6
1 Jurnal Sains dan Matematika Vol.1 No.2 November 2012 ISSN 1978-8738 ANALISIS KUANTITATIF PIPERIN DARI BEBERAPA SPESIES PIPER DAN FORMULASI EFFERVESCENT Dwi Purwanti, Bambang Cahyono dan Meiny Suzery Jurusan Kimia MIPA Universitas Diponegoro, Jl. Prof Sudharto, Kampus Tembalang Semarang 50275 (e-mail: depe_rg@ yahoo.co.id) Abstra k Tanaman dari genus Piper, khususnya lada (Piper nigrum L.), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) dan kemukus (Piper cubeba), merupakan bahan tanaman obat tradisional yang tumbuh subur dan merupakan komoditas penting di Indonesia. Beberapa khasiat yang ditunjukkan dari bahan ini, seperti karminatif, stimulan dan diuretik, sangat berhubungan erat dengan keberadaan senyawa kimia yang dikandungnya. Riset yang mencoba membandingkan kandungan piperin didalam ketiga bahan yang diambil dari Jawa Tengah tersebut untuk pertama kalinya dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga ektrak dari bahan Piper tersebut positif terhadap alkaloid walaupun kemukus tidak menunjukkan adanya piperin dalam kromatogram lapis tipisnya. Jumlah senyawa piperin dari lada dan cabe jawa masing-masing 3,78% dan 4,68% (relatif terhadap bahan segarnya). Sediaan carminative effervescent telah berhasil dibuat melalui formulasi ekstrak piperin cabe jawa yang telah distandardisasi dengan bahan aditif yang diperbolehkan di Indonesia, menghasilkan produk bercitarasa strawberry dan lemon. Hasil-hasil penelitian ini telah membuka jalan bagi penelitian yang lebih mendalam, khususnya yang berhubungan dengan peningkatan dalam skala industri. Kata kunci: Piper, carminative, piperin PENDAHULUAN

lada hitam hal 1, 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Page 1: lada hitam hal 1, 3

1

Jurnal Sains dan Matematika Vol.1 No.2 November 2012 ISSN 1978-8738

ANALISIS KUANTITATIF PIPERIN DARI BEBERAPA SPESIES PIPER

DAN FORMULASI EFFERVESCENT

Dwi Purwanti, Bambang Cahyono dan Meiny Suzery

Jurusan Kimia MIPA Universitas Diponegoro, Jl. Prof Sudharto, Kampus TembalangSemarang 50275 (e-mail: depe_rg@ yahoo.co.id)

Abstrak

Tanaman dari genus Piper, khususnya lada (Piper nigrum L.), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) dan kemukus (Piper cubeba), merupakan bahan tanaman obat tradisional yang tumbuh subur dan merupakan komoditas penting di Indonesia. Beberapa khasiat yang ditunjukkan dari bahan ini, seperti karminatif, stimulan dan diuretik, sangat berhubungan erat dengan keberadaan senyawa kimia yang dikandungnya. Riset yang mencoba membandingkan kandungan piperin didalam ketiga bahan yang diambil dari Jawa Tengah tersebut untuk pertama kalinya dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga ektrak dari bahan Piper tersebut positif terhadap alkaloid walaupun kemukus tidak menunjukkan adanya piperin dalam kromatogram lapis tipisnya. Jumlah senyawa piperin dari lada dan cabe jawa masing-masing 3,78% dan 4,68% (relatif terhadap bahan segarnya). Sediaan carminative effervescent telah berhasil dibuat melalui formulasi ekstrak piperin cabe jawa yang telah distandardisasi dengan bahan aditif yang diperbolehkan di Indonesia, menghasilkan produk bercitarasa strawberry dan lemon. Hasil-hasil penelitian ini telah membuka jalan bagi penelitian yang lebih mendalam, khususnya yang berhubungan dengan peningkatan dalam skala industri.

Kata kunci: Piper, carminative, piperin

PENDAHULUAN

Hingga saat ini, lebih dari 700 spesies tanaman Piper telah diteliti taksonominya (Nakatani, et al, 1986) dan beberapa diantaranya telah digunakan sebagai obat dari bahan alam. (Ahn, et al., 1992, Prasad, et al., 2005). Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), lada (Piper nigrum L.) dan kemukus (Piper cubeba L.) merupakan tiga diantara sekian banyak spesies tersebut yang tumbuh subur di Indonesia (Heyne, 1987), dan ketiganya merupakan komoditas penting di Jawa Tengah. (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, 2006)Tanaman dari genus ini telah dilaporkan memiliki berbagai khasiat, seperti karminatif, stimulan, antipiretik, diaforetik dan diuretik (Batugal, et al., 2004). Komponen-komponen bioaktif yang diduga dapat bertanggungjawab terhadap aktivitas tersebut telah dilaporkan, beberapa diantaranya adalah sesamin, kubebin,

Page 2: lada hitam hal 1, 3

2

asam piperat, aschantin, yatein, dan yang paling sering adalah alkaloid dari jenis piperin (Joy, et al., 1998).Selanjutnya, telah diketahui secara umum bahwa kandungan senyawa dalam satu genus akan memiliki kandungan molekul yang sama. Dalam aspek molekuler dari budidaya telah pula diteliti adanya tergantungan pada beberapa faktor, sepert jenis tumbuhan (spesies), tempat tumbuh, bibit dan cara budidaya terhadap kuantitas dari senyawa target (Cahyono, 2007). Penelitian yang mencoba membandingkan jumlah senyawa aktif piperin dari tanaman Piper yang tumbuh di Jawa Tengah hingga sekarang belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan isolasi dan analisis kuantitatif piperin serta formulasi effervescent. Formula ini selanjutnya dapat diusulkan sebagai karminatif (peluruh kentut)

METODOLOGISampel. Tanaman Piper, yaitu cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), lada (Piper nigrum L.) dan kemukus (Piper cubeba L.), diambil dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO&OT) Tawangmangu.

