26
laboratorium ilmu ukur tanah dalam teknik sipil BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari metode atau cara pengukuran di atas permukaan bumi, baik sebahagian kecil maupun besar. Ilmu ukur tanah adalah sebagian dari ilmu geologi yang praktisnya menghasilkan gambaran dari sebagian maupun seluruh unsur permukaan bumi yang disebut peta. A. Ilmu Geodesi. Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi (penentuan bentuk, ukuran serta medan gravitasinya). Pengukuran yang dilakukan pada permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak beraturan, sehingga diperlukan suatu bidang tertentu yang dapat digunakan sebagai patokan (referensi) baik hasil ukuran maupun bentuk hitungan, bidang tersebut dinyatakan sebagai bidang geoid. Ilmu Geodesi dapat dibagi dalam dua cara, yaitu: - Cara ilmiah adalah untuk mempelajari bentuk dan besarnya bulatan bumi. - Cara praktis adalah ilmu yang mempelajari penggambaran dari sebagian besar maupun kecil dari permukaan yang dinamakan peta. Untuk Teknik Sipil dipakai cara praktis yang mana kebutuhannya adalah perencanaan pengairan, jalan raya, jaringan transmisi dan sebagainya. B. Peta Peta adalah gambaran dari permukaan bumi, dilihat secara vertikal dari atas bidang datar. Hal yang menunjang pembuatan peta terdiri atas dua bagian: 1. Posisi Vertikal Kedudukan dari suatu titik yang dinyatakan dengan relatif terhadap titik lain dalam suatu bidang vertikal. 2. Posisi Horizontal

Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lapisan perkerasan lentur, Sub base

Citation preview

Page 1: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

laboratorium ilmu ukur tanah dalam teknik sipilBAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari metode atau cara pengukuran di

atas permukaan bumi, baik sebahagian kecil maupun besar. Ilmu ukur tanah adalah

sebagian dari ilmu geologi yang praktisnya menghasilkan gambaran dari sebagian

maupun seluruh unsur permukaan bumi yang disebut peta.

A.    Ilmu Geodesi.

Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi

(penentuan bentuk, ukuran serta medan gravitasinya). Pengukuran yang dilakukan

pada permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak beraturan, sehingga diperlukan suatu

bidang tertentu yang dapat digunakan sebagai patokan (referensi) baik hasil ukuran

maupun bentuk hitungan, bidang tersebut dinyatakan sebagai bidang geoid.

Ilmu Geodesi dapat dibagi dalam dua cara, yaitu:

-         Cara ilmiah adalah untuk mempelajari bentuk dan besarnya bulatan bumi.

-          Cara praktis adalah ilmu yang mempelajari penggambaran dari sebagian besar

maupun kecil dari permukaan yang dinamakan peta.

Untuk Teknik Sipil dipakai cara praktis yang mana kebutuhannya adalah

perencanaan pengairan, jalan raya, jaringan transmisi dan sebagainya.

B.    Peta

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi, dilihat secara vertikal dari atas bidang

datar.

Hal yang menunjang pembuatan peta terdiri atas dua bagian:

1.      Posisi Vertikal

Kedudukan dari suatu titik yang dinyatakan dengan relatif terhadap titik lain dalam

suatu bidang vertikal.

2.      Posisi Horizontal

Kedudukan suatu titik yang dinyatakan dengan relatif terhadap titik lain dalam suatu

bidang horizontal.

Adapun proses untuk penggambaran suatu peta adalah:

1.      Pengukuran di lapangan (Pengambilan data)

2.      Pengolahan hasil ukuran (proses hitungan)

Page 2: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

3.      Proses penggambaran.

Pada saat sekarang ini telah ditemukan beragai macam alat ukur mulai dari alat

ukur untuk mengukur jarak, tinggi, kecepatan, dan sudut . biasanya ,kita menggunakan

alat ukur yang berupa mistar atau meteran untuk mengukur panjang pendeknya , tinggi

rendahnya suatu benda. Mempunyai permukaan yang tidak ata dan alat apakah harus

kita gunakan dalam pengukuran.

Tidak seperti pengukuran lainnya, pengukuran tanah ini betujuan agar kita dapat

mengetahui keadaan permukaan tanah yang berada disekitar daerah yang diukur.

Karena biasanya dalam pembuatan perencanaan jalan raya baik itu poligon terbuka

maupuan tertutup terlebih dahulu harus melakukan pengukuran tanah . bertujuan untuk

mengetahui berapa banyak timbunan atau galian yang dibutuhlan agar permukaan

tanah itu menjadi ideal untuk pembuatan jalan. Ataupun pembuatan perencanaan

bangunan dan juga khususnya jalan raya berapakan kemiringan yang dibutuhkan

antara  jalan dengan bahu jalan.

I.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

                       Maksud

Tujuan instruksional umum:

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan para pembaca akan mempunyai

wawasan yang luas dan pengertian yang mendalam mengenai pemakaian teknik

pemetaan dan pengukuran tanah dalam pekerjaan konstruksi.

