28
DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP KONVERSI LAHAN DI KOTA PADANG Oleh: Dra. Yurni Suasti, M.Si Dr. Dedi Hermon, SP Ahyuni, ST, M.Si - .- ?,... , F._---- - - , : : .:: ?;<?:?*... F b h~ -.,hh . \.,;;.;~:j$'si;Rk i,. i t - ; \ . .a a*Bq------i \ :t.::;:,i 5isL- .-- H ! ' \ f&REI :--- . ICL \ : v, ~ E ~ ~ S I .-- -4.r tt-i i I ,77p:; :- )r/ b4!x!L- -- --- : ; ,,,:" r , , \MIJFI, \-. . . - __ _ . - li (:.:Ma.?! --.. ,... - .-.- . . L-.,..-', +.... C I PADA KEGIATAN KERJASAMA PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (PKLH) UNIVERSITAS NEGERI PADANG DENGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI SUMATERA BARAT

LAHAN DI - repository.unp.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP KONVERSI LAHAN

DI KOTA PADANG

Oleh: Dra. Yurni Suasti, M.Si Dr. Dedi Hermon, SP

Ahyuni, ST, M.Si - .- ? , . . . ,

F._---- --,:: .:: ?;<?:?*... F b

h~ -.,hh . \.,;;.;~:j$'si;Rk i,. i t - ;\. .a a*Bq------i

\ :t.::;:,i 5isL- .-- H ! ' \ f&REI :---

. ICL \ : v, ~ E ~ ~ S I .-- -4.r tt-i i I , 7 7 p : ; : - )r/ b4!x!L- -- --- : ; ,,,:" r , , \MIJFI, \-. . . - _ _ _

. - li (:.:Ma.?! - - . . ,... - . - . - . .

L-.,..-', +.... C

I PADA KEGIATAN KERJASAMA PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN

HIDUP (PKLH) UNIVERSITAS NEGERI PADANG DENGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

NASIONAL (BKKBN) PROVINSI SUMATERA BARAT

Page 2: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan kepada Allah S.W.T tulisan yang berjudul"

Dampak Pertambahan Penduduk terhadap Konversi Lahan di kota Padang" dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Kajian ini terkait dengan tema

utama dampak kependudukan dilakukan atas kerjasama Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (l3KKBN) Provinsi Sumatera Barat dengan Pusat Penelitian

Kependudukan dan Lingkungan Hidup PKLH) Universitas Negeri Padang.

Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu

pelaksanaan kajian ini, terutama BKKBN Provinsi Sumatera Batat, Pusat Penelitian

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Padang, dan Lembaga

Penelitian Universitas Negeri Padang.

Padang, Desember 20 12

Page 3: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

DAFTAR IS1

. . DAFTAR IS1 .......................................................................................................... 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..... .. .. ...... .............. .......... . . ............................... . . ............. . . . 1 1.2.Batasan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 1.3 .Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . 3

BAB I1 METODOLOGI 2.1. Landasan Konseptual ..... ..... . . .. . . . . . . ... . .. . ... .................... . . . . . . ......... . . . . . 4 2.2. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 . . 2.3. Pertanyaan Penelltlan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . , , . . . . . . . . . .. . . . .. . 6

BAB rn ANALISIS DAMPAK PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP KONVERSI LAHAN DI KOTA PADANG

3.1. Desain Analisis.. .. . . . . . . . . .... ........ . . ... ...... . . . .... ... ......................... .. ..... ............ ..... . 9 3.2. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................... 9 3.3. Data Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 3.4. Metode dan Teknik Analisis .......................................................................... 10

A. Meneliti Trend Pertambahan Jumlah Penduduk pada setiap Kecamatan di Kota Padang tahun 1990, 2000, dan 2010 ...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 10

B. Meneliti Trend Konversi Lahan menjadi Lahan Terbangun pada setiap Kecamatan di Kota Padang tahun 1990,2000, dan 20 10 . . . . . . . 10

C. Meneliti Pengaruh Trend Pertambahan Jumlah Penduduk terhadap Konversi Lahan menjadi Lahan Terbangun pada setiap Kecamatan di Kota Padang tahun 1990, 2000, dan 20 10.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Trend Pertambahan Jumlah Penduduk pada setiap Kecamatan di

Kota Padang rentang tahun 1990, 2000, dan 201 0 .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 4.2. Trend Konversi Lahan Menjadi Lahan Terbangun pada setiap

Kecamatan di Kota Padang rentang tahun 1990, 2000, dan 20 10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 4.3. Pengaruh Trend Pertambahan Jumlah Penduduk terhadap Konversi Lahan

menjadi Lahan Terbangun pada setiap Kecamatan di Kota Padang tahun 1990, 2000, dan 2010 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. ... . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. . .. . . . .. .. ... . . . . . . . . . . .. . 18

BAB V KESJMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan .................................................................................................... . 21 5.2. Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . 2 1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 4: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penduduk merupakan komponen utama suatu wilayah yang membutuhkan

kelaugsungan kehidupan sosial yang memerlukan tempat hunian atau perumahan dan

membentuk suatu kesatuan terbangun (Sobirin, 2001). Pertambahan jumlah penduduk

yang cepat akan menyebabkan terjadinya perluasan wilayah terbangun dan aktivitas

lainnya yang tidak terkontrol dengan baik, sehingga suatu kawasan akan berpotensi

mengalami degradasi lingkungan.

