Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
KATA PENGANTAR
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan
kehendakNya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIN) LOLITSAPI 2017 dapat terselesaikan dengan
baik. LAKIN ini merupakan salah satu bentuk
pertanggung-jawaban kinerja Loka Penelitian Sapi
Potong (Lolitsapi) dalam mengelola anggaran selama
satu tahun anggaran dan pertanggung-jawaban kinerja
instansi pemerintah yang harus dilaporkan secara
akuntabel dan bersih menunjang kinerja pemerintahan
yang dikelola dengan baik (good governance)
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan selama tahun anggaran 2017 terdiri
dari kegiatan lanjutan pada tahun anggaran 2016 dan kegiatan baru. Intisari
LAKIN ini disusun berdasarkan kumpulan ringkasan eksekutif dari masing-masing
kegiatan, baik yang bersifat administratif/managemen, kegiatan penelitian
maupun pengembangan (diseminasi) dan ekspose.
Program penelitian Lolitsapi berupa kegiatan Program Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing pada Satuan Kerja Lolitsapi, Grati-
Pasuruan-Jawa Timur. Total pagu anggaran awal Lolitsapi TA. 2017 adalah
sebesar Rp. 12.252.000.000,00. Setelah mengalami enam kali revisi total
anggaran menjadi sebesar Rp. 14.923.019.000,00. Realisasi anggaran sampai
dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 14.343.306.874,00 atau sebesar
96,12 %.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung
pencapaian kinerja Lolitsapi dan semoga laporan ini bermanfaat.
Grati, 31 Desember 2017 Kepala Loka Penelitian Sapi Potong
Dr. Ir. Dicky Pamungkas, M.Sc.
NIP. 19650605 199203 1 002
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................. 4
IKHTISAR EKSEKUTIF ....................................................................... 5
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 8
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................. 11
2.1 Perencanaan Strategis Lolitsapi .................................................. 11
2.2 Rencana Kinerja ........................................................................ 14
2.3 Perjanjian Kinerja ..................................................................... 16
III. AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................... 19
3.1 Pengukuran Kinerja .................................................................... 19
3.2 Analisis Akuntabilitas Kinerja ...................................................... 19
3.3 Akuntabilitas Keuangan .............................................................. 40
3.4 Kinerja Lainnya ……………………………………………………………………… 41
IV. PENUTUP .................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 43
4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Judul RPTP Loka Penelitian Sapi Potong tahun 2017 .................................... 9
2. Judul ROPP/RODHP dan ROKTM Loka Penelitian Sapi Potong tahun 2017 .... 9
3. Judul pengadaan belanja modal Loka Penelitian Sapi Potong tahun 2017 .. 10
4. Indikator Kinerja Utama Loka Penelitian Sapi Potong 2017 ........................ 11
5. Rencana Kinerja Tahunan Loka Penelitian Sapi Potong .............................. 14
6. Perjanjian Kinerja Loka Penelitian Sapi Potong ......................................... 16
7. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 1 ............... 20
8. Tahapan pembentukan Galur Sapi PO Agrinak tiap tahun .......................... 22
9. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 2 ................ 28
10. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 3 .............. 35
11. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 4 .............. 37
12. Analisis Laboratorium 2017 .................................................................... 39
13. Akuntabilitas Keuangan Lolitsapi 2017 .................................................... 40
5
IKHTISAR EKSEKUTIF
Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi) adalah salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian; yang memiliki peran
dalam mendukung pembangunan peternakan melalui inovasi teknologi dalam
bidang komoditas sapi potong.
Program penelitian dan pengembangan sapi potong disusun dengan
mengacu pada visi dan misi Lolitsapi dan dari segi IPTEK pembangunan
peternakan harus mampu menghasilkan teknologi tepat guna yang dibutuhkan
stakeholder maupun masyarakat pengguna serta mampu mengatasi kendala
permasalahan dan tantangan yang selama ini dihadapi dalam pemenuhan daging
sapi. Susunan program tersebut dijabarkan dalam suatu perencanaan yang
strategis dalam bentuk buku Renstra selama lima tahun (2015-2019) yang akan
dijadikan agenda utama Lolitsapi untuk mengantisipasi masalah dan kendala
yang diperkirakan akan timbul atau menjadi isu nasional pada lima tahun
mendatang.
Tujuan kegiatan penelitian sapi potong yang dilakukan oleh Lolitsapi
hingga tahun 2019 terdiri atas lima butir sebagai berikut:
1) melaksanakan eksplorasi dan memanfaatkan sumber daya genetik sapi
potong serta sumber daya lain yang terkait dengan sapi potong secara
optimal;
2) menghasilkan inovasi teknologi tepat guna dalam sistem produksi sapi
potong yang mampu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang
diperlukan oleh pengguna;
3) menghasilkan rekomendasi model pengembangan agribisnis sapi potong
berbasis agroekosistem;
4) mengembangkan jaringan kerjasama kemitraan dengan pemerintah
daerah, dunia usaha, peternak maupun pelaku agribisnis; dan
5) meningkatkan profesionalisme dan budaya kerja sumberdaya manusia
serta kualitas dan kuantitas sarana/prasarana.
Sasaran akhir dari rencana strategis yang ingin dicapai oleh Lolitsapi
adalah sebagai berikut:
1) teridentifikasinya dan termanfaatkannya plasma nutfah sapi potong untuk
kepentingan penelitian dan proses produksi secara optimal untuk
6
menghasilkan bibit sapi potong dalam rangka memenuhi kebutuhan
komersial;
2) tersedianya dan termanfaatkannya teknologi strategis di bidang
pemuliaan, reproduksi, nutrisi, perbaikan sistem produksi dan sumber
daya alam yang terkait dengan sapi potong untuk menunjang peningkatan
produktivitas;
3) tersedianya dan termanfaatkannya model pengembangan agribisnis sapi
potong berbasis agroekosistem melalui kerjasama penelitian dan alih
teknologi;
4) meningkatnya efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian serta
penjaringan umpan balik inovasi dari pengguna; dan
5) meningkatnya budaya kerja, sikap profesionalisme sumber daya manusia
serta kualitas dan kuantitas sarana/prasarana penunjang penelitian.
Lolitsapi dalam memenuhi kinerjanya sebagai unit koordinasi untuk
menghasilkan teknologi peternakan, selalu berupaya meningkatkan “daya saing”
dan “keunggulan komparatif” dengan memperhatikan kebutuhan pengguna atau
stakeholders (client oriented). Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan koordinasi penelitian tersebut, Lolitsapi senantiasa
mengupayakan untuk melaksanakan manajemen strategis. Pelaksanaannya
adalah dengan cara memadukan perencanaan strategis dan perencanaan mutu,
perencanaan sumberdaya, penganggaran, pengendalian program, serta
pemantauan, pengawasan, pelaporan dan evaluasi kinerja serta Sistem
Pengendalian Internal (SPI). Perencanaan strategis dapat terlaksana secara
maksimal pada lingkungan manajemen mutu, sehingga dalam hal ini pendekatan
perencanaan strategis diupayakan secara terpadu dengan pendekatan
manajemen mutu. Pendekatan yang dilakukan senantiasa menghargai kepuasan
pengguna dan dilandaskan pada keikutsertaan semua karyawan Lolitsapi dalam
seluruh proses manajemen.
Program penelitian Lolitsapi berupa kegiatan Program Penciptaan
Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing pada Satuan Kerja Lolitsapi, Grati-
Pasuruan-Jawa Timur. Total pagu anggaran awal Lolitsapi TA. 2017 adalah
sebesar Rp. 12.252.000,000,. Pada tahun berjalan dilakukan revisi DIPA untuk
menyesuaiakan dengan kebutuhan teknis maupun non teknis demi tercapaianya
output yang sudah ditetapkan.
Revisi DIPA dimulai pada 16 Mei 2017, perubahan anggaran yang semula
Rp. 12.252.000.000,00 berubah menjadi Rp. 12.335.000.000,- yaitu pada Output
[1806.951] Layanan Internal (Overhead) dan Komponen [054] Pembangunan
7
dan Renovasi Gedung dan Bangunan sebesar Rp 83.000.000,00. Sumber dana
kegiatan Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan berasal dari
Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp 63.000.000,00 dan Rupiah Murni Pendamping
sebesar Rp 20.000.000,00. Pada 4 Oktober telah dilakukan usulan revisi DIPA ke-
4 berkaitan adanya penambahan pagu yang bersumber dari PNBP. Usulan
penambahan pagu tersebut adalah seperti berikut:
o Pengadaan Alat Pengolah Data: Rp. 83.300.000,00
o Pangadaan Peralatan Laboratorium: Rp. 57.200.000,00
o Pakan Ternak dan Peralatan kandang habis pakai: Rp.
136.401.000,00
Dengan adanya penambahan pagu PNBP berupa belanja modal sebesar
Rp. 276.901.000,- maka pagu revisi 3 Rp. 14.581.118.000,- berubah menjadi
pagu revisi 4 yaitu Rp. 14.858.019.000,- dan pada akhir tahun dilakukan revisi
penambahan DIPA untuk menutup kekurangan anggaran gaji dan tunjangan
hingga total pagu DIPA terakhir adalah Rp. 14.923.019.000,00
Penyusunan LAKIN ini merupakan pertanggungjawaban kinerja instansi
pemerintah yang harus dilaporkan secara akuntabel dan bersih (good
governance). Penyajian LAKIN Lolitsapi ini dalam rangka untuk mengevaluasi
kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan
secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.