Tujuan Instruksional khusus:

1.      Pembaca mampu mengidentifikasi pekerjaan dan perhitungan luas dan isi dalam

kaitannya dengan pekerjaan sipat datar/lengkap dengan perhitungannya.

2.      Agar memiliki kemampuan membedakan jenis lingkungan dan pelaksanaan

perencanaan lingkungan dalam kaitannya dengan belokan dan tanjakan serta turunan

3.      Agar mampu mengidentifikasikan pekerjaan pemasokan yang berkaitan dengan

pekerjaan yang bersifat linear ataupun lingkungan.

                        Tujuan

Sedangkan tujuan dari pengukuran tanah adalah untuk memperoleh gambaran

bagian permukaan bumi melalui pengukuran yang relavan sehinggga dari hasil

pengukuran ini dapat kita transformasikan dalam bentuk peta. Selain itu kita dapat

mengetahui bentuk permukaan bumi dan apa yang kita buat dari bentuk permukaan

bumi seperti yang kita dapat atau telah diketahui.

Page 3: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

I.3. Metodologi Penulisan

Metode yang dipakai dalam menyusun laporan adalah :

1.      Kajian pustaka ( library research ) adalah metode yang dipakai untuk    mengumpulkan

data data yang diperlukan dengan melalui bahan bacaan, seperti buku buku dan bahan

kuliah sebagai bahan masukan atau ilmu yang sangat bermanfaat dalam penyusunan

laporan ini.

2.      Pengambialan data ( field research ) adalah metode dimana data diperoleh dengan

terjun langsung dilapangan untuk mengamati objek penelitian dengan mengumpulkan

data actual melalui pengamatan langsung.

3.      Pengolahan data  ( deskriletif  ) adalah merupakan  metode untuk       menganalisis

data data yang didapatkan dilapangan dengan menjadikan kajian pustaka sebagai

reffrensi dalam menganalisa.

I.4. Sistematika Penulisan

 Dalam penulisan ini, Penulis memformat penulisan dalam sebuah kerangka yang

sistematis atau terdiri beberapa bab dan dibagi beberapa sub bab, sebagai berikut  :

BAB  I         : Menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika

penulisan.

BAB  II       : Membahas tentang teori dasar termasuk didalamnya polygon, serta kantor segala

yang berkenaan dengan alat penyipat datar (waterpass) dan alat ukur theodolit serta

rumus-rumus dasar yang dipakai.

BAB  III      : Pelaksanaan praktikum menyangkut praktikum alat penyipat dasar (waterpass) dan

Theodolit.

BAB  IV      : Menganalisa data serta pemecahan yang berkaitan dengan pengolahan data hasil

pengukuran.

BAB  V       :  Memberikan kesimpulan berdasarkan pembahasan pembahasan serta saran-saran

permasalahan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Gambaran Umum

                       Sejarah dan Cabang Keilmuan

Page 4: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Perkembangan ilmu pengukuran tanah berasal dari bangsa romawi, ditandai

dengan pekerjaan konstruksi diseluruh wilayah kekaisaran dan ilmu ini dilestarikan oleh

bangsa arab yang disebut ilmu geometri praktis.Abad ke 13, van piso dalam karyanya “

Practica Geometria “ menguraikan bahwa pengukuran tanah dan dilanjutkan oleh liber

quadratorium dengan konsep.

Dari segi peralatan, astrolabe adalah istrumen yang dipakai pada alat ini

berbentuk lingkaran logam dan petunjuk  berputar dipusatnya di pegang oleh cicin

diatasnya dan batang silung ( cross staff ) panjang batang menyebabkan jaraknya bisa

diukur dengan perbandingan sudut.

Sinergis dengan perkembangan zaman dan komplesitas perkembangan bidang

konstruksi, maka ilmu ini mengalami perkembangan pula sebagai konsekwensi atas

tuntutan kebutuhan akan profesionalismenya dalam perencanaan pekerjaan konstruksi.

Pada perkembangannya ilmu geodasi ini mengalami proses spesifikasi keilmuan

diantaranya, ilmu ukur tanah, survey – survey pemetaan, engejinering, agrokuntur, dan

lain – lain. Dari spesifikasi kita memperlihatkan adanya kecenderungan dimana ilmu

geodasi menjadi dasar urugen pada bidang keilmuan lainnya, selain itu dari bidang

konstruksi, seperti pertanahan, perhutanan, ilmu kelautan, pertanian, perikanan,

pertambangan dan lain – lain. Walaupun ada spesifikasi tersebut, itu tidak

mempengaruhi tingkat substansinya dan hal ini juga memiliki kesamaan pendekatan,

baik proses pengambilan data sampai pada proses pengolahan yang membedakan

adalah tingkat aplikasinya.       

Tujuan dan aplikasi ilmu ukur tanah

Perencanaan yang dilandaskan oleh perhitungan yang teliti bagi pembangunan

tersebut, akan mengantarkan manuasia mendapatkan hasil yang optimal sebagai

imbalan dari jerih payah tersebut.