Trend pertambahan penduduk yang selalu meningkat mengakibatkan proses

pembangunan yang berlangsung juga sangat pesat, sehingga menyebabkan perubahan pola

penggunaan lahan, dimana ruang terbangun semakin mendominasi dan mendesak ruang-

ruang alami untuk berubah fbngsi. Fenomena tersebut umumnya terjadi pada wilayah

perkotaan, dimana perubahan penggunaan lahan berlangsung dengan sangat dinamis

(Pribadi et al., 2006). Selain itu, Harun (1992) dan Kustiawan (1997) menjelaskan bahwa

perubahan pola penggunaan lahan mengakibatkan terjadinya fluktuasi daya dukung

sumberdaya lahan, sehingga menimbulkan terjadinya degradasi lahan, lahan kritis, erosi,

dan longsor (ZandsIide).

Dampak lain akibat trend pertambahan penduduk adalah semakin berkurangnya luas

lahan hutan yang dialihfbngsikan untuk lahan terbangun oleh penduduk dan untuk aktivitas

pertanian, serta alih fbngsi lahan pertanian yang juga untuk lahan terbangun. Hal ini tentu

mempunyai dampak yang negatif terhadap keberlanjutan sumberdaya lahan, umumnya

pada wilayah perkotaan (Sandy, 1978).

Page 5: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

Kota Padang merupakan ibu kota propinsi Sumatera Barat dengan tipe relief datar-

berbukit. Pertumbuhan penduduk yang selalu dinamis dengan kecenderungan selalu

meningkat setiap tahunnya mengakibatkan pertumbuhan terbangun terus terjadi,

umumnya berkembang ke daerah pinggiran bagian timur, utara, dan selatan Kota Padang

yang sebagian wilayah tersebut masih didorninasi sebagai kawasan hutan dan areal

pertanian masyarakat. Kota Padang awalnya merupakan suatu terbangun kecil, secara

spasial mempunyai lokasi yang strategis bagi kegiatan perdagangan. Seiring dengan

perjalanan waktu, Kota Padang mengalami perkembangan sebagai akibat pertambahan

penduduk, perubahan sosio-ekonomi dan budayanya, serta interaksinya dengan kota-kota

lain dan daerah sekitarnya.

Hermon (2009) menjelaskan bahwa pertambahan penduduk di Kota padang secara

umum selalu menunjukan trend positif, dengan kata lain selalu meningkat pada setiap

periode tahun, yang mengakibatkan luas lahan yang digunakan untuk terbangun di Kota

Padang selalu meningkat. Luas lahan yang digunakan untuk terbangun sampai tahun 1980

adalah 3.044,20 ha, kemudian pada tahun 1995 luas lahan yang digunakan untuk

terbangun adalah 8.288,28 ha. Kemudian pada tahun 2005 berkembang menjadi 12.444,21

ha dari luas lahan Kota Padang seluas 69.496,OO ha (BPS Kota Padang tahun 1981, 1995,

dan 2006). Dengan terjadinya pertumbuhan terbangun akibat trend pertumbahan jumlah

penduduk yang cenderung meningkat mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan

lahan, masalah yang timbul di Kota Padang adalah banyaknya kawasan yang tidak sesuai

untuk terbangun dimanfaatkan oleh penduduk untuk mendirikan perurnahan, dan untuk

aktivitas lainnya yang mengakibatkan berkurangnya kawasan konservasi.

Page 6: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

1.2. Batasan Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada:

Trend pertambahan penduduk rentang tahun 1990,2000 dan 2010.

Trend Konversi lahan non terbangun menjadi terbangun periode periode

2000-20 10.

Hubungan antara konversi lahan dengan pertambahan penduduk periode

2000-20 10

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pertambahan penduduk

terhadap konversi lahan menjadi lahan terbangun di Kota Padang, meliputi.

Trend pertambahan penduduk setiap kecamatan di kota Padang periode

2000-20 10

= Trend Konversi lahan non terbangun menjadi terbangun setiap kecamatan

di kota Padang 2000-2010.

o konversi lahan hutan menjadi lahan terbangun

o konversi lahan semak menjadi lahan terbangun

o konversi lahan kebun menjadi lahan terbangun

o konversi lahan sawah menjadi lahan terbangun

Hubungan antara konversi lahan dengan pertambahan penduduk periode

2000-20 10

Page 7: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

BAB I1 METODOLOGI

2.1.Landasan Konseptual

Salah satu permasalahan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk yang

besar, baik karena pertumbuhan penduduk secara alamiah maupun pertambahan penduduk

karena arus urbanimsi dari daerah perdesaan. Pertambahan penduduk yang tinggi akan

berakibat pada kepadatan penduduk perkotaan. Kepadatan penduduk mendorong

peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang

kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya.

