33
I. JUDUL PERCOBAAN Dalam percobaan kimia ini kami telah melakukan percobaan yang berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi. II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN Rabu,tanggal 24 Oktober 2012 III. SELESAI PERCOBAAN Rabu,tanggal 24 Oktober 2012 IV. TUJUAN PERCOBAAN Menguji Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi,luas permukaan sentuhan,temperatur,dan katalis. V. TINJAUAN PUSTAKA Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung seketika, seperti bom atau petasan meledak. Ada juga reksi yang berlangsung sangat lambat,seperti perkaratan besi atau fosilisasi sisa-sisa organisme. Selain itu, laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh berbagai factor seperti shu, konsentrasi, dan factor lainnya. Konsep Laju Reaksi Laju reaksi menunjukan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satu satuan waktu.

Laju Reaksi NEW (2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laju Reaksi NEW (2)

I. JUDUL PERCOBAAN

Dalam percobaan kimia ini kami telah melakukan percobaan yang

berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi.

II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN

Rabu,tanggal 24 Oktober 2012

III.SELESAI PERCOBAAN

Rabu,tanggal 24 Oktober 2012

IV.TUJUAN PERCOBAAN

Menguji Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu

konsentrasi zat pereaksi,luas permukaan sentuhan,temperatur,dan katalis.

V. TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi

yang berlangsung seketika, seperti bom atau petasan meledak. Ada juga reksi

yang berlangsung sangat lambat,seperti perkaratan besi atau fosilisasi sisa-sisa

organisme. Selain itu, laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh berbagai factor

seperti shu, konsentrasi, dan factor lainnya.

Konsep Laju Reaksi

Laju reaksi menunjukan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau

hasil reaksi dalam satu satuan waktu.

Definisi laju reaksi

Reaksi kimia merupakan proses perubahan zat-zat pereaksi menjadi

produk. Pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin

berkurang sedangkan jumlah produk bertambah. Laju didefinisikan sebagai laju

pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan

konsentrasi molar salah satu produk dalam satu-satuan waktu.

Page 2: Laju Reaksi NEW (2)

Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut

Reaksi : R → P

v=−∆[ R]

∆ t Atau : v=+∆[ R]

∆ t

Dengan : R = Pereaksi (reaktan)

P = Produk

v = Laju Reaksi

t = Waktu Reaksi

Δ[R] = Perubahan Konsentrasi Molar Pereaksi

Δ[P] = Perubahan Konsentrasi Molar Produk

-Δ[R] = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu

Δt = pereaksi dalam satu satuan waktu.

+Δ[P] = laju pertambahan konsentrasi molar salah satu

Δt = produk dalam satu satuan waktu

Konsentrasi molar menyatakan jumlah mol zat dalam tiap liter ruangan

atau larutan.

C = n mol L-1

jadi, satuan laju reaksi adalah mol L-1 per detik (mol L-1 det-1) atau M det-1.

Untuk reaksi,

Page 3: Laju Reaksi NEW (2)

laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar

N2O5 atau laju pertambahan konsentrasi molar NO2 atau laju pertambahan

konsentrasi molar O2.

v N2O5 = Δ [ N2O5 ] M.det-1

v NO2 = Δ [ NO2 ] M.det-1

v O2 = Δ [ O2 ] M.det-1

Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukkan O2

adalah setengah dari laju penguraian N2O5 atau seperempat dari laju pembentukan

NO2. oleh karena itu dapat ditulis

½ v N2O5 = ¼ v NO2 = v O2

Menentukan Laju Reaksi

Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan

mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan selang waktu

tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu

dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu

menganalisisnya. Misalnya reaksi hidrolisis etil asetat berikut in :

CH3COOC2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH

Etil asetat Asam asetat etanol

Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang

terbentuk dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan

basah.

Cara yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat

menunjukkan secara kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi,

misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mencatat

volume gas yang terbentuk ; untuk reaksi yang diserati perubahan warna, alat

dirancang agar dapat mengukur perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang

Page 4: Laju Reaksi NEW (2)

disertai perubahan jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan

tekanan gas.

Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur

perubahan tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen

pentaoksida membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.

