LAKIP BKN 2014

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    1/102

     

    LAPORAN

    AKUNTABILITAS

    KINERJA

    INSTANSIPEMERINTAH

    TAHUN 2013

    BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    2/102

      LAKIP BKN 2013

    DDAAFFTTAARR IISSII 

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i

    RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................................. ii

    BAB I 

    PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

    A.  Latar Belakang ........................................................................................................... 2

    B. 

    Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi ....................................................................... 2

    C.  Peran Strategis BKN ................................................................................................... 4

    D.  Struktur Organisasi .................................................................................................... 6

    E.  Sistematika Penyajian ............................................................................................... 6

    BAB II 

    RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ........................................................... 7

    A. 

    RPJMN 2010-2014 ..................................................................................................... 8

    B.  Rencana Strategis BKN Tahun 2010-2014 .............................................................. 10

    C.  Penetapan Kinerja Tahun 2013 ............................................................................... 13

    BAB III 

    AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013 ........................................................................... 16

    A. 

    Penguatan Implementasi SAKIP BKN ....................................................................... 17

    B.  Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013................................................................ 17

    C.  Analisis Pencapaian Kinerja ..................................................................................... 20

    D. 

    Kinerja BKN Lainnya di Tahun 2013 ......................................................................... 74

    E. 

    Akuntabilitas Keuangan ........................................................................................... 77

    BAB IV  PENUTUP ......................................................................................................................... 82

    LAMPIRAN .................................................................................................................................... 85

    1. 

    Struktur Organisasi .................................................................................................. 86

    2. 

    Pengukuran Kinerja BKN Tahun 2013 ...................................................................... 87

    3. 

    Capaian Kinerja BKN Tahun 2010-2013 ................................................................... 90

    4.  Instansi Pemerintah yang telah melaksanakan Penilaian

    Kompetensi Tahun 2013 .......................................................................................... 92

    5. 

    Jumlah Peserta Tes dan Lulus Passing Grade Instansi Pusat

    Dan Daerah TKD CPNS Pelamar Umum Tahun 2013 ............................................... 93

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    3/102

      LAKIP BKN 2013

    i

    KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR 

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala

    yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara

    Tahun 2013 dapat disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas

    pelaksanaan kinerja yang telah ditetapkan.

    LAKIP BKN disusun untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden

    (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (AKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

    Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    LAKIP BKN disusun dengan maksud untuk memberikan informasi kepada

    publik terkait capain kinerja BKN tahun 2013 dalam memberikan layanan

    kepegawaian kepada masyarakat dan beberapa kendala, serta hambatan yang

    dihadapi untuk dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan

    perencanaan BKN di tahun berikutnya.

    Disadari bahwa penyusunan LAKIP BKN ini masih jauh dari sempurna,

    oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan agar

    LAKIP BKN dapat disusun dengan lebih baik.

    Mudah-mudahan LAKIP BKN ini dapat bermanfaat dan kepada semua

    pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan LAKIP ini diucapkan

    terimakasih.

    Jakarta, Maret 2014

    Kepala

    Badan Kepegawaian Negara

    Eko Sutrisno

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    4/102

      LAKIP BKN 2013

    ii

    RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF 

    Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan

    Kepegawaian Negara (BKN) bertujuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan

    kinerja BKN berdasarkan Penetapan Kinerja tahun 2013 dan sebagai bentuk keterbukaan

    informasi publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2010

    tentang Keterbukaan Informasi Publik.

    LAKIP BKN merupakan perwujudan pelaksanaan program dan kegiatan yang tercantum

    pada Rencana Strategis BKN tahun 2010-2014. Rencana Strategis BKN memuat Visi, Misi,

    Tujuan dan Sasaran Strategis, serta indikator kinerja utama. Visi BKN adalah Menjadi Pembina

    dan Penyelenggara Manajemen Kepegawaian yang profesional dan bermartabat tahun 2025

    dengan Misi yaitu 1) Mengembangkan sistem manajemen kepegawaian negara, 2)

    Mengembangkan sistem pelayanan kepegawaian, dan 3) Mengembangkan manajemen internal

    BKN.

    Dalam Rencana Strategis BKN 2010-2014 tercermin tujuan strategis yang hendak

    dicapai yaitu: 1) Mewujudkan manajemen kepegawaian yang moderen; 2) Mewujudkan

    pelayanan prima bidang kepegawaian; dan 3) Mewujudkan manajemen internal yang efektif,

    efisien dan akuntabel.

    Untuk merealisasikan tujuan strategis tersebut di atas, BKN menetapkan Sasaran

    Strategis dengan indikator kinerja dan capaian kinerjanya diuraikan sebagai berikut:

    a. 

    Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian dengan

    indikator kinerja berupa:

    1) 

    Persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian

    (rightsizing) di lingkungannya.

    2)  Persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di

    lingkungannya.

    3) 

    Persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam

    pengembangan karier kepegawaian di lingkungannya.

    4) 

    Persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat

    sesuai NSP.

    b.  Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal dengan indikator kinerja berupa:

    1)  Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi

    dengan menggunakan alat bantu computer (CAT).

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    5/102

      LAKIP BKN 2013

    iii

    2) 

    Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian.

    c. 

    Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian dengan indikator

    kinerja berupa:

     

    Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan.

    d. 

    Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi dengan indikator

    kinerja berupa:

      Indeks kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian.

    e.  Meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi dengan indikator kinerja

    berupa:

    1) 

    Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai.

    2) 

    Persentase Instansi Pemerintah yang telah terintegrasi dengan sistem aplikasi

    pelayanan kepegawaian (SAPK).

    3) 

    Persentase instansi/ stakeholders yang telah menggunakan sistem KPE.

    f. 

    Meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian dengan

    indikator kinerja berupa:

     

    Persentase penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan bidang.

    g.  Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta

    pengelolaan administrasi dengan indikator kinerja berupa:

    1)  Hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP BKN.

    2) 

    Opini BPK terhadap laporan keuangan BKN.

    3) 

    Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi.

    4)  Persentase pemenuhan sarana operasional kantor sesuai standar.

    5)  Indeks kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi BKN.

    h.  Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor dengan indikator

    kinerja berupa:

    1) 

    Indeks kepuasan pegawai terhadap sarana dan prasarana kantor yang tersedia.

    2) 

    Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    6/102

      LAKIP BKN 2013

    iv

    Berdasarkan uraian capaian kinerja BKN tahun 2013 diatas, sebagian besar mencapai target

    sebanyak 14 indikator kinerja, bahkan ada beberapa capaian kinerjanya yang melebihi 100%

    yaitu sebanyak 9 indikator kinerja. Namun demikian masih terdapat beberapa indikator kinerja

    yang belum mencapai target yaitu: 1) Persentase instansi pemerintah yang menerapkan

    standar kompetensi jabatan di lingkungannya; 2) Persentase Instansi Pemerintah yang telah

    terintegrasi dengan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK); 3) Hasil evaluasi terhadap

    implementasi SAKIP BKN; 4) Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi;

    5) Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana. Oleh karena itu BKN perlu melakukan

    langkah-langkah strategis guna mendukung pencapaian target kinerja pada semua sasaran

    strategis.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    7/102

      LAKIP BKN 2013

    BAB I 

    PENDAHULUAN

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    8/102

      LAKIP BKN 2013

    2

    AA..  LLaattaarr BBeellaakkaanngg 

    Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

    dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyebutkan bahwa setiap

    instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

    LAKIP merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas akuntabilitas kinerja

    yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun dan sebagai bentuk keterbukaan

    informasi kepada publik serta dalam rangka mewujudkan Good Governance.

    Badan Kepegawaian Negara sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban

    menyusun LAKIP yang merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik serta menjadi media

    informasi kepada publik mengenai capaian kinerja yang telah dilakukan BKN selama tahun

    2013. Terkait tugas BKN sebagai instansi yang melaksanakan manajemen kepegawaian negara,

    BKN mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun sumber daya aparatur sejalan

    dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2025 di bidang

    Hukum dan Aparatur. Pembangunan bidang aparatur negara dilakukan melalui reformasi

    birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan mewujudkan tata

    pemerintahan yang baik untuk mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai bidang

    lainnya.

    BB..  KKeedduudduukkaann,, TTuuggaass PPookkookk DDaann FFuunnggssii 

    Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

    Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen

    sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, dibentuk

    BKN yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Badan Kepegawaian Negara sebagaimana telah 3 kali diubah terakhir dengan Peraturan

    Kepala BKN Nomor 5 Tahun 2013, BKN melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

    manajemen kepegawaian Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

    a.  Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian; 

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    9/102

      LAKIP BKN 2013

    3

    b. 

    Penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan,

    pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan sumber daya

    manusia Pegawai Negeri Sipil; Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara

    dan mantan pejabat Negara;

    c.  Penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan mutasi kepegawaian

    antar Provinsi dan/atau antar Kabupaten/Kota;

    d.  Penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar dan prosedur mengenai mutasi,

    gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban, kedudukan Pegawai Negeri Sipil Pusat

    dan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan bidang kepegawaian lainnya;

    e.  Penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang

    kepegawaian kepada instansi pemerintah;

    f. 

    Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN;

    g.  Pelancaran kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian;

    h.  Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

    umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

    persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. 

    Disamping kedudukan, tugas, dan fungsi, BKN juga memiliki kewenangan yaitu:

    a.  Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang manajemen kepegawaian;

    b.  Perumusan kebijakan di bidang manajemen kepegawaian untuk mendukung

    pembangunan secara makro;

    c.  Penetapan sistem informasi di bidang manajemen kepegawaian;

    d.  Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Provinsi;

    e. 

    Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    f.  Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian;

    g.  Penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian dan pengendaliannya;

    h.  Penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan kebijakan yang

    ditetapkan Pemerintah;

    i.  Penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar provinsi, serta perumusan

    standar prosedur mengenai perencanaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,

    penetapan standar, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban serta kedudukan

    Pegawai Negeri Sipil;

     j. 

    Penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional;

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    10/102

      LAKIP BKN 2013

    4

    k. 

    Perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan standar;

    l. 

    Pengawasan dan pengendalian norma, standar dan prosedur kepegawaian.