Semakin bertambah banyaknya penduduk, khususnya perkotaan tentu kebutuhan akan

rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara

lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman

(kepadatan meningkat) dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa. Semakin

sedikitnya lahan yang kosong akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu

saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk

membangun rumah, sehingga mereka mencari "lahan" lain untuk tinggal. Untuk mengatasi

kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif

maupun hutan lindung untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana

kehidupan. Apabila ha1 ini dibiarkan, dalam arti pertambahan penduduk yang besar,

khususnya pertumbuhan penduduk alamiah yang bisa dicegah, maka akan terjadi

penurunan kualitas lingkungan yang nantinya juga akan merusak lingkungan. Jadi peluang

terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan

penduduk.

Page 8: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Pertambahan Penduduk Kota Padang tahun 1990-20 10

1 Trend Konversi Tanah Akibat Pertambahan Penduduk Kota

Padane; tahun 1990-20 10 I

4 4

Pertanyaan Penelitian

Analisis Tutupan Tanah Kota Padang

tahun 2000 -

Bagaimanakah trend pertambahan jumlah penduduk pada setiap kecamatan di

Kota Padang periode tahun 1990, 2000 dan 20 10

Bagaimanakah trend konversi lahan menjadi lahan terbangun pada setiap

Kecamatan di Kota Padang periode tahun 2000-2010 berdasarkan kategori

penggunaan lahan.

o konversi lahan hutan menjadi lahan terbangun

o konversi lahan semak menjadi lahan terbangun

o konversi lahan kebun menjadi lahan terbangun

o konversi lahan sawah menjadi lahan terbangun

Bagaimanakah hubungan antara konversi lahan dengan pertambahan penduduk

periode 2000-201 0

Analisis Tutupan Tanah Kota Padang

tahun 20 10 P

Perubahan Tutupan Lahan periode tahun -

2000-20 10 4

1 Perubahan Tutupan

Lalmn periode tahun - 2000-20 10

Page 9: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

2.4 Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian adalah Kota Padang yang terdiri dari 11 kecamatan yaitu

1. Kecamatan Teluk Kabung

2. Kecamatan Lubuk Kilangan

3. Kecamatan Lubuk Begalung

4. Kecamatan Padang Selatan

5. Kecamatan Padang Timur

6. Kecamatan Padang Barat

7. Kecamatan Padang Utara

8. Kecamatan Nanggalo

9. Kecamatan Kuranji

10. Kecamatan Pauh

1 1. Kecamatan Koto Tangah

Page 10: LAHAN DI - repository.unp.ac.id
Page 11: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

BAB m ANALISIS DAMPAK PENDUDUK TERHADAP KONVERSI LAHAN DI KOTA PADANG

3.1.Desain Analisis

Kajian ini merupakan Analisis Data Sekunder (ADS) atau yang disebut juga

Szcondary Data Analysis atau existing statistic. Martono (201 1) menyatakan, ADS adalah

metode analisis yang dilakukan dengan memanfaatkan data yang sudah matang yang dapat

diperoleh pada instansi atau lembaga tertentu. Data yang dianalisis dalam kajian ini adalah

data Jumlah Penduduk, dan data pengunaan lahan (dalam bentuk citra) dan time series

pada masing-masing kecamatan di kota Padang periode tahun 2000-2010.

3.2.Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian berupa peta dan citra

serta peralatan untuk survei penelitian sosial masyarakat. Bahan dan alat penelitian dapat

di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Alat Penelitian No Bahan dan Alat Kegunaan Sumber A Peta dan Citra

Peta Administrasi Lokasi Mengetahui Batas Administratif Bappeda Kota Padang Penelitian Lokasi Penelitian Citra Landsat 7+ETM Untuk melihat tutupan lahan di PPLH IPB Bogor, tahun 2000 lokasi mnelitian tahun 2000 Biotroa LAF'AN

Citra Landsat 7+ETM Untuk melihat tutupan lahan & PPLH IPB Bogor, tahun 2010 lokasi penelitian tahun 2010 Biotrop, LAF'AN Dab ke~endudukan per Un* meljllat pertambahan kecamatan di Kota penduduk per kecarnatan di Kota BPS Padang

'entang tahun Padang rentang tahun 1990-2000, 1990-2000, d m 2000- 2000-20 2010

B Peralatan Analisis Untuk Menyusun Angket

I Kertas clan Alat Tulis Penelitian dan Mencatat Data Lapangan

Perangkat Keras dan 2 Lunak Komputer serta Untuk Analisis Data Penelitian

Software GIs Arc View

Page 12: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

sementara, yaitu: (1) hutan, (2) kebun campuran, (3) sawah, dan (4)

terbangun.

d. Melakukan survei lapang untuk mengkoreksi ketepatan dan keakuratan hasil

analisis citra dengan GPS, sehingga dihasilkan pola tutupan lahan yang

tepat dan akurat untuk dijadikan sebagai peta tutupan lahan lokasi

penelitian. Untuk mengeluarkan data atribzrt-nya di analisis melalui tools

Vector (raster to vector) dan di analisis lanjut dengan GIs Arc View 3.3.