8
I. PENDAHULUAN
Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi) merupakan Unit Pelaksana Teknis
Badan Litbang Pertanian yang dibentuk pada tahun 2002, terletak di Kecamatan
Grati Kabupaten Pasuruan, berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak), sesuai
dengan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor. 68/Permentan/ OT.140/10/2011,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Sapi Potong. Tugas pokok
Loka Penelitian Sapi Potong adalah melaksanakan penelitian sapi potong, dan
fungsi Loka Penelitian Sapi Potong diantaranya:
a) pelaksanaan penelitian, eksplorasi, evaluasi. Pelestarian serta
pemanfaatan plasma nutfah sapi potong;
b) pelaksanaan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi sapi potong;
c) pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
sapi potong;
d) pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian sapi potong;
e) penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan
dan pendayagunaan hasil penelitian sapi potong; dan
f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Lolitsapi dibantu oleh
Menejemen satuan organisasi yang dikelompokkan ke dalam (1) Kelompok
Struktural yang terdiri atas: Kepala Urusan Tata Usaha, Petugas Pelayanan
Teknik dan Petugas Jasa Penelitian, (2) Kelompok Fungsional yang terdiri atas :
Koordinator Program, Kelti Pemuliaan - reproduksi dan Kelti Nutrisi dan Pakan
ternak, dan Kelompok Fungsional Teknisi Litkayasa. Guna mendukung mobilitas
dan pendayagunaan manajemen secara optimal dibentuk struktur organisasi
intern dengan menambahkan/memasukan bagian Petugas Kandang Percobaan,
Petugas Kebun Percobaan dan Petugas Laboratorium ke dalan struktur
organisasi, dengan mekanisme memakai garis komando dan koordinasi serta
implementasi tugas pokok dan tanggungjawab masing-masing satuan organisasi.
Kegiatan penelitian Lolitsapi pada TA 2017 terdiri dari satu (1) kegiatan
proposal atau Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP) yang terdiri 4 (empat)
judul ROPP, 2 judul RDHP dan 10 ROKTM. Rincian judul RPTP, ROPP, ROKTM
dan Daftar belanja modal adalah seperti pada tabel berikut;
9
Tabel 1. Judul RPTP Loka Penelitian Sapi Potong tahun 2017
No Judul RPTP Penanggungjawab
1. Pembentukan Rumpun dan Galur Baru Sapi Potong Lokal Dr. Ir. Aryogi, MP.
Tabel 2. Judul ROPP/RODHP dan ROKTM Loka Penelitian Sapi Potong tahun
2017
No Judul ROPP/RODHP dan ROKTM Jenis Penanggungjawab
1. Pembentukan Galur Baru Sapi PO Lokal ROPP Dr. Ir. Aryogi, MP.
2. Penentuan Standar Pakan Calon Galur
Sapi PO Agrinak Muda
ROPP Ir. Mariyono, MS.i
3. Pembentukan Rumpun Baru Sapi Potong
Silangan PO dan Bali
ROPP Jauhari Efendy, S.Pt.,
M.Si.
4. Pembentukan Bibit Unggul Sapi Bali dan
Madura
ROPP Muchamad Luthfi, S.Pt
5. Pendampingan Sistem Integrasi Ternak
Tanaman (SITT),
RODHP Dr. Yeny Nur Anggareni,
S. Pt., MP
6. Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit
Sumber Sapi Potong
RODHP Dr. Hartati, S.Pt.,M.Sc.
7. Penyusunan Program dan Anggaran ROKTM Ir. Ainur Rasyid
8. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ROKTM Ir. Ainur Rasyid
9. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal
ROKTM Andi Mulyadi, S.P
10. Operasional Kandang dan Kebun Percobaan
ROKTM Sugiyane Maha Putra,
S.Pd.
11. Operasional Laboratorium dan pelaksanaan ISO 17025
ROKTM Noor Hudhia Krishna,
S.Pt., M.Si.
12.
Pengelolaan Ketatausahaan dan Rumah
Tangga Perkantoran
ROKTM Andi Mulyadi, S.P
13. Pengelolaan dan Pendayagunaan Hasil Penelitian Sapi Potong
ROKTM Jauhari Efendy, S.Pt.,
M.Si.
14. Pendampingan, Koordinasi, Bimbingan
dan Dukungan Teknologi UPSUS Daging,
ROKTM Dr. Ir. Dicky Pamungkas,
M.Sc.
10
No Judul ROPP/RODHP dan ROKTM Jenis Penanggungjawab
TSP, TTP, dan Komoditas Utama
Kementan
15. Pembayaran Gaji dan Tunjangan ROKTM Rukmini
16. Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
ROKTM Agus Mianto
Tabel 3. Judul pengadaan belanja modal Loka Penelitian Sapi Potong tahun
2017
No Judul ROKTM Penanggungjawab
1. Pengadaan Alat pengolah data Andi Mulyadi, SP
2. Pengadaan Spectrophotometer Noor Hudia Krishna, S.Pt., M.Si
3. Pembuatan Sumur Dalam Dr. Yenny N. Anggraeny, S. Pt, MP.
4. Pengadaan Mini-loader Drs. Lukman Afandhi
5. Pengadaan Lampu Solar Noor Hudia Krishna, S.Pt., M.Si
6. Pengadaan Dump Truck Ir. Ainur Rasyid
7. Pengadaan Mini Traktor Noor Hudia Krishna, S.Pt., M.Si
8. Pengadaan Peralatan Laboratorium Noor Hudia Krishna, S.Pt., M.Si
9. Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Reproduksi Fetavri Nurul Aq. S.Sos
10. Rehabilitasi Kandang Percobaan Andi Mulyadi, SP
11 Pembangunan rumah Pompa Andi Mulyadi, SP
12 Perencanaan Rehabilitasi Kandang Andi Mulyadi, SP
11
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Visi
Menjadi lembaga penelitian sapi potong terkemuka dalam mewujudkan
sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan.
Misi
Dalam rangka mendukung terealisasinya visi tersebut, maka misi Lolitsapi
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menghasilkan inovasi teknologi sapi potong tropika unggul berdaya saing
mendukung pertanian bio-industri;
2. Mengembangkan inovasi sapi potong tropika unggul dalam rangka
peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) dan
pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian bioindustri (impact
recognition).
2.1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang akan dicapai adalah:
1. Menghasilkan bibit/benih; varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT;
teknologi pakan; teknologi reproduksi; dan teknologi budidaya untuk
meningkatkan produktivitas daging yang berdaya saing mendukung
pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience dan
adaptif terhadap dinamika iklim;
2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity buildings)
dalam melaksanakan penelitian sapi potong, dan membangun jejaring
nasional dan internasional.
Sasaran strategis Lolitsapi adalah:
1. Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul sapi potong hasil seleksi serta
pengaturan perkawinan dan atau persilangan;
2. Tersedianya teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi budidaya dan
teknologi integrasi tanaman-sapi berbasis bioindustri, bioscience dan
bioengineering;
12
3. Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional,
HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional;
dan
4. Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan
prasarana, serta sistem manajemen mutu.
2.1.3. Arah Kebijakan dan Program
Arah Kebijakan
Arah kebijakan ditujukan untuk membangun program utama mendukung
misi Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan serta Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian 2015-2019 yang mencakup penelitian dan
pengembangan (1) bioindustri dan industri hulu-hilir produk peternakan
strategis, (2) pengelolaan sumberdaya genetik peternakan dan (3) memperkuat
ketahanan dan keamanan pangan hewani. Arah kebijakan tersebut tidak hanya
untuk memenuhi tuntutan masyarakat pengguna saat ini (Demand Driven Policy),
melainkan juga ditujukan mendorong timbulnya permintaan (kebutuhan
masyarakat) baru terhadap teknologi maupun produk tertentu yang sebelumnya
belum ada.
Strategi difokuskan kepada kegiatan utama: (1) pengembangan kawasan
diversifikasi pangan hewani, bioproduk dan biokultura; (2) kawasan integrasi
ternak-tanaman pangan/ perkebunan atau biosiklus terpadu; (3) kawasan
produksi ternak yang efisien dan meng-konservasi sumberdaya alam; serta (4)
sinergi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Arah kebijakan difokuskan:
1. memprioritaskan penyediaan teknologi inovatif untuk optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya melalui pengembangan teknologi budidaya,
dan merintis penciptaan rumpun/galur ternak unggul sapi potong yang
adaptif;
2. mempercepat penyediaan teknologi inovatif sesuai permintaan pasar, nano,
dan riset genom dalam rangka untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas ternak, serta mendorong kemajuan teknologi informasi
bioscience dan bioengineering di bidang sapi potong;
3. mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan
antara Lolitsapi dengan berbagai lembaga terkait di dalam dan luar
negeri;
13
4. peningkatan transfer inovasi teknologi melalui percepatan diseminasi dan
promosi, serta pemanfaatan jaringan informasi inovasi teknologi yang
telah dibangun oleh Loka Penelitian Sapi Potong; dan
5. pemantapan sinergi kinerja internal dan eksternal kelembagaan Loka
Penelitian Sapi Potong.
Sasaran strategis Lolitsapi adalah:
1. tersedianya rumpun/galur/varietas unggul sapi potong hasil seleksi dan
persilangan;
2. tersedianya teknologi pakan, teknologi reproduksi, teknologi budidaya dan
teknologi integrasi tanaman-sapi berbasis bioindustri, bioscience dan
bioengineering;
3. tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional,
HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional.
4. terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan
prasarana, serta sistem manajemen mutu.
2.1.4 Indikator Kinerja Utama
Lolitsapi menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) guna mencapai visi,
misi, tujuan, dan sasaran strategis pada periode 2015-2019. Adapun rincian IKU
2017 Loka Penelitian Sapi Potong seperti terlihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Indikator Kinerja Utama Loka Penelitian Sapi Potong 2017
No. Sasaran Strategis lndikator Kinerja
1. Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul
ternak ruminansia, unggas dan aneka
ternak serta tanaman pakan ternak hasil
seleksi dan persilangan serta koleksi
mikroba veteriner.
1. Jumlah rumpun/ galur/ varietas unggul/
harapan ternak dan TPT spesifik Agro-
Ekosistem
2. Jumlah rumpun/ galur/ varietas unggul
ternak dan TPT yang terdistribusi
3. Jumlah bibit sumber ternak
4. Jumlah produk biologis peternakan
5. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba
veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
2. Tersedianya teknologi pakan; teknologi
reproduksi; teknologi veteriner; teknologi
budidaya dan teknologi integrasi tanaman-
ternak berbasis bioindustri, bioscience dan
bioengineering.
6. Jumlah teknologi reproduksi
7. Jumlah teknologi pakan
3. Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal 8. Jumlah ekspose/ pameran teknologi
14
No. Sasaran Strategis lndikator Kinerja
nasional dan internasional, HaKI dan
lisensi, serta perluasan jejaring kerja
nasional dan internasional.
peternakan dan veteriner
9. Jumlah publikasi ilmiah nasional/
internasional
4. Terselenggaranya dukungan peningkatan
dan pengelolaan sarana dan prasarana,
serta sistem manajemen mutu
10. Jumlah akreditasi manajemen
11. Jumlah akreditasi laboratorium
2.2 Perencanaan Kinerja
Penjabaran IKU dalam bentuk target secara kuantitatif/jumlah capaian
IKU dalam tahun 2017 di tuangkan dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan
(RKT). Satker lolitsapi telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan berupa
sasaran strategis dan indikator kinerja yang dijabarkan secara rinci pada Tabel 4.
sebagai berikut;
Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan Loka Penelitian Sapi Potong
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
1. Tersedianya
rumpun/galur/varietas
unggul ternak
ruminansia, unggas dan
aneka ternak serta
tanaman pakan ternak
hasil seleksi dan
persilangan serta koleksi
mikroba veteriner.
Jumlah rumpun/ galur/
varietas unggul/ harapan
ternak dan TPT spesifik
Agro-Ekosistem
1 Sapi PO
terseleksi
1 Galur
2 F1 Silangan PO
dan Bali
1 Rumpun
Jumlah rumpun/ galur/
varietas unggul ternak
dan TPT yang
terdistribusi
3 Sapi PO
terseleksi
terdistribusi
1 Galur
Jumlah Bibit Sumber
Ternak
4 Populasi dasar
bibit sumber sapi
PO
200 Ekor
Jumlah produk biologis
peternakan
5 Prebiotik
penurun metan
1 Jenis
Jumlah SDG ternak, TPT
dan mikrobia veteriner
yang dikonversi dan
dikarakterisasi
6 Perbaikan sapi
rambon
1 Galur
2. Tersedianya teknologi
pakan; teknologi
reproduksi; teknologi
veteriner; teknologi
budidaya dan teknologi
integrasi tanaman-
ternak berbasis
Jumlah teknologi pakan 7 Teknologi pakan
calon galur sapi
PO muda
terseleksi
1 Teknologi
8 Teknologi
penurun metana
menggunakan
1 Teknologi
15
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
bioindustri, bioscience
dan bioengineering.
prebiotik saponin
dan tannin
9 Teknologi
penurun metana
menggunakan
probiotik
1 Teknologi
Jumlah teknologi
reproduksi
10 Teknologi
imunodotbloting
untuk diagnose
kebuntingan sapi
1 Teknologi
11 Teknologi
tailcounter untuk
deteksi estrus
sapi
1 Teknologi
12 Teknologi
perbaikan
vitalitas spi
pejantan dengan
ramuan herbal
1 Teknologi
3. Tersedianya publikasi
dan KTI dalam jurnal
nasional dan
internasional, HaKI dan
lisensi, serta perluasan
jejaring kerja nasional
dan internasional.
Jumlah
ekspose/pameran
teknologi peternakan
dan veteriner
13 SAE Soropadan
Agro Ekspo di
Temanggung
1 Kegiatan
14 Hari Pangan
Sedunia XXVII
Kalbar
1 Kegiatan
15 Indolivestock
Surabaya
1 Kegiatan
16 SAMEX Surabaya 1 Kegiatan
17 Penas Aceh 1 Kegiatan
Jumlah Kerjasama
Nasional dan
Internasional
18 Dinas Peternakan
Kab. Gorontalo
Utara
1 Judul
19 Dinas Peternakan
Kab. Grobogan
1 Judul
20 TTP Sedong Kab.
Cirebon Jabar
1 Judul
Jumlah Publikasi Ilmiah
Nasional/Internasional
21 Jumlah artikel 25 Artikel
4. Terselenggaranya
dukungan peningkatan
dan pengelolaan sarana
JUmlah akreditasi
manajemen
22 Surveilance ISO
9001:2015
1 Unit
Jumlah akreditasi 23 Surveilance ISO 1 Unit
16
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
dan prasarana, serta
sistem manajemen mutu
laboratorium 17025:2008
2.3. Perjanjian Kinerja
Dalam rangka melaksanakan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, serta perjanjian
organisasi yang akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran
Perjanjian Kinerja (PK). Maka ditetapkan perjanjian kinerja tahun 2017 pada
tanggal 5 Januari 2017 yang dijabarkan secara rinci pada Tabel 6.
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Loka Penelitian Sapi Potong
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
1. Tersedianya
rumpun/galur/varietas
unggul ternak
ruminansia, unggas dan
aneka ternak serta
tanaman pakan ternak
hasil seleksi dan
persilangan serta koleksi
mikroba veteriner.
Jumlah rumpun/ galur/
varietas unggul/ harapan
ternak dan TPT spesifik
Agro-Ekosistem
1 Sapi PO
terseleksi
1 Galur
2 F1 Silangan PO
dan Bali
1 Rumpun
Jumlah rumpun/ galur/
varietas unggul ternak
dan TPT yang
terdistribusi
3 Sapi PO
terseleksi
terdistribusi
1 Galur
Jumlah Bibit Sumber
Ternak
4 Populasi dasar
bibit sumber sapi
PO
200 Ekor
Jumlah produk biologis
peternakan
5 Prebiotik
penurun metan
1 Jenis
Jumlah SDG ternak, TPT
dan mikrobia veteriner
yang dikonversi dan
dikarakterisasi
6 Perbaikan sapi
rambon
1 Galur
2. Tersedianya teknologi
pakan; teknologi
reproduksi; teknologi
veteriner; teknologi
budidaya dan teknologi
integrasi tanaman-
ternak berbasis
bioindustri, bioscience
dan bioengineering.
Jumlah teknologi pakan 7 Teknologi pakan
calon galur sapi
PO muda
terseleksi
1 Teknologi
8 Teknologi
penurun metana
menggunakan
prebiotik saponin
dan tannin
1 Teknologi
9 Teknologi
penurun metana
1 Teknologi
17
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
menggunakan
probiotik
Jumlah teknologi
reproduksi
10 Teknologi
imunodotbloting
untuk diagnose
kebuntingan sapi
1 Teknologi
11 Teknologi
tailcounter untuk
deteksi estrus
sapi
1 Teknologi
12 Teknologi
perbaikan
vitalitas sapi
pejantan dengan
ramuan herbal
1 Teknologi
3. Tersedianya publikasi
dan KTI dalam jurnal
nasional dan
internasional, HaKI dan
lisensi, serta perluasan
jejaring kerja nasional
dan internasional.
Jumlah
ekspose/pameran
teknologi peternakan
dan veteriner
13 Indolivestock
Surabaya
1 Kegiatan
14 SAE Soropadan
Agro Ekspo ke-8
di Temanggung
1 Kegiatan
15 Pameran dalam
rangka Temu
Lapang Panen
Padi di Kab.
Trenggalek Jawa
Timur
1 Kegiatan
16 Pameran dalam
rangka Semnas
Ilmu-Ilmu
Peternakan dan
Veteriner di
Balitnak Ciawi
Bogor
1 Kegiatan
17 Ekspo dan
Kontes Ternak di
Kab. Pasuruan
Jawa Timur
1 Kegiatan
18 Pameran dalam
rangka Temu
Nasional
Pengelolaan SDG
di BPTP Jawa
1 Kegiatan
18
No. Sasaran Strategis Indikator kinerja Rincian Target
Timur
Jumlah Kerjasama
Nasional dan
Internasional
19 Koperasi
Peternak Sapi
Perah Setia
Kawan
Nongkojajar
Pasuruan
1 MoU
20 Dinas Pertanian
dan Pangan Kab.
Trenggalek Jawa
Timur
1 MoU
21 Fakultas
Peternakan Univ.