Alat. Spektrofotometer UV-Visible (Hitachi-U2800), oven (WTC Binder), neraca analitis (Kern 870), penangas air (Buchi-B480), lampu detecor UV (Spectroline ENF-24/F).

Bahan. Semua pelarut, seperti etanol, kloroform, benzena, etil asetat, asam sitrat anhidrat, NaHCO3, berkualitas pa., etanol 96% (untuk ekstraksi), piperin standard (Merck), amonia (NH3) 0,05 N, asam sulftat (H2SO4) 2 N, pelat KLT silika gel GF254 (Merck), Pereaksi Dragendorf, benzena, etil asetat, natrium hidrogen karbonat (NaHCO3), pemanis siklamat dari CV Tunggak Waru, perasa lemon dan stroberi.

Prosedur Kerja Penelitian

Ekstraksi piperin dan analisis pendahuluanEkstraksi piperin dilakukan sesuai metode Paula (2000) dengan beberapa modifikasi seperlunya. Sebanyak 200g sampel dikeringkan dengan oven pada500C dan diblender sampai menjadi serbuk. Kemudian, 40g bahan ini diekstraksi menggunakan soklet dalam pelarut etanol selama 8 jam (setiap 2 jam dianalisis dianalisis keberadaan piperin denan TLC pada terhadap pelarut yang merendam sampel). Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan pelarutnya dengan penguap putar sampai volume menjadi 25ml.

Penapisan fitokimia. Analisis pendahuluan dilakukan dengan dua metode, yaitu penapisan fitokimia terhadap alkaloid sesuai prosedur yang digunakan oleh Suzery dan Kusrini (2004). Sampel dihaluskan dalam lumpang dengan menambahkan 10 ml kloroform. Kemudian ke dalam lumpang ditambahkan 10 ml campuran kloroform-amonia 0,05 N, lalu dihaluskan lagi dan disaring. Pada filtrat ditambahkan 10 tetes H2SO4 2 N, dikocok perlahan dan dibiarkan sejenak hingga terbentuk lapisan asam dan kloroform. Lapisan asam kemudian diambil dan

Page 3: lada hitam hal 1, 3

3

JFN, Vol.1 No.2 November 2007 ISSN 1978-8738

ditambahkan setetes pereaksi Dragendorf. Reaksi positif ditandai dengan adanya warna merah.

Kromatografi lapis tipis. Analisis pendahuluan yang kedua adalah kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan beberapa variasi perbandingan pelarut antara benzena dan etil asetat, yakni 1:1, 1:2, 1:3 dan 1:4. Piperin standard dan ekstrak etanol yang diperoleh dari masing-masing sampel ditotolkan pada silika gel, kemudian dielusi dengan campuran pelarut dan noda yang terbentuk diamati menggunakan lampu ultraviolet.

Analisis Kuantitatif terhadap piperin

Standardisasi piperin dilakukan sesuai dengan teknik yang dikembangkan olehGenest (1963), yakni menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis

Kurva kalibrasi. Dibuat larutan standar piperin dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 6, 8, 10, 12, dan 14 ppm, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 343nm

Analisis kuantitatif terhadap eksttrak. Sebanyak 0,5 ml ekstrak dilarutkan dalam pelarut etanol menjadi 10 ml dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang343 nm.

Formulasi Effervescent

Formulasi effervescent dilakukan menurut metode Stephan (1992) dengan modifikasi sesuai kebutuhan. Semua bahan untuk keperluan formulasi, masing- masing diayak terlebih dahulu dengan ukuran 100 mesh. Ekstrak etanol, natrium hidrogen karbonat, asam sitrat anhidrat dicampur dengan pengaduk kemudian ditambahkan siklamat, polietilenglikol, perasa lemon dan dicampur kembali sampai homogen.

HASIL DAN PEMBAHASANEkstraksi dan Analisis Kualitatif PiperinDilihat dari srukturnya, piperin termasuk dalam golongan alkaloid, yang pada umumnya dilakukan pemisahan melalui reaksi kimiawi (asam-basa) yang diikuti dengan pemisahan fisika. Sebagai contoh, isolasi senyawa alkaloid dari daun tapak dara menggunakan pelarut metanol, kemudian dilakukan pemisahan asam basa menggunakan asam sitrat dan ammonium hidroksida dan selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan kromatografi kolom (Waskito, 1999). Dari kajian literatur terkini telah dapat ditunjukkan bahwa isolasi piperin dalam tanaman Piper biasanya sederhana, hanya dengan ekstraksi (Lihat Paula et al., 2000). Hal ini diduga karena piperin pada umumnya memiliki kadar relatif tinggi dibanding dengan senyawa metabolisme sekunder lainnya, atau berbeda kepolarannya.

Dilihat dari sifat kepolarannya, piperin larut dalam alkohol, kloroform, eter, benzena dan asam asetat (The Merck Index, 1996). Penelitian dengan menggunakan pelarut petroleum eter menghasilkan piperin dengan kadar 4-5%.