Adapun maksud dari pngukuran tanah merupakan salah satu langkah yang

sangat penting dalam bidang rekayasa terutama dalam bidang teknik sipil. Pengukuran

ini diperlukan untuk merencanakan antara lain: jalan raya, jembatan, terowongan,

saluran irigasi, bendungan, bangunan gedung, serta pengaplingan tanah. Para

perencana pada bidang teknik sipil yang merencanakan pengukuran harus mengerti

metode dan instrument yang dipakai termasu kemampuan alat dan keterbatasnya

Aplikasi pemetaan yang dimaksud dalam bagian ini adalah pemetaan yang

pekerjaan ukurnya dilakukan setelah peta yang pertama dipakai oleh para perancang

Page 5: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

dan perencana dalam merencanakan pembangunan atau pekerjaan konstruksi yang

mereka maksud. Selanjutnya hasil desain dan perencanaan yang mereka maksud,

dituangkan di atas peta tersebut Pada pemetaan jenis kedua ini, pekerjaan yang

dilakukan misalnya, stakeOut (Pematokan). Hal ini dilakukan dari atas peta yang

menyiratkan pola dua dimensi dan ditransformasikan kepermukaan bumi yang berarti

tiga dimensi.

Pengukuran Jarak

Yang dimaksud dengan pengukuran jarak adalah pengukuran panjang antara

dua buah titik baik secara langsung maupun tidak langsung, dan bisa dilaksanakan

bertahap atau menjadi beberapa bagian ataupun tidak.

Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrument atau alat ukur

seperti pita ukur, langkah alat ukur jarak elektronik, distance meter (EDM) yang

disebutkan dengan EDM (Elektronic Distance Meter), adalah alat ukur jarak yang

memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai unsur jarang yang diukur.

Penguburan jarak tidak langsung, pada umumnya menggunakan instrument ukur jarak

yang mendasarkan pada metode techimetri, metode optik, dsb. Dan pengukuran jarak

optis dapat dilakukan pengukuran jarak menurut dua cara yaitu penggunaan bagi optis

Richard (sudut patalaktis tetap) atau dengan menggunakan garis bidik horizontal

dengan ukuran tertentu pada sasaran.

Pengukuran Elevasi dan Penyipat Datar

Yang dimaksud dengan sifat datar adalah suatu cara pengukuran tinggi, di mana

selisih-selisih tinggi antara titik yang berdekatan ditentukan dengan garis-garis vizir

horizontal yang ditujukan ke rambu-rambu yang vertikal, dan adapun peralatan ukur

sifat datar dan paling tidak memerlukan dua alat utama yaitu alat ukur sifat datar

(waterpas atau level) dan rambu ukurnya kedua alat ini umumnya di lengkapi dengan

nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar dari kedudukan alat-alat

tersebut serta unting-unting untuk menempatkan kedudukan alat di atas titik yang

bersangkutan dan adapun jenis-jenis pengukuran sifat datar.

A.    Sifat datar memanjang

Tujuan Pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dari titik-titik

yang dilewatinya dan biasanya diperlukan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah

pemetaan.

Page 6: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

B.     Sifat datar resiprokal

Ke lainan pada sifat ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo yang

dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo

tersebut.

C.     Sifat datar profil

Tujuan pengukuran ini umumnya adalah untuk mengetahui profil dari suatu

trace baik jalan ataupun saluran, sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya

galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.

D.    Sifat datar luas

Pada jenis pengukuran sifat datar ini yang paling diperlukan adalah

penggambaran profil dari suatu daerah pemetaan yang dilakukan dengan mengambil

ketinggian titik-titik detail di daerah tersebut dan dinyatakan sebagai wakil dari

ketinggiannya.

Pengukuran Sudut

Sudut adalah selisih dua buah arah dari dan buah target di titik pengamatan

pada pekerjaan ini diukur arah dan dua titik atau lebih yang dibidik dari satu titik control

(a)    Satuan sudut

Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dalam empat bagian

yang dinamakan kuadran.

(b)    Sudut arah: Azmiuth dan kuadran

Pengukuran sudut arah merupakan suatu sistem penentuan arah garis dengan

memakai sebuah sudut dan huruf-huruf kuadran.

(c)    Pengertian sudut horizontal dan vertikal

Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah

dan azimuth sudut vertikal adalah selisih arah antara dua garis perpotongan di bidang

vertikal.

Penentuan Titik Koordinat

Pengertian Koordinat adalah transformasi argument yang dilakukan diantara

kedua sistem kuordinat yang berlaku di atas yaitu diantara sistem koordinat siku-siku

dan sistem koordinat polar atau sebaliknya dan pemilihan titik fundamental bagi suatu

Page 7: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

pekerjaan pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan pendefinisian yang dipilih

sebelumnya misalnya:

a.       Sistem koordinat lokal artinya titik fundamental bagi daerah pemetaan yang

bersangkutan dipilih sembarang disekitarnya.

b.      Sistem koordinat regional, misalnya suatu pengukuran dengan koordinat awalnya

dinyatakan dalam sistem koordinat yang ada (misalnya sistem koordinat DKI).

c.       Sistem koordinat nasional artinya: titik fundamental bagi daerah pemetaan yang

bersangkutan di ikatkan kepada sistem koordinat nasional.

d.      Sistem koordinat dunia.