Gadjah Mada
Yogyakarta
1 MoU
Jumlah Publikasi Ilmiah
Nasional/Internasional
22 Jumlah artikel 25 Artikel
4. Terselenggaranya
dukungan peningkatan
dan pengelolaan sarana
dan prasarana, serta
sistem manajemen mutu
JUmlah akreditasi
manajemen
23 Surveilance ISO
9001:2015
1 Unit
Jumlah akreditasi
laboratorium
24 Maintenance ISO
17025:2008
1 Unit
19
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pada tahun anggaran 2017, Lolitsapi telah menetapkan empat sasaran
strategis yang akan dicapai dan diuraikan menjadi 23 indikator kinerja. Realisasi
sampai akhir tahun 2017 menunjukkan bahwa seluruh sasaran tersebut secara
umum telah dapat dicapai sesuai dengan target. Guna mengetahui akuntabilitas
kinerja Lolitsapi, telah dilakukan pengukuran kinerja dan analisis akuntabilitas
kinerja pada akhir pelaksanaan kegiatan program.
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Lolitsapi Tahun Anggaran 2017
dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja dengan
realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut
akan diuraikan pada pembahasan tiap-tiap Sasaran.
3.2. Analisis Akuntabilitas Kinerja.
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2017 Lolitsapi secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran 1. Tersedianya Rumpun/Galur/Varietas Unggul Ternak Ruminansia, Unggas dan Aneka Ternak serta Tanaman Pakan Ternak
Hasil Seleksi dan Persilangan serta Koleksi Mikroba Veteriner.
Untuk mencapai Sasaran 1 tersebut, telah diukur lima indikator kinerja,
yaitu: (1) jumlah rumpun/ galur/ varietas unggul/ harapan ternak dan TPT
spesifik Agro-Ekosistem; (2) jumlah rumpun/ galur/ varietas unggul ternak dan
TPT yang terdistribusi; (3) jumlah bibit sumber ternak; (4) Jumlah produk bilogis
peternakan; dan (5) Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang
dikonservasi dan dikarakterisasi.
Pencapaian target dari indikator kinerja tersebut digambarkan seperti
dalam Tabel 6. Indikator kinerja Sasaran 1 yang telah ditargetkan pada tahun
2017 secara umum tercapai dengan baik dengan rataan capaian 100 %.
20
Tabel 7. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 1
Sasaran
Strategis
Indikator kinerja Rincian Target Realisas
i
%
Tersedianya
rumpun/galur/v
arietas unggul
ternak
ruminansia,
unggas dan
aneka ternak
serta tanaman
pakan ternak
hasil seleksi dan
persilangan
serta koleksi
mikroba
veteriner.
Jumlah rumpun/
galur/ varietas unggul/
harapan ternak dan
TPT spesifik Agro-
Ekosistem
Sapi PO terseleksi 1 Galur 1 Galur 100
F1 Silangan PO
dan Bali
1
Rumpun
1
Rumpun
100
Jumlah rumpun/
galur/ varietas unggul
ternak dan TPT yang
terdistribusi
Sapi PO terseleksi
terdistribusi
1 Galur 1 Galur 100
Jumlah Bibit Sumber
Ternak
Populasi dasar
bibit sumber sapi
PO
200 Ekor 189 Ekor 94,5
Jumlah produk
biologis peternakan
Prebiotik penurun
metan
1 Jenis 1 Jenis 100
Jumlah SDG ternak,
TPT dan mikrobia
veteriner yang
dikonversi dan
dikarakterisasi
Perbaikan sapi
rambon
1 Galur 1 Galur 100
Rata-rata realisasi 99,08
Pencapaian lima Indikator kinerja pada tahun 2017 didapatkan melalui 2
kegiatan ROPP, 1 kegiatan RODHP dan 2 kegiatan Superimpose. Judul kegiatan
ROPP untuk menghasilkan output 1 galur dan 1 rumpun adalah “Pembentukan
Galur Baru Sapi PO Terseleksi” dan “Pembentukan Rumpun Baru Sapi Silangan
PO dan Bali”. Judul kegiatan RODHP untuk menghasilkan output 1 galur dan 200
ekor adalah “Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit Sumber Sapi Potong”.
Sedangkan untuk menghasilkan output jumlah produk biologis peternakan
didapatkan dari kegiatan superimpose yang ada pada RODHP Sistem Integrasi
Tanaman Ternak dan 1 galur SDG perbaikan sapi rambon merupakan output dari
kegiatan super impose ROKTM Pengelolaan kandang kebun dan laboratorium.
Adapun penjelasan serta perincian capaian indikator kinerja pada masing-masing
kegiatan adalah sbb :
21
1. Pemantapan Galur Baru Sapi Potong Lokal (Output: 1 Galur)
Sejak tahun 2002 Loka Penelitian Sapi Potong telah membudidayakan sapi
PO dengan tatalaksana model Lolitsapi, seleksi dan pengaturan perkawinan,
sehingga terbentuk sapi pejantan dan calon galur baru sapi PO yang unggul
produktivitasnya walaupun dipelihara di lahan marginal. Penelitian ini bertujuan
menyiapkan populasi awal dan analisis DNA berdasar SNP dari calon galur baru
sapi PO, serta menghasilkan calon pejantan sapi PO terseleksi.
Penelitian 2017 dilakukan di kandang kelompok Model Litbangtan di Loka
Penelitian Sapi Potong; sapi selalu diberi pakan berkualitas rendah (kandungan
PK 8 – 10%, SK 20 – 24%, TDN 55 – 57%, LK kurang 6%, Abu kurang tidak
lebih dari 11%), diseleksi berdasar tampilan berat badan dan ukuran tubuh pada
umur sapih, setahun, 18 dan 24 bulan, serta kualitas dan kuantitas spermanya
mulai umur 18 dan , kemudian diatur perkawinannya ; analisis sidik jari DNA
calon galur baru sapi PO berdasarkan SNP. Mulai tahun 2016 telah dihasilkan F4
pedet lepas sapih sebagai calon galur baru sapi PO hasil seleksi. Hasil
pelaksanaan penelitian pada tahun 2017 telah mencapai populasi dasar untuk
menghasilkan galur baru sapi PO sebanyak 470 ekor yang terdiri dari;
a. 170 induk
b. 13 pejantan
c. 47 pedet prasapih
d. 100 pedet lepas sapih – 15 bulan
e. 60 sapi muda/dara
f. 80 sapi PO jantan dan betina berbagai status fisiologis
Tahapan pembentukan galur sapi PO agrinak pada tahun 2017 adalah
pengaturan perkawinan sesama sapi generasi ketiga (F3) dari sapi PO terseleksi
untuk mendapatkan generasi ke empat (F4) sebagai calon galur baru, adapun
tahapan pembentukan galur sapi PO agrinak tiap tahunnya tergambar seperti
tabel berikut :
22
Tabel 8. Tahapan pembentukan Galur Sapi PO Agrinak tiap tahun
Tahun Perkawinan dan Generasi
2003
♂a x ♀b ........ ♂c x ♀d
F1 : ♂/♀ ♂/♀
2007
♂F1 x ♀F1 ..... ♂F1 x ♀F1
F2 : ♂/♀ ♂/♀
2012
♂F2 x ♀F2 ..... ♂F2 x ♀F2
F3 : ♂/♀ ♂/♀
2016
♂F3kx ♀F3l .... ♂F3qx ♀F3r
F4 : ♂/♀ ♂/♀ (pra sapih I, calon galur baru)
2017
♂F3wx ♀F3x .. ♂F3y x ♀F3z
F4 : ♂/♀ ♂/♀ : (pra sapih II, calon galur baru) : (muda (lahir 2016),galur baru)
2018 Galur baru sapi PO terseleksi : F4 umur ≥ 18 bulan
Data penciri genomik galur baru sapi PO (profil sidik jari menunjukkan
genotip sapi mengelompok dan dekat dalam satu subklaster (berdasar 27 marka
SNAP yang digunakan, teridentifikasi adanya kedekatan secara genetik bahkan
cenderung sama ; haplotipe sapi PO seragam dan relatif tidak ada campuran
keturunan jenis sapi lain ; analisis klastering menunjukkan bahwa sapi PO
cenderung mengelompok dalam satu subklaster, sehingga dapat sebagai indikasi
ciri genetik yang khas sebagai data dukung BUSS dari galur baru sapi PO.
Disimpulkan, pelaksanaan kegiatan penelitian pemantapan galur baru sapi PO,
secara populasi tercapai dengan performans sapi yang di atas rata-rata, serta
identifikasi penciri genomik telah mulai menunjukkan adanya ke spesifik an
subklaster.
23
Gambar 1. Foto calon sapi galur baru umur 18 – 24 bulan
Sapi jantan Sapi betina
Kepala sapi jantan Kepala sapi betina Pantat sapi jantan
Pantat sapi betina
Badan sapi jantan Badan sapi betina
24
2. Pembentukan Rumpun Baru Sapi Potong Silangan Sapi PO dan Bali
(output: 1 Rumpun)
Pembentukan rumpun baru sapi potong silangan sapi PO dan Bali atau
yang sering disebut dengan sapi POBA diharapkan menjadi rumpun sapi baru
yang tahan terhadap penyakit jembrana. Kegaitan ini merupan kegiatan lanjutan
yang telah dimulai tahun 2014. Pada tahun 2017 kegiatan ini sudah
menghasilkan populasi sapi POBA yang dipelihara secara standar di kandang
Loka Penelitian Sapi Potong.