e. Melakukan analisis perubahan luas lahan (ha) pada masing-masing tutupan

lahan, pada setiap kecamatan dengan ERD AS 8.6. , dengan tools Interpreter

(GIs Analysis-Matrix)

f. Perumusan peta administrasi penelitian di analisis kembali dengan GIs Arc

View 3.3 untuk mengeluarkan data atribut-nya.

g. Overlay peta tutupan lahan tahun 2000 dengan tahun 2010 untuk melihat

konversi lahan dan luasannya dengan ERDAS 8.6

3.4.3. Meneliti Hubungan Konversi Lahan dengan karakteristik perubahan penduduk di setiap Kecamatan di Kota Padang periode tahun 2000-2010

Analisis hubungan konversi lahan dengan karakteristik perubahan penduduk

dilakukan dengan Tabulasi data hasil konversi lahan sebagai dependent

variabel, kemudian dikaitkan dengan variabel independent yaitu pertambahan

penduduk, dianalisis dengan model regresi menggunakan sofhare SPSS 16.

model regresi sederhana sebagai berikut: .

y = a, + alxl Dimana: y : dependent variable (konversi lahan) x : independent variable (pertambahan penduduk) a,: intercept a]: koefisien regresi

Page 13: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Trend Pertambahan Jumlah Penduduk pada setiap Kecamatan di Kota Padang Rentang Tahun 1990-2000,2000, dan 2010

Trend pertambahan penduduk pada setiap kecamatan d i Kota Padang rentang

tahun 1990, 2000, dan 2010 menunjukan trend yang berbeda pada setiap kecamatan. Pada

Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Padang Timur,

Padang Utara, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah, jumlah penduduk selalu mengalami

peningkatan dari tahun 1990 ke tahun 2000, dan dari tahun 2000 ke tahun 2010.

Tabel 3. Trend Pertambahan Jumlah Penduduk Kota Padang tahun 1990,2000, dan 2010

Kecamatan

Bungus T.K

L.Begalung Pdng Selatan Pdnn Timur

I Pauh I 37657 I 42369 I 51354 I

Jumlah Penduduk

82075 59972 7823 1 -

Kuranji

1990

Pdng Barat Pdng Utara NW3galo

72802 73602 5468 1

Sumber: BPS Kota Padang tahun 1990,2000,20 10 (20 12)

88563 63969 83873

7 1976 73111 40456

59895 73730 56604

78923

Koto Tangah Total

Pada periode 1990-2000 Kecamatan Nanggalo dan kecamatan Koto Tangah

2000

110912 63003 8723 1

mengalami pertambahan penduduk yang paling tinggi dibanding dengan kecamatan-

2010 16452

8 1477

94324 662922

kecamatan yang lain. Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara pada periode tersebut

133976

mengalami pertambahan penduduk paling sedikit karena pada periode tersebut kawasan di

20611

10473 1 723321

26400

173075 881740

Page 14: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

kedua kecamatan tersebut merupakan pusat kota dengan doninasi kegiatan perdagangan

dan jasa.

L ---- Gambar 2. Trend Pertambahan Penduduk Kota Padang

tahun 1990,2000, dan 2010

Pada periode 2000-2010 trend pertambahan penduduk kota Padang mengalzmi

perubahan dibanding dengan periode tahun 1990-2000. Kecamatan Bungus Teluk Kabung,

Lubuk Kilangan, dan Lubuk Begalung merupakan daerah dengan keterbatasan fisik tinggi

(topografi agak curam sampai curam) juga mengalami pertambahan penduduk, yang tidak

mencolok dibanding dengan kecamatan lainnya. Sedangkan Kecamatan Padang Timur,

Padang Barat, dan Padang Utara dan Nanggalo tergolong rendah bahkan untuk

Kecamatan Padang Barat dan Padang Selatan pertambahan penduduk minus pada selang

waktu tahun 2000 ke 2010 . Hal tersebut terjadi karena daerah ini merupakan wilayah inti

kota yang berhngsi sebagai pusat perdagangan, industri, dan pendidikan, bukan

didominasi untuk perurnahan, Kecamatan Nanggalo pada Periode 1990-2000 mengalami

pertambahan paling tinggi pada periode 2000-20 10 hampir mengalami kejenuhan karena

wilayah kecamatan tersebut hampir semuanya wilayah terbangun. Sedangkan Kecamatan

Padang Barat, Padang Utara, Padang Selatan mengalami pertambahan yang negatif atau

Page 15: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

sedikit disebabkan adanya issu tsunami yang akan melanda kota Padang sehingga

masyarakat berbondong-bondong pindah ke kecamatan yang aman dari tsunami seperti

Kecamatan Koto Tangah Bagian Timur, Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Lubuk

Begalung. Kecamatan tersebut mengalami pertambahan penduduk yang tinggi, sehingga

konversi lahan di ketiga kecamatan tersebut sangat tinggi .

