dan luas permukaan teoritis wortel, kentang, tomat,

telur

a. Ukurlah sumbu a, b dan c dari bahan

b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri: bulat

memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan

kerucut berputar atau silinder

c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan

persamaan di bawah ini:

Bulat memanjang (prolate spheroid)

V= 43(πa b2)

e=[1−( ba )

2]12

S=2 π b2+2 πabe

sin−1 e

Bulat membujur (oblate spheroid)

V= 43(π a2 b)

e=[1−( ba )

2]12

S=2π b2+2 πb2

eln( 1+e

1−e )Keterangan:

Page 9: L 1

- V = volume

- S = luas permukaan

- a = sumbu memanjang elips (major axes)

- b = sumbu membujur elips (minor axes)

- e = eksentrisitas

Kerucut berputar atau silinder

V=( π3 )h(r1

2+r1 r2+r22 )

S=π (r1+r 2) [ h2+ (r1−r2 )2 ]12

Keterangan:

- r1 = jari-jari bagian dasar kerucut

- r2 = jari-jari bagian puncak kerucut

- h = tinggi benda

Page 10: L 1

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Hasil

Percobaan Kelompok 3

Pengamat

an

K

e

r1

(m

m)

r2

(m

m)

a

(mm

)

b

(m

m)

c

(m

m)

h

(m

m)

Rd S

p

V

(

m3)

S

(

m2)

Roundnes

s

(rd)

(telur)

1 57 79 0,52

0

2 55 82 0,45

3 59 85 0,48

1

Sphericity

(sp)

(tomat)

1 37,1 43,6 33,3 1,01

2 47,5 47,8 31,4 0,87

3 46,6

5

47,4 27 0,84

Kemiripa

n benda

Dengan

bentuk

Geometri

(wortel)

1 2,65 3,9 133 4.5

4 x

10-6

2,7

4 x

10-6

2

3

Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Kelompok 3

Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca

Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)

Perhitungan

1. Menghitung kebundaran (roundness) telur, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Page 11: L 1

Rd=A p

Ac

=r1

2

r22

Telur ke−1 → Rd=r1

2

r22 =¿¿

Telur ke−2 → Rd=r1

2

r22 =¿¿

Telur ke−3 → Rd=r1

2

r22 =¿¿

2. Menentukan kebulatan (sphericity) tomat, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

sp=¿¿

Tomat ke−1 → s p=(a ∙ b ∙ c )

13

a=

(37,1∙ 43,6 ∙ 33,3 )13

37,1=1,01

Tomat ke−2→ s p=(a ∙ b ∙ c )

13

a=

(47,5 ∙ 47,8 ∙ 31,4 )13

47,5=0,87

Tomat ke−3→ s p=(a ∙ b ∙ c )

13

a=

(46,6 ∙ 47,4 ∙27 )13

46,6=0,84

3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis wortel. Karena wortel

berbentuk kerucut berputar atau silinder, maka digunakan rumus sebagai

berikut :

V=( π3 )h(r1

2+r1 ∙ r2+r22 )

V=( π3 )133 [(2,65)2+(2,65 ∙ 3,9)+(3,9)2 ]

V=4,54 ×10−6 m3

S=π (r1+r2) [h2+( r1−r2 )2 ]12

S=π (2,65+3,9)[(133)2+ (2,65−3,9 )2 ]12

S=2,74 X 10−6 m2

Page 12: L 1

Percobaan Kelompok 5

Pengama

tan

K

e

r1

(m

m)

r2

(m

m)

a

(m

m)

b

(m

m)

c

(m

m)

h

(m

m)

Rd Sp V

(m3)

S

(m2)

Roundne

ss

(Tomat)

1 70,

05

86,

5

0,6

56

2 68 85 0,6

4

3 66 84 0,6

17

Sphericit

y

(Telur)

1 46,

15

46,

05

38,

4

0,9

39

2 45,

05

44,

9

40,

5

0,9

60

3 46,

1

45,

95

39,

7

0,9

50

Kemirip

an

Geometr

i

(wortel)

9,2

7

5,9 133

,3

7,92

7x

10-3

6,51

5x

10-3

Tabel 4.2.1 Hasil Percobaan Kelompok 5

Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca

Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)

Hasil perhitungan:

Roundness (Rd)

Rd = r12

r 22

Rd1 = 70,052

86,52 = 0,656

Rd2 = 682

852 = 0,64

Page 13: L 1

Rd3 = 662

842 = 0,617

Sphericity (Sp)

Sp = (a . b . c )13

a

Sp1 = (46,15 . 46,05 .38,4)13

46,15= 0,939

Sp2 = (45,05 . 44,9 .40,05)13

45,05= 0,960

Sp3 = (46,1. 45,95 . 39,7)13

46,1= 0,950

Kemiripan Geometri

v = (π

r1)h . (r1

2 + r1 . r2 + r22)