2 N5O5 (g)→ 4 NO2(g)+O2 (g)

reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan

pertambahan tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin

banyak N2O5 yang terurai semakin besar tekanan. Bila reaksi

dilangsungkan pada volume dan suhu tetap, maka pertambahan tekanan

dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol. Dengan demikian laju

penguraian N2O5 itu dapat ditentukan

Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sbb :

1. Luas permukaan sentuh

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting

dalam laju reaksi.Sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh

antar partikel maka tumbukan yang terjadi semakin banyak sehingga

laju reaksi berjalan dengan cepat. Dan bila semakin kecil luas

permukaan bidang sentuh,maka semakin kecil tumbukan dan lajunya

semakin lambat. Karakteristik keping juga berpengaruh,semakin halus

kepingan,maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Semakin kasar keping itu,maka semakin lambat.Suatu reaksi

melibatkan pereaksi dalam bentuk padat.Perubahan laju reaksi semata-

mata sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan.dalam hal ini, ukuran

kepingan kita sebut variabel bebas (variabel manipulasi), perubahan

laju reaksi (waktu reaksi) sebagai variabel terikat (variabel respons),

semua faktor lain yang dibuat tetap disebut variabel kontrol.

Page 5: Laju Reaksi NEW (2)

Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada

pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih, tumbukan

berlangsung pada bagian permukaan zat.Padatan berbentuk serbuk

halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar

daripada padatan berbentuk kepingan atau butiran.

2. Konsentrasi

Semakin besar knsentrasi zat –zat yang bereaksi maka semakin cepat

reaksinya berlangsung.Makin besar konsentrasi makin banyak zat – zat

yang bereaksi sehingga semakin besar terjadinya tumbukan dan dapat

dikatakan kemungkinan terjadinya reaksi.Pengaruh konsentrasi pada

laju reaksi dapat dipelajari dengan mengulangi reaksi magnesium

dengan asam klorida.Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat)

mengandung partikel yang lebih rapat.Jika dibandingkan dengan

larutan encer.

Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak

dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui

percobaan.Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi

patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.

Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju

reaksi:

3. Suhu

Apabila suhu suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan,maka

menyebabkan partikel aktif bergerak,sehingga tumbukan yang terjadi

semakin sering,menyebabkan laju reaksi semakin besar. Apabila suhu

Δ [ reaktan ]≈ΔVΔ [ reaktan ]=x ≈ΔV =1xn=1n=o

Page 6: Laju Reaksi NEW (2)

diturunkan,maka partikel semakin tak aktif,sehinga laju reaksi semakin

kecil.

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu

dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-

molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak

molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan

demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi

atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara

matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu

dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:

k = A . e-E/RT

dimana:

k : tetapan laju reaksi

A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi

E : energi pengaktifan

R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK

T : suhu reaksi (oK)

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Dari data diperoleh hubungan:

Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali

se1mula, maka secara matematis dapat dirumuskan

Dimana :

Vt = laju reaksi pada suhu t

V t=V 0 .2

t−t0

10

Page 7: Laju Reaksi NEW (2)

Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)

4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu

tertentu,tanpa mengalami perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri.

Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau

produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih

cepat/memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan

yang dipicu terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan

dengan energi aktifitas yang lebih rendah katalis mengurangi energi

yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat

reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan

dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi

pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih

cepat. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:

katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis

yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang

dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama.

Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis

menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau

substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat

menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk

baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya

terlepas.Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih

pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya

bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang

memulihkan katalisnya. 

Sifat-sifat katalis sebagai berikut :

Page 8: Laju Reaksi NEW (2)

1. Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi,

tetapi mungkin terlibat dalam mekanisme reaksi.

2. Katalis mempercepat laju reaksi,tetapi tidak mengubah

perubahan entalpi reaksi.

3. Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan

tahap-tahap yang mempunyai energi pengaktifan lebih rendah.

4. Katalis mempenyai aksi spesifik, artinya hanya dapat

mengatalis suatureaksi tertentu.

5. Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.

6. Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.

Orde Reaksi

Adalah Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju

disebut orde reaksi

1. Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju

reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.

2. Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2

kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

3. Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi

pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut

orde reaksiUntuk reaksi

A + B C

Rumusan laju reaksi adalah :

V =k.[A]m.[B]n

Dimana :

k = tetapan laju reaksi

m = orde reaksi untuk A

Page 9: Laju Reaksi NEW (2)

n = orde reaksi untuk B

Orde reakasi total = m + n

KEMOLARAN

Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang

menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan

Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi

volume (v) larutan

V

nM

Vx

Mr

grM

1000

Pengenceran larutan menyebabkan konsentrasi berubah dengan

rumusan

M1.V1 = M2.V2

dimana:

V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal

V2M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran

Pencampuran larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda

menghasilkan konsentrasi baru, dengan rumusan

Konsep laju reaksi :

Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat

komponen reaksi setiap satuan waktu:

M campuran=V 1 M 1+V 2 M 2+. ..+V n M n

V 1+V 2+ .. .+V n

V=Δ [ M ]

t

Page 10: Laju Reaksi NEW (2)

• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu

• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu

• Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama

dengan perbandingan koefisien reaksinya

• Pada reaksi :

• N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g),

• laju penambahan konsentrasi NH3

• laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2

VI. CARA KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat

1. Labu ukur 250 ml

2. Stopwatch

3. Gelas ukur 100 ml

4. Penjepit

5. Pipet tetes

6. Gelas kimia 100ml

7. Mortar + alu

8. Balon

9. Tabung reaksi + rak

10. Pengaduk gelas

Bahan

1. HCl, 2M dan 1M

2. Na2S2O3 1M; 0,1M

3. CaCO3

4. KMnO4 0,01M

Page 11: Laju Reaksi NEW (2)

5. H2C2O4 0,05M

6. H2SO4 0,01M

VIII. ANALISIS DATA

1. Percobaan ke satu

Larutan A

Ketika 5 ml Na2S203 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan

ditambahkan 5 ml HCl 3M,warna berubah menjadi kekuningan,

Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0017 sekon.

Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :

V 1 . M 1 = V 2 . M 2

1 . 5 = 5 . M2

M2 = 1 M

Reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l) + O2(g) + S(s)

Larutan B

Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan

10 ml H20, larutan tersebut menjadi natrium sulfit cair. Dengan reaksi yang

dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer

Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M , warna berubah menjadi

kekuningan. Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0.0014

sekon.

Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :

V 1 . M 1 = V 2 . M 2

1 . 5 = 15 . M2

Page 12: Laju Reaksi NEW (2)

M2 = 0,03 M

Larutan C

Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan

15 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan

dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat

endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0012 sekon.

Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer

Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :

V 1 . M 1 = V 2 . M 2

1 . 5 = 20 . M2

M2 = 0,25 M

Larutan D

Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan

20 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan

dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat

endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0009 sekon.

Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer

Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :

V 1 . M 1 = V 2 . M 2

1 . 5 = 30 . M2

M2 = 0,16 M

Page 13: Laju Reaksi NEW (2)

Maka , dari hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa “Semakin besar

konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat pula”

2. Percobaan ke dua

-Butiran marmer kasar CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan

dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut

ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena

disebabkan adanya gas CO2. Waktu yang diperlukan agar balonnya

mengembang adalah 1230 sekon

-Serbuk marmer halus CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan

dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut

ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena

disebabkan adanya gas CO2, Waktu yang diperlukan agar balonnya

mengembang adalah 5 sekon

Maka “ Semakin cepat luas penampang semakin mempercepat laju reaksi”

0.000900000000000002

0.0012 0.0014 0.00170

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0.000900000000000002; 0.1

0.0012; 0.2

0.0014; 0.3

0.0017; 1

Percobaan 1

Laju reaksi

1/waktu =(1/t) s

Ko

nse

ntr

asi

(M)

Page 14: Laju Reaksi NEW (2)

Reaksi kimia yang terjadi dari percobaan di atas adalah:

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)

3. Percobaan ke tiga

- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 0.5 M,

menghasilkan suhu awal sebesar 310C. Setelah ditetesi KmnO4, larutan

tersebut hilang warnanya dengan waktu 156 sekon.

- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2C2O4 0.5 M,

dipanaskan dalam penangas. Ditambahkan lagi dengan 1 tetes KMnO4

sampai warna larutan KMnO4 hilang.

Suhu ( 0C ) Waktu ( sekon)

350 0,008

400 0,018

450 0,034

500 0,04

Reaksi-reaksi yang dihasilkan :

H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)

KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)

2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)

+ 8CO2(g) + 10H2O(l)

Maka, “Semakin besar kenaikan suhu, semakin besar pula laju reaksinya”

0.005 0.01 0.02 0.035 0.040

10

20

30

40

50

60

0.005; 30

0.01; 35

0.02; 40

0.035; 45

0.04; 50

Percobaan 3

Laju reaksi

1/waktu =(1/t) s

T

Page 15: Laju Reaksi NEW (2)

4. Percobaan ke empat

-Larutan 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 menghasilkan

warna bening dengan serabut putih. Ditetesi lagi dengan 1 tetes larutan

KMnO4 warna menjadi keunguan tidak ada endapan.Diulangi sebanyak 10

kali hingga KMnO4 hilang. (tanpa katalis)