Luasan dan Volume

Luas adalah jumlah areal yang menproyeksi pada :

-          Metode pengukuran luas ada 2 cara:

a.       Diukur pada gambar situasi (pengukuran tidak langsung)

b.      Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari

pengukuran di lapangan pengukuran langsung, metode ini menghasilkan perhitungan

yang lebih akurat.

Volume adalah isi dari suatu benda pengukuran volume secara langsung jarang

dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena sulit untuk menerapkan dengan

sebenarnya sebuah satuan terhadap material yang terlihat sebagai gantinya.

-          Metoda diagonal dan tegak lurus

Apabila suatu segitiga dasarnya: (tingginya: h dan luasnya = S maka

S    = 

Apabila sudut α antara B sisi B dan C diketahui

Maka

S          =   b c d sin α

Cara perhitungan volume

Pekerjaan konstruksi di lapangan memerlukan pekerjaan galian dan timbunan,

baik konstruksi jalan ataupun pembangunan besar lainnya: pekerjaan konstruksi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu (sinaga, indra; 1994).

a.       Bentuk sempit dan memanjang yaitu yang menyangkut galian dan timbunan seperti

jalan raya dan saluran pengairan.

b.      Bentuk lebar misalnya bendungan, lapangan parker, lapangan olah raga, dll.

Page 8: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Rumus-Rumus PerhitunganWater Pass1. Perhitungan Jarak Optis

 Rumus     :    D  =  ( BA – BB ) x 100 = Dimana    :  D    = Jarak Optis

                                     BA = Bidang Atas                                      BB =  Bidang Bawah2.  Perhitungan Jarak Optis Rata-rata

                   Rumus :   

3.  Perhitungan Beda Tinggi Patok UtamaRumus :      ΔH = BTBLK  –  BTMKPerhitungan Beda Tinggi Rata – Rata                              

Rumus  :  5.  Perhitungan Beda Tinggi Patok Detail

                Rumus   :   ΔHd = BT. Patok Utama – BT. Patok Detail                  Dimana   :  ΔHd = Beda Tinggi Detail                                        BT   = Benang Tengah

6.  Perhitungan Koreksi

Rumus :    7.  Perhitungan Beda Tinggi Setelah Koreksi

Rumus       ΔH = H rata-rata ± H koreksi8.  Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama

     Rumus   :  HP = Tinggi Titik Diketahui  ±   ΔH  – Koreksi                Dimana  : ΔH = Beda Tinggi Rata-rata

9. Perhitungan Tinggi Titik Patok DetailRumus  :  HD  =  TT  Patok Utama – Beda Tinggi Detail

                 Dimana : HD = Tinggi Titik Detail                            TT = Tinggi Titik

10. Perhitungan Kemiringan Profil Memanjang

Rumus  :   11. Perhitungan Kemiringan Profil Melintang

                   Rumus  :  12.  Perhitungan Masa Galian13.  Perhitungan Masa Timbunan

Theodolit1. Perhitungan Sudut Jurusan

Page 9: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Rumus    : β = Sudut muka – Sudut belakang ± 360˚Dimana  :  β         = Sudut Jurusan (Sudut Patok Utama)

                                    muka  = Sudut Muka                                    blk      = Sudut Belakang

2.  Perhitungan Koreksi Sudut Horisontal ( ƒβ )Rumus       :   ƒβ = (n + 2) . 180˚ - ∑β

3.  Perhitungan Koreksi Untuk Tiap Patok

                  Rumus       :  4.  Perhitungan Sudut Horisontal Setelah Koreksi

Rumus           :  β’  =  βρ  ±  κβ5.  Perhitungan Sudut Horisontal Patok Detail

Rumus     : βd  =  L detail – LBlk Patok Utama ± 360˚Dimana    : βd  =  Sudut Patok Detail

6.  Perhitungan Azimut Benar Patok UtamaRumus      :  αβ  =  αdiketahui  +  β - 180˚ ± 360˚Dimana     :    β  =  Sudut Patok Utama

α    =  Azimut diketahuiαβ =  Azimut Benar Patok Utama

 7.  Perhitungan Azimut Benar Patok DetailRumus      :  α detail  =  αβ – θd - 180˚ ± 360˚Dimana     :  α detail  =  Azimut Benar Patok Detail

                                       αβ          =  Azimut Benar Patok Utama                                       θd          =  Sudut detail

8. Perhitungan Besar Sudut Lereng Patok Utama

                  Rumus          :   = 90˚ - V Patok Utama

Dimana        :   =  Sudut lereng                                          V =  Sudut Vertikal Patok Utama

9.  Perhitungan Besar Sudut Lereng Patok Detail

Rumus :  detail  = 90˚ - V detail

                   Dimana :  detail = Sudut lereng                                  Vdetail =  Sudut Vertikal detail