    CC..  PPeerraann SSttrraatteeggiiss BBKKNN 

    Sesuai amanat Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok

    Kepegawaian, BKN sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara memiliki

    peran yang sangat strategis dalam pengembangan manajemen kepegawaian dan pelayanan

    administrasi kepegawaian yang melayani seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun

    daerah. Peran strategis BKN meliputi beberapa bidang, yaitu:

    1)  Bidang Perencanaan dan pengembangan Kepegawaian

    Peran strategis BKN terkait Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian yaitu

    merumuskan kebijakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian melalui pemberian

    pertimbangan pengusulan formasi PNS, penyediaan pedoman penyusunan standar

    kompetensi manajerial dan teknis, penilaian kompetensi PNS (Assessment Center),

    pengembangan kompetensi sumber daya aparatur melalui Diklat-diklat Kepegawaian,

    penelitian dan pengkajian dalam rangka mendukung perumusan kebijakan dibidang

    kepegawaian.

    Terkait peran strategis ini BKN telah melaksanakan berbagai program antara lain

    melaksanakan kegiatan penataan PNS dengan fasilitasi instansi untuk melakukan

    penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat berdasarkan analisis jabatan dan analisis

    beban kerja, dan evaluasi jabatan. Selain itu, masing-masing instansi pemerintah juga

    diwajibkan melakukan distribusi pegawai dan menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama

    lima tahun.

    2) 

    Bidang Pembinaan kinerja dan perundang-undangan.

    Peran strategis BKN terkait Bidang Pembinaan Kinerja dan Perundang-undang adalah

    melaksanakan perumusan kebijakan pembinaan kinerja dan penyusunan peraturan

    perundang-undangan kepegawaian. Dalam rangka peningkatan kualitas seleksi CPNS untuk

    mendapatkan SDM yang berkualitas maka BKN membangun dan mengembangkan sistem

    rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi dengan menggunakan alat bantu komputer

    atau Computer Assisted Test (CAT). Disamping itu dalam rangka pembinaan kinerja

    pegawai, BKN melaksanakan asistensi penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada

    instansi pusat dan daerah.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    11/102

      LAKIP BKN 2013

    5

    3)  Bidang Layanan Kepegawaian.

    Badan Kepegawaian Negara harus cepat merespons berbagai harapan masyarakat dan

    menjawab berbagai tantangan yang ada, khususnya dalam memberikan layanan bidang

    kepegawaian. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerapkan Standar Manajemen

    Mutu ISO 9001-2008 terhadap pelayanan kepegawaian. Hal ini menjadi momentum

    kebangkitan kualitas layanan yang prima, cepat, tepat, murah dan transparan kepada PNS

    yang diharapkan dapat menjadi pemicu lahirnya prestasi di sektor lain, sehingga pelayanan

    kepada PNS semakin baik.

    Berkaitan dengan peningkatan layanan kepegawaian berbasis IT mulai dari rekruitmen

    hingga pensiun, BKN menerapkan Sistim Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK On-Line)yang terintegrasi pada seluruh instansi pusat dan daerah sehingga pelayanan menjadi lebih

    cepat, tepat, transparan, efektif dan efisien.

    4)  Bidang Informasi Kepegawaian.

    Dalam rangka pengembangan sistem informasi kepegawaian, BKN memiliki peran strategis

    untuk menyediakan data kepegawaian yang valid, akurat dan terkini untuk menjamin

    ketersedian informasi kepegawaian yang dibutuhkan.

    Berbagai upaya yang dilakukan BKN diantaranya adalah dengan membangun dan

    mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi pada seluruh instansi

    pusat dan daerah melalui penggunaan aplikasi SAPK dalam pelayanan kepegawaian. Untuk

    meningkatkan kualitas pengelolaan arsip kepegawaian dilakukan dengan menerapkan

    digitalisasi tata naskah kepegawaian yang didukung oleh Document Management System

    (DMS).

    5) 

    Bidang Pengawasan dan Pengendalian kepegawaian.

    BKN memiliki peran strategis di Bidang Pengawasan dan Pengendalian dengan

    melaksanakan perumusan kebijakan pengawasan dan pengendalian kepegawaian dan

    tindakan korektif terhadap pelanggaran peraturan kepegawaian. Selain itu untuk

    meningkatkan pemahaman terhadap penerapan peraturan perundang-undangan bidang

    kepegawaian, BKN melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada seluruh

    instansi pemerintah pusat dan daerah.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    12/102

      LAKIP BKN 2013

    6

    DD..  SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii 

    Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja BKN yang telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 5 Tahun 2013 , susunan

    organisasi BKN terdiri dari:

    a.  Kepala;

    b. 

    Wakil Kepala;

    c.  Sekretaris Utama;

    d.  Deputi Bidang Pengembangan Kepegawaian;

    e.  Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan;

    f. 

    Deputi Bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan dan Pensiun;

    g. 

    Deputi Bidang Informasi Kepegawaian;

    h.  Deputi Bidang Pengendalian Kepegawaian;

    i.  Pusat Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil;

     j. 

    Pusat Analisis Kebijakan Manajemen Kepegawaian dan Bantuan Hukum;

    k. 

    Pusat Analisis Teknologi dan Modernisasi Manajemen Kepegawaian;

    l.  Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil; dan

    m.  Inspektorat.

    Struktur Organisasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I.

    EE..  SSiisstteemmaattiikkaa PPeennyyaa j jiiaann 

    Sistematika penyajian LAKIP BKN Tahun 2013 disusun dengan urutan penyajian sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, kedudukan BKN, tugas pokok BKN

    dan fungsi BKN, aspek strategis yang berisi prioritas BKN sejalan dengan RPJMN serta

    struktur organisasi;

    Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas Renstra BKN 2010-

    2014 dan penetapan kinerja BKN tahun 2013;

    Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan matriks target dan realisasi kinerja, serta akuntabilitas

    pengelolaan keuangan BKN;

    Bab IV Penutup, menjelaskan secara ringkas kesimpulan dan saran untuk perbaikan kinerja BKN

    dimasa mendatang.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    13/102

      LAKIP BKN 2013

    BAB II 

    RENCANA STRATEGIS

    DAN PENETAPAN

    KINERJA 

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    14/102

      LAKIP BKN 2013

    8

    AA..  RRPPJJMMNN 22001100 -- 22001144 

    Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang

    penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

    yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/

    lembaga dan lintas kementerian/ lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka

    ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

    kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan

    yang bersifat indikatif.

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 ditetapkan

    melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 yang merupakan tahap kedua dari pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. RPJMN 2010-2014

    selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/ lembaga dalam menyusun Rencana Strategis

    kementerian/ lembaga (Renstra-KL).

    Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM berbeda dalam setiap tahapannya.

    RPJM ke-2 (2010-2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia

    disegala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

    termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.

    Program pembangunan nasional 2010-2014 telah ditetapkan lima agenda utama

    pembangunan nasional, yaitu:

    1.  Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

    2.  Perbaikan tata kelola pemerintahan.

    3. 

    Penegakan pilar demokrasi.

    4. 

    Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.5.  Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.

    Dari lima agenda pembangunan tersebut kemudian ditetapkan 11 (sebelas) program

    prioritas nasional, yaitu (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan;

    (4) Penanggulangan kemiskinan; (5) Ketahanan pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim ivestasi dan

    usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan hidup dan bencana; (12) Daerah tertinggal, terdepan, terluar,

    dan paska konflik; (11) Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

    Untuk mendukung pelaksanaan RPJMN Tahun 2010-2014, Badan Kepegawaian Negara

    di tahun anggaran 2013 melaksanakan beberapa kegiatan prioritas bidang yaitu:

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    15/102

      LAKIP BKN 2013

    9

    1) Perencanaan Kepegawaian Dan Formasi (Sub Kegiatan Penataan PNS);

    2) Penilaian Kompetensi calon Pejabat Struktural Instansi Pemerintah, dan Konseling

    Kepegawaian (Sub Kegiatan Pembinaan Assessment Center Pada Instansi Pemerintah) ;

    3) Pembangunan, Pengembangan system informasi dan Pengolahan database Kepegawaian ;4) Pengembangan Operasional Jaringan Komunikasi dan Informasi Kepegawaian (Sub

    kegiatan Implementasi KPE);

    5) Perumusan Kebijakan Rekrutmen dan Kinerja Pegawai (Sub Kegiatan pengembangan

    Sistem Rekrutmen CPNS/PNS dengan CAT System , pembangunan CAT pada 4 kanreg,

    Pengembangan sistem rekrutmen pusat, validasi soal dan pengembangan bank soal

    berskala nasional);

    6) Pelaksanaan Wasdal dan Bimtek Bidang kepegawaian pada Instansi Pusat dan daerah.

    Disamping kegiatan prioritas bidang tersebut diatas, Badan Kepegawaian Negara juga

    melaksanakan beberapa kegiatan prioritas lembaga, yaitu:

      Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    1) 

    Pembinaan dan pengelolaan administrasi keuangan BKN Pusat dan Kanreg (Belanja

    Pegawai).

    2)  Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran BKN Pusat dan kanreg

    (Belanja Barang Mengikat).

      Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

    1)  Pembangunan gedung Pusdiklat Kepegawaian (tahap II);

    2) 

    Pengadaan kendaraan roda 4 pada 8 kanreg BKN;

    3)  Pembangunan gedung arsip Kanreg V Jakarta;

    4)  Pembangunan gedung arsip Kanreg XI Manado; 

    5)  Pembangunan gedung arsip Kanreg XII Pekanbaru. 

      Program Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian Negara 

    Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Bidang Kepegawaian (sub kegiatan

    penyelenggaraan diklat analis kepegawaian Calon pejabat fungsional analis kepegawaian

    tingkat terampil sebanyak 2 angkatan dan 13 angkatan tingkat keahlian).

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    16/102

      LAKIP BKN 2013

    10

    BB..  RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBKKNN TTaahhuunn 22001100--22001144 

    Rencana strategis (Renstra) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2010-2014 disusun

    sebagai perencanaan jangka menengah Badan Kepegawaian Negara yang merupakan gambaran

    tujuan, sasaran strategis dan target hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun

    sesuai dengan tugas dan fungsi, serta peran Badan Kepegawaian Negara sebagaimana yang

    diamanahkan oleh undang-undang.