Populasi sapi POBA sampai umur satu tahun sebanyak 28 ekor; terdiri
atas 9 ekor jantan dan 19 ekor betina. Berdasarkan jenis kelamin, sapi POBA
betina memiliki rataan bobot badan lebih tinggi dibandingkan ternak jantan yaitu
109,49 kg dan 100,32 kg. Demikian juga pada ukuran panjang badan (PB), tinggi
kemudi (TK) dan lingkar dada (LD) sapi POBA betina memiliki nilai rataan lebih
tinggi dibandingkan ternak jantan. Sedangkan pada rataan ukuran tinggi gumba
(TG) ternak jantan sedikit lebih tinggi dibandingkan sapi betina.
Untuk mengetahui ketahanan sapi POBA terhadap penyakit Jembrana
telah dilakukan uji tantang secara alami (natural) di Kab. Tanjung Jabung Timur
yang merupakan wilayah endemik penyakit Jembrana.
Gambar 3. Foto pedet hasil kegiatan Pembentukan Rumpun Baru Sapi Silangan
PO dan Bali
Sapi POBA jantan
Sapi POBA Betina
25
3. Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit Sumber Sapi Potong (Output: 1
Galur dan 200 Ekor)
Peningkatan populasi sapi potong lokal dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan produktivitas bibit sapi potong melalui pengelolaan dan
pemanfaatan bibit sumber sapi potong. Materi yang digunakan adalah 220 ekor
sapi PO jantan dan betina dengan berbagai status fisiologis, yang merupakan
hasil seleksi kegiatan breeding tahun 2016.
Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan bibit sumber sapi potong dilakukan
dalam 3 tahapan yaitu 1) melakukan pembesaran sapi PO calon bibit yang
dilanjutkan dengan pengelompokan berdasarkan Grade 2) melakukan
penyebaran bibit unggul ke beberapa stakeholder dan 3) pengamatan performan
turunan sapi PO yang sudah disebar di stakeholder. Pemeliharaan ternak
dilakukan menggunakan kandang kelompok dan kandang individu dengan
manajemen standar baik pakan maupun sistem perkawinan dan khusus untuk
calon pejantan dilakukan exercise dan pemberian jamu herbal.
Hasil kegiatan 2017, populasi yang dikelola UPBU adalah sebanyak 189 ekor
yang terdiri dari 100 ekor dikelola dikandang percobaan Loka Penelitian Sapi
Potong, 20 ekor disebar ke kelompok peternak di TPP Sadeng Cirebon dan 69
ekor yang disebar oleh team kerjasama ke beberapa stakeholder.
Calon pejantan sapi PO umur lebih dari 2 tahun yang memiliki tinggi gumba
sesuai dengan SNI 2015 adalah sebanyak 18 ekor dengan tinggi gumba berkisar
antara 133-148 cm.
Calon pejantan sapi PO
26
Populasi sapi calon induk
Populasi sapi induk
Kegiatan exercise dan pemeriksaan kualitas semen pejantan
27
4. Super impose pada kegiatan Pendampingan Sistem Integrasi Ternak
Tanaman (Output: 1 Jenis)
Sektor peternakan khususnya dari ternak ruminansia berkontribusi terhadap
permasalahan pemanasan global melalui emisi gas metana hasil fermentasi
enterik di saluran pencernaan. Tidak hanya meyebabkan masalah lingkungan
produksi gas metana enterik merupakan sebuah pemborosan energi bagi ternak.
Saponin dan tanin dapat digunakan sebagai agen penurun metan secara
bersama karena kedua zat aktif tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Saponin dapat digunakan sebagai penurun protozoa namun bersifat selektif
terhadap penghambatan mikroba. Tanin dapat digunakan sebagai zat
antimikroba namun tanin mempunyai kemampuan berikatan dengan molekul
sederhana pada pakan sehingga penggunaan tanin sebagai agen penurun metan
harus dibatasi.
Penelitian penggunaan ekstrak saponin dan tanin pada sapi potong
dengan 4 perlakuan pakan yaitu perlakuan pakan kontrol, pakan kontrol +
penambahan ekstrak saponin, pakan kontrol + penambahan ekstrak tanin dan
pakan kontrol + ekstrak saponin dan ekstrak tanin. Penambahan saponin dan
tanin tidak mempengaruhi konsumsi pakan. Penambahan ekstrak saponin dan
tanin secara bersamaan menyebabkan pertambahan berat badan harian (PBBH)
terendah (0,16 kg/ekor/hari) sedangkan pada perlakuan kontrol, pakan dengan
pemberian saponin dan tanin tunggal tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap PBBH. Produksi CH4 terendah adalah pada perlakuan dengan
penambahan tanin yaitu 24, 54 mMol. Ekstrak saponin dan tanin dari daun
sengon dan daun trembesi dapat digunakan sebagai penurun produksi gas
metana karena mampu menghasilkan berat badan harian tertinggi yaitu 0,49
kg/ekor/hari dan menghasilkan gas metana paling rendah yaitu 24, 54 mMol.
5. Super impos pada kegiatan Pengelolaan Kandang Kebun dan
Laboratorium (Output: 1 Galur)
Output Jumlah SDG ternak, TPT dan mikrobia veteriner yang dikonversi
dan dikarakterisasi didapatkan dari kegiatan Konservasi Sapi Rambon yang ada
di Kandang Loka Penelitian Sapi Potong. Kegiatan ini adalah kegiatan
superimpose dengan pembiayaan operasional menempel pada belanja
pengelolaan kandang kebun dan laboratorium.
28
Tujuan utama kegiatan konservasi di tahun 2017 adalah perbaikan
manajemen pemeliharaan sapi rambon dan melakukan pengaturan perkawinan
agar didapatkan peningkatan populasi pada tahun 2018. Pengaturan perkawinan
telah dilakukan pada bulan Juli 2017, dan diharapkan pada bulan Maret 2018
sudah terjadi kelahiran sapi Rambon di Loka Penelitian Sapi Potong. Data
performance dan data genetik sapi rambon sudah didapatkan dan telah
terpublikasikan pada tahun 2015, dan untuk tahun 2017 telah dikumpulkan data-
data kualitas semen pejantan sapi rambon.
Sasaran 2. Tersedianya Teknologi Pakan; Teknologi Reproduksi;
Teknologi Veteriner; Teknologi Budidaya dan Teknologi Integrasi
Tanaman-Ternak Berbasis Bioindustri, Bioscience dan Bioengineering.
Untuk mencapai Sasaran 2 tersebut, telah diukur dua indikator kinerja,
yaitu: jumlah teknologi reproduksi dengan target 3 teknologi; jumlah teknologi
pakan dengan target 3 teknologi. Pencapaian target dari indikator kinerja
tersebut digambarkan seperti dalam Tabel 5. Indikator kinerja Sasaran 2 yang
telah ditargetkan pada tahun 2017 secara umum tercapai dengan predikat cukup
dengan rataan capaian 66,6%.
Tabel 9. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 2
No. Sasaran Strategis Indikator
kinerja
Rincian Target Realiasi %
1. Tersedianya teknologi
pakan; teknologi
reproduksi; teknologi
veteriner; teknologi
budidaya dan
teknologi integrasi
tanaman-ternak
berbasis bioindustri,
bioscience dan
bioengineering.
Jumlah
teknologi
pakan
Teknologi
pakan calon
galur sapi PO
muda terseleksi
1
Teknologi
1
Teknologi
100
Teknologi
penurun
metana
menggunakan
prebiotik
saponin dan
tannin
1
Teknologi
1
Teknologi
100
Teknologi
penurun
metana
menggunakan
probiotik
1
Teknologi
1
Teknologi
100
Jumlah Teknologi 1 1 100
29
No. Sasaran Strategis Indikator
kinerja
Rincian Target Realiasi %
teknologi
reproduksi
imunodotblotin
g untuk
diagnose
kebuntingan
sapi
Teknologi Teknologi
Teknologi
tailcounter
untuk deteksi
estrus sapi
1
Teknologi
1
Teknologi
100
Teknologi
perbaikan
vitalitas spi
pejantan
dengan ramuan
herbal
1
Teknologi
1
Teknologi
100
Rata-rata realisasi 100
Rincian capaian indikator kinerja masing-masing target berasal dari
kegiatan penelitian reproduksi dan penelitian pakan sebagai berikut :
1. Penentuan Standar Pakan Calon Galur Sapi PO Agrinak Muda
(Output: 1 Teknologi)
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh sandar pakan sapi PO
Agrinak muda sebagai calon galur baru (1 standar pakan). Perlakuan penelitian
adalah level pemberian Protein Kasar (PK) ransum sebesar 140; 155; 170 dan
185% dari standart yang tercantum dalam Tabel NRC (1996) untuk sapi jantan
dan betina pertumbuhan dengan target pertambahan bobot badan harian
(PBBH) sebesar 0,68 s.d. 0,91 kg. Pakan terdiri atas 30% rumput gajah dan 70%
konsentrat (dasar bahan kering), diberikan dua kali sehari (pagi dan sore).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberian PK ransum sebesar 140;
155; 170 dan 185% dari standart NRC 1996 secara berturut-turut menghasilkan
PBBH kumulatif pada sapi betina sebesar 0,62 ; 0,58; 0,84; dan 0,62 kg; dan
pada sapi jantan 0,93; 0,95; 1,03; dan 1,00 kg.
SKT ternak pada awal dan akhir penelitian pada semua perlakuan mengalami
kenaikan, sapi betina sebesar 1,08-1,42 dan pada sapi jantan 1,00-1,25.