Tabel 4 Peningkatan Jumlah Penduduk Kota Padang tahun 1990 ke tahun 2000, Tahun 2000 ke tahun 2010

Total 60399 158419

Dari gejala pertambahan penduduk di atas maka terdapat 3 pola jumlah penduduk

yang terjadi yaitu jumlah penduduk dengan (1) tipe linear pusitif terdapat di Kecamatan

Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Padang Timur, dan Pauh. Trend pertambahan

penduduk dengan (2) tipe eksponensial positif terdapat pada Kecamatan Lubuk Begalung,

Kuranji dan Koto Tangah dan dengan (3) tipe statisllinier negatif terdapat di Kecamatan

Padang Selatan, Padang Barat, Padang Utara, dan Nanggalo. Untuk jelasnya dapat dilihat

pada gambar 3 .

Page 16: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

Gambar 3. Trend Pertambahan Penduduk Per Kecamatan dl Kota Padang Tahun 1990,2000 dan 2010

+BungusT.K

4 L . K i l a n g a n

---- L. Begalung

U Pdng Selatan

+PdngTimur

-4% Pdng Etarat

.- ,-,a Pdng Utara

.+*- %-- Nanggalg

0 -1 . - Kuranji

1990 2000 2010 ,:+>.-* Pa u h

. . . Tahun " ' Koto Tangah

4.2. Trend Konversi Lahan Menjadi Lahan Terbangun pada setiap Kecamatan di Kota Padang rentang tahun 2000-2010

Konversi lahan menjadi lahan terbangun di Kota Padang disebabkan oleh pesatnya

pembangunan, sehingga ruang terbangun semakin mendominasi dan mendesak ruang-

ruang alami untuk berubah fkngsi. Tingginya desakan terhadap ruang-ruang alami akan

menyebabkan menurunnya kemampuan alami lahan untuk menyerap dan menampung air,

terutama pada musim penghujan. Pribadi et al. (2006) menunjukkan bahwa perubahan

alami di suatu wilayah lebih dominan di dorong oleh terjadinya perluasar, aktivitas

ekonomi, pertanian, dan perkebunan-perkebunan besar yang selanjutnya akan

menyebabkan terjadinya perluasan terbangun ke wilayah pinggir (urbar~ fringe).

Pembukaan lahan hutan untuk aktivitas pertanian dan terbangun akan berdampak pada

makin berkurangnya fungsi ekosistem, sehingga arahan kebijakan adalah perlu menata

kembali aktivitas terbangun dan pertanian dalam konteks ruang agar tidak mengeser

Page 17: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

kepentingan ekologis. Secara spasial, perubahan penggunaan lahan Kota Padang selama

periode tahun 2000-2010 dapat dilihat pada Gambar 4.

Konversi Lahan di Kota Padamg

. *

Gambar 4. Trend Konversi Lahan menjadi Lahan Terbangun di Kota Padang tahun 2000, dan 2010

Berdasarkan hasil analisis citra untuk dua titik tahun diperoleh data perubahan

tutupan lahan selama 10 tahun, yaitu antara tahun 2000-2010. Data perubahan tutupan

lahan ini dioverlaykan dengan data administrasi kecamatan, sehingga diperoleh perubahan

tutupan lahan untuk setiap kecamatan di Kota Padang (Tabel 4). Data ini kemudian

diplotkan menjadi variabel dependent dari model persamaan yang disusun untuk

memperoleh pengaruh pertambahan jumlah penduduk terhadap perubahan tutupan lahan

untuk terbangun.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa luas lahan yang terkonversi dari lahan non

terbangun manjadi lahan terbangun pada masing-masing kecamatan di kota Padang selama

sepuluh tahun terakhir (2000-2010) cukup bervariasi. Daerah-daerah dengan konversi

lahan terluas terdapat di kecamatan Koto Tangah, yaitu seluas 41 52,4 hektar, kemudian

Page 18: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

Kuranji seluas 3010,2, dan Pauh seluas 2834,6 hektar. Daerah ini disamping masih luas,

dengan morfologi yang sebagian relatif datar, juga cukup strategis terutama untuk daerah

permukiman, karena terletak jauh dari pantai dibanding daerah lainya. Tsunami di Aceh

pada tahun 2004, dan kemudian gempa 30 September 2009 di kota Padang memberikan

traumatik tersendiri bagi penduduk di kota Padang, sehingga ada kecendrungan sebagian

penduduk berpindah mencari lokasi permukiman yang dirasa cukup aman menjauhi pantai.

Daerah yang menjadi orientasi permukiman tersebut sebagian besar berupa sawah irigasi,

dan perkebunan, sehingga menimbulkan permasalahan ketahanan pangan.