    Dalam rangka penyempurnaan Rencana Strategis BKN Tahun 2010-2014 dan

    penguatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di

    lingkungan Badan Kepegawaian Negara, maka telah dilakukan revisi terhadap Rencana Strategis

    BKN Tahun 2010-2014 yang disusun berdasarkan hasil pembahasan dengan seluruh unit kerja dilingkungan BKN dan memperhatikan apa yang menjadi harapan dan keinginan pemangku

    kepentingan (stakeholder) BKN. Revisi terhadap Rencana Strategis BKN meliputi Visi, Misi,

    Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama.

    1.  Visi

    Visi BKN setelah dilakukan revisi adalah ”Menjadi Pembina dan Penyelenggara Manajemen

    Kepegawaian yang Profesional dan Bermartabat Tahun 2025”.

    2. 

    Misi

    Untuk mewujudkan Visi BKN di atas, maka Badan Kepegawaian Negara menetapkan misi

    yang akan dilakukan sebagai berikut:

    a.  Mengembangkan sistem manajemen kepegawaian negara.

    b. 

    Mengembangkan sistem pelayanan kepegawaian.

    c.  Mengembangkan manajemen internal BKN.

    3.  Tujuan

    Dengan didasarkan pada visi dan misi yang telah ditetapkan, Badan Kepegawaian Negara

    menetapkan tiga tujuan strategis yang ingin dicapai hingga tahun 2014, yaitu:

    a.  Mewujudkan manajemen kepegawaian yang moderen.

    b. 

    Mewujudkan pelayanan prima bidang kepegawaian.

    c. 

    Mewujudkan manajemen internal yang efektif, efisien dan akuntabel.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    17/102

      LAKIP BKN 2013

    4.  Sasaran Strategis

    Sasaran strategis Badan Kepegawaian Negara disusun berdasarkan tujuan strategis yang

    ingin dicapai. Ada delapan sasaran strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan

    tujuan strategis Badan Kepegawaian Negara, yaitu:

    i.  Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian;

     j.  Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal;

    k. 

    Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian;

    l.  Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi;

    m. 

    Meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi;

    n.  Meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian;

    o. 

    Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta

    pengelolaan administrasi;

    p. 

    Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor.

    5.  Indikator Kinerja Utama

    Indikator kinerja utama (IKU) Badan Kepegawaian Negara ditetapkan dengan mengacu

    pada Rencana Strategis BKN Tahun 2010-2014. Indikator kinerja utama ditetapkan secara

    berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis yang

    ingin dicapai. Indikator kinerja utama BKN yang digunakan untuk periode Tahun 2010-2014

    ditetapkan sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BKN

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama 

    I  Meningkatkan efektifitas sistem

    perencanaan dan pengembangan

    kepegawaian. 

    1.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan kebijakan penataan

    kepegawaian (rightsizing) di

    lingkungannya. 

    2.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan standar kompetensi jabatan

    11

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    18/102

      LAKIP BKN 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama 

    di lingkungannya. 

    3.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan penilaian kompetensi PNS

    dalam pengembangan karier kepegawaian

    di lingkungannya. 

    4.  Persentase instansi pemerintah yang

    menghitung kebutuhan formasi PNS

    dengan tepat sesuai NSP. 

    II  Meningkatkan sistem pembinaan

    kinerja yang optimal.

    1.  Jumlah instansi pemerintah yang telah

    memanfaatkan sistem rekrutmen dan

    promosi dengan menggunakan alat bantu

    computer (CAT). 

    2.  Jumlah pertimbangan pengangkatan

     jabatan fungsional analis kepegawaian. 

    III  Meningkatkan kualitas rumusan

    perundang-undangan

    kepegawaian. 

    1.  Jumlah rumusan peraturan perundang-

    undangan yang diselesaikan. 

    IV  Meningkatkan pelayanan

    kepegawaian berbasis teknologi

    informasi. 

    1.  Indeks kepuasan instansi/ PNS terhadap

    pelayanan kepegawaian. 

    V  Meningkatkan sistem informasi

    kepegawaian yang terintegrasi. 

    1.  Persentase database PNS yang akurat dan

    terkini berdasarkan data pokok pegawai. 

    2.  Persentase Instansi Pemerintah yang telah

    terintegrasi dengan sistem aplikasi

    pelayanan kepegawaian (SAPK). 

    3.  Persentase instansi/ stakeholders yang

    telah menggunakan sistem KPE. 

    VI  Meningkatkan efektifitas sistem

    pengawasan dan pengendaliankepegawaian. 

    1.  Persentase penurunan tingkat

    pelanggaran terhadap pelaksanaan

    peraturan perundang-undangan bidang

    12

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    19/102

      LAKIP BKN 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama 

    kepegawaian. 

    VII  Meningkatkan efektifitas

    koordinasi perencanaan program,

    sumber daya, serta pengelolaan

    administrasi. 

    1.  Hasil evaluasi terhadap implementasi

    SAKIP BKN. 

    2.  Opini BPK terhadap laporan keuangan

    BKN. 

    3.  Persentase penempatan pegawai yang

    sesuai dengan kompetensi. 

    4.  Persentase pemenuhan sarana

    operasional kantor sesuai standar. 

    5.  Indeks kepuasan publik terhadap

    ketersediaan layanan informasi BKN. 

    VIII  Meningkatkan pemenuhan standar

    dan mutu sarana prasarana kantor. 

    1.  Indeks kepuasan pegawai terhadap sarana

    dan prasarana kantor yang tersedia. 

    2.  Persentase pemenuhan standar sarana

    dan prasarana. 

    CC..  PPeenneettaappaann KKiinneerr j jaa BBKKNN TTaahhuunn 22001133 

    Penetapan kinerja atau perjanjian kinerja ditetapkan untuk dijadikan sebagai tolok ukur

    pengukuran capaian kinerja. Badan Kepegawaian Negara menyusun penetapan kinerja

    tahun 2013 berdasarkan hasil pembahasan dengan seluruh unit kerja di lingkungan Badan

    Kepegawaian Negara. Target capaian kinerja tahun 2013 Badan Kepegawaian Negara dapat

    dilihat pada tabel 2.2.

    Tabel 2.2

    Penetapan Kinerja BKN Tahun 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target 

    I  Meningkatkan efektifitas sistem

    perencanaan dan pengembangan

    kepegawaian. 

    1.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan kebijakan penataan

    kepegawaian (rightsizing) di

    50% 

    13

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    20/102

      LAKIP BKN 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target 

    lingkungannya. 

    2.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan standar kompetensi

     jabatan di lingkungannya. 

    3.  Persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan penilaian kompetensi

    PNS dalam pengembangan karier

    kepegawaian di lingkungannya. 

    4.  Persentase instansi pemerintah yang

    menghitung kebutuhan formasi PNS

    dengan tepat sesuai NSP. 

    30% 

    16% 

    50% 

    II  Meningkatkan sistem pembinaan

    kinerja yang optimal.

    1.  Jumlah instansi pemerintah yang

    telah memanfaatkan sistem

    rekrutmen dan promosi dengan

    menggunakan alat bantu computer

    (CAT). 

    2.  Jumlah pertimbangan pengangkatan

     jabatan fungsional analis

    kepegawaian. 

    25

    Instansi 

    600

    analis 

    III  Meningkatkan kualitas rumusan

    perundang-undangan

    kepegawaian. 

    1.  Jumlah rumusan peraturan

    perundang-undangan yang

    diselesaikan. 

    15

    naskah 

    IV  Meningkatkan pelayanan

    kepegawaian berbasis teknologi

    informasi. 

    1. 

    Indeks kepuasan instansi/ PNS

    terhadap pelayanan kepegawaian. 

    Sangat

    Baik 

    V  Meningkatkan sistem informasi

    kepegawaian yang terintegrasi. 

    1.  Persentase database PNS yang akurat

    dan terkini berdasarkan data pokok

    pegawai. 

    2.  Persentase Instansi Pemerintah yang

    telah terintegrasi dengan sistem

    80% 

    100% 

    14

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    21/102

      LAKIP BKN 2013

    15

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target 

    aplikasi pelayanan kepegawaian

    (SAPK). 

    3. 

    Persentase instansi/ stakeholders

    yang telah menggunakan sistem KPE. 

    85% 

    VI  Meningkatkan efektifitas sistem

    pengawasan dan pengendalian

    kepegawaian. 

    1.  Persentase penurunan tingkat

    pelanggaran terhadap pelaksanaan

    peraturan perundang-undangan

    bidang kepegawaian. 

    35% 

    VII  Meningkatkan efektifitas

    koordinasi perencanaan

    program, sumber daya, serta

    pengelolaan administrasi. 

    1.  Hasil evaluasi terhadap implementasi

    SAKIP BKN. 

    2.  Opini BPK terhadap laporan

    keuangan BKN. 

    3.  Persentase penempatan pegawai

    yang sesuai dengan kompetensi. 

    4.  Persentase pemenuhan sarana

    operasional kantor sesuai standar. 

    5.  Indeks kepuasan publik terhadap

    ketersediaan layanan informasi BKN. 

    WTP 

    100% 

    90% 

    Baik 

    VIII  Meningkatkan pemenuhan

    standar dan mutu sarana

    prasarana kantor. 

    1.  Indeks kepuasan pegawai terhadap

    sarana dan prasarana kantor yang

    tersedia. 

    2. 

    Persentase pemenuhan standar

    sarana dan prasarana. 

    Baik 

    75% 

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    22/102

      LAKIP BKN 2013

    BAB III 

    AKUNTABILITAS

    KINERJA TAHUN 2013

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    23/102

      LAKIP BKN 2013

    AA..  PPeenngguuaattaann IImmpplleemmeennttaassii SSAAKKIIPP BBKKNN 

    Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan

    manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi

    birokrasi yang berorientasi pada pencapaian outcomes  dan upaya untuk mendapatkan hasil

    yang lebih baik. Badan Kepegawaian Negara berkomitmen untuk mewujudkan akuntabilitas

    kinerja di lingkungannya melalui upaya penguatan terhadap implementasi SAKIP BKN. Upaya

    yang dilakukan oleh BKN dalam rangka penguatan implementasi SAKIP di lingkungan BKN

    adalah sebagai berikut:

    1)  Telah ditetapkannya Peraturan Kepala BKN Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Pelaksanaan SAKIP di Lingkungan BKN yang akan digunakan sebagai pedoman atau

    panduan unit kerja dalam menyusun dan melaksanakan SAKIP di lingkungan BKN agar lebih

    berkualitas.