Peningkatan PBBH tertinggi terjadi pada pemberian ransum sebesar 170% dari
30
NRC yang diikuti oleh peningkatan SKT yang tinggi juga yaitu pada sapi betina
sebesar 1,42 dan pada sapi jantan sebesar 1,25.
Dapat disimpulkan, bahwa untuk menghasilkan PBBH sebesar 0,68 s.d. 0,91
pada sapi jantan dan betina pertumbuhan diperlukan pemberian ransum
sebanyak 1,7 kali (untuk sapi betina) atau 1,4 kali (untuk sapi jantan) dari
standart PK ransum yang direkomendasikan dalam Tabel NRC 1996.
2. Super impose pada kegiatan Pendampingan Sistem Integrasi
Ternak Tanaman (Output: 2 Teknologi)
Sektor peternakan khususnya dari ternak ruminansia berkontribusi terhadap
permasalahan pemanasan global melalui emisi gas metana hasil fermentasi
enterik di saluran pencernaan. Produksi metana enterik memberikan kontribusi
sekitar 90% dari total emisi metana sektor peternakan. Total produksi gas
metana enterik dan kotoran diasumsikan dapat memberikan kontribusi sekitar
23% dari total gas metana di sektor pertanian secara nasional. Tidak hanya
meyebabkan masalah lingkungan produksi gas metana enterik merupakan
sebuah pemborosan energi bagi ternak. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi gas metana enterik diantaranya adalah dengan menggunakan
senyawa saponin dan tanin yang merupakan senyawa alami yang terdapat pada
tanaman. Saponin dan tanin dapat digunakan sebagai agen penurun metan
secara bersama karena kedua zat aktif tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Saponin dapat digunakan sebagai penurun protozoa namun bersifat
selektif terhadap penghambatan mikroba. Tanin dapat digunakan sebagai zat
antimikroba namun tanin mempunyai kemampuan berikatan dengan molekul
sederhana pada pakan sehingga penggunaan tanin sebagai agen penurun metan
harus dibatasi. Penggunaan saponin dan tanin sebagai bahan penurun produksi
gas metana enterik telah dilakukan secara in vitro dan in vivo di Loka Penelitian
Sapi Potong. Preparat saponin didapatkan dari ektraksi daun sengon (Albiziaa
falcataria) dan preparat tanin didapatkan dari
Penelitian in vitro. Perlakuan penelitian adalah penambahan ekstrak saponin
dan ekstrak tanin pada pakan komplit. Pakan komplit mengandung serat kasar
(SK) 25%, protein kasar (PK) 9%, total digestible nutrient (TDN) 58-60%.
31
Terdapat 12 kombinasi perlakuan penambahan saponin (0%, 1,5% dan 2%) dan
tanin (0%, 4,5%, 5% dan 5,5%). Parameter pengujian adalah kandungan
ekstrak tanin pada daun trembesi dan kandungan ekstrak saponin pada daun
sengon, degradasi bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) dan karakteristik
fermentasi. Kandungan ekstrak saponin dari daun sengon pada penelitian ini
adalah 2716,97 µg/ml dan ekstrak tanin dari daun trembesi pada penelitian ini
adalah 19,859 g/100 g. Peningkatan level saponin dan tanin menyebabkan
penurunan degradasi bahan kering (BK) dan degradasi bahan organik (BO).
Peningkatan level saponin tidak menyebabkan penurunan produksi gas
sebaliknya peningkatan level tanin menyebabkan penurunan produksi gas, rasio
asetat propionat dan produksi gas CH4. Ekstrak tanin dari daun trembesi mampu
menurunkan produksi CH4 pada level 5% sedangkan ekstrak saponin mampu
menurunkan CH4 pada level 2%
Penelitian in vivo. Penelitian penggunaan ekstrak saponin dan tanin pada
sapi potong dengan 4 perlakuan pakan yaitu perlakuan pakan kontrol, pakan
kontrol + penambahan ekstrak saponin, pakan kontrol + penambahan ekstrak
tanin dan pakan kontrol + ekstrak saponin dan ekstrak tanin. Penambahan
saponin dan tanin tidak mempengaruhi konsumsi pakan. Penambahan ekstrak
saponin dan tanin secara bersamaan menyebabkan pertambahan berat badan
harian (PBBH) terendah (0,16 kg/ekor/hari) sedangkan pada perlakuan kontrol,
pakan dengan pemberian saponin dan tanin tunggal tidak memberikan pengaruh
nyata terhadap PBBH. Produksi CH4 terendah adalah pada perlakuan dengan
penambahan tanin yaitu 24, 54 mMol. Ekstrak saponin dan tanin dari daun
sengon dan daun trembesi dapat digunakan sebagai penurun produksi gas
metana karena mampu menghasilkan berat badan harian tertinggi yaitu 0,49
kg/ekor/hari dan menghasilkan gas metana paling rendah yaitu 24, 54 mMol.
32
3. Super impos pada kegiatan Pendampingan, Koordinasi,
Bimbingan dan Dukungan Teknologi, Upsus SIWAB, TSP, TTP,
dan Komoditas Utama Kementan (Output: 2 Teknologi)
Database tingkah laku estrus dengan modifikasi teknologi micro
controller. Pengembangan usaha ternak sapi potong saat ini masih mengalami
hambatan terutama dibidang reproduksi. Panjangnya jarak beranak dan
rendahnya tingkat kebuntingan adalah salah satu penyebab pencapaian tingkat
reproduktivitas yang belum optimal. Agar target reproduksi dapat tercapai
diantaranya dengan melakukan perbaikan pengelolaan reproduksi yaitu deteksi
estrus. Ketepatan deteksi estrus sangat penting karena dapat menentukan waktu
perkawinan dengan tepat sehingga kegagalan perkawinan yang berimbas
rendahnya kebuntingan dapat dihindari. Kegiatan deteksi estrus ini bertujuan
untuk mendukung kegiatan perkawinan sapi betina dengan cara memprediksi
waktu estrus secara cepat dan tepat berdasarkan tingkah laku ternak. Kegiatan
ini dilakukan di kandang individu Lolitsapi selama dua siklus estrus dengan
menggunakan induk sapi Madura pasca beranak atau sapi yang belum bunting,
dengan kriteria adalah sapi betina yang memiliki skor kondisi tubuh dan umur
yang seragam.
Metodelogi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan
tingkah laku (behavior) tanda-tanda berahi/estrus pada sapi induk >40 hari
pasca beranak atau sapi yang belum bunting sebanyak 12 ekor; untuk metode
pengamatan estrus dengan menggunakan modifikasi infrared (gerak pangkal
ekor dan suhu) dan didukung pengamatan secara visual pada vulva (merah,
bengkak dan hangat).
Hasil kegiatan pemasangan micro controler menunjukkan bahwa pada
sapi induk yang mengalami estrus memiliki suhu permukaan vulva sebesar ±38
oC dan jumlah pergerakan ekor 17±13,18 kali. Kesimpulan dari kegiatan ini
adalah profil sapi betina estrus yaitu memiliki suhu permukaan vulva sebesar
±38 oC dan jumlah pergerakan ekornya lebih sedikit dibanding kondisi normal.
Test Kit Kebuntingan Dini Skala Laboratorium menggunakan
Protein B spesifik. Fenomena lamanya waktu kosong induk sapi betina
menyebabkan kerugian peternak yang diakibatkan oleh terlambatnya informasi
kegagalan perkawinan/IB. Selama ini metode deteksi kebuntingan pada sapi
dilakukan secara konvensional melalui palpasi rectal, namun dibutuhkan umur
33
kebuntingan tertentu (lebih dari 60 hari) dan tenaga ahli dibidang reproduksi
(ATR). Oleh karena itu diperlukan suatu metode deteksi kebuntingan sapi pada
umur kebuntingan kurang dari satu bulan (dini) dan dapat dilakukan oleh
peternak secara umum. Sehingga dibutuhkan alat diagnosis kebuntingan yang
cepat dan akurat yaitu tes KIT kebuntingan.
Tes KIT kebuntingan ini berbasis protein spesifik dengan hasil gradient
densitas warna, akan terjadi ikatan antara antigen dalam serum darah sapi
bunting umur 1-3 bulan dengan antibodi poliklonal. Test KIT diagnosis
kebuntingan ini berasal dari antibodi protein spesifik dari sapi induk bunting
umur muda sebagai bahan diagnosis kebuntingan dini. Selanjutnya untuk proses
mendapatkan antibodi protein spesifik dilakukan dengan menggunakan 40 ekor
induk sapi PO dengan status fisiologis bunting umur 1,2,3 bulan dan tidak
bunting
Hasil kegiatan tahun 2017 dipergunakan untuk pembuatan test KIT
diagnosis kebuntingan dengan metode ELISA guna mendukung kegiatan
Demfarm Kawasan Inovator SIWAB pada beberapa daerah yang telah ditentukan
oleh Puslitbang Peternakan diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi
Selatan.
5. Super impose pada kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit
Sumber Sapi Potong (Output: 1 Teknologi)
Kunci keberhasilan kebuntingan pada sapi potong, selain sapi induk juga
oleh faktor pejantan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada pejantan
yang digunakan sebagai pemacek (perkawinan alami), diantaranya adalah
penurunan kualitas dan kuantitas semen serta rendahnya libido yang akan
berdampak pada rendahnya kualitas semen. Rendahnya kualitas semen yang
berimbas pada turunnya angka konsepsi oleh karena itu diperlukan suatu
kegiatan penelitian yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu
melalui super imphose dengan menambahakan suplementasi organik berupa
potensi lokal yaitu cabe jawa (Piper retrofraktum vahl) (Wikipedia.org. 2017).