10. Perhitungan Jarak Proyeksi Patok Utama

 Rumus    : DP = (BA – BB) x 100 Cos²                     Dimana   : DP = Jarak Proyeksi Patok Utama                                                  D   = (BA – BB) x 100 / Jarak Optik

                                                      =  Sudut Lereng Patok Utama11.  Perhitungan Jarak Proyeksi Patok Detail

                       Rumus        : Dd  =  Dd Cos²  d                       Dimana      :  Dd  =  Jarak Proyeksi Patok Detail

Page 10: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

                                            D    =  Jarak Ptik (BA – BB) x 100

                                             d  = Sudut Lereng Detail12. Perhitungan Titik Absis dan Ordinat Patok Utama

                         Rumus            :  Fx  =  Dp Sin  . αβ                                                  Fy  =  Dp Cos . αβ                        Dimana            :  Fx  =  Absis                                                  Fy  =  Ordinat                                                  Dp  =   Jarak Proyeksi                                                  αβ  =  Sudut Azimut Benar Patok Utama

13.  Perhitungan Koreksi Titik Absis dan Ordinat Patok UtamaKoreksi Absis

Rumus         :  Dimana       :  Kx        =  Koreksi Absis

                                           Dp        =  Jarak Proyeksi Patok Utama

                                               =  Jumlah Jarak Proyeksi Patok Utama

                                              =  Jumlah Absis Koreksi Ordinat

          Rumus         :                        Dimana       :  Ky        =  Koreksi Ordinat                     Dp        =  Jarak Proyeksi Patok Utama

                        =  Jumlah Jarak Proyeksi Patok Utama

                       =  Jumlah Ordinat14. Perhitungan Koordinat Patok Utama

Rumus    :  x  =  xdik  ±  Fx  ±  Kx15.  Perhitungan Selisih Absis Detail

                      Rumus   :  X  =  Dd Sin αd Dimana : X    =  Selisih Absis Detail

                                        Dd =  Jarak Proyeksi Detail                                     αd =  Azimut Benar Detail

16.  Perhitungan Selisih Ordinat Detail Rumus   :  Y  =  Dd Cos αdDimana : Y   =  Selisih Ordinat Detail

                                      Dd =  Jarak Proyeksi Detail                                       αd =  Azimut Benar Detail

17.  Perhitungan Koordinat Detail                      Rumus   :  Xdetail  =  Xpatok utama  ±  Xdetail                                                                                                             Ydetail  =  Ypatok utama  ±  Ydetail               Dimana         :  Xdetail  =  Absis Detail

Page 11: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Ydetail  =  Ordinat Detail18.  Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama

                     Rumus    :  ∆H  =  D ½ . Sin . 2θ + (TP – BT).                     Dimana   :  ∆H  =  Beda Tinggi                                      D     =  Jarak Optis                                      θ      =  Sudut Lereng Patok Utama   

19. Perhitungan Koreksi Tiap Patok / Koreksi Beda Tinggi

                    Rumus     :                       Dimana   :  K     =  Koreksi Tiap Patok / Koreksi Beda Tinggi                                        ∑BT =  Jumlah Beda Tinggi Patok                                        n       =  Jumlah Patok

20.  Perhitungan Jarak Optis                      Rumus   :  D  =  ( BA – BB )  x  100                       Dimana             :  D   =  Jarak Optis                                                  BA =  Benang Atas                                                  BB =  Benang Bawah

21. Perhitungan Jarak Optis Detail                     Rumus    :  D detail  =  (BA – BB) detail  x  100                     Dimana   :  D detail  =  Jarak Optis Detail                                        BA          =  Benang Atas                                        BB         =  Benang Bawah               22. Perhitungan Jarak Optis Detail                     Rumus    :  D detail  =  (BA – BB) detail  x  100                     Dimana   :  D detail  =  Jarak Optis Detail                                        BA          =  Benang Atas                                       BB          =  Benang Bawah

23. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama                     Rumus    :  Hpu  =  Hdiketahui  ±  Bt  –  k                     Dimana      Hpu  =  Tinggi Titik Patok Utama                                        Hdik =  Tinggi Titik Diketahui                                       Bt     =  Beda Tinggi                                       k       =  Koreksi               24. Perhitungan Tinggi Titik Detail

Rumus     :   Hdetail  =  Hpu   ±   ∆Hdetail                     Dimana    :    Hdetail  =   Tinggi Titik Detail                                            Hpu       =   Tinggi Titik Patok Utama                                          ∆Hdetail =   Beda Tinggi Detail

Dasar-dasar Perencanaan

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang

dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar

Page 12: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai

akses ke rumah-rumah.

Jalan raya

Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.

Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan

yang utama dapat dikelompokkan sebagai berikut :

A.    Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas

1.      Jarul lalu lintar

2.      Lajur lalu lintas

3.      Bahu jalan

4.      Trotoar

5.      Median

B.     Bagian yang berguna untuk drainase jalan

1.      Saluran samping

2.      Kemiringan melintang jalur lalu lintas

3.      Kemiringan melintang bahu

4.      Kemiringan lereng.

C.     Bagian pelengkap jalan

1.       Kereb

2.       Pengaman tepi

D.     Bagian konstruksi jalan

1.       Lapisan perkerasan jalan

2.       Lapisan pondasi atas

3.       Lapisan pondasi bawah

4.       Lapisan tanah dasar

E.      Daerah manfaat jalan (damaja)

F.      Daerah milik jalan (damija)

G.     Daerah pengawasan jalan (dawasja)

Jalur lalu lintas (traveled way = carriage way) adalah keseluruhan bagian

perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Lebar kendaraan

penumpang pada umumnya vervariasi antara 1,50 m – 1,75m. Bina Marga mengambil

lebar kendaraan rencana untuk mobil penumpang adalah 1,70 m, dan 2,50 m untuk

kendaraan rencana truk/bis/semitrailer.

Page 13: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Pada jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum 5,50 m (2 x 2,75 m)

cukup memadai untuk jalan 2 lajur dengan 2 arah. Dengan pertimbangan biaya yang

tersedia, lebar 5 m pun masih diperkenankan. Jalan arteri yang direncanakan untuk

kecepatan tinggi, mempunyai lebar laju lalu lintas lebih besar dari 3,25 m, sebaiknya

3,50 m.

Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan terutama untuk

kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh di atas permukaan jalan supaya cepat dialirkan

ke saluran-saluran pembuangan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4%,

untuk jenis lapisan permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti aspal

atau semen.

Sedangkan untuk jalan dengan lapisan permukaan belum mempergunakan

bahan pengikat seperti jalan berkerikil, kemiringan melintang dibuat sebesar 5%.

Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang

berfungsi sebagai:

1.      Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar

berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh,

atau untuk beristirahat.

2.      Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah

terjadinya kecelakaan.

3.      Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan

kapasitas jalan yang bersangkutan.

4.      Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.

5.      Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan

jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material).

6.      ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli, ambulans, yang sangat

dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan.

Jenis Bahu

Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan

    Bahu yang tidak diperkeras, yaitu bahu yang hanya dibuat dari material perkerasan jalan

tanpa bahan pengikat. Biasanya digunakan material agregat bercampur sedikit

lempung. Bahu yang tidak diperkeras ini dipergunakan untuk daerah-daerah yang tidak

Page 14: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

begitu penting, di mana kendaraan yang berhenti dan mempergunakan bahu tidak

begitu banyak jumlahnya.

    Bahu yang diperkeras, yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat

sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak

diperkeras. Bahu jenis ini dipergunakan: untuk jalan-jalan di mana kendaraan yang

akan berhenti dan memakai bagian tersebut besar jumlahnya, seperti di sepanjang

jalan tol, di sepanjang jalan arteri yang melintasi kota, dan di tikungan-tikungan yang

tajam.

Besarnya lebar bahu jalan sangat dipengaruhi oleh:

    fungsi Jalan-Jalan arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan jalan lokal. Dengan demikian jalan arteri membutuhkan kebebasan samping,

keamanan, dan kenyamanan yang lebih besar, atau menuntut lebar bahu yang lebih

lebar dari jalan lokal.

         Volume lalu lintas

Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih lebar dibandingkan

dengan volume lalu lintas yang lebih rendah.

         Kegiatan disekitar jalan

Jalan yang melintasi daerah perkotaan, pasar, sekolah, membutuhkan lebar bahu jalan

yang lebih lebar daripada jalan yang melintasi daerah rural, karena bahu jalan tersebut

akan dipergunakan pula sebagai tempat parker dan pejalan kaki.

    Ada atau tidaknya trotoar.

         Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah, dan biaya untuk

konstruksi.

Trotoar (Jalur Pejalan Kaki/Side Walk)

Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang

khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian).

Page 15: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Lebar trotoar

Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki, tingkat

pelayanan pejalan kaki yang diinginkan, dan fungsi jalan. Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 m

merupakan nilai yang umum dipergunakan.

Saluran Samping

Saluran samping terutama berguna untuk:

              Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan.

              Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam

air.

                       Drainase

Drainase adalah tempat saluran air yang terdapat pada pinggir jalan atau rumah

dan sekitarnya (parit)

  Saluran drainase sisi jalan

Untuk tujuan pedoman ini, saluran drainase sisi jalan termasukterjunandan saluran

terbuka, saluran alami yang berhubungan dengan gorong – gorong dan jembatan tidak

dimasukkan walaupun  beberapa komentar berikut.

Kadang – kadang dapat diterapkan untuk saluran tersebut, dan adapun banyak prinsip

hidrolik dan morfologi yang dibahas dalam seksi 6dan  pedoman ini diterapkan

kerancangan saluran drainase sisi jalan yaitu adalah :

1.      Keamanan dan estetika

saluran yang aman untuk kendaran yang secara kebetulan keluar dari jalan kendaraan,

umumnya memenuhi efisiensi hidrolik saluran.