    2)  Telah ditetapkannya Peraturan Kepala BKN Nomor 31 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis

    Evaluasi SAKIP di lingkungan BKN yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

    evaluasi dan penilaian terhadap pelaksanaan SAKIP seluruh unit kerja di lingkungan BKN.

    3)  Monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan penetapan kinerja BKN secara

    berjenjang untuk memantau dan mengendalikan capaian kinerja seluruh unit kerja

    menggunakan aplikasi Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja BKN.

    BB..  PPeenngguukkuurraann CCaappaaiiaann KKiinneerr j jaa TTaahhuunn 22001133 

    Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian

    Negara di tahun 2013, maka diperoleh capaian kinerja sebagaimana pada tabel 3.1 berikut ini.

    Tabel 3.1

    Hasil Pengukuran Kinerja BKN Tahun 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  % 

    I  Meningkatkan efektifitas

    sistem perencanaan dan

    pengembangan

    kepegawaian. 

    1. 

    Persentase instansi

    pemerintah yang

    menerapkan kebijakan

    penataan kepegawaian

    (rightsizing) di

    lingkungannya.

    2.  Persentase instansi

    50% 

    30% 

    76% 

    28% 

    152% 

    93,33% 

    17

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    24/102

      LAKIP BKN 2013

    18 

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  % 

    pemerintah yang

    menerapkan standar

    kompetensi jabatan di

    lingkungannya.

    3.  Persentase instansi

    pemerintah yang

    menerapkan penilaian

    kompetensi PNS dalam

    pengembangan karier

    kepegawaian dilingkungannya.

    4.  Persentase instansi

    pemerintah yang

    menghitung kebutuhan

    formasi PNS dengan

    tepat sesuai NSP.

    16% 

    50% 

    16,33% 

    71,33% 

    100% 

    142% 

    II  Meningkatkan sistem

    pembinaan kinerja yang

    optimal.

    1. 

    Jumlah instansi

    pemerintah yang telah

    memanfaatkan sistem

    rekrutmen dan promosi

    dengan menggunakan

    alat bantu computer

    (CAT).

    2. 

    Jumlah pertimbangan

    pengangkatan jabatan

    fungsional analis

    kepegawaian.

    25 

    Instansi 

    600

    analis 

    73

    Instansi

    770

    analis

    292%

    128,33%

    III  Meningkatkan kualitas

    rumusan perundang-

    undangan kepegawaian. 

    1.  Jumlah rumusan

    peraturan perundang-

    undangan yang

    diselesaikan.

    15

    naskah

    33

    naskah

    220%

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    25/102

      LAKIP BKN 2013

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  % 

    IV  Meningkatkan pelayanan

    kepegawaian berbasis

    teknologi informasi. 

    1. 

    Indeks kepuasan

    instansi/ PNS terhadap

    pelayanan

    kepegawaian.

    82

    (Sangat

    Baik)

    83,09

    (Sangat

    Baik)

    101,33%

    V  Meningkatkan sistem

    informasi kepegawaian yang

    terintegrasi. 

    1. 

    Persentase database

    PNS yang akurat dan

    terkini berdasarkan

    data pokok pegawai.

    2.  Persentase Instansi

    Pemerintah yang telah

    terintegrasi dengan

    sistem aplikasi

    pelayanan kepegawaian

    (SAPK).

    3.  Persentase instansi/

    stakeholders yang telah

    menggunakan sistem

    KPE.

    80% 

    100% 

    85,00% 

    82,00% 

    98,89% 

    90,30% 

    109,33%

    98,89%

    103,01%

    VI  Meningkatkan efektifitas

    sistem pengawasan dan

    pengendalian kepegawaian. 

    1.  Persentase penurunan

    tingkat pelanggaran

    terhadap pelaksanaan

    peraturan perundang-

    undangan bidang

    kepegawaian.

    35%  35,3 %  100,86%

    VII  Meningkatkan efektifitas

    koordinasi perencanaan

    program, sumber daya, serta

    pengelolaan administrasi. 

    1.  Hasil evaluasi terhadap

    implementasi SAKIP

    BKN.

    2. 

    Opini BPK terhadap

    laporan keuangan BKN.

    3. 

    Persentasepenempatan pegawai

    B

    (65,01) 

    WTP 

    100% 

    CC

    (60,23) 

    WTP 

    90% 

    92,66%

    100%

    90%

    19

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    26/102

      LAKIP BKN 2013

    20

    No  Sasaran Strategis  Indikator Kinerja Utama  Target  Realisasi  % 

    yang sesuai dengan

    kompetensi.

    4. 

    Persentase pemenuhan

    sarana operasional

    kantor sesuai standar.

    5. 

    Indeks kepuasan publik

    terhadap ketersediaan

    layanan informasi BKN.

    90% 

    Baik

    99,70% 

    Baik 

    110,78%

    100%

    VIII  Meningkatkan pemenuhan

    standar dan mutu sarana

    prasarana kantor. 

    1.  Indeks kepuasan

    pegawai terhadap

    sarana dan prasarana

    kantor yang tersedia.

    2. 

    Persentase pemenuhan

    standar sarana dan

    prasarana.

    Baik 

    75%

    Baik

    72%

    100%

    96%

    CC..  AAnnaalliissiiss PPeennccaappaaiiaann KKiinneerr j jaa 

    Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan

    efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 3.2.

    Sasaran I : Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan

    en emban an ke e awaian.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    27/102

      LAKIP BKN 2013

    21

    Tabel 3.2

    Capaian Kinerja Sasaran I

    Sasaran I : Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan

    dan pengembangan kepegawaian. 

    Indikator Kinerja Utama

    (IKU) 

    2011  2012  2013 

    Target  Realisasi  Target  Realisasi  Target  Realisasi 

    1.  Persentase instansi

    pemerintah yang

    menerapkan kebijakan

    penataan kepegawaian

    (rightsizing) di

    lingkungannya. 

    NA  NA  30%  40%  50%  76% 

    2.  Persentase instansi

    pemerintah yang

    menerapkan standar

    kompetensi jabatan di

    lingkungannya. 

    10%  7,33%  10%  8,67%  30%  28% 

    3.  Persentase instansi

    pemerintah yang

    menerapkan penilaian

    kompetensi PNS dalam

    pengembangan karier

    kepegawaian di

    lingkungannya. 

    12%  11,24%  14%  13,2%  16%  16,33% 

    4.  Persentase instansipemerintah yang

    menghitung kebutuhan

    formasi PNS dengan

    tepat sesuai NSP. 

    25%  26,60%  30%  32,67%  50%  71,33% 

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    28/102

      LAKIP BKN 2013

    aa..  PPeerrsseennttaassee  iinnssttaannssii  ppeemmeerriinnttaahh  yyaanngg  mmeenneerraappkkaann  kkeebbii j jaakkaann 

    ppeennaattaaaann PPNNSS ((r r i i gghht t ssi i  z zi i nngg)) ddii lliinnggkkuunnggaannnnyyaa 

    Salah satu tantangan penting dalam penataan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu

    membangun sosok PNS yang profesional. Peningkatan profesionalisme PNS merupakan

    upaya perbaikan dinamis dan berkelanjutan, sejalan dinamika masyarakat dan kemajuan

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembinaan profesionalisme PNS tersebut dilakukan

    dengan berbasis pada upaya peningkatan kemampuan atau kompetensi dalam

    menjalankan tugas dan fungsi yang diemban.

    Sasaran tersebut dapat diwujudkan melalui salah satu indikator kinerja utama

    yaitu Persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian

    (rightsizing) di lingkungannya. Pada tahun 2013, target yang ditetapkan sebagai tolok ukur

    dalam penerapan kebijakan penataan PNS (rightsizing) difokuskan pada Instansi Daerah,

    yakni sebesar 50% dari 600 instansi atau sebesar 300 instansi. Sedangkan capaian

    kinerjanya adalah sebesar 76% atau 468 Instansi.

    Grafik 3.1 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan

    Kebijakan penataan PNS

    Kegiatan Penataan PNS (rightsizing) dilakukan berdasarkan pada Peraturan Kepala

    Badan Kepegawaian Negara Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan PNS.

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang lengkap dan valid meliputi data

    kelembagaan, jabatan struktural, jabatan non struktural (Jabatan Fungsional Umum dan

    Jabatan Fungsional Tertentu), tenaga Guru, dan tenaga kesehatan. Selain itu, melalui

    0%

    40%

    76%

    0%

    30%

    50%

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

     

    22

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    29/102

      LAKIP BKN 2013

    23

    kegiatan tersebut dapat diperoleh data jumlah sarana pendidikan, rombongan belajar,

    siswa dan jam wajib mata pelajaran per minggu untuk menghitung kebutuhan Guru serta

    data jumlah sarana pelayanan kesehatan berdasarkan tipe untuk menghitung kebutuhan

    PNS pada sarana pelayanan kesehatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

    1) 

    Untuk mengetahui data struktur jabatan pada Instansi Daerah;

    2)  Untuk mengetahui jumlah kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang ada pada

    setiap unit organisasi (Satuan Kerja Perangkat Daerah);

    3) 

    Sebagai dasar untuk melaksanakan penghitungan kebutuhan PNS pada Instansi

    Pemerintah yang memiliki pola yang sama.

    Manfaat dari pemetaan dan penataan ini adalah sebagai berikut:

    1)  Ketersediaan jumlah pegawai yang tepat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

    pemerintahan secara efektif dan efisien,

    2) 

    Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan perencanaan pegawai,

    3) 

    Sebagai bahan dalam menyusun anggaran belanja pegawai.

    Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan Instansi dalam kegiatan

    penataan PNS adalah sebagai berikut:

    1) 

    Pelaksanaan penghitungan kebutuhan PNS dibandingkan dengan jumlah pegawai yang

    ada (Bezetting).

    2) 

    Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja.3)  Penyusunan peta jabatan dan proyeksi kebutuhan pegawai selama 5 tahun kedepan.