Selama ini cabe jawa lebih banyak digunakan pada manusia sebagai peningkatan
vitalitas dan kejantanan pria. Cabe jawa adalah sejenis rempah yang masih
berkerabat dengan lada dan kemukus termasuk termasuk dalam suku sirih –
sirihan atau Piperaceae dengan nama lain cabe jamu atau cabe saja. Cabe jamu
34
mengandung senyawa piperin dengn kandungan 4,6% diharapkan dapat
digunakan pada sapi jantan guna meningkatkan kualitas libidonya.
Penelitian dilakukan di kandang Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi,
menggunakan 20 ekor sapi jantan dengan umur diatas dua tahun. Menggunakan
rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan herbal dan masing-masing
perlakuan sebanyak 4 (empat) ekor sapi calon pejantan Pernakan Ongole (PO).
Perlakuan herbal tersebut yaitu untuk perlakuan A (75 gram cabe jamu; 200 ml
madu dan 5 butir telur); B (50 gram cabe jamu; 200 ml madu dan 5 butir telur)
dan C (25 gram cabe jamu; 200 ml madu dan 5 butir telur) yang diberikan setiap
satu minggu sekali yang diberikan selama 3 bulan. Hasil pengamatan terhadap
exercise dan pemberian jamu herbal menunjukkan terjadinya perbaikan
kecepatan respon terhadap teaser dari ketiga perlakuan yang berturut – turut
sebagai berikut sapi A 3,00±2,83 menit menjadi 1,00±0,00. Menit; sapi B
10,00±00 menjadi 3,06±1,18 menit; sapi C 10,00±00 menjadi 2,20±2,68 menit.
Selanjutnya untuk kualitas semen untuk sapi A volume 2 ml menjadi 2,38±1,25
ml; konsentrasi 1220±169,71 menjadi 1420±424,89 jt/ml; motilitas individu
47,50±10,61 menjadi 60±33,67%. Sapi B volume 0 ml menjadi 3,06±1,18ml;
konsentrasi 0 menjadi 1201±421,58 jt/ml; motilitas individu 0 menjadi
62,50±18,52%. Dan sapi C volume 0 ml menjadi 2,30±1,64 ml; konsentrasi 0
menjadi 1376±294,74 jt/ml; motilitas individu 0 menjadi 74,00±6,52 %. Dari
uraian diatas disimpulkan bahwa calon pejantan yang bisa ditampung
menunjukkan perbaikan respon libido dan kenaikkan kualitas sperma dari ketiga
perlakuan.
Sasaran 3. Tersedianya Publikasi dan KTI dalam Jurnal Nasional dan
Internasional, HaKI dan Lisensi, serta Perluasan Jejaring Kerja
Nasional dan Internasional.
Untuk mencapai Sasaran 3 tersebut, telah diukur tiga indikator kinerja,
yaitu: (1) jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner; (2)
Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional dan (3) jumlah publikasi ilmiah
nasional/ internasional.
Pencapaian target dari indikator kinerja tersebut digambarkan seperti
dalam Tabel 7. Indikator kinerja Sasaran 3 yang telah ditargetkan pada tahun
2017 secara umum tercapai dengan baik dengan rataan capaian 100,00 %.
35
Tabel 10. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 3
Sasaran Strategis Indikator
kinerja
Rincian Target Realisasi %
Tersedianya publikasi
dan KTI dalam jurnal
nasional dan
internasional, HKI
dan lisensi, serta
perluasan jejaring
kerjasama nasional
dan internasional.
Jumlah
ekspose/pameran
teknologi
peternakan dan
veteriner
Indolivestock di
Surabaya
5 Kegiatan 6 Kegiatan 120
Soropadan Agro
Ekspo (SAE) ke-8
di Kab.
Temanggung
Jawa Tengah
Pameran dalam
rangka Temu
Lapang Panen
Padi di Kab.
Trenggalek Jawa
Timur
Pameran dalam
rangka Semnas
Ilmu-Ilmu
Peternakan dan
Veteriner di
Balitnak Bogor
Ciawi
Ekspo dan Kontes
Ternak di Kab.
Pasuruan Jawa
Timur
Pameran dalam
rangka Temu
Nasional Inovasi
Pengelolaan SDG
di BPTP Jawa
Timur
Jumlah Kerjasama
Nasional dan
Internasional
Koperasi Peternak
Sapi Perah Setia
Kawan
Nongkojajar
Pasuruan Jawa
Timur
3 MoU 3 MoU 100
Dinas Pertanian
dan Pangan Kab.
Trenggalek Jawa
36
Sasaran Strategis Indikator
kinerja
Rincian Target Realisasi %
Timur
Fakultas
Peternakan Univ.
Gadjah Mada
Yogyakarta
Jumlah Publikasi
Ilmiah Nasional/
Internasional
Jumlah artikel 25 Artikel
22 Artikel
(15
Prosiding,
7 Jurnal
Nasional/
Buletin/
Bunga
Rampai)
88
Rata-rata realisasi 102
1. Kegiatan Ekspose/pameran teknologi peternakan.
Loka Penelitian Sapi Potong pada tahun 2017 telah mengikuti kegiatan
ekspose/pameran sebanyak 6 kali; yaitu (i) Indolivestock yang berlangsung
selama tiga hari yaitu dari tanggal 17-19 Mei 2017 bertempat di Grand City
Convex Surabaya; (ii) Soropadan Agro Expo (SAE) ke-8 tahun 2017 dilaksanakan
di Kab. Temanggung Jawa Tengah selama lima hari; yaitu dari tanggal 13 hingga
17 Juli 2017; (iii) Pameran dalam rangka Temu Lapang Panen Padi di Kab.
Trenggalek Jawa Timur berlangsung pada tanggal 25 Agustus 2017 bertempat di
Balai Desa Ngadirejo Kec. Pogalan Kab. Trenggalek; (iv) Pameran dalam rangka
Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Peternakan dan Veteriner yang berlangsung di Balai
Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor; (v) Ekspo dan Kontes Ternak di
Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 berlangsung selama dua hari; yaitu dari
tanggal 23-24 Oktober 2017 bertempat di Lapangan Sukorejo Kab. Pasuruan dan
(vi) Pameran dalam rangka Temu Nasional Inovasi Pengelolaan SDG di BPTP
Jawa Timur berlangsung selama dua hari; yaitu tanggal 7-8 November 2017.
Lokasi pameran di lapangan depan BPTP Jawa Timur diikuti oleh UPT Badan
Litbang Pertanian wilayah Malang dan sekitarnya, dinas/instansi terkait,
37
perguruan tinggi, perusahaan yang bergerak di bidang pertanian-peternakan,
dan lain-lain.
2. Publikasi Ilmiah Nasional/Internasional
Selama tahun 2017 Loka Penelitian Sapi Potong telah menghasilkan
sebanyak 22 judul karya tulis ilmiah. Dari sejumlah tersebut, sebanyak 7 judul
diterbitkan dalam jurnal nasional/buletin/bunga rampai sedangkan 15 judul
lainnya diterbitkan dalam prosiding nasional maupun internasional.
Sasaran 4. Terselenggaranya Dukungan Peningkatan dan Pengelolaan
Sarana dan Prasarana, serta Sistem Manajemen Mutu
Untuk mencapai Sasaran 4 tersebut, telah diukur dua indikator kinerja,
yaitu: (1) jumlah akreditasi manajemen; dan (2) jumlah akreditasi laboratorium
Pencapaian target dari indikator kinerja tersebut digambarkan seperti
dalam Tabel . Indikator kinerja Sasaran 4 yang telah ditargetkan pada tahun
2017 secara umum tercapai dengan baik dengan rataan capaian 100,0 %.
Tabel 11. Target dan capaian indikator kinerja dalam mencapai Sasaran 4
Sasaran Strategis Indikator
kinerja
Rincian Target Realia
si
%
Terselenggaranya
dukungan peningkatan
dan pengelolaan sarana
dan prasarana, serta
sistem manajemen mutu
Jumlah akreditasi
manajemen
Surveilance
ISO 9001:2015
1 Unit 1 Unit 100
Jumlah akreditasi
laboratorium
Surveilance
ISO
17025:2008
1 Unit 1 Unit 100
Rata-rata realisasi 100
1) Akreditasi Manajemen ISO 9001:2008
Pelaksanaan ISO 9001:2008 tahun 2017 merupakan pelaksaanaan
standart mutu tahun keempat setelah Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi)
mempertahankan dan memperoleh kembali sertifikat II ISO 9001:2008 (01
Pebruari 2014 s/d 31 Januari 2016). Dalam pemeliharaan pelaksanaan ISO
9001:2008 tahun 2017, telah dilakukan dua kali pengawasan (assesment),
melalui audit internal dan audit eksternal.
38
Audit internal ISO 9001:2008 dilaksanakan tanggal 22-23 Mei 2017, yang
dilakukan oleh Tim auditor internal Loka Penelitian Sapi Potong dan hasil
penemuannya termasuk katagori minor. Pelaksanaan Audit Intern dengan
menggunakan metode wawancara, pengamatan kegiatan/observasi, dan review
dokumentasi
Audit eksternal ISO 9001: 2008 tahun 2017, dilaksanakan tanggal 27-28
Desember 2017, yang dilakukan oleh Tim auditor dari PT. TUV Rheinland
Indonesia. Hasil pelaksanaan audit eksternal ISO 9001: 2008 tahun 2017
menyatakan bahwa Loka Penelitian Sapi Potong masih bisa mempertahankan
sertifikasi manajemen sesuai dengan ISO 9001:2008.