= (π

0,009275) .0,1333 . (0,0092752 + (0,009275 . 0,0059)) +

0,00592

= 7,927 x 10-3

s = π . ( r1+r2 ). (h2+(r1−r2 )2)12

= π . ( 9,275 x 10−3 ) .(0,13332+ (9,275 x10−3−5,9 x10−3 )2)12

= 6,515x10-3

Percobaan Kelompok 2

Pengamat

an

K

e

r1

(m

m)

r2

(m

m)

A

(m

m)

B

(m

m)

c

(m

m)

h

(m

m)

Rd Sp

V

(

m3)

S

(m2)

Roundnes

s

(Tomat)

10,06

7

0,08

9- - - -

0,5

6- - -

20,07

20,09 - - - -

0,6

4- - -

3 0,07 0,09 - - - - 0,5 - - -

Page 14: L 1

1 9

Sphericit

y

(Telur)

1 - - 44,1 44,4 41,1 - -0,9

6- -

2 - - 44,343,0

537,6 - -

0,9

3- -

3 - - 46 45,7 37,7 - -0,9

3- -

Geometri

(Jeruk)- - 64,4 50,5 - - - -

8,6

8 x

10-

4

0,06

3

Tabel 4.3.1 Hasil Percobaan Kelompok 2

Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca

Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)

Perhitungan

1. Roundness

Rd= ApAc

= R 12

R 22

Kelompok 1

Kelompok 2 (Tomat)

a)(6,7 cm)2

(8,9 cm)2 =0,56

b)(7,2 cm)2

(9 cm)2 =0,64

c)(7 cm)2

(9,1 cm)2=0,59

2. Sphericity

Sp=(a ×b× c)

13

a

Kelompok 1

Kelompok 2 (Telur)

Page 15: L 1

a) (45,1. 10−3 × 44,4 . 10−3 × 41,1. 10−3)13

45,1 .10−3 =0,964

b) (44,3 .10−3× 43,05 . 10−3× 37,6 .10−3)13

44,3 . 10−3 =0,938

c) (46 .10−3× 45,7 .10−3 ×37,7 . 10−3)13

46 . 10−3 =0,934

3. Geometri

Kelompok 1

Kelompok 2 (Jeruk)

V= 43

×(π .a2 .b)

V= 43

× ( π .0,06442 . 0,05 )=8,68 ×10−4 m3

e=¿¿

e=¿¿

S=2π a2+2 πb2

eln

1+e1−e

S=2 π 0,06442+2 π0,052

0,63ln

1+0,631−0,63

=0,063 m2

Percobaan Kelompok 4

Pengama

tan

K

e

r1

(m

m)

r2

(m

m)

a

(m

m)

b

(m

m)

c

(m

m)

h

(m

m)

Rd Sp V

(m3)

S

(

m2)

Roundne

ss

(Tomat)

1 5,1

x

10-2

8 x

10-2

0,40

6

2 5 x

10-2

8 x

10-2

0,39

0

3 5,5

x

10-2

8,5x

10-2

0,41

8

Page 16: L 1

Sphericit

y

(Telur)

1 53,2

5

50,5 40,5 0,89

6

2 55,2

5

53,3 44,2

5

0,91

8

3 61 57,7

5

45,2

5

0,88

9

Kemiripa

n

Geometri

(wortel)

121 31,2

5

4,94

9 x

10-4

1,8

5

Tabel 4.4.1 Hasil Percobaan Kelompok 4

Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca

Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)

Perhitungan

1. Roundness (Rd) tomat

Rd= ApAc

= R 12

R 22

Rd1 (tomat) = 0,406

Rd2 (tomat) =0,390

Rd3 (tomat) = 0,418

2. Sphericity (Sp) Telur

Sp=(a ×b× c)

13

a

Sp1 (telur) = 0,896

Sp2 (telur) =0,918

Sp3 (telur) = 0,889

3. Kemiripan benda dengan bentuk geometri bulat memanjang

(mentimun)

V = () = () = 4,949 x 10-4 m3

S = 2 + 2sin-1 e = 2 + 2sin-1 0,966

Page 17: L 1

= 1,8511 m2

Percobaan Kelompok 1

Pengama

tan

K

e

r1

(mm

)

r2

(m

m)

a

(mm

)

b

(mm

)

c

(mm

)

h

(m

m)

Rd Sp V

(m3)

S

(

m2

)

Roundne

ss

(Tomat)

1 0,06

56

0,0

83

0,6

25

2 0,06

85

0,0

87

0,6

2

3 0,07

1

0,0

89

0,6

4

Sphericit

y

(Telur)

1 0,04

53

0,04

41

0,02

82

0,8

46

2 0,04

52

0,04

41

0,02

93

0,8

59

3 0,04

31

0,04

13

0,02

77

0,7

89

Kemirip

an

Geometr

i

(wortel)

9,27 5,9 133,

3

4,52

7x

10-4

1,7

7

Tabel 4.5.1 Hasil Percobaan Kelompok 1

Sumber: Data Hasil Praktikum pada tanggal 17 September 2015 di Lab. Pasca

Panen - FTIP (dok. Pribadi, 2015)