    4) 

    Penyusunan rencana redistribusi PNS.

    5) 

    Proporsi belanja pegawai, diatas dan dibawah 50% dari APBD.

    Melalui kegiatan ini telah dihasilkan peta susunan kebutuhan pegawai yang ideal

    sesuai dengan peraturan, sehingga dapat diketahui komposisi dan distribusi pegawai untuk

    setiap jenis jabatan pada unit organisasi/Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Peta

    susunan kebutuhan pegawai tersebut digunakan sebagai rekomendasi bagi Instansi-

    instansi Daerah dan sebagai standar kendali penambahan jumlah formasi PNS pada

    instansi yang memiliki tipologi yang sama dalam rangka menciptakan struktur, susunan

    dan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dampak positif yang diharapkan

    adalah perencanaan kebutuhan PNS dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    30/102

      LAKIP BKN 2013

    Daerah yang dijadikan sampel dalam kegiatan penataan PNS ini meliputi:

    Grafik 3.2 Sampel kegiatan penataan PNS

    1)  Provinsi Jawa Barat, 

    2)  Kabupaten Asahan, 

    3) 

    Kabupaten Bengkayang, 

    4)  Kabupaten Bojonegoro, 

    5)  Kabupaten Brebes, 

    6)  Kabupaten Bangka Tengah, 

    7)  Kabupaten Batanghari, 

    8)  Kabupaten Barito Kuala, 

    9)  Kabupaten Blora, 

    10) 

    Kabupaten Cilacap, 

    11)  Kabupaten Donggala, 

    12)  Kabupaten Garut, 

    13)  Kabupaten Kaur 

    14)  Kabupaten Kutai Kertanegara, 

    15)  Kabupaten Karangasem, 

    16)  Kabupaten Kediri , 

    17) 

    Kabupaten Malang, 

    18)  Kabupaten Muara Enim, 

    21)  Kabupaten Solok Selatan, 

    22)  Kabupaten Tulang Bawang, 

    23) 

    Kabupaten Tanah laut, 

    24)  Kota Bontang, 

    25)  Kota Kendari, 

    26)  Kota Manado 

    27)  Kota Palu 

    28)  Kota Singkawang 

    29)  Kota Salatiga 

    30) 

    Kota Yogyakarta 

    31)  Kabupaten Bantul, 

    32)  Kabupaten Jombang, 

    33)  Kabupaten Magelang, 

    34)  Kabupaten Majalengka, 

    35)  Kabupaten Pandeglang, 

    36)  Kabupaten Pelelawan, 

    37) 

    Kabupaten Wonogiri, 

    38)  Kota Kediri, 

    2%

    25%

    73%Provinsi

    Kota

    Kabupaten

     

    24

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    31/102

      LAKIP BKN 2013

    25

    19)  Kabupaten Oki, 

    20)  Kabupaten Pasuruan,

    39)  Kota Pekanbaru, 

    40)  Kota Surabaya. 

    Disamping itu, BKN juga melakukan kegiatan Pilot Project   dalam Penataan PNS,

    yakni sebagai percontohan dalam pelaksanaan Penataan PNS pada Instansi Pusat dan

    Daerah. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini dapat digunakan oleh Instansi Pemerintah

    lainnya untuk melaksanakan Penataan PNS.

    Kegiatan Pilot Project   Penataan PNS dilakukan melalui tahapan persiapan

    mencakup analisis dalam rangka untuk melakukan rasionalisasi kuantitas, analisis

    kesenjangan kualitas pegawai dan komposisi PNS. Selanjutnya dilaksanakan tahapan-

    tahapan kegiatan sebagai berikut:

    1)  Menyusun Analisis Jabatan;

    2) 

    Menghitung Kebutuhan Pegawai;

    3)  Menyusun Analisis Kesenjangan Antara Syarat Jabatan dengan Profil Pegawai;

    4)  Menyusun Rekomendasi Penataan PNS. 

    Tahap selanjutnya dilakukan analisis data untuk menghasilkan rekomendasi

    redistribusi/reposisi PNS dari unit organisasi yang kelebihan pegawai ke unit organisasi

    yang kekurangan pegawai sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

    Secara keseluruhan, instansi pemerintah lokus pelaksanaan kegiatan  pilot project  

    penataan PNS ini adalah sebagai berikut:

    1)  Instansi Pusat, yaitu:

    a)  Badan Kepegawaian Negara,

    b)  Arsip Nasional RI,

    2) 

    Instansi Daerah, yaitu:

    1)  Provinsi Kalimantan Selatan,

    2)  Kabupaten Sidoarjo,

    3) 

    Kota Palembang.

    4) 

    Provinsi Riau

    5) 

    Provinsi Sulawesi Selatan

    6)  Provinsi Kalimantan Barat

    7) 

    Kabupaten Lombok Utara

    8) 

    Kabupaten Minahasa Selatan

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    32/102

      LAKIP BKN 2013

    26

    9) 

    Kabupaten Wonogiri

    10)  Kota Banda Aceh

    11)  Kota Bogor

    12) 

    Kota Sorong

    Grafik 3.3 Pilot Project  penataan PNS

    bb..  PPeerrsseennttaassee  iinnssttaannssii  ppeemmeerriinnttaahh  yyaanngg  mmeenneerraappkkaann  ssttaannddaarr 

    kkoommppeetteennssii j jaabbaattaann ddii lliinnggkkuunnggaannnnyyaa 

    Dalam pembinaan profesionalisme PNS, salah satunya adalah dengan menentukan

    ukuran yang jelas tentang aspek-aspek kemampuan kerja PNS yang diperlukan dalam

    setiap jabatan yang diembannya. Dalam kaitan ini, masih banyak tuntutan perilaku

    kompetensi pekerjaan di lingkungan PNS yang belum terstandar, yang merujuk kepada

    tugas dan fungsi organisasi.

    Untuk mempercepat implementasi penyusunan standar kompetensi manajerial

    maupun standar kompetensi teknis di lingkungan Instansi Pusat maupun Daerah, maka

    BKN melakukan penyusunan modul untuk kedua jenis kompetensi tersebut. Standar

    kompetensi manajerial disusun dengan berpedoman pada Peraturan Kepala BKN Nomor 7

    Tahun 2013 dan standar kompetensi teknis PNS disusun sesuai dengan Peraturan Kepala

    BKN Nomor 8 Tahun 2013. Dengan tersusunnya modul ini diharapkan dapat memudahkan

    Pusat

    14%

    Provinsi

    28%Kota

    29%

    Kabupaten

    29%

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    33/102

      LAKIP BKN 2013

    27

    setiap instansi dalam menyusun Standar Kompetensi Manajerial dan Standar Kompetensi

    teknis di instansinya.

    Grafik 3.4 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan

    standar kompetensi jabatan

    Pada tahun 2013, indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang

    menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya ditargetkan mencapai 30% dari

    600 instansi, namun hanya dicapai sebesar 28%. Belum tercapainya kinerja tersebut

    disebabkan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, antara lain belum

    tersosialisasikannya pedoman penyusunan standar kompetensi PNS (Manajerial dan

    Teknis) secara optimal, terutama pada tataran pejabat pengambil kebijakan, akolasi

    anggaran/dana yang belum memadai, khususnya di lingkungan BKN untuk kegiatan

    fasilitasi kegiatan penyusunan/perumusan standar kompetensi serta masih terbatasnya

     jumlah pegawai yang memiliki kualifikasi sebagai tenaga fasilitator standar kompetensi,

    yang mengakibatkan capaian kinerja yang telah ditargetkan belum sesuai harapan.

    Pencapaian kinerja tersebut dilaksanakan melalui kegiatan Penyusunan Modul

    kompetensi Manajerial dan Sosial serta Kompetensi Teknis, Workshop dan Piloting Standar

    Kompetensi Manajerial dan Sosial serta Standar Kompetensi Teknis pada Instansi Pusat

    dan Kantor Regional, Analisis Beban Kerja PNS, dan Perumusan Jabatan Fungsional

    Tertentu Analis Jabatan.

    Hasil dari kegiatan tersebut meliputi:1)

     

    Modul Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial PNS

    7%

    8%

    28%

    10% 10%

    30%

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    25%

    30%

    35%

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    34/102

      LAKIP BKN 2013

    28

    2) 

    Modul Perumusan Standar Kompetensi Teknis PNS

    3) 

    Pedoman Analisis Beban Kerja

    4)  Draft  Rancangan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi tentang Jabatan Analis Jabatan.

    Selain itu, dalam pelaksanaan agenda reformasi birokrasi, profesionalisme PNS

    sangatlah diperlukan untuk dapat meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.

    Profesionalisme PNS tersebut sangat terkait dengan penguasaan kompetensi yang

    dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas jabatan dalam sebuah organisasi birokrasi.

    Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka mendukung upaya percepatan

    implementasi standar kompetensi di lingkungan instansi pemerintah, maka BKN

    melakukan workshop dan piloting penyusunan/perumusan standar kompetensi manajerial

    PNS dan standar kompetensi teknis PNS di lingkungan BKN Pusat dan Kantor Regional BKN.

    Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan para fasilitator penyusunan/perumusan

    standar kompetensi manajerial dan standar kompetensi teknis kepada instansi pusat dan

    daerah.

    cc.. 

    PPeerrsseennttaassee iinnssttaannssii ppeemmeerriinnttaahh yyaanngg mmeenneerraappkkaann ppeenniillaaiiaann kkoommppeetteennssii PPNNSS ddaallaamm ppeennggeemmbbaannggaann kkaarriirr kkeeppeeggaawwaaiiaann ddii 

    lliinnggkkuunnggaannnnyyaa 

    Salah satu peran BKN adalah melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan penilaian

    kompetensi PNS dalam rangka pengembangan karir PNS dan melaksanakan konseling

    permasalahan kepegawaian. Pada tahun 2013 BKN telah melakukan fasilitasi penilaian

    kompetensi baik untuk instansi pusat maupun daerah. Penilaian kompetensi bertujuan

    untuk menilai/mengukur potensi dan kompetensi pegawai yang dapat memprediksi

    kesuksesan seseorang dalam suatu jabatan yang akan datang untuk membantu organisasi

    dalam kegiatan pengelolaan pegawai berdasarkan kompetensi antara lain untuk

    kebutuhan seleksi, promosi, rotasi, dan penentuan kebutuhan pelatihan.

    Indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian

    kompetensi PNS dalam pengembangan karir pegawai di lingkungannya digunakan untuk

    mengukur berapa banyak instansi pemerintah pusat dan daerah yang telah melaksanakan

    penilaian kompetensi untuk pengembangan karir pegawainya. Target di tahun 2013

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    35/102

      LAKIP BKN 2013

    29

    sebesar 16% instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS, dan

    berhasil direalisasikan sebesar 16,33% atau 98 instansi. Target tersebut merupakan

    akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kenaikan target setiap tahun sebesar 2%

    atau sebanyak 12 instansi setiap tahunnya (dengan dasar pada saat pertama kali

    ditetapkan target jumlah instansi pemerintah pusat dan daerah sebanyak 600 instansi).

    Jika melihat target kenaikan 2% tersebut di tahun 2013, maka realisasi yang telah dicapai

    sebesar 18 instansi atau 3,11 % (lihat lampiran 4).

    Dibandingkan dengan data sebelumnya yakni tahun 2011, jumlah instansi

    pemerintah yang telah menerapkan penilaian kompetensi sebesar 68 instansi atau 12%,

    tahun 2012 naik menjadi 80 instansi atau 13,22%. Dengan demikian terdapat peningkatan

     jumlah instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam

    pengembangan karir PNS dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana dapat

    dilihat pada grafik 3.5 berikut.

    Grafik 3.5 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan

    penilaian kompetensi PNS

    Sejak tahun 2011 hingga 2013, BKN telah melakukan penilaian kompetensi dan

    pemetaan potensi terhadap PNS dari berbagai instansi sebesar 8.490 PNS dengan

    komposisi pertahunnya dapat dilihat pada tabel 3.3.

    11.24%

    13.2%

    16.33%

    12%

    14% 16%

    0.00%

    2.00%

    4.00%

    6.00%8.00%

    10.00%

    12.00%

    14.00%

    16.00%

    18.00%

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    36/102

      LAKIP BKN 2013

    30

    Tabel 3.3

    Penilaian Kompetensi dan Pemetaan Potensi PNS

    NO  TAHUN  JUMLAH 

    1  2011  5.946 

    2  2012  1.305 

    3  2013  1.239 

    JUMLAH  8.490 

    Untuk mendukung dan meningkatkan indikator kinerja tersebut, BKN telah

    melakukan beberapa hal, antara lain:

    1)  Melakukan pengembangan metode penilaian kompetensi;

    2) 

    Membentuk jabatan fungsional Assessor SDM Aparatur;

    3) 

    Menyusun modul/ kurikulum pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional assessor

    untuk pengangkatan pertama;

    4)  Pembangunan Leadership Development;

    5)  Peningkatan kompetensi SDM Assessment Center;

    6) 

    Melakukan seminar nasional Assessment Center.

    Sesuai dengan rencana aksi Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

    Korupsi Tahun 2013, BKN telah menetapkan target sebesar 690 untuk calon pejabat

    struktural dengan menggunakan metode assessment center di seluruh

    kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Dari target tersebut telah tercapai sebesar

    787 pegawai atau sebesar 113,6 %.

    Beberapa kendala yang dihadapi di tahun 2013 terkait penerapan penilaian

    kompetensi PNS dalam pengembangan karir pegawai di instansi pemerintah antara lain:

    1) 

    Masih kurangnya pemahaman pimpinan instansi pemerintah tentang manfaat

    penerapan penilaian kompetensi dalam pengembangan karir.

    2)  Assessor yang dimiliki BKN masih kurang sehingga perlu penambahan.

    3)  Perlunya regulasi yang jelas dan mengikat bagi instansi pemerintah untuk menerapkan

    penilaian kompetensi bagi calon pejabat khususnya eselon I, II dan III di setiap instansi.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    37/102

      LAKIP BKN 2013

    31

    dd..  PPeerrsseennttaassee iinnssttaannssii ppeemmeerriinnttaahh yyaanngg mmeenngghhiittuunngg kkeebbuuttuuhhaann f f oorrmmaassii 

    PPNNSS ddeennggaann tteeppaatt sseessuuaaii NNoorrmmaa SSttaannddaarr PPrroosseedduurr ((NNSSPP)) 

    Pada Tahun 2013, persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan

    formasi PNS dengan tepat sesuai norma, standar dan prosedur ditargetkan sebesar 50%

    atau sebesar 300 instansi dari total Instansi Pemerintah yang menjadi target kinerja yang

    akan dicapai, yaitu 600 Instansi dengan rincian 76 instansi pusat dan 524 instansi daerah.

    Capaian kinerja untuk tahun 2013 sebesar 428 (71,33%) yang terdiri dari 51 instansi pusat

    dan 377 instansi daerah.

    Untuk mencapai kinerja tersebut dalam penetapan formasi PNS dan penyelesaian

    permasalahan kepegawaian yang berskala nasional, maka BKN melakukan kegiatan analisis

    kebutuhan pegawai yang didasarkan pada data peta jabatan, profil daerah, jumlah

    penduduk, luas wilayah/teritorial, daerah tertinggal, daerah pemekaran, unit organisasi

    baru dan anggaran belanja pegawai. Selanjutnya, pemberian pertimbangan formasi PNS

    Instansi Pusat dan Daerah didasarkan pada syarat yang harus dipenuhi, yaitu analisis

     jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan redistribusi serta penyusunan proyeksi

    kebutuhan PNS selama lima tahun kedepan.

    Penghitungan Jumlah Kebutuhan PNS Instansi Daerah mengacu pada Peraturan

    Menteri PAN dan RB Nomor 26 Tahun 2013, dari 524 Instansi Daerah, dimana yang sudah

    menyampaikan hasil penghitungan kebutuhan pegawai adalah sebanyak 495 instansi.

    Sedangkan yang telah dilakukan verifikasi adalah sebanyak 489 instansi dan yang belum

    diverifikasi adalah sebanyak 6 instansi, yang disebabkan data tidak lengkap. Sementara

    yang belum menyampaikan hasil penghitungan kebutuhan pegawai adalah sebanyak 29

    instansi. Dengan demikian, total yang belum diverifikasi karena data tidak lengkap dan

    yang belum menyampaikan laporan hasil penghitungan kebutuhan pegawai adalah

    sebanyak 35 instansi.

    Berdasarkan hasil penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang disampaikan oleh

    Instansi Daerah, BKN melaksanakan kegiatan verifikasi dan validasi hasil penghitungan

     jumlah kebutuhan PNS. Kegiatan ini merupakan langkah strategis dan sebagai tolak ukur

    dalam penentuan jumlah kebutuhan PNS yang tepat. Selain itu, kegiatan dimaksud adalah

    sebagai landasan dalam memberikan tanggapan kepada berbagai pihak termasuk lembaga

    legislatif atas fenomena jumlah pegawai yang ideal.

    Hasil penghitungan kebutuhan PNS yang tepat dapat digunakan untuk penataan

    PNS (rightsizing) secara menyeluruh dan untuk penyempurnaan sistem prosedur kerja dan

    manajemen lainnya, meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pengembangan PNS,

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    38/102

      LAKIP BKN 2013

    32

    baik dari sisi kelembagaan, ketatalaksanaan kepegawaian maupun business process secara

    konsisten dan berkesinambungan.

    Hingga Desember 2013, instansi yang melengkapi kelengkapan dokumen seperti

    Analisis Jabatan adalah sebanyak 51 instansi untuk Instansi Pusat. Sedangkan untuk

    Instansi Daerah yang melengkapi kelengkapan dokumen bertambah sebesar 377 instansi.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan terselenggaranya workshop analisis jabatan dan

    analisis beban kerja secara nasional, Instansi Pemerintah dapat menyampaikan

    kelengkapan dokumen hasil penghitungan kebutuhan pegawai. Hal tersebut

    mencerminkan terjadinya peningkatan kemampuan SDM instansi yang bersangkutan

    dalam menyerap materi selama workshop dan mampu menyusun dokumen dimaksud.

    Dari 76 instansi pusat yang sudah menyampaikan hasil penghitungan jumlah

    kebutuhan pegawai adalah sebanyak 51 instansi. Berikut ini disajikan hasil penghitungan

     jumlah kebutuhan PNS pada Instansi Pusat dan Daerah serta hasil verifikasi dan validasi

    atas hasil penghitungan jumlah kebutuhan pegawai.

    Tabel 3.4

    Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah menyampaikan Hasil Penghitungan

    Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil

    Instansi 

    Kelengkapan Dokumen 

    Hasil Penghitungan Kebutuhan Pegawai 

    Analisis

    Jabatan 

    Analisis

    Beban

    Kerja 

    Peta

    Jabatan 

    Rencana

    Redistribusi

    Pegawai 

    Proyeksi

    Kebutuhan

    Pegawai 

    Lima Tahun 

    Pusat  51  50  41  25  42 

    Daerah  377  364  360  215  315 

    Jumlah

    Seluruhnya 428  414  401  240  357 

    Selain itu, untuk melihat secara rinci jumlah keseluruhan perhitungan formasi PNS,

    maka BKN melakukan verifikasi untuk melihat kekurangan dan kelebihan pegawai untuk

    kelompok jabatan, seperti jabatan struktural, jabatan fungsional umum, Dosen, Kesehatan, jabatang fungsional tertentu lainnya, seperti tercantum dalam tabel 3.5.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    39/102

      LAKIP BKN 2013

    33

    Tabel 3.5

    Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil

    pada Instansi Pusat

    JENIS DATA 

    KELOMPOK JABATAN 

    STRU-

    TURAL 

    NON STRUKTURAL 

    TOTAL JFU  DOSEN 

    KESE-

    HATAN 

    JFT

    LAINNYA JUMLAH 

    1  2  3  4  5  6  7  8 

    Bezetting 95,580  510,113  183,062  109,901  36,607  839,683  935,263 

    Hasil

    Penghitungan

    Instansi Pusat

    115,752  421,329  186,378  373,738  104,203  1,085,648  1,201,400 

    Verifikasi BKN 115,752  300,802  186,378  274,034  53,939  815,153  930,905 

    Kelebihan/

    Kekurangan-20,172  +209,311  -3,316  -164,133  -17,332  +24,530  +4,358 

    Ket : 

      Dosen : sumber data dari usulan formasi tahun anggaran 2013 

      Kesehatan: sumber data dari website Kemenkes

       JFT: sumber data dari BKN

    Data tabel 3.5 menunjukkan bahwa bezetting pada tenaga struktural sejumlah

    95.580 sedangkan hasil penghitungan kebutuhan baik yang dilakukan oleh Instansi Pusat

    maupun oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 115.752 sehingga kekurangan pegawai

    sebanyak 20,172 pejabat struktural. Untuk bezetting pada Jabatan Fungsional Umum (JFU)

    sejumlah 510.113, sedangkan hasil penghitungan (verifikasi) yang dilakukan oleh BKN

    sejumlah 300.802 sehingga terdapat selisih kelebihan pegawai sejumlah 209.311.

