6
Nama: Dewi Rizki Apriliani NIM: 142310101054 Kelas: B 1. NaCL Indikasi 1. Resusitasi 2. Kehilangan Na > Cl. Mis Diare 3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium; asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokotikal, luka bakar. Ringer Laktat Indikasi 1. Mengatasi kehilangan cairan ekstraseliler abnormal yang akut. 2. Dosis lazim NS, RL, RA: 500-1000 ml dengan kecepatan 300-500 ml per jam (kira-kira 75-125 tetes/menit) 3. Pada syok, dehidrasi , dan DSS bias diguyur (20 ml/kg BB/jam) Keuntungannya : murah dan mudah didapat, memiliki komposisi isotonis yang lebih fisiologis dengan cairan tubuh, menghasilkan pergantian elemen kalsium dan pottasium, ion sodium dan chlor yang dihasilkan juga lebih fisiologis. Kekurangannya: Relatif tidak kompatibel terhadap produk- produk darah, kandungan Ca pada Ringer laktat dapat mengaktifasi cascade koagulasi pada produk-produk darah, serta kandungan laktat dalam infus ringer laktat ini juga

La Rutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjj

Citation preview

Page 1: La Rutan

Nama: Dewi Rizki Apriliani

NIM: 142310101054

Kelas: B

1. NaCL

Indikasi

1. Resusitasi

2. Kehilangan Na > Cl. Mis Diare

3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium; asidosis diabetikum,

insufisiensi adrenokotikal, luka bakar.

Ringer Laktat

Indikasi

1. Mengatasi kehilangan cairan ekstraseliler abnormal yang akut.

2. Dosis lazim NS, RL, RA: 500-1000 ml dengan kecepatan 300-500 ml per jam (kira-

kira 75-125 tetes/menit)

3. Pada syok, dehidrasi , dan DSS bias diguyur (20 ml/kg BB/jam)

Keuntungannya : murah dan mudah didapat, memiliki komposisi isotonis yang lebih

fisiologis dengan cairan tubuh, menghasilkan pergantian elemen kalsium dan pottasium,

ion sodium dan chlor yang dihasilkan  juga lebih fisiologis.

Kekurangannya: Relatif tidak kompatibel terhadap produk-produk darah, kandungan

Ca pada Ringer laktat dapat mengaktifasi cascade koagulasi pada produk-produk darah,

serta kandungan laktat dalam infus ringer laktat ini juga dapat memperburuk koreksi

terhadap metabolik asidosis yang sedang berlangsung.

         Dextrose atau glukosa

Tidak di indikasikan untuk pasien trauma karena memilki potensi bahaya. Stress

sebagai respon yang dipicu oleh trauma mayor atau pembedahan  sering menyebabkan

kadar gula darah meningkat. Pemberian dextrose secara cepat dalam jumlah banyak

selama resusitasi dapat menyebabkan diuresis osmotik dan menjadi faktor perancu

terhadap defisit intravaskular. Penggunaan dextrose dapat menyebabkan hiperglikemi

pada pasien trauma. Namun glukosa dapat digunakan sebagai cairan maintainance

selama fase post resusitasi.

Page 2: La Rutan

KA-EN 1B

Indikasi:

1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus

emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam

2. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya

300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak

3. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B

Indikasi:

1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit

dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan

asupan oral terbatas

2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

3. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

4. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3

Indikasi :

1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit

dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan

asupan oral terbatas

2. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

3. Mensuplai kalium 20 mEq/L

4. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4A

Indikasi :

1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai

kadar konsentrasi kalium serum normal

Page 3: La Rutan

3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

KA-EN 4B

Indikasi:

1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun

2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia

3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Otsu-NS

Indikasi:

1. Untuk resusitasi

2. Kehilangan Na > Cl, misal diare

3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,

insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL

Indikasi:

1. Resusitasi

2. Suplai ion bikarbonat

3. Asidosis metabolic

MARTOS-10

Indikasi:

1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik

Page 4: La Rutan

2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,

stres berat dan defisiensi protein

3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam

4. Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN

 Indikasi:

1. Stres metabolik berat

2. Luka bakar

3. Infeksi berat

4. Kwasiokor

5. Pasca operasi

6. Total Parenteral Nutrition

7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600

Indikasi:

1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI

2. Penderita GI yang dipuasakan

3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)

4. Stres metabolik sedang

5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G

Indikasi:

1. Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan

2. Nitrisi dini pasca operasi

3. Tifoid