Tabel 5. Luas Perubahan Tutupan Lahan Menjadi Lahan Terbangun Di Kota Padang Periode 2000-2010

Sumber: Hasil Analisis Matrix Citra Landsat ETM 7+ tahun 20C0 dan 2010 dengan ERDAS 9.1 (20 12)

Daerah-daerah lainnya di kota Fadang menunjukkan luas lahan yang terkonversi

dengan jumlah yang relatif sama, berkisar antara 208,2 hektar sampai 729 hektar, kecuali

kecamatan Padang Barat, luas lahan yang terkonversi hanya 13,2 hektar. Besarnya

perbedaan luas lahan yang terkonversi pada kecamatan Padang Barat dibanding kecamatan

lainnya di kota Padang, selain karena daerah ini juga relatif sempit, hanya 71 1 hektar saja,

juga karena daerah ini merupakan inti kota yang sudah sejak lama berhngsi sebagai pusat

Page 19: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

kegiatan ekonomi dan perdagangan, sehingga di daerah ini sudah tidak terdapat lagi lahan

yang dapat dikonversikan. Dengan kata lain, hampir semua lahan yang ada sudah

merupakan area terbangun.

Selanjutnya bila dilihat dari penggunaan lahan yang terkonversi di kota Padang, yang

terluas adalah dari kebun menjadi terbangun seluas 3398,8 hektar, kemudian lahan sawah

menjadi terbangun seluas 2674,4 hektar. Tanpa terkecuali hutan juga digunakan penduduk

untuk diolah menjadi lahan permukiman, sehingga dalam masa sepuluh tahun (2000-2010)

di kota Padang terjadi penyusutana hutan menjadi lahan terbangun seluas 229,7 hektar.

Konversi lahan tak terbangun yang bersifat alami terutama hutan menjadi lahan terbangun

tefitunya dalam jangka panjang jika dibiarkan akan berakibat kepada kerusakan lingkungan

dan bencana seperti tanah longsor, dan banjir. Apalagi di kota Padang, lahan hutan pada

umumnya terletak pada daerah dengan topografi yang kasar (agak curam dan curam).

Dengan topografi yang demikian maka di kota Padang terdapat kawasan yang berpotensi

dan beresiko bencana banjir dan longsor (dapat dibuktikan dengan terjadinya banjir dan

longsor pada tahun 2012 mulai dari hulu Batanglsungai Kuranji sampai hilir sungai, yang

meliputi kecamatan Pauh, Kuranji, Nanggalo, Padang Utara). Konversi konversi lahan,

sebagaimana sudah disampaikan pada bagian pendahuluan terkait erat dengan pertambahn

penduduk dimanapun daerahnya. Untuk melihat keterkaitan penduduk, dalam arti

pertambahan penduduk dan konversi lahan di kota kcia~lg, dibahas sendiri pada point 4.3

berikut ini.

4.3. Pengaruh Trend Pertambahan Jumlah Penduduk terhadap Konversi Lahan menjadi Lahan Terbangun di Kota Padang tahun 2000-2010

Hubungan anatar pertambahan penduduk dan konversi lahan yang terjadi di Kota

Padang dapat dianalisis lebih lanjut dengan menganalisis pengaruh pertambahan penduduk

Page 20: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

terhadap konversi lahan yang terjadi padaiode yang sama. Dengan menggunakan data yang

telah diolah dari hasil interpretasi Citra tahun 2000 dan 2010 diperoleh luas lahan yang

terkonversi per kecamatan, dan dari data jumlah penduduk yang diperoleh di BPS kota

Padang diperoleh bentuk hubungan (regresi) anatar kedua variabel tersebut. Dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 16 diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 225.149 + 0,025 X, dimana :

Y = lahan terkonversi

X = pertambahan penduduk

Persamaan tersebut memiliki korelasi sebesar 0,853 yang artinya hubungan antar

dua variabel yaitu konversi lahan dan peta.mbahan penduduk sangat erat. Persamaan

memiliki nilai koefisien determinasi 0,728, yang artinya gejala konversi lahan dapat

diterangkan oleh Iakibat pertambahan menduduk sebesar 73 %, sedangkan 17 % gejala

konversi lahan diterangkan oleh faktor lain diluar jumlah penduduk. Persamaan tersebut

signifikan karena nila F sebesar 24,ll dengan taraf signifikansi 99,99 % ( a = 0,001). Jika

dilihat secara parsial maka signifikansi nilai konstanta adalah 0,14 di atas 10 %, sedangkan

nilai signifikansi variabel pertamnbahan penduduk sebesar 0,001 berada dibawah 10 %.

Jika diambil patokan nilai signifikansi 0,l maka persamaan menjadi: Y = 0,025 X

Secara keseluruhan kedua persamaan tersebut dapat diartikan bahwa peningkatanf

pertambahan penduduk satu jiwa akan menyebabkan terjadinya konversi lahan menjadi

terbangun sebesar 0,025 Ha atau 250 m2.