-Larutan 2 tetes H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 + 1 tetes MnSO4 berwarna bening

ditambahkan dengan 1 tetes larutan KMnO4 warna berubah menjadi coklat

ada endapan. Diulangi sebanyak 10 kali hingga KMnO4 hilang. (dengan

katalis)

Reaksi = reaksi yang dihasilkan :

KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)

2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →

2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

0.005 0.01 0.02 0.035 0.040

10

20

30

40

50

60

0.005; 30

0.01; 35

0.02; 40

0.035; 45

0.04; 50

Percobaan 3

Laju reaksi

1/waktu =(1/t) s

T

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t100

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2Dengan Katalis dan tanpa Katalis

Tanpa Katalis

Katalis

Jumlah Tetesan ke

1/t

Page 16: Laju Reaksi NEW (2)

Tanpa katalis katalis

Maka, penambahan katalis memperbesar laju reaksi.

IX. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Konsentrasi pada laju reaksi

Persamaan reaksi untuk pada tabung A adalah :

Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H20(l) + O2(g) + S(s)

t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t100

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2Dengan Katalis dan tanpa Katalis

Tanpa Katalis

Katalis

Jumlah Tetesan ke

1/t

no 1/ T

1 0,01

2 0,016

3 0,022

4 0,034

5 0,037

6 0,066

7 0,2

8 0,33

9 0,5

10 1

no 1/ T

1 0,0067

2 0,013

3 0,016

4 0,02

5 0,025

6 0,033

7 0,04

8 0,05

9 0,08

10 0,1

Page 17: Laju Reaksi NEW (2)

Jika kita melihat persamaan reaksi di atas, larutan Na2S2O3 jika ditambahkan

dengan 2HCl maka akan menghasilkan produk salah satunya adalah belerang

(S). Pada percobaan 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5 ml HCl terjadi perubahan

warna kuning dan terdapat endapan belerang setelah 565 s.

Persamaan reaksi tabung B,C, dan D adalah :

Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer

Pada tabung B 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5 ml H2O setelah 694 s terjadi

perubahan warna , pada tabung C 5 ml Na2S2O3 ditetesi15 ml H2O setelah 817 s

terjadi perubahan warna . pada tabung D 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 25 ml

H2O setelah 1110 s terjadi perubahan warna kuning keruh . Jadi reaksi akan

berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar .zat yang

konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga

partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya

rendah . partikel yang susunannya lebih rapat , akan lebih sering bertumbukan

di banding dengan partikel yang susunannya renggang , sehingga kemungkinan

terjadi reaksi makin besar . kesimpulannya semakin besar jumlah konsentrasi

maka semakin cepat laju reaksi

2. pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi

Persamaan reaksi percobaan 2 :

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Pada percobaan 2.a mamer dimasukkan dalam balon dalam bentuk

padat setelah 1590 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas

CO2 yang terbentuk. Pada percobaaa=n 2.b marmer dimsukkan dalam

balon dalam bentuk serbuk setelah 5 s balon mengembang hal itu

disebabkan adanya gas CO2 yang terbentuk.

Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam

tempat sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat .begitu juga,

apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh , maka semakin

kecil tumbukan yang terjadi antar partikel , sehingga laju reaksi pun

semakin kecil . karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut

berpengaruh,yaitu semakin halus kepingan itu ,maka semakin cepat

Page 18: Laju Reaksi NEW (2)

waktu yang di butuhkan untuk bereaksi, sedangkan semakin kasar

kepingan itu , maka semakin lama waktu yang di butuhkan untuk

bereaksi.

3. pengaruh temperatur pada laju reaksi

Persamaan reaksi pada percobaan 3 :

H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)

KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)

2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)

+ 8CO2(g) + 10H2O(l)

H2C2O4 dicampur H2SO4 suhu awal 31oC.Setelah ditetesi KmnO4 saat

larutan hilang warnanya setelah 156 s. Pada H2C2O4 dicampur dengan

asam sulfat yang dipanaskan pada penangas air pada suhu 35oChilang

warna setelah 116 s , pada suhu 40oChilang warna setelah 55 s , pada

suhu 45 c hilang warna setelah 46 s . pada suhu 50oChilang warna

setelah 25 s . sudah jelas bahwa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi.