    Sedangkan untuk Jabatan Fungsional Tertentu khususnya bagi tenaga Dosen

    dengan bezetting  sejumlah 183,062. Sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN

    sejumlah 186,378, sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 3.316. Untuk Jabatan

    Fungsional Tertentu khususnya bagi tenaga Kesehatan dengan bezetting  sejumlah

    109.901. Sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN sejumlah 274.034 sehingga

    terdapat kekurangan pegawai sejumlah 164.133.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    40/102

      LAKIP BKN 2013

    Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Lainnya dengan bezetting  sejumlah 36.607

    pegawai sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN sejumlah 53.939 pegawai,

    sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 17.332. Adapun jumlah total PNS untuk

     jabatan nonstruktural pada Instansi Pusat adalah sejumlah 839.683 pegawai, sedangkan

     jumlah total hasil verifikasi kebutuhan tenaga nonstruktural yang dilakukan oleh BKN

    sejumlah 815.153 pegawai sehingga pada tenaga nonstruktural terdapat kelebihan

    pegawai sejumlah 24.530 (akumulasi dari kelebihan ataupun kekurangan jumlah pegawai

    per jenis jabatan nonstruktural).

    Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa pada Instansi Pusat terdapat

    kelebihan pegawai sejumlah 4.358 (bezetting: 935.263 dikurangi kebutuhan: 930,905).

    Angka kelebihan tersebut merupakan akumulasi dari kelebihan ataupun kekurangan

    pegawai pada setiap jenis jabatan (struktural dan nonstruktural), dengan pertimbangan

    apabila dilakukan kebijakan redistribusi/reposisi atau promosi jabatan serta pengalihan

    fungsi yaitu pengangkatan pegawai yang ada dari jabatan fungsional umum menjadi

     jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam jabatan

    tersebut.

    Tabel 3.6

    Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil

    pada Instansi Daerah

    DATA STRUK-

    TURAL 

    NON

    STRUK-

    TURAL 

    GURU 

    TENAGA SARYANKES 

    TOTAL  KET. KESEHA-

    TAN 

    NON

    KESEHA-

    TAN 

    1  2  3  4  5  6  7   8  

    BEZETTING  346.306  1.058.502  1.622.168  309.191  85.926  3.422.093 

    489

    Instansi 

    PENGHIT. 

    INSTANSI 399.685  1.286.141  2.084.008  464.048  180.108  4.413.990 

    489

    Instansi 

    VERIFIKASI

    BKN 398.930  829.319  1.765.743  393.118  164.894  3.552.004 

    489

    Instansi 

    34

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    41/102

      LAKIP BKN 2013

    35

    DATA STRUK-

    TURAL 

    NON

    STRUK-

    TURAL 

    GURU 

    TENAGA SARYANKES 

    TOTAL  KET. KESEHA-

    TAN 

    NON

    KESEHA-

    TAN 

    1  2  3  4  5  6  7   8  

    KEKURA-

    NGAN (-) 

    KELEBIHAN

    (+) 

    -52.624  +229.183  -143.575  -83.927  -78.968  -129.911 

    Dari tabel 3.6 menunjukkan bahwa bezetting pada tenaga struktural sejumlah

    346.306, sedangkan hasil penghitungan kebutuhan yang dilakukan oleh BKN sejumlah

    398.930 sehingga kekurangan pegawai sebanyak 52.624 pejabat struktural. Untuk

    bezetting  pada Jabatan Fungsional Umum (JFU) sejumlah 1.058.502, sedangkan hasil

    penghitungan (verifikasi) yang dilakukan oleh BKN sejumlah 829.319 sehingga terdapat

    selisih kelebihan pegawai sejumlah 229.183.

    Sedangkan untuk Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) khususnya pada tenaga Guru

    dengan bezetting sejumlah 1.622.168, sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN

    sejumlah 1.765.743, sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 143.575. Untuk

    Jabatan Fungsional Tertentu khususnya pada tenaga Kesehatan dengan bezetting sejumlah

    309.191 sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN sejumlah 393.118 sehingga

    terdapat kekurangan pegawai sejumlah 83.927.

    Untuk tenaga nonkesehatan dengan bezetting sejumlah 85.926 sedangkan hasil

    verifikasi yang dilakukan oleh BKN sejumlah 164.894 sehingga terdapat kekurangan

    pegawai sejumlah 78.968. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa bezetting Pegawai dari

    489 Instansi Daerah adalah sejumlah 3.422.093, sedangkan dari hasil verifikasi yang

    dilakukan oleh BKN kebutuhan pegawai Instansi Daerah tersebut sejumlah 3.552.004

    sehingga terdapat kekurangan sebanyak 129.911 pegawai.

    Angka kekurangan tersebut merupakan akumulasi dari angka kelebihan ataupun

    kekurangan pegawai pada setiap jenis jabatan, dengan pertimbangan apabila dilakukan

    kebijakan redistribusi/reposisi atau promosi jabatan serta pengalihan fungsi yaitu

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    42/102

      LAKIP BKN 2013

    36

    pengangkatan pegawai yang ada dari jabatan fungsional umum menjadi jabatan fungsional

    tertentu sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut.

    Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan PNS Instansi Pusat dan Daerah tersebut,

    bezetting PNS sejumlah 4.357.356 (Instansi Pusat: 935.263 dan Instansi Daerah: 3.422.093)

    dari 565 instansi (Instansi Pusat: 76 dan Instansi Daerah: 489). Sedangkan hasil

    penghitungan PNS yang dilakukan oleh instansi sejumlah 5.615.390 (Instansi Pusat:

    1.201.400 dan Instansi Daerah: 4.413.990) dari 565 instansi. Hasil verifikasi dan validasi

    BKN berdasarkan peraturan yang berlaku dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan PNS

    adalah 4.482.909 (Instansi Pusat: 930.905 dan Instansi Daerah: 3.552.004), sehingga secara

    keseluruhan terdapat kekurangan jumlah PNS sebanyak 125.553 (4.482.909 dikurangi

    4.357.356) dari 565 instansi.

    Untuk penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat pada seluruh instansi baik

    Instansi Pusat maupun Instansi Daerah jika menggunakan parameter luas wilayah, jumlah

    penduduk, dan jumlah PNS, maka dapat diproyeksikan sejumlah 4.650.000 pegawai.

    Penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang dilakukan oleh BKN, digunakan sebagai

    pengendali penetapan tambahan formasi CPNS, menjamin efisiensi anggaran belanja

    pegawai serta dalam rangka terciptanya perencanaan kepegawaian yang efektif dan

    efisien.

    Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan

    sistem pembinaan kinerja yang optimal dapat dilihat pada tabel 3.7

    Sasaran II : Meningkatkan sistem pembinaan kinerja

    an o timal.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    43/102

      LAKIP BKN 2013

    37

    Tabel 3.7

    Capaian Kinerja Sasaran II

    Sasaran II : Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal 

    Indikator Kinerja Utama

    (IKU) 

    2011  2012  2013 

    Target  Realisasi  Target  Realisasi  Target  Realisasi 

    1.  Jumlah instansi

    pemerintah yang telah

    memanfaatkan sistem

    rekrutmen dan promosidengan menggunakan

    alat bantu computer

    (CAT) 

    14  17  20  59  25 73 

    2.  Jumlah pertimbangan

    pengangkatan jabatan

    fungsional analis

    kepegawaian. 

    200  227  300  348  600  770 

    aa..  JJuummllaahh  iinnssttaannssii  ppeemmeerriinnttaahh  yyaanngg  tteellaahh  mmeemmaannf f aaaattkkaann  ssiisstteemm 

    rreekkrruuttmmeenn  ddaann  pprroommoossii  ddeennggaann  mmeenngggguunnaakkaann  aallaatt  bbaannttuu  ccoommppuutteerr 

    ((CCAATT)) 

    Dalam rangka mewujudkan profesionalitas PNS, Undang-Undang Nomor 5 Tahun

    2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah menetapkan beberapa perubahan dalam

    manajemen PNS. Perubahan tersebut membawa konsekuensi bahwa setiap instansi

    pemerintah dituntut untuk memiliki sumber daya manusia (PNS) yang berintegritas dan

    profesional. Profesionalitas PNS antara lain dimulai dari proses rekrutmen. Proses

    rekrutmen dimulai dari mencari dan menemukan pelamar yang memiliki pengetahuan,

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    44/102

      LAKIP BKN 2013

    38

    keterampilan, dan karakteristik pribadi (kognitif maupun non kognitif) yang diperlukan

    dalam pelaksanaan tugas jabatan.

    Grafik 3.6 Jumlah instansi pemerintah yang telah menggunakan

    sistem rekrutmen dan promosi dengan CAT

    Rekrutmen dan seleksi merupakan salah satu fungsi manajemen PNS yang

    strategis. Melalui rekrutmen yang obyektif, transparan, dan akuntabel diharapkan dapat

    diperoleh PNS yang berkualitas, yang mampu melaksanakan tugas secara professional.

    Metode yang telah dan akan terus dikembangkan oleh BKN dalam proses rekrutmen dan

    seleksi adalah sistem rekrutmen berbasis kompetensi dengan CAT, yang merupakan

    penyempurnaan dari sistem rekrutmen yang selama ini berlaku, yang didasarkan atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS. Dengan metode ini

    diharapkan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi berlangsung secara adil bagi peserta tes,

    bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penyelenggaraan rekrutmen dan seleksi

    dengan menggunakan CAT ini selain digunakan dalam seleksi CPNS, juga dapat

    dimanfaatkan dalam proses seleksi untuk pengangkatan dalam jabatan struktural maupun

     jabatan fungsional tertentu.