Jika dari pola yang terjadi dimana pusat kota sudah mengalami kejenuhan jumlah

penduduk (kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan dan Padang Utara

Page 21: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

maka bentuk hubungan antara konversi lahan dan pertambahan penduduk di Kota padang

menajdi :

Y = 243.813 + 0,025 X, dimana :

Y = lahan terkonversi

X = pertambahan penduduk

Persamaan tersebut memiliki korelasi sebesar 0,804yang artinya hubungan antar

dua variabel yaitu konversi lahan dan petambahan penduduk sangat erat. Persamaan

memiliki nilai koefisien deetrminasi 0,646 yang artinya gejala konversi lahan dapat

diterangkan oleh Iakibat pertambahan menduduk sebesar 65 %,s edangkan 35 % gejala

konversi lahan diterangkan oleh faktor lain diluar jumlah penduduk, misalnya faktor

keamanan dari bencana (?). Persamaan tersebut signifikan karena nila F sebesar 9,126

dengan taraf signifikansi 97,l % ( a = 0,029). Jika dilihat secara parsial maka signifikansi

nilai konstanta adalah 0, 422 di atas 10 %, sedangkan nilai signifikansi variabel

pertambahan penduduk sebesar 0,029 berada dibawah 10 %. Jika diambil patokan nilai

signifikansi 0,l maka persamaan menjadi:

Y = 0,025 X

Secara keseluruhan kedua persamaan tersebut dapat diartikan bahwa peningkatanl

pertambahan penduduk 1 (satu) jiwa akan menyebabkan terjadinya konversi lahan

menjadi terbangun sebesar 0,025 Ha atau 250 m2.

Page 22: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

BAB V KESliVlPULAN DAN mKOMENDASI

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan kajian ini, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Trend pertambahan penduduk kecamatan di kota Padang dapat dikelompokkan

atas: (1) tipe linear positif terdapat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan,

Padang Timur, dan Pauh, (2) tipe eksponensial positif terdapat pada Kecamatan Lubuk

Begalung, Kuranji dan Koto Tangah, (3) tipe statisllinier negatif terdapat di Kecamatan

Padang Selatan, Padang Barat, Padang Utara, dan Nanggalo.

5.1.2. Konversi lahan yang terjadi di Kota Padang bervariasi, dengan dominan

terdapat di kecamatan Koto Tangah, yaitu seluas 41 52,4 hektar, kemudian Kuranji seluas

3010,2 hektar, dan Pauh seluas 2834,6 hektar karena daerah tersebut masih luas untuk

dijadikan daerah terbangun, dengan morfologi yang sebagian relatif datar. Hal tersebut

dikarenakan karena kecendrungan sebagian penduduk berpindah menjauhi pantai, mencari

lokasi permukiman yang dirasa cukup aman dari bahaya tsunami. Daerah yang menjadi

orientasi permukiman tersebut sebagian besar berupa sawah irigasi, dan perkebunan,

sehingga akan menimbulkan permasalahan ketahanan pangan di Kota Padang

5.1.3. Hubungan antar pertambahan penduduk dan konversi lahan pada periode

tahun 2000-2010 adalah : Y = 0,025 X yang dapat diartikan bahwa peningkatanl

pertambahan penduduk 1 (satu) jiwa akan menyebabkan terjadinya konversi lahan

menjadi terbangun sebesar 0,025 Ha atau 250 m2.

5.2.Rekomendasi

Penelitian ini merupakan penelitian awal dengan menggunakan data sekunder,

sehingga untuk lebih memberi penjelasan lebih lanjut perlu dilakukan penelitian tentang

2 1

Page 23: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

pemetaan kondisi sosial masyarakat pada lahan yang terkena konversi. Pengalaman pada

daerah-daerah lain menunjukkan konversi lahan berdampak negatif pada penduduk yang

memiliki lahan terkonversi.

Mengingat daerah-daerah yang terkonversi diakibatkan oleh pertambahan

penduduk maka sebaiknya program-program BKKBN terutama KJE diarahkan pada

daerah-daerah yang paling cepat pertumbuhan penduduknya yaitu derah yang mengalami

konversi tinggi baik untuk masyarakat pendatang maupun untuk penduduk yang

melakukan konversi lahan melalui pengintegrasian program KIE dengan pengembangan

ekonomi kerakyatan atau PNPM BKKBN (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).

Page 24: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 1991. Padang dalam Angka. BPS Kota Padang. Sumatera Barat

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2001. Padang dalam Angka. BPS Kota Padang. Sumatera Barat

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Padang dalam Angka. BPS Kota Padang. Sumatera Barat

Harun, U.R. 1992. Dinamika Penggunaan Sumberdaya Lahan di Jawa Barat 1970-1 990. Jurnal PWK. 3: 48-53

Hermon, D. 2009. Dinamika Permukaan dan Arahan Kebijakan Pengembangan Terbangun pada Kawasan Rawan Longsor di Kota Padang Sumatera Barat. Disertasi. PSL. IPB. Bogor

Kustiawan, I. 1997. Permasalahan Konversi Lahan Pertanian dan Implikasinya terhadap Penataan Ruang Wilayah. Studi Kasus: Wilayah Pantura Jawa Barat. Jurnal P W . 8: 49-60

Martono, Nanang. 201 1. Metode Penelitian Kuantitatic Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Rajawali Press. Jakarta