2) Akreditasi ISO Laboratorium 17025:2005
Kegiatan operasional dan pemeliharaan laboratorium adalah untuk
mendukung kegiatan penelitian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Loka
Penelitian Sapi Potong. Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu kegiatan
penelitian kegiatan penelitian dan melakukan pelayanan umum dalam hal
pengujian/analisis bahan pakan dan ransum serta meningkatkan profesionalisme
personil laboratorium dan kepercayaan pelanggan terhadap data yang dihasilkan
dalam koridor ISO/IEC 17025:2008.
Kegiatan operasional dan pemeliharaan dilakukan sesuai Tugas pokok dan
fungsi Petugas Kandang Percobaan, Kebun Percobaan dan Laboratorium sesuai
dengan surat penegasan Kepala Loka Penelitian Sapi Potong. Petugas
laboratorium merupakan kepanjangan tangan Kepala Loka Penelitian Sapi Potong
dalam melakukan pengelolaan laboratorium, melakukan pengujian dan analisis
pakan, melakukan pengujian teknologi dan analisis reproduksi, mambantu
melakukan kegiatan penelitian, melakukan pelayanan jasa laboratorium,
melaksanakan sistem jaminan mutu berdasarkan sistem mutu berstandar
internasional (ISO 17025) serta melakukan pengadministrasian dan menyiapkan
bahan laporan.
Kegiatan rutin sebagaimana rencana yang tertuang dalam ROKTM telah
secara runut dilaksanakan oleh Laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong.
Laboratorium telah melakukan 3030 analisis sampel pakan dengan berbagai
ruang lingkup analisis, 379 kali analisis makroskopis dan 457 mikroskopis semen,
membuat preparat ulas sebanyak 172 preparat, preparasi sampel darah
39
Jenis Analisis
Internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BK 114 29 8 15 2 3 3 20 3 96 293
PK 59 29 6 15 2 3 3 3 14 6 96 236
LK 59 1 6 14 2 2 3 14 3 96 200
SK 59 1 6 14 2 3 3 14 6 96 204
Abu 59 29 6 15 2 2 3 3 14 3 96 232
Energi 1 2 3
TDN 12 2 2 3 3 14 2 38
BETN 2 2
NDF 59 5 2 96 162
ADF 59 5 2 96 162
Ca 0
P 1 1
makroskopis 250 44 33 5 4 6 19 18 379
mikroskopis 250 44 99 5 4 6 19 30 457
buat preparat ulas 88 66 18 172
preparasi sampel darah 154 458 612
pemeriksaan darah 24 12 36
Penghitungan proto &
koloni bakt 63 63
Eksternal
BK 4 7 17 8 11 10 17 16 9 24 73 9 205
PK 4 9 15 10 13 10 17 16 9 18 48 9 178
LK 3 7 15 8 11 10 15 16 9 18 47 7 166
SK 3 7 15 7 11 10 16 16 9 18 46 7 165
Abu 3 8 15 7 11 10 16 16 9 18 66 7 186
Energi 1 1 8 5 5 18 38
TDN 8 15 14 5 12 34 5 93
BETN 0
NDF 5 23 13 11 5 1 5 5 5 8 35 35 151
ADF 5 16 13 12 5 5 5 5 8 35 32 141
Ca 2 2
P 1 2 4 14 21
BulanJumlah
sebanyak 612 sampel, melakukan analisis darah sebanyak 36 sampel serta
penghitungan protzoa dan koloni bakteri sebanyak 63 sampel. Laboratorium
Nutrisi dan Pakan Ternak, Loka Penelitian Sapi Potong telah menerapkan sistem
manajemen ISO 17025 pada seluruh aspek sesuai klausul yang diwajibkan untuk
laboratorium pengujian.
Disimpulkan bahwa operasional dan pemeliharaan laboratorium Loka
Penelitian Sapi Potong telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi
laboratorium percobaan sebagai bagian yang mendukung kegiatan penelitian dan
diseminasi sebagaimana visi dan misi Loka Penelitian Sapi Potong.
Tabel 12. Analisis Laboratorium 2017
40
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Total pagu anggaran awal Lolitsapi TA. 2017 adalah sebesar Rp.
12.252.000.000,00. Setelah mengalami enam kali revisi total anggaran menjadi
sebesar Rp. 14.923.019.000,00. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember
2017 adalah sebesar Rp 14.343.306.874,00 atau sebesar 96,12 %.
Tabel 13. Akuntabilitas Keuangan Lolitsapi 2017
Jenis Belanja Pagu Realisasi % Realisasi
Belanja Pegawai 4.862.000.000 4.850.187.077 99,76
Belanja Barang
Operasional
1.595.000.000 1.591.393.277 99,77
Belanja Barang Non
Operasional
5.745.919.000 5.417.986.654 94,29
Belanja Modal 2.720.100.000 2.483.739.866 91,31
Total 14.923.019.000 14.343.309.874 96,12
Distribusi realisasi tertinggi terjadi pada belanja Non Operasional sebesar
99,77 %, tingginya serapan ini karena kecepatan administrasi keuangan dan
teknis pembelanjaan oleh tim keuangan Loka Penelitian Sapi Potong. Sedangkan
realisasi terendah terjadi pada belanja modal sebesar 91,31%. Rendahnya
serapan benlanja modal ini lebih disebabkan karena selisih HPS dengan
penawaran terendah yang ditetapkan sebagai pemenang terpaut cukup jauh.
-
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
14,000,000,000
16,000,000,000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Operasional
Belanja Barang Non Operasional
Belanja Modal TotalPagu
Realisasi
41
Kinerja Lainnya
a. Penghargaan Litkayasa Lapang Teladan.
Pada tahun 2017, salah satu Litkayasa Loka Penelitian Sapi Potong
mendapatkan penghargaan dari Badan Litbang Pertanian. Penghargaan itu
didapatkan oleh Muchammad Chanafi (NIP. 19671105 200501 1 001) dengan
jabatan litkayasa pelaksana. Penghargaan ini merupakan penghargaan tingkat
Badan Litbang sebagai apresiasi atas profesionalisme tenaga litkayasa yang
merupakan ujung tombak kegiatan penelitian di Badan Litbang Pertanian.
b. Peringkat 24 Pengelolaan Website Lingkup Badan Litbang.
Website lolitsapi dengan alamat domain
www.lolitsapi.litbang.pertanian.go.id merupakan media online resmi yang
dikelola oleh tim Jaslit untuk memberikan pengumuman, berita, informasi,
layanan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Lolitsapi. Pada tahun 2017,
Badan Litbang pertanian melakukan penilaian terhadap website seluruh UK/UPT
lingkup Badan Litbang Pertanian. Penilaian ini dibagi menjadi 2 kategori, kategori
A untuk tingkat Puslit/Balai Penelitian dan kategori B untuk tingkat Lolit/BPTP.
Website Lolitsapi menempati peringkat 24 dalam pengelolaan website untuk
kategori B.
42
IV.PENUTUP
Secara umum kegiatan selama tahun anggaran 2017, Lolitsapi telah
melaksanakan berbagai kegiatan baik penelitian yang menghasilkan inovasi
teknologi sapi maupun kegiatan penyebaran teknologi sapi potong dalam rangka
pembangunan pertanian bioindustri. Selain itu untuk mendukung tercapainya
inovasi teknologi yang diperlukan pengguna untuk meningkatkan produktivitas
sapi potong mendukung Program Kementerian Pertanian telah dilakukan pula
manajemen pengelolaan anggaran.
Pada tahun 2017, capaian indikator kinerja rata-rata adalah 100,27%
dimana nilai tersebut didapatkan dari 4 capaian sasaran strategis. Dua galur
yang ditargetkan dari sasaran 1 adalah berupa galur harapan sapi PO agrinak
dan galur sapi silangan PO dengan Bali. Satu galur/varietas unggul yang
terdistribusi beserta 189 ekor bibit sumber didapatkan dari kegiatan UPBS. Untuk
sasaran 2 sejumlah 6 teknologi telah tercapai 100% dari target yang didapatkan
dari kegiatan penelitian nutrisi dan reproduksi. Sasaran 3 didapatkan hasil
melebihi target yaitu sebesar 102, % di karenakan pada tahun 2017 jumlah
ekspose melebihi target. Sedangkan untuk sasaran 4 dapat tercapai 100% pada
tahun 2017 dengan mempertahankan sertifikat ISO manajemen 9001 dan ISO
Laboratorium 17025.
Akuntabilitas keuangan pada tahun 2017 menunjukkan serapan total
anggaran 96,12%. Distribusi realisasi tertinggi terjadi pada belanja Non
Operasional sebesar 99,77 %, tingginya serapan ini karena kecepatan
administrasi keuangan dan teknis pembelanjaan oleh tim keuangan Loka
Penelitian Sapi Potong. Sedangkan realisasi terendah terjadi pada belanja modal
sebesar 91,31%
Informasi yang disampaikan dalam laporan kinerja ini diharapkan dapat
menjadi referensi umum bagi semua pihak yang ingin mengetahui kegiatan yang
dilaksanakan oleh Lolitsapi.
43
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Loka Penelitian Sapi Potong
200