Perhitungan

1. Roundness (Rd) tomat

Rd= ApAc

= R 12

R 22

Page 18: L 1

Rd1 (tomat) = 0625

Rd2 (tomat) =0,62

Rd3 (tomat) = 0,64

2. Sphericity (Sp) Telur

Sp=(a ×b× c)

13

a

Sp1 (telur) = 0,846

Sp2 (telur) =0,859

Sp3 (telur) = 0,789

3. Kemiripan benda dengan bentuk geometri bulat memanjang

(mentimun)

V = 4/3 (a.b2)

= 4/3 (.0,1201.0,032)

= 4,527. 10-2 m2

Page 19: L 1
Page 20: L 1

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum dengan melakukan percobaan karakteristik

fisik pada sampel bahan pertanian seperti jeruk, tomat, wortel, telur. Kebundaran

atau roundness merupakan suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda

padat. Secara teoritis, nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1. Apabila

nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan

tersebut bundar. Pasa sampel yang diukur nilai roundness yaitu telur memiliki

selisih nilai jauh dari angka 1 sehingga bentuk sampel dipastikan lonjong atau

tidak bundar. Nilai yang dihasilkan dari ketiga sampel yang diuji masing – masing

memiliki nilai 0,520 ;0,45 ; 0,481

Kebulatan atau sphericity, yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan

antara diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan diameter bola

terkecil yang dapat mengelilingi objek, seperti halnya nilai kebumdaran, nilai

kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Pada sampel tomat yang diamati

kelompok kami nilai sphericity mendekai nilai 1. Sehingga bisa dipastikan bahwa

bentuk dari jeruk tersebut mendekati bentuk bulat. Namun berbeda dengan nilai

yang sphericity dari tomat 1 yang angkanya melebihi satu, mungkin pada saat

pengukuran terjadi kesalah sehingga hasil yang didapatpun demikian.Nilai yang

dihasilkan dari ketiga sampel tersebut masing – masing bernilai 0 ,84 ; 0,87 ; 1,01.

Selanjutnya pengamatan pada sampel wortel untuk nilai kebundaran

(roundness) dan kebulatan (sphericity) tidak diperlukan karena dilihat secara kasat

mata wortel tidak berbentuk bulat. Untuk kemiripan terhadap benda-benda

geometri, dilihat dari hasil perhitungan volume dan luas permukaan, tomat

termasuk ke dalam kategori bulat membujur (oblate spheroid), sedangkan wortel

masuk ke dalam kategori kerucut berputar.

Apabila dilihat kemiripan geometri bahan wortel ini tergolong dalam

kerucut berputar (silinder) dimana bentuk ini terjadi apabila sebuah bentuk

menyerupai kerucut atau silinder tabung. Setelah dilakukan pengujian nilai V rata

– rata pada wortel adalah 4,54 ×10−6m3dan besarnya nilai S rata – rata adalah

Page 21: L 1

2,74 X 10−6 m2. Nilai tersebut memiliki bentuk yang kecil dari wortel pada

umumnya.

Page 22: L 1

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan beberapa poin yang

berkaitan dengan praktikum :

1. Bentuk dan ukuran adalah 2 karakteristik yang dalam hal objek fisik tidak

dapa dipisahkan dan diperlukan untuk pendeskripsian secara jelas untuk

bahan tersebut.

2. Wortel memiliki bentuk yang kecil dari wortel pada umumnya.

3. Nilai V rata – rata pada wortel adalah 4,54 ×10−6m3

4. nilai S rata – rata adalah 2,74 X 10−6 m2

5. nilai roundness yaitu telur memiliki selisih nilai jauh dari angka 1 sehingga

bentuk sampel dipastikan lonjong atau tidak bundar.

6. Sampel tomat yang diamati kelompok kami nilai sphericity mendekai nilai 1

sehingga bentuknya mendekat bentuk bulat.

7. Kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu

a. Bulat memanjang (prolate spheroid)

b. Bulat membujur (oblate spheroid),

c. Kerucut berputar atau silinder.

8. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari

suatu benda padat.

9. Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola

yang mempunyai volume sama dengan diameter bola terkecil yang dapat

mengelilingi objek.

6.2 Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini ialah :

1. Baca terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan.

2. Lebih teliti lagi dalam melakukan pengukuran.

3. Ikuti intrujsi dari assisten dosen agar praktikum berjalan dengan lancar.

Page 23: L 1

DAFTAR PUSTAKA

Rusendi, Dadi. Sudaryanto. Sarifah Nurjanah. Asri Widyasanti. S. Rosalinda.

2010. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil Pertanian.

Universitas Padjadjaran : Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian

Widyasanti, Asri. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Penanganan Hasil

Pertanian. Universitas Padjadjaran : Fakultas Teknologi dan Industri

Pertanian.

Page 24: L 1

LAMPIRAN

Gambar. 1 Penggambaran dikertas Gambar. 2 OHP

Milimeter blok

Gambar. 3 Pengukuran Telur Gambar. 4 Pengukuran Telur