Pribadi, D.O., D. Shiddiq, dan M. Ermyanila. 2096. Mode! Perubahan Tutupan Lahan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Teknologi Lingkungan. Pusat Pen~kajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan. 7: 3 5-5 1

Sandy, I.M. 1978. Kota di Indonesia. Publikasi No.123. Direktorat Tata Guna Lahan. Ditjen Agraria. Depdagri. Jakarta

Sobirin. 2001. Distribusi Pemukiman dan Prasarana Kota. Studi Kasus Dinamika Pembangurlan Kota di Indonesia. Dalam Koestoer, R.H., R.P. Tambunan., H.T. Budianto., dan Sobirin. 2001. Dimensi Keniangan Kota. Universitas Indonesia. Jakarta

Zain, A.F.M. 2002. Distribution, Structure dan Function of Urban Green Space in Southeast Asian Mega-Cities with Special Reference to Jakarta Metropolitan Region (JABOTABEK). Doctoral Degree Program. Department of Agricultural and Environmental Biology Graduate School of Agricultural and Life Sciences. The University of Tokyo. Japan

Page 25: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

Lampiran

Data mentah

perubahan kec 2000 2010 90-2000

Pdng Utara 1 73602 1 73730

konversi lahan

2000-2010

Bungus T 260,3

L.Kilang 229,2

L.Begalu 204,6 Nanggalo 191,6

Kuranji 1505,l Pauh 1417,3

Koto Tanga h 2076,2

5789

8917

22349

-966

3358

-12907

Bungus T.K

L.Kilangan

L.Begalung

Pdng Selatan

Pdng Timur

Pdng Barat

128

Nanggalo

Kuranji

Pauh

Koto Tangah

Total

Pertambahan penduduk

2000-2010

5789

8917

22349 1923

52439 8985

68344

Hasil olahan SPPS

20611

36643

88563

63969

83873

72802

5468 1

81477

42369

104731

723321

Tahun 200-20 10 (semua kec)

26400

45560

110912

63003

87231

59895

56604

133976

51354

173075

881740

Variables ~ n t e r e d l ~ e r n o v e d ~

Variables Variables

Model Entered Removed Method

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: konverlhn2

Model Summary

I I I I Adjusted R I Std. Error of the I R I R Square I Square I Estimate

Page 26: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

a. Predictors: (Constant), pertmpddk2

AN OVA^

a. Predictors: (Constant), pertmpddk2

b. Dependent Variable: konverlhn2

Coefficientsa

Model

1 Regression

Residual

Total

a. Dependent Variable: konverlhn2

Sum of Squares

3761 189.972

1403740.937

51 64930.909

Jika dipisah kec (tidak masuk padang timur, utara, selatan, barat) 90- 2000

Model

1 (Constant)

pertmpddk2

REGRESSION

df

1

9

10

Variables ~nteredl~emoved~

Variables Variables

Model Entered Removed Method

a. All requested variables entered.

Sig.

,142

.001

Standardized

Coefficients

Beta

.853

Unstandardized Coefficients

b. Dependent Variable: konverlhnla

Mean Square

3761 189.972

155971.215

t

1.610

4.91 1

B

225.149

,025

Model Summarv

Std. Error

139.828

.005

Adjusted R Std. Error of the

L l T L : u a r e I square 1 Estimate 1

F

24.115

a. Predictors: (Constant), pertmpddkla

Sig.

.00Ia

Page 27: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

a. Predidors: (Constant), pertmpddkla

b. Dependent Variable: konverlhnl a

Coefficientsa

Model

1 Regression

Residual

Total

a. Dependent Variable: konverlhnla

Dipisah(tidak masuk kec pdg barat, utara, sel, timur) tahun 200-2010

Regression

Sum of Squares

1461 88.525

2254362.332

2400550.857

Model

1 (Constant)

pertmpddkl a

Notes

Variables Variables

Model Entered Removed Method

df

1

5

6

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: konverlhn2a

Sig.

.082

,594

Model Summary

Unstandardized Coefficients

Sig.

.594=

Mean Square

146188.525

450872.466

Standardized

Coefficients

Beta

-.247

B

1 181.886

-.039

a. Predictors: (Constant), pertmpddk2a

F

.324

t

2.172

-. 569

Std. Error

544.065

,068

Model

1

R

. 804a

R Square

.646

Adjusted R

Square

,575

Std. Error of the

Estimate

521.26161

Page 28: LAHAN DI - repository.unp.ac.id

a. Predictors: (Constant), pertmpddk2a

b. Dependent Variable: konverlhn2a

Model

1 Regression

Residual

Total

a. Dependent Variable: konverlhn2a

Mean Square

2479699.123

271713.661

Sum of Squares

2479699.123

1358568.305

3838267.429

Sig.

,422

.029

F

9.126

df

1

5

6

Model

1 (Constant)

pertmpddk2a

Sig.

. 02ga

Standardized

Coefficients

Beta

.804

t

.874

3.021

Unstandardized Coefficients

B

243.813

,025

Std. Error

278.928

.008