Jika suhu dinaikkan, laju reaksi makin besar. Hal ini disebabkan

karena dengan menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi

kinetik dan partikel zat reaktan saling bertumbukan sehingga

menghasilkan zat produk yang makin besar. Dapat juga dikatakan

bahwa menaikkan sama halnya dengan meningkatkan fraksi partikel

yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Kenaikan suhu 10oC

akan melipatduakan jumlah molekul dengan energi tersebut. Kenaikan

Page 19: Laju Reaksi NEW (2)

konsentrasi atau tekanan mengakibatkan molekul bertumbukan lebih

sering, dengan lebih banyaknya tumbukan maka tumbukan akan lebih

efektif

Jadi semakin besar suhu maka semakin besar terjadinya laju reaksi.

4.pengaruh katalis pada laju reaksi

Persamaan reaksi pada percobaan 4 :

KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)

2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →

2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

Dua tetes Asam oksalat di campur dua tetes asam sulfat pada tetesan kalium

permanganat pada satu tetes yang awalnya bening ada serabut putih setelah 149 s

terjadi perubahan warna keunguan tidak ada endapan. pada dua tetes setelah 73 s ,

pada tiga tetes setelah 61 s , pada empat tetes setelah 50 s , pada lima tetes setelah

40 s , pada enam tetes setelah 30 s , pada tujuh tetes setelah 25 s , pada tetes

delapan setelah 19 s , pada sembilan tetes setelah 12 s , pada sepuluh tetes setelah

6 s .

Dua tetes Asam oksalat di campur dua tetes asam sulfat ditambahkan satu tetes

mangan (II) sulfat dan ditambahkan kalium permanganat pada tetesan yang

berbeda . pada satu tetes yang awalnya bening setelah 89 s terjadi perubahan

warna coklat dan terjadi endapan . pada dua tetes setelah 62 s , pada tiga tetes

setelah 45 s , pada empat tetes setelah 29 s , pada lima tetes setelah 27 s , pada

enam tetes setelah 15 s , pada tujuh tetes setelah 5 s , pada tetes delapan setelah 3

s , pada sembilan tetes setelah 2 s , pada sepuluh tetes setelah 1 s . katalis

berfungsi mempercepat terjadinya laju reaksi tetapi pada akhir reaksi dapat di

peroleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi , sehingga jika

ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis , maka reaksi akan lebih mudah terjadi

. hal ini disebabkan karena karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah

melampaui energi aktivasi .

Page 20: Laju Reaksi NEW (2)

X. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat saya simpulkan.

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaran lain :

1.      Luas permukaan sentuh

Semakin besar luas permukaan sentuh, semakin cepat laju

reaksinya, karena terjadi tumbukan antar partikel yangbesar.Begitu

juga sebaliknya.

2.     Suhu

Suhu juga berpengaruh terhadap laju reaksi,Apabila suhu

dinaikkan, maka laju reaksinya semakin besar.

3.       Katalis

Dengan adanya katalis pada reaksi menyebabkan reaksi

berlangsung lebih cepat..

4.   Konsentrasi reaktan

Dengan adanya konsentrasi,makaSemakin tinggi konsentrasi,

semakin cepat reaksi.

XI. JAWAB PERTANYAAN

1) Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di atas adalah:

Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +S(s) + SO2(g) +H2O(l)

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)

2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)

+ 8CO2(g) + 10H2O(l)

2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →

2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

2) Persamaan laju reaksi berorde satu:

Page 21: Laju Reaksi NEW (2)

V = k[Na2S2O3][ HCl]

Persamaan laju reaksi berorde dua

V = k[Na2S2O3]2[HCl]2

3) Gas yang terbentuk antara kalsium karbonat dan asam klorida adalah

gas CO2.

Persamaan reaksi yang terjadi:

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)

4) Asam sulfat berperan untuk mempertahankan warna dari asam oksalat

(tak berwarna) yang bereaksi dengan kalium permanganat (ungu).

5) Sesuai dengan reaksi:

2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) 2MnSO4(aq) + 10CO2(g) +

K2SO4 + 8H2O(l)

Karena jika KMnO4direaksikan dengan asam oksalat (H2C2O4), maka

asam oksalat tersebut mempengaruhi warna larutan.

Page 22: Laju Reaksi NEW (2)

XII. DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Charles W; Kleinfelter, Donald C; Wood, Jesse H.(1995).Ilmu

Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1.Jakarta:Erlangga.

Sugiarto, Bambang dkk.(2007).Kimia Dasar 1.Surabaya:UNESA University

Press.

Atkins, P.W.1997.Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2.Jakarta:Erlangga

Page 23: Laju Reaksi NEW (2)

LAMPIRAN

PERCOBAAN 1

PERCOBAAN 2

Page 24: Laju Reaksi NEW (2)

PERCOBAAN 3

Page 25: Laju Reaksi NEW (2)

PERCOBAAN 4