    Sesuai data pada grafik 3.6, pada tahun 2012 BKN mentargetkan untuk

    memfasilitasi pelaksanaan rekrutmen dengan CAT pada 20 (dua puluh) instansi pusat

    maupun daerah. Dalam realisasinya dapat memfasilitasi pelaksanaan rekrutmen dalam

    pengangkatan jabatan struktural maupun fungsional tertentu pada 59 (lima puluh

    sembilan) instansi pusat maupun daerah sehingga tercapai 295,00%. Pada tahun 2013

    17

    59

    73

    14

    2025

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    45/102

      LAKIP BKN 2013

    39

    terdapat 73 (tujuh puluh tiga) Instansi Pusat maupun Daerah yang menggunakan CAT

    System dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS (lihat lampiran 5).

    Peningkatan capaian kinerja ini merupakan implikasi penyelenggaraan rekrutmen

    dan seleksi dengan CAT mendapat respon positif, baik dari masyarakat maupun instansi

    pemerintah, karena proses rekrutmen/seleksi CPNS dengan CAT ini berlangsung secara

    lebih obyektif, transparan, dan terbebas dari KKN. Penentuan kelulusan hasil

    rekrutmen/seleksi CPNS dengan CAT System  ini didasarkan pada Permenpan dan RB

    Nomor 35 tahun 2013 tentang Nilai Ambang Batas Tes Kompetensi Dasar Seleksi Calon

    Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum Tahun 2013.

    Dengan adanya beberapa permasalahan yang terjadi saat fasilitasi rekrutmen

    CPNS Tahun 2013, beberapa hal peningkatan dan pengembangan yang perlu dilakukan ke

    depan mencakup:

    1) 

    Sosialisasi Standar Operasional dan Prosedur (SOP) sistem rekrutmen berbasis

    kompetensi dengan menggunakan CAT bagi instansi pusat dan daerah.

    2)  Sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung pelaksanaan proses

    rekrutmen dengan CAT, baik instansi pusat maupun daerah.

    3) 

    Sumberdaya manusia (PNS) dalam pengelolaan dan pelaksanaan proses rekrutmen

    dengan CAT, khususnya pada Kantor Regional BKN.

    4)  Jalur komunikasi data berbasis Virtual Private Network   (VPN) yang ada di BKN pusat

    maupun Kantor Regional BKN dalam pendistribusian soal CAT.

    5) 

    Program Aplikasi dan Bank Soal.

    6)  Integrasi dengan sistem lainnya, antara lain identitas tunggal e-KTP, aplikasi SSCN

    (Sistem Seleksi CPNS Nasional) sebagai identitas dalam pendaftaraan peserta test

    CAT.

    bb..  JJuummllaahh  ppeerrttiimmbbaannggaann  ppeennggaannggkkaattaann  j jaabbaattaann  f f uunnggssiioonnaall  aannaalliiss 

    kkeeppeeggaawwaaiiaann 

    Dalam rangka mewujudkan pengelola kepegawaian yang profesional, maka

    dibentuk jabatan fungsional analis kepegawaian. Jabatan fungsional analis kepegawaian

    sangat diperlukan oleh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, disamping jabatan

    fungsional lain yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    46/102

      LAKIP BKN 2013

    40

     jabatan fungsional analis kepegawaian secara kontinu. Pembinaan dan pengembangan

     jabatan fungsional analis kepegawaian dimaksudkan agar dapat memperlancar

    pelaksanaan tugas dibidang manajemen kepegawaian dan pengembangan sistem

    manajemen kepegawaian. Untuk itu, BKN sebagai instansi pembina jabatan fungsional

    analis kepegawaian mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan

     jabatan fungsional analis kepegawaian.

    Sejalan dengan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam perumusan

    kebijakan dibidang pembinaan jabatan fungsional analis kepegawaian, BKN pada tahun

    2013 mentargetkan untuk memberikan pertimbangan pengangkatan dalam jabatan

    fungsional analis kepegawaian kepada 600 (enam ratus) PNS dalam rangka untuk

    memenuhi kebutuhan jabatan fungsional analis kepegawaian pada instansi pusat maupun

    daerah. Dari target yang ditetapkan tersebut, BKN dapat merealisasikan pemberian

    pertimbangan pengangkatan dalam jabatan fungsional analis kepegawaian sebanyak 770

    (tujuh ratus tujuh puluh) PNS. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil penyelenggaraan diklat

    fungsional analis kepegawaian, baik tingkat ahli maupun terampil yang dilaksanakan oleh

    Pusdiklat BKN maupun kerjasama dengan instansi terkait. Dengan kata lain tingkat capaian

    BKN dalam memenuhi kebutuhan jabatan fungsional analis kepegawaian untuk tahun

    2013 mencapai 128,33 %.

    Grafik 3.7 Jumlah pertimbangan pengangkatan

     jabatan fungsional analis kepegawaian

    227

    348

    770

    200

    300

    600

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    47/102

      LAKIP BKN 2013

    41

    Dengan demikian, BKN sampai dengan tahun 2013 telah memberikan

    pertimbangan pengangkatan jabatan analis kepegawaian sebanyak 1.530 (seribu lima

    ratus tiga puluh) PNS. Hal ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah, baik pusat maupun

    daerah menyadari akan pentingnya keberadaan jabatan fungsional analis kepegawaian

    dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

    Diharapkan untuk tahun mendatang, BKN dapat lebih meningkatkan kinerjanya

    dalam memberikan pertimbangan pengangkatan dalam jabatan fungsional analis

    kepegawaian melalui penyelengaaraan Diklat Fungsional Analis Kepegawaian. Dengan

    demikian, pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional analis kepegawaian pada setiap

    instansi pemerintah pusat maupun daerah dapat terpenuhi demi lancarnya

    penyelenggaran manajemen kepegawaian pada setiap instansi.

    Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan

    kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 3.8

    Tabel 3.8

    Capaian Kinerja Sasaran III

    Sasaran III : Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian 

    Indikator Kinerja Utama

    (IKU) 

    2011  2012  2013 

    Target  Realisasi  Target  Realisasi  Target  Realisasi 

      Jumlah rumusan

    peraturan perundang-

    undangan yang

    diselesaikan. 

    15  39  11  27  15 33 

    Sasaran III : Meningkatkan kualitas rumusan

    erundan -undan an ke e awaian.

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    48/102

      LAKIP BKN 2013

    42

      JJuummllaahh rruummuussaann ppeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann yyaanngg ddiisseelleessaaiikkaann 

    Peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian merupakan kebijakan

    pemerintah yang disusun dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden

    (Perpres), Peraturan Kepala (Perka) BKN, dan termasuk juga Keputusan Kepala (Kepka)

    BKN. Kebijakan Pemerintah tersebut juga merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-

    Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun

    1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dan merupakan instrumen dalam

    penyelenggaraan manajemen kepegawaian.

    Grafik 3.8 Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan

    yang diselesaikan.

    Penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian ini

    seyogyanya disusun dengan mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis.

    Terlebih lagi dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah sedang melaksanakan agenda

    reformasi. Oleh karena itu, dalam penyusunannya harus memperhatikan faktor-faktor

    yang mempengaruhi dalam penyelenggaraan manajemen kepegawaian. Disamping itu,

    dalam penyusunan kebijakan, juga harus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait,

    terutama dalam pembahasan dan harmonisasi mengenai substansi maupun konstruksi

    peraturan perundang-undangan, agar dapat dihasilkan suatu kebijakan yang lengkap dan

    berkualitas. Dengan demikian, diharapkan BKN dapat menyusun peraturan perundang-

    39

    27

    33

    15

    11

    15

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    2011 2012 2013

    Realisasi

    Target

  • 8/17/2019 LAKIP BKN 2014

    49/102

      LAKIP BKN 2013

    43

    undangan dibidang kepegawaian yang dapat mewujudkan PNS yang berkualitas dan

    memiliki kemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab

    dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan serta bersih dan bebas

    dari KKN.

    Sesuai data grafik 3.8, BKN pada tahun 2013 mentargetkan untuk merumuskan

    dan menetapkan sebanyak 15 (lima belas) naskah rumusan peraturan perundang-

    undangan bidang kepegawaian. Dalam pelaksanaannya, rumusan peraturan perundang-

    undangan yang dapat dirumuskan dan ditetapkan menjadi peraturan perundang-undangan

    bidang kepegawaian sebanyak 33 (tiga puluh tiga) naskah dalam bentuk PP, Perpres, dan

    Perka BKN. Dengan kata lain Capaian Kinerja BKN dalam penyusunan peraturan

    perundang-undangan bidang kepegawaian mencapai 220%.

    Capaian kinerja BKN tahun 2013 sesuai dengan Renstra BKN tahun 2010-2014

    adalah sebanyak 33 (tiga puluh tiga) naskah peraturan yang ditetapkan menjadi peraturan

    perundang-undangan bidang kepegawaian. Hal ini menunjukkan bahwa BKN dapat

    dikatakan berhasil dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi, karena dalam setahun

    mampu menyelesaikan penyempurnaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan

    bidang kepegawaian sebanyak 33 (tiga puluh tiga) naskah yang dimanfaatkan dalam rangka

    penyelenggaraan manajemen kepegawaian.

    Rumusan Kebijakan yang diselesaikan BKN dan telah ditetapkan menjadiperaturan perundang-undangan bidang kepegawaian selama tahun 2013 sebagaimana

    disebutkan diatas meliputi:

    a.  Bidang Perencanaan dan Pengadaan PNS.

    Kebijakan dibidang perencanaan dan pengadaan PNS yang telah dirumuskan dan

    ditetapkan yaitu:

    1)  Perka BKN No. 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun

    2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

    2)  Perka BKN No. 16 Tahun 2013 tentang Pemberian Seri, Kode dan Nomor Karpeg PNS,

    Karis PNS dan Karsu PNS.

    Kebijakan tersebut disusun dalam rangka memperoleh PNS