2.      Bentuk.

Bentuk saluran umumnya ditentukan untuk lokasi tertentu oleh pertimbanga lahan,

rezimaliran dan banyaknya aliran yang disaluran.

3.      Batas arus

Pembatasan arus mungkin diharapkan atau diperlukan untuk :

a.       memperkecil pemeliharaan

b.      melawan gaya erosi air yang mengalir.

c.       Menaikkan kecepatan atau pemindahan untuk memperbaiki efisiensi hidrolik, atau

d.      Membatasi ukuran saluran untuk pertimbangan tanah jalan atau keamanan.

4.      Superelevasi.

Page 16: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Gaya momentum yang terkandung dalam air mengalir mengakitbatkan superelevasi

aliran dan konsentrasi pada bengkokan yang dapat mengakibatkan erosi dalam saluran

berbatas tidak keras.

5.      Aliran superkritis.

Aliran superkritis sekitar bengkokan sangat sulit dianalisis karena karakteristik pola

gangguan gelombang melintang.

6.      Aliran subkritis

Saluran yang menyalurkan aliran subkritis biasanya tidak menjupai masalah yang

berkaitan dengan superelevasi.

  Terjunan dan selokan terbuka

Kata – kata terjunan ( chute ) dan selokan terbuka ( flume ) sering digunakan secara

sinonim dalam mengartikan saluran terjali terbuka yang digunakan untuk menyalurkan

air menuruni kemiringan (lereng)

  Konstruksi kendali gradasi

Dimana kondisi diperlukan untuk menyalurkan air dari elevasi tinggi ke elevasi rendah

dan penggunaan terjunan atau selokan tidak praktis, gradasi saluran dapat dibangun

dengan kemiringan yang lebih datar dan “ cek selokan atau bangunan terjun “

digunakan untuk menyelesaikan perubahan elevasi total.

  Bengkokan dan lengkungan.

Bengkokan ( bend ) dan lengkungan ( curvel ) dalam pembatas saluran sisi jalan

kadang – kadang diperlukan untuk memantapkan lahan alami dan geometri jalan. Dan

kalau dirancang dan dibangun dengan tapat, ganguan negatif yang disebabkan oleh

luas transisi akan dihilangkan oleh lengkungan utama ( 7, 10 , 17 ).

 Pertimbangan konstruksi

Penampilan yang memuaskan setiap salurang terbuka sangat tergantung pada

rancangan konstrusi maupun rancangan hidrolik. Dalam merencanakan semua jenis

saluran, persyaratan pondasi dan kemampuan bahan menahan tekanan yang diberikan

padanya harus dipertimbangkan.

1.         Penyelidikan subpermukaan.

Saluran terbuka buatan manusia yang dirancang untuk arus utama atau selokan sisi

jalan harus menyertakan perlengkapan sebelah bawah, dan erosi dasar dan tebing.

2.        Penulangan untuk batas keras.

Page 17: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Saluran dengan penulangan konstruksi namun, saluran beton yang lebih kecil, selokan

dan saluran terbuka mungkin memerlukan suatu jenis penulangan untuk berfungsi tepat

dan stabilitas konstruksi.

 

Page 18: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

BAB III

PELAKSANAAN PRKATIKUM

3.1  Pendahuluan

Sebelum melakukan Praktikum di lapangan yaitu pengukuran di atas permukaan

bumi, sebaiknya kita harus memahami teori-teori serta alat dan bagian-bagiannya

dimana alat tersebut ada dua macam yaitu theodolit dan waterpass karena apabila kita

langsung turun di lapangan tanpa memahami betul cara kerja, maka biasanya kita akan

sulit serta bisa mendapat data yang salah karena disebabkan kurangnya pemahaman

kita dalam pengukuran di lapangan.

Adapun dua cara pengukuran di lapangan yaitu :

1.      Pulang Pergi

2.      Double Stand      

3.2  Prosedur Pengukuran 

3.2.1.      Penyipat datar (Waterpass)

Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Pada Laboratorium Jurusan Teknik

Sipil UMI, dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu :

A.    Materi praktikum

Dalam ilmu ukur tanah, materi praktikum yang disampaikan pada mahasiswa terdiri :

1.      Menentukan lokasi

2.      Pemasangan patok kayu dalam jalur tertutup atau terbuka sebanyak 10 buah setiap

jarak 30 M, patok kayu sebagai patok utama yang menunjukkan sumbu jalur,

sedangkan patok lain yang lebih kecil sebagai titik detail.

3.      penempatan lokasi patok harus aman berada pada daerah stabi serta mudah

ditemukan kembali, khususnya pada patok terakhir ( bila polygon terbuka ).

4.      Letak statik diusahakan diantara dua patok yang sama jauh.

5.      Menyetel nivo agar berada di tengah – tengah lingkaran kecil.

6.      Mengarahkan teropon ke patok belakang.

7.      Pembacaan benang tengah ( BT ), benang atas ( BA ), dan benang bawah ( BB ).

8.      Kemudian alat mengarah ke patok depan.

9.      Menentukan situasi/detail ( lihat cara pada sket detail waterpas ).

10.  Melakukan berulang – ulang sampai selesai.

11.  Melakukan cara diatas untuk mengambil data pulang.

12.  Cara pengambilan data ada dua cara yaitu :

Page 19: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

-                    Pulang pergi

-                    Double stand

13.  Pengukuran sifat datar untuk mendapatkan beda tinggi titik dengan membaca ketiga

benang diafragma alat waterpas baik pato utama maupun pato detail.

B.    Pelaksanaan Asistensi

Pelaksanaan asistensi dilakukan diruang laboratorium ilmu ukur tanah atau sesuai

dengan persetujuan dari asisten.

C.  Pembuatan laporan praktikum

Pembuatan laporan dibuat perorangan oleh peserta praktikum, dan disetujui sertya

diberi nilai oleh asisten. Isi laporan mulai dari pendahuluan teori dasar waterpas,

pelaksanaan praktikum serta pengungkapan kesimpulan dan saran – saran. Disamping

itu terlampir gambar situasi profil memanjang dan melintang . 

3.2.1        Theodolit

Pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah pada laboratorium jurusan teknik sipil

dapat diberi tiga aspek :

A.    Materi praktikum.

1.        Menentukan lokasi pengukuran.

2.         Sistem pemasangan patok sama dengan waterpas.

3.         Pemasangan static diletakkan ditengah pada patok.

4.        Pengaturan nivo tabung dengan menggunakan sekrum penyetel pada alat.

5.        Kemudian mengarahkan teropong pada patok belakang dengan membidik rambu ukur

yang berada diatas patok.

6.        Kunci horizontal dikencangkan dengan menyetel teropong sedapat mungkin, kemudian

mengerakkan pengunci halus  hal umtuk mencari angka yang bulat pada benang

tangah lalu kunci vertical dikencangkan.

7.         Menyetel lensa okuler teropong dan medium menjadi jelas.

8.         Memutar tombol pemilihan sudut vertical dan dibaca.

9.        Membaca benang tengah, benang atas dan benang bawah.

10.    Memutsr tombol pemelihan sudut vertical yang dibaca.

11.     Kemudian membuka kunci horizontal.

12.     Mengukur tinggi alat untuk semua stadium.

13.     Kemudian melanjutkan dengan pembidikan kesituasi/detail di sekitar patok dianggap

perlu.

Page 20: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

14.    Semua hasil pengukuran ditulis di table data yang telah disiapkan.

15.    Semua data ditulis dengan data hitam.

16.     Pengukuran polygon untuk mendapatkan koordinat patok dalam seistem koordinat

kartecius melalui pengukuran harisontal dan jarak horizontal.

17.    Pengukuran Techimetri untuk mendapat koordinat detail dalam sietem koordinat polar (

D, ) atau ( D,  ).

18.     Dalam pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah ini pengukuran polygon dilakukan

serentak bersama pengukuran techimetri.

B.       Alat – alat yang digunakan.

1.     Alat ukur utama.

a.        Theodolit/waterpas dan perlengkapannya.

b.        Rambu ukur

c.        Rol meter.

2.    Alat penunjang.

a.       Payung.

Digunakan untuk melindungi pesawat dari panas matahari dan air hujan.

b.       Patok.

Digunakan untuk memberikan tanda as pada titik yang akan diukur, supaya titik yang

dan yang lain saling terikat dengan baik.

c.       Spidol.

Digunakan untuk memberi nomor pada patok diatasnya agar mudah dikontrol apabila

ada kesalahan.

d.      Papan tulis.

Sebagai alat Bantu yang dapat digunakan sebagai landasan menulis data pengukuran

pada saat pengukuran berlangsung.

     

       

BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Page 21: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

Dari hasil pengukuran dan pengelolaan data maka kami memperoleh kesimpulan

sebagai berikut:1.   Luas polygon             =  1,46015171 Ha

1.      Pekerjaan galian             =  3855,9665        m3

2.      Pekerjaan Timbunan      =  550,2845          m3

5.2  Saran-Saran

1. Sebaiknya sebelum melakukan praktek, perlengkapan alat serta keadaan dari

pesawat itu harus diteliti, agar data yang kita dapatkan memenuhi kriterian

2. Praktikan yang menggunakan alat secara langsung dilapangan sebaiknya

dilakukan lebih dari 1 kali agar praktikan betul-betul mengetahui secara intensif

(mandalam) pengoperasian pesawat.   

3. Asisten sebaiknya pada saat asistensi harusnya lebih betul meneliti pengolahan

data yang ada.

Page 22: Laboratorium Ilmu Ukur Tanah Dalam Teknik Sipil

DAFTAR PUSTAKA

1.       Sinegar.I,1997, Dasar dasar pengukuran(Surveying),Jakarta:Erlangga.2.      LAB IUT FT.UMI,( Pedoman ),Makassar:Lab Iut.FT.UMI.